uji boraks
DESCRIPTION
uji boraksTRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami ingin ucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang
Maha Esa yang telah memberkati kami sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah
kami pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini.
Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai
keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat
diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan karya tulis ini yang
telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna
dalam karya tulis ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan
kemampuan yang kami miliki. Di mana kami juga memiliki keterbatasan
kemampuan.
Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa kami memiliki
keterbatasan dan juga kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari
pembaca yang budiman. Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut
sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis kami di masa datang.
Sehingga semoga karya tulis berikutnya dan karya tulis lain dapat diselesaikan
dengan hasil yang lebih baik.
Dengan menyelesaikan karya tulis ini kami mengharapkan banyak manfaat
yang dapat dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya karya tulis
ini dapat mengurangi bahkan menghilangkan penggunaan boraks sebagai
pengawet pada makanan.
Bogor, 27 Desember 2011
Penulis
i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................1
1.4 Batasan Masalah......................................................................................................2
1.5 Teknik Penulisan......................................................................................................2
1.6 Metode Penulisan.....................................................................................................2
1.7 Sistematika Penulisan...............................................................................................3
3.1 Jenis Penelitian...................................................................................................3
3.2 Jenis Penelitian...................................................................................................3
3.3 Teknik Pengumpulan Data.................................................................................3
3.4 Teknik Analisis Data..........................................................................................3
3.5 Jenis Penelitian...................................................................................................3
3.6 Dampak Penggunaan Boraks Pada Makanan.....................................................3
3.7 Makanan yang Biasanya Mengandung Boraks...................................................3
BAB II LANDASAN TEORI...........................................................................................4
BAB III PEMBAHASAN...............................................................................................7
3.8 Jenis Penelitian...................................................................................................7
3.2 Sumber data........................................................................................................7
3.3 Teknik Pengumpulan Data.................................................................................7
3.4 Teknik Analisis Data..........................................................................................8
3.5 Pengetahuan akan Boraks...................................................................................8
3.6 Dampak Penggunaan Boraks Pada Makanan.....................................................8
3.7 Makanan yang Biasanya Mengandung Boraks.................................................10
BAB IV PENUTUP.........................................................................................................20
4.1 Kesimpulan......................................................................................................20
4.2 Saran................................................................................................................20
ii
LAMPIRAN....................................................................................................................22
Daftar Pustaka..................................................................................................................23
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Saat ini banyak sekali bahan kimia dan berbagai campuran-campuran
lain yang dibuat dan diciptakan untuk membuat pekerjaan manusia dalam
membuat makanan lebih efektif dan efisien. Tetapi, disamping untuk
makanan, bahan kimia digunakan juga untuk pembuatan kebutuhan lain.
Sebagaimana kita ketahui bahan kimia tersebut tidak boleh dipergunakan
dalam pembuatan makanan dan dapat berakibat fatal.
Hal ini sangat penting dan juga memprihatinkan. Fenomena ini
merupakan salah satu masalah yang harus diperbaiki. Jangan sampai masalah
ini terus berlarut dan akhirnya dapat berakibat buruk di masa yang akan
datang. Oleh karena itu, kami berusaha merangkum sedemikian rupa dan
mencoba mengamati apa saja yang seharusnya dilakukan dan mengapa hal ini
menjadi hal yang sangat penting.
1.2 Rumusan Masalah
1. Faktor apa saja yang mendorong pihak-pihak tertentu untuk
menggunakan boraks pada pangan yang diproduksinya?
2. Jenis pangan apa saja yang menjadi sasaran penggunaan boraks pada
proses pembuatannya?
3. Bagaiman mengetahui suatu pangan dibuat dengan bahan pengawet dari
boraks?
