analisis aset - pt indofood cbp sukses makmur tbk
DESCRIPTION
analisis atas aset lancarTRANSCRIPT
Analisis Akuntansi atas Aset Lancar
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
Kelompok 7 :
Nadya Astari 120110100063
Aisha Sevina 120110100068
Nindy P. Deliza 120110100081
Riany Fitria K. P 120110100084
Universitas Padjadjaran
Fakultas Ekonomi
Bandung
2013
BAB I
Profil PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (dahulu PT. Indofood
Sukses Makmur Tbk, PT Gizindo Primanusantara, PT Indosentra
Pelangi, PT Indobiskuit Mandiri Makmur, dan PT Ciptakemas Abadi)
merupakan produsen berbagai jenis makanan dan minuman yang
bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada
tahun 1990 oleh Sudono Salimdengan nama Panganjaya
Intikusuma yang pada tahun 1994 menjadi Indofood. Perusahaan ini
mengekspor bahan makanannya hingga Australia, Asia, dan Eropa.
Dalam beberapa dekade ini PT Indofood Sukses Makmur Tbk
(Indofood) telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total
Food Solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh
tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan
pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di
rak para pedagang eceran.
Anak perusahaan dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
adalah antara lain sebagai berikut:
PT Indofood Fritolay Makmur (berpatungan dengan PepsiCo)
PT Nestlé Indofood Citarasa Indonesia (berpatungan dengan Nestlé)
PT Indolakto
PT PepsiCola Indobeverages (berpatungan dengan PepsiCo)
PT Sari Incofood Corporation (berpatungan dengan Incofood Corporation)
PT Quaker Indonesia (berpatungan dengan Quaker Oats Company)
PT Surya Rengo Container
PT Indomarco Adi Prima (Distribution)
2 | P a g e
Visi Perusahaan
“Menjadi Perusahaan Total Food Solutions”
Misi Perusahaan
Kami berkomitmen untuk mennyediakan produk dan jasa makanan
(berbasis pertanian) bermerek yang berorientasi pasar dan Pelanggan yang
inovatif dan berkualitas tinggi. Kami berusaha untuk memberikan kepuasan,
memenuhi kebutuhan kesehatan dan gizi Masyarakat; memberikan nilai
(manfaat) optimal bagi pelanggan kami, pemilik modal, pekerja dan
masyarakat pada umumnya.
1. Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan Indofood, proses
produksi Indofood, dan teknologi Indofood.
2. Menyediakan produk yang berkualitas tinggi, inovatif dengan harga
terjangkau, yang merupakan pilihan pelanggan.
3. Memastikan ketersediaan produk bagi pelanggan domestik maupun
international.
4. Memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup bangsa
Indonesia, khususnya dalam bidang nutrisi.
5. Meningkatkan stakeholder’s value secara berkesinambungan.
3 | P a g e
BAB II
Landasan Teori
Aset merupakan sumber daya yang dikuasai oleh suatu perusahaan
dengan tujuan menghasilkan laba. Ada beberapa pendapat mengenai pengertian
dari aset itu sendiri,yaitu :
1. FASB mendefinisikan aset dalam rerangka konseuptual sebagai
berikut (SFAC No. 6, prg 25):
Aset are probable future economic benefits obtained or controlled
by a particular entity as a result of past transactions or events.
2. IASC mendefiniskan sebagai berikut :
An asset is a resource controlled by the enterprise as a result of
past event from wich future economic benefit are expeced to flow
to enterprise.
Dengan berbagai jenis pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat tiga karakteristik utama yang harus dipenuhi agar suatu objek dapat
diklasifikasikan sebagai aset yaitu : (a) memberikan manfaat ekonomi di masa
datang, (b) dikuasai atau dikendalikan oleh entitas, dan (c) timbul akibat
transaksi masa lalu.
Pada dasarnya aset dapat digolongkan ke dalam dua kelompok, yaitu aset
lancar (current assets) dan aset tidak lancar (non-current assets).
