askep abortus
TRANSCRIPT
Askep Abortus
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan
istilah “abortus” berarti mengeluarkan hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel
sperma) sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Ini adalah suatu proses
pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh.
Menurut buku ilmu kebidanan, istilah abortus dipakai untuk menunjukkan
pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan
(Wiknjosastro, 1991;h.302). Selain itu aborsi dapat juga didefinisikan sebagai
pengakhiran kehamilan sebelum fetus mencapai waktunya dan biasanya terjadi
sebelum kehamilan mencapai umur 20-24 minggu.
Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk
menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam
rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal
mungkin. Tindakan keperawatan tersebut dilaksanakan secara berurutan, terus
menerus, saling berkaitan dan dinamis. Agar dapat memberikan asuhan
keperawatan sebaik-baiknya, perlu dilakukan penggajian dan pemberian
intervensi yang tepat. Kita juga mengetahui bahwa peran perawat yang paling
utama adalah melakukan promosi dan pencegahan terjadinya gangguan kesehatan
baik l, sehingga dalam hal ini perlu diberikan pendidikan kesehatan yang efektif
guna meningkatkan kualitas kesehatannya.
A. Rumusan Masalah
1. Apa yang perlu dikaji pada klien dengan abortus?
2. Apa saja diagnose yang muncul pada klien dengan abortus?
3. Bagaimana intervensai dan asuhan keperawatan yang diberikan pada klien dengan
abortus?
B. Tujuan
a. Tujuan umum
Adapun tujuan umum penyusunan makalah ini adalah mendukung kegiatan
pembelajaran keparawatan System Reproduksi I khususnya tentang asuhan
keperawatan pada klien dengan abortus serta melatih mahasiswa untuk berpikir
kritis.
b. Tujuan khusus
- Untuk mengetahui dan memahami tentang pengkajian pada klien dengan abortus
- Untuk mengetahui dan memahami tentang diagnose yang muncul pada klien
dengan abortus?
- Untuk mengetahui dan memahami intervensai dan asuhan keperawatan yang
diberikan pada klien dengan abortus
C. Manfaat
Mendapatkan pengetahuan tentang System Reproduksi I khususnya
tentang asuhan keperawatan pada klien dengan abortus sehingga nantinya dapat
mengembangkan pengetahuan tersebut dalam praktik keperawatan.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ABORTUS
A. Pengkajian
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan
menganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan bagi
klien.
Data subjektif:
Biodata: mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi; nama, umur,
agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke- ,
lamanya perkawinan dan alamat
Keluhan utama: pada pasien dengan abortus, kemungkinan pasien akan datang
dengan keluhan utama perdarahan pervagina disertai dengan keluarnya bekuan
darah atau jaringan, rasa nyeri atau kram pada perut. Pasien juga mungkin
mengeluhkan terasa ada tekanan pada punggung, mengatakan bahwa hasil test
kencing positif hamil, merasa lelah dan lemas serta mengeluh sedih karena
kehilangan kehamilannya.
Riwayat kesehatan, yang terdiri atas:
1) Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke Rumah Sakit
atau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar siklus haid,
pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.
2) Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat pembedahan: Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien,
jenis pembedahan , kapan , oleh siapa dan di mana tindakan tersebut berlangsung.
Riwayat penyakit yang pernah dialami: Kaji adanya penyakit yang pernah dialami
oleh klien misalnya DM, jantung, hipertensi , masalah ginekologi/urinary,
penyakit endokrin, dan penyakit-penyakit lainnya.
Riwayat kesehatan keluarga: Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari
genogram tersebut dapat diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit
menular yang terdapat dalam keluarga.
Riwayat kesehatan reproduksi: Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi,
lamanya, banyaknya, sifat darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kaji
kapan menopause terjadi, gejala serta keluahan yang menyertainya
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas: Kaji bagaimana keadaan anak klien
mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan kesehatan
anaknya.
Riwayat seksual: Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang
digunakan serta keluahn yang menyertainya.
Riwayat pemakaian obat: Kaji riwayat pemakaian obat-obatankontrasepsi oral,
obat digitalis dan jenis obat lainnya.
Pola aktivitas sehari-hari: Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi
(BAB dan BAK), istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat
sakit.
Data psikososial.
- Kaji orang terdekat dengan klien, bagaimana pola komunikasi dalam keluarga,
hal yang menjadi beban pikiran klien dan mekanisme koping yang digunakan.
