teuku syamsul ramadhan-fst
DESCRIPTION
SisfoTRANSCRIPT
-
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI
PERSEDIAAN BARANG BERBASIS WEB PADA PROGRAM NON REGULER FAKULTAS SAINS
DAN TEKNOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TEUKU SYAMSUL RAMADHAN 204093002670
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI PROGRAM NON REGULER
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2008
-
ABSTRAK
TEUKU SYAMSUL RAMADHAN, Perancangan Sistem Informasi
Persediaan Barang Berbasis Web Pada Program Non Reguler Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. (Di bawah
bimbingan ARIES SUSANTO HT. dan ZAINUL ARHAM)
Program Non Reguler (PNR) Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta adalah suatu Lembaga Pendidikan
yang salah satu kegiatannya melakukan inventarisasi barang yang meliputi
pengajuan, pembelian, pencatatan, dan pendistribusian barang barang baik untuk
keperluan penunjang kegiatan belajar mengajar maupun untuk keperluan pegawai
dalam melaksanakan pekerjaannya dalam melayani mahasiswa dan dosen, serta
pelaporannya. Selama ini proses kegiatan tersebut dilakukan dengan cara yang
manual. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem informasi Persediaan barang
yang terkomputerisasi untuk memberikan informasi ketersediaan barang dengan
waktu yang cepat dan akurat, efisiensi biaya terhadap barang yang akan dibeli
untuk memenuhi kebutuhan akan barang yang benar-benar dibutuhkan oleh
pemakai, dan mengurangi pekerjaan dan tenaga kerja.
Kata Kunci : Sistem, Informasi, Persediaan
VI Bab + XIV + 143 Halaman + 72 Gambar + 5 Lampiran
Daftar Pustaka ( 19 : 2001-2005)
-
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kemudahan dalam penyelesaian Skripsi. Skripsi ini disusun sebagai salah satu
persyaratan akademik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Sains dan
Teknologi, Program Studi Sistem Informasi. Adapun judul Sripsi ini adalah Sistem
Informasi Persediaan Barang Pada Program Non Reguler Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih kepada :
1. Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis sebagai Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
2. Ir. M. Qomarul Huda, M. Kom selaku ketua Program Studi Sistem Informasi dan
Nur Aeni Hidayah, MMSI yang banyak memberikan bantuan kepada penulis
selama ini
3. Aang Subiyakto, M. Kom selaku ketua Program Non Reguler yang banyak
memberikan pelajaran-pelajaran berharga yang belum pernah penulis jumpai
4. Aries Susanto HT, MMSI selaku Dosen Pembimbing I (Pertama) yang banyak
memberikan pengarahan dan masukan selama pengerjaan skripsi ini
5. Dr.Zainul Arham, MSI selaku Dosen Pembimbing II (Kedua) yang banyak
memberikan kemudahan dan bimbingan selama penulisan skripsi ini
6. Ayah dan Nyak yang selalu memberikan doa dan dukungan.
7. Istri tercinta Nuriyah Priatna Dewi yang selalu setia disaat suka maupun duka
vi
-
8. Papap dan Mamah yang selalu mendoakan dan mengingatkan untuk secepatnya
menyelesaikan studi
9. Teman-teman kerja dan seangkatan yang selalu dan siap memberikan bantuan
10. Dan semua pihak yang membantu dengan keikhlasan dalam membantu dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persat
namanya.
Penulisan merasa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh
sebab itu penulis mengharapkan saran dan masukan. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat khususnya untuk bidang Teknologi Informasi.
Jakarta, Juni 2008
Penulis
vii
-
DAFTAR ISI
Halaman Judul ...
Halaman Persetujuan Pembimbing . Halaman Pengesahan Ujian .... Halaman Pernyataan ...
Abstrak ...
Kata Pengantar
Daftar Isi .
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Batasan Masalah .....
1.4 Tujuan Penulisan .....
1.5 Manfaat Penulisan ...
1.6 Metodologi Penelitian
a. Metode Pengumpulan Data .
b. Metode Pengembangan
1.7 Sistematika Penulisan
BAB II Landasam Teori
2.1 Konsep Sistem .
2.2 Konsep Dasar Informasi
2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi ...
2.4. Alat Perancangan Sistem
2.5 Metodelogi Pengembangan Sistem ...
i
ii
iii
iv
v
vi
viii
x
xiii
xiv
1
3
3
4
4
5
6
8
10
13
16
20
39
viii
-
2.6. Basis Data ..
2.7 Sistem Informasi Persediaan Barang ..
2.8 Internet ...
2.9 PHP & MYSQL ......
BAB III Metodologi Penelitian
3.1 Metode Pengumpulan Data ...
3.2 Metode Pengembangan Sistem ..
3.3 Tinjauan Organisasi .
3.4 Analisis Sistem berjalan ..
3.5 Kelebihan dan Kelemahan Sistem yang sedang berjalan ...
3.6 Solusi Pemecahan Masalah ..
3.7 Usulan Rancangan Sistem Persediaan Barang ..
3.8 Diagram Arus Dokumen Usulan ..
3.9 Rancangan Basis Data ..
3.10 Kamus Data ..................
3.11 Struktur Data ................
3.12 Rancangan Menu Program
3.13 Rancangan Masukan .
3.14 Rancangan Keluaran .
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Implementasi .
4.1 Pemeliharaan Sistem ..
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran .
DAFTAR PUSTAKA .
47
53
57
63
70
73
79
84
88
88
90
94
102
111
111
116
122
129
130
139
141
141
143
ix
-
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Karakteristik Sistem .......................................................................................... 13
Gambar 2.2. Simbol-Simbol Bagan Alir Sistem .................................................................... 23
Gambar 2.3. Simbol-Simbol Bagan Alir Program ................................................................ 26
Gambar 2.4. Simbol-Simbol Bagan Alir Proses ................................................................... 26
Gambar 2.5. Simbol Terminator ........................................................................................... 28
Gambar 2.6. Duplikasi Terminator ....................................................................................... 28
Gambar 2.7. Simbol Proses ................................................................................................... 28
Gambar 2.8. Simbol Data Store ............................................................................................ 29
Gambar 2.9. Duplikasi Data Store ........................................................................................ 29
Gambar 2.10. Simbol Alur Data ............................................................................................. 30
Gambar 2.11. Konsep Paket Data ........................................................................................... 30
Gambar 2.12. Konsep Alur Data Menyebar ........................................................................... 31
Gambar 2.13. Konsep Alur Data Mengumpul ........................................................................ 31
Gambar 2.14. Simbol Entitas .................................................................................................. 33
Gambar 2.15. Simbol Relationship ........................................................................................ 33
Gambar 2.16. Simbol Atribut ................................................................................................. 34
Gambar 2.17. Relasi 1 : 1 ...................................................................................................... 34
Gambar 2.18. Relasi 1 : M .................................................................................................... 35
Gambar 2.19. Relasi M : N ................................................................................................... 35
Gambar 2.20. Unary Degree ................................................................................................. 36
Gambar 2.21. Binary Degree ................................................................................................. 36
Gambar 2.22. Ternary Degree ............................................................................................... 37
Gambar 2.23 Tahapan-Tahapan Dalam SDLC ....................................................................... 40
Gambar 2.24 Desain Sistem .................................................................................................. 46
Gambar 3.1 Tahapan-Tahapan Dalam SDLC ....................................................................... 74
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Program Non Reguler
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakata .................... 80
x
-
Gambar 3.3 Diagram Arus Dokumen Sistem Berjalan
Gambar 3.4 Diagram Arus Dokumen Sistem yang Diusulkan
Gambar 3.5 Diagram Konteks Sistem Informasi Persediaan Barang .............................. Gambar 3.6 Diagram Zero Sistem Informasi Persediaan Barang ..................... ... Gambar 3.7 Diagram Level 1 Proses 1.0 Permintaan ..
Gambar 3.8 Diagram Level 1 Proses 2.0 Ketersediaan Barang
Gambar 3.9 Diagram Level 1 Proses 3.0 Pencatatan Barang Keluar Gambar 3.10 Diagram Level 1 Proses 4.0 Data DO & Berita Acara .
Gambar 3.11 Diagram Level 1 Proses 5.0 Pengajuan Gambar 3.12 Diagram Level 1 Proses 6.0 Penawaran Suplier ...... Gambar 3.13 Diagram Level 1 Proses 7.0 PO .
Gambar 3.14 Diagram Level 1 Proses 8.0 Pengeluaran Dana ...
Gambar 3.15 Diagram Level 1 Proses 9.0 Barang Masuk .. Gambar 3.16 Diagram Level 1 Proses 10.0 Laporan ... Gambar 3.17 Entity Relationship Diagram
Gambar 3.18 Database Relational . Gambar 3.19 Bentuk Tidak Normal
Gambar 3.20 Bentuk Normal Ke Satu (1 NF) ........................................................................ Gambar 3.21 Bentuk Normal Ke Dua (2 NF) ......................................................................... Gambar 3.22 Rancangan Menu Program Sistem Persediaan Barang Untuk User Biasa ... Gambar 3.23 Rancangan Menu Program Sistem Persediaan Barang Untuk Bendahara .......
Gambar 3.24 Rancangan Menu Program Sistem Persediaan Barang Untuk Administrator ....
Gambar 3.25 Rancangan Menu Login .... Gambar 3.26 Rancangan Menu Utama .. Gambar 3.27 Rancangan Menu Master Ketersediaan Barang
Gambar 3.28 Rancangan Menu Master Ketersediaan Barang
Gambar 3.29 Rancangan Menu Transaksi Permintaan Barang ..
Gambar 3.30 Rancangan Menu Transaksi Berita Acara .
Gambar 3.31 Rancangan Menu Transaksi DO ...
86
92
95
97
98
98
98
99
99
100
100
101
101
102
104
105
108
109
110
116
116
117
122
122
123
123
124
124
125
xi
-
Gambar 3.32 Rancangan Menu Transaksi Barang Keluar ..
