bab ii acuan teoritik a. acuan teoritik dan fokus yang ...repository.unj.ac.id/3643/7/bab ii.pdf ·...

31
8 BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teoritik dan Fokus yang Diteliti 1. Kecerdasan Interpersonal pada Pembelajaran IPA a. Pengertian Kecerdasan Kecerdasan dapat didefinisikan sebagai kemampuan mental umum untuk belajar dan menerapkan pengetahuan dalam memanipulasi lingkungan, serta kemampuan untuk berpikir abstrak. 1 Dapat dikatakan bahwa seseorang cerdas merupakan seseorang yang dapat menerapkan suatu ilmu atau pengetahuan yang dimilikinya dan mampu untuk berpikir secara abstrak. Edward Lee Thorndike memformulasikan teori tentang kecerdasan menjadi tiga bentuk kemampuan, yakni : (1) Kemampuan Abstraksi, yaitu bentuk kemampuan individu untuk bekerja dengan menggunakan gagasan dan symbol- simbol. (2) Kemampuan Mekanika, yaitu suatu kemampuan yang dimiliki individu untuk bekerja dengan menggunakan alat- alat mekanis dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan- pekerjaan yang merupakan aktivitas gerak (sensory-motor), dan (3) Kemampuan Sosial, yaitu suatu kemampuan untuk menghadapi orang lain disekitar diri sendiri dengan cara-cara yang efektif. 2 1 Muhammad Yaumi, Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences (Jakarta: Dian Rakyat. 2012), h.9. 2 Saifuddin Awar, Psikologi Inteligensi (Yogyakarta: Pustaka belajar, 2013), h.16.

Upload: others

Post on 27-Nov-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teoritik dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/3643/7/BAB II.pdf · jenis kecerdasan diantaranya: logis-matematical intelligence (kecerdasan logika-matematika),

8

BAB II

ACUAN TEORITIK

A. Acuan Teoritik dan Fokus yang Diteliti

1. Kecerdasan Interpersonal pada Pembelajaran IPA

a. Pengertian Kecerdasan

Kecerdasan dapat didefinisikan sebagai kemampuan mental

umum untuk belajar dan menerapkan pengetahuan dalam

memanipulasi lingkungan, serta kemampuan untuk berpikir abstrak.1

Dapat dikatakan bahwa seseorang cerdas merupakan seseorang yang

dapat menerapkan suatu ilmu atau pengetahuan yang dimilikinya dan

mampu untuk berpikir secara abstrak.

Edward Lee Thorndike memformulasikan teori tentang

kecerdasan menjadi tiga bentuk kemampuan, yakni :

(1) Kemampuan Abstraksi, yaitu bentuk kemampuan individu untuk bekerja dengan menggunakan gagasan dan symbol-simbol. (2) Kemampuan Mekanika, yaitu suatu kemampuan yang dimiliki individu untuk bekerja dengan menggunakan alat-alat mekanis dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang merupakan aktivitas gerak (sensory-motor), dan (3) Kemampuan Sosial, yaitu suatu kemampuan untuk menghadapi orang lain disekitar diri sendiri dengan cara-cara yang efektif.2

1 Muhammad Yaumi, Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences (Jakarta: Dian Rakyat.

2012), h.9.

2 Saifuddin Awar, Psikologi Inteligensi (Yogyakarta: Pustaka belajar, 2013), h.16.

Page 2: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teoritik dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/3643/7/BAB II.pdf · jenis kecerdasan diantaranya: logis-matematical intelligence (kecerdasan logika-matematika),

9

Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa kecerdasan

seseorang dapat dilihat dari kemampuannya dalam berpikir,

beradaptasi dengan lingkungannya, belajar dari pengalaman untuk

memahami suatu hubungan serta menerapkan pengetahuan yang

dimilikinya.

Kecerdasan menurut Alfred Binet yang merupakan tokoh

perintis pengukuran kecerdasan menjelaskan bahwa :

(1) Kemampuan mengarahkan pikiran atau mengarahkan tindakan, artinya mampu untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai, (2) kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila dituntut demikian, artinya seseorang mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, (3) kemampuan untuk mengkritik, artinya seseorang mampu melakukan perubahan atas kesalahan yang diperbuat atau mengevaluasi diri.3

Dengan dikemukakannya pendapat mengenai kecerdasan

bahwa seseorang mampu menetapkan suatu tujuan dengan

menyesuaikan diri terhadap lingkungannya serta mampu

mengevaluasi diri sendiri terhadap perbuatannya.

Kecerdasan manusia terdiri dari beberapa jenis, seperti yang

dikemukakan oleh Howard Gardner yakni manusia memiliki beberapa

jenis kecerdasan diantaranya: logis-matematical intelligence

(kecerdasan logika-matematika), linguistic intelligence (kecerdasan

3 Tadkiroatun Musfiroh, Pengembangan Kecerdasan Majemuk (Jakarta: Universitas Terbuka,

2011), h. 3.

Page 3: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teoritik dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/3643/7/BAB II.pdf · jenis kecerdasan diantaranya: logis-matematical intelligence (kecerdasan logika-matematika),

10

bahasa), musical intelligence (kecerdasan musik). Kecerdasan visual-

spasial, kecerdasan jasmaniah-kinestetik, interpersonal intelligence

(kecerdasan interpersonal), intrapersonal intelligence (kecerdasan

intrapersonal), dan naturalist intelligence (kecerdasan naturalistik).

