transport pasien gawat darurat

30
Transport Pasien Gawat Darurat TRANSPORTASI Setelah penderita diletakan diatas tandu (atau Long Spine Board bila diduga patah tulang belakang) penderita dapat diangkut ke rumah sakit. Sepanjang perjalanan dilakukan Survey Primer, Resusitasi jika perlu. PENGANGKATAN DAN PEMINDAHAN PENDERITA I. PENDAHULUAN Manusia bukan kambing, karena itu pengangkatan penderita membutuhkan cara-cara tersendiri. Setiap hari banyak penderita diangkat dan dipindahkan dan banyak pula petugas paramedik/penolong yang cedera karena salah mengangkat. Keadaan dan cuaca yang menyertai penderita beraneka ragam dan tidak ada satu rumus pasti bagaimana mengangkat dan memindahkan penderita saat mengangkat dan memindahkan penderita. II. MEKANIKA TUBUH SAAT PENGANGKATAN Tulang yang paling kuat ditubuh manusia adalah tulang panjang dan yang paling kuat diantaranya adalah tulang paha (femur). Otot- otot yang beraksi pada tutlang tersebut juga paling kuat. Dengan demikian maka pengangkatan harus dilakukan dengan tenaga terutama pada paha dan bukan dengan membungkuk ANGKATLAH DENGAN PAHA, BUKAN DENGAN PUNGGUNG III. PANDUAN DALAM MENGANGKAT PENDERITA 1. Kenali kemampuan diri dan kemampuan pasangan kita. Nilai beban yang akan diangkat secara bersama dan bila merasa tidak mampu jangan dipaksakan 2. Ke-dua kaki berjarak sebahu kita, satu kaki sedikit didepan kaki sedikit sebelahnya 3. Berjongkok, jangan membungkuk, saat mengangkat 4. Tangan yang memegang menghadap kedepan

Upload: setyawan-slalu-bersamamu

Post on 04-Aug-2015

404 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Transport Pasien Gawat Darurat

Transport Pasien Gawat Darurat

TRANSPORTASISetelah penderita diletakan diatas tandu (atau Long Spine Board bila diduga patah tulang belakang) penderita dapat diangkut ke rumah sakit. Sepanjang perjalanan dilakukan Survey Primer, Resusitasi jika perlu.

PENGANGKATAN DAN PEMINDAHAN PENDERITAI. PENDAHULUAN

Manusia bukan kambing, karena itu pengangkatan penderita membutuhkan cara-cara tersendiri. Setiap hari banyak penderita diangkat dan dipindahkan dan banyak pula petugas paramedik/penolong yang cedera karena salah mengangkat.Keadaan dan cuaca yang menyertai penderita beraneka ragam dan tidak ada satu rumus pasti bagaimana mengangkat dan memindahkan penderita saat mengangkat dan memindahkan penderita.

II. MEKANIKA TUBUH SAAT PENGANGKATAN

Tulang yang paling kuat ditubuh manusia adalah tulang panjang dan yang paling kuat diantaranya adalah tulang paha (femur). Otot-otot yang beraksi pada tutlang tersebut juga paling kuat. Dengan demikian maka pengangkatan harus dilakukan dengan tenaga terutama pada paha dan bukan dengan membungkukANGKATLAH DENGAN PAHA, BUKAN DENGAN PUNGGUNG

III. PANDUAN DALAM MENGANGKAT PENDERITA1. Kenali kemampuan diri dan kemampuan pasangan kita. Nilai beban yang akan

diangkat secara bersama dan bila merasa tidak mampu jangan dipaksakan

2. Ke-dua kaki berjarak sebahu kita, satu kaki sedikit didepan kaki sedikit sebelahnya

3. Berjongkok, jangan membungkuk, saat mengangkat

4. Tangan yang memegang menghadap kedepan

5. Tubuh sedekat mungkin ke beban yang harus diangkat. Bila terpaksa jarak maksimal tangan dengan tubuh kita adalah 50 cm

6. Jangan memutar tubuh saat mengangkat

7. Panduan diatas berlaku juga saat menarik atau mendorong penderita

IV. PANDUAN UNTUK MEMINDAHKAN PENDERITA

Page 2: Transport Pasien Gawat Darurat

1. Emergensi

Ada Api atau bahaya api atau ledakan

Ketidak mampuan menjaga penderita terhadap bahaya lain pada TKP (benda jatuh dsb)

Usaha mencapai penderita lain yang lebih urgent

Ingin RJP penderita, yang tidak mungkin dilakukan ditempat tersebut

Apapun cara pemindahan penderita, selalu ingat kemungkinan patah tulang leher bila penderita trauma.

Pemindahan Emergensi :a. Tarikan Bajub. Tarikan Selimut

c. Tarikan Lengan

d. Ekstrikasi Cepat

2. Non Emergensi

a. Pengangkatan dan pemindahan secara langsung oleh 2 atau 3 petugas. Harus diingat bahwa cara ini tidak boleh dilakukan bila ada kemungkinan fraktur servikal. Prinsip pengangkatan harus tetap di indahkanb. Pemindahan dan pengangkatan memakai sprei. Sering dilakukan dirumah sakit

V. PERLENGKAPAN UNTUK PEMINDAHAN PENDERITA1. Brankar

2.

Page 3: Transport Pasien Gawat Darurat

SPLINTING (SPALK/BIDAI)

TUJUANMencegah pergerakan tulang yg patah mengiritasi saraf, menyebabkan nyeri yang hebatMencegah kerusakan lanjut dari otot, saraf, pembuluh darah

KAPAN MENGGUNAKAN BIDAI Tidak ada aturan apapun yang dapat diikuti, apabila ragu-ragu lebih baik pasang, secara umum pasien trauma lebih baik dilakukan imobilisasi spinal sebelum dipindahkan.

Page 4: Transport Pasien Gawat Darurat

KONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

I. PENGERTIAN

A.Pasien Gawat DaruratPasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.

B.Pasien Gawat Tidak DaruratPasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat, misalnya kanker stadium lanjut.

C.Pasien Darurat Tidak GawatPasien akibat musibah yang datag tiba-tiba, tetapi tidak mêngancam nyawa dan anggota badannya, misanya luka sayat dangkal.

D.Pasien Tidak Gawat Tidak DaruratMisalnya pasien dengan ulcus tropiurn, TBC kulit, dan sebagainya.

