abortus inkomplit.docx
TRANSCRIPT
ABORTUS INKOMPLIT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perdarahan selama kehamilan dianggap sebagai suatu keadaan akut yang dapat
membahayakan ibu dan anak sehingga menimbulkan kematian. Wanita hamil yang mengalami
perdarahan pada umur kehamilan < 20 minggu biasanya berakhir dengan abortus yaitu
keluarnya hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan dengan berat janin < 500
gram. Sampai saat ini kejadian abortus masih dianggap sebagai masalah kesehatan yang
sangat serius dalam masyarakat terutama abortus inkomplit yang termasuk penyebab langsung
kematian ibu yang apabila tidak mendapat penanganan segera dapat meningkatkan morbiditas
dan mortalitas (http://www.library.usu.ac.id.online, diakses 14 April 2007)
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 1999 kejadian abortus berkisar 46
juta kehamilan dan sekitar 30%-50% diantarnya meninggal akibat komplikasi abortus yang tidak
aman. (http://bkkbn.go.id.online, diakses 23 Maret 2007)
Angka Kematian Ibu (AKI) masih tergolong tinggi di negara berkembang dibandingkan di
negara maju. Pada tahun 2003 Angka Kematian Ibu (AKI) di ASEAN yang paling tinggi yaitu
Indonesia berkisar 307/100.000 kelahiran hidup, yang menduduki peringkat kedua Filipina
berkisar 170/100.000 kelahiran hidup, Vietnam berkisar 30/100,000 kelahiran hidup, dan
Malaysia berkisar 30/100.000 kelahiran hidup (http://www.media.Indonesia.com.online, 1 Juni
2007)
1 Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2005 angka kematian ibu berkisar 290,8/100.000 kelahiran hidup berarti menurun 5,27%. Tingginya angka kematian ibu secara langsung disebabkan oleh perdarahan (28%), eklamsia (13%), dan sepsis (10%), sedangkan penyebab tidak langsung berupa anemia pada ibu hamil (51%), anemia pada ibu nifas (17,6%), tiga terlambat (3T) yaitu terlambat mengambil keputusan, terlambat kefasilitas kesehatan,dan terlambat mendapat penanganan (http://www.Hidayatullah.com.online, diakses 15 Maret 2007)
Data yang diperoleh dari pencatatan dan pelaporan Dinas Kesehatan Tingkat I Provensi
Sulawesi Selatan pada tahun 2004 angka kematian ibu berkisar (AKI) berkisar 110/100.000
kelahiran hidup yang disebabkan oleh perdarahan 60 orang (54,55%), Infeksi 7 orang (22,27%),
khusus kejadian abortus berkisar 1.852 orang (1,22%) dari 151.168 kehamilan, sedadngkan
pada tahun 2005 angka kematian ibu meningkat 53 orang (48,18%) menjadi 163/100.000
kelahiran hidup yang disebabjan oleh perdarahan 88 orang (53,98%), infeksi 10 orang (16,3%),
eklamsia 26 orang (15,95%), dan lain-lain 39 orang (23,98%), khusus kejadian abortus berkisar
1.759 orang (0,60%) dari 297.051 kehamilan, namun pada tahun 2006 menurun berkisar 30
orang (18,40%) menjadi 133/100.000 kelahiran hidup yang di sebabkan oleh perdarahan 71
orang (53,385), infeksi 4 orang (3,01%), eklamsia 34 orang (25,56%), dan lain-24 orang
(10,05%) (Profil Dinas Kesehatan 2005)
Data yang diperoleh dari pencatatan dan pelaporan Dinas Kesehatan kabupaten Gowa
pada tahun 2006 jumlah kematian ibu sekitar 10 orang yang disebabkan oleh perdarahan 8
orang (80%), dan eklamsia 2 orang (20%). Khusus kejadian abortus berkisar 221 orang (1,65%)
dari 13.388 kehamilan.
Khusus data yang diperoleh dari medical Record (Rekam Medis) di Rumah sakit umum
daerah Syekh Yusuf Gowa pada tahun 2006 kejadian abortus berkisar 148 orang (10,55%) dari
1.402 kehamilan, diantaranya abortus provakatus 10 orang (0,67%), abortus imminens 46 orang
(31,08%), abortus habitualis 1 orang (0,67%), abortus komplit 2 orang (1,35%) dan abortus
inkomplit 89 orang (60,13%).
Adapun faktor yang menyebabkan terjadinya abortus pada umumnya adalah gangguan
pertumbuhan zigot, embrio, plasenta, infeksi, kelainan uterus, dan faktor eksternal seperti radiasi
dan obat-obatan ,sedangkan komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu akibat abortus adalah
perdarahan, infeksi, perforasi, dan syok. Upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah sekaligus
menekan kejadian abortus dengan menganjurkan ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan
(ANC) secara teratur, memberikan konseling tentang pengtinya keluarga berencana (KB) untuk
mengatur jarak kehamilan.
Tingginya kejadian abortus yang ditemukan serta besarnya resiko yang ditimbulkan
membuat penulis termotivasi untuk membahas lebih lanjut melalui karya tulis ilmiah dengan judul
Manajemen Asuhan kebidanan pada NY “S” Dengan Abortus Inkomplit.
B. Ruang Lingkup Pembahasan
Ruang lingkup pembahasan karya tulis ilmiah ini adalah Manajemen Asuhan kebidanan
pada Ny ”S” Kehamilan 13 Minggu Empat Hari Dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Umum
Daerah Syekh Yusuf Gowa.
C. Tujuan Penulisan
Dalam penulisan karya tulis ini, tujuan yang diharapkan adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny “S” Kehamilan 13 Minggu Empat Hari dengan
Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melaksanakan pengkajian dan analisa data dasar pada Ny ”S” Kehamilan 13 Minggu
Empat hari dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa.
b. Dapat mengidentifikasi dioagnosa / masalah aktual pada Ny “S” Kehamilan 13 Minggu Empat
Hari dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Umum Daerah Stekh Yusuf Gowa.
c. Dapat mengantisipasi diagnosa / masalah potensial pada Ny ”S” Kehamilan 13 Minggu Empat
Hari dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa.
d. Dapat melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi pada Ny ”S” Kehamilan 13 Minggu Empat
hari dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa.
e. Dapat merencanakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny ”S” Kehamilan 13 Minggu Empat Hari
dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa.
f. Dapat melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny ”S” Kehamilan 13 Minggu Empat Hari
dengan abortus inkomplit di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa.
g. Dapat mengevaluasi asuhan kebidanan pada Ny ”S” Kehamilan 13 Minggu Empat Hari dengan
Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa.
h. Dapat mendokumentasikan semua asuhan kebidanan pada Ny ”S” Kehamilan 13 Minggu Empat
Hari dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat praktis
Sebagai salah satu sumber informasi bagi setiap penentu kebijakan dan pelaksaan program baik
di Departemen Kesehatan maupun pihak Rumah Sakit Umum Daerah Stekh Yusuf Gowa dalam
menyusun perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program sebagai upaya pencegahan atau
penanganan abortus inkomplit.
2. Manfaat ilmiah
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dalam memperkaya wawasan
ilmu pengetahuan dan sebagai bahan acuan bagi penulis selanjutnya.
3. Manfaat Institusi
Sebagai bahan masukan bagi rekan-rekan mahasiswa program D III Kebidanan Universitas
Indonesia Timur dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
4. Manfaat bagi penulis
a. Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan ujian akhir dijenjang pendidikan Diploma
III Kebidanan Universitas Indonesia Timur Makassar.
b. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam proses manajemen asuhan kebidanan
dengan kasus abortus inkomplit.
B. Metode Penulisan
Dalam penyusunan karya tulis ini didasarkan pada teori ilmiah yang dipadukan dengan
praktek dan pengalaman penulis memerlukan data yang objektif dan relevan dengan teori-teori
yang dijadikan dasar analisa dalam pemecahan masalah. Untuk itu penulis menggunakan
metode sebagai berikut :
1. Studi Kepustakaan
Yaitu dengan membaca data dan mempelajari buku-buku atau literatur yang ada kaitannya
dengan masalah yang dibahas sebagai dasar teoritis yang digunakan dalam pembahasan karya
tulis ini.
2. Studi Kasus
Yaitu melaksanakan studi kasus dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah
melalui asuhan kebidanan yang meliputi : pengkajian, merumuskan diagnosa/masalah aktual
maupun potensial, melaksanakan tindakan segera atau kolaborasi, perencanaan, implementasi,
dan evaluasi serta mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah diberikan pada klien
dengan kasus abortus inkomplit.
Tehnik pengumpulan data yang digunakan :
a. Anamnese
Penulis mengadakan tanya jawab dengan ibu, suami maupun keluarganya yang dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan serta bidan dan dokter yang berada di ruang kebidanan
yang berhubungan dengan masalah klien.
b. Pemerikasaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis mulai dari kepala sampai kaki (head to toe)
meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi dan pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan
diagnostik lainnya.
c. Pengkajian Psikososial
Pengkajian psikososial dilakukan meliputi pengkajian status emosional, respon terhadap kondisi
yang dialami serta pola interaksi dengan keluarga, petugas kesehatan dan lingkungannya.
d. Studi Dokumenter
Mempelajari status kesehatan klien yang bersumber dari catatan dokter, bidan, perawat, petugas
laboratorium dan hasil pemeriksaan penunjang lainnya.
e. Diskusi
Penulis melakukan tanya jawab dengan dokter, bidan dan perawat yang menangani langsung
klien tersebut serta mengadakan diskusi dengan dosen pengasuh/pembimbing karya tulis ilmiah
ini.
E. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran umum tentang karya tulis ini maka penulis menyusun
dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Ruang Lingkup Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penulisan
E. Metode Penulisan
F.Sistematika penulisan
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Tentang Abortus
1. Pengertian Abortus
2. Klasifikasi Abortus
3. Etiologi Abortus
4. Patofisiologi Abortus
5. Komplikasi Abortus
6. Diagnosis Abortus
7. Gambaran Klinis Abortus Inkomplit
8. Penanganan Umum Abortus
9. Penanganan Abortus Inkomplit
10. Prosedur Kerja Abortus
B. Proses Manajemen Kebidanan
1. Pengertian Manajemen Kebidanan
2. Tahapan Manajemen Kebidanan
3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)
BAB III : STUDI KASUS
A. Langkah 1. Pengkajian dan Analisa Data Dasar
B. Langkah 2. Mengidentifikasi Diagnosa/Masalah Aktual
C. Langkah 3. Mengantisipasi Diagnosa/Masalah Potensial
D. Langkah 4. Perlunya Tindakan Segera dan Kolaborasi
E. Langkah 5. Rencana Asuhan Kebidanan
F. Langkah 6. Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan
G. Langkah 7. Evaluasi Asuhan Kebidanan
H. Langkah 8. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
BAB IV : PEMBAHASAN
Pada bagian ini penulis membahas tentang kesenjangan antara teori dan fakta yang ada,
dibahas secara sistematis mulai dari pengkajian, merumuskan diagnosa/masalah aktual dan
potensial, tindakan segera atau kolaborasi, perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi asuhan
kebidanan.
BAB V : PENUTUP
Merupakan bagian terakhir yang memuat kesimpulan hasil pelaksanaan studi kasus yang
dilakukan dan juga berisi saran-saran dan meningkatkan kwalitas asuhan kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Tentang Abortus
1. Pengertian Abortus
Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari ovulasi sampai persalinan aterm
sekitar 280 hari (40 minggu). Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan yaitu : a) Triwulan
pertama antara 0-12 minggu, b) Triwulan kedua antara 12-28 minggu, c) Triwulan ketiga
28-40 minggu dan apabila kehamilan ini berakhir sebelum waktunya maka disebut dengan
abortus. (Manuaba, I.B.G. 1998. Hal. 125)
Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup diluar kandungan. Sampai saat ini janin yang terkecil dilaporkan dapat hidup diluar
kandungan memiliki berat badan lahir 297 gram tetapi jarangnya janin yang di lahirkan dengan
berat badan dibawah 500 gram dapat hidup terus, maka abortus ditentukan sebagai pengakhiran
kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau kurang dari 20 minggu (Winkjosastro,
H, 2005, Hal 302).
Berikut ini dikemukakan beberapa defenisi abortus menurut beberapa pendapat antara
lain :
a. Abortus merupakan berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum
kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar
kandungan (Saifuddin., A. B. 2001, Hal 145).
b. Abortus merupakan pengakhiran kehamilan dengan cara apapun sebelum janin cukup
berkembang untuk dapat hidup diluar kandungan. Defenisi lain yang digunakan secara umum
adalah kelahiran janin-neonatus yang beratnya kurang dari 500 gram (Cunningham, Mac
Donald, Gant, 1995).
c. Abortus merupakan terhentinya proses kehamilan sebelum berumur 28 minggu atau berat janin
1000 gram (Manuaba, I.B.G. 1998. Hal 214).
d. Abortus merupakan suatu proses berhentinya suatu kehamilan, dimana janin belum mampu
hidup diluar rahim (viable) dengan criteria usia kehamilan < 20 minggu atau berat badan janin <
500 gram (Achadiat, M. C. 2004. Hal 26)
e. Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.
