askep pasien terminal
TRANSCRIPT
ASKEP KLIEN DENGAN PENYAKIT TERMINAL
Pengkajian
Salah satu metode untuk membantu perawat dalam mengkaji data psikososial pada klien terminal yaitu dengan menggunakan metode “PERSON”.
P: Personal StrenghatYaitu: kekuatan seseorang ditunjukkan melalui gaya hidup, kegiatannya atau pekerjaan.Contoh yang positif: Bekerja ditempat yang
menyenangkan, bertanggung jawab penuh dan nyaman.
Bekerja dengan siapa saja dalam kegiatan sehari-hari.
Contoh yang negatif: Kecewa dalam
pengalaman hidup.
E: Emotional ReactionYaitu reaksi emosional yang ditunjukkan dengan klien.Contoh yang positif:Bingung tetap mampu memfokuskan keadaan.
Contoh yang negatif:Tidak berespon (menarik diri)
R: Respon to StresYaitu respon klien terhadap situasi saat ini atau dimasa lalu.Contoh yang positif: Memahami masalah secara
langsung dan mencari informasi.
Menggunakan perasaannya dengan sehat misalnya: latihan dan olahraga.
Contoh yang negatif: Menyangkal masalah. Pemakaian alkohol.
S: Support SystemYaitu: keluarga atau orang lain yang berarti.Contoh yang positif: Keluarga Lembaga di masyarakat
Contoh yang negatif: Tidak mempunyai keluarga
O: Optimum Health Goal
Yaitu: alasan untuk menjadi lebih baik (motivasi)Contoh yang positif: Menjadi orang tua melihat hidup sebagai
pengalaman positif
Contoh yang negatif: Pandangan hidup sebagai
masalah yang terkuat Tidak mungkin
mendapatkan yang terbaik
N: Nexsus
Yaitu: bagian dari bahasa tubuh yang mengontrol seseorang mempunyai penyakit atau mempunyai gejala yang serius.Contoh yang positif: Melibatkan diri dalam
perawatan dan pengobatan.
Contoh yang negatif: Tidak berusaha melibatkan
diri dalam perawatan. Menunda keputusan.
Pengkajian dgn PendekatanFaktor predisposisiYaitu faktor yang mempengaruhi respon psikologis klien pada penyakit terminal Riwayat psikosisial, Banyaknya distress yang dialami
dan respon terhadap krisis, Kemampuan koping, Sosial support sistem,
Tingkat perkembangan, Fase penyakit cepat terdiagnosa,
pengobatan dan post pengobatan.
Identitas kepercayaan diri, pendekatan nilai-nilai dan filosofi hidup.
Adanya reaksi sedih dan kehilangan
Pengetahuan klien tentang penyakit
Pengalaman masa lalu dengan penyakit
Persepsi dan wawasan hidup respon klien terhadap penyakit terminal, persepsi terhadap dirinya, sikap, keluarga, lingkungan, tersedianya fasilitas kesehatan dan beratnya perjalanan penyakit.
Kapasitas individu untuk membuat psikosial kembali dalam penderitaan.
Faktor Presipitasi Prognosa akhir penyakit yang
menyebabkan kematian. Faktor transisi dari arti kehidupan
menuju kematian. Support dari keluarga dan orang
terdekat. Hilangnya harga diri, karena
kebutuhan tidak terpenuhi sehingga klien menarik diri, cepat tersinggung dan tidak ada semangat hidup.
Faktor Perilaku
Respon terhadap klien krisis
Respon terhadap diagnosasyok & perubahan konsep diri
Isolasi Sosial
Mekanisme Koping
Denial Regresi kompensasi
Diagnosa Keperawatan Ansietas/cemas b.d.
