askep ge bab 1 5
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan adalah hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan sumber daya manusia di samping juga karunia Tuhan yang perlu di syukuri.
Oleh karena itu kesehatan perlu di pelihara dan perlu di tingkatkan kwalitasnya. untuk
mewujudkan paradigma sehat menuju indonesia 2012.
Selain itu pada waktu sekarang dan yang akan datang kita juga menghadapi transisi
demogratis dan epidemiologis. Tantangan global dan regional perkembangan ilmu
pengetahuan dan tecnologi yang pesat yang termasuk dalam bidang imformasi.
Telekomunikasi dan transportasi serta semarak nya demokrasi di segala bidang. Semua itu
mendorong perlunya di lakukan peninjauan ulang kebijakan yang ada, serta di rumuskanya
paradigma baru dalam bidang kesehatan.
Hal ini sejalan dengan UU no 23 tahun 1992,tentang kesehatan yang tetap di jadikan
acuan yang pada pasal 3 menyebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan, bagi setiap orang agar trwujud derajad
kesehatan yang obtimal.
Peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare
dengan frekwensi lebih banyak dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri,virus dan
parasit yang patogen.
Inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri
yangbermacam-macam,virus dan parasit yang patogen.
B. RUANG LINGKUP PENULISAN
Karena melihat penderita system Pencernaan GastroEnteritis sehubungan dengan
keterbatasan waktu dan ilmu dalam pembuatan laporan kasus ini. Disini di bahas dan di
batasi pada satu kasus saja. Asuhan Keperawatan Dengan Sistem Pencernaan
GastroEnteritis Pada An. G di Ruang Zaal D RSU HKBP Balige.
C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
Untuk memperoleh gambaran secara nyata tentang Asuhan Keperawatan Pada Klien
dengan Gangguan Sistem Pencernaan GastroEnteritis Pada An. G
2. Tujuan khusus
a) Dapat melakukan Pengkajian pada An. G Denggan Gangguan Sistem Pencernaan
GastroEnteritis (GE)
b) Dapat menegakan Diagnosa Keperawatan pada An.G Dengan Gangguan Sistem
Pencernaan GastroEnteritis (GE)
c) Dapat merencanakan Tindakan Keperawatan pada An. G Dengan Gangguan
Sistem Pencernaan GastroEnteritis (GE)
d) Dapat mengevaluasi tindakan Keperawatan pada An. G Dengan Gangguan
Sistem Pencernaan GastroEnteritis (GE)
D. METODE PENULISAN
Adapun manfaat laporan kasus ini:
a. Untuk mahasiswa
- Agar dapat memperluas dan memperdalam ilmu penetahuan dengan metode
proses keperawatan terhadap pasien dengan gangguan system Pencernaan
GastroEnteritis (GE) Agar dapat menerapkan langsung asuhan keperawatan pada
pasien
b. Untuk rumah sakit
- Agar dapat menjadi pembendarahan dan sumber informasi dalam melaksanakan
asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan system Pencernaan
GastroEnteritis (GE) sebagai perrbaikan dalam penegakan askep.
c. Untuk institusi
- Agar dapat dijadikan sebagai bahan pengkajian lebih lanjut
- Agar dapat dijadikan bahan umpan balik terhadap penerapan secara terpadu
tentang proses keperawatan dalam teori mahasiswa, sehingga bermutu dalam
meningkatkan mutu pendidikan dalam keperawatan.
Dalam penyusunan laporan kasus ini menggunakan metode deskripsi yaitu metode ilmiah
yang menggambarkan kejadian-kejadian dan masalah yang terjadi pada saat ini.
Adapun cara yang digunakan dalam pengumpulan data adalah :
1. Study Kepustakaan yaitu :
Dengan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan gangguan sistem
kardiovaskuler serta mengumpulkan data teoritis dengan menggunakan sumber sesuai
dengan judul laporan kasus ini.
2. Study kasus atau dengan menggunakan langkah-langkah proses keperawatan yaitu :
Pengkajian,Diagnosa Keperawatan,Perencanaan,Pelaksanaan,Evaluasi
E. Sistematika Penulisan.
Adapun sistematika penulisan Laporan kasus ini terdiri dari 5 bab yaitu:
BAB 1. Pendahuluan yang meliputi: Latar belakang,Tujuan penulisan,Ruang limgkup
penulisan,metode penulisan,sistematika penulisan.