Pendapat tersebut membuktikan bahwa dalam diri manusia terdapat

kecerdasan ganda yang dapat dikembangkan. Salah satu kecerdasan

yang tak kalah pentingnya dengan kecerdasan lainnya adalah

kecerdasan interpersonal. Manusia adalah makhluk sosial yang artinya

manusia sangat membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan

sosialnya. Akan tetapi, tidak semua individu dapat menjalin hubungan

baik dengan individu lainnya. Oleh karena itu, dalam menjalin

hubungan baik tersebut diperlukan kecerdasan interpersonal yang

harus dimiliki oleh setiap individu. Karena pada dasarnya kegiatan

manusia pasti membutuhkan orang lain.

Berdasarkan uraian diatas, dapat dinyatakan bahwa

kecerdasan adalah kemampuan yang dimiliki siswa dalam berfikir

secara rasional, kemampuan dalam menyelesaikan suatu

permasalahan, mampu menetapkan tujuan yang akan dicapai dan

mampu menyesuaikan dengan keadaan lingkungan sekitar.

Kecerdasan yang dimiliki seseorang berbeda-beda, dan dapat

Page 4: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teoritik dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/3643/7/BAB II.pdf · jenis kecerdasan diantaranya: logis-matematical intelligence (kecerdasan logika-matematika),

11

dikembangkan dengan keterampilan dan kemampuan yang dimiliki

oleh seseorang.

b. Pengertian Kecerdasan Interpersonal

Menurut Gardner & Checkly dalam Yaumi, kecerdasan

interpersonal adalah kemampuan memahami pikiran, sikap, dan

perilaku orang lain.4 Kecerdasan interpersonal merupakan salah satu

jenis kecerdasan majemuk atau multiple intelligence. Kecerdasan

interpersonal juga disebut sebagai kecerdasan sosial. Kemampuan

dan keterampilan siswa dalam menciptakan suatu hubungan yang baik

antar teman sebaya dalam lingkup lingkungan sekitar. Kecerdasan

tersebut yang meliputi kepekaan terhadap ekspresi wajah, gerakan

isyarat, dan mudah mempengaruhi orang lain dalam melakukan suatu

tindakan tertentu.

Menurut Sri Widayati yang mengemukakan bahwa kecerdasan

interpersonal merupakan kemampuan mengamati dan mengerti

maksud, motivasi, dan perasaan orang lain. Peka terhadap ekspresi

wajah, suara, dan gerakan tubuh orang lain yang memberikan respon

4 Ibid. h. 21.

Page 5: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teoritik dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/3643/7/BAB II.pdf · jenis kecerdasan diantaranya: logis-matematical intelligence (kecerdasan logika-matematika),

12

secara efektif dalam berkomunikasi.5 Kecerdasan tersebut mencakup

kemampuan yang dimiliki seseorang untuk masuk ke dalam diri orang

lain, yang artinya mengerti dan memahami suasana hati serta sikap

yang terjadi pada orang lain.

Menurut Amstrong, “Interpersonal intelligence: the ability to

perceive and make distinctions in the moods, intentions, motivations,

and feelings of other people”.6 Amstrong menyatakan bahwa

kecerdasan interpersonal adalah kemampuan yang dimiliki seseorang

untuk mempersepsikan dan membedakan suasana hati, maksud,

motivasi, dan perasaaan orang lain. Maksudnya adalah seseorang

yang memiliki kecerdasan interpersonal, maka ia cenderung

mengharagai perasaan orang lain. Pendapat sebelumnya juga

mengatakan bahwa kecerdasan interpersonal adalah suatu

kemampuan yang dimiliki seseorang dalam menjalin suatu kerjasama

dengan orang lain yang ditunjukkan dengan ekspresi wajah, suara,

gerak isyarat orang lain sehingga ia dapat mengetahui apakah orang

tersebut sedang dalam keadaan sedih ataupun senang.

5 Sri & Utami , Mengoptimalkan 9 zona kecerdasan majemuk anak (Yogyakarta: Luna

Publisher, 2008), h. 188.

6 Thomas Amstrong, Multiple Intelligences in The Classroom (United States of America:

Alexandria Virginia ASCD, 2009), h. 7.

Page 6: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teoritik dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/3643/7/BAB II.pdf · jenis kecerdasan diantaranya: logis-matematical intelligence (kecerdasan logika-matematika),

13

Pendapat Amstrong didukung dengan pernyataan Gardner

yang mengatakan bahwa kecerdasan antar pribadi dibangun antara

lain kemampuan inti untuk mengenali perbedaan dalam suasana hati,

temperamen, motivasi, dan kehendak.7 Dengan demikian, seseorang

yang memiliki kecerdasan interpersonal maka ia dapat mengenali

perbedaan baik itu suasana hati, motivasi melalui perubahan setiap

perilakunya. Seseorang tersebut mengenali karakter orang lain, maka

akan sangat mudah dalam mempengaruhi sekelompok untuk

melakukan tindakan tertentu sehingga kecerdasan ini layaknya

seorang pemimpin.

Kecerdasan interpersonal dapat dilihat dari perasaan senang

maupun sedih orang lain dalam menjalin hubungan pertemanan.

Kecerdasan interpersonal berguna untuk memotivasi orang lain,

mengenal dan menghargai orang lain sebagai dirinya serta mampu

bekerja sama dengan orang lain dalam suatu kelompok. Seseorang

yang memiliki kecerdasan interpersonal tinggi dapat menjalin

hubungan baik di lingkungan sekitar karena dapat dikatakan mampu

berkomunikasi secara efektif dengan orang lain baik itu secara verbal

maupun nonverbal. Hal ini diperkuat dengan apa yang dikatakan oleh

7 Howard Gardner, Multiple Intelligences: Kecerdasan Majemuk, Teori dalam Praktek

terjemahan Alexander Sindoro (Batam: Interaksa, 2003), h. 45.

