sutarti79 purbalingga review 26 oktober

33
 PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR PADA MATERI MEMAHAMI DAUR HIDUP BERAGAM JENIS MAKHLUK HIDUP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZTION ( TAI ) DI KELAS IV SD NEGERI 1 BUMISARI PROPOSAL PENELITIAN Diajukan untuk Memenuhi Syarat untuk Melakukan Penelitian oleh SUTARTI 1001580647 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SAYA MINTA Bu Sutarti dan Pak Sugiyatno untuk ketemu langsung dulu,klarifikasi, terlalu banyak bagian yang sama persis,baik struktur kalimat maupun kesalahannya, sebelum koreksi dilanjutkan

Upload: ithonk17

Post on 17-Jul-2015

67 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober

5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 1/33

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR PADA MATERI

MEMAHAMI DAUR HIDUP BERAGAM JENIS MAKHLUK HIDUPMELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZTION ( TAI ) 

DI KELAS IV SD NEGERI 1 BUMISARI

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan untuk Memenuhi

Syarat untuk Melakukan Penelitian

oleh

SUTARTI1001580647

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SAYA MINTA Bu Sutarti dan Pak Sugiyatno untuk ketemu langsung dulu,klarifikasi,

terlalu banyak bagian yang sama persis,baik struktur kalimat maupun kesalahannya,

sebelum koreksi dilanjutkan

Page 2: Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober

5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 2/33

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2011

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pendidikan di sekolah merupakan sebuah sistem yang meliputi

 berbagai hal, diantaranya siswa sebagai subjek belajar, guru sebagai fasilitator 

 pembelajaran, materi pelajaran, model pembelajaran dan faktor pendukung

lainnya. Dengan demikian pada intinya pendidikan merupakan kegiatan

  pembelajaran. Pendidikan merupakan tanggung jawab kita bersama yakni

sekolah, orangtua, dan masyarakat. Guru di sekolah merupakan orang tua yang

sangat berperan di dalam menentukan masa depan bangsa dan negara. Oleh

karena itu bidang pendidikan diyakini menjadi tulang punggung dalam upaya

memajukan bangsa dengan mencetak sumber daya manusia yang handal dan

tangguh, berakhlak mulia, sehat, cerdas, mandiri dan bertanggung jawab.

 Namun dalam kenyataannya bidang pendidikan belum dapat berbuat banyak 

untuk dapat memenuhi harapan masyarakat.

Banyak indikator yang menunjukkan tentang mutu pendidikan di

Indonesia yang belum tergolong baik. Sepertinya prestasi siswa masih kalah

 jauh di banding prestasi siswa dari negara lain, walaupun ada sebagian kecil

 prestasi siswa Indonesia yang sangat memuaskan. Faktor yang menyebabkan

mutu pendidikan masih kurang memuaskan dapat dipengaruhi oleh siswa

maupun dari guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran.

Salah satu mata pelajaran di sekolah yang secara langsung ikut

mencerdaskan anak-anak bangsa adalah IPA. Di samping itu IPA merupakan

 pelajaran yang mengarahkan siswa untuk menjadi manusia berpikir logis, kritis

dan kreatif. Namun pada kenyatannya masih banyak siswa yang berpikirnya

Page 3: Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober

5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 3/33

 belum logis, kritis dan kreatif. Terbukti masih banyak siswa yang tidak lulus

karena nilai IPAnya masih di bawah standar kelulusan.

Belajar dari kenyataan tersebut maka seorang guru harus mengubah

 pembelajaran dari cara-cara yang konvensional menjadi pembelajaran yang

 bermakna. Guru harus menggunakan model-model pembelajaran yang inovatif.

Guru di kelas dalam proses pembelajaran, berperan sebagai fasilitator yang

harus memahami teknik-teknik pembelajaran dan mampu menciptakan motivasi

 belajar siswa.

Motivasi merupakan salah kunci utama untuk memperlancar dan

membangunkan gairah siswa dalam mempelajari sesuatu. Banyak siswa yang

kurang senang belajar IPA atau gagal belajar IPA karena tidak ada motivasi.

Mengapa tidak ada motivasi? karena tidak tahu tujuan dan manfaat belajar,

sikap guru yang kurang mendukung siswa dalam membangkitkan motivasi

  belajar dan kondisi lingkungan yang cenderung konsumeritis (bersifat

kebendaan) saja, tetapi lupa bahwa nilai-nilai penting ditentukan oleh

 pengetahuan dan pola pikir.

