world bank document...(analisis dampak ungkungan), rkl (rencana pengelolaan lingkungan) dan rpl e...
TRANSCRIPT
V o-, 3
BALI URBANINFRASTRUCTURE PROGRAM
;~~~~~A
LAPORAN UMUMRENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL)DANRENCANA PEMANTAUAN LI NGKUNGAN (RPL)
* I
f~~. ,~ a.
Pub
lic D
iscl
osur
e A
utho
rized
Pub
lic D
iscl
osur
e A
utho
rized
Pub
lic D
iscl
osur
e A
utho
rized
Pub
lic D
iscl
osur
e A
utho
rized
Pub
lic D
iscl
osur
e A
utho
rized
Pub
lic D
iscl
osur
e A
utho
rized
Pub
lic D
iscl
osur
e A
utho
rized
Pub
lic D
iscl
osur
e A
utho
rized
BALI URBANINFRASTRUCTURE PROGRAM
LAPORAN UMUMRENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL)DANRENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL)
ANDAL PA YUNG P3KT - BUIP ENVIRONMENTAL SECTOR
KATA PENGANTAR
Pada saat ini Pemernntah Daerah Tk. I Bali, bersama 9 Pemda Dati. 11 diPropinsi Bali sedang melaksanakan Program Pembangunan Prasarana Kota Terpaduatau lebih populer disebut P3KT, untuk Propinsi Bali umumnya lebih dikenal sebagaiEJBUDP (East Java Bali Urban Development Program) merupakan salah satuprogram bersama antara Propinsi Jawa Timur dengan Propinsi Bali yang mendapatdana luar negeri dari IBRD World Bank melalui Loan No. 3304- IND.
P3KT terdiri dari investasi prasarana fisik serta Operasi dan Pemeliharaan daritujuh Sub-sektor ke PU-an, beqangka waktu 5 tahun, yaitu: air limbah/sanitasi,
.4. f fpersampahan, drainase, jalan kota, KIP, dan MIP serta komponen penting lainnyayaitu Peningkatan Pendapatan Daerah, Peningkatan Kelembagaan Daerah dan
. Analisa Kapasitas dan Perencanaan Keuangan Daerah, dimana saat ini telahmemasuki tahun terakhir dari pelaksanaan program.
Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi Bali bersama dengan 9 Pemda Dati.ll diPropinsi Bali, guna melanjutkan program perkotaan yang telah berjalan cukup baiksebelumnya, pada saat ini dengan bantuan Pemerintah Pusat sedang merencanakanpenyusunan program perkotaan 5 tahun tahap kedua. Pekerjaan tersebut lebih dikenalPenyiapan PJM P3KT-BUIP atau Program Jangka Menengah P3KT 'Bali UrbanInfrastruktur Program".
. =
Salah satu komponen pendukung dari Penyiapan PJM P3KT-BUIP ini adalahmasalah lingkungan hidup, maka Studi Analisa Dampak Lingkungan ini adalahmerupakan bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan penyiapan PJM P3KT-BUIPtersebut, sehingga Kerangka Acuan Andal P3KT-BUIP ini adalah merupakan bagiandari Kerangka Acuan Penyiapan PJM P3KT-BUIP.
wnpasar, September 1996~ ? O~K~~ppea Tk. I Bali
Ketua,
Bali Urban Infrastruktur Program (UIUP) /la/ - i
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN ............. .............. I..1- 11.1 KEWAJIBAN AMDAL ................................ I11.2 KEWAJIBAN RKL DAN RPL ........................... I - 71.3 KAITAN P3KT-BUIP DENGAN UKL DAN UPL .... .......... I - 81.4 PERHATIAN KHUSUS ................................ I- 9
2. RENCANA USAHA ATAU KEGIATAN & KOMPONEN LINGKUNGAN II - 12.1 RENCANA USAHA ATAU KEGIATAN . .II - 12.2 KOMPONEN LINGKUNGAN . .II - 4
3. PROYEK JALAN KOTA DAN JEMBATAN .... .III - 13.1 DAMPAK DAMPAK YANG AKAN TERJADI ..... ........... III- 13.2 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN ..... ........... III- 83.3 RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN ..... ............ 111-10
4. PROYEK DRAINASE .. IV - 14.1 DAMPAK DAMPAK YANG AKAN TERJADI .IV - 14.2 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN .IV - 64.3 RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN .IV - 8
5. PROYEK PERSAMPAHAN .. V- 15.1 DAMPAK DAMPAK YANG AKAN TERJADI ................ V- 15.2 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN ..... ........... V- 55.3 ''ENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN ..... ............ V- 7
6. PRO' PERBAIKAN KAMPUNG (KIP) ....... ................. VI - 16.1 ..AMPAK DAMPAK YANG AKAN TERJADI ..... ........... VI - 1-6.2 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN ..... ........... VI - 66.3 RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN ..... ............. VI - 8
7. PROYEK PEMBANGUNAN PRASARANA PASAR (MIIP) ......... VIl - 17.1 DAMPAK DAMPAK YANG AKAN TERJADI ..... .......... VIl - 17.2 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN ..... .......... VII - 57.3 RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN ..... ........... VIl - 7
8. PROYEK SANITASI ............. Vill - 18.1 DAMPAK DAMPAK YANG AKAN TERJADI ............... VIII - I8.2 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN ............... Vil - 583 RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN ................ Vil - 6
Bali Urban Infrastructure ProgramC XDA1A\~~?4VIPO9J\JOI \IO~~~j\NJ. Hal-i -
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
9. PROYEK PEMBANGUNAN PASAR (PERUMAHAN RAKYAT) ........ IX - 19.1 DAMPAK DAMPAK YANG AKAN TERJADI .... ........... IX - 19.2 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN . ............... IX - 69.3 RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN .... ............. IX - 8
10. PROYEK TERMINAL ............................ X- 110.1 DAMPAK DAMPAK YANG AKAN TERJADI .... ............ X - 110.2 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN ................ X - 610.3 RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN .... ............. X - 8
11. PROYEK AREAL PARKIR ....... ......... .................. Xi - 111.1 DAMPAK DAMPAK YANG AKAN TERJADI .... ............ Xi - 111.2 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN .... ............ Xl - 611.3 RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN .... ............. Xi - 8
12. PROYEKAIR BERSIH .................. I................... Xl - 112.1 DAMPAK DAMPAK YANG AKAN TERJADI .... ........... Xii - 112.2 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN .... ........... Xii - 1012.3 RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN .... ............ XII - 14
Bali Urban Infrastructure ProgramC:\fATMENVIRO"HN\JOWR..O 7:~-]Sj Hal - ii
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
1. PENDAHULUAN
1.1. KEWAJIBAN AMDAL
Kewajiban Amdal didasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51Tahun
1993 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan yang ditetapkan tanggal 23 Oktober
1993. Peraturan Pemerintah ini sering disebut!juga sebagai upaya "deregulasi Amdal",
karena umumnya lebih sederhana jika dibandingkan dengan peraturan yang lama yaitu
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986 (yang kemudian dicabut dengan
dikeluarkannya PP Nomor 51 Tahun 1993 ini).
Berdasarkan PP Nomor 51 Tahun 1993 dokumen Amdal yang ada hanya ANDAL
(Analisis Dampak Ungkungan), RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan) dan RPL
e (Rencana Pemantauan Lingkungan). Jadi bentuk dokumen seperti PIL (Penyajiar. Informasi
Lingkungan), PEL (Penyajian Evaluasi Lingkungan). dan SEL (Studi Evaluasi Lingkungan)
sudah tidak digunakan lagi sejak 23 Oktober 1993.
Menurut PP Nomor 51 Tahun 1993 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan merupakan
bagian kegiatan studi kelayakan rencana usaha atau kegiatan. Hasil analisis mengenai
dampak lingkungan ini digunakan sebagai bahan perencanaan pembangunan wilayah.
Usaha atau kegiatan yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan
meliputi:
a. pengubahan bentuk lahan dan bentang alam
b. eksploitasi sumber daya alam baik yang terbarui maupun yang tak terbarui
C. proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan,
kerusakan, dan kemerosotan sumber daya alam dalam pemanfaatannya
d. proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi iingkungan sosial dan budaya
e. proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi pelestarian kawasan
konservasi sumber daya alam dan atau perlindungan cagar budaya
f. introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, jenis hewan, dan jasad renik
g. pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati
h. penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi
lingkungan
i. kegiatan yang mempunyai risiko tinggi, dan mempengaruhi pertahanan negara
Bali Urban Infrastructure Program Hal I -1
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
Suatu rencana usaha atau kegiatan yang akan dibangun di kawasan lindung yang telah
berubah peruntukannya atau lokasi rencana usaha atau kegiatan tersebut berbatasan
langsung dengan kawasan lindung, termasuk dalam kategori menimbulkan dampak
penting. Yang dimaksud dengan kawasan lindung menurut Penjelasan Pasal 7 UU Nomor
24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang adalah sebagai berikut:
1. Kawasan Hutan Lindung
2. Kawasan Bergambut
:3. Kawasan Resapan Air
4. Sempadan Pantai
:5. Sempadan Sungai
16. Kawasan Sekitar DanaulWaduk
7. Kawasan Sekitar Mata Air
8. Kawasan Suaka Alam (terdiri dari Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Hutan Wisata,
Daerah Pertindungan Plasma Nutfah, dan Daerah Pengungsian Satwa)
9. Kawasan Suaka AMam Laut dan Perairan lainnya (termasuk perairan laut, perairan
darat, wilayah pesisir, muara sungai, gugusan karang atau terumbu karang, dan atol
yang mempunyai ciri khas berupa keragaman dan/atau keunikan ekosistim)
10. Kawasan Pantai Berhutan Bakau (mangrove)
11. Taman Nasional
12. Taman Hutan Raya
13. Taman Wisata Alam
14. Kawasan Cagar Budaya dan limu Pengetahuan (termasuk daerah Karst berair,
daerah dengan budaya masyarakat istimewa, daerah lokasi situs purbakala atau
peninggalan sejarah yang bemilai tinggi)
15. Kawasan Rawan Bencana Alam
Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Republik Indonesia telah mengeluarkan
keputusan nomor : KEP 056 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak
Penting. Menurut keputusan ini ukuran dampak penting terhadap lingkungan perlu disertai
dengan dasar pertimbangan sebagai berikut:
Bali Urban Infrastructure Program Hal I - 2
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
a. Bahwa penilaian pentingnya dampak terhadap lingkungan berkaitan secara relatif
dengan besar kecilnya rencana usaha atau kegiatan, hasil guna dan daya gunanya, bila
rencana usaha atau kegiatan tersebut dilaksanakan.
b. Bahwa penilaian pentingnya dampak terhadap lingkungan dapat pula didasarkan pada
dampak usaha atau kegiatan tersebut terhadap salah satu aspek lingkungan saja, atau
dapat juga terhadap kesatuan dan tata kaitannya dengan aspek-aspek lingkungan
lainnya dalam batas wilayah studi yang telah ditentukan.
c. Bahwa penilaian pentingnya dampak terhadap lingkungan atas dasar kemungkinan
timbulnya dampak positif atau dampak negatif tak boleh dipandang sebagai faktor
yang masing-masing bisa berdiri sendiri, melainkan harus diperhitungkan bobotnya
guna dipertimbangkan hubungan timbal baliknya untuk mengambil keputusan.
Pedoman mengenai ukuran dampak penting menurut keputusan ini adalah sebagai berikut;
a. Jumiah Manusia yang Akan Terkena Dampak
Setiap rencana usaha atau kegiatan mempunyai sasaran sepanjang menyangkut
jumiah manusia yang diperkirakan akan menikmati manfaat dari rencana usaha atau
kegiatan itu bila nanti usaha atau kegiatan tersebut dilaksanakan. Namun demikian,
dampak lingkungan, baik yang bersifat negatif maupun positif yang mungkin ditimbulkan
oleh suatu usaha atau kegiatan, dapat dialami oleh baik sejumiah manusia yang
termasuk maupun yang tak termasuk dalam sasaran rencana usaha atau kegiatan.
Mengingat pentingnya manusia yang akan terkena dampak mencakup ,spek yang luas,
maka kriteria dampak penting dikaitkan dengan sendi-sendi kehidupan yang di
kalangan masyarakat luas berada dalam posisi atau mempunyai nilai yang penting.
Karena itu, dampak lingkungan atau suatu rencana usaha atau kegiatan, yang
penentuannya didasarkan pada perubahan sendi-sendi kehidupan pada masyarakat
tersebut dan jumlah manusia yang terkena dampak menjadi penting bila:
manusia di wilayah studi ANDAL yang terkena dampak lingkungan tetapi tidak
menikmati manfaat dari usaha atau kegiatan, jumiahnya sama atau lebih besar dari
jumiah manusia yang menikmati manfaat dari usaha atau kegiatan di wilayah studi.
Adapun yang dimaksud dengan manfaat dari usaha atau kegiatan adalah manusia yang
secara langsung menikmati produk suatu rencana usaha atau kegiatan dan atau yang
diserap secara langsung sebagai tenaga kerja pada rencana usaha atau kegiatan.
Bali Urban Infrastructure Program Hal J- 3
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
b. Luas Wilayah Persebaran Dampak
Luas wilayah persebaran dampak merupakan salah satu faktor yang dapat
menentukan pentingnya dampak terhadap lingkungan. Dengan demikian dampak
lingkungan suatu rencana usaha atau kegiatan bersifat penting bila:
rencana usaha atau kegiatan mengakibatkan adanya wilayah yang mengalami
perubahan mendasar dan segi intensitas idampak, atau tidak berbaliknya dampak,
atau segi kumulatif dampak.
c. Lamanya Dampak Berlangsung
Dampak lingkungan atau suatu rencana usaha atau kegiatan dapat berlangsung pada
suatu tahap tertentu atau pada berbagai tahap dari kelangsungan usaha atau
kegiatan. Dengan kata lain dampak suatu usaha atau kegiatan ada yang berlangsung
relatif singkat, yakni hanya pada tahap tertentu dari siklus usaha atau kegiatan
(perencanaan, konstruksi, operasi, pasca operasi) ; namun ada pula yang berlangsung
relatif lama, sejak tahap konstruksi hingga masa pasca operasi usaha atau kegiatan.
Berdasarkan pengertian ini dampak lingkungan bersifat penting bila:
rencana usaha atau kegiatan mengakibatkan timbulnya perubahan mendasar dari segi
intensitas dampak atau tidak berbaliknya dampak, atau segi kumulatif dampak, yang
berlangsung hanya pada satu atau lebih tahapan kegiatan.
d. Intensitas Dampak
Intensitas dampak mengandung pengertian perubahan lingkungan yang timbul
bersifat hebat, atau drastis, serta berlangsung di areal yang relatif luas, dalam
kurun waktu yang relatif singkat. Dengan demikian dampak lingkungan tergolong penting
bila:
1) Rencana usaha atau kegiatan akan menyebabkan perubahan pada sifat-sifat
fisik dan atau hayati lingkungan yang melampaui baku mutu lingkungan menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku
2) Rencana usaha atau kegiatan akan menyebabkan perubahan mendasar pada
komponen lingkungan yang melampaui kriteria yang diakui, berdasarkan
pertimbangan ilmiah
Bali Urban Infrastructure Program Hal I - 4
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
3) Rencana usaha atau kegiatan akan mengakibatkan spesies-spesies yang langka dan
atau endemik, dan atau dilindungi menurut peraturan perundang - undangan yang
ber1aku terancam punah ; atau habitat alaminya mengalami kerusakan
4) Rencana usaha atau kegiatan menimbulkan kerusakan atau gangguan terhadap
kawasan lindung (hutan lindung, cagar alam, taman nasional, suaka margasatwa,
dan sebagainya) yang telah ditetapkan rnenurut peraturan perundang-undangan
5) Rencana usaha atau kegiatan akan merusak atau memusnahkan benda-benda danbangunan peninggalan sejarah yang bemilai tinggi
6) Rencana usaha atau kegiatan akan mengakibatkan konflik atau kontroversi dengan
masyarakat, pemerintah daerah, atau pemenntah pusat ; dan atau menimbulkan
konflik atau kontroversi di kalangan masyarakat, pemerintah daerah atau
pemerintah pusat
7) Rencana usaha atau kegiatan mengubah atau memodifikasi area) yang mempunyaini/ai keindahan alami yang tinggi
e. Banyaknya Komponen Lingkungan Lain yang Terkena Dampak
Mengingat komponen lingkungan hidup pada dasamya tidak ada yang berdiri sendiri,atau dengan kata lain satu sama lain saling terkait dan pengaruh mempengaruhi,maka dampak pada suatu komponen lingkungan umumnya berdampak lanjut padakomponen lingkungan lainnya. Atas dasar pengertian ini dampak tergolong pentingbila:
Rencana usaha atau kegiatan menimbulkan dampak sekunder dan dampak lanjutanlainnya yang jumiah komponennya Iebih atau sama dengan komponen lingkungan yangterkena dampak primer.
f. Sifat Kumulatif Dampak
Kumulatif mengandung pengertian bersifat bertambah, bertumpuk, atau bertimbun.Dampak suatu usaha atau kegiatan dikatakan bersifat kumulatif bila. pada awalnya
dampak tersebut tidak tampak atau dianggap tidak penting, tetapi karena aktivitastersebut bekerja berulang kali atau terus menerus, maka lama kelamaan dampaknya
Bali Urban Infrastructure Program Hal 1- 5
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
bersifat kumulatif. Dengan demikian dampak suatu usaha atau kegiatan tergolong
penting bila:
1) Dampak Iingkungan berdangsung berulang kali dan terus menerus, sehingga pada
kurun waktu tertentu tidak dapat diasimilasi oleh lingkungan alam atau sosial yang
menerimanya
2) Beragam dampak lingkungan bertumpuk dalam suatu ruang tertentu, sehingga tidak
dapat diasimilasi oleh lingkungan alam atau sosial yang menenmanya
3J Dampak lingkungan dan berbagai sumber kegiatan menimbulkan efek yang saling
memperkuat (sinergetik).
g. Berbalik atau Tidak Berbaliknya Dampak
Dampak kegiatan terhadap lingkungan ada yang bersifat dapat dipulihkan, namun
ada pula yang tidak dapat dipulihkan walau dengan intervensi manusia sekalipun.
Dalam hal ini maka dampak bersifat penting bila:
Perubahan yang akan dialami oleh suatu komponen lingkungan tidak dapat
dipulihkan kembali walaupun dengan intervensi manusia.
Bierdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor
KEP-11/MENLH/3/94 tentang Jenis Usaha atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi dengan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, daftar kegiatan wajib Amdal untuk bidangPekerjaan Umum adalah sebagai berikut:
1. Pembangunan Bendungan atau Waduk dengan tinggi >= 15 m atau luas genangan >=
100 ha
2. Pengembangan Daerah Irigasi dengan luas yang diairi >= 2000 ha
3. Pengembangan Daerah Rawa Pasang Surut/Lebak dengan luas >= 5000 ha
4. Pengamanan pantai, dikota besar dengan >= 500.000 penduduk
5. Perbaikan sungai, dikota besar dengan >= 500.000 penduduk
6. Kanalisasi/Kanal Banjir dikota besar dengan panjang >= 5 km atau lebar > 20 m
7. Kanalisasi selain no 6 (Pantai, Rawa, atau iainnya)dengan panjang >= 25 km atau lebar
>= 50 m
8. Pembangunan jalan tol dan jalan layang
13ali Urban Infrastructure Program Hal I - 6
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
9. Pembangunan jalan raya dengan panjang >25 km
10. Pembangunan dan peningkatan jalan dengan pelebaran diluar daerah milik jalan kota
besar dan metropolitan yang berfungsi arteri atau kolektor dengan panjang > 5 km
atau luas >= 5 ha
11. Pengolahan sampah dengan incinerator dengan >= 800 ton/hari
12. Pembuangan sampah dengan sistem control landfill dan sanitary landfill dengan >=
800 ton/hari
13. Pembuangan sampah dengan sisten open dumping dengan >= 80 ton/hari
14. Pembuangan sistem drainase dengan saluran dikota metropolitan dan besar
dengan saturan primer panjang >= 5 km
15. Air Limbah : Pembuangan IPAL untuk pemukiman dengan luas >= 50 ha, Pembangunan
sistem sewerage dengan pelayanan >= 2500 ha
16. Pengambilan air dari danau, sungai, mata air, atau sumber air lainnya dengan debit
>= 2 m3/detik
17. Pembangunan perumahan dan pemukiman umum dengan luas >= 200 ha
18. Peremajaan kota dengan luas >= 5 ha
19. Gedung bertingkat I apartemen dengan tinggi >= 60 m
1.2. KEWAJIBAN RKL DAN RPL
Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor: KEP-12/
MENLH/3/94 tanggal 19 Maret 1994, lampiran Mll dan IV tentang Pedoman Umum.
Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan:.
Rencana usaha atau kegiatan yang tidak ada dampak pentingnya, dan atau secara
teknologi sudah dapat dikelola dampak pentingnya diharuskan melakukan Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) sesuai
dengan yang ditetapkan didalam syarat-syarat perizinannya menurut peraturan yang
beriaku. Berdasarkan ketentuan tersebut, pada Laporan Utama AMDAL P3KT-BUIP, telah
dilakukan penapisan proyek, dengan kriteria yang telah disesuaikan dengan kondisi Bali,
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
bukan merupakan bagian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, oleh sebab itu RKL dan
RPL tidak dinilai oleh K.nmisi AMDAL, melainkan diarahkan langsung oleh instansi teknis
Bali Urban Infrastructure Program Hal 1- 7
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
yang membidangi dan bertanggung jawab langsung atas pembinaan usaha atau kegiatan
tersebut melalui suatu petunjuk teknis sesuai jenis usaha atau kegiatannya.
Pedoman Umum Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan
Lingkungan Andal Payung P3KT-BUIP berfungsi sebagai:
1. Acuan dalam penyusunan Pedoman Teknis Rencana Pengelolaan Lingkungan dan
Rencana Pemantauan Lingkungan bagi Andal khusus.
2. Acuan pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan
Lingkungan bagi pemrakarsa di lapangan.
3. Instrumen pengikat bagi pihak pemrakarsa untuk melaksanakan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan.
Dengan adanya pedoman ini, maka pengelolaan lingkungan dapat dilakukan dengan baik,
lebih terarah, efektiF dan efisien.
Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan perlu disusun
sedemikian rupa, sehingga dapat:
1. Iangsung mengemukakan informasi penting setiap jenis rencana usaha atau kegiatan
yang merupakan sifat khas proyek itu sendiri dan dapat menimbulkan dampak potensial
terhadap lingkungannya-
2. informasi komponen lingkungan yang terkena dampak.
:3. Rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang harus dilakukan oleh
pemrakarsa pada tahap prakonstruksi, konstruksi, maupun pasca konstruksi.
1.3. KAITAN P3KT BUIP DENGAN RKL DAN RPL
Kota-kota yang termasuk P3KT BUIP jenis kegiatannya secara umum mempunyai kondisi:
1. Jumiah penduduk < 500.000 orang
2. Tidak ada pembangunan jalan tol dan jalan layang
3. Pembangunan jalan raya < 25 km
4. Tidak ada pengelolaan sampah dengan incinerator
Bali Urban Infrastructure Program Hal 1-8
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
5. Pembuangan sampah dengan sistem control landfill dan sanitary landfill <800 ton/hari
6. Pembuangan sampah dengan sistem open dumping < 80 ton/hari
7. Tidak ada pembangunan IPAL dengan luas >= 50 ha
8. Tidak ada pembangunan sistem sewerage dengan pelayanan >= 2500 ha
9. Tidak ada pembangunan perumahan dan pemukiman umum dengan luas >= 200 ha
10. Tidak ada peremajaan kota dengan luas >= 5 ha
Berdasarkan kondisi tersebut diatas maka berdasarkan Keputusan Menteri NegaraLingkungan Hidup Nomor : KEP-11/MENLH/3/1994 tanggat 19 Maret 1994, kegiatanP3KT BUIP secara umum termasuk kegiatan yang tidak wajib Amdal, namun sesuai dengankriteria Bank Dunia proyek P3KT-BUIP termasuk 'Category A' yang periu Amdal.
Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: KEP-14/
MENLH/3/ 1994, bagi rencana usaha atau kegiatan yang dengan Amdal tetap diharuskan
melakukan Rencana Penge!olaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan (RPL).
Dengan demikian jelaslah bahwa P3KT-BUIP perlu disusun Andal Payung serta harus
melakukan Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan.
Pedoman teknis Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan (RPL) ditetapkan oleh Menteri atau Pimpinan Lembaga Pemerintah Non
Departemen dengan menggunakan pedoman umum sebagai rujukan.
Karena pada saat penyusunan Laporan Umum Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) bagi P3KT BUIP ini belum ditetapkan
pedoman teknisnya, maka menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor:
KEP-12/MENLH/3/1994 Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan
Lingkungan yang dibuat disesuaikan dengan Pedoman Umum.
1.4. PERHATIAN KHUSUS
Sesuai dengan prosedur Andal Payung P3KT-BUIP yang telah disusun. maka proyek y'ang
perlu perhatian khusus pada rencana Proyek Pembangunan Tempat Pembuangan Akhir
Regional (TPA Regional) samoah untuk wilayah Greater Denpasar (Kodya Denpasar dan
Kab. Badung), yang terletak di Desa Pesanggaran Kecamatan Kuta Kodya Denpasar.
Lahan yang tersedia sekitar 25.6 ha, sedangkan sistem yang direncanakan adalah
Bali Ur.ban Infrastructure Program Hal 1- 9
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
"Sanitary Landfill". Sesuai dengan penelitian awal, TPA Pesanggaran akan melayani
timbulan sampah yang berasal dari Kodya Denpasar dan Kabupaten Badung, dengan kurun
waiktu pengoperasian /pelayanan sekitar 18 tahun. Meskipun pada tahap awal kapasitas
timbulan sampah kurang dari 500 ton/had, namun kapasitas maksimum pada tahun
perencanaan tertentu dapat mencapai lebih dari 800 ton/hari. Mengingat kondisi tapak yang
diusulkan rawan terhadap lingkungan, untuk itu sebelum Proyek TPA Pesanggaran
dilaksanakan pembangunannya, perlu dilakukan studi Andal. Kerangak Acuan untuk studi
Andal TPA Pesanggaran akan disusun pada penyiapan PJM P3KT-BUIP ini, demikian juga
pembangunan jembatan di Kabupaten Klungkung.
Bali Urban lnfrastructure Program Hal I - 10
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
2. RENCANA USAHA ATAU KEGIATAN & KOMPONEN LINGKUNGAN
Menurut KEP-12/MENLH/3/94, sistematika Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan mencakup:
1. Rencana Usaha atau Kegiatan
2. Komponen Lingkungan
3. Dampak-dampak Yang Akan Terjadi
4. Upaya Pengelolaan Lingkungan
5. Upaya Pemantauan Lingkungan
6. Pelaporan
7. Pemyataan Pelaksanaan
4 Pada Bab ini hanya akan diuraikan tentang Rencana Usaha atau Kegiatan dan Komponen
Lingkungan. Dampak-dampak yang akan terjadi dan upaya Pengelolaan Lingkungan serta
upaya Pemantauan Lingkungan akan diuraikan menurut komponen proyek pada bab
berikut. Pada bab terakhir akan diuraikan tentang Pelaporan dan Pemyataan Pelaksanaan.
2.1. RENCANA USAHA ATAU KEGIATAN
Berikut ini adalah uraian secara singkat tentang rencana usaha atau kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh pemrakarsa, mencakup antara lain:
A. Jenis rencana usaha atau kegiatan
Rencana usaha atau kegiatan P3KT-BUIP mencakup penyiapan PJM P3KT untuk 53 kota
di 9 Daerah Tingkat 11. Dari rencana usaha atau kegiatan ini dihasilkan PJM (Program
Jangka Menengah) untuk kegiatan proyek jalan kota, drainase, persampahan, KIP &
MIIP, sanitasi, pembanguan pasar, terminal, area parkir dan air bersih.
Sesuai dengan permnintaan dari PPMO Bali, PJM dan program-program yang disusun
mencakup perioda lima tahun yaitu dari Tahun Anggaran 1997198-2001/02. Melalui cara
ini, Mini PJM dan Projek Memorandum yang telah disusun sebelumnya diintegrasikan
kedalam PJM bersama dengan program-program untuk tahun Tahun Anggaran 1997/98
dan Tahun Anggaran 1997/98.
Bali Urban Infrastructure Program Hal rI- 1
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
Kernungkinan terbesar jika pendanaannya melalui Rupiah Mumi, maka untuk perioda dua
tahun pelaksanaannya juga akan merubah bentuk dan kebiasaan proyek yang diusulkan.
Misalnya untuk proyek-proyek PDAM, dalam perioda yang pendek tersebut,
dikonsentrasikan pada kegiatan-kegiatan (disesuaikan dengan prioritas): rehabilitasi dan
perbaikan kebocoran, optimasi dan keseimbangan. Proyek-proyek peningkatan dan
perluasan jangka panjang), umumnya, tidak dimasukkan dalam program.
Program Jangka Menengah untuk 10 komponen program ini disusun dan disiapkan oleh
konsultan dengan lebih melibatkan Daerah Tingkat 11 dan PDAM, sesuai dengan
desentralisasi dan filosofi P3KT. PJM telah disusun dikaji ulang (review) dan diseleksi oleh
konsultan bersama-sama dengan Daerah Tingkat II untuk menentukan urutan prioritas
proyek yang dapat dimasukkan dalam program untuk P3KT-BUIP.
B. Rencana lokasi yang tepat dari rencana usaha atau kegiatan
P3KT BUIP yang mencakup penyiapan P3KT untuk 53 kota di 9 Daerah Tingkat 11 telah
menghasilkan laporan PJM. Setiap laporan PJM yang disusun mengandung komponen
Urban Planning yang berisi antara lain rencana strategi pengembangan urban dan
re(gional.
Rencana strategi pengembangan urban dan regional ini telah disusun sesuai dengan
Rencana Umum Tata Ruang yang ada, dan yang sudah dimiliki oleh setiap kota P3KT-
BUIP.
C. Jarak rencana lokasi usaha atau kegiatan dengan sumber daya lain disekitarnya,
seperti hutan, sungai, pemukiman, industri dan sebagainya serta hubungan
keterkaitan nya
Setiap laporan PJM yang dibuat pada umumnya dilengkapi dengan peta skenario
pengembangan kota dan peta-peta lokasi program yang diusulkan untuk setiap komponen
program (jalan kota, drainase, persampahan, KIP & MIIP, sanitasi, pembangunan pasar,
terminal, area parkir dan air bersih). Dari peta-peta yang tersedia pada laporan PJM ini
telah diketahui jarak rencana iokasi usaha atau kegiatan dengan sumber daya yang ada
(nnisalnya sungai) dan kegiatan lain disekitarnya (kegiatan setiap komponen PJM).
Bali Urban Infrastructure Program Hal 11 - 2
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
Hubungan keterkaitan antara PJM dengan sumber daya dan kegiatan lainnya
disekitarnya antara lain adalah sebagai berikut:
. perbaikan dan peningkatan komponen jalan kota terkait dengan pemukiman, pariwisat,
perdagangan dan transportasi
. perbaikan dan peningkatan komponen drainase terkait dengan pemukiman, daerah
genangan, sungai dan transportasi
. perbaikan dan peningkatan komponen KIP terkait dengan pemukiman, peningkatan
kondisi sanitasi lingkungan, tata kota, dan aspek sosial ekonomi
. perbaikan dan peningkatan komponen MIIP terkait dengan pemukiman, aspek sosial
ekonomi, perdagangan dan transportasi
. perbaikan dan peningkatan komponen sanitasi terkait dengan pemukiman,
peningkatan kondisi sanitasi lingkungan, perbaikan kondisi sungai
* perbaikan dan peningkatan komponen pasar terkait dengan pemukiman, aspek sosial
ekonomi, perdagangan dan transportasi
. perbaikan dan peningkatan komponen terminal terkait dengan pemukiman, aspek
transoprtasi, sosial ekonomi , perhubungan.
