tuhan yesus pembaharu nov2014, bonggas lt

9
TUHAN YESUS PEMBAHARU KEHIDUPAN MANUSIA Bonggas L Tobing, Jl. Perjuangan 9 Tj. Rejo, Medan 20122 Untuk kalangan sendiri

Upload: bonggaslt

Post on 19-Jul-2015

84 views

Category:

Spiritual


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tuhan yesus pembaharu nov2014, bonggas lt

TUHAN YESUS PEMBAHARU KEHIDUPAN

MANUSIA

Bonggas L Tobing, Jl. Perjuangan 9 Tj. Rejo, Medan 20122

Untuk kalangan sendiri

Page 2: Tuhan yesus pembaharu nov2014, bonggas lt

Tuhan Yesus Pembaharu ....................... 2

Semua orang Kristen harus percaya bahwa TUHAN, Pencipta Semesta Alam, pernah datang ke

dunia mengambil rupa manusia, dan ketika menjadi manusia, kita mengenalNya dengan nama

Tuhan Yesus Kristus. Seandainya peristiwa ini tidak pernah terjadi, agama Kristen (pengikut

Tuhan Yesus) tidak akan pernah ada di dunia ini! Selain untuk menyelamatkan manusia,

kedatanganNya ke bumi ini menyingkapkan kebenaran yang hakiki dari TUHAN, dan

kebenaran itu telah mengobrak-abrik kehidupan rohani orang Yahudi yang telah ribuan tahun

mereka pelihara. Sebelum kedatanganNya, banyak hal yang dianggap “kebenaran” oleh orang

Yahudi, ternyata menurut Tuhan Yesus (Pencipta Alam Semesta) anggapan itu tidak benar!

Tuhan Yesus berfirman: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yoh. 14:6)

Berikut ini akan dipaparkan: perombakan yang dilakukan Tuhan Yesus dalam bidang

tradisi/agama Jahudi; dan dampak perombakan itu dalam kehidupan beragama dan kehidupan

sosial Kristen masa kini.

I. Perombakan Oleh Tuhan Yesus

1. Perihal Hari Sabat (Yoh. 5: 1–18)

Sabat bagi orang Yahudi adalah hari yang sangat kudus. Mereka lebih mengudus-kan hari sabat

dari pada TUHAN pencipta hari sabat itu. Sedemikian kudusnya hari sabat itu bagi mereka,

sehingga banyak sekali peraturan-peraturan yang dikeluarkan para pemuka agama Yahudi

perihal apa yang tidak boleh dilakukan pada hari sabat. Suatu kali, Tuhan Yesus pernah

menyembuhkan seorang yang lumpuh pada hari sabat, bahkan Dia menyuruh orang lumpuh itu

mengangkat tilamnya pada hari sabat itu. Sudah tentu orang Yahudi mencela perbuatan Tuhan

Yesus tersebut. Tetapi Tuhan Yesus berkata kepada mereka: “BapaKu bekerja sampai sekarang, maka akupun bekerja juga.” (Yoh. 5:17)

Selama ribuan tahun orang Yahudi meyakini bahwa TUHAN “beristirahat” pada hari Sabat.

Tetapi perbuatan dan pernyataan Tuhan Yesus di atas membuyarkan keyakinan itu dan memberi

pengajaran baru, bahwa Bapa Sorgawi tidak pernah beristirahat, tetapi terus bekerja sampai

sekarang. Sabat Yahudi tidak berlaku bagi pengikut Tuhan Yesus. Pengikut Tuhan Yesus

memiliki sabat baru, yaitu persekutuan dengan Tuhan Yesus sendiri. Bukankah Tuhan Yesus

telah berkata: "Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat." (Luk. 6:5)

2. Mengenai Perkawinan dan Perceraian

Alkitab mencatat bahwa laki-laki Yahudi memiliki isteri lebih dari satu orang, bahkan raja

Salomo memiliki isteri tujuh ratus orang (1 Raja-Raja 11:3). Tetapi menurut Tuhan Yesus, sejak

semula tidaklah demikian (Mat. 19:4 & Mark. 10: 6). Meskipun TUHAN sebenarnya dapat

menciptakan perempuan lebih daripada satu orang, tetapi TUHAN memberikan hanya satu orang

perempuan kepada Adam. Sebaliknya, TUHAN menghantarkan Hawa hanya kepada satu pria

saja.