Page 7: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teoritik dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/3643/7/BAB II.pdf · jenis kecerdasan diantaranya: logis-matematical intelligence (kecerdasan logika-matematika),

14

Amstrong yang menyatakan bahwa seseorang yang memiliki

kecerdasan interpersonal, maka ia cenderung menghargai perasaan

orang lain. Pendapat Sri Widayati juga mengatakan bahwa kecerdasan

interpersonal adalah suatu kemampuan yang dimiliki seseorang dalam

menjalin suatu kerjasama dengan orang lain.

Berdasarkan uraian diatas, bahwa seseorang yang memiliki

kecerdasan interpersonal adalah seseorang yang mengerti atau

memahami maksud, perasaan teman atau seseorang yang berada

disekitarnya. Seseorang yang memiliki kecerdasan interpersonal tinggi

dapat dikatakan seseorang pemimpin, baik itu pemimpin kelompok

maupun pemimpin suatu organisasi atau komunitas dan senang dalam

bekerja sama dalam tim. Seseorang yang memiliki kecerdasan

interpersonal tinggi dapat menjalin hubungan baik di lingkungan sekitar

karena dapat dikatakan mampu berkomunikasi secara efektif dengan

orang lain baik itu secara verbal maupun nonverbal.

c. Dimensi Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan interpersonal yang berarti membahas tentang

kemampuan dalam menciptakan sesuatu, membangun dan

mempertahankan suatu hubungan antar pribadi atau sosial yang

Page 8: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teoritik dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/3643/7/BAB II.pdf · jenis kecerdasan diantaranya: logis-matematical intelligence (kecerdasan logika-matematika),

15

sehat. Menurut Anderson dalam Safaria mengatakan bahwa

kecerdasan interpersonal mempunyai tiga dimensi, yaitu : (1)

kepekaan sosial (social sensitivity), (2) pemahaman sosial (social

insight), (3) komunikasi sosial (social communication).8

Kepekaan sosial atau social sensitivity, yaitu suatu kemampuan

untuk mampu merasakan dan mengamati reaksi-reaksi atau

perubahan orang lain yang ditunjukkannya baik secara verbal maupun

non-verbal.9 Siswa yang memiliki kepekaan sosial yang tinggi akan

dengan mudah memahami dan menyadari adanya reaksi atau

perubahan tertentu dari orang lain disekitarnya, baik itu perubahan

positif atau negatif. Dengan begitu dapat terlihat sikap peduli,

merespon terhadap perubahan tingkah laku, dan dapat bekerjasama

dengan orang lain.

Pemahaman sosial atau social insight, yaitu kemampuan anak

untuk memahami dan mencari pemecahan masalah yang efektif dalam

suatu interaksi sosial, sehingga masalah-masalah tersebut tidak

menghambat apalagi menghancurkan relasi sosial yang telah

8 T. Safaria, Interpersonal Intelligence: Metode Pengembangan Kecerdasan Interpersonal

Anak (Yogyakarta: Amara Books, 2005), h.24.

9 T. Safaria, Loc. Cit., h.24.

Page 9: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teoritik dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/3643/7/BAB II.pdf · jenis kecerdasan diantaranya: logis-matematical intelligence (kecerdasan logika-matematika),

16

dibangun anak.10 Siswa yang memiliki pemahaman sosial yang tinggi

maka akan lebih mudah memahami dan menyesuaikan situasi

sosialnya dalam menghadapi permasalahan. Dengan begitu, siswa

memiliki suatu kemampuan dalam memecahkan masalah tersebut.

Komunikasi sosial atau social communication merupakan

keterampilan individu untuk menggunakan proses komunikasi dalam

menjalin dan membangun hubungan interpersonal yang sehat.11

Seseorang yang memiliki kemampuan sosial yang baik, maka ia akan

secara otomatis dapat berkomunikasi secara efektif dengan orang lain.

Komunikasi yang baik akan terlihat ketika ada umpan balik,

menggunakan perasaan, dan mendukung orang lain serta dapat

menerima diri dan orang lain, serta sebagai sarana untuk

mengungkapkan pesan atau suatu informasi.

Dalam menjaga atau mempertahankan suatu hubungan yang

baik dengan seseorang (social insight), maka seseorang harus

menunjukkan sikap empati dan prososial, dan dapat berkomunikasi

secara efektif. Dengan sikap prososial seperti terbuka dengan orang

lain, saling berbagi cerita, membantu orang yang membutuhkan dan

10

T. Safaria, Interpersonal Intelligence: Metode Pengembangan Kecerdasan Interpersonal

Anak (Yogyakarta: Amara Books, 2005), h.25.

11 T. Safaria, Ibid., h.25.

Page 10: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teoritik dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/3643/7/BAB II.pdf · jenis kecerdasan diantaranya: logis-matematical intelligence (kecerdasan logika-matematika),

17

melakukan suatu hal yang positif akan membuat hubungan atau relasi

tersebut semakin baik. Selain itu bersikap empati terhadap orang lain,

ketika kita bersikap empati maka seseorang akan mengetahui

perbedaan perilaku orang lain melalui ekspresinya saat berkomunikasi

maupun pada saat melakukan suatu tindakan. Ketiga dimensi tersebut

saling berkaitan atau saling berhubungan dalam kehidupan sehari-hari,

yaitu antara kepekaan sosial dengan pemahaman sosial dan

komunikasi sosial. karena ketiganya saling mendukung dan tidak

dapat dipisahkan satu sama lainnya.

