bab i proposal yg baru
TRANSCRIPT
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan dalam
berbagai tingkatan umurnya. Semakin meningkat umurnya maka
pertumbuhan dan perkembangan akan berhenti pada suatu tahap yang
mengakibatkan berbagai perubahan fungsi tubuh. Perubahan fungsi
tersebut biasanya terjadi pada proses menua, karena pada proses ini
banyak terjadi perubahn fisik maupun psikologis (Proverawati, 2010).
Sebelum seseorang menjadi tua dari segi fisiknya, orang justru
cenderung mengelak bahwa dirinya sudah menjadi tua, akan tetapi dengan
seiring waktu setelah seseorang sudah melakukan berbagai usaha untuk
menjadikan dirinya tetap muda tidak ada perubahan kemudian tetap
muncul ciri-ciri penuaan pada dirinya seperti menurunnya kecekatan
tubuh, berkurangnya konsentrasi, berkurangnya daya ingat dan fungsi
psiko-motorik lainnya biasanya orang tersebut baru menyadarinya bahwa
dia tidak lagi seperti dulu dilihat dari segi fisiknya(Dwi, 2010)
Seorang wanita yang telah menginjak usia di atas 45 tahun akan
mengalami proses penuaan yang dimulai dari indung telur yang selama ini
menghasilkn hormon-hormon sehingga dalam keadaan ini indung telur
1
tidak mampu lagi menghasilkan hormon esterogen yang dibutuhkan oleh
tubuh sehigga tubuh tidak lagi mengalami keseimbangan hormon yang
berdampak psikologis dan fsikis seorang wanita. Semua perubahan yang
terjadi ini disebut dengan istilah Menopause (Dwi, 2010).
Sebelum terjadi fase menopause biasanya didahului dengan fase pre
menopause dimana pada fase pre menopause ini terjadi peralihan dari
masa subur menuju masa tidak adanya pembuahan (anovulatoir). Sebagian
besar wanita mulai mengalami gejala pre menopause pada usia 40-an dan
puncaknya tercapai pada usia 50 tahun yaitu terjadi pada masa menopause,
dimana pada masa menopause ini wanita sudah tidak mengalami haid lagi
(Proverawati, 2010).
Ketika Menopause mendekati wanita, bukan hal yang aneh jika
menstruasi tidak datang selama beberapa bulan. Pada usia 40 tahun
perubahn hormon yang disebut dengan Pramenopause mulai terjadi.
Penelitian membuktikan bahwa pada usia empat puluh tahun banyak
wanita mengalami perunahan dalam kepadatan tulang dan pada usia 44
tahun banyak yang menstruasi menjadi lebih sedikit atau lebih pendek
waktunya dibanding biasanya, atau malah lebih bannyak bahkan lebih
lama (Dwi, 2010).
World Healh Organisation (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai
usia yang menunjukan proses menua yang berlangsung secara nyata dan
seseorang telah disebut lanjut usia, akan tetapi setiap orang mengira
2
dirinya sudah tua tergantung dengan situasi dan kondisi yang ada pada
dirinya serta pengaroh norma sosial budaya yang ada (Dwi, 2010).
Pada tahun 2000 penduduk usia lanjut diseluruh dunia diperkirakan
sebanyak 426 juta atau sekitar 6,8% jumlah ini akan meningkat hampir dua
kali lipat pada tahun 2025, yaitu menjadi sekitar 828 juta jiwa atau sekitar
9,7% dari total penduduk Dunia. Di Negara maju antara lain, jepang
(17,2%), Singapura (8,7%), Hongkong (12,9), dan Korea selatan (7,5%)
sudah cukup besar sejak dekade 1990. Sementar negara-negara seperti
Belanda, Jerman dan Prancis sudah lebih dulu mengalami masalah yang
sama (Notoadmojo, 2007).
Di indonesia pada tahun 2000 diperkirakan 7,4% dari jumlah
penduduk Indonesia atau sekitar 15,3 juta orang akan berusia diatas 60
tahun dengan umur pertengahan penduduk indonesia adalah 23 tahun.
WHO telah memperhitungkan bahwa ditahun 2025, Indonesia akan
mengalami peningkatan jumlah warga lansia sebesar 41,4% yang
merupakan sebuah peningkatan tertinggi di Dunia. Badan Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan bahwa ditahun 2050 jumlah warga
lansia Indonesia akan mencapai ± 60 juta jiwa (Notoadmojo, 2007).
Meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut (lansia) menimbulkan
masalah terutama dari segi kesehatan dan kesejahteraan lansia. Masalah
tersebut jika tidak segera ditangani akan berkembang menjadi masalah
yang lebih kompleks. Masalah yang kompleks bagi lansia baik dari segi
fisik, mental dan sosial berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan
3
mereka, sehingga menyebabkan kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan
meningkat (Notoadmojo, 2007).
Gejala pre menopause akibat menurunnya kadar esterogen tersebut
sering menimbulkan gejala yang sangat mengganggu aktivitas kehidupan
seorang wanita, bahkan mengancam kebahagiaan rumah tangga. Masalah
yang muncul, termasuk hilangnya kesuburan dan meningkatnya resiko
osteoporosis pada kondisi menopause. Gejala menjadi sangat serius jika
tidak segera ditangani karena dapat menimbulkan perubahan yang
menyebabkan kecemasan pada wanita. Masalah yang timbul pada akibat
premenopause ini disebut dengan sindrom premenopause (Proverawati,
2010).
Sindrom premenopause dialami oleh banyak wanita hampir
diseluruh dunia, sekitar 70-80% wanita Eropa, 60% di Amerika, 57% di
Malaysia, 18% di Cina dan 10% di Jepang dan di Indonesia. Gejala yang
meliputi sindrom premenopause, yang meliputi Hot flush (rasa panas dari
dalam hingga wajah), night sweat (berkeringat dimalam hari), dryness
vaginal (kekeringan vagina) dan lain sebaginya. Munculnya gejala yang
menyertai sindrom premenopause dapat menyebabkan berbagai keluhan
pada wanita, dan munculnya berbagai gejala yang berbeda pula
(Proverawati, 2010).
Dari survey pendahuluan yang dilakukan di Lingkungan VIII
Kelurahan Sudirejo II Kecamatan Medan Kota, pengetahuan tentang
menopause tampak masih berbaur antara yang kurang mengerti dan yang
4
mengerti, misalnya dalam hal pengertian, gejala, perubahan, keluhan, dan
cara mengatasi keluhannya.
Dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian terhadap gambaran pengetahuan ibu menopause tentang
perubahan fisiologi pada menopause di lingkungan VIII Kelurahan
Sudirejo II kecamatan medan kota tahun 2012.
B. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang diambil sebagai berikut
“Gambaran Pengetahuan Ibu PreMenopause Tentang Perubahan Fisiologi
pada menopause di Lingkungan VIII Kelurahan Sudirejo II Kecamatan
Medan Kota Tahun 2012”.
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu PreMenopause
Tentang Perubahan Fisiologis Pada Menopause Di Lingkungan VIII
Kelurahan Sudirejo II Kecamatan Medan Kota Tahun 2012.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu premenopause
tentang perubahan fisiologi pada menopause berdasarkan umur.
2. Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu premenopause
tentang perubahan fisiologi pada menopause berdasarkan pendidikan
5
3. Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu premenopause
tentang perubahan fisiologi pada menopause berdasarkan sumber
informasi.
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat bagi ibu
Menambah wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat khususnya
ibu-ibu dalam menghadapi menopause.
b. Manfaat bagi petugas kesehatan
Dapat memberikan penyuluhan pada masyarakat khususnya
tentang menopause pada masa sekarang dan masa yang akan
datang.
c. Manfaat bagi Akademi Kebidanan Mitra Husada Medan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bacaan dan
menambah pembendaharaan bahan pustaka yang telah ada.
d. Manfaat bagi peneliti
Sebagai sarana penerapan ilmu pengetahuan yang telah ada
diperoleh selama mengikuti perkuliahan.
6
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. Hakikat Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, rasa
dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaveor) (Notoadmojo,
2007).
b. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang cukup dalam domain kognitif mempunyai enam
tingkatan yaitu :
1. Tahu (know)
Tahu diartiakan sebagai mengingat suatu materi ytang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
7
2. Memahami (Comperehensif)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan
materi tersebut secara benar.
3. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi riil (sebenarnya).
Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-
hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau
situasi yang lain.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (syntesis)
Menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakan atau
menghubugkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis itu adalah kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu
berdasarkan suatu kriteria-kriteria yang telah ada (Notoadmojo, 2007).
8
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Ibu
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang
adalah sebagai berikut :
1. Umur
Umur adalah variable yang selalu diperhatikan didalam penyelidikan –
penyelidikan epidemiologi. Untuk keperluan perbandingan maka WHO
menganjurkan pembagian-pembagian umur sebagi berikut :
0-14 tahun : Bayi dan anak-anak
15-49 tahun : Orang muda dan dewasa
50 tahun : Orang tua (Notoatmodjo, 2007).
2. Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu kejadian atau proses pembalajaran untuk
mengembangkan atau meningkatkan pengetahuan tertentu sehingga
sasaran pendidikan menentukan mudah seseorang menyerap dan
memahami pengetahuan yang mereka peroleh. Pada umumnya semakin
tinggi pendidikan seseorang baik pula pengetahuannya (Notoatmodjo,
2007).
3. Sumber Informasi
Menurut Notoadmojo (2007), media pendidikan kesehatan adalah alat
bantu pendidikan disebut media pendidikan karena alat-alat tersebut
merupakan alat saluran (chanel) untuk menyampaikan informasi kesehatan
karena alat-alat tersebut digunsksn untuk mempermudah penerimaan
9
pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat atau klien, berdasarkan fungsinya
sebagai penyaluran pesan-pesan kesehatan (media).
a.) Tenaga kesehatan
Para petugas kesehatan juga harus memiliki kemampuan
metode komunikasi interpersonal tergantung pada charisma dan
kemampuan verbal memberi informasi, dan kemahiran petugas
kesehatan, beberapa peneliti dari perilaku sasaran begitu juga
dengan tingkat pengetahuan.
b.) Media massa
Media massa merupakan media yang paling penting banyak
memberikan informasi kepada masyarakat, tidak ada atau
kurangnya informasi secara langsung akan merugikan responden.
Mengacu kepada defenisi komunikasi yaitu suatu proses secara
langsung stimultan diperuntungkan bagi pendidikan bagi
pendidikan yang sangat besar dan dalam skala yang sangat besar.
Maka media massa berfungsi untuk membuat orang tertarik,
sebagai sumber informasi merubah sikap dan menstibulasi
perubahan perilaku serta meningkatkan pengetahuan.
B. Premenopause
a. Defenisi
Premenopause (klimakterum) yaitu merupakan masa peralihan antara
masa reproduksi dan masa senium. Pada fase klimakterium biasanya
10
dialami pada wanita berusia 48-55 tahun dan dapat terjadi selama 4-5
tahun serta keluhan yang dialami wanita pada fase ini biasanya berupa
perubahan pola menstruasi yang tidak sesuai lagi (Dwi, 2010).
Premenopause adalah masa 4-5 tahun sebelum menopause. Keluhan
klimakterium sudah mulai timbul dan hormon esterogen masih dibentuk
(Purwandari, 2011).
Menopause adalah haid terakhir yang dialami oleh seorang wanita
yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi yang terjadi pada usia
menjelang atau pada usia lima puluhan (Dwi, 2010)
Menopause adalah haid terakhir pada wanita, yang juga sering
diartikan sebagai berakhirnya fungsi reproduksi seorang wanita. Oleh
karena itu, tidak jarang seorang wanita takut menghadapi saat menopause
(Purwandari, 2011).
b. Periode Klimakterium
Klimakterium merupakn peralihan dari masa reproduksi aktif
menjadi senium, ketika terjadi keseimbangan hormonal baru sehingga
tidak terjadi gangguan vegetatif maupun psikologis. Masa klimakterium
dapat dibagi menjadi :
1. Premenopause ; terjadi penurunan tajam esterogen, gangguan
keseimbangn hormon (menstruasi tidak teratur, menstruasi
anvulatoir atau haid tanpa ovulasi). Hanya terdapat rangsangan
esterogen, menimbulakna gejala psikologis (takut tua, takut tidak
11
menarik, emosi labil, cepat marah, sering sedih sukar tidur) dan
kardiovaskuler (hot flusher/ terasa panas pada pipi, wajah dan
tengkuk) sering berdebar dan kulit terasa kering dan panas).
2. Menopause ; haid terakhir atau saat menstruasi terakhir, tenggang
waktu sekitar 1 sampai 2 tahun.
3. Pascamenopause ; masih terdapat kegoncangan hormonal tercapai
sehingga wanita tidak mengalami kegoncangan psikologis.
Gangguan organik dapat terjadi berupa kulit kering, evitel vagina
tipis yang menimbulkan dispareunia, mudah infeksi sintesis serilis,
dan tulang mengalmi osteoporosis sehingga mudah patah
(Purwandari, 2011).
c. Patofisiologi Menopause
Menopause terjadi karena folikel (sel telur) habis pada indung telur.
Jumlah sel telur ketika seseorang dilahirkan adalah sekitar 733.000.
jumlah ini semakin berkurang selama masa kanak-kanak dan masa
reproduksi. Pada usia 39-45 tahun, jumlah sel telur sekitar 10.900. pada
siklus haid 10-15 sel telur akan dipersiapkan untuk berkembang, tetapi
umumnya hanya satu folikel yang akan berkembang pesat mengalami
ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium).