4. Apa akibat dari penggunaan boraks pada produk pangan?
5. Bagaimana penanganan penggunaan boraks pada produk pangan agar
dapat dibasmi secara tuntas?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian boraks
2. Mengetahui jenis-jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks
3. Mengetahui dampak negatif dari penggunaan boraks pada produk pangan
1
4. Mengetahui peran pemerintah dalam memberantas penggunaan boraks
pada makanan
1.4 Batasan Masalah
Boraks adalah bahan kimia yang digunakan sebagai pengawet kayu,
antiseptik kayu dan pengontrol kecoa.Bahan kimia tersebut berguna jika
digunakan sesuai fungsinya, tetapi menjadi sangat berbahaya bila digunakan
dalam pembuatan pangan.Pangan merupakan segala sesuatu yang menjadi
bahan makanan manusia. Akibat dari penggunaan bahan kimia tersebut
sangatlah fatal, dapat meyebabkan berbagai penyakit seperti kanker bahkan
kematian.
Dalam karya tulis ini kami akan berusaha membahas pendeskripsian
sedetail mungkin dari boraks serta bagaimana bahan kimia tersebut dapat
digunakan sebagai salah satu bahan baku pembuatan pangan. Begitu pula
dengan berbagai akibat dari penggunaan boraks pada pangan tersebut serta
bagaimana solusi yang harus dilakukan demi membasmi hal ini dan mencegah
agar penggunaan boraks pada pangan tidak terjadi lagi.
1.5 Teknik Penulisan
Pada penulisan karya tulis ini kami menggunakan dua metode, yaitu
dengan tinjauan pustaka dan uji boraks secara langsung .Angket tersebut kami
sebarkan dengan jumlah 20 lembar dan pada uji boraks dilakukan di
Laboratorium.Angket ini berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai boraks pada
makanan mengacu pada tujuan yang telah ada.
1.6 Metode PenulisanMetode penulisan yang dilakukan adalah metode secara deskriptif dari
hasil penelitian yang telah dilakukan.
2
1.7 Sistematika PenulisanBAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Batasan Masalah
1.5 Teknik Penulisan
1.6 Metode Penulisan
1.7 Sistematika Penulisan
BAB II Landasan Teori
BAB III Pembahasan
3.1 Jenis Penelitian
3.2 Jenis Penelitian
3.3 Teknik Pengumpulan Data
3.4 Teknik Analisis Data
3.5 Jenis Penelitian
3.6 Dampak Penggunaan Boraks Pada Makanan
3.7 Makanan yang Biasanya Mengandung Boraks
BAB IV Simpulan Dan Saran
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Daftar Pustaka
3
BAB II LANDASAN TEORI
Boraks merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai
industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan
keramik. Boraks biasa berupa serbuk kristal putih, tidak berbau, mudah larut
dalam air, tetapi boraks tidak dapat larut dalam alkohol. Boraks biasa digunakan
sebagai pengawet dan antiseptic kayu.
4
(Boraks dalam padatannya)
Daya pengawet yang kuat dari boraks berasal dari kandungan asam borat
didalamnya.Asam borat sering digunakan dalam dunia pengobatan dan
kosmetika.Misalnya, larutan asam borat dalam air digunakan sebagai obat cuci
mata dan dikenal sebagai boorwater.
(Boraks dalam bentuk serbuk)
Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung, dan
salep luka kecil.Namun, bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada luka
luas, karena beracun ketika terserap masuk dalam tubuh. Berikut beberapa
pengaruh boraks pada kesehatan:
Tanda dan gejala akut :
Muntah-muntah
Diare
5
konvulsi dan depresi SSP(Susunan Syaraf Pusat)
Tanda dan gejala kronis :
Nafsu makan menurun
Gangguan pencernaan
Gangguan SSP : bingung dan bodoh
Anemia, rambut rontok dan kanker
Boraks akan berguna dengan positif bila memang digunakan sesuai
dengan seharusnya, tetapi bahan itu tidak boleh dijadikan sebagai bahan pengawet
makanan karena bahan-bahan tersebut merupakan bahan kimia yang sangat
berbahaya, seperti telah diuraikan diatas pengaruhnya terhadap kesehatan.
Walaupun begitu, karena ingin mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, banyak
produsen makanan yang tetap menggunakan kedua bahan ini dan tidak
memperhitungkan bahayanya.
