pola perilaku pengguna internet dalam mengonsumsi...
TRANSCRIPT
POLA PERILAKU PENGGUNA INTERNET DALAM
MENGONSUMSI DAN MENYEBARLUASKAN BERITA DAN
INFORMASI PADA GENERASI X, Y, DAN Z
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Rizka Maulidina
NIM. 11150510000143
PROGRAM STUDI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2020 M
i
ABSTRAK
Rizka Maulidina (NIM) 11150510000143, Pola Perilaku
Pengguna Internet Dalam Mengonsumsi dan Menyebar-
luaskan Berita dan Informasi Pada Generasi X, Y, dan Z,
2020
Berkembangnya tekhnologi informasi 4.0 memberikan
kemudahan mengakses berita dan informasi di internet. Semua
lapisan masyarakat baik anak-anak hingga lansia dapat
mengakses berita dan informasi melalui internet dengan mudah,
Riset ini bermaksud menguji kemampuan setiap generasi
dalam mengakses berita dan informasi online, mengetahui
perbedaan berita dan generasi, serta dapat membedakan berita
asli dan hoaks.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori
Stimulus Organizm Respons (SOR) yang dipopulerkan oleh
Hotland. Teori tersebut menyatakan bahwa media massa
menimbulkan efek yang terarah, segera, dan langsung terhadap
komunikan. Stimulus Response Theory atau S-R theory. Model
ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi-
reaksi.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif.
Tekhnik pengambilan data dilakukan dengan metode survey atau
menggunakan angket penelitian. Peneliti telah membatasi
responden yang membaca berita dan infromasi melalui media
online. Jumlah responden penelitian ini sebanyak 116 orang dari
generasi x, y, dan z di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Jakarta.
Temuan riset ini adalah tidak adanya perbedaan disetiap
generasi dalam mengakses internet, tidak ada perbedaan disetiap
generasi dalam membedakan berita dan infromasi, dan terdapat
berbedaan setiap generasi dalam mememahami berita asli dan
hoaks.
Tidak adanya perbedaan dapat dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan dan akses internet yang sama. Selain itu, pemilihan
populasi yang homogen membuat pola konsumsi yang sama.
Kata Kunci: Konsumsi Internet, Penyebaran Berita dan
Informasi, Teori SOR
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrihmanirrohim
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya serta kekuatan kepada penulis sehinnga
dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul: “Pola Perilaku
Pengguna Internet Dalam Mengonsumsi dan Menyebarluaskan
Berita dan Informasi Pada Generasi X, Y, dan Z”. Sholawat serta
salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
teladan bagi insan di muka bumi.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi
syarat guna mencapai gelar Sarjana Sosial di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari
sepenuhnya banyak pihak yang telah membantu dalam proses
penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan skripsi ini, terutama kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Dr.
Suparto, M.Ed., Wakil Dekan I Bidang Akademik Dr. Siti
Napsiah, MSW., Wakil Dekan II Bidang Administrasi
Umum Dr. Ruli Nasrullah, M.Si dan Wakil Dekan III
Bidang Kemahasiswaan Drs. Cecep Castrawijaya, MA.
2. Ketua Program Studi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, Kholis Ridho, M.Si dan Sekretaris
Program Studi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA.
iii
3. Dosen pembimbing skripsi, Kholis Ridho, M.Si yang
telah meluangkan waktu sibuknya untuk membimbing
peneliti dan ilmunya yang bermanfaat untuk kelancaran
pengerjaan skripsi imi.
4. Para dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
yang telah memberikan dedikasinya sebagai pengajar
yang memberikan berbagai pengarahan, ilmu yang
bermanfaat, pengalaman, serta bimbingan kepada peneliti
selama peneliti mengikuti kegiatan perkuliahan.
5. Seluruh Staff dan Karyawan Tata Usaha Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah membantu
penulis dalam pembuatan surat-menyurat.
6. Bapak Edi Suharli dan Ibu Yakomina selaku orang tua
penulis yang selalu memberi semangat, do’a terbaik untuk
penulis, serta dukungan moril maupun materil untuk
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih sudah bersabar
menunggu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Adik saya Riftya Mauliddiba yang telah memberi
semangat dan dukungan kepada penulis.
8. Sahabat terbaik saya, Muhamad Riski yang telah memberi
dukungan, semangat, do’a dan motivasi kepada penulis
dalam menjalani lika-liku penelitian skripsi ini.
9. Awanda Noviani, Dewi Rahmayuni, Ineike Pramestiya,
Umi Lailatul Baroroh, dan teman-teman Jurnalistik 2015
yang selalu berbagi informasi kepada penulis.
10. Sahabat-sahabat belajar Al-Quran, Nurul Azizah Utami,
Kak Sinta Amelia, Kak Yuniar Saraswati Rahman, Kak
iv
Weni, Kak Icha, Kak Rita yang sudah menjadi saudara,
dengan izin-Nya, semesta mendukung atas pertemuan kita
semua. Terima kasih untuk semua masukan, nasihat,
dukungan, dan diskusi bersama penulis (terutama dalam
rangka menghadapi ujian skripsi ini).
11. Sahabat-sahabat dari keluarga besar UKM Resimen
Mahasiswa “Wira Dharma” UIN Jakarta khususnya
kepada Puteri Tonisa, Umi Chomsiatun, dan Himmatul
Mu’fida yang masih menerima segala kekurangan penulis
dan dukungan serta do’a kepada penulis.
12. Sahabat saya Anggita, Karina, dan Nunu yang
memberikan semangat kepada penulis dan tempat
berkeluh kesah dalam menjalani skripsi ini.
13. Untuk semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu-
persatu karna keterbatasan penulis, namun penulis sangat
berterima kasih. Semoga Allah membalas semua kebaikan
keluarga dan sahabat tercinta.
Jakarta, 16 Juli 2020
Rizka Mauldina
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................ vii
DAFTAR GAMBAR DAN DIAGRAM ............................ x
BAB I PENDAHULUAN ................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................... 1
B. Batasan Masalah....................................................... 5
C. Rumusan Masalah .................................................... 5
D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ................. 5
E. Sistematika Penulisan ............................................... 6
F. Sistematika Penulisan ............................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................... 11
A. Teori Perilaku ......................................................... 11
B. Motif Pengguna Media ........................................... 13
C. Teori Stimulus Organizm Respons .......................... 15
D. Teori Techno Culturalizm ....................................... 19
E. Teori Generasi ........................................................ 24
F. Media Internet ........................................................ 29
G. Berita dan Informasi ............................................... 30
H. Kerangka Pemikiran ............................................... 40
BAB III METODE PENELITIAN .................................. 41
A. Paradigma Penelitian .............................................. 41
vi
B. Pendekatan dan Metode Penelitian ......................... 42
C. Jenis Penelitian ....................................................... 43
D. Waktu dan Tempat Penelitian ................................. 43
E. Populasi dan Sampel .............................................. 44
F. Teknik Pengambilan Sampel .................................. 47
G. Variabel Penelitian ................................................. 47
H. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................ 51
I. Teknik Pengumpulan Data ..................................... 58
J. Instrumen Penelitian ............................................... 59
K. Hipotesis Penelitian ................................................ 62
L. Uji Instrumen ......................................................... 62
M. Teknik Analisis Data .............................................. 64
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................... 69
A. Profil Responden .................................................... 69
B. Temuan Penelitian .................................................. 77
C. Pembahasan ........................................................... 91
D. Keterbatasan Penelitian .......................................... 97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................ 99
A. Kesimpulan ............................................................ 99
B. Saran .................................................................... 100
DAFTAR PUSTAKA ..................................................... 102
LAMPIRAN ................................................................... 109
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pengelompokan Generasi ................................... 25
Tabel 2.2 Perbedaan Informasi dengan Berita dan Pers dengan
Sosial Media ...................................................................... 34
Tabel 3.1 Jumlah Populasi Dosen serta Mahasiswa Jurnalistik
dan KPI UIN Jakarta .......................................................... 45
Tabel 3.2 Jumlah Sampel Generasi X, Y, dan Z ................. 46
Tabel 3.3 Definisi Operasional dan Indikator Penelitian ..... 52
Tabel 3.4 Kuisioner dan Skala Pengukuran Frekuensi, Durasi
dan Atensi .......................................................................... 53
Tabel 3.5 Kuisioner dan Skala Pengukuran Konsumsi
Internet .............................................................................. 54
Tabel 3.6 Kuisioner dan Skala Pengukuran Menyebarluaskan
Berita dan Informasi .......................................................... 55
Tabel 3.7 Kuisioner dan Skala Pengukuran Perbedaan Berita
dan Informasi serta Berita dan Informasi Asli dan Hoaks ... 56
Tabel 3.8 Skala Likert Negatif ........................................... 59
Tabel 3.9 Skala Likert Negatif ........................................... 60
Tabel 3.10 Item Pertanyaan dalam Angket ......................... 60
Tabel 3.11 Item Pertanyaan dalam Angket ......................... 61
Tabel 3.12 Item Pertanyaan dalam Angket ........................ 61
Tabel 3.13 Tingkat Reabilitas Berdasarkan Nilai Alpha ..... 64
viii
Tabel 3.14 Koefisien Korelasi ............................................ 68
Tabel 4.1 Data Responden Berdasarkan Perbedaan
Generasi............................................................................. 70
Tabel 4.2 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...... 71
Tabel 4.3 Data Responden Berdasarkan Status/Pekerjaan ... 71
Tabel 4.4 Data Responden Berdasarkan Suku/Etnis ........... 72
Tabel 4.5 Data Responden Berdasarkan Organisasi
Keislaman .......................................................................... 72
Tabel 4.6 Tahun Awal Menggunakan Internet Lintas Generasi
.......................................................................................... 74
Tabel 4.7 Durasi Penggunaan Internet Lintas Generasi ....... 76
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Akses Internet ........ 77
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Variabel Konsumsi Internet .. 78
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Penyebaran Berita. 80
Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Variabel Pemahaman Perbedaan
Berita dan Informasi .......................................................... 82
Tabel 4.112 Hasil Uji Validitas Variabel Pemahaman Berita
Valid dan Hoaks ................................................................ 84
Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Aktivitas
Internet .............................................................................. 86
Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Konsumsi
Internet .............................................................................. 86
Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Penyebaran
Berita ................................................................................. 87
Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Pemahaman
Perbedaan Berita dan Informasi ......................................... 87
ix
Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Pemahaman
Berita Valid dan Hoaks ...................................................... 88
Tabel 4.18 Tabel Uji Normalitas ........................................... 88
Tabel 4.19 Tabel Uji One Way Anova .................................. 90
x
DAFTAR GAMBAR DAN DIAGRAM
Gambar 2.1 Teori S-O-R .................................................... 19
Diagram 4.1 Tahun Awal Menggunakan Internet ............... 73
Diagram 4.2 Perangkat yang Digunakan Untuk Mengakses
Internet .............................................................................. 74
Diagram 4.3 Durasi Penggunaan Internet ........................... 75
Diagram 4.4 Link atau Portal yang Sering Digunakan Untuk
Mengakses Berita atau Informasi ....................................... 76
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era teknologi informasi seperti saat ini, internet
menjadi medium yang diakses warga untuk memenuhi kebutuhan
informasi sehari-hari. Perkembangan teknologi web 2.0 pada
internet telah memberikan dampak signifikan bagi individu, yaitu
desentralisasi produksi hingga diseminasi informasi. Artinya
bahwa setiap individu dapat memproduksi hingga menyebarkan
informasi melalui internet. Ketersediaan informasi semakin
berlimpah meski pemerataan akses belum tercapai sepenuhnya.
Hal ini menjadi tantangan yang berat bagi pemerintah dalam
menyediakan informasi publik di tengah jutaan informasi yang
tersebar di internet.1
Media baru atau new media merupakan istilah yang
dipakai untuk semua bentuk media komunikasi massa yang
berbasis teknologi komunikasi dan informasi. Media baru yang
memiliki ciri tersebut adalah internet. Internet adalah jaringan
kabel dan telepon satelit yang menghubungkan komputer.2
Menurut Khoirunnisa (2014), new media atau
1 Vience Mutiara Rumata, perilaku pemenuhan dan penyebaran informasi
publik bagi masyarakat kota dan desa, Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 20
No. 1, Juli 2017 2 John Vivian, Teori Komunikasi Massa, edisi Kedelapan (The Media of
Mass Communication, 8th edition). Terj.Tri Wibowo B.S. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2018
2
media baru mengaplikasikan teknologi Web 2.0 yang sangat
mendukung perkembangan media sehingga banyak media lama
yang melakukan transformasi menuju media baru.3
Terbukti dari data statistik Asosiasi Penyelenggara Jasa
Internet Indonesia (APJII) tahun 2018, pengguna internet di
Indonesia mencapai 171.170.000 jiwa dari total populasi
penduduk indonesia yang mencapai 264.160.000 jiwa.4 Internet
dinikmati mulai dari anak-anak hingga lansia tanpa mengenal
usia dan jenjang generasi, tingkat pengguna internet tertinggi
pada usia 15-19 tahun dengan jumlah pengguna 910%, usia 20-24
tahun sebanyak 88,5%, selanjutnya usia 35-39 tahun sebanyak
68,5% dan presentase pengguna internet paling rendah usia lebih
dari 54 tahun dengan 40%.5
Terciptanya internet menjadi hal yang sangat berarti bagi
berbagai aspek kehidupan manusia. Internet juga melahirkan
dunia baru yang memiliki pola, corak, perilaku dan karakteristik
yang berbeda dengan dunia nyata. Perbedaan ini juga di
pengaruhi oleh usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan level
pendapatan ekonomi.6
Perbedaan usia atau generasi menciptakan perbedaan
pola, corak, perilaku dan karakteristik dalam berinternet.
Perbedaan karakteristik yang paling signifikan antara generasi X
(1930 – 1980), Y (1981-1995) dan Z (1996-2010) adalah
3 Khoirunnisa (2014). Pengaruh Twitter Ridwan Kamil Terhadap Sikap
Followers. 4 APJII, Penetrasi dan perilaku pengguna internet indonesia, tahun 2018 5 APJII, Penetrasi dan perilaku pengguna internet indonesia, tahun 2018 6 APJII, Penetrasi dan perilaku pengguna internet indonesia, tahun 2018
3
penguasaan informasi dan teknologi. Bagi generasi Z, informasi
dan teknologi adalah hal yang sudah menjadi bagian dari
kehidupan mereka, karena mereka lahir dimana akses terhadap
internet sudah menjadi budaya global, sehingga berpengaruh
terhadap nilai dan pandangan tujuan hidup mereka. Pada tahun
ini, rata-rata di dunia pendidikan, generasi yang paling banyak
sedang menempuh jenjang perkuliahan adalah generasi milenial.7
Dimana generasi milenial biasanya menyukai sesuatu
yang out of the box, sangat suka tantangan dan penghargaan.
Mereka cenderung overconfidence, berani mengungkapkan
pendapat, baik langsung ataupun lewat media sosial. Generasi ini
(milenial) tumbuh seiring dengan munculnya berbagai terobosan
baru dalam teknologi komunikasi, dari mulai SMS, E mail ,
aplikasi Instant Messaging seperti BBM, Whatsapp, Line, dan
berbagai bentuk komunikasi tertulis lainnya. Bentuk komunikasi
tertulis dirasa lebih nyaman dan tepat oleh generasi milenial.
Generasi milenial juga cenderung menciptakan lingkungan
kuliah, kerja dan percakapan sehari-hari yang tidak terlalu
formal.8 Hal ini menunjukkan bahwa milenial lebih menyukai
7 (2015). The Generation Guide - Millennials, Gen X, Y, Z and Baby
Boomers. Diakses dari http://fourhooks.com/marketing/thegeneration-guide-
millennials-gen-x-y-z-and-baby-boomers-art5910718593/ 8 (2015). The Generation Guide - Millennials, Gen X, Y, Z and Baby
Boomers. Diakses dari http://fourhooks.com/marketing/thegeneration-guide-
millennials-gen-x-y-z-and-baby-boomers-art5910718593/
4
semua bentuk komunikasi yang lebih bersahabat dan nada bicara
yang lebih akrab.9
Internet sangat berpengaruh bagi aspek kehidupan
manusia, internet sudah dimanfaatkan dari berbagai bidang
pekerjaan, mulai dari pendidikan, politik, ekonomi, bisnis dan
lain-lain. Sangat banyak dampak baik yang di berikan internet
bagi manusia yaitu mempermudah komunikasi, menghemat
waktu dan tenaga dalam beromunikasi, belanja online,
mengingkatkan prestasi belajar siswa, mencari referensi dan
jurnal online, meningkatkan kreativitas individu dan masih
banyak lagi.10
Selain memiliki dampak positif, internet juga
memiliki dampak negatif yaitu konten dewasa, menampilkan sisi
kekejaman, penipuan dan penyebaran berita palsu atau hoaks.11
Permasalah yang timbul dari penggunaan media sosial
saat ini adalah banyaknya hoax yang menyebar luas, bahkan
orang terpelajar pun tidak bisa bedakan mana berita yang benar,
advertorial dan hoax. Penyebaran tanpa dikoreksi maupun
dipilah, pada akhirnya akan berdampak pada hukum dan
informasi hoax-pun telah memecah belah publik.12
Masyarakat diharapkan lebih bijak dalam memanfaatkan
media sosial. Misalnya, memastikan terlebih dahulu keakuratan
9 (2015). The Generation Guide - Millennials, Gen X, Y, Z and Baby
Boomers. Diakses dari http://fourhooks.com/marketing/thegeneration-guide-
millennials-gen-x-y-z-and-baby-boomers-art5910718593/ 10 https://dosenit.com/jaringan-komputer/internet-dampak-positif-dan-
negatif-internet/ diakses pada hari Rabu, 11 Desember, Pukul 13:10 wib 11 https://qwords.com/blog/dampak-positif-dan-negatif-internet/ diakses
pada hari Rabu, 11 Desember 2019, Pukul 13:00 wib 12 Dedi Rianto Rahadi, perilaku pengguna dan informasi hoax di media
sosial, Jurnal menejemen dan kewirausahaan, Vol. 5, no. 1, Tahun 2017, h.59
5
konten berita dan informasi yang akan dibagikan, mengklarifikasi
kebenarannya, memastikan manfaatnya, baru kemudian
menyebarkannya.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang peneliti paparkan
di atas, peneliti membatasi pada perilaku penggunaan internet
dalam mengonsumsi dan menyebarluaskan berita dan informasi
pada generasi x, y dan z di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Jakarta.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan judul yang sudah di paparkan, maka pola
perilaku penggunaan internet pada generasi x, y dan z dengan
menjawab pertanyaan sebagai berikut:
a. Apakah terdapat perbedaan aktivitas mengonsumsi
internet pada generasi x, y dan z?
b. Apakah terdapat perbedaan aktivitas menyebarkan berita
dan informasi pada generasi x, y, dan z?
c. Apakah terdapat perbedaan generasi x, y dan z dalam
memahami perbedaan berita dan informasi serta
menganalisa berita asli dan hoaks?
D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok penelitian di atas maka penelitian
ini bertujuan untuk:
a. Mengetahui perbedaan aktivitas mengonsumsi internet
pada generasi x, y, dan z
6
b. Mengetahui perbedaan aktivitas menyebarkan berita
dan informasi pada generasi x, y, dan z
c. Mengetahui perbedaan generasi x, y dan z dalam
memahami berita dan informasi serta menganalisa
berita asli dan hoaks
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini di harapkan dapat berguna untuk peneliti
selanjutnya sebagai tambahan referensi bahan pustaka,
khususnya untuk penelitian techno culturalizm.
b. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat
untuk mendalami perilaku internet dan perilaku online
di kalangan dosen dan mahasiswa.
E. Tinjauan Kajian Terdahulu
Tinjauan dan kajian terdahulu adalah melihat dan
membandingkan pembahasan dari teori penelitian ini dengan
teori penelitian lain. Dalam menentukan judul penelitian yang
berkenaan dengan masalah penelitian yang diambil, maka
sebelumnya dilakukan kajian terdahulu dengan buku, skripsi,
riset, jurnal yang sejenisnya sama dengan masalah yang
berkaitan. Hal ini dilakukan untuk mencari referensi atau kasaran
penelitian yang sama. Adapun kajian terdahulu yang digunakan
adalah sebagai berikut:
1. Wisnu Ginanjar (NIM) 111 11 105 Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Agama Islam, Institut
7
Agama Islam Negeri (IAIN) Tahun 2016 dalam
skripsinya yang berjudul “Hubungan Antara
Intensitas Penggunaan Internet Dengan Perilaku
Sosial Siswa Jurusan Multimedia SMK Saraswati
Salatiga Tahun 2015” meneliti bahwa terdapat
hubungan antara intensitas penggunaan internet
denagn prilaku sosial siswa diperoleh hasil rxysebesar
0,558, menunjukan bahwa r hitung lebih besar dari r
tabel. Selanjutnya setelah diuji dengan menggunakan
rumus product moment denan N 30 pada taraf 1%
maka ro>rt (0,558>0,463).
2. Dedi Rianto Rahadi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Presiden, dalam Jurnal Menejemen dan
Kewirausahaan Tahun 2017 yang Berjudul “Perilaku
Pengguna Dan Informasi Hoaks Di Media Sosial”
meneliti bahwa Informasi Hoax sengaja dibuat untuk
mempengaruhi publik dan kian marak lantaran faktor
stimulan seperti isu sosial politik dan SARA, namun
penerima hoax cukup kritis karena mereka telah
terbiasa untuk memeriksa kebenaran berita. Ini
artinya sudah bagus, tinggal bagaimana mencegah
kelompok silent majority berpindah ke haters.
Pencegahan kuatnya arus informasi hoax dapat
dilakukan dengan meningkatkan literasi masyarakat
melalui peran aktif pemerintah, pemuka masyarakat
dan komunitas, menyediakan akses yang mudah
kepada sumber informasi yang benar atas setiap isu
8
hoax, melakukan edukasi yang sistematis dan
berkesinambungan serta tidakan hukum yang efektif
bagi penyebarnya.
3. Irlin Maya Afisa (NIM) 142214175 Mahasiswi
program studi Menejemen, Jurusan Menejemen,
Fakultas Ekonomi, Universitas Santa Dharma
Yogyakarta Tahun 2018 dalam skripsinya yang
berjudul “Perbedaan Minat Beli Online Generasi X,
Y, dan Z” meneliti bahwa rata-rata dari ketiga
generasi yang diteliti, responden yang paling banyak
berjenis kelamin perempuan 80% dan Generasi Y
memiliki minat beli online yang lebih besar
dibandingkan dengan generasi X dan Z.
4. Anis Fakhrunnisa, Endang Siti Astuti dan Heru Susilo
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
Malang dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh
Persepsi Kemanfaatan dan Sikap Pengguna Terhadap
Minat Menggunakan Internet (Studi Pada Tenaga
Kependidikan Di Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya Malang)” meneliti bahwa
penelitian menunjukan bahwa variabel kemanfaatan
penggunaan internet (X) memiliki pengaruh secara
langsung terhadap sikap pengguna internet (Z). Ini
dibuktikan dengan besarnya peningkatan sebesar
0,738. Semakin banyak manfaat yang dirasakan
responden, maka akan mempengaruhi sifat responden
seperti senang dalam menggunakan internet. Hasil
9
penelitian menunjukan bahwa variabel persepsi
kemanfaatan penggunaan internet (X1) berpengaruh
positif terhadap minat penggunaan internet (Y) ini
dibuktikan dengan besarnya koefisien path sebesar
0,818. Tenaga kependidikan sebagai responden
selalau mendahulukan aspek kemanfaataan dalam
memotivasi dirinya untuk tetap menggunakan
internet. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel
sikap pengguna internet (Z) berpengaruh positif
terhadap minat perilaku menggunakan internet (Y) ini
dibuktikan dengan besarnya angka koefisien regresi
sebesar 0,723 dan mempunyai pengaruh yang
signifikan.
