bab ii gambaran umum lokasi penelitian a. letak geografis
TRANSCRIPT
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Letak Geografis
Lokasi penelitian yang berjudul “Pendidikan Politik Dalam Pendidikan
Politik di Musi Banyuasin” ialah berfokus pada pendidikan politik terhadap anak
serta peran keluarga dalam memberikan pemahaman terhadap anak. Studi kasus
yang peneliti ambil ialah Kabupaten Musi Banyuasin. Musi Banyuasin dengan luas
wilayah 14.265, 96 km2 atau sekitar 15% dari luas Provinsi Sumatera Selatan
terletak antara 1,3° sampai dengan 4° Lintang Selatan dan 103° sampai dengan 104°
45’ Bujur Timur. Secara geografis letak Kabupaten Musi Banyuasin adalah sebagai
berikut :
a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Provinsi Jambi
b. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Banyuasin
c. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Penungkal Abab
Lematang Ilir
d. Sebelah Barat : Berbatas dengan Kabupaten Musi Rawas
Kabupaten Musi Banyuasin mempunyai 14 wilayah Kecamatan yaitu Sanga
Desa, Babat Toman, Batanghari Leko, Plakat Tinggi, Lawang Wetan, Sungai
Keruh, Sekayu, Lais, Sungai Lilin, Keluang, Babat Supat, Bayung Lencir, Lalan,
Tungkal Jaya.
2
Gambar 2.1 Peta wilayah Musi Banyuasin
Musi Banyuasin dengan luas wilayah 14.265, 96 km2 atau sekitar 15%
dari luas Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1,3° sampai dengan 4°
Lintang Selatan dan 103° sampai dengan 104° 45’ Bujur Timur. Kabupaten
Musi Banyuasin mempunyai 14 wilayah Kecamatan yaitu Sanga Desa, Babat
Toman, Batanghari Leko, Plakat Tinggi, Lawang Wetan, Sungai Keruh,
Sekayu, Lais, Sungai Lilin, Keluang, Babat Supat, Bayung Lencir, Lalan,
Tungkal Jaya.
Kabupaten Musi Banyuasin merupakan daerah yang cukup subur, sebagian
mata pencarian masyarakat ialah mengelolah minyak, yang bisa langsung dimasak
atau langsung dipasarkan kepada agen-agen minyak atau kios pertamina, selain
minyak Kabupaten Musi Banyuasin juga menghasil karet yang diolah oleh petani
3
setempat untuk diperjual belikan, karet tersebut ditanam dilahan-lahan pemukiman
masyarakat.1
a. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat di Musi Banyuasin
Sebagian penduduk Kabupaten Musi Banyuasin ialah campuran
antara Sekayu dan juga Jawa, kemudian kebudayaan tersebut tumbuh dan
juga berkembang yakni merupakan bentuk implementasi dari ekspresi
masyarakat setempat yang dipengaruhi oleh kebudayaan jawa sehingga
bentuk kebudayaan tersebut merupakan akultturasi dari kedua kebudayaan
antara jawa dan sekayu.
Berbicara tentang kondisi sosial budaya suatu masyarakat tentunya
tidak akan terlepas dari kondisi perekonomian dan pendidikan masyarakat.
Karena dua hal tersebut selalu berhubungan dan sling mempengaruhi.
Seperti halnya yang telah dikatakan diatas bahwasannya Kabupaten Musi
Banyuasin ialah kabupaten penghasil minyak bumi dan karet dari sebagian
masyakat.
b. Kondisi Politik Masyarakat Kabupaten Musi Banyuasin
Membicrakan tentang kondisi social politik di suatu masyarakat
tentu takan lepas dari lembaga-lembaga baik itu pemerintahan ataupun
diluar pemerintahan yang ada dalam daerah tersebut. Satu diantara yang
ada ialah pendidikan politik, pendidikan mempunyai peran dan tugas yang
sangat penting di sebuah masyarakat. Karena pemahaman masyarakat
1 Badan pusat statistik. Musi banyuasin 2017
4
hingga saat ini masih banyak yang beranggapan bahwa sistem politik itu
bukan urusan mereka melainkan urusan pemerintah, sehingga masyarakat
masih banyak yang dibodoh-bodohi atau di berikan janji-janji manis.
