teori mixing kokorg tyros

13
 Teori Compressor Compressor adalah sebuah alat yang termasuk dalam kategori “gain based”. Sewaktu kita menyetel parameter2 yang terdapat pada sebuah unit compressor, digunakan satuan dalam dB. Compressor berguna utk membuat signal lebih rata atau stabil. Tidak terlalu naik turun. Dahulu sewaktu rekaman banyak dilakukan di pita analog, ketika seorang Sound Engineer merekam material yang memiliki perubahan dinamika tinggi, maka dia akan menurunkan volume sehingga bagian yang berdinamika kuat tak akan mengakibatkan distorsi. Masalahnya, ketika volume diturunkan, maka bagian yang lembut berada dekat  pada noise floor, jadinya tak terdengar jelas karena tertutup oleh suara seperti “shhhhhh”. Dengan menggunakan compressor, maka Sound Engineer dapat men-stabilkan materi sehingga volume keseluruhan dapat diangkat dan mengurangi tape noise. Contoh lain nya adalah penggunaan compressor pada vocal. Mari kita bayangkan apabila kita mixing sebuah lagu yang hanya terdiri dari vocal, sedangkan musiknya berasal dari keyboard atau organ tunggal. Kita mengetahui bahwa musik organ tunggal memiliki dinamika yg konstan, sehingga akan menjadi masalah apabila vocal nya memiliki dinamika yang lebar. Misalnya si penyanyi berbisik pada intro, lalu menyanyi dengan kencang pada bagian reff. Apabila kita mem balance musik dan vocal berdasarkan saat ref, maka ketika intro vocal tak akan kedengaran karena si penyanyi berbisik. Begitu juga apabila kita mem  balance musik dan vocal berdasarkan saat intro, maka saat ref musik akan tertutup karena si vocalist menyanyi dengan kencang / berteriak. Dengan menggunakan compressor, Sound Engineer dapat menstabilkan vocal tersebut sehingga dapat “masuk/menempel” dengan baik pada musik organ tunggal. Utk rekaman, Compressor juga dapat digunakan “sebelum” signal masuk ke tape / hard disk. Utk aplikasi ini, Compressor berguna utk menjaga signal yang masuk agar tidak sampai terjadi digital clipping. Yang masih termasuk dari kategori compressor antara lain: Limiter: output nya konstan, tidak perduli besar kecil nya signal yang masuk / signal tak diperkenankan melewati threshold yang ada. Brick Wall Limiter: Limiter yang banyak digunakan pada saat mastering untuk menaikkan volume keseluruhan dari sebuah material audio. Frequency Selected Compressor: bekerja pada satu band frequency yang telah ditentukan. Contoh nya adalah deesser. Deesser bekerja pada frequency sekitar 5 – 8 kHz dan  berguna utk menekan bunyi desis pada vocal Multi Band Compressor: Banyak digunakan utk mastering. Bisa kita bayangkan sebagai  beberapa compressor dijadikan satu. Yang mana tiap2 compressor menangani frekuensi atau bandwith yang berbeda secara independent. Tiap bandwith dapat memiliki settingan attack, release , ratio dan threshold yang berbeda juga. Misalnya kita memiliki MBC yang dibagi 3, maka dapat di set: satu untuk meng-compress frequency rendah, satu utk mid, dan satu utk high frequency. Apabila digunakan dengan baik dan benar, sebagian besar pendengar yang awam tak akan menyadari bahwa compressor telah digunakan. Telinga manusia cenderung lebih  peka terhadap perubahan pitch daripada perubahan amplitude.

Upload: nurva-rahman

Post on 15-Jul-2015

212 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Teori Mixing Kokorg Tyros

5/13/2018 Teori Mixing Kokorg Tyros - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mixing-kokorg-tyros 1/12

Teori Compressor 

Compressor adalah sebuah alat yang termasuk dalam kategori “gain based”. Sewaktu kita

menyetel parameter2 yang terdapat pada sebuah unit compressor, digunakan satuan

dalam dB. Compressor berguna utk membuat signal lebih rata atau stabil. Tidak terlalu

naik turun.

Dahulu sewaktu rekaman banyak dilakukan di pita analog, ketika seorang Sound

Engineer merekam material yang memiliki perubahan dinamika tinggi, maka dia akan

menurunkan volume sehingga bagian yang berdinamika kuat tak akan mengakibatkan

distorsi. Masalahnya, ketika volume diturunkan, maka bagian yang lembut berada dekat

 pada noise floor, jadinya tak terdengar jelas karena tertutup oleh suara seperti “shhhhhh”.