. perbaikan dan peningkatan komponen area parking terkait dengan pemukiman, aspek
transportasi, keamanan.
- perbaikan dan peningkatan komponen air bersih terkait dengan pemukiman, industri,
peningkatan komponen sanitasi
D. Sarana/fasilitas yang direncanakan
Sarana/fasilitas yang direncanakan oleh P3KT-BUIP dapat dilihat pada laporan PJM
untuk komponen PJM yang secara umum adalah sebagai berikut:
* Jalan kota : Tabel dengan nomor awal IV.A.1
* Drainase : Tabel dengan nomor awal IV.A.2
| * Persampahan : Tabel dengan nomor awal IV.A.3
- Sanitasi : Tabel dengan nomor awal IV.A.4
* KIP & MIIP Tabel dengan nomor awal IV.A.5
* Pasar : Tabel dengan nomor awal IV.A.6
, Terminal Tabel dengan nomor awal IV.A.7
* Area parkir Tabel dengan nomor awal IV.A.8
* Air bersih Tabel usulan program
Bali Urban Infrastructure Program Hal l - 3
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
4. Mata pencaharian pedagang pasar
5. Kenyamanan pedagang dan pembeli
6. jalan dan kemacetan lalu lintas
7. Prasarana & utilitas kota lainnya
8. Pemilikan bangunan atau kios
9. Estetika
1 Cl. Konstruksi TPS
11. Transportasi sampah
1 2. Volume sampah
Proyek Sanitasi:
1. Kehidupan sosial ekonomi budaya masyarakat
2. Penduduk yang dipindahkan & yang dilokasi penempatan
3. Jalan dan lalu lintas
4. Kenyamanan penduduk
5.. Prasarana & utilitas kota lainnya
6. Kestabilan tanah
7. Estetika
8. Aktivitas penduduk disekitar lokasi
9. Badan air
10- Biota air
11. Air tanah
f'royek Pembanguan Pasar:
1. Kehidupan sosial ekonomi budaya masyarakat
2. Penduduk yang dipindahkan
3. Tenaga kerja lokal & bukan lokal
4. Mata pencaharian pedagang pasar
5. Kenyamanan pedagang dan pembeli
6. Jalan dan kemacetan lalu lintas
7. Prasarana & utilitas kota lainnya
8. Pemilikan bangunan atau kios
9. Estetika
10. Konstruksi TPS
11. Transportasi sampah
12. Volume sampah
Bali Urban Infrastructure Program Hal 1 - 9
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
Proyek Terminal:
1. Kehidupan sosial ekonomi budaya masyarakat
2. Penduduk yang dipindahkan
3. Tenaga kerja lokal & bukan lokal
4. Mata pencaharian pedagang pasar
5. Kenyamanan pedagang dan pembeli
6. Jalan dan kemacetan lalu lintas
7. Prasarana & utilitas kota lainnya
8. Pemilikan bangunan atau kios
9. Estetika
10. Konstruksi TPS
11. Transportasi sampah
12. Volume sampah
Proyek Area Parkir:
1. Kehidupan sosial ekonomi budaya masyarakat
2. Penduduk yang dipindahkan
3. Tenaga kerja lokal & bukan lokal
4. Mata pencaharian pedagang pasar
5. Kenyamanan pedagang dan pembeli
6. Jalan dan kemacetan lalu lintas
7. Prasarana & utilitas kota lainnya
8. Pemilikan bangunan atau kios
9. Estetika
10. Konstruksi TPS
11. Transportasi sampah
12.Volume sampah
Proyek Air Bersih:
1. Kehidupan sosial ekonomi budaya masyarakat
2. Penduduk yang dipindahkan & yang dilokasi penempatan
3. Prasarana umum
4. Jalan dan lalu lintas (kemacetan)
5. Lingkungan pemukimaniperumahan(bangunan umum
6. Sumber daya air
Bali Urban Infrastructure Program HalII - 10
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
7. Air sungai I Badan sungai
8. Pemakai air
9. Debit air
10. Pertumbuhan penduduk
Bali Urban Infrastructure Program Hal - 11
Laporan Umum RKL dan RPLEnvironmenta Sector
3. PROYEK JALAN KOTA DAN JEMBATAN
3.1. DAMPAK DAMPAK YANG AKAN TERJADI
Uraian mengenai dampak-dampak yang akan terjadi untuk rencana proyek Jalan Kota dan
Jembatan P3KT BUIP ini secara umum dapat diberikan sebagai berikut:
A. SUMBER DAMPAK:
I. Tahap Pra Konstruksi:
A.
a. Survey pemilihan lokasi yang meliputi kegiatan pengumpulan data penentuan
lokasi dan trase proyek.
b. Pembebasan tanah yang meliputi kegiatan pematokan lokasi yang dibebaskan
dan pemberian ganti rugi.
c. Pemindahan penduduk yang meliputi penetapan lokasi pemukiman baru,
pembangunan pemukiman baru, kegiatan transportasi dari lokasi lama ke lokasi
barn dan penghunian lokasi baru.
II. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan:
a. Mobilisasi material dan alat-alat besar.
b. Mobilisasi tenaga kerja.
c. Pembuatan / pengoperasian base camp, bengkel, gudang dsb.
B. -Pengetolaan quarry (yang dikelola proyek):
* ~~~a. Peledakanlpenggalian (di daratan).
b. Penggalian (di badan sungai).
C. Pelaksanaan Pekerjaan Badan Jalan:
a. Penyiapan tanah dasar ( pembersihan dan pengupasan tanah).
b. Galian dan timbunan tanah (cut and fill).
c. Pekerjaan lapis perkerasan (subbase, base, surface course).
d. Pengangkutan bahan-bahan material dan peralatan prc-sk.
Bali Urban Infrastructure Program Hat fit - 1
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
D. Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan:
a. Bangunan bawah (di sungai).
b. Bangunan bawah (di darat).
c. Bangunan atas.
E. Pelaksanaan Pekerjaan Saluran Jalan / Trotoar:
a. Pekerjaan tanah.
b. Pekerjaan struktur.
c. Pembersihan sisa material dan bekas pekerjaan.
Ill.. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
A. :
a. Pengoperasian jalanAalu lintas.
b. Pemeliharaan jalan dan jembatan.
c. Pemeliharaan saluran jalan / trotoar.
B. JENIS DAMPAK DAN UKURANNYA:
1. Tahap Pra Konstruksi:
A.
a. Perkiraan dampak negatif kegiatan survey/pemilihan lokasi adalah timbulnya.
keresahan sosial, kerusakan yang besar dan mendasar pada sumber daya
alam dan cagar budaya.
b. Perkiraan dampak negatif kegiatan pembebasan tanah adalah perasaan tidak
puas untuk besamya ganti rugi dari proyek, kekecewaan terhadap proyek, dan
hambatan terhadap proyek karena pemilikan tanah, tanaman, dan bangunan
berubah atau hilangnya mata pencarian sebagian penduduk.
c. Perkiraan dampak negatif kegiatan pemindahan penduduk adalah berupa
kecemasan terhadap kondisi / lokasi penempatan baru dan kemungkinan adanya
kecemburuan sosial dan friksi dilokasi penempatan.
SBali Urban Infrastructure Program Hal 1ll - 2
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
II. Tahap konstruksi:
A. Persiapan:
a. Pekerjaan mobilisasi material dan alat-alat besar diperkirakan akan menimbulkan
dampak negatif berupa meningkatnya pencemaran udara (debu) dan
kebisingan, dan kerusakan pada prasarana / jalan umum.
b. Kegiatan mobilisasi tenaga keria akan menimbulkan dampak negatif keresahan
dan kecemburuan sosial dan kernungkinan adanya konflik dengan adat
istiadat kebiasaan setempat.
c. Pembuatan I pengoperasian base camp, bengkel, gudang, dsb diperkirakan akan
menimbulkan dampak negatif meningkatnya pencemaran udara (debu),
kebisingan, timbulnya genangan air, pencemaran pada badan air dan sumber
air, dan gangguan terhadap flora setempat.
B. Pengelolaan quarry (yang dikelola proyek):
a. Peledakanlpenggalian (di daratan) akan berdampak negatif meningkatnya
pencemaran udara (debu), kebisingan, getaran, erosi lahan I longsoran,
perubahan fungsi lahan, pendangkalan / sedimentasi di sungai bagian hilir,
kerusakan pada bangunan / fondasi, dan menurunnya kestabilan lahan.
b. Penggalian (di badan sungai) akan berdampak negatif terjadinya erosi sungai,
terganggunya stabilitas bangunan air, dan gangguan bagi pemakai air dihilir.
C. Pelaksanaan Pekerjaan Badan Jalan:
a. Penyiapan tanah dasar akan menimbulkan dampak negatif meningkatnya
pencemaran udara (debu) dan kebisingan, hilangnya vegetasi penutup dan
fungsi lahan semula, berpindahnya habitat fauna, dan gangguan pada utilitas
umum.
b. Pekerjaan galian dan timbunan tanah akan berdampak negatif meningkatnya
pencemaran udara (debu) dan kebisingan, kecelakaan lalu lintas, kemacetan lalu
lintas, terganggunya aliran permukaan, pencemaran kualitas air, terganggunya
aliran air tanah, stabilitas lereng, dan gangguan pada utilitas umum.
c. Pekerjaan lapis perkerasan akan berdampak negatif meningkatnya pencemaranudara (debu) dan kebisingan dan kecelakaan lalu lintas.
Bali Urban Infrastructure Program Hal 111 - 3
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
d. Pengangkutan bahan-bahan material dan peralatan proyek akan berdampak
negatif meningkatnya pencemaran udara (debu) dan kebisingan, kerusakan
prasarana jalan umum, dan timbulnya kemacetan dan kecelakaan lalu lintas-
D. Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan:
a. Pekerjaan bangunan bawah (di sungai ) akan berdampak negatif teriadinya erosi
di badan sungai, meningkatnya kadar sedimen, perubahan pola aliran sungai,
timbulnya luapan banjir, gangguan lalu lintas air, timbulnya kebisingan dan
getaran akibat pemancangan tiang.
b. Pekerjaan bangunan bawah ( di darat ) akan berdampak negatif timbulnya
kemacetan dan kecelakaan lalu lintas, timbulnya kebisingan dan getaran
karena pemancangan tiang.
c. Pekerjaan bangunan atas akan berdampak negatif berupa timbulnya kemacetan
lalu lintas dan kecelakaan lalu lintas.
E. Pelaksanaan Pekerjaan Saluran Jalan / Trotoar:
a. Pekerjaan tanah akan berdampak negatif kemacetan lalu lintas, kerusakan
prasarana kota, kebisingan dan debu, terganggunya stabilitas tanah/lereng,
genangan dan sedimentasi.
b. Pekerjaan struktur akan berdampak negatif berupa gangguan lalu lintas,
kebisingan dan debu.
c. Pembersihan sisa material dan bekas pekerjaan kemungkinan akan berdampaknegatif pada pendangkalan sungai atau saluran penerima.
Ill. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
A.
a. Pengoperasian jalan / lalu lintas akan berdampak negatif meningkatnya
pencemaran udara oleh emisi kendaraan (CO,NOx,S02), debu, meningkatnyakebisingan dan suhu udara, kecelakaan lalu lintas, pencemaran tanaman oleh Pb,
terganggunya habitat fauna.
b. Pemeliharaan jalan dan jembatan akan berdampak negatif pencemaran udara
dan kebisingan, meningkatnya kemacetan dan kecelakaan lalu lintas.
c. Pemeliharaan saluran jalan / trotoar akan berdampak negatif meningkatnya
pencemaran air dan bau dari genangan air dan sampah, menurunnya estetika
setempat oleh material sedimen I sampah.
Bali Urban Infrastructure Program Hal Il - 4
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
C. SIFAT DAN TOLOK UKUR DAMPAK:
1. Tahap Pra Konstruksi:
A.
a. Dampak negatif kegiatan survey I pemilihan lokasi berupa keresahan sosial
umumnya bersifat sementara dan tidak penting, tolok ukur dampak bisa
dihitung dari perbandingan antara jumlah penduduk yang resah dengan jumiah
penduduk yang nantinya akan menerima manfaat. Dampak negatif kerusakan
sumber daya alam dan cagar budaya bisa bersifat tetap dan penting, tolok ukur
dampak adalah adanya perubahan yang mendasar dari sumber daya alam dan
cagar budaya.
b. Dampak negatif kegiatan pembebasan tanah bersifat sementara atau tetap,
penting atau tidak penting tergantung dari upaya mengatasi dampak, dan tolok
ukur dampak bisa dihitung dari perbandingan antara jumiah penduduk yang
resah dengan jumiah penduduk yang nantinya akan menerima manfaat.
c. Dampak negatif kegiatan pemindahan penduduk umumnya bersifat sementara,
tidak penting,dan tolok ukur dampak bisa dihitung dari perbandingan antara
jumiah penduduk yang dipindahkan dengan jumlah penduduk yang nantinya
akan mendapat manfaat.
I- . Tahap Konstruksi:
A. Persiapan:
a. Dampak negatif berupa pencemaran dan kerusakan pada prasarana umum
akibat kegiatan mobilisasi material dan alat alat besar umumnya bersifat
sementara, tidak penting, dan tolok ukur dampak bisa diukur dari intensitas
pencemaran udara (debu), kebisingan, dan kerusakan pada prasarana / jalan
umum dan dibandingkan dengan sebelum adanya kegiatan.
b. Dampak negatif kecemburuan sosial akibat kegiatan mobilisasi tenaga kerja
umumnya bersifat sementara, tidak penting, dan tolok ukur dampak bisa diukur
dari jumlah tenaga kerja lokal dibandingkan dengan tenaga kerja bukan lokal.
c. Dampak negatif pencemaran akibat kegiatan pembuatan I pengoperasian base
camp, bengkel, gudang, dsb umumnya bersifat sementara, tidak penting, dan
Bali Urban Infrastructure Program Hal Ill -5
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
tolok ukur dampak bisa diukur dari pencemaran yang terjadi dan dibandingkan
dengan baku mutu yang berlaku.
B. Pengelolaan quarry (yang dikelola proyek):
a. Dampak negatif kegiatan peledakan / penggalian bisa bersifat tetap atau
sementara, penting atau tidak penting, tergantung dari cara pengoperasian,
dan tolok ukur dampak bisa diukur dad intensitas pencemaran, erosi dan
perubahan fungsi lahan.
b. Dampak negatif kegiatan penggalian di badan sungai umumnya bersifat
sementara, tidak penting, dan tolok ukur dampak bisa diukur dari intensitaserosi sungai, stabilitas bangunan air dan gangguan bagi pemakai air.
C. Pelaksanaan Pekerjaan Badan Jalan:
a. Dampak negatif berupa pencemaran, hilangnya vegetasi penutup dan
berpindahnya habitat fauna, gangguan pada utilitas umum dari kegiatan
penyiapan tanah dasar pada umumnya bersifat sementara, tidak penting dan
tolok ukur dampak bisa diukur dari intensitas gangguan.
b. Dampak negatif berupa pencemaran, kecelakaan dan kemacetan lalu lintas,
terganggunya aliran permukaan dan aliran air tanah akibat galian dan
timbunan tanah umumnya bersifat sementara, tidak penting, dan tolok ukurdampak bisa diukur dari intensitas gangguan.
c. Dampak negatif berupa pencemaran dan kecelakaan lalu lintas dari kegiatan lapis
perkerasan pada umumnya bersifat sementara, tidak penting, dan tolok ukur
dampak bisa diukur dari intensitas gangguan.
d. Dampak pencemaran, kerusakan prasarana, timbulnya kemacetan dan
kecelakaan lalu lintas akibat pengangkutan bahan material dan peralatan proyek
umumnya bersifat sementara, tidak penting, dan tolok ukur dampak bisa diukur
dari intensitas gangguan.
D. Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan:
* a. Dampak negatif pekerjaan bangunan bawah (di sungai) bisa bersifat tetap atau
sementara, penting atau tidak penting, tergantung dari cara pelaksanaan, dan
tolok ukur dampak bisa diukur dengan membandingkannya dengan kondisi
semula (sebelum ada proyek).
Bali Urban Infrastructure Program Hal /i1 - 6
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
b. Dampak negatif pekeraan bangunan bawah ( di darat ) umumnya bersifat
sementara, tidak penting, dan tolok ukur dampak bisa diukur dari intensitas
gangguan.
c. Dampak negatif pekeraan bangunan atas bersifat sementara dan tidak
penting, tolok ukur dampak bisa diukur dari intensitas gangguan.
E. Pelaksanaan Pekerjaan Saluran Jalan / Trotoar:
a. Dampak negatif dari pekerjaan tanah umumnya bersifat sementara, tidak penting,
dan tolok ukur dampak bisa diukur dari intensitas gangguan.
b. Dampak negatif dari pekerjaan struktur bersifat sementara dan tidak penting,
tolok ukur dampak bisa diukur dari intensitas gangguan lalu lintas dan adanya
kebisingan dan debu.
c. Dampak negatif dari pembersihan sisa material dan bekas pekerjaan bisa
bersifat sementara atau tetap, penting atau tidak penting tergantung jumlah
sisa material yang masuk ke sungai atau saluran penerima.
Ill. Tahap Operasi dan Pemeliharaan
A:
a. Dampak negatif dari kegiatan pengoperasian jalan / lalu lintas berupa
meningkatnya pencemaran udara, meningkatnya kebisingan dan suhu udara,
kecelakaan lalu lintas, dan pencemaran pada tanaman bisa bersifat tetap
atau sementara, penting atau tidak penting, tergantung pengaturan lalu
lintas, dan tolok ukur dampak bisa diukur dari intensitas gangguan.
b. Dampak negatif berupa pencemaran udara, kebisingan, kemacetan dan
kecelakaan lalu lintas akibat pemeliharaan jalan dan jembatan bersifat
sementara, tidak penting, dan tolok ukur dampak bisa diukur dad intensitas
gangguan.
c. Dampak negatif berupa pencemaran air dan bau serta menurunnya estetika
setempat oleh sedimen t sampah akibat kegiatan pemeliharaan saluran jalan
dan trotoar bisa bersifat tetap atau sementara, penting atau tidak penting,
tergantung cara pembersihan saluran dan trotoar, tolok ukur dampak bisa
diukur dari tingkat kebersihan saluran dan trotoar.
Bali Urban Infrastructure Program Hal 1l- 7
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
3.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Rencana Pengelolaan Lingkungan untuk kegiatan proyek Jalan Kota dan JembatanP3KTBUIP secara umum dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Tahap Pra Konstruksi:
A.
a. Untuk kegiatan survey / pemilihan lokasi, dapat dilakukan upaya untuk
memberikan informasi tentang rencana proyek kepada masyarakat dan instansi
terkait, menghindari daerah yang sensitif terhadap kerusakan, menyesuaikan
lokasi dengan rencana tata ruang dan potensi sumber daya alam / wilayah.
b. Untuk kegiatan pembebasan tanah, dapat dilakukan upaya penyuluhan dan
pendekatan terhadap masyarakat, inemberikan ganti rugi yang memadai dan
mengupayakan alih profesi atau memberi prioritas kerja untuk tenaga kerja
setempat.
c. Untuk kegiatan pemindahan penduduk, dapat dilakukan upaya penyuluhan dan
pendekatan pada masyarakat, pengaturan pemukiman baru yang sesuai dengan
kondisi sosial ekonomi dan budaya penduduk yang dipindahkan.
IL Tahap Konstruksi:
A. Persiapan:
a. Untuk kegiatan mobilisasi material dan alat alat besar dapat dilakukan upaya
pengaturan kecepatan kendaraan, penyiraman secara berkala, perbaikan
prasarana yang dilalui, dan pemakaian alat transportasi yang sesuai.
b. Untuk kegiatan mobilisasi tenaga kerja dapat dilakukan upaya penyuluhan
tenaga kerja dari luar, memberi prioritas untuk tenaga kerja lokal,
menghormati kebiasaan I adat istiadat setempat.
c. Untuk kegiatan pembuatanipengoperasian base camp, bengkel, gudang, dsb
dapat dilakukan upaya pengaturan pelaksanaan, pemakaian alat peredam
bising, pemakaian sistim drainase yang baik, pembuatan kolam penampung
limbah, penanaman pohon pada tempat kosong atau pengganti.
flali Urban Infrastructure Program Hal 111- 8
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
B. Pengelolaan Quarry (yang dikelola proyek):
a. Untuk kegiatan peledakan/penggalian (di daratan) dapat dilakukan pemakaian
sistim pengoperasian yang memadai, pelaksanaan secara bertahap dengan
memperhatikan kemiringan tebing, reklamasi lahan, pemakaian bangunan
penangkap sedimen, pengaturan cara dan penggunaan bahan peledak.
b. Untuk kegiatan penggalian di badan sungai dapat dilakukan upaya
penentuan lokasi dan volume pengambilan yang tepat.
C. Pelaksanaan Pekerjaan Badan Jalan:
a. Untuk kegiatan penyiapan tanah dasar dapat dilakukan upaya pengaturan
pelaksanaan. penyiraman secara berkala, penanaman pohon pada lokasi
pengganti, pemindahan dan perbaikan kerusakan utilitas yang terjadi.
b. Untuk kegiatan galian dan timbunan tanah dapat dilakukan upaya penyiraman
secara berkala, pengaturan kecepatan kendaraan & lalu lintas, pengaturan
pelaksanaan, sistim drainase yang baik, serta pengamanan utilitas.
c. Untuk kegiatan lapis perkerasan dapat dilakukan upaya penyiraman secara
berkala, pengaturan kecepatan lalu lintas serta pemasangan rambu rambu lalu-
lintas.
d. Untuk kegiatan pengangkutan bahan-bahan material dan peralatan proyek dapat
dilakukan upaya penyiraman secara berkala, pembatasan pengamanan muatan
dan kecepatan, pembatasan waktu pelaksanaan, dan perbaikan jalan.
D. Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan:
a. Untuk kegiatan bangunan bawah (di sungai) dapat dilakukan upaya pengaturan
cara pelaksanaan, pengaturan aliran sungai, pengaturan lalu lintas air, sistim
konstruksi yang sesuai, dan pembatasan waktu pelaksanaan.
b. Untuk kegiatan bangunan bawah (di darat) dapat dilakukan upaya pengaturan
lalu lintas, sistim konstruksi yang sesuai, dan pembatasan waktu
pelaksanaan.
c. Untuk kegiatan bangunan atas dapat dilakukan upaya pengaturan lalu lintas dan
pembuatan jembatan sementara.
E. Pelaksanaan Pekerjaan Saluran Jalan I Trotoar:
a. Untuk kegiatan pekerjaan tanah dapat dilakukan upaya koordinasi dengan
petugas lalu lintas dan dengan instansi terkait, melakukan perbaikan
sali Urban Infrastructure Program Hal 1 - 9
Liaporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
prasarana kota, pengaturan dan pengamanan kebisingan dan debu, dan
pembuatan turap dan saluran sementara.
b. Untuk kegiatan pekeraan struktur dapat diiakukan upaya koordinasi dengan
petugas lalu lintas, pengaturan dan pengamanan kebisingan dan debu,
pengaturan lokasi pembuangan sisa material dan bekas pekerjaan.
111. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
A. :
a. Kegiatan pengoperasian jalan dapat dilakukan dengan pemakaian saringan
knalpot, penanaman pohon, pembuatan noise barier, pembuatan marka jalan,
pembinaan mental dan sikap pengemudi, pagar pengaman, jembatan
penyeberangan, dan penanaman pohon tertentu disepanjang jalan.
b. Kegiatan pemeliharaan jalan dan jembatan dapat dilakukan dengan
penyiraman pada saat diperiukan, pengaturan pelaksanaan, pelestarian pohon
pohon, pengaturan lalu lintas, dan pengaturan cara pelaksanaan.
c. Kegiatan pemeliharaan saluran jalan / trotoar dapat dilakukan dengan
pembersihan pada saat diperlukan dan pengaturan pelaksanaan.
3.3. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Rencana Pemantauan Lingkungan untuk proyek Jalan Kota dan JembatanP3KT BUIP
secara umum dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Tahap Pra Konstruksi:
A.
a. Pemantauan dampak negatif kegiatan survey I pemilihan lokasi dapat dilakukan
dengan melihat reaksi sosial masyarakat dan instansi lain yang terkait,
kelestarian sumber daya alam dan cagar budaya, serta pemantauan penerapan
rencana tata ruang.
b. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan pembebasan tanah dapat dilakukan
dengan melihat sikap dan persepsi masyarakat, dan lancarnya pelaksanaan
ganti rugi.
Bali Urban Infrastructure Program Hal 1 - 10
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
c. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan pemindahan penduduk dapat
dilakukan dengan melihat sikap dan persepsi masyarakat dan keresahan yang
terjadi di masyarakat.
I. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan:
a. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan mobilisasi material dan alat-alat
besar dapat dilakukan dari melihat keluhan masyarakat dan kondisi prasarana.
b. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan mobilisasi tenaga kerja dapat
di,akukan dengan melihat keresahan masyarakat.
c. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan pembuatan / pengoperasian base
camp, bengkel, gudang, dsb dapat dilakukan dengan melihat keluhan
masyarakat, kualitas sumber daya air, kondisi penghijauan di sekitar proyek.
B. Pengelolaan Quarry (yang dikelola proyek):
a. Pemantauan dampak negatif dad peledakan I penggalian (di daratan) dapat
dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat, getaran akibat ledakan,
kestabilan tanah/tingkat erosi, land scaping, kadar sedimen, dan kondisi
bangunan.
b. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan penggalian di badan sungai dapat
dilakukan dengan melihat tingkat erosi, stabilitas bangunan air, dan keluhan
pemakai air.
C. Pelaksanaan Pekerjaan Badan Jalan:
a. Pemantauan dampak negalif dari kegiatan penyiapan tanah dasar dapat
'Y' dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat, keseimbangan sumber daya
biologi, dan kelancaran fungsi utilitas umum.
b. Pemantauan dampak negatif dart kegiatan galian dan timbunan dapat
dilakukan dengan melihat keluhan penduduk, intensitas kecelakaan,
kelancaran lalu lintas, genangan air dan kualitas air, munculnya air tanah,
stabilitas lereng. dan kelancaran fungsi utilitas.
c. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan pekerjaan lapis perkerasan dapat
dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat dan intensitas kecelakaan.
Bali Urban Infrastructure Program Hal Il - 11
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
d. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan pengangkutan bahan bahan material
dan peralatan proyek dapat dilakukan dengan melihat keluhan penduduk,
kondisi jalan, kecelakaan dan kelancaran lalu lintas.
D. Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan:
a. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan bangunan bawah (di sungai) dapat
dilakukan dengan melihat fluktuasi debit sungai, keseimbangan regional sungai
sedimentasi, kelancaran lalu lintas air, dan keluhan masyarakat.
b. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan bangunan bawah (di darat) dapat
dilakukan dengan melihat kelancaran lalu lintas dan keluhan masyarakat.
c. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan bangunan atas dapat dilakukan
dengan melihat kecelakaan dan kelancaran lalu lintas.
E. Pelaksanaan Pekerjaan Saluran Jalan / Trotoar:
a. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan pekerjaan tanah dapat dilakukan
dengan melihat kemacetan dan kecelakaan lalu lintas, tingkat kerusakan
prasarana dan hasil perbaikan, keluhan masyarakat, intensitas tanah longsor
dan volume genangan dan sedimentasi.
b. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan pekerjaan struktur dapat dilakukan
dengan melihat tingkat gangguan dan kecelakaan, dan keluhan masyarakat.
c. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan pembersihan sisa material dan bekas
pekerjaan dapat dilakukan dengan mengamati kecepatan pendangkalan sungai
atau saluran penerima.
111. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
A.:
a. Pemantauan dampak negatif dari pengoperasian jalan dapat dilakukan dengan
melihat keluhan masyarakat, tingkat pencemaran udara, intensitas kebisingan
dan penghijauan, intensitas kecelakaan, dan keseimbangan kondisi biologi.
b. Pemantauan dampak negatif dari pemeliharaan jalan dan jembatan dapat
dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat, penghijauan tepi jalan,
kelanccaran dan kecelakaan lalu lintas.
c. Pemantauan dampak negatif dari pemeliharaan saluran jalan / trotoar dapat
dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat dan kondisi estetika setempat.
Bali Urban Infrastructure Program Hal Jll - 12
* Lapor-an Umum RKL dan RPL Environmental Sector
4. PROYEK DRAINASE
* 4.1. DAMPAK DAMPAK YANG AKAN TERJADI
* Uraian mengenai dampak dampak yang akan terjadi untuk rencana proyek
DramnaseP31(T BUIP ini secara umum dapat diberikan sebagat berikut:
A. SUMBER DAMPAK:
I. Tahap Pra Konistruksi:
A.
a. Survey I pemilihan lokasi yang meliputi kegiatan pengumpulan data dan
penentuan lokasi proyek.
b. Pembebasan tanah yang meliputi kegiatan pematokan lokasi yang dibebaskan
dan pemberian ganti rugi.
c. Pemindahan penduduk yang meliputi penetapan lokasi pemukiman baru,
4l pembangunan pemukiman baru, kegiatan transportasi dari lokasi lama ke lokasi
baru dan penghunian lokasi baru.
II. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan:
a. Pekerjaan mobilisasi material dan alat alat besar.
b. Pekerjaan mobilisasi tenaga keria.
c. Pembuatan t pengoperasian base camp, bengkel, gudang dsb.
B. Pelaksanaan Pekerjaan Saluran:
a. Pekerjaan tanah yang meliputi kegiatan penggalian, penimbunan dan
pengangkutan tanah sisa.
b. Pekerjaan struktur yang meliputi kegiatan pembuatan bangunan drainase dan
bangunan pelengkap lainnya.
c. Pembersihan sisa material dan bekas pekerjaan.
C. Pelaksanaan Pekerjaan Gorong GorongS
a. Pekerjaan galian jalan.
Bali Urban Infrastructure Program Hal IVk-
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
b. Pekerjaan struktur.
c. Pembersihan material dan bekas pekerjaan.
D. Pelaksanaan Pekerjaan Trotoar:
a. Pekerjaan struktur.
b. Pembersihan sisa material dan bekas pekerjaan.
E. Pelaksanaan Pekerjaan Plengsengan Saluran atau Sungai:
a. Pengeringan lokasi kegiatan dan pengalihan aliran.
b. Pekerjaan struktur.
c. Pembersihan material dan sisa pekerjaan.
111. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
A.
a. Operasi.
b. Pemeliharaan.
EL. JENIS DAMPAK DAN UKURANNYA:
1. Tahap Pra Konstruksi:
a. Perkiraan dampak negatif dari kegiatan survey / pemilihan lokasi adalah timbulnya
keresahan sosial.
b. Perkiraan dampak negatif dari kegiatan pembebasan tanah adalah timbulnya
kekecewaan terhadap proyek, tidak puas untuk besarnya ganti rugi, hambatan
terhadap proyek, dan perubahan fungsi lahan.
c. Perkiraan dampak negatif dari kegiatan pemindahan penduduk adalah proses
adaptasi terhadap lingkungan baru, menurunnya nilai kekerabatan dan
peningkatan kriminalitas.
11. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan:
a. Pekerjaan mobilisasi material dan alat alat besar diperkirakan akan menimbulkan
dampak negatif berupa meningkatnya pencemaran udara (debu) dan kebisingan,
dan kerusakan pada prasarana / jalan umum.
Bali Urban Infrastructure Program Hat IV- 2
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
b. Pekerjaan mobilisasi tenaga kerja diperkirakan akan menimbulkan dampak
negatif kecemburuan sosial terhadap tenaga keja -lokal, dan kemungkinan
konflik dengan adat istiadat setempat.
c. Pembuatan / pengoperasian base camp, bengkel, gudang dsb diperkirakan akan
menimbulkan dampak negatif berupa meningkatnya pencemaran udara (debu)
dan kebisingan, timbuinya genangan air, pencemaran pada badan air dan
sumber air, dan gangguan terhadap flora.
