bab ii kajian teoretik - repository.uinbanten.ac.id
TRANSCRIPT
9
BAB II
KAJIAN TEORETIK
A. Pengembangan Media Kode QR
1. Pengertian Penelitian Pengembangan
Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan
teknis, teoritis, konseptual, dan moral sesuai dengan kebutuhan melalui
pendidikan dan latihan. Pengembangan adalah suatu proses mendesain
pembelajaran secara logis, dan sistematis dalam rangka untuk menetapkan
segala sesuatu yang akan dilaksanakan dalam proses kegiatan belajar
dengan memperhatikan potensi dan kompetensi siswa.2
Pengertian penelitian pengembangan menurut Borg & Gall adalah
suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk
pendidikan.3 Sedangkan menurut Seels & Richey bahwasanya penelitian
pengembangan adaah kajian secara sistematis untuk merancang,
mengembangkan dan mengevaluasi program-program, proses dan hasil-
hasil pembelajaran yang harus memenuhi kriteria konsistensi dan
keefektifan internal4
Menurut Sugiyono penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa
Inggrisnya Research and Development (R&D) yaitu metode penelitian yang
2 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm.
24. 3 Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Edisi Keempat,
(Jakarta: Kencana, 2016), hlm. 276 4 Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Edisi Keempat,
(Jakarta: Kencana, 2016), hlm. 277
10
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan
produk tersebut.5
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, penelitian dan pengembangan
atau Research and Development (R&D) adalah suatu proses atau langkah-
langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan
produk yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut
tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku,
modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di laboratorium, tetapi bisa
juga perangkat lunak (software), seperti program komputer untuk
pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium,
ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan,
evaluasi, manajemen, dan lain-lain.6
Maka pengembangan pembelajaran lebih realistik, bukan sekedar
idealisme pendidikan yang sulit diterapkan dalam kehidupan.
Pengembangan pembelajaran adalah usaha meningkatkan kualitas proses
pembelajaran, baik secara materi maupun metode dan subtitusinya. Secara
materi, artinya dari aspek bahan ajar yang disesuaikan dengan
perkembangan pengetahuan, sedangkan secara metodologis dan subtansinya
berkaitan dengan pengembangan strategi pembelajaran, baik secara teoritis
maupun praktis.7
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2002
Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah
5 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),
(bndung: Alfabeta, 2010), hlm. 407 6 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2017), hlm. 164. 7 Hamdani Hamid, Pengembangan Sistem Pendidikan di Indonesia, (Bandung Pustaka
Setia,2013), hlm. 125.
11
terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikailmu
pengetahuan dan teknologi yang telah ada atau membuat teknologi baru.
Pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan
dan memvalidasi produk pendidikan. Penelitian ini mengikuti suatu
langkah-langkah secara siklus. Langkah penelitian atau proses
pengembangan ini terdiri atas kajian tentang temuan penelitian produk yang
akan dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan temuan-temuan
tersebut, melakukan uji coba lapangan sesuai dengan latar di mana produk
tersebut akan dipakai, dan melakukan revisi terhadap hasil uji lapangan
(Punaji Setyosari, 2013: 222-223).
Pada hakikatnya pengembangan adalah upaya pendidikan baik
formal maupun non formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana,
terarah, teratur, dan bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan,
menumbuhkan, membimbing, mengembangkan suatu dasar kepribadian
yang seimbang, utuh, selaras, pengetahuan, keterampilan sesuai dengan
bakat, keinginan serta kemampuan kemampuan sebagai bekal atas prakarsa
sendiri untuk menambah, meningkatkan, mengembangkan diri ke arah
tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusiawi yang optimal dan
pribadi mandiri (Iskandar Wiryokusumo dalam Afrilianasari ; 2014).
Berdasarkan pengertian pengembangan yang telah diuraikan yang
dimaksud dengan pengembangan adalah suatu proses untuk menjadikan
potensi yang ada menjadi sesuatu yang lebih baik dan berguna sedangkan
12
penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah
untuk mengembangkan suatu produk atau menyempurnakan produk yang
telah ada menjadi produk yang dapat dipertanggung jawabkan.
Dalam konteks penelitian pengembangan dalam pendidikan produk-
produk yang dikembangkan seperti: kurikulum spesifik untuk keperluan
pendidikan tertentu, metode dan media pembelajaran, buku ajar, modul,
kompetensi tenaga kependidikan, sistem evaluasi, model uji kompetensi,
penataan ruang kelas, dan model unit produksi.
2. Pengertian Media
Secara harfiah media berarti perantara aatau pengantar. Sadiman
(1993:6) mengemukakan, bahwa media adalah perantara atau pengantar
pesan dari pengirim ke penerima pesan.Gagne (dalam Sadiman, dkk,
1993:1) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dan
lingkungannya, Dijelaskan pula oleh Raharjo (1989:25) bahwa media
adalah wadah dari pesan yang oleh sumbernya ingin diteruskan kepada
sasaran atau penerima pesan tersebut. Materi yang diterima adalah pesan
intruksional, sedangkan tujuan yang dicapai adalah tercapainya proses
belajar.8
Adapun sumber lain yang menjelaskan bahwa media adalah bentuk
jamak dari perantara (nedium), merupakan sarana komunikasi. Berasal dari
8 Cecep Kustandi, Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran; Manual dan Digital, (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2013), hlm. 7.
