uji boraks

37
KATA PENGANTAR Pertama-tama kami ingin ucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberkati kami sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini. Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Di mana kami juga memiliki keterbatasan kemampuan. Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa kami memiliki keterbatasan dan juga kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis kami di masa datang. Sehingga semoga karya i

Upload: ncepasep

Post on 21-Jul-2016

190 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

uji boraks

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami ingin ucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang

Maha Esa yang telah memberkati kami sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan.

Kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah

membantu kami dalam pembuatan karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah

kami pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini.

Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai

keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat

diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan karya tulis ini yang

telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna

dalam karya tulis ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan

kemampuan yang kami miliki. Di mana kami juga memiliki keterbatasan

kemampuan.

Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa kami memiliki

keterbatasan dan juga kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari

pembaca yang budiman. Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut

sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis kami di masa datang.

Sehingga semoga karya tulis berikutnya dan karya tulis lain dapat diselesaikan

dengan hasil yang lebih baik.

Dengan menyelesaikan karya tulis ini kami mengharapkan banyak manfaat

yang dapat dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya karya tulis

ini dapat mengurangi bahkan menghilangkan penggunaan boraks sebagai

pengawet pada makanan.

Bogor, 27 Desember 2011

Penulis

i

Daftar Isi

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

Daftar Isi............................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................1

1.4 Batasan Masalah......................................................................................................2

1.5 Teknik Penulisan......................................................................................................2

1.6 Metode Penulisan.....................................................................................................2

1.7 Sistematika Penulisan...............................................................................................3

3.1 Jenis Penelitian...................................................................................................3

3.2 Jenis Penelitian...................................................................................................3

3.3 Teknik Pengumpulan Data.................................................................................3

3.4 Teknik Analisis Data..........................................................................................3

3.5 Jenis Penelitian...................................................................................................3

3.6 Dampak Penggunaan Boraks Pada Makanan.....................................................3

3.7 Makanan yang Biasanya Mengandung Boraks...................................................3

BAB II LANDASAN TEORI...........................................................................................4

BAB III PEMBAHASAN...............................................................................................7

3.8 Jenis Penelitian...................................................................................................7

3.2 Sumber data........................................................................................................7

3.3 Teknik Pengumpulan Data.................................................................................7

3.4 Teknik Analisis Data..........................................................................................8

3.5 Pengetahuan akan Boraks...................................................................................8

3.6 Dampak Penggunaan Boraks Pada Makanan.....................................................8

3.7 Makanan yang Biasanya Mengandung Boraks.................................................10

BAB IV PENUTUP.........................................................................................................20

4.1 Kesimpulan......................................................................................................20

4.2 Saran................................................................................................................20

ii

LAMPIRAN....................................................................................................................22

Daftar Pustaka..................................................................................................................23

iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini banyak sekali bahan kimia dan berbagai campuran-campuran

lain yang dibuat dan diciptakan untuk membuat pekerjaan manusia dalam

membuat makanan lebih efektif dan efisien. Tetapi, disamping untuk

makanan, bahan kimia digunakan juga untuk pembuatan kebutuhan lain.

Sebagaimana kita ketahui bahan kimia tersebut tidak boleh dipergunakan

dalam pembuatan makanan dan dapat berakibat fatal.

Hal ini sangat penting dan juga memprihatinkan. Fenomena ini

merupakan salah satu masalah yang harus diperbaiki. Jangan sampai masalah

ini terus berlarut dan akhirnya dapat berakibat buruk di masa yang akan

datang. Oleh karena itu, kami berusaha merangkum sedemikian rupa dan

mencoba mengamati apa saja yang seharusnya dilakukan dan mengapa hal ini

menjadi hal yang sangat penting.

1.2 Rumusan Masalah

1. Faktor apa saja yang mendorong pihak-pihak tertentu untuk

menggunakan boraks pada pangan yang diproduksinya?

2. Jenis pangan apa saja yang menjadi sasaran penggunaan boraks pada

proses pembuatannya?

3. Bagaiman mengetahui suatu pangan dibuat dengan bahan pengawet dari

boraks?