Aset lancar merupakan sumber daya atau klaim atas sumber daya yang
dapat langsung diubah menjadi kas sepanjang siklus operasi perusahaan.
Berdasarkan PSAK 1, suatu entitas mengklasifikasikan suatu objek sebagai aset
lancar, jika :
a. Entitas mengharapkan akan merealisasikan aset, atau
bermaksud untuk menjual atau menggunakannya dalam siklus
operasi normal
b. Entitas memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan
4 | P a g e
c. Entitas mengharapkan akan merealisasi aset dalam jangka
waktu 12 bulan setelah periode pelaporan, atau
d. Kas atau setara kas (seperto uang dinyatakan dalam PSAK 2:
Laporan Arus Kas) kecuali aset tersebut dibatasi
pertukarannya atau penggunaannya untuk menyelesaikan
liabilitas sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode
pelaporan.
Berdasarkan klasifikasi di atas, objek yang digolongkan sebagai aset lancar adalah
kas, setara kas, efek, piutang, derivatif, persediaan, dan bebas diterima dimuka.
Aset tidak lancar merupakan sumber daya atau klaim atas sumber daya
yang diharapkan dapat memberikan manfaat pada perusahaan selama periode
melebihi periode kini. Pengertian aset tidak lancar menurut PSAK 16 adalah aset
berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang
atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif
dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Aset tidak
lancar mencakup properti, pabrik, peralatan, aset tidak berwujud, investasi, dan
beban-beban yang ditangguhkan.
A. Kas dan setara kas
Kas merupakan aset yang paling likuid. Kas terdiri atas saldo kas (cash on
hand) dan rekening giro (demand deposits). Kas mencakup mata uang, deposito
dasa, money orders, dan cek.
Setara kas (cash equivalent) berdasarkan PSAK 2 adalah investasi yang
sifatnya sangat likuid, berjangka pendek, dan yang cepat dapat dijadikan kas
dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang
tidak signifikan. Contoh dari setara kas adalah treasury bill (surat berharga yang
dikeluarkan oleh pemerintah AS) jangka pendek, commercial paper, dan dana
pasar uang.
5 | P a g e
Setara kas dimiliki untuk komitmen kas jangka pendek, bukan untuk
investasi atau tujuan lain. Untuk memenuhi persyaratan sebagai setara kas,
suatu investasi harus segera dapat diubah menjadi kas dalam jumlah yang dapat
ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan. Karenanya,
suatu investasi pada umumnya memenuhi syarat sebagai setara kas hanya jika
akan segera jatuh tempo dalam waktu, misalnya tiga bulan atau kurang sejak
tanggal perolehannya. Investasi dalam bentuk saham tidak termasuk setara kas,
kecuali substansi investasi saham tersebut adalah setara kos. Sebagai contoh,
saham preferen yang dibeli dan akan segera jatuh tempo serta tanggal
penebusan (redemption date) telah ditentukan.
Kas dan setara kas erat hubungannya dengan konsep likuiditas (liquidity).
Konsep likuiditas sangat penting dalam analisis laporan keuangan. Likuiditas
berarti jumlah kas atau setara kas yang dimiliki perusahaan dan jumlah kas yang
dapat diperoleh dalam periode singkat. Likuiditas memberikan fleksibilitas untuk
memanfaatkan kondisi perubahan pasar dan untuk bereaksi terhadap tindakan
strategis pesaing. Likuiditas juga terkait dengan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajibannya saat jatuh tempo.
B. Piutang
Piutang (receivables) merupakan nilai hatuh tempo yang berasal dari
penjualan barang atau jasa, atau dari pemberian peminjaman uang. Piutang
termasuk ke dalam aktiva lancar yang diharapkan dapat dikonversi menjadi kas
dalam waktu satu tahun atau dalam satu periode akuntansi. Piutang
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu :
1. Piutang Usaha (Account Receivable)
Piutang usaha mengacu pada janji lisan untuk membayar yang berasal
dari penjualan produk secara kredit. Piutang usaha semacam ini
normalnya diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu yang
6 | P a g e
relative pendek, seperti 30 atau 60 hari. Piutang usaha diklasifikasikan
di neraca sebagai aktiva lancar.
