transformator tiga phasa dan bagian

41
Transformator Tiga Phasa dan bagian-bagiannya Transformator tiga fasa secara prinsip sama dengan sebuah transfor- mator satu fasa, perbedaan yang paling mendasar adalah pada sistem kelistrikannya yaitu sistem satu fasa dan tiga fasa. Sehingga sebuah transformator tiga fasa bisa dihubung bintang, segi- tiga, atau zig-zag. Transformator tiga fasa banyak diguna- kan pada sistem transmisi dan distribusi tenaga listrik karena pertimbangan eko- nomis. Transformator tiga fasa banyak sekali mengurangi berat dan lebar ke- rangka, sehingga harganya dapat diku- rangi bila dibandingkan dengan peng- gabungan tiga buah transformator satu fasa dengan “rating” daya yang sama. Tetapi transformator tiga fasa juga mempunyai kekurangan, diantaranya bila salah satu fasa mengalami kerusa- kan, maka seluruh transformator harus dipindahkan (diganti), tetapi bila trans- formator terdiri dari tiga buah transfor- mator satu fasa, bila salah satu fasa transformator mengalami kerusakan. Sistem masih bisa dioperasikan dengan sistem “ open delta “.

Upload: jaime-luis-da-costa

Post on 29-Nov-2015

252 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Transformator Tiga Phasa Dan Bagian

Transformator Tiga Phasa dan bagian-bagiannya

Transformator tiga fasa secara prinsip sama dengan sebuah transfor- mator satu fasa, perbedaan yang paling mendasar adalah pada sistem kelistrikannya yaitu sistem satu fasa dan tiga fasa.  Sehingga  sebuah  transformator tiga fasa bisa dihubung bintang, segi- tiga, atau zig-zag.

 Transformator tiga fasa banyak  diguna- kan pada sistem transmisi dan distribusi tenaga listrik karena pertimbangan  eko- nomis. Transformator tiga fasa banyak sekali mengurangi berat dan lebar ke- rangka, sehingga harganya dapat diku- rangi bila dibandingkan dengan peng- gabungan tiga buah transformator satu fasa dengan “rating” daya yang sama.

Tetapi transformator tiga fasa juga mempunyai  kekurangan,  diantaranya bila salah satu fasa mengalami kerusa- kan, maka seluruh transformator harus dipindahkan (diganti), tetapi bila trans- formator terdiri dari tiga buah transfor- mator satu fasa, bila salah satu fasa transformator mengalami kerusakan. Sistem masih bisa dioperasikan dengan sistem “ open delta “. 

Page 2: Transformator Tiga Phasa Dan Bagian

konstruksi bagian luar trafo

Konstruksi Transformator tiga phasa

Secara umum sebuah transformator tiga fasa mempunyai konstruksi hampir sa- ma, yang membedakannya adalah alat bantu dan sistem pengamannya, tergantung pada letak pemasangan, sistem pendinginan, pengoperasian, fungsi dan pemakaiannya.Bagian utama, alat bantu, dan sistem pengaman yang ada pada sebuah transformator daya (Gambar di atas), adalah :

1. Inti Besi Transformator

Seperti telah dijelaskan pada pemba- hasan transformator satu fasa inti besi berfungsi sebagai tempat mengalirnya fluks dari kumparan primer ke kumparan sekunder. Sama seperti transformator satu fasa, berdasarkan cara melilit kumparanya ada dua jenis, yaitu tipe inti dan tipe cangkang (lihat gambar di bawah ini).

Transformator tipe ini (kiri) dan tipe cangkang (kanan)2. Kumparan  Transformator

Kumparan transformator terdiri dari lilitan kawat berisolasi dan membentuk kumparan. Kawat yang dipakai adalah kawat tembaga berisolasi yang berbentuk bulat atau plat.

Page 3: Transformator Tiga Phasa Dan Bagian

Kumparan-kumparan transformator di beri isolasi baik terhadap kumparan lain maupun inti besinya. Bahan isolasi berbentuk padat seperti kertas prespan, pertinak, dan lainnya.

3. Minyak Transformator

Untuk mendinginkan transformator saat beroperasi maka kumparan dan inti transformator direndam di dalam minyak transformator,minyak juga berfungsi sebagai isolasi. Oleh karena itu minyak transformator harus memenuhi persyaratan, sebagai berikut :

Mempunyai  kekuatan  isolasi  (Die-lectric Strength) Penyalur  panas  yang  baik  dengan berat jenis yang kecil, sehingga

partikel-partikel kecil dapat mengendap dengan cepat Viskositas  yang  rendah  agar  lebih mudah bersikulasi dan

kemampuan pendinginan menjadi lebih baik Tidak nyala yang tinggi, tidak mudah menguap Sifat kimia yang stabil.

4. Tangki Transformator

Tangki transformator berfungsi   untuk menyimpan minyak transformator dan sebagai pelindung bagian-bagian transformator yang direndam dalam minyak. Ukuran tangki disesuaikan dengan ukuran inti dan kumparan.

5. Konservator Transformator

Konservator merupakan tabung berisi minyak transformator   yang diletakan pada bagian atas tangki. Fungsinya adalah :

Untuk  menjaga ekspansi atau  meluapnya minyak akibat pemanasan Sebagai saluran pengisian minyak.

 6. Sistem     Pendinginan    Transformator

Sistem pendinginan pada transformator dibutuhkan supaya panas yang timbul pada inti besi dan kumparan dapat disalurkan keluar  sehingga  tidak merusak isolasi didalam transformator. Media yang digunakan pada sistem pendinginan dapat berupa : udara / gas, minyak dan air. Sirkulasinya dilakukan secara   : alamiah (natural) dan atau paksaan (forced).

Page 4: Transformator Tiga Phasa Dan Bagian

Bushing Transformator

7. Bushing TransformatorBushing transformator adalah sebuah konduktor yang berfungsi  untuk menghubungkan kumparan transformator dengan rangkaian luar yang diberi selubung isolator. Isolator juga berfungsi sebagai penyekat antara konduktor dengan tangki transformator. Bahan bushing   adalah terbuat dari porselin yang   tengahnya   berlubang   (Lihat Gambar disamping).

alat pernafasan

8. Alat Pernapasan

Naik turunnya beban transformator dan suhu udara sekeliling transformator, mengakibatkan suhu minyak berubah- ubah mengikuti perubahan tersebut. Bila suhu minyak naik, minyak memuai dan mendesak udara diatas permukaan minyak keluar dari tangki dan bila suhu turun sebaliknya udara akan masuk. Keadaan ini merupakan proses per- napasan   transformator.  Tetapi   udara luar yang lembab akan menurunkan nilai

Page 5: Transformator Tiga Phasa Dan Bagian

tegangan tembus minyak. Untuk mencegah hal itu transformator dilengkapi dengan alat pernafasan (Gambar disamping) yang berupa tabung berisi zat hygrokopis,seperti kristal silikagel.