E.Kecelakaan (Accident)Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai factor yang datangnya mendadak, tidak dikehendaki sehinga menimbulkan cedera (fisik. mental, sosial)Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut :1.Tempat kejadiana.kecelakaan lalu lintas,b.kecelakaan di lingkungan rumah tangga ;c.kecelakaan di lingkungan pekerjaan ;d.kecelakaan di sekolah;e.kecelakaan di tempat-tempat umum lain seperti halnya: tepat rekreasi, perbelanjaan, di arena olah raga. dan lain-lain.2.Mekanisme kejadianTertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing. tersengat, terbakar baik karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.3.Waktu kejadian :a.waktu perjalanan (traveling/trasport time):b.waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain- lain

F.CederaMasalah kesehatan yang didapat/dialami sebagai akibat kecelakaan.

G.Bencana

Page 5: Transport Pasien Gawat Darurat

Peristiwa atau rangkaian peritiwa yang disebabkan oleh alam dan atau manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia. kerugian harta benda, kerusakan Iingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang memerlukan pertolongar. dan bantuan.

II. PENANGGULANGAN PENDERITA GAWAT DARURAT (PPGD)

A.Tujuan1.Mencegah kematian dan cacat (to save life and limb) pada periderita gawat darurat, hinggadapat hidup dan berfungs kembali dalarn masyarakat sebagaimana mestinya.2.Merujuk penderita . gawat darurat melalui sistem rujukan untuk memperoleh penangananyang Iebih memadai.3.Menanggulangi korban bencana.

B.Prinsip Penanggulangan Penderita Gawat DaruratKematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dan salah satu sistem/organ di bawah ini yaitu :1.Susunan saraf pusat2.Pernapasan3.Kardiovaskuler4.Hati5.Ginjal6.Pancreas

Kegagalan (kerusakan) sistem/organ tersebut dapat disebabkan oleh:1.Trauma/cedera32.lnfeksi3.Keracunan (poisoning)4.Degenerasi (failure)5.Asfiksi6.Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar (excessive loss of wafer and electrolie)7.Dan lain-lain.

Kegagalan sistim susunan saraf pusat, kardiovskuler, pernapasan dan hipoglikemia dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat (4-6 menit). sedangkan kegagalan sistim/organ yang lain dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang lebih lama.Dengan demikian keberhasilan Penanggulangan Pendenta Gawat Darurat (PPGD) dalam mencegah kematian dan cacat ditentukan oleh:1.Kecepatan menemukan penderita gawat darurat2.Kecepatan meminta pertolongan3.Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikana.ditempat kejadian

Page 6: Transport Pasien Gawat Darurat

b.dalam perjalanan kerumah sakitc.pertolongan selanjutnya secara mantap di Puskesmas atau rumah sakit

III. SISTEM PENANGGULANGAN PENDERITA GAWAT DARURATA.TujuanTercapainya suatu pelayanan kesehatan yang optimal, terarah dan terpadu bagi setiap anggota masyarakat yang berada daam keadaan gawat darurat.Upaya pelayanan kesehatan pada penderita gawat darurat pada dasarnya mencakup suatu rangkaian kegiatan yang harus dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu mencegah kematian atau cacat yang mungkin terjadi.Cakupan pelayanan kesehatan yang perlu dikembangkan meliputi:1.Penanggulangan penderita di tempat kejadian2.Transportasi penderita gawat darurat dan tempat kejadian kesarana kesehatan yang lebihmemadai.3.Upaya penyediaan sarana komunikasi untuk menunjang kegiatan penanggulangan penderitagawat darurat.4.Upaya rujukan ilmu pengetahuan,pasien dan tenaga ahli5.Upaya penanggulangan penderita gawat darurat di tempat rujukan (Unit Gawat Darurat danICU).6.Upaya pembiayaan penderita gawat darurat.

B.Komponen Sistem Penanggulangan Penderita Gawat Darurat1.Komponen Pra Rumah Sakit (Luar R.S.)a.Upaya Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Orang Awam dan Petugas Kesehatan (SubSistem Ketenagaan).Pada umumnya yang pertama menemukan penderita gawat darurat di tempat musibah adalah masyarakat yang dikenal dengan istllah orang awam. Oleh karena itu, sangatlah bermanfaat sekali bila orang awam diberi dan dilatih pengetahuan dan keterampilan dalam penanggulangan penderita gawat darurat.1)Klasifikasi orang awam:Ditinjau dan segi peranan dalam masyaakat orang awam dibagi 2 (dua) golongan.a)Golongan awam biasa antara lain:(1)guru-guru(2)pelajar(3)pengemudian kendaraan bermotor(4)ibu-ibu rumah tangga(5)petugas hotel, restoran dan lain-lain.

b)Golongan awam khusus antara lain:(1)anggota polisi(2)petugas Dinas Pemadam Kebakaran(3)satpam/hansip

Page 7: Transport Pasien Gawat Darurat

(4)petugas DLLAJR(5)petugas SAR (Search and Rescue)(6)anggota pcamuka (PMR)

Kemampuan Penanggutangan Pendenta Gawat Darurat (Basic Life Support) yang harus dimiliki oleh orang awam(1)cara meminta pertolongan(2)resusitasi kardiopulmuner seoerhana(3)cara menghentikan perdarahan(4)cara memasang balut/bidai(5)cara transportasi penderita gawat darurat

Anak-anak lebih mudah menerima pelajaran penanggulangan penderita gawat darurat, terutama kalau dimasukkan dalam kurikulum pendidikan. Anak-anak akan menjadi dewasa dan pengetahuan ini akan tetap dimiknya.Kernampuan yang harus dimiliki oleh orang awam khusus antara lain:(1)Kemampuan penanggulangan pendenta gawat darurat seperti orang awam (Basic LifeSupport) ditambah.(2)Kemampuan menanggulangai keadaan gawat darurat sesuai bidang pekerjaannya.