Berdasarkan pendapat diatas, bahwa Kecerdasan interpersonal

adalah kemampuan siswa dalam memahami, membedakan maksud,

suasana hati atau perasaan teman melalui sifat empati dan prososial

(social sensitivity), mampu menjalin hubungan atau menciptakan relasi

sosial dengan baik (social insight), dan mampu berkomunikasi secara

efektif dengan siswa lainnya (social communication).

d. Pengertian Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Kegiatan pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan

yang dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang

melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta

didik, siswa dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya

Page 11: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teoritik dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/3643/7/BAB II.pdf · jenis kecerdasan diantaranya: logis-matematical intelligence (kecerdasan logika-matematika),

18

dalam rangka pencapaian kompetensi.12 Dalam hal ini yang berarti

bahwa di dalam proses pembelajaran tersebut terdapat pengalaman

belajar. Pembelajaran tersebut melibakan proses interaksi yang

melibatkan beberapa komponen pendidikan, yaitu guru, siswa,

lingkungan, sumber belajr, dan lainnya. Dengan adanya interaksi

tersebut, maka diharapkan pengalaman belajar akan mencapai

ketercapaian kompetensi.

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan dari kata

bahasa Inggris yaitu natural science, yang berarti Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA). Dari kedua kata di atas bahwa IPA adalah ilmu yang

mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.13 Dari pengertian

tersebut menjelaskan bahwa IPA merupakan suatu ilmu yang

mempelajari tentang peristiwa maupun gejala yang terjadi di alam. IPA

membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis

yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang

dilakukan oleh manusia.14 Pendapat tersebut menjelaskan bahwa

peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam memberikan pengalaman

12

Mohamad Syarif Sumantri, Strategi Pembelajaran (Depok: PT. Rajagrafindo Persada,

2015), h.253.

13 Usman Samatowa, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (Jakarta: Indeks, 2011), h.3.

14 Ibid., h.4.

Page 12: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teoritik dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/3643/7/BAB II.pdf · jenis kecerdasan diantaranya: logis-matematical intelligence (kecerdasan logika-matematika),

19

langsung bagi pembelajaran, baik melalui pengamatan, diskusi, dan

percobaan-percobaan yang dilakukan oleh peserta didik.

Adapun IPA yang dikemukakan oleh Powler yang dikutip oleh

Samatowa merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau

makhluk hidup, tetapi memerlukan kerja, cara berpikir, dan cara

memecahkan masalah. Dengan pengetahuan yang dimiliki oleh

peserta didik baik itu tentang makhluk hidup ataupun benda

disekitarnya, tetapi peserta didik harus dapat berpikir dengan cara

memecahkan masalah.

Ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang mengajarkan tentang

berbagai gejala alam yang bersifat analisis, logis, rasional, yang

berupa fakta-fakta, konsep-konsep, yang menjelaskan tentang gejala

alam serta keterkaitannya satu dengan yang lainnya terhadap objek

yang diamati dan dipelajari untuk memecahkan masalah dalam

kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran IPA dapat melatih anak

berpikir kritis, rasional atau masuk akal, anak dilatih untuk selalu

sistematis dalam melakukan sesuatu yang mengembangkan

kecerdasan interpersonal dalam kegiatan mengamati objek atau

eksperimen.

Ilmu pengetahuan alam juga bukan hanya sebatas fakta-fakta,

konsep-konsep tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

Page 13: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teoritik dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/3643/7/BAB II.pdf · jenis kecerdasan diantaranya: logis-matematical intelligence (kecerdasan logika-matematika),

20

Proses penemuan tersebut ditemukan dalam konsep yang terdapat

pada materi gaya yang terbagi menjadi tiga yaitu gaya gesek, gaya

gravitasi, gaya magnet. Pada materi gaya tersebut mempunyai

masing-masing Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD),

dan Indikator sebagai berikut:

Materi Pembelajaran :

Gaya Gesek

Standar Kompetensi :

5. Memahami hubungan antar gaya, gerak, dan energi, serta

fungsinya.

Kompetensi Dasar :

5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui

percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet).

Indikator :

1. Menjelaskan pengertian gaya gesek

2. Menjelaskan manfaat gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari

3. Menjelaskan kerugian gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari

4. Memberikan 3 contoh gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari

Materi Pembelajaran :

Gaya Gravitasi

Page 14: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teoritik dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/3643/7/BAB II.pdf · jenis kecerdasan diantaranya: logis-matematical intelligence (kecerdasan logika-matematika),

21

Standar Kompetensi :

5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta

fungsinya.

Kompetensi Dasar :

5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui

percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet).

Indikator :

1. Membandingkan kecepatan jatuh dua buah benda (yang berbeda

berat, bentuk, dan ukuran) dari ketinggian.

2. Menyimpulkan bahwa gaya gravitasi menyebabkan benda bergerak

ke bawah.

Materi Pembelajaran :

Gaya Magnet

Standar Kompetensi : :

5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta

fungsinya.

Kompetensi Dasar :

5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui

percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet).

Page 15: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teoritik dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/3643/7/BAB II.pdf · jenis kecerdasan diantaranya: logis-matematical intelligence (kecerdasan logika-matematika),

22

Indikator :

1. Menjelaskan pengertian gaya magnet

2. Menyebutkan 3 sifat-sifat magnet

3. Mengelompokkan benda-benda yang bersifat magnetis dan tidak

magnetis

4. Menyebutkan 2 contoh penggunaan gaya magnet dalam kehidupan

sehari-hari

Materi Pembelajaran :

Gaya Magnet

Standar Kompetensi : :

5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta

fungsinya.

Kompetensi Dasar :

5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui

percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet).

Indikator :

1. Menjelaskan cara membuat magnet

2. Membuat magnet sederhana

Berdasarkan definisi di atas dapat disintesakan bahwa Ilmu

Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari tentang berbagai

Page 16: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teoritik dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/3643/7/BAB II.pdf · jenis kecerdasan diantaranya: logis-matematical intelligence (kecerdasan logika-matematika),

23

gejala alam yang bersifat analisis, logis, rasional, lengkap dan cermat

yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip, teori-teori, yang

menjelaskan tentang gejala alam serta keterkaitannya satu dengan

yang lainnya sehingga membentuk sudut pandang baru terhadap

suatu objek yang diamati dan dipelajari untuk memecahkan masalah

dalam kehidupan sehari-hari.