9. Tap Changer

tap changerTap changer  (Gambar disamping) adalah alat yang berfungsi untuk mengubah perbandingan lilitan transformator untuk mendapatkan  tegangan  operasi  pada sisi sekunder sesuai yang dibutuhkan oleh tegangan jaringan (beban) atau karena tegangan sisi primer yang berubah-ubah.  Tap  changer  (perubahan tap) dapat dilakukan dalam keadaan berbeban (on load) atau keadaan tidak ber-beban (off load). Untuk tranformator distribusi perubahan tap changer dilakukan dalam keadaan tanpa beban.

10. Sirip-sirip Pendingin atau Radiator

Berfungsi untuk memperluas daerah pendinginan, yaitu daerah yang berhubungan langsung dengan udara luar dan sebagai tempat terjadinya sirkulasi panas.

11. Alat Indikator

Page 6: Transformator Tiga Phasa Dan Bagian

Contoh alat indikator level minyak

Alat Indikator digunakan untuk memoni- tor kondisi komponen utama atau media bantu   yang ada didalam transformator saat transformator beroperasi, seperti :

suhu minyak permukaan minyak sistem pendinginan posisi tap

12. Rele Buchholz (Buchholz Relay)

Rele Buchholz biasa disebut juga rele gas, karena bekerjanya digerakan oleh pengembangan gas. Tekanan gas akan timbul bila minyak mengalami kenaikan temperatur yang diakibatkan oleh :

Hubung  singkat  antar  lilitan  padaatau dalam fasa;

Hubung singkat antar fasa; Hubung singkat antar fasa ke tanah; Busur api listrik antar laminasi;

Page 7: Transformator Tiga Phasa Dan Bagian

Busur api listrik karena kontak yang kurang baik.

Gas yang mengembang akan menggerakan kontak-kontak rangkaian alarm atau rangkaian pemutus.

13. Plat Nama

Plat nama transformatorPlat nama yang terdapat pada bagian luar   transformator   sebagai   pedoman saat pemasangan maupun perbaikan. Data-data yang dicantumkan seperti : Phasa dan frekuensi, daya nominal, tegangan primer/ sekunder,kelompok hubungan, arus nominal, % arus hubung.

Cara kerja dan fungsi bagian-bagian Trafo

Setelah mengetahui pengertian dasar dari transformator atau trafo, kali ini akan di coba diulas mengenai cara kerja dan penjelasan singkat mengenai bagian-bagian trafo.

Bagian Utama :

- Inti Besi 

Page 8: Transformator Tiga Phasa Dan Bagian

Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh “Eddy Current”.

Apa arus eddy? Arus Eddy atau yang lebih trend disebut arus pusar, dari kalimatnya saja jelas arus pusar yaitu arus yang terpusar pada satu titik biasnya terjadi pada seluruh mesin listrik yang menggunakan kumparan dan inti besi seperti trafo, motor listrik dan generator.Sebenarnya terjadinya arus pusar akibat dari induksi magnet yang menimbulkan fluks dan menimbulkan arus,dalam hal menimbulkan fluks magnet maka jelas butuh inti besi, nah jika inti besi yang terbuat dari besi yang utuh maka jelas akan terjadi penumpukan arus yang selanjutnya disebut arus pusar atau arus eddy makanya para ahli dalam pembuatan trafo menggunakan inti besi yang berlapis lapis untuk mengidari arus pusar ini karena arus pusar ini bakal menimbulkan panas dimna hal ini tidk diinginkan bukan.

- Kumparan trafo

Beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk suatu kumparan. Kumparan tersebut diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain dengan isolasi padat seperti karton, pertinax dan lain-lain.Umumnya pada trafo terdapat kumparan primer dan sekunder. Bila kumparan primer dihubungkan dengan tegangan/arus bolak-balik maka

Page 9: Transformator Tiga Phasa Dan Bagian

pada kumparan tersebut timbul fluksi yang menginduksikan tegangan, bila pada rangkaian sekunder ditutup (rangkaian beban) maka akan mengalir arus padakumparan ini. Jadi kumparan sebagai alat transformasi tegangan dan arus.

- Kumparan Tersier

Selain kedua kumparan ( primer dan sekunder ) ada beberapa trafo yang dilengkapi dengan kumparan ketiga atau kumparan tersier ( tertiary winding ). Kumparan tersier diperlukan untuk memperoleh tegangan tersier atau untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan tersier selalu dihubungkan delta. Kumparan tersier sering dipergunakan juga untuk penyambungan peralatan bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt, namun demikian tidak semua trafo daya mempunyai kumparan tersier.

- Minyak Trafo

Sebagian besar trafo tenaga kumparan-kumparan dan intinyadirendam dalam minyak-trafo, terutama trafo-trafo tenaga

Page 10: Transformator Tiga Phasa Dan Bagian

yang berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat sebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan bersifat pula sebagai isolasi (daya tegangan tembus tinggi) sehinggaberfungsi sebagai media pendingin dan isolasi.

- Bushing  

Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah busing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut denga tangki trafo.

- Tangki dan Konservator

Khusus jenis trafo tenaga tipe basah, kumparan-kumparan dan intinya direndam dalam minyak - trafo, terutama trafo - trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat sebagai media pemindah panas dan bersifat pula sebagai isolasi (tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi. 

Page 11: Transformator Tiga Phasa Dan Bagian

Untuk itu minyak trafo harus memenuhi persyaratan sbb. :1.      ketahanan isolasi harus tinggi ( >10 kV/mm )2.      Berat jenis harus kecil, sehingga partikel-partikel inert di dalam minyak dapat mengendap dengan cepat.3.      Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan kemampuan pendinginan   menjadi lebih baik.4.      Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat membahayakan.5.      Tidak merusak bahan isolasi padat ( sifat kimia )

Transformator Daya dan Cara Pengujiannya

Harmonisa Transformator (dan Penanganannya)

Mengenal Proses Kerja dan Jenis-Jenis PLTN

Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya (mentransformasikan tegangan). Dalam operasi umumnya, trafo-trafo tenaga ditanahkan pada titik netralnya sesuai dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan/proteksi, sebagai contoh transformator 150/70 kV ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 kV, dan transformator 70/20 kV ditanahkan dengan tahanan di sisi netral 20 kV nya. Transformator yang telah diproduksi terlebih dahulu melalui pengujian sesuai standar yang telah ditetapkan.

