5.2. rencana pengelolaan lingkungan hidup (rkl) …
TRANSCRIPT
RKL-RPL
V - 3
5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL)
5.2.1. TAHAP PRA KONSTRUKSI
NO
Dampak
Lingkungan
yang
dikelola
Sumber
Dampak
Indikator
Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
1 Persepsi dan
Sikap
Masyarakat
Pembebasan
Lahan dan
pemanfaatan
penggunaan
Lahan
bersama
▪ Proporsi penduduk
yang memiliki
persepsi positif
cenderung
meningkat dalam
kegiatan
pembebasan lahan
PT. Kutai Energi
▪ Tidak terjadi konflik
antar anggota
masyarakat
▪ Tidak terjadi konflik
antara anggota
masyarakat dengan
PT. Kutai Energi.
▪ Pemilik lahan,
bangunan dan
tanam tumbuh yang
terkena
pembebasan lahan
merasa puas
terhadap proses
pembebasan lahan
1. Melaksanakan tahapan kegiatan pembebasan lahan meliputi
sosialisasi rencana pembebasan lahan, inventarisasi lahan
dan tanam tumbuh, perhitungan harga lahan dan tanam
tumbuh, memberikan pengumuman kepada masyarakat,
negosiasi dengan pemilik lahan dan pembayaran.
2. Kegiatan pembebasan lahan akan dilakukan musyawarah
dan melibatkan pemilik lahan, Tokoh Masyarakat, Ketua RT,
Pemerintah Desa Batuah, Desa Tani Harapan, Kel. Jawa dan
Kelurahan Teluk Dalam dan Muspika Loa Janan, Sanga
Sanga dan Muara Jawa, serta Dinas Pertanahan dan
Penataan Ruang Kab. Kukar.
3. Memberikan kompensasi atas lahan, bangunan dan
penggantian tanam tumbuh yang terkena pembebasan lahan
sesuai dengan kesepakatan dan selanjutnya diadakan
negoisasi.
4. Melakukan penyuluhan agar uang hasil dari pembebasan
lahan dapat digunakan untuk membeli lahan baru dan atau
untuk usaha produktif.
5. Melakukan koordinasi dan membuat PPLB terkait dengan
rencana kegiatan tambang di Lokasi HGU PT Perkebunan
Kaltim Utama 1.
Desa Batuah,
Desa Tani
Harapan,
Kelurahan Jawa
dan Kelurahan
Teluk Dalam
Selama ada
kegiatan
Pembebasan
Lahan dan
pemanfaatan
penggunaan
Lahan bersama
berlangsung
Pelaksana :
PT. Kutai Energi
Instansi Pengawas :
▪ PT Perkebunan Kaltim Utama
1.
▪ Pemerintah Desa Batuah,
Desa Tani Harapan, Kel. Jawa
dan Kelurahan Teluk Dalam
▪ Pemerintah Muspika Loa
Janan, Sanga Sanga dan
Muara Jawa
▪ Dinas Pertanahan dan
Penataan Ruang Kab. Kukar
▪ Dinas Pertanian dan
Peternakan Kab. Kukar
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
Instansi Penerima Laporan :
▪ Pemerintah Desa Batuah,
Desa Tani Harapan, Kel. Jawa
dan Kelurahan Teluk Dalam
▪ Muspika Loa Janan, Sanga
Sanga dan Muara Jawa
▪ Dinas Pertanahan dan
Penataan Ruang Kab. Kukar
▪ Dinas Pertanian dan
Peternakan Kab. Kukar
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
RKL-RPL
V - 4
NO
Dampak
Lingkungan
yang
dikelola
Sumber
Dampak
Indikator
Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
2 Konflik
Sosial
Pembebasan
Lahan dan
pemanfaatan
penggunaan
Lahan
bersama
• Tidak terjadi
konflik sosial
(demo/unjuk
rasa) dalam
proses
pembebasan
lahan,
bangunan dan
tanam
tumbuh.
• Tidak dijumpai
indikasi
ketidakpuasan
dalam proses
pembebasan
lahan,
bangunan dan
tanam
tumbuh.
• Tidak
menggunakan
calo dan
unsur
premanisme
dalam proses
pembebasan
lahan,
bangunan dan
tanam
tumbuh.
1. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang akan terkena
pembebasan lahan.
2. Mengakui dan menghormati hak masyarakat setempat atas lahan,
bangunan dan tanam tumbuh.
3. Kegiatan pembebasan lahan akan dilakukan musyawarah dan
melibatkan pemilik lahan, Tokoh Masyarakat, Ketua RT, Pemerintah
Desa Batuah, Desa Tani Harapan, Kel. Jawa dan Kelurahan Teluk
Dalam dan Muspika Loa Janan, Sanga Sanga dan Muara Jawa, serta
Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang Kab. Kukar.
4. Melibatkan tim pembebasan lahan yang terdiri dari tim Kabupaten,
Kecamatan dan Desa. Membentuk Tim Kecamatan atau Tim Terpadu
dalam pembebasan lahan yang anggotanya terdiri dari pemilik lahan,
pemerintah dan PT Kutai Energi
5. Pemasangan patok tanda batas dan pemetaan batas-batas wilayah
yang jelas pada lokasi yang telah dibebaskan dengan melibatkan PT.
Kutai Energi, para pemilik lahan, Ketua RT, Pemerintah Desa Batuah,
Desa Tani Harapan, Kel. Jawa dan Kelurahan Teluk Dalam dan
Muspika Loa Janan, Sanga Sanga dan Muara Jawa serta
Dinas/Instansi terkait.
6. Memberikan uang ganti rugi atas lahan dan tanam tumbuh serta
bangunan dengan harga yang wajar dan sesuai dengan hasil
kesepakatan serta dilakukan secara transparan, tanpa perantara dan
tanpa tekanan/intimidasi.
7. Mengumumkan hasil inventarisasi lahan sekurang-kurangnya 1 (satu)
bulan sebelum transaksi jual beli/pembayaran.
8. Tidak menggunakan perantara/calo dan unsur premanisme dalam
proses pembebasan lahan, bangunan dan tanam tumbuh.
9. Melakukan koordinasi dan membuat PPLB terkait dengan rencana
kegiatan tambang di Lokasi HGU PT Perkebunan Kaltim Utama 1.
▪ Desa Batuah
▪ Desa Tani
Harapan
▪ Kelurahan
Jawa
▪ Kelurahan
Teluk Dalam
▪ kantor PT
Kutai Energi
Pada saat
proses
pembebasan
lahan,
pemukiman dan
ganti rugi tanam
tumbuh
Pelaksana :
PT Kutai Energi
Instansi Pengawas :
▪ PT Perkebunan Kaltim Utama
1
▪ Pemerintah Desa Batuah,
Desa Tani Harapan, Kel.
Jawa dan Kelurahan Teluk
Dalam
▪ Pemerintah Muspika Loa
Janan, Sanga Sanga dan
Muara Jawa
▪ Dinas Pertanahan dan
Penataan Ruang Kab. Kukar
▪ Dinas Pertanian dan
Peternakan Kab. Kukar
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
Instansi Penerima Laporan :
▪ Pemerintah Desa Batuah,
Desa Tani Harapan, Kel.
Jawa dan Kelurahan Teluk
Dalam
▪ Muspika Loa Janan, Sanga
Sanga dan Muara Jawa
▪ Dinas Pertanahan dan
Penataan Ruang Kab. Kukar
▪ Dinas Pertanian dan
Peternakan Kab. Kukar
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
RKL-RPL
V - 5
5.2.2. TAHAP OPERASI
NO
Dampak
Lingkung
an yang
dikelola
Sumber
Dampak
Indikator Keberhasilan
Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
1 Iklim Mikro a. Kegiatan
pembersiha
n lahan
tambang
b. Kegiatan
reklamasi
lahan
Perubahan suhu maksimum 1
⁰C.
Pembersihan Lahan Tambang
1. Melakukan pembersihan secara bertahap dan sesuai
dengan kebutuhan
2. Tidak melakukan pembersihan lahan dengan pola
pembakaran
Reklamasi Lahan
1. Segera melakukan reklamasi lahan dengan penanaman
Cover Crop.
2. Melakukan pemeliharaan dan penanaman jenis tanaman
yang bersifat pioneer, cepat tumbuh, seperti sengon,
gmelina, angsana, trembesi, karet, lamtoro, gamal,
johar, sungkai, jabon, kelapa sawit dan lain-lain dengan
jarak tanam 4 x 4 m (atau sesuai dengan jenis tanaman)
serta jenis buah-buahan lokal seperti elai, durian,
rambutan, nangka, cempedak dll minimal 50 tanaman
perhektar sebagai tanaman sisipan
▪ kegiatan
pembersihan
lahan
tambang
▪ Reklamasi
lahan
▪ Pada saat
pembersihan
lahan tambang
▪ Reklamasi lahan
Pelaksana :
PT. Kutai Energi
Instansi Pengawas :
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ Dinas Perkebunan Kab.
Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
Instansi Penerima Laporan :
▪ Dinas Perkebunan Kab.
Kukar
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
2 Kualitas
Udara
Ambien
(debu) dan
emisi gas
dari
operasion
al genset
a. Kegiatan
pemindahan
dan
penimbunan
tanah pucuk
dan tanah
penutup
b. Kegiatan
pemuatan
dan
pengangkut
an batubara
c. Kegiatan
pengolahan
Batubara
d. Kegiatan
pemuatan
Batubara
Keponton
e. Aktifitas
bengkel dan
genset
Konsentrasi debu yang timbul
tidak melebihi baku mutu
udara ambien. Untuk
perameter debu yang
mengacu pada Peraturan
Pemerintah No. 41 Tahun
1999 yaitu :
▪ PM10 maks. 150 μg / Nm3
▪ PM2,5 maks. 65 μg / Nm3
▪ TSP (Debu) maks. 230 μg /
Nm3
Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup No. 4 tahun 2014
Tentang Baku Mutu Emisi
Sumber Tidak Bergerak Bagi
Usaha Dan/Atau Kegiatan
Pertambangan (Lampiran VI) .
Untuk Bahan Bakar Minyak :
▪ Kapasitas genset ≤570 kW
parameter NO2 maksimal
1000 mg/Nm3, CO
maksimal 600 mg/Nm3
Kualitas Udara Ambien (debu)
Kegiatan Pemindahan dan Penimbunan Tanah Pucuk dan
Tanah Penutup
1. Melakukan pemuatan tanah pucuk yang tidak melebihi
kapasitas maksimal dari dump truck.
2. Melakukan penyiraman jalan tambang dengan water
truck minimal 1 jam sekali pada kondisi panas di
sepanjang jalan operasional pit tambang.
3. Pengaturan kecepatan kendaraan pengangkut OB,
maksimal 40 km/jam.
4. Menyediakan water truck kapasitas 16.000 liter
sebanyak 4 unit/setara.
Kegiatan Pemuatan dan Pengangkutan Batubara
1. Melakukan pemuatan batubara yang tidak melebihi
kapasitas maksimal dari dump truck dan tidak
melebihi dari tinggi dari bak dump truck.
2. Penanaman dilokasi yang terbuka dikanan kiri jalan
tambang dengan jenis Gmelina, Trembesi, Angsana,
Gamal dll berjarak 3 x 3 m
3. Di lokasi jalan tambang yang dekat pemukiman
dilakukan pengerasan jalan.
4. Menyediakan water truck dengan jumlah dan
▪ Di lokasi
kegiatan
pemindahan
dan
penimbunan
tanah pucuk
dan tanah
penutup,
▪ Di lokasi
kegiatan
pemuatan
dan
pengangkuta
n batubara,
▪ Di lokasi
aktifitas
bengkel dan
genset
▪ Di Dilokasi
Pengolahan
Batubara
▪ Di Pemuatan
▪ Selama kegiatan
pemindahan dan
penimbunan
tanah pucuk dan
tanah penutup
berlangsung
▪ Selama kegiatan
pemuatan dan
pengangkutan
batubara
berlangsung
▪ Selama aktifitas
bengkel dan
genset
berlangsung
▪ Selama aktifitas
Pengolahan
Batubara
berlangsung
▪ Selama kegiatan
Pemuatan
Batubara
Pelaksana :
PT. Kutai Energi
Instansi Pengawas :
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
Instansi Penerima Laporan :
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
RKL-RPL
V - 6
NO
Dampak
Lingkung
an yang
dikelola
Sumber
Dampak
Indikator Keberhasilan
Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
▪ Kapasitas genset >570 kW
parameter Total Partikulat
maksimal 150 mg/Nm3, SO2
maksimal 800 mg/Nm3, NO2
maksimal 1000 mg/Nm3,
CO maksimal 600 mg/Nm3
kapasitas yang memadai (minimal 4 unit kapasitas ±
30.000 ltr/unit atau setara)
5. Kecepatan water truck pada saat penyiraman ± 20
km/jam dengan volume penyiraman ± 4.000 ltr/km.
6. Melakukan penyiraman jalan secara periodik minimal 1
jam sekali dan/atau periode penyiraman
menyesuaikan kondisi lapangan selama jam operasi
tambang sehingga tidak menimbulkan debu, terutama
pada musim panas sepanjang jalan tambang.
7. Pengaturan kecepatan kendaraan pengangkut
maksimal 50 km/jam dan jika dekat dengan
pemukiman maksimal 30 km/jam
Kegiatan Pengolahan batubara
1. Batubara yang akan masuk crusher plant dilakukan
penyiraman atau pembasahan.
2. Melakukan penanaman berjarak rapat (3 x 3 m)
tanaman berdaun lebat seperti Waru, Angsana,
Trembesi dll di lokasi yang terbuka sekitar stockpile
agar dapat berfungsi menyaring debu yang mengarah
ke pemukiman
3. Memasang jaring penangkap debu dengan ketinggian
3 meter lebih tinggi dari tumpukan tertinggi batubara
4. Menyediakan alat penyemprot air untuk membasahi
permukaan batubara
Kegiatan Pemuatan Batubara ke Ponton
1. Batubara yang akan dimuat dalam kondisi lembab
untuk mengurangi debu.
2. Conveyor akan tertutup dari umpan masuk (hopper)
sampai dengan ujung pemuatan (cone) untuk
menghindari adanya ceceran dan debu batubara
3. Melakukan penyiraman batubara disepanjang jalur
conveyor dengan water spray pada setiap jarak 50 m
ditempatkan 1 water spray.
4. Melakukan penyiraman pada ujung conveyor dengan 2
unit water spray pada setiap kegiatan loading batubara
ke ponton dan Memasang belalai pada ujung conveyor.
5. Menghentikan sementara pemuatan batubara ke
ponton jika angin bertiup kencang kearah pemukiman
6. Pemasangan corong/tube berbentuk seperti belalai di
Batubara
Keponton
Keponton
RKL-RPL
V - 7
NO
Dampak
Lingkung
an yang
dikelola
Sumber
Dampak
Indikator Keberhasilan
Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Ujung conveyor.
Emisi Gas
Kegiatan Aktifitas Bengkel dan Genset
1. Melakukan pemeliharaan dan perawatan genset
secara teratur
2. Menggunakan genset sesuai dengan umur teknisnya
3. Melakukan penanaman dan pemeliharaan tanaman
disekitar lokasi genset dengan jenis tanaman seperti
Ketapang, Trembesi, Gmelina Angsana dengan jarak
tanam 3 x 3 m..
4. Menghindari paparan langsung akibat gas yang terjadi
pada unit-unit peralatan yang menghasilkan emisi.
5. Pemasangan mesin genset diletakkan pada tempat
yang terjauh dari aktifitas manusia Memasang plang-
plang/pengumuman larangan berburu pada daerah
reklamasi dan revegetasi
RKL-RPL
V - 8
NO
Dampak
Lingkungan
yang
dikelola
Sumber Dampak
Indikator
Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
3 Intensitas
Kebisingan
a. Kegiatan
Pengupasan Tanah
Pucuk dan Tanah
Penutup.
b. Kegiatan
Pemindahan dan
Penimbunan Tanah
Pucuk dan Tanah
Penutup.
c. Kegiatan Pemuatan
dan Pengangkutan
Batubara
d. Kegiatan
penimbunan
Batubara
e. Kegiatan
pengolahan
Batubara
f. Kegiatan pemuatan
Batubara Keponton
g. Kegiatan Aktifitas
Bengkel dan
Genset.
▪ Nilai Ambang
Batas (NAB)
Kebisingan
sebesar 85
decibel A (dBA)
untuk pemaparan
8 jam perhari,
mengacu pada
Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan
Republik
Indonesia Nomor
5 Tahun 2018
Tentang
Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja.
▪ Tingkat
kebisingan untuk
kawasan
pemukiman tidak
melampaui BML,
mengacu Surat
Keputusan
Menteri Negara
Lingkungan Hidup
No.Kep-
48/MENLH/1996
yaitu sebesar 55
dB(A)
1. Pada lokasi tambang yang relatif dekat
dengan pemukiman akan dibuat tanggul
dengan tinggi 2 m, lebar atas 2 m dan lebar
bawah ± 4 m di sekeliling pit tambang
dengan mempertimbangkan hasil kajian
geoteknik.
2. Pada malam hari, kegiatan penambangan
akan menjauhi dari lokasi pemukiman.
3. Membuat buffer zone 100 m dari batas
boundary pit.
4. Melakukan pemeliharaan peralatan tambang
secara rutin.
5. Pengaturan kecepatan kendaraan
pengangkut batubara maksimal 50 km/jam
dan maksimal 30 km/jam jika dekat
pemukiman penduduk.
6. Melakukan pemeliharaan dan perawatan
alat berat secara teratur.
7. Bangunan genset dibuat secara tertutup
dan penempatan lokasi jauh dari lokasi
mess, kantor dan pemukiman.
8. Memasang peredam pada ruang genset
atau menggunakan genset silent.
9. Memberikan alat pelindung diri berupa ear
plug/ear muff pada pekerja.
10. Mengurangi intensitas kegiatan pada malam
hari jika kegiatan relatif dekat dengan
pemukiman.
▪ Dilokasi Kegiatan
Pengupasan Tanah
Pucuk dan Tanah
Penutup.
▪ Dilokasi Kegiatan
Pemindahan dan
Penimbunan Tanah
Pucuk dan Tanah
Penutup.
▪ Dilokasi Kegiatan
Pemuatan dan
Pengangkutan
Batubara
▪ Dilokasi Kegiatan
penimbunan
Batubara
▪ Dilokasi Kegiatan
pengolahan
Batubara
▪ Dilokasi Kegiatan
pemuatan Batubara
Keponton
▪ Dilokasi Kegiatan
Aktifitas Bengkel
dan Genset.
▪ Selama kegiatan
pengupasan
tanah pucuk dan
tanah penutup.
▪ Selama kegiatan
pemindahan dan
penimbunan
tanah pucuk dan
tanah penutup.
▪ Selama kegiatan
pemuatan dan
pengangkutan
batubara
▪ Selama kegiatan
penimbunan
batubara
▪ Selama kegiatan
pengolahan
batubara
▪ Selama kegiatan
pemuatan
batubara
keponton
▪ Selama kegiatan
aktifitas bengkel
dan genset.
Pelaksana :
PT. Kutai Energi
Instansi Pengawas :
▪ Dinas Transmigrasi dan
Tenaga Kerja Kab. Kukar
▪ Dinas Kesehatan Kab. Kukar
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
Instansi Penerima Laporan :
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
RKL-RPL
V - 9
NO
Dampak
Lingkung
an yang
dikelola
Sumber
Dampak
Indikator
Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
4 Getaran Kegiatan
pengupasan
tanah pucuk
dan tanah
penutup
Tingkat getaran
yang dihasilkan
tidak
menyebabkan
kerusakan
bangunan dan
tidak melebihi
baku mutu
lingkungan yang
ditetapkan
(Baku mutu
tingkat Getaran
Untuk
Kenyamanan
dan Kesehatan
berdasarkan
KEP.MEN.LH
No.49 tahun
1996 tanggal 25
November 1996)
1. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai rencana
peledakan, lokasi, dan waktu peledakan serta penjelasan mengenai
dampak yang akan timbul akibat aktifitas peledakan.
2. Melakukan inventarisasi dan dokumentasi kondisi bangunan dan
fasilitas migas yang relatif dekat dengan lokasi blasting
3. Membuat jadual peledakan dan diumumkan secara tertulis di kantor
desa/kelurahan
4. Satu jam sebelum melakukan peledakan, pihak Perusahaan melakukan
pemberitahuan dengan pengeras suara/sirine bahwa 1 jam ke depan
akan dilakukan kegiatan peledakan.