Perkembang dan fungsi seksual wanita secara normal dipengaruhi
oleh sistem poros hipotalamus-hipofisis-gonado yang merangsang dan
mengatur produksi hormon seks yang dibutuhkan. Hipotalamus
menghasilakan gonaotrophin realising hormone(GnRH) yang akan
12
merangsang kelenjar hipofisis untuk mmenghasilkan follicle stimulating
hormone (FSH) dan luteizing hormone (LH). Hormone FSH dan LH
akan meningkat secara bertahap setelah massa haid dan meangsang
ovarium untuk menghasilkan beberapa folikel (kantong telur).
Dari beberapa kantong telur tersebut, hanya satu yang matang dan
menghasilkan sel telur yang siap dibuahi. Sel telur dikeluarkan dari
ovarium (disebut ovalasi) dan ditangkap oleh fimbria (organ berbentuk
seperti jari-jari tangan diujung saluran telur), yang memasukan sel telur
ketuba falopi (saluran telur). Apabila sel telur dibuahi oleh spermatozoa,
kehamilan akan terjadi. Namun, jika tidak akan terjadi haid kembali.
Begitu seterusnya sampai mendekati masa klimakterium ketika fungsi
ovarium semakin menurun (purwandari, 2011).
Masa pramenopause atau sebelum haid berhenti biasanya ditandai
dengan siklus haid yang tidak teratur. Perubahan siklus menstruasi ini
pada fase premenopause ditandai oleh peningkatan follicle-stimulating
hormone (FSH) dan penurunan kadar inhibin, tetapi kadar luteizing
hormone (LH) normal dan sedikit peningkatan kadar estradiol.
Menopause terjadi ketika jumlah folikel-folikel menurun di bawah suatu
ambang rangsang yang kritis, kira-kira jumlahnya 1000 folikel dan tidak
tergantung umur. Penelitian-penelitian yang lebih baru pada wanita bila
mengalami transisi menopause menunjukan bahwa kadar esterogen tidak
mulai mengalami penurunan yang besar sampai kira-kira satu tahun
sebelum menopause (Proverawati, 2010).
13
d. Gejala menopause
Saat seorang wanita mengalami menopuse, maka tanda serta
gejalanya dapat berbeda-beda tergantung dari setiap individunya karena
bagi wanita yang tahan terhadap sakit ataupun perubahan tidak akan
terlalu merasakan gejala-gejala menopause ini tetapi bagi wanita yang
sensitif munkin akan mempunyai kecenderungan mengeluh tentang
gejala menopause ini (Dwi, 2010).
1. Perubahan organ reproduksi
Akibat berhentinya haid, berbagai organ reproduksi akan
mengalami gangguan, diantaranya :
a. Uterus
Uterus mengecil, selain disebabkan atrofi endoometrium juga
disebabkan hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat
interstial. Serabut otot miometrium menebal, pembuluh darah
miometrium menebal dan menonjol.
b. Tuba palofi (saluran telur)
Lipatan-lipatan tuba menjadi lebih pendek, menipis dan
mengkerut, endo salfingo menipis mendatar dan silia menghilang.
c. Serviks (mulut rahim)
Serviks akan mengkerut sampai terselubung oleh dinding
vagina, kripta servikal menjadi atropik, kanalis servikalis
memendek, sehingga menyerupai ukuran serviks fundus saat
masa adolesen.
14
d. Vagina
Terjadinya penipisan vagina menyebabkan hilangnya rugae,
berkurangnya vaskularisasi, elastisitas yang berkurang. Sekret
vagina menjadi encer indeks kario piknotik menurun. Keasaman
vagina meningkat karena terhambatnya pertumbuhan basil
donderlein yang menyebabkan glikogen seluler meningkat,
sehingga memudahkan terjadinya infeksi, uretra ikut memendek
dengan dengan pengerutan vagina, sehingga meatus eksternal
melemah menyebabkan uretritis dan pembentukan karankula.
e. Dasar pinggul
Kekuatan dan elastisitas menghilang karena atrofi dan
lemahnya daya sokong disebabkan prolapsus utero vaginal.
f. Perenium dan anus
Lemak subkutan menghilang, atrofi, otot sekitarnya
menghilang yang menyebaabkan tonus spinkter melemah dan
menghilanng sering terjadi inkontinensia alui vagina.
g. Vesica urinaria (kandung kencing)
Tampak aktivitas kendali spinkter dan destrusor hilang
sehingga sering kencing tanpa sadar.
h. Kelenjar payudara
15
Diserapnya lemak subkutan, atrofi jaringan parenkim, lobulus
menciut, stroma jaringan ikat fibrosa menebal. Putting susu
mengecil, kurang erektil, pigmentasi berkurang, sehingga
payudara menjadi datar dan mengendor (Proverawati, 2010).