- Status sosio-ekonomi : Kaji masalah finansial klien
Data spiritual: Kaji tentang keyakinan klien terhadap Tuhan YME, dan kegiatan
keagamaan yang biasa dilakukan
Data Objektif:
Sirkulasi: pada pasien abortus terdapat perdarahan pervaginam yang banyak
sehingga dapat menimbulkan syok, pasien tampak pucat, akral dingin, tekanan
darah mungkin menurun, nadi teraba cepat dan kecil, pasien tampak meringis atau
kesakitan karena nyeri.
Breathing : Kaji pola nafas apakah bernafas spontan/tidak, nafas cepat/lambat.
Kaji apakah ada sesak nafas/tidak, gerakan dinding dada simetris/asimetris, pola
nafas teratur/tidak, auskultasi bunyi nafas normal/tidak, kaji frekuensi nafas serta
penggunaan otot bantu pernafasan.
Circulation : pada pasien abortus terdapat perdarahan pervaginam yang banyak
sehingga dapat menimbulkan syok, pasien tampak pucat, akral dingin, tekanan
darah mungkin menurun, nadi teraba cepat dan kecil, pasien tampak meringis atau
kesakitan karena nyeri
Integritas Ego: Dapat menunjukkan labilitas emosional dari kegembiraan sampai
ketakutan, marah atau menarik diri klien/ pasangan dapat memiliki pertanyaan
atau salah terima peran dalam pengalaman kelahiran. Mungkin mengekpresikan
ketidak mampuan untuk menghadapi suasana baru. Pada pasien abortus
kemungkinan terjadi kesadaran menurun, syncope, pasien tampak lemah.
Eliminasi: Kateter urinarius mungkin terpasang : urin jernih pusat, bising usus
tidak ada. Makanan/ cairan: Abdomen lunak dengan tidak ada distensi pada awal.
Neurosensorik: Kerusakan gerakan pada sensori dibawah tindak anestesi spinal
epidural.
Nyeri/ kenyamanan: Mungkin mengeluh ketidaknyamanan dari berbagai sumber:
misal nyeri penyerta, distensi kandung kemih/ abdomen, efek-efek anestesi: mulut
mungkin kering.
Keamanan: Jalur parenteral bila digunakan resiko terkena infeksi karena
pemasangan infus dan nyeri tekan.
SeksualitasL: Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilikus.
Pemeriksaan fisik, meliputi:
Inspeksi adalah proses observasi yang sistematis yang tidak hanya terbatas pada
penglihatan tetapi juga meliputi indera pendengaran dan penghidung.
Hal yang diinspeksi antara lain:
Mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan warna, laserasi, lesi terhadap
drainase, pola pernafasan terhadap kedalaman dan kesimetrisan, bahasa tubuh,
pergerakan dan postur, penggunaan ekstremitas, adanya keterbatasan fifik, dan
seterusnya
Palpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh dengan jari.
a) Sentuhan: merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat kelembaban
dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi uterus.
b) Tekanan: menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema, memperhatikan posisi
janin atau mencubit kulit untuk mengamati turgor.
c) Pemeriksaan dalam: menentukan tegangan/tonus otot atau respon nyeri yang
abnormal
Perkusi adalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada permukaan
tubuh tertentu untuk memastikan informasi tentang organ atau jaringan yang ada
dibawahnya.
a) Menggunakan jari: ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang menunjukkan
ada tidaknya cairan , massa atau konsolidasi.
b) Menggunakan palu perkusi: ketuk lutut dan amati ada tidaknya refleks/gerakan
pada kaki bawah, memeriksa refleks kulit perut apakah ada kontraksi dinding
perut atau tidak
Auskultasi adalah mendengarkan bunyi dalam tubuh dengan bentuan stetoskop
dengan menggambarkan dan menginterpretasikan bunyi yang terdengar.
Mendengar : mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan darah, dada untuk
bunyi jantung/paru abdomen untuk bising usus atau denyut jantung janin.
(Johnson & Taylor, 2005:39)
Sekunder Assessment
Eksposure: pasien tampak pucat
Five intervention: Tekanan darah menurun, nadi cepat dan kecil, suhu meningkat
Give Comfort: nyeri perut yang hebat, kram atau rasa tertekan pada pelvic
Head to toe: meliputi pemeriksaan fisik dan pemeriksaan ginekologi, menanyakan
riwayat kehamilan, umur kehamilan, riwayat penggunaan kontrasepsi, riwayat
pemeriksaan kehamilan (ANC), riwayat penyakit kronis atau akut, riwayat
pengobatan serta riwayat alergi.