5. Debra Benita Shaw dengan bukunya yang berjudul
“The Key Concepts Technoculture” membicarakan
tentang pengenalan suatu kajian milenium baru yang
di sebut „teknokultur‟. Dampak perkembangan
teknologi informasi menghasilkan arus milenium
baru kajian interdisipliner antara teknologi informasi
dan kaitannya dengan media, seni, politik, budaya,
dan kebijakan pada banyak perguruan tinggi dunia,
teutama di Amerika.
F. Sistematika Penulisan
Supaya pembahasan dalam penulisan skripsi ini tersusun
secara sistematis, maka penulis membagi atas lima bab secara
terperinci, yaitu:
10
BAB I PENDAHULUAN Memaparkan tentang
latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian dan manfaat penelitian
dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menguraikan
tentang perilaku internet, techno
culturalizm, konvergensi media dan
generasi baru.
BAB III METODE PENELITIAN Memuat
tentang populasi dan sampel, tempat, dan
waktu penelitian, sumber data, uji validasi,
validasi item, validasi hasil.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini
peneliti akan mengemukakan profil
responden, hasil penelitian dan pembahasan
hipotesis, yakni pola perilaku pengguna
internet dalam mengonsumsi dan menyebar
luaskan berita dan informasi pada generasi
X, Y, dan Z.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Terdiri dari
kesimpulan dari peneliti yang telah
dilakukan serta lampiran-lampiran sebagai
bahan pelengkap. Dalam bab ini juga
ditampilkan saran terhadap permasalahan
yang muncul dalam rangka memenuhi
tujuan dan manfaat penelitian.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
A. Perilaku
1. Pengertian Perilaku
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) perilaku
adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau
lingkungan.1
Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam
pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang
terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan.2
Perilaku merupakan respon atau reaksi seorang individu terhadap
stimulus yang berasal dari luar ataupun dari dalam dirinya.3
Perilaku merupakan reaksi seseorang terhadap
lingkungannya. Reaksi manusia bisa dalam bentuk bermacam-
macam yang pada hakikatnya di golongkan menjadi dua, yaitu
dalam bentuk pasif (tanpa tindakan nyata atau abstrak) dan dalam
bentuk aktif (dengan tindakan konkret).4
Menurut Skinner perilaku merupakan respon atau reaksi
seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar.
1 Baca Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Perilaku; tanggapan atau
reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan 2 Sarlito Sawarno w, Psikilogi Remaja (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2004) hal. 71 3 Soekidjo Notoatmodjo, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan (Jakarta:
Rineka Cipta, 2003) hal. 33 4 Bambang Syamsul Arifin, Psikologi Sosial (Bandung: CV. Pustaka
Setia, 2015) hal. 2
12
Oleh karena itu, perilaku ini terjadi melalui proses adanya
stimulus terhadap organisme dan kemudian organisme tersebut
merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau
Stimulus-Organizm-Respons.5
2. Aspek-aspek perilaku
Menurut Abu Achmadi, Perilaku mempunyai 3 aspek,
yaitu:6
a) Aspek Kognitif: berkaitan dengan gejala mengenai
pikiran. Aspek ini berwujud pengolahan, pengalaman, dan
keyakinan serta harapan individu tentang objek atau
kelompok objek tertentu, aspek ini berupa pengetahuan,
kepercayaan atau pikiran yang didasarkan pada informasi
yang berkaitan dengan objek.
b) Aspek afektif: berwujud proses yang berkaitan dengan
perasaan tertentu, seperti ketakutan, kedengkianm simpati,
antipati, dan sebagainya yang ditunjukkan pada objek-
objek tertentu.
c) Aspek konatif: berwujud proses tendensi atau
kecenderungan untuk berbuat suatu objek, misalnya
kecenderungan memberi pertolongan, menjauhkan diri
dan sebagainya.
5 Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan
Masyarakat. (Jakarta: Rineka Cipta, 2003.) Cet. ke-2 6 Bambang Syamsul Arifin, Psikologi Sosial (Bandung: CV. Pustaka
Setia, 2015) hal. 127-128
13
B. Motif Pengguna Media
Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai
motif tertentu. Motif merupakan suatu pengertian yang meliputi
semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam
diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu.7
Motivasi adalah sebab, alasan dasar, pikiran dasar,
dorongan bagi seseorang untuk berbuat atau ide pokok yang
selalu berpengaruh besar terhadap tingkah laku manusia. Dengan
kata lain motivasi adalah dorongan terhadap seseorang agar mau
melaksanakan sesuatu. Dorongan disini adalah desakan alami
untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan hidup.
Dalam definisi tersesbut motif jika dihubungkan dengan
konsumsi media berarti segala alasan dan dorongan dalam diri
manusia yang menyebabkan seseorang menggunakan media dan
tujuannya menggunakan media tersebut. Seleksi terhadap media
yang dilakukan oleh khalayak disesuaikan dengan kebutuhan dan
motif.8 Membagi motif penggunaan media oleh individu ke
dalam empat kelompok, yaitu sebagai berikut :
1. Motif Informasi
a) Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang
berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat,
dan dunia.
b) Mencari bimbingan berbagai masalah praktis,
pendapat, dan hal-hal yang berkaitan dengan
penentuan pilihan
c) Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum
d) Belajar, pendidikan diri sendiri
7 Ardianto, dan Erdinaya, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar
(Bandung: Simbiosa Rekatama, 2005) cet. Kedua 8 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa (Jakarta: Erlangga, 1991)
14
e) Memperoleh rasa damai melalui penambahan
pengetahuan
2. Motif Identitas Pribadi
a) Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi
b) Menemukan model perilaku
c) Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain dalam
media
d) Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri
3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial
a) Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain
b) Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan
meningkatkan rasa memiliki
c) Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial
d) Memperoleh teman selain dari manusia
e) Membantu menjalankan peran sosial
f) Memungkinkan diri untuk dapat menghubungi sanak
keluarga, teman, dan masyarakat
4. Motif Hiburan
a) Melepaskan diri dari permasalahan
b) Bersantai
c) Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis
d) Mengisi waktu
e) Penyaluran emosi
f) Membangkitkan gairah seks9
Jadi individu-individu mengkonsumsi media massa
karena didorong oleh motif-motif tertentu yang dicarikan
pemuasannya melalui media tertentu pula, meski betapa pun
kecilnya pemuasan yang dapat dilakukan media tersebut. Dari
berbagai motif yang mendorong dalam mengkonsumsi media,
akan tumbuh semacam harapan yang dicarikan pemuasannya
melalui media tersebut.10
Menemukan bahwa alasan atau
motivasi orang mengkonsumsi media dapat dikelompokkan
9 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa (Jakarta: Erlangga, 1991) 10 Morissan, Psikologi Komunikasi (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010) hal.
270
15
kedalam sejumlah kategori yaitu untuk menghabiskan waktu,
sebagai teman (companionship), memenuhi ketertarikan
(excitement), pelarian, kesenangan, interaksi sosial, memperoleh
informasi, dan untuk mempelajari konten media tertentu.
Rosengren mendefinisikan kebutuhan sebagai
infrastruktur biologis dan psikologis yang menjadi landasan bagi
semua perilaku sosial manusia dan bahwa sejumlah besar
kebutuhan biologis dan psikologis menyebabkan kita beraksi dan
bereaksi.11
Kebutuhan berasal dari “pengalaman sosial” dan
bahwa media massa sekalipun kadang-kadang dapat membantu
membangkitkan khalayak ramai suatu kesadaran akan kebutuhan
tertentu yang berhubungan dengan situasi sosialnya.12
C. Teori S-O-R
Dimulai pada tahun 1930-an, lahir suatu model klasik
komunikasi yang banyak mendapat pengaruh teori psikologi,
Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Objek
material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama yaitu
manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap,
opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi.13
Asumsi dasar dari model ini adalah: media massa
menimbulkan efek yang terarah, segera, dan langsung terhadap
komunikan. Stimulus Response Theory atau S-R theory. Model
11 James Lull, Media Komunikasi Kebudayaan (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 1998) hal. 117 12 James Lull, Media Komunikasi Kebudayaan, hal. 117 13 Onong Uchjana Effendi, Ilmu, Teori dan Filasafat Komunikasi
(Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003) hal. 254
16
ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi-
reaksi.14
Artinya model ini mengasumsikan bahwa kata-kata
verbal, isyarat non verbal, simbol-simbol tertentu akan
merangsang orang lain memberikan respon dengan cara tertentu.
Pola S-R ini dapat berlangsung secara positif atau negatif; misal
jika orang tersenyum akan dibalas tersenyum ini merupakan
reaksi positif, namun jika tersenyum dibalas dengan palingan
muka maka ini merupakan reaksi negatif. Model inilah yang
kemudian mempengaruhi suatu teori klasik komunikasi yaitu
Hypodermic Needle atau teori jarum suntik. Asumsi dari teori
inipun tidak jauh berbeda dengan model S-R, yakni bahwa media
secara langsung dan cepat memiliki efek yang kuat tehadap
komunikan. Artinya media diibaratkan sebagai jarum suntik besar
yang memiliki kapasitas sebagai perangsang (S) dan
menghasilkan tanggapan (R) yang kuat pula.
Menurut stimulus response ini, efek yang ditimbulkan
adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga
seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian
antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam
model ini adalah:15
1. Pesan (stimulus, S) = rangsangan = dorongan
2. Komunikan (organism, O) = manusia
3. Efek (Response, R) = reaksi = tanggapan = jawaban =
pengaruh = akibat16
14 Sasa Djuarsa Sendjadja, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2007) hal. 3.24 15 Onong Uchjana Effendi, Ilmu, Teori dan Filasafat Komunikasi
(Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003) hal. 254 16 Hoeta Soehoet, Teori Komunikasi 2 (Jakarta: IISIP, 2002) hal. 26
17
Hosland, et al (1953) mengatakan bahwa proses
perubahan perilaku pada hakekatnya sama dengan proses belajar.
Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses
belajar pada individu yang terdiri dari :
1. Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat
diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak
diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif
mempengaruhi perhatian individu dan berhenti disini.
Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti ada
perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif.
2. Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme
(diterima) maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan
kepada proses berikutnya.
3. Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut
sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus
yang telah diterimanya (bersikap).
4. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari
lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek
tindakan dari individu tersebut (perubahan perilaku).
Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat
berubah hanya apabila stimulus (rangsang) yang diberikan benar-
benar melebihi dari stimulus semula. Stimulus yang dapat
melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan
harus dapat meyakinkan organisme. Dalam meyakinkan
organisme ini, faktor reinforcement memegang peranan penting.
Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat
berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi
18
semula. Mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang
menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga
variabel penting yaitu :17
1. Perhatian, Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada
komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak.
Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari
komunikan.
2. Pengertian, Proses berikutnya komunikan mengerti.
Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses
selanjutnya, yaitu penerimaan.
3. Penerimaan, Setelah komunikan mengolahnya dan
menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah
sikap.18
Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya
perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang
(stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme. Artinya
kualitas dari sumber komunikasi (sources) misalnya kredibilitas,
kepemimpinan, gaya berbicara sangat menentukan keberhasilan
perubahan perilaku seseorang, kelompok atau masyarakat.
17 Onong Uchjana Effendi, Ilmu, Teori dan Filasafat Komunikasi
(Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003) hal. 255 18 Onong Uchjana Effendi, Ilmu, Teori dan Filasafat Komunikasi
(Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003) hal. 255-256
19
Gambar 2.1: Teori S-O-R
Sumber: Onong Uchjana Effendi, Ilmu, Teori dan Filasafat
Komunikasi
D. Teori Techno Culturalizm
Peneliti memilih teori tekhnokultur dalam riset ini karena
substansi dalam teori ini adalah memahami perilaku manusia dari
dampak pemanfaatan tekhnologi informasi dalam kehidupan.
Dalam teori ini mengansumsikan bahwa teknologi informasi
merupakan sarana pembentukan budaya baru.
istilah teknokultur merupakan istilah yang relatif baru.
Istilah teknokultur diperkenalkan baru di abad ke-21 oleh
Constance Penley dan Andrew Ross. Meski bukan istilah resmi
yang dapat ditemukan di kamus-kamus bahasa, teknokultur ini
semakin populer digunakan dalam konteks akademik.19
Misalnya, di University of California, Davis, sejak tahun
2013, dibuka Fakultas Cinema and Technocultural Studies. Lalu
di University of Western Ontario juga dibuka program Media,
19 Pikiran Rakyat, Teori Teknokultur diakses pada 30 Januari 2020 di:
https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-01293093/teknokultur-pertautan-
teknologi-dan-kebudayaan-418951?page=2
20
Information, and Technoculture yang disingkat menjadi MIT.
Pada tahun 2011, diterbitkan jurnal ilmiah berjudul
”Technoculture: An Online Journal of Technology in Society”
yang menunjukan bahwa istilah tersebut digunakan secara luas,
setidaknya di wilayah akademik.20
Secara sederhana, teknokultur berarti pertautan antara
teknologi dan kebudayaan. Istilah ini kemungkinan dibuat
sebagai upaya perdamaian antara teknologi dan kebudayaan
(baca: manusia) yang kian lama kian terlihat saling bertentangan.
Atau, di sisi lain, mungkin saja, istilah teknokultur dibuat karena
semakin terlihat betapa teknologi begitu kuat dalam
memengaruhi manusia, pun sebaliknya.21
Sebelum zaman modern, manusia tidak terlalu
memikirkan secara filosofis apa itu teknologi - diasumsikan dari
teks-teks filsafat pramodern yang tidak pernah membicarakan
teknologi secara khusus. Alasannya, kemungkinan karena
teknologi dianggap sesuatu yang tertanam dan menubuh.
Ditemukan dan dipraktikkan sedemikian rupa dan dianggap
berhasil selama berguna untuk kehidupan manusia. Segala
teknologi baru bisa saja dianggap bagus tanpa perlu memedulikan
dampak-dampak lebih jauhnya.22
20 Pikiran Rakyat, Teori Teknokultur diakses pada 30 Januari 2020 di:
https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-01293093/teknokultur-pertautan-
teknologi-dan-kebudayaan-418951?page=2 21 Pikiran Rakyat, Teori Teknokultur diakses pada 30 Januari 2020 di:
https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-01293093/teknokultur-pertautan-
teknologi-dan-kebudayaan-418951?page=2 22 Pikiran Rakyat, Teori Teknokultur diakses pada 30 Januari 2020 di:
https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-01293093/teknokultur-pertautan-
teknologi-dan-kebudayaan-418951?page=2
21
Dampak teknologi canggih mulai direnungkan ketika
perang besar terjadi yaitu Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Itu
sebabnya, sejak awal abad ke-20, mulai bermunculan para
pemikir teknologi seperti Paul Felix Lazarsfeld, Marshall
McLuhan, kelompok Mazhab Frankfurt, Martin Heidegger, dan
Neil Postman. Lazarsfeld (1901 - 1976), misalnya, ia
membicarakan fenomena berkembangnya media massa - waktu
itu televisi - sebagai cikal bakal matinya gerakan sosial.23
Menurut Lazarsfeld, dengan adanya televisi, orang
menjadi tahu akan isu-isu terkini, tetapi malas untuk
menindaklanjuti. Pembacaan Lazarsfeld itu terbukti hari ini,
dengan munculnya berbagai click activist. Mereka yang merasa
sudah mengubah kehidupan sosial, padahal hanya klik like dan
share dari balik komputer.24
McLuhan (1911-1980) juga meramalkan bahwa suatu hari
nanti dunia akan menjadi global village. Ibarat sebuah desa,
segala sesuatu berita menyebar dengan cepat dan serentak.
Masyarakat merespons secara kompak dan bereaksi secara cepat.
Ramalan itu terbukti dengan bagaimana internet hari ini telah
23 Pikiran Rakyat, Teori Teknokultur diakses pada 30 Januari 2020 di:
https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-01293093/teknokultur-pertautan-teknologi-dan-kebudayaan-418951?page=2
24 Pikiran Rakyat, Teori Teknokultur diakses pada 30 Januari 2020 di:
https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-01293093/teknokultur-pertautan-
teknologi-dan-kebudayaan-418951?page=2
22
menciptakan keterbukaan informasi yang luar biasa. Global
village-nya McLuhan benar-benar menjadi kenyataan.25
Pemanfaatan Teknologi Ilmu Komunikasi dalam
kehidupan sehari-hari memberikan kesempatan terbentuknya
bentukan budaya alternatif. Budaya tekno atau technoculture
merupakan paradigma perubahan atau pergeseran persepsi
manusia sebagai akibat dari pemanfaatan teknologi dalam
kehidupan sehari-harinya. Pemanfaatan teknologi itu sendiri
sudah menjadi sesuatu yang lazim dalam kehiduapan manusia.
Namun demikian, tidak semua produk teknologi itu memiliki
potensi untuk melahirkan atau membentuk budaya tekno.
Artinya perlu dicermati hal atau kriteria mendasar yang penting,
yang signifikan; sehingga sebuah produk teknologi dapat
dikategorikan sebagai potensi pembentuk budaya tekno.
Lelia Green (2001) melihat bahwa budaya tekno lahir dari
pemanfaatan teknologi informasi, yang dengannya persepsi
manusia terhadap ruang dan waktu berubah. Dari pendapat
Green ini dapat dipahami bahwa persepktif perkembangan
budaya tekno tersebut ada dalam kurun waktu hampir dua
dasawarsa terakhir, terutama ketika revolusi komunikasi dan
penyebaran informasi melalui jaringan komputer terjadi.26
Namun tidak demikian menurut Løvlie. Lars Løvlie (2006)
menyatakan bahwa ketika teknologi cetak berkembang,
25 Pikiran Rakyat, Teori Teknokultur diakses pada 30 Januari 2020 di:
https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-01293093/teknokultur-pertautan-
teknologi-dan-kebudayaan-418951?page=2 26 Green, L., 2001, Communication, Technology, and Society, Sage
Publications Ltd, 1st edition (May 2002)
23
sebetulnya masyarakat pada saat itu telah mengalami gejala
perkembangan budaya tekno. Hal ini tidak lain karena melalui
teknologi cetak, dalam hal ini Gutenberg, telah memberikan
perubahan persepsi manusia tentang tulisan dan bahasa.27
Melihat dari dua situasi ini, maka dapat dipahami bahwa
untuk membentuk sebuah budaya tekno dibutuhkan sebuah
invensi atau inovasi teknologi yang betul-betul mampu untuk
merubah paradigma persepsi, pengalaman, dan kesadaran
manusia. Sebagai contoh perkembangan lain seperti moda
transportasi pun pada intinya dapat dikategorikan sebagai produk
teknologi yang memiliki potensi untuk melahirkan budaya tekno.
Sebelum dikembangkannya mobil bertenaga mesin oleh Henry
Ford, manusia melakukan perjalanan dengan jalan kaki atau
dengan mempergunakan kereta kuda. Mobil yang dapat
menempuh jarak lebih jauh dengan waktu tempuh lebih cepat,
telah memberikan peluang bagi manusia untuk merenungkan
kembali persepsinya terhadap ruang dan waktu yang selama ini
diyakininya. Mobil telah merelativisasi persepsi mengenai
batasan ruang dan waktu. Apalagi setelah berkembangnya
produk glider oleh Wright bersaudara, dimana batasan ruang dan
waktu telah mengalami definisi ulang dan direlativisasi kembali
sesuai dengan persepsi manusia atas ruang dan waktu yang
selama ini diyakininya.
27 Løvlie, L., 2006, Technocultural Education, Seminar.net –
International Journal of Media, Technology and Lifelong Learning; 2 (1)
24
E. Teori Generasi
Peneliti merasa penting membahas teori generasi karena
perilaku dan sikap manusia dipengaruhi usia dan latar belakang
historis dalam kehidupannya. Tujuan dalam riset ini adalah
melihat apakah terdapat perbedaan dalam mengakses berita dan
infromasi di internet pada generasi generasi x, y, dan z yang
memiliki usia dan historis yang berbeda.
Dalam beberapa tahun terakhir definisi generasi telah
berkembang, salah satunya adalah definisi menurut
Kupperschmidt’s (2000) yang mengatakan bahwa generasi adalah
sekelompok individu yang mengidentifikasi kelompoknya
berdasarkan kesamaan tahun kelahiran, umur, lokasi, dan
kejadian-kejadian dalam kehidupan kelompok individu tersebut
yang memiliki pengaruh signifikan dalam fase pertumbuhan
mereka. Dari beberapa definisi tersebut teori tetang perbedaan
generasi dipopulerkan oleh Neil Howe dan William Strauss pada
tahun 1991. Howe & Strauss (1991, 2000) membagi generasi
berdasarkan kesamaan rentang waktu kelahiran dan kesamaan
kejadian – kejadian historis. Pembagian generasi tersebut juga
banyak dikemukakan oleh peneliti – peneliti lain dengan label
yang berbeda – beda, tetapi secara umum memiliki makna yang
sama.28
Sebagai contoh menurut Martin & Tulgan (2002)
Generasi Y adalah generasi yang lahir pada kisaran tahun 1978,
sementara menurut Howe & Strauss (2000) generasi Y adalah
generasi yang lahir pada tahun 1982, hal tersebut terjadi karena
28 Yanuar Surya Sapurta, Theoritical Review: Teori Perbedaan Generasi
25
adanya perbedaan skema yang digunakan untuk
mengelompokkan generasi tersebut, karena peneliti – peneliti
tersebut berasal dari Negara yang berbeda. Beberapa pendapat
tentang pebedaan generasi dapat dilihat pada tabel berikut:29
Tabel 2.1 Pengelompokan Generasi
Sumber Label
Tapscoot
(1998)
- Baby Boom
Generation
(1946-
1964)
Generation
X (1965-
1975)
Digital
Generation
(1976-2000)
-
Howe &
Strauss
(2000)
Silent
Generation
(1925-
1943)
Boom
Generation
(1943-
1960)
13th
Generation
(1961-
1981)
Millenial
Generation
(1982-2000)
-
Zemke et
al (2000)
Veterans
(1922-
1943)
Baby
Boomers
(1943-
1960)
Gen-Xers
(1960-
1980)
Nexters
(1980-1999)
=
Lancaste
r &
Stillman
(2002)
Traditionali
st (1900-
1945)
Baby
Boomers
(1946-
1964)
Generation
Xers
(1965-
1980)
Generation
Y (1981-
1999)
-
Martin &
Tulgan
(2002)
Silent
Generation
(1925-
1942)
Baby
Boomers
(1946-
1964)
Generation
X (1965-
1977)
Millenials
(1978-2000)
Oblinger
&
Oblinger
(2005)
Matures
(<1946)
Baby
Boomers
(1947-
1964)
Generation
Xers
(1965-
1980)
Gen-
Y/NetGen
(1981-1995)
Post
Milleni
als
(1995-
29 Yanuar Surya Sapurta, Theoritical Review: Teori Perbedaan Generasi
26
present
)
Sumber: Theoritical Review: Teori Perbedaan Generasi
1. Generasi X (1965-1980)
Generasi X adalah generasi yang lahir pada tahun-tahun
awal dari perkembangan teknologi dan informasi seperti
penggunaan PC (personal Computer), video games, TV kabel dan
internet. Generasi X ini mampu beradaptasi dan mampu
menerima perubahan dengan cukup baik sehingga dapat
dikatakan sebagai generasi yang tanggung, yang memiliki
karakter.
