bab iii

30
BAB III KERANGKA KONSEP Pada bab ini akan membahas mengenai kerangka konsep,hipotesis dan definisi operasional. A.Kerangka Konsep Konsep adalah abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal yang khusus.Konsep tidak dapat langsung diamati atau diukur melainkan hanya dapat diamati melalui konstruk atau yang lebih dikenal dengan istilah variable(Notoadmojo,2010).Kerangka konsep pada penelitian ini untuk meneliti hubungan antara variabel bebas(independen)dengan variabel terikat(dependen). 1.Variabel bebas(independen) merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat(dependen),Alimul Azis,2007).Dalam penelitian ini,variabel tersebut adalah:pengetahuan,pendidikan,umur,pendapatan dan frekuensi sumber informasi. 2.Variabel terikat(dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel bebas.Variabel ini dapat bergantung pada variabel bebas(Alimul Azis,2007).Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah perilaku pencegahan penyakit malaria.

Upload: sheila-bruce

Post on 13-Aug-2015

139 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III

BAB III

KERANGKA KONSEP

Pada bab ini akan membahas mengenai kerangka konsep,hipotesis dan definisi operasional.

A.Kerangka Konsep

Konsep adalah abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal yang khusus.Konsep tidak dapat langsung diamati atau diukur melainkan hanya dapat diamati melalui konstruk atau yang lebih dikenal dengan istilah variable(Notoadmojo,2010).Kerangka konsep pada penelitian ini untuk meneliti hubungan antara variabel bebas(independen)dengan variabel terikat(dependen).

1.Variabel bebas(independen) merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat(dependen),Alimul Azis,2007).Dalam penelitian ini,variabel tersebut adalah:pengetahuan,pendidikan,umur,pendapatan dan frekuensi sumber informasi.

2.Variabel terikat(dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel bebas.Variabel ini dapat bergantung pada variabel bebas(Alimul Azis,2007).Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah perilaku pencegahan penyakit malaria.

Page 2: BAB III

Kerangka konsep untuk menggambarkan korelasi antara kedua variabel:

Variabel Independen Variabel Dependen

B.Definisi Oprasional

No

Variabel

Definisi Konseptual

Definisi Operasional

Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

1 Prilaku Suatu respon organism atau seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek (Notoatmojo,2007)

Respon berupa tindakan seseorang dalam melakukan pencegahan penyakit malaria

Mengisi kueisioner

Kueisoner,jumlah pertanyaan sebanyak 15 pertanyaan dengan jawaban selalu,sering,kadang-kadang,dan tidak pernah.

1.kurang baik bila <median(43)2.baik bila ≥median (43)

Ordinal

2 Pengetahuan

Hasil dari tahuyang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telingaterhadap objek tertentu(Notoatmojo,2010)

Pemahaman masyarakat meliputi pengertian,tandadan cara-cara penjegahan penyakit malaria

Mengisi kueisioner

Kueisioner,jumlah pertanyaan sebanyak 20 pertanyaan dengan pilihan jawaban benar atau salah

1.kurang baik bila <median (80)2.baik bila ≥median (80)

Ordinal

3 Pendidikan

Proses mengubah sikap dan tata laku seseorang maupun kelompok dalam usaha

Pendidikan formal terakhir yang diselesaikan oleh masyarakat di

Mengisi kueisioner

Kueisioner 1.rendah(<SMA),2.tinggi(≥SMA)

Ordinal

Prilaku Pencegahan Penyakit Malaria

PengetahuanPendidikanUmurPendapatnFrekuensi Sumber Informasi

Page 3: BAB III

Larantuka4 Sumber

Informasi

Media atau sarana untuk mendapatkan informasi

Frekuensi sumber informasi yang diperoleh responden tentang penyakit malaria baik melalui media massa,media cetak,penyuluhan kesehatan

Mengisi kueisioner

Kueisioner yang berisi pertanyaan frekuensi sumber informasi yang diperoleh dengan nilai 1 untuk jawaban <3,nilai 2 untuk jawaban ≥3

1.kurang (<3)2.cukup(≥3)

ordinal

5 Umur Umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun.

Selisih tahun pada saat penelitian dengan tahun kelahiran pada masyarakat Kecamatan Larantuka

