bab ii landasan teori a. kajian teori 1. konsep media...
TRANSCRIPT
-
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Konsep Media Pembelajaran
a. Pengertian Media
Menurut Gagne dalam Rusman (2013 : 64) mengartikan media
sebagai berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar. Sedangkan menurut Fauzi (2015 : 8)
menyatakan media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi
dari sumber informasi kepada penerima informasi.
Lebih lanjut lagi AECT (Assosiation of Education and
Communication Technology) memberikan batasan media sebagai segala
bentuk saluran yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi dan NEA (National Education Assosiation) media sebagai segala
benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan
beserta instrument yang digunakan untuk kegiatan tersebut (Rusman, 2013
: 64).
Berdasarkan beberapa batasan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa media merupakan segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, membangkitkan
semangat, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong
terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa.
b. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses diantara pembelajar, pengajar, dan
bahan ajar. Pembelajaran juga merupakan suatu kombinasi yang tersusun
meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas perlengkapan dan
prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan dalam
pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh Fauzi (2015 : 8) pembelajaran
adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk pembelajaran siswa
-
7
dalam belajar bagaimana memperoleh dan memproses pengetahuan,
keterampilan dan sikap.
Pada dasarnya istilah pembelajaran digunakan untuk menunjukan
usaha Pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang
ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta
pelaksanaanya terkendali. Sedangkan proses belajar mengajar menurut
Daryanto (2011 : 4) menyatakan pada hakikatnya adalah proses komunikasi
penyamapaian pesan dari pengantar kepenerima.
Media pembelajaran bisa dipahami sebagai media yang digunakan
dalam proses dan tujuan pembelajaran. Pada hakikatnya proses
pembelajaran juga merupakan komunikasi sehingga media pembelajaran
merupakan media komunikasi yang digunakan dalam proses komunikasi
tersebut.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa media pembelajaran merupakan sarana komunikasi yang digunakan
untuk menyampaikan pesan dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
belajar yang sudah direncanakan.
c. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Media cukup banyak macam ragamnya, ada media yang hanya dapat
dimanfaatkan bila ada alat untuk menampilkanya. Adapula yang
penggunaanya tergantung pada hadirnya seorang guru atau pembimbing.
Dari berbagai ragam dan bentuk dari media pembelajaran, pengelompokan
atas media dan sumber belajar dapat juga ditinjau dari jenisnya, Rusman
(2012 : 142) mengatakan ada lima jenis media yang dapat digunakan dalam
pembelajaran, yaitu:
1) Media Visual: Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat
dengan menggunakan indera yang terdiri atas media yang dapat
diproyeksikan dan media yang tidak dapat diproyeksikan yang biasanya
berupa gambar diam atau gambar bergerak.
2) Media Audio: Media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif
yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan para
-
8
peserta didik untuk mempelajari bahan ajar. Contohnya: program kaset
suara dan program radio.
3) Media Audio-Visual: Media yang merupakan kombinasi audio dan
visual atau yang biasa disebut media pandang dengar. Contohnya:
program video, televise instruksional, dan program slide suara.
4) Kelompok Media Penyaji: Media kelompok penyaji dikelompokan ke
dalam tujuh jenis, yaitu: 1) kelompok kesatu; grafis, bahan cetak, dan
gambar diam. 2) kelompok kedua; media proyeksi diam. 3) kelompok
ketiga; media audio. 4) kelompok keempat; media video. 5) kelompok
kelima; media gambar/film. 6) kelompok keenam; media televise, dan
7) kelompok ketujuh; multimedia.
5) Media objek dan media interaktif berbasis komputer. Media objek
merupakan media tiga dimensi yang menyampaikan informasi tidak
dalam bentuk penyajian, melainkan melalui ciri fisiknya sendiri, seperti
ukuranya, bentuknya, beratnya, susunannya, warnanya, fungsinya dan
sebagainya. Sedangkan media interaktif berbasis komputer adalah
media yang menuntut siswa untuk berinteraksi selain melihat dan
mendengarkan.
d. Fungsi Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat dipakai sesuai kebutuhan pengajar atau
siswa artinya, penggunaan media juga digunakan dan disesuaikan dengan
materi yang berkaitan sehingga memperjelas penyajian materi yang
disampaikan oleh guru. Penggunaan media pembelajaran mampu menarik
siswa untuk semakin giat belajar. Motivasi belajar siswa dapat terdorong
jika pelajaran yang diajarkan dapat menarik minat serta membuatnya ingin
mengetahui lebih lanjut, disinilah media memiliki peranan atau fungsi
dalam pembelajaran. Menurut Sudjana dalam Fauzi (2014 : 17) fungsi
media pembelajaran yaitu:
1) Menarik perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi dalam
diri siswa.