Ciri/Karakteristik: Banyak akal, independen, butuh
kenyamanan emosional, lebih suka sesuatu yang informal dan
punya kemampuan usaha/berdagang dibandingkan baby boomers.
30
2. Generasi Y (1981-1995)
Generasi Y dikenal dengan sebutan generasi mellenial
atau milenium. Generasi Y ini banyak menggunakan teknologi
komunikasi instant seperti email, SMS, instant messanging dan
lain2. Hal ini dikarenakan generasi Y merupakan generasi yang
tumbuh pada era internet booming (Lyons, 2004) (dalam Putra,
2016). Tidak hanya itu saja, generasi Y ini lebih terbuka dalam
pandangan politik dan ekonomi, sehingga mereka terlihat sangat
30 The Generation Guide - Millennials, Gen X, Y, Z and Baby Boomers.
Diakses dari http://fourhooks.com/marketing/thegeneration-guide-millennials-
gen-x-y-z-and-baby-boomers-art5910718593/
27
reaktif terhadap perubahan lingkungan yang terjadi di
sekelilingnya.
Ciri/Karakteristik: Lebih berkomitmen terhadap
perusahaan, pekerjaan merupakah salah satu prioritas, tapi bukan
prioritas utama, menyukai peraturan yang tidak berbelit2,
menyukai keterbukaan, dan trasnparansi. Dalam pekerjaan, team
orientation fokusnya. Menyukai feedback dan juga suka
tantangan baru yang menantang yang membuat diri mereka harus
pushed their limits.31
3. Generasi Z (1996-2010)
Generasi Z merupakan generasi yang paling muda yang
baru memasuki angkatan kerja. Generasi ini biasanya disebut
dengan generasi internet atai Igeneration. Generasi Z lebih
banyak berhubungan sosial lewat dunia maya. Sejak kecil,
generasi ini sudah banyak dikenalkan oleh teknologi dan sangat
akrab dengan smartphone dan dikategorikan sebagai generasi
yang kreatif.
Ciri/Karakteristik: Lebih menyukai kegiatan sosial
dibandingkan generasi sebelumnya, lebih suka di perusahaan start
up, multi tasking, sangat menyukai teknologi dan ahli dalam
mengoperasikan teknologi tersebut, peduli terhadap lingkungan,
mudah terpengaruh terhadap lingkungan mengenai produk
31 The Generation Guide - Millennials, Gen X, Y, Z and Baby Boomers.
Diakses dari http://fourhooks.com/marketing/thegeneration-guide-millennials-
gen-x-y-z-and-baby-boomers-art5910718593/
28
ataupun merek2, pintar dan mudah untuk menangkap informasi
secara cepat.32
Perbedaan karakteristik yang paling signifikan antara
generasi X, Y, dan Z adalah penguasaan informasi dan teknologi.
Bagi generasi Z, informasi dan teknologi adalah hal yang sudah
menjadi bagian dari kehidupan mereka, karena mereka lahir
dimana akses terhadap internet sudah menjadi budaya global,
sehingga berpengaruh terhadap nilai dan pandangan tujuan hidup
mereka.
Pada tahun ini, rata-rata di dunia pendidikan, generasi
yang paling banyak sedang menempuh jenjang perkuliahan
adalah generasi milenial. Dimana generasi milenial biasanya
menyukai sesuatu yang out of the box, sangat suka tantangan dan
penghargaan. Mereka cenderung overconfidence , berani
mengungkapkan pendapat, baik langsung ataupun lewat media
sosial. Generasi ini (milenial) tumbuh seiring dengan munculnya
berbagai terobosan baru dalam teknologi komunikasi, dari mulai
SMS, E-mail, aplikasi Instant Messaging seperti BBM,
Whatsapp, Line, dan berbagai bentuk komunikasi tertulis lainnya.
Bentuk komunikasi tertulis dirasa lebih nyaman dan tepat oleh
generasi milenial.
Generasi milenial juga cenderung menciptakan
lingkungan kuliah, kerja, dan percakapan sehari-hari yang tidak
terlalu formal. Hal ini menunjukkan bahwa milenial lebih
32 The Generation Guide - Millennials, Gen X, Y, Z and Baby Boomers.
Diakses dari http://fourhooks.com/marketing/thegeneration-guide-millennials-
gen-x-y-z-and-baby-boomers-art5910718593/
29
menyukai semua bentuk komunikasi yang lebih bersahabat dan
nada bicara yang lebih akrab.33
F. Media Internet (Media Online)
Media online merupakan media komunikasi yang
pemanfaatannya menggunakan perangkat internet. Karena itu
media online tergolong media massa yang populer dan bersifat
khas. Kekhasan media internet terletak pada keharusan untuk
memiliki jaringan tekhnologi informasi dengan menggunakan
perangkat komputer atau ponsel pintar, di samping pengetahuan
tentang program komputer untuk mengakses informasi atau
berita.34
Walaupun kehadiran media online belum terlalu lama,
namun media online merupakan salah satu media massa yang
memiliki pertumbuhan yang spektakuler. Bahkan sampai saat ini,
hampir sebagian besar masyarakat menggemari media online.
Walaupun internet tidak sepenuhnya dimanfaatkan sebagai media
massa, tetapi keberadaan media online sudah diperhitungkan
banyak orang sebagai alternatif dalam memperoleh akses berita
dan informasi.35
Berikut ini adalah keunggulan dari media online:
1. Up to date (senantiasa terbaru), media online dapat
melakukan upgrade atau peningkatan suatu informasi atau
33 Peter., (2015). 9 Powerful Tips for Communicating Better With
Millennials.
Diakses dari https://www.inc.com/peter-economy/9powerful-tips-for-
communicating-better-with-millennials.html 34 Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar: Teori dan Praktik
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2002) hal. 46 35 Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar: Teori dan Praktik, hal.
46
30
berita dari waktu ke waktu. Hal ini terjadi karena media
online memiliki proses penyajian informasi dan berita yang
lebih mudah dan sederhana dibandingkan dengan jenis media
massa lainnya.
2. Real time, media online dapat menyajikan informasi dan
peristiwa saat perisitwa sedang berlangsung (live). Sebagian
besar wartawan media online dapat mengirimkan informasi
langsung ke meja redaksi dari lokasi peristiwa.
3. Praktis, media online dapat diakses kapan saja dan dimana
saja, sejauh di dukung oleh fasilitas tekhnologi internet.
Pengguna internet dapat mengakses informasi di rumah, di
kantor, di kamar, di warung internet (warnet), bahkan di
dalam kendaraan sekalipun.36
Keunggulan media online lainnya, seperti adanya fasilitas
hyperlink, yaitu sistem koneksi antara website ke website lain,
fasilitasnya dapat dengan mudah menghubungkan dari satu situs
ke situs lainnya, sehingga pengguna dapat mencari atau
memperoleh informasi lainnya. Tidak sedikit wartawan sebagai
pencari beruta yang mencari berita di internet.37
G. Berita dan Informasi
1. Definisi Berita
Definisi berita menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) ialah cerita atau keterangan mengenai suatu kejadian atau
peristiwa yang hangat, selain itu berita juga di artikan sebagai
laporan, pemberitahuan, dan pengumuman.
Menurut definisi di atas, keterangan yang tepat untuk
menggambarkan definisi berita sesuai dengan pembicaraan
36 Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar: Teori dan Praktik
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2002) hal. 46 37 Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar: Teori dan Praktik, hal.
47
31
jurnalistik, yaitu berita sebagai keterangan mengenai kejadian
atau peristiwa yang hangat. Hangat yang berarti baru saja terjadi
dan penting untuk diketahui masyarakat.38
Menurut Jakob Oetama dalam bukunya yang berjudul
Perspektif Pers Indonesia, berita itu bukan fakta, tetapi laporan
tentang fakta itu sendiri. Suatu peristiwa yang menjadi berita
hanya apabila ditemukan dan dilaporkan oleh wartawan atau
membuatnya masuk ke dalam kesadaran publik dan dengan
demikian menjadi sebuah pengetahuan publik.39
Berita adalah laporan tentang peristiwa, situasi, kondisi
yang terjadi pada saat itu dan harus disampaikan secepatnya
kepada masyarakat. Kebenaran berita sudah diverifikasi atau
dicek.40
Berdasarkan beberapa konsep berita di atas, maksud berita
dalam riset ini adalah:
a) Laporan atau keterangan mengenai suatu kejadian
atau peristiwa
b) Berita merupakan laporan yang sangat penting untuk
diketahui oleh masyarakat
c) Berita di laporkan oleh wartawan atau pewarta berita
d) Kebenaran dalam berita sudah terverifikasi
2. Definisi Informasi
Secara etimologi, informasi berasal dari bahasa Perancis
kuno yaitu Informacion (1387) yang diambil dari bahasa latin
38 Suhaimi, M.Si dan Ruli Nasrullah M.Si, Bahasa Jurnalistik (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009) h. 27 39 Sedia Willing Barus, Jurnalistik: Petunjuk Tekhnis Menulis Berita
(Jakarta: Erlangga, 2011) h.26 40 https://www.Nisfullailatulumah.blogspot.com/2017/04/perbedaan-
berita-dan-informasi.html?m=1 diakses pada 20 Juni 2019
32
Informationem yang berarti garis besar, konsep atau ide.
Informasi merupakan kata benda dan informare yang berarti
aktivitas dalam pengetahuan yang di komunikasikan. Informasi
juga dapat diartikan sebagai data yang telah di olah menjadi
bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang
menerimanya.
Menurut The Liang Gie, informasi atau keterangan adalah
rangkaian dari perkataan, kalimat, gambar atau tanda tulis lainnya
yang mengandung pengertian, buah pikiran atau pengetahuan
apapun yang dapat digunakan oleh pimpinan organisasi untuk
membuat keputusan-keputusan yang tepat berdasarkan kenyataan
yang ada.41
Berdasarkan KBBI, arti informasi yaitu penerangan/
menerangkan dan pemberitahuan: kabar atau berita tentang
sesuatu. Fungsi informasi diantaranya sebagai sumber
pengetahuan, sebagai media hiburan, menambah wawasan, untuk
mempengaruhi opini, untuk mempersatukan pendapat dan lain-
lain. Tujuan informasi adalah untuk menyampaikan sebuah fakta.
Secara umum definisi informasi adalah sebuah pesan
(ucapan atau ekspresi) atau kumpulan pesan yang terdiri dari
order sekuens dari simbol, atau makna yang dapat ditafsirkan dari
pesan atau kumpulan pesan. Informasi berarti sekumpulan data
atau fakta yang telah di proses dan di kelola sedemikian rupa
41 https://www.gurupenddikan.co.id/pengertian-infromasi/ diakses pada
tanggl 10 Oktober 2019 pukul 14:10 WIB
33
sehingga menjadi sesuatu yang mudah dimengerti dan bermantaat
bagi penerimanya.42
Informasi adalah pengetahuan yang didapatkan dari
pembelajaran dan pengalaman. Sekumpulan fakta-fakta yang
diolah menjadi data untuk diberitahukan kepada orang lain guna
memberikan pengetahuan atau keterangan dan informasi itu
belum tentu benar keberadaannya.43
Berdasarkan beberapa konsep informasi di atas, maksud
informasi dalam penelitian ini adalah:
a) Informasi merupakan gagasan atau ide yang dibuat
oleh manusia
b) Infromasi merupakan keterangan mengenai sesuatu
c) Informasi berarti sekumpulan data atau fakta yang
telah diproses dan dikelola sedemikian rupa sehingga
menjadi sesuatu yang mudah dimengerti dan
bermantaat bagi penerimanya
d) Informasi belum tervalidasi dan belum tentu benar
keberadaannya
3. Perbedaan Informasi dengan Berita dan Pers dengan
Sosial Media
Perbedaannya adalah sebagai berikut:
a) Berita dengan Informasi
Informasi merupakan potongan atau kumpulan pesan awal
yang disampaikan seseoran dan diterima oleh orang lain yang
belum dapat dipastikan kebenarannya. Sedangkan, berita adalah
42 https://www.zonareferensi.com/pengertian-informasi/ diakses pada
tanggal 10 Oktober 2019 pukul 13:53 WIB 43 https://www.Nisfullailatulumah.blogspot.com/2017/04/perbedaan-
berita-dan-informasi.html?m=1 diakses pada 20 Juni 2019
34
kumpulan informasi media yang telah dicek dan diverifikasi
sebelum disampaikan kepada publik.44
b) Pers dengan Sosial Media
Pers merupakan lembaga sosial atau wahana komunikasi
massa, sedangkan media massa lebih kepada alat atau sarana
yang digunakan untuk komunikasi.45
Selain itu, dalam di bedakan
dalam tabel berikut:
Tabel 2.2 Perbedaan Informasi dengan Berita dan Pers
dengan Sosial Media
Pers Media Sosial
Hasil atau Outout Berita Informasi
Cara Produksi Kompetensi
Wartawan
Komunikasi kepada
siapa saja
Ketua Tim redaksi dan
standarisasi
Individu
Penanggung
jawab
Pertanggung-jawaban
ibarat “air terjun”, ada
tahapannya
Tidak ada
Batasan Kode etik jurnalistik Tidak ada
Pengelola Badan hukum Bebas, memanfaatkan
teknologi
Identitas Penanggung-jawab
dan alamat
Dapat dipalsukan
Cara Penyampaian Media cetak, online,
tv, dan radio
Blog, facebook,
twitter, dll
44 http://xenoalfian.blogspot.com/2017/03/perbedaan-informasi-dengan-
berita-dan.html?m diakses pada 20 Juni 2019 45 http://xenoalfian.blogspot.com/2017/03/perbedaan-informasi-dengan-
berita-dan.html?m diakses pada 20 Juni 2019
35
Sumber Sumber resmi Bisa resmi, namun
sumber juga bisa tidak
jelas
Sumber: Blog Edukasi
Dapat disimpulkan bahwasannya berita ditulis oleh
wartawan dengan mematuhi kode etik jurnalistik, berita dikelola
oleh badan hukum dan dapat dipertanggungjawabkan oleh
pemimpin redaksi, berita dipublikasikan melalui televisi, radio,
koran dan portal berita online dan sudah dipastikan
kebenarannya.
Sedangkan infromasi ditulis oleh individu atau
perorangan, tidak terdapat kode etik di dalam informasi,
informasi dikelola oleh perorangan sehingga tidak dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Informasi biasanya
dipublikasikan melalui blog, majalah, dan media sosial.
4. Bentuk penemuan Berita dan Informasi Melalui
Internet
Bentuk kegiatan penemuan berita dan informasi melalui
internet, yaitu:
a. Undirected Viewing
Dalam bentuk ini, menggambarkan kegiatan
seseorang yang mencari berita dan informasi sebanyak-
banyaknya dari berbagai sumber, kemudian disaring
sesuai dengan keinginan serta kebutuhannya.
b. Conditioned Viewing
Dalam bentuk Conditioned Viewing seseorang
yang mencari berita dan informasi di internet
digambarkan seseorang yang sudah mengetahui
informasi yang akan dicari dan pencarian informasinya
sudah jelas dan terarah.
36
c. Informal Search
Pada bentuk ini, seorang pencari berita dan
infromasi sudah mempunyai pengetahuan atas berita
dan infrormasi yang ia cari, kemudian pencari
informasi hanya ingin menambah pengetahuan atas
topik tersebut.
d. Formal Search
Bentuk Fromal Search biasanya seseorang yang
berada dalam bentuk ini bertujuan untuk mencari berita
dan informasi sesuai dengan kebutuhannya, baik itu
secara detail maupun untuk mencari solusi dari sebuah
permasalahan yang dihadapi.46
Berdasarkan bentuk kegiatan penemuan berita dan
informasi di atas, terbagi menjadi empat kategori, pertama
mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber,
kemudian disaring sesuai dengan kebutuhannya. Kedua,
pencarian berita atau informasi yang jelas dan terarah. Keitga,
seseorang sudah mengetahui berita dan infromasi kemudian
mencari infromasi tambahan. Keempat, mencari berita dan
infromasi sesuai dengan kebutuhannya untuk mencari solusi dari
sebuah permasalahan.
5. Berita dan Informasi Hoaks
Hoaks adalah informasi seasat dan berbahaya karena
menyesatkan persepsi manusia dengan menyampaikan berita atau
informasi palsu sebagai kebenaran.47
Hoaks bertujuan untuk
46 https://mti.binus.ac.id/2017/07/03penyalahgunaan-informasiberita-
hoax-di-media-sosial/ diakses pada 20 Desember 2019 47 Susilawati, Tanggapan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas
Hasanuddin Terhadap Berita Palsu (Hoax) pada Portal Berita (Skripsi S1
Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin, 2017) hal.10
37
membuat opini publik, serta menggiring persepsi khalayak yang
dapat menyebabkan keresahan masyarakat atas beredarnya berita
dan informasi bohong. Dampak dari berita hoaks adalah
masyarakat menjadi merasa tidak aman.
Informasi hoaks memungkinkan untuk merubah persepsi
masyarakat sampai ke level psikomotorik, baik kognitif maupun
afektif. Dengan demikian khalayak dapat terpengaruh oleh berita
dan informasi hoaks dengan mudah tanpa dibentengi dengan
tingkat kecerdasan dan kecermatan dalam menggunakan media
sosial.48
a. Jenis-jenis Berita dan Informasi Hoaks
Berikut ini adalah jenis-jenis informasi hoaks yang ada di
internet49
, yaitu:
a) Fake News
Fake News atau berita bohong adalah berita yang
berusaha menggantikan berita asli. Berita ini bertujuan
untuk memalsukan atau memasukkan ketidakbenaran
dalam suatu berita. Penulis berita bohong atau hoaks
biasanya menambahkan hal-hal yang tidak benar dari teori
persekongkolan, makin aneh, makin baik. Berita bohong
bukanlah komentar humor yang ada pada suatu berita.
b) Clickbait
Clickbait yang berarti tautan jebakan merupakan
tautan yang diletakkan secara strategis di dalam suatu
48 Ayu Rahmawati, Tingkat Literasi Media Mahasiswa Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta Mengenai Informasi Hoax
Tentang Kebijakan Registrasi Pelanggan Jasa Telekomunikasi Berdasarkan
Individual Competenses Framework (Skripsi S1: Program Studi Komunikasi
Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta,
2018) hal. 35 49 Dedi Rianto Rahadi, Perilaku Pengguna Informasi Hoax di Media
Sosial (Jurnal Menejemen dan Kewiraushaan, 2017) Vol.5, No.1, hal. 62
diakses pada 20 Juni 2019
38
situs dengan tujuan untuk menarik orang masuk ke situs
lainnya. Konten di dalam tautan ini sesuai fakta namun
judulnya di buat berlebihan atau di pasang gambar yang
menarik untuk memancing pembaca.
c) Confirmation Bias
Bias konfirmasi merupakan kecenderungan untuk
menginterpretasikan kejadian yang baru terjadi sebagai
bukti dari kepercayaan yang sudah ada.
d) Misinformation
Berita dan infromasi yang salah dan tidak akurat,
terutama yang ditujukan untuk menipu.
e) Satire
Sebuah tulisan yang menggunakan humor, ironi,
hal yang dibesar-besarkan untuk mengomentari kejadian
yang sedang hangat, berita satire dapat di jumpai
dipertunjukkan televisi seperti “Saturday Night Live” dan
“This Hour has 22 Minutes”.
f) Post-Truth
Pasca kebenaran: kejadian di mana emosi lebih
berperan daripada fakta untuk membentuk opini publik.
b. Hukum Menyebarkan Hoaks
Seiring perkembangan teknologi komunikasi di era
modern, maka pemerintah membuat Undang-undang No.11
Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik atau
dikenal dengan UU ITE. UU ITE No.11 Tahun 2008 berbunyi
bahwa “Seseorang dengan sengaja menyebarkan berita bohong
dipidana dengan penjara paling lama 6 tahun/ denda paling
banyak satu miliar rupiah”.50
Dalam pasal 28 (1) kata “bohong” dan “menyesatkan”
memiliki arti yang berbeda, dimana perbuatan bohong merupakan
suatu perbuatan di mana informasi yang disebarkan, baik berita
50 Undang-undang Republik Indonesia No.11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik
39
maupun informasi lain adalah informasi yang tidak benar adanya,
sementara menyesatkan merupakan dampak yang ditimbulkan
dari perbuatan menyebarkan berita bohong.51
Pandemi virus corona merupakan kasus internasional
yang mendapatkan perhatian dari seluruh dunia. Isu corona
dimanfaatkan oleh pembuat berita hoaks di media sosial. Polda
Metro Jaya mencatat setidaknya ada 43 kasus hoaks seputar
corona yang beredar di sosial media.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Yusri Yunus mengatakan
bahwa dari 43 kasus, ada empat pelaku yang sudah ditangkap.
Pelaku pertama berinisial A yang menulis berita hoaks terkait
beberapa pintu tol di Jakarta yang akan ditutup karena hendak
dilakukan karantina wilayah atau lockdown.
Pelaku kedua berinisial H menyebarkan informasi bahwa
ada pengunjung bandara Soekarno-Hatta yang mengalami sakit.
Pelaku menyebut bahwa pengunjung yang sakit terinfeksi virus
corona. Saat ini pelaku sudah ditahan di Mapolres Bandara
Soekarno-Hatta. Untuk kasus berikutnya ada dua pelaku yang
ditangkap Polres Metro Jakarta Timur.52
51 https://www.kompasiana.com/theosembiring/59b7a51d458027ff35adf
3/hoax-menurut-hukum diakses pada 20 Desember 2019 52 https://m.detik.com/news/berita/d-4959084/polda-metro-tangani -43-
kasus-hoaks-terkait-wabah-corona-4-ditangkap
40
H. Kerangka Pemikiran
Perilaku individu dalam aktivitas mengakses internet
untuk membaca dan menyebarkan berita dan informasi
merupakan hasil dari segala macam pengalaman yang diterapkan
dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan.
Periset meenggunakan teori SOR (Stimulus Organizm
Response), dimana pada dasarnya internet khususnya media masa
menjadi suatu alat yang memberikan stimulus kepada khalayak
sehingga dapat merubah pandangan atau sikap masyarakat.
Stimulus dalam penelitian ini ialah berita dan informasi
baik yang sudah tervalidasi maupun berita hoaks yang beredar di
internet yang diukur melalui atensi, daya tarik, dan isi pesan akan
menjadi suatu stimulus yang mempengaruhi sikap individu.
Dengan hadirnya internet dan media online, berita dan
informasi dapat terebar lebih luas, cepat, dan efektif. Hal tersebut
menjadi suatu kelebihan dari media internet dibandingkan yang
lainnya.
Terlepas dari kelebihannya, internet yang sangat cepat dan
up to date dalam menyebarluaskan berita dan informasi terkadang
menjadi boomerang. Kehadirannya membuat huru-hara karena
proses penyebaran berita dan informasi yang mementingkan asas
kecepatan namun mengesampingkan ketepatan.
Proses double checking, cover bothside, bahkan diksi
yang seharusnya diperhatikan oleh seorang penggiat media luntur
dalam pemberitaan online. Karna adanya berita yang belum
tervalidasi kebenarannya.
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Paradigma Penelitian
Paradigma adalah cara pandang seseorang ilmuwan
tentang sisi strategis yang paling menentukan nilai sebuah
disiplin ilmu pengetahuan itu sendiri.1 Dengan kata lain,
paradigma adalah cara pandang yang menjadi dasar pokok atas
suatu permasalahan.
