aziza glukosa yg baru

38
LABORATORIUM KIMIA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN LAPORAN KIMIA KILNIK PERCOBAAN : PEMERIKSAAN GLUKOSA KELOMPOK : I (SATU) ASISTEN : MUSYARRAFAH PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Upload: aziza-mahtupanizt

Post on 14-Aug-2015

81 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Aziza Glukosa Yg Baru

LABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS HASANUDDIN

LAPORAN KIMIA KILNIK

PERCOBAAN : PEMERIKSAAN GLUKOSA

KELOMPOK : I (SATU)

ASISTEN : MUSYARRAFAH

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR

MAKASSAR

2011

Page 2: Aziza Glukosa Yg Baru

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Glukosa terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan

sebagai glikogen di hati dan otot rangka. Insulin dan glukagon, dua

hormon yang berasal dari pankreas, dapat mempengaruhi kadar glukosa

darah. Insulin diperlukan untuk permebilitas membran sel terhadap

glukosa dan untuk transportasi glukosa ke dalam sel. Tanpa insulin

glukosa tidak dapat memasuki sel.

Karbohidrat dalam jumlah tertentu sangat berguna namun dalam

jumlah berlebihan dapat menyebabkan penyakit. Peningkatan kadar gula

darah dapat menyebabkan diabetes mellitus, hal ini berarti insulin yang

beredar dalam dalam tubuh tidak mencukupi.

Adapun yang melatarbelakangi percobaan ini adalah untuk

mengetahui kadar glukosa darah puasa dan kadar glukosa darah sewaktu

yang terdapat dalam spesimen relawan serta membandingkannya dengan

nilai normal glukosa.

Manfaat melakukan percobaan ini adalah mahasiswa dapat

mengetahui kadar glukosa darah puasa dan kadar glukosa darah sewaktu

yang ada pada tubuh serta mengetahui tentang cara pemeriksaan kadar

glukosa darah.

Page 3: Aziza Glukosa Yg Baru

I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud percobaan

Memahami dan mengetahui kadar glukosa darah puasa dan

glukosa darah sewaktu yang terdapat dalam specimen relawan serta

membandingkan dengan nilai normal glukosa.

I.2.2 Tujuan percobaan

Mengidentifikasi kadar glukosa darah puasa dan sewaktu pada

sampel serum menggunakan metode fotometri

I.3 Prinsip percobaan

Glukosa bereaksi dengan ATP dan dibantu oleh enzim heksokinase

akan menghasilkan perubahan glucosa-6-phospate dan ADP kemudian

glucosa-6-phospate bereaksi NaD+ oleh enzim G 6 DP menghasilkan

NaDP+ dan 6-phospate-glukonat. Kenaikan absorban sebanding dengan

konsentrasi glukosa dalam sampel

Page 4: Aziza Glukosa Yg Baru

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Teori umum

II.1.1 Pengertian Glukosa

Glukosa merupakan monomer dari karbohidrat yang paling

sederhana. Karbohidrat glukosa merupakan karbohidrat terpenting dalam

kaitannya dengan penyediaan energi di dalam tubuh. Hal ini disebabkan

karena semua jenis karbohidrat baik monosakarida, disakarida maupun

polisakarida yang dikonsumsi oleh manusia akan terkonversi menjadi

glukosa di dalam hati. Glukosa ini kemudian akan berperan sebagai salah

satu molekul utama bagi pembentukan energi di dalam tubuh. (1; 2)