-
9
2) Memperjelas makna dari bahan pelajaran sehingga dapat lebih dipahami
oleh siswa.
3) Memvariasikan metode mengajar oleh guru.
4) Menambah kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa.
2. Media ICT
a. Pengertian Media ICT
Menurut Rusman (2012 : 156) mengatakan media ICT atau yang
sering disebut dengan pembelajaran berbasis ICT adalah komponen sumber
belajar yang mengandung materi instruktional dilingkungan siswa yang
berbentuk teknologi informasi dan komunikasi.
Menurut Nunuk (2015 : 4) mengatakan media ICT yaitu media
pembelajaran sarana penyebaran informasi yang berupa perangkat keras,
perangkat lunak, system jaringan, dan infrastruktur komputer maupun
telekomunikasi agar data dapat disebar dan diakses secara global.
Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa media
pembelajaran ICT yaitu media pembelajaran yang mana semua teknologi
yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengolahan,
penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi/data dengan
menggunkan komputer dan telekomunikasi.
b. Jenis Media Pembelajaran Berbasis ICT
ICT mencakup semua teknologi yang dapat digunakan untuk
menyimpan, mengolah, menampilkan, dan menyampaikan informasi dalam
proses komunikasi. Yang termasuk teknologi ini adalah:
1) Teknologi Komputer
Menurut Rusman (2013 : 47) mengatakan peranan komputer
sebagai media pembelajaran menjadi sumber utama dalam
mengimplementasikan program pembelajaran di sekolah. Jadi media
berbasis komputer atau bisa disebut pembelajaran berbantuan komputer
ini memanfaatkan seluruh kemampuan komputer, terdiri dari gabungan
hamper seluruh media, yaitu: teks, grafis, gambar, photo, audio, video
-
10
dan animasi. Seluruh media tersebut secara konvergen akan saling
mendukung dan melebur menjadi satu media yang luar biasa
kemampuanya. Salah satu keunggulan media komputer ini yang tidak
dimiliki oleh berbagai media lain, ialah kemampuanya untuk
memfasilitasi interaktivitas peserta didik dengan sumber belajar yang
ada pada komputer.
2) Teknologi Komunikasi
Menurut Rusman dalam Nunuk (2015 : 5) beberapa bagian
media telekomunkasi adalah telepon seluler dan faximile. Teknologi
komunikasi ini sekarang berkembang semakin pesat. Kini tidak hanya
dalam bentuk telepon seluler dan faximile saja namun bermacam-
macam, seperti handphone, e-mail, facebook, twitter dan lain
sebagainya.
3) Teknologi Jaringan Komputer
Teknologi ini terdiri dari perangkat keras seperti LAN, internet,
wifi, dan lain-lain. Selain itu juga terdiri dari perangkat lunak
pendukungnya atau aplikasi jaringan seperti WEB, e-mail, html, java,
php, aplikasi basis data dan lain-lain.
4) Teknologi Multimedia
Multimedia dapat diartikan sebagai komputer yang dilengkapi
dengan CD player, sound card, speaker dengan kemampuan memproses
gambar gerak, audio, dan grafis dalam resolusi yang tinggi.
c. Pengertian Teknologi Multimedia
Menurut Rusman (2012 : 140) mengatakan bahwa teknologi
multimedia atau yang dikenal dengan pembelajaran berbasis multimedia
adalah kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan computer untuk
membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video
dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan
pemakai untuk melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi dan
berkomunikasi.
-
11
Menurut Sutopo dalam Nunuk (2015 : 5) mengatakan bahwa media
pembelajaran yang termasuk teknologi multimedia adalah kamera digital,
kamera video, player suara, player video dan lain sebagainya. Dalam artiam
multimedia diartikan sebagai komputer yang dilengkapi dengan CD player,
kemampuan memproses gambar, audio, video dan grafis dalam resolusi
yang tinggi.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi
multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan
menggabungkan teks, suara, gambar animasi dan video dengan alat bantu
(tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat melakukan navigasi,
berinteraksi, berkarya, dan berkomunikasi. Dengan menggunakan teknologi
multimedia dalam pembelajaran akan sangat membantu dalam proses
pembelajaran dan memberikan keuntungan dibandingkan media
konvensional.