Berikut persentase luas Wilayah dari masing-masing Kecamatan tersebut
Tabel 2.1
Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Musi Banyuasin Tahun
2016
No. Kecamatan Luas Wilayah (km)
1. Batang Hari Leko 2.107,79
2. Bayung Lencir 4.847,00
3. Babat Supat 511,02
4. Babat Toman 1.291,00
5. Lawang Wetan 232,00
6. Keluang 400,57
7. Lais 755,53
8. Lalan 1.031,00
9. Sungai Keruh 629,00
10. Plakat Tinggi 247,00
11. Tungkal Jaya 821,19
12. Sekayu 701,60
13. Sungai Lilin 374,26
14. Sanga Desa 317,00
Jumlah 14.265,96
Sumber: Diolah dari Data BPS Kabupaten MUBA Dalam Angka 2017.
5
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa Kecamatan Bayung Lincir yang
memiliki Wilayah paling luas diantara Kecamatan yang lain di Kabupaten Musi
Banyuasin dengan luas wilayah 4.847,00. Sedangkan Kecamatan Lawang Wetan
yang memiliki Wilayah paling kecil 232,00 diantara Kecamatan lainnya.
Kabupaten Musi Banyuasin dengan luas wilayah 14.265, 96 km2.
Dengan wilayah paling luas diantara kecamatan yang lainnya tentu
kecamatan tersebut akan lebih maju dari sector ekonominya, pembangunan di
bidang perekonomian yang di lakukan pemeritahan diarahkan ke sector industri
dengan di dukung oleh sektor pertanian yang tanggu di sektor pertanian menjadi
lebih penting lagi di sebababkan jumlah penduduk yang berusaha di bidang
pertanian masi sangat besar.
Tabel 2.2
Jarak dari Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten
di Kabupaten Musi Banyuasin
No. Kecamatan Luas Wilayah (Km)
1. Sanga Desa 73
2. Babat Toman 41
3. Batang Hari Leko 30
4. Plakat Tinggi 43
5. Lawang Wetan 25
6. Sungai Keruh 33
7. Sekayu 1
8. Lais 42
9. Sungai Lilin 65
10. Keluang 25
6
11. Babat Supat 52
12. Bayung Lencir 137
13. Lalan 200
14. Tungkal Jaya 82
Jumlah 849
Sumber: Diolah Dari BPS Kabupaten Musi Banyuasin 2017
Menurut data pada tabel diatas, diketahui bahwa Kecamatan Sekayu adalah
kecamatan yang paling dekat dengan Kabupaten Musi Banyuasin dengan jarak 1
Km. Sedangkan Kecamatan Lalan adalah kecamata yang memiliki jarak yang palin
jauh ke Kabupaten Musi Banyuasin, yaitu 200 Km.
Kabupaten Musi Banyuasin degan luas wilayah 14.265,96 km2 atau sekitar
15% dari luas provinsi Sumatra Selatan terletak antara 1,3A – LS dan 103 A – 104
45’ BT. Kabupaten Musi Banyuasin mempunyai iklim tropis dan basah dengan
variasi cura hujan antara 87,83-391,6 mm sepanjang tahun 2010 menunjukan
variasi anatara 9,00-17,60 hari dengan hari hujan paling banyak pada bualan januari
2010 tropis wilaya Musi Banyuasin pada bagian timur Kecamatan Sungai Lilin
sebelah baerat Kecamatan Bayung Lencir.
Kemudian di daera pinggiran di daerah pinggiran aliran sungai Sungai Musi
sampai ke Kecamatan Babat Toman, tanahnya terdiri rawa-rawa dan payau yang di
pengarui oleh pasang surut. Daerah lainya merupakan dataran tinggi dan berbukit-
bukit dengan ketinggian antara 20-140m diatas permukan laut. Kabupten MUBA
(Musi Banyuasin) ialah daerah rawa-rawa dan terdapat sungai besar dan juga kecil
misalnya Sungai Banyuasin, Musi, Batang hari leko dan masih banyak lagi.