Pada umumnya, alasan para produsen menggunakan boraks sebagai bahan
pengawet makanan adalah karena kedua bahan ini mudah digunakan dan mudah
didapat, karena harga nya relatif murah dibanding bahan pengawet lain yang tidak
berpengaruh buruk pada kesehatan. Selain itu, boraks merupakan senyawa yang
bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus,
misalnya bakso dan kerupuk. Beberapa contoh makanan yang dalam
pembuatannya sering menggunakan boraks adalah bakso, kerupuk, ikan, tahu,
mie, dan juga daging ayam.
6
Boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia
karena merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya
akan mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita tidak dapat mengetahui
seberapa besar kadar konsentrat boraks yang digunakan dalam suatu makanan.
Oleh karena itu lebih baik hindari makanan yang mengandung boraks.
Berikut adalah beberapa cara mengidentifikasi makanan yang menggunakan
boraks :
1. Bakso yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari
kekenyalan bakso yang menggunakan banyak daging
2. Kerupuk yang mengandung boraks kalau digoreng akan mengembang dan
empuk, teksturnya bagus dan renyah.
3. Ikan basah yang tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar, insang berwarna.
Berbau menyengat, kenyal, tidak lengket dan agak mengkilap.
BAB III PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metode penelitian yang dipakai,
pengertian boraks, dampak penggunaan boraks pada makanan dan jenis-jenis
makanan yang mengandung boraks, dan data tersebut dilengkapi dengan hasil
angket dan uji boraks pada makanan.
7
3.8 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang kami gunakan adalah penelitian korelatif. Yang
dimaksud dengan penelitian korelatif adalah penelitian yang menghubungkan
data-data yang ada.
Sesuai dengan pengertian tersebut kami menghubungkan data-data yang
kami dapat antara yang satu dengan yang lain. Selain itu kami juga
menghubungkan data-data yang ada dengan landasan teori yang kami
gunakan.Sehingga diharapkan penelitian kami bisa menjadi penelitian yang
benar dan tepat.
3.1
3.2 Sumber data
Sumber data kami adalah mahasiswa Akademi Kimia Analis Bogor ,
yang kira-kira kami ambil sampel adalah 10 mahasiswa dan dari Uji boraks
pada bahan kimia yang sudah di lakukan. Dan referensi tentang boraks dari
internet dan buku-buku.
3.1
3.2
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang kami gunakan dalam penelitian
ini adalah uji boraks pada makanan dan pengisian angket. Dengan angket ini
kami dapat menyimpulkan, melalui jumlah koresponden yang menjawab
dengan jawaban yang berbeda pada pertanyaan yang sama. Dan setiap
jawaban dari pertanyaan itu salaing berkaitan. Dalam angket tersebut
disisipkan pertanyaan/survey akan pengetahuan bahaya boraks dalam
makanan.
3.1
3.2
3.3
3.4 Teknik Analisis Data
8
Cara kami dalam menganalisis data yang kami dapat yaitu dengan
pertama-tama memastikan bahwa semua data dan landasan teori yang
diperlukan telah diperoleh dengan baik. Lalu kami mulai menghitung jumlah
data, setelah itu kami mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari tiap
pertanyaan pada angket berdasarkan jumlah responden yang memilih.
Langkah berikutnya, sesuai dengan jenis penelitian kami, kami
menghubungkan data-data tersebut dengn landasan teori yang ada. Langkah
terakhir, kami menuangkannya dalam bentuk karya tulis.
3.5 Pengetahuan akan Boraks
Menurut hasil angket kami, didapatkan bahwa yang mengetahui
secara pasti apa itu boraks adalah 8 orang dan yang tidak mengetahui begitu
pasti apa itu boraks adalah 2 orang, dari total 10 angket yang dibagikan.
Hal itu menunjukkan bahwa responden yang mengetahui secara persis apa itu
boraks lebih banyak daripada yang tidak mengetahui secara pasti. Jika
dimasukkan dalam persen maka 80 % responden menyatakan mengetahui
boraks, sedangkan 20 % lainnya tidak begitu mengetahui tentang boraks.
