· web viewjasa penundaan di pelabuhan umum, di dermaga untuk kepentingan sendiri dan di pelabuhan...
TRANSCRIPT
PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGNOMOR 7 TAHUN 2007
TENTANG RETRIBUSI JASA KEPELABUHANAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PARIGI MOUTONG,
Menimbang : a. bahwa pelabuhan merupakan salah satu unsur dalam penyelenggaraan Angkutan Laut yang memiliki peranan penting dan strategis sehingga penyelenggaraannya dikuasai oleh Negara dan pembinaannya dilaksanakan oleh Pemerintah;
b. bahwa penyelenggaraan Jasa Kepelabuhanan merupakan salah satu kewenangan Kabupaten sehingga perlu penyediaan Jasa kepelabuhanan yang digunakan untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh para pengguna Jasa Kepelabuhanan;
c. bahwa bedasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi Jasa Kepelabuhanan;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 tahun 1992 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1992 Nomor 981 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3493);
2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048);
3. Undang – Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886);
4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2002 Tentang Pembentukan Kabupaten Parigi Moutong Di Propinsi Sulawesi Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4185 ) ;
1PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI JASA KEPELABUHANAN
5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) Sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 menjadi Undang-Undang (Lembara Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548 );
6. Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 1999 tentang Angkutan Di Perairan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999 Nomor 187, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3907);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2000 tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Departemen Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 27, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 3940 );
8. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2000 tentang Kenavigasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 160, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4145);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2002 tentang Perkapalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 95, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4227);
12. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM. 54 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut;
13. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM. 56 Tahun 2002 tentang Pelimpahan/Penyerahan Penyelenggaraan Pelabuhan Laut (Unit Pelaksana Teknis/Satuan Kerja) Kepada Pemerintah Propinsi Dan Pemerintah Kabupaten/Kota;
14. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Kewenangan Kabupaten Parigi Moutong Sebagai Daerah Otonom ( Lembaran Daerah Tahun 2004 Nomor 4 Seri E Nomor 3 );
2PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI JASA KEPELABUHANAN
Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG
danBUPATI PARIGI MOUTONG
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI JASA KEPELABUHANAN
BAB IKETENTUAN UMUM
Pasal 1Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Parigi Moutong. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah.3. Bupati adalah Bupati Parigi Moutong. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Lembaga
Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 5. Peraturan Daerah adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh DPRD
dengan persetujuan bersama Bupati.6. Dinas adalah Dinas Perhubungan Kabupaten Parigi Moutong.7. Pejabat yang ditunjuk adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang Retribusi
Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.8. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan
batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi fasilitas keselamatan pelayaran, dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.
9. Pelabuhan Umum adalah Pelabuhan yang diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan masyarakat umum.
10. Pelabuhan Khusus adalah Pelabuhan yang dikelolah untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu.
11. Pelabuhan Daratan adalah suatu tempat tertentu di daratan dengan batas-batas yang jelas, dilengkapi dengan fasilitas bongkar muat, lapangan penumpukan dan gudang serta prasarana dan sarana angkutan barang dengan cara pengemasan khusus dan berfungsi sebagai pelabuhan umum.
12. Pelabuhan Laut adalah Pelabuhan umum yang melayani kegiatan angkutan laut.
3PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI JASA KEPELABUHANAN
13. Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan adalah Wilayah Perairan dan Daratan pada pelabuhan umum yang dipergunakan secara langsung untuk kegiatan kepelabuhanan.
14. Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan adalah Wilayah Perairan disekeliling Daerah lingkungan kerja Perairan pelabuhan umum yang dipergunakan untuk menjamin keselamatan pelayaran.
15. Dermaga untuk kepentingan sendiri, yang selanjutnya dapat disingkat DUKS, adalah Dermaga dan Fasilitas pendukungnya berada dalam DLKR/DLKP yang dibangun, dioperasikan dan dipergunakan untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu.
16. Gross Tonage, yang selanjutnya dapat disingkat GT, adalah isi kotor dalam satuan meter kubik yang dimulai setara dengan tonage.
17. Etmal adalah waktu atau lama kapal sandar di dermaga.18. Jasa Labuh adalah pelayanan yang diberikan bagi kepentingan kapal yang berlabuh
baik di kolam pelabuhan maupun di tempat lain.19. Jasa Tambat adalah pelayanan yang diberikan bagi kegiatan kapal yang bertambat di
dermaga tau pun di tambat lain.20. Jasa Dermaga adalah pelayanan yang di sediakan untuk kegiatan bongkar maupun
muat atau naik turun penumpang melalui dermaga.21. Jasa Penumpukkan adalah pelayanan yang diberikan untuk kegiatan penumpukkan
barang.22. Jasa Kenavigasian adalah pelayanan yang diberikan / disediakan yang berkaitan
dengan sarana bantu navigasi pelayaran, telekomunikasi pelayaran, hidrooceanografi, alur dan perlintasan, pemanduan, penanganan kerangka kapal, salvage dan pekerjaan bawah air, untuk kepentingan keselamatan pelayaran.