13
bahasa Latin medium (“antara”), istilah ini menunjuk pada apa saja yang
membawa informasi antara sebuah sumber dan sebuah penerima. Enam
kategori dasar media adalah teks, audio, visual, video, perekayasa
(manipulative) (benda-benda), dan orang-orang. Tujuan dari media adalah
untuk memudahkan komunikasi dan belajar.9
3. Manfaat Penggunaan Media Dalam Pembelajaran
Penggunaan media dalam pembelajaran dapat meningkatkan proses
belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar yang dicapainya. Ada beberapa alasan mengapa
media pembelajaran dapat meningkatkan proses belajar siswa. Alasan
pertama berkenaan dengan manfaat media pembelajaran dalam proses
belajar siswa antara lain :
a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar;
b. Bahan ajar akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipaham
oleh siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan
pembelajaran dengan lebih baik;
c. Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh pendidik,
sehingga siswa tidak bosan dan pendidik tidak kehabisan tenaga,
apalagi bila pendidik mengajar untuk setiap jam pelajaran;
d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian pendidik, tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.
Alasan kedua mengapa penggunaan media pembelajaran dapat
meningkatkan proses dan hasil pembelajaran adalah berkenaan dengan
taraf berpikir siswa, Taraf berpikir manusia mengikuti tahap
perkembangan dimulai dari berpikir konkret menuju ke berpikir abstrak,
dimulai dari berpikir sederhana menuju ke berpikir kompleks.
Penggunaan media pembelajaran erat kaitannya dengan tahapan berpikir
tersebut sebab melalui media pembelajaran hal-hal yang abstrak dapat
dikonkretkan, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.10
9 Sharon E. Smaldino, Deborah L. Lowther, dan James D. Russell, Instructional
Technology And Media For Learning: Teknologi Pembelajaran dan Mediia Untuk Belajar, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm. 7. 10
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran: Cetakan Kesebelas, (Bandung:
Sinar Baru Algensindo, 2013), hlm. 2.
14
5. Pengertian Kode QR
Kode QR adalah suatu jenis kode matriks atau kode batang dua
dimensi yang dikembangkan oleh Denso Wave, sebuah divisi Denso
Corporation yang merupakan sebuah perusahaan Jepang dan dipublikasikan
pada tahun 1994 dengan fungsionalitas utama yaitu dapat dengan mudah
dibaca oleh pemindai QR merupakan singkatan dari quick response atau
respons cepat, yang sesuai dengan tujuannya adalah untuk menyampaikan
informasi dengan cepat dan mendapatkan respons yang cepat pula. Berbeda
dengan kode batang, yang hanya menyimpan informasi secara horizontal,
kode QR mampu menyimpan informasi secara horizontal dan vertikal, oleh
karena itu secara otomatis Kode QR dapat menampung informasi yang
lebih banyak daripada kode batang.(Soon,2008).11
6. Fungsi Pemggunaan Kode QR
Kode QR berfungsi bagaikan hipertaut fisik yang dapat menyimpan
alamat dan URL, nomor telepon, teks dan sms yang dapat digunakan pada
majalah, surat harian, iklan, pada tanda-tanda bus, kartu nama ataupun
media lainnya. Atau dengan kata lain sebagai penghubung secara cepat
konten daring dan konten luring. Kehadiran kode ini memungkinkan
audiens berinteraksi dengan media yang ditempelinya melalui ponsel secara
efektif dan efisien. Pengguna juga dapat menghasilkan dan mencetak
11
Kode QR (HTML), https://id.wikipedia.org/wiki/Kode_QR diakses pada 2020-08-06
15
sendiri kode QR untuk orang lain dengan mengunjungi salah satu dari
beberapa ensiklopedia kode QR.
a. Kepentingan komersial
Selain itu, desain QR memungkinkan penggunanya untuk
memasukkan logo perusahaan, klip video ataupun foto ke kode QR,
tanpa menghilangkan substansi informasi apapun dari sumber yang
dimasukkan. Contoh penggunaan kode QR yang didalamnya memuat
konten klip video adalah kode QR yang digunakan oleh kelompok
penyanyi dari Inggris bernama Pet Shop Boys pada tahun 2007. Ketika
kode dipindai dengan benar, maka pengguna akan diarahkan ke
situs Pet Shop Boys. Selain itu pada tahun 2009 kode QR digunakan
untuk kampanye pemasaran Movie 9 di San Diego Comic Con. Pada
saat itu, pelanggan diberikan kartu yang menampilkan kode QR yang
telah terintegrasi dengan karya seni yang bersangkutan. Jadi, pelanggan
dapat mengakses cuplikan film melalui kode QR tersebut.
b. Kepentingan Umum
Kode QR dapat dimanfaatkan sebagai keamanan makanan
dengan cara menambahkan kode QR yang berisikan data-data mengenai
kandungan nutrisi dan masa kedaluwarsa pada tiap label makanan
sehingga pelanggan dapat merasa lebih aman dalam memilih makanan
yang dibeli sebab mereka dapat mengetahui informasi-informasi tentang
makanan tersebut. Di Jepang, hal ini telah diterapkan oleh McDonald.