Pemeriksaan laboratorium/ Diagnostik :
Jumlah darah lengkap, hemoglobin/ hematokrit (Hb/Ht). Mengkaji perubahan dari
kadar efek kehilangan darah pada pembedahan urinalisis, kultur urine, darah
vaginalm, dan lokhea : Pemeriksaan tambahan didasarkan pada kebutuhan
individual.(Doengoes, MZ, & Mary P.M., 2001).
Pemeriksaan penunjang : rontgen, USG, biopsi, pap smear.
Keluarga berencana : Kaji mengenai pengetahuan klien tentang KB, apakah klien
setuju, apakah klien menggunakan kontrasepsi, dan menggunakan KB jenis apa.
B. Pat-Way
Etiologi:- Pneumonia, Thipii, septikemia, peritonitis- Gangguan Endokrin: Gangguan produksi progesterone, thyroid- Gangguan Gizi/Anemia, Trauma- Gangguan faal organ : Hypoplasi uteri, tumor uterus, cervix pendek,
retrofleksi uteri incarcerata, ggn endometrium
Abortus Spontan Abortus Infeksiosa Retensi Janin Abortus Resiko
tinggi (Missed abortion) (Unsafe
abortion)
Ab. Imminens : perdarahan bercak, ada ancaman kehamilan
Ab. Insipiens : Perdarahan ringan dimana hasil konsepsi masih di cavum
uteri
Ab. Inkomplit
Ab.
Komplit
Perdarahan Nyeri Abdomen
Kurang Pengetahuan
Shock Gangguan Rasa
Nyaman Cemas
Resiko tinggi Infeksi Devisit Vol. Cairan Gangguan
Aktivitas
C. Analisa Data
Data Subjektif:
1. Pasien mengatakan keluar darah per vaginam
2. Pasien mengatakan nyeri pada perut
Data Objektif:
1. Ditandai adanya perdarahan disertai dengan perut mules
2. Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan umur kehamilan dan
terjadi kontraksi otot rahim
3. Hasil pemeriksaaan dalam terdapat perdarahan dari kanalis servikalis, dan kanalis
servikalis masih tertutup, dapat dirasakan kontraksi otot rahim
D. Diagnosa Keperwatan
1. Devisit Volume Cairan b.d perdarahan
2. Risiko syok hemoragik berhubungan dengan perdarahan pervaginam
3. Gangguan Aktivitas b.d kelemahan, penurunan sirkulasi
4. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus ditandai dengan pasien
mengeluh nyeri pada perut, terasa kram, terasa ada tekanan pada punggung,
pasien tampak meringis
5. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin dan granulosit,
perdarahan, kondisi vulva lembab
6. Cemas b.d kurang pengetahuan
7. Berduka berhubungan dengan kehilangan janin ditandai dengan pasien mengeluh
sedih kehilangan kehamilannya.
E. Intervensi Keperwatan:
N
o
Diagnosa Tujuan dan KH INTERVENSI RASIONAL
1. 1. Devisit
Volume
Cairan b.d
perdarahan
Tujuan: setelah
diberikan asuhan
keperawatan …
x… jam tidak
terjadi devisit
volume cairan,
seimbang antara
intake dan output
baik jumlah
maupun kualitas.
a. Kaji kondisi status
hemodinamika
b. Ukur pengeluaran
harian
c. Berikan sejumlah
cairan pengganti
harian
d. Evaluasi status
hemodinamika
a. Pengeluaran
cairan pervaginal
sebagai akibat
abortus memiliki
karekteristik
bervariasi
b. Jumlah cairan
ditentukan dari
jumlah kebutuhan
harian ditambah
dengan jumlah
Kreteria hasil:
- Turgor kulit
elastis dan
lembab
- Mukosa mulut
lembab
- Nadi 75-80x/mnt
- RR 18-20x/mnt
cairan yang hilang
pervaginal
c. Tranfusi mungkin
diperlukan pada
kondisi perdarahan
massif
d. Penilaian dapat
dilakukan secara
harian melalui
pemeriksaan fisik
2. Risiko syok
hemoragik
berhubungan
dengan
perdarahan
pervaginam
Tujuan: setelah
diberikan asuhan
keperawatan
selama ...x.... jam
diharapkan syok
tidak terjadi.
