mengenal riba

Post on 18-Jun-2015

2.946 Views

Category:

Education

7 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Riba adalah aqad bathil dengan sifat tertentu, sama saja apakah di dalamnya ada tambahan maupun tidak. Perhatikanlah, anda memahami bahwa jual beli dirham dengan dirham yang pembayarannya ditunda adalah riba; dan di dalamnya tidak ada tambahan.

TRANSCRIPT

MENGENAL

Erwin WahyuRIBA

10 + 5 = …15 - 7 = …8 x 4 = …

36 / 2 = …

ISILAH

10 + 5 = 515 - 7 = 228 x 4 = 2

36 / 2 = 72

TERNYATA

ATURAN

+ jadi –- jadi +x jadi // jadi x

APA

PELAJARANAPA YANG BISA DIAMBIL

MENGENAL RIBA

“Tinggalkanlah tujuh hal yang membinasakan …. (salah satunya adalah) memakan RIBA”

(HR. Bukhari dan Muslim)

“… padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan MENGHARAMKAN RIBA.”

(TQS Al-Baqarah : 275)

Namun …

Sudah terang benderang …Sudah jelas, lugas dan tegas …

MENGAPA ?• Masih banyak umat Islam yang mempraktekkan dan

mengamalkannya ?• Hampir semua orang terlibat tanpa terkecuali?• Bahkan, hampir tidak ada aktivitas ekonomi dan

bisnis saat ini yang bebas dari riba.

Bisa jadi mereka …BELUM FAHAM apa itu RIBA.

Secara literal,

riba bermakna tambahan (al-ziyadah)

Apa itu riba?

Semua tambahan yang tidak disertai dengan adanya pertukaran kompensasi.(Imam Ibnu al-‘Arabiy, Ahkaam al-Quran, juz 1, hal. 321)

RIBA MENURUT ISTILAH:

Tambahan yang dikenakan di dalam mu’amalah, uang,

maupun makanan, baik dalam kadar maupun waktunya.

(Imam Suyuthiy, Tafsir Jalalain, surat al-Baqarah: 275)

RIBA MENURUT ISTILAH:

Menurut syariat, riba adalah aqad bathil dengan sifat tertentu, sama saja apakah di dalamnya ada tambahan maupun tidak. Perhatikanlah, anda memahami bahwa jual beli dirham dengan dirham yang pembayarannya ditunda adalah riba; dan di dalamnya tidak ada tambahan.(Kitab al-Jauharah al-Naiyyirah, juz 2, hal. 298)

Apa itu riba?

“Jika seseorang menghutangkan uang kepada orang lain, janganlah ia menerima hadiah (darinya).” (HR Bukhari)

“Manfaat yang ditarik dari hutang adalah salah satu cabang dari RIBA.” (HR Baihaqi)

“Kamu hidup di dalam sebuah negeri dimana RIBA tersebar luas. Karena itu, jika salah seorang berhutang kepadamu dan ia memberikan sekeranjang rumput atau gandum atau jerami, janganlah kamu terima, karena itu adalah RIBA.”(HR Bukhari)

Rasulullah saw bersabda,“Jika salah seorang di antara kalian memberi hutang (qardh), lalu ia diberi hadiah (oleh pengutang) atau si pengutang membawanya di atas kendaraannya maka jangan ia menaikinya dan jangan menerima hadiah itu, kecuali yang demikian itu biasa terjadi di antara keduanya sebelum utang-piutang itu”(HR. Ibn Majah)

Rasulullah saw bersabda,“Jika salah seorang di antara kalian memberi hutang (qardh), dan si penghutang menawarkan kepadamu makanan, maka janganlah kamu menerimanya. Dan jika penghutang menawarkan tunggangan, janganlah ia menerimanya, kecuali yang demikian itu sudah biasa terjadi di antara keduanya sebelum utang-piutang itu.”(HR. Baihaqi)

BUNGA=

RIBA

?

BUNGA = RIBA ?

Iya, jika kita simpulkan dari hadist-hadist di atas. Tidak ada penafsiran lain.