2)Tenaga perawat/paramedisDi samping pengetahuan dasar keperawatan yang telah dimiliki oleh perawat, mereka harus rnemperoleh tambahan pengetahuan penanggulangan penderita gawat darurat (Advance Life Support) termasuk PHTLS dan PHCLS untuk melanjutkan pertolongan yang sudah diberikan.Kernampuan PPGD yang harus dimiliki tenaga pararnedik adalah:a)Untuk sistem pernapasan(1)mengenal adanya sumbatan jalan napas(2)membebaskan jalan napas .(orapharyngeal air way) sampai dengan intubasi endotracheal(3)memberikan napas buatan(a)pernapasan mulut ke mulut(b)dengan resusitator manual dan otomatik(4)melakukan resusitasi kardiopulmunerb)Untuk sistim sirkulasi (jantung)(1)mengenal aritmia jantung, shok, infark jantung(2)memberi pertolongan pertama pada aritmia. infrak jantung(3)membuat rekaman jantung (EKG)c)Untuk sistim vaskuler(1)menghentikan perdarahan(2)memasang infus/transfusi(3)merawat infus-infus CVPd)Untuk sistim saraf(1)mengenal koma dan memberi pertolongan pertama

Page 8: Transport Pasien Gawat Darurat

(2)memberikan pertolongan pertama pada trauma kepada(3)mengenal stroke dan memberi pertolongan pertamaKemampuan a) + b) + C) + d) dalam penanggulangan pra rumah sakit yaitu Pre Hospital Trauma Life Support (PHTLS) dan Pie Hospital Cardiac Life Support (PHCLS)e)Untuk sitim imunologi(1)mengenal renjatan/shock anafilaksis(2)memberikan pértolongan pertama pada shockf)Untuk sisfim gastro intestional(1)mampu – rnerawat/mempersiapkan operasi pada penderita dengan akut abdomen.g)Untuk sistem skeletal(1)mengenal patah tulang(2)mampu memasang bidai(3)mampu mentransportasi penderita dengan patah tulang (tungkai dan tulang punggung)h)Untuk sistim kulit(1)memberikan pertololidan pertama pada luka(2)memberikan pertolongan pada iuka bakar

i)Untuk sistim reproduksi(1)mampu melayani persalinan(2)memberikan pertolongan pertama pada keadaan darurat obstetri-ginekologi

j)Untuk FarmakologilToksikologi(1)mampu memberikan pertolongan pertama pada keracunan(2)mampu memberikan pertolongan pertama pada penyalahgunaan obat(3)mampu membenkan pertotongan pertama pada gigitan binatang

k)Untuk Organisasi(1)mengetahui sistim penanggulangan pendenta gawat darurat(2)mengetahui sistirn penanggulangan korban bencana di rumah sakit dan kota tempatbekerja

3)Tenaga Medis (Dokter Umum)Di samping pengetahuan medis yang telah dikuasai, dokter umum perlu mendapat pengetahuan dan keterampian tambahan agar mampu menanggulangi penderita gawat darurat.Kemampuan yang harus dimiliki adalah:a)Untuk sistim pemapasan(1)mengenal adanya sumbatan jalan napas(2)membebaskan jalan napas (oropharyngeal air way)(a)intubasi endotracheal(b)melakukan tricothyroidectomi(3)melakukan resusitasi kardiopulmoner (ABCD) dan memberikan obat-obatan yang perlu.b)Untuk sistimsirkulasi

Page 9: Transport Pasien Gawat Darurat

(1)mengenal aritmia jantung(2)memberikan pertolongan pertama pada antmia(3)mengenal infark jantung(4)memberikan pertolongan pertama pada penderita infark miokard (DC)(5)membuat/membaca EKG(6)menangguangi renjatan/syok.c)Untuk sistim vaskuler(1)menghentikan perdarahan(2)memberikan transfusi darah dan terapi cairan/elektiolit(3)memesan/membaca dan merawat CVPd)Untuk sistim saraf(1)menegakkan diagnosa/diagnosa diferensial koma dan kelainan darurat sistim saraf Pusat(2)mengetahui pemeriksaan-pemeriksaan yang diperlukan pada keadaan koma, keadaandarurat SPP a)+ b) + c) + d) adaah kernampuan ATLS dan ACLSe)Untuk sistim imunologi(1)menanggulangi keadaan alergi akut(2)menanggulangi keadaan renjatan/syok anaftlaksis

f)ntuk sistim kulit(1)mengenat berbagai jenis luka(2)mampu menanggulangi berbagai perlukaang)Untuk sistim gastrointestinal(1)mendiagnosis akut abdomen(2)menanggulangi akut abdomen (memasang nasogastric tube)h)Untuk sistim skeletal(1)mengenal dan mendiagnosis patah tulang(2)memasang bidai(3)merigetahui cara pengangkutan penderita dengan fraktur/patah tulang.(4)merawat patah tulang secara konservatif

i)Untuk sistim reproduksi(1)mengenal kelainan darurat obstetri/ginekologi(2)memberikan pertolongan pertama dan pengobatan pada keadaan darurat obstetri/ginekologi

j)Mengenal gagal hati, gagal ginjal, gagal pankreas dan mampu menanggulangi koma.

k)Untuk farmakologi/toksikologi(1)mengenal keadaan penyalahgunaan obat/keracunan/ gigitan binatang(2)membenkan pertolongan pertama pada penyalahgunaan obat/ keracunan /gigitan binatang

l)Untuk organisasi(1)mengetahui sistim penanggulangan pendenta gawat darurat

Page 10: Transport Pasien Gawat Darurat

(2)mengetahui sistim penanggulangan korban bencana di rumah sakit dan Rota tempat bekerja.

Dalam memasyarakatkan penanggulangan penderita gawat darurat yang penting adalah:(1)semua pusat pendidikan penanggulangan penderita gawat darurat mempunyai kurikulum yang sama.(2)mempunyai sertifikat dan lencana tanda lulus yang sama.

Dengan demikian instansi manapun yang menyelenggarakan pendidikan penangulañgan pendenta gawat darurat, para siswa akan mempunyai kemampuan yang sama. Lencana akan memudahkan mereka memberikan pertolongan dalam keadaan sehari-han maupun bila ada bencana.

b.Upaya Pelayanan Transportasi Penderita Gawat Darurat (Sub Sistim Transportasi).1)TujuanMemindakan penderita gawat darurat dengan aman tanpa memperberat keadaan penderita ke sarana kesehatan yang memadai.