Mengisi kueisioner

Kueisioner 1.Dewasa muda(17-20 tahun)2.Dewasa menengah(20-40 tahun)3.Dewasa tua(41-65 tahun)

Ordinal

6 Pendapatan

Perolehan uang yang diterima dalam 1 bulan

Perolehan yang diterima sesuai dengan kinerja

Mengisi kueisioner

Kueisioner 1.rendah bila <850.000 rupiah2.tinggi bila≥850.000 rupiah

Ordinal

C.Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pernyataan penelitian(Nursalam,2008).Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Hal1:Ada hubungan antara pengetahuan dan perilaku pencegahan penyakit malaria.

Page 4: BAB III

Hal2:Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku pencegahan penyakit malaria

Hal3:Ada hubungan antara umur dengan prilaku pencegahan penyakit malaria.

Hal4:Ada hubungan antara frekuensi sumber informasi dengan prilaku pencegahan penyakit malaria.

Hal5:Ada hubungan antara pendapatan dengan prilaku pencegahan penyakit malaria.

BAB IV

Page 5: BAB III

METODE PENELITIAN

A.Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah deskripsi kuantitatif,dengan pendekatan cross

Sectional .Cross Sectional adalah jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen pada suatu saat dinilai secara simultan,jadi tidak ada tindak lanjut(Nursalam,2008)

B.Populasio dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di Kecamatan Larantuka Kabupaten Flores Timur.jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 196 orang.

Rumus penentuan besar sampel:

Z=1,96(tingkat kepercayaan penelitian:95%)

P=15%

D=presisi(5%=0,05)

1=probabilitas maksimal

n=Z21-∞/2p(1-p)/d2

n=(1,96)2 x0,15(1-0,15)/(0,05)2=196

Mengingat terbatasnya waktu,dana,dan tenaga maka tidak semua penduduk Kecamatan Larantuka diteliti sebagai obyek penelitian.Untuk mendapatkan sampel digunakan cluster sampling .Cluster sampling adalah cara sampling dengan memilih populasi homogeny misalnya populasi kabupaten,kecamatan,kelurahan.Penentuan populasi ini dilakukan dengan memilih salah satu dari total kelurahan yang ada di suatu kecamatan untuk mewakili populasi kecamatan tertentu yang dipilih secara acak (Notoatmodjo,2010).Berdasarkan teknik cluster sampling,peneliti memilih salah satu kelurahan dari 15 kelurahan yang ada di Kecamatan Larantuka dimana total populasi dalam kelurahan yang dipilih mencukupi jumlah responden yang dibutuhkan untuk penelitian ini yakni Kelurahan Puken Tobi Wangi Bao.Kriteria inklusi untuk sampel yang dipilih yakni masyarakat yang berdomisili di Kelurahan Puken Tobi Wangi Bao,berusia antara 17-65 tahun,memiliki kemampuan membaca dan menulis.

Page 6: BAB III

C.Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Larantuka,Kabupaten Flores Timur.Penentuan lokasi ini berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu peneliti dapat memperoleh data dan responden dengan lebih mudah dan menurut peneliti tempat penelitian ini dapat dijangkau selama proses penelitian berlangsung karena penelitian dilakukan pada masa liburan pergantian semester.

D.Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2012.Persiapan penelitian yaitu penyusunan proposal penelitian yang dimulai pada bulan Oktober tahun 2011,pelaksanaan penelitian yaitu mengadakan penelitian di lapangan pada bulan Februari tahun 2012,dan penyusunan laporan penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan Juli tahun 2012.

E.Etika Penelitian

Etika Penelitian bertujuan untuk melindungi hak-hak subyek yaitu menjamin data-data dan jawaban responden hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak digunakan untuk kepentingan lain yang dapat merugikan responden.

Adapun etika penelitian ini adalah:

1.Informed consent(tanda persetujuan)

Peneliti menjelaskan maksud dari penelitian serta dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data.pada responden bersedia,peneliti meminta untuk menandatangani surat persetujuan penelitian,sedangkan responden yang menolak untuk diteliti,peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak-haknya.Setelah memberikan penjelasan,lembar persetujuan diberikan pada responden yang akan diteliti yang memenuhi criteria.