Dibawah ini dikemukakan beberapa defenisi para ahli tentang abortus :
EASTMAN : Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup sendiri
di luar uterus. Belum sanggup diartikan apabila fetus itu beratnya terletak antara 400-1000 gram,
atau sisa kehamilan kurang dari 28 minggu.
JEFFCOAT : Abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28 minggu, yaitu fetus
belum Viable by law.
HOLMER : Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke 16, dimana proses plasentasi belum
selesai (Mochtar, 1998, Hal 209).
Berdasarkan beberapa defenisi tentang abortus diatas maka penulis menyimpulkan
bahwa abortus adalah keluarnya hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan
pada umur kehamilan < 20 minggu dengan berat badan janin < 500 gr.
2. Klasifikasi Abortus (Mochtar, R. 1998. Hal 211)
Abortus dapat dibagi dalam 2 golongan :
a. Abortus spontan
Adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis ataupun medisinalis,
semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah.
Abortus spontan terbagi atas :
1) Abortus imminens (keguguran membakat dan akan terjadi)
Dalam hal ini keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat-obat hormonal dan
antispasmodika serta istirahat.
2) Abortus insipiens (keguguran yang sedang berlangsung)
Abortus yang sedang berlangsung, dengan ostium sudah terbuka dan ketuban yang teraba.
Kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi.
3) Abortus Inkomplit (keguguran bersisa)
Hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau
plasenta.
4) Missed Abortion
Keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada dalam rahim dan tidak dikeluarkan
selama dua bulan lebih.
5) Abortus komplit (keguguran lengkap)
Seluruh hasil konsepsi dikeluarkan (desidua dan fetus), sehingga rongga rahim kosong.
6) Abortus habitualis (keguguran yang berulang)
Artinya keadaan dimana penderita mengalami keguguran berturut-turut 3 kali atau lebih.
7) Abortus infeksiosa dan Abortus Septik
Abortus Infeksiosa adalah abortus yang disertai infeksi genetalia sedangkan abortus septik
adalah keguguran disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman atau toksin kedalam
peredaran darah atau peritoneum.
b. Abortus Provokatus adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun
alat-alat yang dapat dibagi menjadi:
1) Abortus medisinalis (abortus therapeutica)
Artinya abortus pada tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan dapat
membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis).
2) Abortus kriminalis
Artinya abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak
berdasarkan indikasi medis.
3. Etiologi Abortus (Wiknjosastro, H. 2005. Hal 303)
Penyebab keguguran sebagian besar tidak di ketahui secara pasti, tetapi terdapat
beberapa sebab antara lain :
a. Faktor pertumbuhan hasil konsepsi
Ini dapat menimbulkan kematian janin dan cacat bawaan yang menyebabkan kematian mudigah
pada hamil muda.
Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah :
1) Kelainan kromosom
Gangguan yang terjadi sejak semula pertemuan kromosom terutama ditemukan pada trisomi
autosom.
2) Faktor lingkungan endometrium
a) Endometrium yang belum siap untuk menerima hasil konsepsi terganggu.
b) Gizi ibu kurang
3) Pengaruh dari luar
a) Infeksi endometrium, endometrium tidak siap untuk menerima hasil konsepsi.
b) Hasil konsepsi dipengaruhi oleh radiasi dan obat menyebabkan pertumbuhan janin terganggu.
b. Kelainan plasenta
Endarteritis dapat terjadi dalam villi korialis dan menyebabkan oksigenasi plasenta terganggu
sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini bisa terjadi
sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi.
c. Penyakit ibu
Penyakit secara langsung mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan melalui placenta
yaitu penyakit infeksi seperti pneumonia, tifus abdominalis, malaria, syphilis. Toxin, bakteri, virus,
atau plasmodium sehinggga menyebabkan kematian janin dan terjadi abortus.
d. Kelainan traktus genitalis
Retroversio uteri, mioma uteri, atau kelainan bawaan uterus dapat menyebabkan abortus.
4. Patofisiologi Abortus (Wiknjosastro, H. 2002. Hal 303-304)
Gejala awal yang di timbulkan terjadinya perdarahan dalam desidua basalis yang diikuti
oleh nekrosis jaringan sekitarnya yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau
seluruhnya, sehingga bagian yang terlepas ini merupakan benda asing dalam uterus. Ini
menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut, oleh karena
adanya kontraksi uterus maka akan memberi gejala umum berupa nyeri perut karena kontraksi
disertai perdarahan dan pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi biasanya dikeluarkan seluruhnya
karena villi korialis belum menembus desidua lebih dalam. Pada kehamilan antara 8 – 14 minggu
villi korialis menembus desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan
sempurna yang dapat menyebabkan banyak perdarahan. Pada kehamilan 14 minggu yang
dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin, disusul beberapa waktu kemudian
plasenta. Perdarahan tidak banyak jika plasenta segera terlepas dengan lengkap.
5. Komplikasi Abortus (Wiknjosastro, H. 2002. Hal 311-312)
Komplikasi yang berbahaya pada abortus adalah perdarahan, perforasi, infeksi, dan
syok.
a. Perdarahan
Diatasi dengan pengosongan uterus dan sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian
transfusi darah. Kematian yang disebabkan oleh perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan
tidak diberikan pada waktunya.
b. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi.
Jika peristiwa ini terjadi penderita perlu diamati dengan teliti. Jika ada tanda bahaya, perlu
segera dilakukan laparatomi dan tergantung dari luas dan bentuk peforasi, penjahitan luka
operasi atau perlu histerektomi. Perforasi uterus pada abortus yang dikerjakan oleh orang awam
menimbulkan persoalan gawat karena perlukaan lebih luas, mungkin pula terjadi perlukaan pada
kandung kemih atau usus. Dengan adanya dugaan terjadinya perforasi, laparatomi harus segera
dilakukan.
c. Infeksi
Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi tiap abortus, tetapi biasanya ditemukan
abortus inkomplit dan lebih sering pada abortus buatan yang dikerjakan tanpa memperhatikan
asepsis dan antisepsis. Apabila infeksi menyebar lebih jauh terjadilah peritonitis umum atau
sepsis dengan kemungkinan diikuti syok.
d. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi berat
(syok endoseptik).
6. Diagnosis Abortus (Wiknjosastro, H. 2002. Hal 304)
Abortus harus diduga bila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh tentang
perdarahan pervaginam setelah mengalami haid terlambat, rasa mules, kecurigaan tersebut
diperkuat dengan ditentukannya kehamilan muda pada pemeriksaan bimanual dengan tes
kehamilan secara biologis atau imunologik. Harus diperhatikan macam dan banyaknya
perdarahan, pembukaan serviks dan adanya jaringan dalam kavum uteri atau vagina.
Abortus inkomplit diduga bila pada pemeriksaan vaginal, kanalis servikalis terbuka dan
jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri
eksternum. Perdarahan pada abortus inkomplit dapat banyak sekali, sehingga menyebabkan
syok dan perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa hasil konsepsi dikeluarkan.
Tabel : Diagnosa Perdarahan Kehamilan Muda
Perdarahan Serviks Uterus Gejala/Tanda DiagnosaBercak hingga sedang
Tertutup Sesuai dengan usia gestasi
Keram perut bawah
Abortus Imminens
Sedikit membesar
Limbung atau pinsan, Nyeri
Kehamilan Ektopik
dari normal perut bawah, Nyeri goyang porsio, Massa Adneksa, Cairan bebas intraabdominal
terganggu
Tertutup/Terbuka
Lebih kecil usia gestasi
Sedikit/tanpa nyeri perut bawah, Riwayat ekspulsi hasil konsepsi
Abortus Inkomplit
Sedang hingga banyak
Terbuka Sesuai usia kehamilan
Kram atau nyeri perut bawah belum terjadi ekspulsi hasil konsepsi
Abortus Insipiens
Kram atau nteri perut bawah, Ekspulsi sebagian hasil konsepsi
Aborus Inkomplit
Terbuka Lunak dan lebih besar dari usia ggestasi
Mual muntah, Kram perut bawah, tak ada janin, keluar jaringan seperti anggur
Abortus mola
Sumber, Saifuddin, A.B. 2002. Hal ……
7. Gambaran Klinis Abortus Inkomplit (Mochtar, R. 1998. Hal 212)
a. Gambaran klinis yang biasa terjadi :
(1) Amenoroe
(2) Perdarahan pervaginam
(3) Sakit perut dan mules-mules
(4) Tes kehamilan menunjukkan positif
(5) Pada pemeriksaan dalam dijumpai gambaran berupa :
(a) Kanalis servikalis terbuka kadang tidak
(b) Dapat diraba jaringan dalam rahim atau kanalis servikalis.
8. Penanganan Umum Abortus (Saifuddin, A.B. 2002. Hal 145-146)
a. Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum pasien, termasuk tanda-tanda vital
(nadi, tekanan darah, pernapasan, suhu).
b. Periksa tanda-tanda syok (pucat dan berkeringat banyak, pingsan, tekanan sistolik kurang dari
90 mmHg, nadi lebih 112 x/ menit).
c. Jika dicurigai terjadi syok, segera mulai penanganan syok. Jika tidak terlihat tanda-tanda syok,
tetap pikirkan kemungkinan tersebut saat penolong melakukan evaluasi mengenai kondisi wanita
karena kondisinya dapat memburuk dengan cepat.
d. Pasang infus dengan jarum infus besar (16 G atau lebih besar), berikan larutan garam fisiologik
atau ringer laktat dengan tetesan cepat (500 ml dalam 2 jam pertama).
9. Penanganan Abortus Inkomplit (Saifuddin, A.B. 2002. Hal M-
13)
a. Menentukan besar uterus, kenali dan atasi setiap komplikasi (perdarahan hebat, syok dan
sepsis).
b. Bila perdarahan tidak banyak dan kehamilan kurang dari 16 minggu, lakukan evakuasi secara
digital atau cunam ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi.
c. Bila perdarahan berhenti beri ergometrin 0,2 mg / IM atau Misoprostol 400 gram/oral.
d. Bila perdarahan banyak dan usia kehamilan kurang dari 16 minggu evakuasi sisa hasil konsepsi
dengan :
(1) Aspirasi vakum manual (AVM)
Merupakan metode evakuasi yang dipilih. Jika aspirasi vakum tidak tersedia evakuasi dilakukan
dengan kuret tajam.
(2) Bila evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrin 0,2 mg/IM (diulangi setiap menit jika
perlu) atau misorostol 400 gram/oral (dapat diulangi setelah 4 jam atau jika perlu)
e. Kehamilan lebih dan 16 minggu :
(1) Infus oksitoksin 20 unit dalam 500cc cairan IV (garam fisiologik/Ringer Laktat) dengan kecepatan
40 tetes/menit sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi.
(2) Jika perlu berikan misoprostol 200 mg/vaginam setiap 4 jam sampai terjadi ekspulsi hasil
konsepsi (maksimal 800 mg)
(3) Evakuasi sisa konsepsi yang tertinggal dalam uterus.
a. Bila tidak ada tanda-tanda infeksi beri antibiotika profilaksis (sulbenisillin 2 gram/IM atau
sefuroksim 1 gram oral).
b. Bila terjadi infeksi beri ampicillin 1 gram dan Metrodidazol 500mg setiap 8 jam.
c. Bila pasien tampak anemik, berikan sulfasferosus 600 mg/hari selama 2 minggu (anemia sedang)
atau transfusi darah (anemia berat).
Pada beberapa kasus abortus inkomplit erat kaitannya dengan abortus risiko tinggi, oleh sebab
itu perlu diperhatikan hal sebagai berikut :
1. Pastikan tidak ada komplikasi berat seperti sepsis, perforasi uterus atau cedera intra abdomen
(mual/muntah, nyeri punggung, demam, perut kembung, nyeri perut bagian bawah, nyeri ulang
lepas).
2. Bersihkan ramuan tradisional yaitu jamu, bahan kaustik, kayu atau benda-benda lain dari region
genitalia.
3. Berikan boster tetanus toxoid 0,5 ml bila tampak luka kotor pada dinding vagina atau kanalis
servikalis dan pasien pernah diimunisasi.
4. Bila riwayat pemberian imunisasi tidak jelas pemberian Tetanus Toxoid 0,5 ml setelah 4 minggu.
Prosedur Kerja (Saifuddin, A.B. 2002. Hal 441-443)
Pengeluaran sisa jaringan secara digital
Tindakan ini dilakukan untuk menolong penderita di tempat-tempat yang tidak ada
fasilitas kuretase, sekurang-kurangnya untuk menghentikan pendarahan. Hal ini sering dilakukan
pada keguguran yang sedang berlangsung (abortus insipiens) dan abortus inkompletus.
