bab i laptut
DESCRIPTION
laporan tutorialTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Banyak jenis bahan cetak yang biasa dipakai di bidang kedokteran gigi salah satu fungsi dari
bahan cetak adalah dapat dipakai untuk memperoleh model studi dan model kerja pada pasien.
Cetakan rahang yang baik akan menghasilkan suatu geligi tiruan lengkap dengan retensi (kokoh),
stabil, estetik serta mempunyai dukungan yang baik. Dalam pembuatan geligi tiruan lengkap
dilakukan dua kali pencetakan yaitu pencetakan pendahuluan agar diperoleh cetakan anatomis
sedangkan pencetakan kedua atau akhir agar diperoleh cetakan fisiologis.
Untuk membuat cetakan pertama umumnya dipergunakan bahan cetak irreversible
hydrocolloid dengan sendok cetak sediaan. Dari pencetakan pendahuluan diperoleh suatu model
anatomis yang disebut juga model studi. Dari model ini dapat dipelajari masalah yang timbul
selama perawatan geligi tiruan lengkap, selain itu juga diperlukan untuk mendiagnosis atau
sebagai penunjang diagnosis dan dapat pula dipergunakan untuk membuat sendok cetak
perorangan.
Untuk memperoleh cetakan kedua yang optimal pada perawatan geligi tiruan lengkap,
sendok cetak perorangan memegang peranan penting. Sendok cetak perorangan adalah sendok
cetak yang dibuat khusus untuk rahang seseorang (individu tertentu) karena tidak ada rahang
yang sama, baik bentuk maupun keadaannya. Maka dari itu untuk membuat sendok cetak
perorangan diperlukan desain yang cermat dan dibuat pada model rahang dari hasil cetakan
pertama (cetakan anatomis). Untuk memperoleh penutupan tepi yang rapat (peripheral seal)
suatu geligi tiruan lengkap, ditentukan sejak pembentukan tepi sendok cetak perorangan.
Pembentukan ini dilakukan dengan menggunakan bahan kompon yang mempunyai titik leleh
rendah (low fusing compund) yang sering disbut juga green stick compound.
Dengan desain sendok cetak perorangan yang tepat dan tepi yang rapat diharapkan akan
diperoleh cetakan kedua yang tepat pula. Untuk menjamin ketepatan ini, diperlukan boxing dari
cetakan kedua agar diperoleh model kerja yang akurat. Model kerja sangat penting karena akan
menjadi landasan diamana geligi tiruan lengkap dibuat.
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana syarat bahan cetak kedokteran gigi dari bahan cetak elastic dan non elastis?
2. Apa saja tipe bahan cetak kedokteran gigi dari bahan cetak elastic dan non elastis ?
3. Apa saja sifat, komposisi, manipulasi serta aplikasi bahan cetak kedokteran gigi dari
bahan cetak elastic dan non elastis?
4. Apa saja tipe sendok cetak?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami syarat bahan cetak kedokteran gigi dari bahan cetak elastic
dan non elastis?
2. Mengetahui dan memahami tipe bahan cetak kedokteran gigi dari bahan cetak elastic dan
non elastis ?
3. Mengetahui dan memahami sifat, komposisi, manipulasi serta aplikasi bahan cetak
kedokteran gigi dari bahan cetak elastic dan non elastis?
4. Mengetahui dan memahami tipe sendok cetak?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pembuatan sebagian besar alat-alat yang akan dipasang di dalam mulut (misalnya gigi
tiruan, mahkota, inlay, jembatan dan alat orthodontia) membutuhkan persiapan model jaringan
mulut pasien. Salah satu kegunaan bahan cetak adalah untuk mendapatkan cetakan negatif
jaringan tersebut. Cetakan ini dipakai untuk mendapatkan model positif dengan mempergunakan
salah satu bahan model atau die yang ada (Combe, 1992:211).
Bahan cetak berbentuk encer atau pasta dimasukkan ke dalam mulut dengan pertolongan
sendok cetak yang sesuai besarnya. Pengerasan bahan tersebut berlangsung dapat oleh karena
pendinginan atau melalui suatu reaksi kimia. Bahan cetak yang lebih encer lebih mudah
melepasnya dari jaringan. Secara umum hal ini dikenal sebagai bahan cetak mucostatic. Bahan
cetak yang lebih kental dikenal muco-compressive (Combe, 1992:211).
Membuat cor atau model adalah tahap penting dalam sejumlah prosedur kedokteran gigi.
Berbagai jenis cor dan model dapat dibuat dari produk gips dengan menggunakan cetakan atau
reproduksi negatif sebagai tempat untuk gips. Pada cetakan gipsum inilah dokter gigi merancang
dan membuat konstruksi baik untuk protesa lepasan maupun cekat. Jadi, hasil cor harus secara
akurat mewakili struktur mulut (Philips, 2003:94).
Untuk menghasilkan cetakan yang akurat, bahan yang digunakan untuk membuat tiruan
dari jaringan intraoral dan ekstraoral harus memenuhi kriteria berikut. Pertama, bahan tersebut
harus cukup cair untuk beradaptasi dengan jaringan mulut serta cukup kental untuk tetap berada
dalam sendok cetak yang menghantar bahan cetak ke mulut. Kedua, selama di mulut bahan
tersebut harus berubah (mengeras) menjadi benda padat menyerupai karet dalam waktu tertentu.
Idealnya waktu pengerasan total harus kurang dari 7 menit. Akhirnya cetakan yang mengeras
harus tidak berubahatau robek ketika dikeluarkan dari mulut, dan dimensi bahan harus tetap
stabil sehingga bahan cor dapat dituang. Kondisi lingkungan serta karakteristik jaringan sering
kali menentukan pilihan bahan mutu cetakan dan mutu hasil cor (Philips, 2003:94).
3
Bahan cetak dapat dikelompokkan sebagai reversibel atau ireversible, berdasarkan pada
cara bahan tersebut mengeras. Istilah irreversible menunjukkan bahwa reaksi kimia telah
terjadi.jadi, bahan tidak dapat diubah kembali ke keadaan semula pada klinik dokter gigi.
Misalnya hidrokoloid alginat, pasta cetak oksida seng eugenol (OSE), dan plaster of paris
mengeras dengan reaksi kimia, sedang bahan cetak elastomerik mengeras dengan polimerisasi.
Sebaliknya, reversibel berarti bahan tersebut melunak dengan pemanasan dan memadat dengan
pendinginan, tanpa terjadi perubahan kimia. Hidrokoloid reversibel dan kompoun cetak termasuk
dalam kategori ini. Kompoun cetak adalah campuran resin dan malam serta diklasifikasikan
sebagai substansi termoplastik.
Cara lain mengelompokkan bahan cetak gigi adalah menurut penggunaannya. Beberapa
bahan cetak menjadi keras dan tidak dapat dikeluarkan melalui undercut tanpa mematahkan atau
mengubah bentuk cetakan. Bahan cetak tidak elastis ini digunakan untuk semua cetakan sebelum
ditemukannya agar. Meskipun bahan tersebut sudah tidak dipakai lagi untuk pasien bergigi,
bahan tidak elastik ini memiliki keunggulan dalam pembuatan cetakan untuk pasien tak bergigi.
Sebenarnya, pasta cetak OSE dan plaster of paris disebut bahan cetak mukostatik karena bahan
tersebut tidak menekan jaringan selama pelekatan cetakan. Sebelum perkembangan baru-baru ini
dari bahan cetak elastomerik yang amat cair (light body). Bahan cetak pasta dan plaster of paris
seringkali digunakan sebagai bahan pilihan untuk mencetak struktur mulut pada pembuatan gigi
tiruan lengkap. Bahan lain yang diklasifikasikan sebagai bahan tidak elastik adalah kompoun
cetak.
Bahan cetak elastik termasuk kategori pengguanaan kedua. Bahan ini dapat secara akurat
mereproduksi baik struktur keras maupun lunak dari rongga mulut, termasuk undercut dan celah
interproksimal. Meskipun bahan ini dapat dipakai untuk mencetak pasien tanpa gigi, kebanyakan
digunakan untuk membuat model cor untuk gigi tiruan sebagian cekat atau lepasan serta untuk
unit restorasi tunggal.