23. Jasa Pelayanan Perkapalan adalah pelayanan yang diberikan / disediakan yang berkaitan dengan kegiatan bidang perkapalan dan kepelautan serta pengawasannya untuk menentukan kelaiklautan kapal.
24. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiunan, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi yang sejenis lembaga, bentuk usaha tetap, dan bentuk badan lainnya.
25. Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan / atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
26. Jasa Umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
4PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI JASA KEPELABUHANAN
27. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan perUndang-Undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi termasuk pungutan atau pemotong Retribusi tertentu.
28. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa kepelabuhanan dari Pemerintah Daerah yang bersangkutan.
29. Surat Setoran Retribusi Daerah yang selanjutnya dapat disingkat SSRD adalah Surat yang oleh Wajib Retribusi digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran Retribusi yang terutang ke kas daerah atau ketempat pembayaran lain yang ditetapkan oleh Bupati.
30. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang dapat disingkat SKRD, adalah surat ketetapan yang menentukan besarnya jumlah Retribusi yang terutang.
31. Surat Pendaftaran Dan Pendataan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SPTRD, adalah surat yang digunakan oleh Wajib Retribusi untuk melaporkan data Objek Retribusi dan wajib Retribusi sebagai dasar perhitungan dan pembayaran Retribusi yang terutang menurut Peraturan Perundang-undangan Retribusi Daerah.
32. Surat Ketetapan Retribusi Daerah kurang bayar yang selanjutnya disingkat SKRDKB adalah Surat Ketetapan Retribusi yang menentukan jumlah pokok retribusi, jumlah kredit retribusi, jumlah kekurangan pembayaran retribusi, besarnya sanksi adminitrasi dan jumlah yang masih harus dibayar.
33. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan, yang dapat disingkat SKRDKBT, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan tambahan atas jumlah retribusi yang telah ditetapkan.
34. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah surat ketetapan Retribusi yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran Retribusi karena jumlah kredit Retribusi lebih besar dari pada Retribusi yang terutang atau tidak seharusnya terutang.
35. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat STRD, adalah surat untuk melakukan tagihan Retribusi dan/atau sanksi Administrasi berupa bunga dan/atau denda.
36. Surat Keputusan Keberatan adalah Surat Keputusan atas keberatan terhadap SKRD atau Dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKB, SKRDKBT, SKRDLB yang diajukan oleh Wajib Retribusi.
37. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, menngumpulkan, mengolah data dan/atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban Retribusi dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perUndang-Undangan Retribusi Daerah.
38. Penyidikan Tindak Pidana dibidang Retribusi Daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyidik Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Parigi Moutong, yang selanjutnya dapat disebut penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana dibidang Retribusi yang terjadi serta menemukan tersangkanya.
5PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI JASA KEPELABUHANAN
BAB IINAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI
Pasal 2Dengan nama Retribusi Jasa Kepelabuhanan dipungut Retribusi sebagai pembayaran atas pemberian dan/atau penyediaan jasa kepelabuhanan.
Pasal 3(1) Objek Retribusi Kepelabuhanan adalah pemberian dan/atau Penyediaan Jasa
Kepelabuhanan atas orang pribadi atau badan.(2) Obyek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. Jasa pelayanan kapal yang meliputi b. jasa pelayanan barang yang meliputi ;c. jasa pelayanan alat yang meliputi ;d. pelayanan jasa kepelabuhanan lainnya yang meliputi; e. jasa kenavigasian;f. jasa pelayanan perkapalan.
Pasal 4Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh Jasa kepelabuhanan.
BAB IIIGOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 5Retribusi Jasa kepelabuhanan digolongkan sebagai Retribusi Jasa Usaha.
BAB IVCARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAAN JASA
Pasal 6Tingkat Penggunaan Jasa diukur berdasarkan jenis, volume dan/atau lamanya pelayanan jasa kepelabuhanan
BAB VPRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN TARIF RETRIBUSI
Pasal 7(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif Retribusi jasa umum
didasarkan pada kebijakan daerah dengan memperhatikan biaya penyediaan Jasa yang bersangkutan, kemampuan masyarakat dan aspek keadilan serta memperhatikan faktor kemampuan pengguna Jasa.
6PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI JASA KEPELABUHANAN
(2) Biaya sebagaimana di maksud pada ayat (1) dapat meliputi biaya Administrasi, pelayanan, Pembinaan, pengawasan, pemeliharaan, perawatan dan kebersihan pelabuhan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
BAB VISTRUKTUR DAN BESARNYA TARIF
Pasal 8(1) Struktur dan besarnya tarif Retribusi ditetapkan sebagai berikut :
Struktur Retribusi SatuanBesarnya
Tarif Retribusi
A. JASA KEPELABUHANAN
1. Jasa Pelayanan Kapal a. Jasa Labuh :
1) Kapal yang melakukan kegiatan di pelabuhan umum :
a) kapal yang melaksanakan kegiatan niaga : 1) kapal angkutan
laut luar negeri 2) kapal angkutan laut dalam
negeri 3) kapal pelayaran rakyat / kapal
perintis 4) kapal melakukan kegiatan tetap
diperairan pelabuhan :(a) kapal
angkutan laut dalam negeri(b) kapal
pelayaran rakyat / kapal perintis
b) kapal yang tidak melaksanakan kegiatan niaga :1) kapal angkutan
laut luar negeri 2) kapal angkutan
laut dalam negeri3) kapal pelayaran
rakyat / kapal perintis 2) kapal yang melakukan kegiatan di
Dermaga Untuk Kepentingan
Per GT per kunjunganPer GT per kunjungan
Per GT per kunjungan
Per GT per bulan
Per GT per bulan
Per GT per kunjunganPer GT per kunjungan
Per GT per kunjungan
Per GT per kunjunganPer GT per kunjungan
US$ 0.035Rp. 40
Rp. 40
Rp. 400
Rp. 200
US$ 0.018Rp. 40
Rp. 20
US$ 0.035Rp. 40
7PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI JASA KEPELABUHANAN
Sendiri dan di pelabuhan khusus : a) Kapal
angkutan laut luar negerib) Kapal
angkutan laut dalam negeri
b. Jasa pemanduan di pelabuhan Umum, di Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri dan di Pelabuhan Khusus (PELSUS) :
1) Kelompok I Pemanduan dengan jarak 0 s/d 10 mil :
a) Kapal angkutan laut luar negeri : 1) Ukuran
500 GT s/d 1000 GT2) Ukuran
diatas 1000 GT, tiap kelebihan GT ditambah
b) Kapal angkutan laut dalam negeri :1) Ukuran
500 GT s/d 1000 GT2) Ukuran
diatas 1000 GT, tiap kelebihan ditambah
2) Kelompok II Pemanduan dengan jarak 10 s/d 20 mil :
a) kapal angkutan laut luar negeri 1) Ukuran 500 GT s/d 1000 GT2) Ukuran diatas 1000 GT, tiap
kelebihan Gt ditambah b) kapal angkutan laut dalam negeri
1) sampai dengan 1000 GT2) Ukuran diatas 1000 GT, tiap
kelebihan GT ditambah 3) Kelompok III
Pemanduan dengan jarak diatas 20 mil
a) kapal angkutan laut luar negeri 1) ukuran 500 GT s/d 1000 GT 2) Diatas Gt, tiap kelebihan GT
ditambah
Per kapal per gerakanPer GT kelebihan per gerakan
Per kapal per gerakanPer GT kelebihan per gerakan
Per kapal per gerakanPer GT kelebihan per gerakan
Per kapal per gerakanPer GT kelebihan per gerakan
Per kapal per gerakanPer GT kelebihan per gerakan
Per kapal per gerakanPer GT kelebihan per gerakan
Per kapal per jamPer kapal per jamPer kapal per jam
US $ 27
US $ 0.012
Rp. 33.000
Rp. 21
US $ 30
US $ 0.012
Rp. 36.000
Rp. 21
US $ 33
US $ 0.012
Rp. 41.000
Rp. 21
US $ 80US $ 200US $ 400
8PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI JASA KEPELABUHANAN
b) kapal angkutan laut dalam negeri 1) sampai dengan 1000 GT2) Diatas 1000 GT, tiap kelebihan
GT ditambah
c. Jasa penundaan di Pelabuhan Umum, di Dermaga untuk Kepentingan Sendiri dan di Pelabuhan Khusus (PELSUS) :
1) Apabila menggunakan kapal tunda dimiliki pelabuhan :
a) Kapal angkutan laut luar negeri 1) kapal sd. 1.500 GT 2) kapal 1.501 sd. 8.000 GT3) kapal 8.001 sd 18.000 GT4) kapal 18.001 sd. 75.000 GT5) kapal diatas 75.000 GT
b) Kapal angkutan laut dalam negeri : 1) kapal sd. 1.500 GT2) kapal 1.501 sd. 8.000 GT3) kapal 8.001 sd. 18.000 GT4) kapal 18.001 sd. 75.000 GT 5) kapal diatas 75.000 GT
2) Apabila menggunakan kapal tunda yang bukan dimiliki pelabuhan
d. Jasa Tambat 1) Kapal yang melakukan kegiatan