Pembersihan secara digital hanya dapat dilakukan bila telah ada pembukaan serviks
uteri yang dapat dilalui oleh satu jari longgar dan vacum uteri cukup luas. Caranya adalah
dengan dua tangan (bimanual); jari telunjuk dengan jari tengah tangan kanan dimasukkan ke
dalam jalan lahir untuk mengeluarkan hasil konsepsi, sedangkan tangan kiri menekan korpus
uteri sebagai fiksasi. Dengan kedua jari tangan kikislah hasil konsepsi sebanyak mungkin atau
sebersihnya.
Pengeluaran sisa jaringan dengan kuretase atau kerokan
Prosedur kerja kuretase adalah suatu rangkaian proses pelepasan jaringan yang melekat
pada dinding cavum uteri dengan melakukan invasi dan memanipulasi instrument (sendok
kuret). Sendok kuret akan melepas jaringan tersebut dengan tehnik pengerokan secara
sistematis.
Prosedur kerja kuretase terdiri atas :
a) Persetujuan tindakan medik (informat counsent)
b) Persiapan pasien :
(1) Pasien dibaringkan dengan posisi litotomi
(2) Cairan dan slang infus sudah terpasang, perut bagian bawah dan lipatan paha sudah dibersihkan
dengan air dan sabun.
(3) Uji fungsi kelengkapan peralatan resusitasi kardiopulmuner
(4) Siapkan kain alas bokong, sarung kaki dan penutup perut bawah
(5) Medikamentosa :
(a) Analgetika (pethidin 1-2 mg/kg BB, ketamin HCL 0,5 mg/kg BB, tramadol 1-2 mg/kg BB).
(b) Sedativa (diazepam 10 mg)
(c) Atropiny sulfas 0,25 – 0,50 mg/ml
(d) Oksitoksin 1 amp dan ergometrin 1 amp
(6) Larutan bethadine
(7) Oksigen dengan regulator
(8) Instrument :
(a) Speculum sims 2 buah
(b) Cunam tampong 1 buah
(c) Cunam peluru atau tenakulum 1 buah
(d) Sonde uterus 1 buah
(e) Dilatator 1 set
(f) Kuret tajam 1 buah dan kuret tumpul 1 buah
(g) Klem ovum (penster) 1 buah lurus dan lengkung 1 buah
(h) Sendok kuret 1 set
(i) Kateter karet 1 buah
(j) Spoit 3 cc sekali pakai 2 buah
(k) Kain kasa dan kapas steril
(l) Doek steril 2 buah
(m) Mangkok logam 2 buah
(n) Ember penampung darah dan jaringan 1 buah
(o) Ember yang berisikan larutan klorin 0,5 %
(p) Lampu sorot 1 buah
c) Penolong (operator dan asisten)
(1) Baju kamar tindakan, apron, masker dan kacamata pelindung.
(2) Sarung tangan DTT/steril 2 pasang
(3) Alas kaki (sepatu/bot karet) 2 pasang
2) Tindakan :
a) Instruksikan asisten untuk memberikan sedatif dan analgetik (dokter Obgyn)
b) Lakukan kateterisasi kandung kemih
c) Lakukan pemeriksaan bimanual ulangan untuk menentukan serviks, besar, arah dan konsistensi
uterus.
d) Bersihkan lakukan dekontaminasi sarung tangan dengan larutan klorin 0,5 %.
e) Pakai sarung tagan DTT / steril yang baru
f) Satu tangan masukkan speculum sim’s / L secara vertikal kedalam vagina setelah itu putar
kebawah sehingga posisi bilah menjadi transversal.
g) Minta asisten untuk menahan spekulum bawah pada posisinya.
h) Dengan sedikit menarik spekulum bawah hingga (lumen vagina tampak jelas) masukkan bilah
speculum secara vertikal kemudian putar dan tarik keatas hingga jelas terlihat serviks.
i) Minta asisten untuk memegang spekulum atas pada posisinya.
j) Bersihkan jaringan dan darah dalam vagina (dengan kapas antiseptik yang dijepit dengan cunam
tampon). Tentukan bagian serviks yang akan dijepit (jam 11.00 dan 13.00).
k) Jepit serviks dengan tenakulum pada tempat yang telah ditentukan.
l) Setelah penjepitan terpasang dengan baik, keluarkan spekulum atas.
m) Lakukan pemeriksaan kedalaman dan lengkung uterus dengan sonde uterus. Pegang gagang
tenakulum, masukkan klem ovum yang sesuai dengan pembukaan serviks hingga mengentuh
fundus.
n) Pegang gagang sendok kuret dengan ibu jari dan telunjuk, masukkan ujung sendok kuret melalui
kanalis servikalis kedalam uterus hingga menyentuh fundus uteri.
o) Lakukan kerokan dinding uterus secara sistematis dan searah jarum jam hingga bersih.
p) Keluarkan semua jaringan dan bersihkan darah yang menggenangi lumen vagina bagian
belakang.
q) Lepaskan jepitan tenakulum pada serviks.
r) Lepaskan spekulum bagian bawah.
s) Kumpulkan jaringan untuk dikirim ke laboratorium patologi
t) Beritahukan kepada pasien dan keluarganya bahwa tindakan telah selesai dilakukan.
3) Pasca tindakan :
a) Periksa kembali tanda-tanda vital pasien segera lakukan tindikan apabila terjadi kelainan/
komplikasi
b) Catat kondisi pasien dan buat laporan tindakan (dokter) didalam kolom yang tersedia.
c) Lanjutkan pengobatan dan pemantapan kondisi pasien.
B. Proses Kebidanan (Simatupang, E. J. 2006. Hal 7)
1. Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan
Manajemen asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
penemuan-penemuan keteramilan dalam rangkaian logis.
2. Tahapan Manajemen Kebidanan (Varney, 1997. Hal 25-27)
Proses manajemen kebidanan terdiri dari tujuh langkah asuhan kebidanan yang
dimulai dengan pengumpulan data dasar dan diakhiri dengan evaluasi.
Tahapan dalam proses manajemen asuhan kebidanan ada tujuh langkah yaitu :
a. Pengkajian dan Analisa Data Dasar
Pengumpulan data dasar yang lengkap untuk menilai keadaan klien. Data ini termasuk
data dasar adalah riwayat kesehatan klien, pemeriksaan fisik, dan catatan riwayat kesehatan
yang lalu dan sekarang, pemeriksaan laboratorium. Semua data tersebut diatas harus
memberikan informasi saling berhubungan dari semua sumber dan menggambarkan kondisi ibu
yang sebenarnya.
b. Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual
Menginterpretasikan data secara spesifik mengenai diagnosa dan masalah. Kata
diagnosa dan masalah selalu digunakan keduanya namun mempunyai pengertian yang berbeda.
Masalah lebih sering berhubungan dengan apa yang dialami oleh seseorang menguraikan suatu
kenyataan yang ia rasakan sebagai suatu masalah sedangkan diagnosa lebih sering
diidentifikasi oleh bidan dengan berfokus pada apa yang dikemukakan oleh ibu secara individual.
c. Merumuskan Diagnosa/Masalah Potensial
Pada tahap ini, mengantisipasi masalah potensial yang mungkin terjadi atau yang akan
dialami oleh ibu bila tidak mendapat penanganan yang dilakukan melalui pengamatan cermat,
observasi secara akurat dan persiapan untuk segala sesuatu yang dapat terjadi.
d. Tindakan Segera dan kolaborasi
Menggambarkan sifat proses kebidanan secara terus menerus tidak hanya dalam
pemberian pelayanan dasar tetapi bidan dapat melakukan tindakan emergency sesuai
kewenangannya, kolaborasi maupun konsultasi untuk menyelematkan ibu atau janinnya. Bidan
mengevaluasi setiap keadaan ibu untuk menentukan tindakan selanjutnya.
e. Rencana Asuhan Kebidanan
Pengembangan suatu rencanan tindakan komprehensif yang ditentukan pada langkah
sebelumnya, juga antisipasi diagnosa dan masalah yang didasari atas rasional tindakan yang
relevan yang diakui kebenarannya, sesuai dengan kondisi dan situasi yang seharusnya
dikerjakan atau tidak oleh bidan. Agar efektifnya rencana harus ada persetujuan oleh bidan dan
klien, oleh sebab itu sebelumnya harus terlebih dahulu didiskusikan dengan klien.
f. Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan
Pelaksanaan rencana asuhan kebidanan (implementasi) kebidanan dilaksanakan oleh
bidan dan sebagian dilaksanakan oleh ibu sendiri, bidan dan anggota tim kesehatan lainnya
berdasarkan rencana yang ditetapkan.
g. Evaluasi Asuhan Kebidanan
Langkah akhir kebidanan adalah evaluasi, namun sebenarnya evaluasi ini dilakukan
pada setiap langkah kebidanan. Pada tahap evaluasi, bidan harus mengetahui sejauh mana
keberhasilan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien.
3. Pendokumentasian asuhan kebidanan (SOAP) ( Simatupang, E. J. 2006. Hal 60-61)
Data atau fakta yang merupakan informasi termasuk biodata, mencakup nama, umur, tempat
tinggal, pekerjaan, status perkawinan, pendidikan serta keluhan-keluhan yang diperoleh dari
hasil wawancara langsung pada pasien atau keluarga dan tenaga kesehatan lainnya.
b. Data Objektif
Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik mencakup inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi,
serta pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium.
Assesment / diagnosa
Merupakan keputusan yang ditegakkan dari hasil perumusan masalah yang mencakup kondisi,
masalah dan prediksi terhadap kondisi tersebut. Penegakan diagnosa kebidanan dijadikan
sebagai dasar tindakan dalam upaya menanggulangi ancaman keselamatan pasien ibu
Planning / perencanaan
Rencana kegiatan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh bidan dalam
melakukan intervensi untuk memecahkan maslaah pasien/klien.
3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
Tabel 1 : Pendokumentasian Manajemen Asuhan kebidanan.
Alur Pikir Bidan
7 Langkah dariHelen Varney
5 LangkahKompetens Bidan
Soap Notes
1. Pengumpulan data DataSubjektifObjektif
2. Merumuskan diagnosa
3. Antisipasi diagnosa/Masalah potensial
4. Tindakan segera dan kolaborasi asuhan kebidanan
Assesment/Diagnosa
Assesment/Diagnosa
5. Rencana tindakan asuhan kebidanan
Membuat rencana
Planning :a. Konsulb. Tes labc. Rujukand. Pendidikan/konselinge. Follow up
6. Implementasi Implementasi
7. Evaluasi Evaluasi
Sumber : Simatupang E.J, ”Penerapan Unsur-Unsur Manajemen Dalam Praktik Kebidanan”, 2006,
BAB III
STUDI KASUS
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “S” UMUR KEHAMILAN 13 MINGGU
EMPAT HARI DENGAN ABORTUS INKOMPLIT
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF GOWA
TANGGAL 19 DAN 20 MARET 2007
No. Register : 105346
Tanggal Masuk Rumah Sakit : 19 Maret 2007 jam 08.20 wita
Tanggal Pengkajian : 19 Maret 2007 jam 08.20 wita
A. Langkah 1. Pengumpulan Data
1. Identitas Ibu / Suami
a. Nama : Ny “S” / Tn “L”
b. Umur : 30 tahun / 31 tahun
c. Nikah : 1 kali / ± 8 tahun
d. Suku : Makassar / Makassar
e. Agama : Islam / Islam
f. Pendidikan : SD / SMP
g. Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
h. Alamat : Jl. Pallanga Toddo Toa No. 24
2. Riwayat Kehamilan sekarang
a. Ibu mengeluh keluar darah dari jalan lahir sedikit-sedikit kemudian banyak bergumpal berwarna
merah kehitaman ± 2 sarung disertai nyeri perut bagian bawah sejak tanggal 18 Maret 2007 jam
23. 10 wita setelah seharian membersihkan rumah
b. Ibu tidak pernah ke dukun dan tidak pernah meminum obat-obatan dan jamu tanpa resep dokter.
c. Ibu mengatakan hamil yang ke tiga dan tidak pernah keguguran sebelumnya (GIII PII A0).
d. Ibu mengatakan HPHT tanggal 14-12-2006.
e. Ibu mengatakan umur kehamilannya 3 bulan lebih.
f. Siklus haid 28-30 hari, lamanya 7 hari dan tidak ada nyeri haid.
g. Ibu makan 3 kali sehari menunya seperti nasi, ikan, sayur, tempe, tahu, buah-buahan seperti
jeruk, pisang, minum air 6-8 gelas sehari dan kadang minum segelas susu.
h. Ibu mengatakan tidak ada gangguan eleminasi BAB dan BAK (BAB 1-2 kali sehari warna kuning,
konsistensi lunak, bau khas. BAK 3-4 kali sehari, warna kuning, bau pesing).
i. Ibu mandi 2 kali sehari, mengosok gigi pagi hari dan sebelum tidur, keramas 2 kali seminggu.
j. Ibu tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 6-8 jam
k. Ibu mengatakan tidak pernah melakukan hubungan seksual selama hamil.
l.