2. Wesel Tagih (Notes Receivable)
Wesel tagih mengacu pada janji tertulis untuk membayar. Wesel
biasanya digunakan untuk periode kredit lebih dari 60 hari. Wesel bisa
digunakan untuk menyelesaikan piutang usaha pelanggan. Bila wesel
tagih dan piutang usaha berasal dari transaksi penjualan maka hal itu
kadang-kadang disebut piutang dagang (trade receivable).
3. Piutang lain-lain
Piutang lain-lain biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca. Jika
piutang ini diharapkan akan tertagih dalam satu tahun, maka piutang
tersebut diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Jika penagihannya lebih
dari satu tahun maka piutang ini diklasifikasikan sebagai aktiva tidak
lancar dan dilaporkan dibawah judul investasi. Piutang lain-lain (other
receivable) meliputi piutang bunga, piutang pajak, dan piutang dari
pejabat atau karyawan perusahaan.
Piutang merupakan aktiva yang penting dalam perusahaan dan dapat
menjadi bagian yang besar dari likuiditas perusahaan. Besar kecilnya piutang
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah volume
penjualan kredit, syarat pembayaran penjualan kredit, ketentuan tentang
pembatasan kredit, kebijaksanaan dalam mengumpulkan piutang, dan kebiasaan
membayar dari para pelanggan.
Kelancaran penerimaan piutang dan pengukuran baik tidaknya investasi
dalam piutang dapat diketahui dari tingkat perputarannya. Perputaran piutang
adalah masa-masa penerimaan piutang dari suatu perusahaan selama periode
tertentu. Perputaran piutang akan menunjukkan berapa kali piutang yang timbul
sampai piutang tersebut dapat tertagih kembali ke dalam kas perusahaan.
Seorang ahli mengatakan bahwa posisi piutang dan taksiran waktu
pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang
7 | P a g e
tersebut (turn over receivable), yaitu dengan membagi total penjualan kredit
(netto) dengan piutang rata-rata.
Dalam piutang kita mengenal adanya risiko kolektibilitas yang merupakan
sebagian besar penyisihan piutang tak tertagih berdasarkan pengalaman masa
lalu. Risiko kolektibilitas dapat diperiksa dengan cara:
Membandingkan persentase piutang terhadap penjualan perusahaan
pesaing dengan perusahaan yang sedang dianalisis
Memeriksa konsentrasi pelanggan. Risiko meningkat jikan piutang
terkonsentrasi pada satu atau sedikit pelanggan
Menghitung dan menyelidiki tren periode rata-rata kolektibilitas
piutang dibandingkan dengan syarat kredit pelanggan untuk industri
yang bersangkutan
Menentukan bagian piutang yang merupakan pengalihan atau
perpanjangan (renewal) dari piutang atau wesel tagih masa lalu
C. Persediaan
Persediaan (inventory) merupakan bawang yang dijual dalam aktivitas
operasi normal perusahaan. Dengan pengecualian organisasi jasa tertentu,
persediaan merupakan aset inti dan pending dalam perusahaan. Persediaan
harus diperhatikan karena merupakan komponen utama dari aset operasi dan
langsung memengaruhi perhitungan laba.
Pengertian persediaan mernurut PSAK 14 adalah aktiva yang tersedia
untuk dijual dalam kegiatan usaha normal; dalam proses produksi dan atau
dalam perjalanan; atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk
digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Persediaan dinilai untuk menentukan laba perusahaan dengan cara
membandingkan antara pendapatan yang diterima dengan biaya yang
dikeluarkan. Nilai persediaan dapat ditentukan dengan menggunakan metode
FIFO, LIFO dan Weighted Average dikenal dengan metode Average Cost.
8 | P a g e
1. FIFO
Metode ini menilai persediaan sesuai dengan arus barang karena nilai
persediaan yang pertama diperoleh atau pembelian terdahulu
langsung dibebankan dalam operasi periode berjalan, sehingga nilai
persediaan yang tersisa adalah pembelian terakhir. Artinya harga
pokokpersediaan akan dibebankan sesuai dengan urutan terjadinya.