Hasil ini menunjukkan bahwa penyuluhan dan pengetahuan akan
boraks harus lebih sering disosialisasikan, agar diharapkan kita semua
mengetahui secara pasti apa itu boraks, sehingga dapat menggunakannya
secara benar, sesuai dengan fungsinya. Maka diharapkan juga dengan
pengetahuan akan boraks tersebut, kasus penggunaan boraks pada bahan
makanan dapat dikurangi bahkan menghilang dari masyarakat.
3.6 Dampak Penggunaan Boraks Pada MakananBoraks merupakan senyawa kimia dengan nama natrium tetraborat,
berbentuk kristal lunak. Jika dilarutkan dalam air akan menjadi natrium
hidroksida serta asam borat. Baik boraks maupun asam borat memiliki sifat
antiseptik, dan biasa digunakan oleh industri farmasi sebagai ramuan obat
misalnya dalam salep, bedak, larutan kompres, obat oles mulut, dan obat
9
pencuci mata. Boraks juga digunakan sebagai bahan solder, bahan pembersih,
pengawet kayu dan antiseptik kayu.
Dampak boraks apabila terdapat pada makanan, maka dalam jangka
waktu lama walau hanya sedikit akan terjadi akumulasi (penumpukan) pada
otak, hati, lemak dan ginjal. Pemakaian dalam jumlah banyak dapat
menyebabkan demam, depresi, kerusakan ginjal, nafsu makan berkurang,
gangguan pencernaan, kebodohan, kebingungan, radang kulit, anemia,
kejang, pingsan, koma bahkan kematian.
Boraks juga dapat menimbulkan efek racun pada manusia, tetapi
mekanisme toksisitasnya berbeda dengan formalin. Toksisitas boraks yang
terkandung di dalam makanan tidak langsung dirasakan oleh konsumen.
Boraks yang terdapat dalam makanan akan diserap oleh tubuh dan disimpan
secara kumulatif dalam hati, otak, atau testis (buah zakar), sehingga dosis
boraks dalam tubuh menjadi tinggi.
Pada dosis cukup tinggi, boraks dalam tubuh akan menyebabkan
timbulnya gejala pusing-pusing, muntah, mencret, dan kram perut. Bagi anak
kecil dan bayi, bila dosis dalam tubuhnya mencapai 5 gram atau lebih, akan
menyebabkan kematian. Pada orang dewasa, kematian akan terjadi jika
dosisnya telah mencapai 10 - 20 gram atau lebih.
Efek toksiknya akan terasa bila boraks dikonsumsi secara kumulatif
dan penggunaannya berulang-ulang.
Pengaruh boraks terhadap kesehatan:
A. Tanda gejala akut:
Muntah-muntah
Diare
Konvulsi dan Depresi SSP(Susunan Syaraf Pusat)
B. Tanda dan gejala kronis
Nafsu makan menurun
Gangguan pencernaan
Gangguan SSP : bingung dan bodoh
10
Anemia, rambut rontok dan kanker
Boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi
manusia karena merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi
racunnya akan mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam, kita tidak tahu
seberapa besar kadar konsentrat formalin dan boraks yang dianggap
membahayakan. Oleh karena itu, ada baiknya kita hindari makanan yang
mengandung boraks.Jauhkan anak-anak dari makanan yang mengandung
boraks. Boraks tidak boleh digunakan dalam makanan.