Page 12: Transformator Tiga Phasa Dan Bagian

Klasifikasi 

Transformator tenaga dapat di klasifikasikan menurut:

• Pasangan: 

Pasangan dalam Pasanga luar

• Pendinginan

Menurut cara pendinginannya dapat dibedakan sebagai berikut: (lihat Tabel 1) 

• Fungsi/Pemakaian

Transformator mesin Transformator Gardu Induk Transformator Distribusi

• Kapasitas dan Tegangan

Untuk mempermudah pengawasan dalam operasi trafo dapat dibagi menjadi: Trafo besar, Trafo sedang, Trafo kecil. 

Cara Kerja dan Fungsi Tiap-tiap Bagian

Suatu transformator terdiri atas beberapa bagian yang mempunyai fungsi masing-masing:

• Bagian utama

 - Inti besi

 Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh “Eddy Current”.

 - Kumparan trafo

 Beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk suatu kumparan. Kumparan tersebut diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain dengan isolasi padat seperti karton, pertinax dan lain-lain.

 Umumnya pada trafo terdapat kumparan primer dan sekunder. Bila kumparan primer dihubungkan dengan tegangan/arus bolak-balik maka pada kumparan tersebut timbul fluksi yang menginduksikan tegangan, bila pada rangkaian sekunder ditutup (rangkaian beban) maka akan mengalir arus pada kumparan ini. Jadi kumparan sebagai alat transformasi tegangan dan arus.

Page 13: Transformator Tiga Phasa Dan Bagian

- Kumparan tertier

 Kumparan tertier diperlukan untuk memperoleh tegangan tertier atau untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan tertier selalu dihubungkan delta. Kumparan tertier sering dipergunakan juga untuk penyambungan peralatan bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt, namun demikian tidak semua trafo daya mempunyai kumparan tertier.

- Minyak trafo

 Sebagian besar trafo tenaga kumparan-kumparan dan intinya direndam dalam minyak-trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat sebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan bersifat pula sebagai isolasi (daya tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi. Untuk itu minyak trafo harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:    

kekuatan isolasi tinggi penyalur panas yang baikberat jenis yang kecil, sehingga partikel-partikel dalam minyak dapat

mengendap dengan cepat viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan kemampuan pendinginan menjadi

lebih baik titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat membahayakan tidak merusak bahan isolasi padat sifat kimia yang stabil.

- Bushing

 Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah busing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut denga tangki trafo.

- Tangki dan Konservator

 Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo berada (ditempatkan) dalam tangki. Untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan konservator.

• Peralatan Bantu

 - Pendingin

 Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi besi dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, akan merusak

Page 14: Transformator Tiga Phasa Dan Bagian

isolasi di dalam trafo, maka untuk mengurangi kenaikan suhu yang berlebihan tersebut trafo perlu dilengkapi dengan sistem pendingin untuk menyalurkan panas keluar trafo.

 Media yang digunakan pada sistem pendingin dapat berupa: Udara/gas, minyak dan air. Pengalirannya (sirkulasi) dapat dengan cara : 

Alamiah (natural) Tekanan/paksaan (forced).

Macam-macam dan sistem pendingin trafo berdasarkan media dan cara pengalirannya dapat diklasifikasikan seperti pada Tabel 1.

- Tap Changer (perubah tap)

 Tap Changer adalah perubah perbandingan transformator untuk mendapatkan tegangan operasi sekunder sesuai yang diinginkan dari tegangan jaringan/primer yang berubah-ubah. Tap changer dapat dilakukan baik dalam keadaan berbeban (on-load) atau dalam keadaan tak berbeban (off load), tergantung jenisnya.

- Alat pernapasan

 Karena pengaruh naik turunnya beban trafo maupun suhu udara luar, maka suhu minyakpun akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara di atas permukaan minyak keluar dari dalam tangki, sebaliknya bila suhu minyak turun, minyak menyusut maka udara luar akan masuk ke dalam tangki.

 Kedua proses di atas disebut pernapasan trafo. Permukaan minyak trafo akan selalu bersinggungan dengan udara luar yang menurunkan nilai tegangan tembus minyak trafo, maka untuk mencegah hal tersebut, pada ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi tabung berisi kristal zat hygroskopis.

- Indikator

 Untuk mengawasi selama trafo beroperasi, maka perlu adanya indicator pada trafo sebagai berikut:

indikator suhu minyak indikator permukaan minyak indikator sistem pendingin indikator kedudukan tap dan sebagainya.

• Peralatan Proteksi

 - Rele Bucholz

Page 15: Transformator Tiga Phasa Dan Bagian

 Rele Bucholz adalah rele alat/rele untuk mendeteksi dan mengamankan terhadap gangguan di dalam trafo yang menimbulkan gas. 

Gas yang timbul diakibatkan oleh:

a. Hubung singkat antar lilitan pada/dalam phasa  b. Hubung singkat antar phasa  c. Hubung singkat antar phasa ke tanah  d. Busur api listrik antar laminasi  e. Busur api listrik karena kontak yang kurang baik. 

- Pengaman tekanan lebih 

Alat ini berupa membran yang dibuat dari kaca, plastik, tembaga atau katup berpegas, berfungsi sebagai pengaman tangki trafo terhadap kenaikan tekan gas yang timbul di dalam tangki yang akan pecah pada tekanan tertentu dan kekuatannya lebih rendah dari kakuatan tangi trafo.

- Rele tekanan lebih

 Rele ini berfungsi hampir sama seperti rele Bucholz, yakni mengamankan terhadap gangguan di dalam trafo. Bedanya rele ini hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung mentripkan P.M.T.

- Rele Diferensial

 Berfungsi mengamankan trafo dari gangguan di dalam trafo antara lain flash over antara kumparan dengan kumparan atau kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan di dalam kumparan ataupun beda kumparan.

- Rele Arus lebih

 Befungsi mengamankan trafo arus yang melebihi dari arus yang diperkenankan lewat dari trafo terseut dan arus lebih ini dapat terjadi oleh karena beban lebih atau gangguan hubung singkat.

- Rele Tangki tanah

 Berfungsi untuk mengamankan trafo bila ada hubung singkat antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan pada trafo.

- Rele Hubung tanah

 Berfungsi untuk mengamankan trafo bila terjadi gangguan hubung singkat satu phasa ke tanah.

- Rele Termis

Page 16: Transformator Tiga Phasa Dan Bagian

 Berfungsi untuk mencegah/mengamankan trafo dari kerusakan isolasi kumparan, akibat adanya panas lebih yang ditimbulkan oleh arus lebih. Besaran yang diukur di dalam rele ini adalah kenaikan temperatur.

