tesis wis mpung 01
TRANSCRIPT
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 1/128
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam semua bidang
kehidupan. Dengan manajemen, kinerja sebuah organisasi dapat berjalan
secara maksimal. Dengan manajemen yang baik, maka sebuah institusi
pendidikan akan dapat berkembang secara optimal sebagaimana
diharapkan. Manajemen pendidikan di Indonesia merupakan titik sentral
dalam mewujudkan tujuan pembangunan Sumber Daya Manusia. Dalam
pengamatannya, manajemen pendidikan di Indonesia masih belum
menampakkan kemampuan profesional sebagaimana yang diinginkan,
masalah manajemen pendidikan merupakan salah satu masalah pokok yang
menimbulkan krisis dalam dunia pendidikan Indonesia. Kondisi ini
disebabkan karena tidak adanya tenaga-tenaga administrator pendidikan
yang profesional.
Oleh karena itu, hal penting yang harus dipertimbangkan bagi sebuah
institusi pendidikan adalah adanya tenaga administrator pendidikan yang
profesional. Dalam pengelolaan administrasi pendidikan, diperlukan kualitas
personil yang memadai, dalam arti penempatan orang yang tepat sesuai
dengan kompetensi yang diperlukan untuk kinerja yang efektif dan efisien.
Stoner dalam Wahjosumidjo (2007: 95), mengatakan bahwa seorang
manajer atau seorang kepala sekolah pada hakikatnya adalah seorang
perencana, organisator, pemimpin, dan seorang pengendali. Menurut Stoner
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 2/128
2
ada delapan macam fungsi seorang manajer yang perlu dilaksanakan dalam
suatu organisasi, yaitu bahwa para manajer:
(a). Bekerja dengan, dan melalui orang lain;
(b). Bertanggungjawab dan mempertanggungjawabkan;
(c). Dengan waktu dan sumber yang terbatas mampu menghadapi berbagai
persoalan;
(d). Berpikir secara realistik dan konseptual;
(e). Adalah juru penengah;
(f). Adalah seorang politisi;
(g). Adalah seorang diplomat; dan
(h). Pengambil keputusan yang sulit.
Kedelapan fungsi manajer yang dikemukakan oleh Stoner tersebut
tentu saja berlaku pada setiap manajer dari organisasi apapun termasuk
kepala sekolah, sehingga kepala sekolah yang berperan mengelola kegiatan
sekolah harus mampu mewujudkan kedelapan fungsi dalam perilaku sehari-
hari. Walaupun pada pelaksanaannya sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor
sumber daya manusia seperti para guru, staf, siswa, orang tua siswa, dana,
sarana, suasana, dan faktor lingkungan di mana sekolah itu berada.
Sagala (2007: 88), menyatakan bahwa kepala sekolah adalah orang
yang diberi tugas dan tanggung jawab mengelola sekolah, menghimpun,
memanfaatkan, dan menggerakkan seluruh potensi sekolah secara optimal
untuk mencapai tujuan. Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan dan
pengajaran di sekolah tidak terlepas dari peranan kepala sekolah dalam
meningkatkan produktifitas dan prestasi guru . Kepala sekolah sebagai
manajer diharapkan memiliki kemampuan merencanakan,
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 3/128
3
mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan usaha anggota
organisasi, serta mendayagunakan seluruh sumber daya organisasi dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Yukl (2007: 232), menyatakan bahwa dalam rangka pelaksanaan
tugas-tugas manajerial paling tidak dibutuhkan tiga hal keterampilan, yaitu:
technical skill, human skill, and conceptual skill . Menurut Yukl (2007: 232),
keterampilan teknikal merupakan kecakapan dan keahlian yang harus dimiliki
oleh manajer meliputi pengetahuan tentang metode, proses, dan
perlengkapan untuk melakukan aktifitas khusus dari unit organisatoris
manajer itu. Keterampilan teknis juga meliputi pengetahuan faktual tentang
organisasi (peraturan, struktur, sistem manajemen, dan karakteristik
karyawan), pengetahuan tentang produk, dan jasa organisasi (spesifikasi
teknis, kekuatan, dan keterbatasan). Keterampilan hubungan manusia
meliputi pengetahuan mengenai perilaku manusia, proses kelompok,
kemampuan untuk mengerti perasaan, sikap, dan motivasi dari orang lain,
serta kemampuan untuk mengkomunikasikan dengan jelas dan persuasif.
Keterampilan hubungan manusia seperti empati, wawasan sosial, daya tarik,
kebijaksanaan, diplomasi, sifat persuasif, dan kemampuan komunikasi lisan
penting untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan kerja sama
dengan para bawahan, atasan, rekan sejawat, dan orang luar. Keterampilan
konseptual meliputi kemampuan analitis, berpikir logis, membentuk konsep,
pemikiran yang induktif, dan pemikiran deduktif. Dalam arti umumnya,
keterampilan konseptual termasuk penilaian yang baik, dapat melihat ke
depan, intuisi, kreativitas, kemampuan untuk menemukan arti dan
keteraturan dalam peristiwa yang tidak pasti, serta ambigu.
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 4/128
4
Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam semua bidang
kehidupan. Dengan manajemen, kinerja sebuah organisasi dapat berjalan
secara maksimal. Demikian juga dengan lembaga pendidikan. Dengan
manajemen yang baik, maka sebuah institusi pendidikan akan dapat
berkembang secara optimal sebagaimana diharapkan. Manajemen
pendidikan di Indonesia merupakan titik sentral dalam mewujudkan tujuan
pembangunan Sumber Daya Manusia. Dalam pengamatannya, manajemen
pendidikan di Indonesia masih belum menampakkan kemampuan profesional
sebagaimana yang diinginkan, masalah manajemen pendidikan merupakan
salah satu masalah pokok yang menimbulkan krisis dalam dunia pendidikan
Indonesia. Kondisi ini disebabkan karena tidak adanya tenaga-tenaga
administrator pendidikan yang profesional. Oleh karena itu, hal penting yang
harus dipertimbangkan bagi sebuah institusi pendidikan adalah adanya
tenaga administrator pendidikan yang profesional. Dalam pengelolaan
administrasi pendidikan, diperlukan kualitas personil yang memadai, dalam
arti penempatan orang yang tepat sesuai dengan kompetensi yang
diperlukan untuk kinerja yang efektif dan efisien. Faktor manajemen
merupakan salah satu faktor yang dapat memberikan efek terhadap prestasi
belajar siswa.
Seiring dengan diberlakukannya otonomi daerah, maka telah terjadi
perubahan paradigma dalam pengelolaan pendidikan yang antara lain telah
memunculkan suatu model dalam manajemen pendidikan, yaitu school
based management. Model manajemen ini pada dasarnya memberikan
peluang yang sangat besar (otonomi) kepada sekolah untuk mengelola
dirinya sesuai dengan kondisi yang ada serta memberikan kesempatan
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 5/128
5
kepada masyarakat (stakeholders ) untuk ikut berpartisipasi aktif dalam
penyelenggaraan pendidikan. Konsekuensi dari pelaksanaan manajemen
berbasis sekolah dalam setiap satuan, jenis, dan jenjang pendidikan antara
lain sangat diperlukan adanya kemampuan manajerial yang cukup memadai
dari kepala sekolah dan didukung oleh adanya kinerja guru yang profesional.
Mulyasa, (2004:4) rendahnya kualitas sumber daya manusia
merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan
perkembangan ekonomi nasional. Penataan sumber daya manusia perlu
diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan melalui sistem
pendidikan yang berkualitas baik pada jalur pendidikan formal, informal,
maupun non formal, mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi.
Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa tentang pentingnya pengembangan
sistem pendidikan yang berkualitas perlu lebih ditekankan, karena berbagai
indikator menunjukkan bahwa pendidikan yang ada belum mampu
menghasilkan sumber daya sesuai dengan perkembangan masyarakat dan
kebutuhan pembangunan.
Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh
keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang
tersedia di sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen
pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru. Kepala
sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan,
administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan
pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana. Hal tersebut
menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 6/128
6
kepala sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif
dan efisien.
Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi yang sangat berpengaruh
dan menentukan kemajuan sekolah harus memiliki kemampuan administrasi,
memiliki komitmen tinggi, dan luwes dalam melaksanakan tugasnya.
Kepemimpinan kepala sekolah yang baik harus dapat mengupayakan
peningkatan kinerja guru melalui program pembinaan kemampuan tenaga
kependidikan. Oleh karena itu kepala sekolah harus mempunyai kepribadian
atau sifat-sifat dan kemampuan serta keterampilan-keterampilan untuk
memimpin sebuah lembaga pendidikan. Dalam perannya sebagai seorang
pemimpin, kepala sekolah harus dapat memperhatikan kebutuhan dan
perasaan orang-orang yang bekerja sehingga kinerja guru selalu terjaga.
Sardiman (2005:125) mengemukakan bahwa guru adalah salah satu
komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan
dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang
pembangunan. Oleh karena itu, guru yang merupakan salah satu unsur di
bidang kependidikan harus berperan secara aktif dan menempatkan
kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan
masyarakat yang semakin berkembang. Dalam hal ini guru tidak semata-
mata sebagai pengajar yang melakukan transfer ilmu pengetahuan, tetapi
juga sebagai pendidik yang melakukan transfer nilai-nilai sekaligus sebagai
pembimbing yang memberikan pengarahkan dan menuntun siswa dalam
belajar.
Dengan kemampuan profesional manajemen pendidikan, kepala
sekolah diharapkan dapat menyusun program sekolah yang efektif,
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 7/128
7
menciptakan iklim sekolah yang kondusif dan membangun unjuk kerja
personel sekolah serta dapat membimbing guru melaksanakan proses
pembelajaran. Di sekolah, kepala sekolah senantiasa berinteraksi dengan
guru bawahannya, memonitor dan menilai kegiatan mereka sehari-hari.
Rendahnya kinerja guru akan berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas
yang pada gilirannya akan berpengaruh pula terhadap pencapaian tujuan
pendidikan. Rendahnya kinerja guru harus diidentifikasi penyebabnya.
Kinerja Guru akan menjadi optimal, bilamana diintegrasikan dengan
komponen sekolah baik kepala sekolah, iklim sekolah, guru, karyawan,
maupun anak didik. Pidarta dalam Saerozi (2005: 2) mengemukakan ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru dalam
melaksanakan tugasnya yaitu : (1) Kepemimpinan kepala sekolah; (2) Iklim
sekolah; (3) Harapan-harapan, dan (4) Kepercayaan personalia sekolah.
Dengan demikian nampaklah bahwa kepemimpinan kepala sekolah
dan iklim sekolah akan ikut menentukan baik buruknya kinerja guru. Pada
kondisi semacam ini, kepala sekolah memegang peranan penting, karena
dapat memberikan iklim yang memungkinkan bagi guru berkarya dengan
penuh semangat. Dengan keterampilan manajerial yang dimiliki, kepala
sekolah membangun dan mempertahankan kinerja guru yang positif.
Dalam pelaksanaan tugasnya mendidik, guru memiliki sifat dan
perilaku yang berbeda, ada yang bersemangat dan penuh tanggung jawab,
juga ada guru yang dalam melakukan pekerjaan itu tanpa dilandasi rasa
tanggung jawab, selain itu juga ada guru yang sering membolos, datang tidak
tepat pada waktunya dan tidak mematuhi perintah. Kondisi guru seperti itulah
yang menjadi permasalahan di setiap lembaga pendidikan formal. Dengan
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 8/128
8
adanya guru yang mempunyai kinerja rendah, sekolah akan sulit untuk
mencapai hasil seperti yang diharapkan.
Dalam organisasi, termasuk organisasi sebuah sekolah terdapat
faktor-faktor yang dapat menimbulkan ketidakefektifan kinerja guru.
Castetter dalam Sedarmayanti (2001:53-54) menyatakan bahwa beberapa
organisasi untuk mengetahui tingkat kinerja (personil yang tidak efektif dan
sumber utama kinerja yang tidak efektif adalah dengan
memperhatikan/menilai beberapa faktor, diantaranya seperti tabel 1 berikut:
Tabel 1.1
Beberapa Faktor Untuk Mengetahui Tingkat Kinerja
Faktor Organisasi Faktor Individu Faktor Sosial
A. SELAMA BEKERJA- Keterlambatan- Kehadiran- Pelatihan
- Penurunan produktivitas- Perombakan rencan /jadwal- Peningkatan tanggung jawab kepengawasan- Kekeliruan dan ketidakefisienanB. DI LUAR PEKERJAAN- Kehilangan Investasi- Semangat- Rekruitmen- Seleksi dan penempatan- Kekurangan biaya- Perombakan rencana /jadwal
- Kompensasi sebenarnya
Pengaruh karier
Pengaruh kemampuan
Pengaruh sosial
Pengaruh keluarga
Pengaruh psikologis
- Ketidakpuasan klien
- Hubungan masyarakat
- Kredibilitas & abilitas
sistem untukmemberikanpelayanan
- Kekurangan dalam halmutu pelayananpendidikan
- Hasil gagal diperolehsesuai dengan standar
Sumber: Sedarmayanti, Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja, Bandung: Mandar
Maju, 2001
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja
atau prestasi kerja guru adalah keberhasilan guru dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar yang bermutu. Tugas mengajar merupakan tugas
utama guru dalam sehari-hari di sekolah. Kita tidak bisa menyamakan kinerja
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 9/128
9
guru dengan kinerja pegawai/karyawan, walaupun sama-sama
berkedudukan sebagai pegawai negeri sipil.
Berdasarkan kajian teoretis sebagaimana terdeskripsi diatas, ada
beberapa alasan yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian ini.
Pertama, kemajuan dibidang pendidikan membutuhkan administrator
pendidikan yang mampu mengelola satuan pendidikan dan mampu
meningkatkan kinerja guru dalam mencapai tujuan pendidikan. Kedua,
persepsi masyarakat selama ini memposisikan guru sebagai kunci utama
keberhasilan atau kegagalan pendidikan. Padahal, seorang guru hanyalah
salah satu komponen dalam satuan pendidikan di sekolah. Di samping guru,
kepala sekolah adalah pihak yang memegang peranan tidak kalah penting.
Ketiga, kajian empiris dengan tema ini menarik untuk dilakukan mengingat
perkembangan ilmu dan teori manajemen, khususnya manajemen
pendidikan, yang berjalan dengan pesat.
Berdasarkan uraian di atas peneliti akan meneliti pengaruh
keterampilan manajerial kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri di
Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang. Dimana ada tiga aspek
keterampilan manajerial yang menjadi fokus , yaitu keterampilan konseptual,
keterampilan hubungan manusia dan keterampilan teknis.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang penelitian serta hasil
identifikasi masalah di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
(1). Apakah ada pengaruh yang signifikan keterampilan konseptual kepala
sekolah , terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gringsing
Kabupaten Batang?
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 10/128
10
(2). Apakah ada pengaruh yang signifikan , keterampilan hubungan manusia
kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan
Gringsing Kabupaten Batang?
(3). Apakah ada pengaruh yang signifikan keterampilan teknis kepala
sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gringsing
Kabupaten Batang?
(4). Apakah ada pengaruh keterampilan konseptual, keterampilan hubungan
manusia, dan keterampilan teknis secara bersama-sama terhadap
kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian itu, tujuan yang hendak
dicapai melalui penelitian ini adalah :
(1). Untuk menganalisis pengaruh keterampilan konseptual kepala sekolah ,
terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gringsing Kabupaten
Batang.
(2). Untuk menganalisis pengaruh keterampilan hubungan manusia kepala
sekolah , terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gringsing
Kabupaten Batang.
(3). Untuk menganalisis pengaruh keterampilan teknis kepala sekolah
terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gringsing Kabupaten
Batang.
(4). Untuk menganalisis pengaruh keterampilan konseptual, keterampilan
hubungan manusia, dan keterampilan teknis secara bersama-sama
terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gringsing Kabupaten
Batang.
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 11/128
11
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang bisa dihasilkan dalam penelitian ini adalah:
1.4.1. Manfaat Teoritis
(a). Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, dapat menambah
khasanah pengembangan ilmu administrasi pendidikan,
khususnya tentang keterampilan manajerial kepala sekolah dan
kinerja guru; dan
(b). Membantu mengembangkan pengetahuan tentang kinerja guru
yang ada di SMP Negeri Kecamatan Gringsing Kabupaten
Batang.
1.4.2. Manfaat Praktis
(a). Bagi Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga
Kabupaten Batang, dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
pembinaan kepala sekolah dan guru di SMP Negeri
Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang; dan
(a). Bagi kepala sekolah dan guru, dapat menambah wawasan
dalam rangka meningkatkan keterampilan manajerial kepala
sekolah dan kinerja guru.
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 12/128
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Peneliti menemukan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan
penelitian ini setelah mengadakan studi kepustakaan, di antaranya penelitian
yang dilakukan oleh :
Indiyono (2003), Hubungan Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah
dengan Guru Pembimbing pada SMA Negeri di Kabupaten Kendal. Penelitian
ini menyimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara keterampilan
manajerial kepala sekolah dengan kinerja guru pembimbing. Di dalam temuan
tersebut keterampilan hubungan manusia paling banyak kontribusinya dalam
meningkatkan kinerja guru dibandingkan keterampilan konseptual dan
keterampilan teknikal.
Wiharjadi (2000), Hubungan Pembinaan oleh Kepala Sekolah dengan
Kinerja Guru Pembimbing, Studi Deskriptif-Analitik pada Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri se Jawa Barat. Penelitian ini menemukan bahwa kinerja guru
sangat bergantung dari pembinaan yang dilakukan kepala sekolah. Dapat pula
dikatakan bahwa semakin baik pembinaan yang dilakukan kepala sekolah
kepada guru SMK, kecenderungannya akan semakin baik pula kinerja yang
ditunjukkan guru.
Setiadi (2002), Hubungan Antara Supervisi Kepala Sekolah dan
Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru pembimbing
pada SMU Negeri di Kabupaten Pati. Dari hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa keterampilan manajerial kepala sekolah (keterampilan konseptual,
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 13/128
13
keterampilan hubungan manusia, dan keterampilan teknikal) memiliki
hubungan yang signifikan terhadap kinerja guru.
Presthus (2006), A Successful School and its’ Principal Enabling
Leadership within the Organization. Penelitian ini menemukan bahwa
kemampuan kepala sekolah adalah pondasi dasar untuk keberhasilan sekolah.
Stokking (2003), Developing Performance Standarts of Teacher
Assessment by policy Capturing . Penelitian ini mengungkapkan bahwa untuk
meningkatkan kinerja guru diperlukan dukungan dari beberapa faktor seperti
kepemimpinan kepala sekolah, kebijakan dinas terkait, serta faktor pendukung
lainnya.
Hasil-hasil penelitian tersebut relevan dengan penelitian ini, akan tetapi
penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya. Hal ini
dikarenakan dalam penelitian ini lebih menekankan pengaruh keterampilan
manajerial kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan
Gringsing Kabupaten Batang.
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 14/128
14
2.2 Pemetaan Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Pemetaan Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Tahun Kesimpulan
1 Wiharjadi
Hubungan Pembinaanoleh Kepala Sekolahdengan Kinerja GuruPembimbing, Studi
Deskriptif-Analitik padaSekolah MenengahKejuruan Negeri seJawa Barat.
2000
Penelitian ini menemukanbahwa kinerja guru sangatbergantung dari pembinaanyang dilakukan kepalasekolah. Dapat pula dikatakanbahwa semakin baik
pembinaan yang dilakukankepala sekolah kepada guruSMK, kecenderungannya akansemakin baik pula kinerja yangditunjukkan guru.
2 Setiadi
Hubungan AntaraSupervisi KepalaSekolah danKeterampilan ManajerialKepala Sekolah dengan Kinerja Gurupembimbing pada SMUNegeri di KabupatenPati..
2002
Dari hasil penelitian inimenunjukkan bahwaketerampilan manajerialkepala sekolah (keterampilankonseptual, keterampilanhubungan manusia, danketerampilan teknikal) memiliki
hubungan yang signifikanterhadap kinerja guru
3 Indiyono
Hubungan KeterampilanManajerial KepalaSekolah dengan GuruPembimbing pada SMANegeri di Kabupaten Kendal
2003
Di dalam temuan tersebutketerampilan hubunganmanusia paling banyakkontribusinya dalammeningkatkan kinerja gurudibandingkan keterampilankonseptual dan keterampilanteknikal
4 Stokking
Developing Performance
Standarts of Teacher Assessment by policy Capturing .