Penelitian ini menggunakan paradigma positivistik.
Paradigma positivistik merupakan paradigma yang memiliki
suatu keyakinan dasar yang berakar dari paham ontologi realisme
yang menyatakan bahwa realitas itu ada dalam kenyataan yang
berjalan sesuai dengan hukum alam.2 Paradigm positivistik dapat
diketahui oleh panca indra, diamati, diukur dan dianalisis secara
objektif.
Paradigma ini menekankan pengalaman sebagai sumber
pengetahuan dan memandang pengetahuan memiliki kesamaan
hubungan dengan pandangan aliran filsafat yang di kenal dengan
nama positivisme serta sering kali disebut dengan nama lain
seperti empirisme, behaviorisme, naturalisme dan sainisme.3
1 M. Bruhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitati: Komunikasi,
Ekonomi dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya (Jakarta:
Kencana, 2010) hal. 25 2 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Praktik
(Jakarta: PT. Bumi Aksara) hal.43 3 M. Bruhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitati: Komunikasi,
Ekonomi dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya (Jakarta:
Kencana, 2010) hal. 25
42
B. Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan yang di gunakan pada penelitian ini ialah
kuantitatif. Penelitian kuantitaif ialah penelitian yang
menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya
dapat digeneralisasikan.4
Penelitian Kuantitatif merupakan metode untuk menguji
teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antarvariabel.
Variabel-variabel ini diukur dengan instrument penelitian
sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis
berdasarkan prosedur statistik.5
Metode yang digunakan peneliti yaitu penelitian survei.
Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari
satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpulan data pokok.6 Survei dapat dilakukan dengan tujuan
semata-mata untuk memberkan gambaran tentang sesuatu dan
untuk menarik kesimpulan guna mendapat arti yang lebih jauh
yang tersembunyi dibalik data.7
Metode survei menggunakan angket atau kuisioner
sebagai instrumen dalam mengumpulkan data. Data diperoleh
dari sampel yang mewakili berbagai populasi, setelah itu akan
4 Rahmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, cet. Ke-3.
(Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2009), hal. 55 5 Dr. Juliansyah Noor, S.E., M.M, Metodologi Penelitian: Skripsi,
Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah (Jakarta: Kencana, 2011), hal. 38 6 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai,
(Jakarta: PT pustaka LP3ES Indonesia), h. 3 7 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008) hal. 53-54
43
mendapatkan data yang selanjutnya akan diolah menggunakan
aplikasi SPSS.
C. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksplanatif.
Penelitian eksplanatif bertujuan untuk mengetahui mengapa
situasi atau kondisi tertentu terjadi atau apa yang mempengaruhi
terjadinya sesuatu.8 Dengan kata lain periset ingin menjelaskan
hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini
periset akan menguji variabel generasi dalam penggunaan
internet dan konsumsi berita serta informasi.
Penelitian eksplanatif terbagi menjadi dua sifat, yaitu
komparatif dan asosiatif. Dalam riset ini menggunakan sifat
komparatif yang bermaksud untuk membuat komparasi
(membandingkan) antara variabel satu dengan variabel lainnya
yang sejenis.9 Dalam riset ini periset akan membandingkan
perilaku generasi x, y, dan z.
D. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Beralamat di Jalan Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat,
8 Rachmat Kriyantono, Teknik Prkatis Riset Komunikasi: Disertai
Contoh Praktid Riset Media, Public Relations, Adveristing, Komunikasi
Organisasi, Komunikasi Pemasaran (Jakarta: PT. Kencana, 2016) hal. 60 9 Rachmat Kriyantono, Teknik Prkatis Riset Komunikasi: Disertai
Contoh Praktid Riset Media, Public Relations, Adveristing, Komunikasi
Organisasi, Komunikasi Pemasaran, hal. 60
44
Tangerang Selatan. Telpon (+62-21) 740152, fax (+62-21)
7402982. Waktu pelaksanaan penelitian di lakukan pada bulan
Februari-Maret 2020.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila
seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah
penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.10
Populasi dalam setiap penelitian harus disebutkan secara
tersurat, yaitu berkenaan dengan besarnya anggota populasi serta
wilayah penelitian yang di cakup. Tujuan diadakannya populasi
ialah agar kita dapat menentukan besarnya anggota sampel yang
diambil dari anggota populasi dan membatasi berlakunya daerah
generalisasi.11
Populasi dalam riset ini adalah seluruh civitas akademik
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang terdiri dari dosen dan mahasiswa.
Frame sampling riset ini adalah seluruh dosen tetap (PNS) dan
tidak tetap (Non-PNS), serta seluruh mahasiswa jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam dan Jurnalistik angkatan 2015.
Berdasarkan jumlah data yang dipaparkan, maka jumlah
dosen Fidikom sebanyak 90 orang dan jumlah mahasiswa
Jurnalistik dan Komunikasi Penyiaran Islam sebanyak 120
10 Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian: Suatu Pendekatan
Praktek, (Jakarta, Pt Rineka Cipta) hal. 115 11 Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd., M.T. Metodologi Penelitian Sosial
(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009) Hal. 42
45
mahasiswa. Secara lebih rinci, akan dipaparkan dalam tabel
berikut:
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki
ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Sampel dapat
didefinisikan sebagai anggota populasi yang dipilih dengan
menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat
mewakili populasi.12
Adapun demikian, dapat diketahui bahwa sampel
merupakan bagian dari populasi dan dapat mewakili populasi
12 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta, PT
Rajagrafindo Persada, 2011) Hal. 73
Tabel 3.1 Jumlah Populasi Dosen serta Mahasiswa
Jurnalistik dan KPI UIN Jakarta
Jabatan Instansi Angk. Populasi Kerangka
Sampel
Dosen
PNS dan
NON-PNS
(Generasi
X dan Y)
Fidikom
-
- 90 Generasi X: 60
Generasi Y: 30
Generasi Z:
120
Mahasiswa Jurnalistik 2015 40
KPI 2015 80
Total jumlah populasi 210
Sumber: Data AIS, Akses 7 Februari 2020
46
secara menyeluruh. Besarnya sampel dalam penelitian ini
ditentukan dengan menggunakan rumus slovin.13
n = N (1+Ne2)
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = Nilai presisi (10%)
berdasarkan rumus di atas, kemudian diperoleh jumlah
sampel sebagai berikut
Tabel 3.2 Jumlah Sampel Generasi X, Y, dan Z
Generasi X Generasi Y Generasi Z
n= 60 (1+60 (10%2) n= 30(1+30(10%
2) n=120(1+120(10%
2)
n= 60 (1+60 (0,12) n= 30(1+30(0,1
2) n=120(1+120(0,1
2)
n= 60 (1+60 (0,01) n= 30(1+30(0,01) n=120(1+120(0,01)
n= 60 (1+0,60) n= 30(1+0,30) n=120(1+1,20)
n= 60 : 1,60 n= 30 : 1,30 n=120 : 2,20
n= 38 n= 23 n= 55
Total sampel 116 Responden
Sumber: Olah Data Primer
Dengan demikian, maka dari jumlah populasi generasi X
60 orang, generasi Y 30 orang dan generasi Z 120 orang
diperoleh ukuran sampel sebesar 116 sampel penelitian.
13 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta, PT
Rajagrafindo Persada 2011) h. 73
47
F. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
teknik sampling kuota. Dalam teknik ini pemilihan sampel dari
populasi dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu sampai
jumlah kuota yang diinginkan periset. Dalam teknik sampling
kuota periset menentukan umlah tertentu untuk setiap strata
(kuota) lalu menentukan siapa saja orang-orang yang memenuhi
kriteria sampai jumlah yang ditentukan (kuota) terpenuhi.14
Maka yang menjadi kriteria kuota sampling dalam sampel ini
adalah:
1. Merupakan Dosen PNS dan Dosen Non-PNS serta
Mahasiswa aktif jurusan Jurnalistik dan KPI UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Merupakan mahasiswa jurusan jurnalistik dan KPI
angkatan 2015.
3. Mengakses berita dan informasi melalui internet.
G. Variabel Penelitian
Variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari
seseorang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari atau ditarik
kesimpulannya.15
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
14 Rachmat Kriyantono, Teknik Prkatis Riset Komunikasi: Disertai
Contoh Praktid Riset Media, Public Relations, Adveristing, Komunikasi
Organisasi, Komunikasi Pemasaran (Jakarta: PT. Kencana, 2016) hal. 159 15 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Desertasi dan
Karya Ilmiah (Jakarta: Kencana, 2014) cet. ke-4, hal.47
48
adalah variabel bebas (independen) X dan variabel tidak bebas
(dependent) Y.
Variabel bebas (independen) merupakan variabel yang
menjadi sebab, merubah atau mempengaruhi variabel lain
(dependen).16
Variabel dependen adalah variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat karna adanya variabel bebas
(independen).17
Adapun variabel bebas dalam penelitian ini
adalah:
1. Variabel Bebas (X1) Perilaku Konsumsi Internet
Variabel bebas pada penelitian ini adalah Perilaku
Pengguna Internet. Dapat disimpulkan bahwa variabel X pada
penelitian ini adalah aktivitas melihat dan membaca berita dan
informasi melalui internet oleh mahasiswa dan dosen FIDIKOM
UIN Jakarta. Dalam penelitian ini terdapat tiga dimensi sebagai
alat ukur penelitian.
a. Intensitas
Mengetahui jumlah keseluruhan waktu yang digunakan
mahasiswa dan dosen untuk membaca berita dan
informasi di internet. Intensitas dapat diukur dengan
melihat frekuensi dan durasi mahasiswa dan dosen
FIDIKOM UIN Jakarta dalam mengakses berita dan
informasi.
16 Syofian siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS, Hal. 10 17 Syofian siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS, hal. 10
49
b. Isi pesan
Mengetahui pemahaman mahasiswa dan dosen FIDIKOM
UIN Jakarta tentang berita asli atau hoaks baik pada judul,
headline maupun isi berita. Mengetahui bagaimana
mahasiswa dan dosen FIDIKOM UIN Jakarta memahami
perbedaan berita dan informasi hoaks di internet.
c. Daya tarik
Mengetahui minat dan ketertarikan mahasiswa serta dosen
FIDIKOM UIN Jakarta dalam mencari dan membaca
berita serta informasi di internet.
2. Variabel Bebas (X2) Perilaku Menyebarluaskan Berita dan
Informasi
Variabel bebas pada penelitian ini adalah Perilaku
Pengguna Internet. Dapat disimpulkan bahwa variabel X pada
penelitian ini adalah aktivitas menyebar luaskan berita dan
informasi melalui internet oleh mahasiswa dan dosen FIDIKOM
UIN Jakarta. Dalam penelitian ini terdapat tiga dimensi sebagai
alat ukur penelitian.
a. Intensitas
Mengetahui jumlah keseluruhan waktu yang digunakan
mahasiswa dan dosen untuk menyebarkan berita dan
informasi di internet. Intensitas dapat diukur dengan
melihat frekuensi dan durasi mahasiswa serta dosen
FIDIKOM UIN Jakarta dalam menyebarkan berita dan
informasi.
50
b. Isi pesan
Mengetahui pemahaman mahasiswa dan dosen FIDIKOM
UIN Jakarta terhadap berita asli atau hoaks baik pada
judul, headline maupun isi berita. Mengetahui bagaimana
mahasiswa dan dosen FIDIKOM UIN Jakarta memahami
perbedaan berita dan informasi hoaks di internet.
c. Daya tarik
Mengetahui minat dan ketertarikan mahasiswa serta dosen
FIDIKOM UIN Jakarta dalam menyebarkan berita serta
informasi di internet.
3. Variabel Terikat (Y) Penyebaran Berita dan Informasi
Lintas Generasi
Variabel terikat pada penelitian ini adalah penyebaran
berita dan informasi pada generasi x, y dan z. Apakah berbedaan
generasi dapat mempengaruhi perilaku pengguna internet dalam
menyebarkan berita dan informasi.
Terdapat tiga indikator dalam penelitian ini berdasarkan
tinjauan teori yang telah dijabarkan sebelumnya. Indikator yang
digunakan untuk menghitung variabel penyebaran berita dan
informasi hoaks adalah sebagai berikut:
a. Pesan (stimulus)
Isi berita dan informasi yang disajikan media kepada
para pengguna internet dapat diterima atau ditolak.
Jika pesan di terima oleh pengguna internet maka ada
51
perhatian atau ketertarikan dari pengguna dan
stimulus tersebut efektif.
b. Komunikan
Dugaan, perkiraan dan anggapan tentang perbedaan
perilaku konsumsi dan penyebaran berita serta
informasi hoaks di media sosial dipengaruhi oleh
perbedaan usia antara generasi x, y, dan z.
c. Respon
Berdasarkan stimulus atau isi berita dan informasi
yang telah di konsumsi di internet, yang pada
akhirnya membentuk perubahan perilaku dalam
penyebaran berita dan informasi hoaks di internet.
H. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional adalah suatu panduan tentang
pelaksanaan mengenai bagaimana cara untuk mengukur suatu
variabel.18
Definisi operasional dalam bentuk penelitian
merupakan bentuk operasional dari variabel-variabel yang
digunakan, biasanya berisi konseptual, indikator yang digunakan,
alat ukur yang digunakan dan penelitian alat ukur.19
Definisi operasional dalam penelitian ini terdiri dari tiga
variabel. Variabel X1 dalam penelitian ini adalah perilaku
konsumsi internet, Variabel X2 dalam penelitian ini ialah perilaku
18 Masri Sangarimbun dan Sofian Effendi, Metodologi Penelitian
Survey (Jakarta: LP3S, 1995) hal. 46 19 Sofian Siregar, Statistika Deksriptif Untuk Penelitian (Jakarta: PT.
Raja Grafindo, 2011) hal. 122
52
menyebarluasakan berita dan infromasi di internet, dan Y yaitu
penyebaran berita dan informasi hoaks lintas generasi. Berikut
merupakan tabel operasional dalam penelitian ini:
Tabel 3.3 Definisi Operasional dan Indikator Penelitian
Variabel Definisi Operasional Indikator
Konsumsi
Internet (X1)
Aktivitas Penggunaan
Perangkat Internet
1. Frekuensi
2. Durasi
3. Atensi
Motif Pengguna
Internet Untuk
Mengonsumsi Berita
dan Informasi
1. Daya Tarik
a) Sumber Mencari
Berita dan
Informasi
b) Pemilihan
Situs/Portal
Berita
2. Isi Pesan
a) Membaca
Keseluruhan Isi
Berita
b) Membaca Judul
Berita Saja
Menyebarlua
skan Berita
dan
Informasi
(X2)
Motif Pengguna
Internet dalam
Menyebarkan Berita
dan Informasi
1. Daya Tarik
a) Tidak disebarkan
b) Disebarluaskan
kepada khalayak
2. Isi Pesan
a) Maenyebarkan
tanpa membaca
isi berita
b) Menyebarkan ke
sosial media
c) Menyebarkan ke
grup chat
Penyebaran
Berita dan
Informasi
Pemahaman Tentang
Perbedaan Antara
Berita dan Informasi,
1. Stimulus
a) Definisi, Aturan,
Validitas Berita
53
Lintas
Generasi (Y)
serta Perbedaan Berita
dan Informasi Asli dan
Hoaks
dan Informasi
b) Contoh Berita
dan Infromasi
Hoaks di Internet
Generasi x, y, dan z
Tingkat Pendidikan
Suku/Etnis
Organisasi Keislaman
1. Komunikan
a) Perbedaan Usia
b) Status/Pekerjaan
c) Perbedaan Etnis
dan Organisasi
Keislaman
Tabel 3.4 Kuisioner dan Skala Pengukuran Frekuensi, Durasi,
Atensi
Pertanyaan Jawaban
1 Berapa lama waktu yang
anda gunakan untuk
mengakses internet
dalam sehari?
1-3 Jam 4-8 Jam 9-12 Jam
>12 Jam Tidak sama sekali
2 Apakah perangkat
internet yang anda
gunakan untuk
mengakses internet di
luar rumah (kampus,
kantor, dll)?
Ponsel Pintar Komputer
Laptop Ipad/Tablet
3 Apakah perangkat
internet yang anda
gunakan untuk
mengakses internet di
rumah?
Ponsel Pintar Komputer
Laptop Ipad/Tablet
4 Untuk mencari berita
dan informasi, apa saja
aplikasi, link atau
portal yang sering anda
kunjungi?
(pilihan boleh lebih
dari satu)
Detik.com Kompas.com
Liputan6.com Viva.co.id
Tirto.id Tempo.co
Kapanlagi.com
Tribunnews.com
Merdeka.com Okezone.com
Line Today Whatsapp
54
Grup
Facebook Twitter
dll
Tabel 3.5 Kuisioner dan Skala Pengukuran Konsumsi Internet
Pernyataan STS TS R S SS
1 2 3 4 5
1 Saya menggunakan internet
sebagai tempat untuk mencari
berita dan informasi
2 Setiap hari saya membaca berita
dan informasi di internet
3 Saya tertarik menggunakan
internet sebagai salah satu
sumber mencari berita dan
informasi
4 Saya hanya membaca berita dari
situs atau portal yang saya
percaya
5 Saya membaca berita dan
informasi dari semua portal
berita yang ada tanpa
memilihnya kembali
6 Saya percaya terhadap semua
berita dan infromasi yang beredar
di internet
7 Saya tidak sepenuhnya percaya
terhadap berita yang saya baca di
internet
8 Saya memilih dan memilah
kembali berita dan informasi
yang saya terima dari internet
9 Saya membaca berita dan
informasi karena judul yang
menarik
10 Saya selalu membaca
55
keseluruhan isi berita dan
informasi
11 Saya merasa cukup membaca
berita hanya dari judulnya saja
12 Saya merasa tidak perlu
memilah berita dari internet
Tabel 3.6 Kuisioner dan Skala Pengukuran Menyebarluaskan
Berita dan Informasi
Pernyataan TP P R S SS
1 2 3 4 5
1 Saya membaca berita dan
informasi hanya untuk
pengetahuan pribadi
2 Saya hanya membaca berita dan
informasi tanpa menyebarkannya
3 Saya merasa teman saya perlu
untuk mengetahui berita yang
saya baca
4 Saya merasa keluarga saya perlu
untuk mengetahui berita yang
saya baca
5 Saya merasa semua orang/publik
perlu untuk mengetahui berita
yang saya baca
6 Saya sering menyebarkan berita
dan informasi tanpa membacanya
terlebih dahulu
7 Saya hanya menyebarkan berita
dan informasi jika berita itu
dipandang benar menurut saya
8 Saya tidak tertarik menyebarkan
berita dan informasi kemanapun
9 Saya menyebarkan berita dan
informasi yang saya dapat di
internet ke sosial media yang saya
miliki (Facebook, Twitter,
Instagram)
56
10 Saya menyebarkan berita dan
informasi yang saya dapat di
internet melalui chat grup atau
pribadi (WhatsApp, Line,
Telegram)
Tabel 3.7 Kuisioner dan Skala Pengukuran Perbedaan Berita dan
Informasi serta Berita dan Informasi Asli dan Hoaks
Pernyataan Ya Tidak
1 2
1 Berita adalah cerita atau keterangan
mengenai kejadian atau peristiwa yang
hangat
2 Informasi adalah penerangan,
pemberitahuan atau kabar berita tentang
sesuatu
3 Berita merupakan kumpulan informasi
media
4 Infromasi merupakan potongan atau
kumpulan pesan
5 Berita biasanya sudah tervalisdasi
kebenarannya
6 Informasi biasanya sudah dipastikan
kebenarannya
7 Berita disampaikan melalui lembaga pers,
bukan perorangan
8 Informasi disampaikan melalui perorangan
9 Berita sudah tervalidasi sebelum
disebarkan
10 Informasi sudah tervalidasi sebelum
disebarkan
11 Berita dan Informasi diproduksi oleh
wartawan
12 Informasi tidak memiliki penanggung
jawab atas kesalahan penulisan
13 Berita menggunakan sistem air terjun
dalam melakukan sistem tanggung jawab
terhadap kesalahan penulisan
57
14 Memiliki identitas penulis dan alamat
kantor berita adalah salah satu syarat
informasi
15 Berita dan infromasi keduanya dibatasi
dengan kode etik jurnalistik
16 Berita dikelola oleh badan hukum,
sedangkan informasi dikelola secara bebas
17 Cara penyampaian berita melalui media
cetak, online, tv dan radio
18 Cara penyampaian informasi melalui blog,
Facebook, Twitter
19 Berita dan informasi selalu memiliki
sumber yang jelas
20 Pemimpin redaksi betrtanggung jawab atas
berita yang dipublikasikan
Berita dan Informasi Asli dan Hoaks
Contoh Berita Benar Salah
1 KASIHAN...!!! Transkip Rekaman Pilot
dan Co-Pilot “Balck Box” Detik-detik
Kecelakaan Pesawat Lion Air JT 610
2 Mahasiswa Mulai Demo Jokowi,
Merangsek Tuntut Terbitkan Perpu KPK
3 Modus Penculikan Anak Dengan Mencari
Baju Bekas, Waspadalah Terhadap
Penculikan dan Jangan Lupa untuk Tetap
Jagain Anak
4 MPR Gelar Gladi Kotor Pelantikan
Presiden-Wakil Presiden
5 Komnas HAM Temukan 10 Warga Papua
Diduga Tewas dalam Kerusuhan Wamena
6 Ngeri, Foto Ratusan Jasad Anak-anak
Diduga Korban Penculikan dan Diambil
Organnya Bikin Geger
7 Terobos Palang Pintu, Ojek dan Seorang
PNS Tewas Tertabrak KRL di Depok
8 Beredarnya obat baru yang bernama
“Progesterex”, obat ini adalah pil kecil
yang di gunakan untuk menetralisasi
58
korban pemerkosaan agar tidak hamil
9 BAHAYA Konsumsi MSG berlebihan
dapat berdampak pada kerusakan otak
10 Jika Iuran Naik, Anggaran BPJS
Kesehatan Kota Mojokerto Bengkak Rp 11
M
I. Tekhnik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian
ini adalah:
a. Angket
Menurut Burhan metode angket berbentuk rangkaian atau
kumpulan pertanyaan yang disusun secara sistematis dalam
sebuah daftar pertanyaan, kemudian dikirim kepada responden
untuk diisi. Setelah diisi, angket dikirim kembali atau di
kembalikan ke petugas atau peneliti.20
Penelitian ini menggunakan kuisioner jenis angket
langsung tertutup, yaitu suatu angket di mana responden telah
diberikan alternaif jawaban oleh peneliti atau bisa disebut pilihan
ganda. Responden tinggal memilih jawaban yang sesuai dengan
realitas yang dialaminya.21
Dalam angket penelitian ini, angket dibuat dalam bentuk
google form yang didesain sama layaknya angket cetak.
Responden mengisi angket setelah mendapatkan pesan yang
20 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi (Jakarta:
Kencana Pranada Media Grup, 2013) Hal. 130 21 Rachmat Kriyantono, Teknik Prkatis Riset Komunikasi: Disertai
Contoh Praktid Riset Media, Public Relations, Adveristing, Komunikasi
Organisasi, Komunikasi Pemasaran (Jakarta: PT. Kencana, 2016) hal. 98
59
berupa link angket dari peneliti, selanjutnya akan dikonfirmasi
ulang oleh peneliti setelah pengisian angket oleh responden.
b. Studi Kepustakaan
Studi kepuskataan dimaksudkan untuk mengkaji data-data
yang diperoleh dari artikel, referensi dan website yang berkenaan
dengan judul. Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji tentang
pola perilaku pengguna internet, konsumsi dan penyebaran berita
serta informasi, media baru, teknokultural, dampak internet,
penyebaran informasi hoaks serta generasi x, y, dan z. Lalu, akan
ditambahkan juga dengan jurnal-jurnal maupun skripsi-skripsi
yang masih berkaitan dengan judul penelitian.
