bab i proposal yg baru

50
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai tingkatan umurnya. Semakin meningkat umurnya maka pertumbuhan dan perkembangan akan berhenti pada suatu tahap yang mengakibatkan berbagai perubahan fungsi tubuh. Perubahan fungsi tersebut biasanya terjadi pada proses menua, karena pada proses ini banyak terjadi perubahn fisik maupun psikologis (Proverawati, 2010). Sebelum seseorang menjadi tua dari segi fisiknya, orang justru cenderung mengelak bahwa dirinya sudah menjadi tua, akan tetapi dengan seiring waktu setelah seseorang sudah melakukan berbagai usaha untuk menjadikan dirinya tetap muda tidak ada perubahan kemudian tetap muncul ciri- 1

Upload: moemun-mao-poelang

Post on 05-Aug-2015

544 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I Proposal Yg Baru

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan dalam

berbagai tingkatan umurnya. Semakin meningkat umurnya maka

pertumbuhan dan perkembangan akan berhenti pada suatu tahap yang

mengakibatkan berbagai perubahan fungsi tubuh. Perubahan fungsi

tersebut biasanya terjadi pada proses menua, karena pada proses ini

banyak terjadi perubahn fisik maupun psikologis (Proverawati, 2010).

Sebelum seseorang menjadi tua dari segi fisiknya, orang justru

cenderung mengelak bahwa dirinya sudah menjadi tua, akan tetapi dengan

seiring waktu setelah seseorang sudah melakukan berbagai usaha untuk

menjadikan dirinya tetap muda tidak ada perubahan kemudian tetap

muncul ciri-ciri penuaan pada dirinya seperti menurunnya kecekatan

tubuh, berkurangnya konsentrasi, berkurangnya daya ingat dan fungsi

psiko-motorik lainnya biasanya orang tersebut baru menyadarinya bahwa

dia tidak lagi seperti dulu dilihat dari segi fisiknya(Dwi, 2010)

Seorang wanita yang telah menginjak usia di atas 45 tahun akan

mengalami proses penuaan yang dimulai dari indung telur yang selama ini

menghasilkn hormon-hormon sehingga dalam keadaan ini indung telur

1

Page 2: BAB I Proposal Yg Baru

tidak mampu lagi menghasilkan hormon esterogen yang dibutuhkan oleh

tubuh sehigga tubuh tidak lagi mengalami keseimbangan hormon yang

berdampak psikologis dan fsikis seorang wanita. Semua perubahan yang

terjadi ini disebut dengan istilah Menopause (Dwi, 2010).

Sebelum terjadi fase menopause biasanya didahului dengan fase pre

menopause dimana pada fase pre menopause ini terjadi peralihan dari

masa subur menuju masa tidak adanya pembuahan (anovulatoir). Sebagian

besar wanita mulai mengalami gejala pre menopause pada usia 40-an dan

puncaknya tercapai pada usia 50 tahun yaitu terjadi pada masa menopause,

dimana pada masa menopause ini wanita sudah tidak mengalami haid lagi

(Proverawati, 2010).

Ketika Menopause mendekati wanita, bukan hal yang aneh jika

menstruasi tidak datang selama beberapa bulan. Pada usia 40 tahun

perubahn hormon yang disebut dengan Pramenopause mulai terjadi.

Penelitian membuktikan bahwa pada usia empat puluh tahun banyak

wanita mengalami perunahan dalam kepadatan tulang dan pada usia 44

tahun banyak yang menstruasi menjadi lebih sedikit atau lebih pendek

waktunya dibanding biasanya, atau malah lebih bannyak bahkan lebih

lama (Dwi, 2010).

World Healh Organisation (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai

usia yang menunjukan proses menua yang berlangsung secara nyata dan

seseorang telah disebut lanjut usia, akan tetapi setiap orang mengira

2

Page 3: BAB I Proposal Yg Baru

dirinya sudah tua tergantung dengan situasi dan kondisi yang ada pada

dirinya serta pengaroh norma sosial budaya yang ada (Dwi, 2010).

Pada tahun 2000 penduduk usia lanjut diseluruh dunia diperkirakan

sebanyak 426 juta atau sekitar 6,8% jumlah ini akan meningkat hampir dua

kali lipat pada tahun 2025, yaitu menjadi sekitar 828 juta jiwa atau sekitar

9,7% dari total penduduk Dunia. Di Negara maju antara lain, jepang

(17,2%), Singapura (8,7%), Hongkong (12,9), dan Korea selatan (7,5%)

sudah cukup besar sejak dekade 1990. Sementar negara-negara seperti

Belanda, Jerman dan Prancis sudah lebih dulu mengalami masalah yang

sama (Notoadmojo, 2007).

Di indonesia pada tahun 2000 diperkirakan 7,4% dari jumlah

penduduk Indonesia atau sekitar 15,3 juta orang akan berusia diatas 60

tahun dengan umur pertengahan penduduk indonesia adalah 23 tahun.