7
Berikut tabel wilayah diatas permukaan laut Kabupaten Musi Banyuasin
Tabel 2.3
Tinggi Wilayah di Atas Permukaan Laut (DPL) di Kabupaten Musi
Banyuasin 2016
No. Kecamatan Ibukota Kecamatan Tinggi (meter)
1 Sanga Desa Nguklak 1 26
2 Batanghari Leko Tanah Abang 21
3 Babat Supat Babat Banyuasin 37
4 Bayung Lencir Bayung Lencir 23
5 Babat Toman Babat 17
6 Lawing Wetan Ulak Paceh 18
7 Lais Lais 21
8 Keluang Keluang 33
9 Lalan Bandar Agung 21
10 Tungkal Jaya Peninggalan 32
11 Plakat Tinggi Sido Rahayu 22
12 Sungai Keruh Tebing Bulang 24
13 Sungai Lilin Sungai Lilin 14
14 Sekayu Sekayu 16
Sumber: Kanwil Badan Pertanahan Nasional Kabupaten MUBA (Musi
Banyuasin).
B. Kependudukan
Dilihat dari jumlah kependudukannya, Kabupaten Musi Banyuasin
termaksuk kabupaten/kota dengan penduduk terbanyak ke lima di Provinsi
Sumatera Selatan. Berdasarkan Estimilasi jumlah penduduk pertengahan tahun
8
2016 Kabupaten Musi Banyuasin mencapai 620.738 jiwa. Berikut adalah tabel
jumlah penduduk Kabupaten Musi Banyuasin per Kecamatan pada tahun 2016.
Tabel 2.4
Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Musi Banyuasin
2016
Kecamatan Pusat
Pemerintahan
Desa Kelurahan
Batanghari Leko Tanah Abang 16 -
Babat Toman Babat 11 2
Bayung Lencir Bayung Lencir 21 2
Babat Supat Babat Banyuasim 15 -
Lais Lais 15 -
Lalan Bandar Agung 27 -
Lawang Wetan Ulak Paceh 15 -
Keluang Keluang 13 1
Tungkal Jaya Peninggalan 16 -
Sanga Desa Ngulak 17 2
Sungai Lilin Sungai Lilin 13 2
Sekayu Sekayu 10 4
Sungai Keruh Tebing Bulang 22 -
Plakat Tinggi Sido Rahayu 15 --
Musi Banyuasin 227 13
Sumber: Diolah dari Data BPS Kabupaten Musi Banyuasin 2016
Dilihat dari tabel diatas, Kabupaten di Plakat Tinggi berjumlah 15 Desa dan
tidak mempunyai Kelurahan. Kelurahan di Plakat Tinggi digantikan dengan Kepala
9
Desa (Kades). Sedangkan, pada Bayung Lencir terdapat 21 Desa, dan mempunyai
2 Kelurahan. Perbedaan antara Plakat Tinggi dan Bayung Lencir ialah pada
Kelurahan. Karena, dilihat dari tabel diatas, sebagian besar daerah Musi Banyuasin
tidak memiliki Kelurahan, yang digantikan dengan Kepala Desa (Kades).
Peranan Kelurahan dan Kepala Desa sama saja, ialah untuk mengontrol
masyarakat agar mematuhi dan menjalankan perintah yang telah ditentukan oleh
setiap Kelurahan. Peran Kelurahan ialah untuk membuat surat domisili dari
masyarakat, membuat surat pengantar untuk e-KTP, membuat Kartu Keluarga,
melayani dan membuatkan surat izin usaha, izin pindah dari masyarakat, surat
pajak, akta kelahiran, dan lain-lain.
Setiap masyarakat wajib melapor, apabila sudah berusia 17 tahun keatas
untuk dibuatkan e-KTP melalui Kelurahan atau Kepala Desa inilah, proses
membuatan e-KTP dilanjutkan untuk melakukan perekaman e-KTP di Catatan
Sipil (Capil). Setelah mempunyai e-KTP maka masyarakat berhak mengikuti proses
Pemihan Umum, karena dianggap sudah dewasa dan telah memenuhi syarat.
Bersama dengan berjalan perkembangan zaman, peduduk di suatu negara
akan berkembang spesat dari tahun ke tahun. Begitu juga indonesia selain wilayah
Indonesia sangat luas penduduknya juga sangat banyak. Sebagai kodratnya seorang
manusia, pasti mempunyai keturunan yaitu bagian dari eksistensi individu
(seseorang). Sebaliknya jika mempunyai keturunan dengan jumlah banyak akan
menimbulkan suatu masalah (ancaman) untuk para orang tua dalam menjalani
kehidupan yang makmur dan sejahtera.
