bab iii

Upload: stayle-complete

Post on 20-Jul-2015

150 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB I Pendahuluan A. Latar belakang dalam kehidupan sehari hari mengetahui pengertian dari kata dan itilah perbedaan kata dan isilah, jenis-jenis kata dan sumbersumber pembentukan kata dan istilah adalah kegiatan berbahasa yang dapat di terapkan baik secara lisan maupun tertulis yang biasa kita lakukan dimanapun kita berada segala bentuk kata dan istilah selalu di perlukan dalam menunjang proses belajar maupun di praktekan secara langsung. Dalam kegiatan berbahasa sehari-haripun kita selalu

menggunakan kata dan istilah hubungan keduanya bagaikan sekeping logam yang memiliki dua sisi yang dimana ada kata pasti ada istilah seperti bangsa indonesi yang sangat senang berbicara secara lisan menggunakan istilah-istilah Seperti yang telah di uraikan di muka, topic yang akan di bahas dalam makalah ini adalah mengetahui pengertian jenis-jenis, pola pengembangan kata, perbedaan serta sumber-sumber

pembentukan kata dan istilah yang seluruhnya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari hingga pada akhirnya keterampilan dan pengetahuan berbahasa serta mengetahui istilah-istilah yang digunakan. Selanjutnya bila ada menemukan kata atau istilah yang belum anda pahami gunakanlah glosarium untuk menemukannya.

2

B. Tujuan Adapun tujuan-tujuan makalah ini. a. mengetahui pengertian dari kata dan istilah b. mengetahui jenis-jenis kata dalam bahasa Indonesia c. mengetahui pola pembentukan kata d. mengetahuin perbedaan kata dengan istilah e. mengetahui sumber-sumber bembentukan kata dan istila yang ingin di capai dalam pembuatan

3

BAB II ISI

I. PENGERTIAN KATA DAN ISTILAH Diksi, dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti "diksi" yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata - seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya.

Diksi memiliki beberapa bagian; pendaftaran - kata formal atau informal dalam konteks sosial - adalah yang utama. Analisis diksi secara literal menemukan bagaimana satu kalimat menghasilkan intonasi dan

karakterisasi, contohnya penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan gerakan fisik menggambarkan yang karakter aktif, dengan sementara pikiran

penggunaan

kata-kata

berhubungan

menggambarkan karakter yang introspektif. Diksi juga memiliki dampak terhadap pemilihan kata dan sintaks.

A. Pengertian Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat. Etimologi Kata "kata" dalam bahasa Melayu dan Indonesia diambil dari bahasa sansekerta kath. Dalam bahasa Sansekerta kath sebenarnya artinya adalah "konversasi", "bahasa", "cerita" atau "dongeng. Dalam bahasa Melayu dan Indonesia terjadi penyempitan arti semantis menjadi "kata".

4

Masalah pendefinisian Istilah "kata" sungguh sulit untuk didefinisikan. Di dalam artikel ini dicoba untuk menjelaskan konsep ini dengan menyajikan tiga definisi yang berbeda: definisi menurut KBBI, tata bahasa baku bahasa Indonesia dan definisi yang umum diberikan di Dunia Barat. Definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI)(1997) memberikan beberapa definisi mengenai kata: 1. Elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan merupakan realisasi kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa 2. konversasi, bahasa 3. Morferm atau kombinasi beberapa morfem yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas 4. Unit bahasa yang dapat berdiri sendiri dan terdiri dari satu morfem (contoh kata) atau beberapa morfem gabungan (contoh perkataan) Definisi pertama KBBI bisa diartikan sebagai leksem yang bisa menjadi lema atau entri sebuah kamus. Lalu definisi kedua mirip dengan salah satu arti sesungguhnya kath dalam bahasa Sansekerta. Kemudian definisi ketiga dan keempat bisa diartikan sebagai sebuah morfem atau gabungan morfem.