Menurut hukum Musa, orang Yahudi boleh menceraikan isterinya. Ketika orang Farisi bertanya

kepada Tuhan Yesus tentang boleh-tidaknya berce-rai, Tuhan Yesus menjawab mereka: "Apa perintah Musa kepada kamu? Jawab mereka: "Musa memberi izin untuk menceraikannya dengan mem-buat surat cerai. “ (Mark. 10: 3-4) Lalu Tuhan Yesus menegaskan bahwa suami-

isteri yang telah dipersatukan TUHAN tidak boleh bercerai! (Mat. 19:6)

Page 3: Tuhan yesus pembaharu nov2014, bonggas lt

Tuhan Yesus Pembaharu ....................... 3

3. Mengenai Perzinahan

Dahulu, orang menganggap bahwa perzinahan adalah persetubuhan yang dilakukan oleh orang

yang bukan suami-isteri. Menurut Hukum Taurat, perempuan yang tertangkap basah berzinah

harus dilempari dengan batu sampai perempuan itu mati seperti tertulis pada Kitab Yoh. 8: 4-5

berikut ini:

(3) Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah.(4) Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. (5) Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?"

Anehnya, orang-orang Farisi hanya membawa perempuan itu kepada Tuhan Yesus. Laki-laki

yang menjadi pasangan perempuan itu tidak diperhadapkan kepada Tuhan Yesus. Padahal orang-

orang Farisi itu berkata, bahwa perempuan itu tertangkap basah melakukan zinah. Jika benar-

benar tertangkap basah, bukankah seharusnya ada pasangannya? Sungguh tidak adil!

Syukur, Tuhan Yesus datang menyempurnakannya dengan berkata: “Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.”

(Mat. 5: 28). Menurut ayat ini, yang tidak tertangkap basah pun sudah berzinah di hadapan

TUHAN dan ayat itu pun sengaja ditujukan kepada laki-laki.

4. Sikap Terhadap Musuh

Di dalam Perjanjian Lama, orang Israel harus membalas perbuatan musuh seperti tertulis dalam

Kitab Imamat 24:19-20 di bawah ini:

Apabila seseorang membuat orang sesamanya bercacat, maka seperti yang telah dilakukannya, begitulah harus dilakukan kepadanya:patah ganti patah, mata ganti mata, gigi ganti gigi; seperti dibuatnya orang lain bercacat, begitulah harus dibuat kepadanya.

Ketika raja Daud berhadapan dengan para musuhnya, ia berdoa: “Bangkitlah, TUHAN, dalam murkaMu, berdirilah menghadapi geram orang-orang yang melawan aku, … (Maz. 7:7) Biarlah maut menyergap mereka, biarlah mereka turun hidup-hidup ke dalam dunia orang mati! Sebab kejahatan ada di kediaman mereka, ya dalam batin mereka. (Maz. 55: 16)

Nabi Yeremia juga berdoa kepada TUHAN agar musuh-musuhnya dipunahkan TUHAN!

Demikianlah doa Nabi Yeremia ketika itu: “Perhatikanlah aku, ya TUHAN, dan dengarkanlah suara pengaduanku! ……… Sebab itu serahkanlah anak-anak mereka kepada kelaparan, dan biarkanlah mereka dipancung pedang! Biarlah isteri-isteri mereka kehilangan anak dan suami; biarlah laki-laki mereka mati oleh sampar, dan pemuda-pemuda mereka mati karena pedang di pertempuran! Biarlah kedengaran jeritan dari rumah-rumah mereka, apabila Engkau dengan tiba-tiba mendatangkan gerombolan perampok kepada mereka! Sebab mereka telah menggali pelubang untuk menangkap aku, dan telah memasang jerat untuk kakiku. Tetapi Engkau, ya TUHAN, Engkau mengetahui segala rancangan mereka untuk membunuh aku. Janganlah ampuni kesalahan mereka, dan janganlah hapuskan dosa mereka dari hadapan-Mu, tetapi biarlah mereka tersandung di hadapan mata-Mu; bertindaklah pada hari murka-Mu terhadap mereka! “(Yer. 18: 19-23)

Page 4: Tuhan yesus pembaharu nov2014, bonggas lt

Tuhan Yesus Pembaharu ....................... 4

Tuhan Yesus memutar-balikkan pemahaman itu dengan berkata: “Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.” (Mat. 5: 39) Ia tambahkan lagi: “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” (Mat.5: 44). "……… berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. (Luk. 6: 27-28)

5. Pembaharuan Tata Ibadah Orang Yahudi

Orang Yahudi memiliki tata ibadah yang sangat ketat. Tata ibadah ini diatur oleh TUHAN, dan

disampaikan kepada mereka melalui hambaNya, Musa. Tata ibadah itu tertulis dalam kitab

Imamat-Alkitab Perjanjian Lama.