dipelabuhan umum : a) Tambatan dermaga (besi, beton dan
kayu).1) Kapal angkutan laut luar negeri 2) kapal angkutan laut dalam
negeri 3) kapal pelayaran rakyat/kapal
Perintisb) Tambatan Breasthing, Dolphin
Pelampung 1) Kapal angkutan laut luar
negeri2) Kapal angkutan laut dalam
negeri 3) Kapal pelayaran rakyat /
kapal perintis
Per kapal per jamPer kapal per jam
Per kapal per jamPer kapal per jamPer kapal per jamPer kapal per jamPer kapal per jam
Per kapal per jam
Per GT per Etmal
Per GT per Etmal
Per GT per Etmal
Per GT per Etmal
Per GT per Etmal
Per GT per Etmal
Per GT per EtmalPer GT per Etmal
Per GT per Etmal
Per GT per Etmal
Per GT per Etmal
US $ 700US $ 1.050
Rp. 100.000Rp. 250.000Rp. 500.000Rp. 900.000Rp.1.300.000
20 % dari pendapatan
jasa penundaan
US $ 0.035
Rp. 30
Rp. 15
US$0.020
Rp. 20
Rp. 10
US$ 0.005Rp. 10
Rp. 10
Rp. 10
50 % dari pendapatan jasa tambat
9PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI JASA KEPELABUHANAN
c) Tambatan pinggiran / Talud1) kapal angkutan laut luar negeri 2) Kapal angkutan laut dalam negeri3) Kapal pelayaran rakyat / kapal
perintis 2) Kapal yang melaksanakan kegiatan di
Dermaga untuk kepentingan sendiri (DUKS) dan di Pelabuhan Khusus
a) kapal yang mengangkut bahan baku, hasil produksi dan peralatan penunjang produksi untuk kepentingan sendiri
b) Kapal yang mengangkut kepentingan umum
2. Jasa Pelayanan Baranga. Jasa Dermaga
1) Barang yang dibongkar/dimuat melalui pelabuhan umum
a) Barang ekspor dan impor b) Barang antar pulau :
1) Garam, pupuk dan barang bulog (beras dan gula)
2) Barang lainnyac) Hewan :
1) kerbau, sapi, kuda dan jenisnya 2) Kambing, babi dan sejenisnya
2) Barang yang dibongkar / dimuat melalui Dermaga untuk kepentingan Sendiri (DUKS) dan di pelabuhan khusus
a) Bahan yang merupakan bahan baku hasil produksi dan peralatan penunjang produksi untuk kepentingan sendiri
b) Barang kepentingan umum 3) Ternak yang dibongkar/dimuat di
Outport :a. Kerbau dan sejenisnyab. Kambing dan sejenisnya
b. Jasa Penumpukan 1) Gudang tertutup 2) Lapangan 3) Penyimpanan hewan
a) kerbau, sapi, kuda dan sejenisnyab) Kambing, babi dan sejenisnya
Per ton Per m3
Per ton Per m3
Per ton Per m3
Per ekorPer ekor
Per ton Per m3
Per ton Per m3
Per ekorPer ekor
Per ton Per m3 Per hariPer ton Per m3 Per hari
Per ekor per hariPer ekor per hari
Per unit per hariPer unit per hari
Per unit per hariPer unit per hari
Per unit per hariPer unit per hari
Per unit per hariPer unit per hariPer unit per hari
Rp. 550
Rp. 175Rp. 350
Rp. 350Rp. 200
Rp. 30050 Persen dari pendapatan
Jasa DermagaRp. 5000Rp. 2500
Rp. 150Rp. 100
Rp. 200Rp. 125
Rp. 1.500Rp. 3.000
Rp. 3.000Rp. 6.000
Rp. 6.000Rp.12.000
Rp. 750Rp. 1.500Rp. 3.000
10PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI JASA KEPELABUHANAN
4) Peti kemas (Container) a) Ukuran 20’
1) Kosong
2) Isi
b) Ukuran 40’ 1) Kosong 2) Isi
c) Ukuran diatas 40’ 1) Kosong 2) Isi
5) Chasisa) Ukuran 20’ b) Ukuran 40’c) Ukuran diatas 40’
3. Jasa Pelayanan Alat a. Apabila menggunakan alat yang
dimiliki pelabuhan 1) Alat mekanik
a) Sewa forklift1. sam
pai dengan 2 ton 2. lebi
h dari 2 ton s/d 3 ton 3. lebi
h dari 3 ton s/d 6 ton 4. lebi
h dari 6 ton s/d 7 ton 5. lebi
h dari 7 ton s/d 10 ton 6. 10
ton keatas b) Sewa Kren
Derek (Mobil Crane) 1) sam
pai dengan 3 ton 2) lebi
h dari 3 ton s/d 7 ton 3) lebi
h dari 7 ton s/d 15 ton 4) lebi
h dari 16 ton s/d 25 ton 5) 25
Per unit per jam Per unit per jam Per unit per jam Per unit per jam Per unit per jam Per unit per jam
Per unit per jam Per unit per jam Per unit per jam Per unit per jam Per unit per jam
Per unit per jam Per unit per jam
Per unit per jam
Per unit per jam
Per M2 per bulan
Per M2 per bulan
Per M2 per bulan
Per M2 per bulan
Per M2 per bulanPer M2 per bulan