Ibu belum pernah memeriksakan kehamilannya dan belum pernah mendapat imunisasi TT.
m. Usaha ibu untuk mengatasi keluhan dengan istirahat baring.
3. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas Yang Lalu Dan Sekarang.
Kehamilan Persalinan Nifas
Tgl
Lah
Umur Pen
-
Je-nis Penolo
ng
BB/
PB
Kea-
daan
Pen
-
Kea-
daan
Menyus
ui
Pen
-
ir yulit gr/cm yulit yulit
12-
02-
199
7
Aterm
(38
mgg)
Tida
k
ada
Norm
al
Bidan 3000/5
0
Seh
at
Tida
k
ada
Seh
at
± 2
tahun
Tida
k
ada
25-
07-
200
1
Aterm
(37 mgg
Tida
k
ada
Norm
al
Bidan 2900/4
9
Seh
at
Tida
k
ada
Seh
at
± 2
tahun
Tida
k
ada
19-
03-
200
7
Kehami
-lan
Sekara
ng
4. Riwayat Kesehatan / Penyakit Yang Diderita Sekarang Dan Lalu
a. Tidak ada riwayat penyakit jantung, hipertensi, malaria dan diabetes mellitus.
b. Tidak ada riwayat operasi dan transfusi darah.
c. Tidak ada riwayat alergi obat-obatan, makanan maupun minuman.
d. Tidak ada riwayat ketergantungan obat-obatan dan alkohol.
5. Riwayat Psikososial, Spiritual, dan Ekonomi
Ibu menanyakan tentang bagaimana keadaannya.
b. Ibu khawatir dengan kehamilannya.
c. Hubungan Ibu dengan keluarga dan petugas baik.
d. Ibu dan keluarga ingin cepat ditolong dan cepat sembuh
e. Ibu dan keluarga taat beribadah, rajin berdoa agar keadaannya cepat membaik dan keluar dari
rumah sakit.
f. Suami yang mengambil keputusan dalam keluarga
g. Ibu yang mengerjakan sendiri semua pekerjaan rumah
h. Ibu dan suaminya tinggal dirumah sendiri
i. Suami yang mencari nafkah untuk keluarganya
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Ibu nampak lemah
b. Kesadaran : composmentis
: 155 cm
Berat Badan : 50 kg
d. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah : 110/80 mmHg
2) Nadi : 89 x/menit
3) Suhu badan : 37 °C
4) Pernafasan : 20x/menit
e. Keadaan rambut bersih tidak mudah rontok dan berwarna hitam
f. Ekspresi wajah meringgis menahan sakit, tidak oedema dan tidak ada cloasma gravidarum.
g. Konjungtiva merah muda dan tidak ada ikterus
h. Gigi bersih tidak ada yang tanggal dan tidak ada karies gigi, gusi merah muda
i. Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan vena jugularis
j. Payudara simetris kiri kanan, puting susu terbentuk, tampak hiperpigmentasi areola, tidak
ada massa dan benjolan, belum ada colostrum bila dipencet.
k. Abdomen tampak striae albicans dan linea nigra, tidak ada bekas operasi, tinggi fundus uteri 2
jari diatas sympisis dan ada nyeri tekan pada daerah sympisis.
l. Ekstremitas bawah simetris kiri kanan, varises dan oedema tidak ada, refleks patella positif kiri
kanan.
m. Tampak keluar darah dari vagina dan tidak ada varises
n. Anus tidak ada hemoroid dan varises
o. Pemeriksaan dalam oleh dokter “R” tanggal 19-03-2007 jam 08.25 wita
: Tidak ada kelainan
2) Portio : Lunak
3) OUE / OUI : Terbuka 2 cm
AD / CD : Antefleksi, uterus membesar sesuai umur kehamilan
5) Pelepasan : Darah dan sisa jaringan
p. Pemeriksaan laboratorium oleh petugas laboratorium jam 08.30 wita
Plano test : (+)
2) Haemoglobin : 10,8 gr% (normal 12-14 gr%)
Leukosit : 7.540 (normal 5-10 ribu )
Trombosit : 224.000 / mm3 (normal 150 -400 ribu /mm3)
B. Langkah 2 . Identifikasi Diagnosa / Masalah Aktual
GIII PII A0, umur kehamilan 13 minggu empat hari, dengan abortus inkomplit dan
kecemasan.
GIII PII A0, umur kehamilan 13 minggu empat hari
Data Dasar :
Ibu mengatakan ini kehamilan yang ketiga
Ibu mengatakan HPHT tanggal 14-12-2006
Ibu mengatakan umur kehamilannya 3 bulan lebih
1) Tampak striae albicans, linea nigra dan tidak ada bekas operasi.
Tonos otot perut kendor
3) Perut membesar sesuai umur kehamilan (TFU 2 jari bawah pusat).
c. Analisis dan Interpretasi
1) Menurut Rumus Neagle dari HPHT tanggal 14-12-2006 sampai pengkajian tanggal 19-03-2006
umur kehamilan sekarang 13 minggu empat hari. (Mochtar, R. 1998. Hal 48)
2) Adanya pengaruh hormon MSH yang meningkat pada kehamilan menyebabkan linea alba
menjadi hitam yang dikenal dengan linea nigra. Tidak jarang dijumpai kulit perut seolah -olah
retak- retak warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan yang disebut striae livide yang
biasanya muncul pada primigraviada, setelah partus akan berubah warna menjadi putih yang
disebut striae albicans yang muncul pada multigravida (Wiknjosastro, H. 2005. Hal 97-98).
3) Tonos otot perut yang kendor menandakan uterus sudah pernah mengalami pembesaran
sebelumnya (Mochtar, R. 1998. Hal 46)
4) Membesarnya uterus disebabkan oleh pengaruh hormon ekstrogen dan progesteron yang
kadarnya meningkat yang disebabkan oleh hipertropi otot-otot polos uterus (Wiknjosastro, H.
2005. Hal 89)
2. Abortus Inkomplit
Data Dasar :
1) Ibu mengeluh keluar darah dari jalan lahir sedikit-sedikit kemudian banyak bergumpal berwarna
merah kehitaman ± 2 sarung disertai nyeri perut bagian bawah sejak tanggal 18 Maret 2007 jam
23. 10 wita setelah seharian membersihkan rumah.
2) Ibu yang mengerjakan sendiri semua pekerjaan rumah.
b. Objektif
1) Tampak keluar darah dari vagina dan tidak ada varises
2) Tampak ekspresi wajah ibu meringgis kesakitan
3) Pemeriksaan dalam oleh dokter “R” tanggal 19-03-2007 jam 08.25 wita
a) Vagina : Tidak ada kelainan
b) Portio : Lunak
c) OUE / OUI : Terbuka 2 cm
AD / CD : Antefleksi, uterus membesar sesuai umur kehamilan
e) Pelepasan : Darah dan sisa jaringan
c. Analisa dan interpretasi
Wanita hamil muda yang aktifitas kesehariannya padat sangat rentang terhadap terjadinya
abortus karena menyebabkab ibu kelelahan sehingga mempengaruhi kondisi fisik ibu, dengan
adanya rasa lelah atau capek bisa merangsang uterus berkontraksi akibatnya terjadi perdarahan
dalam desidua basalis yang diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya yang menyebabkan hasil
konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya, sehingga bagian yang terlepas merupakan benda
asing dalam uterus menyebabkan uterus berkontraksi mengeluarkan isinya, oleh karena adanya
kontraksi uterus maka akan memberi rasa nyeri perut disertai dengan perdarahan dan
pengeluran seluruh atau sebagian hasil konsepsi (Wikjosastro, H. 2005. Hal 303).
3. Kecemasan
Data Dasar :
a. Subjektif
1) Ibu mengatakan khawatir dengan kehamilannya.
2) Ibu sering menanyakan tentang keadaan dirinya dan janinnya.
b. Objektif
Tampak ekspresi wajah ibu cemas.
c. Analisa dan interpretasi
Keadaan yang dirasakan ibu menjadi stressor yang mempengaruhi saraf sympatis sehingga
merangsang hypothalamus untuk melepaskan norephinefrin yang bekerja pada adrenergik pada
sel-sel efektor sehingga meningkatkan hormon-hormon korteks adrenal, yang menimbulkan
kekhawatiran yang diekspresikan dengan perasaan cemas (Elisabeth, C. Corwin, 2002).
C. Langkah 3. Antisipasi Diagnosa / Masalah Potensial
Potensial terjadinya Infeksi Jalan Lahir
Data Dasar
1) Ibu mengeluh keluar darah dari jalan lahir sedikit-sedikit kemudian banyak bergumpal berwarna
merah kehitaman ± 2 sarung disertai nyeri perut bagian bawah sejak tanggal 18 Maret 2007 jam
23. 10 wita setelah seharian membersihkan rumah.
b. Objektif
1) Tampak keluar darah dari jalan lahir berwarnah merah kehitaman
2) Tampak daerah genetalia dan anus ibu kotor dengan sisa-sisa darah
3) Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah : 110/80 mmHg
b) Nadi : 89 x/m
c) Suhu : 37°C
d) Pernafasan : 20 x/m
4) Pemeriksaan TFU 2 jari atas sympisis
5) Pemeriksaan dalam oleh dokter “R” tanggal 19-03-2007 jam 08.25 wita
a) Vagina : Tidak ada kelainan
b) Portio : Lunak
c) OUE / OUI : Terbuka 2 cm
AD / CD : Antefleksi, uterus membesar sesuai umur kehamilan
e) Pelepasan : Darah dan sisa jaringan
c. Analisa dan Interpretasi
Hasil konsepsi yang masih tertinggal dan adanya perlukaan dalam uterus, serta darah dan stolse
yang tertinggal didalam vagina merupakan media tempat berkembangnya mikroorganisme
penyebab infeksi (Mochtar, R. 1998)
D. Langkah 4. Perlunya Tindakan Segera / Kolaborasi
Tanggal 19-03-2007 jam 08.25 wita
1. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian cairan infus Ringer Laktat dengan pitogin 20 unit
secara IV 16 tetes /menit.
2. Rencana kuret jam 11.20 wita
3. Pemberian injeksi TT 0,5 ml secara IM
Langkah 5. Rencana Asuhan Kebidanan
1. GIII PII A0,umur kehamilan 13 minggu empat hari, dengan abortus inkomplit, kecemasan dan
potensial terjadi infeksi jalan lahir.
a. Tujuan :
Keadaan umum ibu baik dan abortus inkomplit dapat teratasi.
Kecemasan dapat teratasi.
Infeksi jalan lahir tidak terjadi.
b. Kriteria :
1) Sisa jaringan dapat dikeluarkan seluruhnya dengan kuretase
2) Perdarahan berkurang dan kontraksi uterus baik
3) Tanda-tanda vital dalam batas normal
a) Sistole 110-130 mmHg Diastole 70-90 mmHg
b) Nadi 60-90 x/m
c) Suhu 36,5°C – 37,5°C
d) Pernapasan 16-24 x/m
4) Ekspresi wajah ibu tampak tenang dan cerah
5) Pengeluaran darah post kuret tidak berbau
c. Rencana Tindakan
1) Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital serta perdarahan
Rasional :
Dengan observasi untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan kearah atau penyimpangan dari
hasil yang diharapkan serta mengetahui jumlah perdarahan agar memudahkan dalam
penanganan selanjutnya.
2) Beri penjelasan tentang penyebab perdarahan, nyeri pada perut bagian bawah dan anjurkan teknik
relaksasi bila timbul rasa nyeri.
Rasional :
Agar ibu dapat mengerti bahwa sumber dari perdarahan yang dialaminya, nyeri yang dirasakan
akibat dari kontraksi uterus dan teknik relaksasi sebagai salah satu upaya mengalihkan
perhatian ibu terhadap rasa sakit/nyeri.
3) Bantu klien mengatur posisi yang nyaman sesuai dengan kebutuhan klien.
Rasional :
Dengan posis yang diinginkan akan memberikan rasa nyaman pada klien.
4) Sarankan atau libatkan orang terdekat dengan ibu selama perawatan.
Rasional :
Ibu akan merasa aman bila berada didekat/disamping orang terdekat sehingga mengurangi
kecemasan.
5) Beri dorongan spiritual
Rasional :
Ibu dapat memahami bahwa manusia hanya berusaha namun Tuhan yang menentukan.
6) Jelaskan pada ibu dan keluarganya tentang pentingnya dilakukan kuret dan minta persetujuan
untuk melakukan tindakan (Informet Consent).
