bab ii tinjauan umum proyek pelabuhan kapal …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2ta13910.pdf · ......

65
BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL LAUT 2.1. Tinjauan Umum Pelabuhan Pada awalnya, pelabuhan hanya merupakan suatu tepian yang dibuat agar kapal- kapal dan perahu-perahu dapat merapat dan bertaambat untuk bisa melakukan bongkar muat barang, menaik-turunkan penumpang dan kegiatan lain, Untuk bisa melakukan kegiatan tersebut maka pelabuhan harus tenang terhadap gangguan gelombang, sehingga pada masa itu terlindung terhadap gangguan gelombang. Sejalan dengan berkembangnya kehidupan sosial dan ekonomi penduduk suatu daerah atau negara maka kebutuhan akan sandang, pangan dan fasilitas hidup lainnya meningkat. Hasil produksi suatu daerah baik yang berupa hasil bumi maupun industri semakin banyak sehingga diperlukan pemindahan atau pemasaran barang ke daerah lain. Berdasarkan hal tersebut diperlukan sarana dan prasarana pengangkutan yang lebih memadai. Kapal yang semula sederhana dan kecil, sesuai dengan berkembangnya teknologi meningkat menjadi kapal-kapal besar dan teknologi lebih canggih. Bahkan kemudian berkembang kapal-kapal khusus yang disesuaikan dengan barang yang diangkut, seperti kapal barang umum (general carco ship), kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, kapal pengangkut gas alam cair (LNG tanker), kapal penumpang, kapal fery, kapal ikan, kapal keruk, kapal perang, dan lain sebagainya. Sejalan dengan itu, pelabuhan sebagai prasarana angkutan laut juga berkembang. Pelabuhan tidak lagi harus berada di daerah terlindungi secara alami, tetapi bisa berada di laut terbuka, untu mendapatkan perairan yang luas dan dalam, dengan membuat pemecah gelombang untuk melindungi daerah perairan. Tipe pelabuhan juga disesuaikan dengan kapal-kapal yang menggunakannya, sehingga ada pelabuhan barang, pelabuhan minyak, pelabuhan ikan, dan sebagainya. Daerah pelabuhan harus cukup luas yang menyediakan berbagai fasilitas untuk bongkar muat barang dan menaik-turunkan penumpang. 11 2.1.1. Definisi Pelabuhan 12 Pelabuhan (port) adalah daerah perariran yang terlindungi terhadap gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut merliputi dermaga, 11 Bambang Triatmodjo, Perencanaan Pelabuhan, Beta Offset, Yogyakarta, 2009, hlm 1-2 12 Bambang Triatmodjo, Perencanaan Pelabuhan, Beta Offset, Yogyakarta, 2009, hlm 3-4 15

Upload: vuphuc

Post on 14-Feb-2018

260 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL LAUT

2.1. Tinjauan Umum Pelabuhan

Pada awalnya, pelabuhan hanya merupakan suatu tepian yang dibuat agar kapal-

kapal dan perahu-perahu dapat merapat dan bertaambat untuk bisa melakukan bongkar

muat barang, menaik-turunkan penumpang dan kegiatan lain, Untuk bisa melakukan

kegiatan tersebut maka pelabuhan harus tenang terhadap gangguan gelombang, sehingga

pada masa itu terlindung terhadap gangguan gelombang. Sejalan dengan berkembangnya

kehidupan sosial dan ekonomi penduduk suatu daerah atau negara maka kebutuhan akan

sandang, pangan dan fasilitas hidup lainnya meningkat. Hasil produksi suatu daerah baik

yang berupa hasil bumi maupun industri semakin banyak sehingga diperlukan

pemindahan atau pemasaran barang ke daerah lain. Berdasarkan hal tersebut diperlukan

sarana dan prasarana pengangkutan yang lebih memadai. Kapal yang semula sederhana

dan kecil, sesuai dengan berkembangnya teknologi meningkat menjadi kapal-kapal besar

dan teknologi lebih canggih. Bahkan kemudian berkembang kapal-kapal khusus yang

disesuaikan dengan barang yang diangkut, seperti kapal barang umum (general carco

ship), kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, kapal pengangkut gas alam

cair (LNG tanker), kapal penumpang, kapal fery, kapal ikan, kapal keruk, kapal perang,

dan lain sebagainya. Sejalan dengan itu, pelabuhan sebagai prasarana angkutan laut juga

berkembang. Pelabuhan tidak lagi harus berada di daerah terlindungi secara alami, tetapi

bisa berada di laut terbuka, untu mendapatkan perairan yang luas dan dalam, dengan

membuat pemecah gelombang untuk melindungi daerah perairan. Tipe pelabuhan juga

disesuaikan dengan kapal-kapal yang menggunakannya, sehingga ada pelabuhan barang,

pelabuhan minyak, pelabuhan ikan, dan sebagainya. Daerah pelabuhan harus cukup luas

yang menyediakan berbagai fasilitas untuk bongkar muat barang dan menaik-turunkan

penumpang.11

2.1.1. Definisi Pelabuhan12

Pelabuhan (port) adalah daerah perariran yang terlindungi terhadap

gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut merliputi dermaga,

11 Bambang Triatmodjo, Perencanaan Pelabuhan, Beta Offset, Yogyakarta, 2009, hlm 1-2 12 Bambang Triatmodjo, Perencanaan Pelabuhan, Beta Offset, Yogyakarta, 2009, hlm 3-4

15

Page 2: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

tempat untuk kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang, kran-kran

(crane) untuk bongkar muat barang, gudang laut (transito) dan tempat-tempat

penyimpanan yang berfungsi untuk kapal membongkar muatannya, dan gudang-

gudang, tempat barang –barang disimpan dalam waktu yang lebih lama selama

menunggu pengiriman ke daerah tujuan atau pengapalan. Terminal ini dilengkapi

dengan jalan kereta api dan/atau jalan raya.

Pelabuhan merupakan suatu pintu gerbang untuk masuk ke suatu wilayah

atau negara dan sebagai prasarana penghubung antar daerah, antar pulau atau

bahkan antar negara, benua, dan bangsa. Berdasarkan fungsinya tersebut maka

pembangunan pelabuhan harus dipertanggungjawabkan baik secara sosial

ekonomis maupun teknis.

Pelabuhan mempunyai daerah pengaruh (hinterland), yaitu daerah yang

mempunyai kepentingan hubungan ekonomi, sosial dan lain-lain dengan

pelabuhan tersebut. Misalnya Jawa Barat dan bahkan Indonesia merupakan

daerah pengaruh dari Pelabuhan Tanjung Priok, atau Pelabuhan Makassar

mempunyai daerah pengaruh yang berupa pulau-pulau dan laut-laut di sekitarnya.

Barang-barang import, misalnya mobil masuk ke Indonesia melalui Pelabuhan

Tanjung Priok yang selanjutnya akan didistribusikan ke seluruh wilayah

Indonesia.

Selain untuk kepentingan sosial dan ekonomi, ada pula pelabuhan yang

dibangun untuk kepentingan pertahanan. Pelabuhan ini dibangun untuk tegaknya

suatu negara. Pelabuhan tersebut disebut dengan pangkalan laut atau pelabuhan

militer.

2.1.2. Arti Penting Pelabuhan13

Indonesia sebagai negara kepualuan maritim, peranan pelayaran adalah

sangat penting bagi kehidupan sosial, ekonomi, pemerintahan,

pertahanan/keamanan, dan sebagainya. Bidang kegiatan pelayaran sangat luas

yang meliputi angkutang penumpang dan barang, penjagaan pantai, hidografi, dan

masih banyak lagi jenis pelayaran lainnya.

13 Bambang Triatmodjo, Perencanaan Pelabuhan, Beta Offset, Yogyakarta, 2009, hlm 2-3

16

Page 3: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

Bidang kegiatan pelayaran dapa dibedakan menjadi dua yaitu pelayaran

niaga. Pelayaran niaga adalah usaha pengangkutan barang, terutama barang

dagangan, melalui laut antar pulau atau pelabuhan. Pelayaran bukan niaga

meliputi pelayaran kapal patrol, survai kelautan, dan sebagainya.

Kapal sebagai sarana pelayaran mempunyai peran sangat penting dalam

sistem angkutan laut. Hampir semua barang impor, ekspor, dan muatan dalam

jumlah sangat besar diangkut dengan menggunakan kapal laut, walaupun di

antara tempat-tempat di mana pengangkutan dilakukan terdapat fasilitas angkutan

lain yang berupa angkutan darat dan udara. Hal ini mengingat bahwa kapal

mempunyai kapasistas yang jauh lebih besar daripada sarana angkutan lainnya.

Salah satu contoh, pengangkutan minyak yang mencapai puluhan bahkan ratusan

ribu ton, apabila harus diangkut dengan truk tangki diperlukan ribuan kendaraan

dan tenaga kerja. Misalnya kapal tanker 10.000 DWT bisa mengangkut minyak

10.000 ton atau sekitar 12.000.000 liter yang setara dengan 1000 truk gandeng

dengan kapasitas 12.000 liter. Berdasarkan contoh tersebut, maka untuk muatan

dalam jumlah besar, angkutan dengan kapal akan memerlukan waktu lebih

singkat tenaga kerja lebih sedikit dan biaya lebih murah. Selain itu untuk

angkutan barang antar pulau atau negara, kapal merupakan satu-satunya yang

paling sesuai.

Untuk mendukung sarana angkutan laut tersebut diperlukan prasarana yang

berupa pelabuhan. Pelabuhan merupakan tempat pemberhentian (terminal) kapal

setelah melalkukan pelayaran. Di pelabuhan ini kapal melakukan berbagai

kegiatan seperti menaik-turunkan penumpang, bongkar muat barang, pengisian

bahan bakar dan air tawar, melakukan reparasi, mengadakan perbekalan, dan

sebagainya. Untuk bisa melaksanakan berbagai kegiatan tersebut pelabuhan harus

dilengkapi dengan fasilitas seperti pemecah gelombang, dermaga, peralatan

tambatan, peralatan bongkar muat barang, gudang-gudang, lapangan untuk

menimbun barang, perkantoran baik untuk pengelola pelabuhan maupun untuk

maskapai pelayaran, ruang tunggu bagi penumpang, perlengkapan pengisian,

bahan bakar, dan penyediaan air bersih, dan lain sebagainya. Bab-bab selanjutnya

dari buku ini akan dijelaskan berbagai fasilitas penting dari suatu pelabuhan.

17

Page 4: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

2.1.3. Pelabuhan di Indonesia14

Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari 13.000 pulau

dan wilayah pantai sepanjang 80.000 km atau dua kali keliling dunia melalui

khatulistiwa. Kegiatan pelayaran sangat diperlukan untuk menghubungkan antar

pulau, pemberdayaan sumber daya kelautan, penjagaan wilayah laut, penelitian

kelautan, dan sebagainya. Salah satu kegiatan pelayaran terpenting adalah

pelayaran niaga, yang dapat dibedakan menjadi pelayaran lokal, pelayaran pantai,

dan pelayaran samudera. Pada pelayaran lokal, pelayaran hanya bergerak dalam

batas daerah tertentu di dalam suatu propinsi di Indonesia, atau dalam dua

propinsi yang berbatasan. Salah satu contoh adalah pelayaran di wilayah

kepulauan Riau, pelayaran antara pelabuhan Panjang di Porpinsi Lampung dan

Merak di Jawa Barat. Luas wilayah operasi pelayaran lokal tidak melebihi 200

mil. Kapal-kapal yang digunakan adalah kapal kecil dan biasanya kurang dari 200

DWT. Pelayaran pantai, yang juga disebut pelayaran antar pulau atau pelayaran

Nusantara, mempunyai wilayah operasi di seluruh perairan Indonesia. Pelayaran

Samudra adalah pelayaran yang beroperasi dalam perairan internasional, dengan

membawa barang-barang ekspor impor dari satu negara ke negara lain. Selain

ketiga jenis pelayaran tersebut, terdapat pelayaran rakyat sebagai usaha rakyat

yang bersifat tradisional yang merupakan bagian dari usaha angkutan di perairan.

Pelayaran ini menggunakan kapal-kapal kecil. Wilayah operasinya adalah di

seluruh perairan Indoensia.

Sehubungan dengan jenis pelayaran niaga tersebut, maka pelabuhan sebagai

prasarana angkutan laut juga disesuaikan. Ditinjau dari fungsinya dalam

perdagangan nasional dan internasional pelabuhan dibedakan menjadi dua macam

yaitu pelabuhan laut dan pelabuhan pantai. Pelabuhan laut bebas dimasuki oleh

kapal-kapal asing. Pelabuhan ini banyak dikunjungi oleh kapal-kapal samudra

dengan ukuran yang besar. Pelabuhan pantai hanya digunakan untuk perdagangan

dalam negeri sehingga tidak bebas disinggahi oleh kapal-kapal asing, kecuali

dengan ijin.