2.Anonymity(tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan dan privasi dari masing-masing obyek,dalam lembar pengumpulan data peneliti tidak mencantumkan nama responden tetapi lembar tersebut diberikan nomer kode.

3.Confidentiality(kerahasiaan)

Page 7: BAB III

Kerahasiaan informasi yang diperoleh dari responden dijamin oleh peneliti,hanya sekelompok data tertentu yang akan disajikan dan dilaporkan sebagai hasil riset.

F.Alat Pengumpul Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kueisioner yang dibuat oleh peneliti dengan mengacu pada kerangka konsep yaitu variabel independen yang diberikan kepada masyarakat yang dijadikan sampel penelitian yang isinya terdiri atas.

1.Kueisioner A berisi data demografi yakni usia,pendidikan,pendapatan,dan sumber informasi yang diperoleh.

2.Kueisioner B berisi pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan sebanyak 20 pertanyaan dengan pilihan jawaban Benar(B) dengan nilai 1 atau Salah(S) dengan nilai 0 berbentuk sekala Gutman.

3.Kuesioner C berisi pertanyaan untuk mengetahui perilaku masyarakat mengenai pencegahan penyakit malaria dengan pilihan jawaban “Selalu,Sering,Kadang-kadang,atau tidak pernah” dengan rentang nilai 1 sampai 4.Instrument penelitian disusun oleh peneliti dengan mengacu pada kepustakaan.Kueisioner yang dipakai untuk mengungkap variabel perilaku berbentuk sekala Likert,yang berupa sejumlah pernyataan dengan sejumlah pilihan jawaban yang berisi tingkat kesetujuan subyek terhadap pernyataan yang diajukan.

G.Uji Kuesioner

Sebelum pengumpulan data dilakukan,terlebih dahulu dilakukan uji coba kueisioner yang bertujuan mendapatkan validitas dan realibilitas keuisioner dan kemungkinan dilakukan revisi terhadap isi kueisioner .Uji coba ini bertujuan untuk memastikan semua pertanyaan yang adadalam kueisioner dapat dimengerti,diterima oleh responden,dan sistematis.Hasil uji coba kueisioner yang reliable adalah dengan memiliki crosbach alpha>0,60(Nugroho,2005).Uji kueisioner yang dilakukan juga membutuhkan responden,tetapi responden untuk penelitian dan uji kuisoner harus berbeda yakni tidak boleh orang yang sama.Untuk menentukan responden uji kueisioner juga dilakukan cluster sampling,yaitu memilih secara acak 1 dari jumlah yang ada di Kecamatan Larantuka.Kelurahan yang diambil untuk uji kueisioner berbeda dengan untuk penelitian.Dari uji kueisioner yang dilakukan peneliti memperoleh hasil croshbach alpha=0,6878 yang berarti hasil uji kueisioner reilabel.Peneliti juga melakukan uji validitas pada pertanyaan-pertanyaan dan diperoleh r Corrected>r table(0,439).

H.Metode Pengumpulan Data

Page 8: BAB III

Adapun kegiatan pengumpulan data dilaksankan melalui prosedur sebagai berikut:

1.Meminta surat rekomendasi dari STIK Sint Carolus Jakarta untuk permintaan izin penelitian kepada Kepa Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur.

2.menyerahkan surat permohonan ijin penelitian yang dikeluarkan oleh institusi pendidikan kepada kepala Dinas Kabupaten Flores Timur.

3.Melakukan pendekatan ke bagian tempat penelitian dan memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian.

4.melakukan pendekatan kepada 3 orang untuk membantu peneliti dalam melakukan pengumpulan data sebagai asisten peneliti dan menjelaskan tentang surat persetujuan menjadi responden.

5.Peneliti bersama asisten peneliti menjelaskan tentang surat persetujuan menjadi respondendan meminta responden untuk menandatangani surat persetujuan serta menciptakan hubungan saling percaya dengan tujuan agar responden menjawab dengan sejujurnya dalam pengisian kueisioner yang diberikan.