Kriteria evaluasi:
- Kesadaran pasien
CM
- Tanda vital
normal
- Syncope tidak
terjadi
- Perdarahan tidak
terjadi
a. Observasi Keadaan
Umum pasien
b. Observasi tanda
tanda vital
c. Observasi
kesadaran pasien
d. Observasi tanda-
tanda perdarahan,
jumlah, warna,
adanya
stolsel/gumpalan
e. Kolaborasi:
-Kolaborasi dalam
pemberian cairan
fisiologis
-Kolaborasi dalam
pemberian
a. dengan
mengobservasi
KU pasien dapat di
ketahui apakah
pasien jatuh
kedalam keadaan
syok atau tidak
b. penurunan
tekanan darah atau
denyut nadi yang
tidak normal
mengindikasikan
adanya tanda syok
c. dengan
mengobservasi
kesadaran pasien
dapat diketahui
apakah pasien
mengalami
syncope atau tidak
d. dengan
mengobservasi
tanda-tanda
perdarahan dapat
dilakukan
penanganan segera
apabila perdarahan
terjadi sehingga
terhindar dari syok
e. kolaborasi:
cairan fisiologis
berfungsi untuk
resusitasi guna
mencegah
kehilangan cairan
lebih banyak lagi
transfuse
untuk mengganti
kehilangan darah
yang berlebihan
akibat perdarahan
pervaginam
3. Gangguan
Aktivitas b.d
kelemahan,
penurunan
sirkulasi
Tujuan: setelah
diberikan asuhan
keperawatan
selama ...x.... jam
kllien dapat
melakukan
aktivitas tanpa
adanya
komplikasi
a. Kaji tingkat
kemampuan klien
untuk beraktivitas
b. Kaji pengaruh
aktivitas terhadap
kondisi
uterus/kandung
c. Bantu klien untuk
memenuhi
kebutuhan aktivitas
a. Mungkin klien
tidak mengalami
perubahan berarti,
tetapi perdarahan
masif perlu
diwaspadai untuk
menccegah kondisi
klien lebih buruk
b. Aktivitas
merangsang
sehari-hari
d. Bantu klien untuk
melakukan
tindakan sesuai
dengan
kemampuan/kondis
i klien
e. Evaluasi
perkembangan
kemampuan klien
melakukan
aktivitas
peningkatan
vaskularisasi dan
pulsasi organ
reproduksi
c. Mengistiratkan
klilen secara
optimal
d. Mengoptimalkan
kondisi klien, pada
abortus imminens,
istirahat mutlak
sangat diperlukan
e. Menilai kondisi
umum klien
4. Nyeri
berhubungan
dengan
kontraksi
uterus
ditandai
dengan pasien
mengeluh
nyeri pada
perut, terasa
kram, terasa
ada tekanan
pada
punggung,
pasien
tampak
Tujuan; setelah
diberikan asuhan
keperawatan
selama ....x.. jam
diharapkan nyeri
berkurang atau
terkontrol
Kriteria
evaluasi :
Pasien
melaporkan nyeri
berkuran
Pasien tampak
rileks
Tanda vital
normal
a. Kaji tingkat nyeri
pasien
b. Observasi tanda
vital.
c. Terangkan nyeri
yang diderita klien
dan penyebabnya
d. Ajarkan metode
distraksi
e. Kolaborasi dalam
pemberian
analgetik
a. Tingkat nyeri
pasien dapat dikaji
menggunakan
skala nyeri
ataupun deskripsi
b. tekanan darah
terutama akan
meningkat bila
pasien merasa
nyeri
c. Meningkatkan
koping klien
dalam melakukan
guidance
mengatasi nyeri
d. Menggalihkan
perhatian pasien
meringis. terhadap nyeri
e. analgetik
mengurangi nyeri
dan membantu
pasien merasa
rileks
5. Risiko infeksi
berhubungan
dengan
penurunan
hemoglobin
dan
granulosit,
perdarahan,
kondisi vulva
lembab
Tujuan: setelah
diberikan asuhan
keperawatan
selama ....x... jam
diharapkan tidak
terjadi infeksi
selama perawatan
perdarahan.
Kriteria hasil:
Suhu 37-38 C
Tidak tampak
tanda-tanda
infeksi
a. Kaji kondisi
keluaran/dischart
yang keluar ;
jumlah, warna, dan
bau
b. Terangkan pada
klien pentingnya
perawatan vulva
selama masa
perdarahan
c. Lakukan
pemeriksaan biakan
pada dischart
d. Lakukan perawatan
vulva
e. Terangkan pada
klien cara
mengidentifikasi
tanda inveksi
f. Anjurkan pada
suami untuk tidak
melakukan
hubungan
senggama se;ama
masa perdarahan
a. Perubahan yang
terjadi pada dishart
dikaji setiap saat
dischart keluar.