2)Sarana transportasi terdiri daria)kendaraan pengangkatb)peralatan medis dan non medisc)petugas (tenaga medi/paramedis)d)obat-obatan life saving dan life support

3)Persyaratan yang harus dipenuhi untuk transportasi pendenita gawat darurata)sebelum diangkat(1)gangguan pernapasan dan kardiovaskuler telah ditanggulangi(2)perdarahan telab dihentikan(3)luka-luka telah ditutup(4)patah tulang tetah difiksasib)selama perjalanan harus sealu diperhatikan dan dimonitor(1)kesadaran(2)pemapasan(3)tekanan darah(4)denyut nadi(5)keadaan luka

4)Sesuai dengan keadaan geografis di Indonesia yang terdri dan ribuah pulau, makajenis kendaraan yang dapat digunakan pada umumnya adalah:a)Kendaraan Darat(1)Angkutan trandisional(a)kereta kuda/lembu(b)tandu/digotong(2)Angkutan modern(a)kendaraan umum roda empat: berupa trauk dan pic up station”, kereta api dll

Page 11: Transport Pasien Gawat Darurat

(b)kendaraan roda tiga: berupa bemo, bajaj, beca dan lain-lain.(c)kendaraan khusus untuk penderita yaitu ambulan darat

b)Kendaraan laut(1)angkutan tradisional(a)perahu(b)rakit(2)angkutan modern(a)kapal, perahu motor(b)ambulan lautc)Kendaraãn udara (ambulans udara)

5)Ambulans (Kendaraan Pelayanan Medik)a)Ambulan darat(1)Fungsi ambulans darat secara umurn adalah(a)alat untuk transportasi penderita (200 km)(b)sebagai sarana kesehatan untuk menangguIang penderita gawat darurat di tempatkejadian(c)sebagai rumah sakit lapangan pada penanggulangan penderita gawat darurat dalamkeadaan bencana(2)Klasifikasi ambulans sesual fungsinya sebagai berikut(a)ambulans transportasi(b)ambulans gawat darurat(c)ambulans rumah sakit lapangan(d)ambulans pelayanan medik bergerak(e)kereta jenazah

Tujuan penggunaan. persyaratan kendaraan secara teknis, medis dan kebutuhan tenaga pengelota lihat lampiran 1b)Ambulans AirSama dengan ambulans daratc)Ambulans Udara(1)Fungsi ambulans udarata adalahSebagai alat angkut udara penderita gawat darurat dan lokasi kejadian ke rumah sakit(2)Jenis pesawat udara yang digunakan sebagai ambulans udara adalah:(a)jenis Rotary Wing (helikopter — 500 km)(b)jenis Fixed Wing (sayap letap — tak terbatas)

Helikopter dibagi dalam 2 jenis(a)helikopter kecil (3-5 tempat duduk + 1-2 tandu.)(b)helikopter besar (7-15 tempat duduk + lebih 2 tandu)

Page 12: Transport Pasien Gawat Darurat

untuk peralatan, personi dan persyaratan Iainnya lihat lampiran II.

c.Upaya Pelayanan Komunikasi Medik untuk Penangguangan Penderjta Gawat DaruratPada dasarnya petayanan komunikasi di sektor kesehatan terdin dan:1)Komunikasi kesehatanSistim kornunikasi ini digunakan. untuk menunjang pelayanan kesehatan di bidang administratip2)Komunikasi medisSistim komunikasi ini digunakan untuk menunjang petayanan kesehatan di bidang teknis-rnedis.a)TujuanUntuk mempermudah dan mempercepat penyampaian dan penerimaan informasi datam rnenanggulangi penderita gawat darurat.b)Fungsi komunikasi medis dalam penanggulangan penderita gawat darurat adalah:(1)Untuk memudahkan masyarakat daarn meminta pertolongan kesarana kesehatan (akses kedalam sistim GD)(2)Untuk mengatur dan membimbing pertolongan medis yang diberikan di (empat kejadian dan selama perjalanan kesarana kesehatan yang lebih memadai.(3)Untuk mengatur dan memonitor rujukan penderita gawat darucat dan puskesmas ke rumah sakit atau antar rumah sakit.(4)Untuk mengkooidinir pei I inçJgua igan ii tedik korban bencana.

d.Jenis KomunikasiTeknologi komunikasi di Indonesia telah berkembang pesat dan sernakin modern, namun demikian sarana komunikasi medis belum sepenuhnya menjangkau dan dikembangkan di seluruh pelosok tanah air. Oleh karena itu, jenis komunikasi dalam penanggulangan penderita gawat darurat dapat berupa:1)Komunikasi tradisionila)kentonganb)bedukc)trompetd)kurir/mulut ke mulut2)Komunikasi moderna)telepon/telepon gengçjamb)radio komunikasic)teleks/telegramd)facsimilee)komputerf)telemetri (EKG data transrnision)

e.Sarana KomunikasiYang dimaksud dengan sarana kornunikasi adalah berupa:1)Sentral komunikasi (Pusat konunikasi)a)Fungsi Pusat Komunikasi(1)Mengkoordinir penanggulangan penderita gawat darurat mulai dari tempat kejadian sampai ke

Page 13: Transport Pasien Gawat Darurat

sarana kesehatan yang sesuai (rumah sakit) yaitu dengan:(a)menerma dan nenganalisa permintaan pertolongan(b)mengatur ambuians terdekat ke tempat kejadian(c)menghubungi rumah sakit terdekat untuk mengetahui fasilitas yang tersedia (tempat tidur kosong) pada saat itu yang dapat diberikan untuk penderita gawat darurat(d)Mengatur/memonitor rujukan penderita gawat da rurat.2)Menjadi pusat komando dan mengkoordinasi penanggulangan medis korban bencana.3)Berhubungan dengan sentral komunikasi medis dari kota lain, instansi lain dan katau perlu dengan negara lain.4)Dapat diambil aTih oleh aparat keamanan (ABRI) bila negara berada dalam keadaan darurat (perang)b)Syarat-syarat sentral komunikasi(1)Harus mempunyai nomor telepon khusus (sebaiknya 3 digit).(2)Mudah dihubungi dan memberikan pelayanan 24 jam sehari(3)Dilayani oleh tenaga medis atau paramedis perawatan yang trampil dan berpengalaman.c)Syarat alat sentral komunikasi(1)Telepon(2)Radio komunikasi(3)Teleks/facsimile(4)Komputer bila diperlukan(5)Tenaga yang trampil dan komunikatif(6)Konsulen medis yang menguasai masalah kedaruratan medis.

2) Jaringan kómunikasi

Agarahasia medis setiap penderita tetap terjamin, maka tenaga untuk keperluan komunikasi seyogianya adalah tenaga medis atau paramedis perawatan yang telah dididik dalam bidang penanggulangan penderita gawat darurat bidang komunikast.