6.Waktu pengumpulan data dimulai pada awal bulan Februari tahun 2012 sampai akhir bulan Februari tahun 2012.Alokasi waktu yang diperlukan:

Minggu pertama dalam bulan Februari melakukan uji coba kueisioner.

Minggu kedua ,ketiga dan keempat peniliti mulai mengumpulkan data.

7.Kueisioner atau formulir pengisian atau formulir pengisian yang telah diisi dikumpulkan dan akan diteliti kelengkapannya oleh peneliti dan asisten peneliti. Bila kuisioner belum lengkap maka harus dilengkapi saat itu juga dan bila sudah lengkap peneliti mengakhiri pertemuan dengan responden.

I.Teknik analisis data

1. Pengolahan data

Setelah data dari responden diperoleh, peneliti mengelola data masuk. Pengolahan data dilakukan dalam lima tahap yaitu:

a. Editing

Page 9: BAB III

Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir atau kuesioner sudah lengkap (semua pertanyaan sudah terisi jawabannya), jelas (jawaban pertanyaan apakah tulisannya cukup jelas terbaca), relevan (jawaban yang tertulis apakah relevan dengan pertanyaan), konsisten (apakah antara beberapa pertanyaan yang berkaitan isi jawabannya konsisten).

Setelah semua kuesioner dikumpulkan, peneliti mengecek kelengkapan jumlah kuesioner, semua pertanyaan sudah diisi dengan jawaban dari responden, jawaban yang diberikan jelas dan dimengerti oleh peneliti.

b. KodingPeneliti memberikan kode pada setiap jawaban yang telah terkumpul dalam kuesioner untuk memudahkan dalam proses pengolahan data selanjutnya.

Variabel perilaku pencegahan :Jawaban Pertanyaan Positif: Selalu bernilai 4, sering bernilai 3, Kadang-kadang bernilai 2 dan Tidak pernah bernilai 1Jawaban Pertanyaan Negatif: Selalu bernilai 1, sering bernilai 2, Kadang-kadang bernilai 3 dan Tidak pernah bernilai 4

c. SortingPeneliti mensortir dengan memilih atau mengelompokkan data menurut jenis yang dikehendaki (klasifikasi data). Peneliti mengelompokkan sesuai variabel. Untuk variabel umur, peneliti mengelompokkan dalam 3 kategori yakni 17-20 tahun, 21-40 tahun, dan 41-65 tahun. Variabel pendidikan dikelempokkan dalam 2 kategori yakni pendididkan tinggi (≥SMA), dan pendidikan rendah (<SMA), variabel sumber informasi dikelompokkan dalam 2 kategori yakni kurang (<30 dan cukup (≥3), variabel pendapatan tinggi (≥850.000) dan rendah (<850.000), variagel tingkat pengetahuan baik dan kurang baik, variabel perilaku pencegahan penyakit malaria dalam kategori baik dan kurang baik.

d. Cleaning Peneliti memeriksa kembali data yang telah dimasukkan ke dalam computer. Datanya tepat dan tidak terdapat kesalahan.

e. EntryData yang telah dikoding, diolah dengan menggunakan bantuan computer. Peneliti melakukan pengolahan data dengan program spss 16.

2. Analisis data

Page 10: BAB III

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Analisis univariatAnalisis univariat digunakan tuntuk mengetahui gambaran distribusi dan persentase tiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel independen dan variabel dependen.

b. Analisis bivariatAnalisis bivariat dilakukan untuk menguji htubungan antara variabel independen (tingkar pengetahuan, pendidikan, umur, pendapatan, dan frekuensi informasi) dan variabel dependen (perilaku pencegahan penyakit malaria). Penelitian ini menggunakan ujian statistic chi-squere. Dasar dari uji ini untuk mengetahui apakah ada hubungan bermakna secara statistic atau membandingkan dengan frekuensi yang diambil dengan frekuensi yang diharapkanSecara teori Chi-square dipergunakan untuk menguji hipotesis. Pada table Chi-square ditentukan derajat kebebasan atau degree of freedom yaitu df= (b-1) (k-1), di mana:b = jumlah baris dalam tablek = jumlah kolom dalam table silangadapun rumus dari Chi-square adalah:

X² = ∑ (O-E)² E

Keterangan : O = observasi

E = hasil yang diharapkan / ekspectant

k = jumlah kolom

b = jumlah baris

Nilai O adalah dari tiap kolom. Nilai E dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Nilai E = Jumlah total baris dan jumlah total kolom

Jumlah seluruh data

P = 5%(0,05).

