bab i-iii askep heg.docx
TRANSCRIPT
7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 1/22
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sekitar 50-90% perempuan hamil mengalami keluhan mual dan
muntah. Keluhan ini biasanya disertai dengan hipersalivasi, sakit kepala,
perut kembung, dan rasa lemah pada badan. Keluhan-keluhan ini secara
umum dikenal sebagai “morning sickness.” Istilah ini sebenarnya kurang
tepat karena 80% perempuan hamil mengalami mual dan muntah sepanjang
hari.
Apabila mual dan muntah yang dialami mengganggu aktivitas sehari-
hari atau menimbulkan komplikasi, keadaan ini disebut hiperemesis
gravidarum. Komplikasi yang dapat terjadi adalah ketonuria, dehidrasi,
hipokalemia dan penurunan berat badan lebih dari 3 kg atau 5% berat badan.
Mual dan muntah pada kehamilan biasanya dimulai pada kehamilan
minggu ke-9 sampai ke-10, memberat pada minggu ke-11 sampai ke-13 dan
berakhir pada minggu ke-12 sampai ke-14. Hanya pada 1-10% kehamilan
gejala berlanjut melewati minggu ke-20 sampai ke-22. Pada 0,3-2%
kehamilan terjadi hiperemesis gravidarum yang menyebabkan ibu harus ditata
laksana dengan rawat inap.
Hiperemesis gravidarum jarang menyebabkan kematian, tetapi angka
kejadiannya masih cukup tinggi. Hampir 25% pasien hiperemesis gravidarum
dirawat inap lebih dari sekali. Terkadang, kondisi hiperemesis yang terjadi
terus-menerus dan sulit sembuh membuat pasien depresi. Pada kasus-kasus
ekstrim, ibu hamil bahkan dapat merasa ingin melakukan terminasi
kehamilan.
Beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan hiperemesis
gravidarum antara lain hiperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya,
berat badan berlebih, kehamilan multipel, penyakit trofoblastik, nuliparitas
dan merokok (Gunawan et ll, 2011).
7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 2/22
2
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan penulisan laporan kasus ini diharapkan
mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan hiperemesis
gravidarum dengan menerapkan proses keperawatan.
2. Tujuan Untuk Perawat
a. Mengetahui dan mengawasi kesehatan ibu, mendeteksi dini penyakit
penyerta dan komplikasi persalinan.
b. Menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan
yang tinggi bagi ibu dan bayinnya.
c. Menetapkan dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal
terhadap persalinan normal.
d. Mengetahui tentang pulihnya kesehatan ibu optimal.
e. Menurunkan mobiditas dan mortalitas ibu dan perinatal.
3. Tujuan Untuk Klien
a. Agar klien mampu menyiapkan persalinan normal.
b. Agar klien mempersiapkan pemeliharaan bayi dan laktasi
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Pengembangan Masyarakat
Hasil makalah ini dapat dijadikan bahan pustaka untuk menambah
wawasan dan pengetahuan tentang perdarahan post partum.
2. Bagi Profesi Keperawatan
Diharapkan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatanyang paripurna khususnya bagi ibu hamil dalam mengembangkan
kemampuan dan ketrampilan mencapai persalinan normal.
3. Bagi Program Kesehatan
Hasil makalah ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pikiran dalam menjalankan dan merencanakan rumusan program
peningkatan penanganan tanda bahaya ibu hamil khususnya hiperemesis
gravidarum.
7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 3/22
3
D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini
adalah dengan metode deskrisif dan teknik pengumpulan data menggunakan
study kepustakaan meliputi sumber buku dan internet.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini adalah :
1. BAB I : pendahuluan terdiri dari latar belakang penulisan makalah ini,
tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan makalah dan
sistematika penulisan.
2. BAB II : tinjauan teori meliputi pengertian, etiologi, patofisiologi,
manifestasi klinis, klasifikasi, pencegahan, penanganan, prosedur
diagnostik, komplikasi, penatalaksanaan, dan asuhan keperawatan.
3. BAB III: penutup meliputi simpulan dan saran
7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 4/22
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang
wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I.Mual biasanya terjadi
pada pagi hari, tetapi dapat pula tmbul setiap saat dan malam hari. (Sarwono
Prawirohardjo, 2002)
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada
wanita hail, sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan
umumnya menjadi buruk, sebagai akibatnya terjadilah dehidrasi. (Ratna
Hidayati, 2009)
B. Etiologi
Yang menjadi penyebab Hiperemesis Gravidarum (Ratna Hidayati,
Asuhan Keperawatan pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis,Salemba
Medika, Jakarta, 2009 hal 66):
1. Sering terjadi pada primigravida, Molahidatidosa, dan kehamilan ibu
akibat peningkatan kadar HCG.