Rasional :
Dengan menjelaskan kepada ibu dan keluarganya diharapkan dapat menyetujui rencana
tindakan kuret agar ibu dapat menyiapkan fisik dan psikis, sekaligus sebagai pernyataan
persetujuan dari klien/keluarga untuk tindakan yang akan dilakukan dan sebagai perlindungan
hukum bagi dokter dan bidan dalam melaksanakan tindakan.
7) Kolaborasi dengan dokter untuk perencanaan tindakan kuret
Rasional :
Segala sesuatu yang akan dibutuhkan selama proses kuretase sudah tersedia sesuai dengan
instruksi dokter.
8) Siapkan alat kuret secara ergonomis
Rasional :
Memperlancar dalam proses kerja kuretase
Langkah 6. Penatalaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan
Tanggal 19-03-2007 jam 08.25 wita
1. Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital serta perdarahan.
2. Menjelaskan tentang penyebab perdarahan, nyeri pada perut bagian bawah dan menganjurkan
teknik relaksasi bila timbul rasa nyeri.
3. Membantu ibu mengatur posisi yang nyaman sesuai dengan kebutuhan ibu.
4. Melibatkan keluarga pasien selama proses perawatan berlangsung
5. Memberikan dorongan spiritual
6. Menjelaskan kepada ibu atau keluarga tentang pentingya dilakukan kuret dan meminta
persetujuan tindakan pada keluarga dan pasien sendiri (Informet Consent).
7. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk perencanaan tindakan kuret.
8. Menyiapkan alat kuret sesuai dengan prosedur kerja :
a. Persiapan pasien
1) Jam 11.10 wita infus terpasang dengan cairan Ringer Laktat 500 ml dengan tetesan 28
tetes/menit botol, lipatan paha dan perut sudah dibersihkan dengan air dan sabun.
b. Persiapan obat-obatan
1) Medikamantosa
Analgetik (Tramadol 1-2 mg/kg BB)
b) Oksitosin 20 unit (2 ampul)
c) Ergometrin 0,2 mg (2 ampul).
c. Persiapan instrument
1) Spekulum sims 2 buah
2) Tampong Tang 1 buah
3) Tenakulum 1 buah
4) Sonde uterus 1 buah
5) Kuret tajam 1 buah dan kuret tumpul 1 buah
6) Kateter karet 1 buah
7) Spoit 3 cc sekali pakai 2 buah
8) Kain kasa dan kapas steril
9) Doek steril 2 buah
10) Mangkok logam 2 buah
11) Ember penampung darah dan jaringan 1 buah
12) Ember berisi larutan klorin 0,5 %.
13) Larutan bethadine
14) Lampu sorot 1 buah
d. Persiapan penolong (operator dan asisten)
1) Baju kamar tindakan, apron, dan masker
2) Sarung tangan DTT/steril 2 pasang
3) Alas kaki (sepatu / boot karet) 2 pasang
e. Tindakan Kuretase yang dilakukan oleh Dokter “R” jam 11.20 wita
1) Jam 11.15 wita untuk memberikan drips oksitosin 10 unit (1 ampul) dan tramadol 1 mg/kg BB
dalam cairan infus yang sudah terpasang.
2) Jam 11.18 wita memberikan injeksi tramadol 1 mg/ kg BB secara IV.
3) Kateterisasi kandung kemih
4) Pemeriksaan bimanual ulang untuk menentukan serviks, besar arah, dan konsistensi uterus.
5) Satu tangan memasukkan spekulum sims/L secara vertikal kedalam vagina setelah itu putar
kebawah sehingga posisi bilah menjadi tranversal
6) Asisten menahan spekulum bawah pada posisinya
7) Menarik spekulum bawah hingga lumen vagina tampak jelas memasukkan bilah spekulum
secara vertikal kemudian putar dan tarik keatas hingga jelas terlihat serviks
8) Asisten memegang spekulum atas pada posisinya
9) Membersihkan jaringan dan darah dalam vagina (dengan kapas yang dijepit dengan cunam
tampon). Menentukan bagian yang akan dijepit
10) Menjepit serviks dengan tenakulum pada jam 11.00
11) Setelah penjepitan terpasang dengan baik, mengeluarkan spekulum atas.
12) Melakukan pemeriksaan kedalaman dan dan bentuk uterus dengan sonde uterus.
13) Memegang gagang sendok kuret dengan ibu jari dan telunjuk, memasukkan ujung sendok kuret
melalui kanalis servikalis kedalam uterus hingga menyentuh fundus uteri
14) Melakukan kerokan dinding uterus secara sistematis di mulai dengan menggunakan abortik tang,
kuret tumpul dan diakhiri dengan kuret tajam (pada saat peralihan kuret tumpul ke kuret tajam
minta asisten memberikan injeksi oksitosin 10 unit + ergometrin 0,2 mg secara IM).
15) Mengeluarkan semua jaringan dan membersihkan darah yang menggenangi vagina bagian
belakang
16) Melepaskan jepitan tenakulum pada serviks
17) Melepaskan spekulum bagian bawah
18) Membersihkan ibu dari sisa darah
Langkah 7. Evaluasi Asuhan Kebidanan
Tanggal 19-03-2007 jam 11.40 wita
1. Jaringan dapat dikeluarkan seluruhnya atau uterus kosong
2. TFU 2 jari atas symphisis kontraksi uterus baik
3. Perdarahan sedikit pada pembalut
4. Ekspresi wajah ibu tenang dan tidak meringis lagi
5. Tanda-tanda vital dalam batas normal dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
a. Tekanan darah : 110/80 mmHg
b. Nadi : 80x/menit
c. Suhu badan : 370C
d. Pernafasan : 20x/menit
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY“S”KEHAMILAN 13 MINGGU
EMPAT HARI DENGAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH
YUSUF GOWA
TANGGAL 19 MARET 2007
No. Register : 105346
Tanggal Masuk Rumah Sakit : 19 Maret 2007 Jam 08.20 wita
Tanggal Pengkajian : 19 Maret 2007 jam 08.20 wita
A. Subjektif
1. Identitas Ibu / Suami
a. Nama : Ny “S” / Tn “L”
b. Umur : 30 tahun / 31 tahun
c. Nikah : 1 kali / ± 8 tahun
d. Suku : Makassar / Makassar
e. Agama : Islam / Islam
f. Pendidikan : SD / SMP
g. Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
h. Alamat : Jl. Pallanga Toddo Toa No. 24
2. Ibu mengeluh keluar darah dari jalan lahir sedikit-sedikit kemudian banyak bergumpal berwarna
merah kehitaman ± 2 sarung disertai nyeri perut bagian bawah sejak tanggal 18 Maret 2007 jam
23. 10 wita setelah seharian membersihkan rumah.
3. Ibu tidak pernah ke dukun dan tidak pernah meminum obat-obatan dan jamu tanpa resep dokter.
4. Ibu mengatakan hamil yang ke tiga (GIII PII AI).
5. Ibu mengatakan HPHT tanggal 14-12-2006.
6. Ibu mengatakan umur kehamilannya 3 bulan lebih.
7. Siklus haid 28-30 hari, lamanya 7 hari dan tidak ada nyeri haid.
8. Ibu makan 3 kali sehari menunya seperti nasi, ikan, sayur, tempe, tahu, buah-buahan seperti
jeruk, pisang, minum air 6-8 gelas sehari dan kadang minum segelas susu.
9. Ibu mengatakan tidak ada gangguan eleminasi BAB dan BAK (BAB 1-2 kali sehari warna kuning,
konsistensi lunak, bau khas. BAK 3-4 kali sehari, warna kuning, bau pesing).
10. Ibu mandi 2 kali sehari, mengosok gigi pagi hari dan sebelum tidur, keramas 2 kali seminggu.
11. Ibu tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 6-8 jam
12. Ibu mengatakan tidak pernah melakukan hubungan seksual selama hamil.
13. Ibu belum pernah memeriksakan kehamilannya dan belum pernah mendapat imunisasi TT.
14. Usaha ibu untuk mengatasi keluhan dengan istirahat baring.
B. Objektif
1. Keadaan umum : Ibu tampak lemah
2. Kesadaran : composmentis
3. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 89 x/menit
Suhu badan : 370C
Pernafasan : 20x/menit
4. Ekspresi wajah cemas dan meringis menahan sakit
5. Tampak keluar darah dari vagina berwarna merah kehitaman dan varises tidak ada
6. Tinggi fundus uteri 2 jari atas symphisis dan terasa nyeri bila ditekan
7. Pemeriksaan dalam oleh dokter “R” tanggal 19-03-2007 jam 08.25 wita
1) Vagina : tidak ada kelainan
2) Portio : lunak
3) OUE / OUI : terbuka 2 cm
: Antefleksi, uterus membesar sesuai umur kehamilan
5) Pelepasan : darah dan sisa jaringan
8. Pemeriksaan laboratorium oleh petugas laboratorium jam 08.35 wita
: (-)
Haemoglobin : 10,8 gr% (normal 12-14 gr%)
: 7.540 (normal 5-10 ribu )
: 224.000 / mm3 (normal 150 -400 ribu /mm3)
C. Assesment
1. GIII PII A0, umur kehamilan 13 minggu empat hari dengan abortus inkomplit dan kecemasan
2. Potensial terjadinya infeksi jalan lahir
3. Kolaborasi dengan dokter memberikan infus cairan Ringer Laktat 500 ml dengan oksitosin 20
unit 16 tetes/menit secara IV, rencana tindakan kuret dan pemberian TT 0,5 ml secara IM.
D. Planning
Tanggal 19-03-2007 jam 08.25 wita
1. Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital serta perdarahan. Tanda-tanda vital dalam
batas normal ditandai dengan : a. Tekanan Darah : 110/80 mmHg
b. Nadi : 84 x/m
c. Suhu : 37°C
d. Pernapasan : 20 x/m
Perdarahan ± 50 cc
2. Jam 08.20 wita penatalaksanaan pemberian cairan infus ringer laktat 500 ml 28 tetes/menit botol
1 dan pemberian injeksi TT 0,5 ml secara IM. Ibu telah ditelah diberikan cairan infus dan injeksi
TT 0,5 ml / IM
3. Melibatkan keluarga pasien selama proses perawatan berlangsung. Ibu ditemani oleh suaminya,
4. Membantu ibu mengatur posisi yang nyaman sesuai dengan kebutuhan ibu.
5. Menjelaskan pada ibu dan keluarganya tentang pentingnya dilakukan kuret dan meminta
persetujuan dari pihak keluarga serta pasien Memberikan penjelasan tentang penyebab
perdarahan, nyeri pada perut bagian bawah dan menganjurkan teknik relaksasi bila timbul rasa
nyeri.
6. Memberi dorongan spiritual. Ibu selalu berzikir menyebut nama Allah.
7. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan. semua obat yang diperlukan
sudah siap
8. Menyiapkan alat kuret secara ergonomis. (Alat kuret siap untuk digunakan)
9. Observasi setelah kuret selesai jam 11.40 wita :
a. Tanda-tanda vital dalam batas normal:
1. Tekanan darah :110/80 mmHg
2. Nadi : 80 x/menit
3. Suhu badan : 360C
4. Pernafasan :20 x/menit
Jaringan dapat dikeluarkan seluruhnya atau uterus kosong
TFU 2 jari atas symphisis kontraksi uterus baik
Perdarahan sedikit pada pembalut
Nyeri dirasakan ibu berkurang pada perut bagian bawah
Ekspresi wajah ibu tenang dan tidak meringis lagi
10. Pemeriksaan Hb kontrol (10,4 g%)
11. Penatalaksanaan pemberian obat-obatan post kuret sesuai instruksi dokter berupa :
a. Cefadroxil 3x500 mg,
b. Metilergo tablet 3x1,
c. Biosanbe 2x1
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “S” POST KURET DI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF GOWA
TANGGAL 20 MARET 2007
A. Data Subjektif
1. Ibu sudah merasa baik tidak cemas lagi karena sudah bisa menerima keadaan yang dialaminya.
2. Masih ada darah yang keluar dari vagina sedikit dan perut masih agak nyeri
3. Ibu sudah dapat beristirahat dengan baik dan tidur dengan baik
B. Data Objektif
1. Keadaan umum ibu baik
2. Tampak ekspresi wajah ibu tenang
3. Tanda-tanda vital :
a. Tekanan darah : 110/80 mmHg
b. Nadi : 80x/menit
c. Suhu badan : 360C
d. Pernafasan : 24x/menit
4. Pelepasan darah sedikit, kandung kemih kosong, TFU tidak diraba lagi
C. Assesment
1. GIII PII AI, umur kehamilan 13 minggu empat hari dengan post kuret abortus inkomplit.
2. Antisipasi terjadinya infeksi.
3. Kolaborasi dengan dokter tidak ada.
D. Planning
1. Memeriksa keadaaan umum ibu, tanda-tanda vital, kontraksi uterus dan pengeluran darah post
kuret. Kedaan umum ibu baik, tanda-tanda vital dalam batas normal (TD : 110/80 mmHg, N :
80x/m, S : 36,8°C dan P : 20x/m), Kontraksi uterus baik, pengeluaran darah sedikit.