3.7 Makanan yang Biasanya Mengandung BoraksBerdasarkan hasil penelitian melalui angket yang telah kami
sebarkan, yang memilih ikan sebanyak 6 orang, dan 1 orang memilih
kerupuk. Sedangkan menurut makanan-makanan yang biasa mengandung
boraks dan formalin yang biasanya mereka konsumsi, jumlah responden yang
memilih tahu dan bakso sebanyak 28 orang, 10 orang memilih ikan dan 2
orang memilih kerupuk. Data ini menunjukkan bahwa kebanyakan
Mahasiswa Akademi Kimia Analisis beranggapan bahwa tahu dan bakso
merupakan makanan yang biasanya diberi boraks. Tahu dan bakso memang
cukup dikenal sering diberi boraks, namun bukan hanya makanan tersebut
yang paling sering diberi boraks. Berdasarkan penelitian Badan Pengawas
Obat dan Makanan Indonesia tahun 2005, penggunaan boraks pada ikan dan
hasil laut menempati peringkat teratas. Yakni, 66 persen dari total 786
sampel. Sementara mi basah menempati posisi kedua dengan 57 persen.
Tahu dan bakso berada di urutan berikutnya yakni 16 persen dan 15 persen.
Dan dari pertanyaan nomor tiga pada angket ternyata responden
banyak menjawab bahwa mereka paling sering mengkonsumsi tahu dan
bakso. Padahal, menurut kebanyakan dari mereka tahu dan bakso adalah
makanan yang biasanya mengandung boraks. Mengapa mereka masih tetap
sering mengonsumsinya meskipun menganggap bahwa tahu dan bakso
merupakan makanan yang paling sering mengandung boraks?
11
Mungkin hal ini disebabkan karena Mahasiswa Akademi Kimia
Analisis percaya bahwa para pedagang tahu dan bakso pasti tidak
memberikan formalin maupun boraks pada dagangannya, maka mereka tidak
takut untuk mengonsumsinya. Namun tetap saja, boraks sangatlah berbahaya
bila termakan.
Walaupun berdasarkan hasil penelitian Badan Pengawasan Obat dan
Makanan Indonesia tahun 2005 penggunaan boraks dan formalin paling
banyak adalah pada ikan dan hasil laut, namun jumlah 16 persen dan 15
persen tetap merupakan jumlah yang besar.
Kita harus berhati-hati dalam memilih makanan yang akan kita
makan, terutama makanan-makanan yang sedang marak diberi boraks. Oleh
karena itu, di bawah ini kami paparkan mengenai ciri-ciri dari beberapa
makanan yang diberi boraks.
A. Mi basah
Tingkat pengetahuan yang rendah mengenai bahan pengawet
merupakan faktor utama penyebab penggunaan formalin dan boraks pada mi
basah. Beberapa survei menunjukkan, alasan produsen menggunakan
formalin dan boraks sebagai bahan pengawet karena daya awet dan mutu mi
yang dihasilkan menjadi lebih bagus, serta murah harganya, tanpa peduli
bahaya yang dapat ditimbulkan.
Hal tersebut ditunjang oleh perilaku konsumen yang cenderung
membeli makanan berharga murah, tanpa mengindahkan kualitas.Dengan
demiekian, penggunaan formalin dan boraks pada mie dianggap hal biasa.
Sulitnya membedakan mie biasa dan mie yang dibuat dengan penambahan
formalin dan boraks, juga menjadi salah satu faktor pendorong perilaku
konsumen tersebut.
Deteksi formalin dan boraks secara akurat hanya dapat dilakukan di
laboratorium dengan menggunakan bahan-bahan kimia, yaitu melalui uji
formalin dan uji boraks.Untuk itu, perlu dilakukan upaya peningkatan
kesadaran dan pengetahuan bagi produsen dan konsumen tentang bahaya
pemakaian bahan kimia yang bukan termasuk kategoribahan tambahan
12
Penggunaan formalin pada mi basah akan menyebabkan mi tidak rusak
sampai dua hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari
15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius). Baunya agak menyengat,
bau formalin.Tidak lengket dan mie lebih mengkilap dibandingkan mie
normal. Penggunaan boraks pada pembuatan mi akan menghasilkan tekstur
yang lebih kenyal.
(Mi basah)
B. Tahu
Tahu merupakan makanan yang banyak digemari masyarakat karena
rasa dan kandungan gizinya yang tinggi. Namun dibalik kelezatannya kita
perlu waspada karena bisa saja tahu tersebut mengandung bahan berbahaya.
