aspek teknis dak biogas
DESCRIPTION
Penggunaan DAK 2013 Pembangunan Instalasi Biogas Skala Rumah TanggaTRANSCRIPT
Kementerian Energi dan Sumber Daya MineralDirektorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN, DAN KONSERVASI ENERGI
© EBTKE KESDM - 2011EBTKE-ESDM 2012 , Hal: 1
Oleh:
EDI WIBOWO
KASUBDIT KETEKNIKAN DAN LINGKUNGAN BIOENERGI
Disampaikan pada:
SOSIALISASI DANA ALOKASI KHUSUS
YOHJAKARTA, 30 NOPEMBER 2012
Kementerian Energi dan Sumber Daya MineralDirektorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
DAFTAR ISII. Pendahuluan
II. Ruang Lingkup Teknis DAK- Digester
III. Skematis penyaluran biogas
© EBTKE KESDM - 2011EBTKE-ESDM 2012 , Hal: 2
IV. Spesifikasi Teknis Untuk Kompor Biogas
V. Penutup
1
Kementerian Energi dan Sumber Daya MineralDirektorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
KAPASITAS UNIT PRODUKSI BIOGASKAPASITAS UNIT PRODUKSI BIOGAS
No. Kapasitas Digester *) (m3)
Produksi Gas per Hari (m3)
Kotoran hewan yang
dibutuhkan per hari **) (kg)
Air yang dibutuhkansetiap hari
(liter)
Jumlah sapi yang
dibutuhkan (ekor)
1 4 0,8 – 1,6 20 – 40 20 – 40 2 – 3
2 6 1,6 – 2,4 40 – 60 40 – 60 4 – 6
3 8 2,4 – 3,2 60 – 80 60 – 80 7 – 8
© EBTKE KESDM - 2011EBTKE-ESDM 2012 , Hal: 3
3 8 2,4 – 3,2 60 – 80 60 – 80 7 – 8
4 10 3,2 – 4,2 80 – 100 80 – 100 9 – 10
5 12 4,2 – 4,8 100 - 120 100 - 120 11 - 12
*) Kapasitas digester adalah volume reaktor biogas dan kubah penyimpanan gas**) Rata-rata waktu penyimpanan 50 hari
Kementerian Energi dan Sumber Daya MineralDirektorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
STANDAR UNIT PRODUKSI BIOGASSTANDAR UNIT PRODUKSI BIOGAS
© EBTKE KESDM - 2011EBTKE-ESDM 2012 , Hal: 4
Kementerian Energi dan Sumber Daya MineralDirektorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
A. Spesifikasi Umum Pembangunan unit biogas, antara lain:
UKURAN:
Ukuran digester untuk pemanfaatan skala rumah tangga dari 4 m3 sampaidengan 6 m3., dengan minimal 2 ekor sapi.
JENIS PERALATAN UNIT BIOGAS
A. Spesifikasi Umum Pembangunan unit biogas, antara lain:
UKURAN:
Ukuran digester untuk pemanfaatan skala rumah tangga dari 4 m3 sampaidengan 6 m3., dengan minimal 2 ekor sapi.
JENIS PERALATAN UNIT BIOGAS
© EBTKE KESDM - 2011EBTKE-ESDM 2012 , Hal: 5
JENIS PERALATAN UNIT BIOGAS
• tangki pencerna(digester), dengan bak dan saluran pemasukan bahan bakumaupun bak dan saluran pengeluaran bahan organik;
• penyaluran biogas (pemipaan, penguras air (water drain), keran gas,manometer);
• kompor (kompor biogas dan pemantik api);• lampu biogas (apabila diperlukan).
TEKNOLOGI:Menggunakan teknologi digester anaerob tipe Kubah: fiber atau beton tipe fix dome;
JENIS PERALATAN UNIT BIOGAS
• tangki pencerna(digester), dengan bak dan saluran pemasukan bahan bakumaupun bak dan saluran pengeluaran bahan organik;
• penyaluran biogas (pemipaan, penguras air (water drain), keran gas,manometer);
• kompor (kompor biogas dan pemantik api);• lampu biogas (apabila diperlukan).