Berdasarkan bentuknya, molekul glukosa dapat dibedakan

menjadi 2 jenis yaitu molekul D-Glukosa dan L-Glukosa. Faktor yang

menjadi penentu dari bentuk glukosa ini adalah posisi gugus hidrogen (-H)

dan alkohol (–OH) dalam struktur molekulnya. Glukosa yang berada

dalam bentuk molekul D & L-Glukosa dapat dimanfaatkan oleh sistim

tumbuh-tumbuhan, sedangkan sistim tubuh manusia hanya dapat

memanfaatkan D-Glukosa. Di dalam tubuh manusia glukosa yang telah

diserap oleh usus halus kemudian akan terdistribusi ke dalam semua sel

tubuh melalui aliran darah. Di dalam tubuh, glukosa tidak hanya dapat

tersimpan dalam bentuk glikogen di dalam otot & hati namun juga dapat

tersimpan pada plasma darah dalam bentuk glukosa darah (blood

Page 5: Aziza Glukosa Yg Baru

glucose). Di dalam tubuh selain akan berperan sebagai bahan bakar

bagi proses metabolisme, glukosa juga akan berperan sebagai sumber

energi utama bagi kerja otak. Melalui proses oksidasi yang terjadi di dalam

sel-sel tubuh, glukosa kemudian akan digunakan untuk mensintesis

molekul ATP (adenosine triphosphate) yang merupakan molekel-molekul

dasar penghasil energi di dalam tubuh. Dalam konsumsi keseharian,

glukosa akan menyediakan hampir 50 – 75 % dari total kebutuhan

energi tubuh. (1; 2)

Untuk dapat menghasilkan energi, proses metabolisme glukosa

akan berlangsung melalui 2 mekanisme utama yaitu melalui proses

anaerobik dan proses aerobik. Proses metabolisme secara anaerobik

akan berlangsung di dalam sitoplasma (cytoplasm) sedangkan proses

metabolisme anaerobik akan berjalan dengan mengunakan enzim sebagai

katalis di dalam mitochondria dengan kehadiran Oksigen (O2). (1; 2)

II.1.2 Metabolisme Glukosa

II.1.2.1 Proses glikolisis

Tahap awal metabolisme konversi glukosa menjadi energi di

dalam tubuh akan berlangsung secara anaerobik melalui proses yang

dinamakan Glikolisis (Glycolysis). Proses ini berlangsung dengan

mengunakan bantuan 10 jenis enzim yang berfungsi sebagai katalis di

dalam sitoplasma (cytoplasm) yang terdapat pada sel eukaryotik

(eukaryotic cells). Inti dari keseluruhan proses Glikolisis adalah untuk

mengkonversi glukosa menjadi produk akhir berupa piruvat. (1; 3)

Page 6: Aziza Glukosa Yg Baru

Pada proses Glikolisis, 1 molekul glukosa yang memiliki 6 atom

karbon pada rantainya (C6H12O6) akan terpecah menjadi produk akhir

berupa 2 molekul piruvat (pyruvate) yang memiliki 3 atom karbom

(C3H3O3). Proses ini berjalan melalui beberapa tahapan reaksi yang

disertai dengan terbentuknya beberapa senyawa antara seperti Glukosa

6-fosfat dan Fruktosa 6-fosfat. (1; 3)

Selain akan menghasilkan produk akhir berupa molekul piruvat,

proses glikolisis ini juga akan menghasilkan molekul ATP serta molekul

NADH (1 NADH3 ATP). Molekul ATP yang terbentuk ini kemudian akan

diekstrak oleh sel-sel tubuh sebagai komponen dasar sumber energi.

Melalui proses glikolisis ini 4 buah molekul ATP & 2 buah molekul NADH

(6 ATP) akan dihasilkan serta pada awal tahapan prosesnya akan

mengkonsumsi 2 buah molekul ATP sehingga total 8 buah ATP akan

dapat terbentuk. (1; 3)

II.1.2.2 Respirasi Selular

Tahap metabolisme energi berikutnya akan berlangsung pada

kondisi aerobik dengan mengunakan bantuan oksigen (O2). Bila oksigen

tidak tersedia maka molekul piruvat hasil proses glikolisis akan terkonversi

menjadi asam laktat. Dalam kondisi aerobik, piruvat hasil proses glikolisis

akan teroksidasi menjadi produk akhir berupa H2O dan CO2 di dalam

tahapan proses yang dinamakan respirasi selular (Cellular respiration).