Dengan menggunakan compressor, maka Sound Engineer dapat men-stabilkan materi

sehingga volume keseluruhan dapat diangkat dan mengurangi tape noise.

Contoh lain nya adalah penggunaan compressor pada vocal. Mari kita bayangkan apabila

kita mixing sebuah lagu yang hanya terdiri dari vocal, sedangkan musiknya berasal darikeyboard atau organ tunggal. Kita mengetahui bahwa musik organ tunggal memiliki

dinamika yg konstan, sehingga akan menjadi masalah apabila vocal nya memiliki

dinamika yang lebar.

Misalnya si penyanyi berbisik pada intro, lalu menyanyi dengan kencang pada bagian

reff. Apabila kita mem balance musik dan vocal berdasarkan saat ref, maka ketika intro

vocal tak akan kedengaran karena si penyanyi berbisik. Begitu juga apabila kita mem

 balance musik dan vocal berdasarkan saat intro, maka saat ref musik akan tertutup karena

si vocalist menyanyi dengan kencang / berteriak.

Dengan menggunakan compressor, Sound Engineer dapat menstabilkan vocal tersebutsehingga dapat “masuk/menempel” dengan baik pada musik organ tunggal.

Utk rekaman, Compressor juga dapat digunakan “sebelum” signal masuk ke tape / hard

disk. Utk aplikasi ini, Compressor berguna utk menjaga signal yang masuk agar tidak 

sampai terjadi digital clipping.

Yang masih termasuk dari kategori compressor antara lain:

Limiter: output nya konstan, tidak perduli besar kecil nya signal yang masuk / signal tak 

diperkenankan melewati threshold yang ada.

Brick Wall Limiter: Limiter yang banyak digunakan pada saat mastering untuk 

menaikkan volume keseluruhan dari sebuah material audio.

Frequency Selected Compressor: bekerja pada satu band frequency yang telah ditentukan.

Contoh nya adalah deesser. Deesser bekerja pada frequency sekitar 5 – 8 kHz dan

 berguna utk menekan bunyi desis pada vocal

Multi Band Compressor: Banyak digunakan utk mastering. Bisa kita bayangkan sebagai

 beberapa compressor dijadikan satu. Yang mana tiap2 compressor menangani frekuensi

atau bandwith yang berbeda secara independent. Tiap bandwith dapat memiliki settingan

attack, release , ratio dan threshold yang berbeda juga. Misalnya kita memiliki MBC yangdibagi 3, maka dapat di set: satu untuk meng-compress frequency rendah, satu utk mid,

dan satu utk high frequency.

Apabila digunakan dengan baik dan benar, sebagian besar pendengar yang awam tak 

akan menyadari bahwa compressor telah digunakan. Telinga manusia cenderung lebih

 peka terhadap perubahan pitch daripada perubahan amplitude.

Page 2: Teori Mixing Kokorg Tyros

5/13/2018 Teori Mixing Kokorg Tyros - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mixing-kokorg-tyros 2/12

Umumnya, sound engineer mengerti musik. Tentu nya anda mengerti, selain nada dan

irama, perubahan dinamika atau keras lembut nya sebuah lagu sangat mempengaruhi

keindahan dari lagu tersebut. Apalagi utk lagu klasik. Nah, inilah yang akan kita coba

 pertahankan.

Secara garis umum ada 5 buah parameter yang dapat di adjust, yaitu: threshold, ratio,

attack time, release time, dan output/gain. Dari ke 5 parameter ini, saya akan membagi

nya menjadi dua bagian yaitu, threshold dan ratio. Selanjutnya adalah attack time dan

release time. Pertama-tama kita membahas soal threshold dan ratio.

Yang pertama adalah threshold. Threshold adalah satu point dimana apabila sebuah

signal melewati titik ini, maka si compressor akan mulai bekerja. Anda lah yang

menentukan threshold ini. Sebagai contoh, apabila threshold di set pada -20 dB, maka

semua signal yang melewati -20 dB akan di proses. Signal yang tak melewati tak akan di

 proses.

Parameter yang kedua adalah ratio. Singkatnya, ratio adalah perbandingan atau jumlah

dari kompresi yang akan dikenakan kepada signal audio yang melewati batas threshold.

Misalkan ratio di set pada perbandingan 3:1 dan threshold -20 dBFS. Apabila signal

 berada pada -14, berarti melewati threshold dengan jumlah 6 dB. Lalu akan di kompress

dengan perbandingan 3:1. Maka akan kita dapat hasil 2. Nah ini yang kita tambahkan

 pada threshold kita yang -20 tadi. Hasil akhir nya adalah -18 dB.