WHO telah memperhitungkan bahwa ditahun 2025, Indonesia akan

mengalami peningkatan jumlah warga lansia sebesar 41,4% yang

merupakan sebuah peningkatan tertinggi di Dunia. Badan Perserikatan

Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan bahwa ditahun 2050 jumlah warga

lansia Indonesia akan mencapai ± 60 juta jiwa (Notoadmojo, 2007).

Meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut (lansia) menimbulkan

masalah terutama dari segi kesehatan dan kesejahteraan lansia. Masalah

tersebut jika tidak segera ditangani akan berkembang menjadi masalah

yang lebih kompleks. Masalah yang kompleks bagi lansia baik dari segi

fisik, mental dan sosial berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan

3

Page 4: BAB I Proposal Yg Baru

mereka, sehingga menyebabkan kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan

meningkat (Notoadmojo, 2007).

Gejala pre menopause akibat menurunnya kadar esterogen tersebut

sering menimbulkan gejala yang sangat mengganggu aktivitas kehidupan

seorang wanita, bahkan mengancam kebahagiaan rumah tangga. Masalah

yang muncul, termasuk hilangnya kesuburan dan meningkatnya resiko

osteoporosis pada kondisi menopause. Gejala menjadi sangat serius jika

tidak segera ditangani karena dapat menimbulkan perubahan yang

menyebabkan kecemasan pada wanita. Masalah yang timbul pada akibat

premenopause ini disebut dengan sindrom premenopause (Proverawati,

2010).

Sindrom premenopause dialami oleh banyak wanita hampir

diseluruh dunia, sekitar 70-80% wanita Eropa, 60% di Amerika, 57% di

Malaysia, 18% di Cina dan 10% di Jepang dan di Indonesia. Gejala yang

meliputi sindrom premenopause, yang meliputi Hot flush (rasa panas dari

dalam hingga wajah), night sweat (berkeringat dimalam hari), dryness

vaginal (kekeringan vagina) dan lain sebaginya. Munculnya gejala yang

menyertai sindrom premenopause dapat menyebabkan berbagai keluhan

pada wanita, dan munculnya berbagai gejala yang berbeda pula

(Proverawati, 2010).

Dari survey pendahuluan yang dilakukan di Lingkungan VIII

Kelurahan Sudirejo II Kecamatan Medan Kota, pengetahuan tentang

menopause tampak masih berbaur antara yang kurang mengerti dan yang

4

Page 5: BAB I Proposal Yg Baru

mengerti, misalnya dalam hal pengertian, gejala, perubahan, keluhan, dan

cara mengatasi keluhannya.

Dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian terhadap gambaran pengetahuan ibu menopause tentang

perubahan fisiologi pada menopause di lingkungan VIII Kelurahan

Sudirejo II kecamatan medan kota tahun 2012.

B. Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang diambil sebagai berikut

“Gambaran Pengetahuan Ibu PreMenopause Tentang Perubahan Fisiologi

pada menopause di Lingkungan VIII Kelurahan Sudirejo II Kecamatan

Medan Kota Tahun 2012”.

C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu PreMenopause

Tentang Perubahan Fisiologis Pada Menopause Di Lingkungan VIII

Kelurahan Sudirejo II Kecamatan Medan Kota Tahun 2012.

b. Tujuan Khusus

1. Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu premenopause

tentang perubahan fisiologi pada menopause berdasarkan umur.

2. Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu premenopause

tentang perubahan fisiologi pada menopause berdasarkan pendidikan

5

Page 6: BAB I Proposal Yg Baru

3. Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu premenopause

tentang perubahan fisiologi pada menopause berdasarkan sumber

informasi.

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat bagi ibu

Menambah wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat khususnya

ibu-ibu dalam menghadapi menopause.

b. Manfaat bagi petugas kesehatan

Dapat memberikan penyuluhan pada masyarakat khususnya

tentang menopause pada masa sekarang dan masa yang akan

datang.

c. Manfaat bagi Akademi Kebidanan Mitra Husada Medan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bacaan dan

menambah pembendaharaan bahan pustaka yang telah ada.

d. Manfaat bagi peneliti

Sebagai sarana penerapan ilmu pengetahuan yang telah ada

diperoleh selama mengikuti perkuliahan.

6

Page 7: BAB I Proposal Yg Baru

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Hakikat Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, rasa

dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaveor) (Notoadmojo,

2007).

b. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang cukup dalam domain kognitif mempunyai enam

tingkatan yaitu :

1. Tahu (know)

Tahu diartiakan sebagai mengingat suatu materi ytang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

7

Page 8: BAB I Proposal Yg Baru

2. Memahami (Comperehensif)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan

materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi riil (sebenarnya).

Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-

hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau

situasi yang lain.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (syntesis)

Menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakan atau

menghubugkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis itu adalah kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu

berdasarkan suatu kriteria-kriteria yang telah ada (Notoadmojo, 2007).