J. Instrumen Penelitian
Angket penelitian ini dibuat dengan menggunakan skala
likert dengan tujuan supaya responden mudah dalam
memahaminya. Skala likert merupakan skala yang di gunakan
untuk mengukur bagaimana sikap, pendapat serta persepsi
seseorang mengenai suatu fenomena. Skala likert dalam
penelitian ini menggunakan lima kategori bobot penilaian.
Tabel 3.8 Skala Likert Negatif
Kategori Singkatan Skor
Sangat Tidak Setuju STS 1
Tidak Setuju TS 2
Ragu R 3
Setuju S 4
Sangat Setuju SS 5
Sumber: Rachmat Kriyantono, Teknik Prkatis Riset Komunikasi
60
Tabel 3.9 Skala Likert Negatif
Kategori Singkatan Skor
Tidak Pernah TP 1
Pernah P 2
Ragu R 3
Setuju S 4
Sangat Setuju SS 5
Sumber: Rachmat Kriyantono, Teknik Prkatis Riset Komunikasi
Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa
angket yang diberikan kepada mahasiswa/i jurusan Jurnalistik
dan Komunikasi Penyiaran Islam angkatan 2015 dan dosen
FIDIKOM UIN Jakarta.
Tabel 3.10 item pertanyaan dalam angket
Aspek Indikator Item Jumlah
Intensitas
Durasi waktu (jam)
yang digunakan
pengguna internet
dalam satu hari
1,1,2 3
Perangkat yang
digunakan untuk
mengakses internet
2,3 2
Banyaknya portal
berita, aplikasi atau
link dalam
mengakses berita
4 1
Isi pesan
Kelengkapan
membaca isi berita
dan infromasi
10, 11 2
Memilah dan
memilih berita dan
infromasi yang valid
8, 12 2
Percaya terhadap isi
berita dan infromasi 4,5,6,7 4
61
Daya Tarik
Daya tarik
menggunakan
internet sebagai
sumber mencari
berita dan informasi
3 1
Daya tarik membaca
judul berita 9 1
Sumber: Diolah dari angket penelitian
Tabel 3.11 item pertanyaan dalam angket
Aspek Indikator Item Jumlah
Intensitas
Durasi waktu (jam)
yang digunakan
pengguna internet
dalam satu hari
1,1,2 3
Banyaknya portal
berita, aplikasi atau
link dalam berita
4 1
Isi pesan
Membaca isi berita
dan infromasi untuk
kepentingan pribadi
atau disebarkan
1,2,3,4,
5,6 6
Percaya terhadap isi
berita dan infromasi 7 1
Daya Tarik Daya tarik
menyebarkan berita 8 1
Sumber: Diolah dari angket penelitian
3.12 Item Pertanyaan Dalam Angket
Aspek Indikator Item Jumlah
Pesan
(Stimulus)
Penjelasan, Definisi,
Aturan Dalam
Struktur Berita dan
Informasi
1-20 20
Contoh Berita dan
Informasi Valid dan 1-10 10
62
Hoaks di Internet
Organizm
Generasi X, Y, dan Z 1, 2, 3 3
Status/ Pekerjaan 1, 2 2
Organisasi
Keislaman 1-18 18
Sumber: Diolah dari angket penelitian
K. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori yang telah dipaparkan, maka penulis
merumuskan hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
H0: Tidak ada perbedaan perilaku pengguna internet dalam
mengonsumsi dan menyebarluaskan berita dan informasi pada
generasi x, y, dan z.
Ha: Ada perbedaan perilaku pengguna internet dalam
mengonsumsi dan menyebarluaskan berita dan informasi pada
generasi x, y, dan z.
L. Uji Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas merupakan indeks yang menunjukkan alat
ukur tersebut benar-benar mengukur apa yang di ukur dan
menyangkut mengenai akurasi sebuah instrumen.22
Uji validitas
bisa dikatakan valid jika suatu instrumen dapat mengukur apa
yang harus diukur. Kemudian dikatakan valid jika r hitung > r
table dengan n = 30 dengan taraf signifikansi 5% yaitu 0,361 atau
jika mempunyai nilai r-hitung yang lebih besar dari r standar
22 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Desertasi dan
Karya Ilmiah (Jakarta: Kencana, 2011) hal.132
63
yaitu 0,3.23
Dalam penelitian ini, instrumen dianggap valid jika
nilai koefisiensi validitas (r-hitung) lebih dari sama dengan 0,30
(r-hitung ≥ 0,30).24
Apabila nilai korelasi di bawah 0,30, maka
dapat disimpulkan bahawa butir instrumen tersebut tidak valid
maka harus diperbaiki atau dibuang.25
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indikator tingkat keandalan atau
kepercayaan terhadap suatu hasil pengukuran. Suatu pengukuran
disebut reliable atau memiliki keandalan jika konsisten
memberikan jawaban yang sama. 26
Dalam penelitian ini, uji reliabilitas diukur dengan
internal consistency, dilakukan dengan mencoba alat ukur cukup
hanya sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis
dengan teknik tertentu. 27
Teknik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah alpha cornbah, teknik atau rumus ini dapat
digunakan untuk menentukan apakah suatu instrumen penelitian
reabel atau tidak, bila jawaban yang diberikakn responden
23 Mohammad Mulyadi, Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Jakarta:
Publica Institute, 2010) hal.109 24 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi (Bandung: Alfabeta,
2001) Cet. ke-8 hal. 106 25 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2009) hal. 126 26 Morissan, Metode Penelitian Survey (Jakarta: Kencana, 2015) Cet.
Ke-3, hal. 99 27 Sofiyan Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perhitngan Manual dan SPSS (Jakarta: Kencana 2013) hal. 56
64
berbentuk skala seperti 1-3, dan 1-5, serta 1-7 atau jawaban
responden yang menginterpretasikan penilaian sikap.28
Tabel 3.13 Tingkat Reabilitas Berdasarkan Nilai Alpha
Alpha Tingkat Reliabilitas
0,0-0,20 Kurang Reliable
>0,20-0,40 Agak Reliable
>0,40-0,60 Cukup Reliable
>0,60-0,80 Reliable
>0,80-1,00 Sangat Reliable
Sumber: Usman dan Sobari 2013
Dalam pengujian reliabelitas, setelah dihitung
menggunakan SPSS 23.0 hasil penelitiannya di atas 0,361, maka
pengujian reliabilitas dapat dikatakan Reliable.
M. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian
komparatif yang bertujuan untuk mengungkapkan suatu analisa
dengan membandingkan dua kelompok variabel tertentu atau
lebih. Pendekatan penelitian komparatif menurut Sugiyono adalah
metode rumusan masalah penelitian yang membandingkan
keberadaan satu variabel atau lebih, pada dua atau lebih sampel
yang berbeda29
.
28 Sofiyan Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perhitngan Manual dan SPSS, hal. 57 29 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2017) hal. 36
65
1. Uji Normalitas
Nuryadi mengemukakan pendapat bahwa uji normalitas
merupakan suatu prosedur yang digunakan untuk mengetahui
apakah data berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau
berada dalam sebaran normal. Uji normalitas biasanya digunakan
untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio.
Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka persyaratan
normalitas harus terpenuhi yaitu data berasal dari distribusi yang
normal.30
Jika data tidak berdistribusi normal, atau jumlah sampel
sedikit dan jenis data adalah nominal atau ordinal maka metode
yang digunakan adalah statistik non parametrik.
Menurut Nuryadi ada beberapa cara yang dapat dilakukan
dalam analisis normalitas data yaitu Liliefors, kolmogorof-
smirnov, chi square, dan sebagainya. Dalam penelitian ini
menggunakan metode kolmogorof-smirnov yaitu suatu tes
goodness-of-fit. Artinya, yang diperhatikan adalah tingkat
kesesuaian antara distribusi teoritis tertentu. Tes ini menetapkan
apakah skor-skor dalam sampel dapat secara masuk akal dianggap
berasal dari suatu populasi dengan distributif tertentu itu.31
30 Nuryadi, Astuti,D. T., Utami, E.S., & Budiantara, M. Dasar-dasar
Statistik Penelitian (Jogjakarta: Sibuku Media, 2017) hal. 79 31 Nuryadi, Astuti,D. T., Utami, E.S., & Budiantara, M. Dasar-dasar
Statistik Penelitian (Jogjakarta: Sibuku Media, 2017) hal. 83
66
Pedoman pengambilan keputusan menurut Nuryadi32
:
a. Nilai Sig. atau signifikasi atau nilai probabilitas < 0,05
maka distribusi adalah tidak normal.
b. Nilai Sig. atau signifikasi atau nilai probabilitas > 0,05
maka distribusi adalah normal
2. Uji Hipotesis
Nuryadi memaparkan uji hipotesis adalah suatu prosedur
yang digunakan untuk menguji kevalidan hipotesis statistika
suatu populasi dengan menggunakan data dari sampel populasi
tersebut. Dalam penelitian ini uji hipotesis yang digunakan ialah
Uji Paired Sample T-test, dan Uji One Sample T-test.33
a. Paired Sample T-test
Menurut Santoso uji paired sample t-test dilakukan
terhadap dua sampel yang berpasangan dimana sampel yang
berpasangan dapat diartikan sebagai sebuah sampel dengan
subjek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau
pengukuran yang berbeda.34
Model uji beda ini umumnya digunakan untuk
menganalisis model penelitian pre-post atau sebelum dan
sesudah. Uji paired sample t-test adalah salah satu metode
pengujian hipotesis dimana data yang digunakan tidak bebas
(berpasangan). Ciri-ciri yang paling sering ditemui pada kasus
32 Nuryadi, Astuti,D. T., Utami, E.S., & Budiantara, M. Dasar-dasar
Statistik Penelitian, hal. 87 33 Nuryadi, Astuti,D. T., Utami, E.S., & Budiantara, M. Dasar-dasar
Statistik Penelitian, hal. 74 34 Santoso, S. Mastering SPSS Versi 19 (Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2011) hal. 263
67
yang berpasangan adalah satu individu (objek penelitian) dikenai
2 buah perlakuan yang berbeda.35
b. One Way Anova
Pengujian satu sampel pada prinsipnya ingin menguji
apakah suatu nilai tertentu (yang diberikan sebagai pembanding)
berbeda secara nyata ataukah tidak dengan rata-rata sebuah
sampel. Nilai tertentu di sini pada umumnya adalah sebuah nilai
parameter untuk mengukur suatu populasi36
. Pada uji hipotesis
ini, diambil satu sampel yang kemudian dianalisis apakah ada
perbedaan rata-rata dari sampel tersebut. Uji one way ANOVA
merupakan bagian dari statistic non-parametric. Oleh karena itu,
asumsi dasar yang harus terpenuhi adalah data penelitian tidak
terdistribusi normal.
3. Uji Koefisien Korelasi
Koefesien korelasi ialah pengukuran statistik kovarian
atau asosiasi antara dua variabel. Besarya koefisien korelasi
berkisar antara +1 sampai dengan -1. Koefisien korelasi
menunjukan kekuatan (strength) hubungan linear dan arah
hubungan dua variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya
jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi
pula. Sebaliknya, jika koefisien korelasi negative, maka kedua
variabel mempunyai hubungan terbalik. Artimya jika nilai
35 Nuryadi, Astuti,D. T., Utami, E.S., & Budiantara, M. Dasar-dasar
Statistik Penelitian (Jogjakarta: Sibuku Media, 2017) hal. 101 36 Nuryadi, Astuti,D. T., Utami, E.S., & Budiantara, M. Dasar-dasar
Statistik Penelitian (Jogjakarta: Sibuku Media, 2017) hal. 95
68
variabel X tinggi maka nilai variabel Y akan menjadi rendah dan
sebaliknya. Untuk memudahkan melakukan interprestasi
mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel penulis
memberikan kriteris sebagai berikut37
:
Tabel 3.14 Koefisien Korelasi
Nilai r Tingkat Hubungan
0 Tidak ada korelasi
> 0 – 0,25 Korelasi lemah
> 0,25 – 0,5 Korelasi cukup
> 0,5 – 0,75 Korelasi kuat
> 0,75 – 0,99 Korelasi sangat kuat
1 Korelasi sempurna
Sumber: Sugiyono, 2015
37 Sarwono Jonathan, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
(Yogyakarta: Graha Ilmu. 2006)
69
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Responden
Dalam pembahasan keempat ini penulis akan
memaparkan hasil temuan dan pengujian statistik hasil penelitian
lapangan yaitu uji statistik baik secara deskriptif dan inferensial
untuk membuktikan hipotesis. Selain itu, penulis melengkapi
penelitian dengan diskusi teoritis tentang perilaku konsumsi
internet dan perilaku penyebarluasan berita dan informasi,
pemahaman tentang berbedaan berita dan informasi serta
pemahaman tentang berita valid dan hoaks.
Secara umum penulis mendapatkan temuan bahwa
perbedaan generasi atau usia tidak mempengaruhi perbedaan
dalam mengonsumsi dan menyebarkan berita dan informasi di
internet. Selengkapnya dapat dilihat dalam bahasan berikut ini:
1. Deskripsi Data Responden Penelitian
Dalam penelitian ini sebanyak 116 angket yang tersebar,
peneliti mendapatkan referensi mengenai identitas responden
yang peneliti klarifikasikan menjadi lima bagian, yaitu identitas
berdasarkan jenis kelamin, perbedaan generasi, status/pekerjaan,
etnis, dan organisasi keislaman. Berikut data responden
penelitian:
70
a. Berdasarkan Perbedaan Generasi
Sampling riset ini mencakup generasi usia 40 sampai 55
tahun (Generasi X) berjumlah 38 responden atau sebanyak 33%,
responden dengan usia 39 sampai 25 tahun (Generasi Y)
berjumlah 23 responden atau sebanyak 20% dan responden
dengan usia 24 sampai 10 tahun (Generasi Z) berjumlah 55
responden atau sebanyak 47%.
Tabel 4.1 Data Responden Berdasarkan Perbedaan Generasi
Perbedaan Generasi Jumlah Persentase
Generasi X 38 33%
Generasi Y 23 20%
Generasi Z 55 47%
Sumber: Data AIS akses 7 Februari 2020
Berdasarkan proporsi generasi, sampling riset ini telah
mewakili populasi riset. Artinya setiap generasi direpresentasi
oleh responden yang proporsional dari segi populasi.
b. Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil dari sampling riset ini, responden
berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan dengan
laki-laki. Jumlah responden berjenis kelamin Perempuan
sebanyak 59 orang dengan persentase 51%, sedangkan responden
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 57 orang dengan persentase
49%.
71
Tabel 4.2 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki 57 49%
Perempuan 59 51%
Sumber: Data AIS akses 7 Februari 2020
Responden telah terwakili oleh gender laki-laki dan
perempuan secara proporsional, karena itu hasil riset ini telah
mewakili populasi.
c. Berdasarkan Status/Pekerjaan
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa identitas
responden yang bekerja sebagai dosen sebanyak 53 orang atau
46% dan responden yang bestatus sebagai mahasiswa sebanyak
53 orang atau 54%.
Tabel 4.3 Data Responden Berdasarkan Status/Pekerjaan
Status/Pekerjaan Jumlah Persentase
Dosen 53 46%
Mahasiswa 63 54%
Sumber: Hasil survey lapangan, 2020
Responden telah terwakili oleh dosen tetap dan tidak tetap
serta mahasiswa Jurnalistik dan KPI angkatan 2015, karena itu
hasil riset ini telah proporsional menurut populasi.
72
d. Berdasarkan Suku/Etnis
Tabel 4.4 Data Responden Berdasarkan Suku/Etnis
Suku/Etnis Jumlah Persentase
Jawa 38 33%
Sunda 34 29%
Betawi 19 16%
Betawi Sunda 4 3%
Melayu 4 3%
Minang 3 3%
Aceh 3 3%
Dayak 3 3%
Lainnya 8 7%
Sumber: Hasil survey lapangan, 2020
Sampling riset ini memiliki responden dengan suku atau
ras yang beragam. Responden yang berasal dari Suku Jawa
menempati jumlah tertinggi sebanyak 38 orang, selanjutnya Suku
Sunda sebanyak 34 orang, Suku Betawi 19 orang, Suku campuran
Betawi Sunda 4 orang, Suku Melayu 4 orang, Suku Minang 3
orang, Suku Aceh 3 orang, Suku Dayak 3 orang dan Suku lainnya
8 orang.
e. Berdasarkan Organisasi Keislaman
Tabel 4.5 Data Responden Berdasarkan Organisasi
Keislaman
Organisasi Keislaman Jumlah Persentase
Nahdlatul Ulama 29 25%
Himpunan Mahasiswa
Islam 16
14%
Muhammadiyah 6 5%
Mengikuti >2 Organisasi 15 13%
73
Tidak Mengikuti
Organisasi Manapun 50
43%
Sumber: Hasil survey lapangan, 2020
Berdasarkan organisasi keagaamaan yang diikuti oleh
responden, hasil data menunjukkan bahwa responden yang
mengikuti organisasi keislaman Nahdlatul Ulama (NU) sebanyak
29 orang, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebanyak 16 orang,
Muhammadiyah sebanyak 6 orang. Responden yang mengikuti
lebih dari dua organisasi sebanyak 15 orang dan responden yang
tidak mengikuti organisasi keislaman sebanyak 50 orang.
2. Deskripsi Data Responden Penelitian Berdasarkan
Akses Internet
Diagram 4.1 Tahun Awal Menggunakan Internet
Sumber: Hasil olah data, 2020
40%
46%
11% 3%
TAHUN AWAL MENGGUNAKAN INTERNET
Sebelum 2006 2007-2010 2011-2013 2014-2016
74
Berdasarkan hasil olah data, terdapat empat perbedaan
waktu pada tahun awal responden mulai menggunakan internet.
Responden yang menggunakan internet sebelum tahun 2006
sebanyak 40%, responden yang menggunakan internet pada tahun
2007-2010 sebanyak 46%, responden yang menggunakan internet
pada tahun 2011-2013 sebanyak 11%, dan responden yang
menggunakan internet pada tahun 2014-2016 sebanyak 3%.
Tabel 4.6 Tahun Awal Menggunakan Internet Lintas Generasi
Generasi <2006 2007-2010 2011-2013 2014-2016
X 26% 4% 2,5% 0%
Y 13% 7% 0% 0%
Z 1% 35% 9% 2,5%
Sumber: Olah Data Primer
Diagram 4.2 Perangkat yang Digunakan Untuk Mengakses
Internet
Sumber: Hasil olah data, 2020
49%
10%
36%
5%
PERANGKAT AKSES INTERNET
Ponsel Pintar Komputer Laptop Tablet/Ipad
75
Diagram di atas menunjukkan data perangkat yang
digunakan responden untuk mengakses internet. Ponsel pintar
merupakan perangkat yang paling banyak digunakan untuk
mengakses internet, yaitu sebanyak 49%. Selanjutnya pengguna
laptop sebanyak 36%, pengguna komputer sebanyak 10%, dan
pengguna tablet/Ipad sebanyak 5%.
Diagram 4.3 Durasi Penggunaan Internet
Sumber: Hasil olah data, 2020
Dalam diagram 4.3 dapat diperoleh data durasi
penggunaan internet dalam sehari, responden yang menghabiskan
waktunya untuk menggunakan internet selama 1-3 jam dalam
sehari sebanyak 10,3%, responden yang menghabiskan waktunya
sebanyak 4-8 jam sebanyak 53,4%, responden yang
menghabiskan waktunya sebanyak 9-12 jam sebanyak 20%, dan
responden yang menghabiskan waktunya lebih dari 12 jam
sebanyak 16,3%.
10,3%
53,4%
20%
16,3%
DURASI PENGGUNAAN INTERNET PERHARI
1-3 Jam 4-8 Jam 9-12 Jam >12 Jam
76
Tabel 4.7 Durasi Penggunaan Internet Lintas Generasi
Generasi 1-3 Jam 4-8 Jam 9-12 Jam >12 Jam
X 7% 23% 0% 3%
Y 0% 13% 7% 0%
Z 3% 17% 13% 14%
Sumber: Olah Data Primer
Diagram 4.4 Link atau Portal yang Sering Digunakan Untuk
Mengakses Berita atau Informasi
Sumber: Hasil survey lapangan, 2020
Data diagram 4.4 menunjukkan link/portal berita yang
sering digunakan responden untuk mengakses berita dan
informasi. Portal berita yang paling sering digunakan yaitu
0 2 4 6 8 10 12 14
Lainnya
WhatsApp Group
LINE Today
Okezone
Tribun
Tempo
Tirto
Liputan 6
Kompas
Detik
Link/Portal yang digunakan untuk Mengakses Berita dan Informasi
77
Detik.com sebanyak 14%, Kompas.com sebanyak 13%, Tirto.id
sebanyak 9%, Tempo.co sebanyak 8%, Tribunnews dan
Liputan6.com masing-masing sebanyak 5%, dan Okezone.com
sebanyak 2%.
Mengakses berita melalui media chat WhatsApp Group
10% dan LINE Today 4%, sedangkan melalui media sosial
instargram sebanyak 11%, Twitter 7%, Facebook 6%, dan
lainnya sebanyak 6%,
B. Temuan Penelitian
1. Hasil Uji Validitas
Uji validitas bertujuan untuk mengetahui apakah setiap
butir pertanyaan dalam penelitian bernilai valid atau sebaliknya,
teknik korelasi yang digunakan yaitu menggunakan hitung, dalam
buku Mohammad Mulyadi yang berjudul Penelitian Kualitatif
dan Kuantitatif serta Sugiyono dalam bukunya yang berjudul
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D1 bahwa instrumen
dianggap valid jika koefisien korelasi sama dengan atau lebih dari
0,302. Adapun hasil pengujiannya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Akses Internet
No Pertanyaan r-hitung r-tabel Keterangan
1 Berapa lama waktu
yang anda gunakan
untuk mengakses
internet dalam
sehari?
0,502 0,361 VALID
1 Mohammad Mulyadi, Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Jakarta:
Publica Institute 2010) hal. 109 2 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitaif dan R&D
(Bandung, Alfabeta, 2001) Cet ke-2, hal. 134
78
2 Apakah perangkat
internet yang anda
gunakan untuk
mengakses internet
di luar rumah
(kampus, kantor,
dll)?
0,882 0,361 VALID
3 Apakah perangkat
internet yang anda
gunakan untuk
mengakses internet
di rumah?
0,840 0,361 VALID
4 Untuk mencari
berita dan informasi,
apa saja aplikasi,
link atau portal yang
sering anda
kunjungi?
0,797 0,361 VALID
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 10 Mei 2020
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai
koefisiensi korelasi uji validitas instrumen dari empat butir
pertanyaan menyatakan bahwa semua pertanyaan valid.