13
Perhatikan secara cermat apabila menemukan tahu yang tidak mudah
hancur atau lebih keras dan kenyal dari tahu biasa, kemungkinan besar tahu
tersebut mengandung bahan berbahaya, seperti boraks. Selain itu, tahu yang
diberi boraks tidak akan rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat
Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat
Celsius). Tahu juga akan terlampau keras, namun tidak padat. Bau agak
menyengat, bau boraks.
C. Bakso
Bakso tidak rusak sampai lima hari pada suhu kamar ( 25 derajat
Celsius). Teksturnya juga sangat kenyal. Ciri baso mengandung boraks:
teksturnya sangat kenyal, warna tidak kecokelatan seperti penggunaan daging
namun lebih cenderung keputihan.
D. Ikan Segar
Ikan segar yang diberi boraks tekstur tubuhnya akan menjadi kaku
dan sulit dipotong. Ikan tersebut tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar
(25 derajat celcius).
14
Warna insang merah tua dan tidak cemerlang, bukan merah segar
dan warna daging ikan putih bersih.
E. Ikan Asin
Ikan asin yang mengandung formalin akan terasa kaku dan keras,
bagian luar kering tetapi bagian dalam agak basah karena daging bagian
dalam masih mengandung air.
15
Karena masih mengandung air, ikan akan menjadi lebih berat
daripada ikan asin yang tidak mengandung formalin. Tidak rusak sampai
lebih dari 1 bulan pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius). Tubuh ikan bersih,
cerah.
Uji Kandungan Boraks pada Bahan Makanan
Dengan air kunyit :
Tanaman kunyit banyak ditemui di pasar dan lingkungan sekitar kita
sehingga dapat dengan mudah didapat. Harga tanaman kunyit juga terjangkau
sehingga dapat dibeli oleh berbagai kalangan masyarakat dari kelas bawah
hingga atas. Hal ini menunjukkan bahwa kunyit merupakan detektor alami
untuk boraks yang tepat dan murah. Deteksi boraks bisa dimulai dari bahan
makanan yang sering kita konsumsi. Kewasapadaan kita terhadap boraks
menentukan kualitas tubuh kita.
Cara mendeteksi boraks dengan kunyit sangat mudah dan cepat. Kita
hanya memerlukan kunyit, kertas saring, serta sedikit boraks sebagai kontrol
positif. Mula-mula, kita membuat kertas tumerik. Ambil beberapa potong
16
kunyit ukuran sedang, kemudian menumbuk dan menyaringnya sehingga
dihasilkan cairan kunyit berwarna kuning.
Kemudian, celupkan kertas saring ke dalam cairan kunyit tersebut
dan keringkan. Hasil dari proses ini disebut kertas tumerik. Selanjutnya, buat
kertas yang berfungsi sebagai kontrol positif dengan memasukkan satu
sendok teh boraks ke dalam gelas yang berisi air dan aduk larutan boraks,
serta teteskan pada kertas tumerik yang sudah disiapkan. Amati perubahan
warna pada kertas tumerik. Warna yang dihasilkan tersebut akan
dipergunakan sebagai kontrol positif. Tumbuk bahan yang akan diuji dan beri
sedikit air.
17
Teteskan air larutan dari bahan makanan yang diuji tersebut pada
kertas tumerik. Amati perubahan warna apa yang terjadi pada kertas tumerik.
Apabila warnanya sama dengan pada kertas tumerik kontrol positif, maka
bahan makanan tersebut mengandung boraks. Apabila tidak sama warnanya,
berarti bahan makanan tersebut tidak mengandung boraks.
Dengan Uji nyala :
Uji nyala adalah salah satu metode pengujian untuk mengetahui
apakah dalam makanan terdapat boraks atau tidak. Disebut uji nyala karena
sampel yang digunakan dibakar uapnya, kemudian warna nyala dibandingkan
dengan warna nyala boraks asli. Tentu sebelumnya telah diketahui bahwa
serbuk boraks murni dibakar menghasilkan nyala api berwarna hijau. Jika
sampel yang dibakan menghsilkan warna nyala hijau maka sampel
dinyatakan positif mengandung boraks.