Rp. 5.000Rp. 6.500Rp. 7.500Rp. 13.000Rp. 22.000Rp. 23.000
Rp. 5.000Rp. 12.000Rp. 35.000Rp. 45.000Rp. 65.000
Rp. 22.000Rp. 32.000
Rp. 500
20 % dari pendapatan
jasa pelayanan
alat
Rp. 1.000
Rp. 500
Rp. 1.500
Rp. 500
Rp. 5.000Rp. 500
11PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI JASA KEPELABUHANAN
ton keatasc) Motor Boat
1) sampai dengan 60 PK
2) lebih dari 61 PK
2) Alat non mekanik Gerobak dorong
b. Apabila menggunakan alat yang bukan dimiliki pelabuhan
4. Pelayanan Jasa Kepelabuhanan lainnya
a. Sewa tanah dan penggunaan perairan
1) Untuk bangunan-bangunan Industri galangan dan Dock Kapal
a) Persewaan tanah pelabuhan b) Penggunaan perairan untuk
bangunan dan kegiatan lainnya diatas air
2) Untuk bangunan-bangunan industri perusahaan-perusahaan
a) Persewaan tanah pelabuhan b) Penggunaan perairan untuk
bangunan dan kegiatan lainnya diatas air
3) Untuk kepentingan lainnya a) Persewaan bangunan kantor b) Toko, Warung dan sejenisnya
b. Pelayanan terminal penumpang kapal laut
1) Terminal penumpang kelas A. a) Penumpang yang berangkat b) Pengantar/penjemput
2) Terminal penumpang kelas B. a) Penumpang yang berangkat b) Pengantar/penjemput
3) Terminal penumpang
Per orang Per orang per sekali masuk
Per orang Per orang per sekali masuk
Per orang Per orang per sekali masuk
Per orang per sekali masukPer orang per bulan Per orang per tahun
Per kendaraan dan pengemudi + kenek per sekali masuk Per kendaraan dan pengemudi + kenek per sekali masukPer kendaraan dan pengemudi persekali masuk Per kendaraan dan pengemudi persekali masuk Per kendaraan per sekali masuk
Per kendaraan perbulan Per kendaraan pertahun Per kendaraan perbulan Per kendaraan pertahunPer kendaraan perbulan Per kendaraan pertahunPer kendaraan perbulan Per kendaraan pertahunPer kendaraan perbulan Per kendaraan pertahun
Rp. 1.500Rp. 1.000
Rp. 1.000Rp. 500
Rp. 500Rp. 250
Rp. 200Rp. 4.000Rp. 40.000
Rp. 600
Rp. 500
Rp. 400
Rp. 200
Rp. 100
Rp. 12.000Rp.120.000Rp. 10.000Rp.100.000Rp. 8.000Rp. 80.000
Rp. 4.000Rp. 40.000Rp. 2.000Rp. 20.000
12PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI JASA KEPELABUHANAN
kelas C. a) Penumpang yang berangkat b) Pengantar/penjemput
c. Tanda Masuk Orang dan Tanda Masuk Kendaraan
1) tanda masuk harian halaman
2) tanda masuk tetap
d. Tanda Masuk Kendaraan (termasuk uang parkir)
1) Tanda Masuk Hariana) Trailler, Truk gandengan
b) Truk, Bus besar
c) Pick-Up, Mini Bus, Sedan dan Jeep
d) Sepeda Motor
e) Gerobak, Cikar, Dokar dan Sepeda
2) Tanda Masuk Tetap a) Trailler, Truk gandengan
b) Truk Bus Besar
c) Pick-Up, Mini Bus, Sedan dan Jeep
d) Sepeda Motor
e) Gerobak, Cikar, Dokar dan Sepeda
B. JASA KENAVIGASIAN1. Jasa Penggunaan Sarana Bantu Navigasi
Pelayanan (SBNP)/Uang Rambua) kapal angkutan
laut luar negeri;b) kapal angkutan
laut dala negeric) kapal pelayanan
rakyat/kapal perintis2. Sewa Fasilitas
Per GTPer GTPer GT
Per GTPer GTPer GTPer GTPer GT
Per HpPer Hp
Per GTPer GtPer GTPer GTPer GT
Per kapal per hari
Per GTPer GT
Per BukuPer Bulan Per GT
Per KapalPer Kapal
Per Kapal
Per KapalPer Kapal
Per PenerbitanPer Gt
US $ 0.027Rp. 200Rp. 100
Rp. 45.000Rp. 60.000Rp. 75.000Rp. 90.000
Rp. 105.000Rp. 60.000
Rp. 75.000Rp. 30.000Rp. 37.000
Rp. 45.000Rp. 52.000Rp. 60.000Rp. 30.000
Rp. 8.000Rp. 8.000Rp. 8.000Rp. 8.000
Rp. 10.000Rp. 25.000
Rp. 50.000
Rp. 100.000Rp. 100.000
Rp. 10.000Rp. 1.000
Rp. 100
13PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI JASA KEPELABUHANAN
galangana. Kapal barang dan penumpang
- sampai dengan 50 GT
- lebih dari 50 s/d 100 GT
- lebih dari 100 s/d 150 GT
- lebih dari 150 s/d 200 GT
- lebih dari 200 s/d 250 GT
b. Kapal Tunda- 0
s/d 200 Hp- Le
bih dari 200 Hp keatasc) Kapal Kayu