B. Jenis - Jenis Kata Berdasarkan bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi empat: kata dasar, kata turunan, kata ulang, dan kata majemuk. Kata dasar adalah kata yang merupakan dasar pembentukan kata turunan atau kata berimbuhan. Perubahan pada kata turunan disebabkan karena adanya afiks atau imbuhan baik di awal (prefiks atau awalan), tengah (infiks atau sisipan), maupun akhir (sufiks atau akhiran) kata. Kata ulang adalah kata dasar atau bentuk dasar yang mengalami perulangan baik seluruh

5

maupun sebagian sedangkan kata majemuk adalah gabungan beberapa kata dasar yang berbeda membentuk suatu arti baru. Dalam tata bahasa baku bahasa Indonesia, kelas kata terbagi menjadi tujuh kategori, yaitu: 1. Nomina (kata benda); nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan, misalnya buku, kuda. 2. Verba (kata kerja); kata yang menyatakan suatu tindakan atau pengertian dinamis, misalnya baca, lari.o o o

Verba transitif (membunuh), Verba kerja intransitif (meninggal), Pelengkap (berumah)

3. Adjektiva (kata sifat); kata yang menjelaskan kata benda, misalnya keras, cepat. 4. Adverbia (kata keterangan); kata yang memberikan keterangan pada kata yang bukan kata benda, misalnya sekarang, agak. 5. Pronomina (kata ganti); kata pengganti kata benda, misalnya ia, itu.o o o o o

Orang pertama (kami), Orang kedua (engkau), Orang ketiga (mereka), Kata ganti kepunyaan (-nya), Kata ganti penunjuk (ini, itu)

6. Numeralia (kata bilangan); kata yang menyatakan jumlah benda atau hal atau menunjukkan urutannya dalam suatu deretan, misalnya satu, kedua.o o

Angka kardinal (duabelas), Angka ordinal (keduabelas)

7. Kata tugas adalah jenis kata di luar kata-kata di atas yang berdasarkan peranannya dapat dibagi menjadi lima subkelompok:o o

preposisi (kata depan) (contoh: dari), konjungsi (kata sambung) - Konjungsi berkoordinasi (dan), Konjungsi subordinat (karena),

6

o

artikula (kata sandang) (contoh: sang, si) - Umum dalam bahasa Eropa (misalnya the),

o

interjeksi (kata seru) (contoh: wow, wah), dan

C. Pembentukan Kata Pembentukan kata banyak terjadi pada suatu bahasa untuk segala kebutuhan gramatikal. Kata dapat dibentuk untuk memenuhi fungsi derivasional maupun infleksional. Pembentukan kata dapat terjadi dalam beberapa proses. Makalah ini akan menjelaskan proses tersebut antara lain: afiksasi, derivasi nol, reduplikasi, dan komposisi. 1. Afiksasi Pembentukan kata yang paling umum adalah dengan menambahkan afiks atau dikenal dengan afiksasi (Bauer 1988: 19). Afiks adalah morfem yang digunakan dengan cara menggabungkannya dengan morfem lain yang merupakan bentuk dasar. Afiks juga merupakan morfem terikat dan tidak pernah berdiri sendiri di dalam sebuah kalimat (Katamba 1993: 44). Afiks sendiri tidak mempunyai makna, tetapi selalu terikat pada bentuk dasarnya. Afiks berperan penting dalam pembentukan leksem baru dalam bahasa (Brinton 2000: 77). Bahasa Inggris mempunyai afiks lebih sedikit daripada bahasa-bahasa yang lain (Trask, 1999: 6). Brinton (2000: 77)

menambahkan bahwa bahasa Inggris hanya mempunyai dua jenis afiks, yaitu prefiks dan sufiks. Brinton (2000: 78) membagi afiks menjadi dua tipe: 1. derivasional, mempunyai dua fungsi:

untuk mengubah dari satu kelas kata ke kata yang lain untuk mengubah makna dari bentuk dasar

7

2. infleksional, fungsinya untuk mengindikasikan makna gramatikal (dalam bahasa Inggris selalu berupa sufiks). Bauer (1988: 19) menyatakan bahwa afiks dapat berupa sufiks, prefiks, konfiks, infiks, interfiks, dan transfiks. a. sufiks Menurut Haspelmath (2002: 19) sufiks adalah afiks yang mengikuti bentuk dasar. Sufiks dilekatkan setelah bentuk dasar (Katamba 1993: 44). Sufiks digunakan untuk segala tujuan dalam morfologi (Bauer 1988: 19). Contohnya: (1) slow + -ly slowly (2) fast + -est fastest (3) work + -ing working (4) cook + -ed cooked Proses sufiksasi banyak terjadi dalam kata-kata bahasa Inggris, baik untuk pembentukan derivasi leksem baru (e.g. ize, -tion) maupun untuk menyatakan hubungan gramatikal atau infleksi (e.g. s, -ed, -ing) (Crystal 1997: 371). b. prefiks Prefiks adalah afiks yang mengawali bentuk dasar (Haspelmath 2002: 19). Prefiks dilekatkan sebelum bentuk dasar (Katamba 1993: 44). Walaupun agak jarang dipakai dibandingkan dengan sufiks, prefiks juga berfungsi sama dengan sufiks (Bauer 1988: 21). Contohnya: (5) en- + large enlarge (6) re- + charge recharge