1. Alat dan bahan :
1. Cawan porselen
2. Tang Krus
3. Gelas Kimia Kecil
4. Lumpang dan alu
5. H2SO4 pekat
6. Metanol (spirtus)
7. sampel : mie basah, bakso, siomay, bleng, dll
2. Prosedur Percobaan.
Prosedur percobaan yang kami lakukan terbagi kedalam dua jenis
yaitu uji nyala dan uji organoleptik. Adapun rinciannya adalah sebagai
berikut:
a. Uji nyala pada sampel
1. Timbanglah sejumlah sampel masing-masing sebanyak 5 gram
sampel.
2. Bakarlah sampai terbentuk arang.
3. Arang yang terbentuk dihancurkan (gerus) sampai lembut.
18
4. Serbuk yang terbentuk masukan kedalam cawan penguap.
5. Tambahkan 10 tetes H2SO4 pekat dan 2 ml metanol kedalam cawan
porselen.
6. Uap yang terjadi segera dibakar.
7. Nyala api yang timbuk akan berwarna hijau jika mengandung
boraks
b. Uji organoleptik pada sampel
1. Uji organoleptik hanya berlaku untuk baso dan sejenisnya.
2. Pilihlah sampel baso yang akan diuji.
3. Lemparkan ke lantai atau ke meja.
4. Amati pantulan yang dihasilkan dari proses pelemperan.
5. Jika pantulan yang dihasilkan relative tinggi maka sampel positif
mengandung boraks.
3. Data Pengamatan
Data pengamatan yang berhasil diperoleh melalui percobaan diatas
adalah:
Uji nyala:
Sampel Nyala yang Dihasilkan
Keterangan
Mi Basah Merah Negatif mengandung boraks
Baso Swalayan
Merah Negatif mengandung boraks
Baso biasa
Hijau Positif mengandung boraks
Uji Organoleptik:
Sampel Pantulan Keterangan
19
Baso swalayan
Tinggi dan lebih kenyal
Positif mengandung boraks
Baso Biasa
Rendah dan tidak kenyal
Negatif mengandung boraks
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan. Terdapat
perbedaan hasil yang mencolok antara hasil dari uji nyala dengan hasil yang
ditunjukan dari uji organoleptik (terutama pada baso). Sesuai dengan tujuan
praktikum yang ingin kami capai maka harus ada salah satu prosedur antara
uji nyala dan uji organoleptik yang kami yakini dapat digunakan untuk uji
boraks. Maka, kami memastikan bahwa uji nyala lebih rasional dan dapat
dengan pasti digunakan dalam uji boraks terhadap sampel.
Peran pemerintah dalam memberantas boraks di Indonesia
Walaupun penyebaran boraks dan formalin di Indonesia sudah luas
sekali dan sudah menjadi umum, pemerintah masih tidak mengambil
langkah yang tegas dalam menangani hal ini. Buktinya bisa didapat, bahwa
ternyata penggunaan formalin dan boraks sebagai bahan pengawet makanan
masih merajalela.
Sebenarnya, pemerintah sudah berusaha mengambil tindakan, yaitu
dengan melalui Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Beberapa
langkah sudah diambil oleh BPOM, seperti : melarang panganan permen
merek white rabbit creamy, kiamboy, classic cream, black currant, dan
manisan plum; mengeluarkan permenkes no. 722/1998 tentang bahan
tambahan yang dilarang digunakan dalam pangan; dan melakukan
sosialisasi penggunaan bahan tambahan makanan yang diizinkan dalam
proses produksi makanan & minuman sesuai UU No. 23/1992 untuk aspek
keamanan pangan, & UU No. 71/1996. Tetapi upaya yang dilakukan Badan
20
POM tersebut, hanya dianggap gertakan oleh para pedagang, karena Badan
POM hanya mengeluarkan undang-undang dan aturan.Tetapi Badan POM
tidak melakukan tindakan tegas seperti memberi sanksi tegas bagi pedagang
yang masih menggunakan boraks , bahkan badan ini masih kurang gencar
dalam melakukan razia.
