bab ii acuan teoritik a. acuan teori area dan fokus yang ...repository.unj.ac.id/1761/7/11. bab...

27
9 BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Hakikat Hasil Belajar IPS a. Pengertian Hasil Belajar Seseorang dikatakan belajar apabila dapat bertindak sesuai dengan apa yang telah dipelajari dan dialami. Jika hanya mengingat atau menghafal saja namun belum pernah mengalami, maka belum dapat dikatakan belajar. Seperti yang diungkapkan oleh Hamalik yang dikutip oleh Ahmad Susanto dengan mengatakan bahwa belajar adalah memodifikasi atau memperteguh perilaku malalui pengalaman. 29 Pada hakikatnya, belajar adalah perubahan perilaku akibat adanya interaksi seperti yang dikemukakan oleh Burton yang dikutip oleh Ahmad Susanto dengan mengatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya. 30 Belajar merupakan kegiatan penting yang dapat terjadi secara alamiah atau buatan didalam kehidupan manusia yang dapat membantu manusia 29 Ahmad Susanto. op. cit., h. 3. 30 Ibid., 4

Upload: truongcong

Post on 27-Aug-2019

278 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/1761/7/11. Bab II.pdf · 9 BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Hakikat

9

BAB II

ACUAN TEORITIK

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti

1. Hakikat Hasil Belajar IPS

a. Pengertian Hasil Belajar

Seseorang dikatakan belajar apabila dapat bertindak sesuai dengan

apa yang telah dipelajari dan dialami. Jika hanya mengingat atau menghafal

saja namun belum pernah mengalami, maka belum dapat dikatakan belajar.

Seperti yang diungkapkan oleh Hamalik yang dikutip oleh Ahmad Susanto

dengan mengatakan bahwa belajar adalah memodifikasi atau

memperteguh perilaku malalui pengalaman.29

Pada hakikatnya, belajar adalah perubahan perilaku akibat adanya

interaksi seperti yang dikemukakan oleh Burton yang dikutip oleh Ahmad

Susanto dengan mengatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku

pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu

lain dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu

berinteraksi dengan lingkungannya.30

Belajar merupakan kegiatan penting yang dapat terjadi secara alamiah

atau buatan didalam kehidupan manusia yang dapat membantu manusia

29

Ahmad Susanto. op. cit., h. 3. 30

Ibid., 4

Page 2: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/1761/7/11. Bab II.pdf · 9 BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Hakikat

10

menuju pada kedewasaan. Namun proses pendewasaan tersebut tidak

dapat sempurna tanpa didukung dengan pengalaman berupa pelatihan,

pembelajaran, dan proses belajar. Sabri mengutip pendapat Musfiqon yang

mengatakan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku berkat

pengalaman dan pelatihan.31

Pada kenyataannya, belajar tidak hanya dilakukan berdasarkan

kegiatan melihat, mengamati dan memahami sesuatu. Seperti yang

dikatakan oleh Sudjana yang dikutip oleh Musfiqon dengan mengatakan

bahwa belajar adalah proses melihat, mengamati dan memahami

sesuatu.32 Sedangkan menurut Gagne yang dikutip oleh Eveline Siregar

dan Hartini Nara dengan mengatakan bahwa belajar adalah suatu

perubahan perilaku yang relatif menetap yang dihasilkan dari pengalaman

masa lalu ataupun pembelajaran yang bertujuan atau direncanakan.33

Hal senada juga diungkapkan oleh Winkel yang dikutip oleh Suyono

dan Hariyanto dengan mengatakan bahwa Belajar adalah suatu aktivitas

mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

31

Musfiqon. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran.(Jakarta: PT. Prestasi

Pustaka Raya, 2012), h. 3 32

Ibid., h. 5 33

Eveline Siregar dan Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran.(Bogor: Ghalia

Indonesia, 2010), h. 4

Page 3: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/1761/7/11. Bab II.pdf · 9 BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Hakikat

11

pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap.34 Jadi, dapat dikatakan bahwa

belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang tidak hanya

didapat melalui kegiatan melihat, mengamati, dan memahami sesuatu

sehingga memperoleh perubahan tingkah laku yang relative menetap dan

menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan,

dan nilai sikap.

Dari berbagai pengertian belajar sebagaimana yang telah dijelaskan,

maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya yang

menghasilkan perubahan perilaku. Perubahan yang dimaksud diantaranya

perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai-nilai sikap.

Perubahan prilaku yang akan di capai oleh peserta didik dalam proses

belajar disebut dengan hasil belajar. Purwanto mengutip pendapat Winkel

yang mengatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang

mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.35

Kemudian dalam bukunya, Purwanto menjelaskan bahwa hasil belajar

dapat dipahami dengan memecah dua kata yang membentuknya, yakni

hasil dan belajar. Kata hasil menunjuk pada suatu perolehan akibat

dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang berdampak pada perubahan.