2. Perubaha fisik
Ketika seseorang memasuki masa menopause, fisik
mengalami ketidak nyamanan seperti rasa kaku dan ilmu yajng dapat
terjadi secara tiba-tiba disekujur tubuh, misalnya pada kepala, leher
dan dada bagian atas. Beberapa keluhan fisik yang merupakan tanda
dan gejal drai menopause adalah ;
a. Rasa panas (Hot Flush)
Hot flush (perasaan panas dari dada hingga wajah), wajah
dan leher menjadi berkeringat. Kulit menjadi kemerahan muncul di
dada dan lengan terasa panas (Hot flushes) terjadi beberapa bulan
atau tahun sebelum dan sesudah berhntinya menstruasi. Perasaan
panas terjadi akibat peningkatanaliran darah di dalam pembuluh
darah wajah, leher, dada dan punggung. Kulit menjadi hangat dan
merah disertai keringat yang berlebihan (keringat yang terjadi pada
malam hari) palpitasi dan jantung berdebar-debar. Hot flush
berlangsung selama 30 detik sampai 5 menit (Proverawati, 2010).
b. Insomnia (susah tidur)
16
Pada wanita menopause, kadar serotonim menurun sebagai
akibat jumlah esterogen yang menurun. Serotonim berperan dalam
mempengaruhi suasana hati seseorang. Sehingga jika jumlah
serottonim menurun, seseorang akan mudah depresi dan sulit tidur
(Lestary, 2010).
c. Perubahn kulit
Salah satu fungsi esterogen adalah untuk menjaga elastisitas
kulit, sehingga saat funsi ovarium menurun yang berakibat
langsung menurunnya kadar esterogen dalam tubuh mengakibatkan
jaringan lemak bawah kulit akan menipis, kulit akan terasa
berkerut, tidak elastis lai dan tipis. Daerah yang paling terlihat
gejala ini adalah sekitar wajah, leher, dan lengan (Dwi, 2010).
d. Perubahn pada mulut
Perubahn pada indra pengecapan adalh hilangnya kepekaan
pada lidah dalam merasakan sesuatu. Variasi perubahn ini akan
bermacam-macam terkadang makannan asin dirasa tawar atau
malah sebaliknya makanan tawar dirasa asin. Sementara dipihak
lain gigi menjadi lebih mudah patah atau/copot, dalam hal ini
menjaga kebersihan dan pemeriksaan gigi teratur akan
memperbaiki keadaan ini (Dwi, 2010).
e. Punggung dan tulang
17
Tulang-tulang dapat menjadi pegal sejalan dengan
bertambahnya usia, dan memang wajar tulang-tulng akan
mengalami perubahan. Dalam literatur kedokteran disebut
osteoporosis. Kondisi ini terjadi karena jaringan tulang keropos dan
bertambah lemah sebagai akibat dari berkurangnya kalsium.
Tulang-tulang akan menjadi rapuh dan retak (Lestary, 2010).
3. Perubahn psikologis
Pada wanita yang mengalami periode menopause munculnya
simptom-simptom psikologis sangat dipengaruhi oleh adanya
perubahn pada aspek fisik fisiologis sebagai akibat dari
berkurangnya dan berhentinya produksi hormon esterogen. Pada
perempuan yang mengalami menopause keluhan yang sering
dirasakan antara lain :
a. Daya ingat berkurang
Wanita yang sebelum menopause mempunyai daya ingat
yang tajam akan mengalami penurunan daya ingat saat
menopause. Ia akan sering lupa terhadap hal-hal sepele. Cara
terbaik mengatasinya adalah wanita menopause selalau
membawa catatan kecil untuk mencatat segala sesuatu yang
mungkin saja akan dilupakan (Dwi, 2010).
18
b. Kecemasan
Kemasan yang dialami oleh wanita menopause adalah rasa
khawatir tentang perubahannya, tentang kehidupan pribadinya
dan juga ketidak mampuannya lagi untuk melakukan sesuatu
seorang diri.
c. Mudah tersinggung
Para wanita yang mengalami menopause mempunyai
perasaan yang lebih sensitif dari pada sebelumnya. Ia akan
mudah tersinggung terutama pada hal-hal yang dianggap
baginya suatu bentuk ketidak terimaan terhadap proses
perubahan yang terjadi pada dirinya.
d. Setress
Banyak perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita
menopause. Perubahan itu membuat kebanyakan wanita
menopause menjadi setress karena tidak bisa menyesuaikan diri
dengan perubahannya itu. Setress bisa bersumber dari masalah
dirinya sendiri yang terjadi akibat ketidak seimbangan hormone,
dapat juga berasal dari lingkungan seperti masalah keluarga
ataupun pekerjaan yang sebenarnya tidak terlalu berat.