Dari hasil angket diatas, dapat disimpulkan bahwa upaya
pemerintah masih kurang, karena lebih banyak orang yang beranggapan
bahwa upaya pemerintah masih sangat kurang.Ini mungkin disebabkan
karena memang pemerintah kurang serius / tegas dalam menangani masalah
ini, padahal ini adalah masalah yang serius, karena dapat membahayakan
kesehatan manusia.Pemerintah seharusnya lebih gencar dalam menangani
masalah ini.
BAB IV PENUTUP
Dalam Bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dan saran.
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab IV dapat disimpulkan bahwa:
a. Sebagian besar dari kita telah mengetahui tentang boraks secara pasti,
tetapi ada juga sebagian kecil lainnya yang belum begitu mengetahui
tentang boraks.
b. Masih ada sebagian dari kita yang belum mengetahui secara pasti dampak
penggunaan boraks pada produk makanan, walaupun sebagian ada yang
mengetahui secara pasti.
c. Menurut responden tahu dan bakso adalah makanan yang paling sering
menjadi sasaran penggunaan boraks. Tetapi menurut penelitian BPOM
21
pada tahun 2005, ikan adalah bahan makanan yang paling sering menjadi
sasaran boraks.
d. Pemerintah masih sangat kurang dan tidak tegas dalam mengatasi masalah
penggunaan boraks, sehingga masih banyak kasus mengenai hal ini terjadi.
4.2 SaranBerdasarkan kesimpulan dan keseluruhan karya tulis ini kami ingin
memberikan beberapa saran sebagai berikut:
a. Berikan penyuluhan lebih lanjut kepada masyarakat mengenai boraks,
pengertian, fungsinya, serta dampaknya apabila tidak digunakan sesuai
fungsinya.
b. Pengawasan yang lebih ketat oleh pemerintah dan pengambilan tindakan
tegas, seperti mengirimkan pengawas-pengawas pemerintah ke daerah-
daerah tertentu dan membuat undang-undang mengenai boraks dan
formalin.
c. Masyarakat harus lebih jeli dalam memilih makanan dan tidak
membelinya bila sepertinya mengandung bahan formalin maupun boraks.
d. Kesadaran dari masyarakat untuk membantu pemberantasan dan
pencegahan penggunaan boraks dan formalin pada bahan makanan. Seperti
melaporkan kepada yang berwajib jika melihat ada orang lain yang
sengaja menggunakan boraks dan formalin pada makanan yang dijualnya,
dan juga tidak secara sembarangan menjual boraks dan formalin, tanpa
mengetahui latar belakang pembeliannya.
22
LAMPIRAN
ANGKET PENELITIAN
Apakah Anda mengetahui boraks?
Apakah anda mengetahui dampak dari penggunan boraks?
Sebutkan makanan apa saja yang biasa diberi boraks?
Mengapa masih tetap mengonsumsi makanan tersebut meskipun menganggap
bahwa tahu dan bakso yang sering dikonsumsi mengandung boraks?
Apa yang harus dilakukan untuk mewsapadai makanan yang diberi boraks?
Menurut Anda apakah peran pemerintah sudaha ada dalam pembatasan boraks?
23
Daftar Pustaka
Shevla, G.1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro.,
PT. Kalman Media Pustaka: Jakarta.
W, Harjadi. 1986. Ilmu Kimia Anal;itik Dasar.Jakarta: PT Gramedia.
Winarto, FG. 1994. Bahan Tambahan untuk Makanan dan Kontaminan. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.
http://www.beritaindonesia.co.id
http://www.depkes.go.id
http://www.disnakkeswan-lampung.go.id
http://id.wikipedia.org
http://www.gizi.net
http://sibermedik.com/anda-takut-keracunan-boraks-kunyit-jalan-keluarnya
24