5. Peledakan menggunakan sistem tunda (delay) dan Pemrakarsa akan
meminimalkan jumlah bahan peledak, jumlah lubang dan diameter
lubang bor pada lokasi yang dekat dengan pemukiman.
6. Radius amam kegiatan peledakan adalah 500 m (jarak aman)
7. Melaksanakan aktifitas peledakan sesuai SOP.
8. Pit tambang yang relatif dekat dengan pemukiman tidak dilakukan
peledakan
9. Kecepatan getaran (PPV) maksimal 1,2 mm/det
10. Kegiatan blasting hanya dilakukan pada siang hari dan bukan pada jam
istirahat
Dilokasi Kegiatan
pengupasan tanah
pucuk dan tanah
penutup
Selama Kegiatan
pengupasan tanah
pucuk dan tanah
penutup
Pelaksana :
PT Kutai Energi
Instansi Pengawas :
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov.
Kaltim
Instansi Penerima
Laporan :
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov.
Kaltim
RKL-RPL
V - 10
NO
Dampak
Lingkung
an yang
dikelola
Sumber
Dampak
Indikator
Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
5 Bentang
Alam
a. Kegiatan
pengupas
an tanah
pucuk
dan tanah
penutup
b. Kegiatan
reklamasi
lahan
Topografi
setelah
reklamasi dan
pascatambang
menjadi lebih
baik (datar-
landai).
Pengupasan Tanah Pucuk dan Tanah Penutup :
1. Dalam kegiatan pengupasan tanah pucuk dan tanah penutup dilakukan
dengan pengaturan ketinggian dan memperhatikan topografi sekitarnya
serta memperhatikan hasil kajian geoteknik.
2. Penempatan tanah lapisan atas (top soil) dan tanah penutup
ditempatkan secara terpisah dan pada daerah datar serta material ini
selanjutnya akan digunakan dalam Kegiatan reklamasi dan revegetasi.
Apabila tanah pucuk belum digunakan maka akan diamankan menjadi
stock soil dan dilakukan penanaman cover crop.
3. Jika pada bukaan pit Pertama telah selesai dilakukan penambangan,
maka material tanah penutup pada bukaan Pit yang kedua digunakan
untuk penimbunan pit I (backfill) dan seterusnya mengikuti arah
kemajuan tambang terutama pit tambang yang relative dekat dengan
pemukiman.
4. Sudut kemiringan lereng jenjang atau overall sama atau lebih kecil dari
rekomendasi kajian geoteknik yang disetujui Pemerintah (tercantum
dalam studi kelayakan atau dalam kajian tersendiri).
Kegiatan reklamasi lahan
1. Paling lama 1 bulan, lokasi pit yang sudah selesai ditambang segera
dilakukan reklamasi.
2. Jika bukaan pit Pertama telah selesai penambangan, maka material
tanah penutup pada bukaan pit kedua digunakan untuk penimbunan Pit
pertama (backfill) dan seterusnya mengikuti arah kemajuan tambang
yang telah disetujui Pemerintah.
3. Tanah pucuk akan ditempatkan secara terpisah dan dilakukan
pengamanan
4. Melakukan pemisahan batuan yang berpotensi asam (Potential Acid
Forming) dan yang tidak berpotensi asam (Non Acid Forming).
5. Minimal 80% dari batuan penutup (over burden) dikembalikan ke lubang
tambang sesuai dengan sifat batuan dimana batuan yang berpotensi
asam ditempatkan di bawah dan yang tidak berpotensi asam
ditempatkan di atas.
6. Setelah kegiatan backfilling selesai, maka selanjutnya dilakukan
recountoring lahan dan penebaran top soil dengan ketebalan minimal
30 Cm secara merata
7. Lahan yang telah dilakukan penebaran top soil segera ditanami dengan
tanaman penutup (cover crop).
▪ Lokasi kegiatan
pengupasan
tanah pucuk dan
tanah penutup,
▪ Lokasi reklamasi
lahan
▪ Selama kegiatan
pengupasan
tanah pucuk dan
tanah penutup
▪ Selama Lokasi
reklamasi lahan
Pelaksana :
PT Kutai Energi
Instansi Pengawas :
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov.
Kaltim
Instansi Penerima
Laporan :
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov.
Kaltim
RKL-RPL
V - 11
NO
Dampak
Lingkung
an yang
dikelola
Sumber
Dampak
Indikator
Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
8. Penimbunan lubang bekas galian/tambang dilakukan dengan
pengaturan ketinggian dan memperhatikan topografi sekitarnya
sehingga tidak terjadi genangan air permanen dan kemiringan lereng
sesuai dengan kajian geoteknik.
9. Luas dan jumlah lubang tambang yang terbentuk maksimal sesuai
dengan kajian dokumen studi kelayakan dan dokumen AMDAL yang
disetujui Pemerintah.
10. Sudut lereng timbunan tanah pucuk dan tanah penutup (waste dump
area) sama atau lebih kecil dari rekomendasi kajian geoteknik yang
disetujui Pemerintah (tercantum dalam studi kelayakan atau dalam
kajian tersendiri)
11. Memasang alat pengamatan/monitoring kestabilan lereng secara rutin.
RKL-RPL
V - 12
NO
Dampak
Lingkung
an yang
dikelola
Sumber
Dampak
Indikator
Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
6 Kesuburan
Tanah
a. Kegiatan
pengupas
an tanah
pucuk
dan tanah
penutup.
b. Kegiatan
pemindah
an dan
penimbun
an tanah
pucuk
dan tanah
penutup
• Tidak terjadi
penurunan
kesuburan
tanah (rona
awal)
mengacu
pada kriteria
Pusat
Penelitian
Tanah Bogor
tahun 1983
• Lokasi tanah
pucuk dan
tanah penutup
ditempatkan
secara
berpisah
• Tingat
kesuburan
dengan
parameter :
(KTK : 25-40,
KB : 51-70, P
Tersedia : 26-
35 ppm, K
Tersedia : 41-
60, C Organik
: 3,01-5,00
1. Paling lama 1 bulan, lokasi Pit yang sudah selesai ditambang segera
dilakukan reklamasi.
2. Jika bukaan Pit Pertama telah selesai penambangan, maka material
tanah penutup pada bukaan Pit kedua digunakan untuk penimbunan Pit
pertama (backfill) dan seterusnya mengikuti arah kemajuan tambang yang
telah disetujui Pemerintah.
3. Tanah pucuk akan ditempatkan secara terpisah dan dilakukan
pengamanan
4. Melakukan pemisahan batuan yang berpotensi asam (Potential Acid
Forming) dan yang tidak berpotensi asam (Non Acid Forming).
5. Minimal 80% dari batuan penutup (over burden) dikembalikan ke lubang
tambang sesuai dengan sifat batuan dimana batuan yang berpotensi
asam ditempatkan di bawah dan yang tidak berpotensi asam ditempatkan
di atas.
6. Setelah kegiatan backfilling selesai, maka selanjutnya dilakukan
recountoring lahan dan penebaran top soil dengan ketebalan minimal 30
Cm secara merata
7. Lahan yang telah dilakukan penebaran top soil segera ditanami dengan
tanaman penutup (cover crop).
8. Penimbunan lubang bekas galian/tambang dilakukan dengan pengaturan
ketinggian dan memperhatikan topografi sekitarnya sehingga tidak terjadi
genangan air permanen dan kemiringan lereng sesuai dengan kajian
geoteknik.
9. Luas dan jumlah lubang tambang yang terbentuk maksimal sesuai dengan
kajian dokumen studi kelayakan dan dokumen AMDAL yang disetujui
Pemerintah.
10. Sudut lereng timbunan tanah pucuk dan tanah penutup (waste dump
area) sama atau lebih kecil dari rekomendasi kajian geoteknik yang
disetujui Pemerintah (tercantum dalam studi kelayakan atau dalam kajian
tersendiri)
11. Memasang alat pengamatan/monitoring kestabilan lereng.
Disposal area dan
top soil area serta
areal reklamasi.
▪ Selama kegiatan
pengupasan
tanah pucuk dan
tanah penutup.
▪ Selama kegiatan
pemindahan dan
penimbunan
tanah pucuk dan
penutup
Pelaksana :
PT. Kutai Energi
Instansi Pengawas :
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov.
Kaltim
Instansi Penerima
Laporan :
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov.
Kaltim
RKL-RPL
V - 13
NO
Dampak
Lingkung
an yang
dikelola
Sumber
Dampak
Indikator
Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
7 Aliran
Permukaa
n dan
Erosi
a. Kegiatan
pembersi
han
lahan
tambang
b. kegiatan
peminda
han dan
penimbu
nan
tanah
pucuk
dan
tanah
penutup
c. Kegiatan
reklamas
i lahan
• Tidak terjadinya
peningkatan
laju aliran
permukan dan
kenaikan laju
erosi.
• PP Nomor 150
Tentang
Pengendalian
Kerusakan
Tanah Untuk
Produksi
Biomassa,
tingkat erosi
tanah
permukaan
maksimum
sebesar 1,2
mm/tahun, atau
sebesar + 14,4
ton/Ha/tahun
Kegiatan Pembersihan Lahan Tambang
1. Pada saat melakukan land clearing juga dibuatkan fasilitas tanggul dan parit
di sekeliling lahan yang akan ditambang
2. Sebelum melakukan kegiatan pembersihan lahan maupun penambangan
akan disiapkan dahulu fasilitas pengendalian air limpasan seperti parit dan
tanggul di sekitar lokasi kegiatan serta settling pond yang mencukupi
berdasarkan perhitungan debit pompa dan debit air limpasan.
3. Melakukan kegiatan pembersihan lahan tambang secara terencana, selektif,
bertahap dan sesuai dengan arah kemajuan tambang
Kegiatan pemindahan dan penimbunan tanah pucuk dan tanah penutup
1. Melakukan kegiatan pemindahan dan penimbunan tanah pucuk dan tanah
penutup secara terencana, selektif, bertahap dan sesuai dengan arah
kemajuan tambang.
2. Membuat tanggul dimensi bawah 2,5 m, atas 1,5 m dan tinggi 1,5 m, serta
parit di sekeliling lokasi Disposal area dan top soil area serta dilengkapi
dengan Settling pond.
3. Melakukan penanaman tanaman penutup tanah (cover crop) pada disposal
dan top soil area.
4. Melakukan pengaturan kemiringan lereng dengan pembuatan teras
berjenjang pada timbunan tanah pucuk dan tanah penutup.
5. Melakukan kompaksi/pemadatan pada semua timbunan OB.
6. Jika tanah pucuk tersebut belum segera digunakan maka akan dilakukan
penanaman dengan tanaman penutup (cover crop) untuk menghindari erosi.
Reklamasi lahan
1. Setelah reklamasi dan penataan lahan selesai dilakukan maka segera
dilakukan penanaman Cover Crop
2. Melakukan penanaman dan pemeliharaan jenis tanaman yang bersifat
pionir, cepat tumbuh, seperti sengon, gmelina, angsana, trembesi, karet,
lamtoro, gamal, johar, sungkai, jabon, kelapa sawit dan lain-lain dengan
jarak tanam 4 x 4 m (atau sesuai dengan jenis tanaman) serta jenis buah-
buahan lokal sebagai tanaman sisipan minimal 50 tanaman/ha
3. Perlakuan pemupukan dan pengapuran lahan reklamasi (pengaturan pH
tanah) untuk memacu perkembangan tanaman revegetasi.
4. Pemeliharaan intensif terhadap seluruh tanaman revegetasi setiap 4 bulan
sekali sampai umur 3 tahun.
5. Melakukan pengaturan kemiringan lereng dan pembuatan teras (jenjang)
pada areal disposal dengan kemiringan sesuai dengan hasil rekomendasi
geoteknik yang telah disetujui.
• Di lokasi
Pembersihan
lahan tambang
• Di lokasi
disposal area
• Di lokasi
kegiatan
reklamasi
• Selama
kegiatan
pembersihan
lahan tambang
• Selama
kegiatan
pemindahan
dan
penimbunan
tanah pucuk
dan tanah
penutup
• Selama
kegiatan
reklamasi lahan
Pelaksana :
PT. Kutai Energi
Instansi Pengawas :
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov.
Kaltim
Instansi Penerima
Laporan :
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov.
Kaltim
RKL-RPL
V - 14
No
Dampak
Lingkungan
yang
dikelola
Sumber
Dampak
Indikator
Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Periode Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Institusi
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
8 Sedimentas,
Kualitas Air
a. Kegiatan
pembersihan
lahan
tambang.
b. Kegiatan
pemindahan
dan
penimbunan
tanah pucuk
dan tanah
penutup.
c. Kegiatan
pembongkaran
batubara.
d. Kegiatan
Penimbunan
batubara
e. Kegiatan
Pemuatan
batubara ke
ponton
f. Aktifitas
bengkel dan
genset
g. Kegiatan
reklamasi
lahan
• Untuk air
buangan di
out let
settling pond
sesuai
dengan BML
(Perda Prov.
Kaltim No. 02
Tahun 2011
yaitu pH = 6-
9, Fe total
Maks. 7mg/l,
Mn total
Maks. 4 mg/l,
dan TSS
Maks. 300
mg/l)
• Untuk badan
air penerima
mengacu
kepada
Perda Prov.
Kaltim No. 02
Tahun 2011
Lampiran V
• Tidak terjadi
peningkatan
laju
sedimentasi
• Tidak
terjadinya
pendangkala
n parit dan
penyumbatan
saluran
drainase
• Untuk limbah
Kegiatan Pembersihan Lahan Tambang dan Kegiatan Pengupasan
Tanah Pucuk dan Tanah Penutup
1. Melakukan pembuatan kolam pengendap (settling pond) di
sekitar lokasi pembukaan lahan tambang.
2. Membuat tanggul dan parit di sekeliling lokasi pembersihan lahan
tambang dan mengarahkan aliran air permukaan menuju ke
lokasi sedimen pond dengan ukuran sesuai dengan luas
pembersihan lahan dan intensitas curah hujan.
3. Melakukan pemeliharaan dan pengerukan pada settling pond
secara rutin serta material kerukan akan di pergunakan sebagai
material backfill setelah lebih dulu dilakukan pengeringan.
4. Melakukan pengerukan sungai/parit pada badan air apabila
terjadi pendangkalan karena kegiatan tambang.
5. Stabilitas lereng akan dijaga dan menjamin tidak ada longsoran,
kemiringan lereng akan sesuai dengan kajian geoteknik yang
telah disetujui oleh pemerintah.
Kegiatan Pemindahan dan penimbunan tanah pucuk dan tanah
penutup
1. Dilakukan analisis (karakteristik batuan) untuk memastikan ada
tidaknya batuan yang berpotensi menimbulkan pencemaran
(potensi asam atau PAF atau yang lainnya).
2. Ada perlakuan terhadap batuan potensi asam (Potential Acid
Forming) dan tidak berpotensi asam (Non Acid Forming).
3. Akan memisahkan batuan yang berpotensi asam dan tidak
berpotensi asam.
4. Membuat settling pond sesuai dengan kapasitas pompa yang
digunakan dan waktu tinggal air limbah.
5. Melakukan jar test secara periodik untuk menentukan dosis
kogulant yang tepat untuk pengelolaan kualitas air.
Kegiatan pembongkaran batubara
1. Membuat sumur (sump) pada lantai bukaan tambang untuk
menampung air tirisan yang masuk di lokasi bukaan tambang
dan kemudian air tirisan di pompa ke kolam pengendapan
(settling pond).
2. Membuat kolam pengendapan (settling pond untuk menampung
air larian permukaan maupun air tirisan tambang berdasarkan
kajian pembuangan air limbah yang di setujui pemerintah.
• Di lokasi kegiatan
pembersihan lahan
tambang.
• Di lokasi kegiatan
pemindahan dan
penimbunan tanah
pucuk dan tanah
penutup.
• Di lokasi kegiatan
pembongkaran
batubara.
• Di lokasi
penimbunan
batubara
• Di lokasi pemuatan
batubara ke ponton
• Di lokasi aktifitas
bengkel dan genset
• Di lokasi kegiatan
reklamasi lahan
• Selama kegiatan
pembersihan lahan
tambang.
• Selama kegiatan
pemindahan dan
penimbunan tanah
pucuk dan tanah
penutup.
• Selama kegiatan
pembongkaran
batubara.
• Selama kegiatan
penimbunan
batubara
• Selama kegiatan
pemuatan batubara
ke ponton
• Selama aktifitas
bengkel dan genset
• Selama kegiatan
reklamasi lahan
Pelaksana :
PT Kutai Energi
Instansi Pengawas :
▪ Dinas Kelautan dan
Perikanan Kab.
Kukar
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov.
Kaltim
Instansi Penerima
Laporan :
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov.
Kaltim
RKL-RPL
V - 15
No
Dampak
Lingkungan
yang
dikelola
Sumber
Dampak
Indikator
Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Periode Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Institusi
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
cair dari
aktifitas
bengkel dan
genset
mengacu
pada Perda
Prov. Kaltim
No. 02 Tahun
2011
(khususnya
lampiran II.
Baku Mutu
Limbah Cair
Golongan I,
parameter
minyak dan
lemak
maksimal 10
mg/l)
3. Melakukan pengolahan air di settling pond dengan melakukan
penjernihan yaitu dengan penambahan tawas untuk menjaga
tingkat kekeruhan air dan kapur serta koagulan lainnya.
4. untuk menjaga pH sehingga memenuhi baku mutu sebelum
dialirkan ke badan perairan.
5. Maintenance secara berkala agar daya tampung settling pond
terjada dengan baik.
Kegiatan penimbunan batubara
1. Disekeliling lokasi stockpile sudah dipersiapkan terlebih dahulu
dengan membuat tanggul tinggi 2 m, lebar atas 1 m dan lebar
bawah 2 m sekeliling stockpile, dilengkapi dengan parit di
bagian dalam tanggul dengan lebar 0,5 m dan dalam 0,75 m
yang mengarah ke settling pond. stockpile minimal berjarak 100
m dari pinggir sungai.
2. Lokasi stockpile juga dilengkapi dengan settling pond dan
melakukan pengelolaan settling pond dengan pemberian kapur
dan tawas sehingga air limbah yang dibuang ke badan perairan
memenuhi baku mutu lingkungan.
Pemuatan batubara ke ponton
1. Melakukan penyiraman pada ujung conveyor dengan 2 unit
water spray pada setiap kegiatan loading batubara ke ponton.
2. Menutup sisi bagian bawah dan samping kanan kiri di jalur
conveyor untuk menghindari adanya ceceran batubara.
3. Melakukan pembersihan ceceran batubara halus (fine coal)
dengan hati hati agar tidak masuk ke sungai di sekitar lokasi
pelabuhan untuk dikumpulkan dan selanjutnya diangkut ke
stockpile.
Aktifitas bengkel dan genset
1. Membuat oil trap
2. Menerapkan Standart Operational Procedure (SOP) dalam
penanganan minyak pelumas bekas
3. Konstruksi dari lantai workshop terbuat dari beton yang dikelilingi
dengan parit yang mengarah pada oiltrap
4. Konstruksi Lantai rumah genset terbuat dari beton dan dilengkapi
bak control ukuran 40 x 40 cm dan kedalaman 30 cm.
Kegiatan Reklamasi lahan
1. Tanah pucuk akan diamankan dan ditempatkan di areal khusus
2. Seluruh areal reklamasi akan ditebar top soil dan ditanam LCC
RKL-RPL
V - 16
No
Dampak
Lingkungan
yang
dikelola
Sumber
Dampak
Indikator
Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Periode Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Institusi
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
(Legume Cover crops).
3. Melakukan penanaman dan pemeliharaan jenis tanaman yang
bersifat pioneer, cepat tumbuh, seperti sengon, gmelina,
angsana, trembesi, karet, lamtoro, gamal, johar, sungkai, jabon,
kelapa sawit dan lain-lain dengan jarak tanam 4 x 4 m (atau
sesuai dengan jenis tanaman) serta jenis buah-buahan lokal
sebagai tanaman sisipan minimal 50 tanaman/ha
4. Melakukan pemisahan batuan yang berpotensi asam (Potential
Acid Forming) dan tidak potensial asam (Non Acid Forming).
5. Minimal 80 % dari batuan penutup (over burden) akan
dikembalikan ke lubang tambang sesuai dengan sifat batuan
dimana batuan yang berpotensi asam ditempatkan di bawah dan
yang tidak berpotensi asam di bagian atas.
6. Stabilitas lereng akan dimonitor dan kemiringan lereng mengikuti
kajian geoteknik yang telah disetujui.