d. Manfaat Multimedia dalam Pembelajaran
Dalam proses belajar mengajar, hal utama yang harus diperhatikan
oleh seorang guru dalam penggunaan media adalah berkaitan dengan
analisis manfaat dari penggunaan media tersebut. Ada beberapa alasan yang
harus diperhatikan dalam penggunaan media pembelajaran berkaitan
dengan analisis manfaat yang akan diperoleh. Sebagaimana dikemukakan
oleh Sudjana dan Rivai dalam Rusman (2012 : 142) yaitu:
1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
2) Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga
peserta didik tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bagi
guru yang mengajar setiap jam pelajaran.
3) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat mudah
dipahami oleh para peserta didik dan memungkinkan peserta didik
menguasai tujuan pembelajaran lebih baik.
-
12
4) Peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak
hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain, seperti
mengamati melakukan, mendemeonstrasikan, dan lain-lain.
e. Langkah-langkah Menggunakan Multimedia
Multimedia dalam penggunaanya terdapat beberapa langkah seperti
yang diungkapkan oleh Munir (2013 : 155):
1) Tahap Persiapan
a) Siapkan laptop yang di dalamnya telah terangkai komponen-
komponen berbasis multimedia. Ada visualisasi gambar, audio,
VCD-DVD, wereles program serta software lain yang bisa
digunakan dalam pembelajaran.
b) Siapkan infocus untuk memperlihatkan gambar/video kepada siswa,
agar siswa dapat melihat secara menyeluruh
c) Siapkan materi ajar yang akan disampaikan, baik itu gambar atau
berbentuk video yang sesuai dengan apa yang akan disamapaikan
kepada siswa.
2) Tahap Pelaksanaan
a) Siapkan laptop dan infocus, sambungkan laptop keinfocus, lalu buka
materi atau video yang akan ditampilkan pada siswa.
b) Setelah video terlihat oleh siswa guru juga menerangkan secara lisan
apa yang terjadi dalam video tersebut.
c) Untuk mengakhiri pembelajaran dengan menggunakan multimedia,
guru kembali membimbing siswa untuk mengambil kesimpulan
yang baru saja disampaikan
d) Melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa
menguasai materi pembelajaran yang baru saja disampaikan.
f. Kelebihan dan Kelemahan Multimedia
Multimedia dalam pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan
kelemahan. Seperti yang disebutkan oleh Masfiqon (2012 : 189) yaitu:
1) Kelebihan Multimedia
a) Lebih menarik minat siswa.
-
13
b) Lebih efektif dan efisien.
c) Lebih praktis dan materi lebih banyak diserap siswa karena sesuai
modalitas belajarnya
d) Memotivasi peserta didik dalam pembelajaran, karena pembelajaran
dengan menggunakan multimedia lebih menarik dan siswa dapat
berkonsentrasi pada saat belajar.
2) Kelemahan Multimedia
a) Hanya akan berfungsi sebagai hal-hal yang sudah terprogramkan.
b) Memerlukan peralatan (komputer) multimedia.
c) Pengembanganya memerlukan waktu yang cukup lama.
d) Perlu kemampuan pengoprasian.
3. Konsep Minat Belajar
a. Pengertian Minat
Minat belajar adalah kecenderungan jiwa yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas atau kegiatan. Seseorang
yang berminat terhadap suatu aktivitas dan memperhatikan itu secara
konsisten dengan rasa senang (Slameto, 1995 : 20).
Minat dapat menjadi sebab sesuatu kegiatan dan sebagai hasil dari
keikutsertaan dalam suatu kegiatan. Karena itu minat kegiatan adalah
kecenderungan hati untuk belajar untuk mendapatkan informasi,
pengetahuan, kecakapan melalui usaha, pengajaran atau pengalaman.
Menurut Ramayulis (2001 : 91) seperti yang diungkapkan Walgito
minat adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian
terhadap sesuatu dan disertai dengan keinginan untuk mengetahui dan
mempelajarinya maupun membuktikanya.
Melihat dari beberapa pengertian di atas yang dimaksud dengan
minat adalah suatu kecendereungan dan keinginan yang besar terhadap
sesuatu yang disertai dengan perasaan senang, tertarik, pemusatan
perhatian, serta kecenderungan-kecenderungan yang lain yang mengarah
pada suatu pilihan.