Proses respirasi selular ini terbagi menjadi 3 tahap utama yaitu produksi

Acetyl-CoA, proses oksidasi Acetyl-CoA dalam siklus asam sitrat (Citric-

Page 7: Aziza Glukosa Yg Baru

Acid Cycle) serta Rantai Transpor Elektron (Electron Transfer

Chain/Oxidative Phosphorylation). (1; 3)

Tahap kedua dari proses respirasi selular yaitu Siklus Asam Sitrat

merupakan pusat bagi seluruh aktivitas metabolisme tubuh. Siklus ini tidak

hanya digunakan untuk memproses karbohidrat namun juga digunakan

untuk memproses molekul lain seperti protein dan juga lemak. Gambar 6.2

akan memperlihatkan 3 tahap proses respirasi selular beserta Siklus

Asam Sitrat (Citric Acid Cycle) yang berfungsi sebagai pusat metabolisme

tubuh. (1; 3)

Page 8: Aziza Glukosa Yg Baru

1) Produksi acetyl-CoA / Proses Konversi Pyruvate

Sebelum memasuki Siklus Asam Sitrat (Citric Acid Cycle) molekul

piruvat akan teroksidasi terlebih dahulu di dalam mitokondria menjadi

Acetyl-Coa dan CO . Proses ini berjalan dengan bantuan multi enzim 2

pyruvate dehydrogenase complex (PDC) melalui 5 urutan reaksi yang

melibatkan 3 jenis enzim serta 5 jenis coenzim. 3 jenis enzim yang terlibat

dalam reaksi ini adalah enzim Pyruvate Dehydrogenase (E1), dihydrolipoyl

transacetylase (E2) & dihydrolipoyl dehydrogenase (E3), sedangkan

coenzim yang telibat dalam reaksi ini adalah TPP, NAD+, FAD, CoA &

Lipoate. (1; 4)

2) Proses oksidasi Acetyl-CoA (Citric-Acid Cycle)

Molekul Acetyl CoA yang merupakan produk akhir dari proses

konversi Pyruvate kemudian akan masuk kedalam Siklus Asam Sitrat.

Tahapan ini merupakan tahap akhir dari proses metabolisme energi

glukosa. Proses konversi yang terjadi pada siklus asam sitrat

berlangsung secara aerobik di dalam mitokondria dengan bantuan 8 jenis

enzim. Inti dari proses yang terjadi pada siklus ini adalah untuk

mengubah 2 atom karbon yang terikat didalam molekul Acetyl-CoA

menjadi 2 molekul karbon dioksida (CO2), membebaskan koenzim A serta

memindahkan energi yang dihasilkan pada siklus ini ke dalam senyawa

NADH, FADH dan GTP. Selain menghasilkan CO2 dan GTP, dari

persamaan reaksi dapat terlihat bahwa satu putaran Siklus Asam SItrat

juga akan menghasilkan molekul NADH & molekul FADH. Untuk

Page 9: Aziza Glukosa Yg Baru

melanjutkan proses metabolisme energi, 2 kedua molekul ini kemudian

akan diproses kembali secara aerobik di dalam membran sel mitokondria

melalui proses Rantai Transpor Elektron untuk menghasilkan produk

akhir berupa ATP dan air (H2O). (1; 4)

3) Proses /Rantai Transpor Elektron

Proses konversi molekul FADH2 dan NADH yang dihasilkan dalam

siklus asam sitrat (citric acid cycle) menjadi energi dikenal sebagai proses

fosforilasi oksidatif (oxidative phosphorylation) atau juga Rantai Transpor

Elektron (electron transport chain). Di dalam proses ini, elektron-elektron

yang terkandung didalam molekul NADH & FADH2 ini akan dipindahkan ke

dalam aseptor utama yaitu oksigen (O2). Pada akhir tahapan proses ini,

elektron yang terdapat di dalam molekul NADH akan mampu untuk

menghasilkan 3 buah molekul ATP sedangkan elektron yang terdapat

dalam molekul FADH2 akan menghasilkan 2 buah molekul ATP. (1; 5)