2.Komponen Intra Rumah Sakit (dalam R.S.)a.Upaya Pelayanan Penderita Gawat Darurat di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit (Sub-Sistim Pelayanan Gawat Darurat)

Seringkah Puskesmas berperan sebagal pos terdepan dalam rnenangguangi penderita seb&uin mempeoeh penanganan yang memadai di rumah sakit.

Oleh karena itu Puskesmas dalam wilayah kerja tertentu harus buka 24 jam dan mampu dalam hal:1)Melakukan resusitasi dan life support’2)Melakukan rujukan penderita-penderita gawat darurat sesuai dengan kemampuan3)Menampung dan menanggulangi korban bencana4)Melakukan komunikasi dengan pusat komunikasi dan rumah sakit rujukan.5)Menanggulangi ‘false. emergency’ oaik medikal dan surgikal (bedah minor)

Page 14: Transport Pasien Gawat Darurat

Puskesmas tersebut harus dilengkapi dengan:1)Laboratorium untuk menunjang diagnostikSeperti: Hb, Ht, leukosit, urine dan gula darah2)Tenaga: 1 dokter umum dan paramedis (2-3 orang pararnedis yang sudah mendapat pendidikan tertentu dalam PPGD)

Rumah Sakit merupakan terminal teraknhr dalam menanggulangi penderita gawat darurat. OIeh karena itu fasilitas rumah sakit. khususnya unit gawat darurat harus dilengkapi sedemikian rupa sehingga mampu menanggulangi penderita gawat darurat (“to save life and limb”).

Unit Gawat Darurat merupakan salah satu unit di rumah sakit yang memberikan pelayanan kepada penderita gawat darurat dan merupakan bagian dari rangkaian upay oenanqcutanqan penderita gawat darurat yang pertu diorganisir.

Tidak semua rumah sakit harus mempunyai bagian gawat darurat yang lengkap dengan tenaga memadai dan peralatan canggih. karena dengan demikian akan terjadi penghamburan dana dan sarana. Oleh karena itu pengembangan unit gawat darurat harus memperhatikan 2 (dua) aspek yaitu:1)Sistim rujukan penderita gawat darurat2)Beban kerja rumah sakit dalam menanggulangi penderita gawat da rurat

Dengan memperhatikan kedua aspek tersebut. maka kategorisasi (akreditasi) unit gawat darurat tidak selalu sesuai dengan kelas rumah sakit yang bersangkutan. Rumah Sakit tertentu dapat mengembangkan unit gawat darurat dengan kategorisasi yang lebih tinggi atau Iebih rendah dan kelas rumah sakit tersebut. Kategoñsasi/akreditsi Unit Gawa Darurat (lihat lampiran III)

Pedoman Pengembangan Pelayanan Gavwat Darurat di Rumah Sakit1)TujuanSuatu Unit Gawat Darurat (UGD) harus mampu memberikan pelayanan dengan kwalitas tinggi pada masyarakat dengan problim medis akut.Interpretasi:

Harus mampua)mencegah kematian dan cacatb)melakukan rujukanc)menanggulangi korban hencanaKriteria:a)Unit Gawat Darurat haru buka 24 jamb)Unit Gawat Darurat juga hams melayani penderita-penderita “false emergency” tetapi tidak boleh menganggu/mengurangi mutu pelayanan penderita-penderita Gawat Daruratc)Unit Gawat Darurat sebaiknya hanya melakukan rpmary care”.Sedangkan “definitive care” dilakukan ditempat lain dengan cara.kerjasama yang baik.d)Unit Gawat Darurat harus meningkatkan mutu personalia maupun masyarakat sekitarnya dalam

Page 15: Transport Pasien Gawat Darurat

penanggulangan penderita gawat darurat (PPGD).e)Unit Gawat Darurat hams melakukan riset guna meningkatkan mutu/kwalitas pelayanan kesehatan masyarakat sekitarnya2)Organisasi, Administrasi, Catatan MedisUnit Gawat Darurat harus mernenuhi kebutuhan masyarakatdalam Penanggutangan Pendenta Gawat Darurat dan dikelola sedemikian rupa sehingga terjalin kerjasama yang hrmons dengan unit-unit dan instalasi-instalasi lain dalam rumah sakit.

Kriteria:a)Seorang petugas medis harus menjadi penanggung jawab Unit Gawat DaruratInterpretasi:Petugas medis mi dapat seorang dokter ahli. dokter umum maupun perawat, tergantung pada klas rumah sakit. Yang penting ialah:(1)Tertarik/mempunyai perhatian khusus dalam bidang kedokteran gawat darurat;(2)mempunyai kemampuan memimpin; dan(3)ia harus dibantu oleh perwakilan unit-unit lain yang bekerja di Unit Gawat Darurat.

b)Harus ada seorang perawat ldokter yang menjadi penanggung jawab harian.interpretasi:Ia bertanggung jawab atas mutu pelayanan pada hari itu.

c)Harus ada kerjasama yang saling menunjang antar Unit Gawat Darurat dengan:(1)unti-unti dan instalasi-instalasi lain di rumah sakit(2)ambulans servis.(tipe 118)(3)dokter-dokter yang berpraktek / tinggal di sekitarnya(4)puskesmas-puskesmas di sekitar(5)dan instansi kesehatan lainnya.

d)Harus mempunyai peranan inti dalam:(1)Disaster planning” rumah sakit maupun kota dimana dia berada(2)penanggulangan penderita gawat darurat di rurnah sakitnya sendin dilengkapi dengan Unit Perawatan Intensip (ICU)

e) Semua personalia unit gawat darurat mengenal dan menghayati sistirn penanggulangan penderita gawat darurat d unitnya maupun penangguangan penderita gawat darurat nasionat.Semua petugas balk medis maupun pararnedis harus seIau memperhatikan:(1)sopan santun(2)hak dan rahasia medis penderita(3)waktu menunggu tindakan medis(4)kebutuhan rohani penderita(5)kerjasama dan disipin kerja mempunyai prioritas yang tinggi.f) Sernua penderita yang masuk unit gawat darurat harus jelas identitasnya. Interpretasi:

Page 16: Transport Pasien Gawat Darurat

(1)Biodata dan kelengkapan administrasi(2)Catatan medis yang baik(3)Kalau penderita tak dikenal/tak ada keluarga yang mengantar harus diusahakan semaksirnum mungkin untuk mencari dan menahubungi keluarga.

g) Semua penderita yang datang ke unit gawat darurat harus melalu: “Triage Otficer.Interpretasi:Triage adalah sistim:(1) Seleksi problim seorang enderita (dalam keadaan sehari-hari)(2) Seleksi pendenta (dalam Keadaan bencana)

