bab ii kepercayaan diri dan semangat kewirausahaan...
Post on 07-Mar-2021
9 Views
Preview:
TRANSCRIPT
17
BAB II
KEPERCAYAAN DIRI DAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN
TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA
A. Kewirausahaan
1. Pengertian Kewirausahaan
Wirausaha berasal dari kata wira yang berarti pahlawan (berani) dan
usaha berarti melakukan kegiatan usaha (bisnis). Dengan demikian
wirausaha dapat didefinisikan sebagai seseorang yang dengan gigih, ulet
dan besunggguh-sungguh berusaha untuk menjalankan sesuatu kegiatan
bisnis dengan tujuan untuk mencapai hasil yang dapat dibanggakan.
Schumpeter sebagaimana dikutip oleh Alma, menyatakan
bahwa:1Wirausahawan adalah individu yang mendobrak sistem ekonomi
yang ada dan menggerakkan perekonomian masyarakat untuk maju ke
depan. Wirausahawan adalah individu-individu yang berani mengambil
resiko, mengkoordinasi, mengelola penanaman modal atau sarana produksi
serta mengenalkan fungsi faktor produksi baru atau yang mampu
memberikan respon secara kreatif dan inovatif.
Rambat berpendapat bahwa, ”Kewirausahaan sebagai suatu proses,
yakni proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan membuat
sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada (inovasi)”. Kewirausahaan adalah
suatu proses yang mengacu pada kreatifitas individu yang direalisasikan
dalam menciptakan usaha baru dengan tujuan kesejahteraan individu dan
nilai tambah bagi masyarakat.2
Pada hakikatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri dan watak seseorang
yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam
dunia nyata.3 Suryana mengungkapkan bahwa, kewirausahaan adalah
1Buchari Alma, Kewirausahaan, (Bandung: Alfabeta, 2005), 21
2Rambat Lupiyoadi, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta: Salemba Empat, 2007), 4
3Moch Endang Djunaeni, Manajemen Bisnis Sebuah Pengantar, (Yogyakarta: Deepublish,
2012), 67
18
kemampuan aktivitas dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber
daya untuk mencari peluang menuju sukses.4
Hendro berpendapat bahwa, kewirausahaan adalah kemampuan untuk
merangkai dan memberdayakan semua yang dimiliki. Perlu disadari bahwa
saat ini pengetahuan akademis saja tidaklah cukup untuk menjadi bekal di
masa depan. Walaupun lulus dengan predikat yang sangat baik, namun bila
pengetahuan (prestasi) akademis tidak dilengkapi dengan kemampuan (skill)
atau keahlian yang lain, hal itu tidaklah cukup.5
Yuyus Suryana berpendapat bahwa, kewirausahaan adalah sifat, watak
dan ciri-ciri yang melekat pada diri seseorang yang mempunyai kemuan
keras untuk mewujudkan gagasan inovatif dalam dunia usaha yang nyata
dan dapat mengembangkannya dengan tangguh.6Kewirausahaan sering
dikaitkan dengan proses, pembentukan atau pertumbuhan suatu bisnis baru
yang berorientasi pada perolehan keuntungan, penciptaan nilai, dan
pembentukan produk atau jasa baru yang unik dan inovatif.
Ropke sebagaimana dikutip oleh Suryana berpendapat bahwa,
kewirausahaan merupakan proses penciptaan suatu yang baru (kreasi baru)
dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang telah ada (inovasi), tujuannya
adalah tercapainya kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat.
Wirausaha mengacu pada orang yang melaksanakan penciptaan kekayaan
dan nilai tambah melalui gagasan baru, memadukan sumber daya dan
merealisasikan gagasan ini menjadi kenyataan. Mekanisme penciptaan
kekayaan dan pendistribusian merupakan hal yang fundamental dalam
pengembangan usaha koperasi.7
4Suryana, Kewirausahaan, Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju Sukses, (Jakarta:
Salemba Empat, 2003), 1 5Hendro, Dasar-Dasar Kewirausahaan, (Jakarta: Erlangga, 2011), 4
6Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, 2010, Kewirausahaan…, 25
7Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, 2010, Kewirausahaan…, 25
19
Dalam konteks bisnis, kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin,
proses penerapan kreativitas dan keinovasian dalam memenuhi kebutuhan
dan peluang.8Para wirausaha merupakan orang yang mempunyai
kemampuan melihat menilai kesempatan-kesempatan dan peluang bisnis,
mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan
dari padanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan untuk
bisa sukses.
Penulis berpendapat bahwa, kewirausahaan merupakan perilaku
semangat, dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda dengan berfikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan
peluang demi memperoleh keuntungan untuk meningkatkan kualitas hidup
agar dapat mencapai kesuksesan dan keberhasilan.
Wirausaha merupakan pilihan yang tepat bagi individu yang
tertantang untuk menciptakan kerja, bukan mencari kerja. Memperhatikan
kondisi sekarang, pembekalan dan penanaman jiwa entrepreneur dapat
memotivasi mahasiswa untuk melakukan kegiatan wirausaha. Pengalaman
yang diperoleh dalam berwirausaha dapat menciptakan lapangan kerja,
sekaligus menyerap tenaga kerja.
2. Teori Kewirausahaan
Seiring berjalannya waktu, kewirausahaan semakin berkembang,
maka lahirlah berbagai macam teori tentang kewirausahaan, akan coba saya
uraikan berbagai teori kewirausahaan, diantaranya adalah sebagai berikut : 9
a. Neo Klasik
Teori ini memandang perusahaan sebagai sebuah istilah teknologis,
dimana manajemen (individu-individu) hanya mengetahui biaya dan
penerimaan perusahaan dan sekedar melakukan kalkulasi matematis
untuk menentukan nilai optimal dari variabel keputusan. Jadi pendekatan
neoklasik tidak cukup mampu untuk menjelaskan isu mengenai
kewirausahaan. Dalam teori ini kemandirian sangat tidak terlihat, wajar
8Elqorni, Kewirausahaan, https://elqorni.wordpress.com/, (Sabtu, 21 November 2015,
08.32). 9Elqorni, Kewirausahaan, https://elqorni.wordpress.com/…(Sabtu, 21 November 2015,
08.32)
20
saja, karena ini memang pada masa lampau dimana belum begitu urgent
masalah kemandirian, namun cukup bisa menjadi teori awal untuk
melahirkan teori-teori berikutnya.
b. Kirzerian Entrepreneur
Dalam teori Kirzer menyoroti tentang kinerja manusia, keuletanya,
keseriusanya, kesungguhanya, untuk swa(mandiri), dalam berusaha,
sehingga maju mundurnya suatu usaha tergantung pada upaya dan
keuletan sang pengusaha. Dari berbagai disiplin ilmu, lahirlah teori
kewirausahaan yang dipandang dari sudut pandang mereka masing-
masing.