4. Apa akibat dari penggunaan boraks pada produk pangan?

5. Bagaimana penanganan penggunaan boraks pada produk pangan agar

dapat dibasmi secara tuntas?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian boraks

2. Mengetahui jenis-jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks

3. Mengetahui dampak negatif dari penggunaan boraks pada produk pangan

1

4. Mengetahui peran pemerintah dalam memberantas penggunaan boraks

pada makanan

1.4 Batasan Masalah

Boraks adalah bahan kimia yang digunakan sebagai pengawet kayu,

antiseptik kayu dan pengontrol kecoa.Bahan kimia tersebut berguna jika

digunakan sesuai fungsinya, tetapi menjadi sangat berbahaya bila digunakan

dalam pembuatan pangan.Pangan merupakan segala sesuatu yang menjadi

bahan makanan manusia. Akibat dari penggunaan bahan kimia tersebut

sangatlah fatal, dapat meyebabkan berbagai penyakit seperti kanker bahkan

kematian.

Dalam karya tulis ini kami akan berusaha membahas pendeskripsian

sedetail mungkin dari boraks serta bagaimana bahan kimia tersebut dapat

digunakan sebagai salah satu bahan baku pembuatan pangan. Begitu pula

dengan berbagai akibat dari penggunaan boraks pada pangan tersebut serta

bagaimana solusi yang harus dilakukan demi membasmi hal ini dan mencegah

agar penggunaan boraks pada pangan tidak terjadi lagi.

1.5 Teknik Penulisan

Pada penulisan karya tulis ini kami menggunakan dua metode, yaitu

dengan tinjauan pustaka dan uji boraks secara langsung .Angket tersebut kami

sebarkan dengan jumlah 20 lembar dan pada uji boraks dilakukan di

Laboratorium.Angket ini berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai boraks pada

makanan mengacu pada tujuan yang telah ada.

1.6 Metode PenulisanMetode penulisan yang dilakukan adalah metode secara deskriptif dari

hasil penelitian yang telah dilakukan.

2

1.7 Sistematika PenulisanBAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

1.4 Batasan Masalah

1.5 Teknik Penulisan

1.6 Metode Penulisan

1.7 Sistematika Penulisan

BAB II Landasan Teori

BAB III Pembahasan

3.1 Jenis Penelitian

3.2 Jenis Penelitian

3.3 Teknik Pengumpulan Data

3.4 Teknik Analisis Data

3.5 Jenis Penelitian

3.6 Dampak Penggunaan Boraks Pada Makanan

3.7 Makanan yang Biasanya Mengandung Boraks

BAB IV Simpulan Dan Saran

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

Daftar Pustaka

3

BAB II LANDASAN TEORI

Boraks merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai

industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan

keramik. Boraks biasa berupa serbuk kristal putih, tidak berbau, mudah larut

dalam air, tetapi boraks tidak dapat larut dalam alkohol. Boraks biasa digunakan

sebagai pengawet dan antiseptic kayu.

4

(Boraks dalam padatannya)

Daya pengawet yang kuat dari boraks berasal dari kandungan asam borat

didalamnya.Asam borat sering digunakan dalam dunia pengobatan dan

kosmetika.Misalnya, larutan asam borat dalam air digunakan sebagai obat cuci

mata dan dikenal sebagai boorwater.

(Boraks dalam bentuk serbuk)

Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung, dan

salep luka kecil.Namun, bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada luka

luas, karena beracun ketika terserap masuk dalam tubuh. Berikut beberapa

pengaruh boraks pada kesehatan:

Tanda dan gejala akut :

Muntah-muntah

Diare

5

konvulsi dan depresi SSP(Susunan Syaraf Pusat)

Tanda dan gejala kronis :

Nafsu makan menurun

Gangguan pencernaan

Gangguan SSP : bingung dan bodoh

Anemia, rambut rontok dan kanker

Boraks akan berguna dengan positif bila memang digunakan sesuai

dengan seharusnya, tetapi bahan itu tidak boleh dijadikan sebagai bahan pengawet

makanan karena bahan-bahan tersebut merupakan bahan kimia yang sangat

berbahaya, seperti telah diuraikan diatas pengaruhnya terhadap kesehatan.