BAB 2. Landasan Teoritis:
A. Landasan Teoritis Medis meliputi:Defenisi,Anatomi dan fisiologi
,Patofisiologi, Etiologi, Gejala klinis, Komplikasi, Pemeriksaan diagnostik,
Penatalaksanaan medis.
B. Landasan Teoritis Keperawatan meliputi:Pengkajian, Diagnosa
keperawatan,Perencanaan, Implementasi, Evaluasi.
BAB 3. Tinjauan Kasus meliputi: Pengkajian, Diagnosa keperawatan, perencanaan,
Implementasi, dan Evaluasi.
BAB 4. Pembahasan meliputi: Pengkajian, Diagnosa keperawatan, Intervensi,
Implementasi, dan Evaluasi.
BAB 5. Kesimpulan dan Saran meliputi: Kesimpulan, Saran.
DAFTAR PUSTAKA.
LAMPIRAN: Catatan perkembangan.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1 LANDASAN TEORITIS MEDIS
2.1.1 Pengertian
GastroEntritis adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih
banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair
/setengan padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO (1980)
GastroEntritis adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari.(Mansjoer,A.1999,501).
Gastroentritis(GE) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus
yangmemberikan gejala diare dengan atau tanpa disertaimuntah.(Sowden,Etall.1996).
Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja
yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya(FKUI,1965).
Gastroenteritis adalah kondisis dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang
disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan.(MarlenanMayers,1995).
2.1.2 Etiologi
Penyebab dari diare akut antara lain :
1. Faktor Infeksi
- Infeksi Virus
Retavirus
Penyebab tersering diare akut pada bayi, sering didahulu atau disertai dengan
muntah.
Timbul sepanjang tahun, tetapi biasanya pada musim dingin.
Dapat ditemukan demam atau muntah.
Di dapatkan penurunan HCC.
Enterovirus
Biasanya timbul pada musim panas.
Adenovirus
Timbul sepanjang tahun
Menyebabkan gejala pada saluran pencernaan/pernafasan
Norwalk
Epidemik
Dapat sembuh sendiri (dalam 24-48 jam).
- BakteriStigella
Semusim, puncaknya pada bulan Juli-September
Insiden paling tinggi pada umur 1-5 tahun
Dapat dihubungkan dengan kejang demam.
Muntah yang tidak menonjol
Sel polos dalam feses
Sel batang dalam darah
- Salmonella
Semua umur tetapi lebih tinggi di bawah umur 1 tahun.
Menembus dinding usus, feses berdarah, mukoid.
Mungkin ada peningkatan temperatur
Muntah tidak menonjol
Sel polos dalam feses
Masa inkubasi 6-40 jam, lamanya 2-5 hari.
Organisme dapat ditemukan pada feses selama berbulan-bulan.
- Escherichia coli
Baik yang menembus mukosa (feses berdarah) atau yang menghasilkan
entenoksin.
Pasien (biasanya bayi) dapat terlihat sangat sakit.
- Campylobacter
Sifatnya invasis (feses yang berdarah dan bercampur mukus) pada bayi dapat
menyebabkan diare berdarah tanpa manifestasi klinik yang lain.
Kram abdomen yang hebat.Muntah/dehidrasi jarang terjadi
- Yersinia Enterecolitica
Feses mukosa
Sering didapatkan sel polos pada feses.
Mungkin ada nyeri abdomen yang berat
Diare selama 1-2 minggu.
Sering menyerupai apendicitis.
2. Faktor Non Infeksiosus
- Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat disakarida (intoleransi, lactosa, maltosa, dan
sukrosa), non sakarida (intoleransi glukosa, fruktusa dan galaktosa). Pada bayi
dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa.
Malabsorbsi lemak : long chain triglyceride.
Malabsorbsi protein : asam amino, B-laktoglobulin.
- Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan (milk
alergy,foodalergy,dow’nmilkproteinsenditiveenteropathy/CMPS).
- FaktorPsikologis
Rasa takut,cemas
2.1.3 Patofisiologi
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus enteris, Virus
Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan
lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini
menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana
merusak sel-sel, atau melekat pada dinding ususpadaGastroenteritis akut.Penularan
Gastroenteritis bias melalui fekal-oral dari satu penderita ke yang lainnya. Beberapa kasus
ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yangterkontaminasi.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic (makanan yang tidak
dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga
terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus,isi rongga usus berlebihan sehingga
timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus,
sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan multilitas
usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri
adalah kehilangan air dan elektrolit (Dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa
(Asidosis Metabolik dan Hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih),
hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.