Sesuai dengan jenis dan ukuran kapal yang singgahi di pelabuhan dan

tingkat perkembangan daerah yang tidak sama, maka pemerintah telah melakukan

14 Bambang Triatmodjo, Perencanaan Pelabuhan, Beta Offset, Yogyakarta, 2009, hlm 4-6

18

Page 5: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

kebijaksanaan dalam pengembangan jaringan sistem pelayanan angkutan laut dan

kepelabuhanan yang didasarkan pada 4th Gate Way Port System. Dalam kaitannya

dengan hal tersebut di atas, dikenal adanya penggoongan pelabuhan sebagai

berikut ini.

1. Gate Way Port, yang terdiri dari pelabuha berikut:

a. Tanjung Priok

b. Tanjung Perak

c. Belawan

d. Ujung Pandang

2. Regional Collector Port, yang terdiri dari pelabuhan berikut:

a. Teluk Bayur

b. Palembang

c. Balikpapan

d. Dumai

e. Lembar

f. Pontianak

g. Cirebon

h. Panjang

i. Ambon

j. Kendari

k. Lhok Seumawe

l. Sorong

m. Bitung

n. Semarang

19

Page 6: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

3. Trunk Port, yang dibedakan menjadi dua kategori:

1) Kategori 1

a) Banjarmasin

b) Samarinda

c) Meneng

d) Cilacap

e) Tarakan

f) Donggala

g) Tenau

h) Ternate

i) Kruceng Raya

j) Sibolga

k) Jayapura

l) Gorontalo

m) Bengkulu

n) Batam

2) Kategori II

a) Kuala Langsa

b) Sampit

c) Benoa

d) Pekanbaru

e) Jambi

f) Pare-pare

20

Page 7: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

g) Sntele

h) Biak

i) Merauke

j) Toli-toli

k) Kalianget

4. Fedeer Port

Pelabuhan ini merupakanoelabuhan kecil dan perintis yang jumlahnya

lebih dari 250 buah di seluruh Indonesia. Pelabuhan ini melayani pelayaran di

daerah-daerah terpencil. Pelabuhan perintis ini dimaksdukan untuk membuka

kegiatan ekonomi daerah terpencil, seperti di wilayah barat Sumatera, Nusa

Tenggara Barat dan Timur, Maluku dan Irian Jaya.

Meskipun Konsep 4th Gate Way Ports System telah dicanangkan, namun

konsep tersebut belum bisa diimplementasikan. Sampai saat ini banyak pelabuhan

yang terebuka untuk perdagangan luar negeri, sehingga Indonesia mempunyai

banyak pintu gerbang.

2.2. Tinjauan Macam Pelabuhan15

Pelabuhan dapat dibedakan menjadi beberapa macam yang tergantung pada sudut

tinjauannya, yaitu dari segi penyelenggaraannya, pengusahaannya, fungsi dalam

perdagangan nasional dan internasional, segi kegunaan dan letak geografisnya.

2.2.1. Ditinjau Dari Segi Penyelenggaraannya

1. Pelabuhan Umum

Pelabuhan umum diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan

masyarakat umum. Penyelenggaraan pelabuhan umum dilakukan oleh

pemerintah dan pelaksanaannya daapt dilimpahkan kepada badan usaha milik

negara yang didirikan untuk maksud tersebut. Di Indoneisa dibentuk empat

badan usaha tersebut adalah PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I berkedudukan

di Medan, Pelabuhan Indonesia II berkedudukan di Jakarta, Pelabuhan di

15 Bambang Triatmodjo, Perencanaan Pelabuhan, Beta Offset, Yogyakarta, 2009, hlm 6-24

21

Page 8: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

Indonesia III berkedudukan di Surabaya dan Pelabuhan Indonesia IV

berkedudukan di Ujung Pandang.

2. Pelabuhan Khusus

Pelabuhan khusus diselenggarakan untuk kepentingan sendiri guna

menunjang kegiatan tertentu. Pelabuhan ini tidak boleh digunakan untuk

kepentingan umum, kecuali dalam keadaan tertentu dengan ijin pemerintah.

Pelabuhan khusus dibangun oleh suatu perusahaan baik pemerintah maupun

swasta, yang berfungsi untuk prasarana pengiriman hasil produksi perusahaan

tersebut. Sebagai conoth adalah Pelabuhan LNG Arun di Aceh yang digunakan

untuk mengirimkan hasil produksi gas alam cair ke daerah atau negara lain.

Pelabuhan Pabrik Aluminium Asahan di Kuala Tanjung Sumatera Utara

digunakan untuk melayani impo bahan baku bouksit dan ekspor aluminium ke

daerah/negara lain.

2.2.2. Ditinjau dari segi pengusahaannya

1. Pelabuhan yang diusahakan

Pelabuhan ini sengaja diusahakan untuk memberikan fasilitas-fasilitas

yang diperlukan oleh kapal yang memasuki pelabuhan untuk melakukan

kegiatan bongkar muat barang, menaik-turunkan penumpang serta kegiatan

lainnya. Pemakain pelabuhan ini dikenakan biaya-biaya, seperti biaya jasa

labuh, jasa tambat, jasa pemanduan, jasa penundaan, jasa pelayanan air bersih,

jasa dermaga, jasa penumpukan, bongkar-muat, dan sebagainya.

2. Pelabuhan yang tidak diusahakan

Pelabuhan ini hanya merupaka tempat singgahan kapal, tanpa fasilitas

bongkar-muat, bea cukai, dan sebagainya. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan

kecil yang disubsidi oleh pemerintah dan dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis

Direktorat Jendal Perhubungan Laut.

2.2.3. Ditinjau dari fungsi perdagangan nasional dan internasional

1. Pelabuhan laut

Pelabuhan laut adalah pelabuhan yang bebas dimasuki oleh kapal-kapal

berbendera asing. Pelabuhan ini biasanya merupakan pelabuhan utama di suatu

22

Page 9: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

daerah yang dilabuhi kapal-kapal yang membawa barang untuk ekspor/ impor

secara langsung ked an dari luar negeri. Di Indonesia terdapat lebih dari seratus

pelabuhan seperti ini. Contohnya adalah Pelabuhan Gorontalo, Pelabuhan

Tarakan, Tanjung Mas Semarang, Tanjung Intan Cilacap, dan masih banyak

lagi.

2. Pelabuhan Lantai

Pelabuhan pantai ialah pelabuhan yang disediakan untuk perdagangan

dalam negeri dan oleh karena itu tidak bebas disinggahi oleh kapal berbendera

asing. Kapal asing dapat masuk ke pelabuhan ini dengan meminta ijin terlebih

dulu.

2.2.4. Ditinjau dari segi penggunannya

1. Pelabuhan ikan

Pelabuhan ikan menyediakan tempat bagi kapal-kapal ikan untuk

melakukan kegiatan penangkapan ikan dan memberikan pelayanan yang

diperlukan. Berbeda dengan pelabuhan umum yang semua kegiatan seperti

bongkar muat barang, pengisian perbekalan, perawatan dan perbaikan ringan

yang dilakukan di dermaga yang sama; pada pelabuhan ikan sarana dermaga

disediakan secara terpisah untuk berbagai kegiatan. Hal ini mengingat bahwa

hasil tangkapan ikan adalah produk yang mudah busuk sehingga perlu

penanganan secara cepat. Di samping itu jumlah kapal yang berlabuh di

pelabuhan bisa cukup banyak sehingga penggunaan fasilitas pelabuhan,

terutama dermaga harus dilakukan seefisien mungkin. Pelabuhan ikan

dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk mendukung kegiatan penangkapan

ikan dan kegiatan-kegiatan pendukungnya, seperti pemecah gelombang, kantor

pelabuhan, dermaga, tempat pelelangan ikan (TPI), tangki air, tangki BBM,

pabrik es, ruang pendingin, tempat pelayanan/perbaikan kapal, dan tempat

penjemuran jala.

Untuk bisa memberikan pelayanan hasil penangkapan ikan dengan cepat,

maka dermaga pada pelabuhan ikan dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

a. Dermaga Bongkar. Dermaga ini digunakan oleh kapal-kapal yang baru

datang dari melaut untuk membongkar hasil tangkapan ikan. Setelah merapat

23

Page 10: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

ke dermaga, ikan harus segera dibongkar dan langsung dibawa ke TPI

(tempat pelelangan ikan) yang letaknya tidak jauh dari dermaga bongkar. Di

TPI, ikan hasil tangkapan dilelang agar kapal dermaga bongkar dapat

digunakan lagi oleh kapal yang datang berikutnya, setelah semua hasil

tangkapan ikan diangkut ke TPI, kapal segera meninggalkan dermaga

bongkar menuju dermaga tambat.

b. Dermaga Tambat. Di dermaga ini kapal ditambatkan dan ABK (anak buah

kapal) pulang ke rumah untuk beristirahat setelah selama satu minggu atau

bahkan lebih berada di laut untuk menangkap ikan. Selama berada di

dermaga tambat dilakukan perawatan kapal dan perawatan serta perbaikan

alat penangkap ikan. Di dermaga ini ABK melakukan persiapan untuk melaut

berikutnya. Di dekat dermaga tersebut tambat disediakan lahan untuk

penjemuran jarring dan bangunan untuk menjurai dan memperbaiki jarring,

serta tempat untuk penyimpanan alat dan suku cadang.

c. Dermaga Perbekalan. Ketika nelayan akan melaut lagi, kapal yang

ditambatkan di dermaga tambat dbawa ke dermaga perbekalan untuk

mempersiapkan bekal yang akan dibawa melaut. Bahan pokok yang

disiapkan untuk melaut adalah bahan makanan, air tawar, bahan bakar minya,

dan es. Setelah semua perbekalan disiapkan, selanjutnya kapal meninggalkan

dermaga dan melaut lagi.

24

Page 11: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

Gambar. 2.1. Pelabuhan Ikan Cilacap

(Sumber: Triadmojo, 2009, hal. 11)

2. Pelabuhan Minyak

Untuk keamanan, pelabuhan minyak harus diletakkan agak jauh dari

keperluan umum. Pelabuhan minyak biasanya tidak memerlukan dermaga atau

pangkalan yang harus dapat menahan muatan vetikal yang besar, melainkan

cukup membuat jembatan perancah atau tambatan yang dibuat menjorok ke laut

untuk mendapatkan kedalaman air yang cukup besar. Bongkar muat dilakukan

dengan pipa-pipa dan pompa-pompa. Gambar 2.2 adalah contoh pelabuhan

minyak, sedang Gambar 2.3 adalah foto jetty/ dermaga yang menjorok ke laut

untuk bertambat kapal tanker.

25

Page 12: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

Gambar 2.2. Pelabuhan Minyak

(Sumber: Triadmojo, 2009, hal.13)

Gambar 2.3. Jetty Kapal Tanker

(Sumber: www.bantenport.co.id)

Pipa-pipa penyalur diletakkan di bawah jembatan agar lalu lintas di atas

jembatan tidak terganggu. Tetapi pada tempat-tempat di dekat kapal yang

merapat, pipa-pipa dinaikkan ke atas jembatan guna memudahkan

penyambungan pipa-pipa. Umumnya di jembatan tersebut juga ditempatkan

pipa uap untuk membersihkan tangki kapal dan pipa air untuk suplai air tawar.

26

Page 13: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

Untuk menghindari benturan antara dermaga dengan kapal, dibuat breasting

dolphin yang digunakan untuk menahan benturan kapal dan mooring dolphin

untuk menambatkan kapal.

Perkembangan ukuran kapal tanker yang cukup pesat mempunyai

konsekuensi draft kapal melampaui kedalaman air di depan jetty/ dermaga

sehingga kapal tidak bisa berlabuh. Untuk itu kapal tangker dengan ukuran

besar ditambatkan pada sarana tambat yang spesifik yaitu SPM (Single Pont

Mooring( yaitu suatu tambatan berupa pelampung yang berada di lepas pantai,

yang berfungsi sekaligus sebagai sarana bongkar muat. Melalui SPM ini minyak

yang ada di tanker dibongkar serta dialirkan ke tangki minyak yang berada di

darat melalui pipa bawah laut. Gambar 2.4 adalah foto dan sket SPM

Gambar 2.4. SPM (Single Point Mooring)

(Sumber: www.ctow.be)

27

Page 14: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

Gambar 2.5. SPM (Single Point Mooring)

(Sumber: Triadmojo, 2009, hal. 14)

3. Pelabuhan Barang

Di pelabuh barang ini terjadi perpindahan moda transportasi, yaitu dari

angkutan laut ke angkutan darat dan sebaliknya. Barang di bongkar dari kapal

dan diturunkan di dermaga. Selanjutnya barang tersebut diangkut langsung

dengan menggunakan truk atau kereta api ke tempat tujuan, atau disimpan di

gudang atau lapangan penumpukan terbuka sebelum di kirim ke tempat tujuan.