8

(7) dis- + connect disconnect (8) pre- + requisite prerequisite Proses prefiksasi banyak terjadi dalam kata-kata bahasa Inggris untuk membentuk leksem baru (e.g. un-, mini-). Tetapi bahasa Inggris tidak menggunakan prefiksasi untuk membentuk infleksi. Bahasa yang menggunakan prefiks untuk infleksi diantaranya adalah bahasa Jerman (Crystal 1997: 304). c. konfiks (sirkumfiks) Konfiks adalah afiks yang tempatnya terpisah. Afiks disebut sirkumfiks jika merupakan satu morfem yang terputus. Sirkumfiks adalah prefiks dan sufiks yang mengapit bentuk dasar, disebut juga morfem terputus (discontinuous morph) (Bauer 1988: 22). Sirkumfiks dilekatkan pada awal dan akhir bentuk dasar (Fromkin et al. 2003: 80). Contohnya dalam bahasa Indonesia antara lain ke-an dan per-an. konfiks ke-an, yang menghasilkan tiga bentuk:

nomina abstrak (9) ke- + ibu + -an keibuan

e.g.

(10) ke- + adil + -an keadilan

verba (ditimpa/terkena peristiwa) (11) ke- + maling + -an kemalingan

e.g.

(12) ke- + curi + -an kecurian

adjektiva (terlalu) (13) ke- + kecil + -an kekecilan

e.g.

9

catatan: afiks ke-an adalah satu morfem yang harus berpasangan karena tidak ada bentuk *keadil atau *adilan, hanya ada keadilan. d. infiks Infiks adalah afiks yang muncul di antara deretan konsonan dan vokal dari bentuk dasar (Robins, 1992: 245). Infiks dimasukkan ke dalam bentuk dasar (Katamba 1993: 44). Infiks menghasilkan bentuk dasar yang terputus (discontinuous base) (Bauer 1988: 23). Proses infiksasi tidak terdapat dalam bahasa-bahasa di Eropa. Biasanya proses ini terdapat dalam bahasa-bahasa di asia, Indian Amerika, dan afrika. Bahasa Inggris tidak mempunyai infiks. Contohnya dalam bahasa Indonesia: (14) tunjuk + -el- telunjuk (15) getar + -em- gemetar e. interfiks Interfiks adalah afiks yang menyatukan dua bentuk dasar (kata) dan berada di antaranya. Elemen penghubungnya adalah sebuah afiks yang berada di antara dua bentuk dasar yang berbeda. Interfiks banyak digunakan dalam bahasa Jerman. (Bauer 1988: 23). Contohnya: (16) czech + o + slovakia czechoslovakia

f. Transfiks Transfiks adalah afiks yang menghasilkan morfem terputus dan bentuk dasar terputus. Afiks ini biasanya memberikan vokal kepada bentuk dasar konsonan dan ditambahkan juga prefiks dan afiks. Transfiks merupakan bentuk afiks yang paling kompleks karena melibatkan dua morfem terputus (Bauer 1988: 24). Pada umumnya ada di bahasa Arab dan Ibrani. Contohnya dalam bahasa Arab: (17) j ( )l ( )s( )jalasa : sit

10

j l s INFLEKSI ja la sa j a l a s ta j a l a s tu a jli su ya j l i s u i j l i s ijlis jalasa : he sat

jalasta : you sat (male) jalastu : I sat ajlisu : I will sit

yajlisu: he will sit : sit! (imperative)

DERIVASI ma j l i s u ma j aa l i su majlisu : place for sitting (singular) majaalisu : place for sitting (plural)

2. Derivasi Nol (Konversi) Derivasi nol adalah proses pembentukan kata tanpa ada perubahan bentuk dan tidak terjadi penambahan morfem (Bauer 1988: 30). Menurut Katamba (1993: ) kata dapat dibentuk tanpa menambahkan apa pun pada bentuk dasarnya. Biasanya dikatakan bahwa suatu kata ditambahkan derivasi nol (karena umumnya afiks ditambahkan untuk mengubah kelas kata). Suatu kata dapat berubah kelas, misalnya suatu kata yang merupakan nomina dapat bergeser kelas katanya menjadi verba dengan ditambahkan derivasi nol, contohnya: (18) paint(n) paint(v) Those cans contain red paint.