B. Pelaksanaan Pekerjaan Saluran:
a. Kegiatan pekerjaan tanah akan menimbulkan berbagai dampak negatif yaitu
terjadinya kemacetan lalu lintas, kerusakan prasarana kota, meningkatnya
kebisingan dan debu, gangguan pada stabilitas tanah J lereng yang berupa
longsor, timbulnya genangan dan sedimentasi.
b. Kegiatan pekerjaan struktur akan menimpulkan dampak negatif berupa
gangguan lalu lintas, kebisingan dan debu.
c. Pembersihan sisa material dan bekas pekerjaan diperkirakan akan menimbulkan
dampak negatif berupa pendangkalan sungai atau saluran penerima.
C. Pelaksanaan Pekerjaan Gorong Gorong:
a. Pekerjaan galian jalan diperkirakan akan berdampak negatif terjadinya gangguan
lalu lintas dan kecelakaan, kerusakan prasarana kota, kebisingan dan debu,
genangan dan sedimentasi.
b. Pekerjaan struktur diperkirakan juga akan berdampak negatif terjadinya
gangguan lalu lintas dan kecelakaan, kebisingan dan debu, genangan
dan sedimentasi.
c. Pembersihan sisa material dan bekas pekerjaan diperkirakan akan berdampak
pendangkaian saluran drainase.
D. Pelaksanaan Pekerjaan Trotoar:
a. Pekerjaan struktur diperkirakan akan berdampak negatif berupa gangguan
lalu lintas dan kecelakaan, kebisingan dan debu, sedimentasi di saluran air.
b. Pembersihan sisa material dan bekas pekerjaan diperkirakan akan berdampak
negatif terjadinya penyumbatan saluran.
Bali Urban Infrastructure Program Hat IV- 3
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
E. Pelaksanaan Pekerjaan Plengsengan Saluran atau Sungai:
a. Pengeringan lokasi kegiatan dan pengalihan aliran diperkirakan akan
berdampak negatif penggerusan pada sisi lain dari badan saluran atau sungai
akibat penambahan kecepatan aliran.
b. Pekerjaan struktur diperkirakan akan berdampak negatif berupa pengurangan
daerah resapan air.
c. Pembersihan sisa material dan bekas pekeraan diperkirakan akan berdampak
negatif berupa sedimentasi di saluran atau sungai.
Ill. Tahap operasi dan pemeliharaan:
A.
a. Pekeriaan Operasi diperkirakan akan berdampak negatif berupa kebisingan,
endapan, dan pengurangan daerah resapan air.
b. Pekerjaan Pemeliharaan diperkirakan akan berdampak negatif berupa
pendangkalan sungai oleh sedimen dari saluran induk drainase, pencemaran
saluran induk dari saluran drainase, meningkatnya pencemaran air dan bau dari
genangan air dan sampah, menurunnya estetika setempat oleh material sedimen
/ sampah.
C. SIFAT DAN TOLOK UKUR DAMPAK:
1. Tahap Pra Konstruksi:
a. Dampak negatif kegiatan survey J pemilihan lokasi bersifat sementara, tidak penting,.
. ~~dan tolok ukur dampak bisa dihitung dengan membandingkan jumlah penduduk
yang resah dengan jumiah penduduk yang akan mendapat manfaat kemudian.
b. Dampak negatif kegiatan pembebasan tanah bisa bersifat tetap atau sementara,
penting atau tidak penting tergantung upaya mengatasi dampak, dan tolok ukur
dampak bisa dihitung dengan membandingkan jumiah penduduk yang
dibebaskan tanahnya dengan jumiah penduduk yang akan mendapat manfaat
kemudian.
c. Dampak negatif kegiatan pemindahan penduduk bisa bersifat tetap atau
sementara, tidak penting, dan tolok ukur dampak bisa bisa dihitung dengan
membandingkan jumiah penduduk yang dipindahkan dengan jumiah penduduk
yang akan memperoleh manfaat.
Bali Urban Infrastructure Program HatIIV- 4
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
II. Tahap Konstruksi:
A. Pekerjaan Persiapan:
a. Dampak negatif kegiatan mobilisasi material dan alat alat besar diperkirakan
bersifat sementara, tidak penting, dan tolok ukur dampak bisa diukur dari
intensitas gangguan.
b. Dampak negatif kegiatan mobilisasi tenaga kerja diperkirakan bersifat
sementara, tidak penting, dan tolok ukur dampak bisa bisa diukur dari intensitas
keresahan dan konflik.
c. Dampak negatif pembuatan / pengoperasian base camp, bengkel, gudang dsb
diperkirakan bersifat sementara, tidak penting, dan tolok ukur dampak bisa diukur
dari intensitas gangguan yang terjadi.
8. Pelaksanaan Pekerlaan Saluran:
a. Dampak negatif pekerjaan tanah diperkirakan bersifat sementara, tidak penting,
dan tolok ukur dampak bisa diukur dari intensitas gangguan.
b. Dampak negatif pekerjaan struktur diperkirakan bersifat sementara, tidak
penting, dan tolok ukur dampak bisa diukur dari intensitas gangguan lalu
lintas, kebisingan dan debu.
c. Dampak negatif pembersihan sisa material dan bekas pekerjaan bisa bersifat
tetap atau sementara, penting atau tidak penting, dan tolok ukur dampak bisa
diukur dari intensitas pendangkalan sungai atau saluran penerima.
C. Pelaksanaan Pekerjaan Gorong Gorong:
a. Dampak negatif pekerjaan galian jalan bersifat sementara, tidak penting, dan
tolok ukur dampak bisa diukur dari intensitas gangguan.
b. Dampak negatif pekeraan struktur diperkirakan bersifat sementara, tidak
penting, dan tolok ukur dampak bisa diukur dari intensitas gangguan.
c. Dampak negatif pembersihan sisa material dan bekas pekerjaan bersifat tetap
atau sementara, penting atau tidak penting tergantung upaya pengelolaan
dampak, dan tolok ukur dampak bisa diukur dari besarnya pendangkatan
saluran drainase.
0. Pelaksanaan Pekerjaan Trotoar:
a. Dampak negatif pekerjaan struktur diperkirakan bersifat sement-zra, tidak
penting, dan tolok ukur dampak bisa diukur dariintensitas gangguan.
Bali Urban Infrastructure PrograM HatIIV - 5
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
b. Dampak negatif pembersihan sisa material dan bekas pekerjaan bersifat
sementara, tidak penting, dan tolok ukur dampak bisa diukur dari
kebersihan saluran.
E. Pelaksanaan Pekerjaan Plengsengan Saturan atau Sungai:
a. Dampak negatif pengeringan lokasi kegiatan dan pengalihan aliran bersifat
sementara, tidak penting, dan tolok ukur dampak bisa diukur dari intensitas
penggerusan.
b. Dampak negatif pekeriaan struktur-bersifat sementara dan tidak penting, dan
tolok ukur dampak bisa diukur dar perbandingan daerah yang terbangun
oleh pekerjaan struktur dan daerah yang masih belum terbangun.
c. Dampak negatif pembersihan sisa material dan bekas pekerjaan bersifat
sementara, tidak penting, dan tolok ukur dampak bisa diukur dar banyaknya
sedimen di saluran.
Ill. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
A.
a. Dampak negatif kegiatan operasi saluran drainase bersifat sementara, tidak
penting, dan tolok ukur dampak bisa diukur dari intensitas gangguan.
b. Dampak negatif kegiatan pemeliharaan saluran drainase bisa bersifat tetap atau
sementara, penting atau tidak penting, tergantung upaya pembersihan saluran,
dan tolok ukur dampak bisa diukur dar tingkat kebersihan saluran.
4.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Rencana Pengelolaan Lingkungan untuk proyek DrainaseP3KT BUIP secara umum dapat
dilakukan sebagai berikut:
1. Tahap Pra Konstruksi:
A.
a. Untuk kegiatan survey / pemilihan lokasi dapat dilakukan Rencana memberikan
penyuluhan dan memberikan informasi tentang rencana kegiatan kepada
masyarakat.
Bali Urban Infrastructure Program Hal IV- 6
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
b. Untuk kegiatan pembebasan tanah dapat diiakukan musyawarah secara
terbuka, pemberian ganti rugi yang memadai dan peraturan yang jelas, dan
melakukan penggantian fungsi lahan.
c. Untuk kegiatan pemindahan penduudk dapat dilakukan bimbingan dan
penyuluhan, pengaturan penempatan rumah, siskamling dan peningkatan
kegiatan masyarakat.
It. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan:
a. Untuk kegiatan mobilisasi material dan alat alat besar dapat dilakukan Rencana
pengaturan kecepatan kendaraan, penyiraman secara berkala, perbaikan
prasarana yang dilalui, dan pemakaian alat transportasi yang sesuai.
b. Untuk kegiatan mobilisasi tenaga kerja dapat dilakukan Rencana penyuluhan
kepada tenaga kerja dari luar, prioritas tenaga ker'a lokal seoptimal mungkin, dan
menghormati kebiasaan I adat istiadat setempat.
c. Untuk kegiatan pembuatan I pengoperasian base camp, bengkel, gudang, dsb
dapat dilakukan dengan pengaturan pelaksanaan, pemakaian alat peredam
bising, pemakaian sistem drainase yang baik, pembuatan kolam
penampung limbah, dan penanaman pohon pada tempat kosong atau
pengganti.
B. Pelaksanaan Pekerjaan Saluran:a. Untuk kegiatan pekerjaan tanah dapat dilakukan koordinasi dengan petugas
la!u lintas dan instansi terkait & perbaikan, pengaturan dan pengamanan,
pembuatan turap dan saluran sementara.
b. Untuk kegiatan pekerjaan struktur dapat dilakukan dengan koordinasi dengan
petugas lalu lintas, dan pengaturan pengamanan.
c. Untuk kegiatan pembersihan sisa material dan bekas pekerjaan dapat dilakukan
dengan pengamanan pembuangan sisa material dan bekas pekerjaan.
C. Pelaksanaan Pekerjaan Gorong Gorong:
a. Untuk pekerjaan galian jalan dapat dilakukan dengan koordinasi dengan
petugas lalu lintas dan pemasangan tanda peringatan, koordinasi dengan instansi
terkait & perbaikan prasarana yang rusak, pengaturan dan pengamanan, dan
pembuatan saluran sementara.
Bali Urban Infrastructure Program Hal IV - 7
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
b. Untuk pekerjaan struktur dapat dilakukan dengan koordinasi dengan petugas lalu
lintas dan pemasangan tanda peringatan, pengaturan dan pengamanan,
pembuatan saluran sementara.
c. Untuk kegiatan pembersihan sisa material dan bekas pekerjaan dapat dilakukan
dengan pengamanan pembuangan sisa material dan bekas pekerjaan.
D. Pelaksanaan Pekerjaan Trotoar:
a. Untuk kegiatan pekerjaan struktur dapat dilakukan Rencana koordinasi dengan
petugas lalu lintas dan pemasangan tanda peringatan, dan pengaturan dan
pengamanan pekerjaan.
b. Untuk kegiatan pekerjaan pembersihan sisa material dan bekas pekerjaan dapat
dilakukan dengan pembersihan saluran.
E. Pelaksanaan pekerjaan plengsengan saluran atau sungai:
a Untuk kegiatan pengeringan lokasi kegiatan dan pengalihan aliran dapat
dilakukan Rencana pemasangan turap sementara.
b. Untuk kegiatan pekerjaan struktur dapat dilakukan Rencana penghijauan.
c. Untuk kegiatan pembersihan sisa meterial dan bekas pekerjaan dapat dilakukan
upaya pengaturan pelaksanaan.
Ill- Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
A.
a. Untuk kegiatan operasi dapat dilakukan upaya menggunakan manual
operation yang benar, pembersihan sedimen dari saluran secara periodik, dan
penghijauan.
b. Untuk kegiatan pemeliharaan dapat dilakukan upaya pembersihan sedimen
dari saluran drainase secara periodik, pembuatan saringan saluran
drainase sebelum masuk ke saluran induk drainase, dan pengaturan
pelaksanaan.
4.3. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
lJpaya Pemantauan Lingkungan untuk komponen Drainase P3KT BUIP secara umum dapat
dilakukan sebagai berikut:
B3ali Urban Infrastructure Program Hal IV- 8
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
1. Tahap Pra Konstruksi:
A.
a. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan survey / pemilihan lokasi dapat
dilakukan dengan melihat reaksi masyarakat.
b. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan pembebasan tanah dapat dilakukan
dengan melihat sikap masyarakat, pelaksanaan ganti rugi, kesadaran hukum
masyarakat, dan tindak lanjut penggantian fungsi lahan.
c. Pemantauan dampak negatif kegiatan pemindahan penduduk dapat dilakukan
dengan melihat reaksi masyarakat yang dipindahkan, keamanan lingkungan,
dan kegiatan warga.
H. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan:
a. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan mobilisasi material dan alat alat
besar dapat dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat dan kondisi
prasarana.
b. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan mobilisasi tenaga kera dapat
dilakukan dengan pemantauan keresahan masyarakat.
c. Pemantauan dampak negatif pembuatan / pengoperasian base camp, bengkel,
gudang, dsb dapat dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat, kualitas
sumber daya air, dan kondisi flora (penghijauan) disekitar proyek.
B. Pelaksanaan Pekerjaan Saluran:
a. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan pekerjaan tanah dapat dilakukan
dengan melihat kemacetan dan kecelakaan lalu lintas, tingkat kerusakan
prasarana kota dan hasil perbaikan, keluhan masyarakat, intensitas tanah
longsor, volume genangan dan sedimentasi.
b. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan pekerjaan struktur dapat dilakukan
dengan melihat kemacetan dan kecelakaan lalu lintas, dan keluhan masyarakat.
c. Pemantauan pembersihan sisa material dan bekas pekerjaan dapat dilakukan
dengan melihat kecepatan pendangkalan sungai atau saluran penerima.
Bali Urban Infrastructure Program Hal IV - 9
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
C. Pelaksanaan Pekerjaan Gorong Gorong:
a. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan pekerjaan galian jalan dapat
dilakukan dengan melihat kemacetan dan kecelakaan lalu lintas, tingkat
kerusakan jalan dan hasil perbaikan. keluhan masyarakat, volume genangan
dan sedimentasi.
b. Pemantauan dampak negatif darn kegiatan pekerjaan struktur dapat dilakukan
dengan melihat kemacetan dan kecelakaan lalu lintas, keluhan masyarakat,
volume genangan dan sedimentasi.
c. Pemantauan dampak negatif dari pembersihan sisa material dan bekas
pekerjaan dapat dilakukan dengan melihat volume sedimen di saluran drainase.
D. Pelaksanaan Pekerjaan Trotoar:
a. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan pekerjaan struktur dapat dilakukan
dengan melihat kemacetan dan kecelakaan lalu lintas, keluhan masyarakat,
dan volume sedimen di saluran.
b. Pemantauan dampak negatif dari pembersihan sisa material dan bekas
pekerjaan dapat dilakukan dengan melihat kebersihan saluran.
E. Pelaksanaan Pekerjaan Plengsengan Saluran atau Sungai :a. Pemantauan dampak negatif dari pengeringan lokasi kegiatan dan pengalihan
aliran dapat dilakukan dengan melihat stabilitas dan kuantitas aliran.
b. Pemantauan dampak negatif dari pekerjaan struktur dapat dilakukan dneganmelihat keseimbangan.air tanah.
c- Pemantauan dampak negatif dari pembersihan sisa material dan bekas pekerjaan
dapat dilakukan dengan melihat volume sedimen di saluran atau sungai.
Ill. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
A. :
a. Pemantauan dampak negatif dad kegiatan operasi dapat dilakukan dengan
melihat keluhan masyarakat.
b. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan pemeliharaan dapat dilakukan denganmelihat kecepatan pendangkalan sungai, kebersihan saluran induk drainase,
keluhan masyarakat, dan estetika setempat.
B3ali Urban Infrastructure Program H-alIV - 10
ILaporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
5. PROYEK PERSAMPAHAN
5.1. DAMPAK DAMPAK YANG AKAN TERJADI
Uraian mengenai dampak dampak yang akan terjadi untuk rencana proyek
Persampahan P3KT BUIP secara umum dapat diberikan sebagai berikut:
A. SUMBER DAMPAK:
I. Tahap Pra Konstruksi:
A.
a. Survey I pemilihan lokasi TPA I TPS transfer depo.
b. Investigasi kelayakan lokasi TPA I TPS / transfer depo.
c. Pembebasan tanah untuk TPA T TPS I transfer depo.
4 II. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan Pelaksanaan:
a. Mobilisasi alat dan material I tenaga keqa.
b. Pembukaan & pembersihan lahan untuk TPA / TPS / transfer depo.
c. Pembuangan/pengoperasian base camp, gudang, dsb.
B. Pekerjaan TPA:a. Pekeriaan jalan masuk TPA dan jalan lingkungan.
b. Pekerjaan struktur (tanggul. saluran, pos jaga dan lain lain).
c. Pekerjaan tanah.
C. Pekerjaan TPS I transfer depo:
a. Pekerjaan struktur.
Ill. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
B.A
a. Kegiatan pengumpulan sampah di TPS / transfer depo.
b. Kegiatan pengangkutan sampah dari TPS atau transfer depo ke TPA dengan
truck.
- Bali Urban Infrastructure Program Hal V- I
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
c. Sistem pengoperasian control landfill (CLF) di TPA.
d. Sistem pengoperasian open dumping (OD) di TPA.
e. Keberadaan CLF/OD menimbulkan kegiatan pemulung di lokasi TPA.
f. Pemanfaatan kembali lahan bekas TPA (pasca operasi).
B. JENIS DAMPAK DAN UKURANNYA:
1. Tahap Pra Konstruksi:
A.
a. Kegiatan survey / pemilihan lokasi TPA I TPS I transfer depo diperkirakan akan
menimbulkan dampak negatif keresahan masyarakat dan spekulasi tanah.
b. Kegiatan investigasi kelayakan lokasi TPA / TPS I transfer depo diperkirakan
akan menimbulkan dampak negatif merubah peruntukan lahan, keresahan
masyarakat, dan spekulasi tanah.
c. Pembebasan tanah untuk TPA I TPS / transfer depo diperkirakan akan
menimbulkan dampak negatif tidak puas atas ganti rugi, kekecewaan terhadapproyek, spekulasi tanah, dan perubahan peruntukan lahan.
11. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan Pelaksanaan:
a. Mobilisasi tenaga kerja diperkirakan akan berdampak negatif kecemburuan
sosial apabila proyek tersebut tidak melibatkan tenaga kerja lokal.
b. Pembukaan & pembersihan lahan untuk TPA / TPS I transfer depo diperkirakan
akan berdampak negatif meningkatnya pencemaran udara (debu), air, dan
kebisingan, perubahan peruntukan lahan, hilangnya flora di lokasi.
c. Pembuatan I pengoperasian base camp, gudang, dsb diperkirakan akan
menimbulkan dampak negatif meningkatnya kebisingan, timbulnya genangan-
genangan air, pencemaran pada badan air I sumber air.
B. Pekerjaan TPA:
a. Pekerjaan jalan masuk TPA dan jalan lingkungan diperkirakan akan berdampak
negatif hilangnya vegetasi penutup dan fungsi lahan semula, berpindahnya
habitat fauna.
U.
~~Bali Urban infrastructure Program .Hal V- 2
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
b. Pekerjaan struktur (tanggul, saluran, pos jaga dan lain-lain) diperkirakan akan
berdampak negatif berupa kebisingan.
c. Pekerjaan tanah dilokasi TPA diperkirakan akan berdampak negatif
longsornya tanah.
C. Pekerjaan TPS t Transfer Depo:
a. Pekerjaan struktur diperkirakan akan berdampak negatif meningkatnya
pencemaran udara (debu) dan kebisingan, serta gangguan talu lintas.
Ill. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
A.
a. Kegiatan pengumpulan sampah di TPS I transfer depo diperkirakan akan
menimbulkan dampak negatif berupa bau, gangguan estetika, serangga, dan
gangguan kesehatan.b. Kegiatan pengangkutan sampah ke TPA dari TPS I transfer depo diperkirakan
akan berdampak negatif bau, gangguan estetika, dan gangguan kesehatan.
c. Kegiatan operasi control landfill diperkirakan akan berdampak negatif bau,
serangga, dan tercemamya air permukaan.
d. Kegiatan operasi open dumping diperkirakan akan berdampak negatif berupa
bau, serangga, tercemamya air permukaan, dan tercemarnya air tanah.
e. Kegiatan pemulung di lokasi TPA akan berdampak negatif berupa penyakit
kulit, pernapasan, perut, dan terjadinya kecelakaan.
f. Pemanfaatan kembali lahan bekas TPA diperkirakan akan berdampak negatif
terganggunya kesehatan pemakai.
C. SIFAT DAN TOLOK UKUR DAMPAK:
1. Tahap Pra Konstruksi:
a. Dampak negatif kegiatan survey I pemilihan lokasi TPA dan TPS I transfer depo
diperkirakan bersifat sementara, tidak penting,dan tolok ukur dampak bisa dihitung
dengan membandingkan jumiah penduduk yang resah dengan jumiah penduduk
yang akan memperoleh manfaat.
b. Dampak negatif investigasi kelayakan lokasi untuk TPA dan TPSltransfer depo
diperkirakan bersifat sementara, tidak penting, dan tolok ukur dampak bisa dihitung
Bali Urban Infrastructure Program Hal V- -3
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
dengan membandingkan jumiah penduduk yang resah dengan jumlah penduduk
yang akan memperoleh manfaat.
c. Dampak negatif pembebasan tanah untuk TPA / TPS / transfer depo bisa bersifat
sementara atau tetap, penting atau tidak penting tergantung sistem pengelolaan
sampah yang diterapkan pada tahap operasi dan pemeliharaan, dan tolok ukur
dampak bisa dihitung dengan membandingkan jumiah penduduk yang terkena
pembebasan tanah dengan jumlah penduduk yang akan memperoleh manfaat.
II. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan pelaksanaan:
a. Dampak negatif mobilisasi alat dan material I tenaga bersifat sementara, tidak
penting, dan tolok ukur dampak bisa dihitung dengan membandingkan
jumiah tenaga kerja lokal dengan tenaga kera bukan lokal.
b. Dampak pembukaan & pembersihan lahan bisa bersifat sementara atau tetap,
penting atau tidak penting tergantung dari cara / upaya pengaturan lalu lintas,
dan totok ukur dampak bisa dihitung dengan membandingkan jumiah
gangguan lalu lintas pada tahap konstruksi dengan tahap operasi dan
pemeliharaan.
c. Dampak negatif pembuatan / pengoperasian base camp, gudang dsb, bersifat
sementara, tidak penting, dan tolok ukur dampak bisa diukur dari intensitas
gangguan yang terjadi.
B. Pekerjaan TPA:
a. Dampak negatif kegiatan pekerjaan jalan masuk umumnya bersifat tetap, tidak
penting, dan tolok ukur dampak bisa diukur dari perbandingan luas lahan yang
dipakai untuk jalan masuk dan jalan lingkungan dengan luas lahan disekitarnya.
b. Dampak negatif pekeraan struktur bersifat sementara, tidak penting, dan tolok
ukur dampak bisa diukur dari intensitas gangguan.
c. Dampak negatif pekerjaan tanah bisa bersifat tetap atau sementara, penting
atau tidak penting, tergantung dari pelaksanaan pekerjaan, dan tolok ukur
dampak bisa diukur dari intensitas iongsor yang terjadi.
C. Pekerjaan TPS / transfer depo:
a. Dampak negatif dari pekerjaan struktur bersifat sementara, tidak penting, dan
tolok ukur dampak bisa diukur dari intensitas gangguan.
* l Bali Urban infrastructure Program Hal V- 4
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
Ill. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
A.
a. Dampak negatif kegiatan pengumpulan sampah di TPS I transfer depo bisa
bersifat tetap atau sementara, penting atau tidak penting tergantung
mekanisme pengelolaan sampah dan tolok ukumya bisa diukur dari tingkat
kebersihan TPS dan ada tidaknya ceceran sampah.
b. Dampak negatif kegiatan pengangkutan sampah ke TPA bisa bersifat tetap
atau sementara, penting atau tidak penting tergantung mekanisme
pengangkutan sampah, dan tolok ukumya bisa diukur dari kualitas lingkungan
(estetika, bau, serangga dll) dan dibandingkan dengan baku mutu yang
berlaku.
c. Dampak negatif operasi control land fili bisa bersifat tetap atau sementara,
penting atau tidak penting tergantung mekanisme pengaturan pekerjaan, dantolok ukurnya bisa diukur dad intensitasgannguan.
d. Dampak negatif operasi open dumping biasanya bersifat tetap, pentingatau tidak penting tergantung lokasi TPA, dan tolok ukur dampak bisa diukurdari intensitas ganngguan.
e. Dampak negatif kegiatan pemulung bisa bersifat tetap atau sementara, penting
atau tidak penting, tergantung upaya keselamatan kerja dan perawatan
kesehatan, dan tolok ukur dampak bisa diukur dari intensitas kecelakaan dan
gangguan penyakit.
f Dampak negatif pemanfaatan kembali lahan TPA bisa bersifat tetap atausementara, penting atau tidak penting tergantung pengaturan peruntukan lahan,dan tolok ukur dampak bisa diukur dari tingkat kesehatan pemakai lahan bekasTPA.
5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Upaya Pengelolaan Lingkungan proyek persampahan P3KT BUIP secara umum dapat
dilakukan sebagai berikut:
Bali Urban Infrastructure Program Hal V- 5
L.aporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
1. Tahap Pra Konstruksi:
A.
a. Untuk kegiatan survey I pemilihan lokasi TPA I TPS I transfer depo dapat
dilakukan dengan mengikut sertakan masyarakat dari awal, memberikan
informasi yang jelas tentang rencana proyek kepada masyarakat dan instansi
terkait, memberikan pengertian kepada masyarakat pemilik tentang nilai tanah.
b. Untuk kegiatan investigasi kelayakan lokasi TPA I TPS I transfer depo dapat
dilakukan penyuluhan, memberikan informasi rencana proyek pada masyarakat
dan instansi terkait, memberikan pengertian kepada masyarakat pemilik dan
penghuni tentang nilai tanah.
4<: c. Untuk kegiatan pembebasan tanah TPA I TPS / transfer depo dapat dilakukan
dengan penyuluhan & pendekatan aktif terhadap masyarakat pemilik dan
penghuni, pemberian ganti rugi yang memadai, memberikan pengertian kepada
masyarakat pemilik dan penghuni tentang nilai tanah.
11. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan pelaksanaan:
a. Untuk kegiatan mobilisasi alat dan material I tenaga kerja dapat dilakukan upaya
prioritas tenaga kerja lokal, material lokal, dan alat lokal, pengaturan
peningkatan & perbaikan prasarana umum.
b. Untuk kegiatan pembukaan & pembersihan lahan untuk TPA I TPS dapat
dilakukan upaya pengaturan pelaksanaan pekerjaan, penyiraman secara berkala,
mengatur pemotongan pohon yang berfungsi sebagai peredam suara dan
debu, penanaman pohon kembali pada tempat yang lowong.
c. Untuk kegiatan pembuatan I pengoperasian base camp. gudang dsb dapat
dilakukan upaya pengaturan pelaksanaan pekerjaan, pengaturan sistem
drainase yang baik, dan pengelolaan limbah pekerja.
S. Pekerjaan TPA:
a. Untuk kegiatan pekerjaan jalan masuk TPA dan jalan lingkungan dapat
dilakukan upaya penanaman pohon pada lokasi penggantiI tanah kosong, dan
pengaturan pelaksanaan.
b. Untuk kegiatan pekerjaan struktur dapat dilakukan upaya pengaturan
pekerjaan.
EBali Urban Infr-astructure Program Hal V- 6
j.. I~~~
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
c. Untuk kegiatan pekerjaan tanah dapat diiakukan upaya pembuatan turap
pengaman.
C. Pekerjaan TPS / transfer depo:
a. Untuk kegiatan pekerjaan struktur dapat dilakukan upaya pembuatan turap
pengaman, pengaturan pekeriaan, dan pengaturan lalu-lintas.
Ill. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
A.a. Untuk kegiatan pengumpulan sampah di TPS I transfer depo dapat dilakukan
upaya pengaturan cara operasi di TPS / transfer depo, dan pengangkutan
sampah segera ke TPA jika sudah penuh.
b. Untuk kegiatan pengangkutan sampah ke TPA dapat dilakukan upaya pengaturan
waktu transportasi, penggunaan kendaraan pengangkut yang tertutup.
c. Untuk kegiatan operasi control land fill dapat dilakukan upaya pengaturan lokasi,
pembuatan daerah penyangga, pengaliran leachate ke kolam stabilisasi.
d. Untuk kegiatan_ operasi open dumping dapat dilakukan upaya pengaturan lokasi,
pembuatan daerah penyangga dan pengolahan Leachate, pembuatan drainase
TPA dan dialirkan ke kolam stabilisasi.
e. Untuk kegiatan operasi pemulung dapat ditakukan upaya penyuluhan atau
konsultasi dengan Departemen Sosial, dan pengaturan sistem operasi.
f. Untuk kegiatan pemanfaatan kembali lahan bekas TPA dapat dilakukan upaya
pengaturan peruntukan lahan bekas TPA (pemanfaatan bekas lokasi TPA harus
disesuaikan dengan kondisi setempat, karena stabilisasi lahan yang belum
sempurna, maka lahan ini hanya dapat dipakai untuk usaha-usaha pertanian atau
jalur hijau.
5.3. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Rencana Pemantauan Lingkungan untuk proyek persampahan P3KT BUIP secara umum
dapat dilakukan sebagai berikut:
Bali Urban Infrastructure Program Hal V- 7
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
1. Tahap Pra Konstruksi:
a. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan survey / pemilihan lokasi TPA / TPS /
transfer depo dapat dilakukan dengan melihat masalah yang menonjol, persepsi dari
instansi lain & masyarakat, dan status tanah.
b. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan investigasi kelayakan lokasi TPA / TPS I
transfer depo dapat dilakukan dengan melihat persepsi dari instansi lain &
masyarakat, dan status tanah.
c. Pemantauan dampak negatif dari pembebasan tanah untuk TPA / TPS/ transfer
depo dapat dilakukan dengan melihat persepsi dari instansi lain & masyarakat
dan status tanah.
II. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan pelaksanaan:
a. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan mobilisasi alat dan material/tenaga
kerja dapat dilakukan dengan melihat sikap dan persepsi masyarakat,
kondisi prasarana umum, dan kelancaran lalu lintas.
b. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan pembukaan & pembersihan lahan
untuk TPA I TPS dapat dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat, dan
kondisi lingkungan.
c. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan pembuatan / pengoperasian base
camp, gudang dsb, dapat dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat, kualitas
air dan kebersihan lokasi.
B. Pekerjaan TPA:
a. Pemantauan dampak negatif pekerjaan jalan masuk TPA dan jalan lingkungan
dapat dilakukan dengan melihat keseimbangan sumber daya biologi.
b. Pemantauan dampak negatif pekerjaan struktur dapat dilakukan dengan melihat
tingkat kebisingan.
c. Pemantauan dampak negatif pekerjaan tanah dapat dilakukan dengan melihat
stabilitas tanah.
C. Pekerjaan TPS I transfer depo:
a. Pemantauan dampak negatif pekerjaan -;t-Lzktur dapat dilakukan dengan melihat
tingkat pencemaran udara dan kebisingan. dan kelancaran lalu lintas.