Kita telah membahas berulang kali soal dB ini, mungkin anda bertanya-tanya, berapa dB

kah kompresi yang baik itu? Sebagai jawaban nya, tergantung selera dan jenis musik 

yang sedang anda mixing. Tapi, ada patokan nya yaitu: apabila anda sudah

mengkompress sebesar 6 dB, maka di persepsikan itu adalah setengah dari keras nyasuara sebelum di kompress. Utk lebih jelas nya perhatikan tabel pada bagian bawah

artikel ini.

Parameter kita yang ketiga, adalah attack time. Attack time menentukan berapa lama nya

si compressor “menunggu sebelum mulai bekerja” setelah ia mendeteksi ada nya signal

yang melewati threshold. Seperti kita lihat pada gambar diatas, setiap instrument

memiliki “Sound Envelope” yang berbeda. Jika attack time anda set “fast”, maka

compressor akan melihat dan bereaksi pada hampir setiap signal yang melewati

threshold.

Contoh nya saat kita gunakan compressor pada track drum. Apabila attack time di setcepat, maka compressor akan bereaksi terhadap setiap pukulan drum. Ketika anda

merubah attack time to “slow”, maka compressor tak akan bereaksi terhadap signal

 berdurasi pendek.

Parameter kita yang ke empat, adalah release time. Release time menentukan berapa lama

nya si compressor “menunggu sebelum berhenti bekerja” setelah ia mendeteksi bahwa

signal audio sudah tak lagi berada di atas threshold. Bisa juga diartikan waktu nya

sebelum compressor kembali ke normal (sebelum dia bekerja)

Parameter yang ke lima adalah make up gain, atau output. Ketika sebuah signal di

compress, maka otomatis amplitude nya akan berkurang. Output ini berguna untuk menambah “Gain” dari signal audio anda yang sudah di kompress.

Beberapa Compressor memiliki settingan yang disebut Hard Knee atau Soft Knee.

Perbedaan nya adalah, pada Hard Knee, ketika signal masih di bawah threshold, sama

sekali tidak di compress. Begitu melewati threshold, maka compressor langsung bekerja.

Pada soft knee, ketika signal mulai mendekati threshold maka compressor nya mulai

Page 3: Teori Mixing Kokorg Tyros

5/13/2018 Teori Mixing Kokorg Tyros - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mixing-kokorg-tyros 3/12

 bekerja.

Beberapa kesalahan yang banyak ditemui pada saat setting compressor:

• Threshold nya di set ke 0

• Ratio di set ke 1• Attack terlalu besar saat meng-compress instrument perkusi

Cara cepat utk mengeset compressor :

• Set Ratio 3:1

• Set Attack Time 12 ms, Release Time 50 ms atau Auto

• Perlahan-lahan turunkan threshold nya sehingga didapat Gain Reduction antara 4

s/d 8 dB ( Tergantung jenis instrument nya )

Panduan menentukan parameter compressor :

• Jenis instrument dipakai untuk menentukan attack dan release Time

• Teknik bermain atau dynamic range dipakai untuk menentukan ration dan gain

reduction

« Last Edit: June 30, 2011, 02:03:21 AM by Rudi Wibowo Junior » Logged

http://www.facebook.com/dolphindaw

Rudi

Dolphin 

Administrator 

Full Member 

Posts: 179

Compressor Q & A

« Reply #1 on: June 30, 2011, 02:19:49 AM »

Compressor Q & A

Apabila memiliki pertanyaan seputar alat compressor, silahkan tulis di thread

ini. Mari kita berdiskusi

Q : Apakah parameter threshold itu?

A : Threshold dalam bahasa indonesia sering juga disebut ambang batas.

Pada saat penggunaan compressor, threshold adalah sebuah nilai, angka, atau posisi yang kita tentukan. Apabila ada signal yang melewati threshold

tersebut, maka signal akan di compress. Perlu diingat bahwa signal yang di

compress hanyalah signal yang melewati threshold.

Misalnya pada sebuah plug in compressor kita menentukan threshold adalah

-20 dB. Itu berarti bahwa semua signal yang lebih keras dari -20 akan terkena

compress. Yang di compress bukanlah signal keseluruhan melainkan hanya

signal yang melewati threshold.

Untuk contoh dibawah kita menggunakan ratio 3:1

Signal A adalah -14 dB. Berarti signal A melewati threshold sebanyak 6 dB.

Maka 6 dB inilah yang akan dicompress dengan ratio 3:1 sehingga akan

menghasilkan angka 2 dB. Dengan kata lain, disimpan 2 dB, 4 dB nya

dibuang. Maka signal A, setelah dibuang 4 dB akan menjadi -18 dB.