11

I paint my room by myself. (19) must(v) must(n) You must take this pill to heal your headache. Having a good TOEFL score is a must for postgraduate student. (20) clean(adj) clean(v) His room is very neat and clean. Clean the blackboard, please. Brinton (2000:91) menambahkan bahwa pengubahan yang nyata terjadi pada konversi adalah perubahan tekanan (stress), contohnya: tabel 1. contoh perubahan tekanan (stress) No. VERB 21 22 23 objct recrd permt NOUN bject rcord prmit

sumber: Brinton (2000:93) 3. Reduplikasi Reduplikasi adalah pembentukan kata yang mengulang sebagian atau seluruh bentuk akar di dalam kata yang sama (Robins 1992: 248). Pengulangan ini biasanya juga disertai dengan sedikit pengubahan fonologis, contohnya: superduper. Dalam bahasa Inggris, reduplikasi sering digunakan dalam bahasa kanak-kanak (e.g. boo-boo, putt-putt, choo-choo) atau untuk kata-kata

12

lelucon (e.g. goody-goody, rah-rah, pooh-pooh) (Brinton 2000: 91). Dalam bahasa Indonesia ada dua bentuk reduplikasi:

perulangan sempurna, contohnya: mobil-mobil, rumah-rumah, anak-anak

perulangan

dengan

pengubahan,

contohnya:

sayur-mayur,

bersenang-senang catatan: kata yang bercetak tebal adalah inti dari reduplikasi tersebut. Reduplikasi juga merupakan salah satu cara dari pembuatan komposisi jenis khusus. Biasanya reduplikasi juga ditentukan oleh unsur fonologis, sehingga aturan reduplikasi menyatakan seberapa besar bentuk dasar diulang pada bagian konsonan, vokal, suku kata, dan juga bentuk katanya (Bauer 1988: 25). 4. Komposisi Menurut Trask, (1999: 344) komposisi adalah penggabungan dua kata, atau lebih, untuk membentuk leksem baru. Haspelmath (2002: 85) menambahkan bahwa komposisi merupakan sebuah leksem kompleks yang dipahami terdiri atas dua leksem dasar atau lebih. Bahasa Inggris memperkenankan beberapa tipe penggabungan dari kelas kata yang berbeda, tetapi tidak semua penggabungan diperbolehkan. Berikut ini adalah beberapa contohnya: komposisi No. Kelas Kata Komposisi 24 25 26 27 28 29 N + N N + V N + A V + N A + N A + A lipstick babysit leadfree drawbridge hardware bitter-sweet Keterangan (lip N + stick N) (baby N + sit V) (lead N + free A) (draw V + bridge N) (hard A + ware N) (bitter A + sweet A) tabel 2. contoh penggabungan dalam

Sumber: Haspelmath (2000:85)

13

Komposisi dalam bahasa Inggris tidak terbatas dan merupakan proses yang umum dan sering digunakan untuk memperluas kosakata dari bahasa apa pun. Dalam bahasa Inggris, kata yang paling berpengaruh disebut inti (head). Inti adalah bagian dari kata yang menentukan makna dan kategori gramatikalnya. Berikut ini adalah beberapa jenis komposisi:

komposisi dengan spasi di antaranya (e.g. fried chicken, world cup)

komposisi dengan tanda hubung (-) (e.g. forget-me-not, brother-inlaw)

komposisi tanpa pemisah (e.g. blackboard, chairman)

Dalam komposisi, kata pertama biasanya diberi tekanan (diucapkan lebih keras dan bernada tinggi). Pada frasa nomina, kata yang kedua diberi penekanan. Banyak komposisi yang makna bagian-bagiannya tidak berhubungan, karena beberapa komposisi merupakan idiom (e.g. hot dog, run out) (Fromkin 2003: 93). Trask (1999:344) juga menambahkan bahwa ada komposisi yang ditambahkan dengan afiks (e.g. four-legged, black-eyed)