Pengujian Transformator

Pengujian transformator dilaksanakan menurut SPLN’50-1982 dengan melalui tiga macam pengujian, sebagaimana diuraikan juga dalam IEC 76 (1976), yaitu :

- Pengujian Rutin

 Pengujian rutin adalah pengujian yang dilakukan terhadap setiap transformator, meliputi:

pengujian tahanan isolasi pengujian tahanan kumparan pengujian perbandingan belitan Pengujian vector group pengujian rugi besi dan arus beban kosong pengujian rugi tembaga dan impedansi pengujian tegangan terapan (Withstand Test) pengujian tegangan induksi (Induce Test).

- Pengujian jenis

 Pengujian jenis adalah pengujian yang dilaksanakan terhadap sebuah trafo yang mewakili trafo lainnya yang sejenis, guna menunjukkan bahwa semua trafo jenis ini memenuhi persyaratan yang belum diliput oleh pengujian rutin. Pengujian jenis meliputi:    

pengujian kenaikan suhu pengujian impedansi

- Pengujian khusus

 Pengujian khusus adalah pengujian yang lain dari uji rutin dan jenis, dilaksanakan atas persetujuan pabrik denga pmbeli dan hanya dilaksanakan terhadap satu atau lebih trafo dari sejumlah trafo yang dipesan dalam suatu kontrak. Pengujian khusus meliputi :    

pengujian dielektrik pengujian impedansi urutan nol pada trafo tiga phasa pengujian hubung singkat pengujian harmonik pada arus beban kosong pengujian tingkat bunyi akuistik pengukuran daya yang diambil oleh motor-motor kipas dan pompa minyak.

Page 17: Transformator Tiga Phasa Dan Bagian

• Pengujian Rutin

 - Pengukuran tahanan isolasi

 Pengukuran tahanan isolasi dilakukan pada awal pengujian dimaksudkan untuk mengetahui secara dini kondisi isolasi trafo, untuk menghindari kegagalan yang fatal dan pengujian selanjutnya, pengukuran dilakukan antara:

sisi HV - LV sisi HV - Ground sisi LV- Groud X1/X2-X3/X4 (trafo 1 fasa) X1-X2 dan X3-X4 )trafo 1 fasa yang dilengkapi dengan circuit breaker.

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan megger, lebih baik yang menggunakan baterai karena dapat membangkitkan tegangan tinggi yang lebih stabil. Harga tahanan isolasi ini digunakan untuk kriteria kering tidaknya trafo, juga untuk mengetahui apakah ada bagian-bagian yang terhubung singkat.

- Pengukuran tahanan kumparan

 Pengukuran tahanan kumparan adalah untuk mengetahui berapa nilai tahanan listrik pada kumparan yang akan menimbulkan panas bila kumparan tersebut dialiri arus.

 Nilai tahanan belitan dipakai untuk perhitungan rugi-rugi tembaga trafo.

 Pada saat melakukan pengukuran yang perlu diperhatikan adalah suhu belitan pada saat pengukuran yang diusahakan sama dengan suhu udara sekitar, oleh karenanya diusahakan arus pengukuran kecil.

 Peralatan yang digunakan untuk pengukuran tahanan di atas 1 ohm adalah Wheatstone Bridge, sedangkan untuk tahanan yang lebih kecil dari 1 ohm digunakan Precition Double Bridge.

 Pengukuran dilakukan pada setiap fasa trafo, yaitu antara terminal:

 Untuk terminal tegangan tinggi:

 a. Trafo 3 fasa

- fasa A - fasa B - fasa B - fasa C - fasa C - fasa A

b. Trafi 1 fasa

- terminal H1-H2 untuk trafo double bushing - terminal H1-Ground untuk trafo single bushing

Page 18: Transformator Tiga Phasa Dan Bagian

Untuk sisi tegangan rendah

 a. Trafo 3 fasa    

- fasa a - fasa b - fasa b - fasa c - fasa c - fasa a

b. Trafo 1 fasa

 - terminal X1-X4 dengan X2-X3 dihubung singkat.

Pengukuran dengan Wheatstone bridge digunakan untuk tahanan di atas 1 ohm. Rangkaian pengukuran dapat dilihat pada Gambar 1. Pada keadaan seimbang berlaku rumus:

Rx adalah hagra tahanan belitan yang diukur = factor pengali. Pengukuran dengan Precition double bridge digunakan untuk tahanan yang lebih kecil dar 1 ohm. Rangkaian pengukuran seperti Gambar 2. Tahanan yang diukur Rx dapat dihitung dengan menggunakan rumus: 

- Pengukuran perbandingan belitan

 Pengukuran perbandingan belitan adalah untuk mengetahui perbandingan jumlah kumparan sisi tegangan tinggi dan sisi tegangan rendah pada setiap tapping, sehingga tegangan output yang dihasilkan oleh trafo sesuai dengan yang dikehendaki. toleransi yang diijinkan adalah:

 a. 0,5 % dari rasio tegangan atau b. 1/10 dari persentase impedansi pada tapping nominal.

 Pengukuran perbandingan belitan dilakukan pada saat semi assembling yaitu setelah coil trafo di assembling dengan inti besi dan setelah tap changer terpasang, pengujian kedua ini bertujuan untuk mengetahui apakah posisi tap trafo telah terpasang secara benar dan juga untuk pemeriksaan vector group trafo.

 Pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan Transformer Turn Ratio Test (TTR), misalnya merk Jemes G. Biddle Co Cat. No.55005 atau Cat. No. 550100-47.

- Pemeriksaan Vector Group

 Pemeriksaan vector group bertujuan untuk mengetahui apakah polaritas terminal-terminal trafo positif atau negatif. Standar dari notasi yang dipakai adalah ADDITIVE dan SUBTRACTIVE.

- Pengukuran rugi dan arus beban kosong

 Pengukuran ini untuk mengetahui berapa daya yang hilang yang disebabkan oleh rugi histerisis dan eddy current dari inti besi (core) dan besarnya arus yang ditimbulkan oleh kerugian tersebut.

Page 19: Transformator Tiga Phasa Dan Bagian

Pengukuran dilakukan dengan memberikan tegangan nominal pada salah satu sisi dan sisi lainnya dibiarkan terbuka.

- Pengukuran rugi tembaga dan impedansi

 Pengukuran ini bertujuan untum mengetahui besarnya daya yang hilang pada saat trafo beroperasi akibat dari tembaga (Wcu) dan strey loss (Ws) trafo yang digunakan.

 Pengukuran dilakukan dengan memberi arus nominal pada salah satu sisi dan pada sisi yang lain dihubung-singkat, dengan demikian akan terbangkit juga arus nominal pada sisi tersebut, sehingga trafo seolah-olah dibebani penuh.