Sedangkan belajar menunjuk pada apa yang dilakukan oleh seseorang 34

Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran.(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2011), h. 14 35

Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar.(Yogyakarta: Pustaka pelajar), h. 45

Page 4: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/1761/7/11. Bab II.pdf · 9 BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Hakikat

12

sehingga mengalami perubahan perilaku yang meliputi aspek kognitif,

afektif, dan psikomotorik.12

Dalam kegiatan pembelajaran, biasanya guru menetapkan tujuan

belajar. Peserta didik yang berhasil dalam belajar adalah peserta didik yang

dapat mencapai tujuan pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh

Abdurrahman yang dikutip oleh Asep Jihad dan Abdul Haris dengan

mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh

peserta didik setelah melalui kegiatan belajar.13 Jadi dapat dikatakan bahwa

seseorang memiliki hasil belajar jika dalam proses belajarnya memiliki

perubahan yang dapat mempengaruhi perilaku dan sikapnya. Hasil belajar

yang diperoleh dalam proses belajarnya pun harus sesuai dengan tujuan

belajar yang telah dibuat guru sehingga dapat diukur.

Setelah melalui proses belajar maka peserta didik diharapkan dapat

mencapai tujuan belajar yang disebut juga sebagai hasil belajar, yaitu

kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menjalani proses belajar.

Seperti yang dikatakan oleh Sudjana yang dikutip oleh Asep Jihad dan

Abdul Haris dengan mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman

belajarnya.14 Kemampuan-kemampuan tersebut diharapkan dapat

12

Ibid., h. 44. 13

Asep Jihad dan Abdul Haris. Evaluasi Pembelajaran.(Yogyakarta: Multi Pressindo, 2012)

h. 14 14

Ibid., h. 15

Page 5: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/1761/7/11. Bab II.pdf · 9 BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Hakikat

13

membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan lingkungan yang ada di

sekitarnya dan dapat menambah keterampilan peserta didik.

Hasil belajar yang tampak dapat ditunjukkan dengan terjadinya

perubahan tingkah laku pada diri peserta didik yang dapat diamati dan

diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Sementara itu, banyak aspek yang harus diperhatikan dalam hasil belajar

seorang peserta didik, salah satunya adalah aspek kognitif seperti yang

dikemukakan oleh Usman yang dikutip oleh Asep Jihad dan Abdul Haris

dengan mengatakan bahwa aspek kognitif dapat dibagi menjadi beberapa

tingkatan yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisia,

sintesa, dan evaluasi.15

Dalam Lorin W. Anderson dan Krathwohl telah merevisi taksonomi

Bloom terdapat enam tahapan aspek kognitif, yaitu mengingat (C1),

memahami (C2), menerapkan (C3), mengnalisis (C4), mengevaluasi (C5),

mencipta (C6). Anderson dan Krathwohl mengganti kata benda ke kata

kerja karena penggunaan kata kerja lebih sesuai daripada kata benda.

Jumlah tingkatan masih tetap enam dan urutan tingkatan dari rendah ke

lebih tinggi. Anderson memasukkan mencipta pada tingkat yang lebih tinggi.

Berikut ini gambar revisi taksonimi Bloom menurut Anderson dan

Krathwohl :

15

Ibid., h. 16

Page 6: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/1761/7/11. Bab II.pdf · 9 BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Hakikat

14

Gambar 2.1

(Sumber, Atherton dalam Ika Lestari, 2013 : 34)16

Dari tabel tersebut maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan

sebagai berikut :(1) Tingkatan tingkah laku pada taksonomi Bloom

menggunakan kata benda sedangkan Anderson mengubahnya dengan

menggunakan kata kerja. (2) tingkatan terendah (C1) pengetahuan diganti

dengan mengingat. (3) tingkatan (C4) analisi dan tingkatan (C5) sintesis

dilebur menjadi (C4) menganalisis, (4) tingkatan (C6) evaluasi di turunkan

menjadi ke (C5) menjadi mengevaluasi, dan (5) tingkatan C6 ditambahkan

menjadi Mencipta.

16

Ika Lestari. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. (Padang: Akademia

Permata,2013), h.34

EVALUASI

SINTESIS

ANALISIS

PENERAPAN

PEMAHAMAN

PENGETAHUAN

MENCIPTA

MENGEVALUASI

MENGANALISIS

MENERAPKAN

MEMAHAMI

MENGINGAT

Page 7: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/1761/7/11. Bab II.pdf · 9 BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Hakikat

15

Sedangkan Anderson dan Krathwol telah membuat revisi pada

taksonomi Bloom seperti di bawah ini :

Taksonomi Bloom Taksonomi Perbaikan Anderson dan Krathwol

Pengetahuan Mengingat (C1)

Pemahaman Memahami (C2)

Penerapan Menerapkan (C3)

Analisis Menganalisis (C4)

Sintesis Menilai (C5)

Penilaian Menciptakan (C6)

Tabel 2.1

Perbaikan struktur ranah kognitif (Anderson & Krathwol)17

Berdasarkan pengertian, dapat dinyatakan bahwa hasil belajar dilakukan

untuk mengusahakan adanya perubahan tingkah laku pada individu yang

belajar. Perubahan tingkah laku tersebut menggambarkan pengetahuan,

keterampilan, dan sikap yang harus didapat oleh peserta didik sehingga

menjadi hasil belajar. Perubahan yang dimaksud mengacu kepada aspek

kognitif selama proses pembelajaran. Di dalam aspek kognitif terdapat enam

tahapan, yaitu mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3),

mengnalisis (C4), mengevaluasi (C5), mencipta (C6).