4
BAB III
PEMBAHASAN
Mapping
3.1 Syarat bahan cetak kedokteran gigi
Suatu bahan cetak hendaknya mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a. Ketepatan
Ini jelas penting, karena suatu hasil restorasi atau alat yang dibuat di laboratorium tidak
akan bias lebih teliti daripada cetakan dari mana model kerjanya diperbuat.
5
Bahan Cetak Syarat
Tipe
Komposisi
Sifat
Kelebihan Kekurangan
Manipulasi
Aplikasi
Untuk mendapatkan ketepatan yang sebesar-besarnya, penting diperhatikan factor-faktor
sebagai berikut :
i. sifat-sifat rheology ; bahan hendaknya berada dalam keadaan encer atau plastis
sewaktu dimasukkan ke dalam mulut ; hendaknya cukup encer sehingga dapat
menghasilkan cetakan yang teliti dan halus ; harus mempunyai waktu kerja yang
cukup, selama mana tidak terjadi peningkatan viskositas yang berarti.
ii. Perubahan dimensi yang terjadi sewaktu hendak dilepas dari mulut,
sehingga adanya undercut dapat tercatat tanpa terjadi kerusakan cetakan. Bahan
hendaknya merekat pada sendok cetak.
iii. Sebaiknya bahan cukup elastic sewaktu dilepas dari mulut, sehingga adanya
undercut dapat tercatat tanpa terjadi kerusakan cetakan. Bahan hendaknya
merekat pada sendok cetak.
iv. Perubahan dimensi selama penyimpana hasil cetakan dilaboratorium
hendaknya sangat kecil sehingga dapat diabaikan.
v. Hendaknya dapat bercampur (compatible) dengan bahan model/die.
b. sifat-sifat lain
i. Tidak toksis dan tidak mengiritasi, mempunyai bau dan rasa yang dapat
ditoleransi.
ii. Mempunyai waktu setting yang sesuai, artinya bahan cetak hendaknya tidak
pwerlu berada di dalam mulut selama lebih dari lima menit, untuk mencegah
kelelahan baik operator dan pasien
iii. Stabil pada penyimpanan untuk jangka waktu lama.
(E.C.Combe,1992)
6
3.2 Tipe bahan cetak kedokteran gigi
1. Elastik
Hidrocoloid : Reversible : Agar
Irreversible : Alginate
Elastomer : a. Polysulphida
b. Silikon
c. Polyether
2. Non- elastik : a. Plaster of Paris
b. Impression composition (Compound)
c. Zinc Oxide Eugenol & pasta sejenisnya
d. Bahan cetak dari wax
e. Bahan lain : Gutta percha
Peripheral seal
3.3 Sifat, Komposisi, manipulasi, dan aplikasi dari masing-masing bahan cetak dalam
Kedokteran Gigi
3.3.1 Bahan cetak elastik
3.3.1.1 Hidrocoloid
Substansi koloid merupakan kombinasi dari wujud apapun, dengan pengecualian
bentuk gas. Sebagai contoh, benda cair atau padat dalam udara disebut aerosol, benda
gas, cair, atau padat dalam cairan disebut liosol, benda gas, cair, dan padat dalam benda
padat disebut foam, emulsi, padat, dan suspensi padat. Semua penghamburan koloid
dinamakan sol tanpa melihat jenis fase penghambur. Bahan koloid yang digunakan untuk
menbuat cetakan baik agar maupun alginat dilarutkan dalam air. Oleh karena itu disebut
Hidrokoloid.
Bahan cetak dapat dikelompokkan sebagai reversible dan irreversible berdasarkan
cara bahan tersebut mengeras. Istilah Irreversible menunjukkan reaksi kima telah terjadi,
jadi bahan tidak dapat diubah kembali ke keadaan semula. Sedangkan Reversible berati
melunak dengan pemanasan dan memadat dengan pendinginan, tanpa terjadi perubahan
kimia.
7
Koloid dapat berada dalam keadaan sol dan gel. Dalam keadaan sol bahan ini
berupa suatu caiaran kental. Sol dapat berubah menjadi gel yaitu konsistensi seperti jelly,
disebabkan adanya penggumpalan molekul yang tadinya tersebar menjadi serat atau
rantai membentuk suatu rangkaian jala. Serat-serat ini kemudian mengikat media
tempatnya tersebar (misalnya air).
Sol dapat diubah menjadi gel dengan dua cara :
a. Menurunkan suhu; (bersifat reversible). Dengan memanaskan maka sol dapat diperoleh
kembali; misalnya agar. Pada gel ini serat-serat terikat satu sama lain oleh gaya Van der
Waals.
b. Membentuk gel dengan reaksi kimia; (bersifat irreversible).
Bila suatu gel ditempatkan dalam air, gel tersebut akan menyerap air melalui
suatu proses yang dikenal dengan imbibisi. Gel membengkak selama Imbibisi sehingga
mengubah dimensi awalnya. Imbibisi dapat menyebabkan distorsi sebanyak sineresis dan
penguapan. Efek dari sintesis, penguapan, dan imbibisi harus dibatasi untuk menjamin
dimensi yang tepat dari cetakan. Dalam penggunaan hidrokoloid sebagai bahan cetak
maka bahan ini dimasukkan dalam mulut dalam keadaan sol swaktu masih cukup encer
agar dapat mencatat detil-detil rahang. Pada fase ini pembentukan gel belum dimulai.
Bahan dikeluarkan dari mulut setelah terbentuk gel dimana bahan sudah menunjukkan
sifat elastis. Syneresis dan Imbibissi gel harus dicegah karena syneresis dapat
menyebabkan pengerutan dan imbibisi mengakibatkan terjadinya ekspansi.
A. Agar
Agar adalah koloid hidrofilik organik (polisakarida) diekstrak dari rumput laut jenis
tertentu. Merupakan suatu ester sulfurik dari polimer linier galaktosa. Terdapat dalam
konsentrasi 8%-15%, bergantung terhadap sifat bahanyang dimaksud. Kandungan utama
berdasarkan berat air (>8%). Bahan ini modifikasi terdapat dalam jumlah sedikit,
memberikan pengaruh cukup besar terhadap sifat bahan.
8
• Komposisi
Konstitusi Persentase Fungsi
Agar
Borax
Natrium
Sulfat Air
14
0,2
2
83,8
Koloid
Memperkuat gel, tetapi memper-lambat waktu setting bahan gips
keras
Mempercepat waktu setting gips keras
Media tempat tersebarnya koloid
Sifat-sifat Agar
1. Ketepatan
Rheology : Bahan ini dibuat cukup encer sehingga seandainya dikerjakan dengan
benar sanggup mencetak detil yang halus.
Bagian yg terlebih dulu mengeras adalah bahan yang berkontak dengan sendok
karena bagian ini lebih dingin daripada jaringan. Jdi bahan yang berkontak dengan
berada dalam keadaan cair agak lama dapat mengalir sehingga mengeliliner bagian
cetakan yang kurang sempurna yang diakibatkan oleh karena adanya perubahan
dimensi atau karena bergeraknya sendok cetak.
Bahan yang telah set dapat dikeluarkan melalui undercut.
Model diisi langsung setelah pencetakan untuk mencegah kemungkinan terjadinya
syneresis dan imbibisi.
Kompatibel thd bahan model tergantung senyawa kimia yang terkandung pada bahan
cetak.
2. Sifat-sifat lain
Bahan ini tidak toksis dan tidak iritasi.
Waktu settingnya agak lambat, kecuali diberi pendinginan yang efisien.
9
Tahan cukup lama dipakai (Bahan dapat dipergunakan berulang-ulang dan dapat
disterilisasi). Tanpa adanya akselerator untuk setting stone dapat diperoleh
permukaan halus.
Pemakaian Agar
Untuk pencetakan prosthodonsia dan pekerjaan mahkota dan jembatan.
Digunakan di lab untuk duplikasi model karena dapat dipergunakan berulang-ulang.
Kini byk digantikan oleh alginate dan elastomer. Tp akhir-akhir ini penggunaan agar
banyak dicampur alginate.
Manipulasi Agar
Bahan dalam container disegel untuk mencegah penguapan air. Bahan ini dicairkan
dengan memanaskan tabungnya dlm air mendidih + 10 menit.
Tabung dikocok sampai rata - dibiarkan sampai dingin (45oC) kemudian dipindahkan dari
tabung ke dalam sendok cetak.
Dibiarkan dalam posisinya di dalam mulut sampai menjadi gel.