10
Musi Banyuasin adalah salah satu Kabupaten yang berkembang, dengan
mempunyai jumlah pertumbuhan penduduk yang pesat dan cukup tinggi. Pada Pada
mulanya percepatan pertumbuhan penduduk di Musi Banyuasin sangatlah pesat
sehingga usah untuk di hindari, meski begitu pemerintah sudah mengupayakan
berbagai cara, solusi serta semboyan untuk ditawarkan ke masyarakat untuk
menekan laju pertumbuhan, namun tetap saja tidak sesuai harapan. berbagai cara
sudah dilakukan seperti mensosialisasikan program-program yang ditawarkan
kepada masyarakat. Tetap saja angka laju pertumbuhan masih belum menurun dari
sebelumnya.
Untuk menekan laju pertumbuhan penduduk yang terlalu tinggi dapat di
atasi dengan beberapa cara diantaranya
1. Menggalakan transmigrasi dengan cara pemerataan penduduk dengan
mengurangi kepadatan penduduyk di daerah yang padat dan alih ke
wilayah-wilayah yang penduduknya belum terlalu padat
2. Pemerataan lapangan kerja
3. Menekan pertumbuhan penduduk dengan program (KB) keluarga
berencana
4. Membuat Undang-Undang yang menetapkan usia minimal menikah
5. Membatasi tunjangan anak bagi PNS dan ABRI hingga anak ke 2
6. Memberikan tariff tinggi bagi imigran
7. Menyebarluaskan pendidikan kependudukan ke berbagai jenjang
pendidikan
11
Walapun demikian upaya-upaya yang di lakukan pemerintah untuk
menahan lajunya pertumbuhan penduduk meski dari ke tujuh (7) cara tersebut
belum terealisasikan semuanya, yang menajadi permasalahan banyak masyarakat
masih belum melakukan program KB (Keluarga Berencana) serta banayak remaja
remaja yang melakukan pernikahan dini, sehingga laju pertumbuhan penduduk
agak sukar untuk dikendalikan. Tapi setidaknya pemerintah sudah melakukan yang
terbaik meski hasilnya belum maksimal, namun tahap demi tahap semua cara
tersebut pasti terealisasikan. Berikut tabel laju pertumbuhan penduduk Musi
Banyuasin perkecamatan tahun 2016.
Tabel 2.5
Jumlah Laju Pertumbuhan Penduduk Musi Banyuasin Per Kecamatan
Tahun 2016
No. Kecamatan Jumlah Laju Pertumbuhan
Penduduk (%)
1. Sanga Desa 33,26
2. Babat Toman 32,09
3. Batanghari Leko 23,40
4. Plakat Tinggi 26,87
5. Lawang Wetan 25,63
6. Sungai Keruh 44,23
7. Sekayu 84,27
8. Lais 56,76
9. Sungai Lilin 59,25
10. Keluang 30,68
12
11. Babat Supat 36,40
12. Bayung Lencir 82,62
13. Lalan 41,08
14. Tungkal Jaya 44,16
Jumlah 620,74
Sumber: Diolah dari Data BPS Kabupaten MUBA (Musi Banyuasin) 2016
Dilihat dari tabel diatas bahwasannya jumlah laju pertumbuhan penduduk
terbesar adalah di Kecamatan sekayu dengan jumlah 84,27% dan jumlah penduduk
terkecil yaitu di Kecamatan Batanghari Leko yang memiliki jumlah penduduk
sebesar 23,40%. Sekayu terpilih menjadi Kecamatan yang mempunyai laju
pertumbuhan penduduk sangat tinggi karena, sekayu merupakan Kota sekaligus
Kecamatan, yang memilki kemajuan yang sangat pesat dimulai dari segi ekonomi,
pembangunan, serta pendidikan, dapat dilihat dari banyaknya insfrastruktur penting
yang dibangun seperti kantor bupati, sekolah, rumah sakit, pasar swalayan, dan
masih banyak lagi, sehingga laju pertumbuhan penduduk di kecamaatan sekayu
sangat tinggi dibandingkan dengan Kecamatan lain.