Jauh sebelum kedatangan Tuhan Yesus ke bumi, di Yerusalem didirikan Bait Suci tempat

beribadah orang Yahudi. Semua perayaan agama Yahudi harus dilakukan di Bait Suci itu.

Misalnya, pada hari raya paskah, orang Yahudi harus berbondong-bondong datang ke Yerusalem

untuk merayakannya (Luk.2: 41-42). Semua persembahan dalam ibadah itu diserahkan kepada

TUHAN melalui imam-imam (Imamat 5: 16-18). Sementara imam menyerahkan persembahan

itu kepada TUHAN, umat yang memberikan persembahan itu menunggu di pelataran, ia tidak

boleh masuk ke ruang kudus Bait Suci. Pemotongan dan pembakaran hewan yang

dipersembahkan diatur dengan aturan-aturan yang sangat rumit (Jika Anda mau melihat

kerumitan itu, silahkan Anda baca Kitab Imamat-Perjanjian Lama). Tata ibadah yang rumit ini

dipelihara oleh orang Yahudi selama ribuan Tahun.

Di Bait Suci, ada suatu ruangan yang disebut ruang kudus dan satu lagi ruang maha kudus.

Hanya imam yang boleh memasuki kedua ruangan itu, jemaat tidak boleh memasukinya. Orang

Israel meyakini bahwa di ruang maha kudus inilah hadir hadirat TUHAN. Oleh karena itu, ruang

maha kudus ini tidak boleh dimasuki sembarang orang, hanya imam yang ditugaskan yang boleh

memasukinya dan itupun dilakukan sekali setahun. Di antara ruang maha kudus dengan ruang

kudus dibuat tirai pemisah, sehingga imam yang datang membawa persembahan tidak

berhadapan langsung dengan hadirat TUHAN. Tetapi persis ketika Tuhan Yesus mati disalibkan,

tirai pemisah itu sobek (Luk.23: 45). Artinya, sejak itu setiap orang dapat berhubungan langsung

dengan TUHAN tanpa melalui perantara lagi. Ibadah yang telah dipelihara ribuan tahun itu tidak

berlaku lagi bagi orang yang mengikut Tuhan Yesus. Bahkan Bait Suci itu sendiripun dibiarkan

TUHAN dimusnahkan bangsa Romawi, sehingga tidak ada lagi ibadah yang harus dilaksanakan

di Yerusalem.

Lalu bagaimana ibadah yang benar? Tetapi ibadah yang berkenaan bagi TUHAN adalah di

dalam roh dan kebenaran, seperti pernyataan Tuhan Yesus kepada perempuan Samaria yang

bertemu dengan Tuhan Yesus di sumur Yakub: "Percayalah kepadaKu, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. ……. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. (Yoh. 4:21–24)

Sejak TUHAN menyatakan diriNya dalam Yesus anak manusia, kita dapat beribadah di mana

saja dan kapan saja. Tidak harus lagi di Jerusalem! Tidak di gereja sana dan juga tidak di gereja

sini.

Page 5: Tuhan yesus pembaharu nov2014, bonggas lt

Tuhan Yesus Pembaharu ....................... 5

6. Pengampunan Dosa

Simaklah ibadah yang dilakukan orang Israel ketika mereka memohon pengampunan dosa

seperti tertulis dalam kitab Imamat 4: 27–35. Secara ringkas digambarkan sebagai berikut:

Jikalau seseorang berbuat dosa maka ia harus membawa persembahan berupa seekor kambing

atau domba betina yang tidak bercela. Ia berdiri di pelataran Bait Suci dan tidak boleh masuk ke

dalamnya. Oleh karena itu, ia tidak boleh langsung menyerahkan persembahan itu kepada