16
Terdapat 19 jenis "sandwich" yang diberi kode QR yang mengandung
informasi alergi, jumlah kalori dan nutrisi yang terkandung dalam
sandwich tersebut. Selain itu kode QR juga dapat diberikan di halte bus,
sehingga penumpang dapat mengetahui keberadaan bus yang sedang
ditunggu. Cara kerjanya adalah dengan memberikan hipertaut ke
kamera CCTV di setiap jalan melalui koneksi internet pada ponsel.
c. Kepentingan Pendidikan
Pemanfaatan Kode QR di dunia pendidikan pun nampaknya bisa
kita upayakan untuk diterapkan. Untuk para guru pun nampaknya
penggunaan Kode QR bisa dicoba untuk dimanfaatkan sebagai bagian
dari upaya inovasi teknologi pembelajaran mengingat dewasa ini para
siswa rata-rata sudah memiliki smartphone. Selain itu, untuk
memberikan arahan pemanfaatan teknologi tersebut untuk kemajuan
siswa serta tidak menyalahgunakan pemanfaatan smartphone untuk hal
yang tidak berguna.
Kode QR juga mulai digunakan untuk kepentingan pendidikan,
bukan sebatas penelitian, salah satunya untuk presensi
perkuliahan.12
Selain untuk presensi perkuliahan, dunia pendidikan juga
menggunakannya sebagai sarana validasi ijazah dan transkrip nilai
untuk mempermudah otentikasi ijazah dan transkrip secara waktu
12
"Unika Gunakan Barcode untuk Presensi Kuliah" (HTML). www.suaramerdeka.com.
Diakses tanggal 2020-10-06.
17
nyata13
. Sedangkan untuk perpustakaan, kode QR digunakan untuk
pembayaran denda dan layanan yang umumnya disediakan di
perpustakaan.14
Kode QR dapat dipasang pada kartu pelajar, sehingga
akan mempermudah proses absensi siswa, dan mempermudah akses
bagi para siswa, guru, dan orang tua murid kepada informasi proses
belajar mengajar.
Pemanfaatan Kode QR memang awalnya hanya untuk
pengembangan produk sebuah perusahaan. Tetapi kita sebagai guru dan
juga siswa bisa memanfaatkannya untuk kepentingan pendidikan
melalui pengembangan bahan ajar guru atau sebagai media
pembelajaran. Berikut ini adalah upaya adaptatif awal yang bisa guru
atau siswa lakukan dalam memanfaatkan Kode QR untuk kepentingan
peningkatan kualitas pembelajaran.
Adapun hal yang perlu dipersiapkan bila ingin menggunakan
kode QR pada kegiatan pembelajaran :
1) Guru atau siswa harus menyiapkan Smartphone.
2) Jika Smartpone belum ada aplikasi pemindai Kode QR maka
segera download dan pasang pada Smartpone melalui google
play store atau App Store.
13
"Unika Soegijapranata Menyikapi Pemalsuan Ijazah" (HTML). news.unika.ac.id.
Diakses tanggal 2020-10-06. 14
"Bayar Denda di Perpustakaan Unika Bisa Pakai
OVO" (HTML). www.suaramerdeka.com. Diakses tanggal 2020-10-06.
18
3) Apabila tidak sempat download maka bisa dilakukan dengan
cara mengaktifkan bluetooth dan mintalah pada guru lain atau
siswa lain yang telah terpasang aplikasi Kode QR.
4) Setelah terpasang maka belajarlah untuk melakukan scaning
dengan mengarahkan kamera pemindai Kode QR di
Samartphone pada gambar Kode QR yang telah disiapkan
sebelumnya atau yang ada pada sebuah produk.
5) Guru atau siswa harus bersabar ketika proses scanning Kode QR
dengan smartphone.
6) Pada saat proses scaning dengan Kode QR perhatikan jarak
antara obyek dan smartphone, aturlah supaya obyek ada dalam
bingkai kamera. Guru atau siswa bisa mengaturnya dengan
menggerakan smartphone maju-mundur sehingga obyek bisa
cepat terbaca.
7) Pada saat proses scaning dengan Kode QR perhatikan juga
pencahayaan obyek jangan sampai terlalu terang.
8) Apabila ingin menyimpan hasil pemindaian maka guru atau
siswa bisa melakukannya dengan screenshoot di smartphonenya
ataupun bisa membuka kembali pada history.15
15
Iwan Rudi Setiawan, Kode QR Sebagai Media Pembelajaran, Diakses dari:
http://smansabaliterasi.blogspot.com/2018/10/qr-code-sebagai-media-pembelajaran.html
19
7. Bagian–Bagian Pada Kode QR
Menurut Kode QR Generator, ada tujuh bagian utama Kode
QR yang memiliki arti dan peran pentingnya masing-masing, yaitu:
1. Positioning Detection Markers
Gambar 2.1 Bagian Kode QR : Positioning Detection Markers
Positioning detection makers adalah bagian dalam Kode
QR yang berbentuk kotak dan jumlahnya ada tiga. Posisinya selalu ada
di pojok kode QR. Fungsinya adalah memastikan scanner mampu
melakukan pembacaan kode secara cepat dan mengetahui orientasi atau
posisi kode tersebut.
2. Alignment Marking
Gambar 2.2 Bagian Hode QR : Aligment Marking
20
Penanda ini ukurannya lebih kecil dibanding position detention
markers. Sama-sama berbentuk kotak, alignment marking berfungsi untuk
menjaga permukaan Kode QR meskipun di-print di permukaan yang
melengkung. Biasanya, semakin banyak suatu data disimpan dalam Kode
QR, ukurannya semakin besar. Selain itu, jumlahnya pun bisa jadi lebih
banyak.
3. Timing Pattern
Gambar 2.3 Bagian Kode QR : Timing Pattern
Timing pattern pada Kode QR adalah bagian yang tampak
seperti kotak-kotak kecil yang berjejer. Pola ini berfungsi untuk
konfigurasi data grid. Dengan timing pattern, scanner Kode QR mampu
mengetahui seberapa besar matriks data yang dimuat.