Gambar 3.33 Rancangan Menu Transaksi Pengajuan Barang (Proses 1) .. Gambar 3.34 Rancangan Menu Transaksi Pengajuan Barang (Proses 2) . Gambar 3.35 Rancangan Menu Transaksi Suplier (Proses 1) . Gambar 3.36 Rancangan Menu Transaksi Suplier (Proses 2) . Gambar 3.37 Rancangan Menu Transaksi Purchase Order (PO) .. Gambar 3.38 Rancangan Menu Transaksi Pengeluaran Dana Gambar 3.39 Rancangan Menu Transaksi Barang Masuk .
Gambar 3.40 Rancangan Menu keluaran Gambar 4.1 Bagan Alir Program Menu Login .....................................................................
Gambar 4.2 Bagan Alir Program Menu Utama ................................................................... Gambar 4.3 Bagan Alir Program Menu Master ................................................................... Gambar 4.4 Bagan Alir Program Menu Transaksi .............................................................. Gambar 4.5 Bagan Alir Program Menu Laporan ................................................................. Gambar 4.6 Bagan Alir Program Menu Administrator ........................................................ Gambar 4.7 Bagan Alir Program Menu Sign Out ................................................................ Gambar 4.8 Bagan Alir Program Menu Ganti Pasword ......................................................
125
126
126
127
127
128
128
129
129
130
131
131
131 131
132
132
132
xii
-
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Aspek-Aspek Studi Kelayakan ...
Tabel 2.2 Beberapa Bahan Pertimbangan Evaluasi Aternatif Rancangan ..
Tabel 2.3 Kelebihan dan Kelemahan DBMS . Tabel 3.1 Tabel Struktur Data Permintaan .............................................................................
Tabel 3.2 Tabel Struktur Data Ketersediaan Barang ..............................................................
Tabel 3.3 Tabel Struktur Data Barang Keluar ........................................................................
Tabel 3.4 Tabel Struktur Data Berita Acara ...........................................................................
Tabel 3.5 Tabel Struktur Data DO .......................................................................................... Tabel 3.6 Tabel Struktur Data Pengajuan ............................................................................... Tabel 3.7 Tabel Struktur Data PO ..........................................................................................
Tabel 3.8 Tabel Struktur Data Suplier .....................................................................................
Tabel 3.9 Tabel Struktur Data Barang Masuk ........................................................................ Tabel 3.10Tabel Struktur Data Pengeluaran Dana .................................................................
Tabel 4.1 Tabel Pengujian Black Box Tabel 4.2 Tabel Verifikasi Tahap Analisis Sistem ...........................................................................
Tabel 4.3 Tabel Verifikasi Tahap Desain Sistem ............................................................................
Tabel 4.4 Tabel Verifikasi Tahap Implementasi Sistem .
41
44
48
112
112
112
113
113
114
114
115
115
115
139
140
140
140
xiii
-
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Tampilan Program
Lampiran 2 Kamus Data ...
Lampiran 3 Kode Program ..
Lampiran 4 Pengujian .. Lampiran 5 Dokumentasi .
144
158
160
186
187
-
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya zaman, teknologi semakin memegang peranan
penting dalam dunia bisnis, salah satunya adalah penerapan sistem informasi pada
perusahaan. Perkembangan dunia Teknologi Informasi (TI) akhir-akhir ini semakin
pesat. Perkembangan tersebut membawa dampak yang besar di dalam berbagai aspek
kehidupan, misalnya untuk berkomunikasi dengan seseorang yang berada di luar
negeri dapat dilakukan melalui internet (International Network) dengan berbagai cara
yaitu dengan e-mail (surat elektronik), chatting (berbicara dengan satu atau banyak
orang secara langsung), dan lain-lainnya. Selain itu, perkembangan TI juga
berpengaruh terhadap bidang pekerjaan yaitu dengan menggunakan sistem
komputerisasi untuk efisiensi pekerjaan.
Seiring dengan perkembangan TI pula, sistem informasi pada perusahaan mulai
menggunakan sistem tersebut. Cara ini banyak digunakan karena memudahkan di
dalam pencarian informasi. Selain itu, dengan sistem komputerisasi maka data-data
dapat tersimpan dengan baik dan juga dapat terhindar dari kelalaian-kelalaian apabila
penyimpanan dilakukan secara manual.
Program Non Reguler (PNR) Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta adalah suatu Lembaga Pendidikan yang
salah satu kegiatannya melakukan inventarisasi barang yang meliputi pengajuan,
1
-
pembelian, pencatatan, dan pendistribusian/pengiriman barang barang baik untuk
keperluan penunjang kegiatan belajar mengajar maupun untuk keperluan pegawai
dalam melaksanakan pekerjaannya dalam melayani mahasiswa dan dosen, serta
pelaporannya. Selama ini proses kegiatan tersebut dilakukan dengan cara yang manual.
Dalam setiap pelaksanaan kerjanya sistem komputerisasi sangat diperlukan untuk
menunjang kegiatan yang akan dilaksanakan sehingga pencatatan yang dilakukan lebih
efektif dan efisien serta informasi yang dihasilkan lebih tepat dan akurat. Pada
kegiatan inventarisnya masih menggunakan Microsoft Excel, yang tidak mempunyai
Database Management System ( DBMS ). Dimana Microsoft Excel ini belum bisa
digunakan untuk membuat aplikasi database dengan cepat karena belum dilengkapi
dengan fasilitasfasilitas yang lengkap dan mudah digunakan seperti penggunaan
tomboltombol secara otomatis, data tidak dapat diinput secara otomatis dan
pembuatan laporan tidak dapat dilakukan secara otomatis.
Inventarisasi barang yang apabila tidak dilakukan dengan menggunakan
program aplikasi akan terasa kurang efesien dan tidak akan menghasilkan informasi
yang tepat waktu, dengan ketelitian yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan suatu
sistem inventarisasi yang baik agar dapat meningkatkan kinerja instansi tersebut.
Penulis berharap dengan adanya program aplikasi ini nantinya akan dapat
membantu dalam proses pekerjaan persediaan barang di PNR Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat mengatasi segala kekurangan dan
kendalakendala yang dihadapi oleh sistem sebelumnya dimana nantinya pekerjaan
yang dilakukan akan lebih efektif dan efisien.
2
-
Adapun sistem yang akan dibuat yaitu dengan menggunakan bahasa
pemrograman PHP dimana aplikasi ini lebih mudah dalam penggunaanya dan berbasis
web serta menggunakan database MySql. Aplikasi ini juga diharapkan dapat
mengatasi segala kendala kendala yang dihadapi oleh sistem yang lama dalam proses
persediaan barang. Ada pun judul yang penulis angkat adalah berjudul Perancangan
Sistem Informasi Persediaan Barang Berbasis Web Pada Program Non Reguler
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan diatas, maka permasalahan
yang diajukan adalah bagaimana merancang suatu sistem informasi persediaan barang
berbasis web untuk dapat mencatat dan mengontrol pemakaian barang beserta
laporannya.
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam pembuatan tugas akhir ini adalah :
1. Menginventarisasi barang yang meliputi mencatat pemasukan dan pemakaian
barang, pengajuan barang, serta membuat laporan Ketersediaan barang dalam
periode bulanan pada Pogram Non Reguler Fakultas Sains dan Teknologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
3
-
2. Membuat Aplikasi Sistem Informasi Persediaan Barang dengan menggunakan
bahasa pemograman berbasis web yaitu PHP Versi 5.1.1 dan MySQL Versi
5.0.18 yang menghubungkan pada bangian Umum, Keuangan dan Pemakai yang
mengajukan permintaan barang yang dibutuhkan.
3. Pembuatan Aplikasi ini juga dibuat dengan Xampp Versi win32-1.5.1 dan Text
Editor Macromedia Dreamweaver 8.
1.4. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk :
1. Merancang suatu sistem informasi Persediaan barang yang terintegrasi antara
bagian Umum, Keuangan dan Pemakai yang membutuhkan barang sehingga
membantu penyediaan dan pendistribusian barang yang cepat.
2. Memudahkan dalam mencatat dan mengontrol pemakaian barang, proses
pengolahan dan penyimpanan data barang.
3. Memberikan laporan barang yang cepat dan akurat baik yang masuk maupun
yang keluar berbentuk Digital Document (PDF) dengan periode bulanan.
1.5. Manfaat Penulisan
a. Bagi Penulis
Manfaat dari kegiatan penelitian ini bagi Penulis adalah :
1. Menerapkan Ilmu-ilmu yang diperoleh selama perkuliahan
2. Mengembangkan kemampuan yang dimiliki
4
-
3. Membandingkan teori yang didapatkan diperkuliahan dengan masalah yang
sebenarnya
b. Bagi PNR
Mendukung penyediaan informasi yang cepat, tepat dan akurat mengenai
data data barang yang ada.
c. Bagi Universitas
Manfaat dari kegiatan Penelitian ini bagi Universitas adalah :
a. Mengetaui seberapa jauh mahasiswa mengetahui materi yang diberikan
b. Melatih kesiapan mahasiswa dalam praktek kerja dan penerapan teknik
teknik yang digunakan dilapangan khususnya di bidang Teknik
Informatika/Sistem Informasi.
1.6 Metodologi Penelitian
a. Metode Pengumpulan Data
Metodelogi penelitian yang digunakan dalam penulisan Skripsi antara lain:
1. Wawancara
Pengumpulan data dan mengatahui bagaimana data tersebut
digunakan dan diarsipkan kepada orang yang mengani bagaian tersebut
secara langsung.
5
-
2. Observasi
Melalui observasi kebagian yang berhubungan dengan kegiatan
yang menyangkut persediaan barang, untuk mendapatkan gambaran yang
jelas mengenai pelaksanaan sistem yang berjalan kegiatan ini diperlukan
guna mencari dan mengumpulkan data yang dibutuhkan langsung dari
sumbernya.