2. Faktor organik, karena masuknya vili moriales dalam sirkulasi maternal
dan perubahan metabolic.
3. Faktor Psikologis: keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa
takut pada kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab, dan
sebagainya.
4. Faktor endokrin lainnya: hipertiroid, diabetes, dan sebagainya.
5. Masuknya villi khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu
terhadap perubahan ini merupakan faktor organik.
6. Alergi sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadapanak juga
disebut sebagai salah satu faktor organik.
7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 5/22
5
7. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini,
rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan
dan persalin, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat
menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah
sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau
sebagai pelarian kesukaran hidup.
C. Patofisiologi
Patofisiologi hiperemesis gravidarum dapat disebabkan karena
peningkatan Hormone Chorionic Gonodhotropin (HCG) dapat menjadi faktor
mual dan muntah. Peningkatan kadar hormon progesteron menyebabkan otot
polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas
menurun dan lambung menjadi kosong. Hiperemesis gravidarum yang
merupakan komplikasi ibu hamil muda bila terjadi terus menerus dapat
mengakibatkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, serta dapat
mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk
keperluan energi (Winkjosastro, 2007 hal 185).
Pada beberapa kasus berat, perubahan yang terjadi berhubungan
dengan malnutrisi dan dehidrasi yang menyebabkan terdapatnya non protein
nitrogen, asam urat, dan penurunan klorida dalam darah, kekurangan vitamin
B1, B6, B12, dapat mengakibatkan terjadinya anemia (Mitayani, 2009 hal 56).
D. Pathway
Terlampir
7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 6/22
6
E. Manifestasi Klinis
Hiperemesis Gravidarum dibagi menjaddi tiga tingkatan gejala (Ratna
Hidayati, Asuhan Keperawatan pada Kehamilan Fisiologis dan
Patologis,Salemba Medika, Jakarta, 2009 hal 67):
1. Hiperemesis Gravidarum Tingkat I
a. Termasuk tingkat ringan.
b. Mual muntah terus-menerus menyebabkan penderita lemah, tidak mau
makan, penurunan berat badan dan nyeri pada epigastrium, peningkatan
denyut nadi, penurunan tekanan darah, turgor kulit berkurang, lidah
kering, serta mata cekung.
2. Hiperemesis Gravidarum Tingkat II
a. Termasuk tingkat sedang.
b. Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan ibu menderita
lebih parah, apatis, turgor kulit mulai buruk, lidah kering dan kotor,
nadi teraba lemah dan cepat, peningkatan suhu tubuh (dehidrasi),
ikterus ringan, penurunan berat badan, mata cekung, penurunan tekanan
darah, haemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi, dapat juga terjadi
acetonuria, serta napas bau aceton.
3. Hiperemesis Gravidarum Tingkat III
a. Termasuk tingkat berat.
b. Keadaan umum buruk, kesadaran sangat menurun, somnolen sampai
koma, nadi teraba lemah dan cepat, dehidrasi berat, suhu badan
meningkat, penurunan tekanan darah, serta terjadi ikterus. Jika sampai
timbul komplikasi dapat berakibat fatal, berupa: Mempengaruhi susunan saraf pusat
Encefalopati Wernicke dengan adanya nistagmus, diplopia, dan
perubahan mental.
7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 7/22
7
F. Pemeriksaan diagnosis
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien hiperemesis
yaitu:
USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi
janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin,
melokalisasi plasenta.
Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.
Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.
G. Penatalaksanaan
Konsep pengobatan yang diberikan antara lain sebagai berikut:
1. Isolasi dan terapi psikologis.
a. Isolasi di ruangan yang dilakukan dengan baik dapat meringankan
Hiperemesis Gravidarum karena perubahan suasana rumah tangga.
b. Konseling dan edukasi (KIE) tentang kehamilan yang dilakukan untuk
menghilangkan faktor psikis rasa takut.
c. Memberi informasi tentang diit ibu hamil dengan makan tidak sekaligus
banyak, tetapi dengan porsi yang sedikit namun sering.
d. Jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi, karena akan membuat ibu
hamil mengalami pusing, mual, dan muntah.