Walaupun begitu, karena ingin mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, banyak

produsen makanan yang tetap menggunakan kedua bahan ini dan tidak

memperhitungkan bahayanya.

Pada umumnya, alasan para produsen menggunakan boraks sebagai bahan

pengawet makanan adalah karena kedua bahan ini mudah digunakan dan mudah

didapat, karena harga nya relatif murah dibanding bahan pengawet lain yang tidak

berpengaruh buruk pada kesehatan. Selain itu, boraks merupakan senyawa yang

bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus,

misalnya bakso dan kerupuk. Beberapa contoh makanan yang dalam

pembuatannya sering menggunakan boraks adalah bakso, kerupuk, ikan, tahu,

mie, dan juga daging ayam.

6

Boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia

karena merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya

akan mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita tidak dapat mengetahui

seberapa besar kadar konsentrat boraks yang digunakan dalam suatu makanan.

Oleh karena itu lebih baik hindari makanan yang mengandung boraks.

Berikut adalah beberapa cara mengidentifikasi makanan yang menggunakan

boraks :

1. Bakso yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari

kekenyalan bakso yang menggunakan banyak daging

2. Kerupuk yang mengandung boraks kalau digoreng akan mengembang dan

empuk, teksturnya bagus dan renyah.

3. Ikan basah yang tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar, insang berwarna.

Berbau menyengat, kenyal, tidak lengket dan agak mengkilap.

BAB III PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metode penelitian yang dipakai,

pengertian boraks, dampak penggunaan boraks pada makanan dan jenis-jenis

makanan yang mengandung boraks, dan data tersebut dilengkapi dengan hasil

angket dan uji boraks pada makanan.

7

3.8 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang kami gunakan adalah penelitian korelatif. Yang

dimaksud dengan penelitian korelatif adalah penelitian yang menghubungkan

data-data yang ada.

Sesuai dengan pengertian tersebut kami menghubungkan data-data yang

kami dapat antara yang satu dengan yang lain. Selain itu kami juga

menghubungkan data-data yang ada dengan landasan teori yang kami

gunakan.Sehingga diharapkan penelitian kami bisa menjadi penelitian yang

benar dan tepat.

3.1

3.2 Sumber data

Sumber data kami adalah mahasiswa Akademi Kimia Analis Bogor ,

yang kira-kira kami ambil sampel adalah 10 mahasiswa dan dari Uji boraks

pada bahan kimia yang sudah di lakukan. Dan referensi tentang boraks dari

internet dan buku-buku.

3.1

3.2

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang kami gunakan dalam penelitian

ini adalah uji boraks pada makanan dan pengisian angket. Dengan angket ini

kami dapat menyimpulkan, melalui jumlah koresponden yang menjawab

dengan jawaban yang berbeda pada pertanyaan yang sama. Dan setiap

jawaban dari pertanyaan itu salaing berkaitan. Dalam angket tersebut

disisipkan pertanyaan/survey akan pengetahuan bahaya boraks dalam

makanan.

3.1

3.2

3.3

3.4 Teknik Analisis Data

8

Cara kami dalam menganalisis data yang kami dapat yaitu dengan

pertama-tama memastikan bahwa semua data dan landasan teori yang

diperlukan telah diperoleh dengan baik. Lalu kami mulai menghitung jumlah

data, setelah itu kami mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari tiap

pertanyaan pada angket berdasarkan jumlah responden yang memilih.

Langkah berikutnya, sesuai dengan jenis penelitian kami, kami

menghubungkan data-data tersebut dengn landasan teori yang ada. Langkah

terakhir, kami menuangkannya dalam bentuk karya tulis.

3.5 Pengetahuan akan Boraks

Menurut hasil angket kami, didapatkan bahwa yang mengetahui

secara pasti apa itu boraks adalah 8 orang dan yang tidak mengetahui begitu

pasti apa itu boraks adalah 2 orang, dari total 10 angket yang dibagikan.