7. Lahan pasca penutupan pit tambang yang telah direklamasi
sebelum ditutupi oleh tanaman penutup dan tanaman cepat
tumbuh maka akan dibuatkan sedimen pond sementara yang
menangkap air limpasan.
8. Melakukan perawatan terhadap sedimen pond pada bekas pit
tambang.
9. Untuk pit terakhir atau pit tambang yang tidak dapat ditutup maka
air genangan memiliki kualitas yang sesuai dengan baku mutu
peruntukan air dan terus dikontrol sampai aktifitas tambang
secara keseluruhan dinyatakan selesai
RKL-RPL
V - 17
No
Dampak
Lingkungan
yang
dikelola
Sumber
Dampak
Indikator
Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Periode Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Institusi
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
9 Peningkatan
timbulan
limbah B3 di
sekitar
lokasi
kegiatan
bengkel dan
genset
Aktifitas
bengkel dan
genset dan
Aktivitas
Kantor dan
Sarana
Penunjang
Limbah B3 sudah
dikelola sesuai
dengan ketentuan
Peraturan
Perundang-
Undangan yang
berlaku
1. Membuat bak penampungan oli/minyak pelumas bekas dan oil
trap, kemudian dimasukkan di dalam drum untuk selanjutnya
dijual ke pihak ketiga yang telah mendapat izin dalam
pengelolaan limbah B3 dari MENLHK.
2. Menerapkan Standart Operational Procedure (SOP) dalam
penanganan minyak pelumas bekas dan Limbah B3 lainnya
3. Konstruksi dari lantai workshop terbuat dari beton yang dikelilingi
dengan parit yang mengarah pada oiltrap.
4. Membuat TPS limbah B3 dan mengurus izin TPS Limbah B3 ke
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(DPMPTSP) Kabupaten Kutai Kartanegara.
5. Melakukan pengumpulan dan pemisahan limbah padat B3 seperti
filter, aki bekas, kain majun dan sebagainya, dikumpulkan di TPS
Limbah B3.
6. PT Kutai Energi akan bekerjasama dengan Perusahaan yang
telah memiliki izin dalam kegiatan pengumpulan Limbah B3.
7. Bekerjasama dengan pihak ketiga sebagai pengolah limbah B3.
8. PT Kutai Energi akan menyusun sistem tanggap darurat dalam
pengelolaan limbah B3
9. Menyusun dan mensosialisasikan program pelatihan tanggap
darurat pengelolaan limbah B3.
▪ Lokasi
perbengkelan dan
genset, oil trap dan
sekitarnya.
▪ TPS Limbah B3
Dilakukan selama
aktifitas perbengkelan
dan genset
berlangsung.
Pelaksana :
PT. Kutai Energi
Instansi Pengawas :
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov.
Kaltim
Instansi Penerima
Laporan :
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov.
Kaltim
RKL-RPL
V - 18
NO
Dampak
Lingkungan
yang
dikelola
Sumber
Dampak
Indikator Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Periode Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Institusi
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
10 Vegetasi
Penutup
Lahan
a. Pembersihan
lahan
tambang.
b. Reklamasi
lahan.
• Seluruh areal
reklamasi dilakukan
penaburan top soil
dan penanaman
cover crop
• Cover crop dan
tanaman tumbuh
dengan baik > 90%,
tanaman sehat dan
segar
Kegiatan pembersihan lahan tambang
Melakukan pembersihan lahan tambang secara terencana
dan sesuai kebutuhan.
Reklamasi Lahan
1. Tanah pucuk akan dipisahkan dan ditempatkan di lokasi
tersendiri.
2. Melakukan penebaran tanah pucuk (top soil) di seluruh
area revegetasi.
3. Memberikan perlakuan pengapuran (jika pH tanah
masam), pemberian pupuk organik dan anorganik.
4. Melakukan penanaman cover crop di semua areal
revegetasi, menggunakan jenis Centrosema pubescens,
Calopogonium mucunoides, Pueraria javanica, dll.
5. Melakukan penanaman dan pemeliharaan revegetasi,
yaitu tanaman perintis seperti : Trembesi, Johar,
Sengon, Lamtoro, dan lain-lain. Tanaman sisipan seperti
: Meranti, Mahoni, Jabon, dan lain-lain. Tanaman buah
seperti : Elai, Cempedak, Nangka, Rambutan, Durian
dan lain-lain. Tanaman perkebunan yaitu Kelapa Sawit,
jarak tanam yang digunakan adalah 4 x 4 m atau sesuai
dengan jenis tanaman. Pemeliharaan sampai umur 3
tahun yang meliputi pemupukan serta pengendalian
hama dan penyakit.
6. Memasang plang-plang/pengumuman larangan berburu
pada daerah reklamasi dan revegetasi
• Lokasi pembersihan
lahan tambang
• Lokasi reklamasi
lahan (disposal area
dan bukaan
tambang yang telah
dibackfilling)
Dilakukan selama
kegiatan pembersihan
lahan tambang dan
pada kegiatan
reklamasi revegetasi
sampai umur tanaman
3 tahun
Pelaksana :
PT Kutai Energi
Instansi Pengawas :
▪ PT PKU I
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ Dinas
Perkebunan
Kab. Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
Instansi Penerima
Laporan :
▪ PT PKU I
▪ Dinas
Perkebunan
Kab. Kukar
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
RKL-RPL
V - 19
NO
Dampak
Lingkungan
yang dikelola
Sumber
Dampak
Indikator
Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
11 Biota Perairan a. Pembersihan
lahan
tambang.
b. Pemindahan
dan
penimbunan
tanah pucuk
dan tanah
penutup
c. Pembongkara
n batubara
d. Kegiatan
Penimbunan
Batubara
e. Kegiatan
pemuatan
batubara ke
ponton
f. Aktivitas
bengkel dan
genset
Indeks
keanekaragaman
Shannon-Wienner
(H’) > 2,5
Pembersihan lahan tambang, Pemindahan dan
penimbunan tanah pucuk dan tanah penutup dan
Pembongkaran batubara
1. Melakukan pembuatan kolam pengendap (settling
pond) di sekitar lokasi pembukaan lahan tambang.
2. Membuat tanggul dan parit di sekeliling lokasi
pembersihan lahan tambang dan mengarahkan
aliran air permukaan menuju ke lokasi sedimen
pond dengan ukuran sesuai dengan luas
pembersihan lahan dan intensitas curah hujan.
3. Melakukan pemeliharaan dan pengerukan pada
sedimen pond secara rutin serta material kerukan
akan digunakan sebagai material backfill, setelah
lebih dulu dilakukan pengeringan.
4. Melakukan pengolahan air di settling pond dengan
melakukan penjernihan yaitu dengan penambahan
tawas untuk menjaga tingkat kekeruhan air dan
kapur untuk menjaga pH sehingga memenuhi baku
mutu sebelum dialirkan ke badan perairan.
5. Melakukan pengerukan sungai/parit pada badan air
apabila terjadi pendangkalan karena kegiatan
tambang.
Kegiatan pembongkaran batubara
1. Membuat sumur (sump) pada lantai bukaan
tambang untuk menampung air tirisan yang masuk
di lokasi bukaan tambang dan kemudian air tirisan
dipompa ke kolam pengendapan (settling pond)
2. Membuat kolam pengendapan (settling pond) untuk
menampung air larian permukaan maupun air
tirisan tambang.
3. Melakukan pengolahan air di settling pond dengan
perlakuan pemberian tawas dan kapur atau jenis
koagulan lainnya.
4. untuk menjaga pH sehingga memenuhi baku mutu
sebelum dialirkan ke badan perairan.
Penimbunan Batubara
1. Disekeliling lokasi stockpile sudah dipersiapkan
▪ Di lokasi
pembersihan lahan
tambang
▪ Di lokasi
pemindahan dan
penimbunan tanah
pucuk dan tanah
penutup
▪ Di lokasi
pembongkaran
batubara
▪ Di lokasi kegiatan
penimbunan
batubara
▪ Di lokasi kegiatan
pemuatan batubara
ke ponton
▪ Di lokasi kolam
pengendap (settling
pond)
▪ Di lokasi bengkel
dan genset
▪ Di lokasi oil trap
▪ Selama kegiatan
pembersihan lahan
tambang,
▪ Selama kegiatan
pemindahan dan
penimbunan tanah
pucuk dan tanah
penutup,
▪ Selama kegiatan
pembongkaran
batubara
▪ Selama kegiatan
penimbunan
batubara
▪ Selama kegiatan
pemuatan batubara
ke ponton
▪ Selama aktivitas
bengkel dan
genset
Pelaksana :
PT Kutai Energi
Instansi Pengawas :
▪ Dinas Kelautan dan
Perikanan Kab. Kukar
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
Instansi Penerima Laporan :
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
RKL-RPL
V - 20
NO
Dampak
Lingkungan
yang dikelola
Sumber
Dampak
Indikator
Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
terlebih dahulu dengan membuat tanggul tinggi 2 m,
lebar atas 1 m dan lebar bawah 2 m sekeliling
stockpile, dilengkapi dengan parit di bagian dalam
tanggul dengan lebar 0,5 m dan dalam 0,75 m yang
mengarah ke settling pond. stockpile minimal
berjarak 100 m dari pinggir sungai.
2. Lokasi stockpile juga dilengkapi dengan settling
pond dan melakukan pengelolaan settling pond
dengan pemberian kapur dan tawas maupun
koagulan lainnya sehingga air limbah yang di buang
ke badan perairan memenuhi baku mutu lingkungan
Pemuatan batubara ke ponton
1. Melakukan penyiraman pada ujung conveyor
dengan 2 unit water spray pada setiap kegiatan
loading batubara ke ponton.
2. Menutup sisi bagian bawah dan samping kanan kiri
di jalur conveyor untuk menghindari adanya ceceran
batubara.
3. Melakukan pembersihan ceceran batubara halus
(fine coal) dengan hati hati agar tidak masuk ke
sungai di sekitar lokasi pelabuhan untuk
dikumpulkan dan selanjutnya diangkut ke stockpile.
Aktifitas bengkel dan genset
1. Konstruksi lantai bengkel terbuat dari beton yang
dilengkapi parit keliling dan bak penampungan
ceceran oli (oil trap).
2. Melakukan pengelolaan dengan memisahkan antara
air dan minyak/ oli secara rutin.
3. Minyak/oli yang terpisahkan selanjutnya dibawa ke
TPS limbah B3.
4. Menerapkan Standart Operational Procedure (SOP)
dalam penanganan minyak pelumas bekas.
5. Konstruksi Lantai rumah genset terbuat dari beton
dan dilengkapi bak control ukuran 40 x 40 cm dan
kedalaman 30 cm.
RKL-RPL
V - 21
NO
Dampak
Lingkungan
yang dikelola
Sumber
Dampak
Indikator
Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
12 Kesempatan
Kerja dan
Peluang
Berusaha
Reklamasi lahan Terdapat
keterlibatan
tenaga kerja dan
usaha lokal yang
terlibat dalam
kegiatan reklamasi
lahan.
1. Memberikan pengumuman kepada
masyarakat sekitar tentang kegiatan
reklamasi lahan.
2. Melibatkan masyarakat Desa terkait terutama
koperasi/BUMDES dalam kegiatan
penyediaan bibit tanaman dan kegiatan
penanaman maupun pemeliharaan.
• Desa Batuah
• Desa Tani
Harapan
• Kelurahan
Jawa
• Kelurahan
Teluk Dalam
Dilakukan selama
kegiatan
reklamasi lahan
berlangsung
Pelaksana :
PT. Kutai Energi
Instansi Pengawas :
▪ Pemerintah Desa Batuah, Desa Tani
Harapan, Kelurahan Jawa dan Kelurahan
Teluk Dalam .
▪ Muspika Loa Janan, Sanga Sanga dan
Muara Jawa.
▪ Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kab.
Kukar.
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
Instansi Penerima Laporan :
▪ Muspika Loa Janan, Sanga Sanga dan
Muara Jawa.
▪ Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kab.
Kukar.
▪ DLHK Kab. Kukar.
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim.
RKL-RPL
V - 22
NO
Dampak
Lingkungan
yang dikelola
Sumber
Dampak
Indikator
Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
13 Tingkat
Pendapatan
Reklamasi lahan ▪ Upah minimal
yang diterima
sesuai UMSK
tambang
batubara Kab.
Kutai
Kartanegara
▪ Upah borongan
pekerja pada
tingkat yang
wajar.
• Memberikan upah/gaji kepada karyawan
sesuai dengan UMSK tambang batubara Kab.
Kukar.
• Memberikan kesempatan kepada koperasi/
kelompok tani/masyarakat lokal sebagai jasa
pengadaan bibit, penanaman dan
pemeliharaan.
• Desa Batuah
• Desa Tani
Harapan
• Kelurahan
Jawa
• Kelurahan
Teluk Dalam
Dilakukan selama
kegiatan
reklamasi lahan
berlangsung
Pelaksana :
PT. Kutai Energi
Instansi Pengawas :
▪ Pemerintah Desa Batuah, Desa Tani
Harapan, Kelurahan Jawa dan Kelurahan
Teluk Dalam .
▪ Muspika Loa Janan, Sanga Sanga dan
Muara Jawa
▪ Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kab.
Kukar
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
Instansi Penerima Laporan :
▪ Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kab.
Kukar
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
RKL-RPL
V - 23
NO
Dampak
Lingkungan
yang dikelola
Sumber
Dampak
Indikator
Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Periode Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
14 Gangguan Lalu
Lintas
Pemuatan dan
Pengangkutan
Batubara
Tidak terjadi
gangguan lalu
lintas pada saat
kegiatan
pemuatan dan
pengangkutan
batubara
berlangsung
1. Pemasangan rambu-rambu peringatan dan tanda
rambu lalu lintas sesuai standar lalu lintas di
sepanjang jalan tambang maupun di titik crossing
dengan jalan umum.
2. Pada titik crossing di buat :
- Pos pengamanan dan petugas untuk
pengaturan lalu lintas .
- Memasang rambu petunjuk dengan jarak
kurang lebih 100 meter dari kedua
persimpangan yang mudah dibaca oleh
pengguna jalan umum lainnya
- Apabila kegiatan hauling dilakukan malam
hari, agar di lengkapi penerangan yang
memadai di lokasi crossing.
- Membuat speed bump di lokasi jalan
tambang sebelum dan sesudah crossing
untuk mengurangi kecepatan kendaraan.
- Melakukan perkerasan jalan di sekitar lokasi
crossing jalan.
3. Melakukan pengaturan lalu lintas dan
memprioritaskan pengguna jalan umum.
4. Pada area blind spot akan di beri rambu-rambu
lalulintas dan ketika melewati area tersebut akan
membunyikan klakson.
5. Mengatur jarak aman pada saat beriringan
minimal 50 meter.
6. Pada lokasi crossing ditempatkan petugas
pembersih jalan untuk membersihkan ceceran
tanah atau lumpur dan material yang jatuh dari
armada angkut batubara setiap pagi dan sore.
7. Mengurus perizinan terkait dengan lokasi
crossing kepada Dinas/Instansi terkait.
Lokasi crossing
dengan jalan umum
Dilakukan terus
menerus selama
kegiatan pemuatan
dan pengangkutan
batubara berlangsung
Pelaksana :
PT. Kutai Energi
Instansi Pengawas :
▪ Dinas Perhubungan Kab.
Kukar
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
Instansi Penerima Laporan :
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
RKL-RPL
V - 24
NO
Dampak
Lingkungan
yang dikelola
Sumber
Dampak
Indikator
Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Periode Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
15 Kerusakan
Bangunan
Pengupasan
tanah pucuk dan
tanah penutup
(kegiatan
blasting)
Tidak terjadi
kerusakan
bangunan di
sekitar lokasi
tambang
1. Sebelum melakukan kegiatan pengupasan tanah
pucuk dan tanah penutup dengan dibantu
peledakan agar perusahaan memberikan
sosialisasi terkait rencana tersebut dan
menjelaskan secara umum terkait dampak yang
akan timbul.
2. Melakukan aktifitas peledakan sesuai dengan
SOP.
3. Melakukan inventarisasi dan dokumentasi
langsung kondisi bangunan terutama bangunan
permanen di pemukiman terdekat sebelum dan
setelah peledakan dengan melibatkan pemerintah
setempat.
4. Membayar ganti rugi keretakan/kerusakan
bangunan yang diakibatkan oleh kegiatan blasting
sesuai dengan kesepakatan antara perusahaan
dengan masyarakat dan dengan nilai yang wajar
Dilakukan di lokasi
pengupasan tanah
pucuk dan tanah
penutup dan
Kelurahan/
pemukiman terdekat
dengan lokasi
pengupasan tanah
pucuk dan tanah
penutup.
Selama kegiatan
pengupasan tanah
pucuk dan tanah
penutup.
Pelaksana :
PT. Kutai Energi
Instansi Pengawas :
▪ Pemerintah Desa Batuah,
Desa Tani Harapan
▪ Muspika Loa Janan
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
Instansi Penerima Laporan :
▪ Muspika Loa Janan
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
RKL-RPL
V - 25
NO
Dampak
Lingkungan
yang dikelola
Sumber
Dampak
Indikator
Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
16 Persepsi dan
sikap
masyarakat
a. Kegiatan
Pengupasan
tanah pucuk
dan tanah
penutup
b. Kegiatan
Pemindahan
dan
penimbunan
tanah pucuk
dan tanah
penutup.
c. Kegiatan
Pemuatan
dan
pengangkuta
n batubara.
d. Kegiatan
Penimbunan
batubara
e. Kegiatan
Pegolahan
batubara
f. Kegiatan
Pemutan
batubara ke
ponton
g. Kegiatan
Pengembang
an dan
Pembedayaa
n Masyarakat
(PPM) dan
CSR
▪ Persepsi dan
sikap
masyarakat
terhadap
perusahaan
cenderung
positif.
▪ Hubungan
antara
Pemerintah
Desa dengan
PT Kutai
Energi tetap
baik.
Pengupasan Tanah Pucuk dan Tanah Penutup
1. Memberikan sosialisasi diawal rencana
kegiatan Pengupasan tanah pucuk dan
tanah penutup, serta menjelaskan secara
umum terkait dampak yang akan timbul
Pemindahan dan Penimbunan Tanah Pucuk dan
Penutup, Pemuatan dan Pengangkutan Batubara
1. Melakukan pengaturan lalu lintas dan
memprioritaskan pengguna jalan umum.
2. Melakukan optimalisasi pengelolaan,
berkaitan dengan kegiatan pengelolaan
dampak debu dan Gangguan Lalu lintas.
Kegiatan Penimbunan batubara dan Kegiatan
Pegolahan batubara
1. Batubara yang akan diolah dalam kondisi
lembab yakni dengan melakukan pembasahan
batubara yang berada di atas truk sebelum
dump truk memasuki area stocpile.
2. Batubara yang akan masuk crusher plant
dilakukan penyiraman.
Kegiatan Pemutan batubara ke ponton
1. Menutup sisi bagian bawah dan samping di
jalur conveyor untuk menghindari adanya
ceceran batubara.
2. Melakukan penyiraman batubara dijalur
conveyor sebanyak 3 titik dengan jarak 50
m sebelum ujung conveyor dengan water
sprayer.
3. Melakukan penyiraman pada ujung
conveyor dengan 2 unit water sprayer pada
setiap kegiatan loading batubara ke ponton.
Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat
(PPM) dan CSR
1. Merumuskan program PPM bersama
masyarakat dan Pemerintah Kecamatan.
2. Melaksanakan dan merealisasikan program
PPM/CSR sesuai dengan program yang
▪ Lokasi operasional jalan
angkut
▪ Desa Sekitar lokasi
pertambangan PT Kutai Energi
▪ Selama
kegiatan
pengupasan
tanah pucuk
dan tanah
penutup
▪ Selama
kegiatan
pemindahan
dan
penimbunan
tanah pucuk
dan tanah
penutup.
▪ Selama
kegiatan
pemuatan dan
pengangkutan
batubara.
▪ Selama
kegiatan
pengembangan
dan
Pemberdayaan
Masyarakat
(PPM) dan CSR
Pelaksana :
PT Kutai Energi
Instansi Pengawas :
▪ Pemerintah Desa Batuah,
Desa Tani Harapan,
Kelurahan Jawa dan
Kelurahan Teluk Dalam
▪ Muspika Loa Janan, Sanga
Sanga dan Muara Jawa
▪ Dinas Pertanian dan
Peternakan Kab. Kukar
DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
Instansi Penerima Laporan :
▪ Muspika Loa Janan, Sanga
Sanga dan Muara Jawa
▪ Dinas Pertanian dan
Peternakan Kab. Kukar
DLHK Kab. Kukar.