3. Angket ( Kuesioner)
Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan untuk
mengumpulkan data dengan cara membagi daftar pertanyaan kepada
responden agar responden tersebut memberikan jawabannya.
4. Studi Pustaka
Mengumpulkan data yang diperoleh dari buku-buku atau literatur
lain yang dapat dijadikan acuan untuk membahas pengembangan sistem
usulan.
b. Metode Pengembangan
Metode yang digunakan adalah Metode Pendekatan Terstruktur untuk
pengembangan Sistem Informasi Persediaan Barang Pada PNR. Adapun tahap
dari metode pengembang terstruktur menurut Abdul Kadir (2003: 398-415)
adalah:
6
-
1. Analisis : Pada tahap ini dilakukan analisa terhadap sistem yang sedang
berjalan dan melakukan pendekatan terhadap kebutuhan - kebutuhan sistem
yang baru.
2. Desain : Pada tahap ini dilakukan desain untuk sistem yang diusulkan yang
mana tahapnya meliputi antara lain :
a. Pembuatan Data Flow Diagram (DFD)
b. Entity Relationship Diagram (ERD)
c. Normalisasi
d. Kamus Data
e. Perancangan Tampilan Sistem (rancangan masukan dan keluaran)
3. Implementasi sistem : Tahapan ini mentransfer hasil rancangan yang telah
dilakukan pada tahap desain yang dilanjukan dengan tahap implementasi
yang terdiri dari :
a. Pemograman
b. Pengujian menggunakan pengujian Black Box
c. Instalasi perangkat keras dan perangkat lunak
4. Operasi dan Pemeliharaaan : Tahapan ini adalah tahapan akhir dari
pembuatan sistem, yaitu tahapan pengoperasian dan pengaplikasian dari
sistem yang sudah jadi untuk di gunakan oleh user.
7
-
1.7. Sistematika Penulisan
Penulisan tugas akhir ini dibagi dalam enam bab dengan sistematika penulisan
sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab I menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah dan batasan
masalah, Tujuan dan Manfaat Penulisan, Metodologi Penelitian dan
Sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan tentang teori yang digunakan sebagai landasan atau
dasar penulisan laporan ini.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Berisi uraian tentang metode penelitian yang digunakan dalam pencarian data
dan metode dalam pengembangan sistem serta tahapan SDLC dari analisis
sampai desain sistem dan juga menguraikan mengenai gambaran perusahaan
sebagai tempat penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan pengaplikasian dan pengoperasian serta pemeliharaan
aplikasi sistem informasi persediaan barang berbasis web pada Program Non
Reguler Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8
-
BAB V PENUTUP
Bab ini menguraikan kesimpulan dari semua pembahasan pada bab-bab
sebelumnya serta saran-saran yang diharapkan dapat berguna bagi
perkembangan program aplikasi ini dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar pustaka atau referensi-referensi baik berupa media cetak
maupun media elektronik yang dijadikan acuan dalam pembuatan sistem ini.
9
-
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem
Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam pendefenisian sistem, yaitu
kelompok yang menekankan pada prosedur dan kelompok yang menekankan pada
pada elemen atau komponennya. Pendekatan yang menekankan pada prosedur
mendefenisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-bersama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk
menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Sedangkan pendekatan sistem yang lebih
menekankan pada elemen atau komponen mendefenisikan sistem sebagai kumpulan
dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (Sutabri,
2003:2)
a. Pengertian Sub Sistem
Sebuah sistem umumnya tersusun atas sejumlah sistem-sistem yang lebih
kecil. Sistem-sistem yang berada dalam sebuah sistem itulah yang disebut
subsistem. (Kadir, 2003:60)
Suatu sistem dapat terdiri dari bagian-bagian sistem atau subsistem.
Contoh, sistem komputer dapat terdiri dari subsistem perangkat keras dan
subsistem perangkat lunak. (Sutabri, 2003:5)
10
-
b. Pengertian Sistem
Setiap sistem terdiri dari struktur dan proses. Struktur sistem merupakan
unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut. Sedangkan proses sistem
menjelaskan cara kerja setiap unsur sistem tersebut dalalm mencapai tujuan
sistem.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa suatu sistem pada
dasarnya sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang
berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Suatu sistem mempunyai maksud tertentu. Ada yang menybutkan maksud
dari suatu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal) dan ada yang
menyebutkan untuk mencapai suatu sasaran (objectives). Tujuan biasanya
dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih luas sementara sasaran memiliki
ruang lingkup yang lebih sempit. (Sutabri, 2003:8-11)
c. Karakteristik Sistem
Model umum sebuah sistem terdiri dari input, proses dan output. Hal ini
merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana mengingat sebuah
sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran sekaligus. Selain itu
sebuah sistem juga memiliki karakteristik dan sifat-sifat yang tertentu, yang
mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun
karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut :
11
-
1. Komponen Sistem (Components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi,
yang bekerja sama membentuk satu kesatuan.
2. Batasan Sistem (Boundary)
Batasan sistem sistem merupakan daerah yang membatasi antara
sistem dengan sistem yang lainnya atau sistem dengan lingkungan luarnya.
3. Lingkungan Luar Sistem (Environtment)
Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem
yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut dengan lingkungan luar
sistem.
4. Penghubung Sistem (Interface)
Sebagai media yang menghubungkan sistem dengan subsistem yang
lain disebut dengan penghubung sistem atau interface.
5. Masukan Sistem (Input)
Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem,
yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal
input).
6. Keluaran Sistem (Output)
Hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran
yang berguna.
12
-
7. Pengolah Sistem (Proses)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah
masukan menjadi keluaran.
8. Sasaran Sistem (Objective)
Suatu sistem mempunyai tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat
deterministik, kalau suatu sistem tidak memeliki sasaran, maka operasi
sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai
sasaran atau tujuan yang telah direncanakan. . (Sutabri, 2003:12-13)
Gambar 2.1 Karakteristik Sistem
(Sutabri, 2003:14)
2.2 Konsep Dasar Informasi
Informasi merupakan proses lebih lanjut dari data yang sudah memiliki nilai
tambah. Informasi dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu :
13
-
a. Informasi Strategis. Informasi ini digunakan untuk mengambil keputusan jangka
panjang.
b. Informasi Taktis. Informasi dibutuhkan untuk mengambil keputusan jangka
menengah.
c. Informasi Teknis. Informasi ini dibutuhkan untuk keperluan operasional sehari-
hari.
Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau
diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Sistem
pengolahan informasi akan mengolah data menjadi informasi atau mengolah data dari
bentuk tak berguna menjadi berguna bagi yang menerimanya. (Sutabri, 2003:17-18)
2.2.1 Lingkungan Informasi
Informasi merupakan salah satu sumber daya penting dalam manajemen
moderen. Banyak keputusan strategis yang bergantung kepada informasi.
Manajemen informasi adalah segala kegiatan yang berkaitan dengan
pemerolehan informasi, penggunaan informasi seefektif mungkin dan juga
pembuangan terhadap informasi (yang tidak berguna lagi) pada waktu yang
tepat. Informasi tidak hanya digunakan untuk kepentingan internal dalam
organisasi, tetapi juga dipakai oleh pihak eksternal ( di luar organisasi). (Kadir,
2003: 26-27)
14
-
2.2.2 Fungsi dan Siklus Informasi
Fungsi informasi adalah menambah pengetahuan atau mengurangi
ketidakpastian pemakai informasi. Informasi yang disampaikan kepada pemakai
mungkin merupakan hasil dari data yang dimasukkan ke dalam pengolahan.
Akan tetapi dalam kebanyakan pengambilan yang kompleks, informasi hanya
dapat menambah kemungkinan kepastian atau mengurangi bermacam-macam
pilihan. Informasi yang disediakan bagi pengambil keputusan memberikan suatu
kemungkinan faktor risiko pada tingkat-tingkat pendapatan yang berbeda.
(Sutabri, 2003:19-20)
Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat becerita
banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data yang diolah untuk menghasilkan
informasi menggunakan suatu model proses yang tertentu. Data yang diolah
melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi
tersebut, membuat suatu keputuasan dan melakukan tindakan, yang berarti
menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data
kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat
suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus.
2.2.3 Kualitas Informasi
Kualitas dari suatu informasi tergantung dari 3 hal, yaitu informasi harus
akurat, tepat pada waktunya dan relevan. Akurat berarti informasi harus bebas
dari kesalahan-kesalahan dan tidak bisa atau menyesatkan. Tepat pada waktunya,
15
-
berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi
yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Relevan, berarti informasi
tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.
2.2.4 Nilai Informasi
Nilai dari informasi ditentukan dua hal, yaitu manfaat dan biaya
mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih
efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Lebih lanjut sebagian besar
informasi tidak dapat persis ditaksirkan keuntungannya dengan suatu nilai uang,
tetapi dapat ditaksir nilai efektifnya. Pengukuran nilai informasi biasanya
dihubungkan dengan analisis cost effectiveness atau cost benefit. (Jogiyanto,
2001 :9-11)
2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan penerapan sistem didalam organisasi untuk
mendukung informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkat manajemen. Telah
diketahui informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen di dalam
pengambilan keputusan. Darimana informasi tersebut bisa didapatkan, informasi
diperoleh dari sistem informasi.
Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi
operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu
16
-
organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-
laporan yang berlaku.
2.3.1 Komponen dan Tipe Sistem Informasi
Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan
istilah blok bangunan (building block) yang terdiri dari blok masukan, blok
model, blok keluaran, blok teknologi, blok basis data dan blok kendali.
a. Blok Masukan (Input Block)
Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi.
b. Blok Model (Model Block)
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model
matematika yang akan memanipulasi data input.
c. Blok Keluaran (Output Block)
Merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yan berguna
untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
d. Blok Teknologi (Technology Block)
Teknologi merupakan tool box dalam sistem informasi. Teknologi
digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan
mangakses data, menghasilkan dan mengirim keluaran dan membantu
pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
17
-
e. Blok Basis Data (Database Block)
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling
berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lainnya.
f. Blok Kendali (Control Block)
Beberapa pengendalian perlu dirancangan dan diterapkan untuk
meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dicegah dan bila
terlanjur terjadi maka kesalahan-kesalahan dapat dengan cepat diatasi.