Hal itu menunjukkan bahwa responden yang mengetahui secara persis apa itu

boraks lebih banyak daripada yang tidak mengetahui secara pasti. Jika

dimasukkan dalam persen maka 80 % responden menyatakan mengetahui

boraks, sedangkan 20 % lainnya tidak begitu mengetahui tentang boraks.

Hasil ini menunjukkan bahwa penyuluhan dan pengetahuan akan

boraks harus lebih sering disosialisasikan, agar diharapkan kita semua

mengetahui secara pasti apa itu boraks, sehingga dapat menggunakannya

secara benar, sesuai dengan fungsinya. Maka diharapkan juga dengan

pengetahuan akan boraks tersebut, kasus penggunaan boraks pada bahan

makanan dapat dikurangi bahkan menghilang dari masyarakat.

3.6 Dampak Penggunaan Boraks Pada MakananBoraks merupakan senyawa kimia dengan nama natrium tetraborat,

berbentuk kristal lunak. Jika dilarutkan dalam air akan menjadi natrium

hidroksida serta asam borat. Baik boraks maupun asam borat memiliki sifat

antiseptik, dan biasa digunakan oleh industri farmasi sebagai ramuan obat

misalnya dalam salep, bedak, larutan kompres, obat oles mulut, dan obat

9

pencuci mata. Boraks juga digunakan sebagai bahan solder, bahan pembersih,

pengawet kayu dan antiseptik kayu.

Dampak boraks apabila terdapat pada makanan, maka dalam jangka

waktu lama walau hanya sedikit akan terjadi akumulasi (penumpukan) pada

otak, hati, lemak dan ginjal. Pemakaian dalam jumlah banyak dapat

menyebabkan demam, depresi, kerusakan ginjal, nafsu makan berkurang,

gangguan pencernaan, kebodohan, kebingungan, radang kulit, anemia,

kejang, pingsan, koma bahkan kematian.

Boraks juga dapat menimbulkan efek racun pada manusia, tetapi

mekanisme toksisitasnya berbeda dengan formalin. Toksisitas boraks yang

terkandung di dalam makanan tidak langsung dirasakan oleh konsumen.

Boraks yang terdapat dalam makanan akan diserap oleh tubuh dan disimpan

secara kumulatif dalam hati, otak, atau testis (buah zakar), sehingga dosis

boraks dalam tubuh menjadi tinggi.

Pada dosis cukup tinggi, boraks dalam tubuh akan menyebabkan

timbulnya gejala pusing-pusing, muntah, mencret, dan kram perut. Bagi anak

kecil dan bayi, bila dosis dalam tubuhnya mencapai 5 gram atau lebih, akan

menyebabkan kematian. Pada orang dewasa, kematian akan terjadi jika

dosisnya telah mencapai 10 - 20 gram atau lebih.

Efek toksiknya akan terasa bila boraks dikonsumsi secara kumulatif

dan penggunaannya berulang-ulang.

Pengaruh boraks terhadap kesehatan:

A. Tanda gejala akut:

Muntah-muntah

Diare

Konvulsi dan Depresi SSP(Susunan Syaraf Pusat)

B. Tanda dan gejala kronis

Nafsu makan menurun

Gangguan pencernaan

Gangguan SSP : bingung dan bodoh

10

Anemia, rambut rontok dan kanker

Boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi

manusia karena merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi

racunnya akan mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam, kita tidak tahu

seberapa besar kadar konsentrat formalin dan boraks yang dianggap

membahayakan. Oleh karena itu, ada baiknya kita hindari makanan yang

mengandung boraks.Jauhkan anak-anak dari makanan yang mengandung

boraks. Boraks tidak boleh digunakan dalam makanan.