2003
Penelitian ini mengungkapkanbahwa untuk meningkatkankinerja guru diperlukan
dukungan dari beberapa faktorseperti kepemimpinan kepalasekolah, kebijakan dinasterkait, serta faktor pendukunglainnya.
5 Presthus
A Successful School and its’ Principal Enabling Leadership within the Organization.
2006
Penelitian ini menemukanbahwa kemampuan kepalasekolah adalah pondasi dasaruntuk keberhasilan sekolah.
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 15/128
15
2.3. Kerangka Dasar Teoritik
2.3.1 Kepala Sekolah
Kepala sekolah berasal dari dua kata yaitu “Kepala” dan “Sekolah” kata
kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau
sebuah lembaga. Sedang sekolah adalah sebuah lembaga di mana menjadi
tempat menerima dan memberi pelajaran. Jadi secara umum kepala sekolah
dapat diartikan pemimpin sekolah atau suatu lembaga di mana temapat
menerima dan memberi pelajaran. Wahjosumidjo (2007:83) mengartikan
bahwa: “Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi
tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar
mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi
pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Sementara Rahman dkk
(2006:106) mengungkapkan bahwa “Kepala sekolah adalah seorang guru
(jabatan fungsional) yang diangkat untuk menduduki jabatan struktural (kepala
sekolah) di sekolah”.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 28 Tahun 2010
BAB I pasal 1 menyatakan bahwa :
Kepala sekolah/madrasah adalah guru yang diberi tugas tambahan
untuk memimpin Taman Kanak-Kanak/Raudhotul Athfal (TK/RA), Taman
Kanak-Kanak Luar Biasa (TKLB), Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI),
Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menengah Pertama Luar biasa (SMPLB),
sekolah menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA), Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK), atau Sekolah Menengah
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 16/128
16
atas Luar Biasa (SMALB) yang bukan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)
atau yang tidak dikembangkan menjadi Sekolah Bertaraf Internasional (SBI).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
kepala sekolah adalah sorang guru yang mempunyai kemampuan untuk
memimpin segala sumber daya yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat
didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama.
Jadi profesionalisme kepemimpinan kepala sekolah berarti suatu
bentuk komitmen para anggota suatu profesi untuk selalu meningkatkan dan
mengembangkan kompetensinya yang bertujuan agar kualitas
keprofesionalannya dalam menjalankan dan memimpin segala sumber daya
yang ada pada suatu sekolah untuk mau bekerja sama dalam mencapai tujuan
bersama.
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling
berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itu kepala sekolah
harus mengetahui tugas-tugas yang harus ia laksankan. Adapun tugas-tugas
dari kepala sekolah seperti yang dikemukakan Wahjosumidjo (2007:97)
adalah:
(1). Kepala sekolah bekerja dengan dan melalui orang lain.
Kepala sekolah berperilaku sebagai saluran komunikasi di lingkungan sekolah.
(2). Kepala sekolah bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan. Kepala
sekola bertindak dan bertanggungjawab atas segala tindakan yang dilakukan
oleh bawahan. Perbuatan yang dilakukan oleh para guru, siswa, staf, dan
orang tua siswa tidak dapat dilepaskan dari tanggung jawab kepala sekolah
(3). Dengan waktu dan sumber yang terbatas seorang kepala sekolah harus
mampu menghadapi berbagai persoalan. Dengan segala keterbatasan,
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 17/128
17
seorang kepala sekolah harus dapat mengatur pemberian tugas secara cepat
serta dapat memprioritaskan bila terjadi konflik antara kepentingan bawahan
dengan kepentingan sekolah.
(4). Kepala sekolah harus berfikir secara analitik dan konsepsional. Kepala sekolah
harus dapat memecahkan persoalan melalui satu analisis, kemudian
menyelesaikan persoalan dengan satu solusi yang feasible. Serta harus dapat
melihat setiap tugas sebagai satu keseluruhan yang saling berkaitan.
(5). Kepala sekolah adalah seorang mediator atau juru penengah. Dalam
lingkungan sekolah sebagai suatu organisasi di dalamnya terdiri dari manusia
yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda yang bisa menimbulkan
konflik untuk itu kepala sekolah harus jadi penengah dalam konflik tersebut.
(6). Kepala sekolah adalah seorang politisi. Kepala sekolah harus dapat
membangun hubungan kerja sama melalui pendekatan persuasi dan
kesepakatan (compromise ). Peran politis kepala sekolah dapat berkembang
secara efektif, apabila: (1) dapat dikembangkan prinsip jaringan saling
pengertian terhadap kewajiban masing-masing, (2) terbentuknya aliasi atau
koalisi, seperti organisasi profesi, OSIS, Komite Sekolah , dan sebagainya; (3)
terciptanya kerjasama (cooperation) dengan berbagai pihak, sehingga aneka
macam aktivitas dapat dilaksanakan.
(7). Kepala sekolah adalah seorang diplomat. Dalam berbagai macam pertemuan
kepala sekolah adalah wakil resmi sekolah yang dipimpinnya.
(8). Kepala sekolah mengambil keputusan-keputusan sulit. Tidak ada satu
organisasi pun yang berjalan mulus tanpa problem. Demikian pula sekolah
sebagai suatu organisasi tidak luput dari persoalan dan kesulitan-kesulitan.
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 18/128
18
Dan apabila terjadi kesulitan-kesulitan kepala sekolah diharapkan berperan
sebagai orang yang dapat menyelesaikan persoalan yang sulit tersebut.
2.3.2. Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah
Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia, pendidikan
memegang peran yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas
sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan proses
yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia
itu sendiri, agar mutu tetap terjaga dan agar proses peningkatan kualitas tetap
terkontrol, maka harus ada standar yang diatur dan disepakati secara nasional
untuk dijadikan indikator evaluasi keberhasilan. Pemikiran ini mendorong
munculnya pendekatan baru, yaitu pengelolaan peningkatan mutu pendidikan
masa mendatang harus berbasis sekolah sebagai institusi paling depan dalam
kegiatan pendidikan atau sering disebut school based management .
Manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah merupakan alternatif baru
dalam pengelolaan pendidikan yang lebih menekankan kepada kemandirian
dan kreatifitas sekolah yang dipimpin oleh manajer yang disebut kepala
sekolah.
Seorang manajer dituntut mempunyai keterampilan agar dapat
meyakinkan fungsi-fungsi manajemen yang diperlukan untuk mencapai tujuan
organisasi. Menurut Yukl (2007: 8), kepemimpinan manajerial dapat
didefinisikan sebagai suatu proses untuk mempengaruhi orang lain untuk
memahami dan setuju dengan apa yang perlu dilakukan, dan bagaimana tugas
itu dilakukan secara efektif, serta proses untuk memfasilitasi upaya individu
dan kolektif untuk mencapai tujuan bersama.
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 19/128
19
Kepemimpinan merupakan bagian penting dari manajemen, tetapi tidak
sama dengan manajemen. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang
dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam memimpin kelompoknya seorang
pemimpin mempunyai kewajiban menolong kelompok itu dengan sepenuh
kemampuannya dalam mencapai tujuan secara efektif. Pemimpin dalam hal ini
bukan hanya berada di belakang kelompoknya tetapi harus mampu
mendorong dan memberi semangat untuk membangkitkan gairah kerja dalam
mencapai tujuan. Pemimpin di depan harus mampu mempermudah mencapai
tujuan organisasi.
Menurut Hersey dalam Wahjosumidjo (2007: 101), agar seorang kepala
sekolah secara efektif dapat melaksanakan fungsinya sebagai manajer, kepala
sekolah harus memahami dan mampu mewujudkan nilai-nilai yang terkandung
dalam keterampilan manajerial ke dalam tindakan atau perilakunya, yaitu:
(1) Technical Skills
(a). Menguasai pengetahuan tentang metode, proses, prosedur, dan teknik
untuk melaksanakan kegiatan khusus; dan
(b). Kemampuan untuk memanfaatkan serta mendayagunakan sarana dan
peralatan yang diperlukan dalam mendukung kegiatan yang bersifat
khusus tersebut.
(2) Human Skills
(a) Kemampuan untuk memahami perilaku manusia dan proses kerja sama;
(b) Kemampuan untuk memahami isi hati, sikap, dan motif orang lain,
mengapa mereka berkata dan berperilaku;
(c) Kemampuan untuk berkomunikasi secara jelas dan efektif;
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 20/128
20
(d) Kemampuan menciptakan kerja sama yang efektif, kooperatif, praktis, dan
diplomatis; serta
(e) Mampu berperilaku yang dapat diterima.
(3) Conceptual Skills
(a) Kemampuan analisis;
(b) Kemampuan berpikir rasional;
(c) Ahli atau cakap dalam berbagai macam konsepsi;
(d) Mampu menganalisis berbagai kejadian serta mampu memahami
berbagai kecenderungan;
(e) Mampu mengantisipasikan perintah; dan
(f) Mampu mengenali macam-macam kesempatan dan problem-problem
sosial.
Wahjosumidjo (2007: 100), menyatakan bahwa setiap organisasi pada
umumnya terdapat tiga tingkatan dalam manajemen, yaitu manajemen tingkat
atas (top management ), manajemen tingkat menengah (middle management ),
dan manajemen tingkat bawah (low management ). Untuk manajer tingkat
bawah dituntut adanya penguasaan keterampilan teknis yang dominan
sedangkan pada tingkatan yang semakin tinggi pemimpin makin banyak
memerlukan keterampilan konseptualnya. Walaupun begitu seorang pemimpin
harus mempunyai keterampilan dalam hubungannya dengan manusia lain
(human skills ). Keadaan tersebut digambarkan dalam bentuk sebagai berikut:
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 21/128
21
Gambar 2. 1.
Tiga keterampilan manajerial sesuai dengan tingkat kedudukan manajer dalamorganisasi (Wahjosumidjo, 2007: 100)
ConceptualSkills
Human Skills
Technical Skills
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Winardi (2000: 39), ketiga
keterampilan diperlukan di dalam manajemen. Keterampilan teknis sangat
penting artinya pada tingkatan manajemen lebih rendah, tetapi hal tersebut
makin berkurang artinya sewaktu kita bergerak ke atas pada peringkat-
peringkat manajemen yang lebih tinggi. Keterampilan konseptual lebih penting
sewaktu orang meningkat pada peringkat manajemen. Makin tinggi orang
dalam hierarki, makin terlibat orang dalam keputusan-keputusan jangka
panjang, yang dapat mempengaruhi bagian terbesar dari organisasi yang
bersangkutan atau seluruh organisasi. Keterampilan hubungan manusia
secara sama diperlukan untuk semua tingkatan. Manajer puncak, manajer
menengah, dan manajer tingkat bawah berhadapan dan bekerjasama dengan
manusia dalam mencapai tujuan. Maka penghargaan terhadap manusia
penting untuk semua tingkatan.
Keterampilan manajerial kepala sekolah dalam organisasi sekolah
berarti kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan tugas berdasarkan
kompetensi pekerjaan dengan mendorong, mempengaruhi, membimbing,
mengarahkan, menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan
pelaksanaan dan pengembangan pendidikan, serta pengajaran. Sedangkan
Top Manager
Middle Manager
Low Manager
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 22/128
22
kepala sekolah yang kompeten berarti menguasai kecakapan kerja atau
keahlian sesuai dengan bidang kerja yang bersangkutan.
(a) Keterampilan Konseptual
Keterampilan konseptual dalam organisasi pendidikan adalah
kemampuan yang dimiliki oleh administrator sekolah untuk melihat
lingkungan sekolah dan program sekolah sebagai suatu keseluruhan,
kemampuan menjalankan secara efektif setiap komponen sekolah, program
pendidikan sebagai suatu sistem pengajaran dan berfungsi
mengorganisasikan manusia. Yukl (2007: 233), mengatakan bahwa
keterampilan konseptual meliputi kemampuan analitis, berpikir logis,
membentuk konsep, pemikiran yang induktif, dan pemikiran deduktif.
Pendapat lain dikemukakan oleh Winardi (2000: 39), bahwa
keterampilan konseptual adalah kemampuan untuk memahami dan
merangkum semua aktivitas dan kepentingan-kepentingan organisasi yang
bersangkutan.
Keterampilan konseptual dalam bidang pendidikan adalah
kemampuan yang dimiliki sekolah untuk melihat kemampuan yang dimiliki
oleh administrator sekolah meliputi kemampuan mendiagnosa
permasalahan sekolah, memecahkan masalah, merencanakan perilaku,
mengkoordinasi kegiatan sekolah, mengevaluasi kegiatan,
mengembangkan kurikulum, dan mengembangkan staf untuk mencapai
tujuan sekolah.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
keterampilan konseptual merupakan keterampilan untuk merencanakan,
menentukan strategi, mendiagnosa permasalahan sekolah, mengkoordinasi
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 23/128
23
kegiatan, mengevaluasi kegiatan, mengembangkan kurikulum, dan
mengembangkan staf untuk mencapai tujuan sekolah yang semuanya itu
harus menguatkan fungsi pengorganisasian.
Pengorganisasian di lembaga pendidikan, kepala sekolah yang
harus bertanggungjawab untuk mengorganisasikan stafnya, tugas-tugas,
dan memberi bantuan dalam menentukan cara yang akan memudahkan
pencapaian tujuan sekolah, termasuk pengorganisasian program yang ada
di sekolah. Untuk mengetahui sejauh mana pengorganisasian oleh kepala
sekolah dapat dilaksanakan atau tujuan dapat dicapai maka kepala sekolah
secara periode tertentu hendaknya mengadakan evaluasi.
(b) Keterampilan Hubungan Manusia
Keterampilan hubungan manusia diperlukan pada semua tingkatan
manajer dalam organisasi, baik manajer perusahaan maupun administrator
pendidikan. Winardi (2000: 39), mengartikan keterampilan hubungan
manusia sebagai kemampuan untuk bekerja dengan dan memahami orang-
orang. Untuk dapat memanajemen orang-orang secara efektif, maka para
manajer perlu berpartisipasi secara efektif dengan pihak lain. Pendapat lain
dikemukakan oleh Yukl (2007: 235), bahwa kecerdasan antar pribadi
meliputi pengetahuan mengenai perilaku manusia dan proses kelompok,
kemampuan untuk mengerti perasaan, sikap, dan motivasi dari orang lain,
serta kemampuan untuk mengkomunikasikan dengan jelas dan persuasif.
Yukl (2007: 62) mengemukakan profil perilaku kepemimpinan antara
lain: (1) pertimbangan dan (2) struktur memprakarsai.
(1) Pertimbangan. Pemimpin bertindak dalam cara yang bersahabat dan
mendukung, memperlihatkan perhatian terhadap bawahan, dan
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 24/128
24
memperhatikan kesejahteraan mereka. Contohnya meliputi melakukan
kebaikan kepada bawahan, meluangkan waktu untuk mendengarkan
permasalahan bawahan, mendukung atau berjuang bagi bawahan,
berkonsultasi dengan bawahan mengenai hal penting sebelum
dilaksanakan, bersedia menerima saran dari bawahan, dan
memperlakukan bawahan sebagai sesamanya; dan
(2) Strutur memprakarsai (initiating structure ). Pemimpin menentukan dan
membuat struktur perannya sendiri dan peran bawahan ke arah
pencapaian tujuan formal. Contohnya meliputi mengkritik pekerjaan
yang buruk, menekankan pentingnya memenuhi tepat waktu,
menugaskan bawahan, mempertahankan standar kinerja tertentu,
meminta bawahan untuk mengikuti prosedur standar, dan
menawarkan pendekatan baru terhadap masalah, dan
mengkoordinasikan aktivitas para bawahan yang berbeda-beda.
Kesimpulan yang dapat diambil dari jabaran di atas bahwa
keterampilan hubungan manusia merupakan kemampuan untuk
memahami manusia secara individu dan kelompok, kemampuan
bekerja sama, berkomunikasi, memberikan inovasi kepada bawahan,
serta membangun keputusan agar dapat meningkatkan kinerja dalam
upaya mencapai tujuan organisasi. Kaitannya dengan dunia pendidikan
dapat disimpulkan bahwa keterampilan hubungan manusia dalam
bidang pendidikan adalah kemampuan administrator sekolah untuk
menciptakan komunikasi yang harmonis dengan personil sekolah,
memotivasi, mengembangkan sikap, moral dan menyelesaikan konflik,
mengetahui kebutuhan manusia, serta mengembangkan sumber daya
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 25/128
25
manusia agar dapat meningkatkan unjuk kerja guru untuk mencapai
tujuan sekolah.
Perilaku hubungan manusia yang dilakukan oleh kepala sekolah
berdasarkan pendapat di atas meliputi: (1) Menjalin hubungan kerja
sama dengan para guru agar tujuan sekolah dicapai dengan mudah; (2)
Membangun semangat atau memotivasi kerja guru agar dapat berhasil
dalam menyelesaikan tugas; (3) Menjalin komunikasi dengan para
guru, agar program sekolah dipahami secara baik oleh guru; (4)
Menciptakan kerja sama yang efektif dan kooperatif dengan para guru
sebagai upaya untuk memperlancar pelaksanan tugas guru; (5)
Mengikutsertakan para guru dalam merumuskan pengambilan
keputusan; (6) Menyelesaikan konflik di sekolah; (7) Memberikan
bimbingan dan bantuan dalam menyelesaikan tugas guru, sebagai
upaya untuk memperlancar pelaksanaan tugas guru dalam proses
belajar mengajar; dan (8) Memperhatikan kesejahteraan guru.
(c) Keterampilan Teknis
Yukl (2007: 232), menyatakan bahwa keterampilan teknis
meliputi pengetahuan tentang metode, proses, dan perlengkapan untuk
melakukan aktivitas khusus dari unit organisatoris manajer itu.
Keterampilan teknis juga meliputi pengetahuan faktual tentang
organisasi (peraturan, struktur, sistem manajemen, dan karakteristik
karyawan), pengetahuan tentang produk, dan jasa organisasi
(spesifikasi teknis, kekuatan, dan keterbatasan). Menurut Winardi
(2000: 39), keterampilan teknis merupakan kemampuan untuk
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 26/128
26
menggunakan alat-alat, prosedur-prosedur, atau teknik-teknik bidang
khusus yang terspesialisasi.
Teknik ini pada garis besarnya dapat digolongkan menjadi dua
yaitu teknik yang berkaitan dengan proses belajar mengajar dan teknik
yang berkaitan dengan teknik ketatausahaan.
2.3.3 Kinerja Guru
2.3.3.1 Pengertian Kinerja Guru
Orang bekerja pada hakikatnya untuk memenuhi kebutuhan atas
dorongan tertentu. Kebutuhan manusia dipandang sebagai penggerak
atau pembangkit perilaku, sedangkan tujuan berfungsi mengarahkan
perilaku. Kegiatan bekerja seseorang dalam sebuah institusi kemudian
terwujud ke dalam sebuah rumusan yang disebut kinerja. Termasuk
dalam pengertian ini adalah kinerja guru di satuan pendidikan.
Ada berbagai definisi kinerja yang telah diuraikan oleh beberapa
pakar. Sebagai contoh Laeham dan Wexley dalam Mulyasa (2007: 135),
mendefinisikan kinerja sebagai berikut “performance appraisals are
crucial to the efectivity management of an organization’s human
resources, and the proper management of human resources is a critical
variable affecting an organization’s productivity”.
Pendapat lain dikemukakan oleh Smith dalam Mulyasa (2007:
136), bahwa kinerja adalah ”…output drive from processes, human or
otherwise ”. Jadi kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses.
Keterkaitan psikologis akan tampak jelas dari dan di dalam kesungguhan
kerja serta tanggung jawab yang tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 27/128
27
yang dipercayakan. Hal ini juga tidak lepas dengan persoalan kinerja
guru.
Menurut Prabu , (2000:67) Istilah kinerja guru berasal dari
kata job performance/actual permance (prestasi kerja atau prestasi
sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Jadi menurut bahasa
kinerja bisa diartikan sebagai prestasi yang nampak sebagai bentuk
keberhasilan kerja pada diri seseorang. Keberhasilan kinerja juga
ditentukan dengan pekerjaan serta kemampuan seseorang pada bidang
tersebut. Keberhasilan kerja juga berkaitan dengan kepuasan
Kinerja guru akan tercapai dengan baik jika guru tersebut
memiliki kompetensi sebagai seorang guru. Kompetensi dasar guru
dilihat dari kinerja dalam kegiatan belajar mengajar, ini mengandung
makna keterkaitan psikologis dari seseorang terhadap pekerjaannya
yang menjadi tanggungjawabnya.