17

Ella Yulaelawati, Kurikulum dan Pembelajaran (Bandung: Pakar Raya,2004) h. 71.

Page 8: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/1761/7/11. Bab II.pdf · 9 BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Hakikat

16

b. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan Ilmu Pengetahuan yang

mengkaji berbagai disiplin Ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar

manusia yang memberi wawasan dan pemahaman mendalam kepada

peserta didik, khususnya di sekolah dasar. Untuk mendefinisikan IPS,

Menurut Iif Khoiru mengatakan bahwa IPS adalah salah satu mata

pelajaran yang diberikan di sekolah dasar mengkaji seperangkat peristiwa,

fakta, konsep, dan generlisasi yang berkaitan dengan isu social. 18 Adapun

pendapat lain yang dikemukakan oleh National Council for the Social

Studies (NCSS), yaitu :

Social studies is the integrated study of social scence and humanities

to promote civic competence. Within the school program, social studies

provides coordinate, systematic study drawing upon such disciplines

as anthropology, archeology, economic, geography, history, law,

philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as

well as appropriate content from the humanities, mathematic, and

natural science. The primary purpose of social studies is to help young

people develop the ability to make informed and reasoned decisions

for the public good as citizens of culturally diverse, democratic society

in an independent world.19

Definisi IPS yang diberikan oleh NCSS di atas pada prinsipnya

menjelaskan bahwa pendidikan IPS merupakan kajian terpadu dari ilmu-

18 Iif Khoiru Ahmadi. Mengembangkan pembelajaran IPS terpadu. (Jakarta. PT Prestasi

Pustaka, 2011), h.137 19 Ahmad Susanto. op. cit., h. 143

Page 9: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/1761/7/11. Bab II.pdf · 9 BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Hakikat

17

ilmu sosial dan ilmu-ilmu kemanusiaan untuk meningkatkan kemampuan

kewarganegaraan. Dalam program sekolah, pendidikan IPS menyediakan

kajian terkoordinasi dan sistematis dengan mengambil atau meramu

disiplin-disiplin ilmu sosial: seperti antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi,

sejarah, hokum, ilmu politik, agama, dan sosial. dengan demikian

pendidikan IPS bukanlah mata pelajaran disiplin ilmu tunggal, melainkan

gabungan dari berbagai disiplin ilmu.

Ilmu pengetahuan sosial juga membahas hubungan antara manusia

dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana peserta didik

tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan

pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan

masyarakat.20 Pembelajaran yang mengajarkan hubungan manusia dengan

manusia lainnya secara ilmiah dalam berinteraksi. Pembelajaran ini

dikhususkan untuk memberikan pengetahuan dasar pada peserta didik

pada tingkat dasar dan menengah. Sehingga pembelajaran IPS itu lebih

dituntut untuk peserta didik agar dapat mengaplikasikan konsep dan tujuan

dari IPS.

Hal senada yang diungkapkan oleh Buchari Alma mengemukakan

pengertian IPS sebagai suatu program pendidikan yang merupakan suatu

keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam

20

Trianto. Model Pembelajaran Terpadu. (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2010), h. 173

Page 10: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/1761/7/11. Bab II.pdf · 9 BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Hakikat

18

lingkungan alam fisik, maupun dalam lingkungan sosialnya dan bahannya

diambil dari berbagai ilmu sosial, seperti : geografi, sejarah, ekonomi,

antropologi, sosiologi, politik, dan psikologi.21 Hal ini sesuai dengan

pendapat Sapriya yang mengungkapkan PIPS (Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial) sebagai kajian akademik disebut juga IPS sebagai

pendidikan disiplin ilmu adalah PIPS sebagai seleksi dan integrasi dari

disiplin ilmu-ilmu sosial dan disiplin ilmu lain yang relevan, dikemas secara

psikologis, ilmiah, pendagogis, dan sosial-kultural untuk tujuan

pendidikan.22

Dari berbagai penjelasan, dapat dideskripsikan bahwa IPS mengkaji

seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan

dengan isu sosial. Selain itu IPS juga merupakan ilmu yang bersifat terpadu

dari sejumlah mata pelajaran seperti geografi, ekonomi, sosiologi dan

sejarah. Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat IPS sebagai proses diperlukan

untuk menciptakan pembelajaran IPS yang terpadu dengan melaksanakan

pembelajaran yang melatih keterampilan.