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
RKL-RPL
V - 26
NO
Dampak
Lingkungan
yang dikelola
Sumber
Dampak
Indikator
Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
disusun dan disepakati.
3. Memfasilitasi kegiatan di sekitar wilayah
operasi penambangan sebagai sumbangsih
dalam meningkatkan keterampilan
masyarakat sekitar.
4. Melaporkan realisasi kegiatan
Pengembangan dan Pemberdayaan
Masyarakat (PPM) /CSR ke Pemerintah
Desa, Kecamatan dan Instansi terkait.
RKL-RPL
V - 27
NO
Dampak
Lingkungan
yang dikelola
Sumber
Dampak
Indikator
Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
17 Konflik Sosial 1. Pengupasan
tanah pucuk
dan tanah
penutup
2. Pemindahan
dan
penimbunan
tanah pucuk
dan tanah
penutup.
3. Pemuatan
dan
pengangkuta
n batubara.
4. Kegiatan
Penimbunan
batubara
5. Kegiatan
Pegolahan
batubara
6. Kegiatan
Pemutan
batubara ke
ponton
Tidak terjadinya
unjuk
rasa/demo/ketidak
puasan
masyarakat terkait
kegiatan
operasional jalan
angkut.
1. Melakukan komunikasi dan koordinasi terus
menerus dengan tokoh masyarakat dan
Pemerintah Desa Batuah, Desa Tani
Harapan, Kelurahan Jawa dan Kelurahan
Teluk Dalam serta pemerintah Kecamatan
dan Dinas/Instansi terkait.
2. Melakukan pengaturan lalu lintas dan
memprioritaskan pengguna jalan umum.
3. Melakukan optimalisasi pengelolaan,
berkaitan dengan kegiatan pengelolaan
dampak Debu dan Gangguan Lalu lintas.
4. Memfasilitasi kegiatan di sekitar wilayah
operasi penambangan sebagai sumbangsih
dalam meningkatkan keterampilan
masyarakat sekitar.
5. Mengedepankan musyawarah pada setiap
penyelesaian masalah.
6. Melakukan pengelolaan dampak lingkungan
secara efektif dan terus menerus.
7. Merumuskan dan melaksanakan program
pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat sesuai dengan hasil
kesepakatan.
8. Segera melakukan tindak lanjut jika terjadi
masalah antar masyarakat dengan
perusahaan.
▪ Lokasi
operasional
jalan angkut
▪ Desa Sekitar
Pertambangan
PT. Kutai
Energi
▪ Selama
kegiatan
pengupasan
tanah pucuk
dan tanah
penutup
▪ Selama
kegiatan
pemindahan
dan
penimbunan
tanah pucuk
dan tanah
penutup.
▪ Selama
kegiatan
pemuatan dan
pengangkutan
batubara.
Pelaksana :
PT. Kutai Energi
Instansi Pengawas :
▪ Pemerintah Desa Batuah, Desa Tani
Harapan, Kelurahan Jawa dan Kelurahan
Teluk Dalam .
▪ Muspika Loa Janan, Sanga Sanga dan
Muara Jawa.
▪ Polres Kab. Kukar
▪ Dinas Pertanian dan Peternakan Kab.
Kukar
▪ Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja
Kab. Kukar
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
Instansi Penerima Laporan :
▪ Muspika Loa Janan, Sanga Sanga dan
Muara Jawa
▪ Polres Kab. Kukar
▪ Dinas Pertanian dan Peternakan Kab.
Kukar
▪ Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja
Kab. Kukar
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
RKL-RPL
V - 28
NO
Dampak
Lingkungan
yang dikelola
Sumber
Dampak
Indikator
Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
16 Pola Penyakit a. Pemindahan
dan
penimbunan
tanah pucuk
dan tanah
penutup.
b. Pemuatan
dan
pengangkuta
n batubara.
c. Pemuatan
batubara ke
ponton
Tidak terjadi
peningkatan
penyakit ISPA
(data pembanding
bersumber dari
puskesmas
terdekat/rona
awal) dan penyakit
kulit dari kegiatan
pertambangan
1. Melakukan penyiraman jalan tambang yang
menuju stockpile minimal 1 jam sekali terutama
yang dekat dengan pemukiman.
2. Membatasi kecepatan kendaraan pengangkut
Batubara maksimal 50 km/jam dan jika dekat
pemukiman maksimal 30 km/jam.
3. Melakukan sosialisasi pencegahan penyakit
ISPA.
4. Melakukan sosialisasi program PHBS (Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat)
5. Melakukan kerjasama dengan Dinas Kesehatan
Kab. Kukar dan Puskesmas setempat dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan
masyarakat.
6. Melakukan pemeriksaan dan bantuan
pengobatan masyarakat setiap 6 bulan sekali
(diintegrasikan dengan program Pengembangan
dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM)/CSR) .
Desa sekitar
pertambangan
PT Kutai
Energi
▪ Selama
kegiatan
pemindahan
dan
penimbunan
tanah pucuk
dan tanah
penutup.
▪ Selama
kegiatan
pemuatan dan
pengangkutan
batubara.
▪ Selama
kegiatan
pemuatan
batubara ke
ponton.
Pelaksana :
PT Kutai Energi
Instansi Pengawas :
▪ Puskesmas di sekitar lokasi kegiatan
Eksploitasi/ Operasi Produksi Batubara PT.
Kutai Energi dan Puskesmas Loa Janan,
Sanga Sanga dan Muara Jawa
▪ Dinas Kesehatan Kab. Kukar
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
Instansi Penerima Laporan :
▪ Dinas Kesehatan Kab. Kukar
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
17 Kecelakaan Lalu
Lintas Umum
Pemuatan dan
pengangkutan
batubara
Tidak terjadi
kecelakaan lalu
lintas umum pada
saat pemindahan
dan penimbunan
tanah pucuk dan
penutup dan
pemuatan dan
pengangkutan
batubara .
1. Memasang rambu–rambu lalu lintas dan
peringatan pada lokasi jalan tambang yang
crossing dengan jalan umum.
2. Pengaturan kecepatan kendaraan angkut
batubara pada lokasi jalan tambang yang
crossing dengan jalan umum.
3. Memasang rambu tanda bahaya dan peringatan
untuk mengurangi kecepatan kendaraan umum
di sepanjang jalur/jalan umum yang crossing
dengan jalan tambang.
4. Membuat pos keamanan beserta petugas di
sekitar lokasi crossing jalan.
5. Membersihkan material lumpur/tanah di sekitar
lokasi crossing.
6. Menyediakan alat penyemprot air bertekanan
tinggi/High Water Pressure untuk
membersihkan lumpur pada kendaraan sebelum
keluar ke jalan raya/jalan umum.
7. Melarang semua Unit/kendaraan yang kotor
memasuki jalan umum.
▪ Jalan angkut
batubara
▪ crossing
Jalan
▪ Selama
Kegiatan
Pemuatan dan
Pengangkutan
Batubara
Pelaksana :
PT Kutai Energi
Instansi Pengawas :
▪ Dinas Perhubungan Kab. Kukar
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
Instansi Penerima Laporan :
▪ Dinas Perhubungan Kab. Kukar
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
RKL-RPL
V - 29
NO
Dampak
Lingkungan
yang
dikelola
Sumber
Dampak
Indikator
Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Institusi
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
18 Keselamatan
dan
Kesehatan
Kerja (K3)
a. Pembersihan
Lahan
Tambang
b. Pengupasan
Tanah Pucuk
& Tanah
Penutup
c. Pemindahan
&
Penimbunan
Tanah Pucuk
& Penutup
d. Pembongkara
n Batubara
e. Pemuatan
dan
Pengangkutan
Batubara
f. Penimbunan
batubara
g. Pengolahan
Batubara
h. Pemuatan
Batubara Ke
Ponton
i. Aktifitas
Bengkel dan
Genset
j. Aktivitas
Kantor dan
Sarana
Penunjang
k. Reklamasi
Lahan
Tingkat
keselamatan
kerja (zero
accident)
1. Melakukan segala bentuk kegiatan sesuai dengan SOP yang telah di tetapkan. 2. Melaporkan setiap kondisi yang borpotensi mengakibatkan gangguan
keselamatan kerja/ timbulnya bahaya. 3. Menyediakan APD (alat pelindung diri) dan melakukan pemeriksaan berkala
agar APD tetap dapat digunakan. 4. Menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) di
lingkungan kerja. 5. Membuat desain tambang yang harus memenuhi standar keselamatan kerja
dan dalam melaksanakan pekerjaan harus sesuai dengan Standart Operational Procedure (SOP).
6. Menyediakan fasilitas kesehatan untuk penanganan tingkat pertama dan berkerjasama dengan rumah sakit/puskesmas terdekat.
7. Pemeriksaan (pembaharuan) secara rutin alat-alat K3 yang digunakan sesuai standar kesehatan.
8. Membentuk divisi khusus yang menangani Sistim Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang bertugas memberikan penerangan dan penyuluhan tentang pentingnya penggunaan peralatan K3 seperti masker, ear plug, kacamata kerja dan lain sebagainya dalam bekerja untuk melindungi kesehatan dan keselamatan kerja
9. Mengikutsertakan seluruh karyawan baik karyawan tetap, kontrak maupun borongan menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.
10. Membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
11. Melakukan pemeriksanaan kesehatan awal (Medical Check Up) pada seluruh pekerja yang baru direkrut dan berkala.
12. Terhadap peralatan yang digunakan, baik pesawat angkat angkut, pesawat tenaga dan produksi, penyalur petir, dll akan dilakukan periksa uji oleh pegawai pengawas spesialis/PJK3 untuk mendapatkan pengesahan pemakaian.
13. Membuat area pemberhentian di beberapa titik jalan tambang untuk unit pengangkutan batubara menuju ke pelabuhan sebagai tempat istirahat
14. Pada tingkungan jalan angkut batubara yang berpotensi resiko K3 maka dibuat median jalan (tanggul) setinggi ± 1 m
15. Jalan tambang dilengkapi dengan tanggul di sisi kiri dan kanan jalan. 16. Melakukan kegiatan pertambangan sesuai Keputusan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral No. 1827 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik.
17. Memasang palang peringatan pentingnya K3 dan Mewajibkan pekerja untuk bekerja sesuai dengan Standard Operational Procedure (SOP) dan apabila tidak mengindahkannya maka perlu dilakukan pemberian sanksi atas pelanggaran tersebut.
Pada Lokasi :
▪ Pembersihan
Lahan
Tambang
▪ Pengupasan
Tanah Pucuk
& Tanah
Penutup
▪ Pemindahan
&
Penimbunan
Tanah Pucuk
& Penutup
▪ Pembongkara
n Batubara
▪ Pemuatan
dan
Pengangkuta
n Batubara
▪ Penimbunan
batubara
▪ Pengolahan
Batubara
▪ Pemuatan
Batubara Ke
Ponton
▪ Aktifitas
Bengkel dan
Genset
▪ Aktivitas
Kantor dan
Sarana
Penunjang
▪ Reklamasi
Lahan
Pada saat :
• Pembersihan
Lahan
Tambang
• Pengupasan
Tanah Pucuk
& Tanah
Penutup
• Pemindahan &
Penimbunan
Tanah Pucuk
& Penutup
• Pembongkara
n Batubara
• Pemuatan dan
Pengangkutan
Batubara
• Penimbunan
batubara
• Pengolahan
Batubara
• Pemuatan
Batubara Ke
Ponton
• Aktifitas
Bengkel dan
Genset
• Aktivitas
Kantor dan
Sarana
Penunjang
• Reklamasi
Lahan
Pelaksana :
PT. Kutai Energi
Instansi Pengawas :
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ Dinas Transmigrasi
dan Tenaga Kerja
Kab. Kukar
▪ Dinas Kesehatan
Kab. Kukar.
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov.
Kaltim
Instansi Penerima
Laporan :
▪ Dinas Transmigrasi
dan Tenaga Kerja
Kab. Kukar
▪ Dinas Kesehatan
Kab. Kukar.
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov.
Kaltim
RKL-RPL
V - 30
5.2.3. TAHAP PASCA OPERASI
NO
Dampak
Lingkungan
yang dikelola
Sumber
Dampak
Indikator
Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
1 Iklim Mikro Kegiatan
reklamasi lahan
lanjutan
Iklim mikro
mendekati rona
awal
1. Melakukan kegiatan penanaman dan penyulaman pada
lokasi yang masih terbuka.
2. Melakukan pemeliharaan tanaman reklamasi.
3. Melakukan pemeliharaan dan penanaman jenis buah-
buahan lokal maupun tanaman unggulan setempat.
Di lokasi kegiatan
reklamasi lahan
lanjutan
Pada saat
reklamasi lahan
lanjutan
berlangsung
Pelaksana :
PT. Kutai Energi
Instansi Pengawas :
▪ Dinas Perkebunan dan
Kehuatan Kab. Kukar
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
Instansi Penerima Laporan :
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
2 Bentang Alam Reklamasi
Lahan Lanjutan
Bentang alam yang
terbentuk setelah
penambangan
menjadi lebih baik
(datar-landai).
1. Paling lama 1 bulan, lokasi pit yang sudah selesai
ditambang segera dilakukan reklamasi.
2. Pit yang ditinggal 3 bulan s/d 1 tahun, akan
menyesuaikan data rencana kerja dan realisasi laporan
Triwulan yang dilaporkan kepada Pemerintah.
3. Tidak meninggalkan pit tambang lebih dari 1 Tahun,
tanpa ada persetujuan dari Pemerintah.
4. Jika bukaan pit pertama telah selesai penambangan,
maka material tanah penutup pada bukaan pit kedua
digunakan untuk penimbunan pit pertama (backfill) dan
seterusnya mengikuti arah kemajuan tambang yang
telah disetujui Pemerintah.
5. Melakukan pemisahan batuan yang berpotensi asam
(Potential Acid Forming) dan yang tidak berpotensi
asam (Non Acid Forming).
6. Minimal 80% dari batuan penutup (over burden)
dikembalikan ke lubang tambang sesuai dengan sifat
batuan dimana batuan yang berpotensi asam
ditempatkan di bawah dan yang tidak berpotensi asam
ditempatkan di atas.
7. Setelah kegiatan backfilling selesai, maka selanjutnya
dilakukan recountoring lahan dan penebaran top soil
dengan ketebalan minimal 30 cm secara merata
8. Lahan yang telah dilakukan penebaran top soil segera
Dilakukan pada
lokasi Reklamasi
lahan lanjutan
Selama kegiatan
pasca tambang.
Pelaksana :
PT. Kutai Energi
Instansi Pengawas :
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
Instansi Penerima Laporan :
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
RKL-RPL
V - 31
NO
Dampak
Lingkungan
yang dikelola
Sumber
Dampak
Indikator
Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
ditanami dengan tanaman penutup (cover crop).
9. Melakukan pengelolaan dan pengamanan lubang
tambang (void)
10. Lubang tambang (void) akan dimanfaatkan sebagai
sumber air bersih (embung) dan air irigasi serta
budidaya perikanan.
11. Luas dan jumlah lubang tambang yang terbentuk
maksimal sesuai dengan kajian dokumen studi
kelayakan dan dokumen AMDAL yang disetujui
pemerintah.
12. Sudut lereng timbunan tanah pucuk dan tanah penutup
(waste dump area) sama atau lebih kecil dari
rekomendasi kajian geoteknik yang disetujui
pemerintah (tercantum dalam studi kelayakan atau
dalam kajian tersendiri)
RKL-RPL
V - 32
NO
Dampak
Lingkungan
yang dikelola
Sumber
Dampak
Indikator
Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
3 Aliran
Permukaan,
Erosi
▪ Reklamasi
lahan lanjutan
▪ Pascatamban
g dan
Pengembalian
Lahan
▪ Terjadinya
penurunan
laju aliran
permukan.
▪ Terjadinya
penurunan
erosi
▪ PP Nomor 150
Tentang
Pengendalian
Kerusakan
Tanah Untuk
Produksi
Biomassa,
tingkat erosi
tanah
permukaan
maksimum
sebesar 1,2
mm/tahun,
atau sebesar +
14,4
ton/Ha/tahun
1. Segera melakukan kegiatan penutupan
tambang/pembongkaran fasilitas penunjang
(kantor,workshop, jalan dll), lahan bekas
fasilitas tersebut dilakukan penanaman Cover
Crop.
2. Melakukan reklamasi pada lokasi bekas jalan
tambang.
3. Melakukan penanaman dan pemeliharaan
tanaman.
4. Melakukan recontouring dengan cara
penataan permukaan tanah timbunan sesuai
dengan kondisi topografi lahan di sekitarnya.
5. Perlakuan pemupukan dan pengapuran lahan
reklamasi untuk perbaikan kesuburan tanah.
6. Melakukan penanaman cover crop di semua
areal revegetasi seperti jenis Centrosema
pubescens, Calopogonium mucunoides,
Pueraria javanica, dll.
7. Melakukan penanaman dan pemeliharaan
jenis tanaman yang bersifat pioneer, cepat
tumbuh, seperti sengon, gmelina, angsana,
trembesi, karet, lamtoro, gamal, johar,
sungkai, jabon, kelapa sawit dan lain-lain
dengan jarak tanam 4 x 4 m (atau sesuai
dengan jenis tanaman) serta jenis buah-
buahan lokal sebagai tanaman sisipan
sebanyak 50 batang/ha
8. Melakukan recountouring dengan cara
penataan permukaan tanah timbunan sesuai
dengan kondisi topografi lahan disekitarnya.
9. Perlakuan pemupukan dan pengapuran lahan
reklamasi untuk memacu perkembangan
perakaran tanaman revegetasi.
10. Pemeliharaan intensif terhadap seluruh
tanaman revegetasi setiap 4 bulan sekali
sampai umur 3 tahun.
• Lokasi
reklamasi yang
belum selesai
• lokasi bekas
jalan tambang
▪ lokasi bekas
sarana dan
prasarana
yang ada
▪ Selama
Kegiatan
Reklamasi
lahan lanjutan
▪ Selama
Kegiatan
Pascatambang
dan
Pengembalian
Lahan
Pelaksana :
PT. Kutai Energi
Instansi Pengawas :
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
Instansi Penerima Laporan :
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
RKL-RPL
V - 33
NO
Dampak
Lingkungan
yang dikelola
Sumber
Dampak
Indikator
Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan Lingkungan
Hidup
4 Sedimentasi,
Kualitas Air
a. Reklamasi
lahan
lanjutan
b. Pascatam
bang dan
Pengemb
alian
Lahan
▪ Tidak terjadinya
pendangkalan
parit dan
penyumbatan
saluran
drainase.
▪ Kualitas air di
badan sungai
mendekati rona
awal
▪ BML : Perda
Nomor 02
Tahun 2011
tentang
pengelolaan
Kualitas Air Dan
Pengendalian
Pencemaran Air
1. Segera melakukan kegiatan penutupan tambang/ pembongkaran fasilitas penunjang (kantor, workshop, jalan dll) dan lahan bekas fasilitas tersebut dilakukan penanaman Cover Crop.
2. Melakukan reklamasi pada lokasi bekas jalan tambang. 3. Selanjutnya melakukan penanaman dan pemeliharaan
jenis tanaman yang bersifat pionir, cepat tumbuh, seperti sengon, gmelina, angsana, trembesi, karet, lamtoro, gamal, johar, sungkai, jabon, kelapa sawit dan lain-lain dengan jarak tanam 4 x 4 m (atau sesuai dengan jenis tanaman) serta jenis buah-buahan lokal sebagai tanaman sisipan sebanyak 50 batang/ha
4. Melakukan recountouring dengan cara penataan permukaan tanah timbunan sesuai dengan kondisi topografi lahan di sekitarnya.
5. Perlakuan pemupukan dan pengapuran lahan reklamasi untuk memacu perkembangan perakaran tanaman revegetasi.
6. Melakukan pemeliharaan intensif terhadap seluruh tanaman revegetasi
• Lokasi
Reklamasi
yang belum
selesai
• lokasi bekas
jalan tambang
dan
• lokasi bekas
sarana dan
prasarana
yang ada
▪ Lokasi
konservasi
(sempadan
sungai)
▪ Selama Kegiatan
Reklamasi lahan
lanjutan
▪ Selama Kegiatan
Pascatambang
dan
Pengembalian
Lahan
Pelaksana :
PT. Kutai Energi
Instansi Pengawas :
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
Instansi Penerima Laporan :
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
5 Vegetasi
Penutup Lahan
a. Reklamasi
lahan
lanjutan
b. Pascatam
bang dan
Pengemb
alian
Lahan
seluruh lokasi
bekas bukaan
tambang dan
segala fasilitasnya
telah selesai
direvegetasi
dengan
pertumbuhan
tanaman yang baik
yaitu dengan
pertumbuhan
minimal 80%
1. Melaksanakan kegiatan reklamasi lahan lanjutan. 2. Melakukan penanaman, pemupukan dan pemeliharaan
tanaman. 3. Melaksanakan serangkaian tahapan kegiatan
pascatambang. 4. Melakukan penebaran tanah pucuk (top soil) diseluruh
area revegetasi. 5. Melakukan penanaman cover crop disemua areal
revegetasi seperti jenis Centrosema pubescens, Calopogonium mucunoides, Pueraria javanica, dll.
