analisis peran metabolisme serat dalam mencegah dan mengatasi obesitas

8
 Review Analisis Peran Metabolisme Serat Dalam Mencegah dan Mengatasi Obesitas Muhammad Musyafa’ Al Faruq 1 , Nurzhafarina Sajidah 1 , Rifa Fauziyyah Arroyan 1 , Tri Oktaviani 1 1 Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Ilmu Hayati, Universitas Surya ABSTRAK Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak secara abnormal atau berlebihan yang dapat menimbulkan resiko bagi kesehatan. Ukuran kasar sebagai parameter obesitas adalah body mass index (BMI). Apabila seseorang memiliki BMI bernilai 30 atau lebih, maka orang tersebut dinyatakan menderita obesitas. Saat ini, jumlah penderita ob esitas di dunia terus meningkat, tidak hanya di Negara maju, tetapi juga di Negara berkembang. Salah satu cara untuk mencegah dan mengatasi obesitas adalah dengan konsumsi serat pangan secara teratur. Serat pangan memiliki sifat yang bulky dan viskositas yang tinggi. Sifat tersebut akan membuat seseorang yang mengkonsumsi serat menjadi cepat kenyang dan mencegah terjadinya konsumsi energy berlebih. Selain itu, serat pangan juga memiliki kepadatan energi per satuan berat yang lebih rendah dibandingkan makanan lain, seperti makanan berlemak. Konsumsi serat secara teratur dapat membantu menjaga keseimbangan energi tubuh.  Kata kunci : Berat badan, Konsumsi, Lemak, Obesitas, Serat. PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan jaman, dengan meningkatnya arus globalisasi secara tidak langsung berdampak pada pola hidup manusia seperti pada pola makan manusia. Kini, manusia cenderung banyak memilih makanan siap saji (fast food) dibandingkan dengan yang diolah sendiri. Ketidakseimbangan komposisi kandungan gizi pada  fast food  cenderung membuat  jalannya metabolisme dalam tubuh kurang maksimal dan menimbulkan berbagai  penyakit seperti Obesitas. Obesitas merupakan penyakit yang diakibatkan karena adanya penumpukan lemak yang berlebihan secara menyeluruh di  bawah kulit dan jaringan lainnya di dalam tubuh. Penyakit ini dapat timbul kapan saja dan sering terjadi pada saat usia remaja. Obesitas merupakan peningkatan total lemak tubuh, yaitu apabila ditemukan kelebihan  berat badan >20% pada pria dan >25% pada wanita karena lemak (Ganong, 2003). Menurut (Purwati, 2007),  berdasarkan kondisi selnya, obesitas digolongkan dalam beberapa tipe yaitu:

Upload: musyafaalfaruq

Post on 06-Jul-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8/17/2019 Analisis Peran Metabolisme Serat Dalam Mencegah Dan Mengatasi Obesitas

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-peran-metabolisme-serat-dalam-mencegah-dan-mengatasi-obesitas 1/8

Review

Analisis Peran Metabolisme Serat Dalam Mencegah dan

Mengatasi ObesitasMuhammad Musyafa’ Al Faruq 1, Nurzhafarina Sajidah 1, Rifa Fauziyyah Arroyan 1,

Tri Oktaviani 1

1Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Ilmu Hayati, Universitas Surya

ABSTRAK

Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak secara abnormal atau berlebihan yangdapat menimbulkan resiko bagi kesehatan. Ukuran kasar sebagai parameter obesitas adalah body

mass index (BMI). Apabila seseorang memiliki BMI bernilai 30 atau lebih, maka orang tersebutdinyatakan menderita obesitas. Saat ini, jumlah penderita obesitas di dunia terus meningkat, tidakhanya di Negara maju, tetapi juga di Negara berkembang. Salah satu cara untuk mencegah danmengatasi obesitas adalah dengan konsumsi serat pangan secara teratur. Serat pangan memilikisifat yang bulky dan viskositas yang tinggi. Sifat tersebut akan membuat seseorang yangmengkonsumsi serat menjadi cepat kenyang dan mencegah terjadinya konsumsi energy berlebih.Selain itu, serat pangan juga memiliki kepadatan energi per satuan berat yang lebih rendahdibandingkan makanan lain, seperti makanan berlemak. Konsumsi serat secara teratur dapatmembantu menjaga keseimbangan energi tubuh.