Langkah selanjutnya adalah menentukan daerah-daerah penolakan hipotesis dengan mencari harga Chi-square pada table distribusi Chi-square dengan level signifikan yang telah ditentukan dengan derajat kebebasan

Page 11: BAB III

BAB V

HASIL PENELITIAN

Page 12: BAB III

Dalam bab ini akan dijabarkan mengenai hasil pengumpulan dan analisis data dari bulan Februari sampai Juni 2012 yang sudah dilaksanakan di kelurahan Puken Tobi Wangi Bao Kecamatan Larantuka Kabupaten Flores Timur. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuisioner selama 3 minggu pada masyarakat di kelurahan Puken Tobi Wangi Bao. Hasil penedlitian diananlisis dalam dua bagian yaitu analisis univariat statistik deskriptif dilakukan untuk menampilkan distribusi frekuensi dan persentase pada setiap variabel dan analisi bivariat untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan penyakit malaria.

A. Gambaran lokasi penelitian1. Gambaran tentang Kecamatan Larantuka

Kecamatan larantuka merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Flores Timur. Secara umum, gambaran untuk Kecamatan Larantuka adalah sebagai berikut :Luas wilayah Kecamatan Larantuka adalah16.924 Ha dengan batas-batas :Utara : Kecamatan Ile MandiriSelatan : Selat LarantukaTimur : Kecamatan Ile MandiriBarat : Kecamatan Ile Mandiri, Kecamatan Tanjung Bunga dan Kecamatan Titehena

Keadaan tanahnya berbukit-bukit dengan kesuburan tanah yang kurang memungkinkan untuk pengembangan tanaman pertanian dan lebih cocok untuk tanaman perkebunan. Wilayah Kecamatan Larantuka terbentang pantai dengan rawa-rawa dengan tanaman bakau di sepanjang pantai. Kepadatan penduduk Kecamatan Larantuka sebesar 236,60 per Km² dengan luas wilayah 133,28 Km² dan jumlah penduduk sebanyak 37.348 jiwa. Insiden penyakit malaria berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Larantuka diketahui yakni terdapat 15.276 kasus selama tahun 2009, 5953 kasus selama tahin 2010 dan 1234 kasus yang diketahui smapai dengan bulan September 2011.

B. Hasil penelitian1. Analisis univariat

a. Identifikasi usia masyarakat Kecamatan Larantuka

Page 13: BAB III

Tabel 5.1Distribusi responden berdasarkan usia di kecamatan

Larantuka

Pada tabel 5.1 di atas dapat dilihat bahwa persentase terbesar terdapat pada responden dengan rentang usia 21-40 tahun (49%) dan selebihnya pada tesponden dengan usia 17-20 tahun (44,4%)

b. Identifikasi pendidikan masyarakat Kecamatan Larantuka

Tabel 5.2Distribusi responden berdasarkan Tingkat pendidikan di kecamatan

Larantuka

Pada tabel 5.2 di atas dapat dilihat bahwa persentase terbesar terdapat pada responden dengan frekuensi sumber informasi yang kurang (58,7%)

c. Identifikasi sumger informasi terkait penyakit malaria yang diperoleh responden

Tabel 5.3

Usia Responden N %17-20 Tahun 87 44,4 %21-40 Tahun 96 4941-65 Tahun 13 6,6Total 196 100

Usia Responden N %Rendah (<SMA) 41 20,9Tinggi (≥SMA) 155 79,1Total 196 100

Page 14: BAB III

Distribusi responden berdasarkan frekuensi sumber informasi terkait penyakit malaria yang diperoleh masyarakat di

