2.1. letak geografis dan administrasi pemerintahanblhd.bantenprov.go.id/upload/ekoregion/6. bab ii....

13
LAPORAN AKHIR Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten II - 1 BAB II GAMBARAN UMUM PROVINSI BANTEN 2.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan Provinsi Banten berada pada posisi geografis antara 05 o 07’ 50” s/d 07 o 01’ 11” Lintang Selatan dan 105 o 01’ 11” s/d 106 o 07’ 12” Bujur Timur dengan keseluruhan luas wilayah 9.662,92 Km 2 atau sekitar 0.50% dari luas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Provinsi Banten terbagi dalam empat kota administrasi dan empat kabupaten administrasi dengan Ibu kota berada di Serang. Banten sebelumnya merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat, kemudian dimekarkan sebagai provinsi baru pada tanggal 17 Oktober 2000. Pada Tabel 2.1 berikut disajikan daftar kabupaten dan kota yang ada di Banten. Tabel 2.1 Daftar Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten

Upload: truongdat

Post on 30-Jan-2018

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahanblhd.bantenprov.go.id/upload/EKOREGION/6. BAB II. Gambaran Umum... · Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan ... Salah satu

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten

II - 1

BAB – II GAMBARAN UMUM PROVINSI BANTEN

2.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan

Provinsi Banten berada pada posisi geografis antara 05o 07’ 50” s/d 07o 01’ 11” Lintang

Selatan dan 105o 01’ 11” s/d 106o 07’ 12” Bujur Timur dengan keseluruhan luas wilayah

9.662,92 Km2 atau sekitar 0.50% dari luas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Provinsi Banten terbagi dalam empat kota administrasi dan empat kabupaten administrasi

dengan Ibu kota berada di Serang. Banten sebelumnya merupakan bagian dari Provinsi

Jawa Barat, kemudian dimekarkan sebagai provinsi baru pada tanggal 17 Oktober 2000.

Pada Tabel 2.1 berikut disajikan daftar kabupaten dan kota yang ada di Banten.

Tabel 2.1 Daftar Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten

Page 2: 2.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahanblhd.bantenprov.go.id/upload/EKOREGION/6. BAB II. Gambaran Umum... · Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan ... Salah satu

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten

II - 2

Provinsi Banten berjarak hanya sekitar 90 Km dari Jakarta, adapun batas-batas

wilayahnya adalah sebagai berikut (Gambar 2.1.) :

Bagian Utara berbatasan dengan Laut Jawa

Bagian Timur berbatasan dengan DKI Jakarta dan Jawa Barat

Bagian Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia

Bagian Barat berbatasan dengan Selat Sunda

Provinsi Banten berada pada titik-temu dari jalur lalu-lintas utama yang sangat strategis,

yaitu jalur Lampung-Jakarta sebagai jalur utama ke wilayah Jawa atau ke wilayah

Sumatera.

Gambar 2.1. Peta Wilayah Provinsi Banten

Page 3: 2.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahanblhd.bantenprov.go.id/upload/EKOREGION/6. BAB II. Gambaran Umum... · Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan ... Salah satu

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten

II - 3

2.2. Karakteristik Lingkungan Fisik (Abiotik)

Karakteristik Lingkungan Fisik (Abiotik) Provinsi Banten dapat digambarkan dari 6

karakter, yaitu:

2.2.1 Karakteristik Klimatologi

Posisi geografis Indonesia yang yang terletak di antara dua benua (Asia dan Australia),

menyebabkan tipe iklim di Indonesia disebut sebagai iklim muson (monsoon) atau iklim

musim. Iklim ini erat kaitannya dengan perubahan pola angin musim pada bulan April-

Oktober. Jika angin bertiup ke barat maka terjadi musim kemarau di Indonesia dan

sebaliknya jika angin bertiup ke timur maka terjadi musim penghujan.