2.1.4 Bagan Patofisiologi
Faktor Infeksi F malabsorbsi F. Makanan F. Psikologi
KH,Lemak,Protein
Masuk dan ber meningk. Tek osmo toksin tak dapat cemas
kembang dlm tik diserap
usus
Hipersekresi air pergeseran air dan hiperperistaltik
dan elektrolit elektrolit ke rongga
( isi rongga usus) usus menurunya kesempatan usus
menyerap makanan
D I A R E
Frek. BAB meningkat distensi abdomen
Kehilangan cairan & elekt integritas kulit
berlebihan perianal
Gg. Kes. Cairan & elekt As. Metabl mual, muntah
Resiko hipovolemi syok sesak nafsu makan
Gang. Oksigensi BB menurun
Gangg. Tumbang
2.1.5 Manifestasi Klinis
Nyeri perut (abdominal discomfort)
Rasa perih di ulu hati
Mual, kadang-kadang sampai muntah
Nafsu makan berkurang
Rasa lekas kenyang
Perut kembung
Rasa panas di dada dan perut
Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba).
2.1.6. Komplikasi
Dehidrasi
Renjatan hipovolemik
Kejang
Bakterimia
Mal nutrisi
Hipoglikemia
Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.
Tingkat derajat Dehidrasi
1. Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit
kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok.
2. DehidrasiSedang
Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit
jelek, suara serak, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam.
3. Dehidrasi Berat
Kehilangan cairan 8 - 10 % dari bedrat badan dengan gambaran klinik seperti
tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai
koma, otot-otot kaku sampai sianosis.
2.1.7Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang meliputi :
1. Pemeriksaan Tinja
o Makroskopis dan mikroskopis.
o pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest, bila
diduga terdapat intoleransi gula.
o Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
2. Pemeriksaan Darah
o pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (Natrium, Kalium, Kalsium dan
Fosfor) dalam serum untuk menentukan keseimbangan asama basa.
o Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.
3. DoudenalIntubation
Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama
dilakukan pada penderita diare kronik.
2.1.8 Penatalaksanaan Medis
1. Pemberian cairan.
2. Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada penderita dengan tujuan
penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan :
Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin, mineral dan
makanan yang bersih.
3. Obat-obatan.
2.2 LANDASAN TEORITIS KEPERAWATAN
2.2.1 Pengkajian
Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data,analisa data dan penentuan
masalah. Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi, observasi, psikal
assessment.Pengkajian data menurut Cyndi Smith Greenberg, 1992 adalah :
Identitas klien.
Riwayat keperawatan.
Awalan serangan : Awalnya anak cengeng,gelisah,suhu tubuh
meningkat,anoreksia kemudian timbul diare.
Keluhan utama : Faeces semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan
elektrolit terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun besar
cekung,tonus dan turgor kulit berkurang,selaput lendir mulut dan bibir
kering,frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer.
Riwayatkesehatanmasalalu.
Riwayat penyakit yang diderita,riwayat pemberian imunisasi.
Riwayatpsikososialkeluarga.
Dirawatakanmenjadistressorbagianakitusendirimaupun bagi keluarga,kecemasan
meningkat jika orang tua tidak mengetahui prosedur dan pengobatan anak,setelah
menyadari penyakit anaknya,mereka akan bereaksi dengan marah dan merasa
bersalah.
Kebutuhan dasar.
Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali
sehari,BAK sedikit atau jarang.
Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anopreksia, menyebabkan penurunan
berat badan pasien.
Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan
menimbulkan rasa tidak nyaman.
Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.
Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lamah dan adanya nyeri
akibat distensi abdomen.
Pemerikasaan fisik.
Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah,kesadran composmentis
sampai koma,suhu tubuh tinggi,nadi cepat dan lemah,pernapasan agak cepat.
Pemeriksaan sistematik :
Inspeksi : mata cekung,ubun-ubun besar,selaput lendir,mulut dan bibir
kering,berat badan menurun,anus kemerahan.
Perkusi : adanya distensi abdomen.
Palpasi : Turgor kulit kurang elastis.
Auskultasi : terdengarnya bising usus.
Pemeriksaantingkattumbuhkembang.
Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga berat
badan menurun.
Pemeriksaanpenunjang.
Pemeriksaan tinja,darah lengkap dan doodenum intubation yaitu untuk
mengetahui penyebab secara kuantitatip dan kualitatif.
2.2.2 Diagnosa keperawatan
1) Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
output cairan yang berlebihan.
2) Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan dengan mual
dan muntah.
3) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi,frekwensi BAB yang
berlebihan.
4) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
5) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
penyakit,prognosis dan pengobatan.
6) Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua,prosedur yang menakutkan.
2.2.3Rencana keperawatan
Diagnosa 1.
Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
output cairan yang berlebihan.
Tujuan:
Devisitcairan dan elektrolit teratasi
Kriteria hasil:
Tanda-tanda dehidrasi tidak ada, mukosa mulut dan bibir lembab,balance cairan
seimbang
Intervensi:
- Observasi tanda-tanda vital.
- Observasi tanda-tanda dehidrasi.
- Ukur input dan output cairan (balance cairan).
- Berikan dan anjurkan keluarga untuk memberikan minum yang banyak kurang lebih
2000 – 2500 cc per hari.
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapy cairan, pemeriksaan lab
elektrolit.
- Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian cairan rendah sodium.
Diagnosa2.
Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan dengan mual
dan muntah.
Tujuan :
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi
Kriteria hasil:
Intake nutrisi klien meningkat, diet habis 1 porsi yang disediakan, mual,muntah tidak
ada.
Intervensi
- Kaji pola nutrisi klien dan perubahan yang terjadi. Timbang berat badan klien.
- Kaji factor penyebab gangguan pemenuhan nutrisi. Lakukan pemerikasaan fisik
abdomen (palpasi,perkusi,dan auskultasi).
- Berikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering.
- Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet klien.
Diagnosa 3.
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi,frekwensi BAB yang berlebihan.
Tujuan :
Gangguan integritas kulit teratasi
Kriteria hasil :
Integritas kulit kembali normal, iritasi tidak ada, tanda-tanda infeksi tidak ada
Intervensi :
- Ganti popok anak jika basah.
- Bersihkan bokong perlahan sabun non alcohol.
- Beri zalp seperti zinc oxsida bila terjadi iritasi pada kulit.
- Observasi bokong dan perineum dari infeksi.
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi antipungi sesuai indikasi.
Diagnosa 4.
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
Tujuan :
Nyeri dapat teratasi
Kriteria hasil
Nyeri dapat berkurang / hiilang, ekspresi wajah tenang
Intervensi :
- Observasi tanda-tanda vital.
- Kaji tingkat rasa nyeri.
- Atur posisi yang nyaman bagi klien
- Beri kompres hangat pada daerah abdoment.
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi analgetik sesuai indikasi.
Diagnosa 5.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
penyakit,prognosis dan pengobatan.
Tujuan :
Pengetahuan keluarga meningkat
Kriteria hasil :
Keluarga klien mengeri dengan proses penyakit klien, ekspresi wajah tenang, keluarga
tidak banyak bertanya lagi tentang proses penyakit klien.
Intervensi :
- Kaji tingkat pendidikan keluarga klien.
- Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses penyakit klien.
- Jelaskan tentang proses penyakit klien dengan melalui penkes.
- Berikan kesempatan pada keluarga bila ada yang belum dimengertinya.
- Libatkan keluarga dalam pemberian tindakan pada klien.
Diagnosa 6.
Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua,prosedur yang menakutkan.
Tujuan :
Klien akan memperlihatkan penurunan tingkat kecemasan
Intervensi :
- Kaji tingkat kecemasan klien. Kaji faktor pencetus cemas.
- Buat jadwal kontak dengan klien.
- Kaji hal yang disukai klien.
- Berikan mainan sesuai kesukaan klien.
- Libatkan keluarga dalam setiap tindakan.
- Anjurkan pada keluarga unrtuk selalu mendampingi klien.
2.2.4 Implementasi
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan sfesifik, tahap
pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan di susun dan diajukan perawat untuk
membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah di tetapkan yang telah mencakup
peningkatan kesehatan. Perencanaan penyakit,memulihkan kesehatan.(Nursalam,2001,
proses dan dekumentasi keperawatan konsep praktek)
2.2.5 Evaluasi keperawatan
1) Volume cairan dan elektrolit kembali normal sesuai kebutuhan.
2) Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhantubuh.
3) Integritas kulit kembali noprmal.
4) Rasa nyaman terpenuhi.
