arsitektur nusantara- penerapan ornamen siwaluh jabu pada rumah kisi

4
ARSITEKTUR NUSANTARA Ornamen rumah Batak Karo umumnya menghiasi bagian luar, dan dapur. Ornamen-ornamen yang terdapat pada rumah Silawuh Jabu tersebut memiliki fungsi dan makna yang mengandung mistik, dan dipercaya dapat memberi kebahagiaan untuk penghuninya. Biasanya ornamen hanya dimanfaatkan sebagai aspek estetika dan simbolik, dan teknis konstruktif. Ornamen yang terdapat pada Siwaluh Jabu memiliki fungsi sebagai pelengkap secara estetika, simbolik dan teknis konstruktif seperti sebagai pendukung elemen fisik bangunan Indonesia adalah negara yang terdiri dari banyak pulau, sehingga terjadi persebaran suku dan budaya yang berbeda-beda. Setiap suku memiliki tradisi, dan adat istiadat yang beraneka ragam. Salah satunya suku Batak Karo yang merupakan kekayaan budaya Indonesia berasal dari daerah pegunungan seperti Berastagi, dan Kabanjahe, Sumatera Utara. Suku Batak Karo memiliki rumah adat tradisional yang bernama Silawuh Jabu. Rumah adat ini memiliki bentuk yang unik, dan memiliki banyak ornamen di beberapa bagian rumah. Siwaluh Jabu memiliki bentuk ornamen yang beragam sehingga terdapat makna dan fungsi yang beragam pula. Setelah ditelaah, ornamen yang terdapat dalam rumah adat Karo tidak semua mengandung nilai mistik, akan tetapi ada yang berfungsi untuk memperindah dan sebagai pendukung elemen fisik pada Rumah Adat Karo. Berikut adalah ornamen yang memiliki fungsi sebagai penghawaan alami yang juga dapat memperindah rumah, antara lain : ORNAMEN LUMUT-LUMUT LAWIT a. Bentuk Ornamen Lumut-lumut lawit berbentuk persegi empat sama sisi yang bagian tengahnya berbentuk kotak-kotak. Kotak- kotak tersebut terdiri dari empat bagian. Antara bagian yang pertama, kedua, ketiga dan ke empat memiliki sisi yang sama. Kotak-kotak pada bagian tengah tersebut berwarna putih, sedangkan sisi yang menutupi kotak-kotak tersebut berwarna hitam. Ornamen Lumut-lumut lawit bermotif geometris karena merupakan gambaran lumut dan karang yang ada di alam laut. a. Fungsi 1. Sebaik penolak atau penepis hal yang jahat tidak baik karena masyarakat Karo pada zaman dahulu masih percaya akan adanya roh-roh jahat yang hendak mengganggu ketentraman rumah. 2. Ornamen Lumut-lumut lawit memiliki fungsi sebagai ventilasi udara, dan pencahayaan karena ornamen ini diletakkan pada ayo-ayo rumah adat yang dianyam memiliki lubang sehingga udara dapat masuk. a. Makna Ornamen Lumut-lumut lawit dipercaya akan menjaga keamanan dari setiap anggota keluarga dari segala niat jahat orang, dan dapat menghancurkan niat jahat tersebut, sehingga memberi ketentraman pada rumah. “Pada hakikatnya, setiap bangunan di beri tanda hiasan – hiasan berupa ornamen yang memberikan kesan keagungan serta keindahan pada bangunan tersebut. Penggunaan tanda hiasan – hiasan tersebut sering memberi suatu makna khusus terhadap bangunan sehingga antar bangunan dengan hiasan menjadi suatu kesatuan utuh dalam perwujudannya sebagai bangunan yang diagungkan. (Situmorang, 1997 : 54 ). Lina M 115060500111004Rizaldy H K 115060500111005 M Gardian N 115060500111048 Irene O. H.D.I 115060501111006 Caroline N P 115060501111015 Sumber: google.co.id Sumber: google.co.id Sumber: google.co.id Sumber: http://pangasean-siregar91. blogspot.com/2009_11_01_archive.html

Upload: irene-dien

Post on 18-Jan-2016

297 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Penerapan Ornamen Siwaluh Jabu pada Rumah Kisi

TRANSCRIPT

Page 1: Arsitektur nusantara- Penerapan Ornamen Siwaluh Jabu pada Rumah Kisi

ARSITEKTUR NUSANTARA

Ornamen rumah Batak Karo umumnya menghiasi bagian luar, dan dapur.

