tugas sains klp 5 prin
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan suatu disiplin ilmu dan profesi yang
memiliki ciri khas yang berbeda dari cabang ilmu dan profesi lainnya.
Dalam menjalankan tugas profesi dan praktik keilmuannya, praktisi
keperawatan mempunyai pandangan dasar tersendiri dalam menghadapi
berbagai macam permasalahan yang ada dan terus tumbuh dan
berkembang seiring perubahan pola/gaya hidup masyarakat yang notabene
perubahan tersebut menuntut suatu profesionalisme serta model pelayanan
yang komprehensif dan tepat guna (Potter & Perry, 2005).
Perkembangan sejarah keperawatan dimulai oleh seorang Florence
Nightingale. Seiring dengan perkembangan keperawatan, maka para ahli
dari berbagai negera telah membuat suatu bentuk-bentuk teori keperawatan
yang masing-masing memiliki cara pandang yang berbeda namun tetap
bertujuan untuk dapat memecahkan segala persoalan yang ada.
Cara pandang dasar tersebut dalam melihat permasalahan pada
suatu disiplin ilmu disebut dengan paradigma. Paradigma juga sering
diartikan sebagai suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai dan sangat
menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara
pandang dasar dalam melihat, memikirkan, menentukan makna serta
menyikapi dan memilih tindakan dalam menyelesaikan masalah kehidupan
manusia (Hidayat, 2004).
Pada makalah ini, kelompok akan menguraikan tiga teori
keperawatan menurut Orem, Rogers dan Watson dalam memandang
falsafah dan paradigma keperawatan guna memecahkan fenomena
keperawatan yang ada.
1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pandangan filsafat ilmu, falsafah dan
paradigma keperawatan dari beberapa ahli/teori keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya pandangan filsafat ilmu, falsafah dan paradigma
keperawatan menurut Dorothea Orem.
b. Diketahuinya pandangan filsafat ilmu, falsafah dan paradigma
keperawatan menurut Martha Rogers.
c. Diketahuinya pandangan filsafat ilmu, falsafah dan paradigma
keperawatan menurut Jean Watson.
d. Diketahuinya analisis hubungan dan perbedaan dari teori Orem,
Rogers dan Watson terhadap filsafat ilmu, falsafah dan paradigma
keperawatan.
C. Sistematika Penulisan
Sistematika bagian utama dalam penulisan makalah ini terdiri terdiri
dari 4 bab yakni:
1. Bab I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang, tujuan dan sistematika
penulisan.
2. Bab II Tinjauan Pustaka, terdiri dari definisi filsafat ilmu, falsafah dan
paradigma keperawatan serta pandangan falsafah dan paradigma
keperawatan menurut tiga ahli/teori keperawatan (Orem, Rogers dan
Watson)
3. Bab III Pembahasan, berisi analisis perbedaan falsafah dan paradigma
keperawatan berdasarkan ahli teori Orem, Rogers, dan Watson.
4. Bab IV Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Filsafat Ilmu
Filsafat berakar dari bahasa Yunani ‘phillein’ yang berarti cinta
dan ‘sophia’ yang berarti kebijaksanaan. Jadi, filsafat berarti cinta
kebijaksanaan (Suhartono, 2009).
Filosofi/falsafah adalah sudut pandang ahli teori: apa yang para
ahli teori asumsikan, yakini, nilai, atau dijunjung sebagai sesuatu yang
benar dalam kaitannya dengan keperawatan (Christensen & Kenney,
2007).
Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistimologi (filsafat
pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan
ilmiah). Ilmu merupakan cabang pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri
tertentu (Suriasumantri, 2007).
B. Falsafah dan Paradigma Keperawatan
1. Falsafah keperawatan
Falsafah keperawatan adalah pandangan dasar tentang hakekat
manusia dan essensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar
dalam praktik keperawatan (Hidayat, 2008).
Hakekat manusia yang dimaksud adalah manusia sebagai
makhluk bio, psiko, sosial dan spiritual.
Esensinya falsafah keperawatan adalah:
a. Pandangan tentang manusia yang holistik/ utuh
b. Bentuk pelayanan langsung dan memperhatikan aspek manusia
c. Setiap orang berhak mendapat perawatan tanpa memandang ras,
suku, golongan.
d. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari
sistempelayanan
e. Melihat pasien sebagai mitra yang aktif dalam pelayanan keseahtan
bukan sebagai penerima jasa yang pasif.