':. Bali Urban Infrastructure Program Hal V- 8
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
Ill. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
A.
a. Pemantauan dampak negatif kegiatan pengumpulan sampah di TPS / transfer
depo dapat dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat terhadap bau dan
serangga, estetika, dan timbunan sampah di TPS / transfer depo.
b. Pemantauan dampak negatif kegiatan pengangkutan sampah dapat dilakukan
dengan pemantauan pelaksanaan pengawasan, sarana angkutan / bau, dan
estetika.
c. Pemantauan dampak negatif operasi control land fill dapat dilakukan dengan
melihat keluhan masyarakat terhadap bau dan serangga, dan kualitas air
permukaan.
d. Pemantauan dampak negatif operasi open dumping dapat dilakukan dengan
melihat keluhan masyarakat terhadap bau dan serangga, dan kualitas air
permukaan.
e. Pemantauan dampak negatif kegiatan pemulung dapat dilakukan dengan
melihat tingkat kesehatan pemulung dan kelancaran operasi.
f. Pemantauan dampak negatif kegiatan pemanfaatan kembali lahan bekas
TPA dapat dilakukan dengan memantau pemanfaatannya.
Bali Urban Infrastructure Program Hat V -9
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
6. PROYEK PERBAIKAN KAMPUNG (KIP)
6.1. DAMPAK DAMPAK YANG AKAN TERJADI
Uraian mengenai dampak dampak yang akan terjadi untuk rencana proyek KIP P3KT
BUIP secara umum dapat diberikan sebagai berikut:
A. SUMBER DAMPAK:
I. Tahap Pra Konstruksi:
A.
* +r a. Survey I pemilihan lokasi yang meliputi kegiatan pengumpulan data dan
penentuan lokasi proyek.
b. Pembebasan tanah yang meliputi kegiatan pematokan lokasi yang akan
dibebaskan.
II. Tahap Konstruksi:
A Persiapan:
a- Mobilisasi material dan alat-alat.
b. Mobilisasi tenaga kerja.
c. Pembuatan / pengoperasian base camp, gudang dsb.
B. Pelaksanaan:
a. Pekerjaan jalan lingkungan dan jalan setapak.
b. Pekerjaan MCK keluarga dan hidran umum.
c. Penyiapan peralatan pengumpul sampah.
d. Pekerjaan drainase (mikro drainase).
[if. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
a. Jalan iingkungan dan jalan setapak.
b. MCK keluarga dan hidran umum.
Bali Urban Infrastructure Program Hal VI - I
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
c. Pengumpulan sampah.
d. Saluran drainase.
e. Membaiknya kondisi kampung.
B. JENIS DAMPAK DAN UKURANNYA:
1. Tahap Pra Konstruksi:
A.
a. Perkiraan dampak negatif dari kegiatan penentuan lokasi proyek adalah
timbulnya keresahan sosial, dan kemungkinan kerusakan pada sumber daya
alam dan cagar budaya.
b. Perkiraan dampak negatif dari kegiatan pembebasan tanah adalah kekecewaan
terhadap proyek berkaitan dengan pemilikan tanah, tanaman dan bangunan
sehingga timbul hambatan terhadap proyek, dan perkiraan akan berubah atau
hilangnya mata pencarian sebagian penduduk.
II. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan:
a. Pekerjaan mobilisasi material dan alat - alat diperkirakan akan menimbulkan
sedikit dampak negatif berupa meningkatnya pencemaran udara (debu),
kebisingan dan kerusakan pada prasarana I jalan umum.
b. Kegiatan mobilisasi tenaga kerja akan menimbulkan dampak negatif keresahan
dan kecemburuan sosial dan kemungkinan adanya konflik dengan adat
istiadat setempat.
c. Pembuatan / pengoperasian base camp, gudang, dsb diperkirakan akan
menimbulkan sedikit dampak negatif berupa meningkatnya pencemaran udara
(debu) dan kebisingan, timbulnya genangan air dan pencemaran pada badan
air, pendangkalan / sedimentasi di sungai bagian hilir, dan gangguan terhadap
flora setempat.
Bali Urban Infrastructure Program Hat VI -2
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
B. Pelaksanaan:
a. Pekerjaan jalan lingkungan dan jalan setapak diperkirakan akan menimbulkan
dampak negatif meningkatnya pencemaran udara (debu) dan kebisingan,
hilangnya vegetasi penutup dan fungsi lahan semula, berpindahnya habitat fauna,
gangguan pada utilitas umum.
b. Pekerjaan MCK keluarga dan hidran umum diperkirakan akan menimbulkan
dampak negatif meningkatnya pencemaran udara (debu) dan kebisingan,
kemacetan lalu lintas setempat, pencemarar kualitas air permukaan dan
terganggunya utilitas umum.
c. Penyediaan peralatan untuk pengumpulan sampah diperkirakan akan
menimbulkan dampak negatif menurunnya estetika pada lokasi penempatan
peralatan ini.
d. Pekeqaan saluran mikro drainase diperkirakan akan menimbulkan dampak
negatif gangguan lalu lintas, meningkatnya kebisingan dan debu, dan
terhambatnya aliran di saluran air.
111. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
A-:
a. Pekerjaan jalan lingkungan dan jalan setapak diperkirakan akan menimbulkan
dampak negatif berupa meningkatnya pencemaran udara (debu) dan kebisingan
oleh emisi kendaraan bermotor, kemacetan dan kecelakaan lalu lintas, dan
gangguan pada utilitas umum (jaringan telpon, PLN, Gas, dsb).
b. Pekegaan MCK keluarga dan hidran umum diperkirakan akan berdampak negatif
gangguan atau kerusakan pada MCK dan hidran umum.
c. Kegiatan pengumpulan sampah diperkirakan akan berdampak negatif
menurunnya estetika disekitar lokasi pengumpulan sampah, dan peningkatan
volume sampah.
d. Pengoperasian saluran drainase diperkirakan akan berdampak negatif
gangguan lalu lintas oleh luapan air dari saluran dan terjadinya
sedimentasi disaluran drainase.
e. Membaiknya kondisi kampung diperkirakan akan berdampak negatif
meningkatnya pertumbuhan penduduk.
Bali Urban Infrastructure Program Hal VI - 3
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
C. SIFAT DAN TOLOK UKUR DAMPAK:
1. Tahap Pra Konstruksi:
A.
a. Dampak negatif kegiatan penentuan lokasi proyek bersifat sementara, tidak
penting dan tolok ukur dampak bisa diukur dari jumiah penduduk yang resah
dibandingkan dengan yang akan mendapat manfaat. Kemungkinan kerusakan
sumber daya alam dan cagar budaya bisa bersifat tetap, dan berdampak
penting atau tidak penting sangat tergantung upaya pengelolaan yang
dilakukan, tolok ukur dampak bisa diukur dari tingkat kerusakan sumber daya
alam dan cagar budaya.
b. Dampak negatif kegiatan pembebasan tanah bisa bersifat tetap atau
sementara, penting atau tidak penting tergantung upaya pengelolaan yang
dilakukan, dan tolok ukur dampak bisa diukur dari jumiah penduduk yang
terkena pembebasan tanah dibandingkan dengan jumiah penduduk yang akan
memperoleh manfaat.
II. Tahap Konstruksi:
A.
a. Dampak negatif kegiatan mobilisasi material dan alat alat bersifat sementara,
tidak penting, dan tolok ukur dampak bisa diukur dari intensitas tingkat
pencemaran dan kerusakan yang terjadi.
b. Dampak negafif kegiatan mobilisasi tenaga kerja bersifat sementara, tidak
penting dan tolok ukur dampak bisa diukur dari jumiah tenaga kerja dari luar
dibandingkan dengan tenaga kerja setempat.
c. Dampak negatif kegiatan pembuatan / pengoperasian base camp, bengkel,
gudang, dsb bersifat sementara, tidak penting, dan tolok ukur dampak bisa diukur
dari intensitas gangguan.
B3ali Urban Infrastructure Program Hal VI -4
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
B. Peiaksanaan:
a. Dampak negatif pekerjaan jalan setapak dan jalan lingkungan bersifat
sementara, tidak penting, dan tolok ukur dampak bisa diukur dari intensitas
gangguan.
b. Dampak negatif pekeqaan hidran umum & MCK bersifat sementara, tidak
penting, dan tolok ukur dampak bisa diukur dari intensitas gangguan.
c. Dampak negatif penyiapan peralatan pengumpulan sampah dapat bersifat
tetap atau sementara, penting atau tidak penting tergantung dari upaya
pengelolaan yang dilakukan, dan tolok ukur dampak bisa diukur dad kondisi
estetika setempat.
d. Dampak negatif pekerjaan mikro drainase bersifat sementara. tidak penting,
dan tolok ukur dampak bisa diukur dari intensitas gangguan.
111. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
A.:
a. Dampak negatif kegiatan operasi dan pemeliharaan jalan lingkungan dan jalan
setapak bisa bersifat tetap atau sementara, penting atau tidak penting
tergantung upaya pengetolaan yang dilakukan, dan tolok ukur dampak bisa
diukur dari intensitas gangguan.
b. Dampak negatif kegiatan operasi dan pemeliharaan MCK keluarga dan hidran
umum bisa bersifat tetap atau sementara , penting atau tidak penting
tergantung kemampuan atau upaya untuk mengatasi dampak ini, dan tolok ukur
dampak bisa diukur dari intensitas gangguan yang terjadi.
c. Dampak negatif kegiatan pengumpulan sampah bisa bersifat tetap atau
sementara, penting atau tidak penting tergantung metoda operasi dan
pemeliharaan yang dipergunakan, dan tolok ukur dampak bisa diukur dari kondisi
estetika dan volume sampah.
d. Dampak negatif operasi dan pemeliharaan saluran drainase bisa bersifat
tetap atau sementara, penting atau tidak penting tergantung .cara
pemeliharaan saluran, dan tolok ukur dampak bisa diukur dari genangan air
yang terjadi.
e. Dampak negatif dari membaiknya kondisi kampung bersifat sementara, tidak
penting, dan tolok ukur dampak bisa diukur dari tingkat kepadatan penduduk.
Bali Urban Infrastructure Program Hal VI - 5
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
6.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Rencana Pengelolaan Lingkungan untuk proyek KIP P3KT BUIP secara umum dapat
dilakukan sebagai berikut:
1. Tahap Pra Konstruksi:
A. -
a. Untuk kegiatan penentuan lokasi proyek dapat dilakukan dengan memberikan
informasi tentang rencana kegiatan kepada masyarakat dan instansi yang
terkait dengan utilitas kota, menghindari daerah yang sensitif terhadap
kerusakan, menyesuaikan rencana kegiatan dengan rencana tata ruang /
potensi sumber daya alam / wilayah.
b. Untuk kegiatan pembebasan tanah dapat dilakukan penyuluhan dan pendekatan
terhadap masyarakat, mengupayakan alih profesi dan prioritas kerja untuk
tenaga setempat.
I. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan:
a Untuk kegiatan mobilisasi material dan alat alat dapat dilakukan upaya
pengaturan kecepatan kendaraan, penyiraman secara berkala, perbaikan dan
peningkatan prasarana yang diialui, dan pemakaian alat transportasi yang
sesuai.
b. Untuk kegiatan mobilisasi tenaga kerja dapat dilakukan upaya penyuluhan
kepada tenaga kerja dad luar, prioritas tenaga kerja setempat, dan
menghormati kebiasaan I adat istiadat setempat.
c. Untuk kegiatan pembuatan / pengoperasian base camp, bengkel, gudang dsb
dapat dilakukan upaya pengaturan pelaksanaan, pemakaian alat peredam bising
dan penyaringan debu, pemakaian sistim drainase yang baik, pembuatan tempat
penampung iimbah, dan pembuatan bangunan penangkap sedimen.
Bali Urban Infrastructure Program Hal VI -6
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
B. Pelaksanaan:
a. Untuk kegiatan pekerjaan jalan setapak dan jalan lingkungan dapat dilakukan
upaya pengaturan cara pelaksanaan pekerjaan sebaik mungkin, penyiraman
secara berkala, penanaman pohon / penghijauan, pemindahan dan perbaikan
kerusakan utilitas umum.
b. Untuk kegiatan pekerjaan hidran umum & MCK dapat dilakukan upaya
penyiraman secara berkala, pengaturan pelaksanaan pekerjaan sebaik
mungkin, pengaturan dan pemasangan rambu rambu lalu lintas.
c. Untuk kegiatan penyiapan peralatan pengumpulan sampah dapat dilakukan
upaya penempatan peralatan pada tempat yang tepat.
d. Untuk kegiatan pekerjaan mikro drainase dapat dilakukan upaya koordinasi
dengan petugas lalu lintas, pengaturan dan pengamanan, dan pembuatan
saluran sementara.
111. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
A.
a. Untuk kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan jalan lingkungan dan jalan
setapak dapat dilakukan upaya pemakaian saringan knalpot, penanaman pohon
/ penghijauan, pemasangan rambu rambu lalu lintas pada lokasi yang tepat,
pembinaan mental dan sikap pengemudi, dan pemindahan dan perbaikan
kerusakan utilitas umum.
b. Untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan sarana MCK dan hidran umum dapat
dilakukan upaya melaporkan setiap terjadi kerusakan pada MCK dan hidran
umum kepada betugas yang bersangkutan, pengaturan pelaksanaan, dan
sistem penyaluran air bekas yang tepat dan sesuai.
c. Untuk kegiatan pengumpulan sampah dapat dilakukan upaya penempatan
yang tepat, tertutup dan agar sampah secara periodik diangkut dari
tempat pengumpulan sampah untuk menghindari timbunan sampah.
d. Untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan saluran drainase dapat dilakukan
upaya membersihkan saluran dari sumbatan sampah, dan pengaturanpembersihan saluran secara periodik agar tidak terjadi sedimentasi.
Bali Urban Infrastructure Program Hat VW -7
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
6.3. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Rencana Pemantauan Lingkungan untuk proyek KIP P3KT BUIP secara umum dapat
dilakukan sebagai berikut:
1. Tahap Pra Konstruksi:
A.
a. Pemantauan dampak negatif kegiatan penentuan lokasi proyek dapat dilakukan
dengan melihat keresahan sosial masyarakat, dan reaksi dari instansi lain.
b. Pemantauan dampak negatif kegiatan pembebasan tanah dapat dilakukan
dengan melihat sikap dan persepsi masyarakat.
H. Tahap Konstruksi
A. Persiapan :
a. Pemantauan dampak negatif kegiatan mobilisasi material dan alat alat
dapat dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat dan kondisi prasarana.
b. Pemantauan dampak negatif kegiatan mobilisasi tenaga keria dapat dilakukan
dengan melihat keresahan masyarakat.
c. Pemantauan dampak negatif kegiatan pembuatan I pengoperasian base camp,
bengkel, gudang dsb dapat dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat,
kualitas sumber daya air, kadar sedimen, dan kondisi flora (penghijauan) disekitar-
proyek.
B. Pelaksanaan:
a. Peman'tauan dampak negatif pekerjaan jalan setapak dan jalan lingkungan
dapat dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat, keseimbangan sumber
daya biologi, dan kelancaran fungsi utilitas umum.
b. Pemantauan dampak negatif kegiatan pekerjaan hidran umum & MCK dapat
dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat, kelancaran Ialu lintas, kualitas
Arl ~~~air permukaan dan air tanah, dan kelancaran fungsi utilitas.
c. Pemantauan dampak negatif penyiapan peralatan pengumpulan sampah dapat
dilakukan dengan melihat kondisi estetika setempat.
Bali Urban Infrastructure Program Hal VI -8
Laporan Umum RKL dan RPL Environmentaf Sector
d. Pemantauan dampak negatif kegiatan pekerjaan mikro drainase dapat dilakukan
dengan melihat kemacetan dan kecelakaan lalu lintas, keluhan masyarakat,
dan genangan air.
Ill. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
A.:
a. Pemantauan dampak negatif operasi dan pemeliharaan jalan iingkungan dan
jalan setapak dapat dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat, pencemaran
udara, intensitas kemacetan dan kecelakaan lalu lintas, dan kelancaran fungsiutilitas umum.
b. Pemantauan dampak negatif operasi dan pemeliharaan MCK keluarga danhidran umum dapat dilakukan dengan melihat berfungsinya sarana MCK dan
hidran umum.
c. Pemantauan dampak negatif kegiatan pengumpulan sampah dapatdilakukan dengan melihat keluhan masyarakat.
d. Pemantauan dampak negatif operasi dan pemel7haraan saluran drainase dapat
dilakukan dengan pemantauan genangan air.
e. Pemantauan dampak negatif membaiknya kondisi kampung dapat dilakukan
dengan pemantauan kepadatan penduduk.
Bali Urban Infrastructure Program H-al VI - 9
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
7. PROYEK PEMBANGUNAN PRASARANA PASAR (MIIP)
7.1. DAMPAK DAMPAK YANG AKAN TERJADI
A. SUMBER DAMPAK:
1. Tahap Pra Konstruksi:
A
a. Survey / pemilihan lokasi yang meliputi kegiatan pengumpulan data penentuan
lokasi proyek.
b. Pembebasan tanah yang meliputi kegiatan pematokan lokasi yang dibebaskan
dan pemberian ganti rugi.C. Pemindahan pedagang pasar yang meliputi penetapan lokasi pengganti
sementara, pembangunan lokasi sementara, dan tranportasi dari lokasi lama kelokasi sementara.
II. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan:
a. Mobilisasi material dan alat alat.
*S-is b. Mobilisasi tenaga kerja.
c. Pembuatan I pengoperasian base camp, gudang dsb.
B. Pelaksanaan:
a. Pekerjaan jalan setapak jalan lingkungan, jalan masuk dan parkir.b. Pekerjaan hidran umum dan MCK.
c. Penyiapan sasaran pengumpulan sampah.
d. Pekerjaan mikro drainase.
e. Pekerjaan struktur.
111. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
A.
a. Jalan lingkungan dan jalan setapak.
b MCK dan hidran umum.
Bali Urban Infrastructure Program Hal VIl - 1
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
c. Pengumpulan sampah.
d. Saluran mikro drainase.
e. Jalan masuk dan parkir.
B. JENIS DAMPAK DAN UKURANNYA:
1. Tahap Pra Konstruksi:
A.
a. Perkiraan dampak negatif dari kegiatan penentuan lokasi proyek adalah
timbulnya keresahan sosial dari pedagang pasar lama.
b. Perkiraan dampak negatif dari kegiatan pembebasan tanah penduduk adalah
perasaan tidak puas dengan besamya ganti rugi, kekecewaan terhadap proyek,
hambatan terhadap proyek, dan berubah atau hilangnya mata pencarian
sebagian penduduk.
c. Perkiraan dampak negatif dari kegiatan pemindahan pedagang pasar adalah
kecemasan pedagang pasar terhadap kondisi/lokasi penempatan sementara dan
kemungkinan adanya kecemburuan sosial dan timbuinya friksi.
1II. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan:
a. Pekerjaan mobilisasi material dan alat alat diperkirakan menimbulkan.
dampak negatif pencemaran udara, kebisingan, kerusakan pada prasarana
jalan umum.
b. Mobilisasi tenaga kerja diperkirakan menimbulkan dampak negatif keresahan
dan kecemburuan sosial, dan kemungkinan adanya konflik dengan adat istiadat
dan kebiasaan setempat.
c. Pembuatan / pengoperasian base camp, gudang dsb diperkirakan akan
menimbulkan dampak negatif meningkatnya pencemaran udara (debu) dan
kebisingan, timbulnya genangan air dan pencemaran badan air, gangguan
terhadap flora.
,3ali Urban Infrastructure Program Hal VWI - 2
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
S. Peiaksanaan:
a. Pekerjaan jalan setapak, jalan lingkungan, jalan masuk dan parkir
diperkirakan akan menimbulkan dampak negatif meningkatnya pencemaranudara (debu) dan kebisingan, hilangnya vegetasi penutup dan fungsi lahan
semula, berpindahnya habitat fauna, gangguan pada utilitas umum.b. Pekerjaan hidran umum dan MCK juga diperkirakan akan menimbulkan dampak
negatif pencemaran udara (debu) dan kebisingan, kemacetan lalu lintas,
terganggunya aliran air permukaan, pencemaran kualitas air, dan gangguan
pada utilitas umum.
c. Penyiapan sarana pengumpulan sampah diperkirakan hanya akan
memberikan sedikit dampak negatif terhadap estetika di lingkungan pasar.
d. Pekerjaan mikro drainase diperkirakan akan memberi dampak negatif gangguanlalu lintas, kebisingan dan debu, dan terhambatnya aliran air di saluran air.
e. Pekerjaan struktur diperkirakan akan memberi dampak negatif meningkatnya
kemacetan lalu lintas, hilangnya vegetasi penutup dan fungsi lahan semula,
berpindahnya habitat fauna, dan gangguan pada utilitas umum.
Ill. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
A.
a. Kegiatan operasi dan pemeliharaan jalan lingkungan dan jalan setapakdiperkirakan akan memberi dampak negatif kotomya jalan lingkungan dan jalansetapak dilokasi pasar.
b. Kegiatan operasi dan pemeliharaan MCK dan hidran umum diperkirakan akan
berdampak negatif rusaknya sarana MCK dan hidran umum, dan pencemarankualitas air oleh air bekas.
c. Kegiatan pengumpulan sampah diperkirakan akan berdampak negatif
menurunnya estetika, meningkatnya volume sampah, tidak lancamyatransportasi sampah ke TPA.
d. Kegiatan operasi dan pemeliharaan saluran mikro drainase diperkirakan akan
berdampak negatif terjadinya sedimentasi di saluran dan penyumbatan olehsampah.
e- Kegiatan operasi dan pemeliharaan jalan masuk dan parkir diperkirakan akan
berdampak negatif meningkatnya kemacetan latu lintas.
Bali Urban Infrastructure Program Hal VIl- 3
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
C. SIFAT DAN TOLOK UKUR DAMPAK:
1. Tahap Pra Konstruksi:
A.
a. Dampak negatif dari kegiatan penentuan lokasi proyek bersifat sementara, tidak
penting, dan tolok ukur dampak bisa dihitung dengan membandingkan jumiah
pedagang yang resah dengan jumiah pedagang yang tidak resah.
b. Dampak negatif dari kegiatan pembebasan tanah bisa bersifat tetap atau
sementara, penting atau tidak penting tergantung dari kelayakan ganti rugi,
dan tolok ukur dampak bisa diukur dari jumiah penduduk yang kecewa dengan
jumlah penduduk yang akan memperoleh manfaat.
c. Dampak negatif dari kegiatan pemindahan pedagang pasar bisa bersifat tetap
atau sementara, penting atau tidak penting tergantung kondisi lokasi
penempatan sementara.
11. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan:
a. Dampak negatif kegiatan mobilisasi material dan alat alat besar bersifat
sementara, tidak penting, dan tolok ukur dampak bisa diukur dari intensitas
pencemaran yang terjadi.
b. Dampak negatif kegiatan mobilisasi tenaga kerja bersifat sementara, tidak
penting dan tolok ukur dampak bisa diukur dari jumiah tenaga kerja yang
resah dibandingkan dengan jumlah penduduk yang akan memperoleh manfaat.
c. Dampak negatif pembuatan / pengoperasian base camp, bengkel, gudang dsb
bersifat sementara, tidak penting, dan tolok ukur dampak bisa diukur dari
intensitas pencemaran yang terjadi.
B. Pelaksanaan:
a. Dampak negatif pekerjaan ja!an setapak, jalan lingkungan, jalan masuk dan parkir
4 bersifat sementara, tidak penting, dan tolok ukur dampak bisa diukur dari
intensitas gangguan.
b. Dampak negatif pekerjaan hidran umum & MCK bersifat sementara, tidak
penting dan tolok ukur dampak bisa diukur dari intensitas gangguan.
Bali Urban Infrastructure Program Hal VIl- 4
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
c. Dampak kegiatan penyiapan sarana pengumpulan sampah bersifat sementara,
tidak penting, dan tolok ukur dampak bisa ditentukan dengan membandingkan
estetika sebelum dan sesudah penempatan sarana pengumpul sampah.
d. Dampak negatif pekerjaan mikro drainase bersifat sementara, tidak penting,
dan tolok ukur dampak bisa diukur dari intensitas gangguan.
e. Dampak negatif pekeriaan struktur bersifat sementara, tidak penting, dan tolok
ukur dampak bisa diukur dari intensitas gangguan.
11. Tahap Operasi dan Pemeliharaan
A.
a. Dampak negatif operasi dan pemeliharaan jalan lingkungan dan jalan
setapak bisa bersifat tetap atau sementara, penting atau tidak penting
tergantung upaya pengelolaan kebersihan yang dilakukan, dan tolok ukur
dampak bisa diukur dengan mengamati kondisi kebersihan jalari.
b. Dampak negatif operasi dan pemeliharaan MCK dan hidran umum bisa bersifat
tetap atau sementara, penting atau tidak penting tergantung upaya pengelolaan
kebersihan yang dilakukan, dan tolok ukur dampak bisa diukur dengan
mengamati kondisi kebersihan MCK dan hidran umum.
c. Dampak kegiatan pengumpulan sampah bisa bersifat tetap atau sementara,
penting atau tidak penting tergantung upaya pengelolaan kebersihan dan
tolok ukur dampak bisa diukur dengan mengamati kondisi kebersihan pasar.
d. Dampak negatif operasi dan pemeliharaan saluran mikro drainase bisa
bersifat tetap atau sementara, penting atau tidak penting tergantung upaya
pengelolaan kebersihan dan tolok ukur dampak bisa diukur dengan mengamati
kondisi kebersihan saluran.
e. Dampak negatif operasi dan pemeliharaan jalan masuk dan parkir bisa bersifat
tetap atau sementara, penting atau tidak penting tergantung upaya pengelolaan
yang dilakukan dan tolok ukur dampak bisa diukur dari tingkat kemacetan
didepan pasar.
7.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Rencana pengelolaan fingkuli;,an untuk proyek MIIP P3KT BUIP secara umum dapat
dilakukan sebagai berikut:
Bali Urban Infrastructure Program Hal VII - 5
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
1. Tahap Pra Konstruksi:
A.
a. Untuk kegiatan penentuan lokasi proyek dapat dilakukan upaya menyampaikan
informasi rencana proyek kepada masyarakat dan instansi terkait.
b. Untuk kegiatan pembebasan tanah dapat dilakukan penyuluhan dan pendekatan
terhadap masyarakat, memberikan ganti rugi yang memadai, mengupayakan
alih profesi, prioritas kerja untuk tenaga setempat.
c. Untuk kegiatan pemindahan pedagang pasar dapat dilakukan upaya penyuluhan
dan pendekatan pada pedagang pasar, dan mencarikan lokasi sementara yang
sesuai.
IL.. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan:
a. Untuk kegiatan mobilisasi material dan alat alat besar dapat dilakukan upaya
pengaturan kecepatan kendaraan, penyiraman secara berkala, perbaikan /
peningkatan prasarana yang dilalui, dan pemakaian alat transportasi yang
sesuai.
b. Untuk kegiatan mobilisasi tenaga kerja dapat dilakukan upaya penyuluhan
kepada tanaga kerja dari luar, memberikan prioritas untuk tenaga kerja setempat,
menghormati kebiasaan I adat istiadat setempat.
c. Untuk kegiatan pembuangan I pengoperasian base camp, bengkel, gudang dsb
dapat dilakukan upaya pengaturan pelaksanaan, pemakaian alat peredam bising
dan penyaringan debu, pemakaian sistem drainase yang baik, pembuatan kolam
penampung limbah, dan penanaman pohon pada tempat kosong atau
tempat pengganti.
B. Pelaksanaan:
a. Untuk pekerjaan jalan setapak, jalan lingkungan, jalan masuk dan parkir dapat
dilakukan upaya pengaturan pelaksanaan, penyiraman secara berkala,
penanaman pohon pada lokasi pengganti I tanah kosong disekitar proyek,
pemindahan dan dan perbaikan kerusakan utilitas yang terjadi.
b. Untuk pekeraan hidran umum & MCK dapat r:lakukan upaya penyiraman secara
- berkala, pengaturan kecepatan kendaraan, pengaturan dan pemasangan rambu
Bali Urban Infrastructure Program Hal Vll - 6
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
rambu ialu lintas, pengaturan pelaksanaan, pembuatan sistem drainase dan
gorong gorong yang tepat dan sesuai, dan pengamanan utilitas.
c. Untuk kegiatan penyiapan sarana pengumpulan sampah dapat dilakukan upaya
penempatan sarana sampah pada tempat yang tepat.
d. Untuk pekeriaan mikro drainase dapat dilakukan upaya koordinasi dengan
petugas lalu lintas, pengaturan dan pengamanan, dan pemindahan dan
perbaikan kerusakan utilitas yang terjadi.
e. Untuk pekerjaan struktur dapat dilakukan upaya pengaturan pelaksanaan,
koordinasi dengan petugas lalu lintas, penanaman pohon pada lokasi pengganti
I tanah kosong disekitar proyek, pemindahan dan perbaikan kerusakan utilitas
yang terjadi.
111. Operasi dan Pemeliharaan:
A.
a. Untuk kegiatan operasi dan pemeliha.aan jalan lingkungan dan jalan setapak
dapat ditakukan upaya pengaturan pembersihan.
b. Untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan MCK dan hidran umum dapat
dilakukan upaya melaporkan kerusakan secepat mungkin kepada petugas yang
bersangkutan.
c. Untuk kegiatan pengumpulan sampah dapat dilakukan upaya penempatan
TPS yang tepat, pengangkutan secepat mungkin, dan pengaturan
pelaksanaan.
d. Untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan saluran mikro drainase dapat
dia1kukan upaya pengaturan pembersihan saluran secara periodik.
e- Untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan jalan masuk dan parkir dapat diiakukan
.upaya pengaturan pelaksanaan, dan koordinasi dengan petugas lalu lintas.
7.3. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Rencana Pemantauan Lingkungan untuk proyek MIIP P3KT BUIP secara umum dapat
dilakukan sebagai berikut:
Bali Urban Infrastructure Program Hal VIl- 7
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
1. Tahap Pra Konstruksi:
A.
a. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan penentuan lokasi proyek dapat
dilakukan dengan melihat keresahan sosial masyarakat dan rekasi dari instansi
lain.
b. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan pembebasan tanah dapat dilakukan
dengan melihat kelancaran pelaksanaan ganti rugi, sikap dan persepsi
masyarakat.
c. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan pemindahan pedagang pasar dapat
dilakukan dengan melihat sikap dan persepsi pedagang pasar, dan sikap dan
persepsi masyarakat.
11. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan:
a. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan mobilisasi material dan alat alat
besar dapat dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat, dan kondisi
prasarana.
b. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan mobilisasi tenaga kerja dapat
dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat.
c. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan pembuatan 1 pengoperasian base
camp, bengkel, gudang dsb dapat dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat,'
kualitas sumber daya air, kondisi penghijauan disekitar proyek.
B. Pelaksanaan:
a. Pemantauan dampak negatif dari pekerjaan jalan setapak, jalan lingkungan,
jalan masuk dan parkir dapat dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat,
keseimbangan sumber daya biologi, dan kelancaran fungsi utilitas umum.
b. Pemantauan dampak negatif dari pekerjaan hidran umum & MCK dapat
dilakukan dengan melihat keluhan penduduk, kelancaran lalu lin'tas,genangan dan kualitas air, dan kelancaran fungsi utilitas.
c. Pemantauan dampak negatif kegiatan penyiapan sarana pengumpulan sampahdapat dilakuksr- dengan melihat kondisi estetika setempat.
Bali Urban Infrastructure Program Hal VIl - 8
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
d. Pemantauan dampak negatif pekerjaan mikro drainase dapat dilakukan
dengan melihat kemacetan lalu lintas, keluhan masyarakat, dan genangan air.e. Pemantauan dampak negatif pekeriaan struktur dapat dilakukan dengan
melihat keluhan masyarakat, keseimbangan sumber daya biologi, dan
kelancaran fungsi utilitas umum.