TUHAN, tetapi harus melalui perantaraan seorang imam. Lalu ia meletakkan tangannya ke atas

kepala kambing atau domba persembahan itu dan menyembelihnya di tempat korban bakaran

yang ditempatkan di pelataran Bait Suci. Kemudian imam mengambil dengan jarinya sedikit dari

darah korban itu, lalu membubuhkannya pada tanduk-tanduk mezbah korban bakaran. Semua

darah yang tersisa dicurahkan di bawah mezbah. Tetapi segala lemak dipisahkan dan dibakar

oleh imam di atas mezbah. Dengan demikian imam mengadakan pendamaian bagi orang itu

sehingga ia menerima pengampunan.

Cara menyerahkan persembahan yang dilakukan orang Israel masih ada miripnya dengan cara

penyembahan orang kafir, bedanya tidak ada patung di depan mezbah orang Israel.

Setelah Tuhan Yesus datang ke dunia, maka acara seperti di atas tidak berlaku lagi.

Pengampunan diperoleh dengan pengakuan dosa kepada Tuhan Yesus secara langsung tanpa

perantara. Tuhan Yesus mengajak kita datang kepadaNya tanpa membawa apa-apa. Ia berkata:

“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Mat.11:28).

Ingat juga seorang penjahat yang tersalib bersama Tuhan Yesus, ia memperoleh pengampunan

tanpa membawa domba atau kambing. Peristiwa ini tercatat dalam Kitab Luk. 23: 42-43: Lalu ia (Penjahat, Pen)berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."

7. Perihal Nama TUHAN Pencipta Alam Semesta

Dalam masa Perjanjian Lama, Tuhan Pencipta Semesta Alam belum pernah menyatakan

namaNya yang sesungguhnya kepada orang Israel. Sehingga orang Israel yang hidup dalam masa

Perjanjian Lama tidak mengetahui nama Tuhan yang sebenarnya. Keadaan ini membuat mereka

mengambil inisiatif untuk memberi nama bagi Tuhan Pencipta Semesta Alam sesuai dengan

pemahaman mereka sendiri. Akbatnya, orang Israel memanggil Tuhan Pencipta Semesta Alam

dengan beberapa nama, dan nama yang paling sering mereka gunakan adalah Ellohim, YHWH

dan Adonai. Jadi, Ellohim, YHWH dan Adonai adalah nama buatan manusia bagi Tuhan

Pencipta Alam Semesta. Syukurlah, Dia mau datang ke bumi dan mau mengambil rupa manusia,

supaya manusia dapat mengenal pribadi Tuhan Pencipta Semesta Alam yang sebenarnya.

Sebelum Tuhan menjadi manusia, malaikat sorga telah memberitahukan kepada Maria, agar Ia

kelak dinamai dengan nama Yesus. Demikian pesan malaikat kepada Maria: “Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus”(Luk. 1:31).

Malaikat Sorga juga menemui Yusuf, calon suami Maria, dan berpesan: “Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka”. (Mat. 1:21).

Page 6: Tuhan yesus pembaharu nov2014, bonggas lt

Tuhan Yesus Pembaharu ....................... 6

Ketika tiba waktunya di mana Tuhan telah menjadi manusia, Ia dinamai Yesus. Dengan

demikian, jelaslah bahwa nama Tuhan Pencipta Semesta Alam adalah Yesus! Nama Yesus bukan

nama buatan manusia bagi Tuhan Pencipta Alam Semesta, tetapi nama itu adalah nama yang

sudah disandang Tuhan Pencipta Semesta Alam sebelum Ia menjadi manusia, dari Yang Awal

dan Yang Akhir. Jadi, nama yang benar dari Tuhan Pencipta Semesta Alam adalah Yesus! Nama

lain bagi Tuhan Pencipta Alam Semesta, selain nama Yesus adalah nama buatan manusia, semua

itu bukan nama yang sebenarnya. Jadi, dengan kedatangan Tuhan ke bumi, maka nama Tuhan

Pencipta Semesta Alam menjadi jelas, yaitu: Yesus!

II. Dampak Kebenaran Yesus Dalam Ibadah

Mengacu kepada uraian pada pasal I di atas, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Bapa Sorgawi terus bekerja, Ia tidak pernah “istirahat”! Kitab Mazmur 121:4 juga

menyatakan hal ini: Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel.