Signal B adalah - 8 dB. Berarti signal B melewati threshold sebanyak 12 dB.

Page 4: Teori Mixing Kokorg Tyros

5/13/2018 Teori Mixing Kokorg Tyros - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mixing-kokorg-tyros 4/12

Maka 12 dB dicompress dengan ratio 3:1 akan menghasilkan angka 4 dB.

Sisanya yg 8 dB akan dibuang. Maka signal B setelah dibuang 8 dB akan

menjadi -16 dB

Jelasnya :

Signal -14 dB setelah dicompress menjadi -18 dBSignal -8 dB setelah dicompress menjadi -16 dB

Bisa kita lihat dari nilai diatas bahwa benar compressor sudah bekerja dengan

 baik.

Q : Apakah itu ratio?

A : Ratio adalah besarnya kompresi yang dikenakan terhadap signal yang

melewati threshold

ratio 2:1 berarti apabila signal melewati threshold sebanyak 2 dB, maka akan

dijadikan 1 dBratio 3:1 berarti apabila signal melewati threshold sebanyak 3 dB, maka akan

dijadikan 1 dB

ratio 4:1 berarti apabila signal melewati threshold sebanyak 4 dB, makan

akan dijadikan 1 dB

dstnya...

Ini adalah gambar dari hitung2an kita diatas. Mari kita perhatikan

Signal A berada pada posisi -14 sedangkan posisi threshold adalah -20,

 berarti signal A melewati threshold sebanyak 6 dB. Angka 6 dB ini lah yang

kita compress dengan ratio 3 : 1 sehingga mendapatkan hasil 2 dB. (6 dibagi

3 = 2). Sisanya yang 4 dB akan kita buang sehingga signal original -14 dB

dikurangi -4dB akan mendapatkan hasil -18 dB

Page 5: Teori Mixing Kokorg Tyros

5/13/2018 Teori Mixing Kokorg Tyros - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mixing-kokorg-tyros 5/12

Signal B berada pada posisi -8 sedangkan posisi threshold adalah -20, berarti

signal A melewati threshold sebanyak 12 dB. Angka 12 dB ini lah yang kita

compress dengan ratio 3 : 1 sehingga mendapatkan hasil 4 dB. (12 dibagi 3 =

4). Sisanya yang 8 dB akan kita buang sehingga signal original -8 dB

dikurangi -8dB akan mendapatkan hasil -16 dB

Ukuran ratio bisa berbeda-beda tergantung kebutuhan. Misalnya untuk 

mengcompress vocal pada preamp sebelum masuk ke converter,

mengcompress instrument waktu mixing, atau untuk mastering, dsb nya.

Tetapi ukuran yang biasa digunakan adalah sekitar 3:1

Ketika ratio berada di posisi 6 keatas seringkali dikatakan bahwa compressor 

 berfungsi menjadi seperti limiter.

Q : Walaupun sudah di insert tapi sepertinya compressor mem-bypass

signal yang lewat. Bagaimana kita mengetahui bahwa compressor kita

sudah bekerja atau belum?

A : Cara tercepat untuk mengetahui bahwa compressor sudah bekerja adalah

dengan menyala nya lampu GR (Gain Reduction). Gain Reduction adalah

 banyaknya signal yang kita potong/buang.

Pada contoh kita diatas, untuk signal A gain reduction adalah 4 dB.

Sedangkan untuk signal B, gain reduction adalah 8 dB.

Terkadang pada beberapa compressor, indikasinya menggunakan VU meter 

yang mana jarum berada di posisi 0. Ketika compressor bekerja maka jarum

akan bergerak ke kiri sesuai berapa dB signal yang sudah dipotong.

Ketika lampu gain reduction sudah menyala, ini berarti :

• ada signal yang melewati threshold

• ratio sudah kita set sesuai dengan keinginan (bukan lagi 1:1)

Dengan kata lain, compressor tidak akan bekerja apabila :

• tidak ada signal yang melewati threshold atau threshold masih di set

ke 0 dB

• ratio belum kita tentukan atau masih di set pada 1:1

Sekali lagi, besarnya gain reduction bisa berbeda-beda menurut materi yang

di compress atau menurut keinginan dari si Engineer. Akan tetapi untuk 

 patokan nya, apabila lampu gain reduction sudah menyala sebanyak 6 dB,

maka signal sudah di compress hingga setengah dari original nya. Apabila

menyala sebanyak 12 dB, maka signal menjadi hanya seperempat dari

original nya.

Ini sesuai dengan rumus 20 log v1/v2 yang biasa kita gunakan untuk 

 perbandingan kekerasan suara.