Demikan pula sebaliknya, barang-barang dari pengirim ditempatkan di gudang

atau lapangan penumpakan sebelum dimuat ke kapal dan diangkut ke pelabuhan

tujuan

Untuk mendukung kegiatan tersebut, suatu pelabuhan harus dilengkapi

dengan fasilitas berikut ini.

a. Dermaga di mana kapal akan bertambar dan melakukan kegiatan bongkar

muat barang. Panjang dermaga harus cukup untuk menampung seluruh kapal

atau setidak-tidaknya 80% dari pankang kapal. Hal ini disebabkan karena

muatan dibongkar muat melalui bagian muka, belakang dan tengah kapal.

28

Page 15: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

b. Mempunyai halaman dermaga yang cukup lebar untuk keperluan bongkar

muat barang. Barang yang akan dimuat disiapkan di atas dermaga dan

kemudian diangkat dengan kran masuk kapal. Demikian pula

pembongkarannya dilakukan dengan kran dan barang diletakkan di atas

dermaga yang kemudian diangkut ke gudang.

c. Mempunyai gudang transito (gudang lini I) dan lapangan penumpukan

terbuka serta gudang penyimpanan.

d. Tersedia jalan raya dan/atau jalan kereta api untuk pengangkutan barang dari

pelabuhan ke tempat tujuan dan sebaliknya.

e. Peralatan bongkar muat untuk membongkar muatan dari kapal ke dermaga

dan sebaliknya serta untuk mengankut barang ke gudang dan lapangan

penumpukan.

Penanganan muatan di pelabuhan dilakukan di terminal pengapalan yang

penanganannya tergantung pada jenis muatan yang diangkut. Jenis muatan dapat

dibedakan menjadi tiga jenis berikut ini.

a. Barang umum (general cargo) yaitu barang-barang yang dikirim dalam

bentuk satuan seperti mobil, truk, mesin, dan barang-barang yang dibungkus

dalam peti, karung, drum, dan sebagainya. Perhitungan luas gudang dan

lapangan penumpukan dapat dihitung dengan persamaan berikut:

𝑨 =𝑻𝑻𝒓𝑻𝑺𝒇

𝟑𝟔𝟓 𝑺𝒕𝒉 (𝟏 − 𝑩𝑺)

Dengan:

A : luas gudang (m2)

T : throughtput per tahun (muatan yang lewat tiap tahun, ton)

TrT : transit time/ dwelling time (waktu transitm hari)

Sf : storage factor (rata-rata volume untuk setiap satuan berat komoditi m3/

ton. Misalkan tiap 1 m3 muatan mempunyai berat 1,5 ton; berarti Sf=

1/1,5= 0,6667

Sth : stacking height (tinggi tumpukan mautan, m)

29

Page 16: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

Bs : broken stwage of cargo (volume ruang yang hilang di antara tumpukan

muatan dan ruangan yang diperlukan untuk lalu lintas alat pengangkut

seperti forklift atau peralatan lain untuk menyortir, menumpuk dan

memindahkan muatan, %)

365 : jumlah hari dalam satu tahun

b. Muatan curah/ lepas (bulk cargo) yang dapat dibedakan menjadi

muatancurah kering berupa butiran oadat seperti tepung, pasir, semen, batu

bara, beras, jagung, gandum, dan sebagainya dan muatan curah cair seperti

air, minyak bumi, minyak nabati, dan sebagainya.

c. Peti kemas (container) adalah suatu kotak besar berbentuk emapt persegi

panjang yang digunakan sebagai tampat untuk mengangkut sejumlah barang.

Peti kemas mempunyai ukuran yang telah distandarisasi. Ukuran peti kemas

dibedakan dalam 2 macam yaitu:

f. Peti kemas 20 kaki yang biasa disebut 20 footer container berukuran

8x8x20 ft3

g. Peti kemas 40 kaki yang biasa disebut footer container 40 berukuran

8x8x40 ft3

Gambar 2.6. Sket Terminal barang umum

(Sumber: Triadmojo, 2009, hal. 17)

30

Page 17: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

Gambar 2.7. Sket terminal peti kemas

(Sumber: Triadmojo, 2009, hal. 18)

Gambar 2.8. Sket terminal barang curah padat

(Sumber: Triadmojo, 2009, hal. 18)

Luas terminal peti kemas adalah penjumlahan dari luasan berikut ini.

AT= APK + ACFS + APKK + AFPP

Dengan:

AT : luas total terminal peti kemas

APK : luas lapangan penumpukan peti kemas, dengan luasan sekitar 50-75%

dari luas total

ACFS : luas container freight station, sekitar 10-30% luas total

APKK : luas lapangan penumpukan peti kemas kosong, sekitar 10-20% luas total

31

Page 18: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

AFPP : luas fasilitas jalan masuk, bangunan kantor, tempat parkir, dan

sebagainya sekitar 5-15% luas total

Luas lapangan penumpukan peti kemas dapat dihitung dengan persamaaan

berikut:

𝑨 =𝑻 𝑫 𝑨𝑻𝑬𝑼

𝟑𝟔𝟓 (𝟏 − 𝑩𝑺)

Dengan:

T : arus peti kemas per tahun (box, TEUs), 1 TEUs= 29 m3, dan 1 box= 1,7

TEUs

AT : luas lapangan penumpukan peti kemas yang diperlukan (m2)

D : dwelling time atau jumlah hari rerata peti kemas tersimpan di

penumpukan

ATEU : luasan yang diperlukan untuk satu TEU yang tergantung pada sistem

penanganan peti kemas dan jumlah peti kemas di lapangan penumpukan

BS : broken stwage, luasan yang hilang karena adanya jalan atau jarak antar

peti kemas, nilanya sekitar 25-50%

4. Pelabuhan Penumpang

Pelabuhan/ terminal penumpang digunakan oleh orang-orang yang

berpergian dengan menggunakan kapal penumpang. Terminal penumpang

dilengkapi dengan stasiun penumpang yang melayani segala kegiatan yang

berhubungan dengan kebutuhan orang yang berpergian, seperti ruang tunggu,

kantor maskapai pelayaran, tempat penjualan tiket, mushala, toilet, kantor

imigrasi, kantor bea cukai, keamanan, direksi pelabuhan, dan sebagainya.

Barang-barang yang perlu dibongkar muat tidak begitu banyak, sehingga

gudang barang tidak perlu besar. Untuk kelancaran masuk keluar penumpang

dan barang, sebaiknya jalan masuk/keuar dipisahkan. Penumpang melalui lantai

atas dengan menggunakan jembatan langsung ke kapal, sedang barang-barang

melalui dermaga. Pada pelabuhan dengan tinggi pasang surut besar, dibuat

jembatan apung yang digunakan oleh penumpang untuk masuk ke kapal dan

sebaliknya. Gambar 2.9 dan adalah contoh pelabuhan penumpang.

32

Page 19: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

Gambar 2.9. Pelabuhan penumpang

(Sumber: Triadmojo, 2009, hal. 17)

5. Pelabuhan Campuran

Pada umumnya pencampuran pemakaian ini terbatas untuk penumpang

dan barang, sedang untuk keperluan minyak dan ikan biasanya tetap terpisah.

Tetapi bagi pelabuhan kecil atau masih dalam taraf perkembangan, keperluan

untuk bongkar muat minyak juga menggunakan dermaga atau jembatan yang

sama guna keperluan barang dan penumpang. Pada dermaga dan jembatan juga

diletakkan pipa-pipa untuk mengalirkan minyak.

6. Pelabuhan Militer

Pelabuhan ini mempunyai daerah perairan yang cukup luas untuk

memungkinkan gerakan cepat kapal-kapal perang dan agar letak bangunan

cukup terpisah. Konstruksi tambatan maupun dermaga hampir sama dengan

pelabuhan barang, hanya saja situasi dan perlengkapannya berbeda. Pada

pelabuhan barang letak/ kegunaan bangunan harus seefisien mungkin, sedang

pada pelabuhan militer bangunan-bangunan pelabuhan harus dipisah-pisah yang

letaknya cukup berjauhan.

2.2.5. Ditinjau menurut letak geografis

Menurut letak geografisnya, pelabuhan dapat dibedakan menjadi

pelabuhan alam, semi alam atau buatan.

1. Pelabuhan alam

33

Page 20: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

Pelabuhan alam merupakan daerah perairan yang terlindungi dari badai

dan gelombang secaa alami, misalnya oleh suatu pulau, jazirah atau terletak di

teluk, estuary atau muara sungai. Di daerah ini pengaruh gelombnag sangat

kecil. Pelabuhan Cilacap merupakan contoh pelabuhan alam yang daerah

perairannya terlindungi dari pengaruh gelombang, yaitu oleh Pulau

Nusakamabangan. Contoh dari pelabuhan alam lainnya adalah pelabuhan

Palembang, Belawan Pontianak, New York, San Fransisco, London, dan

sebagainya yang terletak di estuary dan muara sungai. Estuary adalah bagian

dari sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Gambar 2.10 adalah

contoh pelabuhan yang berada di muara sungai.

Gambar 2.10 Pelabuhan di muara sungai

(Sumber: Triadmojo, 2009, hal. 22)

2. Pelabuhan buatan

Pelabuhan buatan adalah suatu daerah perairan yang dilindungi dari

pengaruh gelombang dengan membuat bangunan pemecah gelombang

(breakwater). Pemecah gelombang ini membuat daerah perairan tertutup dari

laut dan hanya dihubungkan oleh suatu celah (mulut pelabuhan) untuk keluar-

masuknya kapal. Di dalam daerah tersebut dilengkapi dengan alat penambat.

Bangunan ini dibuat mulai dari pantai dan menjorok ke laut sehingga

gelombang yang menjalar ke pantai terhalang oleh bangunan tersebut. Contoh

dari pelabuhan ini adalah pelabuhan Tanjung Priok, Tanjung Mas, dan

sebagainya.

34

Page 21: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

Gambar 2.11. Pelabuhan buatan

(Sumber: Triadmojo, 2009, hal. 23)

3. Pelabuhan semi alam

Pelabuhan ini merupakan campuran dari keduda tipe di atas. Misalya

suatu pelabuhan yang terlindungi oleh lidah pasir dan perlindungan buatan

hanya pada alur masuk. Pelabuhan Bengkulu adalah contoh dari pelabuhan ini.

Pelabuhan Bengkulu memanfaatkan teluk yang terlindung oleh lidah pasir untuk

kolam pelabuhan. Pengerukan dilakukan pada lidah pasir untuk membentuk

saluran sebagai jalan masuk/keluar kapal.

Contoh lainnya adalah muara sungai yang kedua sisinya dilindungi oleh

jetty. Jetty tersebut berfungsi untuk menahan masuknya transport pasir

sepanjang pantai ke muara sungai yang dapat menyebabkan terjadinya

pendangkalan. Gambar 2.12 dan 2.13 adalah contoh pelabuhan semi alam

tersebut. Gambar 2.13 adalah pelabuhan ikan Pekalongan yang berada di muara

sungai dengan jetty di keuda sisi mulut sungai untuk mencegah sedimentasi.

35

Page 22: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

Gambar 2.12. Pelabuhan semi alam

(Sumber: Triadmojo, 2009, hal. 24)

Gambar 2.13. Pelabuhan semi alam

(Sumber: Triadmojo, 2009, hal. 25)

36

Page 23: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

2.3. Tinjauan terhadap Dermaga

2.3.1. Definisi Dermaga

Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat

dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik-

turunkan penumpang. Bentuk dna dimensi dermaga tersebut. Dermaga harus

direncanakan sedemikian rupa sehingga kapal dapat merapat dan bertambat serta

melakukan kegiatan di pelabuhan dengan aman, cepat, dan lancer. Di belakang

dermaga terdapat apron dan fasilitas jalan. Apron adalah daerah yang terletak

antara sisi dermaga dan sisi depan gudang (pada terminal barang umum) atau

container yard (pada terminal peri kemas), yang umumnya terdapat pengalihan

kegiatan angkutan laut (kapal) ke kegiatan angkutan darat (kereta api, truk, dsb).

Gudang transit atau container yard digunakan untuk menyimpan barang atau peti

kemas sebelum bisa diangkut oleh kapal, atau setelah dibongkar dari kapal dan

menunggu pengangkutan barang ke daerah yang dituju. Gambar 2.14 adalah

contoh tampang dermaga dan halaman dermaga beserta fasilitas yang ada dari

pelabuhan barang umum (general cargo).