21

Ahmad Susanto. op. cit., h. 141 22 Sapriya. Pendidikan IPS. (Bandung: PT Rosdakarya, 2016), h.12

Page 11: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/1761/7/11. Bab II.pdf · 9 BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Hakikat

19

2. Tujuan IPS

Dalam KTSP (2006), mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut:

1)Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungannya. 2) Memiliki kemampuan dasar untuk

berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, memecahkan masalah, inkuiri,

memecahkan masala, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 3)

Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai social dan

kemanusiaan. 4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, berkerja sama,

dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal,

nasional, dan global.23

Dengan demikian, pembelajaran IPS di SD dapat mengembangkan

potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di

masyarakat. Melatih dan memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk mengembangkan keterampilan proses dan dapat melatih peserta

didik untuk dapat berkomuniksi serta bertindak secara rasional dan kritis

terhadap persoalan yang bersifat ilmiah yang ada di lingkungannya.

Keterampilan yang diberikan disesuaikan dengan tingkat usia dan

karakteristik peserta didik.

23

Depdiknas. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPS. (Jakarta:

Depdiknas. 2006)

Page 12: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/1761/7/11. Bab II.pdf · 9 BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Hakikat

20

c. Hasil Belajar IPS

Dari berbagai penjabaran tentang pengertian hasil belajar dan

pengertian IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial), dapat diambil kesimpulan

bahwa Hasil belajar IPS merupakan hasil optimal peserta didik dalam aspek

konigtif yang diperoleh peserta didik selama proses pembelajaran. Di dalam

aspek kognitif terdapat enam tahapan, yaitu mengingat (C1), memahami

(C2), menerapkan (C3), mengnalisis (C4), mengevaluasi (C5), mencipta

(C6).

Dalam menentukan teknik penilaian hasil belajar IPS, hendaknya guru

harus menentukan indikator-indikator pencapaian hasil belajar. Indikator-

indikator pencapaian hasil belajar dari setiap kompetensi dasar dapat

dijadikan sebagai tolak ukur peserta didik dalam menentukan tujuan

pembelajaran dalam mata pelajaran IPS. Dengan demikian, peserta didik

harus memiliki perubahan tingkah laku, pengetahuan, dan keterampilan

sehingga peserta didik mampu mencapai hasil belajar yang maksimal

sekaligus memecahkan masalah yang berkaitan dengan masalah sosial

dan menerapkannya di dalam kehidupan masyarakat.

Page 13: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/1761/7/11. Bab II.pdf · 9 BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Hakikat

21

B. Acuan Teori Rancangan-Rancangan Alternatif atau Desain-

Desain Alternatif Intervensi yang Dipilih

1. Hakikat Model Active Learning

a. Pengertian Model Active Learning

Pada awalnya menerima ceramah dari guru dengan praktis suatu

pengetahuan tertentu merupakan ciri khas dari pembelajaran. Akan tetapi,

seiring berjalannya perkembangan ilmu pengetahuan, mulai dikembangkan

model-model pembelajaran yang mendorong peserta didik menemukan

suatu pengalaman yang konkret, lalu membangun pengalaman tersebut

sehingga terbentuk menjadi keaktifan dengan bimbingan dari fasilitator atau

guru. Salah satu model pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk

dapat menemukan dan membentuk sendiri suatu konsep pembelajaran

adalah model pembelajaran active learning tipe student facilitator and

explaining.

Model active learning dalam bahasa Indonesia adalah pembelajaran

aktif. Active learning (pembelajaran aktif) merupakan pembelajaran yang

melibatkan aktivitas peserta didik dalam mengakses berbagai informasi dan

pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam pembelajaran sehingga

peserta didik mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan

pemahaman dan kompetensinya.

Page 14: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/1761/7/11. Bab II.pdf · 9 BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Hakikat

22

Setiap peserta didik memiliki potensi yang berbeda – beda dan potensi

tersebut terpendam tanpa disadari oleh mereka. Potensi tersebut akan

dioptimalkan melalui pembelajaran active learning seperti yang

dikemukakan oleh Evelin Siregar dan Hartini Nara, yaitu active learning

adalah dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi

yang dimiliki oleh peserta didik sehingga semua peserta didik dapat

mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik

pribadi yang mereka miliki.24

Sedangkan menurut Hisyam Zaini, pembelajaran aktif adalah suatu

pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif.25 jadi

dapat disimpulkan active learning adalah pembelajaran yang memberikan

kesempatan kepada peserta didik mengembangkan potensi yang di miliki,

sehingga mencapai hasil belajar yang memuaskan. Pembelajaran aktif ini

peserta didik dituntut untuk aktif dan guru harus kreatif agar menciptakan

suasana yang menyenangkan.

Hal yang serupa menurut Umi Machmudah dan Abdul Wahab Rosyidi,

pembelajaran aktif merupakan untuk menjaga perhatian peserta didik agar

tetap tertuju dalam proses pembelajaran.26 Dari pengertian tersebut dapat

24

Eveline Siregar dan Hartini Narae Siregar. op. cit., h.6 25

Hisyam Zaini, dkk. Strategi Pembelajaran Aktif. ( Yogyakarta : Pustaka Insani Madani,

2008), h. 14 26

Umi Machmudah & Abdul Wahab Rosyid. Active Learning dalam Pembelajaran Bahasa

Arab. (UIN-MALANG PRESS, 2008), h. 64

Page 15: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/1761/7/11. Bab II.pdf · 9 BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Hakikat

23

disimpulkan bahwa selama proses pembelajaran peserta didik harus tetap

focus dan menjaga perhatiannya selama proses pembelajaran.

