bab ii acuan teoretik a. acuan teori area dan fokus yang …repository.unj.ac.id/1355/8/9. bab...

22
8 BAB II ACUAN TEORETIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Hakikat Motivasi Kegiatan belajar siswa tidak lepas dari berbagai unsur yang mempengaruhi proses pembelajaran siswa. Banyak unsur yang dapat mempengaruhi berhasilnya proses pembelajaran, salah satu yang mempengaruhinya adalah motivasi. Menurut Mc. Donald dalam Oemar, motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. 1 Motivasi yang merupakan energi dalam diri siswa mempengaruhi tujuan dalam proses pembelajaran. Perubahan pada diri siswa ini yang ditandai dengan perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Tujuan di sini yang dimaksud adalah tujuan dari pembelajaran. Reaksi adalah siswa menjadi bersemangat dalam pembelajaran, dan siswa mengetahui apa tujuannya dalam pembelajaran yang guru ajarkan di sekolah, sehingga motivasi itu sangat penting dimiliki siswa, agar siswa mengetahui apa tujuan pembelajaran dari yang guru ajarkan. 1 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), p.158

Upload: others

Post on 15-Nov-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II ACUAN TEORETIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang …repository.unj.ac.id/1355/8/9. BAB II.pdf · 2019. 11. 11. · dibandingkan dengan siswa yang tidak termotivasi. Jika seorang

8

BAB II

ACUAN TEORETIK

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti

1. Hakikat Motivasi

Kegiatan belajar siswa tidak lepas dari berbagai unsur yang

mempengaruhi proses pembelajaran siswa. Banyak unsur yang dapat

mempengaruhi berhasilnya proses pembelajaran, salah satu yang

mempengaruhinya adalah motivasi. Menurut Mc. Donald dalam Oemar,

motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang

ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.1

Motivasi yang merupakan energi dalam diri siswa mempengaruhi tujuan

dalam proses pembelajaran. Perubahan pada diri siswa ini yang ditandai

dengan perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Tujuan di sini yang

dimaksud adalah tujuan dari pembelajaran. Reaksi adalah siswa menjadi

bersemangat dalam pembelajaran, dan siswa mengetahui apa tujuannya

dalam pembelajaran yang guru ajarkan di sekolah, sehingga motivasi itu

sangat penting dimiliki siswa, agar siswa mengetahui apa tujuan

pembelajaran dari yang guru ajarkan.

1Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), p.158

Page 2: BAB II ACUAN TEORETIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang …repository.unj.ac.id/1355/8/9. BAB II.pdf · 2019. 11. 11. · dibandingkan dengan siswa yang tidak termotivasi. Jika seorang

9

Menurut Gleitman dalam Muhibin, motivasi adalah keadaan internal

organisme manusia yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.2 Dalam hal

ini perbuatan yang dilakukan siswa merupakan bentuk dari motivasi yang ada

dalam diri siswa, artinya motivasi itu datang dari dalam diri orang tersebut

dan bukan pengaruh dari orang. Berarti siswa termotivasi oleh dirinya sendiri

tanpa bantuan orang lain termasuk seorang guru. Motivasi yang ada dalam

diri manusia juga dapat mendorong seseorang dalam berbuat, baik dalam hal

positif ataupun negatif.

Menurut Reber dalam Muhibin, motivasi adalah pemasok daya

(energizer) untuk bertingkah laku secara terarah.3 Siswa yang memiliki

motivasi maka cenderung jika melakukan suatu hal akan lebih terarah

dibandingkan dengan siswa yang tidak termotivasi. Jika seorang siswa

sudah mendapatkan nilai yang baik, tidak malas, mempunyai kepribadian

yang baik dan dapat mengerti apa yang guru jelaskan, motivasi pun masih

harus diberikan agar siswa bisa mempertahankanya atau bisa menjadi lebih

baik lagi. Motivasi itu sangat penting bagi siswa, agar siswa jika melakukan

suatu pekerjaan atau tugas di sekolah maupun pekerjaan rumah (PR) bisa

lebih terarah dalam mengerjakanya, sehingga dapat mengerjakan tugas dan

mendapatkan hasil yang maksimal. Motivasi dapat dilakukan oleh siapa saja

dan kapan saja.

2Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011),

p.134 3Ibid., p.134

Page 3: BAB II ACUAN TEORETIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang …repository.unj.ac.id/1355/8/9. BAB II.pdf · 2019. 11. 11. · dibandingkan dengan siswa yang tidak termotivasi. Jika seorang

10

Menurut Eveline dan Hartini, motivasi berasal dari bahasa latin “movere”,

yang berarti menggerakan.4 Yang dimaksud dengan menggerakan adalah

membuat suatu perubahan pada seseorang. Jika siswa malas dalam

mengerjakan pekerjaan rumah (PR) maka siswa harus di motivasi, agar

siswa mau merubah sikapnya yang malas menjadi lebih rajin. Pergerakan

yang terjadi harus bersikap positif, oleh sebab itu guru dan orang tua harus

terus membimbing siswa agar mendapat motivasi-motivasi yang positif.