Kata kunci : Berat badan, Konsumsi, Lemak, Obesitas, Serat.

PENDAHULUANSeiring dengan perkembangan jaman,

dengan meningkatnya arus globalisasi secaratidak langsung berdampak pada pola hidupmanusia seperti pada pola makan manusia.Kini, manusia cenderung banyak memilihmakanan siap saji (fast food) dibandingkan

dengan yang diolah sendiri.Ketidakseimbangan komposisi kandungangizi pada fast food cenderung membuat

jalannya metabolisme dalam tubuh kurangmaksimal dan menimbulkan berbagai

penyakit seperti Obesitas.

Obesitas merupakan penyakit yangdiakibatkan karena adanya penumpukanlemak yang berlebihan secara menyeluruh di

bawah kulit dan jaringan lainnya di dalamtubuh. Penyakit ini dapat timbul kapan sajadan sering terjadi pada saat usia remaja.Obesitas merupakan peningkatan total lemaktubuh, yaitu apabila ditemukan kelebihan

berat badan >20% pada pria dan >25% padawanita karena lemak (Ganong, 2003).

Menurut (Purwati, 2007), berdasarkan kondisi selnya, obesitasdigolongkan dalam beberapa tipe yaitu:

8/17/2019 Analisis Peran Metabolisme Serat Dalam Mencegah Dan Mengatasi Obesitas

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-peran-metabolisme-serat-dalam-mencegah-dan-mengatasi-obesitas 2/8

a) Tipe Hiperplastik, obesitas yang

terjadi karena jumlah sel yang lebih banyak dibandingkan kondisi normal,tetapi ukuran sel-selnya sesuai

dengan ukuran sel normal terjadi padamasa anak-anak.

b) Tipe Hipertropik, obesitas yangterjadi karena ukuran sel yang lebih

besar dibandingkan ukuran selnormal. Obesitas tipe ini banyakmenjangkit orang dewasa.

c) Tipe Hiperplastik dan Hipertropikkegemukan tipe ini terjadi karena

jumlah dan ukuran sel melebihinormal. Kegemukan tipe ini dimulai

pada masa anak - anak dan terus berlangsung sampai setelah dewasa.

Selain itu jenis obesitas juga dapatdigolongkan berdasarkan penyebaran lemakdidalam tubuh, yaitu:

a) Tipe Adroid, ditandai dengan pertumbuhan lemak berlebih

dibagian tubuh sebelah atas yaitusekitar dada, pundak, leher, danmuka. Umumnya dialami pria danwanita yang sudah menopause.Lemak yang menumpuk merupakanlemak jenuh.

b) Tipe Genoid, ditandai dengan penimbunan lemak pada bagian bawah, yaitu sekitar perut, pinggul, paha, dan pantat. Umumnya banyak

diderita oleh perempuan. Jenistimbunan lemaknya adalah lemaktidak jenuh.

Dengan meningkatnya angka obesitasdari tahun ke tahun maka karya tulis inidibuat untuk menganalisis peran

metabolisme serat di dalam tubuh sebagaiupaya preventif & representatif Obesitas.

PREVALENSI OBESITAS DI

DUNIAJumlah penderita obesitas di dunia

saat ini semakin meningkat. Pada tahun 2010,obesitas diestimasikan telah menyebabkankematian pada 3-4 juta orang di dunia.Prevalensi obesitas di dunia telah meningkatsecara substansial dalam tiga dekade terakhir,dengan variasi dan trend yang berbeda ditiap-tiap negara. Di negara maju, peningkatanobesitas yang dimulai pada 1980-an telahmelemah dalam 8 tahun terakhir. Sebaliknya,data menunjukkan bahwa ada kemungkinan

prevalensi obesitas di negara berkembangakan terus meningkat, di mana hampir duadari tiga orang berisiko mengalami obesitas.Diperkirakan sebanyak 62% penderitaobesitas hidup di negara berkembang.