Gambar 2.14. Sket tampang dermaga

(Sumber: Triadmojo, 2009, hal. 196)

2.3.2. Tipe Dermaga

Dermaga dapat dibedakan menjadi tiga tipe yaitu wharf, pier, dan jetty,

seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.15 struktur wharf dan pier bisa berupa

struktur tertutup atau terbuka, sementara jetty pada umumnya berupa struktur

terbuka. Strukur tertutup bisa berupa dinding gravitas dan dinding turap, sedang

struktur terbuka berupa dermaga yang didukung oleh tiang pancang. Dinding

gravitasi bisa berupa blok beton, kaison, sel turap baja atau dinding penahan tanah.

37

Page 24: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

Diagram 2.1. Tipe dermaga

(Sumber: Triadmojo, 2009, hal. 196)

Wharf adalah dermaga yang parallel dengan pantai dan biasanya berimpit

dengan garis pantai. Wharf juga dapat berfungsi sebagai penahan tanah yang ada

dibelakangnya. Pier adalah dermaga yang berada pada garis pantai dan posisinya

tegak lurus dengan garis pantai (berbentuk jari). Berbeda dengan wharf yang

digunakan untuk merapat pada satu sisinya, pier bisa digunakan pada satu sisi atau

dua sisinya; sehingga dapat digunakan untuk merapat lebih banyak kapal. Jetty

adalah dermaga yang menjorok ke laut sedemikian sehingga sisi depannya berada

pada kedalaman yang cukup untuk merapat kapal. Jetty digunakan untuk merapat

kapal tanker atau kapal pengangkut gas alam, yang mempunyai ukuran sangat

besar. Sisi muka jetty ini biasanya sejajar dengan pantai dan dihubungkan dengan

daratan oleh jembatan yang membentuk sudut tegak lurus dengan jetty. Gambar

2.16 menunjukkan beberapa tipe dermaga.

38

Page 25: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

Gambar 2.15. Dermaga tipe a) wharf; b) pier; c) jetty

(Sumber: Triadmojo, 2009, hal. 197)

2.3.3. Pemilihan Dermaga

Pemilihan tipe dermaga tergantung pada jenis kapal yang dilayani (kapal

penumpang atau barang yang bisa berupa barang satuan, peti kemas, barang curah

padat maupun cair, kapal ikan, kapal militer, dsb), ukuran kapal, kondisi topografi

dan tanah dasar laut, kondisi hidrooseanografi (gelombang dan pasang surut). Tipe

dermaga dipilih yang paling sesuai sehingga biaya pembangunannya seekonomis

mungkin. Gambar 2.17 dan 2.18 menujukkan pertimbangan dalam menentukan

tipe dermaga.

39

Page 26: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

Gambar 2.16. Perbandingan pembuatan wharf dan jetty untuk kapal besar pada pantai landai

(Sumber: Triadmojo, 2009, hal. 198)

40

Page 27: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

Gambar 2.17. Pertimbangan dalam menentukan pembuatan wharf tipe tertutup (turap) dan tipe

terbuka (tiang pancang)

(Sumber: Triadmojo, 2009, hal. 199)

Dalam Gambar 2.17 pantai mempunyai kemiringan kecil (landai) dan

pelabuhan akan digunakan untuk berlabuh kapal barang curah cair ataupun padat

(kapal minyak, kapal LNG, kapal/tongkakng batubara, dan semacamnya) dengan

bobot cukup besar (draft kapal besar). Bongkar muat barang dapat dilakukan

dengan menggunakan belt conveyot. Dengan demikian muatan tersebut tidak

memberikan beban yang besar pada dermaga. Mengingat hal tersebut, apabila

41

Page 28: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

digunakan wharf diperlukan kedalaman pelabuhan yang dalam sehingga struktur

dermaga sangat besar/berat dan pengerukan dasar laut dalam jumlah sangat besar.

Dalam hal ini, penggunaan jetty akan lebih efisien dan murah. Pelabuhan

Pertamina Cilacap adalah salah satu contoh jetty untuk kapal LNG, sedang contoh

dermaga untuk membongkar muatan batubara adalah jetty PLTU (Pembangkit

Listrik Tenaga Uap) Tanjungjati Jawa Tengah. Meskipun pada umumnya jetty

digunakan untuk merapat kapal barang curah cair maupun padat, namum dermaga

kapal peti kemas di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menggunakan tipe jetty.

Gambar adalah contoh jetty sederhana dari kayu untuk menaik-turunkan

penumpang pada terminal penyeberangan di Teluk Ambon.

2.3.1 Perhitungan Ukuran Dermaga

Perhitungan panjang dermaga ini bredasarkan IMO (International Maritim

Organization). IMO memberikan persamaa untuk menentukan panjang dermaga,

seperti diberikan oleh bentuk ini:

Lp= nLoa + (n +1) x 10% x Loa

Dengan:

Lp : panjang dermaga

LoaP : panjang kapal yang ditambat

n : jumlah kapal yang ditambat

Gambar 2.18. Dimensi Pengerukan di perairan di depan Wharf

(Sumber: Triadmojo, 2009, hal. 215)

42

Page 29: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

Gambar 2.19. Dimensi Wharf

(Sumber: Triadmojo, 2009, hal. 215)

Di dalam gambar 2.20 ditunjukkan pula fasilitas di dermaga seperti apron,

gudang, dan jalan. Lebar apron tergantung pada alat bongakr muat (crane) yang

digunakan, jumlah jalur kereta api dan truk. Gambar 2.21 memberikan lebar apron

untuk berbagai kondisi operasi yang berbeda. Apabila A adalah luas gudang yang

melayani satu tambatan, maka beberapa ukuran yang lain adalah sebagai berikut ini:

d= Lp – 2e

b= 3A/9 (d – 2e)

dengan:

A : luas gudang

L : panjang kapal yang ditambat

b : lebar gudang

a : lebar apron

e : lebar jalan

Nilai a dan e dapat dilihat dalam gambar berikut ini:

43

Page 30: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

Gambar 2.20. Penentuan Lebar Apron

(Sumber: Triadmojo, 2009, hal. 215)

2.4. Tinjauan terhadap jenis-jenis Kapal

2.4.1. Beberapa Definisi dalam Kapal

Panjang, lebar dan sarat (draft) kapal yang akan menggunakan pelabuhan

berhubungan langsung pada perencanaan pelabuhan dan fasilitas-fasilitas yang

harus tersedia di pelabuhan. Gambar 2.19 menunjukkan dimensi utama kapal yang

akan digunakan untuk menjelaskan beberapa definisi kapal. Beberapa istilah masih

diberikan dalam bahasa asing, mengingat dalam praktik di lapangan istilah tersebut

banyak digunakan.

Gambar 2.21. Dimensi kapal

(Sumber: Triadmojo, 2009, hal. 26)

44

Page 31: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

Displacement Tonnage, DPL (Ukuran Isi Tolak) adalah volume air yang

dipindahkan oleh kapal, dan sama dengan berat kapal.

Ukuran Isi Tolak Kapal bermuatan penuh disebut dengan Displacement

Tonnage Loaded masih dimuati lagi, kapal akan terganggu stabilitasnya sehingga

kemungkinan kapal tenggelam menjadi besar. Ukuran isi tolak dalam keadaan

kosong disebut dengan Displacement Tonnage Light, yaitu berat kapal tanpa

muatan. Dalam hal ini berat kapal adalah termasuk perlengkapan berlayar, bahan

bakar, anak buah kapal, dan sebagainya.

Deadweight Tonnage, DWT (Bobot Mati) yaitu berat total muatan yang

artinya kappa dapat mengangkut dalam keadaan pelayaran optimal (draft

maksimum). Jadi DWT adalah selisih antara Displacement Tonnage Loaded dan

Displacement Tonnage Light.

Gross Register Tons, GRT (Ukuran Isi Kotor) adalah volume keseluruhan

ruangan kapal (1 GRT = 2,83 m3 = 100 ft3).

Netto Register Tons, NRT (Ukuran Isi Bersih) adalah ruangan yang

disediakan untuk muatan dan penumpang, besarnya sama dengan GRT dikurangi

dengan ruangan-ruangan yang disediakan untuk nahkoda dan anak buah kapal,

ruang mesin, gang, kamar mandi, dapur, ruang peta. Jadi NRT adalah ruangan-

ruangan yang dapat didayagunakan, dapat diisi dengan muatan yang membayar

uang tambang.

Sarat (draft) adalah bagian kappa yang terendam air pada keadaan muatan

maksimum, atau jarak antara garis air pada beban yang direncanakan (designed

load water line) dengan titik terendah kapal.

Panjang total (length overall, Loa) adalah panjang kapal dihitung dari ujung

depan (haluan)n sampai ujung belakang (buritan).

Panjang garis air (length between perpendiculars, Lpp) adalah panjang

antara kedua ujung design load water line. Lebar kapal (beam) adalah jarak

maksimum antara dua sisi kapal.

45

Page 32: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

2.4.2. Jenis Kapal

Selain dimensi kapal, karakteristik kapal seperti tipe dan fungsinya juga

berpengaruh terhadap perencanaan pelabuhan. Tipe kapal berpengaruh pada tipe

pelabuhan yang akan direncanakan. Sesuai dengan fungsinya, kapal dapat

dibedakan menjadi beberapa tipe sebagai berikut:

1. Kapal Penumpang

Di Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan taraf hidup sebagian

penduduknya relative masih rendah, kapal penumpang masih mempunyai peran

yang cukup besar. Jarak antara pulau yang relative dekat masih bisa dilayani

oleh kapal-kapal penumpang. Selain itu dengan semakin mudahnya hubungan

antara pulau (Sumatera-Jawa-Bali), semakin banyak beroperasi ferri-ferri yang

memungkinkan mengankut mobil, bus, dan truk bersama-sama dengan

penumpangnya. Pada umumnya kapal penumpang mempunyai ukuran relative

kecil.

Di negara maju, kapal-kapal besar antar lautan menjadi semakin jarang.

Orang lebih memilih pesawat terbang untuk menempuh jarak yang jauh.

Sebaliknya muncul kapal pesiar dan juga ferri. Gambar 2.20 adalah kapal

penumpang.

Gambar 2.22. Kapal penumpang

(Sumber: http://bangkanews.com/img/)

46

Page 33: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

2. Kapal Barang

Kapal barang khusus dibuat untuk mengangkut barang. Pada umumnya

kapal barang mempunyai ukuran yang lebih besar dari pada kapal penumpang.

Bongkar muat barang bisa dilakukan dengan dua cara yaitu secara vertikal

dan horizontal. Bongkar muat secara vertikal yang biasa disebut lift on / lift off

(Lo/Lo) dilakukan dengan keran kapal, keran mobil dan/atau keran tetap yang

ada di dermaga. Pada bongkar muat secara horizontal yang juga disebut Roll on/

Roll Off (Ro/Ro) barang-barang diangkut dengan menggunakan truk.

Kapal ini juga dapat dibedakan menjadi beberapa macam sesuai dengan

barang yang diangkut, seperti biji-bijian, barang-barang yang sesuai

dimasukkan dalam peti kemas (container), benda cair (minyak, bahan kimia,

gas alam, gas alam cair, dan sebagainya).

a. Kapal barang umum (general cargo ship)

Kapal ini digunakan untuk mengangkut muatan umum (general

cargo). Muatan tersebut bisa terdiri dari bermacam-macam barang yang

dibungkus dalam peti, karung dan sebagaiunya yang dikapalkan oleh banyak

pengirim untuk banyak penerima di beberapa pelabuhan tujuan. Gambar 2.21

adalah bentuk kapal barang umum. Kapal tersebut dilengkapi dengan kran

kapal untuk membongkar muat barang.

Gambar 2.23. Kapal barang

(Sumber: http://www.indonesianship.com/images/)

47

Page 34: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

b. Kapal peti kemas

Kapal peti kemas dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berikut ini

(Subandi, 1996). Gambar 2.22 adalah kapal peti kemas.

• Full container ship, yaitu kapal yang dibuat secara khusus untuk

mengangkut peti kemas. Ruangan muatan kapal dilengkapi dengan sel-

sel yang keempat sudutnya diberi pemandu untuk memudahkan masuk

dan keluarnya peti kemas. Kapal seperti ini biasa disebut third

generation container ship.

• Partial container ship, yaitu kapal yang sebagaian ruangannya

diperuntukkan bagi muatan peti kemas dan sebagian lainnya untuk

muatan konvesional. Kapal ini biasa disebut dengan semi container.

• Convertible container ship, yaitu kapal yang sebagian atau seluruh

ruangannya dapat dipergunakan untuk memuat peti kemas atau muatan

lainnya. Pada saat yang lain kapal ini dapat diubah sesuai dengan

kebutuhan untuk mengangkut muatan konvensional atau peti kemas.

• Ship with limited container carrying ability, yaitu kapal yang

mempunyai kemampuan mengangkut peti kemas dalam jumlah terbatas.