Menurut Sardiman, motivasi adalah perubahan energi dalam diri

seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan

tanggapan terhadap adanya tujuan.5 Perubahan energi yang dimaksud

adalah, perubahan energi negatif ke energi positif, jika siswa malas belajar

maka dengan adanya motivasi itu penting agar siswa rajin dalam belajar.

Perubahan energi seperti itu sangat dibutuhkan siswa. Motivasi sangat

diperlukan agar siswa dalam melakukan suatu pekerjaan akan dapat

mengerti tujuan dari pekerjaan yang dikerjakan tersebut. Jika siswa mengerti

apa tujuan yang dia kerjakan maka siswa akan lebih cepat memahami

penjelasan dari guru. Guru dalam pembelajaran sangat perlu memotivasi

siswanya agar siswa dalam mengerjakan sesuatu dapat mengetahui apa

tujuan pembelajaran yang guru jelaskan, sehingga siswa lebih bisa

memahami makna yang terkandung dalam materi yang guru sampaikan.

4Evelin siregar dan Hartini, Teori Pembelajaran dan Pembelajaran (Bogor, Ghalia Indonesia, 2010),

p.49 5Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Grafindo, 2006), p.73

Page 4: BAB II ACUAN TEORETIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang …repository.unj.ac.id/1355/8/9. BAB II.pdf · 2019. 11. 11. · dibandingkan dengan siswa yang tidak termotivasi. Jika seorang

11

Menurut Uno, motivasi adalah dorongan yang terdapat dalam diri

seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang baik

dalam memenuhi kebutuhanya.6 Motivasi yang timbul dari dalam diri siswa

yang dapat merubah tingkah laku yang kurang baik menjadi lebih baik lagi,

sehingga motivasi sangat penting bagi siswa. Tingkah laku sangat penting

dalam proses belajar di sekolah, jika tingkah laku siswa kurang baik maka

berpengaruh juga dalam pembelajaran. Perubahan tingkah laku dari yang

kurang baik menjadi lebih baik sangat peting, oleh sebab itu motivasi sangat

penting dilakukan oleh guru atau orang tua. Perubahan tingkah laku yang

lebih baik diharapkan dapat memenuhi kebutuhannya.

Menurut Mulyasa, motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik

yang menyebabkan adanya tingkah laku kearah suatu tujuan tertentu.7

Tenaga pendorong adalah suatu pemacu agar siswa lebih bersemangat lagi

dalam melakukan suatu pembelajaran. Sehingga siswa yang tadinya malas

belajar menjadi rajin. Motivasi juga sebagai penarik, jadi jika ada siswa yang

malas jika diberikan motivasi maka menjadi bersemangat dalam

pembelajaran. Beberapa diantaranya yang bisa menjadi tenaga pendorong

yaitu orang tua, guru, teman sebaya dan lingkungan sekitar. Memotivasi

siswa yang memiliki kesulitan dalam pembelajaran itu sangat penting.

Motivasi yang diberikan pun harus bersifat pendorong agar siswa dapat

6Hamzah B Uno, Teori Motivasi dan Pengukuranya (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), p.3

7Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), p.112

Page 5: BAB II ACUAN TEORETIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang …repository.unj.ac.id/1355/8/9. BAB II.pdf · 2019. 11. 11. · dibandingkan dengan siswa yang tidak termotivasi. Jika seorang

12

terpacu semangatnya dan bisa menjadi pendorong siswa agar dapat

menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

Menurut Dimyati dan Mudjiono, motivasi dibedakan menjadi dua sifat

yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.8 Motivasi intrinsik adalah

motivasi dari dalam, yaitu motivasi yang timbul dari dalam siswa itu sendiri.

Artinya motivasi itu timbul atas kemauan dari diri sendiri, sehingga siswa

dapat termotivasi tanpa ada dorongan dari luar. Motivasi intrinsik biasanya

sangat berperan besar akan perubahan dari diri siswa, karena motivasi ini

terjadi atas kemauan dari dalam diri sendiri siswa. Banyak faktor yanag

membuat siswa dapat memotivasi dirinya sendiri. Sebaliknya motivasi

ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dari luar yang artinya peran orang lain

sangat berperan penting. Contohnya adalah peran guru dan peran orang tua

dalam memotivasi siswa. Biasanya guru jika melihat seorang siswa dalam

menghadapi kesulitan dalam pembelajaran makan guru akan memotivasi

siswa tersebut. Bukan hanya siswa yang mengalami kesulitan belajar, namun

ketika siswa memiliki malas belajar atau kurang bersemangat dalam belajar

juga perlu dimotivasi agar dapat meningkatkan atau memperrtahankannya.