II. Pengertian, Jenis dan Pembentukan Istilah A. Pengertian Pengertian pengistilahan adalah proses penamaan atau penyebutan yang lebih banyak berlangsung seacar arbitrer, maka pengistilahan lebih banyak berlangsung menurut suatu prosedur. Ini terjadi karena pengistilahan dilakukan untuk mendapatkan ketepatan dan kecermatan makna untuk suatu bidang kegiatan atau keilmuan. Disinilah letak perbedaan antara istilah sebagai hasil pengistilahan dengan nama sebagai hasil penamaan. Istilah memiliki makna yang tepat dan cermat serta digunakan hanya untuk satu bidang tertentu, sedangkan nama

14

bersifat umum karena digunakan tidak dalam bidang tertentu. Dalam perkembangannya kemudian memang tidak sedikit istilah yang karena frekuensi pemakaiannya tinggi akhirnya menjadi kosa kata bahasa umum seperti akomodasi, fasilitas, kalori, vitamin dan radiasi. Tetapi jumlahnya yang masih tetap sebagai istilah adalah masih jauh lebih banyak lagi.

B. Jenis Istilah Alat bantu bagi manusia untuk menyelesaikan pekerjaannya. Perangkat elektronik yang dapat dipakai untuk mengolah data dengan perantaraan sekumpulan program dan mampu memberikan informasi dari hasil pengolahan tersebut. Dalam bahasa indonesia sering ditulis dengan komputer.

Istilah Computer berasal dari kata Compute, yang berarti menghitung. Artinya, setiap proses yang dilaksanakan oleh komputer merupakan proses matematika hitungan. Jadi apapun yang dilakukan oleh komputer, baik penampakan pada layar monitor, suara, gambar, dll. diolah sedemikian rupa dari perhitungan secara elektronik.

Komputer adalah hasil dari kemajuan teknologi elektronika dan informatika yang berfungsi sebagai alat bantu untuk menulis, menggambar, menyunting gambar atau foto, membuat animasi, mengoperasikan program analisis ilmiah, simulasi dan untuk kontrol peralatan.

Bentuk komputer yang dulu cukup besar untuk mengoperasikan sebuah program, sekarang berbentuk kecil dengan kemampuan mengoperasikan program yang beragam. Perlengkapan elektronik (hardware) dan program

15

(perangkat lunak/software) telah menjadikan sebuah komputer menjadi benda yang berguna.

Sebuah komputer yang hanya memiliki perlengkapan elektronik saja atau software saja tidak akan berfungsi. Dengan ada keduanya maka komputer dapat berfungsi menjadi alat yang berguna.

Sistem komputer juga dapat dikembangkan untuk mengontrol peralatan mesin produksi ataupun peralatan rumah tangga. Dengan menambah rangkaian elektronik buatannya, maka komputer biasa bisa dipergunakan untuk mengendalikan peralatan-peralatan industri dan rumah tangga. Adanya kecenderungan pemanfaatan komputer untuk kontrol seperti ini dengan dukungan teknologi chip IC telah memungkinkan orang membuat robot kecil yang berguna seperti robot kendaraan yang dipergunakan dalam misi ruang angkasa.

Berdasarkan data yang diolahnya, komputer terdiri dari: - Komputer analog - Komputer digital - Komputer hibrid

Berdasarkan penggunaannya, komputer dibagi menjadi: - Special purpose computer - General purpose computer

Berdasarkan skala kemampuannya, komputer dibagi menjadi: - Small scale computer - Medium scale computer - Large scale computer

Klasifikasi komputer terbagi atas tujuh, yaitu: 1. Microcontroller

16

2. Microcomputer 3. Engineering workstation 4. Minicomputer 5. Mainframe 6. Supercomputer Tata Cara Penyerapan Istilah Asing

Pemadanan istilah asing ke dalam bahasa Indonesia dilakukan berdasarkan beberapa ketentuan sebagai berikut:

1. Istilah asing dipadankan dengan bahasa Indonesia yang umum.

Contoh: exit cancel

delete - keluar - batal

- hapus

2. Istilah asing dipadankan dengan bahasa Indonesia yang tidak lazim.

Contoh: scanner hacker

scan

- pindai

- pemindai - peretas

3. Istilah asing dipadankan dengan bahasa serumpun yang lazim.

Contoh: homepage

batch - laman

- tumpak

4. Istilah asing dipadankan dengan bahasa serumpun yang tidak lazim.

Contoh:

discharge

- luah

17

download upload

- unduh - unggah

5. Istilah asing diserap ke dalam bahasa Indonesia:

a. tanpa melalui proses penyesuaian ejaan

Contoh: internet

monitor - internet

- monitor

b. melalui penyesuaian ejaan

Contoh: computer

access

- akses

- komputer

c. melalui penyesuaian lafal

Contoh: manager

design

- desain

- manajer

d. melalui penyesuaian ejaan dan lafal

Contoh: management architecture - arsitektur

- manajemen

e. melalui penambahan vokal pada akhir kata yang hanya berupa satu suku kata, sekaligus dengan penyesuaian ejaan

Contoh: norm byte

fact - norma - bita

- fakta

18

C. Sumber Pembentukan Istilah PEMBENTUKAN ISTILAH MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Menimbang: a. bahwa dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional dan Kebudayaan Nomor 0389/U/ 1988 tanggal 11 Agustus 1988 telah ditetapka peresmian berlakunya Pedoman Umum Pembentukan Istilah Edisi Kedua; b. bahwa sebagai akibat perkembangan kehidupan masyarakat, dipandang perlu menetapkan kembali Keputusan Menteri Pendidikan Nasional tentang Penyempumaan Pedoman Umum Pembentukan Istilah; Mengingat: 1.Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2.Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 102 Tahun 2000 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Departemen, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2004; 3.Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 177 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi dan Tugas Departemen, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001; 4.Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu. MEMUTUSKAN

19

Menetapkan: Pertama: Menyempumakan Pedoman Umum Pembentukan Istilah, sebagaimana ditetapkan dengn Keputusan Menteri P endidikan dan Kebudayaan Nomor 0389/U/1988, menjadi sebagimana tercantum dalam lampiran keputusan ini. Kedua: Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

PRAKATA

EDISI PERTAMA Kerja sama dan komunikasi di antara para ahli dan sarjana di lapangan pengetahuan dan teknologi tambah lama perlu untuk menjamin kemajuan hidup yang dewasa ini dicirikan oleh besarnya pengaruh ilmu dan teknologi di segala kehidupan dan kegiatan manusia. Agar pertukaran informasi memperoleh hasil yang baik, istilah khusus, yang merupakan sendi penting di dalam sistem ilmu pengetahuan, harus mempunyai makna yang sama bagi semua orang yang menggunakannya. Kesepakatan umum tentang makna nama dan istilah khusus serta penggunaannya secara konsisten akan menghasilkan keseragaman suatu kosakata khusus yang memuat konsep, isfilah, dan definisinya yang baku. Pembakuan tata nama dan tata istilah khusus itu akan mempermudah pemahaman bersama dan memperlancar komunikasi ilmiah, baik pada taraf nasional maupun pada taraf intemasional, serta mengurangi kekacauan, kemaknagandaan, dan kesalahpahaman. Di dalam pedoman umum ini, yang berdasar pada lembaran UNESCO: ISO/TC 32, International for Standardization, Draft ISO Recommendation, No. 781, Vocabulary of Terminology, diberikan sekumpulan patokan dan saran yang dapat dipakai sebagai penuntun dalam usaha pembentukan

20

istilah. Pedoman khusus yang isfimewa berlaku bagi suatu cabang ilmu atau bidang tertentu sebaiknya dijabarkan dari pedoman umum ini dan diperlengkapi dengan peraturan tambahan yang perlu diterapkan. Konsep pedoman ini disusun oleh Profesor H. Johannes dan Anton M. Moeliono. Naskahnya kemudian dibahas lebih lanjut di dalam Sanggar Kerja Peristilahan (Jakarta, 29--30 Juni 1973) yang dihadiri oleh empat puluh ahli terkemuka dari berbagai bidang ilmu. Naskah yang direvisi, setelah itu, berulang-ulang diolah oleh Komisi Tata Istilah, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia ( Profesor Andi Hakim Nasution, Ketua) dan Majelis Bahasa Indonesia-Malaysia (Amran Halim dan Haji Suja bin Rahiman, Ketua). Penyusunan Pedoman Umum Pembentukan Istilah ini telah dimungkinkan oleh tersedianya biaya Pelita II yang disalurkan melalui Proyek Pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (S. W. Rujiati Mulyadi, Ketua). Kepada segenap instansi, kalangan masyarakat, dan perorangan yang telah memungkinkan tersusunnya Pedoman Umum ini disampaikan penghargaan dan terima kasih. Jakarta, Agustus 1975 Panitia