Sebagaimana yang telah disebutkan dalam pengertian kinerja
bahwa kinerja guru adalah hasil kerja yang terlihat dari serangkaian
kemampuan yang dimiliki oleh seorang yang berprofesi guru.
Kemampuan yang harus dimiliki guru telah disebutkan dalam Undang-
Undang Guru dan Dosen Nmor 14 Tahun 2005 dinyatakan bahwa
kompetensi guru meliputi kepribadian, pedagogik, professional dan
social.
Sarimaya dalam Martinis (2010:15) menjelaskan keempat jenis
kompetensi guru beserta sub-kompetensi dan indicator esensi, sebagai
berikut :
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 28/128
28
(a) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak ulia. Secara
rinci sub-kompetensi tersebut dapt dijabarkan sebagai berkut :
(1) Sub-kompetensi kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator
esensial; bertindak sesuai dengan nor hokum; bertindak sesuai dengan
norma social; bangga sebagai guru; dan memliki konsistensi dalam
bertindak sesuai dengan norma.
(2) Sub – kompetensi kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial;
menampilakan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidikan dan
memiliki etos kerja sebagai guru
(3) Sub – kompetnsi kepribadian yang arif memiliki indikator esensial;
menampilkan tindakan yang didasarkan pada pemanfaatan peserta
didik, sekolah dan masyarakat serta menunjukan keterbukaan dalam
berfikir dan bertindak.
(4) Sub-kompetensi keprbadian yang berwibawa memiliki indikator esensial;
memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan
memiliki perilaku yang disegani.
(5) Sub-kompetensi akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki
indikator esensial; bertindak sesuai dengan norma religious (iman dan
taqwa, jujur dan ikhlas, suka menolong) dan memilii perilaku yang
diteladani peserta didik.
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 29/128
29
(6) Sub-kompetensi evaluasi diri dan pengembangan diri memiliki indikator
esensial; memiliki kemampuan untuk berintrospeksi, dan mampu
mengembangkan potensi diri secara optimal.
(b) Kompetensi Paedagogik
Kompetensi paedagogik meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perencanaan dan pelaksanan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya. Secara rinci setiap Sub-kompetensi dijabarkan menjadi
indicator esensial; sebagai berikut:
(1) Sub-kompetensi memahami peserta didik secara mendalam memiliki
indicator esensial; memahami peserta didik dengan memanfaatkan
prinsip-prinsip perkembangan kognitif; memahami peserta didik dengan
memanfaatkan prinsip-prinsp kepribadian; dan mengidentifikasi bekal
ajar awal peserta didik.
(2) Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan
untuk kepentingan pembelajaran. Sub-kompetensi ini memiliki indicator
esensial; memahami landasan kependidikan; menerapkan teori belajar
dan pembelajaran; menentukan strategi pembelajaran berdasarkan
karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi
ajar; serta menyusun rangcangan pembelajaran berdasarkan strategi
yang dipilih.
(3) Sub-kompetensi melaksanakan pembelajaran memiliki indicator
esensial; menara latar (setting ) pembelajaran; dan melaksanakan
pembelajaran yang kondusif.
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 30/128
30
(4) Sub-kompetensi merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran
memiliki indicator esensial; merancang dan melaksanakan evaluasi
(assessment ) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan
dengan berbagai metode; menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil
belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery learning );
dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan
kualitas program pembelajaran secara umum.
(5) Sub-kompetensi mengembangkan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensinya memiliki indicator esensial;
memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi
akademik; dan memfasilitasi pesera didik untuk mengembangan
berbagai potensi non akademik.
(c) Kompetensi professional
Kompetensi professional merupakan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi
kurikulum atau pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang
menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan
methodology keilmuan. Setiap Sub-kompetensi tersebuat memliki
indicator esensial sebagai berikut:
(1) Sub-kompetensi menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan
bidang studi memiliki indicator esensial; memahami materi ajar yang
ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep, dan
metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar;
memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; dan
menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 31/128
31
(2)Sub-kompetensi meguasai struktur dan metode keilmuan memiliki
indkator esensial; menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian
kritis untuk memperdalam pegetahuan / materi bidang studi
profesional dalam konteks global.
(d) Kompetensi social
Kompetensi social merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Kompetensi ini memiliki Sub-kompetensi dengan indicator esensial sebagai
berikut:
(1) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik.
Sub-kompetensi ini memiliki indicator esensial; berkomunikasi secara
efektif dengan peserta didik.
(2) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efetif dengan sesama
pendidik dan tenaga kependidikan.
(3) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali
peserta didik dan masyarakat sekitar.
Empat kompetensi tersebut kemudian dijabarkan dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 Tentang Standar
Kompetensi Akademik dan Kompetensi Guru. Standar kompetensi guru
mata pelajaran terdiri dari kompetensi inti guru dan kompetensi guru
mata pelajaran. Pada penelitian ini hanya menjelaskan tentang
kompetensi profesional guru mata pelajaran.
Jadi yang dimaksud kompetensi profesional guru dalam
penelitian ini adalah kemampuan dan wewenang guru dalam
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 32/128
32
melaksanakan profesinya sebagai guru mata pelajaran. Secara rinci
kompetensi profesional guru mata pelajaran dapat dijelaskan pada
tabel berikut :
Tabel 2. 2
Kompetensi Profesional Guru
No ASPEK SUB ASPEK 1 Menguasai materi, struktur,
konsep dan pola pikir yangmendukung mata pelajaranyang diampu
1.1 Menguasai materi 1.2 Memahami struktur
1.3 Memahami konsep 1.4 Memahami pola pikir yang mendukungmata pelajaran
2 Menguasai StandarKompetensi dasar matapelajaran yang diampu
2.1 Menguasai standar kompetensi matapelajaran yang diampu
2.2 Memahami kompetensi dasar matapelajaran yang diampu
2.3 Memahami tujuan pembelajaran matapelajaran yang diampu
3 Mengembangkan materipelajaran yang diampusecara kreatif
3.1 Memilih materi mata pelajaran yangdiampu sesuai dengan tingkatperkembangan peserta didik
3.2 Mengolah materi mata pelajaran yangdiampu secara kreatif sesuai dengantingkat perkembangan peserta didik
4 Mengembangkankeprofesionalan secaraberkelanjutan denganmelakukan tindakan reflektif
4.1 Melakukan refleksi terhadap kinerjasendiri secara terus menerus
4.2 Memanfaatkan hasil refleksi dalamrangka peningkatan keprofesionalan
4.3 Melakukan penelitian tindakan kelasuntuk meningkatkan keprofesionalan
4.4 Mengikuti kemajuan zaman denganbelajar dari berbagai sumber
5 Memanfaatkan teknologiinformasi dan komunikasiuntuk pengembangan diri
5.1 Memanfaatkan teknologi informasidan komunikasi dalam berkomunikasi 5.2 Memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi untuk pengembangandiri
Menurut Permen 22 tahun 2006 tentang Standar Isi dalam Pedoman
Administrasi Pendidikan (SMP/SMA/SMK), guru bertanggungjawab kepada
kepala sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan proses belajar
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 33/128
33
mengajar secara efektif dan efisien. Guru merupakan satu komponen manusia
dalam proses belajar mengajar, sangat berperan dalam usaha mentransfer ilmu
pengetahuan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang
berkualitas. Guru juga merupakan salah satu unsur di bidang pendidikan yang
berperan aktif dan dapat menempatkan kedudukannya secara proporsional
sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Khususnya
setiap guru memikul tanggung jawab membawa siswanya menuju kedewasaan
pada taraf tertentu.
Guru juga harus mempunyai jiwa pengabdian, dituntut untuk bersifat
programatis dan filosofis, memiliki pandangan yang mendasar, mematuhi norma
dan nilai-nilai yang berlaku, serta memiliki semangat membangun. Selain syarat
tersebut di atas seorang guru harus memiliki badan yang sehat, tidak
mempunyai penyakit menular, dan tidak cacat tubuh yang mengganggu
pekerjaannya. Selain itu guru juga harus memiliki kemampuan profesional,
memiliki kepribadian kapasitas intelektual, dan memiliki sifat edukatif sosial.
2.3.3.2. Penilaian Kinerja Guru
Penilaian kinerja merupakan proses organisasi dalam
mengevaluasi kerja dari suatu tugas yang telah dikerjakan. Menilai bukan
untuk mencari yang pandai dan yang bodoh, melainkan bersifat sebagai
evaluasi dari keseluruhan proses kerja. Penilaian kinerja yang baik
mengutamakan pada hubungan kerjasama pimpinan dan bawahan,
menjelaskan apa yang telah dikerjakan dan menghargai prestasi kerjanya.
Salah satu tujuan pegukuran atau penilaian adalah memberikan informasi
pokok tentang evaluasi hasil kerja, yang selanjutnya akan bermanfaat bagi
perkembangan organisasi. Menurut Timpe (2002: 234), penilaian kinerja
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 34/128
34
harus dilakukan secara adil, tidak memihak, dan harus menggambarkan
kinerja kerja aktual yang akurat. Karena itu untuk memastikan penilaian
yang adil dan akurat, harus ada kepastian bahwa penyebab-penyebab
kinerja sebenarnya dapat dikenali.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian
dapat berguna bagi kepala sekolah dan guru. Bagi kepala sekolah dapat
digunakan untuk mengambil keputusan dan menindaklanjuti hasil
penilaian, menjalin kerja sama dengan guru dalam rangka meninjau
perilaku yang berkaitan dengan guru, kinerja guru, dan menyusun suatu
rencana untuk memperbaiki setiap deviasi agar sesuai dengan patokan
atau standar yang ditetapkan.
Penilaian kinerja yang telah dicapai dapat dijadikan motivasi
dalam meningkatkan kinerja di waktu mendatang sekaligus memperbaiki
kekurangan. Penilaian kinerja guru pada umumnya dilakukan oleh atasan
dalam hal ini kepala sekolah terhadap bawahannya yaitu guru. Dalam
pelaksanaan penilaian tentunya kepala sekolah tidak bisa mengadakan
penilaian menurut keinginannya sendiri, tetapi proses penilaian harus
mengacu pada unsur-unsur yang dinilai dan ditentukan sebelumnya.
Salah satu bentuk yang digunakan yaitu mengukur atau mengadakan
penilaian terhadap perilaku guru, tugas, dan tanggung jawab guru,
sehingga para guru tentunya sudah memahami tugas, tanggung jawab
apa yang harus diselesaikan, dan mengetahui ukuran keberhasilannya.
Artinya guru juga bisa mengukur kinerjanya berdasarkan tugas dan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 35/128
35
Dale Yoder dalam Hasibuan (2005:25) mendefinisikan
penilaian kinerja sebagai prosedur yang formal dilakukan di dalam
organisasi untuk mengevaluasi pegawai dan sumbangan serta
kepentingan bagi pegawai (Has. Sedangkan menurut Siswanto (2003:
231) penilaian kinerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan manajemen
atau penyelia. Penilai untuk menilai kinerja tenaga kerja dengan cara
membandingkan kinerja atas kinerja dengan uraian atau deskripsi
pekerjaan dalam suatu periode tertentu biasanya setiap akhir tahun.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 74 tahun 2008 pasal 52
menyatakan bahwa beban kerja guru mencakup kegiatan pokok: (a.)
merencanakan pembelajaran; (b.) melaksanakan pembelajaran; (c)
menilai hasil pembelajaran; (d) membimbing dan melatih peserta didik;
dan (e) melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan
kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru.
Menurut Danim, (2002) kinerja guru sangat penting untuk
diperhatikan dan dievaluasi karena guru mengemban tugas profesional
artinya tugas-tugas hanya dapat dikerjakan dengan kompetensi khusus
yang diperoleh melalui program pendidikan. Guru memiliki tanggung
jawab yang secara garis besar dapat dikelompokkan yaitu: (1). Guru
sebagai pengajar, (2). Guru sebagai pembimbing dan (3). Guru sebagai
administrator kelas.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan indikator kinerja guru antara lain :
(a) Kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar.
(b) Penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa
(c) Penguasaan metode dan strategi mengajar
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 36/128
36
(d) Pemberian tugas-tugas kepada siswa
(e) Kemampuan mengelola kelas
(f) Kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi.
(g) Membimbing dan melatih peserta didik
(h) Melaksanakan tugas tambahan
Tujuan Penilaian kinerja sangat bermanfaat bagi dinamika
pertumbuhan organisasi secara keseluruhan. Melalui penilaian tersebut,
maka dapat diketahui bagaimana kondisi riil pegawai dilihat dari kinerja
dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan.
2.3.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru
Menurut Prabu (2004:67) faktor yang mempengaruhi kinerja guru
adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivision).
(a) Faktor kemampuan
Secara psikologi, kemampuan guru terdiri dari kemampuan potensi
IQ) dan keampuan reality (knowledge + skill). Artinya seorang
guru yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi dan sesuai
dengan bidangnya serta terampil dalam mengerjakan pekerjaan
sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang
diharapkan.
Oleh karena itu, pegawai perlu ditetapkan pada pekerjaan yang
sesuai dengan keahliannya. Dengan penempatan guru yang sesuai
dengan bidangnya akan dapat membantu dalam efetivitas suatu
pembelajaran.
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 37/128
37
(b) Faktor motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap seorang guru dalam
menghadapi situsi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang
menggerakkan seseorang yang terarah untuk mencapai tujuan
pendidikan.
C. Meclelland dalam Anwar Prabu (2000:68) berpendapat
bahwa .ada hubungan yang fositif antara motif berprestasi
dengan pencapaian kinerja..
Guru sebagai pendidik memiliki tugas dan tanggung
jawab yang berat. Guru harus menyadari bahwa ia harus
mengerjakan tugasnya tersebut dengan sungguh-sungguh,
bertanggung jawab, ikhlas dan tidak asal-asalan, sehingga
siswa dapat dengan mudah menerima apa saja yang
disampaikan oleh gurunya. Jika ini tercapainya maka guru akan
memiiki tingkat kinerja yang tinggi.
Selanjutnya MeClelland mengemukakan 6 krakteristik
dari guru yang memiliki motif berprestasi tinggi Yaitu:
(1) Memiliki tanggung jawab pribadi tinggi
(2) Berani mengambil resiko
(3) Memiliki tujuan yang realistis
(4) Memanfaatkan rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang
untuk merealisasi tujuannya.
(5) Memanfaatkan umpan balik yang kongkret dalam seluruh
kegiatan kerja yang dilakukannya.
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 38/128
38
(6) Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang
telah diprogramkan.
2.4. Kerangka Pemikiran
2.4.1 Pengaruh Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru
Keterampilan manajerial kepala sekolah adalah kemampuan dan
keahlian yang dimiliki kepala sekolah dalam tugas-tugasnya di sekolah meliputi
keterampilan konseptual, keterampilan hubungan manusia, dan keterampilan
teknis. Dalam organisasi sekolah keterampilan manajerial kepala sekolah
berarti kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan tugas berdasarkan
kompetensi pekerjaan dengan mendorong, mempengaruhi, membimbing,
mengarahkan, menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan
pelaksanaan dan pengembangan pendidikan, serta pengajaran, sedangkan
kepala sekolah yang kompeten berarti menguasai kecakapan kerja atau
keahlian sesuai dengan bidang kerja yang bersangkutan. Keterampilan
managerial ini diharapkan memiliki pengaruh yang besar terhadap kinerja guru
2.4.2 Pengaruh Keterampilan Konseptual Kepala Sekolah terhadap kinerja
guru
Dalam organisasi pendidikan keterampilan konseptual adalah
kemampuan yang dimiliki oleh administrator sekolah untuk melihat lingkungan
sekolah dan program sekolah sebagai suatu keseluruhan, kemampuan
menjalankan secara efektif setiap komponen sekolah, program pendidikan
sebagai suatu sistem pengajaran, dan berfungsi mengorganisasikan manusia.
Keterampilan konseptual ini diharapkan dapat mempengaruhi kinerja guru,
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 39/128
39
2.4.3. Pengaruh Keterampilan Hubungan Manusia Kepala Sekolah terhadap
Kinerja Guru
Keterampilan hubungan manusia dalam bidang pendidikan adalah
kemampuan administrator sekolah untuk menciptakan komunikasi yang
harmonis dengan personil sekolah, memotivasi, mengembangkan sikap,
moral dan menyelesaikan konflik, mengetahui kebutuhan manusia, serta
mengembangkan sumber daya manusia agar dapat meningkatkan unjuk
kerja guru untuk mencapai tujuan sekolah.
2.4.4. Pengaruh Keterampilan Teknis Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru
Keterampilan teknis adalah kemampuan kepala sekolah dalam
memahami serta cakap dalam menggunakan metode, proses, prosedur, dan
teknik dalam bidang pendidikan. Sebagai kepala sekolah tentunya
berkewajiban membina dan membimbing para guru agar mampu
melaksanakan proses belajar mengajar dengan baik. Kemudian kepala
sekolah berkewajiban mengontrol cara mengajar yang dilakukan oleh para
guru.
2.4.5. Pengaruh Keterampilan Managerial Kepala Sekolah terhadap Kinerja
guru
Keterampilan manajerial kepala sekolah dalam organisasi sekolah
berarti kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan tugas berdasarkan
kompetensi pekerjaan dengan mendorong, mempengaruhi, membimbing,
mengarahkan, menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan
pelaksanaan dan pengembangan pendidikan, serta pengajaran. Sedangkan
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 40/128
40
kepala sekolah yang kompeten berarti menguasai kecakapan kerja atau
keahlian sesuai dengan bidang kerja yang bersangkutan.
Kinerja guru adalah perilaku nyata guru SMP Negeri di Kecamatan
Gringsing Kabupaten Batang yang dapat diamati tugas-tugasnya dalam
melaksanakan tugas profesionalnya sehingga dapat meningkatkan prestasi
kerja dan produktifitas kerja yang lebih baik secara efektif dan efisien.
Indikator kinerja guru meliputi :
Keterkaitan antara keterampilan manajerial kepala sekolah sebagai
variabel bebas (X) yang meliputi keterampilan konseptual (X1), keterampilan
hubungan manusia (X2), dan keterampilan teknis (X3), sedangkan kinerja
guru (Y) sebagai variabel terikat. Adapun hubungan variabel penelitian
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.2Skema Kerangka Pemikiran
H1
H2 H4 4
H3
Keterampilan
Konseptual KS (X1)
Kinerja Guru
(Y)
Keterampilan Hub.
Manusia KS (X2)
Keterampilan Teknis
KS (X3)
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 41/128
41
2.5 Hipotesis Penelitian
H 1 : Ho : Ada pengaruh positif keterampilan konseptual Kepala Sekolah
terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gringsng
Kabupaten Batang
Ha : Tidak ada pengaruh
H2 : Ho : Ada pengaruh positif keterampilan hubungan manusia kepala
sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gringsng
Kabupaten Batang ;
Ha : Tidak ada pengaruh
H3 : Ho : Ada pengaruh positif keterampilan teknis kepala sekolah terhadap
kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gringsng Kabupaten Batang
Ha : Tidak ada pengaruh
H4 : Ho : Ada pengaruh positf keterampilan konseptual kepala sekolah ,
keterampilan hubungan manusia kepala sekolah , dan keterampilan
teknis kepala sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja guru
SMP Negeri di Kecamatan Gringsng Kabupaten Batang
Ha : Tidak ada pengaruh
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 42/128
42
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian dapat digolongkan ke dalam 3 (tiga) jenis atau tipe, yaitu
penelitian penjajakan (eksploratif ), penelitian penjelasan (eksplanatori ) dan
penelitian deskripsi ( Singarimbun dan Efendi, 2001: 44).
Penelitian ini dapat dikategorikan ke dalam jenis penelitian eksplanatori
yaitu penelitian yang bertujuan menjelaskan hubungan kausalitas ( sebab
akibat) antara dua variabel atau lebih.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Tata pikir dalam
penelitian ini adalah aksiomatis kausalitas , tiada akibat tanpa sebab dan tiada
sebab tanpa akibat, dalam pelaksanaannya peneliti melakukan manipulasi
terhadap variabel-variabel yang ada. Penelitian termasuk jenis expost facto
yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui peristiwa yang telah terjadi
dan kemudian menarik ke belakang melalui data untuk menentukan faktor-faktor
yang mendahului atau menemukan sebab-sebab.
Desain penelitian ini ingin menjawab pernyataan melalui analisis terhadap
hubungan antar variabel , faktor-faktor apakah yang secara sistematis
berhubungan dengan kejadian , kondisi atau bentuk-bentuk tingkah laku
tertentu. Kondisi yang dimaksud adalah kinerja guru, sedangkan tingkah laku
yang dimaksud adalah keterampilan managerial kepala sekolah.