8

Page 9: BAB I Proposal Yg Baru

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Ibu

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang

adalah sebagai berikut :

1. Umur

Umur adalah variable yang selalu diperhatikan didalam penyelidikan –

penyelidikan epidemiologi. Untuk keperluan perbandingan maka WHO

menganjurkan pembagian-pembagian umur sebagi berikut :

0-14 tahun : Bayi dan anak-anak

15-49 tahun : Orang muda dan dewasa

50 tahun : Orang tua (Notoatmodjo, 2007).

2. Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu kejadian atau proses pembalajaran untuk

mengembangkan atau meningkatkan pengetahuan tertentu sehingga

sasaran pendidikan menentukan mudah seseorang menyerap dan

memahami pengetahuan yang mereka peroleh. Pada umumnya semakin

tinggi pendidikan seseorang baik pula pengetahuannya (Notoatmodjo,

2007).

3. Sumber Informasi

Menurut Notoadmojo (2007), media pendidikan kesehatan adalah alat

bantu pendidikan disebut media pendidikan karena alat-alat tersebut

merupakan alat saluran (chanel) untuk menyampaikan informasi kesehatan

karena alat-alat tersebut digunsksn untuk mempermudah penerimaan

9

Page 10: BAB I Proposal Yg Baru

pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat atau klien, berdasarkan fungsinya

sebagai penyaluran pesan-pesan kesehatan (media).

a.) Tenaga kesehatan

Para petugas kesehatan juga harus memiliki kemampuan

metode komunikasi interpersonal tergantung pada charisma dan

kemampuan verbal memberi informasi, dan kemahiran petugas

kesehatan, beberapa peneliti dari perilaku sasaran begitu juga

dengan tingkat pengetahuan.

b.) Media massa

Media massa merupakan media yang paling penting banyak

memberikan informasi kepada masyarakat, tidak ada atau

kurangnya informasi secara langsung akan merugikan responden.

Mengacu kepada defenisi komunikasi yaitu suatu proses secara

langsung stimultan diperuntungkan bagi pendidikan bagi

pendidikan yang sangat besar dan dalam skala yang sangat besar.

Maka media massa berfungsi untuk membuat orang tertarik,

sebagai sumber informasi merubah sikap dan menstibulasi

perubahan perilaku serta meningkatkan pengetahuan.

B. Premenopause

a. Defenisi

Premenopause (klimakterum) yaitu merupakan masa peralihan antara

masa reproduksi dan masa senium. Pada fase klimakterium biasanya

10

Page 11: BAB I Proposal Yg Baru

dialami pada wanita berusia 48-55 tahun dan dapat terjadi selama 4-5

tahun serta keluhan yang dialami wanita pada fase ini biasanya berupa

perubahan pola menstruasi yang tidak sesuai lagi (Dwi, 2010).

Premenopause adalah masa 4-5 tahun sebelum menopause. Keluhan

klimakterium sudah mulai timbul dan hormon esterogen masih dibentuk

(Purwandari, 2011).

Menopause adalah haid terakhir yang dialami oleh seorang wanita

yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi yang terjadi pada usia

menjelang atau pada usia lima puluhan (Dwi, 2010)

Menopause adalah haid terakhir pada wanita, yang juga sering

diartikan sebagai berakhirnya fungsi reproduksi seorang wanita. Oleh

karena itu, tidak jarang seorang wanita takut menghadapi saat menopause

(Purwandari, 2011).

b. Periode Klimakterium

Klimakterium merupakn peralihan dari masa reproduksi aktif

menjadi senium, ketika terjadi keseimbangan hormonal baru sehingga

tidak terjadi gangguan vegetatif maupun psikologis. Masa klimakterium

dapat dibagi menjadi :

1. Premenopause ; terjadi penurunan tajam esterogen, gangguan

keseimbangn hormon (menstruasi tidak teratur, menstruasi

anvulatoir atau haid tanpa ovulasi). Hanya terdapat rangsangan

esterogen, menimbulakna gejala psikologis (takut tua, takut tidak

11

Page 12: BAB I Proposal Yg Baru

menarik, emosi labil, cepat marah, sering sedih sukar tidur) dan

kardiovaskuler (hot flusher/ terasa panas pada pipi, wajah dan

tengkuk) sering berdebar dan kulit terasa kering dan panas).

2. Menopause ; haid terakhir atau saat menstruasi terakhir, tenggang

waktu sekitar 1 sampai 2 tahun.

3. Pascamenopause ; masih terdapat kegoncangan hormonal tercapai

sehingga wanita tidak mengalami kegoncangan psikologis.

Gangguan organik dapat terjadi berupa kulit kering, evitel vagina

tipis yang menimbulkan dispareunia, mudah infeksi sintesis serilis,

dan tulang mengalmi osteoporosis sehingga mudah patah

(Purwandari, 2011).

c. Patofisiologi Menopause

Menopause terjadi karena folikel (sel telur) habis pada indung telur.