• Dari Negara, Kantor, Perusahaan, Desa hingga perkumpulan setingkat RT…

• Praktiknya kita bisa temukan di mana-mana…• Di kota, di desa, di kampung pelosok …• Oleh lembaga keuangan, pemerintah maupun

individu per individu …

BUNGA = RIBA ?

JIKA RIBA SUDAH MERATAApakah fakta tersebut mengubah hukum

RIBA menjadi BOLEH dan HALAL ?

MENGAPA ?

Walau sudah FAHAM, tapi tetap tidak mau meninggalkannya?

• Hal ringan• Masalah sepele• Dosanya kecil• Jika yang diambil

kecil, mungkin dianggap tidak berdosa

Alasannya …..

BAGAIMANA DENGAN

Tidak ada batasan apapun mengenai JUMLAH RIBA, semua dianggap sama.

BUNGA KECIL ?

Allah SWT berfirman :“Dan jika kamu bertaubat (dari aktivitas riba) maka bagimu POKOK HARTAMU; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.”(TQS Al Baqarah : 279)

DIMANALETAK MASALAHNYA?

Bukan pada BESAR atau kecilnya BUNGA RIBA, tapi …..

• Karena ummat Islam telanjur menganggap RIBA sebagai permasalahan yang kecil dan sepele.

• Kalaupun dosa, dianggap kecil saja.

• Jadi, bukan permasalahan BESAR yang harus DITAKUTI ummat Islam.

OKELAH kalau begitu …

MARI KITA LIHAT …!

“Orang-orang yang mengambil RIBA tidak dapat berdiri melainkah seperti berdirinya orang

yang kerasukan syetan lantaran (tekanan) penyakit gila.” (TQS Al-Baqarah : 275)

Rasulullah SAW menjelaskan :“Pada waktu aku di mi’rajkan ke langit, aku memandang ke langit dunia, ternyata di sana terdapat banyak orang yang memiliki perut seperti rumah-rumah yang besar dan telah doyong perut-perut mereka. Mereka dilemparkan dan disusun secara bertumpuk di atas jalur yang dilewati Fir’aun. Mereka diberdirikan di dekat api neraka setiap pagi dan sore hari. Mereka berkata : “Wahai rabb kami, janganlah pernah terjadi hari kiamat”. Aku tanyakan, “Hai Jibril, Siapa mereka?”. Jawabnya, “Mereka adalah para PEMAKAN RIBA dari kalangan umatku yang tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kerasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila.”

Rasulullah SAW menjelaskan :“Pada waktu aku di Isra’kan, tatkala kami telah sampai ke langit ke tujuh, aku melihat ke arah atasku, ternyata aku menyaksikan kilat, petir dan badai. Lalu aku mendatangi sekelompok orang yang memiliki perut seperti rumah, didalamnya banyak terdapat ular berbisa yang dapat terlihat dengan jelas dari luar perut mereka. Aku tanyakan, “Hai Jibril, siapa mereka?” Dia menjawab : “Mereka adalah para pemakan RIBA.”

Rasulullah SAW bersabda,“Satu dirham riba yang dimakan oleh seorang laki-laki, sementara ia tahu, lebih berat (dosanya) daripada berzina dengan 36 pelacur.” (HR Ahmad dan ath-Thabrani)

Rasulullah SAW bersabda,“Di dalam riba ada 99 pintu dosa. Yang paling ringan adalah seperti seorang anak laki-laki yang menzinahi ibu kandungnya sendiri.”

“Riba itu mempunyai 73 pintu, sedangkan yang paling ringan adalah seperti seseorang yang menzinahi ibu kandungnya sendiri”(HR.Ibnu Majah dan al-Hakim)

Jadi ?• ZINA adalah DOSA BESAR• Dan TERNYATA ….• DOSA RIBA itu dosanya

jauh LEBIH BESAR daripada dosa ZINA.

• Bahkan berlipat-lipat…• Apalagi zina dengan ibu

kandung sendiri.• Naudzubillah….