3
Falsafah/filosofi keperawatan merupakan definisi nilai,
kepercayaan, dan asumsi dari ahli teori keperawatan. Selanjutnya,
konsep utama dalam filosofi diidentifikasi dan diperbaiki. Jika
hubungan antara beberapa konsep dijelaskan dengan pernyataan
proporsi dan hubungan, maka karya ahli tersebut disebut sebagai
model konseptual. Jika dikembangkan suatu jaringan konsep yang
saling dihubungkan oleh pernyataan relasi, maka model tersebut
disebut sebagai kerangka kerja teoretis, meskipun perbaikan lebih
lanjut untuk mencukupi segi logis dan empirisnya. Akhirnya, jika hasil
karya ahli teori terdiri atas sekumpulan konsep yang berhubungan
secara logis dan sesuai dengan pengujian, maka ini dianggap sebagai
teori. Namun demikian, teori harus diuji dan divalidasi dalam berbagai
lingkungan praktik untuk mendapat dukungan dan penerimaan
(Christensen & Kenney, 2007).
2. Paradigma keperawatan
Paradigma keperawatan terdiri dari:
a. Keperawatan, mencakup tindakan, interaksi, dan proses.
b. Klien, yaitu individu, keluarga, kelompok dan komunitas.
c. Kesehatan, pemeliharaan, pencegahan, pemulihan.
d. Lingkungan, dapat berupa rumah sakit, komunitas, dan klinik.
C. Pandangan Falsafah dan Paradigma Keperawatan Berdasarkan Ahli
Teori Keperawatan
Berikut ini diuraikan falsafah dan paradigma keperawatan dari tiga
tokoh keperawatan dunia: Orem, Rogers, dan Watson.
1. Dorothea Orem (self-care mode/ perawatan diri)
Dorothea Orem pertama kali menerbitkan konsepnya tentang
keperawatan pada tahun 1959. Menurut Orem, ketiga keharusan
perawatan diri adalah universal, perkembangan dan penyimpangan
kesehatan. Orem mendefinisikan ketiga system keperawatan sesuai
dengan tingkat bantuan keperawatan yang dibutuhkan oleh klien:
kompensatori utuh, kompensatori sebagian, dan suportif-edukatif.
4
Keharusan perawatan diri universal adalah perilaku yang
dilakukan atau dikerjakan individu atau walinya secara pribadi untuk
mempertahankan hidup, kesehatan, dan kesejahteraan. Keharusan ini
menggambarkan tujuan individu untuk perawatan diri. Keharusan
perawatan diri universal menurut Orem:
a. Pemeliharaan udara, air, dan makanan yang cukup.
b. Keseimbangan antara aktivitas dan istirahat.
c. Keseimbangan antara menyendiri dan interaksi social.
d. Pemberian perawatan yang berkaitan dengan proses eliminasi dan
ekskresi.
e. Pencegahan bahaya terhadap kehidupan, fungsi, dan kesejahteraan
manusia.
f. Peningkatan fungsi dan perkembangan manusia di dalam
kelompok social.
Keharusan perawatan diri terkait perkembangan berhubungan
dengan proses dan kondisi perkembangan yang terjadi selama siklus
hidup. Dua kategori dari perawatan diri terkait perkembangan adalah:
a. Mempertahankan kondisi yang mendukung proses hidup dan
meningkatkan perkembangan.
b. Mencegah efek yang membahayakan terhadap perkembangan
manusia dan memberikan perawatan untuk mengatasi efek ini.
Keharusan perawatan diri terkait penyimpangan kesehatan
berhubungan dengan individu yang sakit atau cedera atau mempunyai
kondisi patologis dan menerima perawatan medis. Orem
mendefinisikan enam keharusan untuk individu dengan penyimpangan
kesehatan:
a. Mencari dan memastikan bantuan medis yang sesuai.
b. Mengenali dan merawat kondisi-kondisi ini.
c. Menerapkan tindakan-tindakan diagnostic, terapeutik, dan
rehabilitative yang diharuskan.
d. Mengenali dan mengatur efek terapi.
e. Memodifikasi konsep diri dan penerimaan terhadap kondisi.
5
f. Belajar untuk hidup dengan kondisi dalam gaya hidup yang
meningkatkan perkembangan berkelanjutan.
Ketika kebutuhan perawatan diri melebihi kapabilitas perawatan
diri individu, maka terjadi deficit perawatan diri, yang dapat
membutuhkan intervensi keperawatan. Deficit perawatan diri terjadi
ketika individu tidak mampu melakukan tindakan yang diperlukan guna
memenuhi keharusan perawatan diri.
Untuk menentukan system keperawatan mana yang akan sesuai,
perawat terlebih dulu menghitung kebutuhan perawatan diri terapeutik
individu atau kelompok dengan mengkaji masing-masing keharusan
perawatan diri universal, terkait perkembangan dan penyimpangan
kesehatan.