2. Suatu pesan yang diterima langsung dari sumbernya (pemberi pesan) lebih akurat daripada

pesan yang diterima melalui seorang pengantara. Jika kita percaya bahwa Yesus adalah

TUHAN, maka pengajaranNya lebih akurat daripada pengajaran yang disampaikan para nabi.

Contoh-contoh pada pasal I menunjukkan bahwa ajaran Tuhan Yesus lebih benar daripada

ajaran Musa. Oleh karena itu, berpeganglah kepada kebenaran yang diajarkan Tuhan Yesus,

sebab Yesus adalah kebenaran.

3. Jika Anda percaya bahwa TUHAN pernah menjadi manusia, dan pada waktu menjadi

manusia itu TUHAN menyandang nama Yesus, maka mulai saat ini panggillah Dia dengan

nama yang sebenarnya, yaitu Yesus! Berserulah kepada Bapa di Sorga yang sudah

menyatakan diri dengan nama Yesus. Jangan salah menyebut nama TUHAN! Ia Raja Yang

Maha Tinggi! Status manusia di hadapanNya tidak lebih daripada budak, dan seorang budak

tidak layak memanggil Raja dengan sembarang nama. Anda akan memperoleh berkat yang

berkelimpahan jika menyebut TUHAN dengan nama itu. Sebab di dalam nama Yesus ada

keselamatan, hidup yang kekal, kebenaran, pengampunan, kuasa mengusir setan dan damai

sejahtera.

4. Bapa Sorgawi terus bekerja untuk menyempurnakan kehidupan rohani umatNya. Bahkan Ia

rela membuyarkan tata ibadah yang Ia atur sendiri, agar kehidupan rohani umatNya semakin

sempurna. Ketika Tuhan Yesus mati disalibkan, terkoyaklah tirai pemisah di Bait Suci.

Ibadah lama berlalu, dimulailah ibadah baru. Sebab siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah

ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang ( 2 Kor 5: 17).

Ibadah yang baru tidak lagi mempersembahkan kurban bakaran, tetapi menyembah di dalam

roh dan kebenaran (Yoh. 4: 23).

5. Tata ibadah yang diatur oleh Musa, hamba TUHAN yang terkenal itu, meskipun sudah ribuan

tahun dipelihara orang Israel, sejak kebangkitan Yesus sudah ditinggalkan, maka kita juga

tidak usah ragu merombak ritual gereja yang lama sekalipun kelihatannya sudah sempurna,

asalkan perombakan itu membawa berkat-berkat rohani bagi jemaat.

6. Menghadap TUHAN tidak dibatasi ruang dan waktu. Ibadah dapat kita lakukan setiap waktu

dan di segala tempat; dan tanpa bantuan ‘imam”.

Page 7: Tuhan yesus pembaharu nov2014, bonggas lt

Tuhan Yesus Pembaharu ....................... 7

III. Dampak Kebenaran Yesus Dalam Tradisi Sosial

Jika tradisi ibadah bangsa Israel, umat pilihan TUHAN, dirombak oleh Tuhan Yesus agar

bangsa Israel menyembah TUHAN dengan benar, maka tradisi (bukan ibadah kepada TUHAN)

yang diatur oleh leluhur kita (bukan umat pilihan TUHAN, tetapi penyembah berhala) harus

dirombak pengajaran Tuhan Yesus agar kita menyembah TUHAN dengan benar!

Ada yang berpendapat bahwa tradisi atau adat-istiadat yang dimiliki suku-suku bangsa berasal

dari TUHAN. Tetapi Alkitab mengajarkan bahwa TUHAN tidak pernah memberitakan

ketetapan-ketetapan-Nya dan hukum-hukum-Nya kepada segala bangsa kecuali kepada bangsa

Israel. Mazmur 147:19-20 menuliskan: Ia (TUHAN, pen) memberitakan firman-Nya kepada Yakub, ketetapan-ketetapan-Nya dan hukum-hukum-Nya kepada Israel. Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa, dan hukum-hukum-Nya tidak mereka kenal. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa ketetapan-ketetapan dan hukum-hukum yang dimiliki leluhur suku

Batak bukan berasal dari TUHAN! (Jika bukan dari TUHAN, dari siapa mereka memperolehnya

……… ?)