2. Karakteristik Siswa Kelas V SD

Karakteristik individu adalah tingkah laku dan kemampuan yang

ada pada individu sebagai hasil dari pembawaan dari lingkungannya.

Setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda-beda demikian juga

dengan potensi yang dimilikinya. Guru harus memahami karakteristik

siswa agar mampu mengembangkan potensi siswa melalui proses

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran juga harus memperhatikan

kesiapan bahasa, fisik, dan kepribadian anak tersebut. Kesiapan dan

karakter belajar anak tentulah sangat berbeda tiap individunya, dan

memiliki karakteristik masing-masing.

Menurut Vigotsky dalam Susanto bahwa pembelajaran terjadi

apabila anak bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum

dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan

Page 17: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teoritik dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/3643/7/BAB II.pdf · jenis kecerdasan diantaranya: logis-matematical intelligence (kecerdasan logika-matematika),

24

kemampuannya.15 Dalam pembelajaran dikelas siswa dapat

berinteraksi dengan menangani tugas yang belum dipelajarinya tetapi

dengan jangkauan atau kemampuan yang dimiliki siswa tersebut

sehingga siswa saling memunculkan strategi pemecahan masalah

yang efektif.

J.Piaget dalam Muhibbin mengemukakan bahwa

perkembangan kognitif anak terbagi menjadi empat tahapan yaitu: (1)

sensory motor (0-2 tahun), (2) tahap pre-oprational (2-7 tahun), (3)

tahap operational concret (7-11 tahun), (4) tahap formal operational,

(11-15 tahun).16 Berdasarkan tahapan perkembangan diatas, maka

siswa kelas V Sekolah Dasar umumnya masih dalam rentang usia 9-

10 tahun, yang masuk ke dalam operational concrete. Pada tahapan

tersebut siswa berpikir secara konkret dan memerlukan pengalaman

secara nyata.

Pendapat tersebut diperkuat oleh Ratna Wilis, yang

mengemukakan bahwa tahap operasional konkret merupakan

permulaan berpikir rasional.17 Jika siswa dapat berpikir abstrak, maka

15

Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran (Jakarta: Prenadamedia, 2013), h.97

16 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya,2010), h.66.

17 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT.Erlangga,2011),

h.138.

Page 18: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teoritik dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/3643/7/BAB II.pdf · jenis kecerdasan diantaranya: logis-matematical intelligence (kecerdasan logika-matematika),

25

siswa didahului oleh pengalaman konkret yang dibantu dengan benda-

benda konkret yang mendukung proses awal berpikirnya. Proses

berpikir yang nantinya akan berpengaruh pada sikap seseorang. Pada

tahap operational concrete, siswa juga sudah mulai berpikir tentang

akibat-akibat yang kemungkinan akan terjadi ketika siswa melakukan

suatu tindakan atau perbuatan.

Selain karakteristik perkembangan kognitif menurut Piaget, guru

perlu memperhatikan psikologi dan karakteristik siswa usia sekolah

dasar. Ahmad Susanto mengatakan bahwa karakteristik anak sekolah

dasar yaitu : suka bermain, memiliki rasa ingin tahu yang sangat

besar, mudah terpengaruh oleh lingkungan, dan gemar membentuk

kelompok sebaya.18

Berdasarkan uraian diatas mengenai karakteristik, maka

pembelajaran di sekolah dasar mengupayakan agar terciptanya

suasana yang kondusif dan menyenangkan. Dengan memperhatikan

suasana belajar, maka besar pengaruhnya dalam perkembangan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan anak tersebut.

18

Ahmad Susanto, Teori belajar dan pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: PT. Fajar

Interpratama Mandiri, 2013), h.86.

Page 19: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teoritik dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/3643/7/BAB II.pdf · jenis kecerdasan diantaranya: logis-matematical intelligence (kecerdasan logika-matematika),

26

B. Acuan Teori Rancangan Tindakan Alternatif

1. Pengertian Model Siklus Belajar 5E (Learning Cycle 5E)

Menurut Trowbridge dan Bybee dalam Wena Pembelajaran

siklus merupakan salah satu model pembelajaran dengan

pendekatan konstruktivistik. Model pembelajaran siklus pertama kali

diperkenalkan oleh Robert Karplus dalam Science Curriculum

Improvement Study/SCIS. 19 Siklus Belajar (Learning Cycle) atau

dalam penulisan ini disingkat LC adalah suatu model pembelajaran

yang berpusat pada siswa (student centered). LC merupakan

rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian

rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang

harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperanan aktif.

Bodner dalam Wayan menjelaskan bahwa model siklus belajar

merupakan suatu strategi pembelajaran yang berbasis pada paham

konstruktivisme dalam belajar, dengan asumsi dasar bahwa

“pengetahuan dibangun di dalam pikiran pembelajar”.20 Pemahaman

konstruktivisme merupakan suatu pemhaman yang berpandangan

19

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptuan

Operasional (Jakarta: Bumi Aksara,2013), h.170.

20 Wayan Sadia, Model-model Pembelajaran Sains Konstruktivisme (Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2014), h.20.

Page 20: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teoritik dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/3643/7/BAB II.pdf · jenis kecerdasan diantaranya: logis-matematical intelligence (kecerdasan logika-matematika),

27

bahwa siswa harus secara langsung menemukan sendiri dan

mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang dimilikinya berdasarkan

pengalamannya. Sedangkan siklus yang dimaksudkan adalah

tahapan-tahapan atau sintak dalam pembelajaran siklus tersebut dan

dapat berulang sampai tercapainya tujuan pembelajaran.