Pembentukan gel agak lambat, dapat dipercepat dengan cara:
– Menyemprot sendok cetaknya dengan air dingin
– Menggunakan sendok cetak yang memiliki saluran-saluran untuk mengalirkan air
dingin.
Gel ---(heating)---> Sol ---(cooling) ---> Gel
B. Alginat
Faktor penyebab keberhasilan bahan cetak ini adalah:
• Manipulasi mudah
• Nyaman bagi pasien
10
• Retatif tidak mahal karena tidak memerlukan banyak peralatan
Komposisi
Komponen aktif utama dari bahan cetak hidrokoloid irreversible adalah salah satu alginat yang
larut air, seperti natrium, kalium atau alginat trietanolamin. Bila alginat larut air, dicampur air
bahan tersebut membentuk sol.
Konstitusi Persentase Fungsi
Larutan garam asam alginik/polysaccarida
misal: Na, K, ammonium alginate.
Garam kalsium alginate yang lambat larut
misal CaSO4, 2H2O
Trisodium phosphate
Bahan pengisi (misal diatomaceous earth)
Siliko fluoride, atau fluoride
Bahan pewangi
Indikator kimia (terdapat pada beberapa
bahan)
12
12
2
70
Sedikit
Sedikit
Sedikit
Bereaksi dengan Ca2+ menghasilkan gel kalsium alginate
Melepas Ca2+ untuk bereaksi dengan alginate
Bereaksi dengan Ca2+ menghasilkan Ca3(PO4)2,
untuk menghalangi pembentukan gel.
Meningkatkan kohesi campuran memperkuat gel.
Memperbaiki permukaan model stone.
Supaya lebih disenangi pasien.
warna dapat berubah dengan berubahnya pH,
utk menunjukkan perbedaan tahap manipulasi,
misal merah jambu sewaktu siap untuk diisi
ke sendok cetak, putih ketika bahan siap untuk
dimasukkan ke dalam mulut.
Sifat Alginat
1. Ketepatan
• Sifat rheology : cukup encer untuk mencatat detail halus.
• Rx lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi sehingga bahan yang berkontak dengan
jaringan mengeras lebih dahulu.
11
• Tekanan yang tiba-tiba menimbulkan tegangan pada bahan dan menyebabkan
perubahan setelah keluar dari RM.
• Cukup elastis untuk ditarik melewati undercut meski kadang-kadang bagian cetakan
dapat patah bila melalui undercut yang dalam.
• Tidak stabil pada penyimpanan
• Kompatibel dengan model plaster dan stone
2. Sifat lainnya
• Bahan tidak toksis dan tidak mengiritasi; rasa dan bau bisa ditoleransi.
• Waktu setting tergantung pada komposisi dan pada suhu pencampuran.
• Tidak stabil disimpan pada ruangan yang lembab atau kondisi yang lebih hangat dari
suhu kamar.
3. Keakuratan
Sebagian besar cetakan alginat tidak mapu memproduksi detail yang halus yang tidak
dapat dperoleh dengan cetakan elastometrik lainnya. Kekasaran cetakan permukaan dapat
menyebabkan distorsi pada tepi gigi yang dipreparasi.
Pemakaian Alginat
Bahan ini biasanya tidak dipergunakan untuk mencetak inlay, mahkota, dan pekerjaan
jembatan tetapi dipergunakan dengan hasil sangat baik untuk cetakan prosthetic dan
orthodonsia. Alginate kurang stabil (dimensionil) dibandingkan dengan elastomer.
Manipulasi
Secara ringkas untuk dapat memperoleh hasil cetakan yang baik, perlu di[erhatikan hal
berikut ini:
Kontainer dikocok dulu sebelum dipakai agar merata.
Bubuk & air diukur sesuai anjuran pabrik
Biasanya digunakan air dengan suhu kamar. Waktu setting :
12
- lebih cepat à air hangat
- lebih lambat à air dingin.
Retensi pada sendok cetak diperoleh dengan:
- Sendok cetak berlubang-lubang
- Bahan adhesive (sticky wax yang dicairkan atau methyl cellulose).
Dikeluarkan dengan tiba-tiba/cepat dari jaringan untuk menjamin keadaan elastis yang
paling baik.
Kekuatan gel maksimal untuk mencegah fraktur dan menjamin cetakan cukup elastis ketika
dikeluarkan dr RM.
Setelah keluar, hendaknya :
- Disiram air dingin untuk menghilangkan saliva
- Ditutup kain kasa lembab untuk mencegah syneresis
- Diisi sesegera mungkin, sebaiknya < 15 menit setelah pengambilan cetakan.
3.3.1.2 Bahan Cetak Elastik Elastomer
Suatu bahan elastomer terdiri atas molekul atau polimer besar yang diikat oleh sejumlah
kecil ikatan. Ikatan silang tersbut mengikat rantai polimer yang melingkar pada titik tertentu
untuk membentuk jalinan 3 dimensi yang sering disebut gel. Pada keadaan ideal pergangan
menyebabkan rantai polimer membuka lingkaran hanya sampai batas tertentu yang dapat
kembali ke keadaan semula, yaitu rantai kembali melingkar pada keadaan berikatan ketika
diangkat. Banyaknya ikatan silang menentukan kekekuan dan sifat elastis bahan tersebut.
Bahan mnyerupai karet sintetik, pertama kali dibuat dari suatu proses yang disebut vulkanisasi
atau curing. Vulkanisasi adalah suatu peroses ikatan silang yang melibatkan gugus sulfur
merkaptan, komponene yang memberikan karakteristik aroma bahan cetak polisulfid. Elastomer
kedokteran gigi pertama,polysulfida, sering sekali dihubungkan dengan:
1. Jenis bahan, yaitu bahan cetak berbasis karet
2. Istilah proses, yaitu bahan cetak vulkanisasi
3.Kimia, yaitu bahan cetak mercaptan
13
4.Nama salah satu pabrik pembuat pertama, seperti thiokol korporation.
Bahan cetak elastis irreversible (elastomer tanpa air) terdiri atas 4 (empat) jenis yaitu
polisulfid, silikon kondensasi, silikon tambahan,dan polieter (Anusa-vice, 1996:118). Masing-
masing jenis bahan cetak elastomer tersebut memiliki komposisi yang berbeda. Namun pada
dasarnya, elastomer tanpa air (elastomer) memiliki komposisi dasar yaitu pasta basis dan pasta
katalisator/ aselarator/ reaktor.
A. POLISULFID
Komposisi:
Bahan ini terdiri dari 2 pasta:
- pasta basis : a. polimer polisulfid,seperti mercaptan yang mengandung gugus S-H
b. bahan pengisi (lithopone dan titanium dioksid). Pasta dasar
biasanya berwarna putih.
c. bahan pembentuk sifat plastik (dibutyl phtalat) untuk menghasilkan
kekentalan yang tepat bagi pasta
d. sulfur, yang memunginkan terjadinya reaksi
- pasta reaktor :
a. timah dioksid,ini menyebabkan polimerisasi dan cross linking oleh karena
oksidaasi gugus –S-H. Pada salah satu produk terdapat garam kuprum.
b. bahan pengisi dan pembuat plastik
c. asam oleik atau stearik
(Anusavice, 1996:121)
14
Sifat
Rheologi
Polisulfid adalah bahan cetak elastometrik yang paling sedikit kekakuannya,
kelenturan ini memungkinkan bahan yang mengeras dilepaskan dari daerah undercut
dan dikeluarkna dari mulut dengan tekanan minimal. Di luar kelenturan tersebut,
bahan yang belum mengeras memiliki tingkat kekentalan yang tinggi.
Energi Robek
Polisulfid memiliki ketahanan tunggi terhadap robekan. Bagian tipis dari bahan cetak
polisulfid lebih sulit robek bila dinbandingkan dengan bahan cetak polieter atau
silikon denga ketebalan yang sama. Namun karena keretarannya terhadap distorsi,
cetakan polisulfid lebih sulit mengalami distorsi dari pada robek. Ini menimbulkan
suatu dilema karena robek dapat langsung terlihat sewaktu cetakan diperikas dengan
seksama sedangkan distorsi yang disebabkan oleh peregangan hampir tidak mungkin
terdeteksi.