Kapal ini dilengkapi dengan perlengkapan khusus untuk memungkinkan

mengangkut peti kemas dalam jumlah terbatas. Dilihat dari segi

konstruksinya, kapal ini adalah kapal konvensional.

• Ship without special container stowing or handing device, yaitu kapal

yang tidak mempunyai alat-alat bongkar muat dan alat pemadatan

(stowing) secara khusus, tetapi juga mengangkut peti kemas. Muatan peti

kemas diperlakukan sebagai muatan konvensional yang berukuran besar

dan diikiat dengan cara-cara konvensional.

48

Page 35: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

Gambar 2.24. Kapal peti kemas

(Sumber: http://beritatrans.com)

c. Kapal barang curah (bulk cargo ship)

Kapal ini digunakan untuk mengangkut muatan curah yang

dikapalkan dalam jumlah banyak sekaligus. Muatan curah ini bisa berupa

beras, gandum, batu bara, bijih besi, dan sebagainya. Kapal jenis ini ada yang

mempunyai kapasitas 175.000 DWT dengan panjang 330 m, lebar 48,5 m

dan sarat 18,5 m. kapal pengangkut barang curah bisa berupa tongkang yang

ditarik oleh kapal tunda. Gambar … adalah tongkang sedang memuat batu

bara dan kapal tunda yang membantunya.

Sejak beberapa tahun ini telah muncul kapal campuran OBO (Ore-

Bulk-Oil) yang dapat memuat barang curah dan barang cair secara bersama-

sama. Kapal jenis ini berkembang dengan pesat, dan ada yang mempunyai

kapasitas 260.000 sampai DWT.

d. Kapal tanker

Kapal ini digunakan untuk mengangkut minya, yang umumnya

mempunyai ukuran sangat besar. Berat yang bisa diangkut bervariasi antara

beberapa ribu ton sampai ratusan ribu ton. Kapal tanker ada yang mempunyai

kapasitas sampai 555.000 DWT yang mempunyai panjang 414 m, lebar 63 m

dan sarat 28, m. Gambar 2.23 adalah kapal tanker yang sedang bertambat di

jetty.

49

Page 36: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

Gambar 2.25. Kapal tanker

(Sumber: http://beritatrans.com)

Karena barang cari yang berada di dalam ruangan kapal dapat

bergerak secara horizontal (memanjang dan melintang), sehingga dapat

membahayakan stabilitas kapal, maka ruangan kapal dibagi menjadi

beberapa komprtemen (bagian ruangan) yang berupa tangki-tangki. Melalui

pembagian ini maka tekanan zat cair dapat dipecah sehingga tidak

membahayakn stabilitas kapal. Tetapi dengan demikian diperlukan lebih

banyak pompa dan pipa-pipa untuk menyalurkan minyak masuk dan keluar

kapal.

e. Kapal khusus (special designed ship)

Kapal ini dibuat khusus untuk mengangkut barang tertentu seperti

daging yang harus diangkut dalam keadaan beku, kapal pengangkut gas alam

cair (liquefied natural gas, LNG), dan sebagainya. Gambar … adalah kapal

LNG yang sedang memuat di pelabuhan LNG Badak Kalimantan Timur.

Pemuatan LNG dilakukan dengan menggunakan pipa-pipa dan pompa.

Sedang gambar … adalah kapal tanker yang didorong oleh tiga buah kapal

tunda sedang masuk Pelabuhan Pertamina Cilacap

50

Page 37: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

Gambar 2.26. Kapal LNG

(Sumber: www.ne.its.ac.id)

f. Kapal ikan

Kapal ikan digunakan untuk menangkap ikan di laut. Ukuran kapal

ikan yang digunakan tergantung pada jenis ikan yang tersedia, potensi ikan di

daerah tangkapan, karakteristik alat tangkap, jarak daerah tangkapan, dan

sebagainya. Ukuran kapal yang singgah di pelabuhan bervariasi mulai dari

perahu motor temple sampai dengan kapal motor berbobot puluhan sampai

ratusan GT. Jarak jangkau dan waktu atau durasi penangkapan ikan

tergantung pada ukuran kapal. Perahu motor tempel dapat menangkap ikan

tergantung pada ukuran kapal. Perahu motor tempel dapat menangkap ikan di

perairan sampai sejauh 3-4 mil, yang berangkat melaut pagi hari dan pulang

siang atau sore hari. Kapal-kapal dengan bobot lebih besar bisa beroperasi di

perairan lepas pantai (perairan Nusantara), perairan ZEEI (zona ekonomi

ekslusif Indonesia), dan laut bebas (internasional).

2.4.3. Karakteristik Kapal

Tipe dan bentuk pelabuhan tergantung pada jenis dan karakteristik kapal

yang berlabuh. Perencanaan pemabangunan pelabuhan harus meninjau

pengembangan pelabuhan di masa mendatang, dengan memperhatikan daerah

perairan untuk alur pelayaran, kolam putar, penambatan, dermaga, tempat

pembuangan bahan pengerukan, daerah daratan yang diperlukan untuk

penempatan, penyimpanan dan pengangkutan barang-barang. Kedalaman dan lebar

alur pelayaran tergantung pada kapal terbesar yang menggunakan pelabuhan.

51

Page 38: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

Kuantitas angkutan (trafik) yang diharapkan menggunakan pelabuhan juga

menentukan apakah alur untuk satu jalur atau dua jalur. Luas kolam pelabuhan dan

panjang dermaga sangat dipengaruhi oleh jumlah dan ukuran kapal yang akan

berlabuh.

Untuk keperluan perencanaan pelabuhan maka berikut ini diberikan

dimensi dan ukuran kapal secara umum, seperti terlihat dalam Tabel. Sesuai

dengan penggolongan pelabuhan dalam empat sistem pelabuhan, maka kapal-kapal

yang menggunakan pelabuhan tersebut juga disesuaikan, seperti terlihat dalam

Tabel, Acelor Group (2005) memberikan dimensi kapal sesuai dengan jenis kapal

dan bobotnya, seperti ditunjukkan dalam Tabel. Dalam tabel tersebut diberikan

pula bobot kapal dan muatannya (displacement).

Tabel 2.1 Karekteristik Kapal Penumpang (GRT)

Bobot Panjang Loa (m)

Lebar (m)

Draft (m)

500 51 10,2 2,9 1.000 68 11,9 3,6 2.000 88 13,2 4,0

99 99 14,7 4,5 5.000 120 16,9 5,2 8.000 142 19,2 5,8 10.000 154 20,9 6,2 15.000 179 22,8 6,8 20.000 198 24,7 75 30.000 230 27,5 8,5

Sumber: Bambang Triadmojo, Perencanaan Pelabuhan, 2009

Tabel 2.2 Karakteristik Kapal Barang (DWT)

Bobot Panjang Loa (m)

Lebar (m)

Draft (m)

700 58 9,7 3,7 1.000 64 10,4 4,2 2.000 81 12,7 4,9 3.000 92 14,2 5,7 5.000 109 16,4 6,8 8.000 126 18,7 8,0 10.000 137 19,9 8,5 15.000 153 22,3 9,3 20.000 177 23,4 10,0 30.000 186 27,1 10,9

52

Page 39: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

40.000 201 29,4 11,7 50.000 216 31,5 12,4

Sumber: Bambang Triadmojo, Perencanaan Pelabuhan, 2009

Tabel 2.3 Karakteristik Kapal Minyak (DWT)

Bobot Panjang Loa (m)

Lebar (m)

Draft (m)

700 50 8,5 3,7 1.000 61 9,8 4,0 2.000 77 12,2 5,0 3.000 88 13,8 5,6 5.000 104 16,2 6,5 10.000 130 20,1 8,0 15.000 148 22,8 9,0 20.000 162 24,9 9,8 30.000 185 28,3 10,9 40.000 204 30,9 11,8 50.000 219 33,1 12,7 60.000 232 35,0 13,6 70.000 244 36,7 14,3 80.000 255 38,3 14,9

Sumber: Bambang Triadmojo, Perencanaan Pelabuhan, 2009

Tabel 2.4 Karakteristik Kapal Barang Curah (DWT)

Bobot Panjang Loa (m)

Lebar (m)

Draft (m)

10.000 140 18,7 8,1 15.000 157 21,5 9,0 20.000 170 23,7 9,8 30.000 192 27,3 10,6 40.000 208 30,2 11,4 50.000 222 32,6 11,9 70.000 244 37,8 13,3 90.000 250 38,5 14,5 100.000 275 42,0 16,1 150.000 313 44,5 18,0

Sumber: Bambang Triadmojo, Perencanaan Pelabuhan, 2009

Tabel 2.5 Karakteristik Kapal Ferry (GRT)

Bobot Panjang Loa (m)

Lebar (m)

Draft (m)

1.000 73 14,3 3,7 2.000 90 16,2 4,3 3.000 113 18,9 4,9 4.000 127 20,2 5,3 6.000 138 22,4 5,9 8.000 155 21,8 6,1

53

Page 40: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

10.000 170 25,4 6,5 13.000 188 27,1 6,7

Sumber: Bambang Triadmojo, Perencanaan Pelabuhan, 2009

Tebl 2.6 Karakteristik Kapal Peti Kemas (DWT)

Bobot Panjang Loa (m)

Lebar (m)

Draft (m)

20.000 201 27,1 10,6 30.000 237 30,7 11,6 40.000 263 33,5 12,4 50.000 280 35,8 13,0

Sumber: Bambang Triadmojo, Perencanaan Pelabuhan, 2009

Tabel 2.7 Dimensi kapal pada pelabuhan

Tipe Pelabuhan Dimensi Kapal Panjang

Dermaga (m)

Bobot (DWT)

Draft (m)

Panjang (m)

1. Gate way port a. Kapal container b. Kapal barang umum c. Kapal barang dari collector port d. Kapal penumpang

15.000-25.000 8.000-20.000 5.000-7.000 3.000-5.000

9,0-12,0 8,0-10,0 7,5 5,0-6,0

175-285 135-185 100-130 100-135

300 200 150 165

2. Collector port Kapa Barang

a. Dari pelabuhan pengumpul

b. Dari Pelabuhan Cabang

5.000-7.000 500-3.000

7,5 4,0-6,0

100-130 50-90

150 110

3. Trunk port a. Kapal Barang − Dari

Pelabuhan Pengumpul

− Dari Pela buhan Feeder

b. Kapal Perintis

500-3.000 500-1.000 700-1.000

4,0-6,0 6,0 6,0

50-90

110 75 75

4. Feeder port a. Kapal barang b. Kapal perintis

< 1.000 500-1.000

6,0 6,0

75

Sumber: Bambang Triadmojo, Perencanaan Pelabuhan, 2009

54

Page 41: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

Tabel 2.8 Karakteristik Kapal Penumpang (Arcelor Group, 2005)

Tonage Kapasitas Angkut

Displace-ment G

Panjang total Loa

Panjang garis air

Lpp

Lebar B Draft

GRT (DWT) (ton) (m) (m) (m) (m) 70.000 - 37,600 260 220 33,1 7,6 50.000 - 27,900 231 197 30,5 7,6 30.000 - 17,700 194 166 26,8 7,6 20.000 - 12,300 169 146 24,2 7,6 15.000 - 9,500 153 132 22,5 5,6 10.000 - 6,600 133 116 20,4 4,8 7.000 4,830 117 103 18,6 4,1 5.000 - 3,580 104 92 17,1 3,6 3.000 - 2,270 87 78 15,1 3,0 2.000 - 1,580 76 68 13,6 2,5 1.000 - 850 60 54 11,4 1,9

Sumber: Bambang Triadmojo, Perencanaan Pelabuhan, 2009

Tabel 2.9 Karakteristik Kapal Curah Padat

Tonage Kapasitas Angkut

Displace-ment G

Panjang total Loa

Panjang garis air

Lpp

Lebar B Draft

GRT (DWT) (ton) (m) (m) (m) (m) - 250.000 273.000 332 314 50,4 19,4 - 200.000 221.000 303 294 47,1 18,2 - 150.000 168.000 279 270 43,0 16,7 - 100.000 115.000 248 239 37,9 14,8 - 70.000 81.900 224 215 32,3 13,3 - 50.000 59.600 204 194 32,3 12,0 - 30.000 36.700 176 167 26,1 10,3 - 20.000 25.000 157 148 23,0 9,2 - 15.000 19.100 145 135 21,0 8,4 - 10.000 13.000 129 120 18,5 7,5

Sumber: Bambang Triadmojo, Perencanaan Pelabuhan, 2009

Tabel 2.10 Karakteristik Kapal Barang Umum

Tonage Kapasitas Angkut

Displace-ment G

Panjang total Loa

Panjang garis air

Lpp

Lebar B Draft

GRT (DWT) (ton) (m) (m) (m) (m) - 40.000 51.100 197 186 28,6 12,0 - 30.000 39.000 181 170 26,4 10,9 - 20.000 26.000 159 149 23,6 9,6 - 15.000 20.300 146 136 21,8 8,7 - 10.000 13.900 128 120 19,5 7,6 - 7.000 9.900 115 107 17,6 6,8 - 5.000 7.210 104 96 16,0 6,1