2.3.2 Perencanaan Sistem Informasi
Perencanaan sistem informasi yaitu bagaimana menerapkan pengetahuan
tentang sistem informasi ke dalam organisasi. Untuk dapat terus maju dan eksis
bila organisasi berkembang sesuai dengan tekologi dan teori organisasi moderen.
Namun demikian hal ini tidak berarti bahwa sistem informasi dan teknologi
informasi sebagai suatu hal yang kaku. Sistem informasi dapat dibentuk sesuai
dengan kebutuhan organisasi.
2.3.3 Pengelolaan Sistem Informasi
Pengelolaan sistem informasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari studi manajemen. Pengelolaan sistem informasi merupakan faktor kunci bagi
keterlaksanaan dan keberhasilan manajemen. Hal ini dapat dimegerti mengingat
semua subsistem manajemen bertopang pada unsur manusia, bagi sebagai
18
-
manajer maupun bawahan, yang ditentukan dengan cara bertingkah laku atau
melakukan perbuatan tertentu yang terarah untuk mencapai tujuan manajemen.
2.3.4 Pengendalian Sistem Informasi
Pengendalian sistem informasi merupakan bagian yang tak dapat
dipisahkan dari pengelolaan sistem informasi, bahkan melaksanakan fungsi yang
sangat penting karena mengamati setiap tahapan dalam proses pengelolaan
informasi. Pengelola sistem informasi perlu memahami dan memiliki
keterampilan manajerial dalam melaksanakan kegiatan pengendalian sistem
informasi.
2.3.5 Penilaian Sistem Informasi
Fungsi utama dari penilaian informasi adalah menyediakan informasi
sebagai bahan pertimbangan untuk membuat keputusan. Penilaian merupakan
komponen penting dalam pengelolaan sistem informasi. Komponen dimaksud,
yakni masukan, proses dan produk. Komponen masukan langkah awal dalam
rangka penyusunan informasi. Komponen proses bertalian dengan transformasi
informasi, sedangkan komponen produk bertalian dengan hasil dan dampak
sistem informasi. Masing komponen-komponen tersebut menuntutnya adanya
penilaian. (Sutabri, 2003:35-46)
19
-
2.3.6 Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen (SIM) merupakan penerapan sistem informasi
di dalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh
semua tingkatan manajemen.
SIM merupakan suatu sistem yang melakukan fungsi-fungsi untuk
menyediakan semua informasi yang mempengaruhi semua operasi organisasi.
SIM merupakan kumpulan dari kumpulan sistem-sistem informasi.
2.3.7 Peranan Sistem Informasi bagi Manajemen
Manajemen membutuhkan informasi untuk mendukung pengambilan
keputusan yang akan dilakukan. Sumber informasi untuk pengambilan keputusan
manajemen bisa didapat dari informasi eksternal dan informasi internal.
Sistem informasi mempunyai peranan yang penting di dalam menyediakan
informasi bagi manajemen semua tingkatan. Supaya informasi yang dihasilkkan
oleh sistem informasi dapat berguna bagi manajemen, maka analis sistem
haruslah mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang diinginkan oleh
manajemen. (Jogiyanto, 2001 :14-20)
2.4. Alat Perancangan Sistem
Pada tahap perancangan sistem ini akan dirancang suatu sistem dalam suatu
bagan yang menunjukkan prosedur-prosedur dari sistem tersebut. Alat yang digunakan
20
-
untuk merancang sistem ada bermacam-macam, diantaranya adalah DFD (Data Flow
Diagram), Bagan Alir (Flow Chart) dan ERD (Entity Relationship Diagram)
2.4.1 Bagan Alir (Flowchart)
Bagan Alir (flowchart) adalah bagan (chart) yang menunjukkkan alir (flow)
di dalam program atau prosedur sistem secara logika. Bagan alir digunakan
terutama untuk alat Bantu komunikasi dan untuk dokumentasi.
a. Bagan Alir Sistem
Bagan alir sistem (system flowchart) merupakan bagan yang
menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini
mejelaskan urut-urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem.
Bagan alir sistem menunjukkan apa yang dikerjakan di sistem. Bagan
alir sistem digambar dengan menggunakan simbol-simbol berikut ini:
Simbol dokumen
Menunjukkan dokumen input dan output baik untuk proses manual, mekanik atau komputer
Simbol kegiatan manual
Menunjukkan pekerjaan manual.
21
-
Simbol Simpanan offline
File non-komputer yang diarsip urut angka (numerical)
File non-komputer yang diarsip urut huruf (alphabetical)
File non-komputer yang diarsip urut tanggal (chronological)
kartu plong
Menunjukkan input atau output yang menggunakan kartu plong (punched card).
Simbol proses
Menunjukkan kegiatan proses dari operasi program komputer.
Simbol operasi luar
Menunjukkan operasi yang dilakukan di luar proses operasi komputer.
Simbol pengurutan offline
Menunjukkan proses pengurutan data di luar proses komputer.
Simbol pita magnetic
Menunjukkan input atau output menggunakan pita magnetik.
Simbol Diskette
Menunjukkan input atau output menggunakan diskette.
Simbol drum magnetic
Menunjukkan input atau output menggunakan drum magnetik.
Simbol pita kertas berlubang
Menunjukkan input atau output menggunakan
pita kertas berlubang.
22
-
Simbol keyboard
Menunjukkan input yang menggunakan on-line keyboard.
Simbol pita control
Nunjukkan penggunaan pita kontrol (controltape) dalam batch control total untuk pencocokan di proses batch processing.
Simbol hubungan komunikasi
Menunjukkan proses transmisi data melalui channel komunikasi.
Simbol garis alir
Menunjukkan arus dari proses.
Simbol penjelasan
Menunjukkan penjelasan dari suatu proses.
Simbol penghubung
Menunjukkan penghubung ke halaman yang masih sama atau ke halaman lain.
Simbol display
Menunjukkan output yang ditampilkan di monitor.
Gambar 2.2. Simbol-Simbol Bagan Alir Sistem1
b. Bagan Alir Dokumen
Bagan alir dokumen (document flowchart) atau disebut juga bagan
alir formulir (form flowchart) atau paperwork flowchart merupakan bagan
1 Landasan Teori, http:// library.gunadarma.ac.id, Tanggal 16 Nopember 2007, Jam 18:08 WIB
23
-
alir yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-
tembusannya.
c. Bagan Alir Skematik
Bagan alir skematik (schematic flowchart) merupakan bagan alir yang
mirip dengan bagan alir sistem, yaitu untuk menggambarkan prosedur di
dalam sistem. Perbedaannya adalah, bagan alir skematik selain
menggunakan simbol-simbol bagan alir sistem, juga menggunakan gambar-
gambar komputer dan peralatan lainnya yang digunakan.
d. Bagan Alir Program
Bagan alir program (program flowchart) merupakan bagan yang
menjelaskan secara rinci langkah-langkah dari proses program. Bagan alir
program dibuat dari derivikasi bagan alir sistem. Bagan alir program dibuat
dengan menggunakan simbol-simbol berikut:
Simbol Input/Output
Digunakan untuk mewakili data input/output.
Simbol Proses
Digunakan untuk mewakili suatu proses.
Simbol garis alir (flow lines symbol)
Digunakan untuk menunjukkan arus dari proses.
Simbol penghubung (connector symbol)
Digunakan untuk menunjukkan sambungan dari bagan alir yang terputus di halaman yang masih sama atau di halaman lainnya.
24
-
Simbol keputusan (decision symbol)
Digunakan untuk suatu penyeleksian kondisi di dalam program.
Simbol proses terdefinisi (predefined process
symbol)
Digunakan untuk menunjukkan suatu operasi yang rinciannya ditunjukkan di tempat lain.
Simbol persiapan (preparation symbol)
Digunakan untuk memberi nilai awal suatu besaran.
Simbol titik terminal (terminal point symbol)
Digunakan untuk menunjukkan awal dan akhir dari suatu proses.
Gambar 2.3. Simbol-Simbol Bagan Alir Program2
e. Bagan Alir Proses
Bagan alir proses (process flowchart) merupakan bagan alir yang
banyak digunakan di teknik industri. Bagan alir ini juga berguna bagi analis
sistem untuk menggambarkan proses dalam suatu prosedur.
2 Landasan Teori, http:// library.gunadarma.ac.id, Tanggal 16 Nopember 2007, Jam 18:08 WIB
25
-
Gambar 2.4. Simbol-Simbol Bagan Alir Proses3
Bagan alir proses selain dapat menunjukkan kegiatan dan simpanan
yang digunakan dalam suatu prosedur, dapat juga menunjukkan jarak
kegiatan yang satu dengan yang lainnya serta waktu yang diperlukan untuk
suatu kegiatan.
2.4.2 Konsep Dasar DFD (Data Flow Diagram)
Data flow diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang
memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu
jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan aliran data
baik secara manual maupun komputerisasi. Untuk memudahkan pembacaan
DFD, maka penggambaran DFD disusun berdasarkan tingkatan atau level dari
atas ke bawah, yaitu :
3 Landasan Teori, http:// library.gunadarma.ac.id, Tanggal 16 Nopember 2007, Jam 18:08 WIB
26
-
a. Diagram Konteks ( Level 0 )
Merupakan diagram paling atas yang terdiri dari suatu proses dan
menggambarkan ruang lingkup proses.
b. Diagram Zero ( Level 1 )
Merupakan diagram yang berada diantara Diagram Konteks dan
Diagram Detail serta menggambarkan proses utama dari DFD.
c. Diagram Detail ( Primitif )
Merupakan penguraian dalam proses yang ada dalam Diagram Zero.