TEKNOLOGI:Menggunakan teknologi digester anaerob tipe Kubah: fiber atau beton tipe fix dome;
Kementerian Energi dan Sumber Daya MineralDirektorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
B. Spesifikasi Teknis Pembangunan Unit Biogas Tipe KubahTetap/ Fix Dome:• Dapat diterapkan untuk seluruh wilayah penerima DAK Energi
Perdesaan.• Persyaratan teknis mengacu pada SNI 7826:2012 (segera
B. Spesifikasi Teknis Pembangunan Unit Biogas Tipe KubahTetap/ Fix Dome:• Dapat diterapkan untuk seluruh wilayah penerima DAK Energi
Perdesaan.• Persyaratan teknis mengacu pada SNI 7826:2012 (segera
© EBTKE KESDM - 2011EBTKE-ESDM 2012 , Hal: 6
• Persyaratan teknis mengacu pada SNI 7826:2012 (segeraditetapkan BSN) :1. Persyaratan standar mutu2. Persyaratan material3. Prosedur pengerjaan4. Metode uji5. Tenaga pelaksana
• Persyaratan teknis mengacu pada SNI 7826:2012 (segeraditetapkan BSN) :1. Persyaratan standar mutu2. Persyaratan material3. Prosedur pengerjaan4. Metode uji5. Tenaga pelaksana
Kementerian Energi dan Sumber Daya MineralDirektorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
Parameter SatuanKecil
I. Tangki pencernaVolume tangki pencerna m3 4 s.d. < 12Volume ruang gas minimum m3 1 s.d. < 3Bentuk pondasi tangki pencernaKetebalan beton pondasi tangki pencerna
cm 7 – 10
Tebal dinding dan kubah tangki pencerna
cm 10-12
II. Pemasukan bahan baku
Parameter SatuanKecil
I. Tangki pencernaVolume tangki pencerna m3 4 s.d. < 12Volume ruang gas minimum m3 1 s.d. < 3Bentuk pondasi tangki pencernaKetebalan beton pondasi tangki pencerna
cm 7 – 10
Tebal dinding dan kubah tangki pencerna
cm 10-12
II. Pemasukan bahan baku
© EBTKE KESDM - 2011EBTKE-ESDM 2012 , Hal: 7
II. Pemasukan bahan baku1. Bak pencampur bahan baku
a. Ukuran minimum bentuk persegi tanpa pengaduk (p x l x t)
cm 60x60x50
b. Ukuran minimum bentuk silinder dengan pengaduk (t x d)
cm 60x60
2. Saluran pemasukan bahan bakua. Beda tinggi inlet outlet (posisi
outlet lebih rendah dari inlet)b. Tinggi outlet diukur dari
permukaan air tangki pencernaketika gas kubah terisi penuh
cm
cm
15-35
80-95
c. Diameterd. Jarak lubang terbawah
pemasukan dari lantai pondasi
incicm
4-825-50
e. Kemiringan saluran pemasukan terhadap horizontal tangki pencerna
derajat 45-60
III. Ukuran manhole
II. Pemasukan bahan baku1. Bak pencampur bahan baku
a. Ukuran minimum bentuk persegi tanpa pengaduk (p x l x t)
cm 60x60x50
b. Ukuran minimum bentuk silinder dengan pengaduk (t x d)
cm 60x60
2. Saluran pemasukan bahan bakua. Beda tinggi inlet outlet (posisi
outlet lebih rendah dari inlet)b. Tinggi outlet diukur dari
permukaan air tangki pencernaketika gas kubah terisi penuh
cm
cm
15-35
80-95
c. Diameterd. Jarak lubang terbawah
pemasukan dari lantai pondasi
incicm
4-825-50
e. Kemiringan saluran pemasukan terhadap horizontal tangki pencerna
derajat 45-60
III. Ukuran manhole
Kementerian Energi dan Sumber Daya MineralDirektorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
III. Ukuran manholea. Tipe 1 Manhole (p x l) cm 60x60b. Tipe 2 Manhole- Manhole 1 (di atas kubah) (d)- Manhole 2 (p x l):
cmcm
5540x50
IV. Bak penampung keluaran lumpur ukuran disesuaikan dengan volume
III. Ukuran manholea. Tipe 1 Manhole (p x l) cm 60x60b. Tipe 2 Manhole- Manhole 1 (di atas kubah) (d)- Manhole 2 (p x l):
cmcm
5540x50
IV. Bak penampung keluaran lumpur ukuran disesuaikan dengan volume
© EBTKE KESDM - 2011EBTKE-ESDM 2012 , Hal: 8
IV. Bak penampung keluaran lumpur organik
ukuran disesuaikan dengan volume tangki pencerna
V. Peralatan saluran pengeluaran gasa. Pipa pengeluaran gas Diameter luar Tebal pipa (min)
incimm
0,5-1,54-5
b. Katup utama (main valve) wajib dipasang
IV. Bak penampung keluaran lumpur organik
ukuran disesuaikan dengan volume tangki pencerna
V. Peralatan saluran pengeluaran gasa. Pipa pengeluaran gas Diameter luar Tebal pipa (min)
incimm
0,5-1,54-5
b. Katup utama (main valve) wajib dipasang
Catatan :Katup utama dipasang di dekat kubah, mudah dijangkau, dan terjamin keamanannya
Kementerian Energi dan Sumber Daya MineralDirektorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
SemenSemen yang digunakan untuk membangun unit biogas kubah tetap dari beton harus semen yang memenuhi SNI.