4. Version Information
21
Gambar 2.4 Bagian Kode QR : Version Information
Version information adalah bagian yang memberi informasi
versi Kode QR. Saat ini, ada 40 tipe Kode QR yang berbeda. Jadi,
dengan tanda ini, scanner bisa mengetahui versi Kode QR mana yang
dipindai. Biasanya, versi 1 sampai 7 adalah yang paling umum
digunakan.
5. Format Information
Gambar 2.5 Bagian Kode QR : Format Information
Bagian Format Information ini pada Kode QR adalah bagian
yang menjelaskan toleransi error dan pola data mask. Dengan format
information, scanner akan lebih mudah melakukan pemindaian Kode
QR untuk menampilkan data yang dimuatnya pada pengguna.
22
6. Data and Error Correction Keys
Gambar 2.6 Bagian Kode QR : Data and Error Correction Keys
Area pada Kode QR ini penting untuk ada pada struktur kode
karena merupakan tempat di mana semua data disimpan. Tidak hanya
itu, area atau bagian ini juga meliputi error correction block yang
menjaga data tetap dapat dipindai meski kode rusak sebanyak 30%.
7. Quiet Zone
Gambar 2.7 Bagian Kode QR : Quiet Zone
Apa itu quiet zone? Bagian ini adalah bagian kosong yang
berada di area terluar Kode QR. Dianalogikan seperti white space pada
desain, quiet zone adalah elemen penting dalam Kode QR untuk
menegaskan struktur dan membuatnya lebih mudah dipindai. Quiet
zone harus ada untuk memisahkan Kode QR dari lingkungan sekitarnya
23
agar scanner dapat mengenalinya tanpa kesulitan. Meskipun kosong,
area ini adalah bagian vital dari sebuah Kode QR.
8. Jenis–Jenis Kode QR
a. Kode QR Statis
Kode QR statis adalah kode yang tidak bisa diedit lagi ketika
sudah dibuat. Informasi yang ada tidak akan bisa diganti. Oleh karena
itu, jenis kode QR ini tepat untuk penggunaan pribadi dan kode
QR API, yaitu aplikasi untuk membuat kode dalam jumlah banyak,
seperti untuk ID karyawan, dokumentasi produk teknis, dan lain-lain.
Namun, karena tidak bisa diganti ketika sudah dibuat, Kode QR jenis ini
kurang tepat untuk bisnis atau kampanye marketing.
b. Kode QR Dinamis
Berbeda dengan Kode QR statis, Kode QR dinamis adalah jenis
kode yang bisa diperbarui, diedit, dan diubah sebanyak apapun yang
dibutuhkan. Nah, oleh karena itu, tipe Kode QR ini cocok untuk bisnis
dan marketing.
Tidak seperti kode QR statis yang ukurannya semakin besar dan
kompleks jika data yang diinput semakin banyak, Kode QR dinamis bisa
tetap kecil. Hal ini karena data tidak disimpan secara langsung
dalam Kode QR, melainkan diarahkan pada sebuah URL yang
ditetapkan pada kode tersebut. Oleh karena itu, Kode QR dinamis cocok
24
untuk disertakan dalam desain berbagai hal, seperti kemasan, flyer,
brosur, dan lain-lain.16
9. Kelebihan Kode QR
Kode QR memiliki kapasitas tinggi dalam data pengkodean, yaitu
mampu menyimpan semua jenis data, seperti data numerik,
data alphabetis, kanji, kanji, kana, hiragana, simbol, dan kode biner. Secara
spesifik, kode QR mampu menyimpan data jenis numerik sampai dengan
7.089 karakter, data alphanumerik sampai dengan 4.296 karakter, kode
binari sampai dengan 2.844 byte, dan huruf kanji sampai dengan 1.817
karakter. Selain itu kode QR memiliki tampilan yang lebih kecil daripada
kode batang. Hal ini dikarenakan kode QR mampu menampung data secara
horizontal dan vertikal, oleh karena itu secara otomatis ukuran dari
tampilannya gambar kode QR bisa hanya seperspuluh dari ukuran sebuah
kode batang. Tidak hanya itu kode QR juga tahan terhadap kerusakan,
sebab kode QR mampu memperbaiki kesalahan sampai dengan 30%. Oleh
karena itu, walaupun sebagian simbol kode QR kotor ataupun rusak, data
tetap dapat disimpan dan dibaca. Tiga tanda berbentuk persegi di tiga sudut
memiliki fungsi agar simbol dapat dibaca dengan hasil yang sama dari
sudut manapun sepanjang 360 derajat.17
B. Pembelajaran Tajwid
16
QR Code Basics | Getting Started with QR Codes (qr-code-generator.com), Diakses pada
Kamis 27-05-2021 Pukul 14:37 WIB. 17
Kode QR (HTML), https://id.wikipedia.org/wiki/Kode_QR diakses pada 2020-08-06
25
1. Pengertian Pembelajaran Tajwid
Pembelajaran, berasal dari kata belajar (Learning) di definisikan
sebagai “Perubahan terus-menerus dalam kemampuan yang berasal dari
pengalaman pembelajar dan interaksi pembelajar dengan dunia” (Driscoll,
2000, hlm. 11). Sebagian dari kita tidak belajar dengan cara diberi tahu,
tetapi dengan berbuat.
Pembelajaran adalah suatu proses komunikasi belajar yang
dilakukan oleh pendidik dan siswa dengan indikator atau tujuan-tujuan
tertentu yang harus dicapai oleh siswa.