Diagram yang paling rendah dan tidak dapat diuraikan lagi.
Data Flow Diagram (DFD) memiliki empat komponen, yaitu :
a. Terminator atau External Entity atau Kesatuan Luar.
Terminator mewakili entitas external yang berkomunikasi dengan
sistem yang sedang dikembangkan. Terminator merupakan kesatuan di
lingkungan sistem. Yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya
yang berada di lingkungan luar sistem yang akan memberikan input
maupun output dari sistem. Biasanya terminator ini dikenal dengan nama
entitas (external), sumber atau tujuan (source and sink). Terminator dapat
juga berupa departemen, divisi atau sistem diluar sistem yang
berkomunikasi dengan sistem yang dikembangkan.
27
-
Gambar 2.5. Simbol Terminator4
Apabila dalam DFD terdapat lebih dari satu terminator atau external
entity yang sama atau terdapat lebih dari satu garis miring ( / ) atau tanda
asterik ( * ). Seperti gambar 2.6.
Gambar 2.6. Duplikasi Terminator5
b. Proses
Proses sering dikenal dengan nama Bubble, fungsi atau informasi.
Komponen proses manggambarkan bagian dari sistem. Yang
mentransformasikan input ke output, atau dapat dikatakan bahwa
komponen proses menggambarkan transformasi satu input atau lebih
menjadi output.
Gambar 2.7. Simbol Proses6
Dilambangkan dengan lingkaran atau empat persegi panjang tegak
dengan sudut tumpul. Proses diberi nama untuk menerangkan proses atau
kegiatan apa yang sedang atau akan dilaksanakan.
4,5,6 Landasan Teori, http:// library.gunadarma.ac.id, Tanggal 16 Nopember 2007, Jam 18:08 WIB
28
-
c. Data Store ( Penyimpanan Data )
Data store digunakan sebagai saran untuk pengumpulan data. Data
store disimbolkan dengan dua garis horizontal yang paralel dimana tertutup
pada salah satu ujungnya atau dua garis horizontal. Suatu nama perlu
diberikan pada data store menunjukkan nama dari filenya.
Gambar 2.8. Simbol Data Store7
Apabila dalam DFD data store kita gambarkan lebih satu atau terdapat
duplikasinya maka data store tersebut dapat kita identifikasi dengan tanda
garis vertikal (|) atau tanda asterik (*). Seperti gambar 2.9.
Gambar 2.9. Duplikasi Data Store8
d. Alur data ( Data Flow )
Suatu data flow atau alur data dapat dipresentasikan dengan anak
panah yang menunjukkan arah menuju ke dan keluar dari suatu proses.
7,8 Landasan Teori, http:// library.gunadarma.ac.id, Tanggal 16 Nopember 2007, Jam 18:08 WIB
29
-
Alur data ini digunakan untuk menerangkan perpindahan data atau satu
paket data atau informasi dari suatu bagian sistem ke bagian lainnya. Alur
data dapat disimbolkan dengan panah.
Gambar 2.10. Simbol Alur Data9
Ada beberapa konsep yang harus diperhatikan dalam penggambaran
alur data, yaitu :
1. Konsep paket data ( Packets of Data )
Bila dua data atau lebih mengalir dari suatu sumber data yang
sama ke tujuan yang sama dan mempunyai dan harus dianggap
sebagai satu alur data itu mengalir bersamasama sebagai satu paket.
Seperti gambar 2.11.
Gambar 2.11. Konsep Paket Data10
2. Konsep alur data menyebar ( Diverging Data Flow )
Alur data menyebar menunjukkan sejumlah tembusan paket data
yang berasal dari sumber yang sama menuju tujuan yang berbeda, 9,10 Landasan Teori, http:// library.gunadarma.ac.id, Tanggal 16 Nopember 2007, Jam 18:08 WIB
30
-
atau paket data yang kompleks dibagi menjadi beberapa elemen data
yang dikirim ke tujuan yang berbeda atau alur data ini membawa
paket data yang memiliki nilai yang berbeda yang akan dikirim ke
tujuan yang berbeda. Konsep alur data ini dapat dilihat pada gambar
2.12
Gambar 2.12. Konsep Alur Data Menyebar11
3. Konsep alur data mengumpul
Beberapa alur data yang berbeda sumbernya bergabung
bersamasama menuju ke tujuan yang sama seperti gambar 2.13.
Gambar 2.13. Konsep Alur Data Mengumpul12
11,12 Landasan Teori, http:// library.gunadarma.ac.id, Tanggal 16 Nopember 2007, Jam 18:08 WIB
31
-
Syarat-syarat pembuatan DFD adalah :
1. Pemberian nama untuk setiap komponen DFD.
2. Pemberian nomor pada proses DFD.
3. Penggambaran DFD yang seindah mungkin.
4. Penghindaran pembentukan DFD yang rumit.
5. Memastikan DFD yang dibentuk itu konsisten secara logika.
(http:// library.gunadarma.ac.id)
2.4.3 Konsep Dasar Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity Relationship Diagram (ERD) adalah suatu model jaringan (network)
yang menggunakan susunan data yang disimpan dalam sistem secara abstrak.
Tujuan utama dari penggambaran ERD adalah untuk menunjukkan struktur objek
data (entity) dan hubungan (relationship) yang ada pada objek tersebut. ERD
berguna bagi profesional sistem, karena ERD memperlihatkan hubungan antara
data store pada DFD. (Al-Bahra Bin Ladjamudin, 2005 : 142)
a. Komponen utama ERD terdiri dari :
1. Entitas atau objek data (entity)
Adalah sesuatu yang dapat dibedakan dalam dunia nyata dengan
keberadaan yang bebas baik secara fisik maupun secara abstrak
(konsep), mempunyai karakteristik tertentu, dimana informasi yang
berkaitan dengannya dikumpulkan.
32
-
Gambar 2.14. Simbol Entitas13
2. Relasi (relationship)
Adalah hubungan yang terjadi antara instance dari satu atau
lebih tipe entitas. Relationship tidak mempunyai keberadaan fisik
kecuali yang mewarisi dari hubungan entitas tersebut. Relationship
set adalah kumpulan relationship yang sejenis. Simbol yang
digunakan adalah bentuk wajik dan pemberian nama biasanya dengan
menggunakan kata kerja, seperti terlihat pada gambar
Gambar 2.15. Simbol Relationship14
3. Atribut
Adalah sifat dan karakteristik suatu entitas yang menyediakan
penjelasan detail tentang entitas tersebut. Nilai atribut (attribute
value) adalah suatu data aktual atau informasi yang disimpan pada
suatu atribut didalam suatu entitas atau relationship. Terdapat dua
jenis atribut, yaitu identifier (key) yang digunakan untuk menentukan
13,14 Landasan Teori, http:// library.gunadarma.ac.id, Tanggal 16 Nopember 2007, Jam 18:08 WIB
33
-
suatu entitas secara unik, dan descriptor (nonkey attribute) yang
digunakan untuk menspesifikasikan karakteristik dari suatu entitas
yang tidak unik. Bukan hanya entitas yang memiliki atribut tapi
relationship juga dapat memilikinya. Simbol yang digunakan adalah
bentuk oval, seperti terlihat pada gambar
Gambar 2.16. Simbol Atribut15
b. Kardinalitas dalam Relationship
Cardinality Ratio menjelaskan batasan jumlah keterhubungan satu
entitas dengan entitas lainnya. Terdapat tiga jenis Cardinality Ratio, yaitu:
1. 1 : 1 (one to one)
Entity hanya boleh berhubungan dengan satu entity kedua dan
sebaliknya.
Contoh : satu pegawai memiliki satu jabatan (gambar)
Gambar 2.17. Relasi 1 : 116
15,16 Landasan Teori, http:// library.gunadarma.ac.id, Tanggal 16 Nopember 2007, Jam 18:08 WIB
34
-
2. 1 : M (one to many ) atau M : 1 (many to one)
Entity pertama boleh banyak berhubungan dengan entity kedua,
tetapi entity kedua hanya boleh berhubungan dengan satu entity atau
sebaliknya.
Contoh : satu pegawai memiliki banyak proyek
3. M : N (many to many) Gambar 2.18. Relasi 1 : M17
Entity pertama boleh banyak berhubungan dengan Entity kedua
dan sebaliknya.
Contoh : banyak pembeli membeli banyak barang
Gambar 2.19. Relasi M : N18
c. Derajat (tingkat) Relationship
Derajat relationship menyatakan jumlah entitas yang berpartisipasi
dalam suatu Relationship. Terdapat tiga macam derajat dari relationship,
yaitu:
17,18 Landasan Teori, http:// library.gunadarma.ac.id, Tanggal 16 Nopember 2007, Jam 18:08 WIB
35
-
1. Unary Degree ( tingkat satu )
Merupakan suatu Relationship dihubungkan dengan satu Entity,
penghubungnya ada. Relationship ini sering disebut juga Relationship
Rekursif.Contoh :
Gambar 2.20. Unary Degree19
2. Binary Degree ( Derajat Dua )
Merupakan suatu Relationship yang menghubungkan dua Entity
yang berbeda. Relationship ini paling umum digunakan dalam
pembuatan Model data.
Contoh :
Gambar 2.21. Binary Degree20
3. Ternary Degree ( Derajat Tiga )
Merupakan satu Relationship menghubungkan tiga Entity
yang berbeda satu sama lain.
19,20 Landasan Teori, http:// library.gunadarma.ac.id, Tanggal 16 Nopember 2007, Jam 18:08 WIB
36
-
Contoh :
Gambar 2.22. Ternary Degree21
d. Normalisasi
Suatu file yang terdiri dari beberapa grup elemen yang berulang perlu
diorganisirkan kembali. Proses untuk mengorganisirkan file untuk
menghilangkan grup elemen yang berulang sehingga diperoleh bentuk
normal (nilai atribut sudah atomic/tunggal/tidak ganda) disebut normalisasi.