Model siklus belajar (learning cycle 5e) merupakan

pengembangan dari model siklus belajar. Siklus belajar merupakan

salah satu model pembelajaran dengan pendekatan kontruktivis yang

pada mulanya terdiri atas tiga tahap, yaitu:

a. Eksplorasi (exploration),

b. Pengenalan Konsep (concept introduction), dan

c. Penerapan Konsep (concept application).

Menurut Lorsbach dalam Wena pada proses selanjutnya, tiga

tahap siklus tersebut mengalami pengembangan dan dikembangkan

menjadi empat tahap berdasarkan pemikiran Holec dan Chamot dalam

Miftahul Huda yakni perencanaan (planning), penerapan

(implementing), pengawasan (monitoring), dan penilaian

(evaluating).21 Kemudian semakin berkembang, empat siklus tersebut

saat ini dikembangkan menjadi lima tahap yaitu: (engagment)

21

Mifathul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran (Yogyakarta: Pustaka Belajar,

2014), h.264.

Page 21: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teoritik dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/3643/7/BAB II.pdf · jenis kecerdasan diantaranya: logis-matematical intelligence (kecerdasan logika-matematika),

28

pembangkit minat, (exploration) eksplorasi, (explanation) penjelasan,

(elaboration) elaborasi, dan (evaluation) evaluasi.22 Dalam tahapan

tersebut, aktivitas yang akan dilakukan dalam siklus belajar ini bersifat

fleksibel tetapi urutan tahapan belajarnya bersifat tetap. Format belajar

dalam siklus belajar ini dapat berubah tetapi urutan setiap tahapannya

tidak dapat diubah karena jika berubah tahapannya maka model yang

dimaksud tidak berupa siklus belajar.

Berdasarkan beberapa pengertian yang dipaparkan diatas,

maka dapat disimpulkan bahwa siklus belajar (learning cycle) 5e ini

merupakan model pembelajaran yang berlandaskan filsafat

konstruktivisme yang terdiri atas tahap pembangkit minat

(engagement), eksplorasi (eksploration), penjelasan (explanation),

elaborasi (elaboration/extention), dan evaluasi (evaluation).

2. Langkah – langkah model siklus belajar 5e

Adapun tahapan atau fase pembelajaran menggunakan model siklus

5e meliputi :

22

Ibid, h.171.

Page 22: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teoritik dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/3643/7/BAB II.pdf · jenis kecerdasan diantaranya: logis-matematical intelligence (kecerdasan logika-matematika),

29

(1)engagement (Pembangkit minat), (2) exploration (eksplorasi),

(3) explanation (penjelasan), (4) elaboration (penerapan konsep), (5)

evaluation (evaluasi).23

a. Pembangkit Minat (engagement)

Pada tahapan ini siswa mempersiapkan diri yaitu dengan cara

mengeksplor pengetahuan awal yang dimiliki siswa serta menemukan

miskonsepsi yang dialami siswa tentang konsep yang menjadi tujuan

pembelajaran. Dimulai dengan mengajukan pertanyaan yang berkaitan

dengan pengalaman siswa atau kejadian yang dialami dalam

kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan topik bahasan.

Pertanyaan yang diajukan tersebut menjadi patokan untuk guru dalam

mengetahui pengetahuan awal siswa sehingga keingintahuan siswa

harus dibangkitkan agar dapat merumuskan permasalahan yang akan

dibahas dan dibuktikan pada tahap selanjutnya.

b. Eksplorasi (exploration)

Pada tahapan ini siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok kecil

untuk menguji permasalahan yang telah dibuat dalam tahap

engagement yaitu dengan cara melakukan percobaan atau praktikum.

23

Mifathul Huda, Op.Cit., h.171-172.

Page 23: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teoritik dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/3643/7/BAB II.pdf · jenis kecerdasan diantaranya: logis-matematical intelligence (kecerdasan logika-matematika),

30

Siswa diberikan kesempatan untuk mencari informasi dengan objek

lingkungan kemudian mencatat beragam informasi yang diperolehnya.

Dalam tahap ini, guru berperan sebagai fasilitator dan memberikan

motivasi kepada para siswa.

c. Penjelasan (explanation)

Pada tahap ini siswa menjelaskan konsep yang telah didapatkan

dari hasil ekplorasi menggunakan kalimat atau bahasa sendiri,

memberikan bukti dan klarifikasi atas penjelasan siswa secara

bergantian. Dengan berdiskusi, maka guru memberikan penjelasan

mengenai konsep yang dibahas.

d. Elaborasi (elaboration)

Tahapan elaborasi ini melibatkan siswa dalam kelompok untuk

berdiskusi dan akan menimbulkan hal-hal baru yang berkaitan dengan

materi pembelajaran. Maksudnya adalah terdapat pemahaman yang

berbeda antara kelompok satu dengan kelompok lainnya. Perbedaan

tersebut akan meningkatkan pemahaman siswa mengenai konsep

ilmiah sehingga siswa dapat berpikir secara kritis. Siswa menerapkan

pemahaman konsep baru yang dimilikinya di dalam kehidupan sehari-

hari. Guru berperan sebagai fasilitator yaitu memperbaiki konsepsi

yang keliru pada siswa terhadap konsep yang dipelajarinya.

Page 24: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teoritik dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/3643/7/BAB II.pdf · jenis kecerdasan diantaranya: logis-matematical intelligence (kecerdasan logika-matematika),

31

e. Evaluasi (evaluation)

Pada tahapan ini guru dapat mengamati pemahaman siswa dalam

menerapkan konsep baru. Hasil evaluasi yang dilakukan guru dapat

dijadikan bahan evaluasi tentang penerapan model siklus belajar serta

dapat dijadikan sebagai evaluasi siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran.