Q : Misalkan kita mau compress vokal atau alat2 yang lain, lebih baik 

menggunakan ratio besar dengan threshold kecil, atau ratio kecil dengan

threshold besar?

A : Misalnya kita menggunakan ratio kecil, untuk mendapatkan gain

Page 6: Teori Mixing Kokorg Tyros

5/13/2018 Teori Mixing Kokorg Tyros - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mixing-kokorg-tyros 6/12

reduction yang kita inginkan maka harus menurunkan threshold lebih banyak 

dibandingkan apabila kita menggunakan ratio yang lebih besar.

Dengan kata lain apabila menggunakan ratio yang besar maka compressor 

akan bereaksi mendekati fungsi seperti limiter sehingga tidak perlu

menurunkan threshold terlalu banyak untuk mendapatkan gain reduction yangkita inginkan.

Keputusan yang diambil tergantung dari bentuk waveform awal dan hasil

yang kita inginkan. Mari kita lihat gambar waveform di bawah :

Dari signal meter kita bisa lihat signal pelan berada pada posisi sekitar -27dBFS, sedangkan signal kencang berada pada posisi sekitar -10 dBFS.

Apabila kita tidak ingin mengkompress bagian yg pelan, maka kita atur 

threshold sehingga signal pelan tidak melewatinya misalnya -25 dBFS.

Lalu kita ingin mengkompress bagian kencang sehingga tidak terlalu jauh

 perbedaan nya dengan signal yang pelan. Maka bisa kita gunakan ratio 4:1.

Sekarang kita lihat hasil dari compressor :

Dari gambar diatas kita bisa melihat bahwa bagian pelan tidak mengalami

 perubahan sedangkan bagian yang kencang terkena potong sehingga kini

 perbedaan atau dinamika nya tidak lagi terlalu lebar. Dibawah ini adalah

settingan dari compressor yg kita gunakan :

Page 7: Teori Mixing Kokorg Tyros

5/13/2018 Teori Mixing Kokorg Tyros - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mixing-kokorg-tyros 7/12

Teori Reverb

Page 8: Teori Mixing Kokorg Tyros

5/13/2018 Teori Mixing Kokorg Tyros - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mixing-kokorg-tyros 8/12

Anda tentu nya sering mendengar ungkapan "penyanyi kamar mandi"ン kan? Ungkapan ini

ada karena banyak orang yang senang bernyanyi sewaktu mandi. Lalu, kenapa orang

senang bernyanyi di kamar mandi? Jawaban nya adalah: di kamar mandi suara kita akan

 bergema, sehingga terdengar lebih bagus. Gema inilah yang dalam bidang audio

engineering kita sebut dengan reverb. Jangan dicampur dengan echo lho, karena itu adalahhal lain. Terkadang sewaktu karaoke orang bilang, "minta echo nya tambah donk!"ン.

Maksud nya adalah reverb nya yang ditambah.

Reverb: adalah suatu efek yang terjadi karena suara yang dipantulkan di dalam satu

ruangan. Jadi kita tak akan mendengar ada nya reverb di ruangan terbuka seperti misalnya

lapangan bola.

Tiap ruangan memiliki karakteristik reverb yang berbeda, yang mana ditentukan oleh

 beberapa faktor spt:

Bahan dan bentuk dari dinding ruangan• Luas nya ruangan

• Banyak nya material / benda di dalam ruangan tersebut

Kembali ke contoh kamar mandi. Coba anda bernyanyi, atau menepuk tangan anda di

kamar mandi, lalu bandingkan dengan misalnya di kamar tidur anda. Suara Reverb nya

 beda kan? Mungkin di kamar tidur anda, anda tak menyadari ada nya reverb, atau ada

reverb yang sedikit sekali. Sedangkan di kamar mandi akan terdengar reverb yang jelas.

Kenapa bisa begitu?

Kamar mandi dinding nya biasa nya terbuat dari tembok dan kaca, lantai nya jugadari keramik atau marmer. Material2 ini tidak menyerap suara.

• Kamar tidur biasa nya di tengah nya ada sebuah ranjang besar yang menyerap

suara. Belum lagi mungkin ada tirai, karpet, pakaian yang digantung, dll

Perbedaan ini saja sudah cukup untuk menjadikan kedua ruangan tersebut memiliki

karakter reverb yang sangat berbeda. Di kamar tidur terdapat banyak material yang

menyerap suara. Ketika suara mengenai misalnya selimut atau tirai, sebagian besar energy

akan diserap sehingga suara yang dipantulkan akan berkurang banyak. Sedangkan material

di kamar mandi seperti keramik atau marmer akan memantulkan suara sehingga suara akan

memantul berkali-kali. Alhasil di kamar mandi akan kita dapati reverb yang lebih jelas.