Proses Normalisasi merupakan proses pengelompokan elemen data ke
dalam bentuk tabel yang menyatakan relasi, sehingga terwujud suatu
bentuk yang memudahkan adanya perubahan dengan dampak sekecil
apapun.
e. Bentuk Normalisasi
Bentuk dan tahapan dalam proses normalisasi adalah sebagai berikut:
21 Landasan Teori, http:// library.gunadarma.ac.id, Tanggal 16 Nopember 2007, Jam 18:08 WIB
37
-
1. Bentuk Tidak Normal ( Unnormalized Form )
Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak
ada keharusan mengikuti suatu format tertentu, dapat saja data tidak
lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai
dengan kedatangannya.
2. Bentuk Normal Kesatu (1NF / First Normal Form)
Bentuk normal kesatu mempunyai ciri yaitu setiap data dibentuk
dalam flat file (file data), data dibentuk dalam satu record demi record
dan nilai fieldnya berupa anatomic value atau tunggal. Tidak ada set
atribut yang berulang - ulang atau atribut bernilai ganda (multivalue).
Tiap field hanya mengandung satu pengertian, bukan merupakan
kumpulan data yang mempunyai arti mendua, hanya satu arti saja dan
juga bukanlah pecahan dari beberapa kata sehingga artinya lain.
3. Bentuk Normal Kedua (2NF / Second Normal Form)
Bentuk normal kedua mempunyai syarat yaitu bentuk data telah
memenuhi kriteria bentuk normal pertama. Atribut bukan kunci
haruslah bergantung secara fungsional pada kunci utama atau primary
key, sehingga untuk membentuk normal kedua haruslah sudah
ditentukan kunci field. Kunci field harus unik dan dapat mewakili
atribut lain yang menjadi anggotanya.
38
-
4. Bentuk Normal Ketiga (3NF / Third Normal Form)
Untuk menjadi bentuk normal ketiga maka relasi harus sudah
termasuk dalam bentuk normal kedua dan semua atribut bukan primer
tidak punya hubungan transitif. Dengan kata lain, setiap atribut yang
bukan kunci haruslah bergantung pada primary key dan pada primary
key secara keseluruhan. (http:// library.gunadarma.ac.id)
2.5 Metodelogi Pengembangan Sistem
Untuk mengembangkan suatu sistem informasi, kebanyakan perusahaan
menggunakan suatu metodologi yang disebut metodelogi pengembangan sistem. Yang
dimaksud dengan metodologi ini adalah suatu proses standar yang diikuti oleh
organisasi utuk melaksanakan seluruh langkah yang diperlukan untuk menganalis,
meracang, mengimplementasikan, dan memelihara sistem informasi (Hoffer dkk,
1998)
Seperti yang berlaku pada kebanyakan proses, pengembangan sistem informasi
juga memiliki daur hidup. Daur hidupnya disebut daur pengembangan sistem
informasi (OBrien, 2001) atau secara lebih umum dinamakan SDLC (System
development life cycle) atau daur hidup pengembangan sistem. SDLC merupakan
metodologi klasik yang digunakan untuk pengembangan, memelihara, dan
menggunakan sistem informasi. (Kadir, 2003: 398).
39
-
Secara umum siklus hidup pengembangan sistem terdiri atas lima tahap, yaitu :
a. Analisis sistem
b. Desain Sistem
c. Implementasi system
d. Operasi dan Pemeliharaan
Gambar 2.23 Tahapan-Tahapan Dalam SDLC (Kadir, 2003:399)
2.5.1 Analisis Sistem
Tahapan analisis sistem dimulai karena adanya permintaan terhadap sistem
baru. Permintaan dapat datang dari seorang manajer diluar departemen sistem
informasi atau dari pihak eksekutif yang melihat adanya masalah atau
menemukan adanya peluang baru. Namun, adakalanya inisiatif pengembangan
sistem baru berasal dari bagian yang bertanggung jawab terhadap pengembangan
40
-
sistem informasi, yang bermaksud mengembangkan sistem yang sudah ada atau
mengatasi masalah-masalah yang belum tertangani.
Untuk melaksanakan hal tersebut, dibentuklah proyek baru yang ditangani
dalam bentuk tim, yang melibatkan pemakai, analisis sistem, dan para spesialis
sistem informasi yang lain. Tujuan utama anlisis sistem adalah untuk
menentukan hal-hal detail tentang yang akan dikerjakan oleh sistem yang
diusulkan .
a. Studi Kelayakan
Studi Kelayakan digunakan untuk menentukan kemungkinan
keberhasilan solusi yang diusulkan. Tahap ini berguna untuk memastikan
bahwa solusi yang diusulkan tersebut benar-benar dapat dicapai dengan
sumber daya dan dengan memperhatikan kendala yang terdapat pada
perusahaan serta dampak terhadap lingkungan sekeliling.
Tabel 2.1 Aspek-Aspek Studi Kelayakan
Aspek Pertimbangan
Teknologi Apakah sistem dapat dikembangkan dan
Dioperasikan dengan teknologi yang tersedia? Ekonomi Apakah manfaat sistem lebih besar daripada biaya yang
dikeluarkan (termasuk untuk memenuhi kebutuhan Non-Ekonomi Apakah sistem yang diusulkan memiliki keuntungan
yang tak dapat diukur dengan uang? Organisasi atau Operasional
Apakah level keahlian yang digunakan dalam sistem baru sesuai dengan pegawai yang akan mengoperasikannya?
Jadwal Mungkinkah menerapkan sistem tersebut sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan?
Kendala Hukum, etika, dan yang lain
Apakah sistem yang diusulkan tidak bertentangan dengan etika atau hukum?
(Sumber : Kadir, 2003: 403)
41
-
b. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan untuk menghasilkan spesifikasi
kebutuhan (disebut juga spesifikasi fungsional). Spesifikasi kebutuhan
adalah spesifikasi yang rinci tentang hal-hal yan akan yang dilakukan
sistem ketika diimplementasikan. Spesifikasi ini sekaligus dipakai untuk
membuat kesepakatan antara pengembang sistem, pemakai yang kelak
menggunakan sistem, manajemen, dan mitra kerja yang lain.
Untuk melakukan analisis kebutuhan, analisis sistem biasanya
melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Wawancara
Cara ini merupakan cara yang paling umum dilakukan. Kebutuhan
diperoleh dengan mewawancarai para pemakai dan manajer.
2. Riset terhadap sistem sekarang
Informasi tentang sistem dapat diperoleh dengan mempelajari
formulir pemasukan data atau layar pemasukan data, laporan-laporan
yang tersedia, serta dokumentasi sistem yang berjalan.
3. Observasi lapangan
Untuk memahami sistem yang sedang berjalan, analisis sistem dapat
melakukan kunjungan ke lapangan dan mengamati segala hal yang
sedang berlangsung.
42
-
4. Kuis
Informasi dari pemakai atau manajer bisa diperoleh melalui lembar-
lembar pertanyaan dan mereka diminta untuk mengisi.
5. Pengamatan terhadap sistem serupa
Menggali informasi dari pemakai yang menggunakan sistem serupa
pada tempat lain terkadang bisa dimanfaatkan sebagai bahan
perbandingan dalam membangun sistem yang baru.
6. Protipe
Protipe sangat bermanfaat manakala kebutuhan sangat sulit untuk
diidentifikasi. Dengan membuat protipe dan menunjukkan kepada
pemakai, analisis sistem dapat meminta pemakai untuk memberikan
komentar atau pandangan.
2.5.2 Desain Sistem
Desain sistem dibagi menjadi dua tahapan, yakni Perancangan Konseptual
dan Perancangan Fisik.
Target akhir tahapan ini adalah menghasilkan rancangan yang memenhi
kebutuhan yang ditentukan selama tahapan analisis sistem. Hasil akhirnya berupa
spesifikasi rancangan yang sangat rinci sehingga mudah diwujudkan pada saat
pemograman.
43
-
a. Perancangan Konseptual
Perancangan konseptual sering kali disebut perancangan logis. Pada
perancangan ini, kebutuhan pemakai dan pemecahan masalah yang
teridentifikasi selama tahapan analisis sistem mulai dibuat untuk
diimplementasikan. Ada tiga langkah penting yang dilakukan dalam
perancangan konseptual, yaitu :
1. Evaluasi alternatif rancangan
Digunakan untuk menentukan alternatif-alternatif rancangan
yang bisa digunakan dalam sistem.
Tabel 2.2 Beberapa Bahan Pertimbangan Evaluasi Aternatif Rancangan
Pertimbangan Rancangan Alternatif Rancangan Topologi Jaringan Bus, binatang, cincin, dll Saluran Komunikasi Jalur telepon, kabel koaksial, serat
optik, mikrogelombang, atau satelit Jaringan Komunikasi Sentralisasi, desentralisasi Media Penyimpanan Data Tape, floppy disk, hard disk, atau
cetakan Operasi Ditangani sendiri atau outsourcing Frekuensi Keluaran Seketika, harian, mingguan, dsb Komputer Mainframe, minikomputer, atau
mikrokomputer Pemrosesan Transaksi Batch atau Online
(Sumber : Kadir, 2003: 407-408)
2. Spesifikasi rancangan konseptual
Spesifikasi rancangan ini mencakup elemen-elemen berikut:
44
-
a) Keluaran
Rancangan laporan mencakup frekuensi laporan (harian,
mingguan, dan sebagainya), isi laporan, bentuk laporan, dan
laporan cukup ditampilkan pada layar atau perlu dicetak
b) Penyimpanan Data
Semua data yang diperlukan untuk membentuk laporan
ditentukan lebih detail, termasuk ukuran data (misalnya, nama
barang makimal terdiri dari 25 karakter) dan letaknya dalam
berkas.
c) Masukan
Rancangan masukan meliputi data yang perlu dimasukkan
ke dalam sistem
d) Prosedur Pemrosesan dan operasi
Rancangan ini menjelaskan bagaimana data masukan
diproses dan disimpan dalam rangka untuk menghasilkan
laporan.