2. LIFO
Metode ini menila persediaan yang dibebankan periode berjalan
merupakan nilai persediaan pembelian akhir dan sebelumnya,
sedangkan persediaan merupakan persediaan awal dan pembelian
awal periode. Saat ini metode LIFO sudah tidak digunakan lagi.
3. Average Cost
Metode ini menilai persediaan dengan membebankan nilai pada
periode berjalan atau nilai persediaan pada akhir periode merupakan
nilai yang dirata-ratakan dari saldo awal dan pembelian-pembelian
pada periode tersebut. Artinya persediaan dinilai berdasarkan atas
rata-rata dimana harga tersebut dipengaruhi oleh jumlah barang yang
diperoleh pada masing-masing harganya.
D. Investasi jangka pendek
Kelebihan uang kas dalam suatu perusahaan tidak akan menimbulkan
pendapata, oleh karenanya kelebihan kas sebaiknya diinvestasikan selama masa
tidak terpakainya kas tersebut. Karena jangka waktu tidak dipakainya kas itu
relatif pendek, maka investasinya juga dilakukan dalam bentuk atau dalam
jangka pendek. Investasi jangka pendek bisa dilakukan dalam bentuk deposito,
sertifikat bank atau surat-surat berharga berjangka pendek yaitu saham ( efek
ekuitas) dan obligasi (efek Utang)
9 | P a g e
E. Beban dibayar di muka
Beban dibayar di muka (prepaid expenses) merupakan pembayaran di
muka atas jasa atau barang yang belum diterima. Sebagai contoh adalah
pembayaran di muka untuk sewa, asuransi, utilitas, dan pajak bangunan. Beban
dibayar di muka biasanya dikelompokkan dalam aset lancar karena
mencerminkan jasa yang diberikan yang jika tidak ada akan membutuhkan
penggunaan aset lancar lain.
F. Key Driver
Akun-akun yang menjadi key driver asset dalam laporan keuangan
Indofood tahun 2011 adalah :
Rp % dari total Asset
Kas dan setara kas 13.049.048 53,26%
Piutang usaha pihak ketiga 2.584.084 10,55%
Persediaan - netto 6.536.343 26,68 %
Total Asset 24.501.734 100 %
Angka- angka tersebut hampir menguasai dari jumlah total aset yang
dimiliki Indofood.
10 | P a g e
BAB III
Pembahasan
Secara umum, proporsi aset lancar PT Indofood Sukses Makmur Tbk
antara tahun 2010 dan tahun 2011 tidak berubah secara signifikan. Berikut
adalah laporan keuangan komparatif milik PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
yang digunakan sebagai sumber informasi utama dalam melakukan analisis atas
aset lancar:
PT Indofood Sukses Makmur dan Entitas Anak
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian (Parsial)31 Desember 2011 dan 2010
(disajikan dalam persen)
2011 2010 DifferenceAsetAset LancarKas dan setara kas 53,26% 51,99% 1,26%Investasi jangka pendek 2,35% 2,30% 0,05%Piutang Usaha Pihak ketiga – neto 10,55% 11,19% -0,64% Pihak berelasi 1,34% 0,77% 0,57% Bukan usaha Pihak ketiga – neto 1,61% 0,78% 0,82% Pihak berelasi 1,49% 0,64% 0,84%Persediaan – neto 26,68% 28,11% -1,43%Uang muka dan jaminan 1,25% 1,63% -0,38%Pajak dibayar di muka 0,48% 1,07% -0,59%Beban tanaman tebu ditangguhkan 0,61% 0,89% -0,29%Biaya dibayar di muka dan aset lancar lainnya 0,41% 0,63% -0,22%Total Aset Lancar 100,00% 100,00%
11 | P a g e
PT Indofood Sukses Makmur dan Entitas Anak
Laporan Laba Rugi Konsolidasian (Parsial)31 Desember 2011 dan 2010
(disajikan dalam jutaan kecuali dinyatakan lain)
2011 2010 DifferencePenjualan – neto Rp
45.332.256 Rp 38.403.360