19
e. Depresi
Perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita menopause
terkadang menjadi masalah bagi seorang wanita menopause.
Pemikira-pemikiran seorang menopause tentang hari tuanya,
kehilangan kemampuan untuk bereproduksi dan kehilangan
daya tarik terkadang membuat wanita menopause merasa
tertekan dan menurunnya rasa percaya diri karena menganggap
tidak lagi menjadi wanita sempurna, hal inilah yang menjadi
pemicu utama wanita menopause menjadi depresi (Dwi, 2010).
C. Faktor Yang Mempengaruhi Terhadap Gejala Menopause
Adapun faktor yang berpengaruh terhadap gejala premenopause antara
lain:
a. Faktor psikis
Perubahn-perubahan psikologis maupun psikologis maupun
fisik ini berhubungan dengan kadar esterogen, gejala yang
menonnjol adalah berkurangnya tenaga dan gairah, berkurangnya
konsentrensi dan kemampuan akademik, timbulnya perubahan
emosi seperti mudah marah, susah tidur, rasa kekurangan, rasa
sepi, ketakutan, keganasan, tidak sabar lagi dan lain-lain.
b. Sosial ekonomi
Keadaan sosial ekonomi mempengaruhi faktor fisik, kesehatan
dan pendidikan. Apabila faktor-faktor tersebut cukup baik, akan
20
mengurangi beban fisiologis, psikologis kesehatan akan faktor
klimakterium sebagai faktor fisiologis.
c. Budaya dan lingkungan
Pengaruh budaya dan lingkungan sudah dibuktikan sangat
mempengaruhi wanita untuk dapat atau tidak dapat menyesuaikan
diri dengan fase klimakterium dini.
d. Faktor lain
Wanita yang belum menikah, wanita karier baik yang sudah
atau yang belum berumah tangga, menarch (menstruasi pertama)
yang terlambat dapat berpengaruh terhadap keluhan-keluhan
klimakterium ringan (Proverawati, 2010).
D. Pencegahan Sindrom Pre Menopause
a. Pengaturan Makanan
1. Kopi Alkohol dan Makanan Pedas
Kopi, alkuhol dan makanan pedas sebaiknya dihindari karena dapat
menyebabkan efek yang mengganggu kesehatan dan meningkatkan
gejala sindrom pre menopause. Alkohol bisa merubah kolesterol.
Sedangkan merokok sudah terbukti bisa menurunkan kolesterol baik.
Konsumsi kopi secara berlebihan dapat menyebabkan gangguan
kesehatan, seperti jantung berdebar-debar, gelisah, insomnia, gugup,
tremor, bahkan mual sampai muntah. Bagi wanita usia menopause,
21
minum kopi dalam jumlah banyak bisa menambah resiko kekeroposan
tulang (Osteoporosis).
2. Merokok
Merokok dapat mempercepat terjadinya sindrom pre menopause
karena penelitian membuktikan bahwa wanita perokok mempunyai
kadar esterogen yang lebih rendah dibandingkan wanita yang tidak
merokok.
3. Makan makanan rendah lemak dan kacang-kacangan
Protein kedelai telah terbukti mempunyai efek menurunkan
kolesterol, yang dipercaya karena adanya isoflavon di dalam protein
tersebut. Produk kedelai yang mengandung isoflavon dapat membantu
pengobatan simptom menopause. Pada wanita yang memproduksi
sedikit esterogen, isoflavon (phitoesterogen) dapat menghasilkan cukup
aktivitas esterogen untuk mengatasi simptom akibat menopause,
misalnya hot flush.
b. Suplemen Makanan
1. Kalsium
Kalsium sangat penting untuk pembentukan tulang sehingga sangat
diperlukan karena kita ketahui pada fase pre menopause terjadi
penurunan kadar esterogen dalam tubuh.
22
2. Vitamin D
Vitamin D sangat baik untuk membantu penyerapan kalsium pada
tulang sehingga baik dikonsumsi bersamaan dengan kalsium untuk
menghambat terjadinya osteoporosis.