55

Page 42: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

- 3.000 4.460 88 82 13,9 5,1 - 2.000 3.040 78 72 12,4 4,5 - 1.000 1.580 63 58 10,3 3,6

Sumber: Bambang Triadmojo, Perencanaan Pelabuhan, 2009

Tabel 2.11 Karakteristik Kapal Peti Kemas

Kapasitas Angkut (DWT)

Displace-ment G

(ton)

Panjang total Loa (m)

Panjang garis air

Lpp (m)

Lebar B

(m)

Draft (m)

Jumlh. Peti kemas

100.000 133.000 326 310 42,8 14,5 7.100 90.000 120.000 313 298 42,8 14,5 6.400 80.000 107.000 300 284 40,3 14,5 5.700 70.000 93.600 285 270 40,3 14,0 4.900 60.000 80.400 268 254 32,3 13,4 4.200 50.000 67.200 250 237 32,3 12,6 3.500 40.000 53.900 230 217 32,3 11,8 2.800 30.000 40.700 206 194 30,2 10,8 2.100 20.000 34.100 192 181 28,8 10,2 1.700 25.000 27.500 177 165 25,4 9,5 1.300 15.000 20.900 158 148 23,3 8,7 1.000 10.000 14.200 135 126 20,8 7,6 600 7.000 1.300 118 109 20,1 6,8 400

Sumber: Bambang Triadmojo, Perencanaan Pelabuhan, 2009

Tabel 2.12 Karakteristik Kapal Ferry

Kapasitas Angkut

Displace-ment G

Panjang total Loa

Panjang garis air

Lpp

Lebar B Draft

(DWT) (ton) (m) (m) (m) (m) 40.000 30.300 223 209 31,9 8,0 30.000 22.800 201 188 29,7 7,4 20.000 15.300 174 162 26,8 6,5 15.000 11.600 157 145 25,0 6,0 10.000 7.800 135 125 22,6 5,3 7.000 5.500 119 110 20,6 4,8 5.000 3.900 106 97 19,0 4,3 3.000 2.390 88 80 16,7 3,7 2.000 1.600 76 69 15,1 3,3 1.000 810 59 54 12,7 2,7

Sumber: Bambang Triadmojo, Perencanaan Pelabuhan, 2009

56

Page 43: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

Tabel 2.13 Karakteristik Kapal Ro-Ro

Kapasitas Angkut

Displace-ment G

Panjang total Loa

Panjang garis air

Lpp

Lebar B Draft

(DWT) (ton) (m) (m) (m) (m) 30.000 45.600 229 211 30,3 11,3 20.000 31.300 198 182 27,4 9,7 15.000 24.000 178 163 25,6 8,7 10.000 16.500 153 141 23,1 7,5 7.000 11.900 135 123 21,1 6,6 5.000 8.710 119 109 19,5 5,8 3.000 5.430 99 90 17,2 4,8 2.000 3.730 85 78 15,6 4,1 1.000 1.970 66 60 13,2 3,1

Sumber: Bambang Triadmojo, Perencanaan Pelabuhan, 2009

Tabel 2.14 Karakteristik Kapal Tanker Minyak

Kapasitas Angkut

Displace-ment G

Panjang total Loa

Panjang garis air

Lpp

Lebar B Draft

(DWT) (ton) (m) (m) (m) (m) 300.000 337.000 354 342 57,0 11,3 200.000 229.000 311 300 50,3 9,7 150.000 174.000 284 273 46,0 8,7 100.000 118.000 250 240 46,0 7,5 50.000 60.800 201 192 32,3 6,6 20.000 25.300 151 143 19,5 5,8 10.000 13.100 121 114 17,2 4,8 5.000 6.750 97 91 15,6 4,1 2.000 2.810 73 68 13,2 3,1

Sumber: Bambang Triadmojo, Perencanaan Pelabuhan, 2009

Tabel 2.15 Karakteristik Kapal LNG dan Kapal LPG

Kapasitas Angkut

Displace-ment G

Panjang total Loa

Panjang garis air

Lpp

Lebar B

Draft

(DWT) (ton) (m) (m) (m) (m) Kapal LNG 100.000 115.000 125.000 305 294 50,0 12,5 70.000 110.000 100.000 280 269 45,0 11,5 50.000 77.000 75.000 255 245 38,0 10,5 20.000 30.500 34.000 195 185 30,0 8,5 10.000 15.000 19.000 148 135 26,0 7,0

57

Page 44: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

Kapal LPG 70.000 105.000 90.000 260 250 38,0 14,0 50.000 65.000 65.000 230 220 35,0 13,0 20.000 20.000 27.000 170 160 25,0 10,5 10.000 10.000 15.000 130 120 21,0 9,0 5.000 5.000 8.000 110 100 18,0 6,8 2.000 2.000 3.500 90 75 13,0 5,5

Sumber: Bambang Triadmojo, Perencanaan Pelabuhan, 2009

:

2.5. Identifikasi Tata Kelola Kepelabuhan

2.5.1. Struktur Organisasi16

Dalam melaksanakan tugas operasi, perusahaan pelayaran perlu ditunjang

dengan suatu organisasi agar jelas tugas dan tanggung jawab masing-masing eselon

atau tingkatan. Semakin banyak armada suatu perusahaan pelayaran, maka struktur

organisasinya semakin kompleks. Organisasi perusahaan pelayaran dalam hal ini

pada bagian kantor pusat dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Divisi Angkutan atau dapat disamakan dengan divisi jasa ruangan kapal

(marketing). Divisi ini dibagi 2 (dua) sub yaitu yang pertama Angkutan muatan

yang kedua Angkutan Penumpang. Dalam istilah asing divisi ini lazim disebut

Traffic Depertment atau Fright and Passanger Traffic Department.

2. Divisi Operasi adalah bagian produksi yang menyelenggarakan tugasa untuk

memperoleh penghasilan dari jasa-jasa angkutan. Divisi ini yang melaksanakan

kendali operasi kapal-kapal.

3. Divisi Keuangan (Financial Division)

Divisi ini mengelola semua administrasi yang menyangkut keuangan

perusahaan.

4. Divisi Armada (Fleet Division)

Divisi ini mengurus segala sesuatu tentang kapal agar selalu siap dan sea worthy

untuk dioperasikan dalam arti fisik kapal (badan dan mesin serta perlengkapan

memenuhi syarat layak laut termasuk persayaratan perawakan (crew kapal)

16 A. Abbas Salim, Manajemen Pelayaran NIaga dan Pelabuhan, PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta, 1995, hlm. 6-8

58

Page 45: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

5. Divisi Umum (General Affair)

Lazimnya dalam suatu perusahaan, divisi ini melakukan tugas-tugas umum

perusahaan yang menunjang jalannya suatu perusahaan.

6. Divisi Hukum

Divisi ini meyelesaikan persoalan-persoalan yang menyangkut hukum, klaim

dan asuransi dari para pemilik muatan yang diangkut oleh kapal milik

perusahaan.

7. Divisi Keagenan

Divisi ini mengkoordinasikan cabang-cabang atau agen-agen di pelabuhan-

pelabuhan baik di dalam maupun di luar negeri.

Berdasar atas kebutuhan, pada umumnya perusahaan-perusahaan pelayaran

yang besar masih memperluas organsasinya dengan menambah bagian-bagian

yang dianggap perlu, misalnya Lembaga Penelitian & Pengembangan (Reaserch

and Development) dan Bagian Hubungan Masyarakat (Public Relation)

Struktur atau bagan organisasi perusahaan pelayaran dapat digambarkan

sebagai berikut:

Diagram 2.2 Struktur Organisasi Perusahaan Pelabuhan

(Sumber: Salin, 1994, hal. 8)

59

Page 46: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

Dapat dikemukakan bahwa struktur organisasi di atas tidak mutlak atau

tergantung pada kondisi dan kebutuhan masing-masing perusahaan. Struktur

Organisasi kantor cabang atau keagenan disesuaikan dengan skala kebutuhan.

2.5.2. Unit Usaha lain yang Terkait dengan Pelayaran17

Pada umumnya Perusahaan Pelayaran di dalam mengoperasikan kapal

dalam pengangkutan barang ditunjang oleh usaha jasa dalam bidang-bidang

tertentu, meskipun ada perusahaan pelayaran yang dapat melaksanakan kegiatan-

kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan lain.

Dalam rangkaian pengiriman barang (Cargo Shipment Process), dari si

pengirim (Shipper = Consignor) ke kapal atau sebaliknya dari kapal yang

membawa muatan impor kepada si penerima (Consignee) ada beberapa perusahaan

jasa yang terlibat di dalamnya terutama di pelabuhan-pelabuhan internasional,

yaitu:

1. Stevedoring Company; Perusahaan jasa bongkar muat barang dari kapal atau

sebaliknya.

2. Warehouse Company adalah perusahaan pergudangan; Usaha jasa penyimpanan

muatan-muatan yang dipersiapkan untuk dimuat atau yang baru dibongkar dan

dipersiapkan untuk disalurkan ke pasar.

3. Lighterage; Usaha jasa dalam bidang angkutan Bandar mengangkut muatan dari

darat ke kapal-kapal yang berlabuh atau sebaliknya. Misalnya di Pelabuhan

Cirebon sering dilakukan pemuatan dengan menggunakan perahu atau tongkang

muatan. Demikian juga di Singapura dan di Hongkong usaha ini memegang

4. Tally Company; Usaha jasa yang bergerak dalam mengadakan perhitungan dan

pencatatan muatan yang dibongkar atau dimuat di kapal.

17 A. Abbas Salim, Manajemen Pelayaran NIaga dan Pelabuhan, PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta, 1995, hlm. 9-10

60

Page 47: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

5. Freight Forwarding; Suatu usaha yang bertindak sebagai kegiatan transport

bagi pengiriman barang yang menggunakan semua moda transport, termasuk

transportasi laut untuk mengangkat barang-barang yang akan dikirim oleh

pengirim (consignor) kepada pihak penerima (consignee).

2.5.3. Bidang Pengusahaan18

1. Kegiatan Utama

Tiap-tiap pelabuhan memberikan pelayanan terhadap kapal untuk

berlabuh dan bertambat guna melakukan bongkar/muat barang dan turun/naik

penumpang, serta memberikan pelayanan terhadap barang yang akan dimuat

dan barang yang telah dibongkar dari kapal.

Berkembangnya teknologi dan ukuran kapal, meningkatnya jumlah dan

jenis barang muatan (cargo) mengakibatkan berkembang pula kegiatan dan

segmen usaha pelabuhan. Untuk melayani kapal bertambat diperlukan jasa

pemanduan dan penundaan. Untuk membongkar/muat barang di pelabuhan

diperlukan jasa bongkar/muat (stevedoring), serta penyediaan fasilitas bongkar

muat dan penyediaan gudang (lini I-transit shed).

2. Perusahaan Pelabuhan sebagai pengelola pelabuhan di Indonesia mempunyai

tujuan dan lapangan usaha sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 15 Tahun 1983 sebagai berikut:

a. Tujuan Perusahaan ialah mengusahakan jasa kepelabuhanan dari pelabuhan-

pelabuhan dalam rangka menunjang terselenggarannya kelancaran angkutan

laut.

b. Perusahaan berusaha di bidang penyediaan jasa kepelabuhanan dan usaha

lainnya yang berkaitan dengan pengusahaan jasa kepelabuhan setelah

mendapatkan persetujuan Menteri.

c. Dengan mengindahkan asas-asas ekonomi serta terjaminnya keselamatan

kekayaan negara, Perusahaan menyediakan dan mengusahakan:

18 A. Abbas Salim, Manajemen Pelayaran NIaga dan Pelabuhan, PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta, 1995, hlm. 61-62

61

Page 48: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

1) Kolam-kolam pelabuhan dan luas perarian untuk lalu lintas pelayaran dan

tempat kapal berlabuh.

2) Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal-kapal (pilotage)

dan pemberian jasa penundaan kapal laut.

3) Dermaga untuk bertambat, bongkar muat barang dan hewan serta

penyediaan fasilitas naik turun penumpang.

4) Gudang-gudang dan penimbunan barang-barang angkutan bandar, alat

bongkar muat, serta peralatan pelabuhan.

5) Tanah untuk pelbagai bangunan dan lapangan sehubungan dengan

kepentingan kelancaran angkatan laut dan industri.

6) Jaringan jalan dan jembatan, saluran pembuangan air, serta saluran listrik,

saluran air minum, pemadam kebarakan, dan lain-lain.