Pasir, Pasir yang digunakan untuk membangun unit biogas kubah tetap dari beton harus pasir kualitas baik dengan kandungan tanah/
© EBTKE KESDM - 2011EBTKE-ESDM 2012 , Hal: 9
dari beton harus pasir kualitas baik dengan kandungan tanah/lumpur kurang dari 5 %.
Pasangan bata, Pasangan bata yang digunakan untuk membangun unit biogas kubah tetap dari bata kualitas lokal terbaik hasil dari pembakaranyang sempurna.
Kerikil, Kerikil yang digunakan untuk membangun unit biogas kubah tetap dari beton harus kerikil batu pecah dengan ukuran 2 sampai dengan3 cm.
Kementerian Energi dan Sumber Daya MineralDirektorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
Besi beton,Besi beton yang digunakan untuk membangun unit biogas kubah tetap dari beton minimal besi ukuran 8 mm dan memenuhi persyaratan SNI.
Pipa1. Pipa saluran pemasukan bahan baku, menggunakan pipa PVC jenis
© EBTKE KESDM - 2011EBTKE-ESDM 2012 , Hal: 10
1. Pipa saluran pemasukan bahan baku, menggunakan pipa PVC jenisAW
2) Pipa pengeluaran gas, menggunakan pipa besi berlapis galvanisdan memenuhi syarat SN
3) Katup utama, terbuat dari material logam tahan karat.
Kementerian Energi dan Sumber Daya MineralDirektorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
1. Tangki pencernaa. Pondasi, terbuat dari:
(1) beton dibuat dari campuran semen:pasir:kerikil denganperbandingan 1:2:3.
(2) plesteran dilakukan dengan campuran semen:pasir 1:3 atau 1:4.
© EBTKE KESDM - 2011EBTKE-ESDM 2012 , Hal: 11
atau 1:4.b. Dinding, terbuat dari:
(1) pasangan bata dengan campuran semen:pasir 1:3 atau1:4;
(2) plesteran dilakukan dengan campuran semen:pasir 1:3 atau 1:4,
(3) acian dilakukan dengan campuran semen dan air (4) pelapisan kedap air dilakukan dengan menggunakan
campuran pengedap air karat.
Kementerian Energi dan Sumber Daya MineralDirektorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
c. Kubah1) kubah beton dibuat dari :
a. campuran semen:pasir:kerikil dengan perbandingan 1:2:3; b. plesteran dilakukan dengan menggunakan campuran semen:pasir 1:3 atau
1:4;c. acian dilakukan degan menggunakan campuran semen dan air d. pelapisan kedap air dilakukan dengan menggunakan campuran cat acrilyc
© EBTKE KESDM - 2011EBTKE-ESDM 2012 , Hal: 12
d. pelapisan kedap air dilakukan dengan menggunakan campuran cat acrilycemulsion atau bahan pengedap air yang dicampur semen.
2) kubah pasangan bata dibuat dengan persyaratan sebagai berikut:a. pasangan batu bata dengan campuran semen:pasir 1:3 atau 1:4; b. plesteran dengan campuran semen:pasir 1:3 atau 1:4, c. acian menggunakan campuran semen dan air; d. lapisan kedap air menggunakan campuran cat acrilyc emulsion atau bahan
pengedap air yang dicampur semen.