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Variabel Konsumsi Internet
No Pertanyaan r-hitung r-tabel Keterangan
1 Saya menggunakan
internet sebagai
tempat untuk
mencari berita dan
informasi
0.428 0,361 VALID
2 Setiap hari saya
membaca berita
dan informasi di
internet
0,592 0,361 VALID
3 Saya tertarik
menggunakan
internet sebagai
0,563 0,361 VALID
79
salah satu sumber
mencari berita dan
informasi
4 Saya hanya
membaca berita
dari situs atau
portal yang saya
percaya
0,566 0,361 VALID
5 Saya membaca
berita dan
informasi dari
semua portal berita
yang ada tanpa
memilihnya
kembali
0,598 0,361 VALID
6 Saya percaya
terhadap semua
berita dan
infromasi yang
beredar di internet
0,420 0,361 VALID
7 Saya tidak
sepenuhnya
percaya terhadap
berita yang saya
baca di internet
0,443 0,361 VALID
8 Saya memilih dan
memilah kembali
berita dan
informasi yang
saya terima dari
internet
0,443 0,361 VALID
9 Saya membaca
berita dan
informasi karena
judul yang menarik
0,510 0,361 VALID
10 Saya selalu
membaca
keseluruhan isi
berita dan
informasi
0,437 0,361 VALID
80
11 Saya merasa cukup
membaca berita
hanya dari
judulnya saja
0,525 0,361 VALID
12 Saya merasa tidak
perlu memilah
berita dari internet
0,459 0,361 VALID
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 10 Mei 2020
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai
koefisiensi korelasi uji validitas instrumen dari 12 butir
pertanyaan menyatakan bahwa semua pertanyaan valid.
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Penyebaran Berita
No Pertanyaan r-hitung r-tabel Keterangan
1 Saya membaca
berita dan
informasi hanya
untuk pengetahuan
pribadi
0,502 0,361 VALID
2 Saya hanya
membaca berita
dan informasi
tanpa
menyebarkannya
0,466 0,361 VALID
3 Saya merasa teman
saya perlu untuk
mengetahui berita
yang saya baca
0,810 0,361 VALID
4 Saya merasa
keluarga saya perlu
untuk mengetahui
berita yang saya
baca
0,641 0,361 VALID
5 Saya merasa semua
orang/publik perlu
untuk mengetahui
berita yang saya
0,795 0,361 VALID
81
baca
6 Saya sering
menyebarkan
berita dan
informasi tanpa
membacanya
terlebih dahulu
0,524 0,361 VALID
7 Saya hanya
menyebarkan
berita dan
informasi jika
berita itu
dipandang benar
menurut saya
0,548 0,361 VALID
8 Saya tidak tertarik
menyebarkan
berita dan
informasi
kemanapun
0,425 0,361 VALID
9 Saya menyebarkan
berita dan
informasi yang
saya dapat di
internet ke sosial
media yang saya
miliki (Facebook,
Twitter, Instagram)
0,488 0,361 VALID
10 Saya menyebarkan
berita dan
informasi yang
saya dapat di
internet melalui
chat grup atau
pribadi
(WhatsApp, Line,
Telegram)
0,735 0,361 VALID
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 10 Mei 2020
82
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai
koefisiensi korelasi uji validitas instrumen dari 10 butir
pertanyaan menyatakan bahwa semua pertanyaan valid.
Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Variabel Pemahaman
Perbedaan Berita dan Informasi
No Pertanyaan r-hitung r-tabel Keterangan
1 Berita adalah cerita
atau keterangan
mengenai kejadian
atau peristiwa yang
hangat
0,443 0,361 VALID
2 Informasi adalah
penerangan,
pemberitahuan atau
kabar berita tentang
sesuatu
0,375 0,361 VALID
3 Berita merupakan
kumpulan informasi
media
0,431 0,361 VALID
4 Infromasi
merupakan potongan
atau kumpulan
pesan
0,478 0,361 VALID
5 Berita biasanya
sudah tervalisdasi
kebenarannya
0,613 0,361 VALID
6 Informasi biasanya
sudah dipastikan
kebenarannya
0,441 0,361 VALID
7 Berita disampaikan
melalui lembaga
pers, bukan
perorangan
0,773 0,361 VALID
8 Informasi
disampaikan melalui
perorangan
0,548 0,361 VALID
9 Berita sudah 0,744 0,361 VALID
83
tervalidasi sebelum
disebarkan
10 Informasi sudah
tervalidasi sebelum
disebarkan
0,407 0,361 VALID
11 Berita dan Informasi
diproduksi oleh
wartawan
0,443 0,361 VALID
12 Informasi tidak
memiliki
penanggung jawab
atas kesalahan
penulisan
0,470 0,361 VALID
13 Berita menggunakan
sistem air terjun
dalam melakukan
sistem tanggung
jawab terhadap
kesalahan penulisan
0,513 0,361 VALID
14 Memiliki identitas
penulis dan alamat
kantor berita adalah
salah satu syarat
informasi
0,473 0,361 VALID
15 Berita dan infromasi
keduanya dibatasi
dengan kode etik
jurnalistik
0,596 0,361 VALID
16 Berita dikelola oleh
badan hukum,
sedangkan informasi
dikelola secara
bebas
0,433 0,361 VALID
17 Cara penyampaian
berita melalui media
cetak, online, tv dan
radio
0,722 0,361 VALID
18 Cara penyampaian
informasi melalui
blog, Facebook,
0,722 0,361 VALID
84
19 Berita dan informasi
selalu memiliki
sumber yang jelas
0,500 0,361 VALID
20 Pemimpin redaksi
bertanggung jawab
atas berita yang
dipublikasikan
0,722 0,361 VALID
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 10 Mei 2020
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai
koefisiensi korelasi uji validitas instrumen dari 20 butir
pertanyaan menyatakan bahwa semua pertanyaan valid.
Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas Variabel Pemahaman Berita
Valid dan Hoaks
No Pertanyaan r-hitung r-tabel Keterangan
1 KASIHAN...!!!
Transkip Rekaman
Pilot dan Co-Pilot
“Balck Box” Detik-
detik Kecelakaan
Pesawat Lion Air JT
610
0,478 0,361 VALID
2 Mahasiswa Mulai
Demo Jokowi,
Merangsek Tuntut
Terbitkan Perpu
KPK
0,435 0,361 VALID
3 Modus Penculikan
Anak Dengan
Mencari Baju Bekas,
Waspadalah
Terhadap
Penculikan dan
Jangan Lupa untuk
Tetap Jagain Anak
0,475 0,361 VALID
4 MPR Gelar Gladi
Kotor Pelantikan
0,533 0,361 VALID
85
Presiden-Wakil
Presiden
5 Komnas HAM
Temukan 10 Warga
Papua Diduga
Tewas dalam
Kerusuhan Wamena
0,648 0,361 VALID
6 Ngeri, Foto Ratusan
Jasad Anak-anak
Diduga Korban
Penculikan dan
Diambil Organnya
Bikin Geger
0,418 0,361 VALID
7 Terobos Palang
Pintu, Ojek dan
Seorang PNS Tewas
Tertabrak KRL di
Depok
0,516 0,361 VALID
8 Beredarnya obat
baru yang bernama
“Progesterex”, obat
ini adalah pil kecil
yang di gunakan
untuk menetralisasi
korban pemerkosaan
agar tidak hamil
0,644 0,361 VALID
9 BAHAYA
Konsumsi MSG
berlebihan dapat
berdampak pada
kerusakan otak
0,635 0,361 VALID
10 Jika Iuran Naik,
Anggaran BPJS
Kesehatan Kota
Mojokerto Bengkak
Rp 11 M
0,553 0,361 VALID
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 10 Mei 2020
86
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai
koefisiensi korelasi uji validitas instrumen dari 10 butir
pertanyaan menyatakan bahwa semua pertanyaan valid.
2. Hasil Uji Reliabilitas
Untuk pengujian data instrumen reliabilitas dilakukan
dengan menggunakan SPSS 23.0. Pengujian reliabilitas
menggunakan teknik Alpa Cornbach. Adapun hasil pengujiannya
sebagai berikut:
Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Aktivitas Internet
Pada tabel 4.13 di atas, besarnya nilai Alpha Cornbach
yaitu sebesar 0,747 dengan jumlah pertanyaan sebesar empat
butir. Nilai Alpha Cornbach terletak diantara 0,60-0,80 yang
artinya adalah Reliabel. Dengan demikian variabel ini dapat
dijadikan alat uur untuk menguji hipotesis.
Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Konsumsi Internet
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
,705 ,743 12
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 23.0
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
,747 ,763 4
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 23.0
87
Pada tabel 4.14 di atas, besarnya nilai Alpha Cornbach
yaitu sebesar 0,705 dengan jumlah pertanyaan sebesar 12 butir.
Nilai Alpha Cornbach terletak diantara 0,60-0,80 yang artinya
adalah Reliabel. Artinya, variabel ini layak untuk dijadikan alat
ukur uji hipotesis.
Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Penyebaran Berita
Pada tabel 4.15 di atas, besarnya nilai Alpha Cornbach
yaitu sebesar 0,785 dengan jumlah pertanyaan sebesar 10 butir.
Nilai Alpha Cornbach terletak diantara 0,60-0,80 yang artinya
adalah Reliabel. Dengan demikian variabel ini layak djadikan alat
ukur untuk menguji hipotesis.
Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Pemahaman
Perbedaan Berita dan Informasi
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
,875 ,883 20
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 23.0
Pada tabel 4.16 di atas, besarnya nilai Alpha Cornbach
yaitu sebesar 0,875 dengan jumlah pertanyaan sebesar 20 butir.
Nilai Alpha Cornbach terletak diantara 0,60-0,90 yang artinya
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
,785 ,797 10
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 23.0
88
adalah Sangat Reliabel. Artinya, demikian variabel ini layak
djadikan alat ukur untuk menguji hipotesis.
Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Pemahaman Berita
Valid dan Hoaks
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
Based on Standardized
Items N of Items
,722 ,732 10
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 23.0
Pada tabel 4.17 di atas, besarnya nilai Alpha Cornbach
yaitu sebesar 0,722 dengan jumlah pertanyaan sebesar 10 butir.
Nilai Alpha Cornbach terletak diantara 0,60-0,80 yang artinya
adalah Reliabel. Dengan demikian, variabel ini layak djadikan
alat ukur untuk menguji hipotesis.
3. Uji Normalitas
Tabel 4.18 Tabel Uji Normalitas
Tests of Normality
Genera
si
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Aktivitas
Internet
Gen X ,097 38 ,200* ,972 38 ,434
Gen Y ,208 23 ,011 ,865 23 ,005
Gen Z ,216 57 ,000 ,928 57 ,002
Perilaku
Konsumsi
Internet
Gen X ,130 38 ,104 ,935 38 ,030
Gen Y ,200 23 ,018 ,908 23 ,037
Gen Z ,144 57 ,005 ,966 57 ,110
Perilaku
Penyebaran
Berita
Gen X ,156 38 ,021 ,958 38 ,167
Gen Y ,176 23 ,063 ,937 23 ,153
Gen Z ,075 57 ,200* ,982 57 ,548
Pemahaman
tentang Berita
dan Informasi
Gen X ,212 38 ,000 ,861 38 ,000
Gen Y ,308 23 ,000 ,751 23 ,000
Gen Z ,088 57 ,200* ,974 57 ,254
Pemahaman
tentang Berita
Gen X ,168 38 ,008 ,932 38 ,023
Gen Y ,258 23 ,000 ,865 23 ,005
89
Valid dan
Hoaks
Gen Z ,199 57 ,000 ,887 57 ,000
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 23.0
Berdasarkan uji normalitas, diperoleh data parametrik dan
non parametrik untuk pengukuran yang digunakan sebagai
berikut:
a. Aktivitas Internet : NON-PARAMETRIK
b. Perilaku Konsumsi Internet : NON-PARAMETRIK
c. penyebaran Berita/Informasi : NON-PARAMETRIK
d. Pemahaman tentang Berita
dan informasi : NON-PARAMETRIK
e. Pemahaman tentang perbedaan
berita valid dan hoaks Hoax : NON-PARAMETRIK
Untuk data Non-Parametrik, uji perbedaan antara generasi
menggunakan uji One Way Anova.
4. Uji Hipotesis
Berdasarkan teori yang digunakan, maka peneliti
merumuskan hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
H0: Tidak ada perbedaan perilaku pengguna internet dalam
mengonsumsi dan menyebarluaskan berita dan informasi pada
generasi x, y, dan z.
Ha: Ada perbedaan perilaku pengguna internet dalam
mengonsumsi dan menyebarluaskan berita dan informasi pada
generasi x, y, dan z.
90
Tabel 4.19 Tabel Uji One Way Anova
ANOVA
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Perilaku
Penyebaran Berita
Between
Groups 27,444 2 13,722 ,710 ,494
Within
Groups 2222,496 115 19,326
Total 2249,941 117
Pemahaman tentang
Berita dan Iformasi
Between Groups
64,871 2 32,436 4,056 ,020
Within Groups
919,714 115 7,998
Total 984,585 117
Pemahaman tentang Berita Valid
dan Hoaks
Between Groups
26,563 2 13,282 5,429 ,006
Within Groups
281,335 115 2,446
Total 307,898 117
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 23.0
Berdasarkan hasil dari data One Way Anova pada tabel
4.19 dapat diperoleh kesimpulan yakni:
1 Nilai Sig. (2-tailed) Akses Internet sebesar 0,197 > 0,05
sehingga dapat disimpulkan tidak ada perbedaan pada
Akses Internet untuk setiap beda generasi
2 Nilai Sig. (2-tailed) data Konsumsi Internet sebesar
0,710> 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak ada
perbedaan pada Konsumsi Intrnet untuk setiap beda
generasi
3 Nilai Sig. (2-tailed) data Perilaku Penyebaran Berita
sebesar 0,494 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak
ada perbedaan pada Perilaku Penyebaran Berita untuk
setiap beda generasi
91
4 Nilai Sig. (2-tailed) data Pemahaman mengenai Berita
Hoax sebesar 0,020 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan
terdapat perbedaan dalam membedakan pengertian berita
dan informasi untuk setiap beda generasi.
5 Nilai Sig. (2-tailed) data Berita Hoax sebesar 0,006 < 0,05
sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan dalam
membedakan Berita Hoax untuk setiap beda generasi.
C. Pembahasan
1. Aktivitas Mengonsumsi dan Meneybarkan Berita dan
Informasi
Perbedaan aktivitas dalam mengakses internet memiliki
pengaruh yang lemah terhadap perbedaan generasi x, y, dan z
dengan nilai Sig. (2-tailed) Akses Internet sebesar 0,197 > 0,05.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa akses internet tidak memiliki
pengaruh pada lintas generasi karena di era industri 4.0
tekhnologi sudah semakin canggih dan menyeluruh.
Hampir semua lapisan masyarakat di kota maupun di desa
memiliki ponsel pintar, laptop, komputer, atau iPad untuk
mengakses internet. Mengakses internet dengan menggunakan
Wi-Fi atau provider penyedia internet dengan pilihan yang
beragam juga mempermudah penggunaan internet.Perbedaan
aktivitas dalam menyebarluaskan berita dan informasi memiliki
nilai Sig. (2-tailed) data Perilaku Penyebaran Berita sebesar 0,494
> 0,05 jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pada
generasi x, y, dan z dalam menyebarluaskan berita dan informasi.
92
Semakin mudahnya menggunakan fasilitas untuk
mengakses internet membuat perkembangan portal media online
dan media sosial semakin pesat, bahkan banyak individu yang
mengunakan media untuk kepentingan pribadi, bisnis dan
penyebaran berita serta informasi hoaks. Sesuai dengan pendapat
yang dikemukakan oleh Beunette dan Robin (2008), dimana
mereka melakukan riset tentang tren aktivitas-aktivitas informasi
internet warga Amerika antara Maret 2000 hingga November
2004. Hasil riset tersebut ada empat dimensi kepentingan
penggunaan internet yaitu informasi, kesenangan, komunikasi
dan transaksi.
Hasil riset ini dapat menggambarkan bahwa aktivitas
pengguna media sosial di lingkungan civitas akademik UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta meliputi empat dimensi sesuai
dengan hasil temuan Buente dan Robbin (2008). Hal ini
menunjukkan ada perilaku pengguna yang positif bilamana
aktivitas yang dilakukan pengguna sesuai dengan lingkungan
kampus, dimana penggunaaan internet atau secara spesifik portal
berita dan sosial media harus disikapi secara bijak.
2. Pemahaman Tentang Perbedaan Berita dan Infromasi
Penelitian ini sejalan dengan teori Stimulus Organizm
Response (SOR) yang berpendapat bahwa besar atau kecilnya
suatu pengaruh dapat dilihat dari isi pesan yang disampaikan di
dalam stimulus. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya responden
yang membaca berita dan infromasi yang asli maupun hoaks di
93
internet tetapi responden bisa memilah dan memilih berita dan
informasi yang dikonsumsi dan yang disebarkan.
Dalam riset ini menemukan bahwa dosen dan mahasiswa
Fidikom UIN Jakarta dapat memahami dengan baik perbedaan
antara berita dan informasi. Pemahaman tentang perbedaan berita
dan infromasi didasari oleh pengetahuan tentang komunikasi,
media, berita, dll. Mahasiswa dan dosen sebelumnya sudah
mengetahui tentang perbedaan berita dan informasi karena ranah
dosen dan mahasiswa yang menekuni bidang komunikasi.
3. Pemahaman Tentang Berita Hoaks dan Valid
Nilai Sig. (2-tailed) data Berita Hoax sebesar 0,006 < 0,05
sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan dalam
membedakan Berita Hoax untuk setiap beda generasi.
Perbedaan dalam memaknai antara berita dan informasi
serta perbedaan antara berita valid dan hoaks dapat dipengaruhi
oleh perbedaan umur, lokasi, dan kejadian atau histori yang
melatarbelakangi kehidupan dari tiap kelompok generasi.
Generasi x adalah generasi yang lahir pada tahun awal
munculnya komputer, video game, tv kabel dan internet. Generasi
x mampu beradaptasi dan mampu menerima perubahan dengan
cukup baik. Namun masih ada generasi x yang belum terlalu
memahami internet sebaik generasi y dan z.
Generasi y sering dikenal dengan sebutan generasi
millennial. Generasi y banyak menggunakan teknologi
komunikasi instan seperti email, sms, friendster, dll. Hal ini
dikarenakan generasi y lahir pada era internet sedang booming.
94
Sedangkan generasi z adalah generasi termuda yang
memasuki angkatan kerja. Generasi ini biasanya disebut generasi
internet atau Igeneration. Sejak kecil generasi z sudah banyak
berinteraksi dengan dunia maya. Generasi ini sudah akrab dengan
teknologi ponsel pintar dan dikategorikan sebagai generasi yang
kreatif.
Dari hasil riset ini menunjukkan perilaku pengguna
internet lintas generasi memiliki pemahaman yang berbeda
terhadap perbedaan berita dan informasi hoax. Menurut
pandangan psikologis, ada dua faktor yang menyebabkan
pengguna cenderung mudah percaya pada informasi hoax. Pada
dasarnya perilaku pengguna lebih cenderung percaya informasi
hoax, jika informasinya sesuai dengan opini atau sikap yang
dimiliki (Respati, 2017). Hasil penelitian juga mendukung
pendapat David Harley dalam buku Common Hoaxes and Chain
Letters (2008), yang mengidentifikasikan hoax secara umum.
Pertama, informasi hoax biasanya memiliki karakteristik
surat berantai dengan menyertakan kalimat seperti "Sebarkan ini
ke semua orang yang Anda tahu, jika tidak, sesuatu yang tidak
menyenangkan akan terjadi”. Kedua, informasi hoax biasanya
tidak menyertakan tanggal kejadian atau tidak memiliki tanggal
yang realistis atau bisa diverifikasi, misalnya "kemarin" atau
"dikeluarkan oleh..." pernyataan-pernyataan yang tidak
menunjukkan sebuah kejelasan. Kemudian yang ketiga, informasi
hoax biasanya tidak memiliki tanggal kadaluwarsa pada
peringatan informasi, meskipun sebenarnya kehadiran tanggal
tersebut juga tidak akan membuktikan apa-apa, tetapi dapat
95
menimbulkan efek keresahan yang berkepanjangan. Keempat,
tidak ada organisasi yang dapat diidentifikasi yang dikutip
sebagai sumber informasi atau menyertakan organisasi tetapi
biasanya tidak terkait dengan informasi.
4. Interpretasi Temuan
Sejalan dengan teori techo culturalizm yaitu substansi
dalam teori ini adalah memahami perilaku manusia dari dampak
pemanfaatan tekhnologi informasi dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam teori ini mengasumsikan bahwa tekhnologi informasi atau
internet merupakan sarana pembentukan budaya baru.
Secara sederhana teknokultur dapat diartikan sebagai
pertautan antara tekhnologi dan kebudayaan. Pergeseran budaya
dapat dilihat dari kecanggihan internet dan perkembangan jumlah
serta wilayah para pengguna internet di seluruh dunia terutama di
Indonesia.
Kebiasaan masyarakat yang pada awalnya menggunakan
media cetak seperti koran dan majalah dalam mencari berita dan
informasi telah bergeser ke media internet, kemudahan dan
kecepatan dalam mencari berita serta informasi di internet
membuat budaya baru dalam pencarian berita dan informasi.
Berkaitan dengan teori Lazarsfeld, dengan adanya televisi,
orang menjadi tau akan isu-isu terkini, namun malas untuk
menindaklanjuti. Terbukti dengan adanya berita dan informasi
yang tersebar di internet, khalayak menjadi lebih up to date
terhadap isu-isu terkini, namun malas untuk memverifikasi
kebenaran dari berita dan informasi yang didapatkan. Mereka
96
merasa sudah membuat perubahan sosial, padahal hanya klik like
dan share dibalik layar komputer atau ponsel tanpa mengetahui
apakah berita itu asli atau palsu, sehingga menyebabkan
menjamurnya berita dan informasi hoaks di internet.
Mc. Luhan juga meramalkan bahwa suatu hari nanti dunia
akan menjadi global village atau desa global. Dunia diibaratkan
sebuah desa, segala berita dan informasi berkembang dengan
begitu cepat. Ramalan itu terbukti dengan berkembangnya
internet, portal berita dan media sosial yang dapat melintasi antar
negara atupun benua, masing-masing budaya dan tradisi tidak
akan berperan dalam hal pembatasan penyebaran informasi ini.
Berawal dari biasnya budaya tersebut, hak Freedom of
Speech seringkali disalahartikan dan salahgunakan untuk
menciptakan berita hoax yang bertujuan memang untuk membuat
sensasi pada media sosial tersebut atau memang sengaja agar
pengguna internet dapat mampir pada website sang pembuat
berita hoaks tersebut agar meraup keuntungan dari jumlah
pengunjung yang banyak pada website-nya.
Perilaku penyebaran hoax melalui media sosial sangat
dipengaruhi oleh pembuat berita baik itu individu maupun
berkelompok, dari yang berpendidikan rendah sampai yang
tinggi, dan terstruktur rapi. (Lazonder, Biemans, & Wopereis,
2000) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara seseorang
yang memiliki keahlian khusus dalam menggunakan search
engine dengan orang yang masih baru atau awam dalam
menggunakan search engine. Pengguna yang memiliki
pengalaman lebih banyak dalam memanfaatkan search engine,
97
akan cenderung lebih sistematis dalam melakukan penelusuran
dibandingkan dengan yang masih minim pengalaman (novice).
Sesuai dengan responden dalam riset ini yang merupakan
dosen dan mahasiswa yang terpelajar dan sering menggunakan
media internet untuk mencari berita dan informasi maka perilaku
mengonsumsi dan menyebarkan berita dinilai bijak dalam
berinternet.
Berita dan Informasi Hoax sering disebarluaskan dan
bersumber dari kabar bohong dan dibuat dalam satu jaringan
sosial untuk menjaga kepentingan pribadi maupun kelompok.