Tabel 2.6
Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut
Kecamatan di Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016
No. Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah Sex Ratio
1. Sanga Desa 16,68 16,58 33,26 100,60
2. Babat Toman 16,26 15,84 32,09 102,65
3. Batanghari Leko 12,09 11,31 23,40 106,89
4. Plakat Tinggi 13,73 13,14 26,87 104,49
13
5. Lawang Wetan 12,89 12,74 25,63 101,17
6. Sungai Keruh 22,29 21,94 44,23 101,59
7. Sekayu 42,24 42,03 84,27 100,82
8. Lais 28,46 28,31 56,76 100,50
9. Sungai Lilin 30,56 28,69 59,25 106,52
10. Keluang 15,66 15,02 30,68 104,26
11. Babat Supat 18,53 17,88 36,40 103,63
12. Bayung Lencir 43,75 38,88 82,62 112,52
13. Lalan 21,58 19,49 41,08 110,72
14. Tungkal Jaya 22,99 21,17 44,16 108,59
Jumlah 317,73 303,01 620,74 104,86
Sumber: Diolah dari Data BPS Kabupaten MUBA (Musi Banyuasin) 2016
Dilihat dari tabel diatas bahwasannya jumlah penduduk di Kabupaten Musi
Banyuasin lebih banyak jenis kelamin Laki-laki yang berjumlah 317, 73.
Sedangkan penduduk Perempuan berjumlah 301,01 hanya berselisihan sedikit.
Jumlah keseluruhan antara laki-laki dan perempuan ialah 620, 74 jiwa.
Tabel 2.7
Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Tahun
dan Jenis Kegiatan di Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016
No. Tahun Bekerja Pengangguran Jumlah
Total
Bukan
Angkatan
Kerja
Jumlah
Total
1. 2010 245 101 15 620 260 721 126 172 386 893
2. 2011 274 172 12 784 286 956 104 256 391 212
3. 2012 258 055 9 279 267 334 132 744 400 078
14
4. 2013 239 585 7 883 267 468 158 490 405 958
5. 2014 268 495 10 434 278 929 139 425 418 354
6. 2015 269 140 15 983 285 123 141 215 426 338
Sumber: Diolah dari Data BPS Kabupaten MUBA (Musi Banyuasin)
Pada tabel diatas dapat dilihat jumlah penganguran di Kabupaten Musi
Banyuasin mengalami naik-turun setiap tahunnya. Hal ini di karenakan oleh
kurangnya lapangan pekerjaan atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan
pekerjaan yang layak, pengangguran umumnya di sebabkan karena jumlah
angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan
kerja yang ada yang mampu menyerapnya pengangguran seringkali menjadi masalh
dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbunya
kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainya.
C. Pendidikan
Di tahun 2016 jumlah sekolah yang terdapat di Kab. Musi Banyuasin jumlah
sekolah terbilang sudah memadai, jumlah SD/MI, sebanyak 483 unit, SMP/mts
sebanyak 172 unit, SMA/SMU/SMk dan MA sebanyak 86 unit, serta 3 perguruang
tinggi diantaranya Poltek Sekayu, Akper dan Perguruan Tinggi Swasta
Ramaniayah.
Kepalah dinas pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Musi Banyuasin
(MUBA), Musni wijaya menyatakan berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB)
dua menteri, yakni menteri pendidikan dan menteri kebudayaan (Mendibud)
mengatakan dengan adanya 483 unit SD/MI, 172 unit SLTP/MTs, 86 unit
15
SMA/SMK/SMU, dan 1 POLTEK Sekayu, serta beberapa perguruan tinggi lainnya
di Musi Banyuasin. Dengan adanya beberapa kampus dan sekolah ini membuktikan
bahwa sector pendidikan di kabupaten Musi Banyuasin sangat baik.
Berikut Tabel penduduk usia 7-24 tahun menurut jenis kelamin, kelompok
usia sekolah, dan partisipasi sekolah di Kab. Muba (Musi banyuasin).