2. Pemberian cairan pengganti.
Pada keadaan darurat dapat diberikan cairan pengganti, sehingga
dehidrasi dapat diatasi. Cairan pengganti yang dapat diberikan antara lain:
a. Glukosa 5% - 10%
b. Cairan yyang ditambah Vitamin C, B Kompleks, atau Kalium yang
diperlukan untuk kelancaran metabolisme selama rehidrasi
keseimbangan cairan (baik yang masuk dan keluar), nilai tekanan
darah, jumlah nadi, suhu, dan rerata pernapasan harus terpantau.
Lancarnya pengeluaran urine memberikan petunjuk bahwa keadaan
ibu berangsur-angsur membaik.
7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 8/22
8
3. Obat yang dapat diberikan.
Sebagai seorang perawat yang profesional pemberian obat pada
hiperemesis gravidarum sebaiknya berkolaborasi dengan dokter, sehingga
dapat dipilih obat-obatan yang tidak bersifat teratogenik, dapat
menyebabkan kelainan congenital, cacat bawaan bayi.
Sediaan obat yang dapat diberikan pada kasus hiperemesis
gravidarum diantaranya adaalah sebagai berikut:
a. Sedatif ringan
b. Fenobartibal (luminal) 30mg
c. Kalium
d. Antihistamin
e. Dramamin
f. Afopreg
g. Vitamin, terutama Vitamin B Kompleks
h. Vitamin C
i. Anti alergi
4. Menghentikan kehamilan.
Beberapa kasus pengobatan ibu dengan kasus hiperemesis
gravidarum yang tidak berhasil menjadi kemunduran dan kondisi ibu
semakin menurun, sehingga pertimbangan untuk mengakiri kehamilan.
Kedaan yang memerlukan pertimbangan untuk mengakiri kehamilan
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Gangguan jiwa
b. Gangguan penglihatan
c. Gangguan fisiologi tubuh
7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 9/22
9
H. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi akibat hiperemesis gravidarum antara lain:
a. Komplikasi ringan:
Kehilangan berat badan, dehodrasi, asidosis dari kekurangan gizi,
alkalosis, hipokalemia, kelemahan otot, kelainan elektrokardiografik,
tetani, dan gagguan psikologis.
b. Komplikasi yang mengancam kehidupan:
Rupture oesophageal berkaitan dengan muntah yang berat,
encephalophaty wernicke’s, mielinolisis pusat pontine, retinal haemorage,
kerusakan ginjal, pneumomediastinum secara spontan, keterlambatan
pertumbuhan didalam kandungan, dan kematian janin.
I. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian Fokus
1. Data Subjektif
Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama. Pasien tidak
dapat menahan makanan dan kehilangan berat badan. Beberapa
pasien mengeluh air liurnya berlebihan/hipersalivasi.
Riwayat haid: sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak
datang dan mengetahui bahwa mereka hamil. Tetapi kadang-kadang
pasien tidak dapat memberikan informasi yang penting ini, sehingga
mengaburkan diagnosis.
2. Data Objektif
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan umum: kulit dan membrane mukosa sering tampak
kering dan turgor menurun. Pasien dapat menjadi kurus. Vomitus
yang iritatif dapat membuat erosi pada bibir dan wajah; lidah
tampak merah, kering dan pecah-pecah. Faring kering dan merah,
dan pernapaan berbau busuk dengan bau seperti buah-buahan
yang khas untuk ketoasidosis.
7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 10/22
10
Takikardia dan hipotensi dapat menunjukkan dehidrasi
hipovolemia. Pada penyakit yang berat dan berkepanjangan,
aberasi mental, delirium, sakit kepala, stupor dan koma dapat
terjadi
Pemeriksaan abdomen: temuan ini biasanya normal, meskipun
rasa sakit dihepar dapat ditemukan
Pemeriksaan pelvis: uterus lunak dan membesarkan sesuai dengan
umur gestasi
Kebutuhan Dasar Khusus
Aktifitas istirahat
Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali
per menit).
Integritas ego
Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan
persepsi tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan.
Eliminasi
Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi
berkemih Urinalisis : peningkatan konsentrasi urine.
Makanan/cairan
Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri
epigastrium, pengurangan berat badan (5 – 10 Kg), membran
mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau
aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.
Pernafasan
Frekuensi pernapasan meningkat.
Keamanan
Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam
koma
7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 11/22
11
Seksualitas
Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka
dilakukan abortus terapeutik.
Interaksi social
Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran,
respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap
hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.