5) Pengetahuan kelurga meningkat,Cemas pada klien teratasi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
A. Identitas pasien
Nama : An. G
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 1 tahun 7 bulan
Tanggal masuk : 12 Juni 2012
Tanggal pengkajian : 12 Juni 2012
Diagnosa medis : GE (GastroEnteritis)
No. Register : 54.486
B. Identitas Orang Tua
NO AYAH IBU
NAMA
UMUR
PEKERJAAN
SUKU/BANGSA
AGAMA
PENDIDIKAN
ALAMAT
Tn. G
30 thn
Wiraswasta
Batak/Indo
Islam
SMA
Jln. Sisingamangaraja
XII Balige
Ny. J
28 thn
IRT
Jawa/indo
Islam
SMA
Jln. Sisingamangaraja XII
Balige
1. Keluhan utama saat masuk rumah sakit
- Saat mencari pertolongan/ masuk RS :
Klien di bawa orang tuanya keruangan pada tanggal 12 Juni 2012 pukul 14.50 Wib,
dengan keluhan utama demam, mual muntah, defekasi >6x/hari dan rasa nyeri pada
bagian rektum di tandai dengan saat klien buang air besar nangis dan meringis, dan
sebelumnya klien di bawah orang tua nya berobat ke bidan desa, dan bidan
menyarankan agar anak segera di bawak ke rumah sakit.
- Saat pengkajian :
Pada saat pengkajian klien mengatakan anaknya sering buang air besar dengan
konsistensi cair dan saat buang air besar anaknya selalu menangis.
2. Riwayat kehamilan dan persalinan
- Prenatal
Selama hamil ibu sering mengalami sakit pada daerah pelviks dan sering muntah-
muntah, tetapi tidak berlebihan Ny. J melakukan kunjungan kehamilan untuk ANC
sebanyak 8 kali, yaitu pada Trimester I sebanyak 3 kali, Trimester II sebanyak 2 kali
dan Trimester III sebanyak 3 kali.
- Natal
Adapun lamanya kala persalinan yaitu : kala I selama 12 jam, kala II selama 30 menit,
dan kala III selama 30 menit. Keadaan air ketuban jernih, kehamilan ibu 9 bulan 11
hari, bau khas dengan volume lebih kurang 1400 cc.
- Post natal
Anak dan Ibu sehat, jenis persalinan spontan dan tidak terdapat lilitan tali pusat pada
bayi, persalinan ditolong oleh dokter dan bidan.
3. Riwayat masa lampau
1. Penyakit waktu kecil : Tidak ada
2. Pernah dirawat dirumah sakit : Tidak pernah
3. Obat-obatan yang digunakan : Tidak ada
4. Tindakan operasi : Tidak pernah
5. Alergi : Tidak ada
6. Kecelakaan : Tidak pernah
7. Imunisasi : Ibu klien tidak mengetahui dengan pasti.
4. Pemeriksan tingkat perkembangan
1. Kemandirian bergaul : ---
2. Motorik halus :
Os dapat melihat/ mengenal orangtuanya apabila ada sentuhan
3. Motorik kasar
Os bisa menggenggam tangannya dengan kuat
4. Kognitif : --
5. Bahasa : os menangis apabila meminta sesuatu, mis: BAB, BAK, dan haus
5. Riwayat Sosial
1. Yang mengasuh :
Sampai saat ini bayi masih diasuh oleh kedua orangtuanya
2. Hubungan dengan anggota keluarga:
Baik
3. Hubungan dengan teman sebaya : -
4. Pembawaan secara umum : -
5. Lingkungan rumah :
Rumah klien dekat dengan pembuangan air besar disebelah depan, dan samping kiri
rumah klien. Lingkungan kumuh dan padat dengan rumah penduduk.
6. Kebutuhan Dasar
1. Makan :
- Makanan yang disukai/tidak disukai :
Bayi masih meminum ASI dan makanan pendamping lainnya, yaitu nasi lembek
ataupun beras merah yang dijadikan bubur.
- Selera
Bayi rewel dan malas untuk makan
- Alat yang dipakai
Piring dan sendok, namun bayi masih diberi makan oleh ibunya.
- Pola makan/jam
Tidak teratur. Bayi selalu menangis dan selalu muntah bila diberi makan.
2. Pola tidur :
- Kebiasaan sebelum tidur
Setelah diberi ASI bayi terkadang tertidur dan sering diberi nyanyian dari ibunya.
- Tidur siang : bayi rewel dan gelisah serta demam, tidur siang sebanyak 6
jam / 24 jam
3. Mandi :
Bayi selalu dimandikan setiap pagi dan sore
4. Eleminasi :
BAB
Sebelum masuk rumah sakit BAB 3x/hari, warna kuning.konsistensi padat. Bau khas
dan tidak ada kelainan. Sesudah masuk rumah sakit BAB >6x/hari. Warna kuning
,konsistensi encer dan berbui, tidak ada bau khas karena ada kelainan.