II.1.3 Fungsi Endokrin Pankreas

Fungsi endokrin pancreas adalah memproduksi dan melepaskan

hormone insulin, glucagon dan somatostatin. Hormone ini masing-masing

diproduksi oleh sel-sel khusus yang berbeda di pancreas, yang disebut

Pulau Langerhans. (2; 539)

II.1.3.1 Sintesis dan sekresi insulin

Sintesis insulin di pancreas berasal dari pembelahan enzimatik

molekul proinsulin yang merupakan produk pembelahan molekul

preproinsulin yang lebih besar. Insulin dilepaskan pada tingkat/kadar

Page 10: Aziza Glukosa Yg Baru

basal oleh sel-sel beta pulau Langerhans. Stimulasi utama untuk

pelepasan insulin di atas kadar basal adalah peningkatan kadar glukosa

darah. Kadar glukosa darah puasa dalam keadaan normal adalah

80-90 mg/100 ml darah. Apabila glukosa darah meningkat lebih dari

100 mg/100 ml darah, maka sekresi insulin dari pancreas dengan cepat

meningkat cepat dan kembali ke tingkat basal dalam 2-3 jam. Insulin

adalah hormone utama pada stadium absorptive pencernaan yang terjadi

setelah makan. Di antara waktu makan, kadar insulin rendah. (2; 539)

Insulin adalah hormon anabolik (pembentuk) utama tubuh dan

memiliki berbagai efek lain selain menstimulasi transpor glukosa. Insulin

juga meningkatkan transport asam amino ke dalam sel, menstimulasi

sintesis protein dan menghambat pemecahan cadangan lemak,

protein, dan glukosa. Insulin juga menghambat glukoneogenesis, sintesis

glukosa baru oleh hati. Secara ringkas, insulin menyediakan glukosa ke

tubuh kita, membangun protein, dan mempertahankan kadar glukosa

plasma rendah. (2; 539)

II.1.3.2 Sekresi glukagon

Glukagon adalah suatu hormon protein yang dikeluarkan oleh sel

alfa pulau Langerhans sebagai respon terhadap kadar glukosa darah yang

rendah dan peningkatan asam amino plasma. Glukagon adalah hormon

utama stadium pasca absorptive pencernaan, yang terjadi selama periode

puasa di antara waktu makan. Fungsi hormon ini terutama adalah

katabolic (penguraian). Secara umum, kerja glukagon berlawanan dengan

Page 11: Aziza Glukosa Yg Baru

fungsi insulin. Sebagai contoh, glukagon bekerja sebagai antagonis insulin

dengan menghambat perpindahan glukosa ke dalam sel. Glukagon juga

menstimulasi glukoneogenesis hati dan menyebabkan penguraian

simpanan glikogen untuk digunakan sebagai sumber energi selain

glukosa. Glukagon menstimulasi penguraian lemak dan pelepasan asam

lemak bebas ke dalam aliran darah, untuk digunakan sebagai sumber

energi selain glukosa. Fungsi-fungsi tersebut bekerja untuk meningkatkan

kadar glukosa darah. (2; 541)

II.1.4 Pemeriksaan Fungsi Pankreas

II.1.4.1 Glukosa plasma puasa

Hasil pengukuran glukosa plasma di atas 126 mg/100 ml

(bersamaan dengan gula darah puasa 110 mg/100 ml) atau lebih

dari sekali merupakan penanda diagnosti diabetes mellitus. Kadar gula

plasma lebih dari 110 mg/100 ml mengindikasikan resisten insulin.