Manipulasi
Dengan panjang tertentu dari kedua pasta yang ditekan keluar dari tube
kemasannya pada lembaran pengaduk atau kaca pengaduk, Pasta katalis mula-mula
dikumpulkan pada spatula tahan karat dan kemudian didistribusikan di atas spasta
basis, dan diaduk di lembar pengadukan. Massa yang diperoleh diumpulkan dengan
bilah spatula dan kembali diaduk merata. Proses tersebut terus dilanjutkan sampai
pasta adukan berwarna seragam tanpa terlihat garis warna basis atau katalis pada
adukan. Bila adukan tidak homogen, proses pengerasan tidak akan berlangsung
seragam dan diperoleh hasil cetakan yang mengalami distorsi
Bila bahan yang mengeras beergantung pada banyaknya regangan, begitu pula
bahan yang tidak mengeras. Pasta cetak polisulfid yang bersifat medium dan heavy
amatlah kental dan lengket. Akibatnya pasta jenis ini, sulit untuk diaduk, Namun
15
apabila diberikan tekanan secukupnya dan pengadukan dilakukan dengan cepat bahan
tersebut akan terlihat lebih encer dan lebih mudah untuk ditangani. Gejala ini dikenal
dengan pseuduplastisitas.
B. SILIKON KONDENSASI
Komposisi: - pasta basis : a. silikon kondensasi
b. bahan pengisi : silikon koloidal atau logam ok-sida mikro
- cairan katalis
(Anusavice, 1996:128)
C. SILIKON TAMBAHAN
Komposisi: - pasta basis : a. polymethyl hidrogen siloxane
b. pre-polimer siloxan lain
c. bahan pengisi
- pasta katalis : a. aktivator garam platinum
b. retarder
c. bahan pengisi
(Anusavice, 1996:133)
Manipulasi
Silikon tambahan encer dan agak kental dikemas dalam 2 pasta, sementara bahan
putty dikemas dalam 2 toples yang terdiridari bahan basis dengan kekentalan tinggi
dan bahan katalis. Karena baik basis dan katalis mengandung bahan serupa, kedua
bahan ini memilki kekentalan yang hampir sama. Jadi, bahan tersbut lebih mudah
diaduk diabndingkan dengan silikon kondensasi.
16
Bahan cetak yang telah teraduk diamasukkan langsung ke dalam sendok cetak
yang telah dilapisi adhesif atau pada gigi yang telah dipreparasi bila ujung semprit
telah terpasang. Semakin banyak memberikan pengadukan yang lebih cepat, jadi
suatu bahan cetak yang teraduk merata. Hal yang perlu diperhatikan adalah
memastikan bahwa tutup tube yang mengandung pasta tetap terbuka. Sering kali
perbedaan warna dari kedua pasta begitu sedkit sehingga sulit untuk menentukan
warna visual apakah banyaknya jumlah basis dan katalis telah teraduk merata.
D. POLIETER
Komposisi: - pasta basis : a. polimer polieter
b. bahan pengisi : silikon koloidal
c. bahan pembuat plastik : glikoeter atau ftalat
- pasta aselerator : alkil sulfonat aromatik
(Anusavice, 1996:138)
Manipulasi
Awalnya, polieter dikemas hanya dalam 1 kekentalan. Bahan psedoplastis
memungkinkan satu adukan digunakan baik untuk bahan semprit maupun sendok
cetak. Kemudian pabrik, pembuat menyediakan pasta tambahan yang dapt digunakan
untuk menhhasilkan suatu adukan pengencer. Komponen bahan memerlukan
perummusan ulang untuk mengadaptasi bahan bila ingin digunakan dengan alat
pengaduk otomatis. Sebagai akibatnya, kekerasan polieter juga berkurang.
- Dibutuhkan pencampuran secara merata
- Retensi bahan pada sendok cetak dicapai dengan mempergunakan bahan adhesive
seperti larutan rubber
- Sebaiknya dibuat ketebalan bahan cetak yang merata (2-3mm)
- Elastomer hendaknya dilepas dari jaringan secara tiba-tiba untuk menjamin sifat
elastisnya.
17
3.3.2 Bahan non elastis
3.3.2.1 Plaster Of Paris
Struktur Kimia
Konstitusi utama: calcined calcium sulphate hemihydrates à bereaksi dengan air
à membentuk calcium sulphate dehydrate yang kaku.
1. Natrium sulphat àmengurangi ekspansi selama setting, mempercepat proses
setting
2. Borax à memperlambat proses setting
3. Alirazin red à membuat bahan cetak berwarna merah jambu (pink) sehingga
bisa dibedakan dengan bahan model yang dituang ke dalamnya.
4. Bahan pewangi
Bahan-bahan tersebut dapat tercampur di dalam bubuk gips atau dalam suatu
larutan untuk dicampur dengan gips.
Dalam bentuk larutan (disebut larutan A.E/anti ekspansi):
- Natrium sulphate 4 %
- Borax 0,4-1 %
- Alizarin red 0,04 %
Bahan tambahan, seperti gum tragacanth à meningkatkan sifat kohesif gips yang
sudah dicampur.
Starch à gips yang telah set akan terpisah oleh karena mengembangnya starch
sewaktu disiram dengan air mendidih; memudahkan melepas cetakan dari tuangan
model. Bahan yang mengandung starch disebut soluble plasters.
18
Manipulasi
Plaster atau gips hendaknya dicampur dengan air atau larutan A.E dengan
perbandingan 100 g dengan 50-60 ml. Harus dijaga agar tidak terbentuk gelembung udara
sewaktu mengaduk karena gelembung ini dapat muncul di permukaan menyebabkan
ketidaktepatan hasil cetakan.
a. Penyimpanan
Perlu disimpan dalam container tertutup untuk mencegah terjadinya reaksi dengan
kelembapan atmosfer yang dapat menyebabkan terbentuknya hingga sehingga
mempercepat setting. Stone atau plaster disimpan pada temperatur ruang.
b. Kontaminasi
Jaga agar bahan tidak bercampur dengan bekas – bekas gypsum yang telah set atau
bahan impurity lainnya.
c. Rasio air dan powder yang tepat (penakaran)
Apabila dipakai terlalu banyak air untuk mencampur stone maka setelah set bias
diperoleh hasil yang serupa lunaknya dengan gips. Karena kekuatan suatu stone secara
tidak langsung sebanding dengan rasio W:P adalah sangat penting untuk
mempertahankanjumlah air serendah mungkin. Namun jangan terlalu rendah
sehinggaadukan tidak mengalir kedalam setiap detail cetakan. Sekali rasio W:P optimal
ditntukan, takaran yang sama harus selalu digunakan. Air dan bubuk harusdiukur
dengan menggunakan silinder pengukur volume air yang akurat dan menimbang
kesetaraannya untuk bubuk.
c. Mencegah tersetaknya udara di dalam campuran
Masukkan bubuk ke dalam air dan diaduk sedemikian rupa agar udara jangan
terperangkap ke dalam bahan.
19
d. Cara pengadukan dan waktu pengadukan
Pengadukan selama satu menit basanya cukup untuk menghasilkan adonan yang cukup
halus dan tidak bergumpal. Bila mengaduk dengan tangan, mangkuk pengaduk harus
berbentuk parabolic, halus, dan tahan terhadap abrasi. Spatula harus memiliki bilah
yang kakuserta pegangan yang nyaman dipagang. Terjebaknya udara dalam adukan
harus dihindari intuk mencegah porous yang dapat menyebabkan kelemahan dan
ketidakakeakuratan permukaan. Penggunaan vibrator otomatis dengan frekuensi tinggi
dan amplitude yang tinggi adalah membantu. Air sudah diukur jumlahnya ditempatkan
dalam mangkuk pengaduk, dan bubuk yang sudah ditimbang ditaburkan. Adukan
kemudian dengan cepat diputar, dengan secara periodic menyapu spatula kedalam
mangkuk pengaduk untuk menjamin pembasahan semua bubuk serta memecahkan
endapan atau gumpalan. Pengadukan harus terus berlangsung sampai diperoleh adukan
yang halus, biasanya dalam 1 menit. Semakin lama waktu pengadukan berarti
mengurangi waktu kerja, khususnya untuk menuang model.
e. Vibrator
Sewaktu menuang ke dalam cetakan model atau die biasanya digunakan vibrator untuk
membantu mengalirnya adonan ke dalam cetakan dan mempermudah terlepasnya
gelembung udara. Cegah dilakukannya vibrasi yang berlebih karena dapat
menyebabkan distorsi bahan cetak.