 Perhitungan rugi beban penuh (Wcu) dan impedansi (Iz), dimana pada waktu pengukuran tahanan belitan (R), Wcu dan Iz dilakukan pada saat suhu rendah (udara sekitar (t)), maka Wcu dan Iz perlu dikoreksi terhadap suhu acuan 75ºC, dimana factor koreksi (a) adalah :

 - Pengujian tegangan terapan (Withstand Test)

 Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji kekuatan isolasi antara kumparan dan body tangki.

 Pengujian dilakukan dengan memberi tegangan uji sesuai denga standar uji dan dilakukan pada:

- sisi tegangan tinggi terhadap sisi tegangan rendah dan body yang di ke tanahkan - sisi tegangan rendah terhadap sisi tegangan tinggi dan body yang di ke tanahkan. - waktu pengujian 60 detik.

- Pengujian tegangan induksi

 Pengujian tegangan induksi bertujuan untuk mengetahui kekuatan isolasi antara layer dari tiap-tiap belitan dan kekuatan isolasi antara belitan trafo. Pengujian dilakukan dengan memberi tegangan supply dua kali tegangan nominal pada salah satu sisi dan sisi lainnya dibiarkan terbuka. Untuk mengatasi kejenuhan pada inti besi (core) maka frekwensi yang digunakan harus dinaikkan sesuai denga kebutuhan. Lama pengujian tergantung pada besarnya frekwensi pengujian berdasarkan rumus:

waktu pengujian maksimum adalah 60 detik.

 - Pengujian kebocoran tangki

 Pengujian kebocoran tangki dilakukan setelah semua komponen trafo terpasang. Pengujian dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kondisi paking dan las trafo. Pengujian dilakukan dengan memberikan tekanan nitrogen (N2) sebesar kurang lebih 5 psi dan dilakukan pengamatan pada bagian-bagian las dan paking dengan memberikan cairan sabun pada bagian tersebut. Pengujian dilakukan sekitar 3 jam apakah terjadi penurunan tekanan.

• Pengujian Jenis (Type Test)

Page 20: Transformator Tiga Phasa Dan Bagian

 - Pengujian kenaikan suhu

 Pengujian kenaikan suhu dimaksudkan untuk mengetahui berapa kenaikan suhu oli dan kumparan trafo yang disebabkan oleh rugi-rugi trafo apabila trafo dibebani. Pengujian ini juga bertujuan untuk melihat apakah penyebab panas trafo sudah cukup effisien atau belum.

 Pada trafo dengan tapping tegangan di atas 5% pengujian kenaikan suhu dilakukan pada tappng tegangan terendah (arus tertinggi), pada trafo dengan tapping maksimum 5% pengujian dilakukan pada tapping nominal.

 Pengujian kenaikan suhu sama dengan pengujian beban penuh, pengujian dilakukan dengan memberikan arus trafo sedemikian hingga membangkitkan rugi-rugi trafo, yaitu rugi beban penuh dan rugi beban kosong.

 Suhu kumparan dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut:

 t adalah suhu sekitar pada saat akhir pengujian.

- Pengujian tegangan impulse

 Pengujian impulse ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dielektrik dari sistem isolasi trafo terhadap tegangan surja petir.

 Pengujian impuls adalah pengujian dengan memberi tegangan lebih sesaat dengan bentuk gelombang tertentu. Bila trafo mengalami tegangan lebih, maka tegangan tersebut hampir didistribusikan melalui effek kapasitansi yang terdapat pada :

- antar lilitan trafo - antar layer trafo - antara coil denga ground.

- Pengujian tegangan tembus oli

 Pengujian tegangan tembus oli dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dielektrik oli. Hal ini dilakukan karena selain berfungsi sebagai pendingin dari trafo, oli juga berfungsi sebagai isolasi.

 Persyaratan yang ditentukan adalah sesuai denga standart SPLN 49 - 1 : 1982, IEC 158 dan IEC 296 yaitu:

 - > = 30 KV/2,5 mm sebelum purifying - > = 50 KV/2,5 mm setelah purifying

 Peralatan yang dapat digunakan misalnya merk Hipotronics type EP600CD. Cara pengujian:

Page 21: Transformator Tiga Phasa Dan Bagian

 - bersihkan tempat sample oli dari kotoran dengan mencucinya dengan oli sampai bersih. - ambil contoh/sample oli yang akan diuji, usahakan pada saat pengambilan sample oli tidak tersentuh tangan atau terlalu lama terkena udara luar karena oli ini sanga sensitive. - tempatkan sample oli padaalat tetes. - nyalakan power alat tetes. - tekan tombol start dan counter akan mencatat secara otomatis sejauh mana kemampuan dielektrik oli tersebut. Setelah counter berhenti dan tombol reset menyala, tekan tombol reset untuk mengembalikan ke posisi semula. - hasil pengujian tegangan tembus diambil rata-ratanya setelah dilakukan 5 (lima) kali dengan selang waktu 2 menit.    

Kesimpulan

1. Kelayakan operasi dari suatu transformator daya dapat ditetapkan setelah melalui tahapan-tahapan pengujian berdasarkan standar yang berlaku.

2. Ketelitian dari proses pengujian transformator daya sangan dipengaruhi oleh temperatur ruang serta ketepatan waktu pelaksanaannya.

3. Keandalan transformator selama masa operasi, sangat ditentukan oleh cara pemeliharaannya, sehingga jadwal waktu pemeliharaan perlu dikaji lebih lanjut. q

Daftar Pustaka

1. IEC 156/1963 “ Method for the determination of electric strength of insulating oils” 19632. IEC 76/1976 “Power Transformer” 1976.3. P.T. Bambang Djaya “ Methode Pengujian Transformator Distribusi” P.T. Bambang Djaya,

Surabaya 1995.4. P.T. PLN “ Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan untuk Transformator Tenagan” Perusahaan

Umum Listrik Negara, Jakarta 1981.5. SPLN 17 : 1979 “Pedoman Pembebanan Transformator Terendam Minyak” Jakarta, 1979.6. SPLN 50 - 1982 “Pengujian Transformator” Jakarta, 1982.

Page 22: Transformator Tiga Phasa Dan Bagian

PT PLN (Persero) UPT Pekanbaru 2012

ABSTRAK

Transformator adalah peralatan penting dalam penyaluran tenaga listrik. Kerusakan pada transformator akan berakibat terputusnya aliran penyaluran tenaga listrik dari pembangkit ke konsumen. Karena itu akan sangat diperlukan sekali perawatan transformator. Termasuk perawatan isolasi yang terdapat didalamnya karena umur trafo sangat bergantung pada kondisi isolasinya. Pada transformator ada 2 macam isolasi yang terdapat didalamnya yaitu isolasi kertas dan isolasi minyak. Pada makalah ini, penulis akan menitikberatkan pembahasan tentang isolasi minyak pada transformator.