Negara-negara kepulauan di Pasifik danKaribia serta negara-negara di Timur Tengah

dan Amerika Tengah telah mengalamitingkat kelebihan berat badan dan obesitasyang tinggi (Marie, et al., 2014)

Jumlah prevalensi obesitas di duniasemakin meningkat dari tahun ke tahun. Padatahun 1980, jumlah individu yang menderitaobesitas adalah sebanyak 857 juta jiwa.Jumlah ini terus meningkat hingga padatahun 2013 jumlah individu yang menderita

obesitas mencapai angka 2,1 milyar jiwa.Secara umum, prevalensi obesitas padawanita lebih tinggi dibandingkan pria. Saatini, obesitas tidak hanya menyerang orangdewasa saja, tetapi juga anak-anak. Sebanyak14% dari total populasi anak-anak di dunia

8/17/2019 Analisis Peran Metabolisme Serat Dalam Mencegah Dan Mengatasi Obesitas

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-peran-metabolisme-serat-dalam-mencegah-dan-mengatasi-obesitas 3/8

dilaporkan mengalami kelebihan berat badanatau obesitas (Marie, et al., 2014).

Di Indonesia sendiri, prevelansiobesitas pada pria dan wanita dewasamasing-masing telah mencapai jumlah 5% -10% dari populasi. Sementara, prevelansiobesitas pada anak-anak dan remaja telahmencapai 5% - 7,5% dari populasi. Jumlahini diperkirakan akan terus meningkat ditahun yang akan datang. Peningkatan besardalam obesitas selama 33 tahun terakhirdiduga disebabkan oleh berbagai faktor,seperti peningkatan asupan kalori, perubahan

dalam komposisi diet, penurunan tingkataktivitas fisik, dan perubahan microbiomedalam usus (Marie, et al., 2014).

POLA KONSUMSI MAKANANBERLEMAK TINGGI SEBAGAISALAH SATU PENYEBABOBESITAS

Terdapat berbagai faktor penyebab

obesitas, antara lain dilihat dari segi asupankonsumsi makanan, gaya hidup, genetik,fisiologi, sosial-ekonomi, psikologis, umur,serta jenis kelamin. Asupan makanan tidaksehat dapat memicu terjadinya obesitas.Makanan tidak sehat yang dimaksud adalahmakanan tinggi kalori yang pada umumnya

bersumber dari jenis makanan olahan serbainstan & cepat saji ( burger, pizza, hot dog ),dan minuman soft drink (Mursito, 2003).

Fakta lainnya, terkait asupan konsumsimakanan tidak sehat sebagai penyebabobesitas yaitu terjadi pada seseorang ketikamasih bayi tidak dibiasakan mengkonsumsiASI, akan tetapi mengkonsumsi susu formulayang tinggi kalori dalam bentuk gula(Sartika, 2011). Gaya hidup berhubungan

dengan aktivitas fisik, semakin sedikitaktivitas fisik yang dilakukan akan semakinriskan terkena diabetes, karena kalori yangterdapat dalam tubuh hanya digunakan

sedikit sehingga akan terdeposisi di dalamtubuh juga kebiasan merokok & meminumalkohol sebagai faktor psikologis. Faktorgenetik juga ikut berperan dalam kegemukan.Sekitar 80% resiko terkena obesitasmengancam pada kedua orangtua yang juga

penderita obesitas, sedangkan sekitar 40%kasus terkena obesitas yaitu jika salah satuorang tuanya obesitas (Khomsan, 2004).Kemudian untuk faktor fisiologi, umur danBMI (Body Mass Indeks ) akan meningkatsesuai bertambahnya umur. Kesejahteraankeadaan eonomi dan sosial juga akanmemberikan kontribusi dalam obesitas.Seseorang pada tingkat status rendah minimmengalami obesitas karena makanan yangsukar didapat. Meskipun obesitas umumterjadi pada tingkat segala jenis umur,obesitas sering terjadi pada kelainan di tahap

pertengahan yaitu ketika perkembanganrangka yang cepat sehingga anak menjadi

besar untuk ukuran seumurnya. Untuk faktorumur, obesitas lebih sering terjadi pada

perempuan dibanding laki-laki terutamasetelah melahirkan dan monopause, akibat

pengaruh faktor endokrin saat terjadi perubahan hormonal (Widhayanti, 2009).