Provinsi Banten memiliki pola iklim yang sama, dimana musim penghujan umumnya

terjadi pada bulan November hingga Maret yang dipengaruhi oleh angin dari barat,

sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan Juni - Agustus yang dipengaruhi oleh

angin dari timur. Persebaran jumlah curah hujan cukup bervariasi tergantung pada

lalitude, posisi geografis, dan kondisi topografis. Banyak klasifikasi iklim yang dipakai oleh

berbagai negara, seperti Koeppen-Geiger, Mohr, Schmidt-Ferguson, atau Oldeman yang

memanfaatkan kombinasi parameter temperatur, curah hujan, dan radiasi matahari dalam

klasifikasinya. Klasifikasi Oldeman termasuk yang banyak dipakai di Indonesia karena

terkait dengan bidang pertanian. Klasifikasi ini mempertimbangkan jumlah curah hujan

yang dipilah menjadi 3, yaitu bulan basah (> 200 mm), bulan lembab (100-20 mm), dan

bulan kering (<100 mm). Gambar 2.2 berikut memperlihatkan pola iklim Provinsi Banten

menurut klasifikasi Oldeman, adapun klasifikasi Oldeman disajikan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Klasifikasi Iklim Menurut Oldeman

No Tipe Iklim Jumlah bulan basah (bulan)

1. A > 9

2. B 7 - 9

3. C 5 - 6

4. D 3 - 4

5. E <3

Page 4: 2.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahanblhd.bantenprov.go.id/upload/EKOREGION/6. BAB II. Gambaran Umum... · Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan ... Salah satu

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten

II - 4

Gambar 2.2. Kondisi iklim di Provinsi Banten menurut klasifikasi Oldeman

Dari gambar di atas terlihat bahwa sebagian besar Provinsi Banten tergolong mempunyai

bulan basah yang tinggi (terutama di selatan dan tengah), sedangkan di bagian utara

memiliki bulan-bulan basah yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa sumberdaya air

untuk Provinsi Banten tergolong sangat baik.

2.2.2 Karakteristik Geologi

Secara umum kondisi geologi Provinsi Banten lebih banyak dicirikan oleh Formasi batuan

vulkanik, dan hal ini sangat wajar dikarenakan Pulau Jawa merupakan bagian busur luar

dari jalur tektonik global yang kaya dengan gunungapi. Formasi batuan vulkanik ini

berumur lebih muda dibandingkan dengan batuan sedimen yang mendasarinya.

Beberapa wujud aktivitas vulkanik di masa lalu ditunjukkan oleh adanya gunungapi-

gunungapi yang menjulang di wilayah ini, seperti Gunungapi Karang, Gunungapi

Aseupan, Gunungapi Pulosari, Gunungapi Gede, dan banyak lagi gunungapi yang lebih

kecil, namun pada saat ini kesemuanya dalam fase dormant. Umur batuan yang ada di

wilayah ini mencakup umur Kuarter dan Tersier dimana pola persebarannya cukup jelas

yang seolah dipisahkan oleh garis diagonal arah timur laut, dimana untuk batuan Tersier

berada di wilayah selatan dan timur, sedangkan untuk batuan yang berumur Kuarter

berada di bagian barat dan utara. Peta Formasi Geologi untuk Provinsi Banten disajikan

pada Gambar 2.3.

Page 5: 2.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahanblhd.bantenprov.go.id/upload/EKOREGION/6. BAB II. Gambaran Umum... · Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan ... Salah satu

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten

II - 5

Gambar 2.3. Peta Formasi Geologi Provinsi Banten

2.2.3 Karakteristik Geomorfologi

Sesuai dengan kondisi geologi dan iklimnya, secara umum geomorfologi Provinsi Banten

dicirikan oleh dominasi bentuklahan-bentuklahan (landforms) asal proses (morfogenesis)

vulkanik. Relief dataran umumnya didominasi oleh asal proses fluvial dan marin,

sedangkan perbukitan dan pegunungan didominasi oleh morfogenesis vulkanik.