Penelitian ini termasuk penelitian survey, karena subjek yang diteliti
berkaitan dengan sikap atau pendapat seseorang atau sekelompok orang
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 43/128
43
dalam merespon suatu peristiwa atau keadaan yang sedang atau telah
berlangsung, melalui sampel dari populasi yang telah ditentukan.
Pendekatan ini dipilih karena penelitian ini ingin mengumpulkan
informasi yang berbentuk opini dari sejumlah besar orang terhadap topik
tertentu, yaitu mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh keterampilan
manajerial kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan
Gringsing Kabupaten Batang.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Kecamatan Gringsing
Kabupaten Batang. Alasan utama dilaksanakannya penelitian ini di
Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang adalah: pertama, kinerja guru
SMP Negeri di Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang . Kedua, kepala
sekolah SMP Negeri di Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang memiliki
keterampilan yang cukup beragam, baik keterampilan konseptual,
keterampilan hubungan manusia, maupun keterampilan teknis. Oleh
karena itu lokasi ini menarik untuk dilakukan penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan dalam rentan waktu tiga bulan.
Penelitian diawali dari bulan Juli dan berakhir bulan September tahun
2011. Dua bulan pertama digunakan untuk menyusun proposal penelitian
beserta pengumpulan data, sedang satu bulan terakhir digunakan untuk
analisis data serta penyusunan laporan penelitian.
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 44/128
44
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Sugiyono (2010: 117), berpendapat bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian ini adalah seluruh
guru yang berjumlah 120 orang dan tersebar di 4 SMP Negeri di
Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang yang didasarkan pada data
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Batang tahun
2011.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2010: 118). Dengan menggunakan rumus
Taro Yamane seperti saduran dari Rahmat dan Ridwan (2000:65) apabila
populasi penelitian sudah diketahui, maka dasar penentuan jumlah
sampel dilakukan dengan menggunakan rumus berikut :
Keterangan :
n : Jumlah Sampel
N : Jumlah Populasi
: Presisi yang ditetapkan
Tehnik pengambilan sampel menggunakan metode convenience
sampling atau kemudahan, yaitu elmen populasi (orang atau kejadian)
yang datanya mudah dperoleh peneliti dengan tidak terbatas, sehingga
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 45/128
45
peneliti memiliki kebebasan untuk memlih sampel yang paling cepat dan
murah (Indriantoro 2002:130). Besarnya populasi diketahui sebanyak 120.
Jadi besarnya sampel yang digunakan adalah:
n = 54,5
Berdasarkan perhitungan diatas, maka jumlah sampel yang diambil dalam
penelitan ini adalah guru SMP Negeri di Kecamatan Gringsing
Kabupaten Batang sebenarnya 54,5 tetapi dibulatkan menjadi 55 orang.
Penetapan sampel dengan cara proporsional random sampling atau
sampling acakan yang sederhana ( Nasution, 2002:92) seperti terlihat
pada tabel berikut.
Tabel 3.1
Penentuan jumlah Sampel
No Sekolah Populasi Uraian Penghitungan
Sampel
1 SMP Negeri 1 Gringsng 35 36/120x55 = 16,0 162 SMP Negeri 2 Gringsing 26 26/120x55 = 11,9 123 SMP Negeri 3 Gringsing 35 35/120x55 = 16,0 16 4 SMP Negeri 4 Grngsing 24 24/120x55= 11 11
Jumlah 120 55Keterangan : - angka dua digit di belakang koma ≤ 0,49 dibulatkan ke
bawah ≥ 0,50 dibulatkan ke atas.- Kepala sekolah walaupun guru tidak termasuk dalam sampel
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 46/128
46
3.4 Jenis Data dan Tehnik Pengumulan Data
3.4.1 Jenis Data
Ada dua (2) data dalam penelitian ini yaitu data primer dan data
sekunder.
3.4.1.1 Data Primer
Dalam penelitian ini sebagai sumber data primer adalah para
responden atau masyarakat yang menjadi bagian/warga sekolah (Kepala
Sekolah dan para guru) yang memberikan persepsi tentang kinerja guru di
SMP yang menjadi obyek-obyek sekolah dalam penelitian.
3.4.1.2 Data Sekunder
Yang dimaksud dengan sumber data sekunder adalah sumber di
mana data tersebut diambil secara tidak langsung. Untuk memperoleh data
sekunder akan diambil dari buku-buku, data guru yang mengikuti
penataran, data guru yang telah bersertifikasi, catatan supervisi guru dari
Kepala SMP Negeri di Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang.
Penelitian ini bersifat non eksperimental dengan menggunakan
metode survei berdasarkan pada metode penelitian kuantitatif
(Sukmadinata, 2005: 53). Penelitian survei dimaksud merupakan upaya
pengumpulan informasi dari sebagian populasi yang dianggap dapat
mewakili populasi tertentu. Dalam penelitian ini survei digunakan untuk
meneliti pengaruh keterampilan manajerial kepala sekolah terhadap
kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang.
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 47/128
47
3.4.2 Metode Pengumpulan Data
3.4.2.1 Teknik Interview ( wawancara)
Sugiyono ( 2010:194) Wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam
dan jumlah respondennya sedkit/kecil. Sutrisno dalam Sugoyono
(2010:194) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh
peneliti dalam menggunakan metode interview dan juga kuesioner
(angket) adalah sebagai berkut :
(1) Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang
dirinya sendiri.
(2) Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah
benar dan dapat dipercaya.
(3) Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang
dimaksudkan oleh peneliti.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak
terstruktur dan dapat dilakukan melalui tatap muka (tace to face)
maupun dengan menggunakan telepon.
4.4.2.2.Teknik Kuesioner ( Angket)
Menurut Sugiyono ( 2010:199) Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuesioner dapat berupa pertanyaan-pertanyaan tertutup
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 48/128
48
atau terbuka dapat diberikan kepada responden secara langsung atau
dikirim melalui pos, atau internet.
Menurut Sekarang dalam Sugiyono ( 2010:200)
mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan angket sebagai
teknik pengumpulan data yaitu : prinsip penulisan, pengukuran dan
penampilan fisik.
(1) Prinsip penulisan angket
Faktor-faktor yang menyangkut mengenai prinsip penulisan
angket yaitu : isi dan tujuan pertanyaan, bahasa yang digunakan
mudah , pertanyaan tertutup-negatif positif, pertanyaan tidak
mendua, tidak menanyakan yang sudah lupa, pertanyaan tidak
mengarahkan, panjang pertanyaan dan urutan pertanyaan.
(2) Prinsip pengukuran
Angket yang diberikan kepada responden adalah merupakan
instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur variable
yang akan diteliti. Oleh sebab itu instrumen angket tersebut harus
dapat digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan reliable
tentang varibel yang diukur.
(3) Prinsip penampilan fisik angket
Angket sebagai alat pengumpul data akan mempengaruhi
responden atau keseriusan responden dalam mengisi angket.
Angket yang dibuat dikertas buram, akan mendapat respon kurang
menarik bagi responden, dibandingkan angket yang dicetak dalam
kertas yang bagus dan berwarna.
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 49/128
49
3.5 Variabel Penelitian
Penelitian ini menempatkan keterampilan konseptual (X1),
keterampilan hubungan manusia (X2), dan keterampilan teknis (X3)
sebagai variabel bebas, sedangkan kinerja guru (Y) sebagai variabel
terikat.
3.6. Definisi operasional variabel
Definisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna variabel
yang sedang diteliti. Singarimbun (2004: 46-47) memberikan pengertian
tentang definisi operasional adalah unsur penelitian yang
memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel, dengan kata
lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan
bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Defininisi operasional
adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang
ingin menggunakan variabel yang sama. Lebih lanjut beliau mengatakan :
“dari informasi tersebut akan mengetahui bagaimana caranya pengukuran
atas variabel itu dilakukan”. Dengan demikian peneliti dapat menentukan
apakah prosedur pengukuran yang sama akan dilakukan (diperlukan)
prosedur pengukuran baru. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa definisi operasional itu harus bisa diukur dan spesifik
serta bisa dipahami oleh orang lain, adapun definisi operasional adalah
sebagai berikut :
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 50/128
50
3.6.1 Variabel Independen.
Variabel independen dalam penelitian ini ada tiga (3) yakni
Keterampilan konseptual Kepala Sekolah( X1) Keterampilan Hubungan
Manusia Kepala Sekolah (X2) dan Keterampilan Teknis Kepala sekolah
(X3)
3.6.1.1 Keterampilan Konseptual
Keterampilan konseptual adalah kemampuan yang dimiliki oleh
administrator sekolah untuk melihat lingkungan sekolah dan program
sekolah sebagai suatu keseluruhan, kemampuan menjalankan secara
efektif setiap komponen sekolah, program pendidikan sebagai suatu
sistem pengajaran, dan berfungsi mengorganisasikan manusia.
Indikator keterampilan konseptual meliputi: (a) Kemampuan
mendiagnosis permasalahan sekolah; (b) Memecahkan permasalahan
sekolah; (c) Merencanakan perilaku; (d) Mengkoordinasi kegiatan
sekolah; (e) Mengevaluasi kegiatan; (f) Mengembangkan kurikulum, dan
(g) Mengembangkan staf untuk mencapai tujuan sekolah.
3.6.1.2. Keterampilan Hubungan Manusia
Keterampilan hubungan manusia dalam bidang pendidikan
adalah kemampuan administrator sekolah untuk menciptakan
komunikasi yang harmonis dengan personil sekolah, memotivasi,
mengembangkan sikap, moral dan menyelesaikan konflik, mengetahui
kebutuhan manusia, serta mengembangkan sumber daya manusia agar
dapat meningkatkan unjuk kerja guru untuk mencapai tujuan sekolah.
Indikator keterampilan hubungan manusia meliputi: (a) Menjalin
hubungan kerja sama dengan para guru agar tujuan sekolah dicapai
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 51/128
51
dengan mudah; (b) Membangun semangat atau memotivasi kerja guru
agar dapat berhasil dalam menyelesaikan tugas; (c) Menjalin
komunikasi dengan para guru, agar program sekolah dipahami secara
baik oleh guru; (d) Menciptakan kerja sama yang efektif dan kooperatif
dengan para guru sebagai upaya untuk memperlancar pelaksanaan
tugas guru; (e) Mengikutsertakan para guru dalam merumuskan
pengambilan keputusan; (f) Menyelesaikan konflik di sekolah; (g)
Memberikan bimbingan dan bantuan dalam menyelesaikan tugas guru,
sebagai upaya untuk memperlancar pelaksanaan tugas guru dalam
proses belajar mengajar; dan (h) Memperhatikan kesejahteraan guru.
3.6.1.3 Keterampilan Teknis
Keterampilan teknis adalah kemampuan kepala sekolah dalam
memahami serta cakap dalam menggunakan metode, proses, prosedur,
dan teknik dalam bidang pendidikan.
Indikator keterampilan teknis meliputi: (a) Membimbing guru
dalam melaksanakan tugas proses belajar mengajar; (b) Membimbing
guru dalam proses bimbingan ; dan (c) Pelaksanaan administrasi
sekolah dan pengajaran.
3.6.2. Variabel Dependen
Yang disebut variabel dependen dalam penelitian ini adalah
kinerja guru (Y).
Kinerja Guru adalah kemampuan dan usaha guru untuk melaksanakan
tugas pembelajaran sebaik-baiknya dalam perencanaan program
pengajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi hasil
pembelajaran.
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 52/128
52
Kinerja guru adalah perilaku nyata guru SMP Negeri di Kecamatan
Gringsing Kabupaten Batang yang dapat diamati tugas-tugasnya
dalam melaksanakan tugas profesionalnya sehingga dapat
meningkatkan prestasi kerja dan produktifitas kerja yang lebih baik
secara efektif dan efisien. Indikator kinerja guru meliputi :
(a) Kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar; (b)
Penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa; (c)
Penguasaan metode dan strategi mengajar ; (d) Pemberian tugas-
tugas kepada siswa; (e) Kemampuan mengelola kelas; (f) Kemampuan
melakukan penilaian dan evaluasi; ( g) Membimbing dan melatih
peserta didik; (h) Melaksanakan tugas tambahan
Untuk menyamakan persepsi dan kesamaan konsep dalam
mengartikan istilah, maka perlu ditegaskan beberapa istilah sebagai
berikut:
4.7. Skala Pengukuran
Dalam penelitian ini menggunakan skala pengukuran rating scale
yaitu data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan
dalam pengertian kualitatif (Sugiyono, 2010: 141).
Dalam hal ini responden diberikan alternatif pilihan dalam kategori
jawaban:
5 = sangat baik
4 = baik
3 = netral
2 = tidak baik
1 = sangat tidak baik
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 53/128
53
4.8. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
4.8.1. Uji Validitas Instrumen
Menurut Ghozali (2007:45), uji validitas (uji kesahihan) adalah
suatu alat yang digunakan untuk mengukur sah/ valid tidaknya suatu
kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner.
Untuk mengukur validitas dalam penelitian ini melakukan korelasi antar
skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Uji
validitas yang dilihat dari output SPSS. Kriteria pengambilan keputusan
untuk validitas adalah ditentukan apabila jika r hitung> r tabel dan nilai
positif, maka butir atau pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan
valid. Dalam penelitian ini dibantu dengan program SPSS, dimana nilai r
hitung ditunjukkan dengan nilai Corrected Item Total Correlation
(Ghozali, 2007).
Sedangkan nilai r tabel dinyatakan dengan rumus df = n – k – 1 .
Tabel 3.2.
Hasil Uji Validitas Keteramplan Konseptual Kepala Sekolah (X1)
Item No r-hitung r-tabel KesimpulanSoal 1 0.427 0,266 Valid Soal 2 0.333 0,266 Valid
Soal 3 0.275 0,266 Valid Soal 4 0.480 0,266 ValidSoal 5 0.539 0,266 ValidSoal 6 0.288 0,266 Valid Soal 7 0.716 0,266 Valid Soal 8 0.700 0,266 Valid Soal 9 0.815 0,266 Valid Soal 10 0.765 0,266 Valid Soal 11 0.717 0,266 Valid Soal 12 0.651 0,266 Valid
Sumber: data primer yang diolah, tahun 2011
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 54/128
54
Untuk mengetahui soal valid dan tidak valid dapat dilihat
nilai rhitung dibandingkan dengan tabel corelation produk moment
untuk dk (Derajat Kebebasan) = n-1 = 55 -1 = 54 untuk alfa 5%
adalah 0,266. Jika rhitung > rtabel maka soal tesebut valid dan
sebaliknya. Pada tabel di atas dapat dilihat nilai pada kolom
Corrected Item-Total Correlation dibandingkan dengan rtabel.
Sehingga soal instrumen dinyatakan valid.
Tabel 3.3.
Hasil Uji Validitas Keteramplan Hubungan Manusia Kepala Sekolah (X2)
Item No r-hitung r-tabel KesimpulanSoal 1 0.587 0,266 Valid Soal 2 0.406 0,266 Valid Soal 3 0.517 0,266 Valid Soal 4 0.755 0,266 Valid Soal 5 0.640 0,266 Valid
Soal 6 0.507 0,266 Valid Soal 7 0.412 0,266 Valid Soal 8 0.445 0,266 Valid Soal 9 0.395 0,266 Valid Soal 10 0.408 0,266 Valid Soal 11 0.333 0,266 Valid Soal 12 0.541 0,266 Valid Soal 13 0.666 0,266 ValidSoal 14 0.467 0,266 Valid
Sumber: data primer yang diolah, tahun 2011
Untuk mengetahui soal valid dan tidak valid dapat dilihat nilai rhitung
dibandingkan dengan tabel corelation produk moment untuk dk
(Derajat Kebebasan) = n-1 = 55 -1 = 54 untuk alfa 5% adalah
0,244. Jika rhitung > rtabel maka soal tesebut valid dan sebaliknya.
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 55/128
55
Pada tabel di atas dapat dilihat nilai pada kolom Corrected Item-
Total Correlation dibandingkan dengan rtabel. Sehingga semua soal
instrumen dinyatakan valid.
bel 3.4.
Hasil Uji Validitas Keteramplan Teknik Kepala Sekolah (X3)
Item No r-hitung r-tabel KesimpulanSoal 1 0.430 0,266 Valid Soal 2 0.362 0,266 Valid
Soal 3 0.471 0,266 Valid Soal 4 0.569 0,266 Valid Soal 5 0.439 0,266 Valid Soal 6 0.421 0,266 Valid Soal 7 0.462 0,266 Valid Soal 8 0.277 0,266 Valid
Sumber: data primer yang diolah, tahun 2011
Untuk mengetahui soal valid dan tidak valid dapat dilihat nilai rhitung
dibandingkan dengan tabel corelation produk moment untuk dk
(Derajat Kebebasan) = n-1 = 55 -1 = 54 untuk alfa 5% adalah
0,244. Jika rhitung > rtabel maka soal tesebut valid dan sebaliknya.
Pada tabel di atas dapat dilihat nilai pada kolom Corrected Item-
Total Correlation dibandingkan dengan rtabel. Sehingga semua soal
instrumen dinyatakan valid.
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 56/128
56
Tabel 3.5.
Hasil Uji Validitas Kinerja Guru (Y)
Item No r-hitung r-tabel KesimpulanSoal 1 0.499 0,266 Valid Soal 2 0.529 0,266 Valid Soal 3 0.645 0,266 Valid Soal 4 0.550 0,266 Valid Soal 5 0.540 0,266 Valid Soal 6 0.354 0,266 Valid Soal 7 0.458 0,266 Valid Soal 8 0.480 0,266 Valid
Soal 9 0.506 0,266 Valid Soal 10 0.763 0,266 ValidSoal 11 0.640 0,266 ValidSoal 12 0.434 0,266 ValidSoal 13 0.428 0,266 Valid Soal 14 0.490 0,266 Valid Soal 15 0.456 0,266 Valid Soal 16 0.727 0,266 Valid Soal 17 0.797 0,266 Valid Soal 18 0.743 0,266 Valid Soal 19 0.649 0,266 Valid Soal 20 0.625 0,266 Valid
Soal 21 0.570 0,266 Valid Soal 22 0.759 0,266 Valid Soal 23 0.744 0,266 Valid Soal 24 0.637 0,266 Valid
Sumber: data primer yang diolah, tahun 2011
Untuk mengetahui soal valid dan tidak valid dapat dilihat
nilai rhitung dibandingkan dengan tabel corelation produk moment
untuk dk (Derajat Kebebasan) = n-1 = 55 -1 = 54 untuk alfa 5%
adalah 0,266. Jika rhitung > rtabel maka soal tesebut valid dan
sebaliknya. Pada tabel di atas dapat dilihat nilai pada kolom
Corrected Item-Total Correlation dibandingkan dengan rtabel.
Sehingga semua soal instrumen dinyatakan valid.
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 57/128
57
4.8.2. Uji Reliabilitas
Uji relibilitas adalah alat uji untuk mengukur kuesione yang merupakan
indikator dari variabel (Ghozali, 2007). Reliabilitas sebenarnya adalah alat
untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel
atau konstruk (Ghozali, 2007: 42). Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau
handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu. Peneliti melakukan pengujian reliabilitas
untuk mengetahui konsistensi hasil pengukuran variabel. Pengukuran
yang reliabel menunjukkan instrumen sudah dipercaya. Sehingga akan
menghasilkan data yang dapat dipercaya pula. Cara menghitung tingkat
reliabilitas suatu data yaitu dengan menggunakan uji statistik Cronbach
Alpha (a). (Ghozali, 2007: 42). Suatu konstruk atau variabel dikatakan
reliabel apabila nilai r Cronbach alpha >0,60 (Ghozali, 2007). Adapun
perhitungan reliabilitas menggunakan bantuan komputer program SPSS.
Tabel 3.6.Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel KoefisienReliabilitas
Alpha
r-Nunnaly Status
123
4
Keterampilan KonseptualKeterampilan Hubungan ManusiaKeterampilan Teknik
Kinerja Guru
0,8650,8450,724
0,933
0,600,600,60
0,60
ReliabelReliabelReliabel
ReliabelSumber: Jawaban Pertanyaan Variabel diolah, Tahun 2011
Dari tabel 3.6 tersebut dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan untuk
variabel penelitian adalah reliabel untuk digunakan sebagai instrumen penelitian,
karena semua r-Alpha lebih besar dari r-Nunnaly (batasan nilai Cronbach Alpha ).