Mungkin anda berpendapat bahwa tradisi yang diatur leluhur kita itu ada yang baik dan sesuai

dengan pengajaran TUHAN. Memang ada yang baik! Tetapi yang baik bagi manusia belum

tentu benar bagi Tuhan Yesus! Hal itu dapat kita temukan pada Kitab Matius 16:21–28.

Singkatnya demikian:

Pada suatu waktu, Yesus menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke

Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-

ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Mendengar hal itu, Petrus menjadi

gusar dan berkata kepada Tuhan Yesus: "Kiranya TUHAN menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-

kali takkan menimpa Engkau." Maka Yesus menegor Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu

sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Bapaku, melainkan

apa yang dipikirkan manusia”.

Menurut ukuran manusia, perkataan Petrus itu adalah wajar. Siapa di antara manusia yang

mendukung gurunya menuju kematian? Menurut ukuran manusia, ucapan petrus itu adalah kata-

kata yang baik (tidak cakap kotor). Tetapi bagi Tuhan Yesus sikap Petrus itu tidak benar,

karena pikiran yang ‘baik’ di hati Petrus itu berasal dari Iblis! Ingat, bahwa yang baik bagi

manusia belum tentu benar bagi TUHAN! Kebenaran berbeda dengan kebaikan! Kebenaran pasti

baik, tetapi kebaikan belum tentu benar! Kita diminta TUHAN supaya menjadi orang-orang

benar! Sebab pada hari penghakiman nanti, yang dibebaskan dari hukuman adalah orang-orang

benar, bukan orang yang baik. Ada tertulis bahwa pada akhir zaman, malaikat-malaikat akan

memisahkan orang jahat dari orang benar. (Mat. 13:49–50) Oleh karena itu, kita harus menjadi

orang benar, bukan menjadi orang yang baik, dan kebenaran itu hanya ada dalam Yesus (Yoh.

10:14). Maka laku-kanlah semua yang baik karena Tuhan Yesus, bukan karena tradisi yang

dipesan-kan leluhur. Bawalah makanan ke rumah saudaramu, tetapi harus karena dorongan kasih

Tuhan Yesus, bukan lagi karena pesan leluhur atau perintah manusia.

Mungkin Anda berkilah: “Bukankah orang Israel, umat pilihan TUHAN itu memelihara juga

adat istiadat leluhurnya?” Benar, tetapi adat-istiadat orang Israel diatur oleh leluhur mereka yang

sudah mengenal TUHAN, bukan diatur oleh penyembah berhala! Itulah sebabnya adat-istiadat

orang Israel lebih luhur dari adat-istiadat bangsa penyembah berhala, sehingga bangsa-bangsa di

sekitar mereka datang belajar kepada bangsa Israel itu. Alkitab mencatat tentang ratu negeri

Syeba datang belajar kepada raja Salomo (1 Raja 10:1–13). Meskipun demikian, Tuhan Yesus

mencela orang Yahudi yang berpegang teguh kepada adat-istiadat nenek-moyangnya (Mark 7: 1-

Page 8: Tuhan yesus pembaharu nov2014, bonggas lt

Tuhan Yesus Pembaharu ....................... 8

13). Pertanyaan: “Apakah leluhur kita sudah mengenal TUHAN?” Setahu penulis, leluhur kita

adalah penyembah berhala! Seandainya leluhur kita sudah mengenal TUHAN, tidak perlu Injil

diberitakan kepada mereka. Pertanyaan berikutnya: Masih pantaskah pengikut Tuhan Yesus

mengikuti pengajaran penyembah berhala? Camkanlah: Tuhan Yesus, Yang Maha Pencipta,

tidak ada yang menyamai kesempurnaanNya! Sedang leluhur kita adalah manusia berdosa,

penyembah berhala, tiada artinya dibanding dengan Yang Maha Pencipta?