Aplikasi :
1. Model dan die
2. Bahan cetak
3. Mounting
4. Packing
5. Bahan tanam
Sifat
a.Ketepatan
• Plaster sangat baik dalam mencatat detil-detil halus karena campuran bahan ini
20
sangat encer ketika dimasukkan ke dalam mulut.
• Perubahan dimensi sewaktu setting sangat kecil karena adanya bahan anti ekspansi.
• Bila terdapat undercut, cetakan gips akan pecah sewaktu dikeluarkan dari dalam
mulut.
• Perubahan dimensi selama penyimpanan cetakan gips adalah kecil meskipun ada
sedikit karena pengeringan.
• Sebelum diisi dengan model gips atau dental stone, cetakan gips harus diberi bahan
separasi. Dapat diergunakan bahan pelapis alginate, varnish, atau waterglass atau
larutan sabun.
b. Sifat-sifat umum lainnya
• Bahan cetak gips bersifat nontoksis. Meskipun demikian kadang-kadang terasa tidak
enak bagi pasien karena menimbulkan rasa kering pada mulut.
• Waktu setting dapat dikontrol dengan persis dengan menggunakan jumlah bahan
tambahan yang tepat.
• Cetakan gips stabil dalam penyimpanan jangka lama asalsaja dibiarkan dalam
container tertutup.
Sewaktu bahan dasar gips (CaSO4)2.H2O dicampur dengan air diduga terjadi hal – hal
sebagai berikut (meskipun dalam literatur masih terdapat perbedaan pendapat
mengenai bentuk reaksi setting yang terjadi) :
a. Sebagian hemihidrat larut dan menghasilkan ion – ion Ca2+ dan SO42-
b. Hemihidrat yang terlarut membentuk dihidrat dalam larutan yang kemudian
menjadi terlalu jenuh. Dari larutan tersebut, terjadi pertumbuhan kristal dihidrat.
Bahan menjadi kaku tetapi tidak keras, dapat diukir tetapi tidak dapat dibentuk,
ekspansi termis dan panas masih berlangsung Initial Setting.
c. Faktor – faktor penting yang berkaitan dengan reaksi setting bahan dasar gips :
Terjadi pertumbuhan kristal pada inti kristalisasi; pada kasus ini inti dapat
berupa kristal gypsum yang timbul sebagai impurity pada kristal hemihydrat.
Pergerakan ion – ion Ca2+ dan SO42- ke inti juga sangat penting.
Oleh karena dihydrat berkristalisasi maka lebih banyak hemihydrat yang
larut dan proses bersambung terus.
21
Bahan keras, kaku, ekspansi thermis dan panas sudah berakhir Final
Setting.
Setting Time yaitu waktu yang diperlukan bahan untuk setting sampai menjadi rigid.
Setting time dipengaruhi oleh : komposisi, bentuk fisis, temperatur, W/P rasio, dan lama
pengadukan.
Reaksi Setting :
(CaSO4)2H2O + 3H2O 2CaSO4.2H2O + panas.
Bahan Additive :
1. Setting Time
a) Akselerator
Na2SO4 mempercepat pembentukan kalsium sulfat hemihidrat K2SO4
menambah kecepatan larutnya kalsium sulfat hemihidrat
b) Retardus
Na sitrat, boraks, kalium sitrat bahan ini diserap oleh inti kristal sehingga
dapat meracuni inti kristal akibatnya kelarutan tidak sempurna mengurangi
kecepatan kelarutan hemihidrat
2. Setting Expantion
a) Memperbesar setting expantion
Kalsium asetat 1% setting expantion linier untuk kompensasi pengerutan
logam saat dingin
b) Memperkecil setting expantion
Natrium sulfat mengurangi setting expantion sebesar 0,05%.
22
3. Kekuatan penambahan bahan additive dapat mengurangi kekuatan gips.
Perubahan dimensi saat setting à plaster of paris à besar ekspansi linier 0,3 – 0,4
%. Ekspansi ini disebabkan adanya dorongan ke arah luar oleh kristal – kristal dihidrate
yang sedang terbentuk. Bahan yang telah ekspansi mengandung kristal – kristal dihidrat
dan pori – pori. Volume kristal bahan yang telah setting lebih kecil dari volume awal
hemihidrat. Besarnya pengurangan volume kristal ini dapat dihitung dari berat molekul
dan berat jenis hemihidrat, kira – kira sebanyak 7 %. Bila gips yang telah dicampur
dibiarkan dalam air pada waktu initial setting, maka akan terjadi ekspansi yang lebih
besar yang disebut disebut Hygroscopic Expansion dan kadang – kadang dilakukan
untuk mengekspansi bahan tanam gypsum.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat manipulasi gips:
1. Penyimpanan harus tertutup rapat untuk menghindari kelembaban udara
dapat menyebabkan terbentuknya hidrat mempercepat setting time.
2. Hindari kontaminasi kotoran, gips yang sudah setting atau impurity lain.
3. Cara mencampur siapkan air sesuai kebutuhan dalam bowl, kemudian tuang
bubuk / powder gips, aduk 60 kali per menit diatas vibrator.
4.Bubuk dulu kemudian air
a) banyak udara terjebak porus model tidak akurat
b) kontak permukaan partikel bubuk gips dengan air tidak sama reaksi
kristalisasi tidak sama thermal expantion tidak sama.
5. W/P rasio : plaster of paris (50 – 60ml/100gr), DS (22 – 35ml/100gr), DSHS
(20ml/100gr).
Kekuatan gips tergantung pada :
a) Bahan yang digunakan, misalnya hemihidrat yang autoclaved atau calcined
dan adanya bahan additive.
b) Perbandingan W/P.
23
c) Kekeringan bahan yang telah setting. Untuk mendapatkan sifat – sifat
optimal, gips hendaknya dibiarkan berhidrasi selama (paling sedikit) 1 jam (dan
kalau bisa lebih lama), dan kemudian dikeringkan sampai diperoleh berat yang
konstan pada suhu 450C.
(E.C.Combe,1992)
Dua faktor yang mempengaruhi resistensi kekuatan dan abrasi setelah produk jadi
adalah bentuk partikel dan porusitas. Kekuatan produk gips berhubungan dengan jumlah
air yang digunakan untuk membuat model kerja. Banyaknya porus pada partikel
membuat kebutuhan air lebih banyak untuk merubah hemihidrat menjadi dihidrat.
(Carol Dixon Hatrick: 232)
Faktor-faktor berikut ini dapat diamati selama berlangsungnya reaksi setting:
a. Campuran air dan hemihidrat dapat dituang seketika (bila digunakan
perbandingan yang benar antara air dengan powder)
b. Bahan menjadi kaku tetapi tidak keras (initial setting) à pada tahap ini bahan
dapat diukir tetapi sudah tidak dapat dibentuk/dicetak.
c. Terjadi apa yang disebut ”final setting” dimana bahan menjadi keras dan
kuat. Walaupun demikian, pada tahap ini reaksi hidrasi tidak berarti sudah
sempurna, tetapi juga tidak berarti bahwa kekuatan dan kekerasan optimum sudah
tercapai.
d. Dihasilkan panas selama setting karena hidrasi hemihidrat bersifat eksotermis.
(Combe, 1992 : 319)
3.3.2.2 Bahan Cetak Komposisi (Kompoun)
Komposisi:
24
a. Campuran damar alam (misalnya colophony dan shellac/wax)
b. Bahan pengisi (soap-stone atau talc), berguna untuk meningkatkan viskositas
pada temperatur di atas temperatur mulut dan meningkatkan kekerasa kompoun
pada temperature ruang.
c. Pelicin (asam stearic atau stearin)
d. Bahan pewarna
Kompoun bersifat thermoplastic yaitu lunak sewaktu dipanaskan dan mengeras bila
didinginkan tanpa terjadi suatu reaksi kimia.
Klasifikasi:
a. Tipe I, lower fusing materialsà
i. Untuk mendapatkan cetakan prosthetic seperti preliminary-impression
pada pasien yang sudah tidak bergigi, tersedia dalam lembaran dengan tebal
kira-kira 4-5 mm.
ii. Bahan untuk peripheral seal.
iii. Tersedia dalam bentuk batang; dipakai untuk keperluan cetakan yang
menggunakan cincin kuprum yaitu untuk inlay dan mahkota, juga untuk
ditambahkan pada bagian marginal sendok cetak khusus, dll.
b. Tipe II, higher fusing materialsà
Dipakai sebagai bahan untuk sendok cetak, bahan ini cukup kaku untuk dapat
mendukung bahan cetak lainnya.