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 58/128
58
4.9. Uji Asumsi Klasik
4.9.1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui normal
tidaknya distribusi data penelitian. Uji normalitas data penelitian ini
menggunakan uji normalitas “Goodness of Fit ” dari Kolmogorov-Smirnof .
Suatu model regresi memiliki distribusi data normal apabila nilai Asym. Sig
(2-tailed) lebih besar dari 0,05.
4.9.2. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah kondisi di mana sebaran atau varian
faktor gangguan (disturbance ) tidak konstan sepanjang observasi. Jika
harga X makin besar maka sebaran Y makin lebar atau makin sempit.
Menurut Hanke dan Ritsch dalam Kuncoro (2007: 96), heteroskedastisitas
muncul apabila kesalahan atau residu dari model yang diamati tidak
memiliki varian yang konstan dari satu observasi ke observasi lain.
Permasalahan heteroskedastisitas menyebabkan bias pada variasi dari
standar error , hal ini akan mengakibatkan uji t menjadi bias (tidak dapat
dipercaya), sehingga penaksiran regresi tidak dapat dipakai untuk
mengambil keputusan.
4.9.3. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah hubungan antar data pada suatu waktu dengan
data pada waktu sebelumnya. Istilah autokorelasi dapat didefinisikan
sebagai korelasi antara serangkaian observasi yang diurutkan waktu (data
deretan waktu) atau ruang (cross- sectional data ) (Setiaji, 2006: 51). Untuk
menghitung ada tidaknya autokorelasi dalam suatu model regresi
digunakan uji Durbin Watson.
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 59/128
59
4.9.4. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah korelasi linier yang perfect (100 %) atau
eksak di antara variabel penjelas yang dimasukkan ke dalam model
(Setiaji, 2006: 61). Jika di antara variabel penjelas ada yang memiliki
korelasi tinggi maka hal ini mengindikasikan adanya problem
multikolinieritas. Dalam uji multikolinieritas melalui print out komputer,
terlihat adanya hasil collinierity diagnosis dan coefficient correlation .
Apabila nilai koefisien korelasi variabel bebas mendekati angka 1,
menunjukkan adanya multikolinieritas. Demikian juga nilai toleransi
mendekati nol, atau nilai inflasi variance (VIF) cenderung besar/mendekati
10.
4.10 Metode Analisis Data
4.10.1. Regresi Linear Berganda
Teknik analisis penelitian menggunakan analisis regresi linear
berganda (multiple regression analysis ). Berdasarkan permasalahan
dan hipotesis yang telah dikemukakan, maka penelitian ini diarahkan
untuk mengetahui pengaruh dari beberapa variabel independen
terhadap variabel dependen. Dengan demikian model analisis dalam
penelitian ini dapat diformulasikan sebagai berikut:
Y = α + ß1X1 + ß2X2 + ß3X3 + e
(Setiaji, 2006: 8)
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 60/128
60
Keterangan:
α = Konstanta
ß1 ß2 ß3 = Koefisien Regresi
Y = Kinerja Guru
X1 = Keterampilan Konseptual Kepala Sekolah
X2 = Keterampilan Hubungan Manusia Kepala Sekolah
X3 = Keterampilan Teknis Kepala Sekolah
e = disturbance error
Berdasarkan model regresi tersebut dapat dilakukan beberapa
pengujian statistik, yaitu:
4.10.2 Uji t
Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh dari
variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel
terikat (Kuncoro, 2007: 81). Dalam penelitian ini Uji t statistik digunakan
untuk menguji apakah keterampilan konseptual Kepala Sekolah (X1),
keterampilan hubungan manusia Kepala Sekolah (X2), dan keterampilan
teknis Kepala Sekolah (X3) secara parsial berpengaruh terhadap
variabel dependen kinerja guru (Y). Pengujian ini dilakukan dengan
asumsi bahwa variabel-variabel lain adalah nol. Perhitungan nilai t
dengan rumus sebagai berikut:
Sb
bt
b = koefisien regresi
Sb = standar error
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 61/128
61
4.10.3 Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Kuncoro (2007: 84), koefisien determinasi pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel terikat, dalam menentukan besarnya sumbangan prediktor
terhadap kriterium atau peran variabel bebas terhadap variabel terikat.
R2 adalah perbandingan antara variasi dependen (terikat) yang dijelaskan
oleh variasi independen (bebas). Semua variabel di luar model diwadahi
dalam e, jika variabel dalam model hanya menjelaskan 0,2 maka berarti
sebesar 0,8 ditentukan oleh variabel di luar model. Semakin besar ukuran
sampel maka nilai R2 cenderung makin kecil (Setiaji, 2006: 28).
Rumus R2 :
2
2
2
Y Y
Y Y
R
4.10.4 Sumbangan Prediktor
Sumbangan prediktor digunakan untuk mengetahui berapa
sumbangan (peran) masing-masing variabel bebas. Ada dua jenis
sumbangan, yaitu sumbangan efektif dan sumbangan relatif. Jumlah
sumbangan efektif untuk semua variabel sama dengan koefisien
determinasi, sedangkan jumlah sumbangan relatif untuk semua variabel
bebasnya sama dengan 1 atau 100% (Budiono, 2004: 293). Sumbangan
efektif disajikan dengan SE, dan sumbangan relatif disajikan SR,
terhadap terjadinya regresi linear disajikan dalam bentuk formula sebagai
berikut:
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 62/128
62
SE (X)% = βx1..n ∙ r yx1…n
SR (X)% = 2%
R X SE
Keterangan:
βx1..n = standar koefisien beta;
ryx1…n = koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor;
R2 = nilai R square.
4.10.5 Uji F
Uji F adalah untuk menguji ketepatan model regresi (Setiaji, 2006:
31). Menurut Kuncoro (2007: 82), Uji F statistik digunakan untuk
mengetahui apakah variabel bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
Dalam penelitian ini variabel bebas yaitu keterampilan konseptual Kepala
Sekolah (X1), dan keterampilan hubungan manusia Kepala Sekolah (X2),
dan keterampilan teknis Kepala Sekolah (X3) secara simultan
berpengaruh terhadap variabel dependen kinerja guru (Y).
Rumus Uji F yang digunakan seperti yang dikemukakan oleh
Setiaji (2006: 31) sebagai berikut:
k n Rl
lk RF reg
/
2
2
k = konstanta.
Jika F hitung sudah lebih besar dari 4, maka model di atas sudah
tepat (fit ) (Setiaji, 2006: 32).
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 63/128
63
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian
4.1.1 Profil Disdikpora Kabupaten Batang
Dinas Pendidikan Kabupaten Batang merupakan salah satu perangkat
pemerintah Kabupaten Batang yang memiliki tugas pokok dalam
melaksanakan urusan rumah tangga daerah dan tugas pembantuan yang
diberikan Pemerintah Pusat atau Pemerintah Provinsi Jawa Tengah di
bidang pendidikan. Namun sejak awal tahun 2009, tugas pokok dan
pembantuan tersebut tidak hanya pada bidang pendidikan saja namun juga
pada bidang pemuda dan olahraga. Hal ini ditandai dengan peningkatan
beban kerja dan perubahan nama Dinas Pendidikan menjadi Dinas
Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Batang
berdasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 3 Tahun
2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Daerah Kabupaten Batang (Lembaran Daerah Kabupaten Batang Nomor 3
Seri : D No: 2) serta Peraturan Bupati Batang Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Dinas Pendidikan,
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Batang (Berita Daerah Kabupaten Batang
Tahun 2008 Nomor : 26 Seri D No: 5).
4.1.2. Dasar dan Kedudukan
(a) Dasar Pembentukan
Dasar pembentukan kelembagaan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Batang adalah:
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 64/128
64
(1) Undang-undang Nomor 9 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah
Tingkat II Batang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965
Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
2757);
(2) Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839 );
(3) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1988 tentang Perubahan
Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekalongan, Kabupaten
Daerah Tingkat II Pekalongan dan Kabupaten Daerah Tingkat II
Batang ( Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3381 );
(4) Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonomi;
(5) Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman
Organisasi Perangkat Daerah;
(6) Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik
Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan
Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 70);
(7) Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 50
Tahun 2000 tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Perangkat Daerah Kabupaten/Kota;
(8) Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 1 Tahun 2008 tentang
Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 65/128
65
Kabupaten Batang (Lembaran Daerah Kabupaten Batang Tahun 2008
Nomor 1 Seri : E Nomor:1);
(9) Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah
Kabupaten Batang (Lembaran Daerah Kabupaten Batang Nomor 3
Seri : D Nomor: 2);
(10) Peraturan Bupati Batang Nomor 26 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok,
Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Batang (Berita Daerah Kabupaten Batang Tahun
2008 Nomor : 26 Seri D Nomor :5);
(b) Kedudukan
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Batang
mempunyai kedudukan sebagai Unsur Pelaksana Pemerintah Daerah di
bidang pendidikan, pemuda dan olahraga yang dipimpin oleh seorang
Kepala yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dalam
menjalankan tugas pokok dan pembantuan tersebut, Disdikpora Kabupaten
Batang memiliki program kerja sebagai rangkaian kegiatan untuk
mewujudkan langkah-langkah pokok organisasi yang bertanggungjawab,
sesuai urutan waktu dalam setiap kegiatan yang diperlukan untuk mengukur
capaian kinerja serta mengetahui permasalahan-permasalahan yang dapat
dipakai untuk perencanaan selanjutnya dan menentukan tindakan-tindakan
korektif dalam pelaksanaanya.
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 66/128
66
4.1..3. Tugas Pokok Dan Fungsi Disdikpora
(a) Tugas Pokok
Tugas pokok dari Dinas Pendidikan Kabupaten Batang adalah
melaksanakan urusan rumah tangga Daerah dan tugas pembantuan yang
diberikan Pemerintah Pusat atau Provinsi Jawa Tengah dibidang Pendidikan
sesuai dengan kebijakan Bupati
(b) Fungsi
Dinas Pendidikan Kabupaten Batang mempunyai fungsi :
(1) Perumusan kebijakan teknis, pemberian bimbingan dan pembinaan
dibidang pendidikan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku ;
(2) Perencanaan teknis operasional dan pengembangan unsur-unsur
pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya
sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh Bupati
Batang berdasarkan Peraturan perundang-undangan yang berlaku ;
(3) Pemberian perijinan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh
Bupati berdasarkan peraturan Perundang-undangan yang berlaku ;
(4) Pengawasan dan pengendalian teknis atas pelaksanaan tugas
pokoknya sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati
berdasarkan peraturan perundang - undangan yang berlaku ;
(5) Menyusun rencana daya tampung TK, SD, SLB, SMP, SMA dan SMK
berdasarkan proyeksi data persekolahan dan rencana kebutuhan
guru serta tenaga kependidikan lainnya dan sarana pendidikan ;
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 67/128
67
(6) Menyusun rencana kegiatan pembinaan dan pengembangan
pendidikan masyarakat, pembinaan generasi muda dan
keolahragaan dan kebudayaan berdasarkan data dan informasi ;
(7) Pengurusan Tata Usaha Dinas Pendidikan.
4.1.4. Visi Dan Misi Disdikpora Kaupaten Batang
Visi
Terwujudnya Masyarakat Batang Yang Terdidik, Berbudaya, Berkualitas,
Beriman Dan Berakhlak Mulia
Misi
1. Meningkatkan kemampuan akademik, memberdayakan lembaga
pendidikan sekolah dan luar sekolah;
2. Meningkatkan kreatifitas kepemudaan, keolahragaan dan
pengembangan budaya daerah;
3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang produktif,mandiri,
berdaya saing, berwawasan lingkungan
4.1.5. Struktur Organisasi
Lembaga-lembaga pendidikan yang menjadi kajian penelitian ini berada di
wilayah UPTD Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Batang. Secara
kelembagaan sistem kerja UPTD Dikpora Kabupaten Batang mengacu pada
fungsi bidang masing-masing seperti pada struktur organisasi berikut ini :
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 68/128
68
Gambar 4.1STRUKTUR ORGANISASI DIKPORA KABUPATEN BATANG
TAHUN 2010/2011
Sumber : Disdikpora Kabupaten Batang Tahun 2011
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Batang dalam
penyelenggaraan operasionalnya mengacu regulasi dari Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Tengah sedangkan di bawah Dikpora salah satunya terdapat UPT
SMP, SMA, SMK yang berfungsi sebagai tangan panjang Dikpora Kabupaten
dalam bidang pelayanan teknis pendidikan di tingkat Sekolah Menengah yang
dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah dengan tenaga teknis dilaksanakan oleh
para Pengawas Sekolah yang langsung terjun ke Sekolah Mengenah sebagai
pendamping, pembina sekaligus sebagai supervisor kinerja Sekolah yang
tentunya dengan melibatkan komite sekolah sebagai mitra dalam
penyelenggaraan operasional sekolah agar tujuan dapat tercapai, sedangkan
bidang yang menangani yakni bidang SMP/Dikmen.
(1) Tugas Bidang SMP/Dikmen ( SMP / Pendidikan Menengah )
Mengelola kegiatan pemberian fasilitas bagi SMP, SMA dan SMK untuk
menunjang kelancaran proses pembelajaran secara optimal;
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 69/128
69
Mengelola kegiatan pengembangan Kurikulum, Kesiswaan, Sarana dan
Prasarana pendidikan, pengendalian tugas-tugas kepengawasan, pemberian
ijin operasional sekolah dan membimbing lembaga pengelola sekolah
swasta, serta melaksanakan evaluasi dan monitoring untuk memperlancar
proses pembelajaran di lingkungan SMP, SMA dan SMK sebagai upaya
peningkatan mutu pendidikan.
(2) Tanggungjawab :
Menyusun program kerja tahunan Subdin;
Menyiapkan bahan untuk pengembangan bidang Kurikulum, Kesiswaan dan
Sarana Prasarana SMP, SMA dan SMK;
Menyiapkan bahan utnuk pelaksanaan dan pelayanan administrasi SMP,
SMA dan SMK di bidang Kurikulum, Kesiswaan dan Sarana Prasarana;
Menyiapkan bahan petunjuk teknis operasional penyelenggaraan SMP, SMA
dan SMK di bidang Kurikulum, Kesiswaan dan Sarana Prasarana;
Penyediaan bahan pengendalian, pembimbingan dan evaluasi kerja SMP,
SMA dan SMK tentang pelaksanaan Kurikulum, Kesiswaan dan Sarana
Prasarana;
Mengkoordinasikan, membimbing dan mengendalikan tugas-tugas
kepengawasan bagi Pengawas SMP, SMA dan SMK;
Menyiapkan bahan dan petunjuk operasional pelaksanaan evaluasi
pembelajaran SMP, SMA dan SMK;
Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Kurikulum, Pembinaan
Kesiswaan dan pengelolaan Sarana Prasarana;
Menyiapkan bahan dan petunjuk teknis operasional Penerimaan Peserta
Didik;
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 70/128
70
Menyiapkan bahan pemberian ijin operasional, pendirian dan penutupan
SMP, SMA dan SMK;
Menyusun laporan dan melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
Kepala Bidang SMP/Dikmen ( SMP / Pendidikan Menengah ) membawahi :
(a) Seksi Kurikulum SMP / Dikmen
(1) Menyusun program kerja tahunan seksi;
(2) Menyusun dan melaksanakan program pengembangan Kurikulum
SMP, SMA dan SMK;
(3) Mengendalikan pelaksanaan dan pelayanan administrasi SMP,
SMA dan SMK dibidang Kurikulum;
(4) Memberikan petunjuk teknis operasional penyelenggaraan SMP,
SMA dan SMK dibidang Kurikulum;
(5) Melaksanakan pengendalian, bimbingan dan evaluasi kinerja SMP,
SMA dan SMK tentang pelaksanaan Kurikulum;
(6) Mengkoordinasi tugas-tugas kepengawasan bagi pengawas SMP,
SMA dan SMK tentang pelaksanaan Kurikulum;
(7) Memberikan petunjuk teknis operasional pelaksanaan evaluasi
pembelajaran SMP, SMA dan SMK;
(8) Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kurikulum;
(9) Menyusun laporan kegiatan seksi;
(10) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
(b) Seksi Kesiswaan SMP / Dikmen
(1) Menyususn program kerja tahunan seksi;
(2) Menyusun dan melaksanakan program pengembangan pembinaan
Kesiswaan SMP, SMA dan SMK;
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 71/128
71
(3) Mengendalikan pelaksanaan dan pelayanan administrasi
Kesiswaan SMP, SMA dan SMK;
(4) Memeberikan petunjuk teknis operasional penyelenggaraan
pembinaan Kesiswaan SMP, SMA dan SMK;
(5) Melaksanakan pengendalian bimbingan dan evaluasi kinerja SMP,
SMA dan SMK tentang pelaksanaan pembinaan Kesiswaan;
(5) Mengkoordinasi tugas-tugas pembinaan Kesiswaan dengan
lembaga terkait;
(6) Memberikan petunjuk teknis operasional tentang pelaksanaan
penerimaan peserta didik;
(7) Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembinaan
Kesiswaan;
(8) Menyusun laporan kegiatan seksi;
(9) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
(c) Seksi Sarana dan Prasarana SMP / Dikmen
(1) Menyusun program kerja tahunan Seksi;
(2) Menyusun dan melaksanakan program pengembangan pengelolaan
sarana dan prasarana pendidikan SMP, SMA dan SMK;
(3) Mengendalikan pelaksanaan dan pelayanan administrasi
pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan SMP, SMA dan
SMK;
(4) Memberikan petunjuk teknis operasional pengelolaan sarana dan
prasarana pendidikan SMP, SMA dan SMK;
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 72/128
72
(5) Melaksanakan pengendalian, bimbingan dan evaluasi kinerja SMP,
SMA dan SMK tentang pelaksanaan pengelolaan sarana dan
prasarana pendidikan;
(6) Mengkoordinasi tugas-tugas pengelolaan sarana dan prasarana
pendidikan dengan lembaga terkait;
(7) Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan dan prasarana
pendidikan;
(8) Menyusun laporan kegiatan seksi;
4.1.6. Kondisi wilayah UPT SMP di Kecamatan Gringsing.
Secara geografis UPT SMP di Kecamatan Gringsing terletak di daerah
pegunungan, daratan pantai pantai yang berbatasan dengan Kabupaten Kendal .
Dari 4 SMP Negeri masing-masing memiliki ciri khas, SMP Negeri 1 Gringsing
berada di Kota Kecamatan Gringsing terletak dekat dengan Kecamatan Weleri
Kabupaten Kendal, siswanya sebagian dari wilayah Weleri, SMP Negeri 2
Gringsing di atas gunung sering di sebut SMP Alas Roban karena terletak di
tengah hutan jati di pegunungan Kecamatan Gringsing, siswanya dari sekitar
Alas Roban, SMP Negeri 3 Gringsing dan SMP Negeri 4 Gringsing terletak
kurang lebih 5 km dari pantai utara Pulau Jawa sehingga banyak siswa-siswinya
berasal dari pesisir pantai Utara
4.1.7. Keadaan Jumlah Guru
Sekolah yang dinamis dan efektif sangat ditentukan pada keseimbangan
jumlah guru yang mengajar . Banyaknya jumlah guru yang memadai di kelas
sangat menunjang keberhasilan proses pembelajaran aktif di sekolah . dan guru
adalah salah satu komponen yang sangat penting dalam kegiatan belajar
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 73/128
73
mengajar di kelas. Jumlah guru di Kecamatan Gringsing yang terdiri dari 4 SMP
Negeri sejumah 124 orang.
Tabel 4.1
Rekapitulasi jumlah guru UPT SMP Negeri Kecamatan Gringsing Tahun
2011
NO NAMA SEKOLAH JUMLAHROMBEL
KEPALASEKOLAH
GURU JUMLAH
1 SMP N 1 Gringsing 20 1 35 36
2 SMP N 2 Gringsing 12 1 26 273 SMP N 3 Gringsing 18 1 35 364 SMP N 4 Gringsing 12 1 24 25
JUMLAH 62 4 120 124Sumber Data : UPT SMP Negeri Kecamatan Gringsing Tahun 2011
4.1.8. Kualifikasi Pendidikan Guru
Dari 124 orang guru SMP Negeri di Kecamatan Gringsing Kabupaten
Batang , masih terdapat guru yang berpendidikan Diploma berjumlah 5 orang
atau 4 %. Guru yang berpendidikan S1, berjumlah 117 atau 94,4 % dan
berpendidikan S2 berjumlah 2 orang atau 1,6 %. Berikut ini data tingkat
pendidikan guru SMP Negeri Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang
Tabel 4.2
Tingkat Pendidikan Guru SMP Negeri Kecamatan Gringsing Tahun 2011
Pendidikan
SMA D1/D3 D4/S1 S2 Jumlah
- 5 117 2 124 Sumber Data : UPT SMP Negeri Kecamatan Gringsing Tahun 2011
Dari data tersebut di atas bahwa mayoritas guru SMP di wilayah UPTD
Gringsing berpendidikan S1 dan saat ini ada sebagian yang masih
berpendidikan Diploma akan melanjutkan studi S1 dan S2 baik di perguruan
tinggi negeri maupun swasta.