2. Informasikan pada ibu untuk senantiasa menjaga kebersihan diri misalnya menganti softeks jika
terasa sangat lembab dan menganjurkan ibu untuk mengkomsumsi makanan yang bergizi agar
tenaganya cepat pulih. Ibu mengerti dan bersedia melakukan apa yang disampaikan,
3. Pada jam 08.00 wita Pemberian obat sesuai instruksi dokter
a. Cefadroxil : 3 x 500 mg
b. Biosanbe : 2 x 1 kaplet
c. Metilergo tablet : 3 x 500 mg
4. Menganjurkan ibu minum obat sesuai dosis. Ibu telah minum obat dan bersedia untuk tetap
mengkomsumsi obat sesuai dosis anjuran.
5. Pemeriksaan Hb post kuret oleh petugas laboratorium (10,8 gr%)
6. Memberitahu ibu bahwa ibu diperbolehkan untuk pulang. Ibu sudah tidak sabar untuk pulang
kerumahnya.
7. Menganjurkan ibu datang kontrol dirumah sakit satu minggu kemudian yaitu tanggal 27-03-2007
dan ibu bersedia datang
8. Memberikan konseling KB sebelum ibu pulang.
9. Ibu pulang dalam keadaan sehat pada jam 09.25 wita
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan melihat apakah asuhan yang telah diberikan pada Ny
“S” kehamilan 13 minggu empat hari dengan abortus inkomplit di Rumah Sakit Umum Daerah
Syekh Yusuf Gowa yang dilakukan mulai tanggal 19 Maret – 20 Maret 2007 sesuai dengan
tinjauan pustaka.
Pembahasan ini dibuat berdasarkan teori dan asuhan yang nyata dengan
pendekatan proses manajemen kebidanan yang dibagi dalam tujuh tahap yaitu: pengkajian dan
analisa data dasar, merumuskan diagnosa / masalah aktual dan potensial, tindakan segera atau
kolaborasi, perencanaan, pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan, dan evaluasi hasil asuhan
kebidanan, serta mendokumentasikan asuhan kebidanan.
A. Pengkajian Data dan Analisa Data Dasar
Pengkajian diawali dengan pengumpulan data meliputi identifikasi data biologis /
fisiologis, serta data spiritual yang berpedoman pada format pengkajian yang telah tersedia dan
dikembangkan sesuai dengan kondisi yang ditemukan pada klien. Selanjutnya pemeriksaan fisik
yang meliputi inspeksi, palpasi, pemeriksaan dalam dan pemeriksaan laboratorium.
Dalam tinjauan pustaka ditemukan gejala / keluhan abortus inkomplit didapatkan
adanya riwayat amenorhoe, perdarahan dari jalan lahir yang biasa sedikit atau banyak,
perdarahan yang mendadak banyak dapat menimbulkan keadaan gawat, nyeri perut bagian
bawah. Hasil pemeriksaan dalam untuk didapati serviks terbuka, kadang - kadang dapat diraba
sisa - sisa jaringan dalam kanalis servikalis atau cavum uteri.
76Pada kasus Ny “S” data yang dikumpulkan dari hasil pengkajian sebagai berikut ; anamnese HPHT tanggal 14-12 -2007 dengan kehamilan 13 minggu empat hari (95 hari), perdarahan mula-mula sedikit kemudian banyak berwarna merah kehitaman, nyeri perut bagian bawah, kontraksi uterus positif dan pada pemeriksaan palpasi TFU 2 jari atas symphisis, pemeriksaan dalam ada pembukaan serviks 2 cm, teraba ada jaringan pada ostium uteri eksternum.
Berdasarkan uraian diatas ada persamaan gejala dan keluhan antara teori dan kasus.
Penulis tidak menemukan hambatan yang berarti karena pada saat pengumpulan data baik
keluarga, klien, bidan dan dokter dilahan praktek bersedia untuk memberikan informasi atau data
yang diperlukan yang ada hubungannya dengan penyakit dan perawatan ibu sehingga
memudahkan dalam pengumpulan data.
B. Merumuskan Diagnosa / Masalah Aktual
Dalam menegakkan suatu diagnosa atau masalah klien harus berdasarkan pada
pendekatan asuhan kebidanan yang didukung dan ditunjang oleh beberapa data, baik data
subjektif dan data objektif dari hasil pengkajian. Dalam tinjauan pustaka diagnosa abortus
inkomplit dapat ditegakkan apabila ditemukan adanya riwayat amenorhoe, terjadi perdarahan
melalui jalan lahir, perdarahan disertai nyeri perut diikuti oleh pengeluaran hasil konsepsi, pada
pemeriksaan dalam kanalis servikalis terbuka dan pada pemeriksaan plano test didapatkan hasil
positif.
Pada kasus Ny “S” dengan diagnosa abortus inkomplit, kehamilan 13 minggu lima hari
dengan masalah nyeri pada perut bagian bawah, dan kecemasan. Dari uraian diatas masalah
aktual kecemasan yang terjadi pada Ny “S” ditemukan pula dalam teori ( Elisabeth C. Corwin,
2002 ). Hal ini disebabkan karena pada saat pengkajian ekspresi wajah klien nampak cemas dan
selalu menanyakan tentang keadaannya. Menegakkan diagnosa denganUSG tidak dilakukan
dalam kasus ini, karena diagnosa sudah pasti.
C. Merumuskan Diagnosa / Masalah Potensial
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengkajian tidak ada perbedaan masalah potensial
antara teori dengan yang ditemukan pada kasus. Adapun masalah potensial tersebut adalah
potensial terjadi infeksi jalan lahir data yang mendukung yaitu pada pemeriksaan dalam ostium
uteri terbuka 2 cm, teraba sisa jaringan atau darah yang tertinggal yang merupakan media untuk
berkembangnya mikroorganisme penyebab infeksi.
D. Tindakan Segera dan Kolaborasi
Tindakan segera yang diberikan dalam kasus ini tidak ada kesenjangan sesuai yang
ditemukan dalam teori. Adapun tindakan yang diberikan sesuai dengan keadaan klien yaitu
pemberian infus cairan Ringer Laktat 500 ml tetesan 28 tetes / menit dan kolaborasi dengan
dokter untuk tindakan kuret.
E. Rencana Asuhan Kebidanan
Dalam membuat rencana tindakannya ditentukan dengan tujuan dan kriteria yang akan
dicapai dalam menerapkan asuhan kebidanan pada Ny “S” dengan abortus inkomplit
tersebut. Pada kasus ini di temukan kesenjangan penanganan antara tinjauan pustaka dan
rencana asuhan yang diberikan pada Ny “N”.
Menurut Saifuddin (2002) dalam buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal, jika kehamilan kurang dari 16 minggu diberikan infus oksitosin 20 unit dalam 500
ml cairan intravena dengan kecepatan 40 tetes/menit sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi.
Sementara pada kenyataannnya, kasus Ny”S” dilakukan kuretase dan infuse piton S 10 unit
secara Interavena. Hal ini disesuaikan dengan kondisi klien karena bila hanya menunggu
ekspulsi tidak bisa dijamin kebersihan dari pada sisa jaringan yang tertinggal sehingga penyebab
perdarahan tidak teratasi dengan baik.
F. Pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan
Pada tahap pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny “S” ini penulis melaksanakan
sesuai dengan rencana dan tidak menemukan permasalahan yang berarti karena seluruh
tindakan yang dilakukan sudah berorientasi pada kebutuhan klien sehingga tujuan dapat dicapai.
Hal ini ditunjang pula oleh klien yang kooperatif dalam menerima saran yang diberikan.
G. Evaluasi asuhan kebidanan
Sebagai langkah terakhir dalam proses ini adalah melakukan evaluasi terhadap hasil dan
proses manajemen kebidanan yang diterapkan. Hasil evaluasi pada Ny “S” sudah sesuai dengan
tujuan yang diharapkan yaitu jaringan dapat dikeluarkan seluruhnya atau uterus kosong, TFU 2
jari atas symphisis kontraksi uterus baik, perdarahan sedikit, nyeri yang dirasakan ibu berkurang
pada perut bagian bawah, ekspresi wajah ibu tenang dan tidak meringis lagi, tanda-tanda vital
dalam batas normal yaitu: tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu badan 360C,
pernafasan 20 x/menit.
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan dan saran untuk
memberikan gambaran dan informasi tentang abortus khususnya abortus inkomplit.
A. Kesimpulan
Abortus inkomplit ( keguguran bersisa )
1). Abortus inkomplit ( keguguran bersisa ) artinya pengeluaran sebagian dari hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa yang tertinggal dalam uterus.
2). Kehamilan adalah suatu proses yang alamiah, namun senantiasa perlu diwaspadai karena setiap
saat dapat memberikan komplikasi oleh karena AKI di Indonesia masih tinggi dibandingkan
Negara ASEAN lainnya yaitu 290,8 / 100.000 kelahiran hidup. Bidan sebagai tenaga kesehatan
terdepan, diharapkan mampu memberikan pelayanan yang profesional sehingga dapat berperan
dalam penurunan AKI disebabkan oleh perdarahan (Abortus), dengan menerapkan manajemen
asuhan kebidanan berkualitas.
3).
81Manajemen kebidanan adalah suatu kerja profesi dengan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah, sehingga merupakan jalur kerja dari pengorganisasian secara pikir dan langkah-langkah dalam suatu urutan yang logis dan menguntungkan baik pasien maupun bidan. Adapun tahapannya yaitu pengumpulan dan analisa data, identifikasi diagnosa / masalah aktual, antisipasi diagnosa / masalah potensial, menilai perlunya tindakan segera / kolaborasi, pengembangan rencana asuhan kebidanan, pelaksanaan tindakan, evaluasi asuhan kebidanan.
4). Dalam menerapkan asuhan kebidanan pada Ny “S” dengan abortus inkomplit diperlukan
pendekatan terhadap klien agar diperoleh hasil pengkajian yang akurat.
5). Dari pengkajian dilakukan didapatkan gejala-gejala / keluhan yang muncul pada abortus
inkomplit yaitu perdarahan yang mula-mula sedikit kemudian banyak bergumpal berwarna merah
kehitaman, nyeri pada perut bagian bawah. Pada pemeriksaan dalam teraba ada sisa jaringan
dikanalis servikalis dan ada pembukaan 2 cm.
6). Penanganan asuhan kebidanan yang diberikan pada pasien dengan kasus abortus inkomplit
sangat perlu diperhatikan adanya komplikasi sepsis dan perforasi uterus.
B. Saran-Saran
1. Ibu hamil sebaiknya melakukan ANC secara teratur segera setelah terlambat haid.
2. Setiap ibu hamil dan keluarga khususnya bidan harus mengetahui tanda-tanda bahaya dalam
kehamilan.
3. Bidan harus memberikan asuhan sesuai dengan kewenangannya untuk itu manajemen
kebidanan perlu dikembangkan karena merupakan alat yang mendasar bagi bidan untuk
memecahkan masalah klien dalam berbagai kasus.
4. Bidan sebagai tenaga yang profesional yang berarti manusia yang bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berilmu pengetahuan, mempunyai skill yang tinggi sehingga bidan harus
bekerja dengan penuh keikhlasan, bertanggung jawab sehingga senantiasa mendapat Ridho-
Nya.
DAFTAR PUSTAKA
Achadiat, M. C.2004. Prosedur Tetap Obstetri Dan Ginekologi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Anonim. 2002. Pria Berperan Turunkan Angka Kematian Ibu, http://www.bkkbn.go.id.online, diakses 23 Maret 2007
Cunningham, MacDonal Gant. 1995, Obstetri Williams, Edisi 18. Buku Kedokteran EGC. Jakartarwin Elisaberth C, 2002, Buku Satu Phatofisiologi Penyakit. EGC. Jakarta.
Dinas Kesehatan Provensi Sulawesi Selatan, 2005. Data Profil Kesehatan, Makassar.
Manuaba I.B.G, 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Rustam Mochtar, 1998, Sinopsis Obstetri, Edisi II. Cetakan I. EGC. Jakarta.
Syaifuddin A.B, 2002, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal, Edisi I. Cetakan I. YBP-SP. Jakarta.
Simatupang Erna Juliana, 2006, Penerapan Unsur-Unsur Manajemen, Awan Indah. Jakarta.
Tarigan Djokobus. 2004. Perdarahan Selama Kehamilan (Online),http://www.library.usu.id, diakses 14 April 2007)
Varney Helen, 1997. Varney’s midwifery, Third Edition, Jones and Barlet Publishers, London.
Wiknjosastro, Hanifa.2005. Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta.
Pusdiknakes, 1998, Program Safe Motherhood Modul, Yayasan Bina Pustaka. EGC. Jakarta.
LAMPIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN ALAT KONTRASEPSI POST KURET
1. Topik : Alat Kontrasepsi Post Kuret
2. Sasaran : Klien Ny "S"
3. Tanggal : 20 Maret 2007
4. Waktu : Jam 08.25 - 9.10 wita
5. Tempat : Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa
6. Tujuan : a. Tujuan Umum
Ibu menjadi akseptor KB
b. Tujuan Khusus
1). Ibu mengetahui alat-alat kontrasepsi
2). Ibu mengetahui dan mengerti keuntungan dan kerugian masing-masing alat kontrasepsi
7. Pembimbing : Bidan “R"
Daftar Pustaka : a. Wiknjosastro, Hanifa, 2005, llmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawirohardjo,Jakarta
b. Manuaba I.B.G,1998, llmu Kebidanan, Penyakit kandungan dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan, Buku Kedokteran, Jakarta
ALAT KONTRASEPSI POST KURET
Metode KB terdiri dari beberapa macam, hal ini disesuaikan dengan kebutuhan
dan kondisi klien yang ingin memilihnya. Adapun macam-macam alat kontrasepsi sebagai
berikut :
1. Metode sederhana
Metade KB sederhana dapat dilakukan tanpa atau melalui atat / obat.
Tanpa alat/obat seperti : Senggama terputus dan pantang berkala
Dengan alat/obat seperti : Kondom, d ia f ragma, kap , j e l i , krim, tissue, dan tablet busa
2. Metode Efektif
a. Pil KB
Hormon yang mengandung estrogen dan progesteron saja yang diminum setiap hari
selama 21 atau 28 hari.
Adapun keuntungan dan kerugiannya adalah :
1). Keuntungan
a). Kesuburan cepat kembali
b). Mengurangi nyeri pada waktu haid
c). Terlindung dari penyakit radang panggu dan kehami lan diluar rahim
d). Mudah dalam menggunakannya
e). Cocok digunakan untuk menunda kehamilan dari pasangan usia subur muda.
2). Kerugian :
a). Pemakai harus disiplin meminum pil setiap haid, jika tidak kemungkinan hamil tinggi.
b). Dapat mengurangi produksi ASI untuk pil yang mengandung progesteron.
c). Dapat meningkatkan risiko infeksi klamida/jamur disekitar kemaluan wanita.
d). Tidak dianjurkan pada wanita yang berumur 35 tahun dan perokok karena akan
mempengaruhi keseimbangan metabolisme tubuh.
b. AKDR / IUD
Alat kontrasepsi yang digunakan kedalam rahim yang bentuknya bermacam-macam,
terbuat dari plastik yang dililit tembaga atau tembaga bercampur perak yang dapat berisi
hormon waktu penggunaannya bisa mencapai 10 tahun.
Adapun keuntungan dan kerugiannya adalah :
1). Keuntungan
a). Praktis dan ekonomis
b). Efektivitas tinggi (angka kegagalan kecil)
c). Kesuburan kembali jika segera dibuka
d). Tidak harus mengingat seperti kontrasepsi PIL
e). Tidak mengganggu pemberian ASl
2). Kerugian
Dapat keluar sendiri IUD tidak cocok dengan ukuran rahim pemakai
c. Suntikan
Hormon progesteron yang disuntikkan ke otot panggul, lengan atas setiap 3 bulan atau
hormon estrogen yang disuntikkan setiap 1 bulan sekali
Adapun keuntungan dan kerugiannya adalah :
1). Keuntungan
a). Praktis, efektif dan aman
b). Tidak mempengaruhi produksi ASI, cocok digunakan untuk ibu menyusui
c). Tidak terbatas umur
2). Kerugian
a). Kembalinya kesuburan agak telat
b). Harus kembali ketempat pelayanan
c). Tidak dianjurkan bagi penderita kanker, hypertensi, jantung dan hati
d. Susuk / Implant
Susuk/implant merupakan satu atau enam kapsul (seperti korek api) yang dimasukkan
kedalam kulit dengan atas secara perlahan-lahan melepaskan horman progesteron
selama 3 atau 5 tahun.
Adapun keuntungan dan kerugiannya adalah :
1). Keuntungan
a). Tidak menekan praduksi ASi
b). Praktis dan efektif
c). Masa pakai jangka panjang (3 atau 5 tahun)
d). Kesuburan cepat kembali setelah pengangkatan
e). Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon esterogen
2). Kerugian
a). Susuk/implant harus dipasang dan diangkat petugas kesehatan yang terlatih
b). Dapat menyebabkan siklus haid berubah
c). Pemakai tidak dapat menghentikan pemakaiannya sendiri
3. Metode mantap
Merupakan tindakan pada alat reproduksi untuk membatasi keturunan permanen atas suami
istri secara sukarela.
a Tubektomi
Kontrasepsi permanen wanita untuk mereka yang tidak menginginkan anak lagi. Dalam
pelaksanaannya nanti pemakai harus menandatangani surat persetujuan yang juga harus
ditandatangani oleh suami.
Cara kerjanya menghambat perjalanan sel telur wanita sehingga tidak dapat dibuahi oleh
sperma.
Adapun keuntungan dan kerugiannya adalah :
1). Keuntungan
a Efektif langsung tidak sterilisasi
b Permanen
c Tidak ada efek samping jangka panjang
d Tidak mengganggu hubungan seksual
2). Kerugian : Resiko dan efek samping tidak ada
b Vasektomi / MOP
Kotrasepsi permanen pada laki-laki untuk mereka yang tidak menginginkan anak iagi.
Datam pelaksanaannyananti pemakai harus menandatangani surat persetujuan yang juga
harus ditanda tangani oleh pihak suami.
Cara kerjanya dengan menghalangi transport spermatozoa atau jalannya sel mani sehingga
tidak dapat membuahi sel telur.
1). Keuntungan
a Tidak ada mortalitas dan morbilitas
b Morbilitas atau komplikasi penyakit lain lebih kecil
c Pasien tidak perlu dirawat dirumah sakit
d Tidak mengganggu hubungan suami istri (seksual)
e Tidak ada resiko kesehatan
f Tidak harus diingat-ingat, tidak harus ada persediaan
g Sifatnya permanent
2). Kerugian
a). Harus dengan tindakan pembedahan / operasi
b). Harus memakai kontrasepsi lain (kondom) selama beberapa hari atau minggu sampai sel
mani menjadi negatif
c). Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin mempunyai anak lagi.
Tabel 4. Hubungan Waktu dan jenis Metode Medis KB
Saat Menstruasi Jenis Metode KBPasca PartusPuerperiumSedang laktasi
a. Hormonal :1) Progesteron only pil2) Suntikan KB3) KB susuk4) Implanonb. Mekanis IUDc. Mekanis Kontap
Saat menstruasiPost MR/suctionAbortus
a. Hormonal :1) Pil KB2) Suntikan KB3) KB susuk4) Implanon IUDb. Kontap
Interval a. Hormonal :1) Pil KB2) Suntikan KB3) KB susuk4) Implanon IUDb. Mekanis IUDc. Kontap
Hubungan seksual tanpa perlindungan perkosaan
a. KB Hormonal Daruratb. Pemasangan IUD
Sumber : Manuaba I.B.G, 1998
Gambar 7. Alat-Alat Kontrasepsi
Lippoes Loop dan Cut-380A=ParaGard Lippoes Loop D Dan Cut-380S (Slimline)
Hubungan Seksual
Kondom Pria
MLCu-250, mempunyai tiga MLCU-375, mempunyai tiga
Ukuran : Standart, Short dan SL Ukuran : Standar, Short dan SL
Sumber : Manuaba I.B.G, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB Untuk Pendidikan Bidan, Tahun 1998
PERNYATAAN PERSETUJUANKARYA TULIS ILMIAH
Manajeman Asuhan Kebidanan Pada Ny ”S” Kehamilan14 Minggu Satu Hari Dengan Abortus Inkomplit Di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa
Tanggal 19 dan 20 Maret 2007
NUR SALMANIM : 04. 1301. 037
Karya tulis ini telah kami setujui untuk dipertahankan dalam ujian Karya Tulis Ilmiah dihadapan tim penguji Program DIII Kebidanan Universitas Indonesia Timur Makassar.
Makassar, …Juni 2007
Pembimbing I Pembimbing II
(SUHARTI, S.ST) (FITRIANI, S.ST)
Mengetahui,Direktur Program D III Kebidanan
Universitas Indonesia TimurMakassar
(A. MARYAM, SKM)
PENGESAHAN TIM PENGUJI
Karya tulis ini disahkan oleh Panitia Ujian Akhir dan Tim Penguji jurusan Kebidanan Universitas
Indonesia Timur Makassar yang dilaksanakan pada tanggal … Juni 2007.
Ketua : Djuhadiah, S. Am. Keb.S.Pd (.............................)
Sekretaris : Hj. Ros Rahmawati, SKM (.............................)
Anggota : 1. Marhaeni S. SiT (.............................)
2. Yurniati, SKM (.............................)
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Djuhadiah, S.Am. Keb.S.Pd Hj.Ros Rahmawati, SKM
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia – Nya sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dapat terlaksana
meskipun dalam bentuk yang sangat sederhana.
Penulisan karya tulis ilmiah ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan
pendidikan pada Universitas Indonesia Timur Makassar Jurusan Kebidanan dengan judul “
Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny “S” Kehamilan 14 Minggu Satu Hari Dengan Abortus
Inkomplit Di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa Tanggal 19-20 Maret 2007” dapat
diselesaikan sesuai dengan yang diharapkan penulis.
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini berbagai macam hambatan dan kesulitan yang
penulis hadapi. Namun atas bantuan, bimbingan dan kerjasama dari berbagai pihak sehingga
hambatan dan kesulitan tersebut teratasi. Khususnya buat kedua orang tua yang tercinta
utamanya ummaku dan saudaraku Mursul, Tati, dan ipon yang membantu baik dari segi material
maupun doa, serta sanak keluarga utamanya tante wings yang selalu mendukung.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pelaksanaan sampai penyusun karya tulis ilmiah ini yaitu :
1. Bapak H. Haruna, MA., MBA. selaku Ketua Yayasan Universitas Indonesia Timur Makassar.
2. Bapak Prof. Dr. H. Muim Salim selaku Rektor Universitas Indonesia Timur Makassar.
3. Ibu A. Maryam, SKM, selaku Direktur Program Diploma Tiga Kebidanan Universitas Indonesia
Timur Makassar.
4. Ibu Yurniati, SKM, selaku Wakil Direktur Program Diploma Tiga Kebidanan Universitas Indonesia
Timur Makassar.
5. Ibu Suharti, S.ST selaku pembimbing I dan ibu Fitriani, S.ST selaku pembimbing II yang
senantiasa meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan dan arahan untuk penyusunan
karya tulis ilmiah ini.
6. Segenap dosen dan staf Program Diploma Tiga Kebidanan Universitas Indonesia Timur
Makassar.
7. Ibu Dr. Hj. Nur Rahma, Sp.OG, selaku Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah
Makassar beserta staf yang telah memberikan izin untuk pengambilan data yang penulis
butuhkan.
8. Rekan-rekan mahasiswa Program Diploma Tiga Kebidanan Universitas Indonesia Timur
Makassar. Khususnya angkatan 2004 kelas A4 yang telah memberikan bantuan dan kerjasama
yang baik selama penulis menulis karya tulis ilmiah ini dan selama menjalani pendidikan.
9. Sahabatku Ifa, nita, ani, rini dan khusus penghuni pondok kuning k’ cumu, k’ irma. K’ kasma. K’
biah, macci, fitto, wanti, ira, anti, jum, anchi, jeje, ucuu, sayadin, jo tarada dan tuan rumah yang
di tempati rumahnya selama 3 tahun serta keluarga besar dari ibunda dirga, pata, dan A’ gndut.
serta semua teman-teman yang tak dapat saya sebut satu persatu terima kasih atas dorongan
semangat dan kebersamaanya selama ini.
10. Serta pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah
berpartisipasi selama penulisan karya tulis ilmiah ini.