Untuk memonitor kondisi minyak trafo kita dapat melakukan pengujian karakteristik minyak trafo. Kemudian hasilnya kita analisa sesuai standar IEEE std C57.106-2006, dimana nanti minyak trafo akan dikategorikan dalam 4 kondisi, dimana masing-masing kondisi mempunyai penanganan yang berbeda-beda untuk kelanjutan penggunan minyak trafo. Dari sinilah diperlukan penanganan yang tepat terhadap minyak trafo agar tidak membahayakan terhadap kehandalan transformator.

PT PLN (Persero) UPT Pekanbaru 2012

BAB 1

LATAR BELAKANG

Transformator adalah peralatan penting dalam penyaluran tenaga listrik. Kerusakan pada transformator akan berakibat terputusnya aliran penyaluran tenaga listrik dari pembangkit ke konsumen sehingga dengan harganya yang relative cukup mahal dan tidak adanya spare (cadangan), akan sangat diperlukan sekali perawatan transformator ataupun mengetahui kondisi transformator itu sendiri. Pada transformator ada 2 macam isolasi yang terdapat didalamnya yaitu isolasi kertas dan isolasi minyak. Pada makalah ini, penulis akan menitikberatkan pada pembahasan mengenai isolasi minyak.

Minyak trafo merupakan salah satu material isolasi cair pada transformator

tenaga yang berfungsiuntukmemisahkan bagianBagian yang

mempunyai beda tegangan agar supaya diantara bagian bagian tersebut tidak terjadi lompatan listrik (flash-over) atau percikan (spark-over). Kegagalan isolasi pada peralatan tegangan tinggi yang terjadi pada saat peralatan sedang beroperasi bisa menyebabkan kerusakan peralatan sehingga efek jangka panjangnya kontinuitas keandalan sistem menjadi terganggu. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk menjaga kualitas dari minyak trafo untuk menjaga kontinuitas

Page 23: Transformator Tiga Phasa Dan Bagian

keandalan system. Mengingat begitu pentingnya minyak trafo sebagai isolasi cair dari transformator tenaga, maka perlu dilakukan monitoring dari kondisi minyak trafo.

Atas dasar itu, penulis mencoba membuat tulisan dengan judul “Oil Treatment pada transformator”.

2

Page 24: Transformator Tiga Phasa Dan Bagian
Page 25: Transformator Tiga Phasa Dan Bagian

PT PLN (Persero) UPT Pekanbaru 2012

BAB 2

ISI

Kemampuan minyak trafo sebagai isolasi cair pada transformator sangat bergantung kepada karakteristik dari minyak trafo. Dapat dikatakan bahwa karakteristik minyak transformator sangat berpengaruh terhadap kinerja dan umur dari transformator. Oleh karena itu untuk mendapatkan kinerja yang baik serta umur yang maksimal dari transformator, kita perlu melakukan monitoring kondisi minyak transformator dengan melihat dari karakteristik minyak trafo tersebut. Berdasarkan IEEE Std C57.106-2006, beberapa standar pengujian kualitas karakteristik dari minyak trafo adalah sebagai berikut:

1.Tegangan Tembus (dielectric strength)

Tegangan tembus minyak trafo (dielectric strength) adalah kemampuan minyak trafo menahan loncatan listrik pada saat terjadi gangguan pada transformator. Dengan metode pengujian IEC 156, cara pengujiannya adalah dengan menambah tegangan pada elektroda sampai terjadinya loncatan api, sehingga dapat diketahui sampai tegangan berapa minyak trafo tersebut dapat menahan terjadinya loncatan api. Tegangan tembus (dielectric strength) biasa dinyatakan dalam kV.

2.Dissipation Factor (power factor)

Dengan metode ASTM D 924 pengukuran power factor adalah untuk mengetahui kerugian dielektrik minyak trafo pada saat dialiri tegangan AC, dimana nantinya rugi dielektrik ini akan berubah menjadi panas. Pengukuran power factor dilakukan pada suhu 25°C dan 100°C dan biasa dinyatakan

3

PT PLN (Persero) UPT Pekanbaru 2012

dalam %. Nilai power factor yang tinggi merupakan indikasi terjadinya kontaminasi pada minyak trafo.

3.Tegangan Permukaan (interfacial tension/IFT)

IFT dalam minyak adalah kekuatan tarikan yang diukur dalam dyne per centimeter untuk, memecahkan lapisan film yang terjadi pada lapisan antara minyak dan air. Pengukuran ini dipergunakan untuk mengetahui oksidasi atau pencemaran yang terjadi pada minyak

Page 26: Transformator Tiga Phasa Dan Bagian

transformator yang diakibatkan karena keasaman yang meningkat, sehingga dapat dikatakan penurunan nilai IFT menunjukan adanya kenaikan nilai keasaman pada minyak transformator. Pengukuran nilai IFT biasa dinyatakan dalam mN/m.

4.Warna

Pengujian warna dari minyak trafo adalah untuk membandingkan warna minyak dengan standar warna yang sesuai ASTM D1500. Warna minyak yang bertambah gelap (angka warna bertambah tinggi)

dari semula yang aslinya jernih, menunjukan telah terjadi oksidasi pada minyak trafo.

5.Kejernihan (visual examination)

Pengujian kejernihan minyak trafo adalah untuk mengetahui tingkat kekeruhan minyak akibat adanya kandungan benda / senyawa lain. Sesuai standar ASTM D 1524, semakin keruh minyak trafo semakin menandakan bahwa telah terjadi pencemaran pada minyak trafo akibat senyawa lain yang timbul sehingga dapat menyebabkan penurunan kualitas minyak trafo sebagai isolasi cair dari transformator.

6.Tingkat Keasaman (Neutralization acidity

number)  Pengukuran neutralizationnumber (acidity) adalah untukmengukur tingkat keasaman

minyak trafo akibat dari proses oksidasi pada minyak trafo. Kadar asam pada minyak trafo dapat menimbulkan terbentuknya senyawa lain. Semakin tinggi kadar asamnya, semakin besar peluang terbentuknya senyawa

4

PT PLN (Persero) UPT Pekanbaru 2012

lain pada minyak trafo. Sesuai standar ASTM D974, kadar keasaman pada minyak trafo biasa dinyatakan dalam mg KOH/g.

7.Kandungan Air (water content)

Page 27: Transformator Tiga Phasa Dan Bagian

Pengukuran kadar air pada minyak trafo adalah untuk mengetahui jumlah kandungan air pada minyak trafo. Kandungan air ini terjadi karena pengembunan udara/gas yang terjadi pada transformator. Dan kandungan air ini sangatlah berbahaya untuk transformator.