3. Vitamin E
Vitamin E dapat melindungi dan mempertahankan fungsi sel dari
serangan radikal bebas.
c. Tehnik relaksasi
Relaksasi merupakan salah satu tehnik menaemen stres yang baik,
yang tidak hanya memberikan perasaan damai atau ketenangan di dalam
diri individu, tehnik ini juga dapat menjadi sebuah hobby yang positif bila
dilakukan secara rutin.
d. Olahraga
Berbagai manfaat yang kita peroleh dari olahraga antara lain ;
membuat jantung kuat, dimana semangkin memperlancar peredaran darah
dan pernafasan, mempercepat sistem pencernaan dan membantu
menyingkirkan masalah pencernaan, seperti sembelit, menetralkan depresi,
membakar lemak dan masih banyak lagi.
e. Aktivitas seksual
1. Aktivitas seksual tetap dilakukan
Aktivitas seksual sebaiknya tetap dilakukan agar tetap menjaga
keharmonisan hubungan dalam rumah tangga, kekurangan cairan vagina
23
dapat diatasi dengan menambahkan lubrikan. Sehingga saat
berhubungan tidak terjadi rasa sakit.
2. Gunakan air hangat untuk membasuh vagina setelah berhubungan
seksual.
3. Senam untuk menguatkan otot panggul
Senam kegel sangat baik dilakukan untuk mencegah sindrom
premenopause. Latihan kegel juga dapat meningkatkan kepuasan seksual
pada pria dan wanita.
f. Cek kesehatan
Medical check-up secara teratur. Usahakan pemerisaan kesehatan
rutin berupa Pap-test mammogram, tes kolestrol dan triglyceride, dan
screening lainnya.
24
BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan metode konseptual yang berkaitan
bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara
logis, dan beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Hidayat,
2011).
Variable Penelitian
Gambar : Kerangka Konsep
B. Desain Penelitian
Desain Penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
Cross Sectonal, yaitu melakukan pengamatan atau penelitian pada
beberapa populasi pada waktu yang sama.
25
Pengetahuan Ibu PreMenopause berdasarkan :
Umur Pendidikan Sumber Informasi
Perubahan Fisiologi Pada
Menopause
C. Defenisi Operasional
Defenisi operasional adalah mendefenisikan variabel secara
operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan
oeneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat
terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2011).
No.
Variable Defenisi Operasional
Alat Ukur Skala Ukur
Hasil Ukur
1. Ibu pre menopause
Ibu pre menopause adalah Responden yang berumur 40-50 tahun yang belum memasuki fase menopause
Kuesioner Interval Pengetahuan ibu pre menopauseBaik : bila responden mampu menjawab denagn benar >76%Cukup : bila responden mampu mmenjawab dengan benar <75% Kurang : bila responden mampu menjawab <55%
2. Umur Umur adalah lama hidup responden, sebelum memasuki
Kuesoner Interval 40-45 tahun
45-50 tahun
26
menopause
3. Pendidikan Pendidikan adalah kegiatan formal yang dilakukan responden
Kuesioner Nominal SD SMP SMU PT
4. Sumber informasi
Sumber informasi adalah media yang digunakan responden untuk memperoleh pengetahuan
Kuesioner Ordinal Elektronik
Cetak Tenaga
kesehatan
D. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Lingkunan VIII Kelurahan Sudirejo
Kecamatan Medan Kota Tahun 2012. Alasannya adalah, lokasi yang
mudah terjangkau dan menghema biaya.
E. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2012 sampai Mei 2012
F. Populasi dan Sample
a. Populasi
27
Populasi adalah wilayah degeneralisasi yang tersiri atas :
subjek/objek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Hidayat, 2011).
Populasi dalam penelitin ini adalah ibu Premenopause usia 40-50
tahun yang bertempat tinggal di lingkuangan VIII Kelurahan Sudurejo II
Kecamatan Medan Kota dengan jumlah populasi 60 orang.
b. Sample
Sample merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau
sebagian jumlah dari karakteristiknyang dimiliki oleh populasi (Hidayat,
2011).
Tehnik pengambilan sample yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan cara Quota Sampling, yaitu dilakukan dengan cara
menetapkan sejumlah anggota sample secara Quotum atau jatah,sehingga
dapat dijadikan dasar untuk mengambil unit sample yang diperlukan
(Notoatmodjo,2010).