Kecamatan Larantuka

Pada tabel 5.3 di atas dapat dilihat bahwa persentase terbesar terdapat pada responden dengan frekuensi sumber informasi yang kurang (58,7%)

d. Identifikasi tingkat pengetahuan masyarakat Kecamatan Larantuka

Tabel 5.4Distribusi responden berdasarkan Tingkat pengetahuan terkait penyakit

malaria di kecamatan larantuka

Pada tabel 5.4 di atas dapat dilihat bahwa persentase terbesar terdapat pada responden yang berpengetahuan baik (63,8%). Titik potong yang digunakan untuk variabel pengetahuan adalah median (80%)

e. Identifikasi tingkat pendapatan masyarakat Kecamatan Larantuka

Tabel 5.5Distribusi responden berdasarkan Tingkat pendapatan di

Kecamatan larantuka

Usia Responden N %Kurang (<3) 115 58,7Cukup (≥3) 81 41,3Total 196 100

Usia Responden N %Kurang baik (<80,0) 71 36,2Baik (≥80,0) 125 63,8Total 196 100

Page 15: BAB III

Pada Tabel 5.5 di atas dapat dilihat bahwa persentase terbesar terdapat pada responden dengan tingkat pendapatan tertinggi (63,8%)

f. Identifikasi perilaku pencegahan penyakit malaria pada masyarakat Kecamatan Larantuka

Tabel 5.6Distribusi responden berdasarkan perilaku pencegahan penyakit

malaria di kecamatan Larantuka

Pada tabel 5.6 di atas dapat dilihat bahwa persentase terbesar terdapat pada responden terlihat bahwa responden yang berperilaku baik (53,1%). Titik potong yang digunakan untuk variabel perilaku adalah median (43)

2. Analisis bivariatAnalisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel bebas (independen) dengan variabel terikat (dependen)

a. Hubungan antara usia masyarakat dengan perilaku pencegahan penyakit malaria

Tabel 5.7Distribusi usia dengan perilaku pencegahan penyakit malaria

Usia Responden N %Rendah (<850.000) 71 36,2Tinggi (≥850.000) 125 63,8Total 196 100

Usia Responden N %Rendah (<SMA) 41 20,9Tinggi (≥SMA) 155 79,1Total 196 100

Page 16: BAB III

pada masyarakat di Kecamatan Larunka

Pada tabel 5.7 terlihat responden usia 17-20 tahun diperoleh 43,7% berperilaku kurang baik dan sebanyak 56,3% berperilaku baik , kelompok usia 21-40 tahun diperoleh 50% yang berperilaku baik dan sebanyak 50% yang berperilaku kurang baik, sedangkan kelompok usia 41-65 tahun diperoleh 46,2% berperilaku kurang baik dan 53,8% berperilaku baik.

Proposi perilaku kurang baik dari kelom pok usia 21-40 tahun lebih besar ( 50% ) dibandingkan dengan kelompok usia 17-20 tahun (43,7%) dan kelompok usia 41-65 tahun (46,2%).

hasil uji satistik dengan chi-squere diperoleh nilai P sebesar 0,692 (p>0,05) ayng artinya tidak terdapat hubungan bermakan anbatara usia masyarakat dengan perilaku pencegahan penyakit malaria di Kecamatan Larantuka.

b. Hubungan pendidikan dengan perilaku pencegahan penyakit malaria pada masyarakatKecamatan Larantuka.

UsiaPerilaku pencegahan

Total pvaluekurang baik Baik

N % N % N %

0,692

17-20tahun

38 43,7 49 56,3 87 100

21-40tahun

48 50 48 50 96 100

41-65tahun

6 46,2 7 53,8 13 100

Total 92 46,9 104 53,1 196 100

Page 17: BAB III

Tabel 5.8Distribusi pendidikan dengan perilaku encegahan penyakit

malaria pada masyarakat di Kecamatan Larantuka

Pada tabel 5.8 terlihat responden dengan pendidikan <SMA diperoleh 48,8% yang berperilaku baik dan 51,2% yang berperilaku kurang baik. Sedangkan responden dengan pendidikan ≥SMA diperoleh 54,2% yang berperilaku baik dan 45,8% yang berperilaku kurang baik.

Proporsi perilaku kurang baik masyarakat dengan pendidikan <SMA lebih besar (51,2%) dibandingkan dengan masyarakat dengan pendididkan ≥SMA (45,8%).