Selain guru, teman sebaya pun bisa memotivasi temannya.

Menurut Muhibin, motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang

berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan

8Dimyati, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Depdikbud, 2005), p.80

Page 6: BAB II ACUAN TEORETIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang …repository.unj.ac.id/1355/8/9. BAB II.pdf · 2019. 11. 11. · dibandingkan dengan siswa yang tidak termotivasi. Jika seorang

13

tindakan belajar.9 Berasal dari diri siswa sendiri berarti motivasi itu terjadi

atas kemauan dari diri sendiri dan tanpa ada dorongan dari luar. Motivasi

intrinsik biasanya sangat berpengaruh pada siswa, karena sesuatu yang

dilakukan dengan kemauan sendiri akan lebih berpengaruh dibandingan

dengan motivasi yang dipengaruhi oleh orang lain.

Menurut Muhibin, motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang

datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan

kegiatan belajar.10 Motivasi dilakukan bukan hanya jika siswa mendapat nilai

yang jelek, tetapi motivasi dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai siswa

yang sudah baik menjadi lebih baik lagi. Motivasi ekstrinsik adalah dorongan

dari luar berupa semangat atau dukungan dari luar individu. Contohnya

motivasi yang dilakukan guru kepada siswanya di sekolah jika siswanya mulai

malas dalam belajar, suka bercanda di dalam kelas, nilai yang turun, dan

tidak fokus dalam belajar. Motivasi dilakukan guru agar siswa dapat

menjalankan pembelajaran dengan baik dan dapat membantu siswa yang

mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Motivasi ekstrinsik bukan hanya

dilakukan oleh guru saja, tetapi juga bisa dilakukan oleh orang tua, motivasi

oleh orang tua bisa dilakukan di rumah. Biasaanya motivasi ini juga dapat

mempengaruhi siswa agar masalah dalam pembelajaran dapat teratasi. Jika

9Muhibin Syah, op.cit., p.136

10Muhibin Syah, op.cit., p.136

Page 7: BAB II ACUAN TEORETIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang …repository.unj.ac.id/1355/8/9. BAB II.pdf · 2019. 11. 11. · dibandingkan dengan siswa yang tidak termotivasi. Jika seorang

14

orang tua ingin anaknya mendapatkan nilai lebih baik lagi, maka orang tua

dapat memotivasi anaknya.

Menurut Sardiman, ciri-ciri motivasi pada diri seseorang itu seperti (1)

tekun menghadapi tugas, (2) tidak mudah putus asa, (3) tidak cepat bosan

terhadap tugas-tugas rutin, (4) dapat mempertahankan pendapatnya, (5)

senang memecahkan masalah.11 Dari ciri-ciri tersebut motivasi bagi siswa

sangat penting untuk dilakukan. Ciri yang pertama siswa menjadi tekun

dalam menghadapi tugas, jadi dalam melakukan pembelajaran di sekolah

ataupun di rumah siswa tekun dalam menghadapi tugas. Ciri ke dua siswa

tidak mudah putus asa, artinya jika siswa mengalami kesulitan dalam belajar

siswa akan berusaha mencari solusinya dan tidak mudah putus asa. Ciri ke

tiga tidak cepat bosan pada tugas-tugas rutin, biasanya siswa yang tidak

punya motivasi dalam belajar atau tidak pernah dimotivasi akan cepat bosan

dengan tugas-tugas rutin yang diberikan oleh guru.

Sebaliknya jika siswa termotivasi maka dia tidak akan bosan terhadap

tugas-tugas rutin. Ciri ke empat adalah dapat mempertahankan pendapatnya,

maksudnya ialah jika memiliki sebuah pendapat maka dia dapat

mempertahankan pendapatnya. Jika dalam diskusi kelompok siswa

mengemukakan pendapatnya dan disanggah oleh siswa yang lain, maka

siswa itu harus bisa mempertahankan pendapatnya. Ciri yang lain adalah

senang memecahkan masalah, yaitu jika mendapat sebuah masalah siswa

11

Sardiman. Op. Cit, p.83

Page 8: BAB II ACUAN TEORETIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang …repository.unj.ac.id/1355/8/9. BAB II.pdf · 2019. 11. 11. · dibandingkan dengan siswa yang tidak termotivasi. Jika seorang

15

yang termotivasi akan memecahkan masalah itu bukanya lari dari masalah.

Itulah kelima ciri-ciri motivasi pada diri sendiri menurut Sardiman.

Mnurut Mark R. Douglas yang dikutip oleh shaffat, inti motivasi adalah

harapan. Yang dimaksud harapan adalah sesuatu yang sangat diinginkan.