Gula plasma tidak puasa lebih dari 200 mg/100 ml dengan gejala

poliuri, polidipsi, dan polifagi juga merupakan penanda diagnostik

diabetes. (3; 622)

Perangsangan sekresi insulin oleh glukosa darah. Kadar glukosa

darah normal waktu puasa adalah 80 sampai 90 mg/100 ml, kecepatan

sekresi insulin minimum. Waktu konsentrasi glukosa darah meningkat di

atas 100 mg/100 ml darah, kecepatan sekresi insulin meningkat cepat,

mencapai puncaknya yaitu 10 sampai 20 kali tingkat basal konsentrasi

glukosa darah antara 300 dan 400 mg/100 ml. (4; 704)

Page 12: Aziza Glukosa Yg Baru

Pada orang normal, konsentrasi glukosa darah diatur sangat

sempit, biasanya berkisar antara 80 dan 90 mg/100 ml. Darah pada orang

yang puasa setiap pagi sebelum makan pagi. Konsentrasi ini meningkat

menjadi 120 sampai 140 mg/100 ml. (4; 706)

II.1.4.2 Pemeriksaan glukosa urine

Glukosa di dalam urine dapat atau tidak mengindikasikan

diabetes. Sebaliknya, tidak adanya glukosa di dalam urine tidak dapat

menyingkirkan diabetes. Akan tetapi, pada kebanyakan individu yang tidak

hamil da sehat, tidak ada glukosa dalam urinenya. (3; 622)

II.1.4.3 Hemoglobin glikosilat

Selama 120 hari masa hidup sel darah merah, hemoglobin secara

perlahan dan takreversibel menjadi glikosilat (glukosa terikat). Normalnya,

diperkirakan 4 sampai 6 % hemoglobin sel darah merah adalah glikosilat.

Jika terjadi hiperglikemia kronis, kadar hemoglobin glikosilat meningkat.

Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik memperlihatkan kadar tertinggi

hemoglobin glikosilat, yang mungkin lebih besar dari 10 %. (3; 623)

II.1.4.4 Amilase serum

Amilase adalah enzim pankreatik. Peningkatan kadar amylase di

dalam serum menunjukkan kondisi patologis pancreas. (3; 623)

II.1.5 Jenis pemeriksaan kadar glukosa darah :

1) Pemeriksaan gula darah (5; 115)

Page 13: Aziza Glukosa Yg Baru

Pemeriksaan terhadap gula darah dalam darah vena pada saat pasien

puasa 12 jam sebelum pemeriksaan GDP (Gula Darah Puasa) atau 2 jam

setelah makan.

Nilai normal :

1. Dewasa : 70-110 mg/dl

2. Wholeblood : 60-100 mg/dl

3. Bayi baru lahir : 30-80 mg/dl

4. Anak : 60-100 mg/dl

Nilai normal kadar gula 2 jam setelah makan :

1. Dewasa : <140 mg/dl/2 jam

2. Wholeblood : <120 mg/dl/2 jam

Hasil pemeriksaan berulang diatas normal kemungkinan menderita

diabetes mellitus. Pemeriksaan glukosa darah toleransi adalah

pemeriksaan kadar gula dalam darah puasa (sebelum diberi glukosa 75

gram oral), 1 jam setelah diberi glukosa dan 2 jam setelah bdiberi glukosa.

Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat toleransi tubuh terutama insulin

terhadap pemberian glukosa dai waktu kewaktu.

2) HB A1C (Hemoglobin Glikosilasi) (5; 116)

Pemeriksaan dengan menggunakan bahan darah, untuk memperoleh

informasi kadar gula darah yang sesungguhnya, karean pasien tidak

dapat mengontrol hasil tes, dalam ukuran waktu 2-3 bulan.

Glikosilasi adalah masuknya gula kedalam sel darah merah dan

terikat. Maka tes ini berguna untuk mengukur tingkat ikatan gula pada

Page 14: Aziza Glukosa Yg Baru

hemoglobin A (A1C) se[panjang umur sel darah merah (120 hari). A1C

menunjukkan kadar hemoglobin terglikolisasi yang pada orang normal

antara 4-6%.

Semakin tinggi nilai A1C pada penderita DM semakin potensial

berisiko terkena komplikasi. Pada penderita DM tipe II akan menunjukkan

penurunan risiko komplikasi apabila A1C dapat dipertahankan dibawah

8% .