Kata tajwid berasal dari bahasa Arab “Jawwada – Yujawwidu –
Tajwid” د د –)جو جويد(ت –يجو yang artinya membaguskan.
Sedangkan menurut ilmu tajwid, Tajwid adalah membaguskan bacaan
huruf-huruf atau kalimat-kalimat Al-Qur’an satu persatu dengan terang,
teratur, perlahan, dan tidak terburu-buru sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu
tajwid.18
Menurut para ulama qiro’at Al-Qur’an bahwa yang dimaksud tajwid
adalah mengeluarkan atau mengucapkan huruf-huruf menurut hak aslinya
satu persatu, sambil tiap-tiap huruf diucapkan menurut ucapan bunyi
18
Khalilurrahman Al Mahfani, Juz ‘Amma Tajwid Berwarna dan Terjemahannya, (Jakarta
: PT. Wahyu Media, Cetakan Ketiga 2009), hlm.10.
26
aslinya dan menurut haknya secara sempurna dengan suara yang tidak
dipaksakan.19
Menurut sumber lain tajwid atau ilmu tajwid adalah suatu ilmu
pengetahuan tentang tata cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan tertib,
sesuai makhrajnya, panjang pendeknya, tebal tipisnya, berdengung atau
tidaknya, irama dan nadanya, serta titik komanya yang telah diajarkan
Rasulullah SAW kepada para sahabatnya sehingga menyebar luas dari masa
kemasa.20
Dapat peneliti simpulkan bahwa pembelajaran tajwid atau ilmu
tajwid adalah suatu proses penyampaian ilmu tentang tatacara membaca Al-
Qur’an secara fasih dan haq sesuai dengan kaidah yang telah ditentukan.
4. Isi Pembahasan Ilmu Tajwid
Ilmu tajwid membahsa atau berisi tentang banyak hal, diantaranya
sebagai berikut:
a. Makhrajul huruf (tempat keluar masuknya huruf).
b. Shifatul huruf (cara pengucapan huruf).
c. Ahkamul huruf (Hubungan antar huruf).
d. Ahkamul maddi wal qashr (panjang dan pendeknya ucapan).
e. Ahkamul waqaf wal ibtida’ (memulai dan menghentikan bacaan),
dan lainnya.
19
Lihat M. Hunaidy, Pelajaran Tajwid dari Teori Sampai Praktek, (tt: Wangsamerta, tth),
hlm. 7 20
Tombak Alam, Ilmu Tajwid, (Jakarta: AMZAH, Cetakan Kelima 2015), hlm. 1.
27
5. Manfaat Mempelajari Ilmu Tajwid
Berikut adalah beberapa manfaat dari mempelajari ilmu tajwid:
a. Mencapai kesempurnaan dalam membaca Al-Qur’an.
b. Terhindar dari kesalahan dalam membaca ayat-ayat Al-Qur’an.
c. Ayat-ayat yang kita baca sesuai dengan ketentuan-ketentuan bahasa
Arab, baik secara pengucapan huruf, sifat-sifat huruf, dan kaidah-
kaidah yang telah ditetapkan lainnya, dan sebagainya.21
6. Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid
Al-Qur’an merupakan pedoman hdup umat Islam, mempelajarinya
merupakan kewajiban yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Demikian pula
dengan membacanya. Namun, membaca Al-Qur’an ada kaidah dan aturan
tersendiri. Kaidah dan aturan membaca Al-Qur’an dipelajari dalam ilmu
tajwid, Allah berfirman :
(٤ن ترتيلا )المزمل : ورتل القرا
“Bacalah Al-Qur’an dengan tartil.” (QS. Al-Muzammil : 4)
“Tartil” mengandung arti teratur, perlahan, membaguskan, dan
memperhatikan tajwidnya. Hal ini tidak dapat dilakukan tanpa mengerti dan
memahami kaidah membaca Al-Qur’an seperti yang dipelajari dalam ilmu
tajwid.
21
Rusdianto, Sehari Mahir Tajwid + Juz ‘Amma Tajwid Warna, (Yogyakarta: Saufa,
2016), hlm. 12-13.
28
Menurut Badrudin, (2016: 8) ketika dikatakan bahwa
mempraktekkan dalam membaca Al-Qur’an adalah Fardhu ‘ain, maka
otomatis dalam mempelajari ilmu tajwid juga fardhu ‘ain (bagi mereka
yang belum menguasai ilmu tajwid). Adapun mengajarkannya merupakan
kewajiban kolektif (fardhu kifayah) artinya mengajarkan ilmu tajwid bisa
diwakili oleh beberapa orang saja dalam suatu komunitas masyarakat.22
Menurut sumber lain, belajar ilmu tajwid hukumnya fardhu kifayah.
Tetapi, membaca Al-Qur’an secara benar dan sesuai dengan kaidah-kaidah
tajwid itu wajib hukumnya. Oleh sebab itu, belajar ilmu tajwid agar bacaan
Al-Qur’an kita benar ialah wajib.23
Salah seorang pakar ilmu tajwid dan qiraah, Syekh Ibnul Jazari,
menyatakan dalam syairnya berikut :
د القرآن اثم لنه به له انزل # والخذ بالتجويد حتم لزم # من لم يجو ال
وهكذا منه الينا وصلا
“Membaca Al-Qur’an dengan tajwid hukumnya wajib. Siapa saja
yang membaca Al-Qur’an tanpa memakai tajwid hukumnya dosa, karena
sesungguhnya Allah menurunkan Al-Qur’an bersama tajwidnya.