– Antisipasi kehilangan– Konflik yang tidak terselesaikan– Rasa takut
Isolasi diri b.d.– Perasaan tidak berharga– Perasaan meninggalkan aktivitasnya– Menarik diri
Perubahan rasa nyaman b.d. proses penyakit atau emosional
Depresi b.d. keadan fisik yang bertambah peran dan kunjungan keluarga yang tidak teratur
Gangguan komunikasi verbal: Perubahan status mental, Denial, Kehilangan kepercayaan (trust), Depresi, Riwayat keterampilan komunikasi verbal, Menarik diri/isolasi diri, Ketidakmampuan mengekpresikan perasaannya
Tidak efektifnya koping individu b.d.– Rasa bersalah– Rasa takut– Gangguan mood– Gangguan mengambil keputusan
Tidak efektifnya koping keluarga b.d.– Rasa takut– Ketidakmampuan mengekpresikan
perasaannya– Denial– Aspek fisik perawatan klien
Perubahan proses keluarga – Perubahan peran– Kehilangan anggota keluarga – Stress finansial
Takut (kematian atau ketidak tahuan) b.d.– Hilang kontrol– Tidak memprediksi masa depan
Antisipasi berduka b.d.– Antisipasi kehilangan– Rasa takut– Perubahan self image
Disfungsi berduka b.d.–Kehilangan–Rasa bersalah–Marah–Konflik yang tidak terselesaikan
Putus harapan b.d.–Melihat harapan hidup–Perubahan fisik dan mental–Hilang kontrol–Merasa hidup sendiri
Gangguan peran b.d. perubahan fungsi
Potensial self care defisit b.d.– Hilangnya fungsi mental– Meningkatnya ketergantungan
pada orang lain tentang perawatan
Gangguan self konsep b.d.– Kehilangan fungsi fisik/mental– Meningkatnya ketergantungan
pada orang lain tentang perawatan
Dystress spiritual b.d.– Rasa salah yang tak
terselesaikan– Marah yang tidak terselesaikan– Perasaan putus harapan dan
putus pertolongan– Ketidakmampuan untuk
memaafkan diri dari orang lain
Perencanaan
Tujuan perawatan pada klien terminal: Membantu klien untuk hidup lebih
nyaman dan sepenuhnya sampai meninggal.
Membantu keluarga memberi support pada klien
Membantu klien dan keluarga untuk menerima perhatian
Kriteria Hasil: Koping yg efektif, Proses pemisahan yang
berguna bagi klien dan keluarga,
Tanda aktif, nyaman bagi klien sampai kematian
Grieving untuk klien dan keluarga pada kehilangan yang akan terjadi dan saling menghibur
Intervensi Komunikasi
1. Denial,2. Anger,3. Bargaining,4. Acceptance
Persiapan Klien
Evaluasi Perawat dapat:
– Menjadi pendengar yang baik– Mengkaji pertanyaan untuk
menentukan iterest (rasa tertarik), kebutuhan-kebutuhan dan tugas-tugas klien serta anggota keluarga.
– Berkomunikasi secara teratur dengan anggota keluarga klien.
– Bertindak sebagai penengah antara dokter, klien dan keluarga.
– Menjamin kenyamanan fisik dan emosi
– Mensupport spiritual keluarga
– Menemukan cara untuk membuat masa-masa terakhir klien menjadi sangat berguna
– Merawat klien dengan penuh respek dan menjaga martabatnya
– Membantu klien mengontrol dirinya semaksimal mungkin
– Tidak memberikan informasi (rahasia) sebanyak mungkin kecuali bagi klien yang siap mendengarnya
– Membimbing klien dalam pendekatannya menerima kematian
– Mengembangkan dan menggunakan support bagi dirinya untuk tetap empati terhadap klien dying.
– Berbagi kenyamanan dengan menggunakan humor-humor natural.
– Menemukan keunikan setiap klien.
Klien dapat:– Mempertahankan kontrol nyeri.– Berinteraksi dengan keluarga,
teman-teman dan staf perawatan– Berdiskusi dan mengekpresikan rasa
takutnya– Mempersiapkan dirinya terhadap
kematian– Melakukan aktivitas yang dirasakan
sangat bermanfaat bagi dirinya
– Mengekpresikan perasaan-perasaaannya dengan cara yang tepat
– Mengembangkan dan menggunakan support spiritualnya
– Mengembangkan dan menggunakan support sosialnya
– Menjawab pertanyaan dokter– Menemukan cara untuk
mengekpresikan keunikan pribadinya dalam menghadapi kematian atau “lifing dying”
TerimaKasih