Kementerian Energi dan Sumber Daya MineralDirektorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
2. Bak pemasukan bahan baku, terbuat dari: 1) pasangan batu bata merah dengan menggunakan campuran semen:pasir
1:4; 2) plesteran dilakukan dengan campuran semen:pasir 1:4; 3) acian dilakukan dengan campuran semen dan air
3. Bak penampung keluaran lumpur organik, terbuat dari:
© EBTKE KESDM - 2011EBTKE-ESDM 2012 , Hal: 13
3. Bak penampung keluaran lumpur organik, terbuat dari: 1) pasangan batu bata dengan campuran semen:pasir 1:4; 2) plesteran dilakukan dengan campuran semen:pasir 1:4, 3) acian dilakukan dengan campuran semen dan air
4. Pemasangan pipa saluran pemasukan bahan baku,Pemasangan pipa saluran inlet dilakukan dengan cara menghubungkan bak
pemasukan bahan baku dengan lubang pemasukan di dinding tangki pencerna menggunakan pipa PVC.
Kedua ujung saluran direkatkan dengan pasangan batu bata yang menggunakan campuran semen:pasir 1:4.
Kementerian Energi dan Sumber Daya MineralDirektorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
5. Manhole:1) Tipe 1 manhole, beton dari campuran semen:pasir:kerikil dengan
perbandingan 1:2:3. 2) Plesteran dilakukan dengan menggunakan campuran semen:pasir
1:3 atau 1:4.
© EBTKE KESDM - 2011EBTKE-ESDM 2012 , Hal: 14
6. Pemasangan pipa saluran pengeluaran gas,Pemasangan pipa saluran pengeluaran gas dilakukan dengan seal
tape putih minimum sebanyak 13 kali lilitan dengan lem PVC yang lambat kering yang dipasang pada knee pada tangki pencerna.
Kementerian Energi dan Sumber Daya MineralDirektorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
A. Metode uji dengan memasukkan udara1. Isi air ke dalam tangki pencerna sampai lubang keluaran
tertutup;2. Pompa udara ke dalam tangki pencerna melalui saluran
pengeluaran gas sampai tekanan manometer uji mencapai 10-15 cm air;
© EBTKE KESDM - 2011EBTKE-ESDM 2012 , Hal: 15
15 cm air;3. Diamkan kondisi pada angka (2) selama sekitar 4 jam;4. Perhatikan kondisi berikut untuk mengetahui hasil uji:
Apabila setelah melewati 4 jam:1. permukaan air dalam manometer uji turun tidak lebih dari 3
cm berarti tidak bocor;2. permukaan air dalam manometer uji turun lebih dari 3 cm
berarti terdapat kebocoran udara;3. permukaan air dalam manometer uji turun lebih dari 10-15
cm air berarti terdapat kebocoran air.
Kementerian Energi dan Sumber Daya MineralDirektorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
B. Metode uji dengan memasukkan asap1. Isi air ke dalam tangki pencerna sampai permukaan air berada
pada 15 cm di bawah lubang overflow yang terdapat pada bakpenampung keluaran lumpur organik.
2. Pompa asap ke dalam tangki pencerna melalui pipapengeluaran gas
© EBTKE KESDM - 2011EBTKE-ESDM 2012 , Hal: 16
pengeluaran gas sampai air keluar dari lubang overflow.
3. Diamkan kondisi pada angka 7.2. ayat (2) selama 24 jam4. Perhatikan kondisi berikut untuk mengetahui hasil uji:
Apabila setelah melewati 24 jam:• permukaan air dalam bak penampung keluaran lumpur
organik turun tidak lebih dari 4 cm berarti tidak bocor;• permukaan air dalam bak penampung keluaran lumpur
organik turun lebih dari 4 cm berarti bocor;
Kementerian Energi dan Sumber Daya MineralDirektorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
Tenaga pelaksana terdiri dari tukang ahli, tukang, dan pembantu tukangyang disesuaikan dengan kebutuhan dengan persyaratan sebagai berikut :Tenaga ahli
A. Tenaga ahli memiliki persyaratan:• Memahami dan menguasai tata cara pembangunan unit penghasil biogas
dengan tangki pencerna (digester) tipe kubah tetap dari beton;
© EBTKE KESDM - 2011EBTKE-ESDM 2012 , Hal: 17
dengan tangki pencerna (digester) tipe kubah tetap dari beton;• Memiliki pengalaman membangun unit penghasil biogas dengan tangki
pencerna (digester) tipe kubah tetap dari beton dan telah berfungsi denganbaik.
B. Tukang• Tukang memiliki persyaratan keterampilan yang cukup dalam pengerjaan
adukan, pasangan bata, plesteran, acian, pengecatan.