Demikianlah yang sampai pada kita dari-Nya.”24
Adapun alasan ulama mengenai wajibnya mempelajari ilmu tajwid
adalah sebagai berikut :
a. Arti hukum wajib, yaitu apabila mengerjakannya mendapatkan
pahala, dan berdosa bila meninggalkannya. Ulama ushul fiqh
22
Badrudin, Qiro’atul Qur’an Wa Al-Tahfidz, (Serang: A-Empat, 2016), hlm. 8 23
Abu Nizhan, Buku Pintar Al-Qur’an, (Jakarta: QultumMedia, 2008), hlm. 13. 24
Rusdianto, Sehari Mahir Tajwid + Juz ‘Amma Tajwid Warna, (Yogyakarta: Saufa,
2016), hlm. 11
29
menciptakan hukum wajib karena Allah dalam ayat tersebut
menggunakan kata perintah (Fi’il Amr) "ورتل" yang berarti
“bacalah” sehingga menunjukkan adanya suatu perintah
{kewajiban).
b. Dalam kaidah ushul fiqh disebutkan,
المصالح درء المقاسد مقدم على جلب
Menghindarkan bahaya harus didahulukan daripada mencari
kebaikan.
Membaca Al-Qur’an tanpa ilmu tajwid akan mengubah makna kata
dalam Al-Qur’an dan menimbulan kesalahan yang fatal. Misalya,
1) Kesalahan membaca ‘ain pada kata يعلموون yang bermakna
mengetahui, jika terbaca hamzah, sehingga terdengar يولمون
maka bermakna merasa sakit.
2) Kesalahan membaca sin pendek وووع yang bermakna الس
kemampuan, kemudian terbaca panjang, terdengar menjadi
اع .bermakna kiamat الس
30
3) Kesalahan dalam membaca mim berdengung pada kata وا yang لم
bermakna tatkala, dibaca tanpa dengung, sehingga menjadi لموا
bermakna suatu yang pasti.
4) Kesalahan membaca lam sukun pada kata جعلنا bermakna kami
menjadikan, kami disini sebagai subjek pokok, kemudian dibaca
hidup, جعلنووا bermakna Dia menjadikan kami, sehingga
kedudukan kami sebagai objek.25
C. Hukum Bacaan Nun Mati atau Tanwin
Hukum bacaan nun mati ( ن ) atau tanwin ( ۔ ۔ ۔ ) apabila bertemu
dengan huruf hijaiyyah terbagi menjadi empat bagian, yaitu:
1. Izhar
Izhar menurut bahasa artinya memperjelas atau menerangkan.
Sedangkan menurut istilah tajwid adalah melafalkan huruf-huruf izhar tanpa
disertai dengung. Dalam ilmu tajwid, izhar terbagi menjadi dua yaitu:26
a) Izhar Mutlaq
25
Tombak Alam, Ilmu Tajwid, (Jakarta: AMZAH, Cetakan Kelima 2015), hlm. 2-3. 26
Khalilurrahman Al Mahfani, Juz ‘Amma Tajwid Berwarna dan Terjemahannya, (Jakarta
: PT. Wahyu Media, Cetakan Ketiga 2009), hlm.16
31
Disebut izhar mutlaq karena huruf-huruf izhar yang bertemu
dengan nun mati bertemu dengan ي dan و dalam satu kata. Izhar
semacam ini dalam Al-Qur’an hanya terdapat pada empat tempat yaitu:
نيا قنوان –صنوان –بنيان –االد
b) Izhar Halqi
Halqi artinya tenggorokan. Izhar halqi terjadi apabila nun mati
atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf izhar yang enam yaitu:
ھء ح خ ع غ
Maka nun mati atau tanwin dibaca terang, jelas, atau zahir,
berbunyi “N” dengan tidak memakai gunnah (dengung).
Tabel 2.1 Contoh Hukum Bacaan Izhar Halqi
Tanwin Nun Mati Huruf
ء من أخيه وجنات ألفافا
ح من حيث عليم حكيم
خ من خوف لطيف خبير
ع انعمت سميع عليم
غ من غيركم اجر غير
32
هو ان جرف هار ھ
2. Idgham Bigunnah
Idgham menurut bahasa berarti memasukkan sesuatu kedalam
sesuatu, atau bisa juga berarti melebur. Sedangkan menurut istilah
tajwid, idgham adalah memasukkan huruf yang sukun kedalam huruf
yang berharakat sehingga menjadi satu huruf yang bertasydid. Atau
idgham adalah bunyi nun mati atau tanwin dilebur dan dimasukkan
kedalam salah satu huruf idgham. Idgham bigunnah yaitu idgham yang
memakai dengung (gunnah). Terjadi apabila ada nun mati atau tanwin
bertemu dengan salah satu huruf:
ن م وي
Tabel 2.2 Contoh Hukum Bacaan Idgham Bigunnah
Tanwin Nun Mati Huruf
ي فمن يعمل وجوه يومئذ
ن من نطف حط نغفرلكم
خدود سد سدر م م من م
احدة و من وراءهم زجرة و
3. Idgham Bilagunnah
33
Idgham menurut bahasa berarti memasukkan sesuatu kedalam
sesuatu, atau bisa juga berarti melebur. Sedangkan menurut istilah
tajwid, idgham adalah memasukkan huruf yang sukun kedalam huruf
yang berharakat sehingga menjadi satu huruf yang bertasydid. Atau
idgham adalah bunyi nun mati atau tanwin dilebur dan dimasukkan
kedalam salah satu huruf idgham. Idgham bilagunnah yaitu bacaan
idgham yang tidak memakai dengung (gunnah). Terjadi apabila ada nun
mati atau tanwin bertemu dengan huruf:
ل ر
Tabel 2.3 Contoh Hukum Bacaan Idgham Bilagunnah
Tanwin Nun Mati Huruf
ل ان لم يره خير لكم
حيم زق غفور ر ر من ر
4. Iqlab
Iqlab menurut bahasa artinya mengubah sesuatu dari bentuknya.