Harapan-harapan ini berupa sesuatu yang bersifat positif, seperti medapat

nilai yang baik, mendapat penghargaan dari guru atau juga mendapat

pringkat. Berdasarkan teori tersebut, motivasi adalah sesuatu yang ingin

dicapai, baik berasal dari diri sendiri atau orang lingkungan sekitar.12

Pupuh Fathurrohman dan M Sobry Sutikno, membagi motivasi menjadi

dua yaitu, (1) motivasi intrinsik (2) motivasi ekstrinsik.13 Yang dimaksud

dengan motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri sendiri

tanpa adanya pengaruh dari luar. Motivasi ini bisa timbul dari perasaan atau

emosi seseorang. Berbeda dengan intriksik, motivasi ekstrinsik adalah

motivasi yang timbul dari luar, bisa karena karena faktor teman, orang tua

atau masyarakat sekitar.

(1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2) Adanya dorongan dan

kebutuhan dalam belajar; (3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan;(4)

Adanya penghargaan dalam belajar, (5) Adanya kegiatan yang menarik

12

Idris Shaffat, Pendekatan Teoritis dan Praktis Meraih Keberhasilan Belajar (Jakarta: Prestasi Pustaka,2009), p.18 13

Pupuh Fathurrohman dan M Sobri Sutikno, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), p.19

Page 9: BAB II ACUAN TEORETIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang …repository.unj.ac.id/1355/8/9. BAB II.pdf · 2019. 11. 11. · dibandingkan dengan siswa yang tidak termotivasi. Jika seorang

16

dalam belajar, (6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga

memungkinkan siswa belajar dengan baik.14

Menurut pendapat uno di atas motivasi dipengaruhi oleh 6 faktor, ada

faktor intrinsik seperti, adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya

dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa

depan. Faktor intrinsik seperti itu timbul dari dalam diri siswa tersebut.

Sedangkan faktor ekstrinsik seperti adanya penghargaan dalam belajar,,

adanya kegiatan yang menarik dalam belajar,adanya lingkungan belajar yang

kondusif, sehingga memungkinkan siswa belajar dengan baik, bisa timbul

karena dukungan dari guru, orang tua maupun teman sebaya.

Motivasi memiliki tiga fungsi diantaranya: mendorong manusia untuk

membuat, menentukan arah perbuatan, dan menyeleksi perbuatan.15 Dari

ketiga fungsi motivasi di atas, dapat dijelaskan secara sistematis sebagai

berikut:

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi motivasi dapat mendorong siswa

dalam berbuat sesuatu atau melakukan sesuatu hal.

2) Menentukan arah perbuatan adalah menentukan tujuan yang hendak dicapai

oleh seseorang, sehingga siswa dalam melakukan suatu perbuatan tau

tujuannya.

14

Hamzah B Uno, op.cit., p.23 15

Sadirman, op.cit., p.85

Page 10: BAB II ACUAN TEORETIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang …repository.unj.ac.id/1355/8/9. BAB II.pdf · 2019. 11. 11. · dibandingkan dengan siswa yang tidak termotivasi. Jika seorang

17

3) Menyelesaikan perbuatan, salah satunya adalah menyelesaikan tugas-tugas

yang diberikan oleh guru, tentunya dalam melakukan kegiatatan

pembelajaran di sekolah.

Dengan demikian, yang dimaksud dengan motivasi adalah dorongan

atau dukungan agar tercapainya tujuan pembelajaran. Motivasi terbagi

menjadi dua, yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi

yang dilakukan dari dalam diri siswa seperti; tekun, rasa ingin tahu yang

tinggi, tidak mudah putus asa, tidak cepat bosan, mempertahankan

pendapatnya dan senang memecahkan masalah.. Motivasi ekstrinsik adalah

motivasi yang datang dari luar diri siswa, contohnya adalah adanya

penghargaan dalam belajar dan adanya lingkungan belajar yang kondusif.

2. Hakikat Belajar

Belajar pada dasarnya adalah aktivitas utama dalam proses

pendidikan di sekolah. Proses pembelajaran sangat berpengaruh terhadap

berhasil atau tidaknya tujuan dari pendidikan. Skinner seperti yang dikutip

oleh Pupuh Fathrruhman dan M Sobry Sutikno menggangap bahwa belajar

yaitu suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung

secara progresif.16 Berdasarkan teori tersebut, belajar adalah proses adaptasi

yaitu penyesuaian diri terhadap lingkungan dan secara progresif. Progresif

adalah sesuatu yang meningkat, membaik atau kemajuan. Dengan kata lain

16

Ibid, p.5

Page 11: BAB II ACUAN TEORETIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang …repository.unj.ac.id/1355/8/9. BAB II.pdf · 2019. 11. 11. · dibandingkan dengan siswa yang tidak termotivasi. Jika seorang

18

belajar adalah penyesuaian diri menjadi lebih baik dan mengalami kemajuan

dalam suatu hal.