TRUS ?Itukan DOSA bagi pemakan (pengambil) RIBA. Seperti rentenir, pemilik bank, dll.• Saya ‘kan bukan rentenir yang memakan riba…• Saya ‘kan bukan pemilik bank…• Saya ‘kan hanya obyek bukan subyek …• Saya ‘kan yang dihutangi bukan yang

menghutangi…

Rasulullah melaknat orang-orang yang terlibat riba. Beliau bersabda, “Hum sawaa’un, mereka itu sama yaitu yang mengambil riba, memberinya, menuliskannya, dan yang menjadi saksinya.” (HR. Muslim dan Bukhari dari Abu Hudzaifah)

Rasulullah saw bersabda,“Apabila perbuatan ZINA dan RIBA telah merajalela di suatu negeri, berarti penduduknya telah mengizinkan turunnya ADZAB ALLAH atas diri mereka.”

Allah SWT berfirman.“Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari bertransaksi riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (menghalalkan riba) maka orang itu adalah PENGHUNI-PENGHUNI NERAKA, mereka kekal di dalamnya.”(TQS Al-Baqarah : 275)

MASUK NERAKA SELAMANYA?• Ancaman ini hanya tertuju

ke yang sudah FAHAM.• Namun, tetap mengulangi

bertransaksi riba karena menolak keharaman riba.

• Tidak ada dosa yang lebih berat, melebihi dosa orang yang dimasukkan neraka selama-lamanya.

• Dosa yang setara dan diberlakukan seperti kepada orang kafir.

BAYANGKAN ….• Jika kita rajin sholat….• Bila kita pun rajin puasa…• Juga gemar shadaqah…• Tidak lupa membayar zakat…• Pun seandainya sudah naik haji…

Namun, hanya gara-gara menghalalkan riba, tempatnya di NERAKA

JENIS-JENIS

RIBA

RIBA NASII`AHTambahan yang diambil karena penundaan pembayaran utang untuk dibayarkan pada tempo yang baru, sama saja apakah tambahan itu merupakan sanksi atas keterlambatan pembayaran hutang, atau sebagai tambahan hutang baru.

Misalnya, si A meminjamkan uang sebanyak 200 juta kepada si B; dengan perjanjian si B harus mengembalikan hutang tersebut pada tanggal 1 Januari 2009; dan jika si B menunda pembayaran hutangnya dari waktu yang telah ditentukan (1 Januari 2009), maka si B wajib membayar tambahan atas keterlambatannya; misalnya 10% dari total hutang. Tambahan pembayaran di sini bisa saja sebagai bentuk sanksi atas keterlambatan si B dalam melunasi hutangnya, atau sebagai tambahan hutang baru karena pemberian tenggat waktu baru oleh si A kepada si B. Tambahan inilah yang disebut dengan riba nasii’ah.

RIBA FADLAL:

Riba yang diambil

dari kelebihan

pertukaran barang

yang sejenis.

“Emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, sya’ir dengan sya’ir, kurma dengan kurma, garam dengan garam, semisal, setara, dan kontan. Apabila jenisnya berbeda, juallah sesuka hatimu jika dilakukan dengan kontan.”(HR Muslim dari Ubadah bin Shamit ra)

“Emas dengan emas, setimbang dan semisal; perak dengan perak, setimbang dan semisal; barang siapa yang menambah atau meminta tambahan, maka (tambahannya) itu adalah riba.”(HR Muslim dari Abu Hurairah)

“Dari Fudhalah berkata: Saya membeli kalung pada perang Khaibar seharga dua belas dinar. Di dalamnya ada emas dan merjan. Setelah aku pisahkan (antara emas dan merjan), aku mendapatinya lebih dari dua belas dinar. Hal itu saya sampaikan kepada Nabi saw. Beliau pun bersabda, “Jangan dijual hingga dipisahkan (antara emas dengan lainnya).”(HR Muslim dari Fudhalah)