Besarnya sample dalam penelitian ini dihitung dengan
mengguanakan rumus Solvin sebagai berikut :
n= N
1+N (e)2
Keterangan :
n = besar sample
28
N = besar populasi
e = standart eror (10%.5%)
G. Jenis Dan Cara Pengumpulan Data
a. Jenis Data
Data yang dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh dengan
menggunakan kuesioner yang bertujuan untuk mengetahui gambaran
pengetahuan ibu premenopause tentang perubahan fisiologi pada
menopause yang terdiri dari 20 pernyataan dan membagikan kuesioner
tersebut dengan memberikan penjelasan singkat tentang cara pengisian
kuesioner tersebut.
b. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian kuesioner oleh
responden. Peneliti membagikan kuesioner dengan cara mengunjungi ke
rumah responden. Kuesioner ini dibuat lengsung oleh peneliti yang terdiri
dari 20 pernyataan dan kemudian membagikan kuesioner tersebut dengan
memberikan penjelasan singkat tentang cara pengisian kuesioner, setelah
itu kuesioner dikumpulkan.
H. Pengolahan dan Analisis Data
a. Pengolahan Data
Data dikumpulkan dengan lanhkah-langkah sebagai berikut :
1. Pengeditan (Editing)
29
Yaitu memeriksa data terlebih dahulu, sebelum meninnggalkan lokasi
penelitian. Bila terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam pengisian
data, dapat diperbaiki dan dapat dilakukan pendataan ulang
responden.
2. Pengkodean (Coding)
Proses coding yaitu merubah data yang sudah diedit kedalam bentuk
angka seperti 1, 2, 3, ... sampai 60.
3. Pentabulasian (Tabulating)
Data yang telah terkumpul dengan lengkap dihitung dan disusun
berdasarkan kategori-kategori yang telah ditetapkan dan disajikan
dalam table distribusi.
b. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan
analisis deskriftif dengan melihat presentasi data yang terkumpul lalu
membahas hasil penelitian dengan menggunakan teori keputusan yang
ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan memberikan
seperangkat alat tes/kuesioner tentang objek pengetahuan yang akan
dukur.
Jumlah soal yang diberikan dan dibatasi sebanyak 20 pernyataan.
Kuesioner yang digunakan dengan jenis pertanyaan tertutup (Skala
Gutman). Dengan memberikan pernyataan yang tegas, responden hanya
menjawab benar atau salah (memberi tanda check list). Selanjutnya
30
dilakukan penilaian dimana setiap jawaban benar dari masing-masing
pernyataan diberi nilai satu (1) dan jika salah diberi angka nol (0).
Maka scor minimum, apabila jawaban scor yang salah dikalikan jumlah
soal yaitu 0 x 20 = 0 dan score minimum apabila score jawaban benar
dilakukan soal yaitu 1 x 20 = 20 (Hidayat, 2011).
Dengan rumus yang digunakn sebagai berikut :
P= FN x 100%
Keterangan :
P : Presentasi
F : jumlah jawaban yang benar
N : Jumlah soal
Pernyataan dalam kuesioner yang berjumlah 20 pernyataan, sehingga
dapat dianalisis :
Baik : Bila subjek mampu menjawab dengan benar 76%-100% dari
seluruh pernyataan.
Cukup : bila subjek mampu menjawab dengan benar 56%-75% dari
seluruh pernyataan
Kurang : bila subjek mampu menjawab dengan benar 40% - 555 dari
seluruh pernyataan (Machfoedz, 2010).
31
I. Jadwal penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan:
No. Uraian kegiatanBulan
maret April Mei Juni
1. Pengajuan judul
2. Penyusunan Proposal
3. Perbaikan hasil konsul Proposal
4. Seminar Proposal
5. Pengajuan izin lokasi penelitian
6. Pengumpulan data
7. Pengolahan data
8. Analisa data
9. Mengajukan hasil penelitian
10. Seminar hasil penelitian
11. Perbaikan hasil penelitian
12. Penggandaan hasil laporan
32
DAFTAR PUSTAKA
Dwi. 2010. Memahami Kesehatan pada lansia. Jakarta : CV. Trans Info Media
Hidayat. 2011. Metode Penelitian Kebidanan Dan Tehnik Analisa Data. Jakarta :
Salemba Medika
Lestary. 2010. Seluk Beluk Menopause. Yogjakarta : Gerailmu
Manuaba. 2010. Buku Ajar Genikologi. Jakarta : EGC
Manuaba. 2009. Memahami kesehatan reproduksi wanita. Jakarta : EGC
Machfoedz. 2010. Metodeologi Penelitian Kuantitatip & Kualitatip. Yogyakarta :
Fitramaya
Notoatmodjo. 2007. Kesehatan Masyarakat ilmu seni & Budaya. Jakarta : Rineka
Cipta
Notoatmodjo. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Proverawati. 2010. Menopause dan sindrom premenopause. Yogyakarta : Nuha
Medika
Purwandari. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat Dalam Konteks Kebidanan.
Jakarta : EGC
33