Setiap penurunan 1 persen saja akan menurunkan risiko gangguan

pembuluh darah (mikro vaskuler) sebanyak 35%, komplikasi DM lain 21%

dan menurunnya risiko kematian 21%.

Kenormalan A1C dapat diupayakan dengan mempertahankan kadar

gula darah tetap normal sepanjang waktu, tidak hanya pada saat diperiksa

kadar gulanya saja yang sudah dipersiapkan sebelumnya (kadar gula

rekayasa penderita). Olahraga teratur, diet dan taat obat adalah kuncinya.

3) Glukosa sewaktu (5; 116)

Pemeriksaan glukosa darah tanpa persiapan bertujuan untuk melihat

kadar gula darah sesaat tanpa puasa dan tanpa pertimbangan waktu

setelah makan. Dilakukan untuk penjajagan awal pada penderita yang

diduga DM sebelum dilakukan pemeriksaan yang sungguh-sungguh

dipersiapkan misalnya nuchter, setelah makan dan toleransi.

4) Fruktosamin (5; 116-117)

Merupakan gula jenis lain yang fruktosa selain galaktosa, sakarosa

dan lain-lain. Fruktosemia (peningkatan kadar fruktosa dalam darah)

Page 15: Aziza Glukosa Yg Baru

menggambarkan adanya defisiensi enzim yang juga berpengaruh pada

berkurangnya kemampuan tubuh mensintesisi glukosa dari gula jenis lain

sehingga terjadi hihipoglikemi. Pemeriksaan fruktosamin menggunakan

metoda enzymatic seperti pada pemeriksaan glukosa.

Pengambilan specimen dilakukan 2 kali yaitu pengambilan darah

puasa dan pengambilan darah sewaktu, Kemudian specimen didiamkan

lalu disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit. Dipipet

serum menggunakan pipet mikron dan dimasukkan kedalam kuvet

kemudian ditambahkan larutan glukosa dan dibandingkan dengan larutan

standar kemudian diinkubasi selama beberapa menit pada suhu 370 C dan

dicatat kadar glukosa yang diperoleh.

5) Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)

Merupakan pemeriksaan kadar gula dalam darah puasa (sebelum

diberi glukosa 75 gram oral), 1 jam setelah diberi glukosa dan 2 jam

setalah diberi glukosa. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat toleransi

tubuh terutama insulin terhadap pemberian glukosa dari waktu kewaktu.

6) Gula Darah Post Prandial (GDPP) (3;1)

Pada orang dewasa serum dan plasma sampai dengan 140 mg/dl;

darah lengkap sampai dengan 120 mg/dl. Pada anak-anak sampai

dengan 120 mg/dl. Dan pada serum dan plama sampai dengan 160

mg/dl, darah lengkap sampai dengan 140 mg/dl.

Page 16: Aziza Glukosa Yg Baru

II.2 Uraian Bahan

a. Alkohol (6; 65)

Nama resmi : AETHANOLUM

Nama lain : Etanol, alkohol

Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap

dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas,

mudah terbakar dengan memberikan nyala

biruyang tidak berasap.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform

dan dalam eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup, terlindung dari cahaya,

ditempat sejuk, jauh dari nyala api.

Kegunaan : Sebagai bahan untuk aseptis.

b. Glukosa (6; 300)

Nama resmi : Dextrosum

Nama lain : Dektrosa, glukosa

RM/BM : C6H12O6.H2O/198,17

Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk hablur

atau serbuk granul putih, tidak berbau,

rasa manis.

Page 17: Aziza Glukosa Yg Baru

Kelarutan : mudah larut dalam air, sangat mudah larut

dalam air mendidih, larut dalam etanol

mendidih sukar l;arut dalam etanol.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.