Adapun falsafah dan paradigma keperawatan menurut model Orem
yakni:
a. Keperawatan
Perawat membantu individu dengan aktivitas perawatan diri
yang mereka mampu lakukan bagi diri mereka; tujuannya adalah
adalah memandu klien untuk melakukan perawatan diri mereka
sendiri (Christensen & Kenney, 2007), dengan kata lain mencapai
perawatan diri optimal klien sehingga klien dapat mencapai dan
mempertahankan sebuah status kesehatan optimal. Menyediakan
bantuan untuk merangsang perkembangan klien dalam mencapai
sebuah level perawatan diri optimal (Kozier, Erb, Olivieri, 1991).
Pelayanan dari tindakan-tindakan yang dipilih dan dilakukan
secara sengaja untuk membantu individu atau kelompok
mempertahankan perawatan diri, termasuk integritas structural,
fungsi dan perkembangan (Christensen & Kenney, 2007).
Focus keperawatan adalah ketidakmampuan untuk
mempertahankan perawatan diri (deficit dalam perawatan diri).
Mode intervensi terdiri dari lima langkah umum untuk
membantu klien: melakukan sesuatu untuk klien, membimbing,
mendukung, menyediakan sebuah lingkungan yang menunjang
6
untuk perkembangan, dan penyuluhan. Focus intervensi
keperawatan adalah dicapainya level optimal dari perawatan diri
klien (Kozier, Erb, Olivieri, 1991).
b. Klien
Klien yang terdiri dari laki-laki, perempuan maupun anak-
anak yang mengalami deficit perawatan diri (Potter & Perry,
2005).
Klien adalah sebuah unit yang dapat berfungsi secara
biologis, simbolis, dan social dan dapat memulai dan
melaksanakan aktivitas perawatan diri atas keinginan dan untuk
kepentingannya sendiri dalam mempertahankan hidup, kesehatan,
dan kesejahteraan. Aktivitas-akitivitas perawatan diri berkaitan
dengan pemenuhan oksigenasi, cairan, makanan, eliminasi,
aktivitas dan istirahat, interaksi individu dan social, mengambil
risiko untuk hidup dan kesehatan/kesejahteraan, dan hidup normal
(tendensi untuk menyesuaikan diri terhadap norma), (Kozier, Erb,
Olivieri, 1991).
Sumber masalah klien adalah semua gangguan dengan
perawatan diri, oleh seorang individu, sebuah objek, suatu kondisi,
peristiwa, kondisi, ataupun kombinasi dari gangguan-gangguan ini.
(Kozier, Erb, Olivieri, 1991).
System keperawatan kompensatori utuh digunakan pada klien
yang tidak mampu untuk terlibat dalam segala bentuk tindakan
yang disengaja, yang tidak dapat atau tidak boleh melakukan
tindakan, atau yang tidak mampu memerhatikan diri mereka
sendiri dan membuat keputusan yang rasional tentang perawatan
diri. Tindakan keperawatan terdiri atas melakukan perawatan diri
terapeutik klien, mengompensasi ketidakmampuan klien, dan
mendukung dan melindungi klien.
System keperawatan kompensatori sebagian ditujukan pada
klien yang tidak mampu melakukan sebagian aktivitas perawatan
diri, seperti klien dengan keterbatasan actual atau yang diharuskan
7
secara medis, ketidakadekuatan pengetahuan atau keterampilan
ilmiah atau teknis, atau gangguan kesiapan belajar atau melakukan
aktivitas khusus. Perawat mungkin melakukan sebagian aktivitas
perawatan diri untuk mengkompensasi keterbatasan klien atau
mungkin membantu pasien sesuai yang dibutuhkan.
System keperawatan suportif-edukatif membantu klien yang
mampu atau dapat belajar melakukan perawatan diri terapeutik,
namun membutuhkan bantuan dalam pengambilan keputusan,
pengendalian perilaku, atau mendapatkan pengetahuan atau
keterampilan. Perawat dapat membantu klien dengan memberi
bimbingan, dukungan, pengajaran, atau perubahan lingkungan.
Table Konsep Utama Orem
Keharusan
perawatan diri
Perawatan diri System keperawatan
Perawatan diri
universal
Tuntutan Kompensatori utuh
Perawatan diri terkait
perkembangan
Kapabilitas Kompensatori
sebagian
Perawatan diri terkait
penyimpangan
kesehatan
Deficit Suportif-edukatif
c. Kesehatan
Kemampuan individual atau kelompok untuk memenuhi
tuntutan perawatan diri yang menunjang pemeliharaan dan
peningkatan integritas structural, fungsi dan perkembangan
(Christensen & Kenney, 2007).
d. Lingkungan
Setiap tempat dengan klien yang mempunyai
kebutuhan/permintaan perawatan diri yang tidak terpenuhi dan
8
perawat yang hadir disiratkan tetapi tidak disebutkan (Christensen
& Kenney, 2007).