Dalam active learning terdapat langkah-langkah dalam pembelajaran

ini antara lain: (1) menyampaikan tujuan dan motivasi kepada peserta

didik, (2) menyajiksn informasi, (3) mengorganisasikan peserta didik ke

dalam kelompok, (4)membimbing kelompok bekerja dan belajar, (5)

mengevaluasi materi yang telah dipelajari, dan (6) memberi

penghargaan kepada peserta didik.27

Adapun konsep belajar aktif, sebagaimana yang diungkapkan

Confusius :

Apa yang saya dengar, saya lupa. Apa yang saya lihat, saya ingat. Apa

yang saya lakukan, saya paham.28

Silberman telah memodifikasi dan memperluas pernyataan Confiusius

menjadi apa yang ia sebut paham belajar aktif.

Apa yang saya dengar, saya lupa. Apa yang saya dengar dan lihat, saya

ingat sedikit. Apa yang saya dengar, lihat, dan tanyakan atau diskusikan

dengan beberapa teman, saya mulai paham. Apa yang saya dengar,

lihat, diskusikan, dan lakukan. Saya memperoleh pengetahuan dan

keterampilan. Apa yang saya ajarkan kepada orang lain, saya

menguasainya.29

Berdasarkan pengertian, dapat dideskripsikan bahwa model active

learning tipe student facilitator and explaining merupakan pembelajaran yang

27

Ibid,.h.64 28

Melvin L. Silberman. Active Learning 101 cara belajar siswa aktif. (Yogyakarta : Pustaka

Insani Madani, 2007), h. 1 29

Ibid., h. 2

Page 16: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/1761/7/11. Bab II.pdf · 9 BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Hakikat

24

menyenangkan dan menuntut peserta didik untuk aktif bergerak dan berfikir

selama proses pembelajaran. Keaktifan peserta didik tidak hanya melalui

keaktifan fisik tetapi juga keaktifan mental. Oleh karena itu, kegiatan belajar

mengajar yang dirancang harus melibatkan peserta didik secara aktif agar

dapat menciptakan suatu pengalaman belajar yang bermakna.

b. Karakteristik Model Active Learning

Menurut panduan pembelajaran model ALIS (Active Lerning In School)

dalam Hamzah B. Uno dan Nurdin Muhamad, ciri – ciri pembelajaran aktif

sebagai berikut :

(1)Pembelajaran berpusat pada peserta didik, (2) pembelajaran terkait

dengan kehidupan nyata, (3) pembelajaran mendorong anak untuk

berpikir tingkat tinggi, (5) pembelajaran mendorong anak untuk

berinteraksi multiarah (siswa – guru), (6) pembelajaran menggunakan

lingkungan sebagai media atau sumber belajar, (7) pembelajaran

berpusat pada anak, (8) penataan lingkungan belajar memudahkan

siswa untuk melakukan kegiatan belajar, (9) guru memantau proses

belajar siswa, dan (10) guru memberikan umpan balik terhadap hasil

kerja anak.30

Dari karakteristik diatas, dapat dijabarkan bahwa pembelajaran ini

berpusat pada peserta didik dan mendorong peserta didik untuk berfikir,

berinteraksi serta mengaitkan sumber belajar dalam kehidupan nyata.

30

Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM.(Jakarta :

Bumi Aksara, 2011), h. 76

Page 17: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/1761/7/11. Bab II.pdf · 9 BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Hakikat

25

2. Pengertian Model Active Learning Tipe Student Facilitator and

Explaining

Di dalam model active learning terdapat beberapa tipe, salah satu tipe

yang mendorong peserta didik untuk berkesempatan menjelaskan kembali

materi kepada rekan-rekannya adalah student facilitator and explaining.

Tipe student facilitator and explaining merupakan pembelajaran yang

melatih peserta didik untuk dapat mempresentasikan ide atau gagasan

mereka kepada teman sebayanya. model ini akan relevan apabila peserta

didik secara aktif ikutserta dalam merancang materi pembelajaran yang

akan dipresentasikan.31

Seperti yang dikatakan oleh Miftahul Huda, student facilitator and

explaining adalah rangkaian penyajian materi ajar yang diawali dengan

penjelasan secara terbuka, memberikan kesempatan peserta didik untuk

menjelaskan kembali kepada peserta didik lainnya.32 jadi, penjabaran

tersebut mendeskripsikan tentang tahapan-tahapan yang harus dilakukan

dalam kegiatan pembelajarannya.