Tes Laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah: nilai
hemoglobin dan hematokrit yang meningkat menunjukkan
hemokosentrasi berkaitan dengan dehidrasi. Anemia yang
mungkin merupakan konsekuensi dari mal nutrisi.
Urinalisis: urin biasanya hanya sedikit dan mempunyai kosentrasi
tinggi sebagai akibat dehidrasi. Aseton menunjukkan asidosis
starvasi.
b. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia, mual-muntah
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
kehilangan cairan secara aktif
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 12/22
12
c. Nursing Care Plan
No Diagnosa
keperawatan
Perencanaan
Tujuan Intervensi Rasional
1. Ketidakseimba
ngan nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan
anoreksia,
mual-muntah
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama
3x24jam
pemenuhan
nutrisi klien
terpenuhi
Dengan
kriteria hasil :
1. Berat badan
ideal. Bising usus
normal
. Membrane
mukosa
lembab
1. Timbang dan catat berat
badan pasien pada jam yang
sama setiap hari
2. Pantau asupan dan haluaran
pasien
3. Kaji dan catat bising usus
pasien satu kali setiap
ergantian tugas jaga
4. Auskultasi dan catat suara
napas pasien setiap 4 jam
Untuk mendapatkan
pembacaan yang
paling akurat
Karena berat badan
dapat meningkat
sebagai akibat dari
retensi cairan
Untuk memantau
peningkatan dan
penurunannya
Untuk memantau
aspirasi
2. Gangguan
keseimbangancairan dan
elektrolit
berhubungan
dengan
kehilangan
cairan secara
aktif
Setelah
dilakukantindakan
keperawatan
selama 3x24
jam
diharapkan
kebutuhan
cairan lektrolit
1. Pantau dan catat TTV setiap
2 jam atau sesering mungkinsesuai keperluan sampai
stabil. Kemudian pantau dan
catat TTV setiap 4 jam
2. Ukur asupan dan haluaran
setiap 1 sampai 4 jam. Catat
Takikardia, dispnea,
atau hipotensi dapatmengindikasikan
kekurangan volume
cairan atau
ketidakseimbangan
elektrolit.
Haluaran urine yang
rendah dan berat jenis
7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 13/22
13
klien
seimbang
dengan
kriteria hasil:
1.Membrane
mukosa
lembab
2.CRT kurang
dari 3 detik
3.TTV normal
dan laporkan perubahan
yang signifikan termasuk
urine, feses, muntahan,
drainase luka, drainase
nasogastrik, drainase slang
dada, dan haluaran yang
lain.
. Timbang pasien pada waktu
yang sama setiap hari
. Kaji turgor kulit dan
membrane mukosa mulut
setiap 8 jam
. Berikan perawatan mulut
dengan cermat setiap 4 jam
. Periksa berat jenis urin setiap
8 jam
urine yang tinggi
mengindikasikan
hipovolemia
Untuk memberikan
data yang lebih akurat
dan konsisten. Berat
badan merupakan
indicator yang baik
untuk status cairan.
Untuk memeriksa
dehidrasi
Untuk menghindari
dehidrasi membrane
mukosa
Peningkatan berat
jenis urine dapat
mengindikasikan
dehidrasi
3. Intoleransi
aktivitas
berhubungan
dengan
kelemahan
fisik
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3x24
jam terjadi
1.Kaji tingkat berfungsi pasien
dengan menggunakan skala
mobilitas fungsional.
Komunikasikan tingkat ini
pada staf
Komunikasi diantara
anggota staf dapat
meyakinkan
kontiunitas perawatan
dan mempertahankan
kemandirian
7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 14/22
14
peningkatan
toleransi
aktivitas
dengan
kriteria hasil :
1. Melaporkan
dan
mendemonst
rasikan
peningkatan
aktivitas
fisik yang
dapat diukur
2. Skala
mobilitas 0-
1
3. Skala
kekuatan
otot 5 (dapat
melawan
tahanan
4. Klien
terlihat
segar
2. Kecuali dikontraindikasikan,
lakukan ROM setiap 2
sampai 4 jam. Tingkatkan
dari pasif ke aktif, sesuai
toleransi pasien.
3.Kaji kehilangan/gangguan
keseimbangan gaya jalan,
kelemahan otot
4.Awasi TD, nadi, pernapasan,
selama dan sesudah aktivitas.