“Sesungguhnya Rasulullah saw mengutus saudara Bani Adi al-Anshari untuk dipekerjakan di Khaibar. Kemudian dia datang dengan membawa kurma Janib (salah satu jenis kurma yang berkualitas tinggi dan bagus). Rasulullah saw bersabda, “Apakah semua kurma Khaibar seperti itu?” Dia menjawab, “Tidak, wahai Rasulullah . Sesunguhnya kami membeli satu sha’ dengan dua sha’ dari al-jam’ (salah satu jenis kurma yang jelek, ditafsirkan juga campuran kurma). Rasulullah saw bersabda, “Jangan kamu lakukan itu, tapi (tukarlah) yang setara atau juallah kurma (yang jelek itu) dan belilah (kurma yang bagus) dengan uang hasil penjualan itu. Demikianlah timbangan itu”. (HR Muslim)

RIBA AL-YADD:• Riba yang disebabkan

karena penundaan pembayaran dalam pertukaran barang-barang.

• Dengan kata lain, kedua belah pihak yang melakukan pertukaran uang atau barang telah berpisah dari tempat aqad sebelum diadakan serah terima.

“Emas dengan emas riba kecuali dengan dibayarkan kontan, gandum dengan gandum riba kecuali dengan dibayarkan kontan; kurma dengan kurma riba kecuali dengan dibayarkan kontan; kismis dengan kismis riba, kecuali dengan dibayarkan kontan.”(HR al-Bukhari dari Umar bin al-Khaththab)

“Perak dengan emas riba kecuali dengan dibayarkan kontan; gandum dengan gandum riba kecuali dengan dibayarkan kontan kismis dengan kismis riba, kecuali dengan dibayarkan kontan; kurma dengan kurma riba kecuali dengan dibayarkan kontan“. [Ibnu Qudamah, Al-Mughniy, juz IV, hal. 13]

RIBA QARDL

Meminjam uang kepada seseorang dengan syarat ada kelebihan atau keuntungan yang harus diberikan oleh peminjam kepada pemberi pinjaman.

Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Burdah bin Musa; ia berkata, “Suatu ketika, aku mengunjungi Madinah. Lalu aku berjumpa dengan Abdullah bin Salam. Lantas orang ini berkata kepadaku: ‘Sesungguhnya engkau berada di suatu tempat yang di sana praktek riba telah merajalela. Apabila engkau memberikan pinjaman kepada seseorang lalu ia memberikan hadiah kepadamu berupa rumput kering, gandum atau makanan ternak, maka janganlah diterima. Sebab, pemberian tersebut adalah riba”. [HR. Imam Bukhari]

Imam Bukhari dalam “Kitab Tarikh”nya, meriwayatkan sebuah Hadits dari Anas ra bahwa Rasulullah SAW telah bersabda, “Bila ada yang memberikan pinjaman (uang maupun barang), maka janganlah ia menerima hadiah (dari yang meminjamkannya)”[HR. Imam Bukhari]

Pelarangan riba qardl juga sejalan dengan kaedah ushul fiqh, “Kullu qardl jarra manfa’atan fahuwa riba”. (Setiap pinjaman yang menarik keuntungan (membuahkan bunga) adalah riba”.[Sayyid Saabiq, Fiqh al-Sunnah, (edisi terjemahan); jilid xii, hal. 113]

Terakhir …

Rasulullah SAW bersabda,“Jangan membuatmu takjub, seseorang yang memperoleh harta dari cara haram, jika dia

infakkan atau dia sedekahkan maka tidak diterima, jika ia pertahankan maka tidak

diberkahi dan jika ia mati dan ia tinggalkan harta itu maka akan jadi bekal dia ke

neraka.” (HR ath-Thabarani, ath-Thayalisi dan al-Baihaqi, lafal ath-Thabarani)

REFERENSI

• http://hizbut-tahrir.or.id/2008/11/20/riba-definisi-hukum-dan-macamnya/

• http://hizbut-tahrir.or.id/2007/07/02/bersarnya-dosa-riba/

• http://hizbut-tahrir.or.id/2013/07/16/sj-orang-yang-memakan-riba/

• http://www.titokpriastomo.com/peristiwa/benarkah-pemakan-riba-kekal-di-neraka-penjelasan-atha-abu-rasytah.html

top related