Sedangkan menurut istilah tajwid, iqlab adalah perubahan bunyi nun mati
atau tanwin menjadi mim yang tersembunyi disertai dengung. Hal ini terjadi
34
apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf iqlab yang hanya
memiliki satu huruf yaitu Ba )27.)ب
Tabel 2.4 Contoh Hukum Bacaan Iqlab
Tanwin Nun Mati Huruf
بجهنم يومئذ بين من ب
5. Ikhfa
Ikhfa menurut bahasa artinya menyamarkan atau menyembunyikan.
Sedangkan menurut istilah tajwid, ikhfa adalah melafalkan huruf dengan
menyembunyikan atau menyamarkan bunyi nun mati atau tanwin, dibaca
dengung (berbunyi “N”) dengan huruf yang ada dihadapannya.28
Huruf ikhfa ada lima belas yaitu:
ت ث ج د ذ ز س ش ص ض ط ظ ف ق ك
Tabel 2.5 Contoh Hukum Bacaan Ikhfa
Tanwin Nun Mati Huruf
ت من تحتها جنات تجري
اجا ث من ثمرة ما ء ثج
ج من جوع خلق جديد
27
Khalilurrahman Al Mahfani, Juz ‘Amma Tajwid Berwarna dan Terjemahannya, (Jakarta
: PT. Wahyu Media, Cetakan Ketiga 2009), hlm. 19 28
Khalilurrahman Al Mahfani, Juz ‘Amma Tajwid Berwarna dan Terjemahannya, (Jakarta
: PT. Wahyu Media, Cetakan Ketiga 2009), hlm. 18
35
ربهم عند كسا دهاقا د
ذ من ذهب نارا ذات لهب
ز انزل اليك غلاما زكي ا
س من سبيل قول سديدا
ش ومن شر عذاب شديد
ص عن صلاتهم عملا صالحا
ض من ضر مسفرة ضاحك
طيبات من بلدة طيب ط
ظ من ظهورها ظلا ظليلا
ف من فضله سبلا فجاجا
ق من قبل رزقا قالوا
ك من كان ناصي كاذب
D. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu bertujuan untuk mendapatkan bahan
perbandingan dan acuan. Selain itu, untuk menghindari anggapan kesamaan
dengan penelitian ini. Maka dalam kajian teori ini peneliti mencantumkan
hasil-hasil penelitian terdahulu sebagai berikut :
1. Hasil Penelitian Atik Darmayanti (2018)
36
Penelitian Atik Darmayanti (2018) berjudul “Pengembangan Bahan
Ajar Mata Pelajaran Al-Qur’an Berbasis Qowaidu Tajwidiyah (R&D di
kelas X SMAN Cahaya Madani Banten Boarding School)”. Penelitian ini
menggunakan metode Research and Development atau R&D. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan melengkapi bahan ajar
tajwid yang digunakan di SMAN CMBBS dengan basis qowaidu tajwid dan
menyederhanakan bahasa yang digunakan sehingga mudah dipahami oleh
siswa.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa bahan ajar yang dikembangkan berupa buku tajwid yang mencakup
secara keseluran materi ilmu tajwid dengan menambahkan dalil-dalil ilmu
tajwid yang sesuai dengan qowaidu tajwid. Serta dengan menerjemahkan
bahasa pada bahan ajar yang sebelumnya banyak menggunakan bahasa
Arab menjadi bahasa Indonesia sehingga siswa kelas X SMAN CMBBS
lebih mudah untuk memahami ilmu tajwid saat mata pelajaran Al-Qur’an
berlangsung.
2. Hasil Penelitian Maesah (2019)
Pnelitian Maesah (2019) berjudul “Pengembangan Media
Pembelajaran Buku Bergambar Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI) Materi Tajwid (Penelitian R&D Kelas VII di SMP Negeri 3
Ciruas Kab. Serang)”. Penelitian ini menggunakan metode Research and
Development atau R&D. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
37
mengembangkan media pembelajaran berupa buku bergambar yang
digunakan dalam mata pelajaran pendidikan Agama Islam materi tajwid
kelas VII di SMP Negeri 3 Ciruas.
Bedasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa media pembelajaran buku bergambar ini dibuat untuk mempermudah
siswa dalam mempelajari ilmu tajwid, dikarenakan minimnya pembelajaran
tajwid dalam kurikulum mata pelajaran pendidikan Agama Islam di
sekolah-sekolah. Formal, dengan adanya gambar yang menarik, mendorong
minat siswa untuk membaca dan memahami tentang ilmu tajwid. Namun
media pembelajaran buku bergambar ini dibatasi hanya untuk kelas VII di
SMP Negeri 3 Ciruas serta materi yang dicakup yaitu membahas tentang
hukum bacaan nun mati atau tanwin dan hukum bacaan mim mati.