Rp 6.928.896
18,04%
Beban pokok penjualan Bahan baku yang digunakan
Rp 22.633.205
Rp 17.112.392
Rp 5.520.813
32,26%
Beban produksi Rp 8.294.046
Rp 7.027.087
Rp 1.266.959
18,03%
Total beban produksi Rp 30.927.251
Rp 24.139.479
Rp 6.787.772
28,12%
Persediaan barang dalam proses Awal tahun Rp
88.858 Rp 73.667
Rp 15.191
20,62%
Akhir tahun Rp (80.178)
Rp (88.858)
Rp 8.680
-9,77%
Beban pokok produksi Rp 30.935.931
Rp 24.124.288
Rp 6.811.643
28,24%
Persediaan barang jadi Awal tahun Rp
2.116.113 Rp 1.826.389
Rp 289.724
15,86%
Pembelian Rp 2.162.978
Rp 2.081.790
Rp 81.188
3,90%
Akhir tahun Rp (2.465.832)
Rp (2.116.113)
Rp (349.719)
16,53%
Beban pokok penjualan Rp 32.749.190
Rp 25.916.354
Rp 6.832.836
26,36%
Laba kotor Rp 12.583.066
Rp 12.487.006
Rp 96.060
0,77%
Pendapatan bunga Rp 430.397
Rp 146.403
Rp 283.994
193,98%
Laba tahun berjalan Rp 4.891.673
Rp 3.934.808
Rp 956.865
24,32%
PT Indofood Sukses Makmur dan Entitas Anak
Laporan Arus Kas Konsolidasian (Parsial)31 Desember 2011 dan 2010
(disajikan dalam jutaan kecuali dinyatakan lain)
2011 2010 DifferenceArus kas dari aktivitas operasi* Rp Rp Rp -28,91%
12 | P a g e
4.968.991 6.989.734 (2.020.743)Aktivitas kas dari aktivitas investasi
Rp (3.098.274)
Rp (2.080.903)
Rp (1.017.371)
48,89%
Arus kas dari aktivitas pendanaan Rp 782.066
Rp 1.033.719
Rp (251.653)
-24,34%
Kenaikan neto kas dan setara kas Rp 2.652.783
Rp 5.942.550
Rp (3.289.767)
-55,36%
*Dimana hal tersebut didalamnya termasuk:Penerimaan kas dari pelanggan Rp
44.820.937 Rp 37.959.043
Rp 6.861.894
18,08%
Penerimaan penghasilan bunga Rp 436.017
Rp 163.591
Rp 272.426
166,53%
Analisis atas Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas terdiri atas kas, kas di bank, serta deposito berjangka
dengan jangka waktu 3 bulan atau kurang dan tidak digunakan sebagai jaminan
atas pinjaman.
Kas dan setara kas 2011 2010 Difference
Kas Rp 130.552
Rp 114.501
Rp 16.051
14,02%
Kas di bank Dalam Rupiah Rp
3.444.059Rp
4.543.866Rp
(1.099.807)-
24,20% Dalam mata uang asing Rp
708.828Rp
1.731.753Rp
(1.022.925)-
59,07%Total kas di bank Rp
4.152.887Rp
6.275.619Rp
(2.122.732)-
33,83%Setara kas - deposito berjangka Dalam Rupiah Rp
6.598.301Rp
1.707.901Rp
4.890.400286,34
% Dalam mata uang asing Rp
2.167.308Rp
2.341.332Rp
(174.024)-7,43%
Total deposito berjangka Rp 8.765.609
Rp 4.049.233
Rp 4.716.376
116,48%
Total kas dan setara kas Rp 13.049.048
Rp 10.439.353
Rp 2.609.695
25,00%
Pos kas dan setara kas mengalami kenaikan sebesar 25% dimana
kenaikan tersebut disebabkan oleh deposito berjangka yang mengalami kenaikan
13 | P a g e
signifikan sebesar 116.48%. Kenaikan yang signifikan ini bersumber dari
peningkatan investasi perusahaan pada deposito berjangka dalam rupiah yang
meningkat sebesar 286.34%. Kenaikan ini disebabkan oleh pos deposito
berjangka baru milik perusahaan di beberapa bank seperti Bank ICBC Indonesia,
UOB, dan Bank Panin. Selebihnya, terjadi peningkatan saldo pada deposito
berjangka di bank-bank dimana perusahaan telah memiliki akun deposito
berjangka sebelumnya. Penambahan dan pembukaan rekening baru ini
disebabkan oleh naiknya tingkat suku bunga tahunan deposito berjangka dalam
mata uang rupiah, yakni dari 5.00%-7.50% di tahun 2010 menjadi 5.00%-8.50% di
tahun 2011.