Di bidang audio engineering, kita menggunakan berbagai parameter di efek unit reverb kita

untuk men simulasi kan reverb yang terjadi di alam. Apabila anda perhatikan efek unit atau

 plug in reverb anda, maka akan didapati beberapa parameter seperti pre delay, early

reflection, RT 60 / reverb time 60 dB, Diffusion, High Cut / Low Cut, dsb. Di bawah ini

adalah keterangan singkat dari tiap2 parameter yang ada.

Pre Delay: Pantulan pertama yang kembali dari pantulan dinding yang terdekat. Otak 

manusia mempersepsikan reverb ketika jarak pre delay adalah kurang dari 100 ms. Apabila

lebih dari itu, maka dibilang adalah echo.

Early Reflection: Beberapa pantulan pertama yang terjadi sebelum reverb yang sesungguh

nya datang. Beberapa pantulan pertama ini lah yang mempersepsi kan bentuk ruangan serta

luasnya ruangan tersebut.

Hi-Cut: Utk meng-cut high frequency nya dari reverb. Karena apabila suara dipantulkan,

maka dia akan kehilangan sebagian dari high frequency nya. Selain itu high frequency

sangat mudah untuk di absorb oleh material spt karpet atau pakaian. Jadi, ini lah yang

Page 9: Teori Mixing Kokorg Tyros

5/13/2018 Teori Mixing Kokorg Tyros - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mixing-kokorg-tyros 9/12

dicoba untuk di simulasi oleh reverb unit dengan mengatur parameter Hi- Cut.

Diffusion: Setting yang mengatur kejelasan nya dari sebuah reverb

RT 60: Panjang nya waktu sebelum reverb berkurang sebanyak 60 dB. Sering disebut juga

sebagai Reverb Time, atau Sustain, Decay, dll

Tiga jenis Reverb utama yang paling sering digunakan adalah:

• Plate

• Room

• Hall

Ketika mixing reverb biasanya digunakan sebagai efek send. Alasan nya adalah: apabila

digunakan dalam posisi insert, maka anda harus memasang sebuah unit pada setiap channel

yang membutuhkan reverb. Sedangkan dalam posisi send, reverb cukup di insert pada auxchannel / effect channel. Selanjutnya anda tinggal membuka aux bus dari channel yang

ingin diberi efek. Selain menghemat CPU, dengan hanya menggunakan satu atau dua buah

unit saja, maka hasil mixing anda akan terdengar lebih menyatu karena karakteristik reverb

nya sama.

Ketika Reverb digunakan sebagai efek send (aux), maka harus diingat settingan mix adalah

Wet 100 % dan Dry 0 %. Pada auxiliary channel kita hanya ingin mendapatkan Sound

Reverb nya ( wet ). Sound asli nya ( dry ) berada pada track channel nya.

Tambahan :

Menggunakan 2 buah reverb atau lebih dalam satu lagu bisa membantu apa yg disebut

"depth balance"

Misalnya

Reverb pertama settingan Pre Delay 0 ms, Reverb Time 1 second, Karakteristik mid low.

Bisa kita pakai untuk menambah sustain dari beberapa instrument spt tom atau acoustic

guitar dry. Reverb ini berfungsi menambah nuansa tanpa mengganggu reverb kedua

Reverb kedua settingan Pre Delay 20 ms, Reverb Time 2 seconds, Karakteristik mid bright.

Bisa kita pakai untuk snare, vocal, atau instrument lain nya yg diinginkan.

Ketika digunakan, maka instrument2 yang menggunakan reverb pertama sustain nya akan

habis lebih dahulu sehingga menciptakan depth yang berbeda daripada reverb kedua.

Teori Equalizer 

Page 10: Teori Mixing Kokorg Tyros

5/13/2018 Teori Mixing Kokorg Tyros - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mixing-kokorg-tyros 10/12

Equalizer secara umum dapat dibagi dua, yaitu graphic dan parametric. Graphical EQ

 banyak dipakai pada Equalizer rumahan, sedangkan yang banyak kita pakai dalam dunia

audio engineering adalah parametric EQ.

Parametric EQ memiliki tiga buah parameter yang dapat disetel yaitu:

• Center frequency : Frequency tengah yang ingin anda cut / boost

• Gain : jumlah cut / boost dalam satuan dB

• Q Factor : Lebar atau sempit nya bandwith dari frequency yang di cut / boost

Q factor: semakin tinggi angka nya, semakin sempit frequency yang terkena. Semakin

rendah Q nya, semakin lebar frequency yang kena.