Bentuklahan-bentuklahan asal proses marin tersebar di sepanjang garis pantai

sedangkan bentuklahan-bentuklahan asal proses fluvial berada di sepanjang lembah

sungai dan dataran-dataran di sekitarnya. Bentuklahan vulkanik tampak paling menonjol

yang dicirikan oleh bentuklahan kerucut vulkanik di kompleks Gunungapi Karang,

sedangkan beberapa kerucut vulkanik tampak terdenudasi kuat, seperti di Gunungapi

Gede (Bojonegara), dan kompleks bentanglahan vulkanikTersier yang berada di tenggara

atau kompleks Gunung Halimun.

Bentuklahan vulkanik yang tampak menonjol di Provinsi Banten adalah sebuah cekungan

besar yang terletak di Kecamatan Padarincang yang bernama Cidanau. Cekungan ini

secara morfogenesis adalah sebuah kaldera, atau kawah yang sangat besar, yang

dihasilkan oleh hasil letusan gunungapi yang sangat dahsyat (super eruption) yang

menguras dapur magma. Hasilnya, puncak dari tubuh gunungapi runtuh dan

menghasilkan sebuah kaldera. Salah satu ciri dari super eruption atau disebut letusan tipe

plinian adalah terbentuknya aliran awan panas yang kaya dengan material abu (ash) dan

Page 6: 2.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahanblhd.bantenprov.go.id/upload/EKOREGION/6. BAB II. Gambaran Umum... · Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan ... Salah satu

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten

II - 6

batuapung (pumice). Endapan tersebut saat sekarang dikenal dengan nama tuff vulkanik

batuapung. Melihat besarnya ukuran kaldera ini, mungkin letusan plinian yang terjadi di

gunungapi ini tidak hanya sekali saja, tapi bisa lebih dari sekali dalam periode yang

berbeda. Bukti dari letusan ini adalah banyak ditemukannya endapan abu-batuapung atau

disebut ignimbrite yang berwarna cerah (putih) di wilayah-wilayah sekitar kaldera

Cidanau, yang saat sekarang banyak ditambang oleh masyarakat untuk diambil pasirnya

(Gambar 2.4). Radius aliran awan panas abu-batuapung kaldera Cidanau ini bisa

mencapai jarak 40 km dari pusat letusan dan mengisi wilayah-wilayah lembah, cekungan,

dan dataran.

Gambar 2.4. Endapan tuff vulkanik batuapung (ignimbrite) yang ditambang masyarakat di sekitar Cibeber, Serang.

Gambaran geomorfologi Provinsi Serang disajikan dalam Gambar 2.5 yang diambil dari

Peta Sistem Lahan Inonesia.

Gambar 2.5. Peta Sistem Lahan Provinsi Banten

Page 7: 2.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahanblhd.bantenprov.go.id/upload/EKOREGION/6. BAB II. Gambaran Umum... · Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan ... Salah satu

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten

II - 7

2.2.4 Karakteristik Tanah

Sumber daya tanah wilayah Provinsi Banten secara geografis terbagi atas dua tipe tanah

yaitu: (a) kelompok tanah sisa atau residu dan (b) kelompok tanah hasil angkutan. Tipe

tanah yang terdapat di wilayah tersebut antara lain: 1) alluvial pantai dan sungai; 2)

latosol; 3) podsolik merah kuning; 4) regosol; 5) andosol; 6) brown forest; dan 7) glei

2.2.5 Karakteristik Hidrologi

Berdasarkan karakteristik iklim dan geomorfologi yang ada, Provinsi Banten tergolong

mempunyai potensi sumberdaya air tanah yang banyak. Hal ini disebabkan oleh curah

hujan yang terjadi di provinsi ini relatif tinggi, sedangkan bentuklahan dominan di wilayah

ini adalah bentuklahan vulkanik. Seperti diketahui bahwa produk vulkanik, seperti

piroklastik yang terdiri atas abu, pasir, dan kerikil, adalah material-material permukaan

yang sifatnya cukup porus, sehingga material ini dengan mudah akan dapat meloloskan

air untuk masuk ke dalam tanah. Namun demikian potensi ini juga tergantung kepada

bagaimana kondisi tutupan lahan di atasnya, terutama di wilayah-wilayah perbukitan dan

pegunungan (uplands). Tutupan lahan vegetasi merupakan tutupan terbaik untuk

membantu mengurangi terjadinya aliran permukaan (overland flow) dan sebaliknya dapat

meningkatkan laju perkolasi air ke dalam tanah. Cekungan kaldera Cidanau merupakan

salah satu anugerah Tuhan dan aset alami yang besar untuk akumulasi air di provinsi ini,

oleh karena itu tutupan vegetasi di daerah tangkapan air ini harus dijaga dengan baik.