2. Martha Rogers (science of unitary human being, an energy field)
Martha Rogers pertama kali menguraikan ilmunya tentang
keutuhan manusia pada tahun 1970. Sistem konseptual Rogers
difokuskan pada pemahaman interaksi antara manusia dan
lingkungannya. Ia memandang interaksi ini sebagai focus sentral dari
keperawatan.
Dalam model Rogers, manusia yang utuh dan lingkungan saling
berhubungan dan berkembang secara berkesinambungan dan simultan.
Baik manusia maupun lingkungan mempunyai empat konsep utama
yaitu lapang energy, sistem terbuka, pola, empat dimensionalitas.
Sifat dan hubungan antara manusia dan lingkungannya
diperlihatkan melalui tiga prinsip yaitu resonansi, Helicy dan
Integralitas.
Manusia yang utuh adalah keutuhan yang tidak dapat dikurangi,
berbeda dari kumpulan bagian-bagiannya. Manusia adalah bidang
energy empat dimensional yang ditandai oleh pola, integral dengan
bidang-bidang lingkungan mereka yang unik, dan berkembang secara
berkesinambungan dan kreatif.
Lingkungan adalah lapang energy empat dimensi yang tidak dapat
dikurangi dengan pola dan karakteristik yang berbeda dari bagian-
bagiannya. Suatu lapangan lingkungan adalah unik untuk lapangan
manusia yang spesifik, meskipun kedua bidang tersebut masih secara
berkesinambungan berubah dan secara kreatif berkembang bersama.
Lapang energy adalah unit fundamental dari manusia dan
lingkungan. Baik manusia maupun lingkungan adalah lapang yang
tidak terbatas dan tidak terkurangi yang timbul bersama. Energy
mengacu pada sifat dinamis dan lapang adalah konsep keutuhan.
Manusia dan lingkungan adalah lapang energy yang tidak dapat diteliti
secara terpisah, mereka tidak dapat dikurangi, secara
berkesinambungan terbuka dan integral satu sama lain.
9
System terbuka mengacu pada pertukaran yang berkesinambungan,
tidak terbatas, tidak terikat antara manusia dan lapang energy
lingkungan. Model system tertutup dari ekuilibrium, adaptasi, dan
homeostasis tidak lagi dapat diterima; hubungan sebab akibat tidak
berlaku dalam teori evolusi akselerasi.
Pola adalah pembeda karakteristik dari bidang-bidang energy.
Bidang energy manusia dan lingkungan adalah pola-pola gelombang
tunggal dengan irama dan intensitas yang terus berubah. Masing-
masing pola bidang energy manusia adalah unik namun integral
dengan lapang energy yang unik, dengan makin berkembangnya
keberagaman dan kompleksitas.
Empat-dimensiolitas mengacu pada “domain non-linier tanpa
atribut spasial atau temporal”. “Relatif saat ini” atau “tidak terbatas
sekarang” bagi seorang individu mewakili lapang pandang empat-
dimensional.
Keperawatan adalah profesi yang dipelajari yang didasarkan pada
aplikasi ilmu (“suatu landasan pengetahuan abstrak yang berasal dari
penelitian ilmiah dan analisis logis”) dan kiat (penggunaan ilmu
pengetahuan tersebut secara imaginative dan kreatif dalam layanan
manusia). Focus perhatian keperawatan adalah manusia yang utuh
sebagai suatu fenomena sinergistik yang berinteraksi dengan
lingkungannya. Rogers memandang keperawatan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan “sifat dan arah dari perkembangan manusia yang
utuh dan integral dengan lingkungan”, untuk meningkatkan interaksi
dan integritas yang selaras dari lapang energy manusia. Perawat
mengenali dan membantu manusia untuk menetapkan pola-pola yang
berkaitan dengan potensi kesehatan mereka yang maksimal. Kesehatan
dipandang sebagai saling tukar dan permulaan yang berkesinambungan
kea rah potensi kesehatan maksimum, dengan penekanan pada
promosi.
10
Tiga prinsip homeodinamik dirumuskan oleh Rogers untuk
menguraikan sifat dan arah perubahan, yang berasal dari system
konseptual yang telah digambarkan.
Prinsip tentang resonansi. Perubahan berkesinambungan dari pola
gelombang frekuensi yang lebih rendah ke pola yang lebih tinggi
dalam lapang manusia dan lingkungan.
Prinsip tentang helicy. Keragaman tentang pola-pola lapang
manusia dan lingkungan yang berkesinambungan, inovatif dan
meningkat secara probabilitas yang ditandai oleh ritmisitas yang
tidak berulang.
Prinsip tentang integralitas. Proses bersama lapang manusia dan
lapang lingkungan yang berkesinambungan (sebelumnya disebut
komplementari).