Tahapan siklus belajar (learning cycle) 5e dijabarkan oleh Made

Wena dalam tabel model learning cycle 5E seperti dibawah ini.24

Tabel 2.1

Tahapan siklus belajar 5e (learning cycle 5e), Menurut Made Wena

No. Tahapan Kegiatan guru Kegiatan siswa

1. Engagment

(Pembangkit

Minat)

Membangkitkan minat dan

keingintahuan (curiosity)

siswa.

Mengembangkan

minat/rasa ingin tahu

terhadap topik bahasan.

Mengajukan pertanyaan

tentang proses factual

dalam kehidupan sehari-

hari (yang berhubungan

dengan topik bahasan).

Memberikan respons

terhadap pertanyaan

guru.

Mengkaitkan topik yang

dibahas dengan

pengalaman siswa.

Berusaha mengingat

pengalaman sehari-hari

dan menghubungkan

24

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Jakarta: Bumi Aksara, 2013),

h.173.

Page 25: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teoritik dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/3643/7/BAB II.pdf · jenis kecerdasan diantaranya: logis-matematical intelligence (kecerdasan logika-matematika),

32

Mendorong siswa untuk

mengingat pengalaman

sehari-harinya dan

menunjukkan

keterkaitannya dengan

topik pembelajaran yang

sedang dibahas.

dengan topik

pembelajran yang akan

dibahas.

2. Exploration

(Eksplorasi) Membentuk kelompok,

memberi kesempatan

untuk bekerja sama dalam

kelompok kecil secara

mandiri.

Membentuk kelompok

dan berusaha bekerja

dalam kelompok.

Guru berperan sebagai

fasilitator.

Membuat prediksi baru.

Mendorong siswa untuk

menjelaskan konsep

dengan kalimat mereka

sendiri.

Mencoba alternative

pemecahan dengan

teman sekelompok,

mencatat pengamatan,

serta mengembangkan

ide-ide baru.

Meminta bukti dan

klarifikasi penjelasan

siswa, mendengar secara

kritis penjelasan antar

siswa.

Menunjukkan bukti dan

memberi klarifikasi

terhadap ide-ide baru..

3. Explanation

(Penjelasan) Mendorong siswa untuk

menjelaskan konsep

dengan kalimat mereka

sendiri.

Mencoba memberi

penjelasan terhadap

konsep yang ditemukan.

Meminta bukti dan

klarifikasi penjelasan

siswa.

Menggunakan

pengamatan dan catatan

dalam memberi

penjelasan.

Page 26: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teoritik dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/3643/7/BAB II.pdf · jenis kecerdasan diantaranya: logis-matematical intelligence (kecerdasan logika-matematika),

33

Mendengar secara kritis

penjelasan antarsiswa

atau guru.

Melakukan pembuktian

terhadap konsep yang

diajukan.

Memandu diskusi. Mendiskusikan.

4. Elaboration

(Elaborasi)

Mempertimbangkan data

atau bukti saat

mengeksplorasi situasi

baru.

Menerapkan konsep dan

keterampilan dalam

situasi baru dan

menggunakan label

definisi formal.

Mendorong dan

memfasilitasi siswa

mengaplikasi

konsep/keterampilan

dalam setting yang

baru/lain.

Bertanya. Mengusulkan

pemecahan, membuat

keputusan, melakukan

percobaan, dan

pengamatan.

5. Evaluation

(Evaluasi) Mengamati pengetahuan

atau pemahaman siswa

dalam hal penerapan

konsep baru.

Mengevaluasi belajarnya

sendiri dengan

mengajukan pertanyaan

secara terbuka dan

mencari jawaban yang

menggunakan observasi,

bukti, dan penjelasan

sebelumnya.

Mendorong siswa

melakukan evaluasi diri.

Mengambil kesimpulan

lanjut atas situasi bealjar

yang dilakukan.

Mendorong siswa dalam

memahami kekurangan

atau kelebihannya dalam

kegiatan pembelajaran.

Melihat dan menganalisis

kekurangan atau

kelebihannya dalam

kegiatan pembelajaran.

Page 27: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teoritik dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/3643/7/BAB II.pdf · jenis kecerdasan diantaranya: logis-matematical intelligence (kecerdasan logika-matematika),

34

Berdasarkan tahapan yang telah dipaparkan, model

pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 5e tersebut menuntut

siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran agar siswa dapat

menggali pengetahuan dan memperkaya pemahaman mereka

terhadap konsep-konsep yang dipelajarinya

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Siklus Belajar 5e

Ada beberapa kelebihan serta kekurangan belajar-mengajar

dengan model siklus 5e, menurut Ngalimun dkk yaitu:25.

Tabel 2.2

Kelebihan dan Kekurangan Model Siklus Belajar 5e

Menurut Ngalimun dkk

Kelebihan Kekurangan

Meningkatkan motivasi belajar

siswa, karena siswa dilibatkan

secara aktif dalam proses

pembelajaran.

Efektifitas pembelajaran dapat

rendah, jika guru kurang

menguasai materi dan tahapan-

tahapan atau langkah-langkah

pembelajaran.

Membantu mengembangkan sikap

ilmiah siswa, yang dimana siswa

harus berperan dalam

menanggapi suatu rangsangan.

Menuntut kesungguhan dan

kreativitas guru dalam merancang

dan melaksanakan proses

pembelajaran.

Pembelajaran menjadi lebih

bermakna, karena siswa dapat

Memerlukan pengelolaan kelas

yang lebih terencana dan

25

Ngalimun dkk, Strategi dan Model Pembelajaran (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2016),

h.176.