Seringkali secara sadar pengguna media sosial menyebarkan
kebohongan untuk membantu agenda yang direncanakan.
Penyebar Hoaks bisa dari kalangan personal, komunitas,
korporasi, lembaga negara, dan militer kerap membuat
propaganda kebohongan agar kepentingan mereka bisa terjaga.
Informasi Hoax dibuat agar khalayak ramai tak lagi fokus pada
masalah sebenarnya dan selanjutnya akan terjebak pada hal-hal
bombastis yang bukan jadi permasalahan pokok. Posisi penyebar
informasi Hoax yang dianggap kredibel menjadikan pengguna
merasa yakin bahwa informasi itu benar dan menjadikan itu suatu
kebenaran dan dapat disebarluaskan tanpa diperiksa kembali.
D. Keterbatasan Penelitian
Dalam setiap penelitian pasti terdapat batasan-batasan
yang dibuat oleh peneliti guna menjaga pembahasan dalam
penelitian. Dalam riset ini ada beberapa keterbatasan penelitian,
yaitu:
98
1. Subjek penelilitian dibatasi oleh civitas akademika yaitu
dosen tetap dan tidak tetap serta mahasiswa dan
mahasiswi jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)
dan Jurnalistik angkatan 2015.
2. Subjek penelitian dibatasi dalam perbedaan tiga generasi,
yaitu generasi x, y dan z.
3. Pemahaman tentang perbedaan antara berita dan informasi
serta pemahaman tentang berita hoaks dan valid.
99
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah peneliti melakukan survey dan analisis data
tentang pola konsumsi dan penyebar luasan berita dan informasi
pada generasi x, y, dan z di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
hasil penelitian menunjukkan bahwa:
Berdasarkan uji one way anova yang dilakukan peneliti,
hasil menunjukkan bahwa Nilai Sig. (2-tailed) data Konsumsi
Internet sebesar 0,710> 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak
ada perbedaan pada Konsumsi Intrnet untuk setiap beda generasi.
Hasil uji one way anova menunjukkan bawa Nilai Sig. (2-
tailed) data Perilaku Penyebaran Berita sebesar 0,494 > 0,05
sehingga dapat disimpulkan tidak ada perbedaan pada Perilaku
Penyebaran Berita untuk setiap beda generasi.
Hasil uji one way anova menunjukkan Nilai Sig. (2-tailed)
data Pemahaman mengenai Berita Hoax sebesar 0,020 < 0,05
sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan dalam
membedakan pengertian berita dan informasi untuk setiap beda
generasi dan nilai Sig. (2-tailed) data Berita Hoax sebesar 0,006 <
0,05 sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan dalam
membedakan Berita Hoax untuk setiap beda generasi.
100
Setelah dilakukan penelitian, hasil menunjukkan bahwa
bahwa H0 diterima yaitu tidak ada perbedaan perilaku pengguna
internet dalam mengonsumsi dan menyebarluaskan berita dan
informasi pada generasi x, y, dan z.
Lemahnya pengaruh stimulus kepada respon pada
penelitian ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya
pemilihan responden yang merupakan mahasiswa dan dosen
Fidikom UIN Jakarta yang terpelajar dan mumpuni dalam bidang
ilmu komunikasi seperti, ilmu tentang berita, infromasi, media,
dll.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka
saran yang dapat disampaikan pada skripsi ini adalah:
1. Saran Metodologis
Peneliti menyadari terdapat banyak kekurangan dari
penelitian skripsi ini. Peneliti berharap penelitian pola perilaku
konsumsi dan penyebaran berita di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta perlu di perluas atau di perbanyak lagi, melihat sempitnya
tempat penelitian yang hanya dilaksanakan di kampus.
Pembahasan terkait teori SOR juga menarik untuk dikaji guna
melihat respon individu terhadap media. Selain itu, subjek
peneliti yang lebih bervariasi lagi baik dari segi perbedaan
generasi, pekerjaan, ataupun latar belakang pendidikan.
101
2. Saran Praktis
Para pengguna internet diharapkan dapat lebih bijak
dalam mengonsumsi atau membaca berita dan informasi dari
media. Dengan memvalidasi kebenaran berita atau informasi
dapat menjauhkan diri dari pusaran hoaks yang bertebaran di
media dan dengan berhenti menyebarkan berita hoaks dapat
memutus rantai penyebaran berita dan informasi hoaks.
Para jurnalis atau pewarta berita media harus berhati-hati
dalam mempublish berita, medai harus memvalidasi kebenaran isi
berita dengan melalui wawancara sehingga mendapatkan berita
yang cover booth side untuk dipublish ke media. Berilah berita
dan informasi yang valid, bermutu dan terpercaya untuk
masyarakat, bukan hanya masalah kecepatan waktu dalam
menyebarkan berita.
102
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Ardianto dan Erdinaya. 2005. Komunikasi Massa: Suatu
Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama
Arikunto, Suharsimi. Prosedur penelitian: Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta, Pt Rineka Cipta
Barus, Sedia Willing. 2011. Jurnalistik: Petunjuk Tekhnis
Menulis Berita. Jakarta: Erlangga
Bungin, Bruhan. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitati:
Komunikasi, Ekonomi dan Kebijakan Publik serta Ilmu-
ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana, 2010
Bungin, Burhan. 2013. Metodologi Penelitian Sosial dan
Ekonomi. Jakarta: Kencana Pranada Media Grup
Effendi, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filasafat
Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan
Praktik. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Khoirunnisa. (2014). Pengaruh Twitter Ridwan Kamil Terhadap
Sikap Followers
Kriyantono, Rachmat. 2016. Teknik Prkatis Riset Komunikasi:
Disertai Contoh Praktid Riset Media, Public Relations,
Adveristing, Komunikasi Organisasi, Komunikasi
Pemasaran. Jakarta: PT. Kencana Prenada Media Grup
103
Lull, James. 1998. Media Komunikasi Kebudayaan. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia
Martono, Nanang. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta,
PT Rajagrafindo Persada
Masri Mansoer dan Elin Driana. 2009. Statistik Sosial. Jakarta:
ushul press
Masri Sangarimbun dan Sofian Effendi, 1995. Metodologi
Penelitian Survey. Jakarta: LP3S Indonesia
McQuail, Denis. 1991. Teori Komunikasi Massa. Jakarta:
Erlangga
Morissan. 2010. Psikologi Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia
Morissan. 2015. Metode Penelitian Survey. Jakarta: Kencana
Mulyadi, Mohammad. 2010. Penelitian Kualitatif dan
Kuantitatif. Jakarta: Publica Institute
Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis,
Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana
Noor, Juliansyah. 2014. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis,
Desertasi dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo. Soekidjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu
Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta
104
Nuryadi. Dkk. 2017. Dasar-dasar Statistik Penelitian. Jogjakarta:
Sibuku Media
Santoso. 2011. Mastering SPSS Versi 19. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo
Sawarno, Sarlito. 2004. Psikilogi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Sendjadja, Sasa Djuarsa. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi.
Jakarta: Universitas Terbuka
Siregar, Sofian. 2011. Statistika Deksriptif Untuk Penelitian.
Jakarta: PT. Raja Grafindo
Siregar, Sofiyan. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi
Dengan Perhitngan Manual dan SPSS. Jakarta: Kencana
Soehartono, Irawan. 2008. Metode Penelitian Sosial. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Soehoet, Hoeta . 2002. Teori Komunikasi 2. Jakarta: IISIP
Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Administrasi. Bandung:
Alfabeta
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta
Suhaimi dan Ruli Nasrullah. 2009. Bahasa Jurnalistik. Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta
Suryawati, Indah 2002. Jurnalistik Suatu Pengantar: Teori dan
Praktik. Bogor: Ghalia Indonesia
105
Syamsul Arifin, Bambang. 2015. Psikologi Sosial. Bandung: CV.
Pustaka Setia
Usman, Husaini. 2009. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT.
Bumi Aksara
Vivian, John. 2018. Teori Komunikasi Massa, edisi Kedelapan
(The Media of Mass Communication, 8th edition). Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
JURNAL/SKRIPSI
APJII. 2018. Penetrasi dan perilaku pengguna internet indonesia
tahun 2018
Ayu Rahmawati, 2018. Tingkat Literasi Media Mahasiswa
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta
Mengenai Informasi Hoax Tentang Kebijakan Registrasi
Pelanggan Jasa Telekomunikasi Berdasarkan Individual
Competenses Framework. Skripsi S1: Program Studi
Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Jakarta
Green, L., 2001, Communication, Technology, and Society, Sage
Publications Ltd, 1st edition
Løvlie, L., 2006, Technocultural Education, Seminar.net –
International Journal of Media, Technology and Lifelong
Learning; 2 (1)
106
Rahadi, Dedi Rianto. 2017. Perilaku Pengguna Informasi Hoax
di Media Sosial (Jurnal Menejemen dan Kewiraushaan,
2017): Vol.5, No.1, hal. 62 diakses pada 20 Juni 2019
Rumata, Vience Mutiara. 2017. perilaku pemenuhan dan
penyebaran informasi publik bagi masyarakat kota dan
desa, Jurnal Penelitian Komunikasi: Vol. 20 No. 1
Sapurta, Yanuar Surya. Theoritical Review: Teori Perbedaan
Generasi
Susilawati. 2017. Tanggapan Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Universitas Hasanuddin Terhadap Berita Palsu (Hoax)
pada Portal Berita. Skripsi S1 Departemen Ilmu
Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin
Undang-undang Republik Indonesia No.11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik
INTERNET
Binus, Penyalahgunaan Informasi dan Berita Hoax di Media
Sosial, diakses pada 20 Desember 2019 di:
https://mti.binus.ac.id/2017/07/03penyalahgunaan-
informasiberita-hoax-di-media-sosial/
Dampak Positif dan Negatif Internet, diakses pada hari Rabu, 11
Desember 2019 di: https://qwords.com/blog/dampak-
positif-dan-negatif-internet/
107
Detik.com, diakses pada tanggal 20 Juli 2020 di:
https://m.detik.com/news/berita/d-4959084/polda-metro -
tangani -43-kasus-hoaks-terkait-wabah-corona-4-
ditangkap
Dosen IT, Dampak Positif dan Negatif Internet, diakses pada 11
Desember di: https://dosenit.com/jaringan-
komputer/internet-dampak-positif-dan-negatif-internet/
Guru Pendidikan, Pengertian Informasi, diakses pada tanggl 10
Oktober 2019 di:
https://www.gurupenddikan.co.id/pengertian-infromasi/
pukul
Kompasiana, diakses pada 20 Desember 2019 di:
https://www.kompasiana.com/theosembiring/59b7a51d45
8027ff35adf3/hoax-menurut-hukum
Perbedaan Berita dan Informasi, diakses pada 20 Juni 2019 di:
http://xenoalfian.blogspot.com/2017/03/perbedaan-
informasi-dengan-berita-dan.html?m
Perbedaan Berita dan Informasi, diakses pada 20 Juni 2019 di:
https://www.Nisfullailatulumah.blogspot.com/2017/04/pe
rbedaan-berita-dan-informasi.html?m=1
Peter., (2015). 9 Powerful Tips for Communicating Better With
Millennials. Diakses dari https://www.inc.com/peter-
economy/9powerful-tips-for-communicating-better-with-
millennials.html
108
Pikiran Rakyat, Teknokultur, Diakses pada 10 Oktober 2019 di:
https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-
01293093/teknokultur-pertautan-teknologi-dan-
kebudayaan-418951?page=2
The Generation Guide - Millennials, Gen X, Y, Z and Baby
Boomers. Diakses dari
http://fourhooks.com/marketing/thegeneration-guide-
millennials-gen-x-y-z-and-baby-boomers-art5910718593/
Zona Referensi, Pengertian Informasi, diakses pada tanggal 10
Oktober 2019 di:
https://www.zonareferensi.com/pengertian-informasi/
109
LAMPIRAN
110
Lampiran 1: Surat Bimbingan Skripsi
111
Lampiran 2: Angket Penelitian
ANGKET PENELITIAN POLA PERILAKU PENGGUNA
INTERNET DALAM MENGONSUMSI DAN
MENYEBARLUASKAN BERITA DAN INFORMASI PADA
GENERASI X, Y DAN Z
Nama :
Alamat :
No.HP :
Tempat, Tanggal Lahir:
Suku/Etnis :
Jenis Kelamin :Pria Wanita
Pekerjaan :Pelajar Mahasiswa
Dosen dll
1. KETERANGAN ANGKET
Dalam rangka memperoleh data skripsi saya yang
berjudul “Pola Perilaku Pengguna Internet Dalam Mengonsumsi
dan Menyebarluaskan Berita dan Informasi pada Generasi X, Y
dan Z”. Saya meminta kesediaan Saudara/i, Bapak/Ibu untuk
menjadi responden penelitian saya dengan mengisi daftar
pertanyaan di bawah ini secara jujur. Peneliti akan menjamin
kerahasiaan dari data dan identitas responden. Atas bantuan
Saudara/i, Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih. Hormat saya
Rizka Maulidina, Mahasiswa Jurusan Jurnalistik Fidikom UIN
Jakarta.
2. PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
A. Sebelum Bapak/ibu, Saudara/i menjawab daftar
pertanyaan yang telah disediakan, isilah identitas anda
secara lengkap.
B. Bapak/ibu, Saudara/i dipersilahkan membaca dan
memahami setiap pertanyaan atau pernyataan dalam
angket dan pilihlah satu jawaban yang paling sesuai
dengan keadaan diri anda dengan memberikan tanda
(check list) pada tempat yang dipilih.
112
C. Hasil dari penelitian ini hanya digunakan bagi keperluan
penulisan ilmiah. Penyusun sangat berterima kasih atas
bantuan Bapak/ibu, Saudara/i.
3. DAFTAR PERTANYAAN
Terdapat alternatif jawaban yang tersedia, sebagai berikut:
1. Pertanyaan dengan alternatif jawaban Ya atau Tidak
2. Pertanyaan dengan alternatif jawaban bertingkat
TP : Tidak Pernah
P : Pernah
R : Ragu
S : Sering
SS : Sangat Sering
3. Pertanyaan dengan alternatif jawaban bertingkat
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
R : Ragu
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
Pertanyaan Ya Tidak
2 1
1 Apakah anda pengguna internet?
2 Sejak kapan anda mulai menggunakan
internet
Tahun:
Jika ya, silahkan isi pertanyaan di bawah ini:
A. Frekuensi Penggunaan Perangkat Internet
Pertanyaan TP P R S SS
1 2 3 4 5
1 Seberapa sering anda
menggunakan Ponsel Pintar
untuk mengakses internet
2 Seberapa sering anda
menggunakan Laptop untuk
mengakses internet
3 Seberapa sering anda
113
menggunakan Komputer
untuk mengakses internet
4 Seberapa sering anda
menggunakan Ipad/Tablet
untuk mengakses internet
Pilih salah satu atau lebih dari satu jawaban
B. Durasi, Perangkat Internet, Portal Berita
Pertanyaan Jawaban
1 Berapa lama waktu yang
anda gunakan untuk
mengakses internet
dalam sehari?
1-3 Jam 4-8 Jam 9-12 Jam
>12 Jam Tidak sama sekali
2 Apakah perangkat
internet yang anda
gunakan untuk
mengakses internet di
luar rumah (kampus,
kantor, dll)?
Ponsel Pintar Komputer
Laptop Ipad/Tablet
3 Apakah perangkat
internet yang anda
gunakan untuk
mengakses internet di
rumah?
Ponsel Pintar Komputer
Laptop Ipad/Tablet
4 Untuk mencari berita
dan informasi, apa saja
aplikasi, link atau
portal yang sering anda
kunjungi?
(pilihan boleh lebih
dari satu)
Detik.com Kompas.com
Liputan6.com Viva.co.id
Tirto.id Tempo.co
Kapanlagi.com
Tribunnews.com
Merdeka.com Okezone.com
Line Today Whatsapp
Grup
Facebook Twitter
dll
Pilih salah satu jawaban yang dipandang paling mendekati dan
sesuai dengan anda
114
C. Konsumsi Internet
Pernyataan STS TS R S SS
1 2 3 4 5
1 Saya menggunakan internet
sebagai tempat untuk mencari
berita dan informasi
2 Setiap hari saya membaca berita
dan informasi di internet
3 Saya tertarik menggunakan
internet sebagai salah satu
sumber mencari berita dan
informasi
4 Saya hanya membaca berita dari
situs atau portal yang saya
percaya
5 Saya membaca berita dan
informasi dari semua portal
berita yang ada tanpa
memilihnya kembali
6 Saya percaya terhadap semua
berita dan infromasi yang beredar
di internet
7 Saya tidak sepenuhnya percaya
terhadap berita yang saya baca di
internet
8 Saya memilih dan memilah
kembali berita dan informasi
yang saya terima dari internet
9 Saya membaca berita dan
informasi karena judul yang
menarik
10 Saya selalu membaca
keseluruhan isi berita dan
informasi
11 Saya merasa cukup membaca
berita hanya dari judulnya saja
12 Saya merasa tidak perlu
memilah berita dari internet
115
Pilih salah satu jawaban yang dipandang paling mendekati dan
sesuai dengan anda
D. Penyebaran Berita dan Informasi
Pernyataan TP P R S SS
1 2 3 4 5
1 Saya membaca berita dan
informasi hanya untuk
pengetahuan pribadi
2 Saya hanya membaca berita dan
informasi tanpa menyebarkannya
3 Saya merasa teman saya perlu
untuk mengetahui berita yang
saya baca
4 Saya merasa keluarga saya perlu
untuk mengetahui berita yang
saya baca
5 Saya merasa semua orang/publik
perlu untuk mengetahui berita
yang saya baca
6 Saya sering menyebarkan berita
dan informasi tanpa membacanya
terlebih dahulu
7 Saya hanya menyebarkan berita
dan informasi jika berita itu
dipandang benar menurut saya
8 Saya tidak tertarik menyebarkan
berita dan informasi kemanapun
9 Saya menyebarkan berita dan
informasi yang saya dapat di
internet ke sosial media yang saya
miliki (Facebook, Twitter,
Instagram)
10 Saya menyebarkan berita dan
informasi yang saya dapat di
internet melalui chat grup atau
pribadi (WhatsApp, Line,
Telegram)
116
Pilih salah satu jawaban yang dipandang paling mendekati dan
sesuai dengan anda
E. Perbedaan Berita dan Infromasi
Pernyataan Ya Tidak
1 2
1 Berita adalah cerita atau keterangan
mengenai kejadian atau peristiwa yang
hangat
2 Informasi adalah penerangan,
pemberitahuan atau kabar berita tentang
sesuatu
3 Berita merupakan kumpulan informasi
media
4 Infromasi merupakan potongan atau
kumpulan pesan
5 Berita biasanya sudah tervalisdasi
kebenarannya
6 Informasi biasanya sudah dipastikan
kebenarannya
7 Berita disampaikan melalui lembaga pers,
bukan perorangan
8 Informasi disampaikan melalui perorangan
9 Berita sudah tervalidasi sebelum
disebarkan
10 Informasi sudah tervalidasi sebelum
disebarkan
11 Berita dan Informasi diproduksi oleh
wartawan
12 Informasi tidak memiliki penanggung
jawab atas kesalahan penulisan
13 Berita menggunakan sistem air terjun
dalam melakukan sistem tanggung jawab
terhadap kesalahan penulisan
14 Memiliki identitas penulis dan alamat
kantor berita adalah salah satu syarat
informasi
15 Berita dan infromasi keduanya dibatasi
117
dengan kode etik jurnalistik
16 Berita dikelola oleh badan hukum,
sedangkan informasi dikelola secara bebas
17 Cara penyampaian berita melalui media
cetak, online, tv dan radio
18 Cara penyampaian informasi melalui blog,
Facebook, Twitter
19 Berita dan informasi selalu memiliki
sumber yang jelas
20 Pemimpin redaksi betrtanggung jawab atas
berita yang dipublikasikan
Pilih salah satu jawaban yang dipandang paling mendekati dan
sesuai dengan anda
F. Perbedaan Berita atau Informasi Valid dan Hoaks
Contoh Berita Benar Tidak
1 2
1 KASIHAN...!!! Transkip Rekaman
Pilot dan Co-Pilot “Balck Box” Detik-
detik Kecelakaan Pesawat Lion Air JT
610
2 Mahasiswa Mulai Demo Jokowi,
Merangsek Tuntut Terbitkan Perpu
KPK
3 Modus Penculikan Anak Dengan
Mencari Baju Bekas, Waspadalah
Terhadap Penculikan dan Jangan Lupa
untuk Tetap Jagain Anak
4 MPR Gelar Gladi Kotor Pelantikan
Presiden-Wakil Presiden
5 Komnas HAM Temukan 10 Warga
Papua Diduga Tewas dalam Kerusuhan
Wamena
6 Ngeri, Foto Ratusan Jasad Anak-anak
Diduga Korban Penculikan dan Diambil
Organnya Bikin Geger
7 Terobos Palang Pintu, Ojek dan
Seorang PNS Tewas Tertabrak KRL di
118
Depok
8 Beredarnya obat baru yang bernama
“Progesterex”, obat ini adalah pil kecil
yang di gunakan untuk menetralisasi
korban pemerkosaan agar tidak hamil
9 BAHAYA Konsumsi MSG berlebihan
dapat berdampak pada kerusakan otak
10 Jika Iuran Naik, Anggaran BPJS
Kesehatan Kota Mojokerto Bengkak Rp
11 M
Ijinkan saya untuk mengetahui apakah Bapak/Ibu/Saudara aktif
atau berpartisipasi dan mengikuti kegiatan keagamaan islam