MEKANISME TERJADINYA

OBESITAS DI DALAM TUBUHObesitas dapat didefinisikan sebagai

kelebihan jaringan adiposa. Salah satu penyebab obesitas adalah adanya kelebihan berat badan di dalam tubuh. Adanya pemasukan energi yang lebih besar daripada pengeluaran energi menyebabkan adanya

8/17/2019 Analisis Peran Metabolisme Serat Dalam Mencegah Dan Mengatasi Obesitas

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-peran-metabolisme-serat-dalam-mencegah-dan-mengatasi-obesitas 4/8

akumulasi cadangan lemak di dalam tubuhyang semakin banyak dapat menyebabkanobesitas. Untuk setiap kelebihan energi,sebanyak 9,3 kalori yang masuk ke tubuh

maka sekitar 1 gram lemak akan disimpan.Lemak tersebut kemudian disimpan di

jaringan subkutan dan rongga intraperitoneal,serta hati dan jaringan tubuh lainnya.Perkembangan obesitas pada orang dewasa

juga terjadi akibat penambahan jumlahadiposit dan peningkatan ukurannya.Seseorang dengan obesitas ekstrim dapatmemiliki adiposit sebanyak empat kalinormal, dan setiap adiposit memiliki lipiddua kali lebih banyak dari orang yang kurus(Guyton & Hall, 2007). Obesitas merupakanfaktor resiko terjadinya penyakitdegenerative seperti diabetes melitus tipe 2,hipertensi, kardiovaskular, dan kanker.

Obesitas terjadi karena adanyaketidakseimbangan jumlah kalori yangmasuk dan keluar dari tubuh serta penurunanaktivitas fisik yang menyebabkan

penumpukan lemak di sejumlah bagiantubuh. Pengaturan keseimbangan energidiperankan oleh hipotalamus melalui 3

proses fisiologis, yaitu pengendalian rasalapar dan kenyang, mempengaruhi laju

pengeluaran energi, dan regulasi sekresihormon. Proses penyimpanan energi initerjadi melalui sinyal-sinyal eferen setelahmendapatkan sinyal aferen dari perifer.

Sinyal-sinyal tersebut dapat bersifat anabolik(meningkatkan rasa lapar serta menurunkan pengeluaran energi) dan dapat pula bersifatkatabolik (meningkatkan pengeluaranenergi). Sinyal tersebut terbagi dua yaitusinyal panjang yaitu oleh fat-derived hormonleptin, dan insulin yang mengatur

penyimpanan dan keseimbangan energi,sedangkan sinyal pendek oleh kolesistokinin(CCK) sebagai stimulator dalam peningkatanrasa lapar. (Sherwood, 2012). Apabila asupan

energi melebihi dari yang dibutuhkan, maka jaringan adiposa meningkat disertai dengan peningkatan kadar leptin dalam peredarandarah. Kemudian, leptin merangsanganorexigenic center di hipotalamus untukmenurunkan produksi Neuro Peptida Y(NPY), sehingga terjadi penurunan nafsumakan, dan begitu pula sebaliknya. Akantetapi, hal tersebut tidak terjadi pada

penderita obesitas karena terjadi resistensileptin, sehingga tingginya kadar leptin tidakmenyebabkan penurunan nafsu makan. Haltersebut menyebabkanketidakseimbangannya energi di dalamtubuh, karena energi yang masuk lebih

banyak dibandingkan energi yangdikeluarkan (Jeffrey, 2009).

KONTROL DIET DALAM

MENGATASI OBESITASBerikut adalah beberapa cara yang

dapat dilakukan guna menghindari ataumenyembuhkan penyakit obesitas :

1. Diet.

Diet menjadi salah satu cara yangdapat dilakukan untukmenyembuhkan penyakit obesitas.Diet yang dilakukan denganmengkonsumsi makanan rendahkalori tetapi cukup gizi, yaitu sekitar15 – 20 kalori/kg.bb., dengankomposisi 20% protein, 65%karbohidrat dan 15% lemak (Sutedjo,1985).