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 74/128
74
4.1.9. Sertifikasi Guru
Guru SMP Negeri Kecamatan Gringsing yang telah bersertifikat pendidik
sebanyak 51 orang guru atau 41,1 %. Sertifikat pendidik diperoleh melalui
penilaian portofolio dan PLPG. Para guru yang belum bersertifikat pendidik
karena belum memiliki kualifikasi pendidikan S1 atau belum berusia 50 tahun.
Berikut ini data guru sertifikasi di UPT SMP Negeri Kecamatan Gringsing Tahun
2011.
Tabel 4.3
Data Guru Sertifikasi di UPTD Dikpora Kecamatan GringsingTahun 2011
JumlahGuru
Sertifikasi JumlahGuru
Sertifikasi Tahun2006
Tahun2007
Tahun2008
Tahun2009
Tahun2010
124 orang 2 orang 4 orang 17 orang 5 orang 23 orang 51 orang Sumber Data : UPT SMP Negeri Kecamatan Gringsing Tahun 2011
4.2. Deskripsi Variabel Penelitian
4.2.1 Deskripsi Data Variabel Keterampilan Konseptual Kepala Sekolah
Dari tanggapan 55 responden terhadap 12 item pertanyaan tentang variabel
Keterampilan Konseptual Kepala Sekolah yang terbagi menjadi tujuh indikator
dengan alternatif lima pilihan jawaban yang meliputi: 5 (sangat baik), 4 (baik), 3
(netral), 2 (tidak baik), dan 1 (sangat tidak baik), didapat hasil sebagai berikut.
1. Kemampuan mendiagnosis permasalahan sekolah;
Berikut ini adalah pandangan responden terhadap keterampilan konseptual
kepala sekolah mengenai kemampuan mendiagnosis permasalahan
sekolah yang dibagi menjadi enam item :
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 75/128
75
a. Mampu membuat gagasan yang dapat diterima untuk kemajuan sekolah
Tabel 4.4
Mampu membuat gagasan yang dapat diterima untuk kemajuan
sekolah
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 4 7.3 % 7.3 %
Baik 31 56.4 % 63.6 %
Sangat Baik 20 36.4 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 1
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 31
responden atau 56,4 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan
bahwa responden secara umum menyatakan baik bahwa kepala sekolah
mampu membuat gagasan yang dapat diterima untuk kemajuan sekolah
b. Gagasan dan ide-idenya diterima oleh pejabat di tingkat atas
Tabel 4.5 Gagasan dan ide-idenya selalu diterima oleh pejabat di tingkat atas
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 5 9.1 % 9.1 %
Baik 35 63.6 % 72.7 %
Sangat Baik 15 27.3 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 2
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu
35 responden atau 63,6 % menyatakan baik , sehingga dapat
digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik bahwa
gagasan dan ide-idenya bisa diterima oleh pejabat di tingkat atas
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 76/128
76
c. Senang mencoba konsep-konsep dan prosedur yang baru
Tabel 4.6
Senang mencoba konsep-konsep dan prosedur yang baru Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 3 5.5 % 5.5 %
Baik 41 74.5 % 80.0 %
Sangat Baik 11 20.0 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 3
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu
41 responden atau 74,5 % menyatakan baik , sehingga dapat
digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini
berarti kepala sekolah sangat senang mencoba konsep-konsep dan
prosedur yang baru
d. Gagasan dan ide-idenya kreatif dan inovatif
Tabel 4.7 Gagasan dan ide-idenya kreatif dan inovatif
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 9 16.4 % 16.4 %
Baik 40 72.7 % 89.1 %
Sangat Baik 6 10.9 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 4
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 40
responden atau 72,7 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan
bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti kepala
sekolah memiliki gagasan dan ide-idenya kreatif dan inovatif
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 77/128
77
e. Mempunyai pengaruh terhadap pembuatan keputusan ditingkat atas
Tabel 4.8 Mempunyai pengaruh terhadap pembuatan keputusan di tingkat atas
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 14 25.5 % 25.5 %
Baik 36 65.5 % 90.9 %
Sangat Baik 5 9.1 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 5
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 36
responden atau 65,5 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan
bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti kepala
sekolah mempunyai pengaruh terhadap pembuatan keputusan di tingkat
atas
f. Mempunyai pengaruh terhadap orang yang lebih tinggi tingkatnya di
kantor
Tabel 4.9 Mempunyai pengaruh terhadap orang yang lebih tinggi tingkatnya di kantor
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 6 10.9 % 10.9 %
Baik 28 50.9 % 61.8 %
Sangat Baik 21 38.2 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 6
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 28
responden atau 50,9 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan
bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti kepala
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 78/128
78
sekolah mempunyai pengaruh terhadap orang yang lebih tinggi tingkatnya
di kantor
2. Memecahkan permasalahan sekolah;
Berikut ini adalah pandangan responden terhadap keterampilan konseptual
kepala sekolah mengenai memecahkan permasalahan sekolah yang
dibagi menjadi satu item :
a. Mampu memecahkan masalah dengan cara yang kreatif dan cerdik
Tabel 4.10 Mampu memecahkan masalah dengan cara yang kreatif dan cerdik
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0.0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 0 0,0 % 0,0 %
Baik 23 41.8 % 41.8 %
Sangat Baik 32 58.2 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 7
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 32
responden atau 58,2 % menyatakan sangat baik , sehingga dapat
digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan sangat baik
hal ini berarti kepala sekolah memiliki kemampuan memecahkan
masalah dengan cara yang kreatif dan cerdik
3. Merencanakan perilaku
Berikut ini adalah pandangan responden terhadap keterampilan
konseptual kepala sekolah mengenai merencanakan perilaku yang dibagi
menjadi satu item :
a. Mampu mengendalikan program sehingga selesai tepat pada
waktunya
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 79/128
79
Tabel 4.11
Mampu mengendalikan program sehingga selesai tepat pada waktunya
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 1 1.8 % 1.8 %
Netral 1 1.8 % 3.6 %
Baik 27 49.1 % 52.7 %
Sangat Baik 26 47.3 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 8
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 27
responden atau 49,1 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan
bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti kepala
sekolah mampu mengendalikan program sehingga selesai tepat pada
waktunya
4. Mengkoordinasi kegiatan sekolah
Berikut ini adalah pandangan responden terhadap keterampilan konseptual
kepala sekolah tentang mengkoordinasi kegiatan sekolah yang dibagi
menjadi satu item :
a. Selalu mengkoordinasikan dan melibatkan pegawai dalam pelaksanaanevaluasi
Tabel 4.12 Selalu mengkoordinasikan dan melibatkan pegawai dalam pelaksanaan
evaluasi Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 0 0,0 % 0,0 %
Baik 30 54.5 % 54.5 %
Sangat Baik 25 45.5 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 9
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 80/128
80
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 30
responden atau 54,5 % menyatakan baik dan baik , sehingga dapat
digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik dan
sangat baik hal ini berarti kepala sekolah selalu mengkoordinasikan dan
melibatkan pegawai dalam pelaksanaan evaluasi
5. Mengevaluasi kegiatan
Berikut ini adalah pandangan responden terhadap keterampilan
konseptual kepala sekolah tentang mengevaluasi kegiatan sekolah yang
dibagi menjadi satu item :
a. Mengevaluasi kegiatan dan mempengaruhi optimisme pegawaidalam menghadapai masa-masa mendatang
Tabel 4.13
Mengevaluasi kegiatan dan mempengaruhi optimisme pegawai dalam
menghadapai masa-masa mendatang
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 0 0,0 % 0,0 %
Baik 33 60.0 % 60.0 %
Sangat Baik 22 40.0 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 10
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 33
responden atau 60,0 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan
bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti kepala
sekolah mampu mengevaluasi kegiatan dan mempengaruhi optimisme
pegawai dalam menghadapai masa-masa mendatang
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 81/128
81
6. Mengembangkan kurikulum
Berikut ini adalah pandangan responden terhadap keterampilan
konseptual kepala sekolah tentang mengembangkan kurikulum sekolah
yang dibagi menjadi satu item :
a. Berinovasi dan melakukan perbaikan-perbaikan yang potensial untuk
mengembangkan kurikulum
Tabel 4.14Berinovasi dan melakukan perbaikan-perbaikan yang potensial untuk
mengembangkan kurikulumKategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 6 10.9 % 10.9 %
Baik 33 60.0 % 70.9 %
Sangat Baik 16 29.1 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 11
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 33
responden atau 60,0 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan
bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti kepala
sekolah suka berinovasi dan melakukan perbaikan-perbaikan yang
potensial untuk mengembangkan kurikulum
7. Mengembangkan staf untuk mencapai tujuan sekolah
Berikut ini adalah pandangan responden terhadap keterampilan
konseptual kepala sekolah tentang mengembangkan staf untuk
mencapai tujuan sekolah yang dibagi menjadi satu item :
a. Mampu untuk menumbuhkembangkan kreatifitas dan inisiatif pegawai
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 82/128
82
Tabel 4.15
Mampu untuk menumbuhkembangkan kreatifitas dan inisiatif pegawai
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 3 5.5 % 5.5 %
Netral 10 18.2 % 23.6 %
Baik 25 45.5 % 69.1 %
Sangat Baik 17 30.9 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 12
a. Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar
yaitu 25 responden atau 45,5 % menyatakan baik , sehingga dapat
digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik hal
ini berarti kepala sekolah mampu untuk menumbuhkembangkan
kreatifitas dan inisiatif pegawai
4.2.2. Deskripsi Data Variabel Keterampilan Hubungan Manusia Kepala
Sekolah
Dari tanggapan 55 responden terhadap 14 item pertanyaan tentang variabel
Keterampilan Hubungan Manusia Kepala Sekolah yang terbagi menjadi delapan
indikator dengan alternatif lima pilihan jawaban yang meliputi: 5 (sangat baik), 4
(baik), 3 (netral), 2 (tidak baik), dan 1 (sangat tidak baik), didapat hasil sebagai
berikut.
1. Menjalin hubungan kerja sama dengan para guru agar tujuan sekolah
dicapai dengan mudah;
Berikut ini adalah pandangan responden terhadap keterampilan
hubungan manusia kepala sekolah tentang menjalin hubungan kerja
sama dengan para guru agar tujuan sekolah dicapai dengan mudah yang
dibagi menjadi tiga item :
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 83/128
83
a. Mampu menciptakan kerja sama yang baik dengan guru
Tabel 4.16 Mampu menciptakan kerja sama yang baik dengan guru
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 4 7.3 % 7.3 %
Baik 18 32.7 % 40.0 %
Sangat Baik 33 60.0 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 13
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar
yaitu 33 responden atau 60,0 % menyatakan sangat baik , sehingga
dapat digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan
sangat baik hal ini berarti kepala sekolah mampu menciptakan kerja
sama yang baik dengan guru
b. Kerja sama dengan guru berjalan lancar
Tabel 4.17
Kerja sama dengan guru berjalan lancar
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 0 0,0 % 0,0 %
Baik 26 47.3 % 47.3 %
Sangat Baik 29 52.7 % 100.0 % Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 14
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu
29 responden atau 52,7 % menyatakan sangat baik , sehingga dapat
digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan sangat baik
hal ini berarti kepala sekolah bekerja sama dengan guru berjalan
lancar
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 84/128
84
c. Mampu untuk menjadi sumber inspirasi bagi orang lain
Tabel 4.18Mampu untuk menjadi sumber inspirasi bagi orang lain
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 3 5.5 % 5.5 %
Baik 29 52.7 % 58.2%
Sangat Baik 23 41.8 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 15
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 29
responden atau 52,7 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan
bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti kepala
sekolah mampu untuk menjadi sumber inspirasi bagi orang lain
2. Membangun semangat atau memotivasi kerja guru agar dapat berhasil
dalam menyelesaikan tugas
Berikut ini adalah pandangan responden terhadap keterampilan
hubungan manusia kepala sekolah tentang membangun semangat atau
memotivasi kerja guru agar dapat berhasil dalam menyelesaikan tugas
yang dibagi menjadi satu item :
a. Mampu memotivasi guru agar lebih berprestasi
Tabel 4.19Mampu memotivasi guru agar lebih berprestasi
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 3 5.5 5 5.5 %
Baik 25 45.5 % 50.9 %
Sangat Baik 27 49.1 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 16
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 85/128
85
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 27
responden atau 49,1 % menyatakan sangat baik , sehingga dapat
digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan sangat baik
hal ini berarti kepala sekolah mampu memotivasi guru agar lebih
berprestasi
3. Menjalin komunikasi dengan para guru, agar program sekolah dipahami
secara baik oleh guru
Berikut ini adalah pandangan responden terhadap keterampilan
hubungan manusia kepala sekolah tentang menjalin komunikasi dengan
para guru, agar program sekolah dipahami secara baik oleh guru
yang dibagi menjadi dua item :
a. Selalu berkomunikasi dengan guru mengenai kegiatan sekolah
Tabel 4.20 Selalu berkomunikasi dengan guru mengenai kegiatan sekolah
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 3 5.5 % 5.5 %
Baik 21 38.2 % 43.6 %
Sangat Baik 31 56.4 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 17
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 31
responden atau 56,4 % menyatakan sangat baik , sehingga dapat
digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan sangat baik
hal ini berarti kepala sekolah mampu selalu berkomunikasi dengan guru
mengenai kegiatan sekolah
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 86/128
86
b. Mempunyai kemampuan meyakinkan pegawai dan mampu mengatasi
segala keadaan
Tabel 4.21
Mempunyai kemampuan meyakinkan pegawai dan mampu
mengatasi segala keadaan
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 3 5.5 % 5.5 %
Tidak Baik 3 5.5 % 10.9 %
Netral 22 40.0 % 50.9 %
Baik 22 40.0 % 90.9 %
Sangat Baik 5 9.1 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 18
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar
yaitu 22 responden atau 40,0 % menyatakan netral dan 22 responden
juga atau 40,0 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan
bahwa responden secara umum menyatakan netral dan baik hal ini
berarti kepala sekolah masih mempunyai kemampuan meyakinkan
pegawai dan mampu mengatasi segala keadaan
4. Menciptakan kerja sama yang efektif dan kooperatif dengan para guru
sebagai upaya untuk memperlancar pelaksanaan tugas guru
Berikut ini adalah pandangan responden terhadap keterampilan
hubungan manusia kepala sekolah tentang menciptakan kerja sama
yang efektif dan kooperatif dengan para guru sebagai upaya untuk
memperlancar pelaksanaan tugas guru yang dibagi menjadi dua item :
a. Mampu menciptakan kerja sama yang kooperatif dengan staf guru
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 87/128
87
Tabel 4.22 Mampu menciptakan kerja sama yang kooperatif dengan staf guru
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif Sangat Tidak Baik 1 1.8 % 1.8 %
Tidak Baik 5 9.1 % 10.9 %
Netral 13 23.6 % 34.5 %
Baik 27 49.1 % 83.6 %
Sangat Baik 9 16.4 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 19
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 27
responden atau 49,1 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan
bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti kepala
sekolah mampu menciptakan kerja sama yang kooperatif dengan staf
guru
b. Mampu menciptakan kerja sama yang efektif dengan staf guru
Tabel 4.23 Mampu menciptakan kerja sama yang efektif dengan staf guru
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 2 3.6 % 3.6 %
Tidak Baik 2 3.6 % 7.3 %
Netral 11 20.0 % 27.3 %
Baik 26 47.3 % 74.5 %
Sangat Baik 14 25.5 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 20
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 26
responden atau 47,3 % menyatakan baik dan 14 responden atau 25,5 %
menyatakan sangat baik , sehingga dapat digambarkan bahwa responden
secara umum menyatakan baik dan sangat baik hal ini berarti kepala
sekolah mampu menciptakan kerja sama yang efektif dengan staf guru
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 88/128
88
5. Mengikutsertakan para guru dalam merumuskan pengambilan keputusan
Berikut ini adalah pandangan responden terhadap keterampilan
hubungan manusia kepala sekolah tentang mengikutsertakan para guru
dalam merumuskan pengambilan keputusan yang dibagi menjadi satu
item :
a. Mengikutsertakan guru dalam merumuskan pengambilan keputusan
Tabel 4.24 Mengikutsertakan guru dalam merumuskan pengambilan keputusan
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 3 5.5 % 5.5 %
Baik 37 67.3 % 72.7 %
Sangat Baik 15 27.3 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 21
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 38
responden atau 66,7 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan
bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti kepala
sekolah mengikutsertakan guru dalam merumuskan pengambilan
keputusan
6. Menyelesaikan konflik di sekolah
Berikut ini adalah pandangan responden terhadap keterampilan
hubungan manusia kepala sekolah tentang menyelesaikan konflik di
sekolah
yang dibagi menjadi dua item :
a. Mampu menciptakan suasana kerja yang kondusif dan sehat
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 89/128
89
Tabel 4. 25 Mampu menciptakan suasana kerja yang kondusif dan sehat
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 1 1.8 % 1.8 %
Baik 37 67.3 % 69.1 %
Sangat Baik 17 30.9 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 22
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 37
responden atau 67,3 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan
bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti kepala
sekolah mampu menciptakan suasana kerja yang kondusif dan sehat
b. Mampu mengatasi permasalahan yang timbul antar pegawai
Tabel 4.26 Mampu mengatasi permasalahan yang timbul antar pegawai
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 4 7.3 % 7.3 %
Baik 31 56.4 % 63.6 %
Sangat Baik 20 36.4 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 23
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 31
responden atau 56,4 % menyatakan sangat baik , sehingga dapat
digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan sangat baik
hal ini berarti kepala sekolah sangat mampu mengatasi permasalahan
yang timbul antar pegawai
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 90/128
90
7. Memberikan bimbingan dan bantuan dalam menyelesaikan tugas guru,
sebagai upaya untuk memperlancar pelaksanaan tugas guru dalam
proses belajar mengajar
Berikut ini adalah pandangan responden terhadap keterampilan
hubungan manusia kepala sekolah tentang memberikan bimbingan dan
bantuan dalam menyelesaikan tugas guru, sebagai upaya untuk
memperlancar pelaksanaan tugas guru dalam proses belajar mengajar
yang dibagi menjadi satu item :
a. Memberi hadiah kepada para pegawai yang berprestasi
Tabel 4.27 Memberi hadiah kepada para pegawai yang berprestasi
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 4 7.3 % 7.3 %
Baik 42 76.4 % 83.6 % Sangat Baik 9 16.4 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 24