BAK
Sebelum masuk rumah sakit BAK sedikit-sedikit warna kuning bau khas dan tidak
ada kelainan. Setelah masuk rumah sakit BAK sedikit setiap saat buang air besar.
7. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : lemah, penurunan kesadaran
2. TB/BB : 78 cm / 10, 9 kg
3. Lingkar kepala : 32 cm
4. Kepala
Bayi memiliki ubun-ubun besar dan ubun-ubun kecil, tidak ada caput succadaneum,
lingkar kepala datar, rambut tipis/sedikit.
5. Mata
Mata bayi terlihat cekung, simetris kanan dan kiri, sekresi air mata tidak ada saat
menangis, purulen tidak ada, gerakan mata isokor.
6. Leher
Tidak ada pembesaran pada kelenjar thyroid
7. Telinga :Bentuk telinga simetris, serumen ada dalam bentuk normal.
8. Hidung
Bentuk hidung normal, tidak ada kelainan atau pendarahan pada hidung
9. Mulut
Bentuk mulut simetris, mukosa mulut kering, gigi belum ada/belum tumbuh, tidak
normal dan pipi simetris
10. Dada
Bentuk dada simetris kanan dan kiri
11. Paru-paru
Tidak dijumpai adanya kelainan, pernafasan cepat 32 x/i
12. Jantung
Tidak dijumpai adanya kelainan. Bunyi jantung normal (lup-lup) irama jantung
regular.
13. Perut :
Adanya distensi abdomen, Cubitan kulit perut kembali sangat lambat. ( < 2 detik )
14. Punggung : tidak dijumpai adanya kelainan, warna kemerahan.
15. Genetalia :
Labia Mayora dan labia minora lengkap, tidak dijumpai adanya kelainan
16. Ekstremitas :
a) Ekstremitas atas : normal, jari berjumlah 10 buah, kuku belum sampai ujung jari
b) Ekstremitas bawah : normal, jari berjumlah 10 buah , kuku belum sampai ujung
jari
17. Tanda vital :
a. RR : 32 x/i TD : 100/70 mmHg
b. HR : 102 x/i Temp : 38,5 OC
8. Keadaan kesehatan saat ini
1. Diagnosa medis : GastroEnteritis (Mencret)
2. Tindakan operasi : -----
3. Status cairan : RL 30 tts/I (micro)
4. Status nutrisi : Diet bubur ayam 900 kkal+ 8 gr protein
5. Obat-obatan : Zinkid 1x20 mg
Parasetamol 3x125 mg
6. Aktivitas : Klien bedrest
7. Tindakan keperawatan :
Melakukan kompres hangat pada bagian dahi dan ketiak untuk mengurangi
menurunkan panas tubuh, dan juga berkolaborasi dalam pemberian terapy kepada
dokter.
8. Hasil laboratorium :
Nama test Hasil
Hb 11 gr%
Ht 34,1
L 11.400
T 346.000
KGD AR 89 mg/dl
Foto Rontgen : tidak dijumpai adanya kelainan
Lain-lain : tidak dilakukan pengkajian
ANALISA DATA
No DATA ETIOLOGI MASALAH
1.
2.
DS : Ibu menyatakan anak
nya mencret, lemas dan
lemah
DO : BAB >6 x/hari
konsistensi cair, mata
cekung, mukosa mulut
kering, Turgor kulit buruk
DS :Ibu menyatakan anaknya
muntah dan tidak mau
makan
DO :Anak terlihat lemas dan
pucat
DS :Ibu menyatakan anaknya
nangis apabila terlambat
mengganti popoknya
DO :Terlihat bercak merah
pada bagian punggung dan
belehan pahak karena
terdapat iritasi
Makanan yang kurang
bersih dapat menimbulkan
berbagai kuman dan
protozoa
Anoreksia
Kebersihan pada kulit
kurang terjaga
Gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit
Gangguan kebutuhan
nutrisi b/d mual muntah
Gangguan integritas kulit
3.3 PERUMUSAN MASALAH
1. Devisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan output cairan yang berlebihan
2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
muntah
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi frekuensi BAB berlebihan
3.4 PRIORITAS MASALAH
Ganguan keseimbangan dan Elektrolit
Gangguan Kebutuhan Nutrisi
Gangguan Integritas Kulit
RENCANA KEPERAWATAN
Nama klien : An.G
Umur : 1 tahun 7 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
No Dx.keperawatan Tujuan. K/H Intervensi Rasionalisasi
1.