Triage diakukan oleh orang yang paling berpengaarnan dan harus dapat menentukan organ mana tergangg. dan dapat menyebabkan kematian dan menentukan penanggulangannya. Triage otficer dapat seorang dokter ahhl, dokter umum ataupun perawat sesuai dengan kelas atau kebijaksanaan rumah sakit.

h) Unit Gawat Darurat atau Rurnah Sakit clengan pelayanan terbatas harus mempunyai sistem rujukan yang jelas.Interpretasi:Puskesmas dan rumah sakit kelas D yang hanya mampu melakukan resusitasi dan life support sementara, harus mempunyai komunikasi (telepon, radio) dengan rumah sakit kelas iebih tinggi yang terdekat

i) Pendenta-penderita gawat darurat harus mendapa:pengawasan ketat selama ia berada di dalam Unit Gawat Darurat.Interpretasi:Unit Gawat Darurat harus mempunyai peralatan, obat-obatan dan persolania yang memadai untuk melakukannyaPengawasan ini harus dilakukan terus menerus baik di ruang Unit Gawet Darurat maupun sewaktu diangkut ke rumah sakit lain

j) Penunjang pelayanan medis seperti alat, obat dan personalia harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan 24 jam.Interpretasi:(1)Daftar jaga:(a)personalia (dokter. perawat, tenaga administrasi)(b)konsulen(2)Radiologi, laboratorium termasuk hernatologi. biokimia baktenologi dan patologi diatur sesuai dengan kemampuan rumah sakit dan kebutuhan penderita.(3)Depot darah(4)Farmasi sangat penting sehingga persediaan obat-obat infus, plasma expander, alat-alat steril, alat-alat dlsposlble dan linen cukup untuk 24 jam.

Page 17: Transport Pasien Gawat Darurat

k) Penderita keluar dan Unit Gawat Daru rat harus jelas:(1)dimana dirawat(2)peluang(a)keterangan penyakitnya(b)kapan dan kemana kontrol

I) Catatan medis yang iengKap untuk setiap penderitaInterpretasi:(1)Catatan medis harus bekera 24 jam(2)Catatan medis minimum.

harus mencakup:(a)tanggal dan jam tiba(b)resume catatan klinik, laboratorium, x-ray(c)catatan tentang tindakan dan tanggal serta jam dilakukan(d)nama dan tanda tangan petugas medis

3)Personalia dan PimpinanPersonalia Unit Gawat Darurat mulal dan pimpinan, dokter. perawat dan personalia non medis harus memenuhi kwalifikasi tertentu sehingga mampu memberikan pelayanan Penanggu angan Gawat Darurat yang optimal.

Kriteria:a)Jumlah dan kwalitas personalia harus memenuhi syarat(1)Karena ilmu kedokteran gawat darurat tidak diberikan secara “integrated dalam kurikulum Fakultas Kedokteran dan belum lengkap dalam kurikulum pendidikan perawat maka sebaiknya para dokter dan perawat yang akan bekerja di Unit Gawat Darurat atau Puskesmas -harus mendapat kursus tambahan dalarn ilmu kedokteran gawat darurat.(2)Tenaga non medis harus mendapat kursus Penanggulangan Penderita Gawat Darurat sebagai orang awam.(3)Karena Unit Gawat Darurat pada rumah sakit kias A dan B juga tempat belajarnya mahasiswa dan perawat maka sebelum bekerja praktek disitu harus sudah mendapat/ sedang mendapat pelajaran ilmu KedoKteran. gawat darurat. Mereka harus dibawah pengawasan/bimbingan seorang dokter atau perawat dan Unit Gawat Darurat.(4)Jumlah petugas medis disesuaikan dengan beban kerja dan kelas rumah sakit(5)Tenaga non medis selain pekarya juga diperlukan untuk(a)catatan medis(b)keuangan(c)keamanan(d)asuransi-Jasa Raharja Akses

Page 18: Transport Pasien Gawat Darurat

-Astekb)Harus mempunyai skema organisasi muiai dan pimpinan sampai petugas yang palingrendah dengan job description nya dan jalur tanggung jawabnya.c)Pertemuan staf yang reguler untuk menjaga kornunikasi antar petugas dankebiasaan-kebiasaan yang baik.d)Seorang petugas baru sebelum bekerja Sendiri harus mendapat / melalui programorientasi dan “inductione)Harus ada program cara menilai mutu petugas “feedback”.f)Kalau ada petugas yang pindah maka harus diminta pendapatnya tentang Unit GawatDarurat bersangkutan yaitu positif maupun negatifnya dan usul-usul.

Dicatat oleh Tim Mentor Perseptor di 19:53

Reaksi:

PELAYANAN GAWAT DARURAT PRA RUMAH SAKIT DI KOTA MAKASSAR”

Beberapa hari yang lalu pada saat kami tugas jaga di ruang gawat darurat sebuah rumah sakit, seorang dokter bertanya kepada  saya, "Kalo ada orang yang kecelakaan di jalan nomor berapa yang bisa kita hubungi?".  Sesungguhnya pertanyaannya sederhana, namun  butuh pembicaraan yang panjang.  Dokter tersebut merasa sangat bersalah, karena di saat seseorang di depan matanya mengalami kondisi tidak  berdaya, dia sebagai seorang dokter tidak dapat

Page 19: Transport Pasien Gawat Darurat

memberi pertolongan karena pada saat itu dia bersama anaknya yang masih berumur 1 tahun. Dokter tersebut mengatakan setidaknya saya bisa bantu dengan menghubungi call emergency.Kejadian tersebut dialami belum lama berselang, terjadi kecelakaan lalu lintas di jembatan fly over, dimana tidak tampak masyarakat yang umumnya berkerumun untuk segera menolong korban pada saat terjadi peristiwa serupa di jalan-jalan umum biasa.  Sehingga yang tampak korban terbaring tak berdaya dan para pengendara yang lalu lalang hanya sibuk berkonsentrasi dengan arah tujuan masing-masing. 