C. Pembantu tukang• Pembantu tukang memiliki kemampuan untuk membantu tukang dalam
melaksanakan pekerjaan tukang.
Kementerian Energi dan Sumber Daya MineralDirektorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
Skematis desain tangki pencerna biogas ((fixed fixed domedome)) tipe 1 manhole-untuk ukuran 4 - 12 m3
© EBTKE KESDM - 2011EBTKE-ESDM 2012 , Hal: 18
Kementerian Energi dan Sumber Daya MineralDirektorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
C. Spesifikasi Teknis Pembangunan Unit Biogas TipeFiberglass / Serat Kaca:• Dapat diterapkan untuk wilayah di Provinsi Papua, Papua
Barat, Maluku, Maluku Utara, Kalimantan Barat, KalimantanSelatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan
C. Spesifikasi Teknis Pembangunan Unit Biogas TipeFiberglass / Serat Kaca:• Dapat diterapkan untuk wilayah di Provinsi Papua, Papua
Barat, Maluku, Maluku Utara, Kalimantan Barat, KalimantanSelatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan
© EBTKE KESDM - 2011EBTKE-ESDM 2012 , Hal: 19
Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, KalimantanUtara dan NTT.
• Persyaratan teknis mengacu pada SNI 7639:2011 ReaktorBiogas (Biodigester) serat kaca tipe kubah tetap-Syarat mutudan metode uji :1. Klasifikasi2. Syarat mutu3. Pengambilan contoh4. Metode uji5. Syarat lulus uji6. Penandaan
Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, KalimantanUtara dan NTT.
• Persyaratan teknis mengacu pada SNI 7639:2011 ReaktorBiogas (Biodigester) serat kaca tipe kubah tetap-Syarat mutudan metode uji :1. Klasifikasi2. Syarat mutu3. Pengambilan contoh4. Metode uji5. Syarat lulus uji6. Penandaan
Kementerian Energi dan Sumber Daya MineralDirektorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
Skematis penyaluran biogas (pemipaan, penguras air (water drain), keran gas, manometer)
© EBTKE KESDM - 2011EBTKE-ESDM 2012 , Hal: 20
Kementerian Energi dan Sumber Daya MineralDirektorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
Spesifikasi Teknis Kompor Biogas• Diameter bukaan injektor (Nozzle) : 2 mm• Bahan nozzle terbuat dari aluminium dan kuningan
• Jumlah burner single
• Bahan Burner terbuat dari kuningan (bagian atas burner cup) danaluminium yang terlindungi aluminium oksida ( bagian bawah burner cup)
• Lembaran logam terbuat dari frame yang kuat, tebal dan non korosif
© EBTKE KESDM - 2011EBTKE-ESDM 2012 , Hal: 21
• Lembaran logam terbuat dari frame yang kuat, tebal dan non korosif
• Air regulator melekat pada kompor
• Jaminan yang diberikan oleh produsen minimal 1 tahun disertai dengankartu jaminan
• Tersedia Petunjuk Pemakaian
Kementerian Energi dan Sumber Daya MineralDirektorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
© EBTKE KESDM - 2011EBTKE-ESDM 2012 , Hal: 22
Go Green Indonesia !More energy, less carbon
www.ebtke.esdm.go.id
Jalan Jenderal Gatot Subroto, Kav. 49 Jakarta 12950; Telp/Faks : 021-5250575
Email: [email protected]
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN, DAN KONSERVASI ENERGI
Kementerian Energi dan Sumber Daya MineralDirektorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
UU No 30 Tahun 2007 tentang Energi
PP No. 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
Perpres No. 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional
Permen Dalam Negeri No. 20 Tahun 2009 tentang Pedoman PengelolaanKeuangan DAK di Daerah
UU No 30 Tahun 2007 tentang Energi
PP No. 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
Perpres No. 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional
Permen Dalam Negeri No. 20 Tahun 2009 tentang Pedoman PengelolaanKeuangan DAK di Daerah
© EBTKE KESDM - 2011EBTKE-ESDM 2012 , Hal: 23
Keuangan DAK di Daerah
Permen No 8 tahun 2011 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan DAK Tahun2011
Permen No 02 tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan DAK Tahun2012
Keuangan DAK di Daerah
Permen No 8 tahun 2011 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan DAK Tahun2011
Permen No 02 tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan DAK Tahun2012