6. Selanjutnya melakukan penanaman dan pemeliharaan jenis tanaman yang bersifat pionir, cepat tumbuh, seperti sengon, gmelina, angsana, trembesi, karet, lamtoro, gamal, johar, sungkai, jabon, kelapa sawit dan lain-lain dengan jarak tanam 4 x 4 m (atau sesuai dengan jenis tanaman) serta jenis buah-buahan lokal sebagai tanaman sisipan sebanyak 50 batang/ha
7. Melakukan pemeliharaan tanaman setiap 4 bulan sekali sampai umur tanaman 3 tahun.
8. Memasang plang-plang/pengumuman larangan berburu pada daerah reklamasi dan revegetasi
▪ Lokasi
reklamasi
lahan lanjutan
▪ Lokasi
Pascatamban
g dan
Pengembalia
n Lahan
▪ Selama kegiatan
reklamasi lahan
lanjutan
▪ Selama kegiatan
Pascatambang
dan
Pengembalian
Lahan
Pelaksana :
PT. Kutai Energi
Instansi Pengawas :
▪ Dinas Perkebunan Kab. Kukar
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
Instansi Penerima Laporan :
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
RKL-RPL
V - 34
NO
Dampak
Lingkungan
yang dikelola
Sumber
Dampak
Indikator
Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
6 Kesempatan
Kerja dan
Peluang
Berusaha
Kegiatan
Pemutusan
Hubungan Kerja
▪ Telah
disosialisasikann
ya rencana PHK
▪ Telah
melaksanakan
kegiatan
pembekalan
berupa kursus
dan sejenisnya
1. Mengupayakan agar Kegiatan Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK) dapat berlangsung
dengan lancar dan tidak menimbulkan
kontroversi/konflik antar pekerja dan PT.
Kutai Energi.
2. Memberikan pengertian dan pemberitahuan
kepada karyawan atau pekerja secara lebih
dini, sehingga memberi peluang bagi
mereka untuk mencari alternatif pekerjaan.
3. Melaporkan dan berkoordinasi dengan
Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kab.
Kukar tentang rencana pemutusan
Hubungan Kerja.
4. Menyelesaikan semua kewajiban PT Kutai
Energi terhadap para pekerja (upah yang
belum dibayarkan).
5. Melaksanakan mekanisme PHK sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
dibidang ketenagakerjaan.
6. Memberikan referensi/surat pengalaman
kerja bagi para karyawan terkena PHK
7. Melakukan Kegiatan PHK tenaga kerja
secara bertahap.
8. Memberikan pelatihan dan kursus-kursus
bagi pekerja/karyawan untuk meningkatkan
kualitas SDM.
9. Memberikan bekal ketrampilan seperti
(kursus montir/mekanik, pertanian,
peternakan, perikanan, home industri)
kepada karyawan yang akan di PHK.
10. Memberikan uang pesangon kepada
karyawan disesuaikan dengan masa kerja
dan besarnya mengacu pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku yaitu
Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan, maupun
peraturan terkait lainnya.
Di bagian
personalia dan
masyarakat
Desa sekitar
kegiatan
eksploitasi/
operasi produksi
batubara PT.
Kutai Energi
Satu tahun
sebelum
pemutusan
hubungan kerja
(PHK) sampai
proses PHK
selesai.
Pelaksana :
PT. Kutai Energi
Instansi Pengawas :
▪ Pemerintah Desa Batuah, Desa Tani
Harapan, Kelurahan Jawa dan Kelurahan
Teluk Dalam
▪ Muspika Loa Janan, Sanga Sanga dan
Muara Jawa
▪ Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kab.
Kukar
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
Instansi Penerima Laporan :
▪ Muspika Loa Janan, Sanga Sanga dan
Muara Jawa
▪ Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kab.
Kukar
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Provinsi Kaltim
RKL-RPL
V - 35
NO
Dampak
Lingkungan
yang
dikelola
Sumber
Dampak
Indikator
Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
7 Tingkat
Pendapatan
Pemutusan
Hubungan
Kerja
▪ Telah
disosialisasika
nya rencana
PHK
▪ Telah
melaksanakan
kegiatan
pembekalan
berupa kursus
dan sejenisnya
▪ Mengupayakan agar Kegiatan Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK) dapat berlangsung dengan lancar dan tidak
menimbulkan kontroversi/konflik antar pekerja dan PT. Kutai
Energi
▪ Memberikan pengertian dan pemberitahuan kepada karyawan
atau pekerja secara lebih dini, sehingga memberi peluang
bagi mereka untuk mencari alternatif pekerjaan
▪ Melakukan Kegiatan pelepasan tenaga kerja secara bertahap
▪ Memberikan pelatihan dan kursus-kursus bagi
pekerja/karyawan untuk meningkatkan kualitas SDM
▪ Memberikan bekal ketrampilan seperti (kursus
montir/mekanik, pertanian, peternakan, perikanan, home
industri) kepada karyawan yang akan di PHK
▪ Memberikan uang pesangon kepada karyawan disesuaikan
dengan masa kerja dan besarnya mengacu pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku yaitu Undang-Undang
Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, maupun
peraturan terkait lainnya
Di bagian
personalia,
pada saat
kegiatan
rasionalisasi
tenaga kerja
(PHK)
Pada saat
kegiatan
rasionalisasi
tenaga kerja
(PHK)
Pelaksana :
PT. Kutai Energi
Instansi Pengawas :
▪ Pemerintah Kecamatan Loa Janan, Sanga-
sanga dan Muara Jawa.
▪ Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kab.
Kukar
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
Instansi Penerima Laporan :
▪ Pemerintah Kecamatan Loa Janan, Sanga-
sanga dan Muara Jawa.
▪ Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kab.
Kukar
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
RKL-RPL
V - 36
NO
Dampak
Lingkungan
yang
dikelola
Sumber
Dampak
Indikator
Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
8 Persepsi
dan Sikap
Masyarakat
a. Pengembang
an dan
Pembedayaa
n masyarakat
(PPM) dan
CSR
Lanjutan
b. Pascatamba
ng dan
Pengembalia
n Lahan
c. Pemutusan
Hubungan
Kerja
▪ Ketergantungan
masyarakat
dengan
perusahaan
sudah
berkurang
▪ Masyarakat
sudah
memahami
rencana
penutupan
tambang
1. Melakukan sosialisasi dan memberikan pelatihan kepada
masyarakat yang terpengaruh langsung dengan
penutupan tambang
2. Berkontribusi aktif dalam peningkatan kuantitas maupun
kwalitas fasilitas umum (sosial) di sekitar lokasi
penambangan diintegrasikan dalam program rencana
pascatambang (RPT).
3. Melakukan sosialisasi terhadap karyawan tentang rencana
kegiatan pelepasan tenaga kerja.
4. Memberikan pengertian dan pemberitahuan kepada
karyawan atau pekerja lebih dini, sehingga memberi
peluang bagi mereka untuk mencari lowongan pekerjaan
lain.
5. Melakukan Kegiatan pelepasan tenaga kerja secara
bertahap.
6. Memberikan bekal ketrampilan seperti (kursus
montir/mekanik, pertanian, peternakan, perikanan, home
industri dll) sesuai dengan bakat/minat karyawan kepada
karyawan yang akan di PHK.
7. Memberikan uang pesangon kepada karyawan
disesuaikan dengan masa kerja dan besarnya mengacu
pada peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu
Undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang
ketenegakerjaan maupun peraturan terkait lainnya.
Desa di sekitar
lokasi tambang
yaitu di Desa
Batuah, Desa Tani
Harapan,
Kelurahan Jawa
dan Kelurahan
Teluk Dalam serta
bagian personalia
PT. Kutai Energi
Selama kegiatan
Pengembangan
dan
Pemberdayaan
Masyarakat,
kegiatan rencana
Pascatambang
dan Pengembalian
Lahan dan
kegiatan
Pemutusan
Hubungan Kerja
berlangsung
Pelaksana :
PT. Kutai Energi
Instansi Pengawas :
▪ Pemerintah Desa Batuah, Desa
Tani Harapan, Kelurahan Jawa
dan Kelurahan Teluk Dalam
▪ Muspika Loa Janan, Sanga
Sanga dan Muara Jawa
▪ Dinas Transmigrasi dan
Tenaga Kerja Kab. Kukar
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
Instansi Penerima Laporan :
▪ Dinas Transmigrasi dan
Tenaga Kerja Kab. Kukar
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
RKL-RPL
V - 37
No
Dampak
Lingkungan
yang dikelola
Sumber
Dampak
Indikator
Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Institusi Pengelolaan Lingkungan
Hidup
9 Konflik Sosial Pemutusan
Hubungan Kerja
Tidak terjadinya
unjuk rasa atau
demo akibat
Kegiatan
pemutusan
hubungan kerja
1. Melakukan koordinasi dan melaporkan
rencana PHK ke Dinas Transmigrasi dan
Tenaga Kerja Kab. Kutai Kartanegara
2. Melakukan sosialisasi terhadap karyawan
tentang rencana Kegiatan pelepasan tenaga
kerja.
3. Memberikan pengertian dan pemberitahuan
kepada karyawan atau pekerja secara lebih
dini, sehingga memberi peluang bagi mereka
untuk mencari lowongan pekerjaan di
perusahaan lain yang masih atau akan
beroperasi.
4. Melakukan Kegiatan pelepasan tenaga kerja
secara bertahap
5. Memastikan bahwa yang menjadi hak-hak
pekerja telah dipenuhi seluruhnya
6. Memberikan pelatihan pelatihan kepada
pekerja sebelum proses pemutusan hubungan
kerja.
Desa di sekitar
lokasi tambang
yaitu di Desa
Batuah, Desa Tani
Harapan, Kelurahan
Jawa dan
Kelurahan Teluk
Dalam serta bagian
personalia PT. Kutai
Energi, serta pada
karyawan.
Periode Selama
Pemutusan
Hubungan Kerja
berlangsung
Pelaksana :
PT. Kutai Energi
▪ Instansi Pengawas :
▪ Pemerintah Desa Batuah, Desa Tani
Harapan, Kelurahan Jawa dan
Kelurahan Teluk Dalam
▪ Muspika Loa Janan, Sanga Sanga dan
Muara Jawa
▪ Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Kukar
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
Instansi Penerima Laporan :
▪ Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja
Kab. Kukar
▪ Polres kabupaten Kukar
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
RKL-RPL
V - 38
No
Dampak
Lingkungan
yang dikelola
Sumber
Dampak
Indikator
Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan Lingkungan
Hidup
10 Kecelakaan Lalu
Lintas umum
dan
K3
Kegiatan
Demobilisasi
Peralatan
Tingkat
Keselamatan
Kerja (zero
accident)
1. Menggunakan unit mobilisasi sesuai dengan
umur teknis
2. Melakukan pengawalan oleh Instansi yang
berwenang dalam kegiatan demobilisasi
3. Memberi kesempatan kepada pemakai jalan
umum untuk mendahului dengan aman
4. Melakukan pengaturan lalu lintas selama
kegiatan demobilisasi berlangsung
5. Demobilisasi dilakukan pada malam hari di atas
jam 10.00 malam
6. Menanggung semua biaya pengobatan dan atau
santunan serta biaya pemakaman jika terjadi
korban
Pada unit dan
operator peralatan
demobilisasi
Peralatan
Pada saat kegiatan
demobilisasi
Peralatan
berlangsung
Pelaksana :
PT. Kutai Energi
Instansi Pengawas :
▪ Dinas Perhubungan Kab. Kukar
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ Kepolisian
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
Instansi Penerima Laporan :
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
Dampak Lainnya yang dikelola
1 Limbah
Domestik
Aktivitas
Bengkel dan
Genset serta
Sarana dan
Prasarana
(kantor, kantin,
mess dll)
Sampah/limbah
domestik telah
dikelola sesuai
dengan peraturan
perundang-
undangan
1. Menyediakan tempat sampah pada lokasi-lokasi
yang berpotensi menghasilkan sampah seperti
kantor, kantin, mess dan workshop.
2. Memberikan papan informasi/pengumuman
mengenai membuang sampah pada tempatnya.
3. Tempat sampah terdiri dari sampah organik dan
anorganik.
4. Bekerjasama dengan DLHK Kab. Kukar dalam
program Reuse, Reduce dan Recycle sampah
maupun pembuatan TPA sampah di Kecamatan.
5. Mengangkut sisa limbah padat ke TPA terdekat
secara periodik.
6. Membuat septictank yang memenuhi syarat
kesehatan.
7. Membuat saluran pembuangan air limbah
domestik yang memenuhi persyaratan kesehatan,
atau sanitasi lingkungan.
8. Melakukan pengelolaan sampah organik untuk
dibuat menjadi kompos.
▪ Kantor
▪ Kantin
▪ Mess
▪ Workshop
Selama
operasional
kegiatan tambang
Pelaksana :
PT. Kutai Energi
Instansi Pengawas :
▪ Pemerintah Kecamatan Loa Janan
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ Dinas Kesehatan Kab. Kukar.
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
Instansi Penerima Laporan :
▪ Dinas Kesehatan Kab. Kukar.
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
RKL-RPL
V - 39
5.3. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (RPL)
5.3.1. TAHAP PRA KONSTRUKSI
No
Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis Dampak
yang Timbul
Indikator/
Parameter
Sumber
Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Waktu Dan
Frekuensi
Pemantauan
Pelaksana Instansi
Pengawas
Instansi
Penerima
Laporan
1 Persepsi dan
Sikap
Masyarakat
Terjadinya
perubahan
presepsi dan
sikap
masyarakat
baik positif
ataupun negatif
terhadap
perusahaan
Kegiatan
Pembebasan
Lahan dan
pemanfaatan
penggunaan
Lahan
bersama
Metode Pengumpulan Data
Melakukan pencatatan dan wawancara dengan
masyarakat yang memiliki lahan, bangunan dan
tanam tumbuh yang terkena pembebasan, tokoh
masyarakat dan aparat Desa tentang persepsi
dan sikap masyarakat dalam kegiatan
pembebasan lahan.
Metode Analisis Data
Data yang diperoleh, kemudian diolah secara
tabulasi dan dianalisis secara deskriptif serta
membandingkan antara persepsi dan sikap
masyarakat sebelum dengan setelah adanya
kegiatan pembebasan lahan, bangunan dan
tanam tumbuh.
▪ Desa Batuah
▪ Desa Tani
Harapan
▪ Kelurahan
Jawa
▪ Kelurahan
Teluk Dalam
▪ Kantor
Perusahaan
Dilakukan sebelum
dan selama kegiatan
pembebasan lahan
berlangsung dengan
frekuensi pemantauan
dilakukan setiap 6
bualn sekali.
PT. Kutai
Energi.
▪ Pemerintah
Desa Batuah,
Desa Tani
Harapan,
Kelurahan Jawa
dan Kelurahan
Teluk Dalam.
▪ Muspika Loa
Janan, Sanga
Sanga dan
Muara Jawa.
▪ Dinas
Pertanahan dan
Penataan Ruang
Kab. Kukar.
▪ Dinas Pertanian
dan Peternakan
Kab. Kukar
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim.
▪ DLHK Kab.
Kukar.
▪ Dinas
Pertanahan
dan Penataan
Ruang Kab.
Kukar.
▪ Dinas
Pertanian dan
Peternakan
Kab. Kukar
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim.
▪ DLH Prov.
Kaltim
RKL-RPL
V - 40
No
Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis Dampak
yang Timbul
Indikator/
Parameter
Sumber
Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan Hidup
Waktu Dan
Frekuensi
Pemantauan
Pelaksana Instansi
Pengawas
Instansi
Penerima
Laporan
2 Konflik Sosial ▪ Munculnya
ketidak
puasan
masyarakat
▪ Adanya
gangguan/de
mo terhadap
perusahaan
Kegiatan
Pembebasan
Lahan dan
pemanfaatan
penggunaan
Lahan
bersama
Metode Pengumpulan Data
▪ Melakukan pengamatan langsung di lapangan
dan wawancara dengan pemilik lahan,
bangunan dan tanam tumbuh apakah dalam
proses pembebasan lahan berlangsung dengan
aman dan terbuka tanpa menimbulkan
gejolak/konflik sosial.
▪ Melakukan wawancara dan menjalin
komunikasi dengan pemerintah desa dan tokoh
masyarakat terkait dengan pembebasan lahan.
Metode Analisis Data
Data yang diperoleh, kemudian diolah secara
tabulasi dan dianalisis secara deskriptif dan
analisis.
Desa di sekitar
lokasi tambang
yaitu Desa
Batuah, Desa
Tani Harapan,
Kelurahan Jawa
dan Kelurahan
Teluk Dalam
serta kantor
perusahaan
Dilakukan sebelum
dan selama kegiatan
pembebasan lahan
berlangsung dengan
frekuensi
pemantauan
dilakukan setiap 6
bualn sekali.
PT. Kutai
Energi.
▪ Pemerintah
Desa Batuah,
Desa Tani
Harapan,
Kelurahan Jawa
dan Kelurahan
Teluk Dalam.
▪ Muspika Loa
Janan, Sanga
Sanga dan
Muara Jawa.
▪ Dinas
Pertanahan dan
Penataan Ruang
Kab. Kukar.
▪ Dinas Pertanian
dan Peternakan
Kab. Kukar
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim.
▪ DLHK Kab.
Kukar.
▪ Dinas
Pertanahan
dan Penataan
Ruang Kab.
Kukar.
▪ Dinas
Pertanian dan
Peternakan
Kab. Kukar
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim.
▪ DLH Prov.
Kaltim
RKL-RPL
V - 41
5.3.2. TAHAP OPERASI
No
Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
Dampak
yang Timbul
Indikator/
Parameter
Sumber
Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Waktu Dan
Frekuensi
Pemantauan
Pelaksana Instansi
Pengawas
Instansi
Penerima
Laporan
1 Iklim Mikro ▪ Terjadinya
perubahan
suhu udara
(oC) dan
kelembaban
(%).
▪ Pembersihan
lahan
tambang
▪ Reklamasi
lahan
Metode Pengumpulan Data
Melakukan pengukuran dan pengamatan langsung
dilapangan dengan menggunakan alat pengukur suhu
dan kelembaban.
Metode Analisis Data
Membandingkan hasil pengamatan dengan rona
lingkungan awal suhu dan kelembaban setelah
kegiatan.
▪ Lokasi
pembersihan
lahan tambang
▪ Lokasi
reklamasi lahan
Selama kegiatan
pembersihan lahan
dan reklamasi lahan
berlangsung
dengan frekuensi 6
bulan sekali.
PT. Kutai
Energi.
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
RKL-RPL
V - 42
No
Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
Dampak
yang
Timbul
Indikator/
Parameter
Sumber
Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Lingkungan Hidup
Waktu Dan
Frekuensi
Pemantauan
Pelaksana Instansi
Pengawas
Instansi
Penerima
Laporan
2 Kualitas
Udara
Ambien
Kualitas udara ambient
masih memenuhi baku mutu
lingkungan mengacu pada
Peraturan Pemerintah No. 41
Tahun 1999 yaitu :
▪ PM10 maks. 150 μg/Nm3
(waktu pengukuran 24 jam).
▪ PM2,5 maks. 65 μg/Nm3
(waktu pengukuran 24 jam).
▪ TSP (Debu) maks. 230
μg/Nm3 (waktu pengukuran
24 jam).
Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No. 4
tahun 2014 Tentang Baku
Mutu Emisi Sumber Tidak
Bergerak Bagi Usaha
Dan/Atau Kegiatan
Pertambangan (Lampiran VI)
Untuk Bahan Bakar Minyak :
▪ Kapasitas genset ≤570 kW
parameter NO2 maksimal
1000 mg/Nm3, CO
maksimal 600 mg/Nm3
▪ Kapasitas genset >570 kW
parameter Total Partikulat
maksimal 150 mg/Nm3,
SO2 maksimal 800
mg/Nm3, NO2 maksimal
1000 mg/Nm3, CO
maksimal 600 mg/Nm3
▪ Pemindahan
dan
penimbunan
tanah pucuk
dan tanah
penutup
▪ Pemuatan dan
pengangkutan
batubara
▪ Pengolahan
Batubara
▪ Pemuatan
Batubara Ke
Ponton
▪ Aktifitas
bengkel dan
genset
Kualitas Udara Ambien
Metode Pengumpulan data
Melakukan pengambilan sampling udara
ambien (debu) langsung di lapangan dengan
alat Dust Collector atau High Volume Sampler
Method Dalam pengambilan sampel kualitas
udara melibatkan laboratorium pihak ketiga
yang telah terakreditasi dalam kegiatan
pengambilan sampling tersebut.