3. Menyiapkan laporan rancangan sistem konseptual. Berdasarkan
laporan inilah, prancangan sistem secara fisik dibuat
b. Perancangan Fisik
Pada perancangan fisik, rancangan yang bersifat konseptual diterjemahkan
45
-
dalam bentuk fisik sehingga terbentuk spesifikasi yang lengkap tentang
modul-modul sistem dan antarmuka antarmodul, serta basis data secara
fisik.
Berikut adalah hasil akhir setelah perancangan fisik berakhir :
1. Rancangan keluaran, berupa bentuk laporan dan rancangan dokumen
2. Rancangan masukan, berupa rancangan layar untuk pemasukan data
3. Rancangan antarmuka pemakai dan sistem, berupa rancangan
interaksi antara pemakai dan sistem (menu, ikon, dan lain-lain)
4. Rancangan platform, berupa rancangan yang menentukan perangkat
keras dan perangkat lunak yang digunakan
5. Rancangan basis data, berupa rancangan-racangan berkas dalam basis
data, termasuk penetuan kapasitas masing-masing
6. Rencana pengujian, berisi rencana yang dipakai untuk menguji sistem
Gambar 2.24 Desain Sistem
(Sumber : Kadir, 2003: 398-415)
46
-
2.5.3 Implementasi Sistem
Pada tahap ini terdapat banyak aktivitas yang dilakukan. Aktivitas-aktivitas
yang dimaksud berupa :
a. Pemograman dan pengujian
b. Instalasi perangkat keras dan perangkat lunak
c. Pelatihan kepada pemakai
2.5.4 Operasi dan Pemeliharaaan
Setelah masa sistem berjalan sepenuhnya menggantikan sistem lama,
sistem memasuki pada tahapan operasi dan pemeliharaan. Selama sistem
beroperasi, pemeliharaan sistem tetap diperlukan karena beberapa alasan.
Pertama, mungkin sistem masih menyisakan masalah-masalah yang tidak
terdeteksi selama masa pengujian sistem . Kedua, pemeliharaan diperlukan
karena perubahan bisnis atau lingkungan. Dan ketiga, pemeliharaan juga bisa
dipicu karena kinerja sistem yang menjadi menurun sehingga barangkali
perubahan-perubahan dalam penulisan program.(Kadir, 2003: 400-415)
2.6. Basis Data
Basis data (Database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan
yang diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan
cepat dan mudah. Dapat juga dikatakan bahwa sebuah database adalah kumpulan
47
-
file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan
elektronis. (http:// library.gunadarma.ac.id)
Untuk mengelola basis data diperlukan perangkat lunak yang disebut Database
Management system (DBMS). DBMS adalah perangkat lunak sistem yang
memungkinkan para pemakai membuat, memelihara, mengontrol dan mengakses basis
data dengan cara yang praktis dan efisien. DBMS dapat digunakan untuk
mengakomodasikan berbagai macam pemakai yang memiliki kebutuhan akses yang
berbeda-beda.
Tabel 2.3 Kelebihan dan Kelemahan DBMS Keunggulan Kelemahan
a. Mengendalikan/mengurangi duplikat data b. Menjaga Konsistensi dan Integrasi data c. Memudahkan pemerolehan informasi
yang lebih banyak dari data yang sama disebabkan data dari berbagai bagian dalam organisasi dikumpulkan menjadi satu.
d. Meningkatkan keamanan data dari orang yang tak berwenang
e. Memaksakan penerapan standar f. Dapa menghemat biaya karena data dapat
dipakai oleh banyak departemen g. Menanggulangi konflik kebutuhan
antarpemakai karena basis data dibawah kontrol administrator basis data
h. Meningkatkan tingkat respon dan kemudahan akses bagi pemakai akhir
i. Meningkatkan produktivitas program j. Meningkatkan pemeliharaan melalui
independensi data k. Meningkatkan konkurensi (Pemakai data
oleh sejumlah data) tanpa menimbukan masalah kehilangan informasi atau integritas
l. Meningkatkan layanan backup dan recovery
a. kompleksitas yang tinggi membuat administrator dan pemakai akhir harus benar-benar memahami fungsi-fungsi dalam DBMS agar dapat diperoleh manfaat yang optimal.
b. Ukuran penyimpanan yang dibutuhkan oleh DBMS sangat besar dan memerlukan memori yang besar agar bisa bekerja secara efisien
c. Rata-rata harga DBMS yang handal sangat mahal d. Terkadang DBMS meminta kebutuhan perangkat keras dengan spesifikasi tertentu sehingga
diperlukan biaya tambahan. e. Biaya konversi sistem lama (yang mencakup
biaya pelatihan staf dan biaya untuk jasa konversi) ke sistem baru yang memakai DBMS terkadang sangat mahal melebihi biaya untuk membeli DBMS
f. Kinerja terkadang kalah dengan sistem yang berbasis berkas. Hal ini bisa dipahami karena DBMS ditulis supaya dapat menangani hal-hal yang bersifat umum.
g. Dampak kegagalan menjadi lebih tinggi karena semua pemakai sangat bergantung pada ketersediaan DBMS. Akibatnya, kalau terjadi kegagalan dalam komponen lingkungan DBMS akan membuat operasi dalam organisasi tersendat (terhenti).
(Sumber : Kadir, 2003 :257-268)
48
-
2.6.1 Arsitektur Basis Data
Arsitektur basis data dimaksudkan untuk membuat abtraksi terhadap basis
data. Tujuannya agar DBMS dapat diakses secara efisien tanpa mengharuskan
pemakai tahu detail tentang cara data disimpan dan dipilihara.
ANSI-SPARC (American National Standards Intitute Standards
Palanning and Requirements Comitte) mendefenisikan yang disebut arsitektur
tiga-level pada tahun 1975. Tiga level yang dimaksudkan dalam arsitektur ini,
yaitu :
a. Level Eksternal
Level eksternal yang menyatakan lapisan pandangan atau subskema
adalah level yang berhubungan secara langsung dengan pemakai.
b. Level Konseptual
Menjabarkan data apa yang tersimpan dalam basis data juga
menjabarkan hubungan-hubungan antardata. Level ini biasa dipakai
administrator basis data.
c. Level Internal
adalah level yang berhubungan secara langsung dengan basis data dan
menjabarkan bagaimana data disimpan dalam basis data.
2.6.2 Bahasa Basis Data
Semua DBMS memiliki dua macam bahasa yang digunakan untuk
mengelola dan mengorganisasikan data, yaitu :
49
-
a. Bahasa Definisi Data (DDL)
DDL adalah perintah-perintah yang biasa digunakan oleh
administrator basis data untuk mendefinisikan skema basis data dan juga
subskema.
b. Bahasa Manipulasi Data (DML)
DML adalah perintah-perintah yang digunakan untuk melakukan hal-
hal seperti berikut :
1. Mengambil data pada basis data
2. Menambahkan data pada basis data
3. Mengubah data pada basis data
4. Menghapus data pada basis data
DML dibagi menjadi dua kelompok :
1. DML Prosedural adalah perintah-perintah yang memungkinkan
pemakai menentukan data apa saja yang diperlukan dan bagaimana
cara mendapatkannya.
2. DML Non-Prosedural adalah perintah-perintah yang memungkinkan
pemakai menentukan data apa saja yang diperlukan, tanpa perlu
menyebutkan cara mendapatkannya.
50
-
2.6.3 Model Basis Data
Yang dimaksud dengan model data adalah sekumpulan konsep
terintegrasi yang dipakai untuk menjabarkan data, hubungan antardata, dan
kekangan terhadap data yang digunakan untuk menjaga konsistensi.
a. Model Data relasional
Model data relasional menggunakan sekumpulan tabel
berdimensi dua (yang biasa disebut relasi atau tabel) dengan masing-
masing tabel tersusun atas sejumlah baris dan kolom. Kolom dapat
didefinisikan sebagai satuan data terkecil dalam sebuah tabel yang
mempunyai makna. Baris (sering disebut record) adalah kumpulan
kolom yang menyatakan sustu data yang saling terkait.
Pada model data relasional, kaitan atau asosiasi antara dua buah
tabel disebut hubungan (relationship). Hubungan dapat berupa:
1. 1-1, yakni satu data pada sutau tabel berpasangan dengan hanya
satu data pada tabel lain
2. 1-M, yakni satu data pada sutau tabel berpasangan dengan
banyak data pada tabel lain
Secara konsep, setiap tabel harus memiliki kunci primer. Kunci
primer dapat tersusun dari sebuah kolom atau beberapa kolom.kunci
berperan sebagai identitas yang unik (tidak kembar) untuk masing-
masing baris data. Selain kunci pirmer, terdapat istilah kunci tamu
atau kunci asing (foreign key). Kunci tamu adalah sebuah kolom
51
-
dalam sebuah tabel yang menjadi penghubung dengan kunci primer
pada tabel lain.
DBMS yang menggunakan model data relasional biasa disebut
RDBMS (Relational DataBaseManagement System).
b. Model Data Hierarkis
Model ini sering kali dijabar dalam bentuk pohon terbalik. Di
dalam model ini dikenal istilah orang tua dan anak. Masing-masing
berupa suatu simpul dan terdapat hubungan bahwa setiap anak hanya
bisa memiliki satu orang tua, sedangkan orang tua dapat memiliki
sejumlah anak.