c. Teori Ekonomi
Teori ini memandang bahwa lahirnya wirausaha disebabkan karena
adanya peluang, dan ketidakpastian masa depanlah yang akan melahirkan
peluang untuk dimaksimalkan, hal ini berkaitan dengan keberanian
mengambil peluang, berspekulasi, menata organisasi, dan melahirkan
berbagai macam inovasi.
d. Teori Sosiologi
Teori ini lebih mempelajari tentang, asal-usul budaya dan nilai-nilai
sosial disuatu masyarakat, yang akan berdampak pada kemampuanya
menanggapi peluang usaha dan mengolah usaha, sebagai contoh orang
etnis cina dan padang dikenal sebagai orang yang ulet berusaha, maka
fakta dilapangan menunjukkan, bahwa banyak sekali orang cina dan
padang yang meraih kesuksesan dalam berwirausaha.
e. Teori psikologi
Teori ini lebih menekankan pada motif individu yang melatarbelakangi
dirinya untuk berwirausaha, apabila sejak kecil ditanamkan untuk
berprestasi, maka lebih besar kemungkinan seorang individu lebih berani
dalam menanggapi peluang usaha yang diperolehnya.
f. Teori Perilaku
Teori ini menekankan bagaimana seorang wirausahawan harus memiliki
kecakapan dalam mengorganisasikan suatu usaha, memanajen keuangan
dan hal-hal terkait, membangun jaringan, dan memasarkan produk,
dibutuhkan pribadi yang supel dan pandai bergaul untuk memajukan
suatu usaha.
21
B. Wirausaha
1. Pengertian Wirausaha
Machfoedz sebagaimana dikutip oleh Suryana, Wirausaha merupakan
inovator yang mampu memanfaatkan dan mengubah kesempatan menjadi
ide yang dapat dijual dan dipasarkan, memberikan nilai tambah dengan
memanfaatkan upaya, waktu, biaya, kecakapan dengan tujuan mendapatkan
keuntungan. Mereka adalah pemikir mandiri yang memiliki keberanian
untuk berbeda latar belakang dalam berbagai hal yang bersifat
umum.Wirausaha adalah perubahan dalam dunia bisnis yang tidak mudah
menyerah dalam berbagai kesulitan untuk mengejar keberhasilan usaha
yang dirintis secara terencana.10
Meredith sebagaimana dikutip oleh Suryana berpendapat bahwa,
Wirausaha adalah orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai
kesempatan usaha, serta mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan
guna mengambil keuntungan dari padanya dan mengambil tindakan yang
tepat guna memastikan kesuksesan.11
Seorang wirausaha merupakan
seorang yang memiliki dorongan kekuatan dari dalam untuk memperoleh
suatu tujuan, suka mengedepankan eksperimen atau untuk menampilan
kebebasan dirinya diluar kekuasaan orang lain.12
Kasmir berpendapat bahwa: “Entrepreneur adalah orang yang
berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai
kesempatan”.13
Kecerdasan Wirausaha adalah kemampuan seeorang dalam
mengenali dan mengelola diri serta berbagai peluang maupun sumber daya
sekitarnya secara kreatif untuk menciptakan nilai tambah bagi dirinya secara
berkelanjutan. Wirausaha tidak hanya membangun bisnis semata, tetapu
mengubah pola pikir dan pola tindak yang menghasilkan kreativitas dan
inovasi.14
10
Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, 2010, Kewirausahaan…, 26 11
Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, 2010, Kewirausahaan…, 28 12
Buchari Alma, 2005, Kewirausahaan…, 31 13
Kasmir, Kewirausahaan edisi 1,( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), 13 14
Yuyus Suryana dan Kartib Ayu, 2010, Kewirausahaan…, 29
22
Winarno mengungkapkan, kewirausahaan sebagai proses penciptaan
sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang
diperlukan, memikul risiko finansial, psikologi, dan sosial yang
menyertainya, serta menerima balas jasa finansial dan kepuasan pribadi.15
Kewirausahaan dalam pandangan Islam merupakan aspek kehidupan
yang dikelompokkan kedalam masalah muamalah, yaitu masalah yang
berkenaan dengan hubungan yang bersifat horizontal antar manusia dan
tetap akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat. Dalam surat An-Najm
ayat 39-42 mengingatkan kepada manusia:
“Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya,
dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya),
kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling
sempurna, dan sesungguhnya kepada Tuhanmulah kesudahannya (segala
seuatu)”. (Q.S. An-Najm ayat 39-42)
Berusaha dengan bekerja kasar seperti mengambil kayu bakar di hutan
itu lebih terhormat daripada meminta-minta dan menggantungkan diri
kepada orang lain. Begitulah didikan dan arahan Rasulullah Saw. untuk
menjadikan umatnya sebagai insan-insan terhormat dan terpandang, bukan
umat yang lemah dan pemalas.16
Penulis berpendapat bahwa, wirausaha adalah orang yang memiliki
kemampuan melihat peluang untuk memperoleh keuntungan dengan
memanfaatkan kesempatan guna menciptakan usaha baru dengan seluruh
potensi yang dimiliki melalui keberanian mengambil resiko untuk meraih
kesuksesan dalam hidupnya. Wirausaha adalah orang yang memiliki potensi
15
Winarno, Pengembangan Sikap Entrepreneurship dan Intrapreneurship, (Jakarta: Indeks,
2011), 8 16
Husaini A. Majid Hasyim, Syarah Riyadhush Shalihin, terj. Mu‟ammal Hamidy dan
Imron A. Manan, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1993), 347
23
untuk berani mengambil risiko dalam membuka usaha dengan
memanfaatkan segala kemampuannya untuk hidup layak sebagai manusia.