Peningkatan kas (cash on hand) sebesar 14.02% turut memicu terjadinya
peningkatan pos kas dan setara kas. Hal ini diakibatkan karena meningkatnya
penjualan yang diimbangi oleh penerimaan kas dari pelanggan serta penagihan
atas piutang usaha yang meningkat selama tahun 2011.
Liquidity Ratio= Current AssetsCurrent Liabilities
Liquidity Ratio 2011= Rp24.501.734Rp12.831.304
=1.91
Perhitungan rasio di atas menunjukkan bahwa indofood sedang dalam
keadaan likuid (di atas 1) dimana indofood secara fleksibel dapat bereaksi
terhadap tindakan pesaing di industri. Selain itu, rasio tersebut juga
memperlihatkan kemampuan indofood dalam membayar kewajiban yang jatuh
tempo sehingga risiko bisnis kecil.
Analisis atas Piutang
Pada saat pengakuan awal, piutang dicatat pada biaya perolehan yang
diamortisasi menggunakan metode tingkat bunga efektif. Jika terdapat bukti
obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut
14 | P a g e
diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas
masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum
terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskontodengan menggunakan
suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang
diberikan memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan
untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang
berlaku.
Piutang Usaha (dalam jutaan rupiah)
2011 2010 Difference
Pihak Ketiga Rp 2.626.549
Rp 2.302.100
Rp 324.449
14,09%
Penyisihan kerugian penurunan nilai piutang usaha
Rp ( 42.465)
Rp (56.123)
Rp 13.658
24,33%
Pihak ketiga – neto Rp 2.584.084
Rp 2.245.977
Rp 338.107
15,05%
Pihak Berelasi Rp 327.719
Rp 154.506
Rp 173.213
112,11%
Total Rp 2.911.803
Rp 2.400.483
Rp 511.320
21,30%
Umur Piutang Usaha 2011 2010 Difference
Lancar dan tidak mengalami penurunan nilai
Rp 2.526.180
Rp 1.973.866
Rp 552.314
27,98%
Telah jatuh tempo:1 – 30 hari Rp
307.498Rp 356.827
Rp (49.329)
-13,82
%31 – 60 hari Rp
37.169Rp 58.186
Rp (21.017)
-36,12
%61 – 90 hari Rp
39.809Rp 15.645
Rp 24.164
154,45%
Lebih dari 90 hari Rp 43.612
Rp 52.082
Rp (8.470)
-16,26%
Total Rp 2.954.268
Rp 2.456.606
Rp 497.662
20,26%
Penyisihan kerugian penuruan nilai piutang usaha
Rp (42.465)
Rp (56.123)
Rp 13.658
24,33%
Piutang usaha – neto Rp 2.911.803
Rp 2.400.483
Rp 511.320
21,30%
15 | P a g e
Kenaikan piutang usaha bersih sebesar 21.30% selama tahun 2011 jika
dibandingkan tahun 2010 mengikuti pertumbuhan penjualan PT Indofood
CBP Sukses Makmur Tbk. Piutang usaha terdiri dari piutang usaha kepada
pihak ketiga dan kepada pihak berelasi. Pihak berelasi adalah anak
perusahaan dan perusahaan afiliasi. Di tahun 2011 Indofood mencadangkan
Rp 42 miliar. Pencadangan ini digunakan untuk menutupi kerugian yang
mungkin muncul dari piutang tidak tertagih. Penghapusbukuan piutang tidak
tertagih hanya dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari direktur
keuangan.