-
14
b. Pengertian belajar
Pengertian belajar adalah perubahan tingkah laku yang ditimbulkan
atau diubah melalui latihan atau pengalaman (Soemanto, 2003 : 99).
Menurut Gagne dalam Dahar (2006 : 2) menyatakan belajar dapat
didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisasi berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman.
Menurut pengertian secara psikologis belajar merupakan suatu
proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkunganya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Slameto, 2015
: 2). Sedangkan menurut Rusman (2012 : 85) belajar merupakan suatu
aktivitas yang dapat dilakukan secara psikologis maupun secara fisiologis.
Aktivitas psikologis yaitu aktivitas yang merupakan proses mental misalnya
aktivitas berfikir, memahami, menyimak, membandingkan dan sebagainya.
Sedangkan aktivitas fisiologis yaitu aktivitas yang merupakan proses
penerapan misalnya melakukan eksperimen, latihan, kegiatan praktek dan
sebagainya.
Dari beberapa pengertian belajar tersebut di atas merupakan suatu
proses yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai perubahan tingkah
laku baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalamanya sendiri dalam
interaksi dengan lingkunganya.
Berdasarkan paparan di atas minat belajar adalah aspek psikologi
seseorang yang menampakan diri dalam beberapa gejala, seperti: keinginan,
perasaan suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui
berbagai kegiatan yang meliputi menari pengetahuan dan pengalaman,
dengan kata lain, minat belajar itu adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan
seseorang (peserta didik) terhadap belajar yang ditunjukan melalui
keantusiasan, pertisipasi dan keaktifan dalam belajar.
-
15
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat
Menurut Taufani (2008 : 38) ada tiga faktor yang mendasari
timbulnya minat yaitu:
1) Faktor dorongan dalam, yaitu dorongan dari individu itu sendiri,
sehingga timbul minat untuk melakukan aktivitas atau tindakan tertentu
untuk memenuhinya. Misalnya, dorongan untuk belajar dan
menimbulkan minat untuk belajar.
2) Faktor motivasi sosial, yaitu faktor untuk melakukan suatu aktivitas agar
dapat diterima dan diakui oleh lingkunganya. Minat ini merupan
semacam kompromi pihak individu dengan lingkungan sosialnya.
Misalnya, minat pada studi karena ingin mendapat penghargaan dari
orang tuanya.
3) Faktor emosional, yaitu minat erat hubunganya dengan emosi karena
faktor emosional selalu menyertai seseorang dalam berhubungan
dengan objek minatnya.
Agar siswa memiliki minat untuk belajar, guru harus berusaha
membangkitkan minat siswa agar proses belajar mengajar yang efektif
tercipta di dalam kelas dan siswa mencapai suatu tujuan sebagai hasil dari
belajarnya.
d. Upaya untuk Menumbuhkan Minat Belajar Siswa
Menurut Syah (2002 : 192) bahwa minat dapat mempengaruhi
kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi tertentu. Guru
seyogyanya membangkitkan minat siswa untuk menguasai pengetahuan
yang terkandung dalam bidang studinya dengan cara yang kurang lebih
sama dengan membangun sikap positif.
Mengenai minat ini menurut Sardiman (2009 : 95) dapat
dibangkitkan dengan cara sebagai berikut:
1) Membangkitkan suatu kebutuhan.
2) Menghubungkan dengan persoalan yang lampau.
3) Memberi kesempatan untuk mendapat hasil yang baik.
-
16
4) Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.
Menurut Dalyono (2001 : 56-57) bahwa minat dapat timbul karena
daya tarik dari luar, perasaan senang, dan sikap yang positif yang akan
meningkatkan kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi
tertentu.
Berdasarkan paparan di atas minat belajar bisa tumbuh dari dalam
dan dorongan dari luar yang menumbuhkan rasa senang terhadap pelajaran
yang diikutinya. Dengan perasaan senang maka minat belajar akan tumbuh
dengan sendirinya sehingga materi yang disampaikan guru pada saat proses
pembelajaran bisa dengan mudah diterima siswa.
4. Konsep Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Winkel dalam Purwanto (2016 : 45) hasil belajar adalah
perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah
lakunya, aspek perubahan itu mengacu pada taksonomi tujuan pengajaran
yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Dimyati dan Moedjiono (2006 : 200) mengatakan bahwa hasil
belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak mengajar atau tindak
belajar. Hamalik (2001 : 34) menyebutkan ada tiga teori tentang hasil
belajar yaitu:
1) Teori disiplin formal yang menyatakan bahwa ingatan, sikap, imajinasi
dapat diperkuat melalui latihan akademis.