Manipulasi:
a. Untuk cetakan prostheticà
25
Bahan komposisi dipanaskan dalam waterbath pada suhu 550C sampai 600C.
Karena bahan ini mempunyai sifat penghantar panas yang rendah maka harus
direndam agak lama dalam waterbath sampai sepenuhnya lunak. Meskipun
demikian, bila dibiarkan terlalu lama beberapa konstitusinya dapat terlepas ke
waterbath sehingga merubah sifat-sifat bahan. Air dapat terikut serta ke dalam
bahan apabila bahan komposisi dipijit-pijit sewaktu berada di dalam waterbath;
air ini akan berlaku sebagai plastisizer. Bila komposisi dibiarkan terlalu dingin
maka ia tidak mengalir dengan baik sewaktu dicetakkan di dalam mulut; tetapi
sebaliknya menjadi merekat apabila dibiarkan terlalu panas. Selalu diingat
memberi lapisan kain kasa pada waterbath agar bahan tidak merekat padanya.
b. Untuk cetakan dengan cincin kuprum misalnya untuk pekerjaan inlay dan
mahkota, batangan komposisi dipanaskan dengan api (gas atau alkohol). Apabila
terjadi overheating beberapa konstitusinya bisa menguap sehingga dapat
merubah sifat-sifat bahan.
Aplikasi :
1. Untuk mencetak linggir gigi
2. Untuk mencetak gigi tunggal
3. Untuk pembuatan inlay, dan mahkota dengan cincin cuprum
4. Kompoun yang kental dapat digunakan untuk pembuatan gigi tiruan
5. Dapat digunakan sebagai pengecek preparasi, hal ini dilakukan agar tidak
membuang-buang bahan
Sifat-sifat:
(a) Ketepatan
Secara umum bahan ini meskipun plastis sewaktu dicetakkan tetapi tidak cukup
encer untuk dapat mencatat semua detail halus dalam mulut.
Bahan cetak komposisi mempunyai koefisien termal ekspansi yang besar; maka
pada pendinginan sewaktu setting terjadi kontraksi yang cukup banyak. Hal ini
dapat dikurangi sampai batas tertentu dengan cara memanaskan permukaan
26
bahan yang telah set di atas api lalu diulangi melakukan pencetakan. Dengan
cara ini maka hanya sejumlah kecil bahan komposisi yang mengalami kontraksi,
sehingga resultansi besarnya kontraksi juga kecil. Kontraksi juga terjadi sewaktu
pendinginan dari suhu mulut ke suhu kamar (kira-kira 1,5% volume).
Cetakan komposisi mengalami perubahan sewaktu melewati daerah undercut.
Terjadi perubahan dimensional selama penyimpanan hasil cetakan di
laboratorium. Stress dapat terbentuk di dalam bahan terutama apabila
dimanipulasi atau dibentuk ketika belum sepenuhnya lunak. Perubahan lebih
lanjut dapat terjadi oleh karena pelepasan stress ini, terutama apabila dibiarkan
beberapa waktu di dalam atmosfir hangat sebelum dilakukan pengisian model.
Bahan ini compatible dengan bahan model atau die.
(b) Sifat-sifat lain
Tidak toksis dan tidak mengiritasi.
Mengeras di dalam mulut dalam waktu yang dapat ditoleransi.
Dapat tahan cukup lama, tetapi perubahan pada shellac dapat menyebabkan
kemunduran kualitasnya setelah pemakaian yang lama.
3.3.3.3 Zinc Oksid-Eugenol dan pasta sejenisnya
Struktur Kimia
a. Zinc oksid tersedia dalam bentuk pasta. Ini diperoleh dengan menambah suatu minyak
(misalnya olive oil, light mineral oil atau linseed oil).
Minyak ini juga bertindak sebagai plastizer di dalam bahan. Juga dapat disertakan
hydrogenated rosin untuk mempercepat setting dan menjadikan pasta lebih kohesif.
b. Eugenol mengandung talc atau kaolin sebagai bahan pengisi membuatnya berbentuk
pasta.
c. Salah satu atau kedua pasta dapat mengandung accelerator seperti zinc asetat.
27
d. Setidak-tidaknya ada satu jenis pasta yang mengandung asam karboksilat sebagai bahan
pengganti eugenol. Bahan ini dapat bereaksi dengan zinc hidroksida (yang kemungkinan
terbentuk oleh karena hidrolisa zinc oksida) membentuk garam.
(Combe, E.C. 1992. Sari Dental Material. Jakarta: Balai Pustaka.)
Zinc Oksid-Eugenol
1. Komponen tube no 1 (basis):
- Oksida seng 87%
- Minyak mineral atau sayur tertentu 13%
2. Komponen tube no 2 (bahan aselerator):
- Minyak cengkeh atau eugenol 12%
- Garam atau rosin terpolimerisasi 50%
- Bahan pengisi (jenis silika) 20%
- Lanolin 3%
- Balsam bersifat resin 10%
- Larutan aselerator (CaCl2) dan pewarna 5%
Minyak mineral atau sayur bertindak sebagai bahan pembuat plastis dan membantu
menghilangkan eugenol sebagai iritan. Oksida seng yang digunakan haruslah dibagi secara
cermat dan harus mengandung hanya sejumlah kecil air. Minyak cengkeh yang mengandung
eugenol 70-85%, kadang-kadang digunakan untuk pengganti eugenol karena bahan tersebut
mengurangi rasa terbakar yang dialami oleh pasien ketika bahan berkontak dengan jaringan
lunak.
Penambahan rosin pada pasta dalam tube kedua nampaknya mempermudah kecepatan
reaksi dan menghasilkan produk yang lebih halus, lebih homogeny. Balsam Canada dan Peru
seringkali digunakan untuk meningkatkan aliran dan memperbaiki sifat pengadukan. Bila pasta
28
yang teraduk terlalu encer atau kurang kental, bahan pengisi (seperti malam) atau bubuk lembam
(seperti kaolin, talk dan tanah diatom) dapat ditambahkan pada satu atau kedua pasta tersebut.
Ada banyak garam pelarut yang dapat bertindak sebagai bahan percepat reaksi. Bahan
kimia yang biasa digunakan adalah seng asetat, kalsium klorid, alkohol primer, dan asam asetik
dingin. Aselarator dapat disatukan pada satu atau kedua pasta.
(Anusavice, Kenneth J. 2003. Philips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC)
Sifat
a. Ketepatan
• Bahan cetak ini cukup encer untuk dapat mencatat detil halus dalam mulut.
• Tidak terdapat perubahan dimensional selama proses setting, atau kalaupun ada hanya sedikit.
• Bahan ini tidak elastic sehingga tidak dapat dipakai untuk mencatat undercut.
• Bahan yang telah set kelihatannya cukup stabil dalam penyimpanan di laboratorium.
• Bahan cetak ini dapat kompatibel dengan bahan model dental stone. Pasta dapat dikeluarkan
dari stone dengan cara melunakkannya dalam air pada suhu 60ºC.
b. Sifat-sifat lain
• Bahan ini tidak toksis, tetapi pasta yang mengandung eugenol dapat mengiritasi,memberi rasa
gatal, atau rasa seperti terbakar pada pasien dan rasanya tetap lengket sehingga bagi sebagian
penderita dianggap tidak menyenangkan. Pasta ini dapat merekat ke jaringan, sehingga bibir
pasien biasanya diolesi terlebih dahulu dengan vaselin (petroleum jelly).
• Waktu setting biasanya cukup baik bila diikuti petunjuk pabrik dengan benar dan dipergunakan
perbandingan pasta yang sesuai. Adanya air dan peningkatan suhu, kedua-duanya
memperpendek waktu setting.
Manipulasi
Pengadukan kedua pasta umumnya dilakukan pada kertas tahan minyak, meskipun dapat
juga digunakan lempeng kaca pengaduk. Proporsi yang tepat dari kedua pasta umumnya
diperoleh dengan menekan kedua pasta dengan panjang yang sama, masing-masing dari tiap
tube, pada lempeng pengaduk. Spatula baja antikarat yang lentur dapat digunakan untuk
mengaduk kedua bahan tersebut. Kedua bahan disatukan dengan menyapunya menggunakan
29
spatula, dan pengadukan dilanjutkan selama kurang lebih 1 menit (atau seperti dianjurkan
oleh pabrik) sampai terlihat warna yang seragam.