Dari hasil uji statistik dengan chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,659 (p>0,05), yang artinya tidak terdapat hubungan bermakna antara pendidikan masyarakat dengan perilaku pencegahan penyakit malaria di Kecamatan Larantuka.

Pendidikan

Perilaku pencegahanTotal

pvalue

kurang baik BaikN % N % N %

Rendah(< SMA )

21 51,2 20 48,8 41 100

Tinggi(≥ SMA )

71 45,8 84 54,2 155 100

Total 92 46,9 104 53,3 196 100

Page 18: BAB III

c. Hubungan frekuensi sumber informasi dengan perilaku pencegahan penyakit malaria pada masyarakat di Kecamatan Larantuka.

Tabel 5.9Distribusi sumber informasi dengan perilaku pencegahan

penyakit malaria pada masyarakat di Kecamatan Larantuka

Pada tabel 5.9 terlihat responden dengan sumber informasi <3 diperoleh 45,2% yang berperilaku kurang baik dan 54,8% yang berperilaku baik. Sedangkan denagan sumber informasi ≥3 diperoleh 49,4% yang berperilaku kurang baik dan 50,6% yang berperilaku baik.

Proporsi perilaku kurang baik pada masyarakat yang memperoleh sumber informasi <3 lebih kecil (45,2%) dibandingkan dengan sumber informasi ≥3 (49,4%).

Pendidikan

Perilaku pencegahanTotal

pvalue

kurang baik BaikN % N % N %

Kurang(< 3)

52 45,2 63 54,8 115 100

0,667 Cukup(≥ 3 )

40 49,4 41 50,6 81 100

Total 92 46,9 104 53,1 196 100

Page 19: BAB III

Dari hasil uji statistic dengan chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,667 (p>0,05) yang artinya tidak terdapat hubungan bermakna antara frekuensi sumber informasi dengan perilaku pencegahan penyakit malaria pada masyarakat di Kecamatan Larantuka.

d. Hubungan pendapatan dengan perilaku pencegahan penyakit malaria pada masyarakat Kecamatan Larantuka.

Tabel 5.10Distribusi pendapatan dengan perilaku pencegahan penyakit

malaria pada masyarakat di Kecamatan Larantuka

Pada tabel 5.10 terlihat masyarakat dengan tingkat pendapatan rendah diperoleh 59,2% yang berperilaku kurang baik dan 40,8% berperilaku baik.

Pendidikan

Perilaku pencegahanTotal

pvalue

kurang baik BaikN % N % N %

Rendah(< 850.000)

21 51,2 20 48,8 41 100

Tinggi(≥ 850.000)

71 45,8 84 54,2 155 100

Total 92 46,9 104 53,3 196 100

Page 20: BAB III

Sedangkan yang dengan pendapatan tinggi diperoleh 40% yang berperilaku kurang baik dan 60% yang berperilaku baik.

Proporsi perilaku kurang baik pada masyarakat dengan tingkat pendapatan rendah lebih besar (59,2%) dibandingkan dengan tingkat pendapatan tinggi (40%).

Dari hasil uji statistic dengan chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,015 (p<0,05%), yang artinya ada gubungan bermakna antara tingkat pendapatan dengan perilaku pencegahan penyakit malaria pada masyarakat di Kecamatan Larantuka.

e. Hubungan pengetahuan dengan perilaku pencegahan penyakit malaria pada masyarakat Kecamatan Larantuka.

Tabel 5.11Distribusi pengetahuan masyarakat dengan perilaku pencegahan

penyakit malaria di Kecamata Larantuka

Pengetahuan

Perilaku pencegahanTotal

pvalue

kurang baik BaikN % N % N %

Kurang baik(< 80 )

41 57,7 30 42,3 71 100

0,033 Baik (≥ 80 )

51 40,8 74 59,2 125 100

Total 92 46,9 104 53,3 196 100

Page 21: BAB III

Pada tabel 5.11 terligat masyarakat dengan tingkat pengetahuan kurang baik diperoleh 57,7% yang berperilaku kurang baik dan 42,3% yang berperilaku baik. Sedangkan untuk masyarakat dengan tingkat pengetahuan baik diperoleh 40,8% yang berperilaku kurang baik dan ada 59,2% yang berperilaku baik.