Catat respon terhadap tingkat
aktivitas (mis. Peningkatan
denyut jantung/TD, disritmia,
pusing, dispnea, takipnea,
dan sebagainya)
Latihan ROM dapat
mencegah kontraktur sendi dan atrofi otot
Menunjukkan
perubahan neurologi
karena defisiensi
vitamin B12
mempengaruhi
kamanan pasien
/resiko cedera
Manifestasi
kardiopulmonal dari
upaya jantung dan
paru untuk membawa
jumlah oksigen
adekuat ke jaringan
7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 15/22
15
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Ny.E DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
DI RUANG BOUGENVILE RSUD TUGUREJO SEMARANG
I. Pengkajian
Riwayat Keperawatan
Tanggal Pasien Datang : 29 Oktober 2013
Jam Pasien Datang : 17.00 WIB
Tanggal Pengkajian : 30 Oktober 2013
Jam Pengkajian : 21.00 WIB
Diagnosa Medis : Hiperemesis Gravidarum
A. Biodata Pasien
1. Biodata Klien
Nama : Ny. E
Umur : 33 th
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Boja
2. Biodata penanggung jawab
Nama : Tn. J
Umur : 34 th
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Boja
Hub dgn klien : Suami
7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 16/22
16
B. Riwayat Kesehatan Umum
1. Riwayat Penyakit Dahulu
Ny.E mengatakan bahwa dulu ia tidak pernah menderita penyakit
keturunan seperti DM dan Hipertensi. Namun klien mengatakan
mempunyai riwayat penyakit maagh
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Ny. E sedang mengandung anak kedua dan usia kehamilannya 12
minggu. Ny.E mengatakan 1 hari yang lalu merasa mual dan
muntah berlebih disertai nyeri pada baian perut tengah atas. Ny..E
tidak mau makan karena akan muntah jika ada makanan masuk,
Ny.E hanya minum saja. Yang dimuntahkan oleh Ny.E berupa
Air. Kemudian karena kondisinya tidak membaik akhirnya Ny.E
dibawa keluarganya ke RSUD Tugurejo pada tanggal 29 Oktober
2013 untuk mendapatkan penanganan secara intensif. Oleh dokter
Ny.E didiagnosa Hiperemesis Gravidarum
3. Keluhan Utama
Mual dan muntah berlebih
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Ket: : Laki-laki
: Perempuan
X : Meninggal
X X X
33
7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 17/22
17
: Pasien
: Tinggal serumah
DS : Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang pernah
menglami kondisi mual muntah yang berlebihan seperti ini.
5. Alergi
Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi
6. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan
Tidak ada kebiasaan yang mengganggu kesehatan ataupun
kehamilan
7. Riwayat Sosial
Hubugan sosial klien dengan orang-orang sekita baik. Kadang
klien mengikuti pengajian
8. Personal Higiene
Mandi
Gosok gigi
Cuci rambut
Potong kuku
Ganti pakaian
Sebelum sakit
2x sehari
2x sehari
2 hari sekali
7 hari sekali
2x sehari
Selama sakit
2x sehari
2x sehari
1x
Belum pernah
2x sehari
Masalah/Keluhan : tidak ada
9. Riwayat Keperawatan untuk pola nutrisi metabolik
Makan pagi
Makan Siang
Makan Malam
Kudapan
Minum
Sebelum sakit
Nasi+Lauk (Tempe) habis 1 porsi
Nasi+Luk (Tempe+Sayur) Habis 1 porsi
Nasi+Lauk (Tempe) habis 1 porsi
Roti kering
± 8 gekas sehari
Selama sakit
Tidak mau makan
Makan sedikit
Makan sedikit
± 3 gelas sehari
7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 18/22
18
Masalah/keluhan : Klien sering mual muntah sehingga tidak mau
makan, hanya minum saja.
10. Riwayat keperawatan untuk pola eliminasi
Sebelum sakit
BAK
Frekuensi : 3-4x sehari
Jumlah urine :
Warna : kuning
Bau : khas urine
Selama sakit
BAK
Frekuensi : 2-3x sehari
Jumlah urine :
Warna : kuning
Bau : khas urine
Masalah/keluhan : tidak ada
BAB
Frekuensi : 1x sehari
Jumlah Feses :
Warna : kuning
Konsistensi : lunak
BAB
Frekuensi : belum pernah
Jumlah Feses :
Warna :
Konsistensi :
Masalah/keluhan : tidak ada
11. Riwayat keperawatan untuk pola aktivitas latihan
Selama dirawat dirumah sakit dalam melakukan aktivitas
terkadang dibantu oleh keluraganya
12. Riwayat keperawatan untuk pola istirahat dan tidur
Tidak ada maslah dalam pola tidur klien sebelum dan selama sakit
13. Pengetahuan tentang kehamilan
Klien mengatakan ini kehamilan kedua jadi, klien sudah tahu
tentang perawtan kehamilan dan persiapan persalinan.namun baru
kali ini klien menderita mual muntah yang berlebih
7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 19/22
19
14. Adaptasi psikologis terhadap kehamilan
Persepsi klien tentang kehamilan baik. Kehamilan ini tidak namun
klien siap untuk menjalani kehamilan sampai proses kelahiran
nanti. Dukungan dati suami/keluarga baik.