Pengembangan Bahasa Indonesia Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan DAFTAR SINGKATAN K V D : konsonan : vocal : dasaro

21

I. Ketentuan Umum I.1 Istilah dan Tata Istilah Istilah adalah kata atau frasa yang dipakai sebagai nama atau lambang dan yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Tata istilah (terminologi) adalah perangkat asas dan ketentuan pembentukan istilah serta kumpulan istilah yang dihasilkannya. Misalnya:

Anabolisme Demokrasi Laik terbang pasar modal pemerataan perangkap elektron

I.2 Istilah Umum dan Istilah Khusus Istilah umum adalah istilah yang berasal dari bidang tertentu, yang karena dipakai secara luas, menjadi unsur kosakata umum. Misalnya:

Anggaran belanja Daya Nikah penilaian radio takwa

22

Istilah khusus adalah istilah yang maknanya terbatas pada bidang tertentu saja. Misalnya:

Apendektomi Bipatride kurtosis pleistosen

I.3 Persyaratan Istilah yang Baik Dalam pembentukan istilah perlu diperhatikan persyaratan dalam pemanfaatan kosakata bahasa Indonesia yang berikut. 1. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang paling tepat untuk mengungkapkan konsep termaksud dan yang tidak menyimpang dari makna itu, 2. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang paling singkat di antara pilihan yang tersedia yang mempunyai rujukan sama. 3. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang bernilai rasa (konotasi) baik. 4. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang sedap didengar (eufonik). 5. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang bentuknya seturut kaidah bahasa Indonesia. I.4 Nama dan Tata Nama Nama adalah kata atau frasa yang berdasarkan kesepakatan menjadi tanda pengenal benda, orang, hewan, tumbuhan, tempat, atau hal. Tata nama (nomenklatur) adalah perangkat peraturan penamaan dalam bidang ilmu tertentu, seperti kimia dan biologi, beserta kumpulan nama yang dihasilkannya.

23

Misalnya:

aldehida natrium klorida Primat oryza sativa

II. Proses Pembentukan Istilah 1 Konsep Ilmu Pengetahuan dan Peristilahannya Upaya kecendikiaan ilmuan (scientist) dan pandit (scholar) telah dan terus menghasilkan konsep ilmiah, yang pengungkapannya dituangkan dalam perangkat peristilahan. Ada istilah yang sudah mapan dan ada pula istilah yang masih perlu diciptakan. Konsep ilmiah yang sudah dihasilkan ilmuwan dan pandit Indonesia dengan sendirinya mempunyai istilah yang mapan. Akan tetapi, sebagian besar konsep ilmu pengetahuan modern yang dipelajari, digunakan, dan dikembangkan oleh pelaku ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia datang dari luar negeri dan sudah dilambangkan dengan istilah bahasa asing. Di samping itu, ada kemungkinan bahwa kegiatan ilmuwan dan pandit Indonesia akan mencetuskan konsep ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang sama sekali baru sehingga akan diperlukan penciptaan istilah baru. 2 Bahan Baku Istilah Indonesia Tidak ada satu bahasa pun yang sudah memiliki kosakata yang lengkap dan tidak memerlukan ungkapan untuk gagasan, temuan, atau rekacipya yang baru. bahasa Inggris yang kini dianggap bahasa internasional utama, misalnya, pernah menyerap kata dan ungkapan dari bahasa Yunani, Latin, Prancis, dan bahasa lain, yang jumlahnya hampir tiga perlima dari seluruh kosakatanya. Sejalan dengan itu, bahan istilah Indonesia diambil dari berbagai sumber, terutama dari tiga golongan bahasa yang penting, yakni (1) bahasa Indonesia, termasuk unsur serapannya, dan bahasa Melayu,