8/17/2019 Analisis Peran Metabolisme Serat Dalam Mencegah Dan Mengatasi Obesitas

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-peran-metabolisme-serat-dalam-mencegah-dan-mengatasi-obesitas 5/8

2. Olah Raga.

Dengan melakukan olahraga secararutin, secara tidak langsung dapatmempercepat metabolisme tubuh,

juga dapat membuat kondisi tubuhlebih segar dan dapat menambahestetika. Dengan melakukan olahraga

jumlah kalori yang dikeluarkan tubuhlebih banyak dari pada jumlah kaloriyang masuk sehingga kalori dalamtubuh akan berkurang danmenghindari terjadinya penumpukanlemak dalam tubuh (Danfort, 1985).

3. Obat-obatan.

Obat-obatan yang banyak digunakanuntuk obesitas terdiri dari obat

penahan nafsu makan di antaranyaalah golongan amfetamin, obat yangmeningkatkan/mempercepatmetabolisme tubuh misalnya preparattiroid, obat pemacu keluarnya cairantubuh misalnya diuretika; pencahar.

Namun obat-obat tersebut biladigunakan dalam jangka panjangakan menyebabkan efek sampingsangat merugikan tubuh. Oleh karenaitu penggunaannya sebaiknya disertaikontrol ketat dan sesuai dengan resepdokter (Hedi, 1986).

4. Mengkonsumsi makan berserat

Mengkonsumsi serat larut air (solublefiber) seperti pektin serta beberapahemiselulosa mempunyaikemampuan menahan air dan dapatmembentuk cairan kental dalamsaluran pencernaan. Makanan yangmengandung bayak serat waktu

cernanya lebih lama dalam lambung,sehingga dapat memberikan efek rasakenyang lebih lama sehinggamencegah untuk mengkonsumsi

makanan lebih banyak. Makanandengan kandungan serat kasar yangtinggi biasanya mengandung kalorirendah, kadar gula dan lemak rendahyang dapat membantu mengurangiterjadinya obesitas (Anik, 2010).

PERAN SERAT PANGAN DALAMMENCEGAH OBESITAS

Serat pangan merupakan karbohidratdan lignin yang tidak dapat dicerna olehenzim pencernaan manusia yang dapatdiperoleh dari tanaman, khususnya di bagiandinding sel yang setidaknya terdiri dari 95%serat. Karbohidrat yang termasuk serat

pangan diantaranya adalah selulosa,hemiselulosa, pektin, lignin, gum, β -glucan,fruktan dan pati resisten. Serat panganternyata tidak hanya penting untuk fungsi

saluran pencernaan, tetapi juga dapatmembantu mencegah dan mengatasi berbagai

penyakit, salah satunya obesitas (Gropper &Smith, 2012)

Asupan serat pangan, baik darimakanan maupun suplemen dapatmemberikan manfaat dalam pengurangan

berat badan dan manfaat kesehatan lainnya.Manfaat tersebut dapat muncul dengan

mengonsumsi serat 20-27 gram/hari darimakanan atau 20 gram/hari dari suplemen.Dalam mengatasi masalah berat badan, serat

berperan sebagai penghambat fisiologisuntuk asupan energi dengan setidaknyamenggunakan tiga mekanisme (Heaton,1973) :

8/17/2019 Analisis Peran Metabolisme Serat Dalam Mencegah Dan Mengatasi Obesitas

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-peran-metabolisme-serat-dalam-mencegah-dan-mengatasi-obesitas 6/8

Serat menggantikan energi

dan nutrisi yang tersedia daridiet.

Serat meningkatkan intensitas

mengunyah yang membatasiasupan makanan denganmendorong sekresi air liur danasam lambung, sehinggaterjadi perluasan perut danmeningkatkan rasa kenyang.

Serat mengurangi efisiensi penyerapan usus halus.