- sampai dengan 50 GT- lebih dari 50 GT s/d 100 GT- lebih dari 100 GT s/d 150 GT- lebih dari 150 GT s/d 200 GT- lebih dari 200 Gt s/d 250 GT
d) Sewa tempat tambat
C. JASA PELAYANAN PERKAPALAN1. Pelayanan penerbitan sertifikat
kesempurnaan dan kebangsaan kapal ukuran GT 7 (GT< 7) meliputi :a. sertifikat kesempurnaanb. pas kecilc. pas harian
kapald. pas alat
angkut/apung di perairan2.
Pemerikasaan dan sertifikasi berkaitan dengan keselamatan kapal
3.Pelaksanaan Pengukuran dan Surat Ukur
4. Pengujian dan sertifikasi perlengkapan kapal, keselamatan kapal :a. pengujian
alat penolong dan alat pencegahan
Per GTPer GTPer GT
Per KapalPer Kapal
Rp. 150Rp. 160Us $ 250
Rp. 150.000
14PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI JASA KEPELABUHANAN
pencemaranb. uji stabilitas
kapal bangunan baru/perombakan5.
Pengesahan gambar kapal6. Penelitian
Dokumen Kepelautan dan Dokumen kapal selain sertifikat :a. dokumen
kepelautanb. akte
pendaftaran kapal7.
Pengawasan bongkar/muat barang berbahayaa.kurang dari 6 jamb.lebih dari 6 jam s/d 12 jamc.lebih dari 12 jam
8. Pengawasan kapal asing9. Pengawasan Kapal Nasional
(2) Dilarang melakukan pungutan atau dengan sebutan lain diluar yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah ini.
BAB VIIWILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 9Retribusi yang terutang dipungut di Wilayah Kabupaten Parigi Moutong.
BAB VIIIMASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG
Pasal 10Masa Retribusi adalah frekwensi atau jangka waktu pelayanan
Pasal 11Saat Retribusi terutang adalah pada saat diterbitkannya SKRD atau Dokumen lain yang dipersamakan.
BAB IXSURAT PENDAFTARAN DAN PENETAPAN RETRIBUSI
Pasal 12 (1) Wajib Retribusi wajib mengisi SPTRD.(2) SPTRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diisi dengan jelas, benar dan
lengkap serta ditanda tangani oleh Wajib Retribusi atau Kuasanya.
15PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI JASA KEPELABUHANAN
(3) Ketentuan mengenai bentuk, isi, serta tata cara pengisian dan penyampaian SPTRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
Pasal 13(1) Berdasarkan SPTRD sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 ayat (1) ditetapkan
Retribusi terutang dengan menerbitkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.(2) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan dan ditemukan data baru dan/atau data
yang semula belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah Retribusi yang terutang, maka dikeluarkan SKRDKB dan SKRDKBT.
(3) Ketentuan mengenai bentuk, isi dan tata cara penerbitan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) SKRDKB dan SDRDKBT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
BAB XITATA CARA PEMUNGUTAN
Pasal 14(1) Pemungutan Retribusi tidak dapat diborongkan.(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan.
BAB XIISANKSI ADMINISTRASI
Pasal 15Dalam hal Wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar dikenakan sanksi Administrasi berupa bunga 2 % (dua perseratus) setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD.
BAB XIITATA CARA PEMBAYARAN
Pasal 15(1) Pembayarn Retribusi yang terutang dilunasi sekaligus (2) Retribusi yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 15 (Lima Belas) hari sejak
diterbitkannya SKRD atau Dokumen lain yang dipersamakan.(3) Ketentuan mengenai tata cara pembayaran, penyetoran tempat pembayaran
Retribusi diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
BAB XIVTATA CARA PENAGIHAN
Pasal 17
16PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI JASA KEPELABUHANAN
(1) Pengeluaran Surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan Retribusi dikeluarkan segera setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran.