24

(2) bahasa Nusantara yang serumpun, termasuk bahasa Jawa Kuno, dan (3) bahasa asing, seperti bahasa Inggris dan bahasa Arab. 3 Pemantapan Istilah Nusantara Istilah yang mengungkapkan konsep hasil galian ilmuwan dan pandit Indonesia, seperti bhinneka tunggal ika, batik, banjar, sawer, gunungan, dan pamor, telah lama diterima secara luas sehingga dapat dimantapkan dan hasilnya dikodifikasi. 4 Pemadanan Istilah Pemadanan istilah asing ke dalam bahasa Indonesia, dan jika perlu ke salah satu bahasa serumpun, dilakukan lewat penerjemahan, penyerapan, atau gabungan penerjemahan dan penyerapan. Demi keseragaman, sumber rujukan yang diutamakan ialah istilah Inggris yang pemakaiannya bersifat internasional karena sudah dilazimkan oleh para ahli dalam bidangnya. Penulisan istilah serapan itu dilakukan dengan atau tanpa penyesuaian ejaannya berdasarkan kaidah fonotaktik, yakni hubungan urutan bunyi yang diizinkan dalam bahasa Indonesia.

25

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Dari pembahasan mengenai pengertian kata dan istilah, perbedaan kata dan istilah jenis jenis kata dan sumber pembentukan kata dan istilah dapat disimpulkan bahwa dengan mempelajari mengenai kata dan istilah serta memahaminya akan memudahkan kita dalam pembelajaran dan menerapkannya dengan percakapan- percakapan yang sering terjadi di masyarakat dalam kehidupan sehari hari.

SARAN

Sebaiknya tugas membuat makalah dan mendiskusikannya secara berkelompok serta bertukar pikiran harus diadakan di setiap pertenuan agar mahasiswa berani berbicara dan pengeluarkan pendapat tentang hal-hal atau masalah-masalah yang sedang terjadi atau yang desang dihadapi baik dalam kehidupan bermasyarakat khususnya. Kemampuan dalam memecahkan masalah akan mudah dilakukakn.

26

BAB IV DAFTAR RUJUKAN

Dra. Mulyati yeti, M. Pd. Dkk. April 2002. Pendidikan Bahasa dan sastra di Kelas Tinggi; Universitas Terbuka Depertemen Pendidikan Nasional. Jakarta

Drs.

Tarigan.

Djago, 2002, Pendidikan Keterampilan Berbahasa :

Universitas Terbuka, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

27

BAB V LAMPIRAN

DAFTAR KATA / ISTILAH SULIT Alur berfikir Potensi Hakiki : Cara berfikir yang melaju : Kesanggupan/Kemampuan yang dimiliki : Keadaan sebenarnya atau sesungguhna : Pemisahan kalimat menjadi kelompok kelompok

Calon Cendikiawan : Mahasiswa atau anda para pembaca Pemenggalan kata Satuan Makna Pola Baca Induktif Deduktif Diksi Lentur Hipotesis Aplikasi : Bagian arti terkecil : Arah pandangan mata saat membaca : Uraian-uraian diikuti pokok pembicaraan : Pokok pembicaraan diikuti uraian : Pilihan kata yang tepat : Bisa menyesuaikan pada bacaan tertentu : dugaan dalam sebuah penelitian : Penerapan : Istilah pada tahap tinggi

Kata Teknik Profesional Mengindrai Tabloid

: menggunakan alat indra (panca indra) : Sejenis koran yang membahas topik atau berita atau laporan, secara berlanjut halaman demi halaman tidak terpisah halaman-halaman

sambungan seperti pada koran. Prosedur membaca paragraf : Langkah-langkah kegiatan membaca paragraf Fiksi : Tulisan/karangan rekaan, merupakan hasil daya cipta dan imajinasi pengarangnya Non fiksi : tulisan/karangan faktual, berisi informasi dan fakta yang benar/nyata Makalah : Tulisan resmi tentang suatu pokok masalah (biasanya dibawakan di muka umum)

28

Topik Konkrit Obektif

: Pokok pembicaraan : Nyata : Keadaan yang sebenarnya, tidak dipengaruhi pendapat pribadi orang lain

Harfiah Majas

: Arti yang sesuai dengan kamus/sebenarnya : Kiasan, melukiskan sesuatu dengan jalan

menyamakan atau mengumpamakannya dengan sesuatu yang lain Lugas Simposium : bersifat apa adanya, tidak berbelit-belit : Pertemuan yang diselenggarakan untuk membahas suatu pokok masalah Observasi Sumber sekunder : Pengamatan : sumber kedua (bukan sumber utama).