3.7 Makanan yang Biasanya Mengandung BoraksBerdasarkan hasil penelitian melalui angket yang telah kami

sebarkan, yang memilih ikan sebanyak 6 orang, dan 1 orang memilih

kerupuk. Sedangkan menurut makanan-makanan yang biasa mengandung

boraks dan formalin yang biasanya mereka konsumsi, jumlah responden yang

memilih tahu dan bakso sebanyak 28 orang, 10 orang memilih ikan dan 2

orang memilih kerupuk. Data ini menunjukkan bahwa kebanyakan

Mahasiswa Akademi Kimia Analisis beranggapan bahwa tahu dan bakso

merupakan makanan yang biasanya diberi boraks. Tahu dan bakso memang

cukup dikenal sering diberi boraks, namun bukan hanya makanan tersebut

yang paling sering diberi boraks. Berdasarkan penelitian Badan Pengawas

Obat dan Makanan Indonesia tahun 2005, penggunaan boraks pada ikan dan

hasil laut menempati peringkat teratas. Yakni, 66 persen dari total 786

sampel. Sementara mi basah menempati posisi kedua dengan 57 persen.

Tahu dan bakso berada di urutan berikutnya yakni 16 persen dan 15 persen.

Dan dari pertanyaan nomor tiga pada angket ternyata responden

banyak menjawab bahwa mereka paling sering mengkonsumsi tahu dan

bakso. Padahal, menurut kebanyakan dari mereka tahu dan bakso adalah

makanan yang biasanya mengandung boraks. Mengapa mereka masih tetap

sering mengonsumsinya meskipun menganggap bahwa tahu dan bakso

merupakan makanan yang paling sering mengandung boraks?

11

Mungkin hal ini disebabkan karena Mahasiswa Akademi Kimia

Analisis percaya bahwa para pedagang tahu dan bakso pasti tidak

memberikan formalin maupun boraks pada dagangannya, maka mereka tidak

takut untuk mengonsumsinya. Namun tetap saja, boraks sangatlah berbahaya

bila termakan.

Walaupun berdasarkan hasil penelitian Badan Pengawasan Obat dan

Makanan Indonesia tahun 2005 penggunaan boraks dan formalin paling

banyak adalah pada ikan dan hasil laut, namun jumlah 16 persen dan 15

persen tetap merupakan jumlah yang besar.

Kita harus berhati-hati dalam memilih makanan yang akan kita

makan, terutama makanan-makanan yang sedang marak diberi boraks. Oleh

karena itu, di bawah ini kami paparkan mengenai ciri-ciri dari beberapa

makanan yang diberi boraks.

A. Mi basah

Tingkat pengetahuan yang rendah mengenai bahan pengawet

merupakan faktor utama penyebab penggunaan formalin dan boraks pada mi

basah. Beberapa survei menunjukkan, alasan produsen menggunakan

formalin dan boraks sebagai bahan pengawet karena daya awet dan mutu mi

yang dihasilkan menjadi lebih bagus, serta murah harganya, tanpa peduli

bahaya yang dapat ditimbulkan.

Hal tersebut ditunjang oleh perilaku konsumen yang cenderung

membeli makanan berharga murah, tanpa mengindahkan kualitas.Dengan

demiekian, penggunaan formalin dan boraks pada mie dianggap hal biasa.

Sulitnya membedakan mie biasa dan mie yang dibuat dengan penambahan

formalin dan boraks, juga menjadi salah satu faktor pendorong perilaku

konsumen tersebut.

Deteksi formalin dan boraks secara akurat hanya dapat dilakukan di

laboratorium dengan menggunakan bahan-bahan kimia, yaitu melalui uji

formalin dan uji boraks.Untuk itu, perlu dilakukan upaya peningkatan

kesadaran dan pengetahuan bagi produsen dan konsumen tentang bahaya

pemakaian bahan kimia yang bukan termasuk kategoribahan tambahan

12

Penggunaan formalin pada mi basah akan menyebabkan mi tidak rusak

sampai dua hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari

15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius). Baunya agak menyengat,

bau formalin.Tidak lengket dan mie lebih mengkilap dibandingkan mie

normal. Penggunaan boraks pada pembuatan mi akan menghasilkan tekstur

yang lebih kenyal.