2. Ciri-ciri Karakteristik Wirausaha
Totok S. Wirasaputra berpendapat bahwa, Ciri-ciri Karakteriktik
wirausaha merupakan kepribadian yang harus dimilki seorang wirausaha
untuk selalu berbuat lebih baik lagi dan terus maju. Ciri-ciri karakteristik
wirausaha diantara adalah : 17
a. Visinary (visioner), yaitu mampu melihat jauh kedepan, dengan selalu
melakukan yang terbaik untuk masa depan yang lebih baik. Seorang
wirausaha cenderung kreatif dan inovatif.
b. Positive (Bersikap Positif), bersikap positif mampu membantu seorang
wirausaha selalu berfikir, sehingga mampu mengubah tantangan menjadi
peluang dan selalu berfikir akan sesuatu yang lebih besar.
c. Confident (Percaya Diri), sikap ini akan memandu seseorang dalam
setiap mengambil keputusan dan langkahnya.
d. Genuine (Asli), seorang wirausaha harus mempunyai ide, pendapat, dan
model sendiri. Bukan berarti harus menciptakan sesuatu yang betul-betul
baru dapat saja menjual produk yang sama dengan yang lain, tetapi harus
memberi nilai tambah terhadap produk tersebut.
e. Goal Oriented (berpusat pada tujuan), selalu berorientasi pada tugas dan
hasil. Seorang wirausaha selalu ingin berprestasi, berorientasi pada laba,
tekun, tabah, bekerja keras, dan disiplin untuk mencapai sesuatu yang
ditetapkan.
f. Persistent (tahan uji), harus maju terus, mempunyai tenaga dan semangat
yang tinggi, pantang menyerah, tidak mudah putus asa, dan selalu
bangkit dari kegagalan.
g. Ready to face a risk (siap menghadapi resiko), siap sedia menghadapi
resiko apapun. Harus dihadapi dengan penuh keyakinan dengan
perencanaan dan perkiraan yang matang, sehingga resiko tersebut dapat
diminimalisir.
h. Creative (kreatif menangkap peluang), sikap yang tajam selalu mampu
melihat peluang dan menciptakan peluang. Peluang itu selalu ada.
i. Healthy Competitor (menjadi pesaing yang baik). Berani memasuki
dunia usaha harus berani memasuki dunia persaingan. Persaingan harus
dipandang untuk membuat kita lebih maju untuk bisa bertahan dan
unggul dalam persaingan.
17
Totok S Wiryasaputra, Entrepreneur: Anda Merdeka jadi Bos, (Jakarta: Tridharma
Manunggal, 2004), 3-4
24
j. Domocratic Leader (pemimpin yang demokratis), memiliki
kepemimpinan yang demokratis, mampu menjadi teladan dan inspirator
bagi orang banyak.
Suryana mengemukakan, sejumlah tipikal entrepreneur yang antara
lain mencakup:18
a. Tingkat energi tinggi, para entrepreneur merupakan manusia yang
persisten, bersedia bekerja keras dan berupaya meraih keberhasilan.
b. Kebutuhan tinggi akan prestasi; yaitu termotivasi untuk bertindak secara
individual untuk melaksanakan pencapaian tujuan yang menantang.
c. Toleransi terhadap ambiguitas; bahwa para entrepreneur akan bersedia
menerima resiko, dan mentoleransi situasi yang menunjukkan tingkat
ketidak pastian yang tinggi.
d. Kepercayaan diri; meras diri kompeten dan yakin akan diri mereka
sendiri, serta bersedia mengambil keputusan.
e. Berorientasi pada action; bertindak mendahului munculnya masalah,
dapat menyelesaiakan tugas dengan cepat dan tepat, serta dapat
mengefisienkan waktu.
Penulis berpendapat bahwa, seorang wirausaha harus memiliki
motivasi yang tinggi untuk terus berprestasi, berorientasi kedepan, tanggap
dan kreatif dalam menghadapi perubahan, keyakinan akan kemampuan diri,
serta memiliki jiwa kepemimpinan yang dapat dijadikan tauladan bagi orang
lain.
3. Langkah-langkah Menjadi Wirausaha
Memutuskan berwirausaha tentu bukanlah hal yang mudah. Harus
dipikirkan dan pertimbangan dengan matang. Sulitnya melihat dan
memanfaatkan peluang yang ada membuat kita merasa takut untuk
melakukan sesuatu dan berani mencoba.
Kasmir berpendapat bahwa, langkah awal yang harus dilakukan
ketika berwirausaha adalah: 19
a. Berani memulai
b. Berani menanggung resiko
c. Penuh perhitungan
d. Memiliki rencana yang jelas
18
Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, 2010, Kewirausahaan…, 56 19
Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada, 2006), 8
25
e. Optimis dan penuh keyakinan
f. Tidak cepat puas dan putus asa
g. Memiliki tanggung jawab
h. Memiliki etika dan moral
Penulis berpendapat bahwa, langkah awal menjadi wirausaha adalah
kita harus berani untuk memulai, jangan berfikir bahwa berwirausaha adalah
hal yang sulit. Seorang wirausaha tidak takut akan resiko kegagalan,
berfikirlah bahwa kegagalan adalah hal yang wajar sebagai evaluasi
memperbaiki diri. Perhitungkanlah segala sesuatu dengan matang untuk
meminimalisir dan mengantisipasi sesuatu yang tidak di inginkan.
Optimis dan penuh keyakinan adalah yang terpenting dalam memulai
berwirausaha, jangan cepat merasa puas dan jangan juga berputus asa.
Tanggung jawab, etika dan moral adalah sesuatu yang harus dijunjung
tinggi dalam melakukan usaha sebagai dasar untuk memulai usaha yang
baik sesuai dengan etika yang berlaku.
4. Fungsi dan Peran Wirausaha
Fungsi dan peran wirausaha dibagi menjadi dua pendekatan yaitu
mikro dan makro. Secara mikro, wirausaha memiliki dua peran, yaitu
sebagai penemu dan perencana. Sebagai penemu wirausaha harus bisa
menciptakan sesuatu yang baru seperti produk, ide, tekhnologi dan
sebagainya. Sebagai perencana, wirausaha berperan merancang tindakan
dan usaha baru, merencanakan strategi usaha baru, ide-ide baru dan peluang
dalam meraih sukses. Secara makro, peran wirausaha adalah menciptakan
kemakmuran, pemerataan kekayaan, dan kesempatan kerja yang berfungsi
sebagai mesin pertumbuhan perekonomian suatu Negara.20
Penulis berpendapat bahwa, fungsi dan peran wirausaha dapat dilihat
dalam dua pendekatan yaitu mikro dan makro secara mikro berperan dan
perfungsi sebagai penemu dan perencana. Sedangkan secara makro berperan
20
Suryana. 2003, Kewirausahaan…, 4
26
menciptakan lapangan kerja demi kemakmuran, pemerataan kekayaan, dan
membantu pertumbuhan ekonomi suatu negara.
C. Kepercayaan Diri
1. Pengertian Kepercayaan Diri
Kepercayaan Diri adalah keyakinan pada kemampuan diri. Kita harus
memiliki keyakinan diri bahwa kita akan sukses melakukan suatu pekerjaan,
jangan ragu-ragu, niatkanlah akan bekerja baik dan kemudian berserah diri,
tawakal kepada Yang Maha Kuasa.21 Kepercayaan diri datang dari perasaan
bahwa diri kita mampu melakukan segala seseuatu dengan baik, maka
kepercayaan diri akan meningkat secara alami. Orang yang memiliki
kepercayaan diri adalah orang yang puas dengan dirinya.