2.
Devisit volume
cairan dan
elektrolit dari
kebutuhan
tubuh b/d
output cairan
yang berlebihan
Gangguan
kebutuhan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh b/d mual
muntah
Tujuan :
Devisit cairan
dan elektrolit
teratasi
K/H :
TTV normal,
Tanda-tanda
dehidrasi tidak
ada, mukosa
mulut dan bibir
lembab
Tujuan :
Gangguan
pemenuan
kebutuhan
nutrisi teratasi
- Observasi tanda-
tanda vital
- Observasi tanda-
tanda dehidrasi.
- Ukur input,
output
- Menganjurkan
keluarga
memberikan
minuum yang
banyak + 2000-
2500 cc/hari
- Kolaborasi dalam
pemberian terapi
obat dan cairan.
- Kaji pola nutrisi
klien dan
perubahan yang
terjadi
- Timbang berat
- Untuk mengetahui
perkembangan klien.
- Untuk mengetahui derajat
dehidrasi
- Untuk mengetahui
keseimbangan cairan
- Untuk menambah cairan
dan elektrolit yang hilang.
- Mempercepat kesembuhan
pasien.
- Untuk mengetahui
perkembangan klien
- Untuk mengetahui
perkembangan klien.
- Untuk mengkaji bising usus
- Dilatasi gaster dapat terjadi
bila pemberian makan
3.
Gangguan
integritas kulit
b/d iritasi
frekwensi BAB
berlebihan
K/H :
Intake nutrisi
klien meningkat
diet habis dalam
porsi yang di
sajikan, mual
muntah tidak
tidak ada
Tujuan :
Gangguan
integritas kulit
teratasi
K/H :
Integritas kulit
kembali normal
badan klien
- Berikan
pemeriksaan fisik
abdomen
- Berikan diet
dalam porsi hangat
dan porsi kecil tapi
sering
- Kolaborasi
dengan tim gizi
dalam penentuan
deit klien
- Ganti popok anak
yang basah
- Bersihkan bokong
berlahan dengan
sabun
- Berikan salep bila
terjadi iritasi pada
kulit
- Kolaborasi
dengan dokter
dalam pemberian
salep antifungsi
terlalu cepat.
- Pengobatan masalah dasar
tidak terjadi tanpa
perbaikan status nutrisi.
- Untuk mencegah terjadinya
iritasi
- Untuk mencegah infeksi
silang
- Mencegah buruknya
integritas kulit
- Mempercepat penyembuhan
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah penulis melakukan Asuhan Keperawatan pada An. G Dengan Gangguan Sistem
Pencernaan ( GastroEnteritis ) Di RSU HKBP Balige. Maka padaBAB ini di bahas tentang
kesenjangan antara teori dengan kasus yang di temukan di lahan praktek.
Untuk lebih jelasnya penulis menguraikan dalam penjelasan di bawah ini melalui proses
keperawatan yang di mulai dari tahap pengkajian, diagnose,interpensi, pelaksanaan,dan
evaluasi.
4.1 Pengkajian
Tahap pengkajian adalah tahap awal dari pelaksanaan asuhan keperawata, penulis tidak
menemukan kesulitan dalam menganalisa karena keluarga mau di ajak bekerja sama,
sedangkan data-data yang lain penulis dapat kan dari status pasien yang di ambil dari
pengkajian.
Dari hasil pengkajian penulis menemukan adanya kesenjangan teori dan kasus hal-hal
yang di temui pada kasus dan sesuaidengan teori adalah :
4.2 Diagnosa keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian penulis dapat menegakan 4 diagnosa keperawatan yang
telah diprioriaskan berdasarkan kebutuhan dasar hirarki manusia “ Abraham maslow” pada
tahap ini menemukan kesenjangan antara teori dan kasus yaitu di temukannya diagnosis
keperawatan yang pada teoriada dan terdapat pada kasus yaitu :
1. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan output cairan yang berlebihan.
2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan dengan
mual dan muntah.
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi,frekwensi BAB yang
berlebihan.
sedangkan yang tidak terdapat pada kasus, yaitu :
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
penyakit,prognosis dan pengobatan
Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua,prosedur yang menakutkan.