(Mi basah)

B. Tahu

Tahu merupakan makanan yang banyak digemari masyarakat karena

rasa dan kandungan gizinya yang tinggi. Namun dibalik kelezatannya kita

perlu waspada karena bisa saja tahu tersebut mengandung bahan berbahaya.

13

Perhatikan secara cermat apabila menemukan tahu yang tidak mudah

hancur atau lebih keras dan kenyal dari tahu biasa, kemungkinan besar tahu

tersebut mengandung bahan berbahaya, seperti boraks. Selain itu, tahu yang

diberi boraks tidak akan rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat

Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat

Celsius). Tahu juga akan terlampau keras, namun tidak padat. Bau agak

menyengat, bau boraks.

C. Bakso

Bakso tidak rusak sampai lima hari pada suhu kamar ( 25 derajat

Celsius). Teksturnya juga sangat kenyal. Ciri baso mengandung boraks:

teksturnya sangat kenyal, warna tidak kecokelatan seperti penggunaan daging

namun lebih cenderung keputihan.

D. Ikan Segar

Ikan segar yang diberi boraks tekstur tubuhnya akan menjadi kaku

dan sulit dipotong. Ikan tersebut tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar

(25 derajat celcius).

14

Warna insang merah tua dan tidak cemerlang, bukan merah segar

dan warna daging ikan putih bersih.

E. Ikan Asin

Ikan asin yang mengandung formalin akan terasa kaku dan keras,

bagian luar kering tetapi bagian dalam agak basah karena daging bagian

dalam masih mengandung air.

15

Karena masih mengandung air, ikan akan menjadi lebih berat

daripada ikan asin yang tidak mengandung formalin. Tidak rusak sampai

lebih dari 1 bulan pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius). Tubuh ikan bersih,

cerah.

Uji Kandungan Boraks pada Bahan Makanan

Dengan air kunyit :

Tanaman kunyit banyak ditemui di pasar dan lingkungan sekitar kita

sehingga dapat dengan mudah didapat. Harga tanaman kunyit juga terjangkau

sehingga dapat dibeli oleh berbagai kalangan masyarakat dari kelas bawah

hingga atas. Hal ini menunjukkan bahwa kunyit merupakan detektor alami

untuk boraks yang tepat dan murah. Deteksi boraks bisa dimulai dari bahan

makanan yang sering kita konsumsi. Kewasapadaan kita terhadap boraks

menentukan kualitas tubuh kita.

Cara mendeteksi boraks dengan kunyit sangat mudah dan cepat. Kita

hanya memerlukan kunyit, kertas saring, serta sedikit boraks sebagai kontrol

positif. Mula-mula, kita membuat kertas tumerik. Ambil beberapa potong

16

kunyit ukuran sedang, kemudian menumbuk dan menyaringnya sehingga

dihasilkan cairan kunyit berwarna kuning.

Kemudian, celupkan kertas saring ke dalam cairan kunyit tersebut

dan keringkan. Hasil dari proses ini disebut kertas tumerik. Selanjutnya, buat

kertas yang berfungsi sebagai kontrol positif dengan memasukkan satu

sendok teh boraks ke dalam gelas yang berisi air dan aduk larutan boraks,

serta teteskan pada kertas tumerik yang sudah disiapkan. Amati perubahan

warna pada kertas tumerik. Warna yang dihasilkan tersebut akan

dipergunakan sebagai kontrol positif. Tumbuk bahan yang akan diuji dan beri

sedikit air.

17

Teteskan air larutan dari bahan makanan yang diuji tersebut pada

kertas tumerik. Amati perubahan warna apa yang terjadi pada kertas tumerik.

Apabila warnanya sama dengan pada kertas tumerik kontrol positif, maka

bahan makanan tersebut mengandung boraks. Apabila tidak sama warnanya,

berarti bahan makanan tersebut tidak mengandung boraks.