15. Riwayat keperawatan untuk nilai / kepercayaan
Klien beragama islam, selam sakit dan dirawat di RSUD Tugurejo
klien belum pernah menjalankan shalat.
C. Riwayat Obstetrik
Status Obstetrikus : G 2 P 1 A 0
1. Riwayat menstruasi
a. Menarche : usia 12 th
b. Lama haid : 5 hari
c. Siklus haid : 28 hari
d. Jumlah :
e. Keluhan : tidak ada
2. Riwayat pernikahan
Status : Menikah
Umur waktu menikah : 24 th
Berapa kali menikah : 1 x
Lama menikah denagn suami skrg : 9 th
3. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Klien sudah pernah melahirkan sebelumnya secara spontan/normal
dengan dibantu bidan desa. Bayi normal.
4. Riwayat KB
Klien menggunakan KB suntik
7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 20/22
20
5. Riwayat kehamilan sekarang
Hari pertama haid terakhir 28 Juni 2013, Hari perkiraan lahir 31
Maret 2014. Usia kehamilan saati ini 12 minggu. Klien selalu
mengunjungi ANC tepat waktu
D. Pemeriksaan Fisik
a. Penampilan umum : Komposmentis
b. Vital Sign
- Tekanan darah : 130/90 mmHg
- Suhu : 36,5 C
- Nadi : 84 x/mnt
- RR : 20 x/mnt
c. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala dan muka
Inspeksi : Bentuk kepala ovale, rambut hitam, distribusi
rambut rata, kulit kepala tidak ada lesi, rambut
tampak bersih.
Palpasi : Tidak ada benjolan dan tidak ada luka, rambut
tidak rontok.
2. Mata dan telinga
Inspeksi : Kelopak mata sedikit gelap, konjungtiva
anemis, Sklera tidak ikterik, pupil isokor, sedikit
terdapat lingkar gelap di kelopak mata.
Daun telinga tidak ada lesi, lubang telinga
kurang bersih dan tidak terdapat lesi.
Tes pendengaran : Masih normal dengan membandingkan
suara getaran arpu tala antara klien dan
perawat sama.
7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 21/22
21
3. Hidung
Inspeksi : Bentuk hidung simetris, lubang hidung sedikit
kotor dan masih ada bulu hidung,tidak terlihat
cuping hidung.
4. Mulut dan tenggorokan
Inspeksi : Bibir sedikit kering, lidah kotor, tidak ada
stomatitis, tidak ada tonsil, dan tidak tampak
bendungan vena jugularis.
5. Kulit
Inspeksi : Tidak ada lesi
Palpasi : Turgor kulit baik
6. Dada/jantung/paru
Inspeksi : Bentuk dada funel chest (Sternum menonjol),
tidak tampak Ictus Cordis
Auskulatsi : Terdengar bunyi vesikuler di kedua paru, suara
jantung normal (LupDub) dengan irama sama.
Palpasi : Taktil fremitus sama
Perkusi : resonan bagian paru, pekak bagian jantung.
7. Perut(Abdomen)
Inspeksi : Perut belum membesar
Auskultasi : DJJ x/mnt teratur
Palpasi : Inpartu: TFU cm,
8. Genitalia
Inspeksi : Inpartu: Tidak terpasang kateter.
Postpartu: Tidak terpasang kateter, banyak
darah yang keluar
Palpasi : Inpartu: VT pembukaan Lengkap
9. Extremitas atas
Inspeksi : Terpasang infus pada tangan kiri
7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 22/22
22
Kekuaatan otot : Masih baik(mampu menahan tekanan yang
diberikan dari atas).
Ekstremitas bawah
Inspeksi : kedua kaki tidak tampak udem
Palpasi : pitting edema normal
Kekuatan otot : Masih baik(mampu menahan tekanan yang
diberikan dari atas).