C. Model Data Jaringan
Model data jaringan menyerupai model hirarkis. Namun, ada
perbedaan karena model data jaringan :
1. Tidak mengenal akar
2. Setiap anak bisa memiliki lebih dari satu orang tua
Mengingat bahwa anak bisa memiliki lebih dari sebuah orang
tua, maka model data ini mendukung hubungan M:M.
d. Model Data Berbasis Objek
Model data berbasis objek adalah model data yang menerapkan
teknik pemograman berorientasi objek. Berbeda dengan tiga model
yang telah dibahas di depan, model data berbasis objek mengemas
52
-
data dan fungsi untuk mengakses data (metode) ke dalam bentuk
objek.
DBMS yang menggunakan model ini biasa disebut OODBMS
(Object Oriented DataBase Management System) (Kadir, 2003 : 254-
265).
2.7 Sistem Informasi Persediaan Barang
2.7.1 Pengertian Persediaan
Persediaan merupakan barang yang diperoleh untuk dijual kembali atau bahan untk diolah menjadi barang jadi atau barang jadi yang akan dijual atau barang yang akan digunakan.
2.7.2 Konsep Dasar Persediaan
Berdasarkan pengertian diatas istilah persediaan digunakan untuk
menyatakan barang yang berwujud yaitu: a. Tersedia untuk dijual
b. Masih dalam proses produksi untuk diselesaikan kemudian dijual (barang dalam proses atau pengolahan )
c. Digunakan untuk operasional perusahaan.
2.7.3 Prosedur persediaan
Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal biasanya melibatkan
beberapa orng dalam satu departemen atau lebih,yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam tranaksi perusahaan yang terjadi secara berulang ulang.
Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa suatu system terdiri dari jaringan prosedur sedangkan prosedur merupakan urutan kegiatan klerikal.
53
-
Kegiatan klerikal(klerikal operation) terdiri dari kegiatan berikut ini yang
dilakukan untuk mencatat informasi :
a. Mencatat
b. Menggandakan
c. Menhitung
d. Mengajukan
e. Memilih Suplier
f. Mendistribusi
g. Membandingkan h. Laporan
ada dua macam metode pencatatan persediaan, yaitu :
1. metode mutasi persediaan ( perpectual inventory method)
Setiap mutasi persediaan dicatat dalam kartu persediaan.metode ini
cocok untuk digunakan dalam penentuan biaya bahan baku perusahaan
yang harga pokoknya dikumpulkan dengan metode harga pokok
pesanan
2. metode persediaan fisik ( physical inventory method )
Hanya tambahan persediaan yang dicatat,sedangkan mutasi
berkurangnya persediaan pemakaian tidak dicatat dalam kartu perediaan untuk mengetahui berapa harga pokok persediaan yang dipakai atau
dojual harus dilakukan dengan perhitungan fisik sisa perediaan yang masih ada di gudang pada akhir periode.harga pokok persediaan awal
periode ditambah dengan harga pokok persediaan pada akhir periode merupakan harga pokok persediaan yang dipakai selama periode
akuntansi yang bersangkutan
2.7.3 Sistem dan Prosedur Dengan Sistem Persediaan
Sistem dan prosedur dengan system persediaan nya adalah sebagai berikut :
54
-
a. Prosedur pencatatan produk jadi
b. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual
c. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang diterima kembali dari pembeli
d. Prosedur pencatatan tambahan dan penyesuaian kembali harga pokok persediaan produk dalam proses
e. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli
f. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada
pemasok
g. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang di gudang
h. Prosedur pencatatan tambahan harga pokok persediaan karena
pengembalian barang di gudang
i. Sistem perhitungan fisik persediaan
Http://nin9r0emz.files.wordpress.com
2.7.5 Pencatatan dan pembukuan menurut Keputusan Menteri Agama Republik
Indonesia Nomor 479 Tahun 2003
a. Daftar Permintaan Barang
1. Permintaan Barang yang terpenuhi maupun tidak terpenuhi dibuat
daftar permintaan barang, hal ini sebagai bahan perbandingan dan
pengawasan serta bahan penelaah lebih lebih, mana hasil yang telah
tercapai dan berapa banyak yang belum terpenuhi dengan kemampuan
yang ada. Daftar permintaan barang akan dapat menunjang pelaksanaan tugas berjalan dengan tertib dan lancar disamping sebagai bahan kendali.
2. Daftar permintaan barang memuat :
a). Unit pemohon;
55
-
b). Jumlah jenis barang yang diminta;
c). Tipe/ukuran barang;
d). Jumlah dan jenis barang yang dapat dipenuhi. b. Bukti Pendistribusian barang
1. Tanda Pendisribusian
a). Bon Permintaan barang memuat antara lain :
1). Unit pemohon;
2). Tanggal dan nomor permintaan;
3). Nomor unit barang yang diminta, banyaknya barang;
b). D.O. atau tanda terima barang memuat antara lain :
1). Unit Pemohon;
2). Tanggal dan nomor D.O;
3). Nomor ururt, barang yang diminta banyaknya barang, keterangan;
2. Berita acara
Berita acara memuat antara lain :
a). Hari dan tanggal berita acara;
b). Masing masing pejabat yang setingkat;
c). Kondisi barang.
3. Buku perminataan dan pendistribusian barang
Buku ini memuat dan membukukan semua permintaan baik
permintaan yang dapat dipenuhi maupun yang tidak dapat dipenuhi.
4. Kartu pendistribusian barang
Kartu pendistribusian barang ini berfungsi sebagai kendali.
5. D.O. (delivery order) khusus yang mempunyai administrasi pergudangan D.O ini sebagai bukti pendistribusian barang setiap
permintaan barang yang terpenuhi harus dibuatkan D.O agar tertib
administrasi.
56
-
2.8 Internet
2.8.1 TCP/IP
Agar jaringan internet ini berlaku semestinya harus ada aturan standard
yang mengaturnya karena itu diperlukan suatu protokol internet.
a. Sejarah TCP/IP
Internet Protocol dikembangkan pertama kali oleh Defense Advanced
Research Projects Agency ( DARPA) pada tahun 1970 sebagai awal dari
usaha untuk mengembangkan protokol yang dapat melakukan interkoneksi
berbagai jaringan komputer yang terpisah, yang masing-masing jaringan
tersebut menggunakan teknologi yang berbeda. Protokol utama yang
dihasilkan proyek ini adalah Internet Protocol (IP). Riset yang sama
dikembangkan pula yaitu beberapa protokol level tinggi yang didesain
dapat bekerja dengan IP. Yang paling penting dari proyek tersebut adalah
Transmission Control Protocol (TCP), dan semua grup protocol diganti
dengan TCP/IP suite. Pertamakali TCP/IP diterapkan di ARPANET, dan
mulai berkembang setelah Universitas California di Berkeley mulai
menggunakan TCP/IP dengan sistem operasi UNIX. Selain Defense
Advanced Research Projects Agency (DARPA) ini yang mengembangkan
Internet Protocol, yang juga mengembangkan TCP/IP adalah Department
of defense (DOD).
57
-
b. Protokol
Seperti halnya protokol komunikasi yang lain, maka TCP/IP pun
mempunyai beberapa layer, layer-layer itu adalah :
1. IP (internet protocol) yang berperan dalam pentransmisian paket data
dari node ke node. IP mendahului setiap paket data berdasarkan 4
byte (untuk versi IPv4) alamat tujuan (nomor IP). Internet authorities
menciptakan range angka untuk organisasi yang berbeda. Organisasi
menciptakan grup dengan nomornya untuk departemen. IP bekerja
pada mesin gateaway yang memindahkan data dari departemen ke
organisasi kemudian ke region dan kemudian ke seluruh dunia.
2. TCP (transmission transfer protocol) berperan didalam memperbaiki
pengiriman data yang benar dari suatu klien ke server. Data dapat
hilang di tengah-tengah jaringan. TCP dapat mendeteksi eror atau
data yang hilang dan kemudian melakukan transmisi ulang sampai
data diterima dengan benar dan lengkap.
3. Sockets yaitu merupakan nama yang diberikan kepada subrutin paket
yang menyediakan akses ke TCP/IP pada kebanyakan sistem.
c. Subnets
Meskipun pelanggan individual tidak membutuhkan nomor tabel
jaringan atau menyediakan eksplisit routing, tapi untuk kebanyakan
jaringan class B dapat diatur secara internal sehingga lebih kecil dan versi
58
-
organisasi jaringan yang lebih sederhana. Enterprise network dibangun
dengan menggunakan TCP/IP router box secara komersial. setiap router
mempunyai tabel dengan 255 masukan untuk mengubah satu byte nomor
departmen menjadi pilihan tujuan ethernet yang terhubung ke salah satu
router. (Http://onno.vlsm.org)
2.8.2 Internet
Pada awalnya internet dibagun oleh Departemen Pertahanan Amerika
Serikat dalam rangka untuk melakukan hubungan dengan para ilmuwan dan
profesor universitas di seluruh dunia. Kini internet dapat digunakan oleh siapa
saja untuk melakukan akses informasi apa saja dan bahkan untuk melakukan
transaksi bisnis.
Supaya bisa berhubungan dengan internet, seorang pemakai dapat
mengakses komputer pada komputer yang terkoneksi ke internet. Alternatif lain,
cukup melakukan pengaksesan pada waung-warung internet (warnet).
Koneksi jutaan komputer di internet ditangani dengan menggunakan
protokol TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). Protokol ini
mensyaratkan bahwa setiap komputer di dalam jaringan internet harus memiliki
identitas yang unik yang dinamakan nomor atau alamat IP. Nomor ini terdiri dari
empat bilangan dengan masing-masing bernilai antara 0 sampai dengan 255, dan
antar bilangan dipisahkan dengan oleh tanda titik. Contoh alamat IP:
128.252.115.5.
59
-
Umumnya alamat IP dinyatakan dengan nama domain. Hal ini didasarkan
kenyataan bahwa mengingat suatu nama, misalnya ugm.ac.id lebih gampang
diingat daripada mengingat alamat IP seperti 128.252.115.5. Sistem yang
memetakan domain ke alamat IP disebut Domain Name Server (DNS). Server ini