Orang yang puas dengan dirinya adalah orang yang merasa
mengetahui dan mengakui keterampilan dan kemampuan yang dimilikinya
serta mampu menunjukkan keberhasilan yang dicapai dalam kehidupan
bersosial. Kepercayaan Diri merupakan suatu keyakinan dalam jiwa
manusia bahwa tantangan hidup apapun harus dihadapi dengan berbuat
sesuatu. Kepercayaan diri datang dari kesadaran seorang individu yang
memiliki tekad untuk melakukan apapun, sampai tujuan yang ia inginkan
dapat tercapai.22
Seseorang dengan kepercayaan diri memiliki keyakinan
terhadap aspek kelebihan yang dimiliki dan keyakinan tersebut membuatnya
merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya.23
Self confidence adalah keyakinan seseorang untuk mampu berperilaku
sesuai dengan yang diharapkan dan diinginkan dan keyakinan seseorang
bahwa dirinya dapat menguasai suatu situasi dan menghasilkan sesuatu yang
positif. Walgito berpendapat bahwa, kepercayaan diri adalah kepercayaan
seseorang pada kemampuan yang ada dalam dirinya. Ciri-ciri individu yang
21
Buchari Alma dan Donni Juni, Pengantar Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2009), 165 22
Barbara Angelis, Canfidance (percaya diri), (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 2000), 10 23
Hakim, T, 2002, Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri…, 6
27
memiliki kepercayaan diri adalah mempunyai sikap yang tenang dan
seimbang dalam situasi sosialnya.24
Penulis berpendapat bahwa, kepercayaan diri adalah keyakinan diri
akan kemampuan yang dimiliki. Kepercayaan diri adalah cermin dari
kepribadian seseorang. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri adalah
orang yang optimis, mandiri, berani mengambil keputusan, bertanggung
jawab, siap dan sigap dalam menghadapi berbagai tantangan. Orang yang
percaya diri telah memenangkan setengah dari permainannya, adapun orang
yang ragu-ragu, dia telah kalah sebelum bertanding.
2. Ciri-ciri Kepercayaan Diri
Toto Tasmara berpendapat bahwa, sikap kepercayaan diri dapat kita
lihat dari beberapa ciri kepribadiannya yang antara lain sebagai berkut : 25
a. Mereka berani untuk menyatakan pendapat atau gagasannya sendiri
walaupun hal tersebut beresiko tinggi, misalnya menjadi seseorang yang
tidak popular atau malah yang dikucilkan.
b. Mereka mampu menguasai emosinya. Ada semacam self regulation yang
menyebabkan dia tetap tenang dan berfikir jernih walaupun dalam
tekanan yang berat.
c. Mereka memeliki independensi (tidak bergantung) yang sangat kuat
sehingga tidak mudah terpengaruh oleh sikap orang lain.
Daradjat menjelaskan bahwa, ciri-ciri seorang wirausaha yang
mempunyai kepercayaan diri adalah: 26
a. Tidak memiliki keraguan dan perasaan rendah diri,
b. Tidak takut memulai sesuatu hubungan baru dengan orang lain,
c. Tidak suka mengkritik dan aktif dalam pergaulan dan pekerjaan,
d. Tidak mudah tersinggung, berani mengemukakan pendapat,
e. Berani bertindak,
f. Dapat dipercayai orang lain dan selalu optimis.
24
Bimo Walgito, Peran Orang Tua Dalam Pembentukan Kepercayaan Diri, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 1993), 7 25
Toto Tasmara, Membudidayakan Etos Kerja Islami, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002),
90 26
Zakiah Darajat, Kesehatan Mental: Cetakan Keduapuluhtiga, (Jakarta: Erlangga,1990), 19
28
Walgito menyatakan bahwa, kepercayaan diri berkembang melalui
interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya lingkungan yang
sosialnya. Lingkungan yang kondusif dapat memberikan kesempatan bagi
individu untuk mengekspresikan ide-ide dan perasaanya, menerima dan
memberikan umpan balik akan menumbuhkan rasa berarti bagi dirinya
sehingga ia memiliki konsep diri yang positif. Individu yang memiliki
konsep diri yang positif akan dapat menghargai dirinya dan memilki harga
diri yang tinggi.27
Para Entrepreneur secara tipikal memiliki keyakinan besar (percaya
diri) terhadap kemampuan mereka untuk mencapai keberhasilan. Mereka
cenderung bersikap optimis, sehubungan dengan kemungkinan-
kemungkinan mereka mencapai sukses dan biasanya optimisme mereka
berdasarkan realita. Percaya diri juga merupakan sifat positif yang
memampukan dirinya untuk mengembangkan nilai positif (optimis)
terhadap diri sendiri, ataupun lingkungannya atau situasi yang dihadapinya
dan merasa memiliki kompetensi (kemampuan), keyakinan serta percaya
bahwa dia biasa melakukan apapun. Sikap ini di dukung oleh adanya
pengalaman , potensi, serta harapan yang realistis terhadap diri sendiri.28
Dari beberapa ciri di atas penulis berpendapat bahwa, kepercayaan diri
merupakan hal terpenting yang harus dimilki setiap manusia. Kepercayaan
diri adalah keyakinan dan sikap seseorag terhadap kemampuan pada dirinya
sendiri dengan menerima apa adanya sisi positif maupun negatif yang
dibentuk melalui proses belajar dengan terus memperbaiki diri. Seseorang
dengan kepercayaan dirinya adalah orang yang mandiri, optimis,
bertanggung jawab, bersikap tenang, mampu berekerja dengan efektif, dapat
melaksanakan tugas dengan baik, serta mempunyai rencana untuk masa
depannya.
27
Bimo Walgito, 1993, Peran Orang Tua Dalam Pembentukan Kepercayaan Diri…, 7 28
J. Winardi, Entrepreneur dan Entrepreneurship, (Jakarta: Kencana,2003), 18
29
Kepercayaan diri adalah modal dasar seseorang dalam memenuhi
berbagai kebutuhan sebagai motivasi untuk melakukan apa yang dia
inginkan. Kekurangan bukanlah pembatas seseorang untuk bisa maju.
Banyak orang yang memilki kekurangan tetapi bisa bangkit dari
kemalangannya dengan kepercayaan dirinya dan termotivasi untuk terus
menjadi yang terbaik dengan mengubah masalah menjadi tantangan.
3. Faktor faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Kepercayaan Diri
a. Faktor internal, meliputi: 29
1) Konsep diri.
Terbentuknya kepercayaan diri pada seseorang diawali dengan
perkembangan konsep diri yang diperoleh dalam pergaulan suatu
kelompok. Konsep diri merupakan gagasan tentang dirinya sendiri.
Seseorang yang mempunyai rasa rendah diri biasanya mempunyai
konsep diri negatif, sebaliknya orang yang mempunyai rasa percaya
diri akan memiliki konsep diri positif.