C.T. Morgan seperti yang dikutip oleh Pupuh Fathurrohman dan M.

Sobry Sutikno menggangap bahwa belajar yaitu suatu perubahan yang relatif

dalam menetapkan tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman.17

Yang dimaksud dari perubahan yang relatif adalah perubahan yang sudah

terbiasa, sedangkan tingkah laku adalah sesuatu yang pernah dialami.

Kesimpulan dari teori diatas adalah perubahan yang sudah biasa terjadi yang

berakibat pada berubahnya tingkah laku hasil dari sesuatu yang pernah

dialami.

Menurut Syaiful, belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang

berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat

eksplisit maupun implisit (tersembunyi).18 Belajar itu adalah bagian dalam

ilmu pendidikan, oleh sebab itu belajar sangat penting dalam majunya

pendidikan. Belajar adalah interaksi yang baik yang dilakukan oleh sesama

siswa atau antara siswa dan guru di sekolah

Menurut Suyono dan Hariyanto, belajar adalah suatu aktivitas atau

proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,

memperbaiki prilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian.19 Yang dimaksud

17

Ibid, p.6 18

Syaiful sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2013), p.11 19

Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2013), p.9

Page 12: BAB II ACUAN TEORETIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang …repository.unj.ac.id/1355/8/9. BAB II.pdf · 2019. 11. 11. · dibandingkan dengan siswa yang tidak termotivasi. Jika seorang

19

dengan proses memperoleh pengetahuan adalah dengan berjalannya waktu

selama siswa belajar di sekolah siswa akan mengalami berbagai macam

pengalaman. Pengalaman-pengalaman itu adalah yang disebut proses untuk

memperoleh sebuah pengetahuan. Pengetahuan bisa di dapatkan di sekolah

maupun di luar sekolah. Di sekolah pengetahuan bisa di dapatkan ketika

guru menjelaskan tentang sebuah materi. Pengetahuan juga bisa dapat di

luar sekolah dengan bertanya pada orang tua, menonton berita di tv dan

membaca buku. Belajar disebut juga dapat meningkatkan keterampilan, jika

siswa dapat meningkatkan keterampilannya maka itu juga bisa disebut

belajar. Memperbaiki prilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian juga

termasuk dalam belajar, belajar tidak hanya dengan membaca buku, dapat

memperbaiki sikap yang kurang baik menjadi sikap yang baik itu juga

termasuk belajar.

Menurut Evelin dan Hartini, belajar merupakan suatu proses yang

kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup,

sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan) hingga liang lahat.20 Semua

orang itu mengalami proses dalam kehidupanya, proses itu yang dinamakan

belajar. Belajar disini adalah dapat merubah sesuatu yang kurang baik

menjadi baik, melalui sebuah proses. Proses di mana siswa dapat merubah

sesuatu menjadi yang lebih baik. Belajar belangsung seumur hidup, sejak

20

Eveline dan Hartini. Op. Cit, p.3

Page 13: BAB II ACUAN TEORETIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang …repository.unj.ac.id/1355/8/9. BAB II.pdf · 2019. 11. 11. · dibandingkan dengan siswa yang tidak termotivasi. Jika seorang

20

masih di kandungan sampai ke liang lahat artinya siswa bisa belajar kapan

saja tanpa ada batasan waktu dan usia.

Dengan demikian belajar adalah ilmu pendidikan yang merupakan

suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan

berlangsung seumur hidup untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan

keterampilan, memperbaiki prilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian.

3. Hakikat IPA

Hendro Darmojo seperti yang kutip oleh Usman Samantowa

menggangap bahwa IPA yaitu pengetahuan yang rasional dan objektif

tentang alam semesta dengan segala isinya.21 Yang dimaksud dengan

penalaran adalah suatu pemikiran yang masuk akal atau logis, sedangkan

objektif adalah keadaan di mana tanpa dipengaruhi dari pihak luar.

Kesimpulannya IPA adalah pengetahuan yang masuk akal dan logis,dan

tidak ada pengaruh dari pihak luar.

Rapih ross dan Ernest van hag yang dikutip oleh Uyoh Sadulloh

mengemukakan ciri IPA, yaitu (1) bersifat rasional, (2) bersifat empiris (3)

bersifat umum, (4) bersifat kumulatif.22 yang dimaksud rasional adalah IPA

cocok dengan akal. IPA bersifat empiris karena IPA diperoleh dari observasi

yang dilakukan sesuaai dengan kenyataan. Kumulatif adalah bagian yang

21

Usman Samantowa, Pembelajaran IPA di sekolah (Jakarta: PT indeks, 2011), P.2 22

Uyoh sadulloh, Pengantar Filsafat Pendidikan IPA II (Bandung: Alfabet, 2007), p.44

Page 14: BAB II ACUAN TEORETIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang …repository.unj.ac.id/1355/8/9. BAB II.pdf · 2019. 11. 11. · dibandingkan dengan siswa yang tidak termotivasi. Jika seorang

21

makin bertambah. Kesimpulanya IPA adalah ilmu yang masuk akal karena

berasal dari observasi dari kenyataan, bersifat umum dan IPA dapat

menambah ilmu pengetahuan seseorang.

IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu

mempelajari fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan

(reality) atau kejadian (events) dan hubungan sebab-akibatnya.23 Menurut

Asih IPA adalah ilmu yang khusus mempelajari gejala alam, gejala alam

adalah keadaan atau peristiwa alam yang tidak biasa yang disebabkan oleh

alam, seperti tanah longsor, gunung meletus, angina topan dan tanah

longsor. Faktual yaitu berdasarkan pada kenyataan yang ada yang terjadi

dan memiliki sebab-akibat dari suatu kejadian tersebut.

Kesimpulan dari teori-teori di atas yang dimaksud dengan IPA adalah

pengetahuan yang objektif, logis, rasional, empiris, kumulatif, jadi IPA adalah

pengetahuan yang masuk akal karena IPA melakukan observasi yang sesuai

dengan kenyataan dan bersifat umum karena semua manusia dapat

mempergunakannya.

4. Hakikat Motivasi IPA

Motivasi adalah dorongan atau dukungan agar tercapainya tujuan

pembelajaran. Motivasi terbagi menjadi dua, yaitu intrinsik dan ekstrinsik.

23

Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati, Metodologi Pembelajaran IPA (Jakarta: Bumi Askara, 2014), P.22

Page 15: BAB II ACUAN TEORETIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang …repository.unj.ac.id/1355/8/9. BAB II.pdf · 2019. 11. 11. · dibandingkan dengan siswa yang tidak termotivasi. Jika seorang

22

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang dilakukan dari dalam diri siswa seperti;

tekun, rasa ingin tahu yang tinggi, tidak mudah putus asa, tidak cepat bosan,

mempertahankan pendapatnya dan senang memecahkan masalah.. Motivasi

ekstrinsik adalah motivasi yang datang dari luar diri siswa, contohnya adalah

adanya penghargaan dalam belajar dan adanya lingkungan belajar yang

kondusif..

Belajar adalah ilmu pendidikan yang merupakan suatu proses yang

kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup

untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki

prilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian.

IPA adalah pengetahuan yang objektif, logis, rasional, empiris,

kumulatif, jadi IPA adalah pengetahuan yang masuk akal karena IPA

melakukan observasi yang sesuai dengan kenyataan dan bersifat umum

karena semua manusia dapat mempergunakannya.

Dengan demikian, dalam penelitian ini yang dimaksud dengan

motivasi belajar IPA adalah dorongan atau dukungan agar tercapainya tujuan

pembelajaran. Motivasi terbagi menjadi dua, yaitu intrinsik dan ekstrinsik.

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang dilakukan dari dalam diri siswa seperti;

tekun, rasa ingin tahu yang tinggi, tidak mudah putus asa, tidak cepat bosan,

mempertahankan pendapatnya dan senang memecahkan masalah.. Motivasi

ekstrinsik adalah motivasi yang datang dari luar diri siswa, contohnya adalah

adanya penghargaan dalam belajar dan adanya lingkungan belajar yang

Page 16: BAB II ACUAN TEORETIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang …repository.unj.ac.id/1355/8/9. BAB II.pdf · 2019. 11. 11. · dibandingkan dengan siswa yang tidak termotivasi. Jika seorang

23

kondusif pada ilmu pendidikan yang merupakan suatu proses yang kompleks

yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup untuk

memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki prilaku,

sikap, dan mengokohkan kepribadian yang objektif, logis, rasional, empiris,

kumulatif, jadi IPA adalah pengetahuan yang masuk akal karena IPA

melakukan observasi yang sesuai dengan kenyataan dan bersifat umum

karena semua manusia dapat mempergunakannya.

B. Acuan Teori Rancangan-rancangan Alternatif atau Disain-disain

Alternatif Intervensi Tindakan yang Dipilih

1. Hakikat Metode Eksperimen

Menurut Djamarah dan Zain, metode eksperimen adalah proses

pembelajaran di mana peserta didik melakukan dan mengalami sendiri,

mengikuti proses, mengamati objek, menganalisis, membuktikan dan menarik

kesimpulan.24 Dengan metode eksperimen siswa melakukan dan mengalami

sendiri kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran IPA, selain itu siswa

dituntut untuk mengikuti proses, mengamati, menganalisis, membuktikan dan

menarik kesimpulan dari kegiatan yang ada dalam pembelajaran IPA.