Dengan Uji nyala :

Uji nyala adalah salah satu metode pengujian untuk mengetahui

apakah dalam makanan terdapat boraks atau tidak. Disebut uji nyala karena

sampel yang digunakan dibakar uapnya, kemudian warna nyala dibandingkan

dengan warna nyala boraks asli. Tentu sebelumnya telah diketahui bahwa

serbuk boraks murni dibakar menghasilkan nyala api berwarna hijau. Jika

sampel yang dibakan menghsilkan warna nyala hijau maka sampel

dinyatakan positif mengandung boraks.

1. Alat dan bahan :

1. Cawan porselen

2. Tang Krus

3. Gelas Kimia Kecil

4. Lumpang dan alu

5. H2SO4 pekat

6. Metanol (spirtus)

7. sampel : mie basah, bakso, siomay, bleng, dll

2. Prosedur Percobaan.

Prosedur percobaan yang kami lakukan terbagi kedalam dua jenis

yaitu uji nyala dan uji organoleptik. Adapun rinciannya adalah sebagai

berikut:

a. Uji nyala pada sampel

1. Timbanglah sejumlah sampel masing-masing sebanyak 5 gram

sampel.

2. Bakarlah sampai terbentuk arang.

3. Arang yang terbentuk dihancurkan (gerus) sampai lembut.

18

4. Serbuk yang terbentuk masukan kedalam cawan penguap.

5. Tambahkan 10 tetes H2SO4 pekat dan 2 ml metanol kedalam cawan

porselen.

6. Uap yang terjadi segera dibakar.

7. Nyala api yang timbuk akan berwarna hijau jika mengandung

boraks

b. Uji organoleptik pada sampel

1. Uji organoleptik hanya berlaku untuk baso dan sejenisnya.

2. Pilihlah sampel baso yang akan diuji.

3. Lemparkan ke lantai atau ke meja.

4. Amati pantulan yang dihasilkan dari proses pelemperan.

5. Jika pantulan yang dihasilkan relative tinggi maka sampel positif

mengandung boraks.

3. Data Pengamatan

Data pengamatan yang berhasil diperoleh melalui percobaan diatas

adalah:

Uji nyala:

Sampel Nyala yang Dihasilkan

Keterangan

Mi Basah Merah Negatif mengandung boraks

Baso Swalayan

Merah Negatif mengandung boraks

Baso biasa

Hijau Positif mengandung boraks

Uji Organoleptik:

Sampel Pantulan Keterangan

19

Baso swalayan

Tinggi dan lebih kenyal

Positif mengandung boraks

Baso Biasa

Rendah dan tidak kenyal

Negatif mengandung boraks

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan. Terdapat

perbedaan hasil yang mencolok antara hasil dari uji nyala dengan hasil yang

ditunjukan dari uji organoleptik (terutama pada baso). Sesuai dengan tujuan

praktikum yang ingin kami capai maka harus ada salah satu prosedur antara

uji nyala dan uji organoleptik yang kami yakini dapat digunakan untuk uji

boraks. Maka, kami memastikan bahwa uji nyala lebih rasional dan dapat

dengan pasti digunakan dalam uji boraks terhadap sampel.

Peran pemerintah dalam memberantas boraks di Indonesia

Walaupun penyebaran boraks dan formalin di Indonesia sudah luas

sekali dan sudah menjadi umum, pemerintah masih tidak mengambil

langkah yang tegas dalam menangani hal ini. Buktinya bisa didapat, bahwa

ternyata penggunaan formalin dan boraks sebagai bahan pengawet makanan

masih merajalela.

Sebenarnya, pemerintah sudah berusaha mengambil tindakan, yaitu

dengan melalui Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Beberapa

langkah sudah diambil oleh BPOM, seperti : melarang panganan permen

merek white rabbit creamy, kiamboy, classic cream, black currant, dan

manisan plum; mengeluarkan permenkes no. 722/1998 tentang bahan

tambahan yang dilarang digunakan dalam pangan; dan melakukan

sosialisasi penggunaan bahan tambahan makanan yang diizinkan dalam

proses produksi makanan & minuman sesuai UU No. 23/1992 untuk aspek

keamanan pangan, & UU No. 71/1996. Tetapi upaya yang dilakukan Badan

20

POM tersebut, hanya dianggap gertakan oleh para pedagang, karena Badan

POM hanya mengeluarkan undang-undang dan aturan.Tetapi Badan POM

tidak melakukan tindakan tegas seperti memberi sanksi tegas bagi pedagang

yang masih menggunakan boraks , bahkan badan ini masih kurang gencar

dalam melakukan razia.