Selain Bell Shape EQ yang dapat kita tentukan Q nya, kita mengenal juga yang namanya

Shelving EQ. Pada shelving EQ, bandwith dan center frequency tidak lagi relevan. Sebagai

ganti nya f di deskripsikan sebagai cut-off frequency, dan g adalah slope nya.

Low Shelf EQ: Semua frequency dibawah f yang kita tentukan akan terkena boost / cut

High Shelf EQ: Semua frequency diatas f yang kita tentukan akan terkena boost / cut

High Pass EQ: Semua frequency dibawah f yang kita tentukan akan dipotong / dibuang.

Low Pass EQ: Semua frequency diatas f yang kita tentukan akan dipotong / dibuang.

EQ sebaiknya digunakan sesudah proses tracking. Artinya, pada saat merekam suatu suara,

 baik itu vocal, atau gitar, dianjurkan untuk tidak meng EQ nya terlebih dahulu.Biasakanlah untuk mencari sound yang terbaik pada saat merekam. Mungkin dengan

merubah letak microphone, mengganti microphone nya, atau alat musik nya. Yang harus

diingat, anda tak dapat mem boost/cut apa yang tidak ada dari awal nya.

Low Cut Filter: Digunakan ketika merekam vocal dengan jarak dekat. Karena ada nya

 proximity Effect, juga menjaga getaran2 spt dari kaki, AC, dll nya.

Apabila anda terpaksa meng EQ lebih dari 9 dB, apabila mungkin, cobalah untuk merubah

 posisi microphone atau men tune alat musik anda untuk mendapatkan sound yang

diinginkan.

Apabila anda kebagian job mixing sementara orang lain yang men track nya, maka andamau tak mau terpaksa menggunakan EQ. Dalam hal inicobalah untuk menghindari

 penggunaan lebih dari 9 dB. Penggunaan EQ, terutama saat mem boost nya, memiliki efek 

samping yaitu phase shifting. Lebih baik utk meng cut, karena efek samping nya tidak 

sebesar mem boost.

Gunakan "cut"ン utk menghilangkan frequency yg bermasalah atau membuat sound

menjadi lebih baik. Gunakan "boost"ン utk merubah warna dari sound.

 Natural EQ

Asli nya di alam, frequency yang ber energy rendah adalah high frequency. Jadi nya pada

 jarak yang jauh, yang pertama kali hilang adalah high frequency nya.

Sebagai contoh: Apabila kita mendengar suara drum dari ruangan sebelah, suara kick drum

( low frequency )dapat menembus tembok karena memiliki energy lebih dibandingkan

dengan suara cymbal ( High Frequency ). Teori ini kita pergunakan sewaktu mixing dan

ingin membuat beberapa instrument terdengar lebih jauh.

Penggunaan EQ

Page 11: Teori Mixing Kokorg Tyros

5/13/2018 Teori Mixing Kokorg Tyros - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mixing-kokorg-tyros 11/12

Penggunaan EQ sebenarnya dapat menurunkan kualitas dari sound. Oleh karena itu sangat

dianjurkan untuk mencari sound yang diinginkan dari awal nya. Ingatlah bahwa anda tak 

dapat meng-cut atau boost frequency yang tidak ada dari awal nya. Sebagai contoh, apabila

seseorang menaruh bantal diantara beater kick drum dan microphone, maka bagaimanapun

anda mem-boost atau meng-cut frequency, maka tetap tak akan mendapatkan sound yangdiinginkan.

Jangan meng EQ instrument utk menjadikan nya terdengar enak dalam solo, tetapi

 bagaimana membuat instrument itu terdengar baik di dalam mix. Contoh nya: Full Range

gitar solo terdengar enak waktu solo, tapi mungkin akan menabrak instrument lain nya

dalam mix.

EQ biasa digunakan untuk:

• Merubah warna dari sound

Memisahkan dua instrument yang frequency nya bertabrakan• Menyingkirkan frequency kotor yang mengganggu

• Mastering

Frequency dapat dibagi atas:

• Very Low yaitu dari sekitar 80 Hz kebawah

• Low sekitar 80 Hz - 350 Hz

• Low Midrange sekitar 350 Hz - 2 kHz

• High Midrange sekitar 2 kHz - 6 kHz

High yaitu sekitar 6 kHz keatas

Penggunaan EQ untuk pemula:

• G nya tidak melebihi 9 dB

• Q nya berkisar sekitar 1.5

• Frequency dibawah 150 Hz gunakan Low Shelf EQ

• Frequency diatas 8 kHz gunakan High Shelf EQ

Apabila mungkin cobalah untuk mixing tanpa mempergunakan terlalu banyak EQ. Selainlebih hemat waktu, juga sound yang dihasilkan akan jauh terdengar lebih natural. Cobalah

untuk terlebih dulu mixing sebaik-baik nya dengan hanya mengatur volume fader dan

reverb. Mungkin sekali anda akan merasakan hasil yang natural dan terbuka (lebar).