Suatu pemandangan yang sangat menyentuh.  Mungkin di antara para pengendara hampir semuanya juga ikut terpikir hal yang sama dengan dokter tersebut, tetapi dengan alasan berbagai hal, kenyataannya mereka tidak berani mengambil keputusan untuk sejenak berhenti dan menolong korban. Bahkan mungkin salah satu alasan mereka karena tidak tahu bagaimana cara menolong.  Atau  ..... sudah sebegitu individualisnyakah masyarakat kota Makassar saat ini?Fenomena seperti itu bukanlah hal yang jarang terjadi, bahkan  kerapkali berulang dengan kondisi yang hampir sama.  Kejadian yang mirip pernah juga secara pribadi saya alami namun pada konteks yang berbeda. Waktu itu terjadi tepat di depan rumah tinggal saya yang nota bene sebuah kompleks perumahan. 

Kejadiannya begitu cepat, tiba-tiba saya mendengar  suara kendaraan sepeda motor  dengan kecepatan tinggi.  Saya berniat menengok ke luar, siapa pengendara sepeda motor yang cukup memekakkan telinga itu.  Yang terjadi, pengendara tersebut sudah tersungkur di jalan dengan berlumuran darah.  Secepat itu pula warga kompleks segera memenuhi jalan.  Apa yang mereka lakukan? Ternyata mereka hanya memandangi korban, memberi komentarnya masing-masing sambil mengelilingi korban tanpa berani menyentuh korban. 

Refleks saya langsung segera berlari mendekati korban, memperbaiki posisi korban sambil berteriak minta handuk kecil yang saya simpan di lemari pakaian untuk sekedar menghambat proses perdarahan di kepala korban yang tampak mengucur deras. Di tengah kerumunan warga, salah seorang ibu, dengan ekspresi yang sangat panik, meminta saya memberi minum si korban. tentu saja usul itu tidak bisa saya lakukan, karena korban yang sudah tidak sadarkan diri bila diberi minum akan berisiko fatal. Air minumnya bukan akan tertelan, tetapi malah akan berisiko masuk ke saluran pernapasan korban. Seorang lagi berniat mengangkat korban ke salah satu sepeda motor yang ada untuk segera dibawa ke rumah sakit.  tentu saja orang tersebut dengan niat baik pula tetapi tidak sadar bila ternyata korban tersebut mengalami trauma pada leher dan tulang belakangnya maka akan berakibat fatal bila korban dievakuasi menggunakan sepeda motor.Kedua peristiwa tersebut  merupakan kecelakaan lalu lintas yang memang kejadiannya sangat tinggi.  Secara statistik kecelakaan lalu lintas merupakan pembunuh nomor tiga di Indonesia setelah penyakit jantung dan stroke.  Setiap tahunnya rata-rata 30.000 nyawa melayang di jalan raya. (Hartanto,2004) Namun belajar dari kejadian tersebut, kita bisa melihat dua hal penting, antara lain betapa masyarakat butuh pendidikan dalam hal pertolongan pertama, sehingga korban yang cedera tidak semakin dicederai tanpa sengaja.  Dan kedua kemana panggilan darurat "118" kita? Kenapa di saat-saat demikian kita selalu tidak tahu harus menghubungi siapa untuk penanganan dan transportasi gawat darurat?

Page 20: Transport Pasien Gawat Darurat

Pada kenyataannya di negara kita telah tersedia call emergency atau panggilan darurat "118" sebagaimana "911" di Amerika, atau pun "995" di negara Singapura, cukup keren kedengarannyanya, namun bila kita coba menghubunginya akan terdengar jawaban : "Anda menekan nomor panggilan darurat, untuk sementara fasilitas ini belum dapat digunakan....." Konsep akan adanya safe community (gerakan menuju masyarakat sehat, aman dan sejahtera yang melibatkan peran serta berbagai profesi dan juga masyarakat), sebenarnya telah ada sejak beberapa tahun sebelumnya, dengan landasan Deklarasi Makassar pada tahun 2001 dan ujung tombaknya adalah SPGDT. 

SPGDT atau Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu adalah penanganan gawat darurat bukan hanya di rumah sakit tetapi juga sebelum rumah sakit atau yang disebut pelayanan gawat darurat pra rumah sakit. Pelayanan gawat darurat pra rumah sakit adalah tahapan yang tidak kalah pentingnya dari penangananan gawat darurat setelah di rumah sakit, mencakup mulai kejadian sampai korban dievakuasi ke bagian gawat darurat rumah sakit. Bahkan pada saat terjadinya kecelakaan, maka mulailah berlaku waktu emas (golden period), dan satu jam pertama sebagai jam emas (golden hour). Sehingga konsep pelayanan gawat darurat tersebut selayaknya dipandang sebagai suatu sistem, bukan hanya pada area rumah sakit saja, tetapi semua tahapan yang saling mempengaruhi hasil akhir (outcome) dari seorang korban kecelakaan. Apa yang terjadi pada pra rumah sakit (sebelum tiba di rumah sakit) akan mempengaruhi hasil akhir bagi pasien atau korban.  Begitupun selanjutnya, bagaimana penanganan di rumah sakit akan mempengaruhi outcome yang dicapai pada masa pemulihan bagi korban yang selamat.  Sehingga selayaknyalah konsep sistem pelayanan gawat darurat sudah dapat terlaksana secara utuh..          

Ada beberapa aspek yang harus dibenahi dalam rangka berjalannya pelayanan gawat darurat di masyarakat (pelayanan gawat darurat pra rumah sakit), antara lain:  berapa lama dari saat kejadian korban ditolong, bagaimana penanganan/stabilisasi yang dilakukan, serta berapa lama evakuasi dan transportasi korban.  Sehingga berbasis pada masalah tersebut, maka materi pendidikan dan pelatihan yang ditujukan ke masyarakat antara lain :

-          Basic life support-          Stabilisasi; bebat bidai sederhana dan prinsip immobilisasi.-          Evakuasi -          Transportasi

Pada dasarnya semua segmen masyarakat idealnya sudah dapat memberikan pertolongan pertama mengingat kejadian gawat darurat dapat terjadi kapan saja, di mana saja dan menimpa siapa saja.  Namun prioritas utama masyarakat yang wajib diberikan pelatihan dan pendidikan tersebut, adalah kelompok masyarakat yang berada di lini terdepan, seperti : polisi lalu lintas, guru,  petugas keamanan, sopir atau crew angkutan dan lain-lain.Memang dibutuhkan komitmen yang tinggi baik dari pemerintah yang bisa mengalokasikan anggaran dan supervisi, maupun pihak penyelenggara yang profesional.  Penyelenggara tersebut bertanggung jawab pada berjalannya fungsi call emergency sebagai salah satu perangkat bantuan emergency. Selain itu, juga terdapat semacam Divisi Pelatihan dan Pendidikan Kegawatdaruratan yang dapat benar benar berfungsi bagi semua segmen masyarakat, dalam arti skill yang dihasilkan dapat menyentuh ke pelayanan masyarakat.  Sehingga selayaknya ada organisasi yang berfugsi mengelola secara profesional bantuan emergency tersebut, selain melatih semua segmen masyarakat agar kondisi gawat darurat yang dapat terjadi kapan saja, di

Page 21: Transport Pasien Gawat Darurat

mana saja dan tanpa memilih ada  tidak orang yang dapat menolong di sekitar lokasi kejadian dapat diantisipasi.