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 42
responden atau 76,4 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan
bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti kepala
sekolah akan memberikan hadiah kepada para pegawai yang berprestasi
8. Memperhatikan kesejahteraan guru.
Berikut ini adalah padangan responden terhadap keterampilan hubungan
manusia kepala sekolah tentang memperhatikan kesejahteraan guru
yang dibagi menjadi dua item :
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 91/128
91
a. Mampu untuk memperjuangkan kesejahteraan pegawai
Tabel 4.28 Mampu untuk memperjuangkan kesejahteraan pegawai
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 4 7.3 % 7.3 %
Baik 35 63.6 % 70.9 %
Sangat Baik 16 29.1 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 25
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 35
responden atau 63,6 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan
bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti kepala
sekolah memiliki kemampuan untuk memperjuangkan kesejahteraan
pegawai
b. Mampu untuk selalu memperhatikan kesejahteraan pegawai
Tabel 4.29 Mampu untuk selalu memperhatikan kesejahteraan pegawai
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 3 5.5 % 5.5 %
Baik 31 56.4 % 61.8 %
Sangat Baik 21 38.2 % 100.0 %
Total 55 100.0 % Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 26
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 31
responden atau 56,4 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan
bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti kepala
sekolah mampu untuk selalu memperhatikan kesejahteraan pegawai
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 92/128
92
4.2.3. Deskripsi Data Variabel Keterampilan Teknik Kepala Sekolah
Dari tanggapan 55 responden terhadap 8 item pertanyaan tentang variabel
Keterampilan Teknik Kepala Sekolah yang terbagi menjadi tiga indikator
dengan alternatif lima pilihan jawaban yang meliputi: 5 (sangat baik), 4
(baik), 3 (netral), 2 (tidak baik), dan 1 (sangat tidak baik), didapat hasil
sebagai berikut:
1. Membimbing guru dalam melaksanakan tugas proses belajar
mengajar
Berikut ini adalah pandangan responden terhadap keterampilan teknik
kepala sekolah tentang memperhatikan kesejahteraan guru yang
dibagi menjadi tiga item :
a. Selalu membimbing guru dalam perencanaan program sekolah
Tabel 4.30
Selalu membimbing guru dalam perencanaan program sekolahKategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 0 0,0 % 0,0 %
Baik 44 80.0 % 80.0 %
Sangat Baik 11 20.0 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 27
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu
44 responden atau 80,0 % menyatakan baik , sehingga dapat
digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik hal
ini berarti kepala sekolah selalu membimbing guru dalam
perencanaan program sekolah
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 93/128
93
b. Selalu membimbing guru dalam pelaksanaan program sekolah
Tabel 4.31 Selalu membimbing guru dalam pelaksanaan program sekolah
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 4 7.3 % 7.3 %
Baik 35 63.6 % 70.9 %
Sangat Baik 16 29.1 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 28
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar
yaitu 35 responden atau 63,6 % menyatakan baik , sehingga dapat
digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik hal
ini berarti kepala sekolah selalu membimbing guru dalam
pelaksanaan program sekolah
c. Selalu membimbing guru dalam evaluasi program sekolah
Tabel 4.32
Selalu membimbing guru dalam evaluasi program sekolah
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 7 12.7 % 12.7 %
Baik 34 61.8 % 74.5 %
Sangat Baik 14 25.5 % 100.0 % Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 29
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar
yaitu 34 responden atau 61,8 % menyatakan baik , sehingga dapat
digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik hal
ini berarti kepala sekolah selalu membimbing guru dalam evaluasi
program sekolah
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 94/128
94
2. Membimbing guru dalam merencanakan program
Berikut ini adalah pandangan responden terhadap keterampilan teknik
kepala sekolah tentang membimbing guru dalam merencanakan
program yang dibagi menjadi tiga item :
a. Selalu membantu guru dalam perencanaan program sekolah
Tabel 4.33
Selalu membantu guru dalam perencanaan program sekolah
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 % Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 0 0,0 % 0,0 %
Baik 33 60.0 % 60.0 %
Sangat Baik 22 40.0 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 30
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu
33 responden atau 60,0 % menyatakan baik , sehingga dapat
digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik hal
ini berarti kepala sekolah selalu membantu guru dalam perencanaan
program sekolah
b. Selalu membantu guru dalam pelaksanaan program sekolah
Tabel 4.34
Selalu membantu guru dalam pelaksanaan program sekolahKategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 1 1.8 % 1.8 %
Netral 4 7.3 % 9.1 %
Baik 25 45.5 % 54.5 %
Sangat Baik 25 45.5 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 31
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 95/128
95
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar
yaitu 25 responden atau 45,5 % menyatakan baik dan 25
menyatakan sangat baik 45,5 % , sehingga dapat digambarkan
bahwa responden secara umum menyatakan baik dan sangat baik
hal ini berarti kepala sekolah selalu membantu guru dalam
pelaksanaan program sekolah
c. Selalu membantu guru dalam evaluasi program sekolah
Tabel 4.35
Selalu membantu guru dalam evaluasi program sekolah
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 1 1.8 % 1.8 %
Tidak Baik 1 1.8 % 3.6 %
Netral 10 18.2 % 21.8 %
Baik 28 50.9 % 72.7 %
Sangat Baik 15 27.3 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 32
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu
28 responden atau 50,9 % menyatakan baik , sehingga dapat
digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini
berarti kepala sekolah selalu membantu guru dalam evaluasi program
sekolah
3. Pelaksanaan administrasi sekolah dan pengajaran.
Berikut ini adalah pandangan responden terhadap keterampilan teknik
kepala sekolah tentang pelaksanaan administrasi sekolah dan
pengajaran yang dibagi menjadi dua item :
a. Selalu membimbing guru dalam pelaksanaan administrasi sekolah
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 96/128
96
Tabel 4.36
Selalu membimbing guru dalam pelaksanaan administrasi sekolah
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 2 3.6 % 3.6 %
Netral 16 29.1 % 32.7 %
Baik 27 49.1 % 81.8 %
Sangat Baik 10 18.2 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 33
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu
27 responden atau 49,1 % menyatakan baik , sehingga dapat
digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik hal
ini berarti kepala sekolah selalu membimbing guru dalam pelaksanaan
administrasi sekolah
b. Selalu membantu guru dalam evaluasi administrasi sekolah
Tabel 4.37
Selalu membantu guru dalam evaluasi administrasi sekolah
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 5 9.1 % 9.1 %
Baik 35 63.6 % 72.7 %
Sangat Baik 15 27.3 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 34
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 35
responden atau 63,6 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan
bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti kepala
sekolah selalu membantu guru dalam evaluasi administrasi sekolah
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 97/128
97
4.2.4. Deskripsi Data Variabel Kinerja Guru
Dari tanggapan 55 responden terhadap 24 item pertanyaan tentang
variabel Kinerja Guru yang terbagi menjadi delapan indikator dengan
alternatif lima pilihan jawaban yang meliputi: 5 (sangat baik), 4 (baik), 3
(netral), 2 (tidak baik), dan 1 (sangat tidak baik), didapat hasil sebagai
berikut:
1. Kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar
Berikut ini adalah pandangan responden terhadap kinerja guru
tentang kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar
yang dibagi menjadi empat item :
a. Guru menyusun silabus dalam program pengajaran
Tabel 4.38
Guru menyusun silabus dalam program pengajaran
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 2 3.6 % 3.6 %
Baik 47 85.5 % 89.1 %
Sangat Baik 6 10.9 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 35
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar
yaitu 47 responden atau 85,5 % menyatakan baik , sehingga dapat
digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik hal
ini berarti bahwa guru sebelum melaksanakan proses belajar
mengajar terlebih dahulu menyusun silabus dalam program
pengajaran.
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 98/128
98
b. Guru menyusun program semester
Tabel 4.39 Guru menyusun program semester
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 0 0,0 % 0,0 %
Baik 33 60.0 60.0
Sangat Baik 22 40.0 100.0
Total 55 100.0
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 36
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar
yaitu 33 responden atau 60,0 % menyatakan baik , sehingga dapat
digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik hal
ini berarti bahwa guru sebelum melaksanakan proses belajar selalu
menyusun program semester
c. Guru menyusun program tahunan
Tabel 4.40
Guru menyusun program tahunan,
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 1 1.8 % 1.8 %
Netral 1 1.8 % 3.6 %
Baik 35 63.6 % 67.3 %
Sangat Baik 18 32.7 % 100.0 % Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 37
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar
yaitu 35 responden atau 63,6 % menyatakan baik , sehingga dapat
digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik hal
ini berarti bahwa guru sebelum melaksanakan proses belajar selalu
menyusun program tahunan
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 99/128
99
d. Guru menyusun RPP sebelum melaksanakan proses belajar
mengajar
Tabel 4.41
Guru menyusun RPP sebelum melaksanakan proses belajar mengajar
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 1 1.8 % 1.8 %
Netral 1 1.8 % 3.6 %
Baik 38 69.1 % 72.7 %
Sangat Baik 15 27.3 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 38
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu
38 responden atau 69,1 % menyatakan baik , sehingga dapat
digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini
berarti bahwa guru selalu menyusun RPP sebelum melaksanakan
proses belajar mengajar
2. Penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa
Berikut ini adalah pandangan responden terhadap kinerja guru
tentang penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa yang
dibagi menjadi tiga item :
a. Guru aktif memberi catatan dalam agenda mengajar
Tabel 4.42
Guru aktif memberi catatan dalam agenda mengajar
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 1 1.8 % 1.8 %
Baik 41 74.5 % 76.4 %
Sangat Baik 13 23.6 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 39
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 100/128
100
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu
41 responden atau 74,5 % menyatakan baik , sehingga dapat
digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini
berarti bahwa guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan program pengajaran
b. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan program
pengajaran
Tabel 4.43
Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan program
pengajaran
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 5 9.1 % 9.1 %
Baik 45 81.8 % 90.9 %
Sangat Baik 5 9.1 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 40
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu
45 responden atau 81,8 % menyatakan baik , sehingga dapat
digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini
berarti bahwa guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan program pengajaran
c. Guru mempersiapkan materi sebelum melakanakan proses belajar
mengajar
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 101/128
101
Tabel 4.44
Guru mempersiapkan materi sebelum melakanakan proses belajar
mengajar
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 3 5.5 % 5.5 %
Baik 39 70.9 % 76.4 %
Sangat Baik 13 23.6 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 41
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar
yaitu 39 responden atau 70,9 % menyatakan baik , sehingga dapat
digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik
hal ini berarti bahwa guru sudah mempersiapkan materi sebelum
melakanakan proses belajar mengajar
3. Penguasaan metode dan strategi mengajar
Berikut ini adalah pandangan responden terhadap kinerja guru
tentang penguasaan metode dan strategi mengajar yang dibagi
menjadi tiga item :
a. Guru menggunakan metode dan strategi pembelajaan dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar
Tabel 4.45 Guru menggunakan metode dan strategi pembelajaan dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 1 1.8 % 1.8 %
Baik 32 58.2 % 60.0 %
Sangat Baik 22 40.0 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 42
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 102/128
102
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu
32 responden atau 58,2 % menyatakan baik , sehingga dapat
digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini
berarti bahwa guru sebagian sudah menggunakan metode dan strategi
pembelajaan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar
b. Guru membuat alat peraga dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar
Tabel 4.46
Guru membuat alat peraga dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 0 0,0 % 0,0 %
Baik 34 61.8 % 61.8 %
Sangat Baik 21 38.2 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 43
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu
34 responden atau 61,8 % menyatakan baik , sehingga dapat
digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini
berarti bahwa sebagian guru membuat alat peraga dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar
c. Guru menggunakan media dalam melaksanakan proses belajar
mengajar
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 103/128
103
Tabel 4. 47
Guru menggunakan media dalam melaksanakan proses belajar mengajar
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 0 0,0 % 0,0 %
Baik 31 56.4 % 56.4 %
Sangat Baik 24 43.6 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 44
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu
31 responden atau 56,4 % menyatakan baik , sehingga dapat
digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini
berarti bahwa sebagian besar guru sudah menggunakan media dalam
melaksanakan proses belajar mengajar
4. Pemberian tugas-tugas kepada siswa
Berikut ini adalah pandangan responden terhadap kinerja guru
tentang pemberian tugas-tugas kepada siswa yang dibagi menjadi
dua item :
a. Guru memberikan tugas kepada peserta didik
Tabel 4.48
Guru memberikan tugas kepada peserta didik
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 0 0,0 % 0,0 %
Baik 36 65.5 % 65,5 %
Sangat Baik 19 34.5 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 45
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 36
responden atau 65,5 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 104/128
104
bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti bahwa
sebagian besar guru selalu memberikan tugas setelah proses
belajar mengajar berakhir
b. Guru selalu datang tepat waktu
Tabel 4.49
Guru selalu datang tepat waktu
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 % Netral 2 3.6 % 3.6 %
Baik 37 67.3 % 70.9 %
Sangat Baik 16 29.1 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 46
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 37
responden atau 67,3 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan
bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti bahwa
sebagian guru selalu datang tepat waktu dalam proses belajar mengajar
5. Kemampuan pngelolaan kelas
Berikut ini adalah pandangan responden terhadap kinerja guru
tentang kemampuan pengelolaan kelas yang dibagi menjadi satu
item :
a. Guru selalu mengisi dan meneliti daftar hadir peserta didik sebelum
memulai pelajaran
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 105/128
105
Tabel 4.50
Guru selalu mengisi dan meneliti daftar hadir peserta didik sebelum memulai pelajaran
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 0 0,0 % 0,0 %
Baik 28 50.9 % 50,9 %
Sangat Baik 27 49.1 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 47
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 28
responden atau 50,9 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan
bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti bahwa
sebagian besar guru selalu mengisi dan meneliti daftar hadir peserta didik
sebelum memulai pelajaran
6. Kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi
Berikut ini adalah pandangan responden terhadap kinerja guru tentang
kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi yang dibagi menjadi enam
item :
a. Guru melakukan post tes sebeum memulai proses belajar mengajar
Tabel 4.51
Guru melakukan post tes sebelum memulai proses belajar mengajar
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 0 0,0 % 0,0 %
Baik 30 54.5 % 54,5 %
Sangat Baik 25 45.5 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 48
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 30
responden atau 54,5 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 106/128
106
bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti bahwa
sebagian besar guru sudah melakukan post tes sebeum memulai proses
belajar mengajar
b. Guru melaksanakan kegatan penilaian : ulangan harian, mid semester,
ulangan semester dan ujian akhir
Tabel 4.52
Guru melaksanakan kegatan penilaian : ulangan harian, mid semester,
ulangan semester dan ujian akhir
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 0 0,0 % 0,0 %
Baik 39 70.9 % 70.9 %
Sangat Baik 16 29.1 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 49
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 39
responden atau 70,9 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan
bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti bahwa
semua guru telah melaksanakan kegatan penilaian : ulangan harian, mid
semester, ulangan semester dan ujian akhir
c. Guru melaksanakan analisis hasil ulangan harian
Tabel 4.53 Guru melaksanakan analisis hasil ulangan harian
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 0 0,0 % 0,0 %
Baik 23 41.8 % 41,8 %
Sangat Baik 32 58.2 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 50
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 107/128
107
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 32
responden atau 58,2 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan
bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti bahwa
sebagian besar Guru sudah melaksanakan analisis hasil ulangan harian
d. Guru melaksanakan program perbaikan dan pengayaan
Tabel 4.54
Guru melaksanakan program perbaikan dan pengayaan
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 1 1.8 % 1.8 %
Netral 1 1.8 % 3.6 %
Baik 27 49.1 % 52.7 %
Sangat Baik 26 47.3 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 51
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 27
responden atau 49,1 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan
bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti bahwa
sebagian besar guru sudah melaksanakan program perbaikan dan
pengayaan
e. Guru selalu mendokumentasikan progam perbakan dan pengayaanyang telah dievaluasi
Tabel 4.55
Guru selalu mendokumentasikan progam perbakan dan
pengayaan yang telah dievaluasi
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 0 0,0 % 0,0 %
Baik 30 54.5 % 54,5 %
Sangat Baik 25 45.5 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 52
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 108/128
108
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 30
responden atau 54,5 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan
bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti bahwa
sebagian besar guru sudah mendokumentasikan progam perbakan dan
pengayaan yang telah dievaluasi
f. Guru selalu melaporkan program perbaikn an pengayaan yang telah
dievaluasi
Tabel 4.56 Guru selalu melaporkan program perbaikn an pengayaan yang telah
dievaluasi
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 0 0,0 % 0,0 %
Baik 33 60.0 % 60,0 %
Sangat Baik 22 40.0 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 53
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar
yaitu 33 responden atau 60,0 % menyatakan baik , sehingga dapat
digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik hal
ini berarti bahwa sebagain guru selalau melaporkan program
perbaikan dan pengayaan yang telah dievaluasi
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 109/128
109
7. Membimbing dan melatih peserta didik
Berikut ini adalah pandangan responden terhadap kinerja guru tentang
membimbing dan melatih peserta didik yang dibagi menjadi dua item :
a. Guru membimbing peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler
Tabel 4.57
Guru membimbing peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 % Netral 6 10.9 % 10.9 %
Baik 33 60.0 % 70.9 %
Sangat Baik 16 29.1 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 54
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 33
responden atau 60,0 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan
bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti bahwa
sebagain guru membimbing peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler
b. Guru membimbing peserta didik dalam kegiatan lomba Mapel
Tabel 4.58
Guru membimbing peserta didik dalam kegiatan lomba Mapel
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 % Netral 9 16.4 % 16.4 %
Baik 28 50.9 % 67.3 %
Sangat Baik 18 32.7 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 55
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 28
responden atau 50,9 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan
bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti bahwa
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 110/128
110
sebagian besar guru membimbing peserta didik dalam kegiatan lomba
Mapel
8. Melaksanakan tugas tambahan
Berikut ini adalah pandangan responden terhadap kinerja guru tentang
melaksanakan tugas tambahan yang dibagi menjadi tiga item :
a. Guru selalu aktif dalam kegiatan MGMP
Tabel 4.59 Guru selalu aktif dalam kegiatan MGMP
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 0 0,0 % 0,0 %
Baik 29 52.7 % 52.7 %
Sangat Baik 26 47.3 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 56
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 29
responden atau 52,7 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan
bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti bahwa
semua guru aktif mengkuti kegiatan MGMP
b. Guru membantu tugas kepala sekolah yang relevan dengan tugas guru
Tabel 4.60
Guru membantu tugas kepala sekolah yang relevan dengan tugas guru Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 11 20.0 % 20.0 %
Baik 29 52.7 % 72.7 %
Sangat Baik 15 27.3 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 57
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 111/128
111
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 29
responden atau 52,7 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan
bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti bahwa
sebagian Guru membantu tugas kepala sekolah yang relevan dengan
tugas guru
c. Guru berdiskusi dengan kepala sekolah dalam mengatasi
permasalahan yang ada
Tabel 4.61 Guru berdiskusi dengan kepala sekolah dalam mengatasi
permasalahan yang ada
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif
Sangat Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Tidak Baik 0 0,0 % 0,0 %
Netral 11 20.0 % 20.0 %
Baik 27 49.1 % 69.1 %
Sangat Baik 17 30.9 % 100.0 %
Total 55 100.0 %
Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 58
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 27
responden atau 49,1 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan
bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti bahwa
sebagian besar guru telah berdiskusi dengan kepala sekolah dalam
mengatasi permasalahan yang ada
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 112/128
112
4.3. Uji Asumsi Klasik
4.3.2. Uji Normalitas
Uji normalitas menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan
variabel dependen, keduanya terdistribusikan secara normal atau tidak.
Normalitas data dalam penelitian dilihat dengan cara memperhatikan penyebaran
data (titik) pada Normal P-Plot of Regression Standardized Residual dari variabel
terikat. Persyaratan dari uji normalitas data adalah jika data menyebar di sekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi
asumsi norrnalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak
mengikikuti garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
Gambar 4.3
Output Hasil Uji Normalitas dengan Normal P-Plot
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 113/128
113
Berdasarkan hasil pengolahan data maka didapatkan hasil bahwa semua
data berdistribusi secara normal dan tidak terjadi penyimpangan, sehingga data
yang dikumpulkan dapat diproses dengan metode-metode selanjutnya. Hal ini
dapat dibuktikan dengan memperhatikan sebaran data yang menyebar disekitar
garis diagonal pada Normal P-Plot of Regresion Standardized Residual sesuai
gambar di atas.
4.3.2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah menguji apakah dalam sebuah model
regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedasitas. Dan jika varians
berbeda, disebut Heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedasitas.
Gambar 4.3. Sebaran Data Varian Residual
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 114/128
114
Dari grafik di atas, terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak
membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupiun
di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi Heteroskedasitas
pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk prediksi
Pendapatan berdasar masukan variable independennya.
4.3.3. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (Ghozali, 2002). Berikut
dapat dilihat hasil pengujian multikolinieritas.
Tabel 4.62
Uji MultikolinieritasCoefficients
a
Model
UnstandardizedCoefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
BStd.Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 14.738 5.685 2.592 .012
KeterampilanKonseptual KepalaSekolah
1.165 .168 .649 6.931 .000 .370 2.705
KeterampilanHubungan ManusiaKepala Sekolah
.485 .132 .322 3.664 .001 .420 2.379
Keterampilan TeknikKepala Sekolah
.028 .258 .010 .108 .914 .361 2.771
a. Dependent Variable: Kinerja Guru
Dari tabel di atas dapat dilihat nilai tolerance dan nilai VIF dari masing
masing variabel, dimana Keterampilan Konseptual Kepala Sekolah tolerance =
0,370 dan VIF = 2,705. Keterampilan Hubungan Manusia Kepala Sekolah
toleransi : 0,420 dan VIF : 2.379 dan Keterampilan Teknik Kepala Sekolah
toleransi : 0,361 dan VIF : 2.771
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 115/128
115
Pada bagian coeficient terlihat untuk kedua variabel independen, angka
VIF ada di bawah angka 10 (misal 2,705). Demikian juga nilai tolerance dibawah
angka 1 (seperti untuk variabel X1 adalah 0,370). Dengan demikian dapat
disimpulkan tidak ada korelasi sempurna antar variabel bebas.