Konsep dan prinsip Rogers bersifat unik terhadap system
konseptualnya tentang manusia yang utuh, meskipun perawat ahli teori
yang lain telah mengadopsi beberapa konsep dan prinsip tersebut.
System konseptual ini disatukan dalam pernyataan Rogers bahwa,
“Manusia yang utuh (manusia) dan … lingkungan terlibat dalam
interaksi yang berkesinambungan, bersama, dan simultan, yang
berkembang kea rah peningkatan diferensiasi dan diversivitas pola
lapang. Perubahan selalu bersifat inovatif. Tidak ada kemunduran,
tidak ada pengulangan. Sebab-akibat dikontraindikasikan”. Penerapan
system konseptual Rogers dalam proses keperawatan membutuhkan
pengetahuan lanjut dan studi tentang makna dan interelasi konsep dan
prinsipnya.
Merupakan falsafah dan paradigma keperawatan dari ilmu Rogers
ialah:
a. Keperawatan
Keperawatan adalah ilmu pengetahuan humanistik yang
didedikasikan untuk menghibur agar dapat menjaga dan
memperbaiki kesehatan, mencegah penyakit dan merawat serta
merehabilitasi seseorang yang sakit dan cacat. Ilmu keperawatan
11
berusaha untuk meningkatkan interaksi antara lingkungan dan
manusia, untuk memperkuat koherensi dan integritas manusia serta
mengarahkan pola-pola interaksi antara manusia dan lingkungan
demi terwujudnya kesehatan yang maksimum. Keperawatan
merupakan ilmu atas kesatuan manusia dan karenanya keperawatan
bersifat unik karena ia merupakan satu-satunya ilmu pengetahuan
yang berurusan dengan seluruh manusia
Praktek profesional keperawatan bersifat kreatif, imajinatif
dan eksis untuk melayani orang. Praktek keperawatan profesional
tidak memiliki fungsi-fungsi yang dependen tetapi bersifat
kolaboratif (Tomey, 2002).
b. Klien
Klien adalah integrasi dari seluruh yang dimiliki dan
menunjukkan karakteristik yang lebih dan berbeda dari
penjumlahan masing-masing bagiannya; sebuah pola lapangan
energy yang terorganisir yang secara periodic bertukar materi dan
energy dengan lingkungan, menghasilkan perubahan pola yang
kontinu/periodic. Manusia memiliki kapasitas untuk
memisahkan/memindahkan (abstraction) dan membandingkan
(imagery), berkomunikasi dan berpikir, dan merasakan serta
memiliki emosi. Sumber masalah klien adalah Ketidakharmonisan
interaksi individu-lingkungan yang ditentukan oleh nilai-nilai
social (Kozier, Erb, Olivieri, 1991).
Menurut Rogers kesatuan manusia merupakan kesatuan
yang integral antara manusia dan lingkungan. Manusia berada
dalam proses kehidupan berkelanjutan dengan lingkungannya
secara total dan selurhnya tidak dapat dipahami bila ia direduksi
menjadi bagian-bagian tertentu. Manusia dan lingkungannya
dipandang sebagai bangunan energi integral yang tidak dapat
direduksi antara satu dengan yang lainnya, kontinyu, serta kreatif
dalam evolusinya. Perhatian Rogers adalah bahwa keperawatan
memandang individu sebagai bagian keseluruhan yang tidak dapat
12
direduksi. Rogers juga mengonsepkan individu sebagai manusia
yang mampu berpartisipasi secara kreatif (Tomey, 2002).
c. Kesehatan
Ungkapan proses kehidupan yang ditandai oleh perilaku-
perilaku yang muncul dari interaksi bersama dan simultan antara
manusia dan lingkungan mereka; suatu kontinum yang didasarkan
pada penilaian nilai-nilai (Christensen & Kenney, 2007).
d. Lingkungan
Empat lapang energy dimensinegentropik yang
diidentifikasi oleh pola dan organisasi dan terdiri atas semua yang
di luar lapang manusia; setiap tempat pertemuan perawat dank lien
di seluruh dunia (Christensen & Kenney, 2007).
3. Jean Watson (Caring Model)
Watson pada tahun 1985 merupakan salah seorang dari empat
perawat ahli teori telah mengembangkan kerangka kerja baru dan
berbeda yang sejalan dengan paradigma ilmu manusia. Teorinya
mengenai ilmu manusia dan perawatan manusia (Christensen &
Kenney, 2007).
Transpersonal human caring dipandang baik sebagai ideal moral
keperawatan maupun sebagai proses caring terdiri atas komitmen
untuk melindungi, meningkatkan, dan memulihkan humanitas dengan
mengembalikan martabat, keselarasan batin, dan memfasilitasi
penyembuhan. Perawat membantu orang lain untuk mendapatkan
pengetahuan diri, pengendalian diri, dan kesiapan untuk penyembuhan
diri, yang memungkinkan mereka untuk meraih kembali rasa
keselarasan batin mereka.