2) Teori unsur-unsur yang identik yaitu: siswa diberikan respon-respon
yang diharapkan diterapkan dalam situasi kehidupan.
3) Teori generalisasi yaitu: menekankan pada pembentukan pengertian
yang dihubungkan pada pengalaman-pengalamanya.
Dengan memperhatikan beberapa pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat
belajar. perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan
atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar menagajar.
-
17
Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.
Hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif maupun
psikomotorik.
b. Jenis-jenis Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan aspek yang penting dalam proses
pembelajaran. kita dapat mengetahui sejauh mana pemahaman siswa
terhadap pemberian materi melalui hasil belajar. hasil belajar dapat
diketahui melalui penilaian. Bloom dalam Sudjana (2011 : 22)
mengklarisifikasikan jenis-jenis hasil belajar sebagai berikut:
1) Ranah Kognitif
Berhubungan dengan kemampuan berpikir, termasuk di
dalamnya kemampuan menghafal, mengaplikasikan, menganalisis dan
kemampuan mengevaluasi. Ketercapaian hasil belajar dalam ranah
kognitif akan terlihat dari hasil tes yang diujikan. Terdapat enam tingkat
di dalam hasil belajar ranah kognitif, yaitu:
a) Tipe hasil belajar: Pengetahuan
Tipe ini merupakan jenjang kemampuan yang menuntut
peserta didik untuk dapat mengenali atau mengetahui adanya
konsep, prinsip, fakta atau istilah tanpa harus mengerti atau dapat
menggunkannya.
b) Tipe hasil belajar: Pemahaman
Tipe ini merupakan jenjang kemampuan yang menuntut
peserta didik untuk memahami atau mengerti tentang materi
pelajaran yang disampaikan guru dan dapat memanfaatkannya tanpa
harus menghubungkannya dengan hal-al lain. Kemampuan ini
dijabarkan lagi menjadi tiga yaitu menerjemahkan, menafsirkan, dan
mengekstrapolasi.
c) Tipe hasil belajar: Penerapan
Tipe ini merupakan jenjang kemampuan yang menuntut
peserta didik untuk menggunakan ide-ide umum, tat acara ataupun
metode, prinsip, dan teori-teori dalam situasi baru dan konkret.
-
18
d) Tipe hasil belajar: Analisis
Tipe ini merupakan jenjang kemampuan yang menuntut
peserta didik untuk menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu
ke dalam unsur-unsur atau komponen pembentukannya.
Kemampuan analisis dikelompokan menjadi tiga yaitu analisis
unsur, analisis hubungan, dan analisis prinsip-prinsip yang
terorganisasi.
e) Tipe hasil belajar: Sintesis
Tipe ini merupakan jenjang kemampuan yang menuntut
peserta didik, untuk menghasilkan suatu yang baru dengan cara
menggabungkan berbagai faktor. Hasil yang diperoleh dapat berupa
tulisan, rencana atau mekanisme.
f) Tipe hasil belajar: Evaluasi
Tipe ini merupakan jenjang kemampuan yang menuntut
peserta didik untuk dapat mengevaluasi suatu situasi, keadaan,
pernyataan, atau konsep berdasarkan kriteria tertentu.
2) Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli
mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya
bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tinggi. Hasil belajar
ranah afektif akan tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku,
seperti perhatiannya terhadap pembelajaran IPS, keaktifan dalam
pembelajaran, motivasi yang tinggi, serta penghargaan dan rasa hormat
kepada guru mata pelajaran. Yang termasuk dalam ranah afektif adalah:
a) Menerima (attending) peserta didik memiliki keinginan untuk
memperhatikan suatu fenomena khusus. Misalnya keadaan kelas,
berbagai kegiatan sekolah (kegiatan musik, ekstrakulikuler). Disini
guru hanya bertugas mengarakan perhatian peserta didik pada
fenomena yang menjadi objek afektif.
b) Tanggapan (responding) merupakan partisipasi aktif peserta didik,
yaitu sebagai bagian dari perilakunya. Pada kesempatan ini peserta
-
19
didik tidak hanya memperhatikan fenomena khusus tetapi juga
bereaksi terhadap fenomena yang ada. Serta peringkat tertinggi pada
kategori ini adalah minat, yaitu hal-hal yang menekankan pada
pencarian hasil dan kesenangan pada aktifitas khusus. Misalnya
senang bertanya, senang membaca buku, senang membantu sesame
dan lain sebagainya.