Hal senada juga dikatakan oleh Uno dan Mohamad menyatakan

bahwa student facilitator and explaining adalah suatu model pembelajaran

dimana peserta didik mempresentasikan ide atau pendapat pada rekan

31

Imas Kurniasih dan Berlin Sani. Ragam Pengembangan model Pembelajaran untuk

Peningkatan Profesionalitas Guru. Kata Pena, 2015. h. 79 32

Huda, Miftahul. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran.(Yogyakarta: Pustaka Belajar,

2013), h. 20

Page 18: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/1761/7/11. Bab II.pdf · 9 BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Hakikat

26

peserta didik lainnya.33 Selanjutnya menurut Isjoni student facilitator and

explaining merupakan model dimana peserta didik belajar dan bekerja

kelompok secara kolaboratif yang beranggota 4-6 untuk saling menghargai

pendapat temannyadan saling memberikan pendapat.34 Student facilitator

and explaining merupakan rangkaian penyajian materi ajar yang diawali

dengan penjelasan secara terbuka, memberikan kesempatan peserta didik

untuk menjelaskan kembali kepada rekan-rekannya, dan diakhiri dengan

penyampaian semua materi kepada peserta didik.35

Berdasarkan uraian diatas, dapat dinyatakan bahwa model active

learning tipe student facilitator and explaining lebih menekankan pada

sistem pembelajaran aktif. Dimana tipe ini diterapkan setelah guru

menyajikan garis besar materi pembelajaran. Dalam pelaksanaannya,

setelah guru menyajikan materi, peserta didik akan diberikan kesempatan

untuk menjelaskan kembali kepada teman sebayanya untuk memperoleh

pengetahuan dengan jalan mengkonstruksinya sendiri. Selain itu, dalam

pembelajaran dengan menggunakan tipe student facilitator and explaining,

peserta didik dapat leluasa berinteraksi dengan sesama temannya.

33

Uno, Hamzah dan Mohamd. Op. cit., h. 16 34

Isjoni. Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. (Bandung: Alfabeta,

2012), h. 7 35

Ngalimun, dkk. Strategi dan Model Pembelajaran. (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2016),

h. 228

Page 19: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/1761/7/11. Bab II.pdf · 9 BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Hakikat

27

Interaksi itu dapat memotivasi mereka untuk berbagi pendapat dan

memperkaya pengetahuannya.

a. Prosedur Pelaksanaan Model Active Learning Tipe Student

Facilitator and Explaining

Dalam pelaksanaanya, student facilitator and explaining dapat

didukung dengan penggunaan dari beberapa media yang dapat

menguatkan materi dalam memunculkan konsep, seperti gambar atau

video. Langkah–langkah student facilitator and explaining diantaranya yaitu

a)Guru menyampaikan kompetensi yang diinginkan, b) guru

mendemontrasikan atau menyajikan garis-garis besar materi

pembelajaran, c) guru memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk menjelaskan kepada peserta didik lainnya, misalnya

melalui bagan atau peta konsep. Hal ini bisa dilakukan secara

bergiliran atau acak, d) guru menyimpulkan ide atau pendapat

peserta didik, e) guru menerangkan semua materi yang disajikan

saat itu, f) penutup36

Adapun Menurut Suprijo terdapat enam langkah dalam pelaksanaan

Student Facilitator and Explaining, yaitu sebagai berikut :

a)Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, b) guru

mendemonstrasikan atau menyajikan materi, c) memberikan

kesempatan peserta didik untuk menjelaskan kepada peserta didik

lainnya misalnya melalui bagan/ peta konsep, d) guru menyimpulkan

36

Ibid., h. 229

Page 20: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/1761/7/11. Bab II.pdf · 9 BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Hakikat

28

ide/ pendapat dari peserta didik, e) guru menerangkan semua materi

yang disajikan saat itu, dan f) penutup.37

Berdasarkan pendapat tersebut terdapat enam prosedur

pelaksanaan model active learning tipe student facilitator and explaining

yaitu : a) guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai yaitu guru

menjelaskan tujuan, b) guru menyajikan materi yaitu guru membagikan

kelompok dan menjelaskan cara membuat bagan, c) guru memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk menjelaskan materi kepada

teman sebayanya yaitu peserta didik maju ke depan kelas dan

menjelaskan materi melalui bagan yang telah dibuatnya, d) guru

menyimpulkan pendapat dari peserta didik yaitu saat peserta didik

menjelaskan, guru mencatat point-point penting untuk diulas kembali, e)

guru menerangkan semua materi yaitu guru menjelaskan keseluruhan

materi agar peserta didik lebih memahami materi yang telah dibahas pada

saat itu, dan (f) penutup.

37

Suprijono. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PALKEM. (Yogyakarta : Pustaka

Pelajar, 2009), h. 24

Page 21: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/1761/7/11. Bab II.pdf · 9 BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Hakikat

29

b. Kelebihan Model Active Learning Tipe Student Facilitator and

Explaining

Penggunaan pembelajaran selain dapat menciptakan suasana kelas

yang menyenangkan, juga dapat meningkatkan pemahaman peserta didik

mengenai suatu materi. Beberapa kelebihan student facilitator and

explaining diantaranya adalah :

a)Dapat mendorong tumbuh kembangnya potensi berfikir kritis peserta

didik secara optimal. b)Melatih peserta didik aktif, kreatif dalam

menghadapi setiap masalah. c)Mendorong tumbuhnya tengang

rasa,mau mendenggarkan dan menghargai pendapat orang lain.

d)Melatih peserta didik untuk meningkatkan kemampuan saling

bertukar pendapat secara obyektif, rasional guna menemukan suatu

kebenaran dalam kerjasama anggota kelompok. e)Mendorong

tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat peserta didik secara

terbuka. f)Melatih kepemimpinan peserta didik. g)Memperluas

wawasan peserta didik melalui kegiatan saling bertukar informasi,

pendapat dan pengalaman antar mereka.