Ornamen-ornamen yang terdapat pada rumah Silawuh Jabu tersebut memiliki

fungsi dan makna yang mengandung mistik, dan dipercaya dapat memberi

kebahagiaan untuk penghuninya. Biasanya ornamen hanya dimanfaatkan sebagai

aspek estetika dan simbolik, dan teknis konstruktif. Ornamen yang terdapat pada

Siwaluh Jabu memiliki fungsi sebagai pelengkap secara estetika, simbolik dan

teknis konstruktif seperti sebagai pendukung elemen fisik bangunan

Indonesia adalah negara yang terdiri dari banyak pulau, sehingga terjadi

persebaran suku dan budaya yang berbeda-beda. Setiap suku memiliki

tradisi, dan adat istiadat yang beraneka ragam. Salah satunya suku Batak

Karo yang merupakan kekayaan budaya Indonesia berasal dari daerah

pegunungan seperti Berastagi, dan Kabanjahe, Sumatera Utara. Suku

Batak Karo memiliki rumah adat tradisional yang bernama Silawuh Jabu.

Rumah adat ini memiliki bentuk yang unik, dan memiliki banyak ornamen di

beberapa bagian rumah.

Siwaluh Jabu memiliki bentuk ornamen yang

beragam sehingga terdapat makna dan fungsi yang

beragam pula. Setelah ditelaah, ornamen yang

terdapat dalam rumah adat Karo tidak semua

mengandung nilai mistik, akan tetapi ada yang

berfungsi untuk memperindah dan sebagai

pendukung elemen fisik pada Rumah Adat Karo.

Berikut adalah ornamen yang memiliki fungsi

sebagai penghawaan alami yang juga dapat

memperindah rumah, antara lain :

ORNAMEN LUMUT-LUMUT LAWIT

a. Bentuk

Ornamen Lumut-lumut lawit berbentuk persegi empat sama sisi yang bagian tengahnya berbentuk kotak-kotak. Kotak-

kotak tersebut terdiri dari empat bagian. Antara bagian yang pertama, kedua, ketiga dan ke empat memiliki sisi yang

sama. Kotak-kotak pada bagian tengah tersebut berwarna putih, sedangkan sisi yang menutupi kotak-kotak tersebut

berwarna hitam. Ornamen Lumut-lumut lawit bermotif geometris karena merupakan gambaran lumut dan karang yang

ada di alam laut.

a. Fungsi

1. Sebaik penolak atau penepis hal yang jahat tidak baik karena masyarakat Karo pada zaman dahulu masih percaya akan

adanya roh-roh jahat yang hendak mengganggu ketentraman rumah.

2. Ornamen Lumut-lumut lawit memiliki fungsi sebagai ventilasi udara, dan pencahayaan karena ornamen ini diletakkan

pada ayo-ayo rumah adat yang dianyam memiliki lubang sehingga udara dapat masuk.

a. Makna

Ornamen Lumut-lumut lawit dipercaya akan menjaga keamanan dari setiap anggota keluarga dari segala niat jahat

orang, dan dapat menghancurkan niat jahat tersebut, sehingga memberi ketentraman pada rumah.

“Pada hakikatnya, setiap bangunan di beri tanda hiasan – hiasan berupa ornamen yang memberikan kesan keagungan serta keindahan pada

bangunan tersebut. Penggunaan tanda hiasan – hiasan tersebut sering memberi suatu makna khusus terhadap bangunan sehingga antar

bangunan dengan hiasan menjadi suatu kesatuan utuh dalam perwujudannya sebagai bangunan yang diagungkan.

(Situmorang, 1997 : 54 ).

Lina M 115060500111004Rizaldy H K 115060500111005 M Gardian N 115060500111048

Irene O. H.D.I 115060501111006 Caroline N P 115060501111015

Sumber: google.co.id Sumber: google.co.id

Sum

ber:

goo

gle.

co.id

Su

mbe

r: h

ttp:

//pa

ngas

ean-

sire

gar9

1.

blog

spot

.com

/200

9_11_

01_a

rchi

ve.h

tml

Page 2: Arsitektur nusantara- Penerapan Ornamen Siwaluh Jabu pada Rumah Kisi

ORNAMEN BINDU MATAGAH

a. Bentuk

Bentuk ornamen ini berupa garis yang menyilang diagonal dan membentuk persegi. Ornamen ini bermotif

geometris. Bahan dasar ornamen ini adalah kayu yang tehnik pembuatannya di ukir dan dibuat garis menyilang

membentuk persegi.

b. Fungsi

Sebagai penyingkir yang tidak baik dalam masyarakat Karo. Ornamen ini juga berfungsi untuk menjaga pemilik

rumah atau orang kampung yang sedang berburu kehutan. Apabila penghuni kampung di hutan memiliki

ketakutan, akibat adanya gangguan dari binatang buas

c. Makna

1. Makna Kekuatan Ornamen, Bindu Matagah mempunyai kekuatan untuk menjaga orang kampung dari niat

jahat orang ketika mereka kedatangan tamu dari luar desa yang tidak dikenal.