Kandungan air yang tinggi dapat mengakibatkan turunnya nilai tegangan tembus minyak trafo, tingginya kerugian dielektrik pada minyak trafo, dan memperbesar kemungkinan terjadinya korosi pada bagian dalam transformator. Sesuai standar ASTM D 1533 biasa dinyatakan dalam ppm (part per million).

8.Oxidation inhibitor content

Dengan metode D2668 pengukuran oxidation inhibitor content adalah untuk mengetahui kadar oxidation inhibitor sebagai

pencegah terjadinya pembentukan senyawa lain pada minyak trafo. Dinyatakan dalam %.

9.Corrosive Sulfur

Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran apakah terjadi corrosive pada bagian dalam transformator. Sesuai metode ASTM D 130 cara pengujiannya dengan mengambil sampel minyak yang kemudian dipanaskan, lalu dioleskan pada tembaga contoh. Kemudian hasilnya dibagi kedalam 4 skala, yaitu 1a, 1b, 2a, 2b, 2c, 2d, 2e, 3a, 3b, 4a, 4b, 4c. Dimana 1 & 2 berarti tidak terjadi corrosive, 3 berarti suspect corrosive, 4 berarti telah terjadi corrosive.

10.Relative density (specific gravity)

Dengan metode ASTM D1298 pengukuran relative density adalah untuk mengukur ratio berat dari minyak dan air pada minyak trafo. Kadar relative density berpengaruh terhadap daya hantar panas dari minyak trafo

5

Page 28: Transformator Tiga Phasa Dan Bagian
Page 29: Transformator Tiga Phasa Dan Bagian

PT PLN (Persero) UPT Pekanbaru 2012

Dengan mengacu kepada standar diatas kita dapat mengetahui kualitas karakteristik dari minyak trafo. Untuk menentukan apakah minyak trafo tersebut masih dalam kondisi yang baik untuk digunakan sebagai isolasi dari transformator tenaga. Apabila dari hasil pengujian diketahui bahwa karakteristik minyak trafo sudah mengalami penurunan dan sudah dibawah standar, perlu dilakukan tindak lanjut untuk memperbaiki karakteristik minyak trafo tersebut sebagai langkah untuk menjaga kehandalan dari transformator tenaga. Berdasarkan standar IEEE 637-1985 kondisi dari minyak trafo dapat dibagi ke dalam 4 (empat) kondisi, yaitu :

Kondisi 1

Pada kondisi ini minyak trafo masih dalam kondisi baik dan penggunaannya masih dapat dilanjutkan tanpa perlu dilakukan tindakan apapun. Standar karakteristik minyak trafo yang memenuhi kondisi 1 dapat dilihat pada table 1.

Kondisi 2

Pada kondisi ini minyak trafo dalam kondisi kurang baik karena telah mengalami perubahan karakteristik.

Minyak trafo yang masuk dalam kondisi ini telah mengalami penurunan tegangan tembus (dielectric strength) dimana penyebabnya adalah timbulnya senyawa- senyawa lain pada minyak trafo. Senyawa yang paling berpengaruh terhadap penurunan tegangan tembus minyak trafo adalah kandungan air minyak trafo yang meningkat melebihi batas standar.

Peningkatan kandungan air ini biasanya disebabkan oleh terjadinya bocor pada seal dinding transformator dan terjadinya kondensasi akibat perubahan suhu. Peningkatan kandungan air pada minyak trafo juga menyebabkan naiknya temperatur minyak trafo.

Berikut adalah tabel kenaikan temperatur minyak trafo berbanding dengan kandungan air pada minyak trafo :

6

PT PLN (Persero) UPT Pekanbaru 2012

Untuk penggunaan lebih lanjut perlu dilakukan tindakan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada peralatan transformator. Tindakan itu adalah rekondisi minyak trafo. Rekondisi adalah suatu proses yang digunakan untuk menghilangkan/mengurangi zat pencemar yang tidak dapat larut dalam minyak, uap dan gas terlarut dengan cara proses vakum atau filter yang lebih sering disebut dengan purifying.

Page 30: Transformator Tiga Phasa Dan Bagian

Kondisi 3

Pada kondisi ini minyak sudah dalam kondisi jelek karena minyak trafo sudah mengalami kenaikan kadar neutralization number (acidity) melebihi batas standar dan penurunan tegangan permukaan (Interfacial Tension/IFT) dibawah batas standar. Ini menandakan minyak trafo ini sudah mengalami perubahan karakteristik ke arah yang tidak baik. Dengan naiknya tingkat keasaman dapat menyebabkan terbentuknya senyawa lain pada minyak trafo semacam sludge (lumpur) dimana akan menyebabkan turunnya kemampuan isolasi dari minyak trafo. Dengan kondisi seperti ini perlu

dilakukan tindakan apabila penggunaan dari minyak trafo ini ingin dilanjutkan. Yaitu perlu dilakukan proses reklamasi terhadap minyak trafo. Reklamasi adalah suatu proses yang digunakan untuk menghilangkan/mengurangi hasil kandungan material pada minyak trafo seperti polar, acidic atau bahan-bahan koloidal yang dapat menurunkan kemampuan isolasi minyak trafo. Biasanya diberikan tambahan zat kimia atau adsorbent seperti fuller earth.

Kondisi 4

Pada kondisi ini minyak trafo sudah mengalami perubahan, sehingga tidak memenuhi batas standar pengujian karakteristik yang ada pada table 1. Sehingga secara teknis minyak trafo ini sudah tidak dapat dilanjutkan penggunaannya karena dapat merusak transformator. Tindakan yang perlu dilakukan apabila minyak trafo masuk dalam kondisi ini adalah penggantian minyak trafo dengan yang baru.

7

PT PLN (Persero) UPT Pekanbaru 2012

BAB 3

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan :

1.Minyak trafo dalam kondisi 1 dapat dilanjutkan penggunannya tanpa perlu ada tindak lanjut terhadap minyak trafo tersebut.

2.Proses rekondisi dilakukan pada minyak trafo yang telah mengalami penurunan tegangan tembus (dielectric strength) dan peningkatan kandungan air (water content). Minyak trafo ini masuk dalam kondisi 2.

3.Proses reklamasi dilakukan pada

Page 31: Transformator Tiga Phasa Dan Bagian

minyak trafo yang telah mengalami kenaikan tingkat keasaman (neutralization number) serta mengalami penurunan tegangan permukaan (interfacial tension/IFT). Minyak trafo ini masuk dalam kondisi 3.