2.2.6 Karakteristik Oseanografi

Provinsi Banten memiliki dua karakteritik oseanografi yang berbeda, yaitu karakteristik

oseanografi laut dalam, yang terdapat di laut selatan (Samudera Hindia), dan karakteristik

oseanografi laut dangkal yang terdapat di Selat Sunda dan Laut Jawa. Hal ini

mengindikasikan bahwa Provinsi Banten merupakan provinsi yang cukup kaya dengan

keanekaragaman hayati marin. Oleh sebab itu, pengelolaan dan perlindungan terhadap

kekayaan laut perlu penanganan yang serius dan baik.

Kondisi gelombang di sekitar Teluk Banten dan Pantai Kota Cilegon pada musim Barat

(Desember-Maret) bisa mencapai 0.5 m sampai dengan 1.25 m, sedangkan pada musim

Timur (Juni - September) berkisar antara 0.2 m sampai 1.2 m. Pada musim peralihan

(pada bulan April-Mei dan pada bulan Oktober-November) kondisi gelombang di provinsi

ini relatif tenang. Sudut datang gelombang rata-rata di daerah tersebut sebesar 8.5°

dengan periode signifikannya 38.633 detik.

Page 8: 2.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahanblhd.bantenprov.go.id/upload/EKOREGION/6. BAB II. Gambaran Umum... · Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan ... Salah satu

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten

II - 8

2.3. Karakteristik Lingkungan Hayati (Biotik)

Karakteristik Lingkungan Hayati (Biotik) Provinsi Banten dapat digambarkan dari 2

karakter, yaitu:

2.3.1 Karakteristik Hutan

Berdasarkan statusnya, kawasan hutan di Provinsi Banten dapat dibagi menjadi 11 fungsi

yang masing-masing diberi nama/status seperti yang tersaji pada Tabel 2.3. Persebaran

dari masing-masing status tersebut, seperti Kawasan Lindung, Suaka Marga

satwa,Taman Nasional, dan Cagar Alam di Provinsi Banten dapat dilihat pada Peta TGHK

dari Kementerian Kehutanan (Gambar 2.6).

Tabel 2.3. Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status

No Status Luas (Ha)

1 Cagar Alam 4.230,00

2 Suaka Margasatwa 0,00

3 Taman Wisata 4.086,30

4 Taman Buru 0,00

5 Taman Nasional 288.837,15

6 Taman hutan raya 3.026,00

7 Hutan lindung 947,39

8 Hutan Produksi 41.152,87

9 Hutan Produksi terbatas 29.644,71

10 Hutan Produksi Konservasi 127.892,30

11 Hutan Kota 128,37

Sumber : BPS Provinsi Banten 2014 dalam buku SLHD Provinsi Banten 2014

Gambar 2.6. Peta Tata Guna Hutan Kesepakatan Provinsi Banten

Page 9: 2.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahanblhd.bantenprov.go.id/upload/EKOREGION/6. BAB II. Gambaran Umum... · Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan ... Salah satu

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten

II - 9

2.3.2 Karakteristik Flora dan Fauna

Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon saat ini memiliki keanekaragaman flora dan fauna

yang cukup banyak, tidak kurang dari 700 jenis flora, 30 jenis mamalia, 5 jenis reptil, 59

jenis amphibi, 240 jenis ikan, dan 33 jenis terumbu karang. Jenis primata yang terdapat di

Taman Nasional Ujung Kulon sedikitnya ada sejumlah 5 jenis primata, yaitu Kera Ekor

Panjang (Macaca Fascicularis), Gibon Jawa (Hylobates Moloch), Surili (Presbytis

Comate), Lutung Hitam (Trachypithecus Auratus) dan Kukang (Nycticebus Coucang).