Penanganan Gawat Darurat Pra Rumah Sakit di Kota Makassar Tanggung Jawab Siapa ? Patut kita sadari bahwa penanganan gawat darurat di sekitar kita merupakan tanggung jawab kita bersama, maka selayaknyalah kita peduli dengan kejadian di sekitar kita, termasuk kondisi gawat darurat. Karena kondisi tersebut dapat menimpa siapa saja, kapan saja dan di mana saja.  Kita tidak akan pernah tahu, apakah kita atau orang-orang sekitar kita akan bebas dari risiko tersebut.  Bagaimana bila kejadian gawat darurat menimpa kita dan orang-orang yang menyaksikan tidak berespon atau menolong kita?  Tentu saja tidak seorang pun menginginkan hal demikian.  Semua berharap bila harus mengalami kejadian kecelakaan misalnya, segera ada orang yang dapat menolong dengan cara yang benar sehingga tidak semakin menambah cedera, dan tentu saja ingin segera dibawa ke tempat pelayanan yang profesional (rumah sakit) untuk memperoleh penanganan yang tepat. Dengan demikian, ada tiga hal yang harus dimiliki masyarakat kita, yang pertama adalah sikap peduli, kedua adalah paham melakukan tindakan yang benar, dan yang ketiga adalah ada sistem yang mengatur transportasi gawat darurat. Sejatinya negara berkewajiban pada terselenggaranya sistem pelayanan gawat darurat tersebut.  Sebagaimana pelayanan gawat darurat fase pra-rumah sakit yang juga berupa jasa, namun lebih merupakan public goods. Jasa itu dapat disejajarkan dengan prasarana umum (misalnya jalan raya) yang harus diselenggarakan dan dibiayai oleh pemerintah. Pihak swasta sulit diharapkan untuk membiayai sesuatu yang bersifat prasarana umum. Dengan demikian pelayanan gawat darurat pada fase pra-rumah sakit sewajarnyalah dibiayai dari pajak yang dibayarkan oleh rakyat. Realisasi pembiayaan melalui pengaturan secara hukum yang mewajibkan anggaran untuk pelayanan yang bersifat public goods tersebut. Bentuk peraturan perundang-undangan tersebut dapat berupa peraturan pemerintah yang merupakan jabaran dari UU No.23/31992 dan atau peraturan daerah tingkat I (Perda Tk.I). Bercermin dari negara tetangga kita, Malaysia yang memiliki pengalaman angka kejadian dan kematian dari kasus emergency medicine  yang sangat tinggi.  Maka sejak tahun 1993, melakukan perombakan besar-besaran dengan menghasilkan suatu sistem yang diberi nama “Health System Integration”, antara lain dengan menerapkan sistem Pre Hospital Care dan call service (dial 999).Mungkin agak kompleks bila kita harus menunggu pemerintah pusat harus mengatur hal tersebut, kenapa kita tidak mencoba di kota Makassar yang kita cintai. Mulai dari bagaimana mengaktifkan panggilan darurat kita “118” di Kota Makassar, yang tentu saja dengan segala perangkat yang dibutuhkan. Sistem pelayanan yang kita bangun di Kota Makassar tentu saja dapat disesuaikan dengan kondisi kita, termasuk memaksimalkan potensi-potensi yang ada.  Karena pihak pemerintah daerahlah yang paling paham kebutuhan masyarakat setempat, antara lain :

1.      Sistem komunikasi, yakni pengaktifan panggilan darurat “118” sebagai sentral yang dapat menghubungi satelit-satelitnya yaitu di setiap pos penempatan ambulans yang sudah didistribusi di seluruh wilayah Kota Makassar untuk dapat mencapai respon time 5-10 menit saja.

Page 22: Transport Pasien Gawat Darurat

2.      Penempatan ambulans, yakni dapat dipertimbangkan bahwa lokasi Puskesmas di seluruh wilayah Makassar sebagai representasi pembagian wilayah, sehingga Puskesmas bisa menjadi pos-pos ambulans.

3.      SDM, yakni : -         Tenaga tetap, yang siaga 24 jam dibagi per shift terdiri atas :a.      Tim rescuer  (penolong) yaitu : 1 orang driver  dan 1 orang pendamping yang keduanya sudah

terlatih per satu ambulans. b.     Tenaga penunjang (operator telepon, administrasi dan lainnya)-         Tenaga paruh waktu, terdiri dari para relawan termasuk mahasiswa.  Mengingat di kota

Makassar banyak sekolah tinggi kesehatan, adalah suatu kemitraan yang mutualisme bila para mahasiswa kesehatan dapat ikut dilibatkan.  Tentu saja melalui mekanisme tertentu, antara lain : mahasiswa tersebut telah lulus mata kuliah tertentu dan sebelum terlibat langsung akan dilatih melalui proses pendidikan dan pelatihan yang sudah disiapkan oleh organisasi atau badan yang ditunjuk oleh pemerintah.

4.      PendanaanSolusi pendanaan dapat dibebankan ke pihak pemerintah daerah (Jamkesda) bagi masyarakat pada umumnya atau pun kerjasama dengan pihak PT. Askes bagi Pegawai Negeri Sipil, atau asuransi lainnya.  Namun sebagai dana awal hendaknya dapat dianggarkan dari APBD.

5.      Quality controlUntuk menjaga dan meningkatkan kualitas proses operasional pelayanan, hendaknya ada supervisi baik secara berkala maupun yang sifatnya on going evaluation oleh tenaga profesional yang ditunjuk oleh pemerintah.

Pada akhirnya kepada para stakeholder agar dapat duduk bersama membahas apa yang terbaik demi terciptanya sistem “Pelayanan Pra Rumah Sakit di kota Makassar”.  .............Lebih cepat lebih baik..........

Page 23: Transport Pasien Gawat Darurat