Dari kelebihan yang telah dijabarkan dapat disimpulkan bahwa peserta

didik tidak hanya menerima materi tetapi diajak untuk ikut berpartisipasi

dalam kegiatan pembelajaran. Partisipasi tersebut adalah peserta didik

dapat mengeluarkan ide-ide atau pendapat mereka terkait materi yang

diberikan, sehingga peserta didik dapat lebih memahami materi tersebut.

Page 22: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/1761/7/11. Bab II.pdf · 9 BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Hakikat

30

c. Kekurangan Model Active Learning Tipe Student Facilitator and

Explaining

Model active learning tipe student facilitator and explaining memang

menekankan pada murid agar terlibat aktif secara langsung, tidak hanya

mendengarkan guru ceramah tetapi peserta didik menerangkan kembali

kepada teman sebaya agar pemahamannya bertambah. Sayangnya dalam

pelaksanaanya, masih saja ada kekurangan yang terdapat pada

pembelajaran ini, yaitu :

a)Peserta didik yang pemalu tidak mau mendemonstrasikan apa yang

diperintahkan oleh guru kepadanya. b)Tidak semua peserta didik

memiliki kesempatan yang sama untuk melakukannya atau menjelaskan

kembali kepada teman-temannya karena keterbatasan waktu

pembelajaran. c)Peserta didik yang malas mungkin akan menyerahkan

bagian pekerjaannya kepada peserta lain. d)Tidak mudah bagi peserta

didik untuk membuat peta konsep atau menerangkan materi ajar secara

singkat. e)Penilaian individu sulit karena bersembunyi dibalik

kelompoknya.

Dari kekurangan dapat dinyatakan bahwa peserta didik tidak semuanya

dapat memiliki kesempatan untuk mendemontrasikan hasil dari pemikirannya

karena keterbatasan waktu pembelajaran, sehingga hanya sebagian saja

yang menampilkannya. penilaian individu pun kurang kelihatan karena

bersembunyi di balik teman sekelompoknya.

Page 23: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/1761/7/11. Bab II.pdf · 9 BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Hakikat

31

C. Karakteristik Peserta didik Kelas V Sekolah Dasar

Dalam pembelajaran setiap peserta didik mempunyai karakteristik

yang berbeda tetapi dalam tujuan yang sama. Menurut Piaget,

perkembangan kognitif (inteligensi) meliputi empat tahapan, yaitu : tahap

sensori motorik (0-2), tahap pra-operasional (2-7 tahun), tahap konkret-

operasional (7-11 tahun), dan tahap formal – operasional (11-dewasa).38

Khususnya untuk anak kelas V berada pada tahap konkret-oprasional.

Pada tahap ini perkembangan anak sudah dapat membentuk operasi-

operasi mental atas pengetahuan yang mereka miliki. Mereka dapat

menambah, mengurangi, dan mengubah sehingga mampu memecahkan

masalahnya sendiri.

Santrock mengungkapkan bahwa jika ditinjau dari aspek bahasa,

perbendaharaan kata pada masa kanak-kanak awal dan tengah semakin

banyak dan terus berkembang. Mereka memperoleh keterampilan baru

yang memungkinkan mereka belajar membaca dan menulis pada masa

sekolah, mampu menghubungkan kalimat-kalimat dan menghasilkan

deskripsi dan narasi yang masuk akal.39 Artinya, semakin tinggi jenjang

pendidikan peserta didik maka semakin bertambah pembendaharaan kata

yang akan di dapat dan semakin meningkat kemampuan bahasa yang

38

Syamsu Yusuf. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2009), h. 6 39 John Santrock, Psikologi Pendidikan terjemahan Diana Angelica, (Jakarta: Salemba

Humanika, 2009), h.78.

Page 24: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/1761/7/11. Bab II.pdf · 9 BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Hakikat

32

dimiliki.

Adapun menurut Nasution, peserta didik yang berada pada kelas tinggi

mempunyai beberapa ciri atau karakteristik, yaitu :

(a) adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret, hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis, (b) amat realistik, ingin tahu dan ingin belajar, (c) menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus, oleh ahli yang mengikuti, teori factor ditafsirkan sebagai menonjolnya faktor-faktor, (d) pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas berusaha menyelesaikannya sendiri, (e) pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah, (f) anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk bermain bersama-sama.40 Artinya, karakteristik peserta didik yang telah diuraikan diatas, bahwa

peserta didik masuk kedalam perkembangan intelektual. Peserta didik

sudah dapat berfikir, realistis, dan dapat mengambil keputusan secara logis

serta rasa ingin tahu yang tinggi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model active

learning tipe student facilitator and explaining cocok digunakan untuk

pembelajaran IPS tentang kegiatan ekonomi diIndonesia pada peserta didik

kelas V sekolah dasar karena sesuai dengan perkembangan karakteristik

peserta didik. Hal tersebut terlihat dari model pembelajaran yang

melibatkan peserta didik secara langsung. Peserta didik yang menjelaskan

materi kepada rekannya sehingga mengalami pengalaman belajar sendiri.