4.3 Perencanaan
Adapun perencanaan yang penulis lakukan adalah sesuai dengan masalah yang timbul
atau sedang menghadapi pasien sehingga penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori
dengan kondisi klien atau masalah klien.
4.4 Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan tindakan yang penulis lakukan sesuai dengan tindakan yang telah di
tetapkan. Penulis tidak mendapatkan hambatan dalam melaksakan tindakan tersebut karena
orang orang tua sangat dalam melakukan tindakan.
4.5 Evaluasi
Pada tahap ini penulis melakukan Asuhan Keperawatan pada An. G selama 5 hari, asuhan
keperawatan tersebut ada yang teratasi dan ada pula yang tidak teratasi.
Masalah yang tidak teratasi adalah pada diagnosa I. Sedangkan teratasi adalah diagnosa II
dan III, pada tanggal 16 Juni 2012
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pengkajian kasus Dengan Gangguan Sistem Pencernaan GastroEnteritis di temukan
pada teori dan kasus dan semua data di peroleh secara kooperatif baik dari pasien,
keluarga maupun tim medis.
Diagnosa keperawatan di temukan kesenjangan di mana tidak semua teririoritis dan di
temukanya pada kasus ini.
Asuhan keperawatan dapat di laksanakan dengan baik sesuai dengan perencanaan
yang di tetapkan tanda adanya hambatan.
Pada pelaksanaan seluruh perencanaan dapat pelaksnaan baik yang mandiri maupun
yang berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.
Hasil masih menunjukan ada masalah yang belum tercapai dan yang teratasi.
5.2 Saran
Penyakit GastroEnteritis penyakit yang paling sering di jumpai pada orang usiaAnak-
Anak dan orang dewasa. Disaran kan untuk memenuhi segala keperawatan yang
dianjur kan oleh dokter.
Dalam asuhan keperawatan GastroEnteritis hendaknya di lakukan pengkajian yang
akurat dan kerja sama yang baik dengan kesehatan.
Pendidikan diperlukan terhadap keluarga untuk menghadapi tanda dan gejala yang
mungkin timbul.
Seoarang keluarga, kesehatan di tuntut memiliki keterampilan yang khusus dalam
membantu perawat.
Daftar Pustaka
Carpenito, L.J., (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2 Jakarata
: EGC
(2000). Diagnosa Keperawatan. Ed. 8. Jakarata : EGC
Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI :
Media Aescullapius.
Pitono Soeparto, dkk. (1997). Gastroenterologi Anak. Surabaya : GRAMIK FK
Universitas Airlangga.
Price, Anderson Sylvia. (1997) Patofisiologi. Ed. I. Jakarata : EGC.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.G DENGAN GANGGUAN
SISTEM PENCERNAAN: GASTROENTERITISDIRUANG ZAAL D
RSU HKBP BALIGE
OLEH:
HERMAN MANURUUNG
10.019
AKADEMI KEPERAWATAN YAYASAN T. P ARJUNA
PINTUBOSI-LAGUBOTI
ANGKATAN VIII
2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penullis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus ini dengan judul “Asuhan
Keperawatan Pada An.G Dengan Gangguan Sistem Pencernaan: GastroEnteritis
Diruang Zaal D RSU Balige”
Dalam penulisan laporan kasus ini, masih banyak kekurangan dan kesalahan yang dimiliki
penulis dalam pembuatan Laporan Kasus ini. Namun berkat petunjuk, arahan serta saran yang
diberikan oleh berbagai pihak dalam membantu penyelesaian laporan kasus ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada segenap pihak yang
mendukung penulis dalam menyelesaikan Laporan Kasus Ini, yaitu kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Tihar Hasibuan, MARS selaku direktur RSU Balige.
2. Ibu Minar Lenny Situmorang, SST selaku Direktris Akademi Keperawatan Yayasan
T.P Arjuna.
3. Ibu Rusliana Siahaan, AMKSelaku Kepala Ruangan Zaal D
4. Ibu Rina M Manalu, SSTSelaku Kordinator Klinik
5. Ibu Minaria Togatorop S.Kep Ns selaku Pembimbing
6. Kepada seluruh keluarga An.G yang bersedia menjadi pasien untuk kasus kelolaan
yang berperan banyak dalam memberikan informasi.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kasus ini, masih banyak kekurangan
dan kesalahan yang dimiliki penulis,oleh karena itu penulis membutuhkan kritik dan saran
agar laporan kasus ini dapat terselesaikan dengan baik.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.
Laguboti, Juni 2012
Penulis
Herman Z Manurung