Jenis Fauna yang paling terkenal dari Provinsi Banten adalah Badak Jawa dan menjadi

icon dari provinsi ini (Gambar 2.7).

Gambar 2.7. Badak Jawa di Ujung Kulon

2.4. Karakteristik Lingkungan Kultural

Lingkungan Kultural Provinsi Banten dapat digambarkan dari 4 karakter, yaitu; 2.4.1 Karakteristik Kependudukan

Jumlah penduduk Banten pada tahun 2015 berjumlah 11.704.877 jiwa yang tersebar di

delapan wilayah Kabupaten/Kota (Tabel 2.4.). Laju pertumbuhan penduduk untuk 2013-

2014 mencapai 2,20%, sedangkan kepadatan penduduk tertinggi dicapai oleh Kota

Tangerang yang disusul oleh Kota Tangerang Selatan. Hal ini cukup wajar dikarenakan

kedua kota tersebut terletak tidak jauh dari Ibu Kota Negara (hinterland DKI Jakarta)

Page 10: 2.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahanblhd.bantenprov.go.id/upload/EKOREGION/6. BAB II. Gambaran Umum... · Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan ... Salah satu

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten

II - 10

Tabel 2.4. Karakteristik Demografi Provinsi Banten 2015

Kabupaten/Kota Luas (Km2) Jumlah

Penduduk

Kepadatan Penduduk

(%)

Kabupaten Pandeglang 2746,89

1.188.405 433

Kabupaten Lebak 3426,56

1.259.305 368

Kabupaten Tangerang 1011,86

3.264.776 3.227

Kabupaten Serang 1734,28

1.463.094 844

Kota Tangerang 153,93

1.999.894 12.992

Kota Cilegon 175,5

405.303 2.309

Kota Serang 266,71

631.101 2.366

Kota Tangeran Selatan 147,19

1.492.999 10.143

Provinsi Banten 9.662,92 11.704.877 1.211

Sumber : Provinsi Banten Dalam Angka 2015

2.4.2 Karakteristik Sosial Ekonomi

Pendidikan merupakan investasi yang penting untuk pembangunan suatu bangsa.

Berdasarkan data Provinsi Banten Dalam Angka (2015), sekitar 7.49% penduduk Banten

telah menyelesaikan pendidikan tingkat perguruan tinggi, sedangkan untuk tingkat SMA

mencapai angka 24.61%. Dari sisi ekonomi perdagangan nilai ekspor dari Banten

meningkat 3,54%, sebaliknya nilai impor menurun 1,33% dari tahun 2013 ke 2014. Untuk

mendukung peningkatan ekonomi dari industri pariwisata, pada tahun 2014 Provinsi

Banten telah memilik 52 hotel berbintang sedangkan hotel tidak bintang berjumlah 246.

Pada Tahun Anggaran 2014, realisasi pendapatan Pemerintah Provinsi Banten mencapai

7,07 triliun rupiah, sementara itu hasil belanja daerah mencapai 6,19 triliun rupiah.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih merupakan sumber penerimaan rutin terbesar dari

Pemerintah Provinsi Banten, yaitu sebesar 4,90 triliun rupiah, atau jumlah ini memberi

kontribusi sekitar 69,31 persen dari total penerimaan.

2.4.3 Karakteristik Sosial Budaya

Masyarakat Banten memiliki akar kehidupan agama Islam yang kuat. Jumlah penduduk

yang memeluk Agama Islam relatif dominan dan memiliki persentase tertinggi (92,85 %

pada tahun 2015) daripada jumlah pemeluk agama yang lain. Selain itu, Provinsi Banten

Page 11: 2.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahanblhd.bantenprov.go.id/upload/EKOREGION/6. BAB II. Gambaran Umum... · Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan ... Salah satu

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten

II - 11

memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di Jawa, karena

memiliki kelompok masyarakat yang disebut “suku baduy” yang masih memegang kuat

akan tradisi dan adat istiadat nenek moyang hingga sekarang (Gambar 2.8.). Salah satu

bentuk adat adalah berupa “kearifan lokal” yang terkait dengan perlindungan dan

pengelolaan terhadap lingkungan hidup di sekitarnya.