Manusia cenderung mengkonsumsi

makanan dengan berat yang konstan.Konsumsi makanan dengan energi yang lebihrendah per satuan berat dan dalam jumlahyang konstan dapat mempromosikan

penurunan berat badan. Makanan tinggi seratmemiliki kepadatan energi yang jauh lebihrendah dibandingkan dengan makanan tinggilemak. Dengan demikian, makanan tinggiserat dapat menggantikan sumber energilainnya. Sifat bulky dan viskositas yangtinggi pada serat pangan bertanggung jawabuntuk mempengaruhi perasaan jenuh dankenyang saat makan. Konsumsi makanankaya serat biasanya akan disertai denganupaya peningkatan intensitas dan waktu

pengunyahan, yang menyebabkan peningkatan rasa kenyang disertai penurunantingkat konsumsi makanan. Konsumsi seratsecara teratur dapat membantu

mengendalikan keseimbangan energi padatubuh. (Slavin, 2008).

PERAN SERAT PANGANDALAM MENGATASIOBESITAS

Pada seseorang yang telah terkenaobesitas melalui pola konsumsi serat selaindapat mengontrol juga dapat menurunkan

berat badan, karena kandungan pektin, betaglucans, gum serta beberapa hemiselulosayang terdapat dalam serat larut air (solublefiber) dimana mampu menahan air dan dapatmembentuk cairan kental dalam saluran

pencernaan, sehingga terjadi reduksi penyerapan zat makanan pada bagian

proksimal akibat serat yang mampu menunda pengosongan makanan dari lambung danmenghambat bercampurnya enzim

pencernaan dengan isi saluran cerna sertadengan adanya cairan kental tersebut dapatmengurangi kandungan asam amino dalamtubuh melalui penghambatan peptida usus(Winarsi, 2001).

Untuk menurunkan berat badan yang

berlebihan (obesitas) makanan yangmengandung serat kasar tinggi dapat menjadisolusinya. Mekanisme yang terjadi dalam

peranan tersebut adalah absorbsi zat makananakan berkurang akibat makanan dalamsaluran pencernaan akan tinggal dalam wakturelatif singkat, memberikan rasa kenyangsehingga menurunkan frekuensi konsumsikuantitas makanan, serta mengandung kalori,gula dan lemak dalam jumlah rendah (Joseph,

2002).

REKOMENDASI BAGIPENDERITA OBESITAS

Salah satu faktor penting penyebabterjadinya obesitas adalah adanya kelebihan

berat badan terutama adanya timbunan lemak

8/17/2019 Analisis Peran Metabolisme Serat Dalam Mencegah Dan Mengatasi Obesitas

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-peran-metabolisme-serat-dalam-mencegah-dan-mengatasi-obesitas 7/8

di dalam tubuh. Maka, direkomendasikanuntuk mengkonsumsi makanan berserat. Halitu karena, dengan mengonsumsi serat makadiharapkan dapat memberikan rasa kenyang

lebih lama sehingga asupan kalori dapatdiatur. Salah satu contohnya adalah seratchitosan dalam minyak ikan. Serat chitosandapat menurunkan kadar kolesterol darahsehingga mengontrol obesitas, yaitu karenagrup amino dari chitosan mengikat molekulnegative seperti lemak dan empedu sehinggamencega penyerapannya di dalam tubuh(Koide, 1998). Menurut sebuah penelitian,dosis yang digunakan adalah 3-6 gram perhari selama 8 minggu secara signifikan dapatmenrunkan total serum kolesterol (188 mg/dlmenjadi 177 mg/dl) dan kenaikan padakolesterol HDL (51 mg/dl menjadi 56 mg/dl).

Contoh bahan pangan lain yangmengandung serat adalah buah-buahan dansayuran, serealia dan hasil olahannya, dan

biji-bijian selain serealia. Serat pangan dari jenis sayuran diantaranya adalah wortelrebus, kangkung, brokoli rebus, labu, jagungmanis, kol kembang, daun bayam, dsb.Sedangkan dari jenis buah-buahandiantaranya adalah alpukat, anggur, apel,

belimbing, jambu biji, jeruk bali, jeruk sitrun,manga, melon, nanas, dsb (Santoso, 2011).Selain keduanya, contoh serat pangan darikacang-kacangan diantaranya adalah kacangkedelai, kacang tanah, kacang hijau, kacang

panjang, dsb. Konsumsi serat pangan yangdianjurkan adalah 30 gram/hari, namunkonsumsi serat rata-rata masyarakatIndonesia adalah 9,9-10,7 gram/hari(Nainggolan & Adimunca, 2005).