Dasar teori Watson adalah adalah nilai dan penghormatannya yang
sangat mendalam terhadap keajaiban dan misteri kehidupan, suatu
pengakuan terhadap dimensi spiritual kehidupan dan keyakinan
terhadap kekuatan internal proses perawatan dan penyembuhan.
System nilai ini dipadukan dengan sepuluh factor karatif yang
13
mencakup altruism manusia, kepekaan terhadap diri dan orang lain,
dan mencintai dan percaya akan hidup dan kekuatan batin orang lain
dan diri kita sendiri. Ia berkeyakinan bahwa jiwa seseorang memiliki
tubuh yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Sebagian dari asumsi
Watson yang mendasari nilai-nilai asuhan manusia dalam keperawatan
adalah:
a. Kasih sayang dan cinta adalah kekuatan kosmik yang paling
universal dan misterius dan tersusun atas energy psikis universal
dan primal.
b. Untuk dapat bertahan hidup, seseorang harus menjadi lebih
menyayangi dan mencintai untuk memelihara humanitas mereka.
c. Menyayangi dan mencintai diri sendiri adalah hal penting sebelum
seseorang dapat menghargai dan merawat orang lain dengan welas
asih dan penuh martabat.
d. Kasih sayang adalah esensi dari keperawatan dan merupakan focus
paling utama dan penyatu untuk praktik keperawatan.
e. Peran perawat mengalami penurunan dalam system layanan
kesehatan dan terancam oleh meningkatnya penggunaan teknologi
medis dan batasan birokrasi-manajerial institusi.
f. Kontribusi social, moral, dan ilmiah keperawatan terhadap manusia
dan masyarakat terletak pada komitmennya terhadap ideal
perawatan manusia dalam teori, praktik, dan penelitian.
Keperawatan didefinisikan sebagai “ilmu manusia tentang
pengalaman-pengalaman sehat-sakit-penyembuhan yang diperantarai
oleh transaksi perawatan manusia yang professional, personal, ilmiah,
estetik, dan etik”. Keperawatan adalah suatu kiat dan ilmu yang
didasarkan pada suatu pengetahuan dasar dibarengi dengan kompetensi
klinik dan teknis serta diarahkan pada perlindungan, peningkatan, dan
pemulihan martabat manusia, kesehatan, penyembuhan, dan
transendensi. Tujuan utama keperawatan adalah meningkatkan
pertumbuhan mental-spiritual bagi diri dan orang lain juga untuk
menemukan kekuatan batin dan pengendalian diri seseorang. Lebih
14
khusus, tujuan keperawatan adalah “membantu seseorang mencapai
suatu tingkat keselarasan pikiran, tubuh, dan jiwa yang lebih tinggi,
yang membangkitkan proses pengetahuan diri, dan perawatan diri serta
memungkinkan peningkatan diversitas keberagaman”.
Melalui transaksi perawatan interpersonal yang dinamis, perawat
merespons dunia subjektif seseorang untuk membantu klien
menemukan maksa eksistensinya melalui penggalian makna dari
ketidakselarasan, penderitaan, dan kekalutan. Transaksi ini
memperjelas misteri kemanusiaan dan kekuatan energy yang lebih
tinggi di alam semesta yang dapat memfasilitasi pengetahuan diri,
penghormatan diri, pengendalian diri, perawatan diri dan
meningkatkan proses penyembuhan diri. Perawat merupakan
kopartisipan dalam proses transpersonal: mereka menggunakan
keterampilan-keterampilan intuitif dan estetik mereka, disertai dengan
perasaan (termasuk “geist” mereka) dan perilaku mereka dalam
berhubungan dengan orang lain.
Di dalam interaksi manusia transpersonal, perawat menggunakan
sepuluh factor perawatan sebagai pedoman dalam interaksi perawat-
klien yang didasarkan pada kepekaan terhadap diri dan orang lain.
Factor-faktor perawatan utama ini adalah (carative factors):
a. Membentuk nilai-nilai system humanistic-altruistik.
b. Memeliharan kepercayaan dan harapan.
c. Menumbuhkan kepekaan terhadap diri dan orang lain.
d. Mengembangkan hubungan peduli manusia yang membantu dan
percaya.
e. Meningkatkan dan menerima ungkapan perasaan positif dan
negative.
f. Menggunakan proses pemecahan masalah kreatif.
g. Meningkatkan belajar-mengajar transpersonal.
h. Menyediakan lingkungan yang suportif, protektif, atau
memperbaiki mental, fisik, sosiokultural, dan spiritual.
i. Membantu memuaskan kebutuhan-kebutuhan manusia.