Jumlah sel telur ketika seseorang dilahirkan adalah sekitar 733.000.

jumlah ini semakin berkurang selama masa kanak-kanak dan masa

reproduksi. Pada usia 39-45 tahun, jumlah sel telur sekitar 10.900. pada

siklus haid 10-15 sel telur akan dipersiapkan untuk berkembang, tetapi

umumnya hanya satu folikel yang akan berkembang pesat mengalami

ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium).

Perkembang dan fungsi seksual wanita secara normal dipengaruhi

oleh sistem poros hipotalamus-hipofisis-gonado yang merangsang dan

mengatur produksi hormon seks yang dibutuhkan. Hipotalamus

menghasilakan gonaotrophin realising hormone(GnRH) yang akan

12

Page 13: BAB I Proposal Yg Baru

merangsang kelenjar hipofisis untuk mmenghasilkan follicle stimulating

hormone (FSH) dan luteizing hormone (LH). Hormone FSH dan LH

akan meningkat secara bertahap setelah massa haid dan meangsang

ovarium untuk menghasilkan beberapa folikel (kantong telur).

Dari beberapa kantong telur tersebut, hanya satu yang matang dan

menghasilkan sel telur yang siap dibuahi. Sel telur dikeluarkan dari

ovarium (disebut ovalasi) dan ditangkap oleh fimbria (organ berbentuk

seperti jari-jari tangan diujung saluran telur), yang memasukan sel telur

ketuba falopi (saluran telur). Apabila sel telur dibuahi oleh spermatozoa,

kehamilan akan terjadi. Namun, jika tidak akan terjadi haid kembali.

Begitu seterusnya sampai mendekati masa klimakterium ketika fungsi

ovarium semakin menurun (purwandari, 2011).

Masa pramenopause atau sebelum haid berhenti biasanya ditandai

dengan siklus haid yang tidak teratur. Perubahan siklus menstruasi ini

pada fase premenopause ditandai oleh peningkatan follicle-stimulating

hormone (FSH) dan penurunan kadar inhibin, tetapi kadar luteizing

hormone (LH) normal dan sedikit peningkatan kadar estradiol.

Menopause terjadi ketika jumlah folikel-folikel menurun di bawah suatu

ambang rangsang yang kritis, kira-kira jumlahnya 1000 folikel dan tidak

tergantung umur. Penelitian-penelitian yang lebih baru pada wanita bila

mengalami transisi menopause menunjukan bahwa kadar esterogen tidak

mulai mengalami penurunan yang besar sampai kira-kira satu tahun

sebelum menopause (Proverawati, 2010).

13

Page 14: BAB I Proposal Yg Baru

d. Gejala menopause

Saat seorang wanita mengalami menopuse, maka tanda serta

gejalanya dapat berbeda-beda tergantung dari setiap individunya karena

bagi wanita yang tahan terhadap sakit ataupun perubahan tidak akan

terlalu merasakan gejala-gejala menopause ini tetapi bagi wanita yang

sensitif munkin akan mempunyai kecenderungan mengeluh tentang

gejala menopause ini (Dwi, 2010).

1. Perubahan organ reproduksi

Akibat berhentinya haid, berbagai organ reproduksi akan

mengalami gangguan, diantaranya :

a. Uterus

Uterus mengecil, selain disebabkan atrofi endoometrium juga

disebabkan hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat

interstial. Serabut otot miometrium menebal, pembuluh darah

miometrium menebal dan menonjol.

b. Tuba palofi (saluran telur)

Lipatan-lipatan tuba menjadi lebih pendek, menipis dan

mengkerut, endo salfingo menipis mendatar dan silia menghilang.

c. Serviks (mulut rahim)

Serviks akan mengkerut sampai terselubung oleh dinding

vagina, kripta servikal menjadi atropik, kanalis servikalis

memendek, sehingga menyerupai ukuran serviks fundus saat

masa adolesen.

14

Page 15: BAB I Proposal Yg Baru

d. Vagina

Terjadinya penipisan vagina menyebabkan hilangnya rugae,

berkurangnya vaskularisasi, elastisitas yang berkurang. Sekret

vagina menjadi encer indeks kario piknotik menurun. Keasaman

vagina meningkat karena terhambatnya pertumbuhan basil

donderlein yang menyebabkan glikogen seluler meningkat,

sehingga memudahkan terjadinya infeksi, uretra ikut memendek

dengan dengan pengerutan vagina, sehingga meatus eksternal

melemah menyebabkan uretritis dan pembentukan karankula.

e. Dasar pinggul

Kekuatan dan elastisitas menghilang karena atrofi dan

lemahnya daya sokong disebabkan prolapsus utero vaginal.

f. Perenium dan anus

Lemak subkutan menghilang, atrofi, otot sekitarnya

menghilang yang menyebaabkan tonus spinkter melemah dan

menghilanng sering terjadi inkontinensia alui vagina.

g. Vesica urinaria (kandung kencing)

Tampak aktivitas kendali spinkter dan destrusor hilang

sehingga sering kencing tanpa sadar.

h. Kelenjar payudara

15

Page 16: BAB I Proposal Yg Baru

Diserapnya lemak subkutan, atrofi jaringan parenkim, lobulus

menciut, stroma jaringan ikat fibrosa menebal. Putting susu

mengecil, kurang erektil, pigmentasi berkurang, sehingga

payudara menjadi datar dan mengendor (Proverawati, 2010).