c) Menilai (valuing) melibatkan penentuan nilai, keyakinan atau sikap
yang menunjukan derajat internalisasi dan komitmen. Derajat
senangnya mulai dari menerima sesuatu misalnya keinginan untuk
meningkatkan keterampilan, sampai pada tingkat komitmen. Hasil
belajar pada tingkat ini berhubungan dengan perilaku yang konsisten
dan stabil agar nilai dikenal secara jelas. Dalam tujuan
pembelajaran, penilaian ini diklasifikasi sebagai sikap apresiasai
d) Organisasi (organization) antara nilai yang satu dengan nilai yang
lainnya dikaitkan dan konflik antar nilai diselesaikan, serta mulai
membangun system nilai internal yang konsisten. Hasil belajar pada
peringkat ini, misalnya pengembangan filsafat hidup.
e) Karakterisasi (characterization) pada peringkat ini peserta didik
memiliki sistem nilai yang mengendalikan perilaku sampai pada
suatu waktu tertentu hingga terbentuk pola hidup hasil belajar pada
peringkat ini adalah berkaitan dengan tingkat pribadi, emosi dan rasa
sosialisasi.
3) Ranah Psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan
(skill) dan kemampuan bertindak individu. Ranah psikomotorik
berhubungan dengan aktifitas fisik. Ada enam tingkatan dalam ranah
psikomotorik, yaitu:
a) Gerakan reflex (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar).
b) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.
c) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual,
membedakan auditif motoris, dan lain-lain.
-
20
d) Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan
ketepatan
e) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai
pada keterampilan yang kompleks.
f) Kemampuan berkenaan dengan komunikasi non-decursive, seperti
gerakan ekspresif dan interpretative.
Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS yang diukur dalam
penelitian ini adalah hasil belajar yang meliputi aspek kognitif, aspek
efektif, dan aspek pesikomotorik.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Munadi
dalam Rusman (2012 : 124) meliputi faktor internal dan eksternal, yaitu:
1. faktor Internal
a) Faktor Fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kondisi kesehatan
yang prima tidak dalam keadaan lemah dan capek, tidak dalam
keadaan cacat jasmani, dan sebagainya. Hal-hal tersebut dapat
mempengaruhi siswa dalam menerima materi pelajaran.
b) Faktor Psikologis
Setiap individu dalam hal ini siswa pada dasarnya memiliki
kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut
mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi
perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, daya nalar siswa.
2. Faktor Eksternal
a) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor
lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan sosial. Lingkungan
alam meliputi suhu, kelembaban dan lain-lain. Belajar pada tengah
hari di ruang yang memiliki ventilasi udara yang kurang tentunya
akan berbeda suasana belajarnya dengan yang belajar dipagi hari
-
21
yang udaranya masih segar dan di ruang yang cukup mendukung
untuk bernafas lega.
b) Faktor Instrumental
Faktor instrumental adalah faktor yang keberadaanya
dirancang sesuai hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini
diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-
tujuan belajar yang telah direnvanakan. Faktor-faktor ini berupa
kurikulum, sarana, dan guru.
5. Konsep Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SMP/MTs
a. Pengertian Pembelajaran
Hamalik (2010 : 57) mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu
kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan dan prosedur. Suatu kombinasi tersebut saling
mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Unsur manusia yang
terlibat dalam pembelajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainya.
Unsur material antara lain adalah buku-buku, papan tulis, dan kapur. Unsur
fasilitas dan perlengkapan antara lain mencakup ruangan kelas dan
perlengkapan visual. Unsur yang terakhir adalah prosedur. Prosedur dapat
meliputi jadwal dan model penyampaian informasi.
Selanjutnya Isjoni (2010 : 14) menyatakan bahwa pembelajaran
pada dasarnya merupakan upaya guru untuk membantu siswa melakukan
sesuatu kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi
dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Pihak-pihak
yang terlibat dalam pembelajaran adalah guru dan siswa yang berinteraksi
edukatif antara satu dengan yang lainya.
Berdasarkan paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah suatu kondisi lingkungan belajar yang didesain secara
sengaja oleh pendidik agar tercipta sebuah interaksi aktif edukatif antara
guru dan siswa dalam pemindahan sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
-
22
b. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SMP/MTs
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) berasal dari Amerika dengan nama
Social Studie. National Council for Social menurut Savege and Armstrong
dalam Supardi (2011 : 182) bahwa IPS sebagai berikut:
“Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities
to promote civic competence. Within the school program, discipline as
anthropology, archaeology, psychology, economics, geography, history,
law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as
well appropriate content from the humanities, mathematics, and the natural
sciences.”