Asman juga menyatakan bahwa metode eksperimen adalah suatu

cara mengajar yang menberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan

24

Djamarah dan Zain, Strategi Belajar dan Mengajari (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), p.95

Page 17: BAB II ACUAN TEORETIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang …repository.unj.ac.id/1355/8/9. BAB II.pdf · 2019. 11. 11. · dibandingkan dengan siswa yang tidak termotivasi. Jika seorang

24

suatu percobaan tentang suatu hal.25 Jadi guru dalam menyampaikan sebuah

materi dengan melakukan percobaan yang berkaitan dengan materi tersebut.

Siswa diajak melakukan percobaan tentang sesuatu, agar siswa bisa lebih

mengerti tentang materi tersebut.

Menurut Sobry metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan

pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan

mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya.26 Menurut

teori di atas bahwa metode eksperimen dapat membuat siswa aktif dalam

melakukan sebuah percobaan dan membuktikanya sendiri, sehingga siswa

bisa lebih paham atas suatu materi.

Menurut Rusyan sebagaimana dikutip sagala, eksperimen adalah

percoban untuk membuktikan suatu pernyataan atau hipotesis tertentu.

Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana siswa

melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri

sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari. 27 Jadi eksperimen adalah

pembuktian pada sesuatu dengan cara melakukan hipotesis pada sesuatu

yang nantinya akan dilakukan sebuah percobaan. Hipotesis adalah membuat

jawaban sementara pada sesuatu. Jadi sebelum melakukan percobaan siswa

25

Jamal Ma’mur Asmani, Tips menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif, (Yogyakarta: Diva Press, 2009), h.145 26

M Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran, (Lombok: Holistica, 2013), p. 101 27

Syaiful Sagala, konsep dan Pembelajaran, untuk membantu pronlematika belajar dan mengajar (Bandung: Alfabeta, 2003), p.110

Page 18: BAB II ACUAN TEORETIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang …repository.unj.ac.id/1355/8/9. BAB II.pdf · 2019. 11. 11. · dibandingkan dengan siswa yang tidak termotivasi. Jika seorang

25

membuat hipotesis lalu menguji kebenaran dengan melakukan suatu

percobaan.

Dalam kaitan dengan penggunaan metode eksperimen dimaksudkan

Moedjiono mengemukakan langkah-langkah untuk mendapatkan hasil yang

optimal dalam pemakaian metode eksperimen. Ada tiga langkah utama yang

perlu dilakukan yaitu, langkah persiapan, langkah pelaksanaan, dan langkah

tindak lanjut .28 Yang dimaksud langkah persiapan adalah di mana guru

bersiap-siap sebelum melakukan sebuah percobaan, seperti menyiapkan

media atau alat-alat yang akan dipakai dalam percobaan tersebut. Langkah

pelaksanaan di mana dilaksanakanya sebuah percobaan dan yang dimaksud

langkah tindak lanjut adalah di mana siswa dan guru membersihkan alat-alat

yang sudah dipakai, membereskan dan menaruhnya kembali ke tempat

semula.

Dengan demikian, metode eksperimen adalah proses pembelajaran di

mana peserta didik melakukan dan mengalami sendiri, mengikuti proses,

mengamati objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan. Ada

tiga langkah utama yang perlu dilakukan yaitu, langkah persiapan, langkah

pelaksanaan, dan tindak lanjut.

28

Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosyda Karya, 2010), p .6

Page 19: BAB II ACUAN TEORETIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang …repository.unj.ac.id/1355/8/9. BAB II.pdf · 2019. 11. 11. · dibandingkan dengan siswa yang tidak termotivasi. Jika seorang

26

C. Karakteristik Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

Menurut Piaget dalam Harlock, tingkah laku perkembangan kognitif

dibagi menjadi empat fase, yaitu: Fase Sensiomotor (usia 0-2 tahun), Fase

Pra-operasional (2-7 tahun), Fase Oprasional konkret (7-12 tahun), Fase

Operasional Formal (usia 12 tahun ke atas).29

Jadi dapat dikemukakan bahwa siswa kelas IV SD termasuk dalam

fase operasional konkret. Yang di maksud dengan fase operasional konkret

adalah di mana siswa diumur 7-11 tahun hanya bisa mengerti sesuatu yang

di lakukan dengan konkret dalam proses pembelajaran. Maka dalam proses

pembelajaran di dalam kelas guru harus bisa menampilkan benda-benda

konkret pada siswa. Dalam pembelajaran IPA, guru tidak hanya menampilkan

gambar atau sekedar bercerita, tetapi guru harus bisa menampilkan benda-

benda tersebut agar siswa lebih dapat memahaminya. Contohnya dalam

materi perubahan sifat benda, guru menunjukan contoh benda-benda yang

ada disekitar siswa dan bisa mempraktikan perubahan sifat dari masing-

masing benda tersebut. Maka sebaiknya dalam proses pembelajaran siswa

diberikan objek konkret agar siswa memiliki motivasi dalam pembelajaran.