(2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran/peringatan / surat lain yang sejenis, Wajib Retribusi harus melunasi Retribusinya yang terutang.
(3) Surat teguran /peringatan/surat lain yang sejenis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh pejabat yang ditunjuk.
BAB XVKEBERATAN
Pasal 18(1) Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan hanya kepada Bupati atau Pejabat yang
ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKB, SKRDKBT, dan SKRDLB.
(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan-alasan yang jelas.
(3) Dalam hal Wajib Retribusi mengajukan keberatan atas ketetapan Retribusi, Wajib Retribusi harus dapat membuktikan ketidakbenaran ketetapan Retribusi tersebut.
(4) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak Wajib Retribusi menerima SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKB, SKRDKBT, dan SKRDLB diterbitkan, kecuali apabila Wajib Retribusi tertentu dapat menunjukan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya.
(5) Keberatan yang tidak memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) tidak dianggap sebagai suatu keberatan, sehingga tidak dipertimbangkan.
(6) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar Retribusi dan pelaksanaan penagihan Retribusi.
Pasal 19(1) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dalam jangka waktu paling lama 6 ( enam ) bulan
sejak tanggal surat keberatan diterima harus memberikan keputusan atas keberatan yang diajukan.
(2) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak atau menambah besarnya Retribusi yang berutang.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat dan Bupati tidak memberikan keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.
BAB XVIPENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN
Pasal 20
17PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI JASA KEPELABUHANAN
(1) Atas kelebihan pembayaran Retribusi, Wajib Retribusi dapat mengajukan permohonan pengembalian kepada Bupati.
(2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 ( enam ) bulan sejak diterimanya permohonan kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memberikan keputusan.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah dilampaui dan Bupati tidak memberikan suatu keputusan permohonan pengembalian Retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.
(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang Retribusi lainnya kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang Retribusi tersebut.
(5) Pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKRDLB.
(6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi dilakukan setelah lewat jangka waktu 2 (dua) bulan, Bupati memberikan imbalan bunga sebesar 2 % (dua perseratus) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan Retribusi.
(7) Ketentuan mengenai tata cara pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
Pasal 21(1) Permohonan
pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi diajukan secara tertulis kepada Bupati dengan sekurang-kurangnya menyebutkan :a. nama dan alamat Wajib Retribusi;b. masa Retribusi;c. besarnya kelebihan pembayaran;d. alasan yang singkat dan jelas.
(2) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi disampaikan secara langsung atau melalui pos tercatat.
(3) Bukti penerimaan oleh pejabat Daerah atau bukti pengiriman pos tercatat merupakan bukti saat permohonan diterima oleh Bupati.
Pasal 22
18PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI JASA KEPELABUHANAN
(1) Pengembalian kelebihan Retribusi dilakukan dengan menerbitkan surat perintah pembayaran kelebihan Retribusi.
(2) Apabila kelebihan pembayaran Retribusi diperhitungkan dengan utang Retribusi lainnya, sebagaimana dimaksud dalam pada pasal 20 ayat (4) pembayaran dilakukan dengan cara pemindah bukuan dan buktipemindah bukuan juga berlaku sebagai bukti pembayaran.
BAB XVIIPENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI
Pasal 23(1) Bupati dapat memberikan
pengurangan, keringanan dan pembebasan Retribusi.(2) Pemberian pengurangan, keringanan
dan pembebasan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan memperhatikan kemampuam Wajib Retribusi.
(3) Pembebasan Retribusi diberikan kepada Wajib Retribusi yang ditimpa bencana alam atau kerusuhan.
(4) Ketentuan mengenai tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan Retribusi diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
BAB XVIIIKEDALUWARSA PENAGIHAN
Pasal 24(1) Hak untuk
melakukan penagihan Retribusi kedaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) Tahun terhitung sejak saat terutang Retribusi, kecuali apabila Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di bidang Retribusi.
(2) Kedaluwarsa penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh apabila :a. diterbitka
n surat teguran; ataub. ada
pengakuan utang Retribusi dari Wajib Retribusi baik langsung maupun tidak langsung.
BAB XIXPENYIDIKAN
Pasal 25(1) Pejabat
Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang
19PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI JASA KEPELABUHANAN
Retribusi Daerah, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor Tahun 1981 tentang hukum Acara Pidana.