Terkait dengan pengertian tersebut Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
dapat dikatakan sebagai mata pelajaran disekolah yang dirumuskan atas
dasar realitas dan fenomena sosial yang diorganisasikan dengan satu
pendekatan interdisipliner, multidisipliner atau transdisipliner dari ilmu-
ilmu sosial dan humaniora (sosiologi, ekonomi, geografi, sejarah, politik,
hukum, budaya, psikologi sosial, ekologi).
Menurut Supardi (2010 : 192) pendekatan pembelajaran terpadu
dalam IPS sering disebut pendekatan interdisipliner. Model pembelajaran
terpadu hakikatnya merupakan suatu sistem pembelajaran yang
memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif
mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara
holistik dan otentik. Disini sangat jelas bahwa dengan pembelajaran secara
terpadu sangat memungkinkan timbulnya pemikiran-pemikiran kritis dari
siswa terhadap penomena-penomena dilingkungan mereka. Dalam UU No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa:
“IPS merupakan bahan kajian yang wajib dimuat dalam kurikulum
pendidikan dasar dan menengah yang antara lain mencakup ilmu
bumi/geografi, sejarah, ekonomi, kesehatan dan lain sebagainya yang
dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan
kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisi sosial masyarakat”.
-
23
Berdasarkan pada beberapa paparan mengenai pengertian IPS di
atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
di SMP/MTs adalah salah satu mata pelajaran di sekolah yang dirumuskan
atas dasar realitas dan fenomena sosial yang diorganisasikan dengan satu
pendekatan interdisipliner, multidisipliner atau transdisipliner dari ilmu-
ilmu sosial dan humaniora (sosiologi, ekonomi, geografi, sejarah, politik,
hokum, budaya, psikologi social, ekologi).
c. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Menurut permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang standar isi
pembelajaran dapat dirinci sebagai berikut:
1) Memberikan pengetahuan untuk menjadikan siswa sebagai warga
negara yang baik, sadar sebagai makhluk ciptaan Tuhan, sadar akan hak
dan kewajibanya sebagai warga bangsa, bersikap demokratis dan
bertanggung jawab memiliki identitas dan kebanggaan nasional.
2) Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan inkuiri untuk
memahami, mengidentifikasi, menganalisis dan kemudian memiliki
keterampilan sosial untuk ikut berpartisispasi dalam memecahkan
masalah-masalah sosial.
3) Melatih belajar mandiri, di samping belajar untuk membangun
kebersamaan melalui program-program pembelajaran yang lebih
kretatif inovatif.
4) Mengembangkan kecerdasan, kebiasaan dan keterampilan sosial.
Melalui pembelajaran IPS, diharapkan siswa memiliki kecerdasan dan
keterampilan dalam berbagai hal yang terkait dengan kehidupan sosial
kemasyarakatan. Menumbuhkan rasa senang terhadap setiap aktivitas
sosial, sehingga melahirkan kebiasaan sosial yang sesuai dengan nilai,
norma, dan ketentuan yang ada. Secara tidak langsung juga akan
menimbulkan kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat dan
lingkungan.
5) Mengembangkan kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat dan
lingkungan.
-
24
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan tujuan dari
pendidikan IPS sebenarnya erat kaitanya dengan pendidikan karakter.
Seperti menumbuhkan rasa peduli dalam memahami lingkungan sekitar,
mampu mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan
analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan
bermasyarakat yang dinamis. Sehingga dengan pembelajaran IPS akan
dapat menumbuhkan manusia yang berfikir kritis, logis, sistematis, kretif,
dan peka.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini
antara lain:
1. Hendri Harliawan 2014 dengan judul PENGGUNAAN MEDIA
PEMBELAJARAN BERBASIS TIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR IPS KELAS VIII J SMP NEGERI 5 SINGARAJA. Berdasarkan
hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hal-hal
sebagai berikut. (1) Penggunaan media pembelajaran interaktif berbasis
Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK) dapat meningkatkan hasil
belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII J SMP Negeri 5 Singaraja. Hal
ini dapat dilihat pada siklus I hasil belajar siswa mencapai ketuntasan
65,52% dengan nilai ratarata 69,87. Pada siklus II mengalami peningkatan
dengan ketuntasan belajar 93,10% dengan nilai rata-rata siswa secara
keseluruhan adalah 80,00. (2) Dengan penggunaan media pembelajaran
interaktif berbasis TIK pada kelas VIII J SMP Negeri 5 Singaraja
memberikan respons positif dengan nilai rata-rata respons siswa sebesar
41,79. Hal ini berarti penggunaan media pembelajaran interaktif berbasis
TIK sudah berhasil diikuti dengan baik oleh siswa.