D. Bahasan Hasil-hasil Penelitian yang Relevan

Ada beberapa hasil penelitian yang relevan terkait dengan penelitian

ini. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Neng Wulan yang

29

Sri Wuryani, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Grasindo, 2006), p.73

Page 20: BAB II ACUAN TEORETIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang …repository.unj.ac.id/1355/8/9. BAB II.pdf · 2019. 11. 11. · dibandingkan dengan siswa yang tidak termotivasi. Jika seorang

27

berjudul “Peningkatan Motivasi Belajar IPA Siiswa melalui Strategi Guided

Discovery di kelas V SDN Pamuruyan Cibadak Sukabum”. Hasil penelitianya

menunjukan bahwa motivasi belajar dapat memberikan pengaruh yang positif

dalam pembelajaran di kelas, melalui Guided Discovery, peneliti dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V pada pembelajara IPA.

Meningkatkan motivasi belajar siswa diantaranya, fokus dalam pembelajaran,

rajin belajar, berfikir kritis daan berfikir terbuka. 30

Jadi menurut peneliti tersebut motivasi belajar dapat membuat siswa

lebih aktif dalam pembelajaran, lebih rajin belajar di sekolah maupun di

rumah, berfikir kritis, dan dapat berfikir terbuka.

Selanjutnya hasil penelitian yang ditulis oleh Sri Nuryanti mengatakan

bahwa motivasi belajar IPA dapat meningkatkan melalui penggunaan metode

eksperimen.31 Hasil penelitian Sri Nuryanti membuktikan bahsa untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa tentunya harus menggunakan metode-

metode yang tepat dalam pembelajaran IPA. Metode eksperimen ini

memberikan kesempatan pada siswa untuk mengalamai sendiri dan mencari

kebenarannya. Hasil penelitian yang diperoleh peneliti tersebut menunjukan

bahwa amotivasi dapat meningkat dengan penggunaan metode eksperimen.

30

Neng Wulan, “Peningkatan Motivasi Belajar IPA siswa melalui strategi Guided Discovery di kelas V SDN 10 Pamuruyan Cibadak Sukabumi”Skripsi(Jakrta:Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta, 2012), p.45 31

Sri Nuryanti, “Pengaruh metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar IPA”, sripsi (Jakarta: Fakultas ilmu pendidikan Universitas negeri Jakarta, 2008), p.116

Page 21: BAB II ACUAN TEORETIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang …repository.unj.ac.id/1355/8/9. BAB II.pdf · 2019. 11. 11. · dibandingkan dengan siswa yang tidak termotivasi. Jika seorang

28

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi dapat membuat

siswa aktif dalam pembelajaran,rajin belajarm berfikir kritis dan berfikir aktif

sedangkan metode eksperimen dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dan

dapat mencari kebenarannya, mengalami sendiri , sehingga siswa menjadi

cepat paham akan materi yang dijelaskan oleh guru.

E. Pengembangan Konseptual Perencanaan Tindakan

Motivasi belajar IPA adalah dorongan atau dukungan agar tercapainya

tujuan pembelajaran. Motivasi terbagi menjadi dua, yaitu intrinsik dan

ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang dilakukan dari dalam diri

siswa seperti; tekun, rasa ingin tahu yang tinggi, tidak mudah putus asa, tidak

cepat bosan, mempertahankan pendapatnya dan senang memecahkan

masalah.. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datang dari luar diri siswa,

contohnya adalah adanya penghargaan dalam belajar dan adanya

lingkungan belajar yang kondusif pada ilmu pendidikan yang merupakan

suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan

berlangsung seumur hidup untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan

keterampilan, memperbaiki prilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian

yang objektif, logis, rasional, empiris, kumulatif, jadi IPA adalah pengetahuan

yang masuk akal karena IPA melakukan observasi yang sesuai dengan

kenyataan dan bersifat umum karena semua manusia dapat

mempergunakannya.

Page 22: BAB II ACUAN TEORETIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang …repository.unj.ac.id/1355/8/9. BAB II.pdf · 2019. 11. 11. · dibandingkan dengan siswa yang tidak termotivasi. Jika seorang

29

Sedangkan metode eksperimen adalah proses pembelajaran di mana

peserta didik melakukan dan mengalami sendiri, mengikuti proses,

mengamati objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan. Ada

tiga langkah utama yang perlu dilakukan yaitu, langkah persiapan, langkah

pelaksanaan, dan tindak lanjut.

Dengan demikian maka dapat dikemukakan bahwa metode

eksperimen dapat meningkatkan motivasi belajar dalam pembelajaran IPA.

Itu yang menjadi dasar peneliti untuk melakukan penelitian peningkatan

motivasi dalam pembelajaran IPA melalui meotde eksperimen siswa kelas IV

SDN Sukatani 2 Depok.