Gambar 2.8. Gambaran perumahan masyarakat Baduy di Provinsi Banten

2.4.4 Karakteristik Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Provinsi Banten pada tahun 2015 didominasi oleh bentuk

penggunaan pertanian, yaitu Kebun Campuran dan Sawah berturut-turut 34,6% dan 26,5

% (Tabel 2.5). Permukiman atau lahan terbangun menduduki luasan terbesar berikutnya,

disusul oleh hutan sekunder, perkebunan, dan tegalan/ladang. Melihat angka-angka

tersebut tampak bahwa tutupan vegetasi masih relatif baik (> 50 %) namun demikian

ancaman konversi lahan pertanian ke lahan non pertanian perlu mendapat perhatian. Hal

ini mengingat adanya laju pertambahan penduduk yang terjadi di wilayah ini. Gambaran

persebaran penggunaan lahan di Provinsi Banten disajikan pada Gambar 2.9.

Tabel 2.5. Luas penggunaan lahan Provinsi Banten (2015)

No Simbol Jenis Penggunaan

Lahan Luas (Ha)

Luas (%)

1 Hp Hutan Primer 5.257,6 0,6

2 Hs Hutan Sekunder 77.674,7 8,3

3 Mgv Mangrove 3.400,9 0,4

4 Rw Rawa 2.245,3 0,2

5 Kb Perkebunan 74.181,2 7,9

6 Pmk Permukiman 100.617,8 10,8

7 Kc Kebun Campuran 323.738,0 34,6

8 Sw Sawah 247.504,8 26,5

9 Tg Tegalan/Ladang 60.830,6 6,5

10 Sb Semak/Belukar 14.807,2 1,6

Page 12: 2.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahanblhd.bantenprov.go.id/upload/EKOREGION/6. BAB II. Gambaran Umum... · Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan ... Salah satu

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten

II - 12

11 Ta Tanah Terbuka 8.170,1 0,9

12 Tmb Tambak/Empang 14.407,1 1,5

13 A Tubuh Air 2.216,3 0,2

Total (Ha) 935.051,5 100,0

Gambar 2.9. Persebaran spasial jenis penggunaan lahan di Provinsi Banten

2.5. Ekoregion Provinsi Banten Pada Skala Pulau Jawa

Berdasarkan hasil penetapan dan pemetaan ekoregion Pulau Jawa oleh Kementerian

Lingkungan Hidup/KLH (2013) pada skala 1:500.000, Pulau Jawa mempunyai 11 jenis

satuan wilayah ekoregion. Setiap provinsi di pulau ini mempunyai beberapa jenis satuan

di antara 11 satuan ekoregion tersebut, Untuk Provinsi Banten memiliki 6 jenis satuan

wilayah ekoregion seperti yang terlihat di Gambar 2.30, yaitu :

F = Dataran Fluvial Jawa

S21 = Perbukitan Struktural Blok Selatan Jawa

S31 = Dataran Struktural Blok Selatan Jawa

V1 = Pegunungan Vulkanik Jalur Gunung Karang-Merapi-Raung

V2 = Perbukitan Vulkanik Jalur Gunung Karang-Merapi-Raung

V3 = Dataran Vulkanik Jalur Gunung Karang-Merapi-Raung

Page 13: 2.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahanblhd.bantenprov.go.id/upload/EKOREGION/6. BAB II. Gambaran Umum... · Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan ... Salah satu

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten

II - 13

Gambar 2.10. Peta Ekoregion di wilayah Provinsi Banten pada skala Pulau/Kepulauan

Indonesia (1 : 500.000)