M1. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
A.:
a. Pemantauan dampak negatif operasi dan pemeliharaan jalan lingkungan danjalan setapak dapat dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat.
b. Pemantauan dampak negatif operasi dan pemeliharaan MCK dan hidran umum
dapat dilakukan dengan melihat berfungsinya sarana MCK dan hidran umum.
c. Pemantauan dampak negatif pengumpulan sampah dapat dilakukan dengan
melihat keluhan masyarakat, timbunan sampah, dan frekwensi pengangkutan
sampah ke TPA.
d. Pemantauan operasi dan pemeliharaan saluran mikro drainase dapat dilakukan
dengan melihat genangan air dan kebersihan saluran.e. Pemantauan dampak negatif dari operasi dan pemeliharaan jalan masuk
dan parkir dapat dilihat dari keluhan masyarakat dan kemacetan lalu lintas
didepan pasar.
S~ afi Urban Infrastructure Program Hal Vii - 9
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
.8. PROYEK SANITASI
8.1. DAMPAK DAMPAK YANG AKAN TERJADI
Uraian mengenai dampak dampak yang akan terjadi untuk rencana proyek Sanitasi
P3KT BUIP secara umum diberikan sebagai berkut:
A. SUMBER DAMPAK:
1. Tahap Pra Konstruksi:
A.
a. Survey, penentuan lokasi-proyek yang metiputi kegiatan pengambilan data-data,
menentukan daerah pelayanan, dan menentukan lokasi penempatan sarana
sanitasi.
b. Pembebasan tanah, meliputi kegiatan pematokan lokasi yang dibebaskan,
pembersihan lokasi proyek, dan pemberian ganti rugi yang memadai.
It. Tahap konstruksi:
A. Persiapan:
-sR a. Mobilisasi material dan alat alat.
b. Mobilisasi tenaga kerja.
c. Pembuatan I pengoperasian base camp, bengkel, gudang dsb
B. Pelaksanaan:
a. Pekerjaan MCK, Multiple Latrine, Cubluk, Jamban, Septictank, resapan dan
sebagainya.
Ill. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
A
a. Pengoperasian MCK.
b. Pengoperasian septic tank. resapan cubluk, multiple latrine, jamban dan
sebagainya.
Bali Urban Infrastructure Program Hal Vilu -l
Laporan UImum RKL dan RPL Environmental Sector
c. Pengoperasiaan pompa / mobil tinja.
d. Pemeliharaan sarana sanitasi (MCK, cubluk, septic tank, multiple latrine, resapan,
jamban dan sebagainya).
B. JENIS DAMPAK DAN UKURANNYA
1. Tahap Pra Konstruksi:
A. :
a. Kegiatan survey I penentuan lokasi proyek diperlirakan akan berdampak negatif
timbulnya keresahan sosial.
b. Kegiatan pembebasan tanah diperkirakan berdampak negatif kekecewaan
terhadap proyek, hambatan terhadap proyek, dan berubah hilangnva mata
pencaharian sebagian penduduk.
11. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan:
a. Mobilisasi material dan alat alat diperkirakan akan menimbulkan dampak negatif
meningkatnya pencemaran udara (debu) dan kebisingan.
b. Mobilisasi tenaga kerja diperkirakan akan berdampak negatif keresahan dan
kecemburuan sosial, konflik dengan adat istiadat kebiasaan setempat.
c. Pembuatan I pengoperasian base camp, bengkel, gudang dsb diperkirakan akan
berdampak negatif meningkatnya pencemaran udara (debu) dan kebisingan,
timbulnya genangan air, pencemaran pada badan air dan sumber air, gangguan
terhadap flora.
B. Pelaksanaan:
a. Pekerjaan MCK, Multiple latrine, cubluk, jamban, septic tank, resapan dan
sebagainya diperkirakan akan berdampak negatif meningkatnya pencemaran
udara (debu) dan kebisingan, kemacetan lalu lintas, pencemaran kualitas air
permukaan dan air tanah, gangguan pada utilitas umum.
Bali Urban Infrastructure Program Hal VilI - 2
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
Ill. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
A.
a. Pengoperasian MCK diperkirakan akan berdampak negatif teradinya
pencemaran kualitas air oleh air bekas mandi dan cuci.
b. Pengoperasian septic tank, resapan, cubluk, multiple latrine, jamban dan
sebagainya diperkirakan akan berdampak negatif terjadinya pencemaran
kualitas air sumur dangkal.
c. Pengoperasian pompa I mobil tinja diperkirakan akan berdampak negatif
pencemaran akibat pembuangan lumpur dari mobil tinja.
d. Pemeliharaan sarana sanmtasi (MCK, cubluk, septic tank, multiple latrine, resapan,
jamban, dsb) diperkirakan akan berdampak negatif rusak dan tidak
berfungsinya sarana sanitasi.
C. SIFAT DAN TOLOK UKUR DAMPAK:
1. Tahap Pra Konstruksi:
A.
a. Dampak negatif dan kegiatan penentuan lokasi proyek bersifat sementara, tidak
penting, dan tolok ukumya bisa dihitung dengan membandingkan jumiah.
penduduk yang resah pada lokasi proyek dengan jumiah penduduk yang akan
memperoleh manfaat nantinya.
b. Dampak negatif dari kegiatan pembebasan tanah dapat bersifat tetap atau
sementara, penting atau tidak penting tergantung dari puas tidaknya
penduduk dengan ganti rugi dan kelancaran pelaksanaan ganti rugi, dan tolok
ukumya bisa dihitung dengan membandingkan jumlah penduduk yang terkena
pembebasan tanah dengan jumiah penduduk yang akan memperoleh manfaat
nantinya.
Bali Litban Infrastructure Program Hal ViII - 3
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
11. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan:
a. Dampak negatif dad kegiatan mobilisasi alat, material dan tenaga kedia bersifat
sementara, tidak penting, dan tolok ukur dampak bisa diukur dari intensitas
pencemaran dan kerusakan pada prasarana.
b. Dampak negatif dari kegiatan mobilisasi tenaga kerja bersifat sementara, tidak
penting dan tolok ukur dampak bisa diukur dengan membandingkan jumlah
tenaga kerja lokal dengan tenaga kerja bukan lokal.
c. Dampak negatif kegiatan pembuatan / pengoperasian base camp, bengkel,
gudang dsb bersifat sementara, tidak penting, dan tolok ukur dampak bisa
diukur dari intensitas pencemaran air dan genangan air yang terjadi.
B. Pelaksanaan:
a. Dampak negatif dari pekerjaan MCK, multiple latrine, cubluk, jamban, septic tank,
resapan dan sebagainya bersifat sementara, tidak penting, dan tolok ukur
dampak bisa diukur dari intensitas gangguan.
1ll. Tahap Operasi dan Pemeliharaan
A.:
a. Dampak negatif dari pengoperasian MCK bisa bersifat tetap atau sementara,.
penting atau tidak penting tergantung dari sistem penyaluran air bekas yang
dipakai, dan tolok ukur dampak bisa diukur dari tingkat pencemaran kualitas
air permukaan oleh air bekas.
b. Dampak negatif dari pengoperasian septic tank, resapan, cubluk, multiple
latrine, jamban, dsb bisa bersifat tetap atau sementara, penting atau tidak
penting tergantung dari pengaturan jarak sumur dari resapan, dan tolok ukur
dampak bisa diukur dari kualitas air sumur dangkal disekitar lokasi proyek.
c. Dampak negatif dari pengoperasian pompa/mobil tinja bisa bersifat tetap atau
sementara, penting atau tidak penting tergantung dad lokasi pembuangan
lumpur, dan tolok ukur dampak bisa diukur dari penurunan kualitas
lingkungan akibat pembuangan lumpur.
Bali Urban Infrastructure Program Hal V/ill - 4
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
d. Dampak negatif dari pemeliharaan sarana sanitasi (MCK, cubluk, septic tank,
multiple latrine, resapan, jamban dsb) bisa bersifat tetap atau sementara,
penting atau tidak penting tergantung upaya perbaikan yang dilakukan.
8.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Rencana Pengelolaan Lingkungan kegiatan proyek Sanitasi P3KT BUIP secara umum
dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Tahap Pra Konstruksi:
A.a. Untuk kegiatan penentuan lokasi proyek dapat dilakukan upaya
menginformasikan rencana proyek kepada masyarakat dan instansi terkait.
b. Untuk kegiatan pembebasan tanah dapat ditakukan upaya penyutuhan dan
pendekatan secara aktif terhadap masyarakat pemilik dan penghuni, serta
memberikan ganti rugi yang memadai.
I. Tahap Konstruksi
A. Persiapan:
a. Untuk kegiatan mobilisasi material dan alat alat dapat dilakukan upaya
pengaturan kecepatan kendaraan, penyiraman secara berkala, perbaikan /
peningkatan prasarana yang dilalui, dan pemakaian alat transportasi yang
sesuai.
b. Untuk kegiatan mobilisasi tenaga kerja dapat dilakukan upaya penyuluhan
kepada tenaga kerja dari luar, prioritas untuk tenaga kerja setempat,
menghormati kebiasaan / adat istiadat setempat.
c. Untuk kegiatan pembuatan I pengoperasian base camp, bengkel, gudang dsb
dapat dilakukan upaya pengaturan pelaksanaan, pemakaian alat peredam bising
& penyaringan debu, pemakaian sistem drainase yang baik, dan pembuatan
kolam penampung limbah.
* -- Bali Urban Infrastructure Program Hat VilI- 5
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
B. Pelaksanaan:
a. lUntuk pekerjaan MCK, multiple latrine, cubluk, jamban, septic tank, resapan dan
sebagainya dapat dilakukan upaya pengaturan pelaksanaan, penyiraman
secara berkala, pengaturan dan pemasangan rambu lalu lintas, dan pengamanan
utilitas.
Ill. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
A.
a. Untuk kegiatan pengoperasian MCK dapat dilakukan upaya pembuatan sistem
penyaluran air bekas yang tepat dan sesuai.
b. Untuk kegiatan pengoperasian septic tank, resapan, cubluk, multiple latrine,
jamban dsb dapat dilakukan upaya pengaturan jarak sumur yang cukup dari
resapan.
c. Untuk kegiatan pengoperasian pompa / mobil tinja dapat dilakukan upaya
pengaturan pelaksanaan, dan pembuangan lumpur yang aman bagi lingkungan.
d. Untuk kegiatan pemeliharaan sarana sanitasi (MCK, cubluk, septic tank,
multiple latrine, resapan, jamban dsb) dapat dilakukan upaya melaporkan
kerusakan segera pada petugas yang bersangkutan.
8.3. RENCANA PEMANTAUAN UNGKUNGAN
Rencana Pengelolaan Lingkungan proyek Sanitasi P3KT BUIP secara umum dapat
dilakukan sebagai berikut:
1. Tahap Pra Konstruksi:
A.
a. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan penentuan lokasi proyek dapat
dilakukan dengan melihat keresahan sosial masyarakat serta reaksi dari
instansi lain.
b. Pemantauan dampak negatif kegiatan pembebasan tanah dapat dilakukan
dengan melihat sikap dan persepsi masyarakat dan kelancaran pelaksanaan
ganti rugi.
Bali Urban Infrastructure Program Hal VIII - 6
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
11. Tahap Konstruksi
A. Persiapan:a. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan mobilisasi material dan alat alat
dapat dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat dan kondisi prasarana.
b. Pemantauan dampak negatif dari kgiatan mobilisasi tenaga kerja dapat
dilakukan dengan melihat keresahan masyarakat.
c. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan pembuatan / pengoperasian base
camp, bengkel, gudang dsb dapat dilakukan dengan melihat keluhan
masyarakat dan kualitas sumber daya air.
B. Pelaksanaan:
a. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan pekerjaan MCK, multiple latrine,
cubluk, jamban, septic tank, resapan dan sebagainya dapat dilakukan
dengan melihat keluhan penduduk, kelancaran lalu lintas, kualitas air
permukaan dan air tanah, dan kelancaran fungsi utilitas.
Ill. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
A.
a. Pemantauan dampak negatif kegiatan pengoperasian MCK dapat dilakukan
dengan melihat kualitas air permukaan.
b. Pemantauan dampak negatif dan kegiatan pengoperasian septic tank, resapan,
cubluk, multiple latrine, jamban dsb dapat dilakukan dengan melihat kualitas air
sumur dangkal.
c. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan pengoperasian pompa / mobil tinja
dapat dilakukan dengan melihat kualitas lingkungan disekitar lokasi
pembuangan lumpur.
d. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan pemeliharaan sarana sanitasi (MCK,
cubluk, septic tank, multiple latrine, resapan, dsb) dapat dilakukan dengan
melihat berfungsi atau tidaknya sarana sanitasi.
Bali Urban Infrastructure Program Hal Vill - 7
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
9. PROYEK PEMBANGUNAN PASAR (PERUMAHAN RAKYAT)
9.1. DAMPAK DAMPAK YANG AKAN TERJADI
A. SUMBER DAMPAK::
I. Tahap Pra Konstruksi:
A.
a. Survey / pemilihan lokasi yang meliputi kegiatan pengumpulan data penentuan
lokasi proyek.
b. Pembebasan tanah yang meliputi kegiatan pematokan lokasi yang dibebaskan
dan pembefian ganti rugi.
c. Pemindahan pedagang pasar yang meliputi penetapan lokasi pengganti
sementara, pembangunan lokasi sementara, dan tranportasi dari lokasi lama ke
lokasi sementara.
II. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan:
a. Mobilisasi material dan alat alat.
b. Mobilisasi tenaga kerja.
c. Pembuatan J pengoperasian base camp, gudang dsb.
| B. Pelaksanaan:
a. Pekerjaan jalan setapak jalan lingkungan, jalan masuk dan parkir.
b. Pekerjaan hidran umum dan MCK.
c. Penyiapan sasaran pengumpulan sampah.
d. Pekerjaan mikro drainase.
e. Pekerjaan struktur.
Ill. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
A.
a. Jalan lingkungan dan jalan setapak.
Bali urban Infrastructure Program Haf IX- I
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
b. MCK dan hidran umum.
c. Pengumpulan sampah.
d. Saluran mikro drainase.
e. Jalan masuk dan parkir.
B. JENIS DAMPAK DAN UKURANNYA:
1. Tahap Pra Konstruksi:
A.
a. Perkiraan dampak negatif dari kegiatan penentuan lokasi proyek adalah
timbulnya keresahan sosial dari pedagang pasar lama.
b. Perkiraan dampak negatfif dari kegiatan pembebasan tanah penduduk adalah
perasaan tidak puas dengan besamya ganti rugi, kekecewaan terhadap proyek,
hambatan terhadap proyek, dan berubah atau hilangnya mata pencarian
sebagian penduduk.
c. Perkiraan dampak negatif dari kegiatan pemindahan pedagang pasar adalah
kecemasan pedagang pasar terhadap kondisiAlokasi penempatan sementara dan
kemungkinan adanya kecemburuan sosial dan timbulnya friksi.
11. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan:
a. Pekerjaan mobilisasi material dan alat alat diperkirakan menimbulkan
dampak negatif pencemaran udara, kebisingan, kerusakan pada prasarana
jalan umum.
b. Mobilisasi tenaga kerja diperkirakan menimbulkan dampak negatif keresahan
dan kecemburuan sosial, dan kemungkinan adanya konflik dengan adat istiadat
dan kebiasaan setempat.
c. Pembuatan / pengoperasian base camp, gudang dsb diperkirakan akan
menimbulkan dampak negatif meningkatnya pencemaran udara (debu) dan
kebisingan, timbulnya genangan air dan pencemaran badan air, gangguan
terhadap flora.
Bali urban Infrastructure Program Hal IX - 2
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
B. Pelaksanaan:
a Pekerjaan jalan setapak, jalan lingkungan, jalan masuk dan parkir
diperkirakan akan menimbulkan dampak negatif meningkatnya pencemaran
udara (debu) dan kebisingan, hilangnya vegetasi penutup dan fungsi lahan
semula, berpindahnya habitat fauna, gangguan pada utilitas umum.
b. Pekerjaan hidran umum dan MCK juga diperkirakan akan menimbulkan dampak
negatif pencemaran udara (debu) dan kebisingan, kemacetan lalu lintas,
terganggunya aliran air permukaan, pencemaran kualitas air, dan gangguan
pada utititas umum.
c. Penyiapan sarana pengumpulan sampah diperkirakan hanya akan
memberikan sedikit dampak negatif terhadap estetika di lingkungan pasar.
d. Pekerjaan mikro drainase diperkirakan akan memberi dampak negatif gangguan
talu lintas, kebisingan dan debu, dan terhambatnya aliran air di saluran air.
e. Pekerjaan struktur diperkirakan akan memberi dampak negatif meningkatnya
kemacetan lalu lintas, hilangnya vegetasi penutup dan fungsi lahan semula,
berpindahnya habitat fauna, dan gangguan pada utilitas umum.
M1. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
A.
a. Kegiatan operasi dan pemeliharaan jalan lingkungan dan jalan setapak
diperkirakan akan memberi dampak negatif kotornya jalan lingkungan dan jalan
setapak dilokasi pasar.
b. Kegiatan operasi dan pemeliharaan MCK dan hidran umum diperkirakan akan
berdampak negatif rusaknya sarana MCK dan hidran umum, dan pencemaran
kualitas air oleh air bekas.
c. Kegiatan pengumpulan sampah diperkirakan akan berdampak negatif
menurunnya estetika, meningkatnya volume sampah, tidak lancamya
transportasi sampah ke TPA.
d. Kegiatan operasi dan pemeliharaan saluran mikro drainase diperkirakan akan
berdampak negatif terjadinya sedimentasi di saluran dan penyumbatan ofeh
sampah.
e. Kegiatan operasi dan pemeliharaan jalan masuk dan parkir diperkirakan akan
berdampak rnc;atif meningkatnya kemacetan lalu lintas.
Bali urban Infrastructure Program Hal IX- 3
Larporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
C. SIFAT DAN TOLOK UKUR DAMPAK:
1. Tahap Pra Konstruksi:
A:
a. Dampak negatif dari kegiatan penentuan lokasi proyek bersifat sementara, tidak
penting, dan tolok ukur dampak bisa dihitung dengan membandingkan jumiah
pedagang yang resah dengan jumiah pedagang yang tidak resah.
b. Dampak negatif dari kegiatan pembebasan tanah bisa bersifat tetap atau
sementara, penting atau tidak penting tergantung dari kelayakan ganti rugi,
dan tolok ukur dampak bisa diukur dan jumlah penduduk yang kecewa dengan
jumiah penduduk yang akan memperolehmanfaat.
c. Dampak negatif dari kegiatan pemindahan pedagang pasar bisa bersifat tetap
atau sementara, penting atau tidak penting tergantung kondisi lokasi
penempatan sementara.
11. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan:
a. Dampak negatif kegiatan mobilisasi material dan alat alat besar bersifat
sementara, tidak penting, dan tolok ukur dampak bisa diukur dari intensitas
pencemaran yang terjadi.
b. Dampak negatif kegiatan mobilisasi tenaga kerja bersifat sementara, tidak-
penting dan tolok ukur dampak bisa diukur dari jumiah tenaga kerja yang
resah dibandingkan dengan jumiah penduduk yang akan memperoleh manfaat.
c. Dampak negatif pembuatan / pengoperasian base camp, bengkel, gudang dsb
bersifat sementara, tidak penting, dan tolok ukur dampak bisa diukur dari
intensitas pencemaran yang terjadi.
B. Pelaksanaan:a. Dampak negatif pekerjaan jalan setapak, jalan lingkungan, jalan masuk dan parkir
bersifat sementara, tidak penting, dan tolok ukur dampak bisa diukur dari
intensitas gangguan.
b. Dampak negatif pekerjaan hidran umum & MCK bersifat semen',nra, tidak
penting dan tolok ukur dampak bisa diukur dari intensitas gangguan.
Bali urban Infrastructure Program Hal IX- 4
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
c. Dampak kegiatan penyiapan sarana pengumpulan sampah bersifat sementara,
tidak penting, dan tolok ukur dampak bisa ditentukan dengan membandingkan
estetika sebelum dan sesudah penempatan sarana pepgumpul sampah.
d. Dampak negatif pekerjaan mikro drainase bersifat sementara, tidak penting,
dan tolok ukur dampak bisa diukur dari intensitas gangguan.
e. Dampak negatif pekeqaan struktur bersifat sementara, tidak penting, dan tolok
ukur dampak bisa diukur dari intensitas gangguan.
111. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
A.
a. Dampak negatif operasi dan pemeliharaan jalan lingkungan dan jalan
setapak bisa bersifat tetap atau sementara, penting atau tidak penting
tergantung upaya pengelolaan kebersihan yang dilakukan, dan tolok ukur
dampak bisa diukur dengan mengamati kondisi kebersihan jalan.
b. Dampak negatif operasi dan pemeliharaan MCK dan hidran umum bisa bersifat
tetap atau sementara, penting atau tidak penting tergantung upaya pengelolaan
kebersihan yang dilakukan, dan tolok ukur dampak bisa diukur dengan
mengamati kondisi kebersihan MCK dan hidran umum.
c. Dampak kegiatan pengumpulan sampah bisa bersifat tetap atau sementara,
penting atau tidak penting tergantung upaya pengelolaan kebersihan dan
tolok ukur dampak bisa diukur dengan mengamati kondisi kebersihan pasar.
d. Dampak negatif operasi dan pemeliharaan saluran mikro drainase bisa
bersifat tetap atau sementara, penting atau tidak penting tergantung upaya
pengelolaan kebersihan dan tolok ukur dampak bisa diukur dengan mengamati
kondisi kebersihan saturan.
e. Dampak negatif operasi dan pemeliharaan jalan masuk dan parkir bisa bersifat
tetap atau sementara, penting atau tidak penting tergantung upaya pengelolaan
yang dilakukan dan tolok ukur dampak bisa diukur dari tingkat kemacetan
didepan pasar.
Bali urban Infrastructure Program Hal IX - 5,.
L.aporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
9.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Rencana pengelolaan lingkungan untuk proyek MIIP P3KT BUIP secara umum dapat
dilakukan sebagai berkut:
1. Tahap Pra Konstruksi:
A.
a. Untuk kegiatan penentuan lokasi proyek dapat dilakukan upaya menyampaikan
informasi rencana proyek kepada masyarakat dan instansi terkait.
b. Untuk kegiatan pembebasan tanah dapat dilakukan penyuluhan dan pendekatan
terhadap masyarakat, memberikan ganti rugi yang memadai, mengupayakan
alih profesi, prioritas kera untuk tenaga setempat.
c. Untuk kegiatan pemindahan pedagang pasar dapat dilakukan upaya penyuluhan
dan pendekatan pada pedagang pasar, dan mencarikan lokasi sementara yang
sesuai.
11. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan:
a. Untuk kegiatan mobilisasi material dan alat alat besar dapat dilakukan upaya
pengaturan kecepatan kendaraan, penyiraman secara berkala, perbaikan /
peningkatan prasarana yang dilalui, dan pemakaian alat transportasi yang.
sesuai.
b. Untuk kegiatan mobilisasi tenaga kerja dapat dilakukan upaya penyuluhan
kepada tanaga kerja dari luar, memberikan proritas untuk tenaga kerja setempat,
menghormati kebiasaan I adat istiadat setempat.
c. Untuk kegiatan pembuangan / pengoperasian base camp, bengkel, gudang dsb
dapat dilakukan upaya pengaturan pelaksanaan, pemakaian alat peredam bising
dan penyaringan debu. pemakaian sistem drainase yang baik, pembuatan kolam
penampung limbah, dan penanaman pohon pada tempat kosong atau
tempat pengganti.
Bali urban Infrastructure Program Hal IX - 6
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
B. Pelaksanaan:
a. Untuk pekeraan jalan setapak, jalan lingkungan, jalan masuk dan parkir dapat
dilakukan upaya pengaturan pelaksanaan, penyiraman secara berkala,
penanaman pohon pada tokasi pengganti I tanah kosong disekitar proyek,
pemindahan dan dan perbaikan kerusakan utilitas yang terjadi.
b. Untuk pekeliaan hidran umum & MCK dapat dilakukan upaya penyiraman secara
berkala, pengaturan kecepatan kendaraan, pengaturan dan pemasangan rambu
rambu lalu lintas, pengaturan pelaksanaan, pembuatan sistem drainase dan
gorong gorong yang tepat dan sesuai, dan pengamanan utilitas.
c. Untuk kegiatan penyiapan sarana pengumpulan sampah dapat dilakukan upaya
penempatan sarana sampah pada tempat yang tepat.
d. Untuk pekeqaan mikro drainase dapat dilakukan upaya koordinasi dengan
petugas lalu !intas, pengaturan dan pengamanan; dan pemindahan dan
perbaikan kenusakan utilitas yang terjadi.
e. Untuk pekerjaan struktur dapat dilakukan upaya pengaturan pelaksanaan,
koordinasi dengan petugas lalu lintas, penanaman pohon pada lokasi pengganti
I tanah kosong disekitar proyek, pemindahan dan perbaikan kerusakan utilitas
yang terjadi.
111. Operasi dan Pemeliharaar:
A.
a. Untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan jalan lingkungan dan jalan setapak
dapat dilakukan upaya pengaturan pembersihan.
b. Untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan MCK dan hidran umum dapat
dilakukan upaya melaporkan kerusakan secepat mungkin kepada petugas yang
bersangkutan.
c. Untuk kegiatan pengumpulan sampah dapat dilakukan upaya penempatan
TPS yang tepat, pengangkutan secepat mungkin, dan pengaturan
pelaksanaan-
d. Untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan saluran mikro drainase dapat
diaikukan upaya pengaturan pembersihan saluran secara periodik.
e. Untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan jalan masuk dan parkir dapat dilakukan
upaya pengaturan pelaksanaan, dan koordinasi dengan petugas lalu lintas.
Bali urban Infrastructure Program Hal IX - 7
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
9.3. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Rencana Pemantauan Lingkungan untuk proyek MIIP P3KT BUIP secara umum dapat
diiakukan sebagai berikut
1. Tahap Pra Konstruksi-
A.:
a. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan penentuan lokasi proyek dapat
dilakukan dengan melihat keresahan sosial masyarakat dan rekasi dari instansi
lain.
b. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan pembebasan tanah dapat dilakukan
dengan melihat kelancaran pelaksanaan ganti rugi, sikap dan persepsi
masyarakat.
c. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan pemindahan pedagang pasar dapat
dilakukan dengan melihat sikap dan persepsi pedagang pasar, dan sikap dan
persepsi masyarakat.
I. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan:
a. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan mobilisasi material dan alat alat
besar dapat dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat, dan kondisi
prasarana.
b. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan mobilisasi tenaga kerja dapat
dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat.
c. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan pembuatan I pengoperasian base
camp, bengkel, gudang dsb dapat dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat,
kualitas sumber daya air, kondisi penghijauan disekitar proyek.
B. Pelaksanaan:
a. Pemantauan dampak negatif dari pekerjaan jalan setapak, jalan lingkungan,
jalan masuk dan parkir dapat dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat,
keseimbangan sumber daya biologi, dan kelancaran fungsi utilitas umum.
Bali urban Infrastructure Program Hal IX- 8
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
b. Pemantauan dampak negatif dari pekerjaan hidran umum & MCK dapat
dilakukan dengan melihat keluhan penduduk, kelancaran lalu lintas,
genangan dan kualitas air, dan kelancaran fungsi utilitas.
c. Pemantauan dampak negatif kegiatan penyiapan sarana pengumpulan sampah
dapat dilakukan dengan melihat kondisi estetika setempat.
d. Pemantauan dampak negatif pekerjaan mikro drainase dapat dilakukan
dengan metihat kemacetan ialu lintas, keluhan masyarakat, dan genangan air.
e. Pemantauan dampak negatif pekeriaan struktur dapat dilakukan dengan
melihat keluhan masyarakat, keseimbangan sumber daya biologi, dan
kelancaran fungsi utilitas umum.
111. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
A.
a. Pemantauan dampak negatif operasi dan pemeliharaan jalan iingkungan dan
jalan setapak dapat dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat.
b. Pemantauan dampak negatif operasi dan pemeliharaan MCK dan hidran umum
dapat dilakukan dengan melihat berfungsinya sarana MCK dan hidran umum.
c. Pemantauan dampak negatif pengumpulan sampah dapat dilakukan dengan
melihat keluhan masyarakat, timbunan sampah, dan frekwensi pengangkutan
sampah ke TPA.
d. Pemantauan operasi dan pemeliharaan saluran mikro drainase dapat dilakukan
dengan melihat genangan air dan kebersihan saluran.
e. Pemantauan dampak negatif dari operasi dan pemeliharaan jalan masuk
dan parkir dapat dilihat dari keluhan masyarakat dan kemacetan lalu lintas
didepan pasar.
Bali urban Infrastructure Program Hal IX- 9
Laporan Umum UKL dan UPL Environmental Sector
10. PROYEK TERMINAL
10.1. DAMPAK DAMPAK YANG AKAN TERJADI
A. SUMBER DAMPAK:
I. Tahap Pra Konstruksi:
A.
a. Survey I pemilihan lokasi yang meliputi kegiatan pengumpulan data penentuan
lokasi proyek.
b. Pembebasan tanah yang meliputi kegiatan pematokan lokasi yang dibebaskan
dan pemberian ganti rugi.
c. Pemindahan tempat kedatangan dan pemberangakatan penumpang meliputi
penetapan lokasi pengganti sementara, pembangunan lokasi sementara, dan
tranportasi dari lokasi lama ke lokasi sementara.
! i. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan:
a. Mobilisasi material dan alat -alat.
b. Mobilisasi tenaga kerja.
c. Pembuatan I pengoperasian base camp, gudang dsb.
8. Pelaksanaan:
a. Pekerjaan areal keberangakatan dan kedatangan (implasemen), jalan/gerbang
keluar/ masuk dan areal menunggu bus.
b. Pekerjaan areal tunggu penumpang umum, Gedung utama (kantor, tower, kios,
peron, loket, kamar mandi WC, mushota), pelataran parkir pengantar/penjemput
c. Penyiapan sarana pengumpulan sampah.
d. Pekerjaan mikro drainase.
e. Pekerjaan struktur.
Bali Urban Infrastructure Program Hal X - 1
Laporan Umum UKL dan UPL Environmental Sector
Ill. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
A.
a. Implasemen terminal, jalan/gerbang keluar/masuk, areal menunggu bus, jalan
lingkungan dan jalan setapak.
b. Pengumpulan sampah.
c. Saluran mikro drainase.
d. Gedung utama dan parkir penjemput.
B. JENIS DAMPAK DAN UKURANNYA:
1. Tahap Pra Konstruksi:
A.
a. Perkiraan dampak negatif dari kegiatan penentuan lokasi proyek adalah
timbulnya keresahan sosial dari pengguna jasa transportasi bus.
b. Perkiraan dampak negatif .dari kegiatan pembebasan tanah penduduk adalah
perasaan tidak puas dengan besamya ganti rugi, kekecewaan terhadap proyek,
hambatan terhadap proyek, dan berubah atau hilangnya mata pencarian
sebagian penduduk.
c. Perkiraan dampak negatif dari kegiatan pemindahan
kedatangan/pemberangkatan pengguna jasa transportasi adalah kecemasan/
ketidaknyamanan, keamanan, kecelakaan dan keselamatan.
I. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan:
a. Pekerjaan mobilisasi material dan alat alat diperkirakan menimbulkan
dampak negatif pencemaran udara, kebisingan, kerusakan pada prasarana
jalan umum.
b. Mobilisasi tenaga kerja diperkirakan menimbulkan dampak negatif keresahan
dan kecemburuan sosial. dan kemungkinan adanya konflik dengan adat istiadat
dan kebiasaan setempat.
c. Pembuatan I pengoperasian base camp, gudang dsb diperkirakan akan
menimbulkan dampak negatif meningkatnya pencemaran udara (debu) dan
Baili Urban Infrastructure Program Ha X -2
Laporan Umum UKL dan UPL Environmental Sector
kebisingan, timbulnya genangan air dan pencemaran badan air, gangguan
terhadap flora.