Kilah lain yang sering kita dengar adalah: Bukankah Tuhan Yesus sendiri hadir pada pesta

perkawinan di Kana? Benar! Tetapi Tuhan Yesus bukan sekedar hadir di pesta itu. Simaklah

baik-baik apa yang dilakukan Tuhan Yesus di pesta itu (Yoh. 2: 1-11):

Pertama, menurut adat Yahudi tempayan adalah tempat air pembasuhan kaki, tetapi Tuhan Yesus

membuatnya menjadi tempat anggur. Kedua, me-nurut adat Yahudi, anggur yang jelek

disuguhkan belakangan, tetapi karena kehadiran Tuhan Yesus pemilik pesta tetap memiliki

anggur yang baik sampai pesta berakhir. Ketiga, Tuhan Yesus menjadi pembawa berkat bagi

pemilik pesta, karena Ia membebaskan pemilik pesta dari aib. Jadi, Tuhan Yesus bukan sekedar

hadir dalam pesta itu, tetapi Ia melakukan pembaharuan di pesta itu dan membawa berkat! Oleh

karena itu, tidak salah menghadiri pesta perkawinan, teta-pi lakukan-lah pembaharuan di sana

seperti yang dilakukan Tuhan Yesus dan jadi-lah pemba-wa berkat bagi pemilik pesta. Jangan

membebani pemilik pesta, jangan lagi men-cari-cari kelemahan pemilik pesta dan jangan pulang

dengan bersungut-sungut.

Saudara-Saudara yang kekasih dalam Tuhan Yesus. Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya; dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu. (Kol. 3:9–11)

Artinya, kita harus terus menerus diperbaharui supaya pengetahuan kita benar sesuai dengan

ajaran Tuhan Yesus, sehingga pada akhirnya tidak ada lagi persoalan mengenai asal-usul suku,

tidak ada lagi persoalan mengenai melakukan adat atau tidak melakukan adat, dan tidak ada lagi

persoalan mengenai status sosial. Tetapi ajaran Tuhan Yesuslah yang diutamakan!

Bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah kehidupan

yang berarti. Semua orang, yang memberi dirinya dipimpin oleh patokan ini, turunlah kiranya

damai sejahtera dan rahmat atas mereka …………. (Gal. 6:15–16)

IV. PENUTUP

Pengajaran dalam Alkitab menyatakan bahwa penyembah berhala berperilaku seperti berhalanya

seperti tertulis dalam Kitab Mazmur 115:4-8;

Berhala-berhala mereka adalah perak dan emas, buatan tangan manusia, mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata, mempunyai mata, tetapi tidak dapat melihat, mempunyai telinga, tetapi tidak dapat mendengar, mempunyai hidung, tetapi tidak dapat mencium, mempunyai tangan, tetapi tidak dapat meraba-raba, mempunyai kaki, tetapi tidak dapat berjalan, dan tidak dapat memberi suara dengan kerongkongannya. Seperti itulah jadinya orang-orang yang membuatnya, dan semua orang yang percaya kepadanya.

Jika seseorang menyembah suatu sembahan bernama X, maka spirit (roh) sembahan bernama X

itulah yang mengatur seluruh kehidupannya hingga menyerupai pribadi sembahannya itu.

Page 9: Tuhan yesus pembaharu nov2014, bonggas lt

Tuhan Yesus Pembaharu ....................... 9

Dengan kata lain. jika Anda menyembah Tuhan Yesus maka maka spirit (roh) Yesus-lah yang

mengatur seluruh kehidupan Anda, hingga kelak menyerupai pribadi Tuhan Yesus. Itu sebabnya

ada cuplikan nyanyian seperti di bawah ini:

Kumau s’pertiMu Yesus

Sempurnakanku s’lalu

Dalam seg’nap jalanku

Memuliakan namaMu

Jadilah pengikut Tuhan Yesus. Jangan menjadi pengikut gereja atau aliran-aliran kekristenan

yang sedang marak-maraknya saat ini. Banyak pembaharuan yang akan terjadi dalam kehidupan

Anda jika mau mengikut Tuhan Yesus dengan rendah hati. Sebab, jika Anda dengan rendah hati

mau dibentuk Tuhan Yesus, maka Tuhan Yesus akan terus bekerja dalam diri Anda, dan

menuntun Anda masuk ke dalam seluruh kebenaran, dan kebenaran itu akan membebaskan Anda

dari hiruk-pikuk dan kebingungan teologi aliran-aliran kekristenan dewasa ini. TUHAN kita,

adalah TUHAN yang terus bekerja untuk membentuk umatNya menjadi segambar dengan Dia,

membentuk umatNya hingga memiliki hati seperti hati Tuhan Yesus.

Tuhan Yesus memberkati pembaca sekalian!