Dari hasil angket diatas, dapat disimpulkan bahwa upaya

pemerintah masih kurang, karena lebih banyak orang yang beranggapan

bahwa upaya pemerintah masih sangat kurang.Ini mungkin disebabkan

karena memang pemerintah kurang serius / tegas dalam menangani masalah

ini, padahal ini adalah masalah yang serius, karena dapat membahayakan

kesehatan manusia.Pemerintah seharusnya lebih gencar dalam menangani

masalah ini.

BAB IV PENUTUP

Dalam Bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dan saran.

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab IV dapat disimpulkan bahwa:

a. Sebagian besar dari kita telah mengetahui tentang boraks secara pasti,

tetapi ada juga sebagian kecil lainnya yang belum begitu mengetahui

tentang boraks.

b. Masih ada sebagian dari kita yang belum mengetahui secara pasti dampak

penggunaan boraks pada produk makanan, walaupun sebagian ada yang

mengetahui secara pasti.

c. Menurut responden tahu dan bakso adalah makanan yang paling sering

menjadi sasaran penggunaan boraks. Tetapi menurut penelitian BPOM

21

pada tahun 2005, ikan adalah bahan makanan yang paling sering menjadi

sasaran boraks.

d. Pemerintah masih sangat kurang dan tidak tegas dalam mengatasi masalah

penggunaan boraks, sehingga masih banyak kasus mengenai hal ini terjadi.

4.2 SaranBerdasarkan kesimpulan dan keseluruhan karya tulis ini kami ingin

memberikan beberapa saran sebagai berikut:

a. Berikan penyuluhan lebih lanjut kepada masyarakat mengenai boraks,

pengertian, fungsinya, serta dampaknya apabila tidak digunakan sesuai

fungsinya.

b. Pengawasan yang lebih ketat oleh pemerintah dan pengambilan tindakan

tegas, seperti mengirimkan pengawas-pengawas pemerintah ke daerah-

daerah tertentu dan membuat undang-undang mengenai boraks dan

formalin.

c. Masyarakat harus lebih jeli dalam memilih makanan dan tidak

membelinya bila sepertinya mengandung bahan formalin maupun boraks.

d. Kesadaran dari masyarakat untuk membantu pemberantasan dan

pencegahan penggunaan boraks dan formalin pada bahan makanan. Seperti

melaporkan kepada yang berwajib jika melihat ada orang lain yang

sengaja menggunakan boraks dan formalin pada makanan yang dijualnya,

dan juga tidak secara sembarangan menjual boraks dan formalin, tanpa

mengetahui latar belakang pembeliannya.

22

LAMPIRAN

ANGKET PENELITIAN

Apakah Anda mengetahui boraks?

Apakah anda mengetahui dampak dari penggunan boraks?

Sebutkan makanan apa saja yang biasa diberi boraks?

Mengapa masih tetap mengonsumsi makanan tersebut meskipun menganggap

bahwa tahu dan bakso yang sering dikonsumsi mengandung boraks?

Apa yang harus dilakukan untuk mewsapadai makanan yang diberi boraks?

Menurut Anda apakah peran pemerintah sudaha ada dalam pembatasan boraks?

23

Daftar Pustaka

Shevla, G.1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro.,

PT. Kalman Media Pustaka: Jakarta.

W, Harjadi. 1986. Ilmu Kimia Anal;itik Dasar.Jakarta: PT Gramedia.

Winarto, FG. 1994. Bahan Tambahan untuk Makanan dan Kontaminan. Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan.

http://www.beritaindonesia.co.id

http://www.depkes.go.id

http://www.disnakkeswan-lampung.go.id

http://id.wikipedia.org

http://www.gizi.net

http://sibermedik.com/anda-takut-keracunan-boraks-kunyit-jalan-keluarnya

24

25