B. Pelaksanaan:
a. Pekerjaan implasemen, jalan lingkungan, jalan keluar/masuk, tempat
menunggu bus, tempat menunggu penumpang, gedung utama dan areal parkir
pengantar diperkirakan akan menimbulkan dampak negatif meningkatnya
pencemaran udara (debu) dan kebisingan, hilangnya vegetasi penutup dan
fungsi lahan semula, berpindahnya habitat fauna, gangguan pada utititas
umum.
b. Penyiapan sarana pengumpulan sampah diperkirakan hanya akan
memberikan sedikit dampak negatif terhadap estetika di lingkungan pasar.
c. Pekerjaan mikro drainase diperkirakan akan memberi dampak negatif gangguan
lalu lintas, kebisingan dan debu, dan terhambatnya aliran air di saluran air.
d. Pekeqaan struktur diperkirakan akan memberi dampak negatif meningkatnya
kemacetan lalu lintas, hilangnya vegetasi penutup dan fungsi lahan semula,
berpindahnya habitat fauna, dan gangguan pada utilitas umum.
Ill. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
A.:
a. Kegiatan operasi dan pemeliharaan implasemen, areal parkir dan jalan setapak/
lingkungan diperkirakan akan memberi dampak negatif kotomya jalan
lingkungan dan jalan setapak dilokasi terminal
b. Kegiatan operasi dan pemeliharaan WClkamar mandi diperkirakan akan
berdampak negatif rusaknya sarana WC/kamar mandi, dan pencemaran kualitas
air oleh air bekas.
c. Kegiatan pengumpulan sampah diperkirakan akan berdampak negatif
menurunnya estetika, meningkatnya volume sampah, tidak lancarnya
transportasi sampah ke TPA.
d. Kegiatan operasi dan pemeliharaan saluran mikro drainase diperkirakan akan
berdampak negatif terjadinya sedimentasi di saluran dan penyumbatan oleh
sampah.
Bali Urban -Infrastructure Prgram Hal X - 3
Laporan Umum UKL dan UPL Environmental Sector
e. Kegiatan operasi dan pemeliharaan jalan masuk dan parkir diperkirakan akan
berdampak negatif meningkatnya kemacetan laiu lintas.
C. SIFAT DAN TOLOK UKUR DAMPAK:
1. Tahap Pra Konstruksi:
A.
a. Dampak negatif dari kegiatan penentuan lokasi proyek bersifat sementara, tidak
penting, dan tolok ukur dampak bisa dihitung dengan membandingkan jumiah
pedagang yang resah dengan jumlah pedagang yang tidak resah.
b. Dampak negatif dari kegiatan pembebasan tanah bisa bersifat tetap atau
sementara, penting atau tidak penting tergantung dad kelayakan ganti rugi,
dan tolok ukur dampak bisa diukur dari jumiah penduduk yang kecewa dengan
jumiah penduduk yang akan memperoleh manfaat.
c. Dampak negatif dari kegiatan pemindahan pedagang pasar bisa bersifat tetap
atau sementara, penting atau tidak penting tergantung kondisi lokasi
penempatan sementara.
II. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan:
a. Dampak negatif kegiatan mobilisasi material dan alat alat besar bersifat-
sementara, tidak penting, dantolok ukur dampak bisa diukur dari intensitas
pencemaran yang terjadi.
b. Dampak negatif kegiatan mobilisasi tenaga kerja bersifat sementara, tidak
penting dan tolok ukur dampak bisa diukur dari jumiah tenaga kerja yang
resah dibandingkan dengan jumiah penduduk yang akan memperoleh manfaat.
c. Dampak negatif pembuatan I pengoperasian base camp, bengkel, gudang dsb
bersifat sementara, tidak penting, dan tolok ukur dampak bisa diukur dari
intensitas pencemaran yang terjadi.
Bali Urban lnfrastructure Program Hal X -4
Laporan Umum UKL dan UPL Environmental Sector
B. Pelaksanaan:
a. Dampak negatif pekerjaan jalan setapak, jalan lingkungan, jalan masuk dan parkir
bersifat sementara, tidak penting, dan tolok ukur dampak bisa diukur dari
intensitas gangguan.
b. Dampak negatif pekerjaan hidran umum & MCK bersifat sementara, tidak
penting dan tolok ukur dampak bisa diukur dad intensitas gangguan.
c. Dampak kegiatan penyiapan sarana pengumpulan sampah bersifat sementara,
tidak penting, dan tolok ukur dampak bisa ditentukan dengan membandingkan
estetika sebetum dan sesudah penempatan sarana pengumpul sampah.
d. Dampak negatif pekerjaan mikro drainase bersifat sementara, tidak penting,
dan tolok ukur dampak bisa diukur dad intensitas gangguan.
e. Dampak negatif pekeqaan struktur bersifat sementara, tidak penting, dan tolok
ukur dampak bisa diukur dari intensitas gangguan.
Ill. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
A.
a. Dampak negatif operasi terminal dan pemeliharaan jalan lingkungan dan
jalan setapak bisa bersifat tetap atau sementara, penting atau tidak penting
tergantung upaya pengelolaan kebersihan yang dilakukan, dan tolok ukur
dampak bisa diukur dengan kebisingan, emisi gas buang dari kenalpot bus,
mengamati kondisi kebersihan implasemen jalan. kemacetan di jalan/digerbang
keluar/masun.
b. Dampak negatif operasi dan pemeliharaan WCikamar mandi umum bisa
bersifat tetap atau sementara, penting atau tidak penting tergantung upaya
pengelolaan kebersihan yang dilakukan, dan tolok ukur dampak bisa diukur
dengan mengamati kondisi kebersihan WClkamar mandi umum.
c. Dampak kegiatan pengumpulan sampah bisa bersifat tetap atau sementara,
penting atau tidak penting tergantung upaya pengelolaan kebersihan dan
tolok ukur dampak bisa diukur dengan mengamati kondisi kebersihan pasar.
d. Dampak negatif operasi dan pemeliharaan saluran mikro drainase bisa
bersifat tetap atau sementara, penting atau tidak penting tergantung upaya
pengelolaan kebersihan dan tolok ukur dampak bisa diukur dengan mengamati
kondisi kebersihan saluran.
Bali Urban Infrastructure Program Hal X - 5
Laiporan Umum UKL dan UPL Environmental Sector
e. Dampak negatif operasi dan pemeliharaan gedung utama jalan masuk dan parkir
bisa bersifat tetap atau sementara, penting atau tidak penting tergantung upaya
pengelolaan yang dilakukan dan tolok ukur dampak bisa diukur dari tingkat
kemacetan didepan pasar.
10.2. UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Upaya pengelolaan lingkungan untuk proyek Pembangunan Terminal Pasar P3KT-BUIP
secara umum dapat dilakukan sebagai berikut:
I. Tahap Pra Konstruksi:
A.
a. Untuk kegiatan penentuan lokasi proyek dapat dilakukan upaya menyampaikan
informasi rencana proyek kepada masyarakat dan instansi terkait.
b. Untuk kegiatan pembebasan tanah dapat dilakukan penyuluhan dan pendekatan
terhadap masyarakat, memberikan ganti rugi yang memadai, mengupayakan
alih profesi, prioritas kerja untuk tenaga setempat.
c. Untuk kegiatan pemindahan pedagang pasar dapat dilakukan upaya penyuluhan
dan pendekatan pada pedagang pasar, dan mencarikan lokasi sementara yang
sesuai.
II. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan:
a. Untuk kegiatan mobilisasi material dan alat alat besar dapat dilakukan upaya
pengaturan kecepatan kendaraan, penyiraman secara berkala, perbaikan /
peningkatan prasarana yang dilalui, dan pemakaian alat transportasi yang
sesuai.
b. Untuk kegiatan mobilisasi tenaga kerja dapat dilakukan upaya penyuluhan
kepada tanaga kerja dan luar, memberikan prioritas untuk tenaga kerja setempat,
menghormati kebiasaan / adat istiadat setempat.
c. Untuk kegiatan pembuangan I pengoperasian base camp, bengkel, guciang dsb
dapat dilakukan upaya pengaturan pelaksanaan. pemakaian alat peredam bising
dan penyaringan debu, pemakaian sistem drainase yang baik, pembuatan kolam
|Bali Urban Infrastructure Program Hal X - 6
Laporan Umum UKL dan UPL Environmental Sector
penampung limbah, dan penanaman pohon pada tempat kosong atau
tempat pengganti.
B. Pelaksanaan:
a. Untuk pekerjaan implasemen, gedung utama jalan/gerbang keluar/masuk, jalan
lingkungan, jalan masuk dan parkir dapat dilakukan upaya pengaturan
pelaksanaan, penyiraman secara berkala, penanaman pohon pada lokasi
pengganti I tanah kosong disekitar proyek, pemindahan dan dan perbaikan
kerusakan utilitas yang teriadi.
b. Untuk pekerjaan WC/kamar mandu umum dapat dilakukan upaya penyiraman
secara berkala, pengaturan pelaksanaan, pembuatan sistem drainase dan
gorong gorong dan tangki sepetik yang tepat dan sesuai, dan pengamanan
utilitas.
c. Untuk kegiatan penyiapan sarana pengumpulan sampah dapat ditakukan upaya
penempatan sarana sampah pada tempat yang tepat.
d. Untuk pekerjaan mikro drainase dapat dilakukan upaya koordinasi dengan
petugas lalu lintas, pengaturan dan pengamanan, dan pemindahan dan
perbaikan kerusakan utilitas yang terjadi.
e. Untuk pekeriaan struktur dapat dilakukan upaya pengaturan pelaksanaan,
koordinasi dengan petugas lalu lintas, penanaman pohon pada lokasi pengganti
/tanah kosong disekitar proyek, pemindahan dan perbaikan kerusakan
utilitas yang terjadi.
Ill. Operasi dan Pemeliharaan:
A.
a. Untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan implasemen, gedung utama,
jalan/gerbang keluarlmasuk, areal parkir pengantar dan jalan setapak dapat
dilakukan upaya pengaturan pembersihan.
b. Untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan WC/kamar mandi umum dapat
dilakukan upaya melaporkan kerusakan secepat mungkin kepada petugas yang
bersangkutan.
Bali Urban Infrastructure Program. HaIX- 7
Laporan Umum UKL dan UPL Environmental Sector
c. Untuk kegiatan pengumpulan sampah dapat dilakukan upaya penempatan
TPS yang tepat, pengangkutan secepat mungkin, dan pengaturan
pelaksanaan.
d. Untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan saluran mikro drainase dapat
dialkukan upaya pengaturan pembersihan saluran secara periodik.
e. Untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan jalan masuk dan parkir dapat dilakukan
upaya pengaturan pelaksanaan, dan koordinasi dengan petugas lalu lintas.
10.3. UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Upaya Pemantauan Lingkungan untuk proyek Pembanguan Terminal Pasar P3KT-BUIP
secara umum dapat dilakukan sebagai berikut:
.. Tahap Pra Konstruksi
A.:
a. Pemantauan dampak negatif dad kegiatan penentuan lokasi proyek dapat
dilakukan dengan -melihat keresahan sosial masyarakat dan rekasi dari instansi
lain.
b. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan pembebasan tanah dapat ditakukan
dengan melihat kelancaran pelaksanaan ganti rugi, sikap dan persepsi
masyarakat.
c. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan pemindahan pedagang pasar dapat
dilakukan dengan melihat sikap dan persepsi pedagang pasar, dan sikap dan
persepsi masyarakat.
II. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan:
a. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan mobilisasi material dan alat alat
besar dapat dilakukan dengan melihat ketuhan masyarakat, dan kondisi
prasarana.
b. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan mobilisasi tenaga kerja dapat
dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat. --
Bali Urbtan Infrastrvcture Program Hal X -8
Laporan Umum UfKL dan UPL Environmental Sector
c. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan pembuatan J. pengoperasian base
camp, bengket, gudang dsb dapat dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat,
kualitas sumber daya air, kondisi penghijauan disekitar proyek.
B. Pelaksanaan:
a. Pemantauan dampak negatif dari pekerjaan implasemen. gedung utama,
jalan/gerbang keluar/masuk, tempat menunggu bus, tempat menunggu
penumpang, dan areal parkir pengantar/penjembut dapat dilakukan dengan
melihat keluhan masyarakat, keseimbangan sumber daya biologi, dan
kelancaran fungsi utilitas umum.
b. Pemantauan dampak negatif dari peker3aan WClkamar mandiumum dapat
dilakukan dengan melihat keluhan penduduk, kelancaran lalu lintas,
genangan dan kualitas air, dan kelancaran fungsi utilitas.
c. Pemantauan dampak negatif kegiatan penyiapan sarana pengumpulan sampah
dapat dilakukan dengan melihat kondisi estetika setempat.
d. Pemantauan dampak negatif pekeraan mikro drainase dapat dilakukan
dengan melihat kemacetan lalu lintas, keluhan masyarakat, dan genangan air.
e. Pemantauan dampak negatif peker3aan struktur dapat dilakukan dengan
melihat keluhan masyarakat, keseimbangan sumber daya biologi, dan
kelancaran fungsi utilitas umum.
Ill. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
A.
a. Pemantauan dampak negatif operasi dan pemeliharaan terminal dapat
dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat.
b. Pemantauan dampak negatif operasi dan pemeliharaan WClkamanr mandi
umum dapat dilakukan dengan melihat berfungsinya sarana dimaksud.
c. Pemantauan dampak negatif pengumpulan sampah dapat dilakukan dengan
melihat keluhan masyarakat, timbunan sampah, dan frekwensi pengangkutan
sampah ke TPA.
d. Pemantauan operasi dan pemeliharaan saluran' mikro drainase dapat dilakukan
dengan melihat genangan air dan kebersihan saluran.
Safi Urban Infrastructure Program Hal X- 9
Laporan Umum UKL dan UPL Environmental Sector
e. Pemantauan dampak negatif dari operasi dan pemeliharaan jalan masuk
dan parkir dapat dilihat dari keluhan masyarakat dan kemacetan ialu lintas
didepan pasar.
Bali Urban Infrastructure Program Hai X- 10
Laporan Umum UKL dan UPL Environmental Sector
11. PROYEK AREAL. PARKIR
11.1. DAMPAK DAMPAK YANG AKAN TERJADI
A. SUMBER DAMPAK:
.. Tahap Pra Konstruksi
A.
a. Survey / pemilihan lokasi yang meliputi kegiatan pengumpulan data penentuan
; lokasi proyek.
b. Pembebasan tanah yang meliputi kegiatan pematokan lokasi yang dibebaskan
dan pemberian ganti rugi.
c. Pemindahan tempat (areal) parkir meliputi penetapan lokasi pengganti
sementara, pembangunan lokasi sementara.
It. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan:
a. Mobilisasi material dan alat -alat.
b. Mobilisasi tenaga kerja.
c. Pembuatan / pengoperasian base camp, gudang dsb.
B. Pelaksanaan:
a. Pekerjaan areal/pelataran parkir, jalan/gerbang keluar/ masuk .
b. Pekerjaan bangunan loket, ruang informasi.
c. Penyiapan sarana pengumpulan sampah.
d. Pe1kerjaan mikro drainase.
e. Pekerjaan struktur.
111. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
A.
a. Pelataran parkir, jalan/gerbang keluarlmasuk.
b. Pengumpulan sampah.
Bali Urban Infrastructure Program Hat Xl - 1
Laporan Umum UKL dan UPL Environmental Sector
c. Saluran mikro drainase.
d. Loket dan ruang informasi.
B. JENIS DAMPAK DAN UKURANNYA:
1. Tahap Pra Konstruksi:
A.:
a. Perkiraan dampak negatif dari kegiatan penentuan lokasi proyek adalah
timbulnya keresahan sosial dari pengguna jasa parkir.
b. Perkiraan dampak negatif dari kegiatan pembebasan tanah penduduk adalah
perasaan tidak puas dengan besamya ganti rugi, kekecewaan terhadap proyek,
hambatan terhadap proyek, dan berubah atau hilangnya mata pencarian
sebagian penduduk.
c. Perkiraan dampak negatif dari kegiatan pemindahan areal parkir terhadap pemilik
kendaraan adalah kecemasan/ ketidak-nyamanan, keamanan, kecelakaan dan
keselamatan.
11. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan:
a. Pekerjaan mobilisasi material dan alat alat diperkirakan menimbulkan
dampak negatif pencemaran udara, kebisingan, kerusakan pada prasarana-
jalan umum.
b. Mobilisasi tenaga kerja diperkirakan menimbulkan dampak negatif keresahan
dan kecemburuan sosial, dan kemungkinan adanya konflik dengan adat istiadat
dan kebiasaan setempat.
c. Pembuatan I pengoperasian base camp. gudang dsb diperkirakan akan
menimbulkan dampak negatif meningkatnya pencemaran udara (debu) dan
kebisingan, timbuinya genangan air dan pencemaran badan air, gangguan
terhadap flora.
Biali Urban Infrastructure Program Hal Xi - 2
Laporan Umum UKL dan UJPL Environmental Sector
B. Pelaksanaan:
a. Pekerjaan areal/ pelataran parkir diperkirakan akan menimbulkan dampak
negatif meningkatnya pencemaran udara (debu) dan kebisingan, hilangnya
vegetasi penutup dan fungsi lahan semula, gangguan pada utilitas umum.
b. Penyiapan sarana pengumpulan sampah diperkirakan hanya akan
memberikan sedikit dampak negatif terhadap estetika di lingkungan parkir.
c. Pekerjaan mikro drainase diperkirakan akan memberi dampak negatif gangguan
lalu lintas, kebisingan dan debu, dan terhambatnya aliran air di saluran air.
d. Pekerjaan struktur diperkirakan akan memberi dampak negatif meningkatnya
kemacetan lalu lintas, hilangnya vegetasi penutup dan fungsi lahan semula, dan
gangguan pada utilitas umum.
111. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
A.
a. Kegiatan operasi dan pemeliharaan areal parkir dan jalan setapakl lingkungan
diperkirakan akan memberi dampak negatif kotomya jalan lingkungan dan jalan
setapak dilokasi tempat parkir.
b. Kegiatan operasi dan pemeliharaan WC/kamar mandi diperkirakan akan
berdampak negatif rusaknya sarana WClkamar mandi, dan pencemaran kualitas
air oleh air bekas.
C. Kegiatan pengumpulan sampah diperkirakan akan berdampak negatif
menurunnya estetika, meningkatnya volume sampah, tidak lancamya
transportasi sampah ke TPA.
d. Kegiatan operasi dan pemeliharaan saluran mikro drainase diperkirakan akan
berdampak negatif terjadinya sedimentasi di saluran dan penyumbatan oleh
sampah.
e. Kegiatan operasi dan pemeliharaan jalan masuk dan parkir diperkirakan akan
berdampak negatif meningkatnya kemacetan lalu lintas.
Bali Urban Infrastructure Program Hal Xl - 3
Laporan Umum UKL dan UPL Environmental Sector
C. SIFAT DAN TOLOK UKUR DAMPAK:
l. Tahap Pra Konstruksi:
A.
a. Dampak negatif dari kegiatan penentuan lokasi proyek bersifat sementara, tidak
penting, dan tolok ukur dampak bisa dihitung dengan membandingkan jumiah
pedagang yang resah dengan jumiah pedagang yang tidak resah.
b. Dampak negatif dari kegiatan pembebasan tanah bisa bersifat tetap atau
sementara, penting atau tidak penting tergantung dad kelayakan ganti rugi,
dan tolok ukur dampak bisa diukur dari jumlah penduduk yang kecewa dengan
jumiah penduduk yang akan memperoleh manfaat.
c. Dampak negatif dari kegiatan pemindahan tempat parkir pasar bisa bersifat
tetap atau sementara, penting atau tidak penting tergantung kondisi lokasi
penempatan sementara.
11. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan:
a. Dampak negatif kegiatan mobilisasi material dan alat alat besar bersifat
sementara, tidak penting, dantolok ukur dampak bisa diukur dari intensitas
pencemaran yang terjadi.
b. Dampak negatif kegiatan mobilisasi tenaga kerja bersifat sementara, tidak
penting dan tolok ukur dampak bisa diukur dad jumlah tenaga kerja yang
resah dibandingkan dengan jumiah penduduk yang akan memperoleh manfaat.
c. Dampak negatif pembuatan / pengoperasian base camp, bengkel, gudang dsb
bersifat sementara, tidak penting, dan tolok ukur dampak bisa diukur dari
intensitas pencemaran yang teqadi.
B. Pelaksanaan:
a. bampak negatif pekerjaan jalan setapak, jalan lingkungan, jalan masuk dan parkirbersifat sementara, tidak penting, dan tolok ukur dampak bisa diukur dari
intensitas gangguan.
Ib Dampak negatif pekerjaan hidran WC/kamar mandi umum bersifat sementara,
tidak penting dan tolok ukur dampak bisa diukur dari intensitas gangguan.
Bali Urban Infrastructure Program .fal Xl - 4
Laporan Umum UKL dan UPL Environmental Sector
c. Dampak kegiatan penyiapan sarana pengumpulan sampah bersifat sementara,
tidak penting, dan tolok ukur dampak bisa ditentukan dengan membandingkan
estetika sebelum dan sesudah penempatan sarana pengumpul sampah.
d. Dampak negatif pekerjaan mikro drainase bersifat sementara, tidak penting,
dan tolok ukur dampak bisa diukur dari intensitas gangguan.
e. Dampak negatif pekerjaan struktur bersifat sementara, tidak penting, dan tolok
ukur dampak bisa diukur dari intensitas gangguan.
111. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
A.
a. Dampak negatif operasi tempat parkir dan pemeliharaan jalan Ingkungan
dan jalan setapak bisa bersifat tetap atau sementara, penting atau tidak penting
tergantung upaya pengelolaan kebersihan yang dilakukan, dan tolok ukur
dampak bisa diukur dengan kebisingan, emisi gas buang dari kenalpot
kendaraan, mengamati kondisi kebersihan pelataran parkir kemacetan di
jalan/digerbang keluarJmasun.
b. Dampak negatif operasi dan pemeliharaan WC/kamar mandi umum bisa
bersifat tetap atau sementara, penting atau tidak penting tergantung upaya
pengelolaan kebersihan yang dilakukan, dan tolok ukur dampak bisa diukur
dengan mengamati kondisi kebersihan WC/kamar mandi umum.
c. Dampak kegiatan pengumpulan sampah bisa bersifat tetap atau sementara,
penting atau tidak penting tergantung upaya pengelolaan kebersihan dan
tolok ukur dampak bisa diukur dengan mengamati kondisi kebersihan pasar.
d. Dampak negatif operasi dan pemeliharaan saluran mikro drainase bisa
bersifat tetap atau sementara, penting atau tidak penting tergantung upaya
pengelolaan kebersihan dan tolok ukur dampak bisa diukur dengan mengamati
kondisi kebersihan saluran.
e. Dampak negatif operasi dan pemeliharaan loket dan ruang informasi
jalan/gerbang keluar/ masuk dan parkir bisa bersifat tetap atau sementara,
penting atau tidak penting tergantung upaya pengelolaan yang dilakukan dan
tolok ukur dampak bisa diukur dari tingkat kemacetan didepan tempat parkir.
Bali Urban Infrastructure Program Hal Xl - 5
Laporan Umum UKL dan UPL Environmental Sector
11.2. UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Upaya pengelolaan lingkungan untuk proyek Pembangunan Areal Parkir P3KT-BUIP
secara umum dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Tahap Pra Konstruksi:
A.
a. Untuk kegiatan penentuan lokasi proyek dapat dilakukan upaya menyampaikan
informasi rencana proyek kepada masyarakat dan instansi terkait.
b. Untuk kegiatan pembebasan tanah dapat dilakukan penyuluhan dan pendekatan
terhadap masyarakat, memberikan ganti rugi yang memadai, mengupayakan
alih profesi, prioritas kerja untuk tenaga setempat.
c. Untuk kegiatan pemEndahan lokasi partir dapat dilakukan upaya penyuluhan dan
pendekatan kepada pengguna jasa parkir, dan mencarikan lokasi sementara
yang sesuai.
11. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan:
a. Untuk kegiatan mobilisasi material dan alat alat besar dapat dilakukan upaya
pengaturan kecepatan kendaraan, penyiraman secara berkala, perbaikan I
peningkatan prasarana yang dilalui, dan pemakaian alat transportasi yang.
sesuai.
b. Untuk kegiatan mobilisasi tenaga kerja dapat dilakukan upaya penyuluhan
kepada tanaga keria dari luar, memberikan prioritas untuk tenaga kerja setempat,
menghormati kebiasaan I adat istiadat setempat.
c. Untuk kegiatan pembuangan I pengoperasian base camp, bengkel, gudang dsb
dapat dilakukan upaya pengaturan pelaksanaan, pemakaian alat peredam bising
dan penyaringan debu, pemakaian sistem drainase yang baik, pembuatan kolam
penampung limbah, dan penanaman pohon pada tempat kosong atau
tempat pengganti.
Bali Urban Infrastructure Program Hal Xl - 6
Laporan Umum UKL dan UPL Environmental Sector
B. Pelaksanaan:
a. Untuk pekeriaan plataran parkir implasemen, loket dan ruang informasi
jalan/gerbang keluar/masuk, jalan lingkungan, dapat dilakukan upaya
pengaturan pelaksanaan, penyiraman secara berkala, penanaman pohon pada
lokasi pengganti / tanah kosong disekitar proyek, pemindahan dan dan perbaikan
kerusakan utilitas yang teradi.
b. Untuk pekerjaan WC/kamar mandi umum dapat dilakukan upaya penyiraman
secara berkala, pengaturan pelaksanaan, pembuatan sistem drainase dan
gorong gorong dan tangki sepetik yang tepat dan sesuai, dan pengamanan
utilitas.
c. Untuk kegiatan penyiapan sarana pengumpulan sampah dapat dilakukan upaya
penempatan sarana sampah pada tempat yang tepat.
d. Untuk pekerjaan mikro drainase dapat dilakukan upaya koordinasi dengan
petugas latu tintas, pengaturan dan pengamanan, dan pemindahan dan
perbaikan kerusakan utilitas yang terjadi.
e. Untuk pekerjaan struktur dapat dilakukan upaya pengaturan pelaksanaan,
koordinasi dengan petugas lalu lintas, penanaman pohon pada lokasi pengganti
| tanah kosong disekitar proyek, pemindahan dan perbaikan kerusakan utilitas
yang terjadi.
111. Operasi dan Pemeliharaan:
A.
a. Untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan pelataran parkir, loket dan ruang
informasi, jalan/gerbang keluar/masuk, dapat dilakukan upaya pengaturan
pembersihan.
b. Untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan WC/kamar mandi umum dapat
dilakukan upaya melaporkan kerusakan secepat mungkin kepada petugas yang
bersangkutan.
c. Untuk kegiatan pengumpulan sampah dapat dilakukan upaya penempatan
TPS yang tepat, pengangkutan secepat mungkin, dan pengaturan pelaksanaan.
d. Untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan saluran mikro drainase dapatdialkukan upaya pengaturan pembersihan saluran secara periodik.
Bali Urban Infrastructure Program Hal Xl - 7
Laporan Umum UKL dan UPL Environmental Sector
e. Untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan jalan masuk menuju areal parkir dapat
dilakukan upaya pengaturan pelaksanaan, dan koordinasi dengan petugas
lalu lintas.
11.3. UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Upaya Pemantauan Lingkungan untuk proyek Pembanguan Areal Parkir P3KT-BUIP
secara umum dapat dilakukan sebagai berikut:
I. Tahap Pra Konstruksi:
A.
a. Pemantauan dampak negatif dan kegiatan penentuan lokasi proyek dapat
dilakukan dengan melihat keresahan sosial masyarakat dan rekasi dari instans.lain.
b. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan pembebasan tanah dapat dilakukan
dengan melihat kelancaran pelaksanaan ganti rugi, sikap dan persepsi
masyarakat.
c. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan pemindahan areal parkir dilakuk
dengan melihat sikap dan persepsi pengguna jasa parkir, dan sikap dan
persepsi masyarakat.
II. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan:
a. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan mobilisasi material dan alat alat
besar dapat dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat, dan kondisi
prasarana.
b. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan mobilisasi tenaga kerja dapat
dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat.
c. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan pembuatan / pengoperasian basecamp, bengkel, gudang dsb dapat dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat,
kualitas sumber daya air, kondisi penghijauan disekitar proyek.
Bali Urban Infrastructure Program Hal Xl -8
Laporan Umum UKL dan UPL Environmental Sector
B. Pelaksanaan:
a. Pemantauan dampak negatif dari pekerjaan pelataran parkir, loket dan ruang
informasi, jalan/gerbang keluarlmasuk, dapat dilakukan dengan melihat keluhan
masyarakat, keseimbangan sumber daya biologi, dan kelancaran fungsi utilitas
umum.
b. Pemantauan dampak negatif dari pekerjaan WC/kamar mandiumum dapat
dilakukan dengan melihat keluhan penduduk, kelancaran lalu lintas,
genangan dan kualitas air, dan kelancaran fungsi utilitas.
c. Pemantauan dampak negatif kegiatan penyiapan sarana pengumpulan sampah
dapat dilakukan dengan melihat kondisi estetika setempat.
d. Pemantauan dampak negatif pekeiiaan mikro drainase dapat dilakukan
dengan melihat kemacetan lalu lintas, keluhan masyarakat, dan genangan air.
e. Pemantauan dampak negatif pekeqaan struktur dapat dilakukan dengan
melihat keluhan masyarakat, keseimbangan sumber daya biologi, dan
kelancaran fungsi utilitas umum.
111. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
A.
a. Pemantauan dampak negatif operasi dan pemeliharaan areal parkir dapat
dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat.
b. Pemantauan dampak negatif operasi dan pemeliharaan WClkamanr mandi
umum dapat dilakukan dengan melihat berfungsinya sarana dimaksud.
c. Pemantauan dampak negatif pengumpulan sampah dapat dilakukan dengan
melihat keluhan masyarakat, timbunan sampah, dan frekwensi pengangkutan
sampah ke TPA.
d. Pemantauan operasi dan pemeliharaan saluran mikro drainase dapat dilakukan
dengan melihat genangan air dan kebersihan saluran.
e. Pemantauan dampak negatif dari operasi dan pemeliharaan jalan masuk
dan parkir dapat dilihat dari keluhan masyarakat dan kemacetan lalu lintas
didepan pasar.
Bali Urban Infrastructure Program Hal Xl - 9
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
12. PROYEK AIR BERSIH
12.1. DAMPAK DAMPAK YANG AKAN TERJADI
Uraian mengenai dampak dampak yang akan terjadi untuk rencana proyek Air Bersih
P3KT BUIP secara umum dapat diberikan sebagai berikut:
A. SUMBER DAMPAK:
1. Tahap Pra Konstruksi:
A.
a. Survey, meliputi kegiatan pengumpulan data, dan penentuan lokasi proyek.
b. Investigasi, meliputi kegiatan pengambilan dataprimerlangsungdilapangan.
c. Pembebasan tanah, meliputi kegiatan pematokan lokasi yang dibebaskan dan
pemberian ganti rugi atas tanah yang dibebaskan kepada pemilik dan penghuni.
d. Pemindahan penduduk, meliputi penetapan lokasi pemukiman baru,
pembangunan pemukiman baru, kegiatan transportasi dari lokasi lama ke lokasibaru, atau pemberian uang sebagai pengganti biaya kegiatan tersebut diatas.
It. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan Pelaksanaan:
a. Mobilisasi alat, material dan tenaga kerja, yang meliputi kegiatan pengadaan
serta penyimpanan material dan alat, serta penempatan tenaga kerja di lokasi
proyek.
b. Pembukaan dan pembersihan lahan dan pembuatan jalan masuk, meliputi
pekerjaan penebasan, pembuatan land clearing, cut and fill dan jalan masuk.
c. Pembuatan/pengoperasian base camp, gudang dsb yang meliputi pekerjaan
pembangunan bedeng sementara, gudang, bengkel, dan sebagainya.
B. Konstruksi Bangunan Pengambil Air Baku di Lokasi Bangunan Sadap (Air
Permukaan):
a. Pengeringan lokasi kegiatan dan pengalihan aliran.
Bali Urban Infrastructure Program Hal XlI - 1
.~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~.....