15
j. Memberikan keleluasaan untuk kekuatan eksistensial-
fenomenologis-spiritual.
Watson berkeyakinan bahwa “individu eksis sebagai figure yang
hidup dan terus bertumbuh, yang mempunyai tiga bidang eksistensi:
pikiran, tubuh, dan jiwa, yang dipengaruhi oleh konsep tentang diri
(Christensen & Kenney, 2007).
Menurut Watson, perawatan manusia dalam keperawatan bukan
sekedar emosi, perhatian, perilaku, atau keinginan untuk berbuat baik.
Perawatan mengandung arti suatu respon personal. Perawatan manusia
terdiri dari nilai-nilai, sebuah keinginan dan sebuah komitmen untuk
merawat, ilmu pengetahuan, tindakan perawatan, dan konsekuensi.
Semua perawatan manusia berhubungan dengan respon intersubjektif
manusia pada kondisi sehat-sakit; sebuah ilmu pengetahuan tentang
sehat-sakit; interaksi lingkungan-individu; sebuah ilmu pengetahuan
tentang proses keperawatan; pengenalan diri; (dan) ilmu pengetahuan
mengenai kekuatan dan limit transaksi setiap individu.
Teladan/cita-cita dan nilai dari perawatan adalah sebuah poin awal
(starting point), sebuah sikap mental/pendirian, sebuah sikap, yang
harus menjadi sebuah keinginan, sebuah tujuan, sebuah komitmen, dan
sebuah penilaian secara sadar yang menghasilkan tindakan konkrit.
Karakteristik paling abstrak dari seorang perawat adalah bahwa dia
akan berespon terhadap seseorang (pasien) sebagai individu unik, turut
merasakan perasaan orang lain, dan memisahkan seseorang dari orang
lain yang normal. Sebaliknya, seseorang yang tidak merawat secara
kontras tidak sensitive terhadap orang lain sebagai individu yang unik,
tidak mengerti dengan perasaan orang lain, dan tidak membedakan
satu orang dari orang lainnya sesuai kebutuhan dalam hal-hal yang
penting (Kozier, Erb, Olivieri, 1991).
Mencakup falsafah dan paradigma keperawatan dari model Watson
yaitu:
a. Keperawatan
16
Aplikasi kiat dan ilmu mengenai manusia melalui transaksi
kepedulian transpersonal guna membantu seseorang mencapai
keselarasan pikiran-tubuh-jiwa, yang menimbulkan pengetahuan
diri, pengendalian diri, perawatan diri, dan penyembuhan diri
(Christensen & Kenney, 2007).
Keperawatan memperhatikan peningkatan dan
mengembangkan kesehatan serta pencegahan terjadinya penyakit.
Focus intervensi keperawatan:
1) Mencegah terjadinya penyakit
2) Meningkatkan dan mengembalikan kesehatan
3) Pemberian bantuan bagi klien dalam mencapai atau
mempertahankan kesehatan
4) Membantu klien dalam mencapai kematian yang damai
Konsekuensi terhadap aktivitas keperawatan ialah
perawatan manusia membutuhkan perawat yang memahami
perilaku dan respon manusia terhadap masalah kesehatan yang
actual ataupun yang potensial, kebutuhan manusia dan bagaimana
berespon terhadap orang lain dan memahami kekurangan dan
kelebihan klien dan keluarganya, sekaligus pemahaman pada
dirinya sendiri. Selain itu perawat juga memberikan kenyamanan
dan perhatian serta empati pada klien dan keluargnya.
Peran perawat adalah :
1) Meningkatkan dan mengembalikan kesehatan
2) Mencegah terjadinya penyakit
Mode intervensi yaitu tindakan keperawatan mengacu langsung
pada pemahaman hubungan antara sehat, sakit dan perilaku
manusia.
b. Klien
17
Klien adalah individu yang mempunyai perilaku, respon,
kebutuhan, kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda,
membutuhkan kenyamanan dan perhatian.
Sumber masalah klien adalah:
1) Ketidakmampuan klien dalam mencapai atau mempertahankan
kesehatan
2) Ketidakmampuan untuk mencapai kematian yang damai.
c. Kesehatan
Keutuhan dan keselarasan pikiran-tubuh-jiwa antara diri
dengan orang lain, dan diri dengan alam (Potter & Perry, 2005).
d. Lingkungan
Nilai-nilai perawatan interpersonal Watson penting untuk
memulihkan kembali humanitas dan meningkatkan kesehatan dan
menyembuhkan klien dalam praktik keperawatan. Teori Watson
tentang human caring mencerminkan perspektif baru dalam ilmu
manusia kepada keperawatan. Teori ini mempunyai nilai-nilai dan
factor-faktor perawatan yang relevan untuk memandu aplikasi
proses keperawatan melalui perawatan transaksional. Klien dan
perawat menggali makna dari ketidakselarasan klien untuk
menemukan dan menggunakan kekuatan batin guna mencapai
pengetahuan diri, pengendalian diri, perawatan diri, dan
penyembuhan diri. Teori perawatan transpersonal ini berguna
dalam semua komponen proses keperawatan. Teori Watson
memberi kontribusi yang sangat bernilai bagi ilmu tentang manusia
pada keperawatan (Christensen & Kenney, 2007).