2. Perubaha fisik

Ketika seseorang memasuki masa menopause, fisik

mengalami ketidak nyamanan seperti rasa kaku dan ilmu yajng dapat

terjadi secara tiba-tiba disekujur tubuh, misalnya pada kepala, leher

dan dada bagian atas. Beberapa keluhan fisik yang merupakan tanda

dan gejal drai menopause adalah ;

a. Rasa panas (Hot Flush)

Hot flush (perasaan panas dari dada hingga wajah), wajah

dan leher menjadi berkeringat. Kulit menjadi kemerahan muncul di

dada dan lengan terasa panas (Hot flushes) terjadi beberapa bulan

atau tahun sebelum dan sesudah berhntinya menstruasi. Perasaan

panas terjadi akibat peningkatanaliran darah di dalam pembuluh

darah wajah, leher, dada dan punggung. Kulit menjadi hangat dan

merah disertai keringat yang berlebihan (keringat yang terjadi pada

malam hari) palpitasi dan jantung berdebar-debar. Hot flush

berlangsung selama 30 detik sampai 5 menit (Proverawati, 2010).

b. Insomnia (susah tidur)

16

Page 17: BAB I Proposal Yg Baru

Pada wanita menopause, kadar serotonim menurun sebagai

akibat jumlah esterogen yang menurun. Serotonim berperan dalam

mempengaruhi suasana hati seseorang. Sehingga jika jumlah

serottonim menurun, seseorang akan mudah depresi dan sulit tidur

(Lestary, 2010).

c. Perubahn kulit

Salah satu fungsi esterogen adalah untuk menjaga elastisitas

kulit, sehingga saat funsi ovarium menurun yang berakibat

langsung menurunnya kadar esterogen dalam tubuh mengakibatkan

jaringan lemak bawah kulit akan menipis, kulit akan terasa

berkerut, tidak elastis lai dan tipis. Daerah yang paling terlihat

gejala ini adalah sekitar wajah, leher, dan lengan (Dwi, 2010).

d. Perubahn pada mulut

Perubahn pada indra pengecapan adalh hilangnya kepekaan

pada lidah dalam merasakan sesuatu. Variasi perubahn ini akan

bermacam-macam terkadang makannan asin dirasa tawar atau

malah sebaliknya makanan tawar dirasa asin. Sementara dipihak

lain gigi menjadi lebih mudah patah atau/copot, dalam hal ini

menjaga kebersihan dan pemeriksaan gigi teratur akan

memperbaiki keadaan ini (Dwi, 2010).

e. Punggung dan tulang

17

Page 18: BAB I Proposal Yg Baru

Tulang-tulang dapat menjadi pegal sejalan dengan

bertambahnya usia, dan memang wajar tulang-tulng akan

mengalami perubahan. Dalam literatur kedokteran disebut

osteoporosis. Kondisi ini terjadi karena jaringan tulang keropos dan

bertambah lemah sebagai akibat dari berkurangnya kalsium.

Tulang-tulang akan menjadi rapuh dan retak (Lestary, 2010).

3. Perubahn psikologis

Pada wanita yang mengalami periode menopause munculnya

simptom-simptom psikologis sangat dipengaruhi oleh adanya

perubahn pada aspek fisik fisiologis sebagai akibat dari

berkurangnya dan berhentinya produksi hormon esterogen. Pada

perempuan yang mengalami menopause keluhan yang sering

dirasakan antara lain :

a. Daya ingat berkurang

Wanita yang sebelum menopause mempunyai daya ingat

yang tajam akan mengalami penurunan daya ingat saat

menopause. Ia akan sering lupa terhadap hal-hal sepele. Cara

terbaik mengatasinya adalah wanita menopause selalau

membawa catatan kecil untuk mencatat segala sesuatu yang

mungkin saja akan dilupakan (Dwi, 2010).