Akhirnya semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
sebab itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran dari pembaca guna
melengkapi kekurangan demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
Makassar, Juni 2006
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................... I
SURAT PERSETUJUAN................................................................................ II
PENGESAHAN TIM PENGUJI....................................................................... III
KATA PENGANTAR........................................................................................ IV
DAFTAR ISI....................................................................................................... VII
DAFTAR TABEL............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Ruang Lingkup Masalah ......................................................... 3
C. Tujuan Penulisan ...................................................................... 3
1. Tujuan Umum....................................................................... 3
2. Tujuan Khusus..................................................................... 4
D. Manfaat Penulisan .................................................................... 5
E. Metode Penulisan ..................................................................... 6
F. Sistematika Penulisan .............................................................. 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 11
A. Konsep Dasar Tentang Abortus .............................................
1. Pengertian Abortus .............................................................
2. Klasifikasi Abortus................................................................
3. Etiologi Abortus.....................................................................
4. Patofisiologi Abortus ...........................................................
5. Komplikasi Abortus ............................................................. 34
6. Diagnosis Abortus ............................................................... 35
7. Gambaran Klinis dan Penanganan Abortus ................. 36
8. Prosedur Kerja Abortus ...................................................... 42
B. Proses Manajemen Kebidanan ............................................. 48
1. Pengertian Manajemen Kebidanan ................................ 48
2. Tahapan Manajemen Kebidanan .................................... 48
3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP) ........ 50
BAB III : STUDI KASUS ................................................................................. 53
A. Pengkajian dan Analisa Data Dasar .................................. 53
B. Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual ........................... 57
C. Merumuskan Diagnosa/Masalah Potensial ..................... 60
D. Tindakan Segera dan Kolaborasi ....................................... 61
E. Rencana Asuhan Kebidanan ............................................. 61
F. Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan .................... 65
G. Evaluasi Asuhan Kebidanan .............................................. 68
Pendokumentasian Asuhan Kebidanan .......................... 70
BAB IV : PEMBAHASAN ............................................................................... 76
BAB V : PENUTUP......................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Diagnosis Perdarahan Pada
Kehamilan Muda................................................................................. 41
Tabel 2. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan ....................................... 52
Tabel 3. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu................. 54
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Tinggi Fundus Uteri Dan Umur Kehamilan................................... 18
Gambar 2. Abortus Iminens.................................................................................. 28
Gambar 3. Abortus Insipiens ............................................................................... 28
Gambar 4. Abortus Inkomplit ............................................................................... 29
Gambar 5. Missed Abortion .................................................................................. 29
Gambar 6. Tatalaksana penanganan abortus .................................................. 40
BAB I
PENDAHULUAN
F. Latar Belakang Masalah
Perdarahan selama kehamilan dianggap sebagai suatu keadaan akut yang dapat
membahayakan ibu dan anak sehingga menimbulkan kematian. Wanita hamil yang mengalami
perdarahan pada umur kehamilan < 20 minggu rata-rata berakhir dengan abortus yaitu
keluarnya hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan dengan berat janin < 500
gram. Sampai saat ini kejadian abortus masih dianggap sebagai masalah kesehatan yang
sangat serius dalam masyarakat terutama abortus inkomplit yang termasuk penyebab langsung
kematian ibu yang apabila tidak mendapat penanganan segera dapat meningkatkan morbiditas
dan mortalitas
(http://www.library.usu.ac.id.online, diakses 14 April 2007)
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 1999 kejadian abortus berkisar 46
juta kehamilan dan sekitar 30%-50% diantarnya meninggal akibat komplikasi abortus yang tidak
aman, 20% secara tidak langsung disebabkan ole anemia, malaria, dan penyakit jantung
(http://bkkbn.go.id.online, diakses 23 Maret 2007)
Angka Kematian Ibu (AKI) masih tergolong tinggi di negara berkembang dibandingkan di
negara maju. Pada tahun 2003 Angka Kematian Ibu (AKI) di ASEAN yang paling tinggi yaitu
Indonesia berkisar 307/100.000 kelahiran hidup, yang menduduki peringkat kedua Filipina
berkisar 170/100.000 kelahiran hidup, Vietnam berkisar 30/100,000 kelahiran hidup, dan
Malaysia berkisar 30/100.000 kelahiran hidup.
1 Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2005 angka kematian ibu berkisar 290,8/100.000 kelahiran hidup berarti menurun 5,27%. Tingginya angka kematian ibu secara langsung disebabkan oleh perdarahan (40%-50%), eklamsia (20%-30%), dan sepsis (20%-30%), sedangkan penyebab tidak langsung berupa anemia pada ibu hamil (51%), anemia pada ibu nifas (17,6%), tiga terlambat (3T) yaitu terlambat mengambil keputusan, terlambat kefasilitas kesehatan,dan terlambat mendapat penanganan
(http://www.gatra.com.online, diakses 15 Maret 2007)
Data yang diperoleh dari pencatatan dan pelaporan Dinas Kesehatan Tingkat I Provensi
Sulawesi Selatan pada tahun 2004 angka kematian ibu berkisar (AKI) berkisar 110/100.000
kelahiran hidup yang disebabkan oleh perdarahan 60 orang (54,55%), Infeksi 7 orang (22,27%),
khusus kejadian abortus berkisar 1.852 orang (1,22%) dari 151.168 kehamilan, sedadngkan
pada tahun 2005 angka kematian ibu meningkat 53 orang (48,18%) menjadi 163/100.000
kelahiran hidup yang disebabjan oleh perdarahan 88 orang (53,98%), infeksi 10 orang (16,3%),
eklamsia 26 orang (15,95%), dan lain-lain 39 orang (23,98%), khusus kejadian abortus berkisar
1.759 orang (0,60%) dari 297.051 kehamilan, namun pada tahun 2006 menurun berkisar 30
orang (18,40%) menjadi 133/100.000 kelahiran hidup yang disebabkan oleh perdarahan 71
orang (53,385), infeksi 4 orang (3,01%), eklamsia 34 orang (25,56%), dan lain-lain 24 orang
(10,055).
Data yang diperoleh dari pencatatan dan pelaporan Dinas Kesehatan kabupaten Gowa
pada tahun 2006 jumlah kematian ibu sekitar 10 orang yang disebabkan oleh perdarahan 8
orang (80%), dan eklamsia 2 orang (20%). Khusus kejadian abortus berkisar 221 orang (1,65%)
dari 13.388 kehamilan.
Khusus data yang diperoleh dari medical Record (Rekam Medis) di Rumah sakit umum
daerah Syekh Yusuf Gowa pada tahun 2006 kejadian abortus berkisar 148 orang (10,55%) dari
1.402 kehamilan, diantaranya abortus provakatus 10 orang (0,67%), abortus imminens 46 orang
(31,08%), abortus habitualis 1 orang (0,67%), abortus komplit 2 orang (1,35%) dan abortus
inkomplit 89 orang (60,13%).
Adapun faktor yang menyebabkan terjadinya abortus pada umumnya adalah gangguan
pertumbuhan zigot, embrio, plasenta, infeksi, kelainan uterus, dan faktor eksternal seperti radiasi
dan obat – obatan ,sedangkan komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu akibat abortus adalah
perdarahan, infeksi, perforasi, dan syok. Upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah sekaligus
menekan kejadian abortus dengan menganjurkan ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan
(ANC) secara teratur, memberikan konseling tentang pengtinya keluarga berencana (KB) untuk
mengatur jarak kehamilan.
Tingginya kejadian abortus yang ditemukan serta besarnya resiko yang ditimbulkan
membuat penulis termotivasi untuk membahas lebih lanjut melalui karya tulis ilmiah dengan judul
Manajemen Asuhan kebidanan pada NY “S” Dengan Abortus Inkomplit.
G. Ruang Lingkup Pembahasan
Ruang lingkup pembahasan karya tulis ilmiah ini adalah Manajemen Asuhan kebidanan
pada Ny ”S” Kehamilan 13 Minggu Enam Hari Dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Umum
Daerah Syekh Yusuf Gowa.
H. Tujuan Penulisan
Dalam penulisan karya tulis ini, tujuan yang diharapkan adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny “S” kehamilan 13 minggu Enam hari dengan
abortus inkomplit di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melaksanakan pengkajian dan analisa data dasar pada Ny ”S” Kehamilan 13 minggu
Enam hari dengan abortus inkomplit di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar yang
dilakukan mulai tanggal 19-20 April 2006.
b. Dapat merumuskan diagnosa/masalah aktual pada Ny ”N” kehamilan 15 minggu dua hari dengan
abortus inkomplit di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar yang dilakukan mulai
tanggal 19-20 April 2006.
c. Dapat merumuskan diagnosa/masalah potensial pada Ny ”N” kehamilan 15 minggu dua hari
dengan abortus inkomplit di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar yang dilakukan
mulai tanggal 10-20 April 2006.
d. Dapat melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi pada Ny ”N” kehamilan 15 minggu dua hari
dengan abortus inkomplit di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar yang dilakukan
mulai tanggal 19-20 April 2006.
e. Dapat merencanakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny ”N” kehamilan 15 minggu dua hari
dengan abortus inkomplit di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar yang dilakukan
mulai tanggal 19-20 April 2006.
f. Dapat melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny ”N” kehamilan 15 minggu dua hari
dengan abortus inkomplit di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar yang dilakukan
mulai tanggal 19-20 April 2006.
g. Dapat mengevaluasi asuhan kebidanan pada Ny ”N” kehamilan 15 minggu dua hari dengan
abortus inkomplit di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar yang dilakukan mulai
tanggal 19-20 April 2006.
h. Dapat mendokumentasikan semua asuhan kebidanan pada Ny ”N” kehamilan 15 minggu dua hari
dengan abortus inkomplit di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar yang dilakukan
mulai tanggal 19-20 April 2006.
I. Manfaat Penulisan
1. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan ujian akhir dan penerapan ilmu yang telah
didapatkan pada jenjang pendidikan Diploma III Jurusan Kebidanan Universitas Indonesia Timur
Makassar.
2. Sebagai bahan masukan bagi institusi dalam pengembangan program pendidikan sehingga
dapat memberikan pelayanan kebidanan yang aktual dan profesional pada masyarakat.
3. Sebagai bahan masukan bagi institusi pendidikan dalam penerapan proses asuhan kebidanan
dengan abortus inkomplit.
4. Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta tambahan pengalaman yang sangat
berharga dalam penerapan asuhan kebidanan dengan abortus inkomplit.
J. Metode Penulisan
Dalam penulisan karya ilmiah ini metode yang digunakan sebagai berikut :
1. Studi Kepustakaan
Yaitu penulis mempelajari literatur-literatur yang relevan dalam pembahasan karya tulis
ini.
2. Studi Kasus
Yaitu penulis melaksanakan studi kasus dengan menggunakan metode pelaksanaan
pemecahan masalah dalam kebidanan yang meliputi : pengkajian, merumuskan
diagnosa/masalah aktual dan potensial, melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi, rencana
asuhan kebidanan, melaksanakan tindakan dan mengevaluasi asuhan kebidanan serta
mendokumentasikan hasil asuhan kebidanan.
Untuk memperoleh data / informasi akurat penulis menggunakan teknik :
a. Anamnese
Penulis mengadakan tanya jawab dengan klien, suami serta keluarga yang dapat memberikan
informasi yang dibutuhkan.
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan antara lain : inspeksi, palpasi, pemeriksaan dalam dan
pemeriksaan laboratorium dengan menggunakan format pengkajian
c. Pengkajian psikososial
Pengkajian psikososial meliputi status emosional, respon terhadap kondisi yang dialami serta
pola interaksi klien terhadap keluarga, petugas kesehatan dan lingkungannya serta
pengetahuan tentang kesehatan.
3. Diskusi
Penulis mengadakan tanya jawab dengan tenaga kesehatan yaitu bidan atau dokter
yang menangani langsung klien tersebut serta berdiskusi dengan dosen pembimbing karya tulis
ilmiah.
K. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran umum tentang karya tulis ini maka penulis menyusun
dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
G. Latar Belakang Masalah
H. Ruang Lingkup Masalah
I. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
J. Manfaat Penulisan
K. Metode Penulisan
L. Sistematika penulisan
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
B. Konsep Dasar tentang kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
2. Tanda dan Gejala kehamilan
3. Perubahan Fisiologi Yang Terjadi Pada Wanita Hamil
C. Konsep Dasar Abortus
1. Pengertian Abortus
2. Klasifikasi Abortus
3. Etiologi Abortus
4. Patofisiologi Abortus
5. Komplikasi Abortus
6. Diagnosis Abortus
7. Gejala Abortus Inkomplit
8. Gambaran Klinis dan Penanganan Abortus
9. Prosedur Kerja Abortus
D. Proses Manajemen Kebidanan
1. Pengertian Manajemen Kebidanan
2. Tahapan Manajemen Kebidanan
3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)
BAB III : STUDI KASUS
I. Pengkajian dan Analisa Data Dasar
J. Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual
K. Merumuskan Diagnosa/Masalah Potensial
L. Tindakan Segera dan Kolaborasi
M.Rencana Asuhan Kebidanan
N. Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan
O. Evaluasi Asuhan Kebidanan
P. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
BAB IV : PEMBAHASAN
Pada bagian ini penulis membahas tentang kesenjangan antara teori dan fakta yang ada,
dibahas secara sistematis mulai dari pengkajian, merumuskan diagnosa/masalah aktual dan
potensial, tindakan segera atau kolaborasi, perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi asuhan
kebidanan.
BAB V : PENUTUP
Merupakan bagian terakhir yang memuat kesimpulan hasil pelaksanaan studi kasus yang
dilakukan dan juga berisi saran-saran dan meningkatkan kwalitas asuhan kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Posted 16th April 2011 by khukun18