2. Makna Kepercayaan, terlihat dari kepercayaan masyarakat Karo pada ornamen Bindu Matagah saat

kedatangan tamu, tamu tersebut harus memijak ornamen Bindu Matagah dengan kaki kanan agar niat

jahat tidak masuk ke kampung atau kerumah.

ORNAMEN PENGRET-RET (PENGERAT)

a. Bentuk

Bentuk Ornamen yang terdapat pada gambar ini bila di perhatikan

secara seksama hampir menyerupai gambar cecak. Bahan dasar

ornamen ini adalah sejenis tali (ijuk) yang dibentuk membentuk cecak

dan lengket pada derpih rumah adat Karo.

b. Fungsi

1. Sebagai tolak bala masyarakat Karo terhadap segala bahaya yang

datangnya dari roh-roh jahat yang dapat mengganggu ketentraman

rumah adat.

2. Pagar Rumah Ornamen ini merupakan pagar rumah yang berfungsi

menjaga pemilik rumah dari orang yang berusaha untuk

mengganggu ketentraman dari pemilik rumah.

c. Makna

1. Makna Kekuatan, ini ditunjukkan pada saat struktur menggunakan

pengret-ret sebagai tali yang mengikat setiap lembar papan dalam

rumah adat. Pengret-ret diyakini lebih kuat dan tahan lama dalam

menjaga ketahanan rumah dari gangguan alam seperti gempa.

2. Makna Kepercayaan, dimana dipercaya bahwa ornamen pengret-ret

memberikan perlindungan untuk menolak niat jahat dan sebagai

pagar pelindung

ORNAMEN SER-SER SIGEMBEL

a. Bentuk

Ornamen ini berbentuk belah ketupat yang dianyam dari bambu dan dibelah membentuk kotak persegi dengan bagian tengah

membentuk kotak persegi panjang yang bertumpu pada diagonal.

Ornamen ini terdapat pada ayo-ayo depan rumah adat Karo dengan warna dasar hitam.

a. Fungsi

Sebagai penolak segala bala yang ada pada masyarakat Karo yang mengganggu ketentraman rumah. Letak ornamen pada

ayo-ayo rumah memiliki fungsi sebagai ventilasi udara dan pencahayaan alami.

a. Makna

1. Makna Kebijaksanaan, rumah ini dihuni oleh 8 keluarga sehingga memerlukan kebijaksaan untuk mengambil keputusan.

2. Makna Kepercayaan, karena masyarakat percaya datangnya musibah tidak disangka-sangka, maka setiap anggota keluarga

bertanggung jawab untuk saling menjaga anggota keluarga lainnya.

TUPAK SALAH SILIMA-LIMA

a. Bentuk

Ornamen ini berbentuk garis-garis yang menyilang,

dan diambil dari gambar bintang yang ada dilangit.

a. Fungsi

Sebagai penolakan niat jahat orang yang hendak mengganggu keutuhan merga silima. Makna

Memiliki makna kesatuan keluarga yang berarti bahwa merga silima tidak dapat dipisahkan dalam

susunan marga yang ada dalam masyarakat Karo. Kelima merga tersebut adalah Karo-karo,

Ginting, Sembiring, Perngin-angin, Tarigan yang merupakan m erga induk dalam masyarakat

Karo. Sehingga dengan adanya merga ini maka segala sikap-sikap dan tanggung jawab serta hak

dari rakut sitellu bisa terlaksana dengan teratur.

ARSITEKTUR NUSANTARA

Lina M 115060500111004Rizaldy H K 115060500111005 M Gardian N 115060500111048

Irene O. H.D.I 115060501111006 Caroline N P 115060501111015

“Pada masyarakat Karo merga merupakan dasar untuk

mengadakan sistim organisasi adat orang Karo. Merga berasal dari

kata meherga yang artinya berharga atau memiliki nilai.”