2) Harga diri.
Harga diri yaitu penilaian yang dilakukan terhadap diri sendiri. Orang
yang memiliki harga diri tinggi akan menilai pribadi secara rasional
dan benar bagi dirinya serta mudah mengadakan hubungan dengan
individu lain. Orang yang mempunyai harga diri tinggi cenderung
melihat dirinya sebagai individu yang berhasil percaya bahwa
usahanya mudah menerima orang lain sebagaimana menerima dirinya
sendiri. Akan tetapi orang yang mempuyai harga diri rendah bersifat
tergantung, kurang percaya diri dan biasanya terbentur pada kesulitan
sosial serta pesimis dalam pergaulan.
3) Kondisi fisik.
Perubahan kondisi fisik juga berpengaruh pada kepercayaan diri.
Penampilan fisik merupakan penyebab utama rendahnya harga diri
dan percaya diri seseorang. Ketidak mampuan fisik pada diri
seseorang dapat menyebabkan rasa rendah diri yang kentara.
4) Pengalaman hidup.
Kepercayaan diri diperoleh dari pengalaman yang mengecewakan
adalah paling sering menjadi sumber timbulnya rasa rendah diri. Lebih
lebih jika pada dasarnya seseorang memiliki rasa tidak aman, kurang
kasih sayang dan kurang perhatian.
29
Holikul Anwar, Holikulanwar.blogspot.co.id/…(Senin, 16 November 2015, 20:00)
30
b. Faktor eksternal meliputi:30
1) Pendidikan.
Pendidikan mempengaruhi kepercayaan diri seseorang. Tingkat
pendidikan yang rendah cenderung membuat individu merasa dibawah
kekuasaan yang lebih pandai, sebaliknya individu yang pendidikannya
lebih tinggi cenderung akan menjadi mandiri dan tidak perlu
bergantung pada individu lain. Individu tersebut akan mampu
memenuhi keperluan hidup dengan rasa percaya diri dan kekuatannya
dengan memperhatikan situasi dari sudut kenyataan.
2) Pekerjaan
Bekerja dapat mengembangkan kreatifitas dan kemandirian serta rasa
percaya diri. Lebih lanjut dikemukakan bahwa rasa percaya diri dapat
muncul dengan melakukan pekerjaan, selain materi yang diperoleh.
Kepuasan dan rasa bangga di dapat karena mampu mengembangkan
kemampuan diri.
3) Lingkungan dan Pengalaman hidup.
Lingkungan disini merupakan lingkungan keluarga dan masyarakat.
Dukungan yang baik yang diterima dari lingkungan keluarga seperti
anggota kelurga yang saling berinteraksi dengan baik akan memberi
rasa nyaman dan percaya diri yang tinggi. Begitu juga dengan
lingkungan masyarakat semakin bisa memenuhi norma dan diterima
oleh masyarakat, maka semakin lancar harga diri berkembang.
Berdasarkan uraian di atas penulis berpendapat bahwa, terdapat dua
faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri pada individu, yaitu faktor
internal dan eksternal. Faktor internal meliputi konsep diri, harga diri dan
keadaan fisik. Faktor eksternal meliputi pendidikan, pekerjaan, lingkungan
dan pengalaman hidup. Pembentukan kepercayaan diri juga bersumber dari
pengalaman pribadi yang dialami seseorang dalam perjalanan hidupnya.
Pemenuhan kebutuhan psikologis merupakan pengalaman yang dialami
seseorang selama perjalanan yang buruk pada masa kanak-kanak akan
menyebabkan individu kurang percaya diri.
30
Hakim, T, 2002, Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri…, 121-122
31
4. Cara Meningkatkan Kepercayaan Diri
Ada beberapa cara-cara untuk dapat meningkatkan kepercayaan diri
adalah sebagai berikut : 31
a. Mengindentifikasi kelebihan dan kelemahan diri
Hal yang perlu diperhatikan ketika ingin meningkatkan kepercayaan diri
adalah menyebab dari rendahnya rasa percaya diri. Meningkatnya rasa
percaya diri ketika seseorang berhasil pada aspek dalam diri yang
penting. Maka dari itu, harus didukung untuk mengidentifikasikan dan
menghargai kompetensi-kompetensi dalam diri.
b. Dukungan dari keluarga dan orang-orang sekitar.
Dukungan emosianal orang lain merupakan pengaruh yang penting bagi
kepercayaan diri. Sumber dukungan alternatif dapat diterima seara
informal seperti dukungan dari orang tua atau teman-teman yang
berpengaruh terhadap dirinya serta dukungan formal melalui program-
program.
c. Meningkatkan Prestasi
Prestasi merupakan salah satu faktor untuk dapat memperbaiki tingkat
rasa percaya diri dalam diri seseorang, dengan mengtahui tugas-tugas
penting untuk mencapai tujuan dan menghasilkan sesuatu yang positif
d. Membangkitkan kemauan yang keras.
Kemauan merupakan dasar untuk membangun kepribadian yang kuat
termasuk rasa percaya diri.
e. Biasakan untuk memberanikan diri.
Kebiasaan memberanikan diri dan berusaha rileks akan mengurangi
ketegangan.
f. Menghilangkan kecemasan.
Rasa cemas pada dasarnya bersifat merusak dan menghancurkan yang
dapat menimbulkan ketidak tenangan maka harus dihilangkan untuk
dapat mencapai tujuan dan cita-cita.
g. Mengatasi rasa takut dengan keyakinan dan menghadapi kenyataan akan
menjadikan diri lebih percaya diri, penuh kemenangan dan keberhasilan.
Penulis berpendapat bahwa, kepercayaan diri terbentuk dan
berkembang ketika kita lebih dulu tahu apa penyebab ketidak percayaan diri
kita. Setiap kelamahan pasti diiringi dengan kelebihan, kita harus lebih
menghargai potensi-potensi yang kita miliki melalui kemauan untuk bekerja
31
Hakim.T, 2002, Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri…, 10
32
keras, kemauan untuk memberanikan diri, mengatasi kecemasan dan rasa
takut adalah salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan diri agar lebih
yakin dalam bertindak untuk dapat mencapai suatu yang diinginkan.
5. Pentingnya Kepercayaan Diri
Kepercayaan Diri dapat membantu meningkatkan keyakinan dan
keberanian individu kerena selalu berada dalam lingkungan. Seseorang
dengan kepercayaan dirinya membuatnya dirinya lebih peka, mampu
memahami lingkungan sekitar sehingga bisa mendapatkan peluang, mampu
mempelajari hal tentang apapun, mencari informasi dalam segala bidang,
dan mendapatkan pengalaman langsung maupun tidak langsung yang
berasal dari cerita atau informasi yang disampaikan orang lain.