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
b. Pekerjaan tanah di badan sungai yang meliputi pekerjaan pembuatan saluran
pengelak, pembendungan dan tanggul penahan air, pengerukan dasar,
pengeringan dan pemulihan aliran.
c. Pembuatan bangunan sadap dan bangunan pelengkap lainnya, yang meliputi
pekejaan pembuatan bangunan sipil (rumah pompa, gudang dll), pemasangan
peralatan mesin / mekanikal, pekerjaan elektrikal dan pembangunan reservoir
dan pelengkapnya.
C. Konstruksi Bangunan Pengambil Air Baku di Lokasi Pemboran Sumur (air tanah):
a. Pelaksanaan pengeboran I drilling, yang meliputi pekerjaan pembuatan sumur
dalam.
b. Konstruksi sumur bor, yang meliputi pekeraan pembuatan bangunan sipil,
pemasangan peralatan mesin / mekanikal, perpipaan dalam bangunan, pekeqaan
elektrikal, dan pembangunan reservoir serta pelengkapnya.
D. Konstruksi Bangunan Pengambil Air Baku di Lokasi Bangunan Penangkap Mata
Air:
a. Pekerjaan konstruksi, meliputi pembuatan bangunan penangkap mata air dan
bangunan pelengkap lainnya.
E. Konstruksi Bangunan Pelengkap & Bangunan Pengolahan Air:
a. Pekerjaan tanah.
b. Pekeraan sipil (pembuatan reservoir, rumah pompa, bak pelepas tekan,.
bangunan pengolah, kantor, bengkel, laboratorium dsb).
c. Pengadaan dan pemasangan (pompa sumur bor, unit khlorinator, pompa air
baku, pompa air bersih, genset dsb).
F. Konstruksi Pipa Transmisi dan Distribusi:
a. Penggalian tanah, pemasangan pipa, pengetesan pipa dan pengurukan kembali.
b. Pemasangan sambungan pelayanan (sambungan rumah, kran umum,
sambungan non domestik)
Ill. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
A.
a. Penyadapan air permukaan.
Bali Urban Infrastructure Program Hal Xil - 2
., S.
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
b. Pengambilan air tanah (pemompaan).
c. Penangkapan mata air.
d. Pengolahan air.
e. Distribusi air bersih.
f. Survey kebocoran dan perbaikannya.
B. JENIS DAMPAK DAN UKURANNYA:
1. Tahap Pra Konstruksi:
A.:
a. Survey:
Penentuan lokasi bangunan dan jalur pipa yang tidak tepat dapat menimbulkan
dampak negatif berupa keresahan masyarakat dan adanya spekulasi tanah.
b. Investigasi:
Dampak negatif dari kegiatan investigasi adalah merubah peruntukan lahan,
keresahan masyarakat, dan adanya spekulasi tanah.
c. Pembebasan Tanah:
Dampak negatif langsung dari pembebasan tanah adalah hilangnya pemilikan
tanah dan bangunan serta hilangnya mata pencaharian penduduk sedangkan
dampak tidak langsung berupa rasa tidak puas atas ganti rugi, kekecewaan
terhadap proyek, timbulnya spekulasi tanah dan terjadinya perubahan
peruntukan lahan.
d. Pemindahan Penduduk:
Dampak negatif kegiatan ini adalah teradinya perubahan pola hidup, kecemasan
terhadap kondisi lokasi / pemukiman baru dan memudamya kerukunan
bermasyarakat serta kemungkinan adanya perubahan kebudayaan.
IL. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan Pelaksanaan:
a. Kegiatan mobilisasi alat, material dan tenaga kerja akan menimbulkan dampak
W, negatif berupa kecemburuan sosial, terjadinya kerusakan pada prasarana umum
dan kemacetan lalu lintas.
Bali Urban Infrastructure Program Hat Xil - 3
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
b. Kegiatan pembukaan, pembersihan lahan, dan pembuatan jalan masuk
diperkirakan akan menimbulkan dampak negatif meningkatnya pencemaran
udara (debu), air dan kebisingan, perubahan peruntukan lahan dan hilangnya
flora di lokasi proyek.
c. Kegiatan pembuatan I pengoperasian base camp, gudang dsb, diperkirakan akan
menimbulkan dampak negatif yang relatif kecil berupa kebisingan, genangan
genangan air dan pencemaran badan air/sumber air.
B. Konstruksi Bangunan Pengambil Air Baku di Lokasi Bangunan Sadap (Air
Permukaan):
a. Pengeringan lokasi kegiatan dan pengalihan aliran akan menimbulkan dampak
negatif berupa teliadinya penggenrsan pada sisi lain dari badan sungai akibat
membesamya kecepatan aliran, terganggunya pemakai air di hilir.
b. Pekeriaan Tanah di badan sungai akan menimbulkan dampak negatifpencemaran air sungai dan penurunan stabilitas badan sungai (pelongsoran).
c. Pembuatan bangunan sadap dan bangunan pelengkap lainnya dapatmenimbulkan dampak negatif kebisingan dan getaran akibat pemancangan tiangpancang.
C. Konstruksi Bangunan Pengambil Air Baku di Lokasi Pemboran Sumur (Air Tanah)
a. Kegiatan pelaksanaan pengeboran / drilling akan menimbulkan dampak negatifberupa meningkatnya kebisingan karena operasi drilling rig, dan timbulnya
output limbah hasil pemboran.
b. Adanya konstruksi sumur bor akan menimbulkan dampak negatif terhadappemukiman I perumahan berupa pengurangan kuantitas air sumur pendudukdisekitamya.
D. Konstruksi Bangunan Pengambil Air Baku di Lokasi Bangunan Penangkap MataAir :
a. Pekerjaan konstruksi akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkunganpemukiman t perumahan dan lingkungan fisik berupa perubahan kebiasaan
masyarakat pemakai air, dan kerusakan atau hilangnya flora.
Bali Urban Infrastructure Program Hal XII - 4
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
E. Konstruksi Bangunan Pelengkap & Bangunan Pengolahan Air:a. Pekerjaan tanah akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan fisik
berupa terganggunya tata air dan timbulnya pencemaran udara dan debu.b. Pekerjaan sipil akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan
pemukiman / perumahan dan bangunan umum berupa timbulnya kebisingandan getaran karena pemancangan tiang pondasi.
c. Pengadaan dan pemasangan peralatan pelengkap lainnya dipericrakan akanmenimbulkan sedikit dampak negatif terhadap lingkungan pemukiman I
perumahan dan bangunan umum disekitamya berupa timbulnya kebisingan.
F. Konstruksi Pipa Transmisi dan Distribusi:
a. Kegiatan penggalian tanah, pemasangan pipa, pengetesan pipa, danpengurukan kembali dapat menimbulkan dampak negatif terhadap:
1. Ungkungan perumahan I pemukiman, pasar dan daerah perdagangan berupa
meningkatnya pencemaran (debu), kebisingan, gangguan estetika.2. Kondisi jalan dan lalu lintas berupa timbulnya kemacetan lalu lintas dan
gangguan bagi pemakai jalan lainnya.
3. Utilitas kota seperti jalan, trotoir, saluran drainase, jaringan listrik, telepondsb berupa timbulnya kerusakan kerusakan pada utilitas kota tersebut.
b. Kegiatan pemasangan sambungan pelayanan (sambungan rumah, kran umum,sambungan non domestik) dapat menimbulkan dampak negatif terhadap utilitaskota seperti jalan, trotoir, saluran drainase, telepon dsb berupa timbulnyakerusakan pada utilitas kota tersebut.
III. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
A. a. Penyadapan Air Permukaan:
Kegiatan ini akan menimbulkan dampak negatif terhadap:
1 Lingkungan pemukiman/perumahan dan bangunan umum berupameningkatnya getaran karena beroperasinya pompa.
2. Pengguna air, terutama pada saat kondisi debit sungai rendah berupatimbulnya konflik dengan pemakai air lainnya, dan timbulnya gangguan pada
flora dan fauna air dibagian hilir
Bali Urban Infrastructure Program Hal XiI -5
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
b. Pengambilan Air Tanah (pemompaan):
Kegiatan ini akan menimbulkan dampak negatif terhadap:
1. Lingkungan pemukiman/perumahan dan bangunan umum berupa
meningkatnya kebisingan karena beroperasinya pompa dan pengaruhnya
terhadap sumur penduduk.
2. Sumber daya air tanah berupa terganggunya keseimbangan air tanah,
penyusupan air laut dan menurunnya muka air tanah.
c. Penangkapan Mata Air:
Kegiatan ini dapat menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat pemakai
air dan tata air berupa konflik pemakaian air dan terganggunya tata air.
d. Pengotahan air:
Pengolahan air dapat menimbulkan dampak negatif terhadap:
1. Pemakai air (konsumen) berupa air yang berasa, berbau, dan berwama.
2. Lingkungan tanah dan lingkungan air berupa pencemaran oleh buangan
lumpur dari kegiatan pengolahan air.
e. Distribusi Air Bersih:Pendistribusian air bersih dapat menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan pemukiman/perumahan dan tata air, berupa terjadinya kecemburuan
sosial akibat tidak meratanya distribusi air, dan kemungkinan meningkatnya
pertambahan penduduk dan air limbah yang dihasilkannya.
f. Survey kebocoran dan perbaikannya:
Dampak negatif. dari kegiatan survey kebocoran dan perbaikannya adalah
terhadap:
1. Lingkungan perumahan/pemukiman/perkantoran dan perdagangan berupa
meningkatnya pencemaran (debu) dan kebisingan.
2. Utilitas kota (jalan, trotoir, saluran drainase, jaringan listrik, telepon dsb)
berupa timbulnya kerusakan pada utilitas kota.
Bali Urban Infrastructure Program Hal XII - 6
3 Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
C. SIFAT DAN TOLOK UKUR DAMPAK:
1. Tahap Pra Konstruksi:
A.
a. Dampak negatif dad kegiatan survey bisa bersifat tetap atau sementara,
penting atau tidak penting tergantung upaya memperkecil dampak, dan tolok
ukur dampak bisa dihitung dengan membandingkan luas area yang terkena
proyek dengan luas area kota yang akan memperoleh manfaat.
b. Dampak negatif kegiatan investigasi bisa bersifat tetap atau sementara,
penting atau tidak penting tergantung upaya menghindari daerah daerah
yang sensitif terhadap kerusakan lingkungan, dan tolok ukur dampak bisa
dihitung dengan membandingkan luas area sensitif yang terkena proyek dengan
luas total area sensitif tersebut, atau dihitung dengan membandingkan jumiah
penduduk yang resah dengan jumiah penduduk yang akan menerima manfaat.
c. Dampak negatif kegiatan pembebasan tanah bisa bersifat tetap atau sementara,
penting atau tidak penting tergantung besamya ganti rugi yang memadai, dan
tolok ukur dampak bisa dihitung dengan membandingkan jumiah penduduk yang
terkena pembebasan tanah dengan jumiah penduduk yang akan menefima
manfaat.
d. Dampak negatif kegiatan pemindahan penduduk bersifat sementara, tidak
penting, dan tolok ukur dampak bisa dihitung dengan membandingkan jumiah
penduduk yang terkena pemindahan dengan jumiah penduduk yang sudah
tinggal ditempat yang baru tersebut.
I. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan pelaksanaan:a. Dampak negatif kegiatan mobiiisasi alat, material, dan tenaga kerja bersifat
sementara, tidak penting, dan tolok ukur dampak bisa dihitung dengan
mbmbandingkan :jumlah tenaga lokal dengan bukan lokal, jumlah prasarahayang rusak dengan yang tidak rusak, jumiah kemacetan laIu lintas dengankefancaran lalu lintas.
b. Dampak negatif kegiatan pembukaan I& pembersihan lahan dan pembuatanjalan masuk bersifat sementara, tidak penting, dan tolok ukur dampak bisa diukur
Bali Urban Infrastructure Program Hal XiI - 7
Laiporan Uimum RKL dan RPL Environmental Sector
dari tingkat pencemaran yang terjadi dan dibandingkan dengan baku mutu
yang berlaku.
c. Dampak negatif kegiatan pembuatan / pengoperasian base camp, gudang dsb
bersifat sementara, tidak penting dan tolok ukur dampak bisa diukur dari
tingkat kebisingan, pencemaran air dan dibandingkan dengan baku mutu yang
berlaku.
B. Konstruksi Bangunan Pengambil Air Baku di Lokasi Bangunan Sadap (Air
Permukaan) :
a. Dampak negatif kegiatan pengeringan tokasi kegiatan dan pengalihan aliran
bersifat sementara, tidak penting, dan tolok ukur dampak bisa diukur dari
intensitas penggerusan badan sungai dan terganggunya pemakai air dihilir.
b. Dampak negatif pekeliaan tanah di badan sungai bersifat sementara, tidak
penting, dan tolok ukur dampak bisa diukur dari intensitas penurunan stabilitas
badan air dan dibandingkan dengan kondisi normalnya.
c.- Dampak negatif pembuatan bangunan sadap dan bangunan pelengkap lainnya
bisa bersifat tetap atau sementara, penting atau tidak penting tergantung upaya
penanggulangan yang dilakukan, dan tolok ukur dampak bisa dihitung dari
jumlah penduduk yang mengeluh dibandingkan dengan yang akan
memperoleh manfaat.
C. Konstruksi Bangunan Pengambil Air Baku di Lokasi Pemboran Surnur (Air Tanah):
a. Dampak negatif pelaksanaan pengeboran / drilling bersifat sementara, tidak
penting, dan tolok ukur dampak bisa dihitung dari jumlah penduduk yang
mengeluh dibandingkan dengan yang akan memperoleh manfaat.
b. Dampak negatif adanya konstruksi sumur bor bisa bersifat tetap atau
sementara, penting atau tidak penting tergantung kuantitas air tanah dan
kuantitas pemakaian, dan tolok ukur dampak bisa dihitung dari jumiah penduduk
yang mengeluh dibandingkan dengan jumiah penduduk yang akan memperoleh
manfaat.
D. Konstruksi Bangunan Pengambil Air di Lokasi Bangunan Penangkap Mata Air:
a. Dampak negatif pekeriaan konstruksi bisa bersifat tetap atau sementara,
penting atau tidak penting tergantung dari ada tidaknya perubahan kebiasaan
masyarakat pemakai air, dan tolok ukumya bisa dihitung dari jumlah penduduk
Bali Urban Infrastructure Program Hal XII - 8
4',-
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
yang mengeluh dibandingkan dengan jumiah penduduk yang akan
memperoleh manfaat.
E. Konstruksi Bangunan Pelengkap & Bangunan Pengolahan Air:
a. Pekerjaan tanah:
Dampak negatif bersifat sementara, tidak penting dan tolok ukur dampak bisa
diukur dari intensitas terjadinya gangguan tata air, pencemaran udara dan
debu, dan dibandingkan dengan baku mutu yang berlaku.
b. Pekerjaan sipil:
Dampak negatif bersifat sementara, tidak penting dan tolok ukur dampak bisa
diukur dari intensitas kebisingan dan getaran dan dibandingkan dengan baku
mutu yang berlaku.
c. Pengadaan dan pemasangan bangunan pelengkap lain:
Dampak negatif bersifat sementara, tidak penting dan tolok ukur dampak bisa
diukur dengan membandingkan jumiah masyarakat yang mengeluh dengan
masyarakat yang memperoleh manfaat.
F. Konstruksi Pipa Transmissi dan Distribusi:
a. Penggalian tanah, pemasangan pipa, pengetesan pipa, dan pengurukan kembali
Dampak negatif bersifat sementara, tidak penting dan tolok ukur dampak bisa
diukur dari intensitas gangguan yang terjadi.
b. Pemasangan sambungan pelayanan (sambungan rumah, kran umum,
sambungan non domestik):
Dampak negatif bersifat sementara, tidak penting dan tolok ukur dampak bisa
diukur dari intensitas gangguan yang terjadi.
Ill. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
A...
a. Penyadapan air permukaan:
Dampak negatif bisa bersifat tetap atau sementara, penting atau tidak penting
tergantung upaya mengurangi dampak, dan tolok ukur dampak bisa diukur dari
intensitas getaran yang terjadi.
Bali Urban Infrastructure Program. HuI Xli - 9
Laporan IJmum RKL dan RPL Environmental Sector_b. Pengambilan air tanah (pemompaan):
Dampak negatif bisa bersifat tetap atau sementara, penting atau tidak penting
tergantung upaya pengelolaan dampak yang dilakukan, dan tolok ukur dampak
bisa diukur dari intensitas gangguan.
c. Penangkapan mata air:
Dampak negatif bisa bersifat tetap atau sementara, penting atau tidak penting
tergantung upaya pengelolaan dampak, dan tolok ukur dampak bisa diukur dari
intensitas gangguan.
d. Pengolahan air:
Dampak negatif bisa bersifat tetap atau sementara, penting atau tidak
penting tergantung upaya pengelolaan dampak, dan tolok ukur dampak
bisa diukur dad intensitas gangguan.
e. Distribusi air:
Dampak negatif bisa bersifat tetap atau sementara, penting atau tidak penting
tergantung upaya pengelolaan dampak, dan tolok"ukur dampak bisa diukur dari
keluhan masyarakat.
f. Survey kebocoran dan perbaikannya:
Dampak negatif bisa bersifat tetap atau sementara, penting atau tidak penting
tergantung dari upaya pengelolaan dampak, dan tolok ukur dampak bisa diukur
intensitas gangguan.
12.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Rencana Pengelolaan Lingkungan untuk proyek Air Bersih P3KT BUIP secara umum dapat
dilakukan sebagai berikut:
1. Tahap Pra Konstruksi:
A.:
a Untuk kegiatan survey dapat dilakukan upaya mengikut sertakan masyarakat dari
awal, memberikan informasi rencana proyek pada masyarakat dan instansi
terkait, memberi pengertian kepada masyarakat pemilik tentang nilai tanah.
lBaii Urban Infrastructure Program Hal Xi - 10
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
b. Untuk kegiatan investigasi dapat dilakukan upaya memberikan penyuluhan,
memberikan informasi rencana proyek pada masyarakat dan instansi terkait,
memberi pengertian kepada masyarakat pemilik tentang nilai tanah.
c. Untuk kegiatan pembebasan tanah dapat dilakukan upaya penyuluhan dan
pendekatan secara aktif terhadap masyarakat, pemilik dan penghuni, ganti
rugi yang memadai serta memberikan pengertian kepada masyarakat tentang
pentingnya proyek tersebut.
d. Untuk kegiatan pemindahan penduduk dapat dilakukan upaya penyuluhan
kepada masyarakat yang pindah dan pendekatan terhadap masyarakat
penerima.
H1. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan Pelaksanaan:
a. Untuk kegiatan mobilisasi alat, material, tenaga ketia dapat dilakukan upaya
memberikan prioritas pada tenaga kera lokal, penggunaan material dan
peralatan lokal, perbaikan atas prasarana umum yang mengalami kerusakan
akibat kegiatan, serta pengaturan petaksanaan pekerjaan yang dapat
mengurangi kemacetan lalu lintas.
b. Untuk kegiatan pembukaan dan pembersihan lahan dan pembuatan jalan
masuk dapat dilakukan upaya pengaturan pelaksanaan pekerjaan yang baik,
melakukan penyiraman secara berkala untuk mengurangi debu, pengaturan
pemotongan pohon (yang berfungsi sebagai peredam suara dan debu) sesuai
kebutuhan, penanaman pohon kembali pada tempat yang kosong.
c. Untuk kegiatan pembuatan/pengoperasian base camp, gudang dsb dapat
dilakukan upaya pengaturan pelaksanaan pekerjaan sesuai tata cara yang
berlaku, pembuatan sistem drainase sementara yang baik dan pengelolaan
limbah pekerja.
B. Konstruksi Bangunan Pengambil Air Baku di Lokasi Bangunan Sadap (Air
Permukaan):
a. Untuk pengeringan lokasi kegiatan dan pengalihan aliran dapat dilakukan
upaya pembuatan turap sementara pada sisi lain badan sungai, pengaturan
pengalih.an air dan melakukan penyuluhan terhadap masyarakat.
., Bali Urban Infrastructure Program Hal Xi - 11
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
b. Untuk pekerjaan tanah di badan sungai dapat dilakukan upaya penyuluhan
kepada para pemakai air dihilir serta pemasangan turap sementara pada lereng
yang tidak stabil.
c. Untuk pembuatan bangunan sadap dan bangunan pelengkap lainnya dapat
dilakukan upaya pemakaian sistim konstruksi yang sesuai dengan lingkungan
setempat.
C. Konstruksi Bangunan Pengambil Air di Lokasi Pemboran Sumur (Air Tanah):
a. Untuk pelaksanaan pengeboran / drilling dapat dilakukan upaya pengaturan
waktu pengeboran dan pembuatan saluran drainase dan kolam penampung
lumpur limbah.
b. Untuk pengadaan konstruksi sumur bor dapat dilakukan upaya penyuluhan
terhadap masyarakat disekitar sumur bor.
D. Konstruksi Bangunan Pengambil Air di Lokasi Bangunan Penangkap Mata Air:
a. Untuk pekeriaan konstruksi dapat dilakukan upaya pengaturan pelaksanaan
pekerjaan konstruksi dan melakukan penghijauan disekitarnya.
E. Konstruksi Bangunan Pelengkap dan Bangunan Pengolah Air:
a. Untuk pekerjaan tanah dapat dilakukan upaya pengaturan pekerjaan
sehingga tidak mengganggu tata air dan melakukan penyiraman secara berkala.
b. Untuk pekelaan sipil dapat dilakukan upaya pemakaian sistim konstruksi yang
sesuai dengan kondisi setempat.
c. Untuk pengadaan dan pemasangan bangunan pelengkap lain dapat dilakukan
f upaya pengaturan pelaksanaan sebaik mungkin.
.F Konstruksi Pipa Transmisi dan Distribusi:
a. Untuk kegiatan penggalian tanah, pemasangan pipa, pengetesan pipa, dan
pengurukan kembali dapat dilakukan upaya pengaturan pelaksanaan
pekerjaan secara bertahap, bagian per bagian, pengaturan kelancaran lalu
lintas, pekerjaan dilakukan tidak pada jam-jam sibuk, koordinasi dengan
instansi terkait, memindahkan utilitas yang terkena sebelum kegiatan dimulai
dan segera memperbaiki kerusakan yang terjadi.
a -S. Bali Urban Infrastructure Program Hat Xil - 12
J Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
b. Untuk kegiatan pemasangan sambungan dapat dilakukan upaya pengaturan
pekerjaan, dan memindahkan utilitas yang terkena sebelum kegiatan dimulai dan
segera memperbaiki kerusakan yang terjadi.
* 111. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
| A.a. Untuk kegiatan penyadapan air permukaan dapat dilakukan upaya
pemompaan dengan mengikuti petunjuk tata cara pelaksanaan yang ada,
menggunakan peredam suara pada rumah pompa, melaksanakanlah water
management DAS yang baik, dan memberikan prioritas pemakaian air tersebut
sesuai peraturan yang ada.
b. Untuk kegiatan pengambilan air tanah (pemompaan) dapat dilakukan upaya
membangun rumah pompa yang kedap suara dan mengatur operasi pompa,
mengatur debit pemompaan sesuai dengan debit aman air tanah (safe yield),
membatasi penggunaan dan mengelola daerah resapan dengan baik.
c. Untuk kegiatan penangkapan mata air dapat dilakukan upaya mengelola
daerah resapan dengan baik dan mengoptimasikan penggunaan air.I d. Untuk kegiatan pengolahan air dapat dilakukan upaya pengolahan lumpur
sebelum dibuang ketempat terbuka.
e. Untuk kegiatan distribusi air bersih dapat dilakukan upaya penyuluhan,mendistribusikan air secara merata dan memadukan kegiatan dengan instansi
lain.
f. Untuk kegiatan survey kebocoran dan perbaikannya dapat dilakukan upaya
pengaturan pelaksanaan, koordinasi dengan instansi terkait dan perbaikan
segera kerusakan utilitas yang terjadi.
I _ __
-t
Bali Urban Infrastructure Program H1aIXllI- 13
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
12.3. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Rencana Pemantauan Lingkungan proyek Air Bersih P3KT BUIP secara umum dapat
dilakukan sebagai berikut:
I. Tahap Pra Konstruksi:
A.
a. Pemantauan dampak negatif kegiatan survey dapat dilakukan dengan melihat
masalah yang menonjol, persepsi masyarakat dan instansi lain, dan status
tanah.b. Pemantauan dampak negatif kegiatan investigasi dapat dilakukan dengan
melihat persepsi masyarakat dan instansi lain, serta status tanah.
c. Pemantauan dampak negatif dan kegiatan pembebasan tanah dapat dilakukan
dengan melihat sikap persepsi masyarakat dan status tanah.
d. Pemantauan dampak negatif kegiatan pemindahan penduduk dapatdialkukan dengan melihat sikap dan persepsi masyarakat.
IH. Tahap Konstruksi:
A. Persiapan petaksanaan:
a. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan mobilisasi alat, material dan tenaga
kerja dapat dilakukan dengan melihat persepsi masyarakat, kondisi prasarana-
umum dan kelancaran lalu lintas.
b. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan pembukaan & pembersihan dan
pembuatan jalan masuk dapat dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat
dan keseimbangan biologis.
c. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan pembuatan / pengoperasian base
camp gudang dsb dapat dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat, kualitas
j air, dan kebersihan lokasi.
B. Konstruksi Bangunan Pengambil Air Baku di Lokasi Bangunan Sadap (Air
Permukaan):
13ali Urban Infrastructure Program Hat Xrr - 14
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
a. Pemantauan dampak negatif dari pengeringan lokasi kegiatan dan pengalihan
aliran dapat ditakukan dengan melihat stabilitas tanah, kadar kekeruhan air
sungai, stabilitas dan kuantitas aliran.
b. Pemantauan dampak negatif pekerjaan tanah di badan sungai dapat dilakukan
dengan melihat kualitas air, keresahan pemakai air di hilir, dan stabilitas
lereng.
c. Pemantauan dampak negatif pembuatan bangunan sadap dan bangunan
pelengkap lainnya dapat dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat.
C. Konstruksi Bangunan Pengambil Air Baku di Lokasi Pemboran Sumur (Air Tanah)
j a. Pemantauan dampak negatif pelaksanaan pengeboran / drilling dapat
dilakukan dengan melihat adanya keluhan masyarakat dan kualitas air.
b. Pemantauan dampak negatif dari pengadaan konstruksi sumur bor dapat
dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat.
D. Konstruksi Bangunan Pengambil Air Baku di Lokasi Bangunan Penangkap Mata
j Air:
a. Pemantauan dampak negatif dar pekerjaan konstruksi dapat dilakukan dengan
melihat keluhan masyarakat dan keseimbangan biologis.
E. Konstruksi Bangunan Pelengkap & Bangunan Pengolahan Air:
a. Pemantauan dampak negatif dari pekerjaan tanah dapat dilakukan dengan
I melihat keluhan masyarakat.
b. Pemantauan dampak negatif dari pekeraan sipil dapat dilakukan dengan melihat
adanya keluhan masyarakat.
c. Pemantauan dampak negatif dari pengadaan dan pemasangan bangunan
pelengkap lain dapat dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat
disekitarnya.
F. Konstruksi Pipa Transmisi dan Distribusi:
a. Pemantauan dampak negatif dari penggalian tanah. pemasangan pipa,
pengetesan pipa, dan pengurukan kembali dapat dilakukan dengan melihat
keluhan masyarakat terhadap pencemaran (debu), kelancaran-alu lintas di lokasi
pekerjaan, tingkatr kerusakan dan hasil perbaikan utilitas kota.
Bali Urban Infrastructure Program Hal Xil - 15
Laporan Umum RKL dan RPL Environmental Sector
b. Pemantauan dampak negatif dari pemasangan sambungan pelayanan dapat
dilakukan dengan melihat tingkat kerusakan dan hasil perbaikan utilitas kota.
ill. Tahap Operasi dan Pemeliharaan:
A.
a. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan penyadapan air permukaan dapat
dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat, konflik pemakai air dan
menurunnya debit sungai.
b. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan pengambilan air tanah (pemompaan)
dapat dilakukan dengan melihat intensitas kebisingan, keluhan masyarakat
karena menurunnya permukaan air sumur, atau karena teradi penyusupan oleh
air laut.
c. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan penangkapan mata air dapat
$ dilakukan dengan melihat adanya keluhan masyarakat.
t d. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan pengolahan air dapat dilakukan
dengan melihat kondisi lingkungan tempat pembuangan lumpur dan adanya
keluhan masyarakat.
e. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan distribusi air bersih dapat dilakukan
dengan melihat adanya keluhan masyarakat dan kepadatan penduduk.
f. Pemantauan dampak negatif dari kegiatan survey kebocoran dan
perbaikannya dapat dilakukan dengan melihat keluhan masyarakat.