18

Page 19: BAB I Proposal Yg Baru

b. Kecemasan

Kemasan yang dialami oleh wanita menopause adalah rasa

khawatir tentang perubahannya, tentang kehidupan pribadinya

dan juga ketidak mampuannya lagi untuk melakukan sesuatu

seorang diri.

c. Mudah tersinggung

Para wanita yang mengalami menopause mempunyai

perasaan yang lebih sensitif dari pada sebelumnya. Ia akan

mudah tersinggung terutama pada hal-hal yang dianggap

baginya suatu bentuk ketidak terimaan terhadap proses

perubahan yang terjadi pada dirinya.

d. Setress

Banyak perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita

menopause. Perubahan itu membuat kebanyakan wanita

menopause menjadi setress karena tidak bisa menyesuaikan diri

dengan perubahannya itu. Setress bisa bersumber dari masalah

dirinya sendiri yang terjadi akibat ketidak seimbangan hormone,

dapat juga berasal dari lingkungan seperti masalah keluarga

ataupun pekerjaan yang sebenarnya tidak terlalu berat.

19

Page 20: BAB I Proposal Yg Baru

e. Depresi

Perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita menopause

terkadang menjadi masalah bagi seorang wanita menopause.

Pemikira-pemikiran seorang menopause tentang hari tuanya,

kehilangan kemampuan untuk bereproduksi dan kehilangan

daya tarik terkadang membuat wanita menopause merasa

tertekan dan menurunnya rasa percaya diri karena menganggap

tidak lagi menjadi wanita sempurna, hal inilah yang menjadi

pemicu utama wanita menopause menjadi depresi (Dwi, 2010).

C. Faktor Yang Mempengaruhi Terhadap Gejala Menopause

Adapun faktor yang berpengaruh terhadap gejala premenopause antara

lain:

a. Faktor psikis

Perubahn-perubahan psikologis maupun psikologis maupun

fisik ini berhubungan dengan kadar esterogen, gejala yang

menonnjol adalah berkurangnya tenaga dan gairah, berkurangnya

konsentrensi dan kemampuan akademik, timbulnya perubahan

emosi seperti mudah marah, susah tidur, rasa kekurangan, rasa

sepi, ketakutan, keganasan, tidak sabar lagi dan lain-lain.

b. Sosial ekonomi

Keadaan sosial ekonomi mempengaruhi faktor fisik, kesehatan

dan pendidikan. Apabila faktor-faktor tersebut cukup baik, akan

20

Page 21: BAB I Proposal Yg Baru

mengurangi beban fisiologis, psikologis kesehatan akan faktor

klimakterium sebagai faktor fisiologis.

c. Budaya dan lingkungan

Pengaruh budaya dan lingkungan sudah dibuktikan sangat

mempengaruhi wanita untuk dapat atau tidak dapat menyesuaikan

diri dengan fase klimakterium dini.

d. Faktor lain

Wanita yang belum menikah, wanita karier baik yang sudah

atau yang belum berumah tangga, menarch (menstruasi pertama)

yang terlambat dapat berpengaruh terhadap keluhan-keluhan

klimakterium ringan (Proverawati, 2010).

D. Pencegahan Sindrom Pre Menopause

a. Pengaturan Makanan

1. Kopi Alkohol dan Makanan Pedas

Kopi, alkuhol dan makanan pedas sebaiknya dihindari karena dapat

menyebabkan efek yang mengganggu kesehatan dan meningkatkan

gejala sindrom pre menopause. Alkohol bisa merubah kolesterol.

Sedangkan merokok sudah terbukti bisa menurunkan kolesterol baik.

Konsumsi kopi secara berlebihan dapat menyebabkan gangguan

kesehatan, seperti jantung berdebar-debar, gelisah, insomnia, gugup,

tremor, bahkan mual sampai muntah. Bagi wanita usia menopause,

21

Page 22: BAB I Proposal Yg Baru

minum kopi dalam jumlah banyak bisa menambah resiko kekeroposan

tulang (Osteoporosis).

2. Merokok

Merokok dapat mempercepat terjadinya sindrom pre menopause

karena penelitian membuktikan bahwa wanita perokok mempunyai

kadar esterogen yang lebih rendah dibandingkan wanita yang tidak

merokok.

3. Makan makanan rendah lemak dan kacang-kacangan

Protein kedelai telah terbukti mempunyai efek menurunkan

kolesterol, yang dipercaya karena adanya isoflavon di dalam protein

tersebut. Produk kedelai yang mengandung isoflavon dapat membantu

pengobatan simptom menopause. Pada wanita yang memproduksi

sedikit esterogen, isoflavon (phitoesterogen) dapat menghasilkan cukup

aktivitas esterogen untuk mengatasi simptom akibat menopause,

misalnya hot flush.

b. Suplemen Makanan

1. Kalsium

Kalsium sangat penting untuk pembentukan tulang sehingga sangat

diperlukan karena kita ketahui pada fase pre menopause terjadi

penurunan kadar esterogen dalam tubuh.

22

Page 23: BAB I Proposal Yg Baru

2. Vitamin D

Vitamin D sangat baik untuk membantu penyerapan kalsium pada

tulang sehingga baik dikonsumsi bersamaan dengan kalsium untuk

menghambat terjadinya osteoporosis.