40

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta : 2008), h. 123.

Page 25: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/1761/7/11. Bab II.pdf · 9 BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Hakikat

33

D. Bahasan Hail-hasil Penelitian yang Relevan

Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini,

diantaranya yaitu :

Penelitian pertama dilakukan oleh Fitria Hardiani, PGSD UHAMKA

yang berjudul “Perbedaan Model Pembelajaran Student Facilitator and

Explaining dengan Model Think Talk Write dalam Hasil Belajar IPS pada

siswa kelas IV SDN Kalibaru 09 Pagi Jakarta Utara”, dari penelitian ini

menyimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan

model Student Facilitator and Explaining siswa menjadi lebih aktif karena

siswa di bimbing untuk berfikir secara kritis dan ilmiah dalam memecahkan

masalah.41

Penelitian kedua yang dilakukan oleh Pande Km. Mika Adi Santa

dalam penelitian yang berjudul “ Pengaruh model pembelajaran Student

Facilitator and Explaining terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas V

Semester 2 SD Negeri Gianyar” tahun 2013/2014. Menyimpulkan bahwa

hasil penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Student

Facilitator and Explaining dapat mempengaruhi hasil belajar matematika.42

Sedang Penelitian ketiga yang dilakukan oleh Marissa Prety yang

41

Fitria Hardianti. Perbedaan Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan

Model Think Talk Write dalam Hasil Belajar IPS pada siswa kelas IV SDN Kalibaru 09 Pagi

Jakarta Utara. Skripsi (Jakarta : FIP, UHAMKA, 2013) 42

Pande Km. Mika Adi Santa. Pengaruh model pembelajaran Student Facilitator and

Explaining terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas V Semester 2 SD Negeri Gianyar.

Jurnal (Jawa Timur , 2013)

Page 26: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/1761/7/11. Bab II.pdf · 9 BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Hakikat

34

berjudul “Meningkatkan Hsil Belajar IPS melalui Active Learning pada siswa

kelas V SDN Setiabudi 01 Pagi Jakarta Selatan” tahun 2016/2017. Hasil

penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPS melalui

Active Learning dengan nilai evaluasi yang terus meningkat dari siklus I

sampai siklus II. Dinyatakan berhasil karena meningkat pada siklus ke II.

Jadi, pembelajaran active learning dapat meningkatkan hasil belajar IPS.43

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan di atas dapat

disimpulkan bahwa penggunaan model active learning tipe student

facilitator and explaining dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Pada

pembelajaran ini peserta didik dilibatkan secara aktif agar dapat melatih

peserta didik berani mengeluarkan pendapatnya sendiri secara leluasa.

E. Pengembangan Konseptual Perencanaan Tindakan

Dari penjelasan kerangka teoritis dijelaskan bahwa belajar dapat

diartikan suatu aktivitas psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif

dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan perilaku. Perubahan

yang dimaksud diantaranya perubahan pengetahuan, pemahaman,

keterampilan dan nilai-nilai sikap. Perubahan tingkah laku tersebut

cenderung menetap pada individu yang telah menjalani proses belajar yang

sesungguhnya.

43

Marissa Prety. Meningkatkan Hsil Belajar IPS melalui Active Learning pada siswa kelas V

SDN Setiabudi 01 Pagi Jakarta Selatan. Skripsi (Jakarta : FIP, UNJ, 2016)

Page 27: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/1761/7/11. Bab II.pdf · 9 BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Hakikat

35

Hasil belajar IPS sangat dipengaruhi oleh beberapa hal, baik dari

pribadi peserta didik itu sendiri dan antar peserta didik. Usaha guru dalam

menciptakan kondisi pembelajaran, serta lingkungan dan sarana yang

memadai untuk menumbuhkan proses pembelajaran yang aktif. Salah satu

cara yang dilakukan oleh guru agar hasil belajar peserta didik meningkat

yaitu dengan menggunakan model pembelajaran active learning tipe

student facilitator and explaining sehingga proses pembelajaran sesuai

dengan tujuan yang diinginkan.

Dengan menggunakan model pembelajaran active learning tipe

student facilitator and explaining dapat meningkatkan hasil belajar pada

peserta didik. Sehingga peserta didik menjadi lebih aktif karena

mendapatkan kesempatan untuk menerangkan kembali kepada teman

sebayanya. Selain itu, peserta didik mampu memecahkan masalah yang

dihadapi saat belajar. Karena dengan belajar peserta didik dapat berfikir

kritis, memiliki rasa ingin tahu, meningkatkan kemampuan berkomunikasi,

serta berkerjasama sehingga dapat meningkatkan hasil belajar IPS.