7) Jasa terminal

8) Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 Peraturan Pemerintah ini ditetapkan

dengan persetujuan Menteri.

Tujuan dan lapangan usaha sebagaimana diuraikan tersebut di atas adalah

tujuan dan lapangan usaha Perusahaan Pelabuhan.

2.5.4. Organsasi19

1. Organisasi pelabuhan bervariasi untuk masing-masing negara, tergantung pada

peraturan perundang-undangan dan kebijakan (policy) dari negara yang

bersangkutan. Organisasi pengelolaan pelabuhan dapat berbentuk sebagai

berikut:

19 A. Abbas Salim, Manajemen Pelayaran NIaga dan Pelabuhan, PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta, 1995, hlm. 62-66

62

Page 49: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

a. Terpusat (Centralized), seperti di Indonesia sebelum 1983, di bawah

Direktorat Jendral Perhubungan Laut (Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun

1969 dan peraturan-peratuan pelaksanaannya).

Demikian juga halnya di Korea, karena The Korea Maritim and Port

Administration (KMPA) mengelola seluruh pelabuhan di Korea.

Pelabuhan-pelabuhan di Mexico juga dikelola oleh Pemerintah Pusat di

bawah The Ministry of the Navy melalui Directorate: operation,

administration, oceanography, dredging, and maritime works.

b. Desentralisasi (Decentralized), seperti yang berlaku di banyak negara-negara

industri maju, di mana pelabuhan dikelola di bawah Pemerintahan Daerah

atau Kotapraja. Di Jepang, pelabuhan berada di bawah Pemerintah Daerah

dan ada pula yang berada di bawah Kotapraja.

2. Port Authority

Seperti telah diuraikan di atas bahwa organisasi pelabuhan ada yang

langsung di bawah Pemerintah Pusat, di bawah Pemerintah Daerah atau

Kotapraja. Untuk organisasi di lapangan di tiap pelabuhna (individual port)

terdapat satu badan yang lazim disebut Port Authority. Pengertian Port

Authority ini tidak berarti penguasa yang melaksanakan fungsi pemerintah

tetapi berkaitan dengan manajemen pelabuhan. Oleh karena itu, terjemahan port

authority dalam bahasa Indonesia lebih tepat “pengelola pelabuhan”. Sebagai

pengelola pelabuhan yang menjalankan dan melaksanakan fungsi pelabuhan

sudah seharusnya dilengkapi dengan wewenang yang memadai, agar tercipta

kesatuan komando atau perintah (unity command).

Untuk terciptanya unity of command, “Pengelola Pelabuhan” (Port

Authority) perlu mendapatkan pelimpahan wewenang. Namun tidak semua

wewenang bisa diserahkan atau dilimpahkan kepada Port Authority.

Sebagaimana telah diuraikan di muka ada berbagai macam organisasi yang

melakukan kegiatan di pelabuhan terutama instansi-instansi vertikal pemerintah.

Kriteria yang lazim dipakai di negara-negara maju untuk memberikan dan

melimpahkan wewenang kepada Port Authority yaitu:

63

Page 50: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

a. Wewenang yang berkaitan dengan kelancaran operasional pelabuhan,

termasuk lalu-lintas kapal di pelabuhan, bongkar muat barang dan lalu-

lintas darat di dalam daerah pleabuhan.

b. Wewenang yang berkaitan dengan perencanaan dan pengembangan

pelabuhan termasuk penguasaan tanah pelabuhan serta menetapkan tata

guna (land use) areal tanah pelabuhan.

c. Tugas-tugas pemerintah yang dilakukan oleh instansi vertikal yang “tidak

dapat” dilimpahkan kepada Port Authority, dalam pelaksanaannya

dikoordinasikan oleh Port Authority.

3. Manajemen Pelabuhan

Dengan pertimbangan mengenai kunjungan kapal, arus barang tiap

tahun, lengkap tidaknya fasilitas yang tersedia, serta wewnang dan tanggung

jawab yang dimiliki, pengelolaan pelabuhan dapat dikategorikan dalam 3 pola

yang dikenal dengan sebutan: landlord port, tool port, dan operating port atau

service port.

a. Landlord port: berarti pengelolaan pelabuhan (Port Authority) hanya

menyediakan prasarana pokok (infra structure) seperti: penahan gelombang

(break water), alur pelayaran (access channels), alat bantu navigasi (aid to

navigation), kolam pelabuhan, dermaga, jaringan jalan, penyediaan areal,

gudang-gudang tertentu seperti trade centre, pelayanan umum seperti

keamanan umum dan navigation information.

b. Tool Port: dalam hal ini pengelolaan pelabuhan di samping memiliki

fasilitas pokok, baik infra maupun supra structure juga memiliki peralatan

bongkar muat, sedang kegiatan operasional terutama bongkar muat (cargo

handling) dilaksanakan oleh pihak lain.

c. Operating Port atau Service Port: di samping emiliki prasarana dan sarana,

Port Authority juga melaksanakan cargo handling. Dengan demikian

keseluruhan pelayanan jasa kepelabuhanan termasuk bongkar muat berada

dalam satu tangan (one authority).

64

Page 51: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

2.5.5. Jenis Pelayanan Jasa20

1. Pelayanan Kapal

a. Jasa Labuh

1) Jasa yang diberikan terhadap kapal untuk berlabuh dengan aman sambil

menunggu pelayanan berikutnya untuk bertambat di pelabuhan, atau

untuk bongkar muat (midstream, loading/unloading) atau melaksanakan

kegiatan lainnya, (docking, pengurusan dokumen dan lain-lain)

2) Daerah labuh adalah permukaan air yang masuk daerah perairan

pelabuhan, dan batas-batasnya ditentukan berdasarkan ketentuan yang

berlaku.

3) Yang dimaksud dengan berlabuh dengan aman, yaitu:

• Tidak mengganggu alur pelayaran.

• Arealnya luas, sehingga kemungkinan bertabrakan dengan kapal lain,

yang sedang berlabuh, dapat dihindari.

• Kedalaman alur yang memadai sehingga kapal tidak kandas.

• Bebas dari penangkapan ikan.

4) Untuk menjamin tingkat pelayanan, maka pihak pelabuhan selalu

mengikuti/memonitor kedalaman (controlling depth) tempat kapal

berlabuh, sehingga dihindari hal-hal yang tidak diinginkan.

b. Pelayanan Jasa Pandu

Pelayanan jasa pandu terdiri dari:

• Pemanduan kapal.

• Penundaan kapal.

20 A. Abbas Salim, Manajemen Pelayaran NIaga dan Pelabuhan, PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta, 1995, hlm. 69-73

65

Page 52: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

c. Jasa Tambat

1) Jasa yang diberikan untuk kapal bertambat pada tambatan, yang secara

teknis dalam kondisi aman, untuk dapat melakukan kegiatan bongkar

muat dengan lancer dan tertib.

2) Tempat tambatan terdiri dari dermaga beton, dermaga besi/kayu,

pinggiran, pelampung, dolphin. Kapal yang sedang tambat/merapat pada

kapal lain yang sandar di dermaga yang lazim disebut melambung

(fender).

3) Tempat tambatan yang disediakan pada umumnya dibagi atas pelayanan

untuk kapal samudera, kapal antar pulau, lokal, PLM (Perahu Layar

Motor), tergantung dari jenis barang yang diangkutoleh kapal tersebut.

4) Di dalam pengelolaan tambatan perlu diketahui besaran faktor

penggunaan (berth occupany factor) dengan melakukan pencatatan

secara terus-menerus (per bulan)

5) Penggunaan/pemanfaatan tambatan yang tidak efisien erat kaitannya

dengan waktu kapal menunggu (waiting time)

6) Penggunaan tambatan yang tidak optimal akan menimbulkan hambatan

atau tidak efisien bagi pelabuhan, perusahaan pelayaran dan perusahaan

bongkar muat.

d. Jasa Pelayanan Air

1) Jasa yang diberikan untuk penyerahan air tawar dari darat ke kapal

untuk keperluan kapal dan ABK (Anak Buah Kapal)

2) Jasa penyerahan air tawar dapat dilakukan dengan:

• Mempergunakan mobil tangki.

• Melalui pipa di dermaga (pipe system).

• Melalui tongkang (barge system).

66

Page 53: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

3) Sumber air tawar dapat dibedakan oleh:

• Pengusahaan Pelabuhan.

• Perusahaan Daerah Air Minum.

• Perusahaan Swasta lainnya.

4) Dengan tersedianya pelayanan penyerahan air tawar di pelabuhan akan

memberikan nilai tambah tertentu bagi pelabuhan.

2. Pelayanan Barang

Pelabuhan adalah terminal tempat kapal-kapal melakukan bongkar muat

barang yang ditujukan untuk memudahkan perpindahan barang dari angkutan

laut ke angkutan darat dan sebaliknya.

Untuk melayani bongkar muat barang tersebut, pelabuhan menyediakan

fasilitas supra structure dan infra structure berupa dermaga, gudang, lapangan,

jalan-jalan dan lain-lain. Tujuan dari pelayanan barang ialah penyediaan fasilitas

yang diperlukan untuk melayani kepentingan penanganan barang-barang

melalui pelabuhan,baik untuk barang ekspr-impor maupun perdagangan antar

pulau.

Perlu diketahui pula bahwa di dalam pelayanan barang ini banyak

instansi maupun perusahaan yang terkait antara lain:

a. Instansi Administrator Pelabuhan

b. Instansi Bea & Cukai

c. Instansi PT. Pelabuhan

d. Instansi Kesehatan Pelabuhan

e. Instansi Karantina

f. Instansi Keamanan

g. Perusahaan Pelayaran

h. Perusahaan Bongkar Muat

i. Freight Forwarder

j. Tenaga Kerja Bongkar Muat

67

Page 54: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

2.6. Tinjauan Instansi dan Kegiatannya dalam Pelabuhan

Tabel 2.16 Kegiatan dan Pelaksana Tugas di Pelabuhan Umum

NO. KEGIATAN PELABUHAN PELAKSANA TUGAS/ INSTANSI

1.

2.

Labuh, tambat, dermaga

Pemanduan - Penundaan PT. Pelabuhan Pengusahaan

3.

4.

5.

6.

7.

Stevedoring

Cardoring

Recevieng/ Delivery

Pergudangan

Persewaan alat

PT. Pelabuhan Operasi Terminal (sebagian swasta)

8. Persewaan Gedung, Tanah, Air, dan Listrik

Pas Pelabuhan PT. Pelabuhan Pengusahaan

9. In / Uitklaring Swasta, EMKL – Pemilik Barang

10. Peti Kemas (Container) PT. Pelabuhan Pengusahaan

11.

12.

Teknik Pelabuhan

Pengerukan

PT. Pelabuhan (Teknis)

PT. Pengerukan

13.

14.

15.

16.

17.

Port Clearence

Custom Clearence

Imigarasi/ Kesehatan

Keamanan Pelabuhan

Tenaga Kerja

Syahbandar

Bea/Cukai

Kehakiman/ Kesehatan

K.P3

Yayasan UKA

18.

19.

Shipping

Dok & Galangan

Shipping Company

BUMN + Swasta

20. Koordinator Pelabuhan A D P E L

21. Perdagangan Luar Negeri

Perdagangan Dalam Negeri Swasta + BUMN

22. Perbankan

Industri BUMN + Swasta

68

Page 55: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

23. Asuransi Pengangkutan

Kebakaran dan Kecelakaan BUMN + Swasta

24. Pelabuhan Khusus dan Dermaga Khusus BUMN + Swasta

25. Pertahanan dan Keamanan Nasional.

− Angkatan Laut

− Kapal-kapal Bea/Cukai

− Kapal-kapal KPLP.

Sumber: Abbas Salin, Manajemen Pelabuhan, hlm.142

2.7. Klasifikasi Pelabuhan Penyeberangan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan,

dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pelabuhan yang handal dan berkemampuan

tinggi, menjamin efisiensi nasional dan mempunyai daya saing global guna menunjang

pembangunan nasional dan daerah, perlu menata pelabuhan dalam satu kesatuan tatanan

kepelabuhan nasional. Berikut ini merupakan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor

Km 53 Tahun 2002 Bab V tentang: Klasifikasi Pelabuhan Penyeberangan, Sungai Dan

Danau Serta Pelabuhan Daratan

Pasal 20:

1. Untuk kepentingan penyelenggaraan pelabuhan sungai, danau dan penyeberangan

ditetapkan klasifikasi pelabuhan.