2. Dirwan Alwi Palewa 2014 dengan judul PERANAN MEDIA
PEMBELAJARAN ICT DALAM MENINGKATKAN PRESTASI SISWA
PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMA MA’ARIF NU PANDAN
media ini dapat digunakan dalam hampir setiap proses pembelajaran dan
-
25
cukup berhasil dalam kegiatan belajar mengajar di SMA MA’ARIF NU
PANDAN yang sudah berlangsung lama.
3. Nely Sofa 2008 dengan judul PENGGUNAAN MEDIA ICT DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB (Studi Kasus di SMP
Muhammadiyah 1 Yogyakarta) berdasarkan hasil analisis deskriftif bahwa
proses pembelajaran Bahasa arab yang dilaksanakan di SMP
Muhammadiyah 1 Yogyakarta dalam menggunakan media ICT sudah
terlaksana dengan baik. Dalam penyampainya guru menggunakan internet,
komputer dan LCD untuk membantu menyampaikan materi. Salah satu
contoh penggunaan media internet dalam pembelajaran Bahasa arab adalah
pemanfaatan internet untuk melihat kamus secara online hal ini sangat
membantu para siswa karena tampilan lebih menarik dalam lebih jelas.
Berdasrkan ketiga penelitian terdahulu ada kesamaan dengan penelitian
yang dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama menggunakan media
pembelajaran ICT/TIK dan perbedaanya itu bisa dilihat dari tempat peneltian
dan jenis penelitianya yang mana penelitian terdahaulu menggunakan jenis
penelitian kualitatif sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan
jenis penelitian PTK. Kelebihan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu lebih
lengkap dari penelitian terdahaulu tidak hanya meneliti prestasi siswa saja tapi
juga meneliti minat siswa dalam pembelajaran.
C. Kerangka Pemikiran
Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan belajar dikelola
secara sengaja oleh pendidik untuk melibatkan peran aktif siswa dalam
peindahan pengetahauan, sikap, dan keterampilan. Kurangnya minat belajar
siswa khususnya pelajaran IPS berdampak pada situasi belajar yang kurang
aktif yang akan berdampak pada nilai akhir atau hasil belajar yang tidak sesuai
yang di harapkan.
Tinggi rendahnya minat belajar dipengaruhi dua faktor yaitu faktor
dalam diri siswa dan faktor dari luar seperti metode dan media pembelajaran
yang dipakai guru saat proses pembelajaran. Posisi guru yang sangat dominan
-
26
dalam poses pembelajaran akan membuat siswa jenuh, apalagi media yang
digunakan guru kurang menarik dan hanya didominasi dengan ceramah.
Berbagai penelitian telah menunjukan bahwa media pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan akan membuat minat dan hasil belajar siswa
bertambah.
Setelah memperhatikan keadaan kelas di atas, maka peneliti mencoba
menggunkan media pembelajaran ICT untuk mengatasi permasalahan tersebut,
dengan demikian uraian kerangka pikir dapat di gambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.
Kerangka pemikiran
Tindakan
Kondisi
Akhir
Kondisi
Awal
Guru: belum
menggunakan
media ICT
Dalam pembelajaran
guru mengguanakan
media pembelajaran
ICT
Setelah menggunakan
media pembelajaran
ICT Meningkatnya
minat dan hasil belajar
siswa
Minat dan hasil
belajar siswa
rendah
Siklus 1,2 dan 3:
Guru menggunakan
media pembelajaran
ICT
-
27
D. Hipotesis Tindakan
Dengan menerapkan media pembelajaran ICT (Informatonon
Communication Technologies) sebagai upaya meningkatkan minat dan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPS yang ditujukan pada hasil belajar
yang meningkat, selanjutnya dapat diungkapkan dalam hipotesis tindakan
sebagai berikut: “jika media pembelajaran ICT (Information
Communication Technologies) diterapkan dalam pembelajaran dengan
maksimal, maka hasil belajar siswa SMP Negeri 2 Gunung Jati Kabupaten
Cirebon meningkat”.