Turnratio
= Total AssetsTotal Account Receivables
Turnratio
2011= Rp53.585 .933Rp2.911.803
=20,12kali
Turnratio
2010=Rp 47.275.955Rp2.400 .483
=19,69kali
Dari perhitungan rasio di atas, periode penagihan piutang secara umum
naik dari 20 kali menjadi 21 kali. Hal ini mengisyaratkan perkembangan karena
akan meningkatkan kinerja dan operasi perusahaan dan berdampak pada kinerja
penjualan serta dapat meningkatkan proses produksi karena perusahaan harus
mempertimbangkan rasio ini untuk mengestimasi barang yang harus diproduksi
dalam segi kuantitas agar produksi perusahaan sejalan dengan permintaan
pelanggan. Naiknya periode penagihan juga berimbas langsung dengan
peningkatan kas yang dimiliki oleh perusahaan.
Analisis atas Investasi Jangka Pendek
Investasi Jangka Pendek (dalam 2011 2010 Difference
16 | P a g e
jutaan rupiah)Aset keuangan tersedia untuk dijualInvestasi jangka pendek Rp
574.800Rp
461.725 Rp
113.07524,48
%
Untuk investasi nilainya naik hampir 24.48%. Memang Indofood sedang
melakukan cukup banyak pembelian pada sekuritas-sekuritas jangka pendek
yang return nya bisa dihasilkan pada tempo yang telah ditentukan perusahaan.
Dilihat dari perbandingan antara carrying value dan fair value dari investasi,
dapat disimpulkan bahwa risiko atas investasi kecil karena tidak ada perubahan
nilai atas investasi (carrying value = fair value).
Analisis atas Beban dibayar di muka
Biaya dibayar dimuka diamortisasi dan dibebankan pada operasi selama
masa manfaatnya. Bagian jangka panjang dari biaya dibayar di muka disajikan
sebagai bagian dari akun ‘Aset Tidak Lancar Lainnya’ pada laporan posisi
keuangan konsolidasian.
Biaya dibayar di muka 2011 2010 Difference
Biaya dibayar di mukaBiaya dibayar di muka dan aset lancar lainnya
Rp 100.310
Rp 125.818
Rp 25.508
-
20,27
%
Nilai beban dibayar di muka Indofood menurun sebesar 20,27% dari
tahun 2010. Hal tersebut terjadi akibat adanya penurunan nilai atau amortisasi.
Analisis atas Persediaan
Persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan
atau nilai realisasi bersih. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan
metode rata-rata bergerak (moving-average) untuk Perusahaan, ICBP dan IFL;
metode rata-rata tertimbang (weighted-average) untuk SIMP dan Entitas Anak
dan IDLK; dan metode first-in, first-out (FIFO) untuk Entitas Anak lainnya.
17 | P a g e
Persediaan 2011 2010 Difference
Persediaan Persediaan – netto Rp
6.536.343Rp
5.644.141 Rp
892.20215,81
%
Dapat dilihat dari laporan laba rugi parsial yang disajikan di awal bab III,
harga pokok penjualan untuk periode 2011 mengalami kenaikan proporsi sekitar
26,36%. Hal ini mengindikasikan adanya kenaikan harga-harga atau disebut
inflasi yang cukup signifikan untuk harga-harga bahan baku. Selain itu, hal ini juga
disebabkan kenaikan jumlah produksi sebagai bentuk harapan manajemen dalam
meningkatkan penjualan di tahun mendatang. Hal ini bisa dilihat dari kenaikan
jumlah persediaan yang dimiliki perusahaan dan pos persediaan akhir yang
dimiliki. Nilai persediaan netto Indofood tahun 2011 meningkat 15,81% bila
dibandingkan dengan tahun 2010.
18 | P a g e