Apa itu analog summing?

Page 12: Teori Mixing Kokorg Tyros

5/13/2018 Teori Mixing Kokorg Tyros - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mixing-kokorg-tyros 12/12

Sebelum kita membahas tentang analog summing, mari kita membahas tentang apa itu

summing. Summing adalah sebuah proses dimana berbagai channel audio seperti vocal,

 bass, drums, guitar, dsb nya akan digabung menjadi stereo. Pada jaman analog proses

summing ini terjadi pada master fader sebuah mixer.

Ketika sekarang ini proses mixing banyak dilakukan di dalam computer ( in the box ),

 banyak para producer yang merasakan bahwa sound yang terdengar baik ketika didengar 

secara individual / solo, terkesan menjadi tipis atau tercekik ketika digabung dengan

 puluhan track lain nya. Ada juga yang bilang bahwa hasil mixing in the box terdengar 

seperti kehilangan depth yang mana tidak terjadi ketika mixing dilakukan pada mixer 

analog.

Perbedaan antara analog dan digital summing adalah, pada dunia digital summing

dilakukan secara matematis oleh computer. Audio engine akan menjumlahkan puluhan

track sound menjadi sebuah file stereo master. Permasalahan nya dengan jumlah bit pada

Audio Engine yang terbatas (32 atau 64 bit), maka akan terjadi yang dinamakan roundingerror.

Rounding error terjadi karena apabila kita mengkalkulasi sebuah nilai secara matematis,

maka nilai angka tersebut akan berkembang. Contohnya kita ambil sebuah angka dua digit

yaitu 50. Apabila angka 50 kita bagi 3 maka akan didapat nilai 16,6666666 dst nya.

Misalnya : ketika sebuah 24 bit file audio kita proses, mungkin di compress atau bahkan

hanya diturunkan volume nya. Maka dengan algorithm, software DAW akan

mengkalkulasi file tersebut yang mana sudah pasti hasil dari kalkulasi akan melebihi 24

 bit. Pada individual track hal ini tidak terlalu bermasalah. Akan tetapi ketika DAW harus

menjumlahkan puluhan track menjadi stereo pada master fader, hasil yang didapat akandibatasi oleh bit resolution dari audio engine DAW tersebut. Misalnya 32 bit audio engine,

apabila hasil kalkulasi melebihi 32 bit maka sisanya akan dibuang karena tidak ada tempat.

Walaupun yang dibuang adalah yang paling kanan (Least Significant Bit), telinga manusia

tetap mendengar seperti ada yang hilang dan terdengar berbeda.

Banyak yang terbiasa melakukan mixing in the box tidak menyadari hal tersebut, tapi

terkadang ada juga yang menemukannya secara tidak sengaja. Misalnya teman saya

seorang keyboard player kebetulan memiliki sebuah sound module dengan 6 buah output.

Dia bilang bahwa apabila mengirimkan sound yg berlainan pada tiap output lalu

digabungkan di mixer, hasilnya lebih lebar dibandingkan me mix nya di keyboard lalu

hanya mengirimkan stereo out. Sekali lagi, perbedaan nya adalah apabila dia mengirimkanstereo out, maka summing akan dilakukan di keyboard secara digital.

Untuk menyiasati hal ini, terkadang saya menemui beberapa producer yang tetap

melakukan proses mixing pada mixer analog. Untuk melakukan cara ini biasanya kita

menggunakan mixer high end yang memiliki noise sangat rendah dan bisa mem bypass

efek spt equalizer saat tidak diperlukan. Cara seperti ini selain mahal juga terkadang sangat

sulit untuk melakukan revisi di kemudian hari karena posisi mixer nya sudah berubah.

Untungnya sekarang banyak dijual alat yang dinamakan summing box. Bisa dibilang

summing box ini mirip seperti line mixer yang sangat berkualitas. Artinya dia menerima

 banyak input (biasanya 8 atau 16), lalu melakukan summing menjadi stereo. Setelah ituhasil stereo output nya lah yang akan kita rekam balik ke computer. Berbeda dengan mixer,

summing box tidak memiliki fader sehingga semua posisi volume atau automation dari tiap

track tidak hilang karena tetap tersimpan di data computer. Tidak masalah apabila nanti di

kemudian hari kita ingin melakukan revisi pada lagu.