3. Vitamin E

Vitamin E dapat melindungi dan mempertahankan fungsi sel dari

serangan radikal bebas.

c. Tehnik relaksasi

Relaksasi merupakan salah satu tehnik menaemen stres yang baik,

yang tidak hanya memberikan perasaan damai atau ketenangan di dalam

diri individu, tehnik ini juga dapat menjadi sebuah hobby yang positif bila

dilakukan secara rutin.

d. Olahraga

Berbagai manfaat yang kita peroleh dari olahraga antara lain ;

membuat jantung kuat, dimana semangkin memperlancar peredaran darah

dan pernafasan, mempercepat sistem pencernaan dan membantu

menyingkirkan masalah pencernaan, seperti sembelit, menetralkan depresi,

membakar lemak dan masih banyak lagi.

e. Aktivitas seksual

1. Aktivitas seksual tetap dilakukan

Aktivitas seksual sebaiknya tetap dilakukan agar tetap menjaga

keharmonisan hubungan dalam rumah tangga, kekurangan cairan vagina

23

Page 24: BAB I Proposal Yg Baru

dapat diatasi dengan menambahkan lubrikan. Sehingga saat

berhubungan tidak terjadi rasa sakit.

2. Gunakan air hangat untuk membasuh vagina setelah berhubungan

seksual.

3. Senam untuk menguatkan otot panggul

Senam kegel sangat baik dilakukan untuk mencegah sindrom

premenopause. Latihan kegel juga dapat meningkatkan kepuasan seksual

pada pria dan wanita.

f. Cek kesehatan

Medical check-up secara teratur. Usahakan pemerisaan kesehatan

rutin berupa Pap-test mammogram, tes kolestrol dan triglyceride, dan

screening lainnya.

24

Page 25: BAB I Proposal Yg Baru

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan metode konseptual yang berkaitan

bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara

logis, dan beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Hidayat,

2011).

Variable Penelitian

Gambar : Kerangka Konsep

B. Desain Penelitian

Desain Penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

Cross Sectonal, yaitu melakukan pengamatan atau penelitian pada

beberapa populasi pada waktu yang sama.

25

Pengetahuan Ibu PreMenopause berdasarkan :

Umur Pendidikan Sumber Informasi

Perubahan Fisiologi Pada

Menopause

Page 26: BAB I Proposal Yg Baru

C. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah mendefenisikan variabel secara

operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan

oeneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat

terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2011).

No.

Variable Defenisi Operasional

Alat Ukur Skala Ukur

Hasil Ukur

1. Ibu pre menopause

Ibu pre menopause adalah Responden yang berumur 40-50 tahun yang belum memasuki fase menopause

Kuesioner Interval Pengetahuan ibu pre menopauseBaik : bila responden mampu menjawab denagn benar >76%Cukup : bila responden mampu mmenjawab dengan benar <75% Kurang : bila responden mampu menjawab <55%

2. Umur Umur adalah lama hidup responden, sebelum memasuki

Kuesoner Interval 40-45 tahun

45-50 tahun

26

Page 27: BAB I Proposal Yg Baru

menopause

3. Pendidikan Pendidikan adalah kegiatan formal yang dilakukan responden

Kuesioner Nominal SD SMP SMU PT

4. Sumber informasi

Sumber informasi adalah media yang digunakan responden untuk memperoleh pengetahuan

Kuesioner Ordinal Elektronik

Cetak Tenaga

kesehatan

D. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Lingkunan VIII Kelurahan Sudirejo

Kecamatan Medan Kota Tahun 2012. Alasannya adalah, lokasi yang

mudah terjangkau dan menghema biaya.

E. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2012 sampai Mei 2012

F. Populasi dan Sample

a. Populasi

27

Page 28: BAB I Proposal Yg Baru

Populasi adalah wilayah degeneralisasi yang tersiri atas :

subjek/objek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Hidayat, 2011).

Populasi dalam penelitin ini adalah ibu Premenopause usia 40-50

tahun yang bertempat tinggal di lingkuangan VIII Kelurahan Sudurejo II

Kecamatan Medan Kota dengan jumlah populasi 60 orang.

b. Sample

Sample merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau

sebagian jumlah dari karakteristiknyang dimiliki oleh populasi (Hidayat,

2011).

Tehnik pengambilan sample yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan cara Quota Sampling, yaitu dilakukan dengan cara

menetapkan sejumlah anggota sample secara Quotum atau jatah,sehingga

dapat dijadikan dasar untuk mengambil unit sample yang diperlukan

(Notoatmodjo,2010).