Aplikasi:
1. Bahan ini biasanya dipergunakan dalam bagian tipis (2 sampai 3 mm) sebagai wash
impression. Cetakan dengan zinc oksid-eugenol dapat dilakukan dengan menggunakan
sendok khusus yang sangat rapat atau menggunakan basis gigi tiruan yang ada terutama
basis gigi tiruan yang hendak di-relining
2. Pasta bedah
Setelah gingivoplasti (pembuangan secara bedah jaringan gingiva hiperplastik dan untuk
menciptakan kontur fisiologis gingiva), pasta oksida seng eugenol dapat ditempatkan
pada daerah luka operasi untuk membantu memegang obat-obatan dan mempercepat
penyembuhan.
Campuran pasta bedah umumnya serupa dengan pasta cetak. Namun, pasta-pasta ini
umumnya lebih lunak dan lebih lambat mengeras dibandingkan dengan pasta cetak.
Adukannya harus dapat dibentuk menjadi suatu tali yang dimampatkan ke dalam luka
gingiva serta ruang interproksimal untuk memberikan retensi bagi dresing (pembalut).
Produk akhir haruslah cukup kuat menahan perubahan posisi selama pengunyahan tetapi
tidak begitu rapuh sehingga dapat bergeser di bawah tekanan terlokalisasi.
3. Pasta pencatat gigitan
Bahan yang digunakan untuk mecatat relasi oklusal antara gigi asli atau gigi tiruan
termasuk plaster cetak, kompoun, malam, resin, dan pasta oksida logam. Pasta oksida
seng eugenol seringkali digunakan sebagai bahan pencatat gigitan dalam membuat gigi
tiruan lengkap dan gigi tiruan sebagian cekat atau lepasan. Bahan pembuat plastis seperti
petrolatum seringkali ditambahkan untuk mengurangi kecenderungan pasta melekat pada
jaringan mulut. Berlawanan dengan malam, pasta oksida seng eugenol hampir tidak
memberi tahanan terhadap gerakan menutup mandibula, sehingga memberikan catatan
relasi interoklusal yang lebih akurat. Juga pencatatan interoklusal lebih stabil
dibandingkan dengan yang dibuat dari malam.
30
3 .3.3.4Bahan Cetak Lilin/Wax
Malam atau wax merupakan salah satu bahan yang memegang peranan penting di
ilmu bidang Kedokteran Gigi. Malam atau wax dipergunakan pertama kali di dunia
Kedokteran Gigi sekitar abad 18 yang bertujuan untuk pencatatan cetakan rahang yang
tidak bergigi. Meskipun telah ditemukan bahan baru lainnya, malam masih digunakan
dalam jumlah yang besar untuk keperluan klinik dan pekerjaan laboratorium. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut malam gigi biasanya dicampur dari bahan alami dan
sintetis (Combe,1992).
Malam atau wax yaitu bahan termoplastik yang terdiri dari berbagai bahan
organis dan bahan alami sehingga membuatnya sebagai bahan yang dengan sifat-sifat
yang sangat berguna. Unsur-unsur pokok Dental Wax, diantaranya : mineral, sayur-
sayuran/tumbuh-tumbuhan, dan serangga/hewani. Wax yang berasal dari bahan mineral
dibedakan menjadi parafin wax dan microcrystalin wax (ceresin). Sedangkan malam /
wax yang berasal dari hewani yaitu beeswax. Carnauba wax, candelila wax, resin, dan
gum merupakan jenis wax yang berasal dari sayur-sayuran/tumbuh-tumbuhan. Parafin
wax dan microcrystalin wax (ceresin) diperoleh dari hasil residu petroleum melalui
proses destilasi. Parafin wax memiliki sifat mudah pecah, mencair pada suhu 480-700C,
dan memiliki rantai hidrokarbon yang lurus. Sedangkan microcristalyn wax (ceresin)
memiliki sifat yang lebih fleksibel dan kuat, mencair pada suhu 650-900C, dan memiliki
rantai hidrokarbon yang bercabang. Beeswax memiliki sifat mudah pecah pada
temperature kamar tetapi mudah dibentuk pada temperature tubuh dan mencair pada suhu
840-910C. Begitu juga dengan carnauba wax, bahan ini mencair pada suhu 840-910C.
Sedangkan pada candelila wax, bahan ini mencair pada suhu 680-750C dan digunakan
untuk memperkeras parafin wax dengan jalan ditambahkan pada parafin wax. (USU-
library.ac.id, 2008).
Teknik yang digunakan dalam pembuatan model malam pada gigi, terbagi
menjadi 2, yaitu :
1. Teknik lansung, jika model malam langsung dibuat pada gigi.
31
2. Teknik tidak langsung, jika model malam dibuat pada die
Ada juga modifikasi dari teknik-teknik tersebut untuk mendapatkan hasil yang
lebih maksimal. (Philips, 2004)
Bahan malam yang dihasilkan secara alami (baik dari tumbuhan maupun hewan)
tidak bisa dikontrol dalam proses manipulasinya, sedangkan malam sintesis (seperti
derivat nitrogen dari asam lemak) atau polimer dari etilen dapat memberikan keuntungan
yang lebih. Pada prakteknya, di dunia kedokteran sendiri lebih banyak menggunakan
malam campuran dari berbagai macam sumber yang tujuannya untuk saling melengkapi
dan menutupi kekurangan setiap malam. (Craig,1983)
Malam yang digunakan di dunia Kedokteran Gigi (biasa disebut Dental Wax)
harus memenuhi syarat-syarat diantaranya :
1. Stabil pada suhu mulut
2. Dapat mengisi rongga cetak
3. Non iritan dan tidak beracun
4. Tidak meninggalkan residu pada saat dipanaskan
5. Tidak berubah sifat fisis jika dipanaskan
(Wilson,1987)
Malam memiliki sifat-sifat fisis yang dapat membantu atau malah merugikan
pekerjaan di dunia Kedokteran Gigi. Sifat-sifat fisis itu antara lain :
1. Suhu transisi padat – padat.
Suhu transisi padat – padat ini dapat diperoleh dengan memanaskan malam secara
merata hingga massa malam lunak dan merupakan saat yang tepat untuk
memanipulasi malam. Pada keadaan ini malam mudah dibentuk tanpa sobek.
Keadaan ini disebabkan karena kisi kristal yang stabil (orthorhombic) berubah
menjadi bentuk hexagonal yang terjadi di bawah titik cair malam. Malam yang tetap
kaku pada suhu mulut mempunyai suhu transisi padat – padat di atas suhu 37ºC.
32
2. Ekspansi dan Kontraksi Termis
Koefisien ekspansi termis malam lebih tinggi daripada bahan kedokteran gigi lainnya.
Hal ini dapat menyebabkan kesalahan pada pattern atau pola sewaktu didinginkan
dari suhu cair ke suhu kamar. Ekspansi dan kontraksi sewaktu pemanasan ini dapat
menyebabkan hasil yang diperoleh sedikit berbeda dari dimensi ukuran yang
sebenarnya.
3. Flow (daya alir)
Sifat aliran suatu malam sangat menentukan dalam menghasilkan detail cetakan yang
sempurna. Sifat aliran pada tiap tipe malam berbeda – beda sesuai dengan
penggunaannya di Kedokteran Gigi. Sifat aliran malam dan campuran malam
meningkat apabila suhu naik sampai di atas suhu transisi padat – padat. Pengukuran
aliran pada malam tergantung dari pergeseran molekul – molekul malam selama
pergerakannya.
4. Tegangan dalam (internal stress)
Tegangan dalam adalah tegangan yang timbul pada malam yang diakibatkan adanya
pemanasan malam yang tidak merata. Malam yang mengalami internal stress akan
mengalami distorsi apabila dilakukan pemanasan ulang. (Combe,1992)
Ada beberapa jenis malam berdasarkan penggunaannya, antara lain :
a. Malam model
Malam jenis ini banyak dipergunakan untuk keperluan membuat pola dan untuk
pencatatan relasi rahang dalam bentuk gigi tiruan. Malam model yang digunakan
untuk keperluan klinik hendaknya tidak mengalami perubahan dimensi ketika
dipanaskan pada suhu mulut dan didinginkan pada suhu kamar.