2. Klasifikasi pelabuhan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan dengan

memperhatikan:

a. Fasilitas pelabuhan yang terdiri dan fasilitas pokok dan fasilitas penunjang;

b. Volume operasional pelabuhan;

c. Peran dan fungsi pelabuhan

3. Fasilitas pokok sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf a meliputi:

a. Perairan tempat labuh termasuk alur pelayaran;

b. Kolam pelabuhan;

c. Fasilitas sandar kapal;

d. Penimbangan muatan;

69

Page 56: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

e. Terminal penumpang;

f. Akses penumpang dan barang ke dermaga;

g. Perkantoran untuk kegiatan perkantoran pemerintahan dan pelayanan jasa;

h. Fasilitas penyimpanan bahan bakar (Bunker);

i. Instalasi air, listrik dan komunikasi;

j. Akses jalan dan atau rel kereta api;

k. Fasilitas pemadam kebakaran;

l. Tempat tunggu kendaran bermotor sebelum naik ke kapal.

4. Fasilitas penunjang sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf a meliputi:

kawasan perkantoran untuk menunjang kelancaran pelayanan jasa kepelabuhanan;

a. Tempat penampungan limbah;

b. Fasilitas usaha yang menunjang kegiatan pelabuhan;

c. Area pengembangan pelabuhan.

Pasal 21

1. Volume sebagaimana dimaksud dalam pasal 20 ayat (3) huruf b, merupakan jumlah

kegiatan:

a. Jumlah kedatangan dan keberangkatan kapal;

b. Jumlah naik turun penumpang dan kendaraan serta muatannya.

Pasal 22

1. Klasifikasi pelabuhan penyeberangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 20 Ayat (1)

dibagi kedalam 3 (tiga) kelas, yaitu:

a. Pelabuhan penyeberangan kelas I

b. Pelabuhan penyeberangan kelas II

c. Pelabuhan penyeberangan kelas III.

2. Penetapan pelabuhan penyeberangan kelas I sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

huruf a, dengan memperhatikan:

a. Volume angkutan:

70

Page 57: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

1) Penumpang > 2000 orang/hari;

2) Kendaraan. > 500 unit/hari;

b. Frekuensi > 12 trip/hari;

c. Dermaga > 1000 GRT;

d. Waktu operasi > 12jam/hari;

e. Fasilitas pokok sekurang-kurangnya meliputi:

1) Perairan tempat labuh termasuk alur pelayaran;

2) Kolam pelabuhan;

3) Fasilitas sandar kapal;

4) Fasilitas penimbangan muatan;

5) Terminal penumpang;

6) Akses penumpang dan barang ke dermaga;

7) Perkantoran untuk kegiatan perkantoran pemerintahan dan pelayanan jasa;

8) Fasilitas penyimpanan bahan bakar (bunker);

9) Instalasi air, listrik dan komunikasi;

10) Akses jalan dan/atau rel kereta api;

11) Fasilitas pemadam kebakaran;

12) Tempat tunggu kendaraan bermotor sebelum naik ke kapal.

3. Penetapan pelabuhan penyeberangan kelas II sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

huruf b, dengan memperhatikan:

a. Volume angkutan:

1) Penumpang : 1000 - 2000 orang/hari;

2) Kendaraan : 250 - 500 unit/hari;

b. Frekuensi 6 -12 trip/hari;

c. Dermaga 500 - 1000 grt;

d. Waktu operasi 6 -12 jam/hari;

e. Fasilitas pokok sekurang-kurangnya meliputi:

1) Perairan tempat labuh termasuk alur pelayaran;

2) Kolam pelabuhan;

3) Fasilitas sandar kapal;

4) Fasilitas penimbangan muatan,

5) Terminal penumpang;

6) Akses penumpang dan barang ke dermaga;

71

Page 58: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

7) Perkantoran untuk kegiatan perkantoran pemerintahan dan pelayanan jasa;

8) Fasilitas penyimpanan bahan bakar (bunker).

4. Penetapan pelabuhan penyeberangan kelas III sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

huruf c, dengan memperhatikan:

a. Volume angkutan:

1) Penumpang < 1000 orang/hari;

2) Kendaraan < 250 unit/hari;

b. Frekuensi < 6 trip/hari;

c. Dermaga < 500 grt;

d. Waktu operasi < 6 jam/hari;

e. Fasilitas pokok sekurang-kurangnya meliputi:

1) Perairan tempat labuh termasuk alur pelayanan;

2) Kolam pelabuhan;

3) Fasilitas sandar kapal;

4) Fasilitas penimbangan muatan;

5) Terminal penumpang,

6) Akses penumpang dan barang ke dermaga;

7) Perkantoran untuk kegiatan perkantoran pemerintahan dan pelayanan jasa.

Pasal 24

Pelabuhan daratan mempunyai peran sebagai terminal peti kemas untuk

pengumpulan dan distribusi barang di daratan yang di hubungkan dengan pelabuhan

induknya melalui jalan atau jalur kereta api.

Pasal 25

Pelabuhan daratan menurut klasifikasinya, ditetapkan dengan memperhatikan:

a. Kelas dari pelabuhan induknya;

b. Jaringan jalan dan/atau jalur kereta api;

c. Cakupan hinterland;

d. Kegiatan lalu lintas yangada di dalam pelabuhan daratan;

e. Frekuensi kegiatan angkutan dari pelabuhan daratan ke pelabuhan induknya atau sebaliknya;

72

Page 59: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

f. Memiliki fasilitas:

1) Bongkar muat;

2) Lapangan penumpukan;

3) Gudang;

4) Prasarana dan sarana angkutan barang;

5) Perlengkapan/peralatan untuk pengemasan; dan

6) Kantor penyelenggara pelabuhan.

Pasal 26

1. Klasifikasi pelabuhan daratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, ditetapkan

sebagai berikut:

a. Pelabuhan daratan kelas I;

b. Pelabuhan daratan kelas II;

c. Pelabuhan daratan kelas III;

2. Penetapan klasifikasi pelabuhan daratan kelas I sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

huruf a, dengan memperhatikan:

a. Volume angkutan barang/peti kemas > 20.000 TEU’s/tahun

b. Luas terminal > 3 Ha

c. Area penumpukan > 8.000 m2

d. Kapasitas penumpukan > 1.000 TEU’s

e. Gudang ekspor >450 m2

f. Gudang impor > 450 m2

g. Hangar mekanik > 350 m2

h. Gedung perkantoran > 400 m2

i. Area bongkar muat dan lalu lintas trailer/alat berat > 6.000 m2

j. Panjang landasan pacu gantry crane > 250 m2

k. Panjang jalan rel untuk bongkar muat.

3. Penetapan klasifikasi pelabuhan daratan kelas II sebagaimana dimaksud dalam ayat

(1) huruf b, dengan memperhatikan:

73

Page 60: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

a. Volume angkutan barang/peti kemas < 12.000 TEU’s/tahun;

b. Luas terminal < 2 Ha

c. Area penumpukan : 5.000 – 8.000 m2

d. Kapasitas penumpukan 750 – 1.000 TEU’s

e. Gudang ekspor: 300 – 450 m2

f. Gudang impor: 300 – 450 m2

g. Hangar mekanik: 250 – 350 m2

h. Gedung perkantoran: 250 – 400 m2

i. Area bonkar muat dan lalu lintas trailer/alat berat > 6.000 m2

j. Panjang landasan pacu gantry crane: 200 – 250 m2

k. Panjang jalan rel untuk bongkar muat.

4. Penetapan klasifikasi pelabuhan daratan kelas III sebagaimana dimaksud dalam ayat

(1) huruf c, dengan memperhatikan:

a. Volume angkutan barang/peti kemas < 12.000 TEU’s/tahun;

b. Luas terminal < 2 Ha

c. Area penumpukan < 5.000 m2

d. Kapasitas penumpukan < 750 TEU’s

e. Gudang ekspor < 300 m2

f. Gudang impor < 300 m2

g. Hangar mekanik < 250 m2

h. Gedung perkantoran < 250 m2

i. Area bonkar muat dan lalu lintas trailer/alat berat < 3.000 m2

j. Panjang landasan pacu gantry crane < 200 m2

k. Panjang jalan rel untuk bongkar muat

74

Page 61: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

2.8. Tinjauan Terhadap Proyek Sejenis

2.8.1. Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya21

Tanjung Perak merupakan pelabuhan tersibuk kedua di Indonesia setelah

Tanjung Priok di Jakarta. Pelabuhan ini juga menjadi pelabuhan utama di wilayah

Indonesia Timur.

Pada awal mulanya, untuk meningkatkan arus lalu lintas perdagangan,

kargo dan transportasi, fasilitas yang tersedia di Pelabuhan waktu itu tidak

memadai. Oleh karena itu pada tahun 1875 Ir. W. de Jonght merencanakan untuk

membangun Tanjung Perak untuk kegiatan bongkar muat tanpa menggunakan

tongkang dan perahu. Sayangnya, rencana ini ditolak karena membutuhkan banyak

dana.

Baru pada 10 tahun pertama di abad 20, W.B. Van Goor membuat rencana,

untuk menekan kapal-kapal samudra untuk bersandar lebih dekat ke kade. Setelah

tahun 1910, pembangunan Pelabuhan Tanjung Perak pun dimulai.

Selama dilaksanakan pembangunan, ternyata banyak sekali permintaan

untuk menggunakan kade yang belum seluruhnya selesai itu, dengan demikian

maka dilaksanakanlah perluasannya. Sejak saat itulah, Pelabuhan Tanjung Perak

telah memberikan suatu kontribusi yang cukup besar bagi perkembangan ekonomi

dan memiliki peranan yang penting tidak hanya bagi peningkatan lalu lintas

perdagangan di Jawa Timur tetapi juga di seluruh Kawasan Timur Indonesia.

21 http://www.eastjava.com/tourism/surabaya/ina/tanjung-perak.html

75

Page 62: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

Gambar 2.27. Site Plan Pelabuhan Perak, Surabaya

Sumber: www.slideshare.net/AndiPranawa/infrastruktur-strategis-di-jawa-timur

Gambar 2.28. Terminal Lama di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya

Sumber: http://www.eastjava.com/tourism/surabaya/ina/tanjung-perak-gallery.html

76

Page 63: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

Gambar 2.29. Terminal Baru di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya

Sumber: http://finance.detik.com/

2.8.2. Pelabuhan Port Of Singapore22

Port of Singapore dibangun dan telah beroperasi sejak 1819. Saat itu,

pelabuhannya masih beroperasi secara gratis. Konsistensinya dalam melayani

perdagagangan internasional membuat Port of Singapore telah menjadi pelabuhan

tersibuk di dunia sejak 1982. Bahkan kala itu, infrastruktur kebanggaan Singapura

ini telah dilintasi sebanyak satu juga truk kontainer dari berbagai negara. Hingga

saat ini pelabuhan tersebut telah membangun berbagai fasilitas dan sejumlah

terminal guna melancarkan bisnisnya.

Pelabuhan tersebut tak pernah kenal sepi khususnya dari kargo dan

barang. Kini, The Maritime and Port Authority of Singapore (MPA)

bertanggungjawab atas pengembangan dan pertumbuhan di pelabuhan Singapura.

Menyandang gelar terbesar kedua di dunia, pelabuhan tersebut mengelola satu per

lima volume pengiriman barang di dunia melalui truk kontainer. Sejumlah terminal

di pelabuhan tersebut mengelola 25,86 juta unit kontainer masing-masing

sepanjang 20 kaki.

22 http://bisnis.liputan6.com/read/2049305/port-of-singapore-pelabuhan-yang-jadi-pusat-dagang-123-negara

77

Page 64: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

Tak hanya barang menjadi fasilitas bongkar muat barang, Port of

Singapore juga menjadi pelabuhan bagi satu juta penumpang kapal pesiar per

tahunnya. Bahkan rata-rata 130.575 kapal barang tiba di pelabuhan tersebut setiap

tahunnya. Fasilitas yang tersedia di pelabuhan tersebut termasuk terminal kontener,

alat derek, gudang penyimpanan, sistem informasi, sistem transportasi inter-modal,

dan tentu saja dermaga tempat kapal bersandar. Dengan seluruh fasilitas dan daya

tampungnya, Port of Singapore mampu menghubungkan 600 pelabuhan yang

tersebar di 123 negara dari berbagai pelosok dunia.

Gambar 2.30. Site Plan Port Of Singapore

Sumber: http://www.jp.com.sg/singapore/main-port/port-layout/

Gambar 2.31. Terminal Penumpang Marina Bay Cruise Centre, Singapore

Sumber: http://www.rsp.com.sg/photo/

78

Page 65: BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK PELABUHAN KAPAL …e-journal.uajy.ac.id/10752/3/2TA13910.pdf · ... kapal barang curah, kapal tanker, kapal peti kemas, ... peralatan bongkar muat barang,

Gambar 2.32. Terminal Penumpang Marina Bay Cruise Centre, Singapore

Sumber: http://www.bloomberg.com/news/articles/2012-06-06/singapore-s-new-cruise-berth-ready-

to-woo-european-ships

79