Adanya warna
yang lebih gelap
disertai bau tidak
enak mungkin
merupakan tanda
infeksi
b. Infeksi dapat
timbul akibat
kurangnya
kebersihan genital
yang lebih luar
c. Berbagai kuman
dapat
teridentifikasi
melalui dischart
d. Inkubasi kuman
pada area genital
yang relatif cepat
dapat
menyebabkan
infeksi.
e. Berbagai
manivestasi klinik
dapat menjadi
tanda nonspesifik
infeksi; demam
dan peningkatan
rasa nyeri
mungkin
merupakan gejala
infeksi
f. Pengertian pada
keluarga sangat
penting artinya
untuk kebaikan
ibu; senggama
dalam kondisi
perdarahan dapat
memperburuk
kondisi system
reproduksi ibu dan
sekaligus
meningkatkan
resiko infeksi pada
pasangan.
7. Cemas s.d
kurang
pengetahuan
Tujuan: setelah
diberikan asuhan
keperawatan
selama ....x...jam
diharapkan tidak
terjadi
a. Kaji tingkat
pengetahuan/persep
si klien dan
keluarga terhadap
penyakit
b. Kaji derajat
a. Ketidaktahuan
dapat menjadi
dasar peningkatan
rasa cemas
b. Kecemasan yang
tinggi dapat
kecemasan,
pengetahuan
klien dan
keluarga terhadap
penyakit
meningkat
kecemasan yang
dialami klien
c. Bantu klien
mengidentifikasi
penyebab
kecemasan
d. Asistensi klien
menentukan tujuan
perawatan bersama
e. Terangkan hal-hal
seputar aborsi
yang perlu
diketahui oleh klien
dan keluarga
menyebabkan
penurunan
penialaian objektif
klien tentang
penyakit
c. Pelibatan klien
secara aktif dalam
tindakan
keperawatan
merupakan
support yang
mungkin berguna
bagi klien dan
meningkatkan
kesadaran diri
klien
d. Peningkatan nilai
objektif terhadap
masalah
berkontibusi
menurunkan
kecemasan
e. Konseling bagi
klien sangat
diperlukan bagi
klien untuk
meningkatkan
pengetahuan dan
membangun
support system
keluarga; untuk
mengurangi
kecemasan klien
dan keluarga
F. Evaluasi
- Perdarahan berkrang -teratasi
- Tidak terjadi syok Gangguan Aktivitas b.d kelemahan, penurunan sirkulasi
- Nyeri berkurang/terkontrol
- Tidak terjadi infeksi
- Cemas klien berkurang- hilang
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aborsi didefinisikan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum fetus
mencapai waktunya dan biasanya terjadi sebelum kehamilan mencapai umur 20-
24 minggu. Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data
dan menganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan
bagi klien dengan aborsi. Pengkajian meliputi status kesehatan, pemeriksaan fisik
sampai dengan pemeriksaan laboratorium.
Adapun diagnosa yang muncul pada klien dengan abortus antara lain:
- Devisit Volume Cairan b.d perdarahan
- Risiko syok hemoragik berhubungan dengan perdarahan pervaginam
- Gangguan Aktivitas b.d kelemahan, penurunan sirkulasi
- Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus ditandai dengan pasien
mengeluh nyeri pada perut, terasa kram, terasa ada tekanan pada punggung,
pasien tampak meringis
- Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin dan granulosit,
perdarahan, kondisi vulva lembab
- Cemas b.d kurang pengetahuan
- Berduka berhubungan dengan kehilangan janin ditandai dengan pasien mengeluh
sedih kehilangan kehamilannya.
B. Saran
Diharapakan bagi mahasiswa calon perawat agar meningkatkan
pengetahuan tentang reproduksi I khususnya tentang asuhan keperawatan klien
dengan abortus agar nantinya dapat mengembangkan pengetahuan tersebut dalam
praktik keperawatan.
C.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta:
EGC
Hamilton, C. Mary. 1995. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, edisi
6. Jakarta: EGC
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I. Media
Aesculapius. Jakarta
Doengoes. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
Wiknjosastro Hanifa.1991. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Gramedia
Liza. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kehamilan Abortus.
http://lizanurviana.blog.com/2010/11/28/askep-abortus/
Km Ita Wirasadi. 2010. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat
Pada Pasien Dengan Abortus.
http://ppnikarangasem.blogspot.com/2010/02/asuhan-keperawatan-gawat-darurat-
pada.html
http://ardyanpradana007.blogspot.com/2012/04/askep-abortus.html