Tabel 2.8
Persentase Penduduk Usia 7-24 Tahun Menurut Jenis Kelamin, Kelompok
Umur Sekolah, dan Partisipasi Sekolah di Kabupaten Musi Banyuasin
Tahun 2016
Jenis Kelamin
dan Kelompok
Umur Sekolah
Partisipasi Sekolah
Tidak/Belum
Pernah Sekolah
Masih Sekolah
Tidak Sekolah
Lagi
(1) (2) (3) (4)
Laki-laki
7-12 0,00 100,00 0,00
13-15 0,00 94,70 5,30
16-18 0,00 59,84 40,16
19-24 0,00 11,80 88,20
7-24 0,00 65,59 34,41
Perempuan
7-12 0,92 99,08 0,00
13-15 0,00 94,70 5,30
16-18 0,00 59,84 40,16
19-24 0,00 11,80 88,20
7-24 0,00 65,59 34,41
16
Perempuan
7-12 0,92 99,08 0,00
13-15 0,00 98,85 1,15
16-18 0,00 75,32 24,68
19-24 0,00 12,92 87,08
7-24 0,36 70,07 29,57
Lk + Pr
7-12 0,46 99,54 0,00
13-15 0,00 56,76 3,24
16-18 0,00 67,41 32,59
19-24 0,00 12,33 87,67
7-24 0,18 67,78 32,04
Sumber: //Source Survei Ekonomi Nasional kor, Maret 2016
Tabel 2.9
Angka Partisipasi Murni (APM) Dan Angka Partisipasi Kasar (APK)
Menurut Jenjang Pendidikan di Kab. Musi Banyuasin Tahun 2016
Jenjang Pendidikan APM APK
(1) (2) (3)
SD/MI 99,05 112,67
SMP/MTs 83,73 95,42
SMA/MA 54,08 67,65
Sumber: //Source Survei Ekonomi Nasional kor, Maret 2016
17
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa Angka Partisipasi
Murni (APM) berpengaruh pada anak yang masih sekolah, hal ini dapat dikatakan
bahwa selain disekolah anak juga mendapat partisipasi dari orangtua. Dengan
mendapatkan pelajaran disekolah anak lebih mengerti mengenai partisipasi dan
sosialisasi politik. Untuk anak yang belum atau sudah pernah sekolah mereka
pernah atau belum pernah terdaftar atau belumaktif mengikuti pendidikan. Untuk
anak yang masih sekolah mereka yang terdaftar dan masih aktif mengikutui
pendidikan baik itu formal ataupun nonformal. Sedangkan untuk yang sudah tamat
ialah menyelesaikan pelajaran yang ditandai dengan lulus ujian akhir.
D. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
DRRD (anggota dewan perwakilan rakyat daerah) merupakan termasuk
salah satu lembaga negara dengan dipilih melewati pemilihan umum (pemilu)
dengan lima tahun masa jabatan. Undang-undang terbaru yang mengatur terkait
DPRD provinsi adalah Undang-Undang Republik Indonesai No.17 tahun 2014
tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah dan Perwakilan Rakyat Daerah.
Kelembagaan tertinggi di suatu negara khususnya negara Republik
Indonesia terdiri atas Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR), Badan Pemeriksa Keuangan (BKD), dan Mahkamah Agung (MA),
Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Mahkamah Konstitusi (MK), dan Komisi
Yudisial (KY).
Dewan perwakilan rakyat daerah merupakan lembaga perwakilan rakyat
daerah yang berkendudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah
18
yang mempunyai peran dan tanggung jawab dalam mewujudkan efisensi, efektifitas
produktivitas dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan daerah melalui
pelaksanaan hak, kewajiban, tugas, wewenang dan fungsi DPRD.
Tabel 2.10
Jumlah Anggota DPRD Menurut Partai Politik dan Jenis Kelamin
di Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016
Partai Politik Jenis Kelamin
Laki-Laki Perempuan Jumlah
(1) (2) (3) (4)
PAN 8 1 9
PDIP 7 1 8
GERINDRA 4 0 4
GOLKAR 5 0 5
GERINDRA 3 1 4
NASDEM 4 0 4
PKB 3 1 4
PKS 3 0 3
HANURA 2 0 2
PBB 1 0 1
PPP 1 0 1
MUSI BANYUASIN 41 4 45
Sumber: Diolah dari Data BPS Kabupaten Musi Banyuasin 2016
Berdasarkan tabel di atas, jumlah Partai Politik di Kabupaten Musi
Banyuasin 11 Partai Politik pada tahun 2016. Jumlah keseluruhan jenis kelamin
19
laki-laki dan perempuan ialah 45. Pengusung pada partai politik lebih dominan laki-
laki dari pada perempuan.
E. Agama
Kehidupan beragama merupakan tujuan guna mewujudkan,
mengembangkan serta meningkatkan kualitas dari sebuah kehidupan baik itu
agama atau kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan juga memperkokohkan
kesatuan dan persatuan yang berkelanjutan serta sejalan dalam hubungan antar
sesame manusia, lingkungan dan juga terhadap Tuhan (yang maha esa).