Sebagai data penunjang, diukur juga
kecepatan angin sesaat dengan menggunakan
hand anemometer (m/deetik) dan arah angin
dengan alat wind vane pada ketinggian ± 2
meter.
Metode Analisis Data
Data hasil pengukuran dibandingkan dengan
baku mutu lingkungan yang mengacu pada
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999
tentang Pengendalian pencemaran udara.
Emisi gas
Metode Pengumpulan Data
▪ Melakukan pengambilan sampling emisi gas
langsung di lapangan dengan alat gas
sampler yang melibatkan laboratorium pihak
ketiga yang telah terakreditasi dalam
kegiatan pengambilan sampling tersebut.
▪ Sebagai data penunjang, diukur juga
kecepatan angin sesaat dengan
menggunakan hand anemometer (m/detik)
dan arah angin dengan alat wind vane pada
ketinggian ± 2 meter.
Metode Analisis Data
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 4
tahun 2014 tentang Baku Mutu Emisi Sumber
Tidak Bergerak Bagi Usaha dan/atau
Kegiatan Pertambangan Lampiran VI.
Udara Ambien:
a. Tambang Aktif
b. Jalan Tambang
(Crossing)
S 00 43’ 14.5”
E 117 09’ 13.7’’
c. Area Stock Pile,
S 00 42’ 09.2”
E 117 07’ 20.3’’
d. Area Pemukiman
Desa Tani
Harapan RT. 07
S 00 43’ 51.1”
E 117 07’ 14.1’’
e. Area pemukiman
Desa Batuah
terdekat dengan
lokasi tambang
Emisi Sumber
Bergerak :
a. Unit dump truck
umur > 5 tahun
dan < 5 tahun
b. Unit HD umur > 5
tahun dan < 5
tahun
c. Unit Excavator
umur > 5 tahun
dan < 5 tahun
Emisi Sumber
Tidak Bergerak :
▪ Pada semua
genset yang
beroperasi
Udara Ambien:
Dilakukan setiap 6
bulan sekali.
Emisi Sumber
Bergerak :
Dilakukan setiap 1
tahun sekali.
Emisi Sumber
Tidak Bergerak :
▪ 1 (satu) kali
dalam 3 (tiga)
tahun dengan
kapasitas 570
kW
▪ 1 (satu) kali
dalam 1 (satu)
tahun dengan
kapasitas 570
kW -3 MW
▪ 1 (satu) kali
dalam 6
(enam) bulan
dengan
kapasitas 3
MW
PT. Kutai
Energi atau
bekerja
sama
dengan
laboratoriu
m yang
terakredita
si.
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas
ESDM
Prov.
Kaltim
▪ DLHK
Kab. Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas
ESDM
Prov.
Kaltim
RKL-RPL
V - 43
No
Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
Dampak
yang
Timbul
Indikator/
Parameter
Sumber
Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Waktu Dan
Frekuensi
Pemantauan
Pelaksana Instansi
Pengawas
Instansi
Penerima
Laporan
3 Kebisingan Kebisingan di
lingkungan
kerja dan
pemukiman,
masih
memenuhi
baku mutu
lingkungan.
▪ Pengupasan
tanah pucuk
dan tanah
penutup
▪ Pemindahan
dan
penimbunan
tanah pucuk
dan tanah
penutup
▪ Pemuatan
dan
pengangkutan
batubara
▪ Penimbunan
batubara
▪ Pengolahan
batubara
▪ Pemuatan
batubara ke
ponton
▪ Aktifitas
bengkel dan
genset
▪ Reklamasi
lahan
Metode Pengumpulan Data
Melakukan pengambilan sampling tingkat Kabisingan
dengan alat sound level meter dengan cara sederhana yaitu
melakukan setiap pengukuran selama 1 (satu) jam dengan
bekerjasama dengan laboratorium pihak ketiga yang telah
terakreditasi.
Metode Analisis Data
Hasil pengukuran tingkat Kabisingan di lingkungan kerja dan
pemukiman kemudian dibandingkan dengan Nilai Ambang
Batas (NAB) yang telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018
sebesar 85 dB (A) dan Baku mutu lingkungan berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.
Kep-48/MENLH/1996 tentang Baku Kebisingan.
▪ Di lokasi
Pengupasan
tanah pucuk dan
tanah penutup
▪ Di lokasi
Pemindahan
dan
penimbunan
tanah pucuk dan
tanah penutup
▪ Di lokasi
Pemuatan dan
pengangkutan
batubara
▪ Di lokasi
Penimbunan
batubara
▪ Di lokasi
Pengolahan
batubara
▪ Di lokasi
Pemuatan
batubara ke
ponton
▪ Di lokasi Aktifitas
bengkel dan
genset
▪ Di lokasi
Reklamasi lahan
▪ Di lokasi
pemukiman
warga terdekat
dengan aktivitas
pertambangan
Dilakukan
setiap 3 bulan
sekali.
PT. Kutai
Energi atau
bekerja
sama
dengan
laboratoriu
m yang
terakreditas
i.
▪ Dinas
Kesehatan
kab. kukar
▪ Dinas
Transmigrasi
dan Tenaga
Kerja
Kab.Kukar
▪ DLHK
Kab.Kukar
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
▪ DLHK
Kab.Kukar
▪ Dinas
Kesehatan kab.
kukar
▪ Dinas
Transmigrasi
dan Tenaga
Kerja
Kab.Kukar
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
▪ DLH Prov.
Kaltim.
RKL-RPL
V - 44
No
Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
Dampak
yang Timbul
Indikator/
Parameter
Sumber
Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Waktu Dan
Frekuensi
Pemantauan
Pelaksana Instansi
Pengawas
Instansi
Penerima
Laporan
4 Getaran ▪ Tingkat getaran
saat kegiatan
blasting
berlangsung
▪ Pengupas
an tanah
pucuk dan
tanah
penutup
Metode Pengumpulan Data
Pengukuran menggunakan alat penangkap getaran
berupa seismometer/Accelerometer/vibration meter.
Pelaksanaan pengukuran dapat bekerjasama dengan
pihak ketiga/laboratorium
Metode Analisis Data
Metode pengumpulan dan analisis data mengikuti
keputusan Menteri Negara Lingkungan hidup No : kep-
49/MENLH/11/1996 tanggal 25 November 1996 tentang
Baku Tingkat Getaran
Di sekitar
lokasi
kegiatan
pengupasan
tanah pucuk
dan tanah
penutup
(Desa Tani
Harapan dan
Desa Batuah)
Desa terdekat
atau yang
terkena
dampak
akibat
kegiatan
blasting
(peledakan)
Selama
berlangsungnya
kegiatan blasting
(peledakan) dengan
frekuensi dilakukan
1 (satu) minggu
sekali selama ada
kegiatan blasting
(peledakan) atau
setiap hari jika lokasi
blasting relatif dekat
dengan pemukiman
dan untuk
mengetahui teknik/
metode blasting
yang aman bagi
pemukiman
PT. Kutai
Energi.
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
▪ DLHK
Kab.Kukar
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
▪ DLH Prov.
Kaltim.
5 Bentang
Alam
▪ Kemiringan
lereng dan
panjang lereng
disposal sesuai
dengan kajian
geoteknik yang
telah disetujui.
▪ Topografi yang
terbentuk
setelah kegiatan
reklamasi
menjadi lebih
baik (datar-
landai)
▪ Pengupas
an tanah
pucuk dan
tanah
penutup
▪ Reklamasi
lahan
Metode Pengumpulan Data
Mengukur ketinggian lahan dengan altimeter dan
membuat garis kontur di lokasi bekas bukaan tambang
dan waste dump area dengan menggunakan theodolit
(pemetaan topografi lokal).
Melakukan pemantauan potensi terjadinya longsor
diseluruh area tambang terutama lokasi pit dan
timbunan yang berada relative dekat dengan
pemukiman
Metode Analisis Data
Hasil pengukuran digambarkan pada peta topografi,
kemudian dibandingkan dengan peta topografi sebelum
penambangan.
▪ Lokasi pit
penambang
an
▪ Lokasi
disposal
area
▪ Lokasi
reklamasi
▪ Pemantauan
potensi terjadinya
longsor dilakukan
setiap hari
khususnya pada
lokasi pit dan
disposal yang
dekat dengan
pemukiman.
▪ Pemantauan
betang alam
lokasi
penambangan
dilakukan setiap 6
bulan sekali
PT. Kutai
Energi.
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
▪ DLHK
Kab.Kukar
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
▪ DLH Prov.
Kaltim.
RKL-RPL
V - 45
No
Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
Dampak
yang Timbul
Indikator/
Parameter
Sumber
Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Waktu Dan
Frekuensi
Pemantauan
Pelaksana Instansi
Pengawas
Instansi
Penerima
Laporan
6 Kesuburan
Tanah
Kesuburan tanah
mengacu pada
kriteria kesuburan
tanah dari Pusat
Penelitian Tanah
dan Agroklimat
Bogor.
KTK, KB, C
organik. P2O5 dan
K2O.
▪ Pengupas
an tanah
pucuk dan
tanah
penutup
▪ Pemindah
an &
Penimbun
an Tanah
Pucuk &
Penutup
Metoda pengumpulan data
▪ Melakukan pengambilan contoh tanah secara
komposit dengan kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm
▪ Melakukan pengukuran pH tanah menggunakan pH-
meter.
▪ Melakukan pengukuran C-organik dengan metoda
Walkey & Black dengan menggunakan alat gelas.
▪ Melakukan pengukuran N total dengan metoda
Kjedal menggunakan alat berupa tabung Kjedal.
▪ Melakukan pengukuran P tersedia dengan metoda
Ekstraksi Bray-1 dengan menggunakan alat
Spectrophotometer Absorp Atom (AAS).
▪ Melakukan pengukuran K, Na, Ca dan Mg dengan
metoda Ekstraksi NH4OAc, pH 7 dengan
menggunakan alat Flame Photometer.
▪ Melakukan pengukuran Al dengan titrasi
menggunakan alat gelas.
▪ Bekerja sama dengan laboratorium yang terakreditasi
Metoda analisis data
Analisis data dilakukan secara deskriptif dan hasil
analisis laboratorium dibandingkan dengan kriteria
tingkat kesuburan tanah yang dibuat oleh Pusat
Penelitian Tanah dan Agroklimat (PPT Bogor).
▪ Lokasi yang
telah
direklamasi
▪ Lokasi
disposal area
Pada saat kegiatan
pengupasan tanah
pucuk dan tanah
penutup dan
pemindahan dan
penimbunan tanah
pucuk dan tanah
penutup
berlangsung
dengan frekuensi
pemantauan setiap
1 (satu) Tahun
sekali
PT. Kutai
Energi atau
bekerja sama
dengan
laboratorium
yang
terakreditasi.
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
RKL-RPL
V - 46
No
Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
Dampak
yang Timbul
Indikator/
Parameter
Sumber
Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Waktu Dan
Frekuensi
Pemantauan
Pelaksan
a
Instansi
Pengawas
Instansi
Penerima
Laporan
7 Aliran
Permukaan
dan Erosi
▪ Peningkatan
Air limpasan
▪ Peningkatan
laju erosi
▪ Terjadinya alur
- alur erosi
▪ Kegiatan
Pembersihan
lahan
tambang
▪ Kegiatan
pemindahan
&
penimbunan
tanah pucuk &
tanah penutup
▪ Kegiatan
reklamasi
lahan
Aliran Permukaan Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data sub komponen aliran permukaan (run off) dilakukan dengan cara pengamatan langsung dilapangan terhadap koefisien air larian dengan memperhatikan luas areal terganggu pada setiap tahapan kegiatan tambang. Metode Analisis Data Analisis data aliran permukaan (run off) dilakukan dengan menggunakan rumus rasional (Chow, 1964): Q = C . I . A Dimana : Q = Debit Aliran Permukaan (m3/hari hujan) C = Koofisien Air Larian I = Intensitas Hujan (m/hari hujan) A = Luas Daerah (m2) Hasil pemantauan langsung di lapangan dan penghitungan kemudian dianalisis secara deskriptif kuantatif dengan analisa komparasi. Erosi Metode Pengumpulan Data ▪ Penggunaan tongkat penduga yang berskala (mm), yaitu
berupa tongkat yang ditancapkan di areal yang telah diketahui luasnya, kemudian diukur tingkat ketinggian tongkat tersebut dari permukaan tanah, selang seberapa waktu kemudian ketinggian tongkat tersebut diukur kembali. Perbedaan ketinggian tersebut (mm) kemudian dikalikan dengan luas daerah tersebut (m2) maka dapat diketahui besarnya erosi yang terjadi pada daerah tersebut.
▪ Pengamatan langsung di lapangan, yaitu berupa terjadinya parit ataupun alur bekas erosi.
Metode Analisis Data ▪ Hasil pemantauan dari patok berskala kemudian dianalisis
secara deskriptif kuantatif dengan komparasi/membandingkan data series dari hasil pengukuran patok berskala.
▪ Data erosi yang diperoleh dibandingkan dengan kondisi erosi yang terjadi pada rona lingkungan hidup awal.
▪ Di lokasi
pembersih
an lahan
tambang,
▪ Disposal
area
▪ Lokasi
reklamasi
lahan
Pada saat
kegiatan
pembersihan
lahan
tambang,
pemindahan
dan
penimbunan
tanah pucuk
dan tanah
penutup serta
reklamasi
lahan
berlangsung
dengan
frekuensi
pemantauan
setiap 6 (enam)
bulan sekali.
PT. Kutai
Energi.
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
RKL-RPL
V - 47
No
Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
Dampak
yang Timbul
Indikator/
Parameter
Sumber
Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Waktu Dan
Frekuensi
Pemantauan
Pelaksana Instansi
Pengawas
Instansi
Penerima
Laporan
8 Sedimentasi,
Kualitas Air
▪ Kualitas air
buangan dari
outlet settling
pond (parameter
TSS, pH, Fe
Total dan Mn
Total). Memenuhi
BML sesuai Perda
Kaltim No. 02
Tahun 2011
▪ Kualitas air di
badan air sesuai
dengan BML
sesuai Perda
Kaltim No. 02
Tahun 2011
▪ Peningkatan
sedimentasi
yang terjadi di
Sungai Panir,
Sungai Pulau
Seribu/Hulu
Jetty, Sungai
Pulau
Seribu/Hilir
Jetty, Sungai
Nangka Barat,
Sungai Palepo,
Sungai Nangka,
Anak Sungai
Nangka 1, Anak
Sungai Nangka
2
▪ Kegiatan
pembersihan
lahan
tambang.
▪ Kegiatan
pemindahan
dan
penimbunan
tanah pucuk
dan tanah
penutup.
▪ Kegiatan
pembongkar
an batubara.
▪ Kegiatan
Penimbunan
batubara
▪ Kegiatan
Pemuatan
batubara ke
ponton
▪ Aktifitas
bengkel dan
genset
▪ Kegiatan
reklamasi
lahan
Sedimentasi Metode Pengumpulan Data Sedimentasi air permukaan dihitung dengan rumus : Qs = 0,0864 X Q X C Untuk nilai Q dilakukan pengamatan langsung di lapangan sedangkan nilai C (TSS = Total Suspended solid) didapat berdasarkan hasil analisis dari laboratorium Metoda Analisis Data - Data yang diperoleh dicatat dalam tabulasi
data dan dilakukan analisa komparasi.
- Data sedimentasi yang diperoleh dibandingkan dengan beban sedimentasi yang terjadi pada rona lingkungan hidup awal.
Kualitas air Metode Pengumpulan Data - Melakukan pengambilan sample kualitas air
pada outlet dari settling pond, dengan menggunakan jerigen plastik atau botol kaca (glass), kemudian sampel tersebut dianalisis di laboratorium yang terakreditasi.
- Parameter yang diamati khususnya adalah parameter kunci seperti TSS, Mangan (Mn), Besi (Fe) dan pH (diukur langsung dilapangan dengan pH meter).
Metode Analisis Data - Metoda analisis yang digunakan dalam
pemantauan kualitas air sesuai dengan Metode SNI.
- Membandingkan hasil analisis dari kualitas air limbah dari outlet sediment pond dengan baku mutu air limbah yang telah ditetapkan yang mengacu pada Perda Prov. Kaltim No. 02 tahun 2011 yaitu TSS maksimum 300 mg/l, Fe total maksimum 7 mg/l, Mn total maksimum 4 mg/l dan pH 6 – 9.
Di semua outlet
(titik penaatan)
settling pond
dan di:
▪ Sungai Panir,
▪ Sungai Pulau
Seribu/Hulu
Jetty
▪ Sungai Pulau
Seribu/Hilir
Jetty
▪ Sungai
Nangka Barat
▪ Sungai Palepo
▪ Sungai Nangka
▪ Anak Sungai
Nangka 1
▪ Anak Sungai
Nangka 2
Selama kegiatan
tambang PT. Kutai
Energi berlangsung
dengan frekuensi
pemantauan:
▪ Untuk out let
settling pond
mangacu ke
Perda Prov.
Kaltim No. 02
Tahun 2011
Lampiran 1.27
dengan jangka
waktu
pemantauan
a. Pemantauan/s
ampling
minimum
dilakukan 2 kali
per minggu
untuk
parameter
TSS
b. Parameter pH
harus diukur
setiap hari
c. Parameter Fe
dan Mn harus
diukur minimal
setiap bulan.
▪ Untuk badan air
penerima
dilakukan 6 bulan
sekali.
PT. Kutai
Energi
bekerjasama
dengan
laboratorium
pihak ketiga
yang
terakreditasi
dalam
kegiatan
pengambilan
sampling.
▪ Dinas
Kelautan dan
Perikanan
Kab. Kukar
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
▪ Dinas Kelautan
dan Perikanan
Kab. Kukar
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
RKL-RPL
V - 48
No
Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
Dampak
yang
Timbul
Indikator/
Parameter
Sumber
Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Waktu Dan
Frekuensi
Pemantauan
Pelaksana Instansi
Pengawas
Instansi
Penerima
Laporan
9 Peningkat
an
timbulan
limbah B3
▪ Volume
limbah B3.
▪ Memantau
apakah
sistem
penanganan
limbah B3
telah berjalan
dengan baik
sesuai SOP
▪ Aktifitas
bengkel dan
genset
Metode Pengumpulan Data
Melakukan pengamatan dan pencatatan langsung
dilapangan terkait volume dan prosedur pengelolaan
limbah B3 serta melakukan saran perbaikan jika
pengelolaan/penanganan limbah B3 tidak sesuai
dengan prosedur pengelolaan yang ada
(penyimpanan, pengemasan, pengiriman dll).
Metode Analisis Data
Metoda analisis secara deskritif
Di lokasi
▪ Workshop
▪ lokasi
operasional
genset
▪ TPS Limbah
B3
Di lakukan
selama kegiatan
perbengkelan
dan genset
berlangsung.
Dengan frekuensi
6 bulan sekali
dan untuk TPS
limbah B3
dilakukan 1 bulan
sekali.
PT. Kutai
Energi.
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
▪ DLHK
Kab.Kukar
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
▪ DLH Prov.
Kaltim.
10 Vegetasi
Penutup
Lahan
▪ Cover crop
telah
menutup
sebagian
besar lahan
reklamasi
(minimal
80%)
▪ Tanaman
penutup
tanah (cover
crops)
tumbuh
dengan baik
(minimal
80%).
▪ Tanaman
revegetasi
tumbuh
dengan baik
(minimal
80%)
▪ Pembersihan
lahan
tambang
▪ Reklamasi
lahan
Metode Pengumpulan Data
▪ Dengan melakukan pengamatan secara langsung
dilapangan terhadap kegiatan Pembersihan lahan
tambang, reklamasi lahan yang dilakukan apakah
sudah sesuai dengan pengelolaan lingkungan.
▪ Melakukan pengamatan dan pengukuran luas
keberhasilan tanaman cover crop dan persentase
tumbuh tanaman revegetasi.
▪ Melakukan pengukuran tinggi dan diameter
tanaman revegetasi.