yang dilakukan organisasi keagamaan islam sebagai berikut ini:
G. Organisasi Keagamaan
No Nama Organisasi/Lembaga Ya Tidak
1 Al Hawariyun
2 Al Ittihadiyah
3 Al-Irsyad
4 Al-Wasliyah
5 Badan Kontak Majelis Ta’lim (BKMT)
6 Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
(DDII)
7 Forum Umat Islam (FUI)
8 Front Pembela Islam (FPI)
9 Gerakan Pemuda Islam Banten (GPIB)
10 Hidayatullah
11 Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
12 Hizbut Tahrir Indonesia
13 Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
(IMM)
14 Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII)
15 Mathla’ul Anwar
16 Muhammadiyah
17 Nahdatul Wathan
18 Nahdlatul Ulama (NU)
19 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
119
(PMII)
20 Persatuan Islam (Persis)
21 Persatuan Tarbiyah Islamiyah
22 Sarekat Islam
120
Lampiran 3: Hasil Olah Data SPSS 22.0
UJI RELIABILITAS
A. Akses Internet
B. Konsumsi Internet
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of
Items
,705 ,743 12
C. Penyeberan Berita
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
,747 ,763 4
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
,785 ,797 10
121
D. Penyebaran Berita Hoaks
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
,875 ,883 20
E. Berita Hoaks
UJI STATISTIK DESKRIPTIF
a. Aktivitas Internet
NO
TP P R S SS PERSEN
1 2 3 4 5
A1 0% 0% 5% 15% 80% 100%
A2 0% 7% 31% 44% 18% 100%
A3 10% 31% 27% 16% 16% 100%
A4 44% 36% 1% 5% 13% 100%
RATA-
RATA 14% 19% 16% 20% 32% 100%
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
,722 ,732 10
122
b. Konsumsi Internet
NO
STS TS R S SS
PERSEN 1 2 3 4 5
X1.1 0% 0% 6% 41% 53% 100%
X1.2 0% 1% 14% 37% 48% 100%
X1.3 0% 0% 9% 34% 56% 100%
X1.4 0% 5% 5% 40% 50% 100%
X1.5 28% 28% 29% 11% 4% 100%
X1.6 42% 24% 29% 4% 0% 100%
X1.7 1% 3% 23% 36% 37% 100%
X1.8 1% 0% 4% 38% 57% 100%
X1.9 5% 4% 36% 35% 19% 100%
X1.10 0% 3% 28% 47% 22% 100%
X1.11 38% 40% 17% 4% 1% 100%
X1.12 59% 28% 11% 1% 2% 100%
RATA
RATA 14% 11% 18% 27% 29% 100%
c. Penyebaran Berita
NO
STS TS R S SS
PERSEN 1 2 3 4 5
X2.1 5% 3% 28% 43% 20% 100%
X2.2 1% 13% 38% 37% 11% 100%
X2.3 5% 20% 46% 22% 8% 100%
X2.4 3% 12% 42% 30% 12% 100%
X2.5 16% 25% 41% 14% 4% 100%
X2.6 62% 26% 11% 1% 0% 100%
X2.7 7% 11% 18% 41% 23% 100%
X2.8 11% 20% 47% 12% 9% 100%
X2.9 18% 23% 38% 16% 4% 100%
X2.10 8% 22% 39% 29% 2% 100%
RATA-
RATA 14% 18% 35% 24% 9% 100%
123
d. Pemahaman tentang Perbedaan Berita dan Informasi
NO YA TIDAK
PERSEN 1 2
Y1 87% 13% 100%
Y2 95% 5% 100%
Y3 76% 24% 100%
Y4 86% 14% 100%
Y5 67% 33% 100%
Y6 18% 82% 100%
Y7 88% 12% 100%
Y8 79% 21% 100%
Y9 85% 15% 100%
Y10 22% 78% 100%
Y11 42% 58% 100%
Y12 72% 28% 100%
Y13 78% 22% 100%
Y14 47% 53% 100%
Y15 56% 44% 100%
Y16 92% 8% 100%
Y17 97% 3% 100%
Y18 87% 13% 100%
Y19 36% 64% 100%
Y20 95% 5% 100%
RATA-
RATA 68% 32% 100%
e. Pemahaman tentang Perbedaan Berita Asli dan Hoaks
NO
BENAR HOAKS
PERSEN 1 2
B1 9% 91% 100%
B2 90% 10% 100%
B3 18% 82% 100%
B4 83% 17% 100%
B5 80% 20% 100%
B6 8% 92% 100%
124
B7 87% 13% 100%
B8 26% 74% 100%
B9 48% 52% 100%
B10 70% 30% 100%
RATA-
RATA 52% 48%
100%
125
HASIL UJI VALIDITAS
A. Akses Internet
Akses HP
Akses
Laptop
Akses
Komputer
Akses
Tablet
TOTAL
AKSES
Pearson Correlation 1 ,471** ,282 ,158 ,502
**
Sig. (2-tailed) ,009 ,130 ,405 ,005
N 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,471** 1 ,673
**,609
**,882
**
Sig. (2-tailed) ,009 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,282 ,673** 1 ,486
**,840
**
Sig. (2-tailed) ,130 ,000 ,006 ,000
N 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,158 ,609**
,486** 1 ,797
**
Sig. (2-tailed) ,405 ,000 ,006 ,000
N 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,502**
,882**
,840**
,797** 1
Sig. (2-tailed) ,005 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30
Akses
Tablet
TOTAL
AKSES
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
Akses HP
Akses
Laptop
Akses
Komputer
126
B. Konsumsi Internet
x1.1 x1.2 x1.3 x1.4 x1.5 x1.6 x1.7 x1.8 x1.9 x1.10 x1.11 x1.12 Total X1
Pearson Correlation 1 ,587**
,733** .352 .239 -.027 .124 .145 .079 .279 -.088 .229 ,428
*
Sig. (2-tailed) .001 .000 .056 .203 .889 .513 .446 .677 .136 .645 .223 .018
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,587** 1 ,637
**,548
** .246 -.021 ,464** .300 -.040 .245 .064 .156 ,592
**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .002 .189 .913 .010 .107 .833 .191 .736 .411 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,733**
,637** 1 ,490
**,411
* .081 .133 .194 .157 .220 -.094 .176 ,563**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .006 .024 .671 .484 .303 .408 .242 .623 .352 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation .352 ,548**
,490** 1 .023 -.063 ,543
**,529
** .145 .114 .133 -.061 ,566**
Sig. (2-tailed) .056 .002 .006 .905 .742 .002 .003 .445 .548 .482 .749 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation .239 .246 ,411* .023 1 ,448
* -.171 .044 .090 ,484** .138 ,525
**,598
**
Sig. (2-tailed) .203 .189 .024 .905 .013 .366 .819 .638 .007 .467 .003 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation -.027 -.021 .081 -.063 ,448* 1 -.137 -.217 ,376
* .018 ,386* .266 ,420
*
Sig. (2-tailed) .889 .913 .671 .742 .013 .470 .250 .041 .924 .035 .155 .021
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation .124 ,464** .133 ,543
** -.171 -.137 1 ,396* .093 .087 .249 -.236 ,443
*
Sig. (2-tailed) .513 .010 .484 .002 .366 .470 .030 .625 .647 .185 .210 .014
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation .145 .300 .194 ,529** .044 -.217 ,396
* 1 .109 .164 .140 .044 ,443*
Sig. (2-tailed) .446 .107 .303 .003 .819 .250 .030 .565 .386 .462 .819 .014
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation .079 -.040 .157 .145 .090 ,376* .093 .109 1 -.094 ,461
* .204 ,510**
Sig. (2-tailed) .677 .833 .408 .445 .638 .041 .625 .565 .622 .010 .279 .004
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation .279 .245 .220 .114 ,484** .018 .087 .164 -.094 1 -.035 .253 ,437
*
Sig. (2-tailed) .136 .191 .242 .548 .007 .924 .647 .386 .622 .854 .177 .016
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation -.088 .064 -.094 .133 .138 ,386* .249 .140 ,461
* -.035 1 .342 ,525**
Sig. (2-tailed) .645 .736 .623 .482 .467 .035 .185 .462 .010 .854 .065 .003
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation .229 .156 .176 -.061 ,525** .266 -.236 .044 .204 .253 .342 1 ,459
*
Sig. (2-tailed) .223 .411 .352 .749 .003 .155 .210 .819 .279 .177 .065 .011
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,428*
,592**
,563**
,566**
,598**
,420*
,443*
,443*
,510**
,437*
,525**
,459* 1
Sig. (2-tailed) .018 .001 .001 .001 .000 .021 .014 .014 .004 .016 .003 .011
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
x1.9
x1.10
x1.11
x1.12
Total X1
x1.4
x1.5
x1.6
x1.7
x1.8
Correlations
x1.1
x1.2
x1.3
127
C. Penyebaran Berita
x2.1 x2.2 x2.3 x2.4 x2.5 x2.6 x2.7 x2.8 x2.9 x2.10 Total x2
Pearson Correlation 1 ,327 ,320 ,072 ,213 ,249 ,131 ,442* -,109 ,298 ,502
**
Sig. (2-tailed) ,078 ,085 ,704 ,258 ,185 ,491 ,015 ,567 ,110 ,005
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,327 1 ,198 ,240 ,286 ,167 ,076 ,446* -,040 ,230 ,446
*
Sig. (2-tailed) ,078 ,294 ,202 ,126 ,378 ,690 ,013 ,833 ,221 ,014
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,320 ,198 1 ,479**
,777** ,296 ,369
* ,266 ,372*
,638**
,810**
Sig. (2-tailed) ,085 ,294 ,007 ,000 ,113 ,045 ,155 ,043 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,072 ,240 ,479** 1 ,501
** ,295 ,239 ,205 ,401*
,410*
,641**
Sig. (2-tailed) ,704 ,202 ,007 ,005 ,114 ,204 ,276 ,028 ,025 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,213 ,286 ,777**
,501** 1 ,518
** ,236 ,312 ,341 ,602**
,795**
Sig. (2-tailed) ,258 ,126 ,000 ,005 ,003 ,210 ,093 ,065 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,249 ,167 ,296 ,295 ,518** 1 ,090 ,151 ,251 ,398
*,524
**
Sig. (2-tailed) ,185 ,378 ,113 ,114 ,003 ,638 ,427 ,182 ,029 ,003
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,131 ,076 ,369* ,239 ,236 ,090 1 -,025 ,383
*,427
*,548
**
Sig. (2-tailed) ,491 ,690 ,045 ,204 ,210 ,638 ,898 ,037 ,019 ,002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,442*
,446* ,266 ,205 ,312 ,151 -,025 1 -,096 ,107 ,425
*
Sig. (2-tailed) ,015 ,013 ,155 ,276 ,093 ,427 ,898 ,615 ,575 ,019
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation -,109 -,040 ,372*
,401* ,341 ,251 ,383
* -,096 1 ,198 ,488**
Sig. (2-tailed) ,567 ,833 ,043 ,028 ,065 ,182 ,037 ,615 ,295 ,006
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,298 ,230 ,638**
,410*
,602**
,398*
,427* ,107 ,198 1 ,735
**
Sig. (2-tailed) ,110 ,221 ,000 ,025 ,000 ,029 ,019 ,575 ,295 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,502**
,446*
,810**
,641**
,795**
,524**
,548**
,425*
,488**
,735** 1
Sig. (2-tailed) ,005 ,014 ,000 ,000 ,000 ,003 ,002 ,019 ,006 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Total x2
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
x2.6
x2.7
x2.8
x2.9
x2.10
x2.1
x2.2
x2.3
x2.4
x2.5
Correlations
128
D. Pemahaman Tentang Perbedaan Berita Dan Informasi
y1 y2 y3 y4 y5 y6 y7 y8 y9 y10 y11 y12 y13 y14 y15 y16 y17 y18 y19 y20 Total y
Pearson Correlation 1 ,408*
,617** ,327 ,365
*,361
*,499
**,488
**,385
* ,017 ,089 ,356 ,592**
,386*
,426* ,117 ,385
*,385
* ,161 ,385*
,709**
Sig. (2-tailed) ,025 ,000 ,078 ,047 ,050 ,005 ,006 ,036 ,928 ,640 ,053 ,001 ,035 ,019 ,539 ,036 ,036 ,394 ,036 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,408* 1 ,378
* ,169 ,117 ,147 ,484** -,120 ,288 ,147 -,055 ,055 ,443
* ,218 ,234 ,464** -,105 ,288 ,036 -,105 ,375
*
Sig. (2-tailed) ,025 ,039 ,373 ,539 ,437 ,007 ,529 ,122 ,437 ,775 ,775 ,014 ,247 ,214 ,010 ,581 ,122 ,850 ,581 ,041
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,617**
,378* 1 ,279 ,309 ,223 ,279 ,063 ,139 ,056 -,144 ,144 ,533
** ,144 ,190 ,094 ,139 ,139 -,048 ,139 ,431*
Sig. (2-tailed) ,000 ,039 ,136 ,097 ,236 ,136 ,740 ,465 ,770 ,447 ,447 ,002 ,447 ,314 ,619 ,465 ,465 ,803 ,465 ,018
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,327 ,169 ,279 1 ,327 ,118 ,255 ,388*
,479** -,068 -,032 ,354 ,380
* ,129 ,164 ,169 ,247 ,247 ,154 ,247 ,478**
Sig. (2-tailed) ,078 ,373 ,136 ,078 ,535 ,174 ,034 ,007 ,720 ,866 ,055 ,038 ,498 ,385 ,373 ,188 ,188 ,417 ,188 ,008
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,365* ,117 ,309 ,327 1 ,017 ,499
** ,293 ,599** ,189 ,238 ,505
** ,263 -,208 -,015 ,408*
,599**
,599** ,308 ,599
**,613
**
Sig. (2-tailed) ,047 ,539 ,097 ,078 ,928 ,005 ,116 ,000 ,317 ,206 ,004 ,160 ,270 ,939 ,025 ,000 ,000 ,097 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,361* ,147 ,223 ,118 ,017 1 ,118 ,035 -,015 ,441
* ,354 -,032 ,154 ,676**
,472** -,169 -,015 -,015 ,482
** -,015 ,441*
Sig. (2-tailed) ,050 ,437 ,236 ,535 ,928 ,535 ,853 ,935 ,015 ,055 ,866 ,415 ,000 ,008 ,373 ,935 ,935 ,007 ,935 ,015
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,499**
,484** ,279 ,255 ,499
** ,118 1 ,388*
,711** ,304 ,129 ,515
**,380
* ,290 ,323 ,484**
,711**
,711** ,154 ,711
**,773
**
Sig. (2-tailed) ,005 ,007 ,136 ,174 ,005 ,535 ,034 ,000 ,102 ,498 ,004 ,038 ,121 ,081 ,007 ,000 ,000 ,417 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,488** -,120 ,063 ,388
* ,293 ,035 ,388* 1 ,351 ,035 ,183 ,365
* ,337 ,183 ,211 -,120 ,614** ,351 ,331 ,614
**,548
**
Sig. (2-tailed) ,006 ,529 ,740 ,034 ,116 ,853 ,034 ,057 ,853 ,334 ,047 ,069 ,334 ,264 ,529 ,000 ,057 ,074 ,000 ,002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,385* ,288 ,139 ,479
**,599
** -,015 ,711** ,351 1 ,216 ,320 ,480
** ,207 ,120 ,343 ,681**
,712**
,712** ,251 ,712
**,744
**
Sig. (2-tailed) ,036 ,122 ,465 ,007 ,000 ,935 ,000 ,057 ,251 ,084 ,007 ,272 ,527 ,064 ,000 ,000 ,000 ,182 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,017 ,147 ,056 -,068 ,189 ,441* ,304 ,035 ,216 1 ,515
** -,354 -,202 ,354 ,472** ,147 ,216 ,216 ,482
** ,216 ,407*
Sig. (2-tailed) ,928 ,437 ,770 ,720 ,317 ,015 ,102 ,853 ,251 ,004 ,055 ,284 ,055 ,008 ,437 ,251 ,251 ,007 ,251 ,026
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,089 -,055 -,144 -,032 ,238 ,354 ,129 ,183 ,320 ,515** 1 -,028 -,123 ,167 ,384
* ,218 ,320 ,320 ,577** ,320 ,443
*
Sig. (2-tailed) ,640 ,775 ,447 ,866 ,206 ,055 ,498 ,334 ,084 ,004 ,884 ,517 ,379 ,036 ,247 ,084 ,084 ,001 ,084 ,014
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,356 ,055 ,144 ,354 ,505** -,032 ,515
**,365
*,480
** -,354 -,028 1 ,431* -,028 -,110 ,327 ,480
**,480
** -,027 ,480**
,470**
Sig. (2-tailed) ,053 ,775 ,447 ,055 ,004 ,866 ,004 ,047 ,007 ,055 ,884 ,017 ,884 ,563 ,077 ,007 ,007 ,885 ,007 ,009
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,592**
,443*
,533**
,380* ,263 ,154 ,380
* ,337 ,207 -,202 -,123 ,431* 1 ,185 ,223 ,141 ,207 ,207 ,081 ,207 ,513
**
Sig. (2-tailed) ,001 ,014 ,002 ,038 ,160 ,415 ,038 ,069 ,272 ,284 ,517 ,017 ,329 ,236 ,457 ,272 ,272 ,670 ,272 ,004
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,386* ,218 ,144 ,129 -,208 ,676
** ,290 ,183 ,120 ,354 ,167 -,028 ,185 1 ,659** -,055 ,120 ,120 ,302 ,120 ,473
**
Sig. (2-tailed) ,035 ,247 ,447 ,498 ,270 ,000 ,121 ,334 ,527 ,055 ,379 ,884 ,329 ,000 ,775 ,527 ,527 ,105 ,527 ,008
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,426* ,234 ,190 ,164 -,015 ,472
** ,323 ,211 ,343 ,472**
,384* -,110 ,223 ,659
** 1 ,234 ,343 ,343 ,222 ,343 ,596**
Sig. (2-tailed) ,019 ,214 ,314 ,385 ,939 ,008 ,081 ,264 ,064 ,008 ,036 ,563 ,236 ,000 ,214 ,064 ,064 ,239 ,064 ,001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,117 ,464** ,094 ,169 ,408
* -,169 ,484** -,120 ,681
** ,147 ,218 ,327 ,141 -,055 ,234 1 ,288 ,681** ,036 ,288 ,433
*
Sig. (2-tailed) ,539 ,010 ,619 ,373 ,025 ,373 ,007 ,529 ,000 ,437 ,247 ,077 ,457 ,775 ,214 ,122 ,000 ,850 ,122 ,017
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,385* -,105 ,139 ,247 ,599
** -,015 ,711**
,614**
,712** ,216 ,320 ,480
** ,207 ,120 ,343 ,288 1 ,712** ,251 1,000
**,722
**
Sig. (2-tailed) ,036 ,581 ,465 ,188 ,000 ,935 ,000 ,000 ,000 ,251 ,084 ,007 ,272 ,527 ,064 ,122 ,000 ,182 0,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,385* ,288 ,139 ,247 ,599
** -,015 ,711** ,351 ,712
** ,216 ,320 ,480** ,207 ,120 ,343 ,681
**,712
** 1 ,251 ,712**
,722**
Sig. (2-tailed) ,036 ,122 ,465 ,188 ,000 ,935 ,000 ,057 ,000 ,251 ,084 ,007 ,272 ,527 ,064 ,000 ,000 ,182 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,161 ,036 -,048 ,154 ,308 ,482** ,154 ,331 ,251 ,482
**,577
** -,027 ,081 ,302 ,222 ,036 ,251 ,251 1 ,251 ,500**
Sig. (2-tailed) ,394 ,850 ,803 ,417 ,097 ,007 ,417 ,074 ,182 ,007 ,001 ,885 ,670 ,105 ,239 ,850 ,182 ,182 ,182 ,005
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,385* -,105 ,139 ,247 ,599
** -,015 ,711**
,614**
,712** ,216 ,320 ,480
** ,207 ,120 ,343 ,288 1,000**
,712** ,251 1 ,722
**
Sig. (2-tailed) ,036 ,581 ,465 ,188 ,000 ,935 ,000 ,000 ,000 ,251 ,084 ,007 ,272 ,527 ,064 ,122 0,000 ,000 ,182 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,709**
,375*
,431*
,478**
,613**
,441*
,773**
,548**
,744**
,407*
,443*
,470**
,513**
,473**
,596**
,433*
,722**
,722**
,500**
,722** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,041 ,018 ,008 ,000 ,015 ,000 ,002 ,000 ,026 ,014 ,009 ,004 ,008 ,001 ,017 ,000 ,000 ,005 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
y7
Correlations
y1
y2
y3
y4
y5
y6
y19
y8
y9
y10
y11
y12
y13
y14
y15
y16
y17
y18
y20
Total y
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
129
E. Berita Hoaks
b1 b2 b3 b4 b5 b6 b7 b8 b9 b10 Total b
Pearson Correlation 1 .129 .229 -.011 .193 ,373* .160 .282 .114 .265 ,478
**
Sig. (2-tailed) .490 .215 .952 .299 .039 .389 .124 .543 .150 .007
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
Pearson Correlation .129 1 .115 .100 .354 .048 ,358* .172 .209 .172 ,435
*
Sig. (2-tailed) .490 .537 .594 .051 .798 .048 .355 .260 .354 .015
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
Pearson Correlation .229 .115 1 .115 .142 ,416* .144 .198 ,552
** -.183 ,475**
Sig. (2-tailed) .215 .537 .538 .446 .020 .441 .284 .001 .325 .007
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
Pearson Correlation -.011 .100 .115 1 .209 .126 .241 .197 ,407* .287 ,533
**
Sig. (2-tailed) .952 .594 .538 .258 .499 .192 .288 .023 .117 .002
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
Pearson Correlation .193 .354 .142 .209 1 .135 .213 ,361* .313 ,406
*,648
**
Sig. (2-tailed) .299 .051 .446 .258 .468 .249 .046 .087 .024 .000
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
Pearson Correlation ,373* .048 ,416
* .126 .135 1 .060 .217 .230 .099 ,418*
Sig. (2-tailed) .039 .798 .020 .499 .468 .749 .240 .214 .598 .019
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
Pearson Correlation .160 ,358* .144 .241 .213 .060 1 .214 .260 .345 ,516
**
Sig. (2-tailed) .389 .048 .441 .192 .249 .749 .247 .158 .057 .003
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
Pearson Correlation .282 .172 .198 .197 ,361* .217 .214 1 .213 .354 ,644
**
Sig. (2-tailed) .124 .355 .284 .288 .046 .240 .247 .250 .051 .000
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
Pearson Correlation .114 .209 ,552**
,407* .313 .230 .260 .213 1 .112 ,653
**
Sig. (2-tailed) .543 .260 .001 .023 .087 .214 .158 .250 .547 .000
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
Pearson Correlation .265 .172 -.183 .287 ,406* .099 .345 .354 .112 1 ,553
**
Sig. (2-tailed) .150 .354 .325 .117 .024 .598 .057 .051 .547 .001
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
Pearson Correlation ,478**
,435*
,475**
,533**
,648**
,418*
,516**
,644**
,653**
,553** 1
Sig. (2-tailed) .007 .015 .007 .002 .000 .019 .003 .000 .000 .001
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
b9
b10
Total b
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
b4
b5
b6
b7
b8
Correlations
b1
b2
b3
130
UJI TERJADI PERBEDAAN ANTARA GENERASI BERDASARKAN VARIABEL X1 DAN X2
Tests of Normality
Gener
asi
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Aktivitas Internet Gen X ,097 38 ,200* ,972 38 ,434
Gen Y ,208 23 ,011 ,865 23 ,005
Gen Z ,216 57 ,000 ,928 57 ,002
Perilaku Konsumsi Internet Gen X ,130 38 ,104 ,935 38 ,030
Gen Y ,200 23 ,018 ,908 23 ,037
Gen Z ,144 57 ,005 ,966 57 ,110
Perilaku Penyebaran Berita Gen X ,156 38 ,021 ,958 38 ,167
Gen Y ,176 23 ,063 ,937 23 ,153
Gen Z ,075 57 ,200* ,982 57 ,548
Pemahaman tentang Berita
Hoaks
Gen X ,212 38 ,000 ,861 38 ,000
Gen Y ,308 23 ,000 ,751 23 ,000
Gen Z ,088 57 ,200* ,974 57 ,254
Persepsi Berita Hoaks Gen X ,168 38 ,008 ,932 38 ,023
131
Gen Y ,258 23 ,000 ,865 23 ,005
Gen Z ,199 57 ,000 ,887 57 ,000
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Untuk Data Non-Parametrik, Uji Perbedaan Antara Generasi Menggunakan Uji One Way Anova
ANOVA
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Aktivitas Internet Between Groups 27,190 2 13,595 1,647 ,197
Within Groups 949,089 115 8,253
Total 976,280 117
Perilaku Konsumsi Internet Between Groups 1,234 2 ,617 ,046 ,955
Within Groups 1551,961 115 13,495
Total 1553,195 117
Perilaku Penyebaran Berita Between Groups 27,444 2 13,722 ,710 ,494
Within Groups 2222,496 115 19,326
132
Total 2249,941 117
Pemahaman tentang Berita
Hoaks
Between Groups 64,871 2 32,436 4,056 ,020
Within Groups 919,714 115 7,998
Total 984,585 117
Persepsi Berita Hoaks Between Groups 26,563 2 13,282 5,429 ,006
Within Groups 281,335 115 2,446
Total 307,898 117