4.Minyak trafo yang sudah tidak memenuhi hampir semua standar karakteristik minyak trafo harus

diganti dengan minyak trafo yang baru. Minyak trafo ini masuk dalam kondisi 4.

Saran :

1.Perlu dilakukan pengujian karakteristik minyak trafo secara rutin untuk menjaga kehandalan dari transformator.

2.Perlu dilakukan tindak lanjut secepatnya terhadap hasil pengujian karakteristik minyak trafo, agar minyak trafo yang masih dalam kondisi 2 maupun 3 tidak berubah menjadi kondisi 4.

PT PLN (Persero) UPT Pekanbaru 2012

Daftar Pustaka :

1.IEE Std C57.106-2006

2.IEE Std 637-1985

3. Penyelidikan operasi rele-rele proteksi4. Untuk menentukan kapasitas pemutus dari circuit breaker 5. Untuk menentukan distribusi arus gangguan dan tingkat tegangan busbar selama gangguan.(Weedy, 1988 : 299)Berdasarkan studi yang telah dilakukan EPRI (Burke and Lawrence,1984; EPRI 1209-1, 1983) bahwa penyebab terjadinya gangguan permanen pada jaringan distribusi seperti gambar 167 berikut.Gambar 167. Persentase gangguan berdasarkan sebabHampir 40% dari gangguan yang diteliti, terjadi pada priode cuaca yangtidak menguntungkan seperti : cuaca hujan, dingin dan salju. Gangguandistribusi terjadi pada satu fase, dua fase atau ketiga fasenya.Hal ini sebabkan bahwa hampir sebagian besar dari panjang salurandistribusi adalah saluran satu fase, setiap gangguan satu fasa hanya mencakup bagian satu fase. Begitu juga bagian tiga fase, beberapa jenis gangguancenderung terjadi dari fase ke tanah. Gangguan yang disebabkan oleh peralatan dan hewan cenderung terjadi dari fase ke tanah. Pohon juga dapatmenyebabkan gangguan satu fase ke tanah pada sistem tiga fase, tetapigangguan fase-fase lebih sering terjadi. Gangguan petir cenderungmenyebabkan gangguan dua atau tiga fase ke tanah pada sistem tiga fase.Gangguan-gangguan tersebut menyebabkan terjadinya :1. Menginterupsi kontinuitas pelayanan daya kepada para konsumenapabi1a gangguan itu sampai menyebabkan terputusnya suatu rangkaian(sircuit) atau menyebabkan keluarnya satu unit pembangkit .2. Penurunan tegangan yang cukup besar menyebabkan rendahnya kualitastenaga listrik dan merintangi kerja normal pada peralatan konsumen.

Page 32: Transformator Tiga Phasa Dan Bagian

DAMAN SUSWANTO : SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK247 3. Pengurangan stabilitas sistim dan menyebabkan jatuhnya generator.4. Merusak peralatan pada daerah terjadinya gangguan itu.Gangguan terdiri dari gangguan temporer atau permanent, rata-rata jumlah gangguan temporer lebih tinggi dibandingkan gangguan permanent.Kebanyakan gangguan temporer di amankan dengancircuit breaker (CB)atau pengaman lainnya.Gangguan permanent adalah gangguan yang menyebabkan kerusakan permanent pada sistem. Seperti kegagalan isolator, kerusakan penghantar,kerusakan pada peralatan seperti transformator atau kapasitor. Pada saluran bawah tanah hampir semua gangguan adalah gangguan permanen.Kebanyakan gangguan peralatan akan menyebabkan hubung singkat.Gangguan permanen hampir semuanya menyebabkan pemutusan/gangguan pada konsumen. Untuk melindungi jaringan dari gangguan digunakan fuse,recloser atau CB.B. Jenis GangguanPada dasarnya gangguan yang sering terjadi pada sistem distribusisaluran 20 kV dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu gangguan daridalam sistem dan gangguan dari luar sistem. Gangguan yang berasal dari luar sistem disebabkan oleh sentuhan daun/pohon pada penghantar, sambaran petir, manusia, binatang, cuaca dan lain-lain. Sedangkan gangguan yangdatang dari dalam sistem dapat berupa kegagalan dari fungsi peralatan jaringan, kerusakan dari peralatan jaringan, kerusakan dari peralatan pemutus beban dan kesalahan pada alat pendeteksi.Klasifikasi gangguan yang terjadi pada jaringan distribusi(Hutauruk,1987 : 4)adalah :a. Dari jenis gangguannya :.1) Gangguan dua fasa atau tiga fasa melalui hubungan tanah2) Gangguan fasa ke fasa3) Gangguan dua fasa ke tanah4) Gangguan satu fasa ke tanah atau gangguan tanah b. Dari lamanya gangguan1) Gangguan permanen2) Gangguan temporer a. Gangguan yang bersifat temporerGangguan yang bersifat temporer ini apabila terjadi gangguan,maka gangguan tersebut tidak akan lama dan dapat normal kembali.Gangguan ini dapat hilang dengan sendirinya atau dengan memutussesaat

Page 33: Transformator Tiga Phasa Dan Bagian

bagian yang terganggu dari sumber tegangannya. Kemudiandisusul dengan penutupan kembali peralatan hubungnya. Apabila

DAMAN SUSWANTO : SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK248 ganggguan temporer sering terjadi dapat menimbulkan kerusakan pada peralatan dan akhirnya menimbulkan gangguan yang bersifat permanen.Salah satu contoh gangguan yang bersifat temporer adalahgangguan akibat sentuhan pohon yang tumbuh disekitar jaringan, akibat binatang seperti burung kelelawar, ular dan layangan.Gangguan ini dapat hilang dengan sendirinya yang disusul dengan penutupan kembali peralatan hubungnya. Apabila ganggguan temporer sering terjadi maka hal tersebut akan menimbulkan kerusakan pada peralatan dan akhirnya menimbulkan gangguan yang bersifat permanen.b. Gangguan yang bersifat permanenGangguan permanen tidak akan dapat hilang sebelum penyebabgangguan dihilangkan terlebih dahulu. Gangguan yang bersifat permanen dapat disebabkan oleh kerusakan peralatan, sehingggagangguan ini baru hilang setelah kerusakan ini diperbaiki atau karenaada sesuatu yang mengganggu secara permanen. Untuk membebaskannya diperlukan tindakan perbaikan atau menyingkirkan penyebab gangguan tersebut. Terjadinya gangguan ditandai dengan jatuhnya pemutus tenaga, untuk mengatasinya operator memasukkantenaga secara manual. Contoh gangguan ini yaitu adanya kawat yang putus, terjadinya gangguan hubung singkat, dahan yang menimpa kawat phasa dari saluran udara, adanya kawat yang putus, dan terjadinyagangguan hubung singkat.