Metode Analisis Data
▪ Data tentang kondisi vegetasi yang diperoleh
dicatat dalam bentuk tabel (tabulasi data) dan
dilakukan analisis tingkat keberhasilan revegetasi.
Di sekitar lokasi
Pembersihan
lahan tambang
dan reklamasi
lahan.
Dilakukan pada saat
kegiatan
pembersihan lahan
tambang dan
reklamasi lahan
dengan frekuensi
pemantauan setiap
6 (enam) bulan
sekali.
PT. Kutai
Energi.
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
RKL-RPL
V - 49
No
Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
Dampak
yang
Timbul
Indikator/
Parameter
Sumber
Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Waktu Dan
Frekuensi
Pemantauan
Pelaksana Instansi
Pengawas
Instansi
Penerima
Laporan
11 Biota
Perairan
▪ Penurunan
jumlah
densitas dan
diversitas
plankton dan
benthos.
▪ Nilai indeks
keanekaraga
man (H’)
plankton dan
benthos.
▪ Jumlah jenis
nekton/ikan
yang ada di
sungai
▪ Pembersiha
n lahan
tambang.
▪ Pemindahan
dan
penimbunan
tanah pucuk
dan tanah
penutup
▪ Pembongkar
an batubara
▪ Kegiatan
Penimbunan
Batubara
▪ Kegiatan
pemuatan
batubara ke
ponton
▪ Aktivitas
bengkel dan
genset
Metode Pengumpulan Data
▪ Pengukuran biota plankton dilakukan dengan cara
menyaring 50 liter air dengan jaring plankton nomor
25. Kemudian sampel air tersebut dipadatkan
menjadi 50 ml dan diawetkan dengan larutan Lugol
Asam Asetat sebanyak 0,50 ml yang selanjutnya
diidentifikasi di laboratorium yang terakreditasi.
Metoda pengukuran kelimpahan plankton dihitung
dengan rumus APHA (1986) dan metoda
pengukuran indeks keragaman (H) menurut
Shanon-Wiener dalam Poole (1974).
▪ Pengambilan benthos dilakukan dengan alat
Eckman Dredge untuk perairan yang dalam dan alat
Surber Square Foot untuk perairan yang dangkal.
Biota benthos disisihkan dari air lumpur dengan alat
saring bertingkat (Sieve Set), kemudian diawetkan
dengan formalin 10% atau alkohol 70% yang
selanjutnya diidentifikasi di laboratorium
terakreditasi.
▪ Melakukan wawancara dengan masyarakat
setempat tentang Kaberadaan jenis-jenis nekton
(ikan) maupun pengamatan langsung jenis ikan
yang ada di sungai.
Metoda analisis data
▪ Analisis plankton dan benthos dilakukan dengan
melihat indeks keragaman (H) Shanon-Wiener dan
kelimpahannya yang dibandingkan dengan nilai
indeks keragaman (H) dan kelimpahannya saat
rona lingkungan hidup awal.
▪ Biota nekton (ikan) dilakukan dengan mengetahui
jenis ikan yang dimasing-masing Sungai dan
dibandingkan dengan jenis ikan pada kondisi rona
lingkungan awal.
Di badan air
penerima (di
Sungai Panir,
Sungai Pulau
Seribu/Hulu
Jetty, Sungai
Pulau
Seribu/Hilir
Jetty, Sungai
Nangka Barat,
Sungai Palepo,
Sungai Nangka,
Anak Sungai
Nangka 1, Anak
Sungai Nangka
2)
Dilakukan selama
kegiatan tambang
berlangsung
dengan frekuensi 6
bulan sekali.
PT. Kutai
Energi
bekerjasama
dengan
laboratorium
pihak ketiga
yang
terakreditasi
dalam
kegiatan
pengambilan
sampling.
▪ Dinas
Kelautan dan
Perikanan
Kab. Kukar
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
▪ Dinas Kelautan
dan Perikanan
Kab. Kukar
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
RKL-RPL
V - 50
No
Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
Dampak
yang Timbul
Indikator/
Parameter
Sumber
Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Waktu Dan
Frekuensi
Pemantauan
Pelaksana Instansi
Pengawas
Instansi
Penerima
Laporan
12 Kesempatan
Kerja,
Kesempatan
Berusaha
▪ Terbukanya
kesempatan
kerja pada
kegiatan
reklamasi
lahan.
▪ Terbukanya
kesempatan
berusaha
bagi
masyarakat
di sekitar
lokasi
tambang PT.
Kutai Energi
Reklamasi lahan Kesempatan Kerja
Metode Pengumpulan Data
Melakukan pencatatan dan pengecekan secara
langsung jumlah tenaga kerja lokal yang terlibat
dalam kegiatan reklamasi
Metode Analisis Data
Data yang diperoleh, kemudian di analisis secara
deskriptif kuantitatif dan komparasi
(membandingkan) dengan jumlah tenaga kerja
sebelum adanya kegiatan reklamasi lahan.
Kesempatan Berusaha
Metode Pengumpulan Data
Melakukan pengamatan dan pencatatan langsung
tentang jenis-jenis usaha apa yang berkembang di
masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan reklamasi.
Metode Analisis Data
Data yang diperoleh, kemudian di analisis secara
deskriptif kuantitatif dan komparasi
(membandingkan) dengan jumlah dan volume jenis-
jenis usaha di sekitar lokasi kegiatan sebelum
adanya kegiatan reklamasi lahan.
▪ Desa Batuah
▪ Desa Tani
Harapan
▪ Kelurahan
Jawa
▪ Kelurahan
Teluk Dalam
▪ Kantor Site PT.
Kutai Energi
Dilakukan selama
kegiatan reklamasi
lahan berlangsung
dengan frekuensi
pemantauan setiap
6 (enam) bulan
sekali.
PT. Kutai
Energi.
▪ Pemerintah
Desa Batuah,
Desa Tani
Harapan,
Kelurahan Jawa
dan Kelurahan
Teluk Dalam.
▪ Muspika Loa
Janan, Sanga
Sanga dan
Muara Jawa.
▪ Dinas
Transmigrasi
dan Tenaga
Kerja Kab. Kukar
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
▪ Dinas
Transmigrasi
dan Tenaga
Kerja Kab.
Kukar
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
RKL-RPL
V - 51
No
Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
Dampak
yang Timbul
Indikator/
Parameter
Sumber
Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Waktu Dan
Frekuensi
Pemantauan
Pelaksana Instansi
Pengawas
Instansi
Penerima
Laporan
13 Tingkat
Pendapatan
Tingkat
pendapatan
Karyawan.
Reklamasi lahan
Metode Pengumpulan Data
Melakukan pengamatan langsung di lapangan
(khususnya pada saat penerimaan gaji/upah) atau
dengan wawancara dengan para pekerja/karyawan.
Apakah pemberian gaji/upah yang diberikan sudah
sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu UMSK
Tambang Batubara Kab. Kukar.
Metode Analisis Data
Data yang diperoleh, kemudian di analisis secara
deskriptif kuantitatif dan komparasi atau
dibandingkan dengan UMSK Tambang Batubara
Kab. Kukar.
▪ Desa Batuah
▪ Desa Tani
Harapan
▪ Kelurahan
Jawa
▪ Kelurahan
Teluk Dalam
▪ Kantor Site PT.
Kutai Energi
Dilakukan selama
kegiatan reklamasi
lahan berlangsung
dengan frekuensi
pemantauan setiap
6 (enam) bulan
sekali.
PT. Kutai
Energi.
▪ Pemerintah
Desa Batuah,
Desa Tani
Harapan,
Kelurahan Jawa
dan Kelurahan
Teluk Dalam.
▪ Muspika Loa
Janan, Sanga
Sanga dan
Muara Jawa.
▪ Dinas
Transmigrasi
dan Tenaga
Kerja Kab. Kukar
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
▪ Dinas
Transmigrasi
dan Tenaga
Kerja Kab.
Kukar
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
RKL-RPL
V - 52
No
Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
Dampak
yang Timbul
Indikator/
Parameter
Sumber
Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Waktu Dan
Frekuensi
Pemantauan
Pelaksana Instansi
Pengawas
Instansi
Penerima
Laporan
14 Gangguan
Lalu Lintas
Terjadinya
potensi
gangguan lalu
lintas di titik
crosshing.
Pemuatan dan
pengangkutan
batubara
Metode Pengumpulan Data
▪ Memantau apakah petugas di lokasi crossing telah
melaksanakan tugas dengan baik
▪ Memantau apakah rambu-rambu peringatan,
lampu penerangan telah berfungsi dengan baik
▪ Apakah di sekitar titik crossing jalan umum
terdapat ceceran lumpur dari kegiatan tambang
Metode Analisis Data
Dari data dan informasi yang terkumpul dilakukan
analisis deskriptif untuk melihat apakah kegiatan
pengelolaan lingkungan telah dilakukan dengan
baik.
Di fokuskan
pada titik
persimpangan
jalan umum
(crossing)
dengan jalan
tambang.
Dilakukan selama
kegiatan Pemuatan
dan pengangkutan
batubara dengan
frekuensi
pemantauan
dilakukan setiap
saat pada kegiatan
pemuatan dan
pengangkutan
batubara.
PT. Kutai
Energi.
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ Dinas
Perhubungan
Kab. Kukar
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ Dinas
Perhubungan
Kab. Kukar
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
▪ DLH Prov.
Kaltim.
15 Kerusakan
Bangunan
Kerusakan
bangunan yang
terjadi di lokasi
sekitar tambang.
Pengupasan
tanah pucuk
dan tanah
penutup
(Blasting)
Metode Pengumpulan Data
Melakukan pengumpulan data kerusakan
bangunan/inventarisasi berupa foto dan rekaman di
lokasi pemukiman dan fasilitas migas di sekitar
rencana peledakan.
Metode Analisis Data
Data yang diperoleh, kemudian diolah secara
tabulasi dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif
mengenai tingkat getaran yang menjadi penyebab
kerusakan bangunan dan selanjutnya akan
dilakukan pengelolaan lebih intensif
Di lokasi
rencana
peledakan/
pemukiman
terdekat dengan
lokasi tambang
Dilakukan selama
berlangsungnya
kegiatan blasting
(peledakan) dengan
frekuensi dilakukan
seminggu sekali
selama ada
kegiatan blasting
(peledakan).
PT. Kutai
Energi.
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
▪ DLH Prov.
Kaltim.
RKL-RPL
V - 53
No
Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
Dampak
yang Timbul
Indikator/
Parameter
Sumber
Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Waktu Dan Frekuensi
Pemantauan Pelaksana
Instansi
Pengawas
Instansi
Penerima
Laporan
16 Persepsi dan
Sikap
Masyarakat
Terjadinya
perubahan
presepsi dan
sikap
masyarakat
terhadap
kegiatan
pertambangan
Batubara PT
Kutai Energi
▪ Kegiatan
Pengupasan
tanah pucuk
dan tanah
penutup
▪ Kegiatan
Pemindahan
dan
penimbunan
tanah pucuk
dan tanah
penutup.
▪ Kegiatan
Pemuatan
dan
pengangkuta
n batubara.
▪ Kegiatan
Penimbunan
batubara
▪ Kegiatan
Pegolahan
batubara
▪ Kegiatan
Pemutan
batubara ke
ponton
▪ Kegiatan
Pengemban
gan dan
Pembedayaa
n
Masyarakat
(PPM) dan
CSR
Metode Pengumpulan Data
Melakukan pencatatan dan wawancara dengan
masyarakat, tokoh-tokoh masyarakat dan aparat
desa tentang persepsi dan sikap masyarakat
terhadap kegiatan pertambangan Batubara PT
Kutai Energi.
Metode Analisis Data
Data yang diperoleh, kemudian diolah secara
tabulasi dan dianalisis secara deskriptif
kuantitatif serta membandingkan antara persepsi
dan sikap masyarakat sebelum dengan setelah
adanya kegiatan.
▪ Desa Batuah
▪ Desa Tani
Harapan
▪ Kelurahan
Jawa
▪ Kelurahan
Teluk Dalam
▪ Kantor Site PT
Kutai Energi
▪ Dilakukan selama
kegiatan operasional
pertambangan
Batubara berlangsung
dengan frekuensi
pemantauan setiap 6
(enam) bulan sekali
atau secara berkala
jika terjadi sikap dan
persepsi negatif
masyarakat terhadap
perusahaan
▪ Kegiatan
Pengembangan dan
Pemberdayaan
Masyarakat (PPM)
pemantauan dan
pelaporan dilakukan
setiap 6 bulan sekali.
PT Kutai
Energi.
▪ Pemerintah Desa
Batuah, Desa
Tani Harapan,
Kelurahan Jawa
dan Kelurahan
Teluk Dalam.
▪ Muspika Loa
Janan, Sanga
Sanga dan
Muara Jawa
▪ Dinas
Transmigrasi dan
Tenaga Kerja
Kab. Kukar
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
▪ Pemerintah
Desa dan
Kecamatan.
▪ Dinas
Transmigrasi
dan Tenaga
Kerja Kab.
Kukar
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
RKL-RPL
V - 54
No
Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
Dampak
yang Timbul
Indikator/
Parameter
Sumber
Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Waktu Dan Frekuensi
Pemantauan Pelaksana
Instansi
Pengawas
Instansi
Penerima
Laporan
17 Konflik Sosial ▪ Potensi
terjadinya
konflik sosial
▪ Adanya
peningkatan
keresahan
masyarakat
di sekitar
lokasi
tambang
▪ Sikap dan
persepsi
masyarakat
terhadap PT
Kutai Energi
cenderung
negatif.
▪ Kegiatan
Pengupasan
tanah pucuk
dan tanah
penutup
▪ Kegiatan
Pemindahan
dan
penimbunan
tanah pucuk
dan tanah
penutup.
▪ Kegiatan
Pemuatan
dan
pengangkuta
n batubara.
▪ Kegiatan
Penimbunan
batubara
▪ Kegiatan
Pegolahan
batubara
▪ Kegiatan
Pemutan
batubara ke
ponton
Metode Pengumpulan Data
▪ Melakukan pengamatan langsung di lapangan
apakah kegiatan operasional pertambangan
menimbulkan keresahan atau ketidak puasan
di masyarakat.
▪ Memantau potensi peningkatan keresahan
masyarakat dengan dengan melibatkan tokoh
masyarakat, tokoh agama dan Pemerintah
Desa.
▪ Memantau sikap dan dan persepsi masyarakat
terhadap PT Kutai Energi
Metode Analisis Data
Data yang diperoleh, kemudian diolah secara
tabulasi dan dianalisis secara deskriptif dan
analisis, untuk melihat ada/tidaknya potensi
terjadinya konflik sosial.
▪ Desa Batuah
▪ Desa Tani
Harapan
▪ Kelurahan
Jawa
▪ Kelurahan
Teluk Dalam
▪ Kantor Site PT
Kutai Energi
Dilakukan selama
kegiatan pertambangan
Batubara berlangsung
dengan frekuensi 6
bulan sekali dan atau
secara berkala jika ada
indikasi atau terjadinya
ketidakpuasan
masyarakat terhadap
perusahaan
PT Kutai
Energi.
▪ Pemerintah Desa
Batuah, Desa
Tani Harapan,
Kelurahan Jawa
dan Kelurahan
Teluk Dalam.
▪ Muspika Loa
Janan, Sanga
Sanga dan
Muara Jawa.
▪ Polres Kab.
Kukar
▪ Dinas
Transmigrasi dan
Tenaga Kerja
Kab. Kukar
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
▪ Muspika Loa
Janan,
Sanga
Sanga dan
Muara Jawa
▪ Polres Kab.
Kukar
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
RKL-RPL
V - 55
No
Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
Dampak
yang Timbul
Indikator/
Parameter
Sumber
Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Waktu Dan
Frekuensi
Pemantauan
Pelaksana Instansi
Pengawas
Instansi
Penerima
Laporan
18 Pola Penyakit Peningkatan
Jumlah
penderita
penyakit ISPA
dan penyakit
kulit
▪ Pemindahan
dan
penimbunan
tanah pucuk
dan tanah
penutup.
▪ Pemuatan
dan
pengangkut
an batubara.
▪ Pemuatan
batubara ke
ponton
Metode Pengumpulan Data
Melakukan pengumpulan data di klinik dan/atau
puskesmas/puskesmas pembantu yang digunakan
oleh masyarakat untuk berobat secara rutin dan
berkala.
Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dicatat dalam bentuk tabel
(tabulasi data) dan dianalisis secara deskriptif
kuantatif untuk mengetahui jenis penyakit yang sering
diderita masyarakat dan sumber penyebabnya.
Di lokasi klinik
perusahaan
dan/atau
puskesmas
terdekat.
Selama kegiatan
tambang batubara
berlangsung
dengan frekuensi
pemantauan
dilakukan setiap 6
(enam) bulan sekali.
PT Kutai
Energi
▪ Puskesmas
dan atau
Puskesmas
Pembantu di
wilayah kec.
Loa
Janan/Batuah,
Sanga-sanga
dan Muara
Jawa
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
▪ Dinas
Kesehatan
Kab. Kukar
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas
Kesehatan
Kab. Kukar
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
19 Kecelakaan
Lalu Lintas
Umum
▪ Potensi
terjadinya
kecelakaan
lalu lintas
umum di
lokasi
crossing
dengan jalan
umum.
▪ Memantau
apakah di
lokasi
crossing
sudah ada
petugas jaga
dan rambu
peringatan
Pemuatan dan
pengangkutan
batubara
Metode Pengumpulan Data
▪ Memantau apakah petugas di lokasi crossing telah
melaksanakan tugas dengan baik
▪ Memantau apakah rambu-rambu peringatan, lampu
penerangan telah berfungsi dengan baik
▪ Apakah di sekitar titik crossing jalan umum terdapat
ceceran lumpur dari kegiatan tambang
Metode Analisis Data
Dari data dan informasi yang terkumpul dilakukan
analisis deskriptif untuk melihat apakah kegiatan
pengelolaan lingkungan sudah berjalan secara
optimal.
Difokuskan
pada titik
persimpangan
jalan umum
(crossing)
dengan jalan
tambang.
Dilakukan selama
kegiatan Pemuatan
dan pengangkutan
batubara dengan
frekuensi
pemantauan
dilakukan setiap
saat pada kegiatan
pemindahan dan
penimbunan tanah
pucuk dan tanah
penutup serta
pemuatan dan
pengangkutan
batubara.
PT Kutai
Energi
▪ Dinas
Perhubungan
Kab. Kukar
▪ Polres Kukar
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
▪ Dinas
Perhubungan
Kab. Kukar
▪ Polres Kukar
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
RKL-RPL
V - 56
No
Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
Dampak
yang Timbul
Indikator/
Parameter Sumber Dampak
Metode Pengumpulan Dan Analisis
Data
Lokasi Pemantauan
Lingkungan Hidup
Waktu Dan
Frekuensi
Pemantauan
Pelaksana Instansi
Pengawas
Instansi
Penerima
Laporan
20 Keselamatan
dan
Kesehatan
Kerja (K3)
Tingkat
keselamatan
kerja dan
kesehatan para
pekerja.
• Pembersihan Lahan
Tambang
• Pengupasan Tanah
Pucuk & Tanah
Penutup
• Pemindahan &
Penimbunan Tanah
Pucuk & Penutup
• Pembongkaran
Batubara
• Pemuatan dan
Pengangkutan
Batubara
• Penimbunan
batubara
• Pengolahan
Batubara
• Pemuatan Batubara
Ke Ponton
• Aktifitas Bengkel
dan Genset
• Aktivitas Kantor dan
Sarana Penunjang
• Reklamasi Lahan
Metode Pengumpulan Data:
▪ Melakukan pengamatan dan
pencatatan langsung di lapangan
secara rutin dan berkala mengenai
tingkat keselamatan kerja dan
kesehatan para pekerja.
▪ Melakukan inspeksi apakah SOP
telah dilaksanakan dengan benar
▪ Melakukan inspeksi terhadap
potensi bahaya terhadap K3
Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dicatat dalam
bentuk tabel (tabulasi data) dan
dianalisis secara deskriptif untuk
mengetahui tingkat keselamatan
kerja, kemudian segera dilakukan
penanganan untuk memaksimalkan
tingkat keselamatan kerja para
pekerja.