Hal ini berarti antara ketiga variabel tidak terjadi multikolinieritas. Dengan
demikian model regresi dalam penelitian ini dinyatakan layak untuk digunakan.
4.3.4. Analisis Regresi Berganda
Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel-
variabel bebas yaitu keterampilan konseptual kepala sekolah, keterampilan
hubungan manusia kepala sekolah dan keterampilan teknik kepala sekolah
terhadap variabel terikat yaitu kinerja guru.
Untuk mengetahui tingkat pengaruh dan arah hubungan variabel bebas
terhadap variabel terikat dilakukan analisis regresi berganda. Dari hasil
perhitungan SPSS diperoleh hasil sebagaimana pada tabel berikut.
Tabel 4.63Hasil Perhitungan Regresi
Coefficientsa
Model
UnstandardizedCoefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
BStd.Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 14.738 5.685 2.592 .012
KeterampilanKonseptual KepalaSekolah
1.165 .168 .649 6.931 .000 .370 2.705
KeterampilanHubungan ManusiaKepala Sekolah
.485 .132 .322 3.664 .001 .420 2.379
Keterampilan TeknikKepala Sekolah
.028 .258 .010 .108 .914 .361 2.771
a. Dependent Variable: Kinerja Guru
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 116/128
116
Besarnya pengaruh variabel bebas dengan variabel terikat secara bersama-
sama dapat dihitung melalui suatu persamaan regresi berganda. Berdasarkan
perhitungan di atas maka secara matematis persamaan hasil regresi dalam
penelitian ini adalah : Y = 14.738+ 1.165X1 + 0.485X2. + 0.028X3
Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Keterampilan Konseptual Kepala Sekolah mempunyai pengaruh positif
terhadap kinerja guru. Hal ini dapat diartikan jika Keterampilan Konseptual
Kepala sekolah meningkat atau ditingkatkan sebesar 1 maka kinerja guru
akan mengalami peningkatan sebesar 1.165. Hal ini menunjukkan bahwa
Keterampilan Konseptual Kepala sekolah yang meliputi kemampuan
mendiagnosis permasalahan sekolah, memecahkan permasalahan sekolah,
merencanakan perilaku, mengkoordinasi kegiatan sekolah, mengevaluasi
kegiatan , mengembangkan kurikulum, mengembangkan staf untuk
mencapai tujuan sekolah. merencanakan pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran, mengevaluasi pembelajaran, menganalisis hasil
pembelajaran, dan bantuan mengelola kelas mempengaruhi kinerja guru.
2. Keterampilan Hubungan Manusia kepala sekolah mempunyai pengaruh
positif terhadap kinerja guru. Hal ini dapat diartikan jika keterampilan
Hubungan Manusia kepala sekolah meningkat atau ditingkatkan sebesar 1
maka kinerja guru akan mengalami peningkatan sebesar 0,485. Hal ini
menunjukkan bahwa keterampilan Hubungan Manusia kepala sekolah yang
meliputi menjalin hubungan kerja sama dengan para guru agar tujuan
sekolah dicapai dengan mudah, membangun semangat atau memotivasi
kerja guru agar dapat berhasil dalam menyelesaikan tugas, menjalin
komunikasi dengan para guru, agar program sekolah dipahami secara baik
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 117/128
117
oleh guru, menciptakan kerja sama yang efektif dan kooperatif dengan para
guru sebagai upaya untuk memperlancar pelaksanaan tugas guru,
mengikutsertakan para guru dalam merumuskan pengambilan keputusan,
menyelesaikan konflik di sekolah, memberikan bimbingan dan bantuan
dalam menyelesaikan tugas guru, sebagai upaya untuk memperlancar
pelaksanaan tugas guru dalam proses belajar mengajar; dan
memperhatikan kesejahteraan guru mempengaruhi kinerja guru.
3. Keterampilan Teknik kepala sekolah mempunyai pengaruh positif terhadap
kinerja guru. Hal ini dapat diartikan jika keterampilan teknik meningkat atau
ditingkatkan sebesar 1 maka kinerja guru akan mengalami peningkatan
sebesar 0,028. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan teknik kepala
sekolah yang meliputi membimbing guru dalam melaksanakan tugas proses
belajar mengajar, membimbing guru dalam merencanakan program,
pelaksanaan administrasi sekolah dan pengajaran memberikan pengaruh
terhadap kinerja guru.
4.3.5. Pengujian Hipotesis
4.3.5.1 Uji Pengaruh Keterampilan Konseptual Kepala Sekolah Terhadap
Kinerja Guru
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara variabel keterampilan
konseptual kepala sekolah terhadap kinerja guru secara individual. Berdasarkan
dari hasil perhitungan (pada tabel 4.63) diperoleh t hitung X1 (keterampilan
konseptual) sebesar 6.931 dan t tabel sebesar 1.673, jadi t hitung lebih besar
dari t tabel, dan jatuh atau terletak di daerah penolakan Ho dan penerimaan Ha
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel keterampilan konseptual pengaruh
positif terhadap kinerja guru.
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 118/128
118
4.3.5.2. Uji Pengaruh Keterampilan Hubungan Manusia KepalaSekolah
terhadap Kinerja Guru
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara variabel keterampilan
hubungan manusia kepala sekolah terhadap kinerja guru secara individual.
Berdasarkan dari hasil perhitungan (pada tabel 4.63) diperoleh t hitung X2
(keterampilan hubungan manusia kepala sekolah) sebesar 3.664 dan t tabel
sebesar 1.673, jadi t hitung lebih besar dari t tabel, dan jatuh atau terletak di
daerah penolakan Ho dan penerimaan Ha sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel keterampilan hubungan manusia kepala sekolah memiliki pengaruh
positif terhadap kinerja guru.
4.3.5.3. Uji Pengaruh Keterampilan Teknik Kepala Sekolah terhadap
Kinerja Guru
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara variabel keterampilan
teknik kepala sekolah terhadap kinerja guru secara individual. Berdasarkan dari
hasil perhitungan (pada tabel 4.49) diperoleh t hitung X2 (keterampilan teknik
kepala sekolah) sebesar 0.108 dan t tabel sebesar 1.673, jadi t hitung lebih kecil
dari t tabel, dan jatuh atau terletak di daerah penerimaan Ho dan penolakan Ha
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel keterampilan teknik kepala sekolah
memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja guru
4.3.5.4. Uji Pengaruh Keterampilan Konseptual, Ketrampilan Hubungan
Manusia dan Keterampilan Teknik Kepala sekolah terhadapa
Kinerja Guru
Untuk mengetahui apakah variabel bebas (Keterampilan Konseptual,
Ketrampilan Hubungan Manusia dan Keerampilan Teknik kepala sekolah) secara
simultan (bersama-sama) mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 119/128
119
terikat (kinerja guru). Hasil perhitungan Uji F melalui program SPSS
selengkapnya nampak pada tabel 4.64.
Tabel 4.64
Hasil Perhitungan Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2937.459 3 979.153 85.953 .000a
Residual 580.978 51 11.392
Total 3518.436 54
a. Predictors: (Constant), Keterampilan Teknik Kepala Sekolah, Keterampilan Hubungan ManusiaKepala Sekolah, Keterampilan Konseptual Kepala Sekolah
b. Dependent Variable: Kinerja Guru
Hasil perhitungan diperoleh F hitung sebesar 85.953 dan F tabel sebesar
3,16. Berdasarkan pengujian di atas, terlihat F hitung > F tabel dan siginifikansi F
0,000 lebih kecil dari 0,05. Ini berarti secara bersama-sama terdapat pengaruh
signifikan antara variabel Keterampilan Konseptual, Ketrampilan Hubungan
Manusia dan Keerampilan Teknik kepala sekolah terhadap Y (kinerja guru).
Sehingga hipotesis yang menyatakan ada pengaruh variabel bebas secara
bersama-sama terhadap variabel terikat adalah terbukti.
4.3.6. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui persentase nilai Y yang
dapat dijelaskan oleh garis regresi atau seberapa besar persentase perubahan
kinerja guru yang dapat dipengaruhi oleh variabel Keterampilan Konseptual,
Ketrampilan Hubungan Manusia dan Keerampilan Teknik kepala sekolah.
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 120/128
120
Tabel 4.65
Hasil Perhitungan Uji Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
SquareStd. Error ofthe Estimate
Change Statistics
R SquareChange F Change df1 df2
Sig. FChange
1 .914a
.835 .825 3.37516 .835 85.953 3 51 .000
a. Predictors: (Constant), Keterampilan Teknik Kepala Sekolah, Keterampilan Hubungan ManusiaKepala Sekolah, Keterampilan Konseptual Kepala Sekolah
b. Dependent Variable: Kinerja Guru
Hasil perhitungan program SPSS diperoleh nilai koefisien determinasi (R
Square = 0,835) berarti sebesar 83,5 % koefisien variabel kinerja guru
dipengaruhi variabel bebas yaitu keterampilan konseptual, keterampilan
hubungan manusia dan keterampilan teknik kepala sekolah, sedang sisanya
16,5 % dipengaruhi variabel lain diluar penelitian atau diluar kedua variabel
bebas (keterampilan konseptual, keterampilan hubungan manusia dan
keterampilan teknik kepala sekolah).
4.4. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis dapat dijelaskan bahwa variabel keterampilan
konseptual kepala sekolah secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja guru yang ditunjukkan dengan nilai t hitung > t tabel (6.931 >
1,673). Hal ini dapat dijelaskan bahwa kinerja guru dipengaruhi keterampilan
konseptual kepala sekolah yang meliputi kemampuan mendiagnosis
permasalahan sekolah, memecahkan permasalahan sekolah, merencanakan
perilaku, mengkoordinasi kegiatan sekolah, mengevaluasi kegiatan,
mengembangkan kurikulum, mengembangkan staf untuk mencapai tujuan
sekolah. merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran,
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 121/128
121
mengevaluasi pembelajaran, menganalisis hasil pembelajaran, dan bantuan
mengelola kelas. Hasil pengujian hipotesis 1 konsisten dengan pendapat (Benton
dalam Wahyudi, 2009: 69). Keterampilan konseptual kepala sekolah diartikan
sebagai kemampuan yang berkaitan dengan menggunakan gagasan dan
menjabarkannya untuk mendapatkan pendekatan baru dalam menjalankan
departemen-departemen atau perusahaan Keterampilan konseptual merupakan
kemampuan mengembangkan gagasan untuk merencanakan, mengkoordinasi,
melakukan pengawasan dan memecahkan masalah (Wahyudi, 2009: 70). Dalam
organisasi pendidikan keterampilan konseptual adalah kemampuan kepala
sekolah untuk melihat sekolah sebagai suatu keseluruhan, merencanakan
perubahan, merancang tujuan sekolah, membuat penilaian secara tepat tentang
efektivitas kegiatan sekolah dan mengkoordinasikan program secara harmonis
(Sanderr dalam Wahyudi, 2009: 70). Dari pendapat tersebut dapat dijelaskan
bahwa pentingnya keterampilan konseptual bagi kepala sekolah sebagai manajer
pendidikan dalam melaksanakan tanggung jawab manajerialnya terutama dalam
perencanaan, pengorganisasian, menentukan kebijaksanaan, pemecahan
masalah dan dalam pengembangan program secara efektif.
Berdasarkan hasil analisis dapat dijelaskan bahwa variabel keterampilan
hubungan manusia kepala sekolah secara parsial mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja guru yang ditunjukkan dengan nilai t hitung > t tabel
(3.664 > 1,673), Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keterampilan
hubungan manusia kepala sekolah yang diterima oleh para guru akan mampu
mendorong kinerjanya, khususnya dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keterampilan hubungn manusia
kepala sekolah yang baik akan mampu meningkatkan kinerja guru. Keterampilan
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 122/128
122
hubungan manusia harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah karena aktivitas
sekolah merupakan aktivitas antar manusia (kepala sekolah dengan guru, kepala
sekolah dengan siswa, guru dengan guru, guru dengan murid dan murid dengan
murid) untuk mencapai tujuan pendidikan kelembagaan. Keterampilan hubungan
manusia merupakan kemampuan untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan
memahami orang.orang dalam organisasi (Winardi dalam Wahyudi: 2009, 72).
Lebih lanjut Winardi menjelaskan bahwa kemampuan ini harus dikuasai karena
dengan komunikasi dan hubungan secara baik dapat memotivasi kerja bawahan.
Keterampilan hubungan manusia di sekolah adalah kemampuan kepala sekolah
untuk membangun komunikasi dua arah antar personel sekolah dan anggota
masyarakat lainnya untuk menciptakan kepercayaan pada sekolah dan
meningkatkan kinerja guru. Perilaku hubungan manusia yang dilakukan kepala
sekolah meliputi : (1) menjalin hubungan kerjasama dengan guru; (2) menjalin
komunikasi dengan guru; (3) memberikan bimbingan dan bantuan dalam
menyelesaikan tugas guru; (4) membangun semangat/ moral kerja guru; (5)
memberikan penghargaan kepada guru yang berprestasi ; (6) menyelesaikan
segala permasalahan di sekolah; (7) mengikut sertakan guru dalam merumuskan
pengambilan keputusan; (8) menyelesaikan konflik disekolah; (9) menghormati
peraturan sekolah dan (10) menciptakan iklim kompetitif yang sehat antar guru.
Untuk variabel keterampilan teknik kepala sekolah dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel keterampilan teknik kepala sekolah secara parsial
tidak mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja guru yang ditunjukkan
dengan diperoleh t hitung 0,108 < t tabel sebesar 1,673. Keterampilan teknik
kepala sekolah yang dilakukan pada guru SMP Negeri Gringsing bertujuan untuk
mengetahui kondisi yang terjadi dan mengetahui kesulitan-kesulitannya sehingga
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 123/128
123
dapat dicari jalan pemecahannya serta antisipasi terhadap kesalahan berikutnya.
Seharusnya dengan adanya manajerial keteramplan kepala sekolah ada
peningkatan positif terhadap kinerja guru. Tetapi hasil analisis data dalam
penelitian ini menunjukkan ada pengaruh negatif keterampilan teknik kepala
sekolah terhadap kinerja guru. Oleh sebab itu manajerial keterampila teknik
kepala sekolah yang meliputi membimbing guru dalam melaksanakan tugas
proses belajar mengajar, membimbing guru dalam merencanakan program,
pelaksanaan administrasi sekolah dan pengajaran baik struktural maupun
fungsional hendaknya dilaksanakan secara kontinyu dan memperhatikan nilai –
nilai yang terkandung dalam keterampilan teknik yang baik dan benar. Jika nilai-
nlai keterampila teknik diabaikan atau tidak dipenuhi bisa mengakibatkan kinerja
guru tidak berjalan semestinya dan tujuan manajerial kepala sekolah tidak
tercapai.
Secara simultan dapat diketahui bahwa variable keterampaln konseptual,
keterampilan hubungan manusia dan keteramplan teknik kepala sekolah
mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap kierja guru hal ini dilihat
dari nilai F hitung > F tabel yaitu 85.953 > 3,16, hal ini dapat dijelaskan bahwa
keterampaln konseptual, keterampilan hubungan manusia dan keteramplan
teknik kepala sekolah secara bersama-sama memberikan pengaruh positif yang
cukup signifikan. Hal ini sesuai dengan Sergiovanni (1987) mengatakan bahwa
sekolah yang efektif dapat mempengaruhi kepuasan kerja yang secara eksplisit
muncul sebagai performansi dan kinerja kepala kepala serta personal sekolah
lainnya dalam bentuk kehadiran, kehadiran fisik, dan kesehatan mental.
Penilaian kinerja kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidkan dilihat dari
kemampuannya menggunakan sumber daya seminimal mungkin untuk mencapai
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 124/128
124
tujuan yang maksimal dan mampu menentukan pilihan pekerjaan yang tepat
untuk dilaksanakan.
Sedangkan berdasarkan koefisien determinan menunjukkan bahwa 83,5
% koefisien kinerja guru dipengaruhi variabel bebas yaitu keterampilan
konseptual, keterampilan hubungan manusia dan keteramplan teknik kepala
sekolah, sedangkan 16,5 % dipengaruhi variabel lain diluar penelitian atau diluar
ketiga variabel bebas (keterampaln konseptual, keterampilan hubungan manusia
dan keteramplan teknik kepala sekolah ).
4.5. Keterbatasan Penelitian
1). Penelitian ini hanya meneliti masalah pengaruh keterampaln
konseptual, keterampilan hubungan manusia dan keteramplan
teknik kepala sekolah terhadap kinerja guru. Meskipun penelitian ini
menunjukkan hasil yang baik, namun tidak berarti bahwa kinerja guru
hanya dipengaruhi oleh ke tiga faktor tersebut saja, namun masih
banyak faktor lain yang mempengaruhinya. Baik faktor internal, maupun
ekternal, dan faktor lain.
2). Instrumen penelitian ini berupa kuesioner atau angket, dan responden
dalam memberikan jawaban hanya berdasarkan beberapa altematif yang
disediakan peneliti saja. Hal tersebut akan berdampak pada kebebasan
responden dalam memberikan tanggapannya terhadap hal-hal yang
mungkin tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya terjadi atau yang
dialami responden di lingkungan kerjanya.
3). Pengambilan data menggunakan angket dengan tenggang waktu
cukup lama memungkinkan responden untuk memikirkannya lebih
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 125/128
125
cermat, hal ini dapat berdampak negatif, sebab adanya tenggang waktu
yang cukup lama membuat responden bersikap hati-hati dan ada
kecenderungan memilih alternatif jawaban yang baik-baik saja atau
jawaban yang tidak beresiko, tidak spontan sesuai dengan keadaan
sebenarnya atau sebaliknya.
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 126/128
126
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1) Terdapat pengaruh positif keterampilan konseptual kepala sekolah
terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gringsing Kabupaten
Batang.
2) Terdapat pengaruh positif keterampilan hubungan manusia kepala
sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gringsing
Kabupaten Batang
3) Tidak terdapat pengaruh positif keterampilan teknik kepala sekolah
terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gringsing Kabupaten
Batang.
4) Terdapat pengaruh signifikan antara variabel keterampilan konseptual,
keterampilan hubungan manusia dan keterampilan teknik kepala sekolah
secara bersama-sama (simultan) terhadap kinerja guru SMP Negeri di
Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang.
5) Berdasarkan koefisien determinasi disimpulkan bahwa sebesar 83,5 %
koefisien variabel kinerja sekolah dipengaruhi variabel bebas yaitu
keterampilan konseptual, keterampilan hubungan manusia dan
keterampilan teknik kepala sekolah , sedang sisanya 16,5 % dipengaruhi
variabel lain diluar penelitian atau diluar ketiga variabel bebas
(keterampilan konseptual, keterampilan hubungan manusia dan
keterampilan teknik kepala sekolah ). Variabel lain diluar penelitian yang
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 127/128
127
ikut mempengaruhi kinerja guru antara lain sarana dan prasarana yang
memadai, media pembelajaran, kelengkapan buku penunjang
pembelajaran, keterlibatan pemerintah dalam meningkatkan kemajuan
sekolah.
5.2. Saran
Sejalan dengan simpulan-simpulan yang telah diambil dari hasil
penelitian ini, selanjutnya dapat disusun beberapa saran yang mungkin dapat
dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja guru adalah sebagai berikut:
1. Kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga terkait hasil penelitian
ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pembinaan
kepala sekolah dan guru , dalam rangka peningkatan keterampilan
manajerial kepala sekolah dan kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan
Gringsing Kabupaten Batang;
2. Kepada kepala SMP Negeri di Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang
diharapkan dapat mempertahankan keterampilan konseptual dan
keterampilan hubungan manusia serta lebih meningkatkan keterampilan
tekniknya ;
3. Kepada guru SMP Negeri di Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang
hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pendukung dan
referensi dalam rangka pencapaian kinerja guru yang profesional dan;
4. Selain ketiga keterampilan manajerial kepala sekolah, suasana kerja,
seperti ruangan guru, lingkungan sekolah yang berupa tempat parkir,
taman, selasar sekolah perlu diperhatikan kebersihannya, kerjasama
antar guru dan kerukunan guru perlu diperhatikan agar guru merasa
nyaman berada di tempat kerja.
5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 128/128
128