Page 28: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teoritik dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/3643/7/BAB II.pdf · jenis kecerdasan diantaranya: logis-matematical intelligence (kecerdasan logika-matematika),

35

bekerja secara langsung dengan

contoh-contoh nyata untuk

menerapkan berbagai bahan uji

coba.

terorganisasi sehingga

pembelajaran akan menjadi lebih

efektif .

Memerlukan waktu dan tenaga

lebih banyak dalam menyusun

rencana dan melaksanakan

pembelajaran.

Dengan demikian proses pembelajaran bukan hanya mentransfer

pengetahuan dari guru ke siswa, tetapi merupakan proses yang yang

berorientasi pada keterlibatan siswa secara aktif dan langsung serta

lebih bermakna. Proses pembelajaran tersebut akan lebih bermakna

dan dapat diorganisasi oleh siswa untuk menyelesaikan masalah

yang dihadapinya.

C. Bahasan Hasil-hasil Penelitian yang Relevan

Ada beberapa hasil bahasan yang relevan dengan penelitian

ini, pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Sri Astutik yaitu

seorang mahasiswa FKIP Universitas Jember dengan penelitian yang

berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar siswa dengan Model Siklus

Belajar (Learning Cycle) 5E Berbasis Eksperimen Pada

Page 29: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teoritik dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/3643/7/BAB II.pdf · jenis kecerdasan diantaranya: logis-matematical intelligence (kecerdasan logika-matematika),

36

Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar Negeri Patrang 01 Jember.26

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri Astutik menunjukkan bahwa

model pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 5e dengan metode

eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa di Sekolah Dasar

Negeri Patrang 01 Jember dengan nilai rata-rata jawaban yang benar

sekitar 80,25%. Aktivitas belajar dengan metode eksperimen ini juga

mencapai nilai rata-rata 83.17%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

model pembelajaran siklus belajar 5E (learning cycle 5e) dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Dwi Ratna Dewi

yaitu seorang mahasiswa PGSD Universitas Pendidikan Ganesha.27

Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui perbedaan yang

signifikan antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran

siklus belajar (learning cycle) 5E dengan siswa yang belajar dengan

pembelajaran konvensional di SDN 26 Pemacutan Denpasar Barat.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dwi bahwa model pembelajaran

siklus belajar (learning cycle) 5e memberikan pengaruh positif

terhadap hasil belajar siswa kelas V-B di SDN 26 Pemaculan

26

Sri Astutik. Penelitian Tindakan Kelas. (http://library.unej.ac.id/client/search/asset/294),

diunduh pada tanggal 2 Desember 2017, pukul 19.20 WIB.

27 Dwi Ratna Dewi. Penelitian Kuantitatif. (file:///J:PTK%20Data/1207-2281-1-SM.pdf),

diunduh pada tanggal 2 Desember 2017, pukul 19.35 WIB.

Page 30: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teoritik dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/3643/7/BAB II.pdf · jenis kecerdasan diantaranya: logis-matematical intelligence (kecerdasan logika-matematika),

37

Denpasar Barat guna mengetahui perbedaan yang signifikan antara

siswa yang belajar dengan model pembelajaran siklus belajar

(learning cycle) 5E dengan siswa yang belajar dengan pembelajaran

konvensional.

Berdasarkan hasil penelitian diatas, penelitian yang dihasilkan

mampu mengalami peningkatan dalam tindakan tersebut, dari hasil

acuan tersebut, peneliti dapat melakukan penelitian tentang

peningkatan kecerdasan interpersonal siswa kelas V SDN dalam

pembelajaran IPA.

D. Pengembangan Konseptual Perencanaan Tindakan

Berdasarkan uraian yang terdapat di dalam kajian teoritik

dapat dijelaskan bahwa penggunaan model pembelajaran siklus

belajar (learning cycle) 5e dapat meningkatkan kecerdasan

interpersonal siswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas,

guru diharapkan dapat bertindak dalam membimbing siswa yang

sesuai dengan tahapan yang dilakukan dalam observasi. Jika

tahapan tersebut dilakukan dengan baik, maka kecerdasan

interpersonal siswa akan meningkat. Model pembelajaran siklus

belajar (learning cycle) 5e sangat tepat digunakan untuk

meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa. Siklus belajar

Page 31: BAB II ACUAN TEORITIK A. Acuan Teoritik dan Fokus yang ...repository.unj.ac.id/3643/7/BAB II.pdf · jenis kecerdasan diantaranya: logis-matematical intelligence (kecerdasan logika-matematika),

38

(learning cycle) 5e yang terdiri dari tahapan engagement yaitu siswa

dapat menghubungkan topik yang dibahas dengan pengalaman yang

dialami oleh siswa, selanjutnya pada tahap exploration yaitu siswa

mampu bekerja sama dengan temannya, di tahap explanation siswa

berani untuk memberikan penjelasan atau bukti dengan kalimat

mereka sendiri, selanjutnya pada tahap elaboration terlihat siswa

berdiskusi dalam kelompok dan saling bertukar pendapat atau

sharing yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajarinya dan

menerapkannya ke dalam kehidupan sehari-hari, dan terakhir

evaluation yang dimana guru dapat mengamati pemahaman siswa

terhadap materi pembelajaran dan menjadikan bahan evaluasi untuk

siswa.

Pemanfaatan model siklus belajar (learning cycle) 5e pada

pembelajaran IPA sangat diperlukan untuk meningkatkan kecerdasan

interpersonal siswa, seperti saling menghargai pendapat teman,

saling bekerja sama dengan temannya, dapat memecahkan masalah,

dan berani mengemukakan pendapat. Apabila kecerdasan

interpersonal siswa meningkat maka proses belajar IPA akan berjalan

dengan baik dan tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat

tercapai seperti yang diharapkan.