Dengan tingkat populasi penduduk yang tinggi Musi Banyuasin, sehingga
menyebabkan beragam agama yang dianut oleh masyarakat tersebut. Seperti Islam,
Katolik, protestan, hindu, dan budha. Namun kebanyakan dari masyarakat
menganut agama islam. Walaupun demikian, pengaruh kepercayaan trandisonal
masih terlihat di kehidupan sehari-hari, mereka masih percaya terhadap takhayul,
tempat-tempat keramat dan benda-benda berkekuatan gaib. Sehubungan dengan
keyakinan tersebut, orang Musi Banyuasin menjalankan berbagai upacara dan
pantangan.
Meningkatnya baik itu sarana dan prasarana kehidupan beragama, terlihat
dari jumlah tempat ibadah yang akan terus bertambah jumlahnya. Di tahun 2016
jumlah masjid dan mushola telah tercatat berjumlah 440 dan 461 unit. Demikian
juga peningkatan jumlah pemeluk agama yang terus bertambah dari tahun ke tahun,
seiring dengan bertambahnya jumlah dari penduduk serta tingkat kesejahteraan dari
masyakatnya.2
2 Badan pusat statistik Musi Banyuasin. Tahun 2017
20
Tabel 2.11
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama yang Dianut
di Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016
No. Kecamatan Islam Protestan Katolik Hindu Budha
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Sanga Desa 30 458 2 6 - -
2 Babat Toman 28 963 3 13 - 9
3 Batanghari Leko 22 050 - - - -
4 Plakat Tinggi 22 191 - - - -
5 Lawang Wetan 24 969 - - - -
6 Sungai Keruh 42 215 13 4 - 7
7 7Sekayu 81 747 24 10 - 29
8 Las 54 123 65 - - -
9 Sungai Lilin 54 901 14 16 111 -
10 Keluang 29 395 21 29 - 26
11 Babat Supat 34 248 - - - -
12 Bayung Lincir 74 524 23 199 - -
13 Lalan 38 999 - - - -
14 ungkal Jaya 41 899 - - - -
Musi Banyuasin 581
402
165 277 111 71
Sumber: Source Kementrian Agama Kabupaten Musi Banyuasin
Berdasarkan tabel di atas, mayoritas masyarakat di Kabupaten Musi
Banyuasin beragama Islam, yang berjumlah 581 402 jiwa.
21
Berdasarkan Angka Partisipasi menunjukan bahwa peran orang tua dalam
mendidik anak berpengaruh besar. Hal ini, dapat dilihat dari Angka Partisipasi
Murni (APM) dari masyarakat. Pendidikan dimulai dari anak belum memasuki
masa sekolah hingga berlangsung saat anak dewasa. Peran orang tua tidak ada
habisnya, disekolah anak mendapatkan pendidikan dari Guru yang mengajar
dikelas, sedangkan saat dirumah anak mendapatkan pendidikan dari kita sebagai
orang tua.
Pendidikan menjadi hal sangat penting, tujuan pendidikan ialah untuk
meningkatkan kecerdaskan kehidupan manusia, untuk membentuk karakter anak,
menimbulkan rasa tanggung jawab, dan berani menolakan suatu tindakan yang
merugikan, dengan adanya pendidikan politik yang diterapkan disekolah-sekolah
setidaknya dapat meninggkatkan pengetahuan anak agar menjauhi Golput, KKN,
khususnya di Kabupaten Musi Banyuasin. Berikut hasil golput yang terjadi pada 14
Kecamatan di Musi Banyuasin
Dari data golput yang peneliti paparkan sebelumnya, peneliti menemukan
Kecamatan Bayung Lincir yang paling banyak melakukan golput terdapat 28.746.
Dan yang paling sedikit melakukan golput terdapat pada Kecamatan Plakat Tinggi
5.517. Disini terdapat perbedaan yang begitu jauh sehingga peneliti bisa
meyimpulkan bahwa pada Kecamatan Plakat Tinggi peran orangtua berpengaruh
besar kepada anak-anaknya. Sedangkan, pada Kecamatan Bayung Lincir tingkat
golput masih tergolong besar dibandingkan dengan 14 Kecamatan lainnya.
Dilihat dari data di atas, ternyata masih banyak masyarakat yang melakukan
golput, disini berarti peran orangtua masih perlu ditingkatkan agar anak-anak ikut
22
berpartisipasi dalam pemilihan umum. Selain itu, sosialisasi juga perlu ditingkatkan
agar orangtua lebih aktif dalam menanamkan kesadaran politik terhadap anak-
anaknya.