Bali Urban Infrastructure Program Hat Xil - 16
, \~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
MATRIKS PETUNJUK TEKNIS RKL & RPLKEGIATAN PROYEK TERMINAL P3KT- BUIP
. . C0AT4tFO~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~JOSAtfthtt-:~~~~~~~~~~~~~~ hT1~¶Otfltt¶t*fitf
No. TAHAP KEGIATAN YANG 8ERPOTENSI KOMPONEN LINGKUNGAN PERKIRAAN DAMPAK RENCANAKEGIATAN PROYEK MENIMBULKAN DAMPAK YANG TERKENA DAMPAK NEGATIF PENOELOLAAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
1- M2) (3) _(4) (5) (6) (7)
A. a Penentuan Lokasi proyek - Sosial-Ekonomi masyarakal Timbul keresahan Soslal - Menyampalkan Informasl rencana Keresahan sosial masyarakatproyek pada masyarakat & Reaksi dart Instansi fainInstansi lerkalt
D. Pembebasan Tanah Pemilikan tanah, tanaman Tidak puas untuk besamya - Penyuluhan dan pendekatan * Lancarnya pelaksanaan gantidan bangunan ganl rugi tertiadap masyarakat rugi
Kekecewean terhadap proyek Memberikan ganti rugi yang* Hambatan terhadap proyek memadal
* Mata pencartan penduduk Berubahlhilangnya mats Mengupayakan alih protest * Sikap dan persepsi masyarakatpencarlan sebaglan penduduk * Prtotitas keria untuk tenaga
setempat
c. Pemindahan pedagang pasar - Pedageng yang dipindehkan * Kecemasan terhadsp kondisl * Panyutuhsn don pendeketmn pada Slkap dan persepsi pedaganglokasilpenempatan sementara pedagang pasar pasar
* Penduduk dilokasi penempatan - Kecemburuan sosial dan - Mencarikan lokasi sementara Sikap dan persepsi masyarakattimbul friksl yang sesual
A. PERSIAPAN a, Mobilisasi material dan alat-alat lingkungan pemukimanl * Mentngkatnya pencemaran - Pengaturan kecepatan Keluhan masyarakatbesar perumahanibangunan umum udara (debu) dan kendarsan
Kebisingan - Penytraman secara berkata
- Prasaranatjatan umum * Kerusakan padda prasaranat * Perbalkentpeningkatan Kondisi Prasarana)alan umum prasarana yang ditalul
Pemakalan alat transportastyang sesual
b. Mobilisasi tenaga kerja Kehidupan sosial ekonomi * Keresahan dan kecemburuan Penyuluhan kepada tenaga . Keresahan masyarakatmasyarakat soslal kerJa darl tuar
Konntik dengan adal- - Prloritas untuk tenaga kerjaistiadat keblasaan setempat setempat
* Menghormatl keblasaantadatj __________________________________ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ istladat setem pal
MATRIKS PETUNJUK TEKNIS RKL & RPLKEGIATAN PROYEK TERMINAL P3KT- BUIP
No. TAHAP KEGIATAN YANG BERPOTENSI KOMPONEN LINGKUNGAN PERKIRAAN DAMPAK RENCANAKEGIATAN PROYEK MENIMBULKAN DAMPAK YANG TERKENA DAMPAK NEGATIF PENGELOLAAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
(2) - (3) (4) (5) ()(7)
c. Pembua(an/pengoperasian base Lingkungan pemukimant Meningkatnya pencemaran - Pengaturan pelaksanaan Keluhan masyarakatcamp, bengkel, gudang, dsb. perumahan/bangunan umum udara (debu) dan - Pemakalan slat peredam bising &
Kebislngan penyaringan debu
* Sumber daya air Tlmbulnya genangan alr Pemakalan slstem dralnase Kualitas sumber daya air* Pencemaran pada badan air yang balk
dan sumber air Pembuatan kolam penampung.lmbah
* Sumber daya biologi Gangguan terhadap flora - Penanaman pohon pada tempat * Kondisi flora (penghijauan)(penghiJauan) kosong atau penggantli disekitar proyek
S. PELAKSANAAN a. Pekerjaan jalan setapak, jalan * Llngkungan pemukiman* Menlngkatnya pencemaran * Pengaturen pelaksanaan - Keluhan masyarakatlingkungan, jalan masuk dan parkir perumahan dan bangunan udara (debu) dan kebltingan Penylraman secara berkala
* Sumber daya blologi - Hllangnya vegetasl penutup - Penanaman pohon pada lokasl * Keselmbangan sumber dayadan fungsl lahan semula penggantlftanah kosong biologi
dl sekltar prayek- Berpindahnya habitat fauna Pangaturan Palaksanaan
. Utllltas Umum (jaringan telpon, * Gangguan pada utliltas umum * Pemindahan dan perbalkan - Kelancaran fungsl utilltas umumPLN, Gas, dsb) kerusakan yang teriadl
b. Pekerjaan hidran umum & MCK * Lingkungan pemuklman/ - Meningkatnya pencemaran * Penylraman secara berkala Ketuhan pendudukperumahan/bangunan umum udara (debu) dan keblslngan * Pengaturan kecepatan kendaraan
- Pemakal jalan * Kemacelan lalu-lintas * Pengaturan latu-llntas - Kelancaran lalu-lintasPemasangan rambu-rambulalu-llntas
* Sumber daya air (permukaan) Terganggunya allran air - Pangaturan pelaksanaan - Genangan-genangan airpermukaan
- Pencemaran kuailtas air - Pembuatan sistem dralnase dan Kualitas airgorong-gorong yang tepat dansesual
* Utilitas umum (pada kedalaman * Gangguan pada utilltas umum * Pengamanan utilitas * Kelancaran fungsi utililastertentu)
c. Penyiapan sarana pengumpulan * Lingkungan pasar - Menurunnya estetika - Penempatan sarana sampah yang - Estetika setempatsampah tepat
MATRIKS PETUNJUK TEKNIS RKL & RPLKEGIATAN PROYEK AREAL PARKIR P3KT - BUIP
No. TAHAP KEGIATAN YANG BERPOTENSI KOMPONEN LINGKUNGAN PERKIRAAN DAMPAK RENCANAKEGIATAN PROYEK| MENIMBULKAN DAMPAK YANG TERKENA DAMPAK NEGATIF PENGELOLAAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
. ~ ' (1)-- (2)_____- . (3) (4) (5) (6) (7)
b. Peker)aan Mikro Drainase(saluran. gorong-gorong) Lalu-lintas Gangguan lalu-iintas _ <ftlosi dengan petugas Kemacetan dan kecelakaan
. Udara Kebisingan dan debu Pengaturan dan pengamanan Keluhan masyarakat
Saturan air Terhambatnya aliran dl Suat saluran sementara - Genangan airsaluran alr
c, Pekerjaan struktur *Ungkungan areal parkir - Meningkatnya kemacetan Pengaturan pelaksanaan Keluhan masyarakatlalu-lintas Koordinasi dengan petugas
lalu-llntas
* Sumber daya biologi - Hilangnya vegetasi penutup Penanaman pohon pada lokasi - Keseimbangan sumber dayadan fungsi lahan semula pengganti/tanah kosong biologi
dl sekitar proyekBerpindahnya habitat fauna Pengaturan Pelaksanaan
* Utilitas Umum aaringan teipon. Gangguan pada utlilias umum Pemindahan dan perbalkan Kelancaran fungsi utliltas umumPLN, Gas. dsb) kerusakan yang teriadi
iII OPERASI DANPEMELIHARAAN
A. a. Jalan lingkungan dan jalan setapak Lingkungan areal parkir - Kotomya jalan lingkungan * Pengaturan pembersihan Keluhan masyarakatdanJalan setapok
b. fengumpulan sampah * TPS Menurunnya estetika Penempatan TPS yang tepat * Keluhan masyarakat
* Volume sampah * Meningkatnya volume sampah - Pengangkutan secepat mungkin * Timbunan sampah
* Transportasi sampah Tidak lancar transportasi * Pengaturan peiaksanaan Frekwensi pengangkutan ke TPAsampah ke TPA
c. Saluran Mikro Drainase * Saluran drainase Sedimentasi dl saluran dan Pengaturan pembersihan saluran Genangan air dan keberssihanpenyumbatan oleh sampah secara periodik saluran
d. Jalan masuk dan parkir Lingkungan pasar * Meningkatnya kemr cetan Pengaturan pelaksanaan * Keluhan masyarakat danlalu-Hntas * koordinasi dengan petugas kemacetan lalu-itntas
lalu-llntas
| M~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~AAtRIKS PETUNJUK" TEKN:SS RKL & RPLKEGIATAN PROYEK PEMBANGUNAN PASAR P3KT- BUIP
c c .-A S"(It ptUtst .
No. TAHAP KEGIATAN YANG BERPOTENSI KOMPONEN LINGKUNGAN PERKIRAAN DAMPAK RENCANAKEGIATAN PROYEKj MENIMBULKAN DAMPAK YANG TERKENA DAMPAK NaGATIF PENGELOLAAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
(2t (3) (4) (5) (6) _ ____
d. Pekerjaan Mikro Drainase(saluran, gorong-gorong) Lalu-linlas Gangguan lalu-lintas - Cg(dysi dengan petugas Kemacelan dan kecelakaan
* Udara e Kebisingan dan debu - Pengaturan dan pengamanan - Keluhan masyarakat
- Saluran air * Terhambatnya atiran di Bual saluran sementara Genangan airsaluran air
e. Pekerjaan struhtur (los. lantal. * Lingkungan pasar - Meningkalnya kemacetan Pengaturan pelaksanaan Keluhan masyarakatpagar dan lain-lain) lalu-lintas * Koordinasl dengan petugas
Islu-itntas
* Sumber daya biologi * Hitangnya vegetasi penutup * Penanaman pohon pada lokasi * Keseimbangan sumber dayadan fungsi tahan semula penggantUltanah kosong biologi
dl sekitar proyekBerpindahnya habitat fauna * Pengaturan Petaksanean
* Ulilitas Umum Uaringan telpon, Gangguan pada utilitas umum Pemindahan dan perbalkan Kelancaran fungsi utililas umumPLN, Gas, dsb) kerusakan yang terjadi
. OPERASI DANPEMELIHARAAN
A a Jaan ilingk ungatn dan jalan setapak * Lingkungan pasar Kotornya jalan llngkungan Pengaturan pembersihan Keluhan masyarakatdan jalan setapak
b. MCK dan hidran umum Sarana MCK dan hidran umum * Rusaknya sarana MCK dan - Melaporkan segera pada petugas Berfungsinya sarana MCK dani hidran umum yang bersangkutan hidran umum
- Sumber daya air (permukaan) - Pencemaran kualitas air * Pengaturan petaksanaan - Kualitas air permukaanoteh air bekas * Sistem penyaluran air bekas
yang tepat dan sesual
c Ponitimpiillal sampall TPS * Menirunnya estetika * Penempatan TPS yang tepat - Keluhan masyarakat
* Volume sampah * Mentngkatnya volume sampah * Pengangkutan secepat mungkin * Timbunan sampah
- Transportasi sampah * Tidak lancar transportasi Pengaturan pelaksanaan * Frekwensi pengangkutan ke TPAsampah ke TPA
d. Saluran Mikro Drainase * Saluran drainase * Sedimentasl dl saluran den * Pengaturan pembersihan saluran * Genangan air dan keberssihanpenyumbatan oleh sampah secara perlodik saluran
e. Jalan masuk dan parkir * Lingkungan pasar * Meningkatnya kemacetan - Pengaturan peiaksanaan - Keluhan masyarakat danlatu-iintas - koordinasl dengan petugas kemacetan iau-ilintas
latu-lintas
MATRIKS PETUNJUK TEKNIS RKL & RPLKEGIATAN PROYEK AIR BERSIH P3KT-BUIP
No. TAHAP KEGIATAN YANG BERPOTENSI LINGKUNGAN YANG PERKIRAAN DAMPAK RENCANAKEGIATAN PROYEK MENIMBULKAN DAMPAK TERKENA DAMPAK NEGATIF PENGELOLAAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
.... __i __ (4) (5 _ (6) (7)
A. a. Survey (mulai darn air baku s(d SOSoa budays masyarakat -Keresahan masyarakat Mengtkul aertakan m~asyarakat Masatah yang menonjoldistribusi) Sosia ekonomi Spekutlasi tanah dard awal Persepsi dart instansi lain &
* Informnasi rencane proyek pada masyarakatmasyarakat dan Instansi terkalt -Status tanah
*Membefi pen ertlan kepeda masy. -
pemilik ttg. nilai tanah
b. Investigasi Lingkungan - Merubah peruntukan lahan Penyutuhan - Persepsi dari Instansi lain &*Sosia budaya Keresahan masyarakat * Infornasl rencana proyek pads masyarakat
- Sosial ekonomi Spekulasi tanah masyarakat dan Instansi terkait Status anahd ebr pengertlan kpd. masy.
pemliltk & Pnghuni ttg. nilal tanah
c. Pembebasan Tanah Masarakat Tidak puss atas ganti rugi * Penyuluhan & pendekatan aktif Sikap persepsi masyarakatL* Ungkungan fisik - Kekecewsaan terhadap proyek Ihd. masy. pemhflk & penghunt
*Spekulasi tanahi Pemb. ganti rugi yang memadal *Status tanah* Perubahan peruntukan lahan - Memberi pengertran kpd. masy.
pemlhlk & Penghun l 1g. nltal tanah
d. Pemnindahail Penduduk Penduduk yang pindah - Perubahan pola hidup- Kecemasan terhadap, kondisl - Penyuluhan kepada masyarakat Sikap dan persepsl masyarakat
lokasi/pemuklman baru yang pindah dan pendekatan* Memudamya kerukunan terhadap masyarakat penerima
masyarakat* Perubahan kebudaysan
A. PERSIAPAN a. Mobilisasi afat, material, tenaga - Sosial budaya masyarakat * Kecemburuan soslat - Prloritlas tenaga kerja lokal * Sikap dan persepsi masyarakatPELAi%SANAAN keria material tokat dan alat lokal
* Prasarana umum Kerusakan prasarana utnum Pengaturan peningkatan prasarana Kondisi prasarana umum*Perbalkan prasarana umum
* Lalu-tintas Kemacetan Pengaturan pelaksanaan * Kelancaran lalu-lintas
b. Pembukaan & pembersihan lahan - Llngkungan pemukiman / * Meningkatnys pencemaran Pengaturan pelaks. pekerjaan - Ketuhan masyarakatdan pembuatan jalan masuk penduduk udara (debu), air dan Penytraman secara berkata
kebisingan Mengatur pemotongan pohon(yan berfungsl sebagal peredamsuara dan de!bu) sesual kebutuhan
* Lingkungan fisik Perubahan peruntukan Iahan Penanaman pohon kemball pada Keseimbangan biotogi* Hilangnya flora dilokasi proye tempat yang towong
., , .,, .Li.i1..... 1 _ in.hVA.f'. _:_.' _ .1. ............. au.ako :1 1 ..
MATRIKS PETUNJUK TEKNIS RKL & RPLKEGIATAN PROYEK AIR BERSIH P3KT-BUIP
No. L TAHAP KEGIATAN YANG BERPOTENSi LINGKUNGAN YANG PERKIRAAN DAMPAK RENCANAKEGIATAN PROYEK MENIMBULKAN DAMPAK TERKENA DAMPAK NEGATIF PENGELOLAAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
ui7 )_L..~ .. -~_______3(4) (6) (7)
I c. Pembuatan/pengoperasian base Lingkungan pemukiman Menlngkatnya kebisingan Pengaturan pelaksanaan Keluhan masyarakatcamp. gudang dsb. penduduk/bangunan umum pekerisan
I ; . * Sumber daya air Timbuinya genangan- - Pembuatan sistem drainase Kualitas air' .. .genangan alr sementara yang balk
- Pencemaran pads badan air/ Pengelolaan limbah pekerla Kebersihan lokasisumber air
B. KONSTRUKSIBANGUNANPENGAMBIL AIRBAKU Dl LOKASIBANGUNANSADAP (AIR PER.MUKAAN ) a. Pengeringan lokasi kegiatan dan - Badan sungai dan pengguna air Penggerusan pada sisi lain - Pemasangan turap sementara - Stabilitas tanah
pengalihan aliran dard badan sungal akibat Pengaturan pengalihan air Kadar kekeruhan dalam airpenambahan kecepatan allran - Penyuiuhan terhadap masyarakat sungal
* Terganggunya pemakal air Stabilitas & kuantitas alirandi hilir
b. Pekerjaan ianah di badan sungai * Air sungai / badan sungai * Meningkatnya pencemaran Penyuluhan kepada pemakal air Kuaiitas airsungal (sementara) dihilir - Keresahaan pemakal airPenurunan stabilitas badan - Pemasangan turap sementara * Stabilitas lerengsungai (pe_ongsoran)
c. Pembuatan bangunan sadap dan - Lingkungan / bangunan umum Timbulnya kebisingan dan - Pemakalan sistem konstruksi yang * Keluhan masyarakatbangunan pelengkap lainnya getaran dan getaran karena sesual
pemancangan hlang pancang
C. KONStRUKSIBANGUNANPENGAMBIL AIRBAKU Dl LOKASIPEMBORANSUMUR (AIRTANAH) a. Pelaksanaan pengeboran / driling - Llngkungan pemukiman Meningkatnya kebisingan Pengaturan waktu pengeboran - Ketuhan masyarakat
perumahan dan bangunan umum operasi driling rig
. - Sumber daya air * Timbulnya output hasil Sistem drainase dan kolom * Kualitas airpemboran penampung lumpur
b. Konstruksi sumur bor - Pemukiman / perumahan Pengurangan kuantitas sumur Penyuluhan masyarakat sekitar - Keluhan masyarakatpenduduk disekltamya
MATRIKS PETUNJUK TEKNIS RKI & RPLKEGIATAN PROYEK AIR BERSIH P3KT-BUIP
No. TAHAP KEGIATAN YANG BERPOTENSI LINGKUNGAN YANG PERKIRAAN DAMPAK RENCANAKEGIATAN PROYEK MENIMBULKAN DAMPAK TERKENA DAMPAK NEGATIF PENGELOLAAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
1) (2) .= ,(3) -(4)-. (S(6 (7j
D. KONSTRUKSIBANSUNANPENGAMBIL AIRBAKU DI LOKASIBANOUNANPENANGKAPMATA AIR a. Pekerjaan konsiruksi Lingkungan pemukimanI Merubah keba saon Pengaturan * Keluhan masyarakat
perumahan masyaraket pemakalKonfik pemakal alr
Lingkungan fisik Hilangnya flora - Penghijauan disekitarnya Keseimbangan biologis
E. KONSTRUKSIBANGUNANPELENGKAPDAN BANGUNANPENGOLAHAN AIR a. Pekerjaan tanah Lingkungan risik Terganggunya late air - Pengaluran pekerjaan * Keluhan masyarakat
. Pencemaran udara dan debu - Penylraman secara berkala
b. Pekerjaan sipil (pembualan reservoir Lingkungan pemukiman/ Timbulnya kebislngan dan - Pemakalan sistem konstruksl yang Keluhan masyarakatrumah pompa, bak pelepas lekan, perumahan dan bangunan umum gelaran karena pemencongan sesualbangunan pengolah, bengkel, tiang pondaslkantor, labolatorium)
c. Pengadaan dan pemasangan Lingkungan disekilarnya Timbulnya kebisingan Pengituran pelaksanaan sebalk Keluhan masyarakalbangunan pelengkap lain (pompa, mungkinunit khlorinalor, gensel dsb).
F. KONSTRUKSIPIPA TRANSMISIDAN DISTRIBUSI a. Penggaiian tanah. pemasangan Lingkungan perumahan / Meningkalnya pencemaran Pengaturan pelaksanaan - Keluhan masyarakal
plpa. pengelesan pipa, don pemukiman/perkanloran dan (debu) dan kebisngan pekesaen dilakukan secarapengurukan kembali pasar perdagangan Gogun(raa eltn berlahap, bagian per bagian
. ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~* Gangguan terhadap keglalanekonomi laln
. Estelika kurang balk
* Kondisi lalan dan Ialu-Iintas Gangguan pada pemakalalr * Pengaluran lalu-lIntas * Kelancaran lalu-IintasPekerjasn lidak pada jam-lam sibuk
* Ufilias kola (alpn, troloar, - Timbulnya kerusakan- * Koordinasi dengan instansi terkall & * Tingkal kerusakan dan hasilsaluran drainase, jaringan kerusakan pada utilitas kota perbalkan kerusakan yang teriadi perbalkan ulililas kolalistrik, telepon dsb)
MATRIKS PETUNJUK TEKNIS RKL & RPLKEGIATAN PROYEK AIR BERSIH P3KT.BUIP
No. TAHAP KEGIATAN YANG BERPOTENSI LINGKUNGAN YANG PERKIRAAN DAMPAK RENCANAKt3GIATAN PROYEK' MENIMBULKAN DAMPAK TERKENA DAMPAK NEGATIF PENGELOLAAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
(1) 1_ .............. _ ___ (3)_ ........ _ (4j (5) .(7) . 7
b. Pemasangan sambungan Utilitas kota Timbul kerusakan pada Pengsturan pekedaan Tingkat kerusakan utilitas danpelayanan (sambungan rumah . utilitas kola Memindahkan utilitas dan hasil perbalkannyakran umum. sambungan non- memperbalkinyadomestik
Ill, OPERASI DANPEMELIHARAAN
A. a. Penyadapan air permukean Lingkungan pemukiman Meningkalnya getaran karena Pemompean mengikuti tata cara Ketuhan masyarakatperumahan dan bangunan beroperasinya pompa peiaksanasn yang adaumum Menggunakan peredam suara
* Pengguna air * Tlmbulnya konflik dengan Metaksanakan management DAS Konfik pemakal airpemakal air lainnys yang balk - Debit sungaiGangguan pada flora danfauna alr dibagian hiiir
b, Pengambilan air tanah - Lingkungan pemukiman I Bising dad pomps - Membangun rumah pompa kedap - Kebisingan(pemompaan) perumahan dan bangunan umum Pengaruh pada sumur suara & mengatur operasi pompa
penduduk
- Sumber daya alr tanah - Terganggunya keseimbangan - Mengatur debit pemompaan sesual - Keluhan masyarakatalr tanah debit aman, membatasi penggunaan.
* Penyusupan air laut mengeiola daerah resapan* Menurunnya muke air tanah
c. Penangkapan mata air Pemakat air dan tata air * Kontlk pemakaian air don Mengelol daerah resapan dengan - Keluhan masyarakatterganggunya tata air balk
- Mengoptimast penggunaan air
d. Pengolahan air - Pemakaf air (konsumen) Air berasa, berbau dah Pengaturan pelaksanaan Keluhan masyarakatberwarna pengoiahan sebaik mungkin
Lingkungan tanah dan Pencemaran oteh buangan Pengoiahan lumpur sebelum * Keluhan masyarakatlingkungan air lumpur dart pengolahan air dibuang
e. Distribusi air bersih Lingkungan pemukiman/ Tidak meratanya distribusi air - Penyuiuhan Keluhan mnasyarakatperumahan Meningkatnya pertambahan * Dlstribusl secare merata Kepadatan penduduk
penduduk & alr limbah Memadukan kegiatan denganinstansi lain
f. Survey kebocoran dan perbaikannya - Lingkungan pemukiman Meningkatnya pencemaran - Pengaturan petaksanaan * Ketuhan masyarakatperumahan I perkantoran dan (debu) dan kebisinganpusat perdagangan
- Utilitas kota aatan, trotoar, Timbulnya kerusakan pada Koordinasl dengan Instansi terkalt - Ketuhan masyarakatsaluran drainase, jaringan istrik, utilltas kota * Perbatkan kerusakantelepon dsb) *_____._____
MATRIKS PETUNJUK TEKNIS RKL & RPLKEGIATAN PROYEK AREAL PARKIR P3KT * BUIP
No., TAHAP KEGIATAN YANG BERPOTENSI KOMPONEN LINGKUNGAN PERKIRAAN DAMPAK RENCANAKEGIATAN PROYEK MENIMBULKAN DAMPAK YANG TERKENA DAMPAK NEGATIF PENGELOLAAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
(1), (2) _ W (3) (4) _(6) (6) (7)
.PRA KONSTPUKSA.i a. Penentuan Lokasi proyek Sosiat-Ekonomi masyarakat Timbul keresahan Soslal Menyampalkan Informasi rencana * Keresahan soslal masyarakat
proyek pads masyarakat & * Reaksl darl Instansi lainInstanat terkalt
b. Pembebasan Tanah Pemilikan tenah, tanaman Tidak puas untuk besamys Penyuluhan dan pendekatan - Lancarnya pelaksanaan gantidan bangunan ganti rugl terhadap masyarakat rugi
Kekecewaan terhadap proyak Memberikan ganti rugi yangHambatan terhadap proyek memadal
Mata pencarlan penduduk *erubahthlangnye mata Mengupsyakan alih profesi Sikap dan persepsi masyarakatpencarlan sebagian penduduk Psoritat keri untuk tega
setempat
c. Pemindahan pedagang pasar Pemilik kendaraan Kecemasan terhadap kondisi Penyuluhan dan pendekatan pada * Sikap dan persepsi pelangganlokasi/parklr semerntara pelanggan parkir parkir
- Penduduk dilokasi penempatan Kecemburuan sosial dan * Mencarikan lokasi sementara Slkap dan persepsl masyarakattimbut friksl yang sesual
fl. KQSTUSA. PERSIAPAN a. Mobilisasi material dan alat-alat lingkungan pemukiman/ - Meningkatnya pencemaran Pengaturan kecepatan - Keluhan masyarakat
besar perumahan/bangunan umum udara (debu) dan kondaraanKebisingan * Penytraman secara berkala
* Prasarana/Iatan umum * Kerusakan padda prasarana/ - Perbalkan/penlngkatan Kondisi Prasaranajatan umum praSarana yang dilalul
- Pemakalan slat transportasiyang sesual
b. Mobilisasi tenaga kerja - Kehidupan tosial ekonomi Keresahan dan kecemburuan Penyuluhan kepada tenaga - Keresahan masyarakatmasyarakat sosial keria darl tuar
Konfik dengan adat- * Prloritas untuk tenaga keriaistiadat kebiasgan setempat setempat
* Menghormatl keblassan/adatistladat setempat
L.
MATRIKS PETUNJUK TEKNIS RKL & RPLisEGIATAN PROYEi PEMBANGUNAN PASAR P3KT BUiP
No. TAHAP KEGIATAN YANG BERPOTENSI KOMPONEN LINGKUNGAN PERKIRAAN DAMPAK RENCANAKEGIATAN PROYEK MENIMBULKAN DAMPAK YANG TERKENA DAMPAK NEGATIF PENGELOLAAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
(1) t _ _S) __ _ _ (3) (4) (5) (6) .___ _
c. Pembuatan/pengoperasian base - Lingkungan pemukiman/ * Meningkainya pencamaran Pengaturan peiaksanaan - Keluhan masyarakatcamp, bengkel. gudang, dsb. perumahantbangunan umum udara (debu) dan Pemakalan alat peredam bising &
Kebisingan penyaringan debu
- Sumber daya air * Timbuinya genangan air Pemakaian sistem drainase Kualitas sumber daya airPencemaran pada badan air yang balkdan sumber air Pembuatan kolam penampung
.__________________ . _ limbah
* Sumber daya biologl - Gangguan terhadap fora * Penanaman pohon pada tempat - Kondisi nora (penghijauan)(penghijauan) kosong atau pengganti disekitar proyek
S. PELAKSANAAN a. Pekerjaan jalan setapak. (alan - Lingkungan pemukiman/ * Meningkatnya pencemaran * Pengaturan pelaksanaan Keluhan masyarakatlingkungan, jalan masuk dan parkir perumahan dan bangunan udara (debu) dan kebisingan * Penyiraman secara berkala
- Sumber daya biologi Hilangnya vegetasi penutup * Penanaman pohon pada lokasl * Keseimbangan sumber dayadan fungsi lahan semula pengganthitanah kosong biologi
di sekitar proyekB *erpindahnya habitat fauna * Pengaturan Petaksanaan
* Utilitas Umum (jaringan telpon, * Gangguan pada utilitas umumn Pemindahan dan perbaikan Kelancaran fungsi utilitas umumPLN, Gas, dsb) kerusakan yang terjadi
b Pekerjaan hidran umum & MCK Lingkungan pemukiman/ Meningkatnya pencemaran Penyiraman secara berkala Keluhan pendudukperumahan/bangunan uloml udara (debu) dan kebisingan - Pengaturan kecepatan kendaraan
* Pemakai jalan * Kemacetan lalu-Iintas Pengaturan lalu-lintas * Kelancaran lalu-IintasPemasangan rambu-rambulalu-iintas
* Sumber daya nir (permkuwan) * Terganggunya aliran air Pengaturan pelaksanaan * Genangan-genangan airpermukaan
* Pencemaran kualitas alr * Pembuatan sistem drainase dan Kualitas airgorong-gorong yang tepat dansesuai
* Uilitas umum (pada kedalaman - Gangguan pada utliltas umum * Pengamanan utititas - Kelancaran fungsi utilitastertentu)
c. Penylapan sarana pengumpulan * Lingkungan pasar Menurunnya estetika * Penempatan sarana sampah yang Estelika setempatsampah tepat
A.MATRIKS PETUNJUK TEKNIS RKL & RPL
KEGIATAN PROYEK PEMBANGUNAN PASAR P3KT- atU1Pc__ __ C t^WvR t.W SU~ II S t
No. TAHAP KEGIATAN YANG BERPOTENSI KOMPONEN LINGKUNGAN PERKIR6.AN DAMPAK RENCANAKEGIATAN PROYEK MENIMBULKAN DAMPAK YANG TERKENA DAMPAK NEGATIF PENGELOLAAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
. (1) __ ~~~~(2) + _ ___3L_ (4) _ (5) (6) 17) 1. PRAKQNgMR.,$JA. a. Penentuan Lokasi proyek* Sosial-Ekonoml masyarakat Timbul keresahan Sosial Menyampalkan Informasl rencana Keresahan sosial masyarakat
proyek pada m-syarakat & Reaksi dari Instansi lainInstansi terkal.
b. Pembebasan Tanah Pemilikan tanah, tanaman Tidak puas untuk besarnya Penyuluhan dan pendekatan - Lancarnya petaksanaan gantidan bangunan ganti rugi terhadap masyarakat rugi
* Kekecewasn terhadap proyek Memberikan ganti rug( yangH-Hambatan terhadap proyek memadal
Mala pencarian penduduk - Berubah/hl1angnya mata s Mengupayakan alih profesl Sikap dan persepsi masyarakatpencarian sebaglan penduduk - Prioritas kera untok tenaga
setempat
c. Pemindahan pedagang pasar Pedagang yang dipindahkan Kecemasan terhadap kondisl - Penyuluhan dan pendekatan pada - Sikap dan persepsi pedaganglokasitpenempatan sementara pedagang pasar pasar
* Penduduk ditokasl penempatan * Kecemburuan soslal dan Mencarikan tokasl sementara Sikap dan persepsi masyarakattinmbut friksl yang sesual
11. KONTRtKSA. PERSIAPAN a. Mobilisasi material dan alat-alat * tlngkungan pemukiman/ Meningkatnya pencemaran - Pengaturan kecepalan - Keluhan masyarakat
besar perumahan/bangunan umum udara (debu) dan kendaraanKebisingan Penylraman secara berkala
I Prasaranaljalan umum * Kerusakan padda prasaranat Perbalkan/peningkatan Kondisi Prasaranalalan umum prasarana yang dilatul
- Pemakalan afat transportasiyang sesual
b. Mobilisasi tenaga kerja * Kehidupan sosial ekononi * Keresahan dan kecemburuan - Penyuluhan kepada tenaga - Keresahan masyarakatmasyarakat sosiat kerja darl luar
* Konnlik dengan adat- * Prioritas untuk tenaga kerJaistiadat kebiasaan setempat setempat
* Menghormati kebiasaantadatistladat setempat
MATRIKS PETUNJUK TEKNIS RKL & RPI.KEGIATAN PROYEK TERMINAL P3KT- BUIP a
No. TAHAP KEGIATAN YANG BERPOTENSI KOMPONEN LINGKUNGAN PERKIRAAN DAMPAK RENCANAKEGIATAN PROYEK MEN[MBULKAN DAMPAK YANG TERKENA DAMPAK NEGATIF PENGELOLAAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
(1) -(2 (3) (4) (5) (6) (7)
d. Pekerjaan Mikro Drainase(saluran, gorong-gorong) * Lalu-lintas * Gangguan lalu-iintas Wo¶9pAsl dengan petugas - Kemacetan dan kecelakaan
* Udara * Kebisingan dan debu Pengaturan dan pengamanan * Keluhan masyarakat
- Saluran air * Terhambatnys allran dl * Buat salurmn sementara - Genangan airsaturan air
e. Pekerjaan struktur (los, lantai, Lingkungan pasar Meningkatnya kemacetan Pengaturan pelaksanaan * Ketuhan masyarakatpagar dan lain-lain) lalu-Iintas Koordinasi dengan petugas
ltlu-Ilntas
Sumber daya biologi Hllangnya vegetasi penutup Penanaman pohon pada lokasi - Keseimbangan sumber dayadan fungsi lahan semula penggantlitanah kosong biologi
di sekitar proyek- Berplndahnya habitat fauna Pengaturan Pelaksanaan
- Utilitas Umum Uaringan telpon, Gangguan pada utililas umum Pemindahan dan perbaikan - Kelancaran fungst utilitas umumPLN, Gas, dsb) kerusakan yang teriadi
III OPERASI DANPEMELIHARAAN
A, a. Jalan lingkungan dan jalan selapak Lingkungan pasar * Kolornya lalan lingkungan Pengaturan pembersihan Keluhnn niasymrakaldan Jalan setapak
b. MCK dan hidran umum - Sarana MCK dan hidran umumn Rusaknya sarana MCK dan Meltporkan segera pada petugas - flerfungsinya sarana MCK danhidran umum yang bersangkutan hidran umi,m
* Sumber daya air (permukaan) * Pencemaran kualilas air * Pengaturan pelaksanaan Kualitas air permukaanoleh air bekas * Slstem penyaluran air bekas
yang tepat dan sesual
c. Pengumpulan sampah TPS Menurunnya estatika * Penempatan TPS yang tepat Keluhan masyarakat
* Volume sampah - Menlngkatinya volume sampah * Pengangkutan secepat mungkin Timbunan sampah
* Transporlasi sampah Tidak lancer transportasl * Pengaturan pelaksanaan Frekwensi pengangkutan ke TPAsampah ke TPA
d. Saluran Mikro Drainase - Saluran drainase Sedimentasl di saluran dan Pengaturan pembersihan saluran Genangan air dan keberssihanpenyumbatan oleh sampah secara perlodik saluran
e. Jalan masuk dan parkir - Lingkungan pasar - Meningkatnya kemacetan Pengaturan peiaksanaan - Keluhan masyarakat danlalu-lintas * koordinasI dengan petugas kemacetan ialu-Iintas
ialu-tintas