ReferensiAnik, H., 2010. Manfaat Serat Pangandalam Menu Makan, Jakarta: UniversitasMercu Buana.

Danfort, E., 1985. Diet and Obesity.s.l.:AmJ Clin Nutrition.

Ganong, F., 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Gropper, S. S. & Smith, J. L., 2012. Advanced Nutrition and Human Metabolism. 6 ed. Belmont: Wadsworth.

Guyton, A. & Hall, J., 2007. Buku Ajar

Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.Heaton, K. W., 1973. Food Fibre As AnObtacle to Energy Intake. The Lancet,Volume 2, pp. 1418-1421.

Hedi, R., 1986. enanggulangan Kegemukandengan Obat-Obatan, Jakarta: FKUI.

Jeffrey, 2009. Stronger Relationshi Betweenentral Adiposity And C Reactve Protein InOlder Women Tahn Men, Source

Menopause. s.l.:s.n.

Joseph, G., 2002. Manfaat Serat MakananBagi Kesehatan Kita. Makalah FalsafahSains, pp. 23-31.

Khomsan, A., 2004. Pengantar Pangan danGizi. Depok: Penebar Swadaya.

Koide, S., 1998. Chitin-chitosan: Properties, benefits and risks.Nutrition Research. s.l.:18 (6): 1091-1101.

Marie, N. et al., 2014. Global, regional, andnational prevalence of overweight andobesity in children and adults during 1980 – 2013 : a systematic analysis for the GlobalBurden of Disease Study 2013. The Lancet

Journal, 384(9945), pp. 766-781.

8/17/2019 Analisis Peran Metabolisme Serat Dalam Mencegah Dan Mengatasi Obesitas

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-peran-metabolisme-serat-dalam-mencegah-dan-mengatasi-obesitas 8/8

Mursito, B., 2003. Ramuan TradisionalUntuk Pelangsing Tubuh. Jakarta: PenebartSwadaya.

Nainggolan, O. & Adimunca, C., 2005. DietSehat Dengan Serat. Cermin Dunia

Kedokteran No. 147. Jakarta: DepartemenKesehatan RI.

Purwati, 2007. Perencanaan Menu Untuk Penderita Kegemukan. Jakarta: PenebarSwadaya.

Santoso, A., 2011. Serat Pangan (Dietary Fiber) Dan Manfaatnya Bagi Kesehatan.[Online]

Available at:http://journal.unwidha.ac.id/index.php/magistra/article/viewFile/74/36[Accessed 12 December 2015].

Sartika, R. A. D., 2011. Faktor RisikoObesitas Pada Anak 5-15 Tahun DiIndonesia. Makara Kesehatan, pp. 37-43.

Sherwood, L., 2012. Fisiologi Manusia dariSel ke Sistem Pembuluh Darah dan Tekanan

Darah. Jakarta: Kedokteran EGC.

Slavin, J. L., 2008. Position of the AmericanDietetic Association : Health Implications ofDietary Fiber. Journal of American Dietetic

Association, Volume 108, pp. 1716-1731.

Sutedjo, 1985. Obesitas, Hubungannyadengan Kesehatan Jantung. SimposiumSehari Pengaruh Kegemukan pada EstestikaTubuh, p. 103.

Widhayanti, R. E., 2009. Efek PendidikanGizi Terhadap Perubahan Konsumsi Energi

dan Indeks Massa Tubuh Pada Remaja Kelebihan Berat Badan, Semarang:Universitas Diponegoro.

Winarsi, H., 2001. Peran Serat Makanan(Dietary Fiber) Untuk MempertahankanTubuh Sehatt. Makalah Falsafah Sains, pp.20-30.