Page 18: Aziza Glukosa Yg Baru

BAB III

METODE PERCOBAAN

III.1 Alat dan bahan

III.1.1 Alat-alat yang digunakan

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah spoit 3 cc,

tourniquet, tabung sentrifuge, sentrifuge, pipet mikron, pipet 10 mikron,

humalyzer, tabung kuvet, gunting, stopwatch, tip kuning, tip biru, print out.

III.1.2 Bahan-bahan yang digunakan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah kapas

alkohol, kapas, plester, tissue, serum, larutan glukosa.

III.2 Cara kerja

A. Pengambilan specimen

Disiapkan alat dan bahan. Dipasang tourniquet pada lengan atas ± 7

– 10 cm diatas bagian yang akan dilakuakn tususkan dan pasien diminta

untuk mengepalkan tangannya. Dipilih vena yang besar, tidak mudah

bergerak. Dibersihkan dengan kapas alcohol 70% dengan satu arah

biarkan kering dengan sendirinya. Ditusik kulit dengan jarum pada

kemiringan 15 – 300 dengan arah mulut jarum keatas, sampai jarum

masuk ke vena. Dikendurkan ikatan tourniquet ditarik penghisap spoit

dengan hati – hati sehinggah darah masuk kedalam spoit sebanyak yang

diperlukan. Diletakkan kapas kering diatas jarum, kemudian dicabut jarum

spoit perlahan – lahan dari vena dan ditutup dengan plester. Dipindahkan

Page 19: Aziza Glukosa Yg Baru

darah dengan cara melepaskan jarum dari spoit dan dialirkan darah pada

dinding tabung. Disentrifuce selama 15 menit dengan kakuatan 3000 rpm

agar serum dan plasmanya terpisah. Disinfektan selama beberapa menit.

B. Pengujian Kadar Glukosa

Dimasukkan reagen glukosa kedalam tabung kuvet sebanyak 1000

mikro. Dimasukkan ke dalam humalyzer dan dikeluarkan, dimana sampel

ini hanya sebagai pembanding. Dipipet serum sebanyak 10 mikro,

ditambahkan 1000 reagen glukosa. Dimasukkan kedalam alat humalyzer

dilihat dan dicatat hasilnya.

Page 20: Aziza Glukosa Yg Baru

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

IV.1 Tabel Pengamatan

Tabel hasil pengamatan

KelompokGula Darah Puasa

(GDP)

Gula Darah Sewaktu

(GDS)

I 9,8 6,5

II 6,5 6,5

III 45,8 9,8

IV 6,5 3,2

V 6,5 9,8

VI - 6,5

Nilai rujukan glukosa dalam darah, yaitu: (4; 706)

a. Kadar glukosa darah normal waktu puasa adalah 80-90 mg/100 ml

b. Kadar glukosa darah normal sewaktu adalah 120-140 mg/100 ml

IV.2 Gambar hasil pengamatan

UNIVERSITAS ISLAM MAKASSARFAKULTAS MIPA

JURUSAN FARMASI

Gambar : Proses pengambilan darah

Tourniquet

Spoit

Tangan

Page 21: Aziza Glukosa Yg Baru

UNIVERSITAS ISLAM MAKASSARFAKULTAS MIPA

JURUSAN FARMASI

Gambar : Setelah pengambilan darah

UNIVERSITAS ISLAM MAKASSARFAKULTAS MIPA

JURUSAN FARMASI

Gambar : Sampel darah

IV.3 Reaksi

a) Glukosa + ATP EnzimHeksokinase❑ Glukosa-6-phospat + ADP

(Reagen 1)

b) Glukosa-6-phospat G6DP❑ NADP+ + 6-posphoglikonat

(Reagen II)

Tangan

Plaster

Serum

Darah

Page 22: Aziza Glukosa Yg Baru

Skema Diagnosis DM

Gejala klinis

Gejala klinis khas gejala klinis tidak khas

Gula darah sewaktu gula darah sewaktu

< 200 <200 > 200 100 – 200 < 100

Gula darah sewaktu

> = 200 < 200 – Ttgo glukosa 75 gr

Gula darah dalam 2 jam

>200 140 – 200 < 140

Ulangi TTGO

>200 140- 200

DM normal

GTG

Page 23: Aziza Glukosa Yg Baru

BAB V

PEMBAHASAN

Glukosa dapat terbentuk dari karbohidrat yang terdapat dalam

makanan, dan termasuk dalam golongan monosakarida yang diserap oleh

tubuh. Sehingga glukosa diserap oleh hati dan sebagian disimpan sebagai

glikogen atau asam-asam lemak sehingga kadar glukosa darah dapat

dipertahankan dalam batas normal 120-140 mg/100 ml.