Besarnya sample dalam penelitian ini dihitung dengan

mengguanakan rumus Solvin sebagai berikut :

n= N

1+N (e)2

Keterangan :

n = besar sample

28

Page 29: BAB I Proposal Yg Baru

N = besar populasi

e = standart eror (10%.5%)

G. Jenis Dan Cara Pengumpulan Data

a. Jenis Data

Data yang dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh dengan

menggunakan kuesioner yang bertujuan untuk mengetahui gambaran

pengetahuan ibu premenopause tentang perubahan fisiologi pada

menopause yang terdiri dari 20 pernyataan dan membagikan kuesioner

tersebut dengan memberikan penjelasan singkat tentang cara pengisian

kuesioner tersebut.

b. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian kuesioner oleh

responden. Peneliti membagikan kuesioner dengan cara mengunjungi ke

rumah responden. Kuesioner ini dibuat lengsung oleh peneliti yang terdiri

dari 20 pernyataan dan kemudian membagikan kuesioner tersebut dengan

memberikan penjelasan singkat tentang cara pengisian kuesioner, setelah

itu kuesioner dikumpulkan.

H. Pengolahan dan Analisis Data

a. Pengolahan Data

Data dikumpulkan dengan lanhkah-langkah sebagai berikut :

1. Pengeditan (Editing)

29

Page 30: BAB I Proposal Yg Baru

Yaitu memeriksa data terlebih dahulu, sebelum meninnggalkan lokasi

penelitian. Bila terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam pengisian

data, dapat diperbaiki dan dapat dilakukan pendataan ulang

responden.

2. Pengkodean (Coding)

Proses coding yaitu merubah data yang sudah diedit kedalam bentuk

angka seperti 1, 2, 3, ... sampai 60.

3. Pentabulasian (Tabulating)

Data yang telah terkumpul dengan lengkap dihitung dan disusun

berdasarkan kategori-kategori yang telah ditetapkan dan disajikan

dalam table distribusi.

b. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan

analisis deskriftif dengan melihat presentasi data yang terkumpul lalu

membahas hasil penelitian dengan menggunakan teori keputusan yang

ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan memberikan

seperangkat alat tes/kuesioner tentang objek pengetahuan yang akan

dukur.

Jumlah soal yang diberikan dan dibatasi sebanyak 20 pernyataan.

Kuesioner yang digunakan dengan jenis pertanyaan tertutup (Skala

Gutman). Dengan memberikan pernyataan yang tegas, responden hanya

menjawab benar atau salah (memberi tanda check list). Selanjutnya

30

Page 31: BAB I Proposal Yg Baru

dilakukan penilaian dimana setiap jawaban benar dari masing-masing

pernyataan diberi nilai satu (1) dan jika salah diberi angka nol (0).

Maka scor minimum, apabila jawaban scor yang salah dikalikan jumlah

soal yaitu 0 x 20 = 0 dan score minimum apabila score jawaban benar

dilakukan soal yaitu 1 x 20 = 20 (Hidayat, 2011).

Dengan rumus yang digunakn sebagai berikut :

P= FN x 100%

Keterangan :

P : Presentasi

F : jumlah jawaban yang benar

N : Jumlah soal

Pernyataan dalam kuesioner yang berjumlah 20 pernyataan, sehingga

dapat dianalisis :

Baik : Bila subjek mampu menjawab dengan benar 76%-100% dari

seluruh pernyataan.

Cukup : bila subjek mampu menjawab dengan benar 56%-75% dari

seluruh pernyataan

Kurang : bila subjek mampu menjawab dengan benar 40% - 555 dari

seluruh pernyataan (Machfoedz, 2010).

31

Page 32: BAB I Proposal Yg Baru

I. Jadwal penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan:

No. Uraian kegiatanBulan

maret April Mei Juni

1. Pengajuan judul

2. Penyusunan Proposal

3. Perbaikan hasil konsul Proposal

4. Seminar Proposal

5. Pengajuan izin lokasi penelitian

6. Pengumpulan data

7. Pengolahan data

8. Analisa data

9. Mengajukan hasil penelitian

10. Seminar hasil penelitian

11. Perbaikan hasil penelitian

12. Penggandaan hasil laporan

32

Page 33: BAB I Proposal Yg Baru

DAFTAR PUSTAKA

Dwi. 2010. Memahami Kesehatan pada lansia. Jakarta : CV. Trans Info Media

Hidayat. 2011. Metode Penelitian Kebidanan Dan Tehnik Analisa Data. Jakarta :

Salemba Medika

Lestary. 2010. Seluk Beluk Menopause. Yogjakarta : Gerailmu

Manuaba. 2010. Buku Ajar Genikologi. Jakarta : EGC

Manuaba. 2009. Memahami kesehatan reproduksi wanita. Jakarta : EGC

Machfoedz. 2010. Metodeologi Penelitian Kuantitatip & Kualitatip. Yogyakarta :

Fitramaya

Notoatmodjo. 2007. Kesehatan Masyarakat ilmu seni & Budaya. Jakarta : Rineka

Cipta

Notoatmodjo. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Proverawati. 2010. Menopause dan sindrom premenopause. Yogyakarta : Nuha

Medika

Purwandari. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat Dalam Konteks Kebidanan.

Jakarta : EGC

33