Adapun persamaan dan perbedaan dari penelitian yang saat ini
peneliti buat dengan penelitian terdahulu adalah sebagaimana dijelaskan
pada tabel berikut :
Tabel 2.6 Penelitian Terdahulu
Nama Judul Hasil Penelitian
Persamaan
Atik
Darmayanti
(2018)
Pengembangan Bahan Ajar Mata
Pelajaran Al-Qur’an Berbasis
Qowaidu Tajwidiyah (R&D di kelas
X SMAN Cahaya Madani Banten
Boarding School)
Metode penelitian yang
digunakan sama-sama
menggunakan metode Research
and Development (R&D).
Produk yang dikembangkan
berkaitan dengan ilmu tajwid. Maesah (2019) Pengembangan Media Pembelajaran
Buku Bergambar Pada Mata
38
Pelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) Materi Tajwid (Penelitian
R&D Kelas VII di SMP Negeri 3
Ciruas Kab. Serang
Ahmad Zaka
Thayalisi (2021)
Pengembangan Media Kode QR
(Quick Respon) Pada Pembelajaran
Tajwid Materi Hukum Bacaan Nun
Mati atau Tanwin Di Pondok
Pesantren Riyadul Awamil, Curug
Kota Serang
Perbedaan
Atik
Darmayanti
(2018)
Pengembangan Bahan Ajar Mata
Pelajaran Al-Qur’an Berbasis
Qowaidu Tajwidiyah (R&D di kelas
X SMAN Cahaya Madani Banten
Boarding School)
Prrosedur penelitian R&D yang
digunakan adalah model Borg
& Gall.
Produk yang dikembangkan
berupa bahan ajar tajwid yang
digunakan di SMAN CMBBS
mencakup secara keseluruhan
materi ilmu tajwid dengan
menambahkan basis qowaidu
tajwid, serta diterjemahkannya
bahan ajar yang semula
penjelasannya banyak memakai
bahasa Arab menjadi bahasa
Indonesia.
Bahan ajar tajwid yang
dikembangkan hanya ditujukan
untuk siswa kelas X SMAN
CMBBS.
Maesah (2019) Pengembangan Media Pembelajaran
Buku Bergambar Pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) Materi Tajwid (Penelitian
R&D Kelas VII di SMP Negeri 3
Prrosedur penelitian R&D yang
digunakan adalah model Borg
& Gall.
Produk yang dikembangkan
39
Ciruas Kab. Serang berupa media pembelajaran
buku bergambar mata pelajaran
pendidikan Agama Islam materi
tajwid yang mencakup
pembahasan mengenai hukum
bacaan nun mati atau tanwin
dan hukum bacaan mim mati.
Media pembelajaran buku
bergambar yang dibuat, hanya
ditujukan untuk siswa kelas VII
SMP Negeri 3 Ciruas.
Ahmad Zaka
Thayalisi (2021)
Pengembangan Media Kode QR
(Quick Respon) Pada Pembelajaran
Tajwid Materi Hukum Bacaan Nun
Mati atau Tanwin Di Pondok
Pesantren Riyadul Awamil, Curug
Kota Serang
Prrosedur penelitian R&D yang
digunakan adalah model
ADDIE
Produk yang dikembangkan
merupakan media buku tajwid
berbasis kode QR dengan
pokok bahasan mengenai
hukum bacaan nun mati atau
tanwin. Disetiap contoh dari
hukum bacaan disertakan kode
QR yang terintegrasi dengan
Youtube dan dapat di scan
dengan smartphone pengguna,
sehingga pengguna dapat lebih
mudah memahami contoh cara
pelafalan hukum bacaan dari
video yang ditampilkan dari
skema kode QR tersebut.
Produk ini dapat digunakan
secara fleksibel baik untuk
pelajar ataupun masyarakat
umum.
40
E. Kerangka Berfikir
Pengembangan media kode QR (Quick Respons) pada pembelajaran
tajwid materi hokum bacaan nun mati atau tanwin di Pondok pesantren Riyadul
Awamil Curug Kota Serang ini pada dasarnya berlandaskan pada
pengembangan media pembelajaran pada pembelajaran tajwid berupa buku
bahan ajar tajwid yang disertai dengan kode QR disetiap contoh hukum
bacaannnya.
Produk ini dikembangkan karena sebelumnya pembelajaran tajwid di
Pondok Pesantren Riyadul Awamil hanya berbentuk system sorogan dan tidak
menggunakan media pembelajaran pendukung selain Al-Qur’an dan
penjelasannya pun langsung dijelaskan oleh ustadz atau kiyai.
Dengan demikian, hasil pengembangan media kode QR pada
pembelajaran tajwid ini dimaksudkan agar dapat menunjang kemampuan
memahami santri atau masyarakat umum saat mempelajari ilmu tajwid, dimana
pada bahan ajar tajwidnya disertakan kode QR yang bila dipindai dengan kode
QR scanner akan terhubung ke Youtube yang berisi video contoh pelafalan
hokum bacaan nun mati atau tanwin, sehingga penggunanya dapat mengulang
kembali contoh pelafalan tersebut.
F. Hipotesis Penelitian
41
Hipotesis adalah dugaan sementara yang dibuat berdasarkan data awal
penelitian untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian, adapun
kebenarannya dibuktikan dengan hasil penelitian. Dalam penelitian ini menurut
peneliti produk yang dibuat layak untuk digunakan dalam menunjang kegiatan
pembelajaran tajwid di Pondok pesantren Riyadul Awamil Curug Kota Serang,
karena mudah untuk diakses dan digunakan.