Pada percobaan kali ini yaitu uji glukosa yang dimana dilakukan

dua percobaan yaitu uji glukosa darah puasa (GDP) dan uji glukosa darah

sewaktu (GDS), dimana uji glukosa darah puasa dan sewaktu diambil

sampel darahnya masing-masing sebanyak 3 ml kemudian dimasukkan

ditabung sentrifuge dan disentrifuge dengan kecepatan 300 rpm selama

15 menit kemudian didiamkan beberapa menit, hasil yang diperoleh dari

glukosa darah puasa adalah 6,5 mg/dl dan glukosa darah sewaktu adalah

9,8 mg/dl.

Pada pemeriksaan ini kadar glukosa darah puasa lebih rendah di

bandingkan dengan kadar glokosa darah sewaktu ini diakibatkan karena

pada pemeriksaan glukosa darah puasa tidak diperbolehkan memakan

makanan yang mengandung karbohitdat selama 12 jam sebelum

pengambilan sampel dilakukan sehingga glukosa yang terkandung

didalam tubuhnya sedikit, sedangkan pada periksaan gula darah sewaktu

tidak mempertimbangkan waktu dan tanpa persiapan sehingga kadar

Page 24: Aziza Glukosa Yg Baru

glukasa yang terdapat lebih tinggi dibandingkan glukosa darah puasa.

Kadar glukosa ini normal karena masih diantara 80 – 120 mg/dl.

Page 25: Aziza Glukosa Yg Baru

BAB VI

PENUTUP

V.1. Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Nilai normal glukosa dalam darah yaitu 120-140 mg/100 ml

2. Hasil pengamatan didapatkan nilai glukosa darah puasa adalah 6,5

mg/dl dan glukosa darah sewaktu adalah 9,8 mg/dl

3. Kadar glukosa yang terlalu berlebihan dalam tubuh dapat

menyebabkan terjadinya penyakit Diebetes Mellitus.

V.2. Saran

Arahan dan bimbingan asisten sangat kami harapkan

Page 26: Aziza Glukosa Yg Baru

DAFTAR PUSTAKA

1. Irawan, Anwari M, (2007), “Glukosa & Metabolisme Energi”, Polton

Sports Science & Ferformance Lab, PDF.

2. Corwin, Elizabeth J, (2000), “Fatofisiologi”, EGC, Jakarta

3. Corwin, Elizabeth J, (2009), ”Handbook of Pathophysiology”, edisi

revisi 3, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta

4. Guyton, Artur C, (1990), “Fisiologi Manusia dan Mekanisme

Penyakit”, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.

5. Sutedjo AY, (2008),”Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Hasil

Pemeriksaan Laboratorium”, Edisi revisi, Penerbit Amara Books,

Yogyakarta.

6. Dirjen POM, (1979), “ Farmakope Indonesia” Edisi III, Departemen

Kesehatan RI, Jakarta.

Page 27: Aziza Glukosa Yg Baru

LAMPIRAN

1. Komposisi Reagen

Komposisi reagen yaitu enzim glukosa oksidase atau heksokinase

2. Skema Kerja

Sampel darah disentrifuge

(terbentuk 2 lapisan yaitu serum dan sel-sel darah)

Serum dimasukkan di kufet sebanyak 10 µl

Ditambahkan reagen enzim sebanyak 1000 µl

Diinkubasi

Di baca hasilnya pada alat humalyzer