Sikap kepercayaan diri dapat membuat seseorang mampu menjalin
hubungan baik dan tidak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
masalah serta memiliki respon dalam berbagai macam kemungkinan untuk
pemecahan masalah yang dihadapi. Seseorang dengan kepercayaan dirinya
selalu mampu menunjukkan rasa percaya dirinya pada kemampuan diri,
bahkan memiliki kecenderungan untuk melibatkan diri secara langsung
dalam berbagai situasi.
Sikap seseorang yang penuh kepercayaan diri adalah sikap penuh
keyakinan untuk maju yang dilandasi dengan kekuatan dan kesabaran, jiwa
penuh yakin bahwa apa-apa yang dikerjakannya akan berhasil walaupun
menghadapi berbagai rintangan dan jiwa yang tidak pernah takut untuk
gagal sehingga membuat dirinya optimis untuk terus maju. Oleh karena itu,
kepercayaan diri sangatlah perlu dimiliki dalam diri seseorang untuk
menunjukkan adanya keyakinan dan kemauan keras bahwa tindakannya
akan membawa keberhasilan disertai dengan kemandirian dan semangat
yang tinggi untuk terus menggali potensi yang ada dalam diri demi
mencapai kesuksesan.32
32
Buchari Alma, Pengantar Bisnis, (Bandung : Alfabeta, 2007), 98
33
Penulis berpendapat bahwa, kepercayaan diri sangatlah penting
sebagai cermin kepribadian seseorang yang benar-benar matang
mengahadapi apapun dalam hidup. Seseorang yang selalu berani tampil,
yakin dalam bertindak, punya berkemaun tinggi, dan tidak takut dengan
resiko apapun dari setiap tindakan yang dilakukan. Seseorang dengan
kepercayaan dirinya adalah orang yang penuh perencanaan, berorintasi
untuk sukses, dan selalu berfikir maju untuk bisa mencapai tujuan hidupnya.
Seseorang yang tidak punya rasa percaya diri bagaikan orang yang kalah
sebelum berperang.
D. Semangat Kewirausahaan
1. Pengertian Semangat Kewirausahaan
Semangat adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat, bersunguh-
sungguh sehingga dengan demikian pekerjaan akan dapat diharapkan lebih
cepat dan lebih baik. Sedangkan semangat kewirausahaan adalah sikap
unggul, pantang menyerah yang timbul dari dalam diri, jiwa pemberani dan
memiliki motivasi yang tingi dalam berwirausaha. 33
Semangat kewirausahaan sangat berperan penting bagi seorang
wirausaha. Sebagai wirausaha (Entrepreneur) harus memiliki rasa semangat
yang tinggi dalam berwirausaha. Orang yang memilki semangat yang tinggi
adalah pekerja keras dan selalu bersedia untuk berupaya ekstra untuk meraih
keberhasilan. Semangat kewirausahaan yang tinggi sebagai (karakteristrik
kewirausahaan) dapat mendorong bahwa dalam dirinya ada potensi untuk
bersikap mandiri dan membiasakan semangat bersungguh-sungguh, ulet
serta berkemauan untuk maju.34
Berwirausaha memang tidak semudah membalikkan telapak tangan,
namun seorang wirausaha harus siap menghadapi dan menjalani berbagai
tantangan dengan mental yang kuat. Seorang wirausaha yang penuh dengan
33
Ayus Ahmad Yusuf dan Amir Hamzah Pengaruh Kepercayaan Diri dan Semangat
Kewirausahaan terhadap Minat Menjadi Wirausaha. …, 169 34
Nanat Fatah Natsir, Etos Kerja Wirausahawan Muslim, (Bandung: Gunung Djati Press,
1999), 59
34
rasa semangat harus berani untuk tampil beda dengan persiapan dan
perencanaan yang mantap serta mampu melihat dan memanfaatkan peluang
yang ada untuk berhasil. Semangat merupakan sumber kekuatan diri yang
mendorong seseorang untuk mencapai tujuan dalam hidupnya.
Dari urain diatas penulis berpendapat bahwa, semangat kewirausahaan
merupakan suatu sikap atau perilaku seseorang dengan keseriusan,
kegigihan, keuletan, dan kesungguhannya untuk melakukan segala sesuatu
dengan ulet dan tekun demi mencapai keberhasilan dalam usahanya sesuai
dengan sasaran dan tujuan. Seseorang dengan semangat kewirausahaanya
akan siap dan sigap menghadapi segala resiko dan tantangan apapun untuk
bisa mengembangkan usahanya.
2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Semangat Kewirausahaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi semangat wirausaha, diantaranya
adalah:
a. Keinginan meniru figur seseorang yang sukses.
Meniru orang sukses bukan hanya sekedar mencari tahu resep sukses
mereka, tetapi juga meniru semangat dan kerja keras mereka. Orang
sukses adalah orang yang memiliki kepribadian positif, maka pelajari
karakter positif mereka, yang membawa mereka pada kesuksesan.
b. Rasa suka terhadap tantangan.
Tantangan dalam hidup bukan merupakan hal yang harus dihindari, tetapi
justru harus dihadapi dengan cerdas dan selalu berfikir positif. Karena
melalui tantangan-tantangan tersebut kita ditempa untuk menjadi lebih
tangguh.
c. Keinginan untuk tetap bertahan hidup.
Hal ini merupakan naluri alamiah manusia, yaitu keinginan untuk
mempertahankan hidupnya atau menyelamatkan hidupnya, karena
keinginan untuk bertahan hiduplah maka kita harus selalu mengasah
kemampuan berfikir untuk mengembangkan hal-hal baru
d. Keinginan untuk memperbaiki taraf hidup yang lebih baik lagi, dari yang
dijalani.
Manusia merupakan sosok yang memiliki kecerdasaan dan perasaan.
Maka selain bertahan hidup, secara naluri manusia juga berkeinginan dan
berusaha untuk membuat hidup lebih nyaman dan lebih baik
35
e. Kegagalan yang dialami dalam meniti karir pekerjaan
Kegagalan merupakan kesuksesan yang tertunda. Kita harus belajar dari
kegagalan kita sehingga muncul semangat baru untuk lebih berhasil.
f. Adanya cita-cita untuk menjadi pengusaha.
Setiap manusia yang hidup pasti mempunyai cita-cita yang ingin digapai.
Cita-cita tersebut merupakan harapan seseorang di masa yang akan
datang, untuk mewujudkan cita-cita menjadi pengusaha, maka kita harus
terus belajar dan berani berusaha.
3. Pentingnya Semangat Kewirausahaan
Berwirausaha tentunya akan ada saat dimana kita mengalami
kegagalan. Pengalaman itulah yang akan mengajarkan kita banyak hal.