33
b. Malam lembaran tuang
Malam jenis ini tersedia dalam bentuk lembaran dengan ketebalan tertentu. Bahan
malam tuang dan komponen polimer harus dibakar habis dari bumbung tuang
tanpa meninggalkan residu.
c. Malam inlay
Malam jenis ini banyak dipergunakan untuk pembuatan pola inlay, yang dapat
dipergunakan langsung di dalam mulut atau dengan model.
d. Carding dan Boxing wax
Malam jenis ini banyak dipergunakan untuk melekatkan gigi tiruan pada
tempatnya dan untuk membuat dinding batas cetakan sebelum dilakukan
pengisian.
e. Malam perekat (Sticky wax)
Malam jenis ini berbentuk batang yang mudah patah/brittle, warna kuning, terbuat
dari beeswax dan beberapa resin alami. Bahan ini hendaknya mudah dilepas
dengan air mendidih dan memiliki kontraksi minimal sewaktu pendinginan untuk
mencegah bergeraknya bagian-bagian yang hendak disambung.
f. Malam cetak
Malam jenis ini dipergunakan untuk mencetak rahang yang tidak bergigi. Malam
ini menunjukkan derajat aliran yang tinggi pada suhu mulut.
(Combe,1992)
3.3.3.5 Bahan lain
1. Peripheral seal
34
Formula monomer dan polimer. Monomernya adalah n-butyl methacrylate yang
mengandung activator amina tertiar, sedangkan polimernya adalah poly(ethyl
methacrylate) dengan suatu initiator peroksida. Polimerisasi terjadi sewaktu kedua bahan
ini dicampur. Kebaikan bahan ini adalah bahwa penggunaannya sangat mudah dan cepat.
Auto-polimerising acrylic konvesionil tidak sesuai untuk pemakaian ini. Hal ini
disebabkan karena pengaruh toksis methyl methacrylate dan panas yang terjadi selama
polimerisasi (exotherm) serta kecepatan reaksi.
2. Guttha Percha
Gutta Percha dapat melunak pada suhu 60-65˚C. Dapat mengalir pada suhu mulut bila
diberi tekanan. Dapat dipergunakan misalnya untuk pengambilan cetakan pasien yang
mempunyai cleft palatum. Bahan ini melunak dan terbentuk sendiri setelah beberapa hari
berkontak dengan jaringan lunak yang bergerak.
3.4 Tipe sendok cetak
3.4.1 Stock tray à ukuran standar.
Dibagi menjadi:
- Reusable à dari logam, tersedia dengan atau tanpa perforasi
- Disposable à dari polimer(seperti nylon atau polystyrene), biasanya berlubang-lubang
(perforated)
3.4.2 Special tray à berdasarkan model cetakan mulut penderita ; Semuanya disposable,
dapat dibuat dari self curing akrilik atau shellac.
Berdasarkan bentuk :
- Sendok cetak sebagian (1/2 rahang) : untuk pembuatan 1 gigi misalnya
inlay,onlay,mahkota jacket.
- Sendok cetak penuh/ seluruh rahang
35
Sendok Cetak Siap Pakai
Sendok cetak pakai tersedia dalam atau tidak berbagai ukuran dan bentuk. Sendok
cetak ini dibuat dari logam atau plastik dan dapat berlubang atau tidak berlubang. Sendok
cetak plastik dengan tipe tertentu dibuat untuk satu kali pemakaian.
Idealnya sebuah sendok cetak pakai harus menutupi seluruh daerah pendukung
gigi tiruan dan memberikan suatu ruangan yang merata selebar beberapa milimeter.
Tetapi karena bentuk dan ukuran sendok cetak terbatas dan bentuk daerah pendukung
gigi tiruan sangat bervariasi, ketetapan sendok cetak seringkali kurang memuaskan.
Sendok cetak mungkin terlalu lebar atau sempit, mungkin tidak menutupi jaringan
pendukung gigi tiruan bagian posterior, sayap sendok cetak mungkin terlalu panjang
sehingga menusuk ke dalam sulkus dan mengubah bentuk jaringan sulkus.
Sendok Cetak Perseorangan
36
Untuk menghindari perubahan yang permanen pada bahan cetak elastik ketika
dikeluarkan dari daerah ceruk, diperlukan bahan cetak dengan ketebalan yang memadahi.
Karena itu sendok cetak perseorangan harus dibuat pada model pendahuluan setelah
dilapisi dengan suaru pembuat ruangan yang cukup tebal.
Alginat merupakan bahan cetak yang elastik yang sering digunakan untuk pasien
tidak bergigi dan memrlukan ruang antara 3mm. Resin akrilik berpolimerisasi dingin atau
shellac yang mengandung aluminium dapat digunakan untuk membuat sendok cetak tipe
ini. Masalah cenderung terjadi dengan bhan cetak shellac terutama bila komponen batang
berwarna hijau digunakan untuk pembentukan tepi, karena panasnya akan melunakkan
shellac mengakibatkan pelepasan tegangan. Pendinginan sendok cetak shellac secara
merata sangat diperlukan setelah pembentukan tepi-tepinya selesai,jika digunakan
kombinasi kedua bahan tersebut.
Pasta oksida eugenol digunakan sebagai lapisan tipis karena itu diperlukan sendok
cetak yang cekat, resin akrilik berpolimerisasi dingin diindikasikan untuk sendok cetak
tipe ini terutama pada rahang bawah yang daerah pendukungnya di daerah anterior sangat
sempit dan jika terbuat dari shellac akan patah atau berubah bentuk selama prosedur
pembuatan cetakan.
Sebuah sendok cetak bawah yang cekat dari akrlik hendaknya mempunyai
tonggak pegangan di daerah premolar yang berfungsi sebagai bersandarnya jari.
Pegangan ini menjaga agar jari yang menstabilkan sendok cetak dan mendukung cetakan
benar-benar bebas dari daerah tepi cetakan yang kritis waktu bahan cetak mengeras. Jika
hal ini tidak dilakukan ketidaktepatan akan terjadi akibat jari-jari yang menghalangi
gerakan jaringan lunak saat pembentukan tepi dan menghalangi gerakan jaringan lunak
saat pembentukan tepi dan menghalangi terdorongnya bahan cetak yang berlebih ke
dalam sulkus.
37
BAB IV
KESIMPULAN
1. Tipe bahan cetak dalam kedokteran gigi dibagi dalam dua tipe yaitu :
a. Elastik terdapat Hidrocoloid terdiri dari Reversible : Agar dan
Irreversible : Alginate serta Elastomer terdiri dari Polysulphida, Silikon
dan Polyether.
b. Non- elastik terdiri dari Plaster of Paris, Impression composition
(Compound), Zinc Oxide Eugenol & pasta sejenisnya, Bahan cetak dari
wax serta Bahan lain : Gutta percha dan Peripheral seal.
2. Syarat dan sifat bahan cetak yaitu suatu bahan cetak hendaknya mempunyai sifat-sifat
sebagai berikut : sifat-sifat rheology ; bahan hendaknya berada dalam keadaan encer atau
plastis sewaktu dimasukkan ke dalam mulut ; hendaknya cukup encer sehingga dapat
menghasilkan cetakan yang teliti dan halus, Perubahan dimensi yang terjadi sewaktu
hendak dilepas dari mulut, Sebaiknya bahan cukup elastic sewaktu dilepas dari mulut,
Perubahan dimensi selama penyimpana hasil cetakan dilaboratorium hendaknya sangat
kecil sehingga dapat diabaikan dan compatible. Serta sifat-sifat lain yaitu tidak toksis dan
tidak mengiritasi, mempunyai bau dan rasa yang dapat ditoleransi, mempunyai waktu
setting yang sesuai, dan stabil pada penyimpanan untuk jangka waktu lama.
38
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, Kenneth J. 2003. Philips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC
Basker, R.M.1996.Perawatan Prostodontik bagi pasien tidak bergigi. Jakarta:EGC
Combe, E.C. 1992. Sari Dental Material. Jakarta: Balai Pustaka
Prajitno, H.R.1991. Ilmu Geligi tiruan Jembatan. Jakarta:EGC
Utari, Rita I.1994. Desain & Teknik mencetak pada pembuatan gigi tiruan lengkap. Jakarta:
Hipokrates
Anonim.www.Library.usu.ac.id
Anonim.www.dentaland.co.nz
Anonim.www.2spi.com/catalog/chem/liquid-polymers.html
39