18
BAB III
PEMBAHASAN
Berikut analisis perbedaan falsafah dan paradigma keperawatan dari teori Orem, Rogers, dan Watson.
Ahli teori Keperawatan Klien Kesehatan Lingkungan
1. Orem: model
keperawatan
perawatan diri
Pelayanan dari tindakan-tindakan
yang dipilih dan dilakukan secara
sengaja untuk membantu individu
atau kelompok mempertahankan
perawatan diri, termasuk integritas
structural, fungsi dan
perkembangan.
Individu atau kelompok yang
tidak mampu terus-menerus
memelihara perawatan diri guna
mempertahankan hidup dan
kesehatan, pemulihan dari
penyakit atau cedera, atau
mengkoping efek penyakit atau
cedera dengan efektif.
Kemampuan individual
atau kelompok untuk
memenuhi tuntutan
perawatan diri yang
menunjang pemeliharaan
dan peningkatan integritas
structural, fungsi dan
perkembangan.
Setiap tempat dengan
klien yang
mempunyai
kebutuhan/permintaan
perawatan diri yang
tidak terpenuhi dan
perawat yang hadir
disiratkan tetapi tidak
disebutkan.
2. Roger: ilmu
tentang keutuhan
kehidupan
manusia (manusia
sebagai unit)
Ilmu dan kiat yang memudahkan
dan meningkatkan interaksi
simfoni antara manusia dan
lingkungan mereka.
Setiap manusia atau individu dan
lingkungannya.
Ungkapan proses
kehidupan yang ditandai
oleh perilaku-perilaku
yang muncul dari interaksi
bersama dan simultan
antara manusia dan
Empat lapang energy
dimensinegentropik
yang diidentifikasi
oleh pola dan
organisasi dan terdiri
atas semua yang di
19
lingkungan mereka; suatu
kontinum yang didasarkan
pada penilaian nilai-nilai.
luar lapang manusia;
setiap tempat
pertemuan perawat
dank lien di seluruh
dunia.
3. Watson: model
perawatan
manusia
Aplikasi kiat dan ilmu mengenai
manusia melalui transaksi
kepedulian transpersonal guna
membantu seseorang mencapai
keselarasan pikiran-tubuh-jiwa,
yang menimbulkan pengetahuan
diri, pengendalian diri, perawatan
diri, dan penyembuhan diri.
Individu atau kelompok yang
mengalami ketidakselarasan
pikiran-tubuh-jiwa yang
membutuhkan bantuan dalam
kebutuhan sehat-sakit untuk
meningkatkan keselarasan,
pengendalian diri, pilihan, dan
penentuan diri.
Keutuhan dan keselarasan
pikiran-tubuh-jiwa antara
diri dengan orang lain, dan
diri dengan alam.
Di mana saja interaksi
perawatan
interpersonal terjadi
antara klien dan
perawat.
20
BAB IV
PENUTUP
Simpulan yang dapat ditarik dari makalah yang disusun ini yakni:
A. Masing-masing model keperawatan didasarkan pada asumsi yang berbeda dan
mempunyai perspektif yang unik tentang konsep klien, keperawatan,
kesehatan dan lingkungan, dan interelasinya.
B. Model dan teori keperawatan berfungsi sebagai penghubung antara praktik,
penelitian dan pendidikan keperawatan.
C. Model keperawatan membedakan aktivitas yang unik bagi keperawatan dan
berbeda dengan disiplin kesehatan yang lain.
D. Semua model keperawatan mengandung beberapa aspek; namun demikian,
masing-masing model cenderung menekankan satu kategori di atas kategori
lainnya, tidak ada satu model pun yang mencakup semua factor yang relevan
dalam lingkungan praktik.
E. Praktik keperawatan berdasar teori adalah penerapan pengetahuan berbagai
teori, model, dan prinsip dari berbagai disiplin ilmiah, perilaku, humanistic,
dan keperawatan ke dalam praktik klinik.
F. Secara keseluruhan, model keperawatan memberikan langkah kritis dalam
praktik keperawatan yang lebih jauh berlandaskan teori, penelitian,
pendidikan, dan pada akhirnya, ilmu keperawatan.
21