Karena pengalaman dapat menimbulkan dorongan atau motivasi dan daya
kritis, kemauan untuk mencoba, disiplin dan kemandirian yang akan
membantu seseorang untuk mengembangkan rasa percaya diri serta
keinginan untuk berprestasi.
Rasulullah dikenal sebagai pribadi yang terus mendorong semangat
wirausaha kepada sahabat-sahabatNya. Rasulullah pernah mejalani hidup
dimasa-masa sulit, tapi beliau punya semangat untuk berkembang
kreativitasnya, usahanya untuk hidup mandiri yang merupakan dasar jiwa
wirausaha.35
Kejujuran dan ketekunan adalah modal yang harus dimilki oleh
seorang wirausaha. Seorang wirausaha harus dapat meyakinkan orang lain
bahwa dirinya memiliki hasrat besar dan semangat yang tinggi untuk
menjadi wirausahawan. Seorang wirausaha juga harus mampu melihat
kesempatan dan peluang besar untuk melayani pasar.
Berusaha sendiri adalah orang yang memiliki pekerjaan sendiri atau
usaha sendiri atau mananggung segala resiko sendiri dan tidak dibantu
orang lain baik anggota keluarga dan orang lain. Seorang wirausaha harus
siap menghadapi tuntutan kerja keras, berani menanggung resiko untuk
gagal dan rugi. Seorang dengan semangat kewirausahaan tidak akan
menyerah dengan keadaan sesulit apapun karena kesiapan mentalnya
35
Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, 2010, Kewirausahaan…, 58-59
36
“bahwa sukses dan gagal memiliki nilai yang sama“. Sebab, berbagai
tantangan itu merupakan pelajaran untuk megembangkan jiwa dan semangat
entrepreneurship yang secara terus menerus harus kita kembangkan.36
Untuk mengembangkan semangat wirausaha kita perlu memiliki sikap
berani dalam menghadapi kegagalan yang terjadi, motivasi tinggi untuk
mengembangkan usaha, gairah kerja karena menyukai sebuah usaha dan apa
yang dikerjakannya, serta imajinasi yang kuat untuk mengasah kreativitas
dan inovasi untuk menentukan sebuah usaha yang mejanjikan dan bisa
menuntun anda menuju jalan kesuksesan yang anda harapkan. Kreativitas
adalah kemampuan untuk menciptakan ide-ide baru, menemukan cara baru
untuk memahami problem-problem yang dihadapi dan memahami adanya
peluang. Sedangkan inovasi merupakan kemampuan untuk menerapkan ide
baru atau memproduksi ide baru.37
Seorang wirausaha yang suskes akan selalu menempuh saat-saat
dimana ia harus bekerja keras membanting tulang dalam merintis usahanya.
Untuk itu dengan semangat wirausaha yang kuat, daya juang dan sasaran
tujuan yang tinggi adalah jalan bagi anda mewujudkan keberhasilan dalam
menjalani usaha anda. 38
Dari uraian di atas penulis berpendapat bahwa, berwirausaha memang
tidak cukup hanya bermodalkan rasa ingin belaka. Berwirausaha harus
merupakan pilihan, lalu menetapkan langkah pasti dan teguh dalam
menjalaninya. Wirausaha harus memiliki keyakinan, cita-cita untuk menjadi
besar diawali dengan langkah-langkah kecil. Untuk itu semangat
kewirausahaan perlu ditamankan agar berbagai tantangan siap untuk kita
hadapi.
36
Basir Barthos, Manajemen Sumber Daya Manusia. Suatu Pendekatan Makro, (Jakarta :
Bumi Aksara,2010) Cetakan ke 9, 75-79 37
Sudaryono, Leardeship: Teori Praktik Kepemimpinan, (Jakarta: Lentera Ilmu Cendikia,
2014), 40 38
Buchari Alma, 2007, Pengantar Bisnis…, 115
37
Berwirasuaha memang memerlukan usaha dan kemauan keras.
Kemauan keras inilah yang dapat menggerakkan motivasi untuk bekerja
dengan sungguh-sungguh. Orang-orang yang berhasil atau bangsa yang
berhasil adalah bangsa yang mau bekerja keras, semangat, tidak takut gagal
ataupun menderita dan terus menerus berjuang untuk memperbaiki
nasibnya. Perbaikan ini bukan hanya dilakukan pada saat memulai saja,
tetapi juga terus dilakukan terus menerus walaupun sudah berhasil.
E. Minat Berwirausaha
1. Pengertian Minat Berwirausaha
Winkel berpendapat bahwa, minat yaitu kecenderungan untuk merasa
tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam
kegiatan-kegitan dalam bidang tersebut.39
Minat merupakan kecenderungan
efektif seseorang untuk membuat pilihan aktifitas. Seseorang yang memiliki
minat cenderung untuk memberikan perhatian atau merasa senang yang
lebih besar terhadap suatu hal atau aktivitas tertentu.
Minat merupakan salah satu aspek psikis manusia yang dapat
mendorong untuk mencapai tujuan. Maka dari itu minat merupakan bagian
dari modal awal seseorang dalam melakukan sesuatu yang ia sukai. Minat
dapat dilihat dari ketersediaan untuk bekerja keras dan tekun untuk
mencapai kemajuan usahanya. Kesediaan menanggung macam-macam
resiko berkaitan dengan tindakan berusaha yang dilakukannya, bersedia
untuk menempuh jalur dan cara baru, kesediaan untuk hidup hemat,
kesediaan dari belajar yang dialaminya. Sikap seseorang yang memiliki
minat yaitu dengan adanya sikap yang cakap, dorongan untuk mencapai
sesuatu sangat tinggi, intensitas atau keinginan terhadap suatu tujuan yang
sangat tinggi, dan kepuasan atas tujuan yang telah dicapai.
39
WS, Winkel dan M.M Srihastuti, Bimbingan dan Konseling di Instituti Pendidikan,
(Yogyakarta: Media Abadi, 2004), 650
38
Bygrave sebagaimana dikutip oleh Yuyus Suryana berpendapat
bahwa, Entrepreneur is the person who perceives an oppottunity and
creates an organization to pursue it. Seorang wirausaha adalah orang yang
mendobrak sistem ekonomi dengan memperkenalkan barang dan jasa baru,
dengan menciptakan organisasi baru, dan mengelola bahan baku yang
baru.40
Para wirausaha merupakan orang yang mempunyai kemampuan
melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber
daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya dan
mengambil tindakan yang tepat demi memastikan kesuksesan.41
Penulis berpendapat bahwa, minat berwirausaha adalah dorongan
yang motivasi seseorang dalam melakukan aktivitas karena ketertarikannya
dan rasa senangnya, serta kesediaan diri untuk mau bekerja keras secara
maksimal dengan segala upaya dan kemampuan berusaha untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Penuh kepercayaan diri melawan rasa takut
menghadapi resiko dan segala tantangan apapun, agar dapat mencapai
kesuksesan yang mendatangkan manfaat bukan hanya bagi diri sendiri tapi
juga bagi orang lain.
2. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Minat
Menurut Alma, terdapat 3 faktor kritis yang berperan dalam minat
berwirausaha, yaitu:42
a. Personal
Yaitu menyangkut aspek-aspek kepribadian seseorang. minat dan
motivasi seseorang membuka bisnis adalah 50% ingin mempunyai
kebebasan dengan berbisnis sendiri, hanya 18% menyatakan ingin
memiliki uang dan 10% menyatakan jawaban membuka bisnis untuk
kesenangan, hobi, tantangan, atau kepuasan pribadi dan melakukan
kreatifitas.
40
Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, 2010, Kewirausahaan…, 27 41
Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, 2010, Kewirausahaan…, 28 42
Buchari Alma, 2007, Pengantar Bisnis…, 9
39
b. Sociological
Yaitu menyangkut masalah hubungan dengan family dan hubungan social
lainnya. Masalah hubungan family ini dapat dilhat dari orang tua,
pekerjaan, dan status social. Fakktor social yang berpengaruh dalam
minat berwirausaha adalah masalah tanggung jawab terhadap keluarga.
c. Environmental
Yaitu menyangkut hubungan dengan lingkungan. Faktor yang berasal
dari lingkungan diantaranya adalah model peran, peluang, aktivitas,
selain itu dipengaruhi juga oleh pesaing, sumber daya, dan kebijakan
pemerintah. Lokasi atau daerah juga turut menjadi faktor dalam
berwirausaha. Daerah yang banyak dijumpai oleh pengusaha-pengusaha
besar maka didaerah tersebut akan dipenuhi oleh kegiatan usaha, seperti
jual beli barang, transportasi, pergudangan, perbankan, dan bebagai jasa
konsultan. Suasana semacam ini sangat berpengaruh kepada masyarakat
untuk menumbuhkan minat berwirausaha.
Suryana berpendapat bahwa, pelaku kewirausahaan dipengaruhi oleh
faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu hak kepemilikan,
kemampuan, dan intensif, sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan.
Kemampuan efektif mencakup sikap, nilai, asprasi dan emosi yang semua
tergantung pada kondisi lingkungan yang ada, sehingga kemampuan
merupakan bagian dari pendekatan kemampuan kewirausahaan.43
3. Pengukuran Minat Berwirausaha
Dewa Ketut Sukardi berpendapat bahwa, bahwasannya seseorang
yang mempunyai minat pada obyek tertentu dapat diketahui dari ucapan dan
tindakan dengan menjawab sejumlah pertanyaan.44
a. Pengungkapan atau Ucapan
Seseorang yang mempunyai minat berwirausaha akan diekspresikan
dengan ucapan atau ungkapan. Misalnya: seseorang mengungkapkan
minat atau pilihannya dalam bidang makanan dan minuman kemudian
mengutarakannya bahwa dia ingin membuka restoran.
b. Tindakan atau Perbuatan
Seseorang akan mengekspresikan minatnya dengan tindakan berkaitan
dengan hal-hal berhubungan dengan minatnya. Misalnya: seseorang yang
43
Suryana, 2003 Kewirausahaan…, 62 44
Dewa Ketut Sukardi, Pendidikan Konseling dalam Bimbingan Karir, (Jakarta: Ghalia
Indonesia,1998), 109
40
memiliki minat berwirausaha akan melakukan tindakan-tindakan yang
mendukung usahanya tersebut.
c. Menjawab Sejumlah Pertanyaan
Minat seseorang dapat diukur dengan menjawab sejumlah pertanyaan
tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu.
Misalnya: apakah anda tertarik dengan usaha yang bergerak dibidang
restoran.
4. Pentingnya Menumbuhkan Minat Berwirausaha
Semakin maju suatu negara dan semakin banyak orang yang terdidik,
dunia wirausaha semakin dirasa sangatlah penting. Hal ini karena
pembangunan akan lebih mantap jika ditunjang oleh wirausahawan yang
handal. Wirausaha merupakan potensi pembangunan bagi suskesnya
pembangunan. 45
Pertumbuhan dan perkembangan bangsa terletak pada kemampuan
dan kemauan sumber daya manusianya sebagai aset utama dan terbesar
dalam mengembangkan potensi bangsa untuk hidup yang lebih baik dengan
mengupayakan daya saing dan keunggulan yang kompetitif yang
mengandalkan kreativitas dan keterampilan SDM, kemampuan tekhnologi,
dan kemampuan manajemen dengan tetap memanfaatkan keunggulan yang
dimilki.46
Peran pendidikan tinggi sangat penting dalam menghasilkan lulusan
yang professional, handal dan berkemampuan tinggi, yang dapat
meningkatkan produktivitas dan efesiensi dalam berproduksi agar industri di
Indonesia berdaya saing tinggi. Sehubungan dengan hal itu, pengembangan
kewirausahaan berguna untuk mendorong minat berwirausaha.
Menumbuhkan minat berwirausaha sangatlah penting agar dapat menambah
jumlah wirausahawan demi suksesnya pembangunan.
45
Rusdiana, Kewirausahaan, Teori dan Praktik, (Bandung: Pustaka Setia, 2014), 17 46
Rusdiana, 2014, Kewirausahaan : Teori dan Praktik…, 19
41
Adapun manfaat sebagai wirausaha yaitu antara lain:
a. Menciptakan lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran.
b. Generasi pembangun lingkungan, bidang produksi, distribusi, dan
kesejahteraan.
c. Tauladan bagi masyarakat lain sebagai pribadi yang unggul, jujur, berani,
dan mandiri.
d. Berusaha memperjuangakan lingkungan dengan mentaati hukum dan
peraturan yang berlaku.
e. Membantu kehidupan sosial sesuai dengan kemampuan.
f. Mendidik diri untuk menajdi orang yang mandiri, disiplin, jujur, tekun,
dan siap menghadapai apapun.
g. Bekerja keras tanpa lupa akan kewajiban.
h. Memelihara keserasian lingkungan baik baik dalam pergaulan maupun
kebersihan lingkungan.
Penulis berpendapat bahwa, dari banyaknya manfaat diatas, diharap
dapat menambah minat masyarakat untuk berwirausaha terhadap
pembangunan bangsa, agar dapat mengatasi kesulitan lapangan kerja,
mengurangi pengangguran, membiasakan seseorang untuk lebih tekun dan
ulet dalam bekerja, berani menghadapi tantangan apapun, dan bekerja keras
untuk kehidupan yang lebih baik.
top related