• Dilokasi kegiatan
Pembersihan Lahan
Tambang
• Dilokasi kegiatan
Pengupasan Tanah
Pucuk & Tanah
Penutup
• Dilokasi kegiatan
Pemindahan &
Penimbunan Tanah
Pucuk & Penutup
• Dilokasi kegiatan
Pembongkaran
Batubara
• Dilokasi kegiatan
Pemuatan dan
Pengangkutan
Batubara
• Dilokasi kegiatan
Penimbunan batubara
• Dilokasi kegiatan
Pengolahan Batubara
• Dilokasi kegiatan
Pemuatan Batubara
Ke Ponton
• Dilokasi Aktifitas
Bengkel dan Genset
• Dilokasi kegiatan
Aktivitas Kantor dan
Sarana Penunjang
• Dilokasi kegiatan
Reklamasi Lahan
Selama kegiatan
operasional
penambangan
berlangsung
dengan frekuensi
pemantauan
dilakukan setiap
setiap hari.
PT. Kutai
Energi.
▪ Dinas
Transmigrasi
dan Tenaga
Kerja Kab.
Kukar
▪ Dinas
Kesehatan
Kab. Kukar
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
▪ Dinas
Transmigrasi
dan Tenaga
Kerja Kab.
Kukar
▪ Dinas
Kesehatan
Kab. Kukar
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
RKL-RPL
V - 57
5.3.3. TAHAP PASCA OPERASI
No
Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
Dampak
yang
Timbul
Indikator/
Parameter
Sumber
Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Waktu Dan
Frekuensi
Pemantauan
Pelaksana Instansi
Pengawas
Instansi
Penerima
Laporan
1 Iklim Mikro Terjadinya
perubahan
suhu udara
(oC) dan
Kelembaban
(%) di lokasi
kegiatan.
Reklamasi
lahan lanjutan
Metode Pengumpulan Data
Melakukan pengukuran dan pengamatan langsung
dilapangan dengan menggunakan alat pengukur suhu dan
kelembaban.
Metode Analisis Data
Metoda analisis yang digunakan dalam pemantauan Iklim
mikro dengan menggunakan metoda perbandingan yaitu
dengan membandingkan hasil pengamatan dengan rona
lingkungan awal.
Di sekitar lokasi
kegiatan
reklamasi lahan
lanjutan.
Selama kegiatan
reklamasi lahan
lanjutan
berlangsung
dengan frekuensi 6
bulan sekali.
PT. Kutai
Energi.
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
2 Bentang
Alam
▪ Kemiringan
lereng
penambanga
n dan
panjang
lereng
disposal
sesuai
dengan
kajian
geoteknik
yang telah
disetujui.
▪ Topografi
yang
terbentuk
setelah
kegiatan
reklamasi
menjadi lebih
baik (datar-
landai)
Reklamasi
lahan lanjutan
Metode Pengumpulan Data
Mengukur ketinggian lahan dengan altimeter dan membuat
garis kontur di lokasi bekas bukaan tambang dan waste
dump area dengan menggunakan theodolit (pemetaan
topografi lokal).
Metode Analisis Data
Hasil pengukuran digambarkan pada peta topografi,
kemudian dibandingkan dengan peta topografi sebelum
penambangan.
Di sekitar lokasi
kegiatan
reklamasi lahan
lanjutan
Pada saat kegiatan
reklamasi lahan
lanjutan
berlangsung
dengan frekuensi
pemantauan setiap
6 (enam) bulan
sekali
PT. Kutai
Energi.
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
RKL-RPL
V - 58
No
Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
Dampak
yang Timbul
Indikator/
Parameter
Sumber
Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Waktu Dan
Frekuensi
Pemantauan
Pelaksana Instansi
Pengawas
Instansi
Penerima
Laporan
3 Aliran
Permukaan,
Erosi
▪ Peningkatan
Air limpasan
▪ Peningkatan
laju erosi
▪ Terjadinya alur
- alur erosi
▪ Reklamasi
lahan lanjutan
▪ Pascatamban
g dan
Pengembalian
Lahan
Aliran Permukaan
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data sub komponen Air limpasan (run
off) dilakukan dengan cara pengamatan langsung
dilapangan terhadap koofisien air larian dengan
memperhatikan luas areal terganggu pada kegiatan
pembuatan jalan tambang.
Metode Analsis Data
Analisis data Air limpasan (run off) dilakukan dengan
menggunakan rumus rasional (Chow, 1964): Q =
C.I.A
Hasil pemantauan langsung dilapangan dan
penghitungan kemudian dianalisis secara deskriptif
kuantatif dengan analisa komparasi.
Erosi
Metode Pengumpulan Data
Penggunaan tongkat penduga yang berskala (mm),
yaitu berupa tongkat yang ditancapkan di areal yang
telah diketahui luasnya, kemudian diukur tingkat
ketinggian tongkat tersebut dari permukaan tanah,
selang seberapa waktu kemudian ketinggian tongkat
tersebut diukur kembali. Perbedaan ketinggian
tersebut (mm) kemudian dikalikan dengan luas
daerah tersebut (m2) maka dapat diketahui besarnya
erosi yang terjadi pada daerah tersebut.
Pengamatan langsung di lapangan, yaitu berupa
terjadinya parit ataupun alur bekas erosi
Metode Analsis Data
▪ Hasil pemantauan dari patok berskala kemudian
dianalisis secara deskriptif kuantatif dan dilakukan
penghitungan jumlah tanah yang hilang akibat
erosi.
▪ Data erosi yang diperoleh dibandingkan dengan
kondisi erosi yang terjadi pada rona lingkungan
hidup awal.
Di lokasi
Reklamasi dan
revegetasi
lanjutan
Dilakukan pada
saat kegiatan
reklamasi dann
revegetasi lanjutan
berlangsung
dengan frekuensi
pemantauan setiap
6 (enam) bulan
sekali.
PT. Kutai
Energi.
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
RKL-RPL
V - 59
No
Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
Dampak
yang Timbul
Indikator/
Parameter
Sumber
Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Waktu Dan
Frekuensi
Pemantauan
Pelaksana Instansi
Pengawas
Instansi
Penerima
Laporan
4 Sedimentasi,
Kualitas Air
▪ Peningkatan
sedimentasi
yang terjadi di
Sungai Panir,
Sungai Pulau
Seribu/Hulu
Jetty, Sungai
Pulau
Seribu/Hilir
Jetty, Sungai
Nangka Barat,
Sungai Palepo,
Sungai
Nangka, Anak
Sungai Nangka
1, Anak Sungai
Nangka 2.
▪ Kualitas air
buangan dari
outlet settling
pond
(parameter
TSS, pH, Fe
Total dan Mn
Total).
Memenuhi BML
sesuai Perda
Kaltim No. 02
Tahun 2011
▪ Kualitas air di
badan air sesuai
dengan BML
sesuai Perda
Kaltim No. 02
Tahun 2011
▪ Reklamasi
lahan lanjutan
▪ Pascatamban
g dan
Pengembalian
Lahan
Sedimentasi Metode Pengumpulan Data Sedimentasi dihitung dengan rumus : Qs = 0,0864 X Q X C Dimana : QS = Sedimen tersuspensi (ton/hari) Q = Debit aliran air (m3/detik) C = Rata-rata kandungan sedimen (mg/liter) Untuk nilai Q dilakukan pengamatan langsung di lapangan sedangakan nilai C (TSS = Total Suspended solid) didapat berdasarkan hasil analisis dari laboratorium yang terakreditasi Metoda Analisis Data ▪ Data yang diperoleh dicatat dalam bentuk tabel (tabulasi
data) dan dilakukan analisa komparasi. ▪ Data sedimentasi yang diperoleh dibandingkan dengan
beban sedimentasi yang terjadi pada rona lingkungan hidup awal.
Kualitas Air Metode Pengumpulan Data
- Melakukan pengambilan sample kualitas air pada outlet dari settling pond, dengan menggunakan jerigen plastik atau botol kaca (glass), kemudian sampel tersebut dianalisis di laboratorium yang terakreditasi.
- Parameter yang diamati khususnya adalah parameter kunci seperti TSS, Mangan (Mn), Besi (Fe) dan pH (diukur langsung di lapangan dengan pH meter).
- Melakukan pengukuran dan pengambilan sampel air di sungai/ badan penerima.
Metode Analisis Data - Metoda analisis yang digunakan dalam pemantauan kualitas
air sesuai dengan Metode SNI.
- Membandingkan hasil analisis dari kualitas air limbah dari outlet sediment pond dengan baku mutu air limbah yang telah ditetapkan yang mengacu pada Perda Prov. Kaltim No. 02 tahun 2011 yaitu TSS maksimum 300 mg/l, Fe total maksimum 7 mg/l, Mn total maksimum 4 mg/l dan pH 6 – 9.
- Membandingkan hasil analisis kualitas air sungai dengan BML mengacu Perda Kaltim No. 02 Tahun 2011 maupun kualitas air rona lingkungan awal.
Di semua
outlet (titik
penaatan)
settling pond
dan di Sungai
Panir, Sungai
Pulau
Seribu/Hulu
Jetty, Sungai
Pulau
Seribu/Hilir
Jetty, Sungai
Nangka Barat,
Sungai
Palepo,
Sungai
Nangka, Anak
Sungai
Nangka 1,
Anak Sungai
Nangka 2
Selama
kegiatan
reklamasi
lahan
lanjutan
PT Kutai
Energi
berlangsung
dengan
frekuensi 6
bulan sekali.
PT Kutai
Energi
bekerjasama
dengan
laboratorium
pihak ketiga
yang
terakreditasi
dalam
kegiatan
pengambilan
sampling.
▪ Dinas
Kelautan dan
Perikanan
Kab. Kukar
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
▪ Dinas
Kelautan
dan
Perikanan
Kab. Kukar
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas
ESDM
Prov.
Kaltim
RKL-RPL
V - 60
No
Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
Dampak
yang
Timbul
Indikator/
Parameter
Sumber
Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Waktu Dan
Frekuensi
Pemantauan
Pelaksana Instansi
Pengawas
Instansi
Penerima
Laporan
5 Vegetasi
Penutup
Lahan
▪ Cover crop
telah menutup
sebagian
besar lahan
reklamasi
(minimal 80%)
▪ Tanaman
penutup tanah
tumbuh
dengan baik
(minimal 80%).
▪ Tanaman
revegetasi
tumbuh
dengan baik
(minimal 80%)
▪ Reklamasi
lahan lanjutan
▪ Pascatamban
g dan
Pengembalian
Lahan
Metode Pengumpulan Data
Melakukan pengamatan langsung di lapangan dan
pengumpulan data mengenai jenis tanaman,
pertumbuhan tinggi (m) dan diameter batang (cm)
dan jumlah tanaman hidup/tumbuh pada lokasi
reklamasi dan pasca tambang.
Metode Analisis Data
Menghitung jumlah tanaman, persentase tumbuh
tanaman, tinggi dan diameter dari tanaman serta
yang ditanam di lokasi reklamasi dan pascatambang
Di lokasi
reklamasi dan
revegetasi
lanjutan serta
lokasi
penutupan
tambang.
Dilakukan selama
kegiatan reklamasi
lahan (lanjutan)
serta kegiatan
penutupan
tambang
berlangsung
dengan frekuensi
pemantauan setiap
6 (enam) bulan
sekali
PT Kutai
Energi.
▪ PT PKU I ▪ Dinas
Perkebunan Kab. Kukar
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim.
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
▪ PT PKU I ▪ DLHK Kab.
Kukar ▪ DLH Prov.
Kaltim. ▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
6 Kesempatan
Kerja,
Kesempatan
Berusaha
▪ Hilangnya
kesempatan
kerja.
▪ Berkurangnya
usaha yang ada
di masyarakat.
▪ Adanya
penurunan
omzet/nilai
penjualan pada
warung/kios
yang
terpengaruh
dari kegiatan
tambang.
Pemutusan
hubungan kerja
Metode Pengumpulan Data
▪ Melakukan pencatatan secara langsung mengenai
jumlah tenaga kerja yang di PHK dan hilangnya
kesempatan berusaha pada saat pelaksanaan
kegiatan pemutusan hubungan kerja (PHK).
▪ Melakukan evaluasi terhadap kegiatan pelatihan/
kursus untuk karyawan sebelum di PHK
Metode Analisis Data
Melakukan pencatatan secara langsung mengenai
jumlah tenaga kerja yang di PHK pada saat
pelaksanaan kegiatan pemutusan hubungan kerja
(PHK).
▪ Desa Batuah
▪ Desa Tani
Harapan
▪ Kelurahan
Jawa
▪ Kelurahan
Teluk Dalam.
▪ Kantor PT.
Kutai Energi
Dilakukan pada
saat kegiatan
pemutusan
hubungan kerja
berlangsung
dilakukan sekali
dalam kegiatan
tersebut
PT Kutai
Energi
▪ Pemerintah Desa Batuah, Desa Tani Harapan, Kelurahan Jawa dan Kelurahan Teluk Dalam.
▪ Muspika Loa Janan, Sanga Sanga dan Muara Jawa.
▪ Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kab. Kukar.
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim.
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
▪ Muspika Loa Janan, Sanga Sanga dan Muara Jawa
▪ Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kab. Kukar.
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim.
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
RKL-RPL
V - 61
No
Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
Dampak
yang Timbul
Indikator/
Parameter
Sumber
Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan Hidup
Waktu Dan
Frekuensi
Pemantauan
Pelaksana Instansi
Pengawas
Instansi
Penerima
Laporan
7 Tingkat
Pendapatan
Terjadinya
penurunan
pendapatan
karyawan.
Pemutusan
hubungan kerja
Metode Pengumpulan Data
▪ Melakukan wawancara kepada pekerja yang terkena
PHK dan mengetahui apakah uang pesangon yang
diberikan kepada karyawan sesuai dengan masa kerja
dan besarnya mengacu pada Undang-Undang Nomor
13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
▪ Melakukan evaluasi apakah hak-hak pekerja telah
terpenuhi.
Metode Analisis Data
Melakukan analisis secara deskriptif kuantitatif antara
pendapatan karyawan pada saat PT Kutai Energi masih
beroperasi dan setelah karyawan di PHK.
Dilakukan
terhadap
pekerja/karyawan
PT Kutai Energi
baik lokal atau
pendatang.
Di lakukan pada
saat pemutusan
hubungan kerja
sampai
berakhirnya
proses PHK
dilakukan sekali
pada tahap PHK.
PT Kutai
Energi
▪ Dinas
Transmigrasi
dan Tenaga
Kerja Kab.
Kukar.
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
▪ Dinas
Transmigrasi
dan Tenaga
Kerja Kab.
Kukar.
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
8 Persepsi dan
Sikap
Masyarakat
Terjadinya
perubahan
persepsi dan
sikap
masyarakat
terhadap
perusahaan
▪ Pengembangan
dan
Pemberdayaan
Masyarakat dan
CSR lanjutan
▪ Pascatambang
dan
Pengembalian
Lahan
▪ Pemutusan
hubungan kerja
Metode Pengumpulan Data
Melakukan pencatatan dan wawancara dengan
masyarakat, tokoh-tokoh kunci dan aparat desa tentang
persepsi dan sikap masyarakat terhadap kegiatan
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat,
kegiatan pascatambang dan pemutusan hubungan
kerja (PHK) oleh PT Kutai Energi.
Metode Analisis Data
Data yang diperoleh, kemudian diolah secara tabulasi
dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan
membandingkan persepsi dan sikap masyarakat pada
saat perusahaan beroperasi dan berakhirnya kegiatan
perusahaan.
▪ Desa Batuah
▪ Desa Tani
Harapan
▪ Kelurahan
Jawa
▪ Kelurahan
Teluk Dalam.
▪ Kantor PT Kutai
Energi
Satu tahun
sebelum kegiatan
Pascatambang
dan PHK
dilakukan, pada
saat proses PHK
dan setelah
pascatambang.
PT Kutai
Energi
▪ Pemerintah
Desa Batuah,
Desa Tani
Harapan,
Kelurahan
Jawa dan
Kelurahan
Teluk Dalam.
▪ Muspika Loa
Janan, Sanga
Sanga dan
Muara Jawa.
▪ Dinas
Transmigrasi
dan Tenaga
Kerja Kab.
Kukar.
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
▪ Dinas
Transmigrasi
dan Tenaga
Kerja Kab.
Kukar.
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
▪ Dinas ESDM
Prov. Kaltim
RKL-RPL
V - 62
No
Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
Dampak
yang Timbul
Indikator/
Parameter
Sumber
Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Waktu Dan
Frekuensi
Pemantauan
Pelaksana Instansi
Pengawas
Instansi
Penerima
Laporan
9 Konflik Sosial Potensi
terjadinya
ketidakpuasan
yang berujung
pada konflik
antara
karyawan dan
PT Kutai Energi
Pemutusan
hubungan kerja
Metode Pengumpulan Data
▪ Melakukan pengamatan langsung di lapangan dan
wawancara langsung dengan pekerja yang terkena
dampak kegiatan pemutusan hubungan kerja
(PHK).
▪ Melakukan evaluasi apakah hak-hak pekerja telah
terpenuhi.
▪ Mengevaluasi apakah proses PHK telah sesuai
dengan ketetuan peraturan perundang undangan
yang berlaku
Metode Analisis Data
Melakukan analisis data secara deskriptif dan
menganalisis antara hak karyawan dan kewajiban
perusahaan sesuai dengan peraturan yang berlaku. .
▪ Desa Batuah
▪ Desa Tani
Harapan
▪ Kelurahan
Jawa
▪ Kelurahan
Teluk Dalam.
▪ Kantor PT
Kutai Energi
Dilakukan 1 tahun
sebelum
pascatambang dan
kegiatan PHK
sampai dengan
kegiatan PHK
selesai
PT Kutai
Energi
▪ Pemerintah Desa di sekitar lokasi tambang yaitu di Desa Batuah, Desa Tani Harapan, Kelurahan Jawa dan Kelurahan Teluk Dalam.
▪ Muspika Loa Janan, Sanga Sanga dan Muara Jawa
▪ Polres Kab. Kukar
▪ Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kab. Kukar.
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim.
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
▪ Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kab. Kukar.
▪ Polres Kab. Kukar
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim.
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
10 Kecelakaan
Lalu Lintas
Umum dan
K3
Kemungkinan
terjadinya
kecelakaan lalu
lintas umum
selama
kegiatan
demobilisasi
peralatan.
Demobilisasi
Peralatan dan
Reklamasi
lahan lanjutan
Metode Pengumpulan Data
Melakukan pengamatan langsung di lapangan pada
saat kegiatan demobilisasi berlangsung dan
kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu lintas umum.
Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dicatat dalam bentuk tabel
(tabulasi data) dan dilakukan analisa dan evaluasi
selama kegiatan demobilisasi.
Difokuskan
pada titik-titik
persimpangan
jalan umum
dengan jalan
tambang dan di
sepanjang jalan
di area
reklamasi dan
jalur
demobilisasi.
Dilakukan pada
saat kegiatan
reklamasi lahan
lanjutan dam
demobilisasi
peralatan
berlangsung.
PT Kutai
Energi
▪ Dinas Perhubungan Kab. Kukar.
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim.
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
▪ DLHK Kab. Kukar
▪ DLH Prov. Kaltim.
▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim
RKL-RPL
V - 63
No
Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis Dampak
yang Timbul
Indikator/
Parameter
Sumber
Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Waktu Dan
Frekuensi
Pemantauan
Pelaksana Instansi
Pengawas
Instansi
Penerima
Laporan
Dampak lainnya yang di pantau
1 Limbah
Domestik
▪ Telah
tersedia
tempat
sampah
(minimal
tempat
sampah
organik dan
anorganik)
▪ Telah
melaksanak
an prinsip
Reduce,
Reuse dan
Recycle
dalam
pengelolaan
sampah
Aktivitas pekerja Metode Pengumpulan Data:
▪ Memantau dan mencatat timbulan limbah
domestik secara periodik
▪ Membuat sumur pantau dan melakukan
pemantauan kualitas air lindi setiap bulan dan
dilakukan analisis di laboratorium yang
terakreditasi.
Metode Analisis Data
Data limbah domestik yang terkumpul selanjutnya
dilakukan analisis deskriptif – komparatif antara
kesesuaian di lapangan dengan ketentuan/
kewajiban yang harus dipenuhi.
▪ TPA limbah
domestik
▪ Kantor
▪ Mess
▪ Kantin/dapur
▪ Bengkel
▪ Rumah/tempat
kompos
▪ Selama kegiatan
bengkel dan
genset serta
sarana dan
prasarana
berlangsung
dengan frekuensi
setiap hari.
▪ Pencatatan air
lindi dilakukan
setiap bulan.
PT Kutai
Energi
▪ Pemerintah
Kecamatan
Loa Janan
▪ Dinas
Kesehatan
Kab. Kukar.
▪ DLHK Kab.
DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
Dinas ESDM
Prov. Kaltim
▪ Dinas
Kesehatan
Kab. Kukar.
▪ DLHK Kab.
Kukar
▪ DLH Prov.
Kaltim.
Dinas ESDM
Prov. Kaltim