(sitepu 1996 : 34).

Sumber: google.co.id

Sumber: google.co.id

Page 3: Arsitektur nusantara- Penerapan Ornamen Siwaluh Jabu pada Rumah Kisi

Ornamen Pengret-ret

Implementasi:

Pengertian “pagar” bagi masyarakat Karo diartikan sebagai pagar dalam

arti harfiah pada Rumah Kisi. Bentukan diagonal membentuk cicak

ditransformasikan sedemikian rupa namun tetap mengacu pada bentukan

diagonal yang sudah ada. Makna kekuatan ditunjukkan pada bentuk pagar

yang tinggi dan kokoh dan terkesan melindungi. Motif pada ornamen ini

ditransformasikan menjadi bentuk yang lebih kekinian namun

mempertahankan pola segi empat yang berjajar diagonal.

ARSITEKTUR NUSANTARA

Lina M 115060500111004Rizaldy H K 115060500111005 M Gardian N 115060500111048

Irene O. H.D.I 115060501111006 Caroline N P 115060501111015

Ornamen Lumut Lawit dan Ser-ser Sigembel

Implementasi:

Kisi-kisi yang diletakkan di ruang keluarga sebagai

pembatas ruang dan area luar. Serta terdapat juga pada

area sirkulasi di lantai dua.

Peletakan ornamen ini disesuaikan dengan makna kedua

ornamen sebagai saluran ventilasi dan masuknya cahaya

matahari. Dipilihnya ruang keluarga karena

mempertahankan makna ornamen Ser-ser Sigembel

sebagai simbol kekeluargaan masyarakat Karo. Makna

penolak balak berarti juga pelindung, yang

diimplementasikan sebagai sebuah dinding. Bentukan

ornamen asli berbentuk geometris dan tetap dipertahankan

dalam implementasinya pada Rumah Kisi ini. Unsur

perulangan masih digunakan namun dalam wujud vertikal.

Sumber: Dokumentasi pribado

Proses Transformasi ornamen Lumut-

lumut Lawit dan Ser-ser Sigembel

Proses Transformasi ornamen Pengeret-ret

Tampak Rumah Kisi

Potongan Rumah Kisi

Perspektif Rumah Kisi

Siteplan Rumah Kisi

Rumah Kisi adalah rumah bergaya modern dengan konsep

memaksimalkan penghawaan dan pencahayaan alami dengan

memanfaatkan elemen kisi-kisi. Penerapan ornamen pada Silawuh Jabu

dapat dijelaskan sebagai berikut:

Page 4: Arsitektur nusantara- Penerapan Ornamen Siwaluh Jabu pada Rumah Kisi

Lina M 115060500111004Rizaldy H K 115060500111005 M Gardian N 115060500111048

Irene O. H.D.I 115060501111006 Caroline N P 115060501111015

ARSITEKTUR NUSANTARA

Ornamen Tupak Salah Silima-lima

Implementasi:

Penerang pada makna ornamen ini diartikan sebagai penerangan dalam pengertian yang sebenarnya.

Maka bentukan ini diimplementasikan sebagai sebuah bukaan yang memungkinkan cahaya masuk dan

memberi penerangan pada rumah secara alami. Bentukan segi lima ornamen tetap dipertahankan dan

ditransformasikan sedemikian rupa menjadi sebuah bentuk yang masih mengacu pada bentuk asal

namun unsurnya diubah menjadi bentuk perulangan.

Ornamen Bindu Matagah

Implementasi :

Peletakan ornamen ini yang berada pada lantai rumah,

diterapkan pada lantai bagian depan Rumah Kisi yang

berhubungan langsung dengan ruang luar. Peletakan

pada posisi bawah dipertahankan agar orang asing

yang akan bertandang ke rumah melihat dan menginjak

ornamen tersebut, tetap dipertahankan. Karena fungsi

tersebut masih ada, maka fungsinya juga bisa diartikan

sebagai ornamen pola lantai. Material yang digunakan

adalah ukiran kayu yang dilapisi kaca dan diselingi

dengan bahan keramik.

Bentuk ukiran pada ornamen yang asli distilisasikan

kemudian unsur desain diubah menjadi perulangan.

Sumber: Dokumentasi pribado

Proses Transformasi ornamen Tupak Salah

Silima-lima

Proses Transformasi ornamen Bindu

Matagah

Potongan Rumah Kisi

Perspektif Rumah Kisi

Tampak Rumah Kisi