(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :a. menerima ,
mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas;
b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangnan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana Retribusi Daerah;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah;
d. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen – dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap barang bukti tersebut;
e. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah;
f. menyuruh berhenti, dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan identitas sedang berlangsung dan memeriksa orang dan / atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf d;
g. memotret seseorang yang berkaitan dengan Tindak Pidana Retribusi daerah;
h. memanggil orang untuk didengar keterangannya untuk diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
i. menghentikan penyidikan;
j. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang Rertibusi Daerah menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.
(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang – undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara pidana.
BAB XX
20PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI JASA KEPELABUHANAN
KETENTUAN PIDANAPasal 26
(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 sehingga merugikan keuangan daerah, diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah Retribusi yang terutang.
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.
BAB XXIKETENTUAN PENUTUP
Pasal 27Ketentuan mengenai teknis pelaksanaan dari Peraturan Daerah ini diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
Pasal 28Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Parigi Moutong.
Diundangkan di ParigiPada tanggal 23 Maret 2007
SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN PARIGI MOUTONG
H. RUSTAM DG. RAHMATU, BE, SE, Msi
Pembina Utama MudaNIP. 010 078 615
Ditetapkan di Parigipada tanggal 22 Maret 2007
BUPATI PARIGI MOUTONG,
LONGKI DJANGGOLA
LEMBARAN DAERAH TAHUN 2007 NOMOR 12 SERI C NOMOR 20
21PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI JASA KEPELABUHANAN
PENJELASANATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGNOMOR 7 TAHUN 2007
TENTANGRETRIBUSI JASA KEPELABUHANAN
I. UMUMUntuk penyelenggaraan otonomi Daerah di perlukan kewenangan yang luas, nyata
dan bertanggung jawab di Daerah secara proposional yang di wujdkan dengan pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan.
Sumber-sumber pembiayaan pelaksanaan desentralisasi salah satunya terdiri dari pendapatan Asli Daerah, pendapatan asli Daerah merupakan sumber keuangan Daerah yang digali dari dalam wilayah Daerah yang bersangkutan yang salah satunya adalah Retribusi Daerah.
Pelabuhan merupakan salah satu unsur dalam penyelenggaraan pelayanan yang memiliki peranan yang sangat penting dan strategis sehingga penyelenggaraannya di kuasai oleh Negara dan pembinaannya di lakukan oleh pemerintah.
Dalam rangka mewujudkan pelaksanaan Otonomi Daerah dengan memperhatikan potensi yang dimiliki, maka salah satu sumber Retribusi yang diharapkan adalah penyediaan jasa kepelabuhanan yang bertujuan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan Daerah.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 Cukup jelas
22PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI JASA KEPELABUHANAN
Pasal 2 Cukup jelas
Pasal 3Cukup jelas
Pasal 4 Cukup jelas
Pasal 5 Cukup jelas
Pasal 6 Cukup jelas
Pasal 7 Cukup jelas
Pasal 8 Cukup jelas
Pasal 9Cukup jelas
Pasal 10 Cukup jelas
Pasal 11 Yang dimaksud dengan dokumen yang dipersamakan adalah surat yang dikeluarkan atau diterbitkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Parigi Moutong atau yang ditunjuk sesuai Peraturan PerUndang-Undangan.
Pasal 12 Cukup jelas
Pasal 13 Cukup jelas
Pasal 14Ayat 1
Yang dimaksud dengan tidak dapat diborongkan adalah bahwa seluruh proses kegiatan pemungutan Retribusi tidak dapat diserahkan kepada pihak ketiga, dalam pengertian ini bukan berarti bahwa Pemerintah Daerah tidak boleh bekerjasama dengan pihak ketiga. Dengan sangat selektif dalam proses pemungutan Retribusi, Pemerintah Daerah dapat mengajak bekerjasama dengan badan-badan tertentu yang karena profesionalismenya layak dipercaya untuk ikut melaksanakan sebagian tugas pemungutan jenis Retribusi secara lebih efisien. Kegiatan pemungutan Retribusi yang tidak dapat dikerjasamakan dengan pihak ketiga adalah kegiatan perhitungan besarnya Retribusi yang terutang, pengawasan penyetoran Retribusi dan penagihan Retribusi.
Ayat 2Cukup jelas
23PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI JASA KEPELABUHANAN
Pasal 15 Cukup jelas
Pasal 16 Cukup jelas
Pasal 17 Cukup jelas
Pasal 18 Cukup jelas
Pasal 19 Cukup jelas
Pasal 20 Cukup jelas
Pasal 21 Cukup jelas
Pasal 22 Cukup jelas
Pasal 23Cukup jelas
Pasal 24 Cukup jelas
Pasal 25Cukup jelas
Pasal 26 Cukup jelas
Pasal 27Cukup jelas
Pasal 28 Cukup jelas
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH NOMOR 72
24PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI JASA KEPELABUHANAN
25PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI JASA KEPELABUHANAN