Proporsi perilaku kurang baik pada masyarakat dengan pengetahuan kurang baik lebih besar (57,7%) dibandingkan dengan yang berpengetahuan baik (40,8%).

Dari hasil uji statistik dengan chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,033 (p<0,05), yang artinya ada hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan penyakit malaria pada masyarakat di Kecamatan Larantuka

BAB VI

PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Larantuka Kabupaten Flores Timur. Responden penelitian ini adalah warga masyarakat Kecamatan Larantuka yang diambil pada salah satu kelurahan sebanyak 196 orang yang berusia antara 17 tahun samapai dengan 65 tahun. Pada penelitian ini akan dilihat dari faktor-faktor

Page 22: BAB III

yang berhubungan dengan perilaku pencegahan penyakit malaria pada masyarakat di kecamatan Larantuka Kabupaten Flores Timur.

Pada bab ini peneliti akan menguraikan tentang hasil penelitian dan keterbatasan dalam penelitian ini.

A. Pembahasan Hasil1. Analisis Univariata. Gambaran karakteristik usia masyarakat kecamatan Larantuka, sebagian

besar masyarakat yang berusia antara 21-40 tahun dengan persentase sebesar 49%. Siagian dalam Notoatmojo (2006) mengatakan semakin meningkat usia akan menimbulkan kemampuan seseorang untuk mengambil keputusan dalam menentukan perilaku

b. Gambaran karakteristik pendidikan masyarakat Kecamatan Larantuka, sebagian besar masyarakat berpendidikan ≥SMA 79,1%. Masyarakat kecamatan Larantuka sebagian besar sudah mengenyam pendidikan ≥SMA. Dalam penelitian dengan 196 responden di kecamatan Larantuka dapat disimpulkan sebagian besar responden telah menempuh sekolah dasar sehingga informasi baik tenetang pencegahan atau penanganan penyakit malaria lebih mudah didapat dan dimengerti baik itu informasi dari pendidikan formal maupun informal

c. Gambaran frekuensi sumber informasi yang diperoleh masyarakat Kecamatan Larantuka, sebanyak 58,7% yang memperoleh <3 sumber informasi. Dalam penelitian ini tidak terdapat perbedaan yang terlalu jauh antara jumlah responden yang memperoleh informasi ≥3 dengan responden yang memperoleh informasi <3. Menurut beberapa warga masyarakat wilayah Kecamatan Larantuka mereka sangat kurang memperoleh informasi terkait kesehatan pada umumnya dan penyakit malaria pada khususnya untuk dapat diakses oleh masyarakat. Masyarakat cenderung memperoleh informasi dari media cetak dan elektronik. Semakin banyak informasi yang diterima oleh seseorang baik melalui media atau massa atau media elektronika atau media wawancara dengan narasumber maka akan semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang dan mampu menentukan perilaku hidup sehat (Nursalam, 2001).

d. Gambaran tingkat pengetahuan masyarakat kecamatan Larantuka, sebagian besar masyarakat memiliki tingkat pengetahuan yang baik terkait dengan penyakit malaria (63,8%) namun masih ada pengetahuan responden yang masih rendah yaitu sebanyak 36,2%. Dari hasil penelitian, terlihat bahwa tidak ada perbedaan yang terlalu jauh antara jumlah responden yang

Page 23: BAB III

memeiliki pengetahuan baik dengan responden yang memiliki pengetahuan yang kurang baik, ini dapat dilihat dari perbandingannya sebesar 27,6%.Indicator pengetahuan kesehatan adalah “tingginya pengetahuan responden tentang kesehatan, atau besarnya presentase kelompok responden atau masyarakat yang mengetahui tentang variabel-variabel atau komponen-komponen kesehatan. Semakin baik pengetahuan seseorang tentang penyakit malaria, maka semakin kecil pula kemungkinan orang tersebut menderita (Notoatmodjo,2005)

e. Gambaran tingkat pendapatan masyarakat Kecamatan Larantuka, yang memiliki tingkat pendapatan tinggi sebanyak 63,8% dan sebanyak 36,2% dengan tingkat pendapatan rendah.