Pada umumnya setiap peserta didik tentu ingin mencapai prestasi

 belajar yang maksimal. Dalam kegiatan belajar prestasi belajar adalah hasil

yang dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti serangkaian proses

  pembelajaran yang pengukurannnya menggunakan tes. Prestasi belajar 

digunakan untuk mengetahui keberhasilan peserta didik dalam mengikuti

serangkaian kegiatan belajar yang biasa diwujudkan dalam bentuk angka atau

nilai.

Pencapaian prestasi belajar pada sekolah dasar SD Negeri 1 Bumisari

masih dibawah rata-rata yaitu 55,67 dengan jumlah siswa mencapai ketuntasan

 belajar sebesar 30%, sehingga keadaan sekolah keberadaan posisi prestasi anak 

rendah dan sangat memprihatinkan. Rendahnya prestasi belajar tersebut

Page 4: Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober

5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 4/33

mengundang dan menjadi cambuk bagi kita untuk bekerja dan belajar lebih giat

lagi.

Kenyataan yang dijumpai pada mata pelajaran IPA sebelum dilakukan

tindakan kelas hasil ulangan harian menunjukan nilai rata-rata rendah. Pada

ulangan harian 1 nilai tertinggi 90, nilai terendah 30 dan rata-ratanya 55,67.

Pada ulangan tersebut hanya ada 9 siswa yang dapat dikatakan tuntas belajar 

yaitu 30% yang memenuhi KKM 65, sedangkan 21 siswa tidak tuntas belajar.

Pembelajaran yang digunakan guru masih menggunakan metode ceramah, tanya

  jawab, dan diakhiri latihan soal. Rendahnya perolehan prestasi belajar IPA

disebabkan oleh beberapa faktor antara lain materi IPA yang sulit dipahami

karena bersifat teoritis, hafalan, banyak menggunakan bahasa ilmiah dan

 penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi.

Berbagai upaya pembaharuan pendidikan telah dilakukan untuk 

meningkatkan kualitas pendidikan disekolah. salah satunya dengan

diberlakukanya Kurikulum 2004 (KBK) di semua jejang pendidikan sekolah.

Dalam KBK salah satu proses pembelajaran yang dilakukan guru adalah

menekankan kepada upaya untuk mengembangkan kreativitas secara optimal.

Hal ini dapat dilihat dari mulai bergesarnya peran guru dari yang semula

mendominasi kelas, kini harus lebih banyak memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berperan aktif dan kreatif di kelas. Diduga peserta didik sekarang

mengalami penurunan kreativitas seperti yang diharapkan dalam KBK. Hal

tersebut dapat dilihat dari data dimana ketuntasan belajar hanya mencapai 30%

Page 5: Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober

5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 5/33

yang memenuhi KKM yaitu 65, sehingga anak menjadi sukar berpartisipasi

dalam kehidupan kesehariannya karena minimnya kreativitas yang dimiliki.

Proses pembelajaran IPA di SD harus dilakukan dengan cara yang

tepat sehingga pencapaian tujuan pembelajaran dapat terpenuhi. Hal ini

disebabkan guru dalam mengajar harus menguasai dan mengembangkan materi

  pelajaran, menggunakan metode yang tepat dan bervariasi, serta harus

mengontrol dan mengevaluasi kegiatan peserta didik. Namun pada

kenyataannya banyak guru SD yang dalam proses pembelajaran IPA kurang

memperhatikan variasi cara pembelajaran, sehingga berdampak pada cara

  pembelajaran yang bersifat monoton. Hal tersebut disebabkan guru masih

menggunakan pembelajaran konvensional yang selalu menggunakan metode

  pembelajaran ceramah yang bersifat klasikal, tanpa pernah diselingi dengan

metode yang lebih membuat siswa aktif dalam pembelajaran. Keadaan tersebut

  berpengaruh langsung terhadap menurunnya motivasi peserta didik untuk 

 belajar IPA dan berdampak pada rendahnya prestasi pembelajaran IPA.

Keberhasilan pendidikan pada umumnya dinilai dari perolehan

  pengetahuan, sikap dan keterampilan. Semua ini dicapai melalui proses

  pembelajaran yang efektif, efisien, dan bermakna. Salah satu upaya untuk 

menciptakan kondisi tersebut adalah dengan pemilihan model pembelajaran

yang tepat, menarik serta dapat menciptakan dan menumbuhkan motivasi

 belajar peserta didik sehingga peserta didik dapat berpartisipasi aktif dalam

kegiatan belajar untuk meningkatkan hasil belajar. Salah satu upaya yang tepat

digunakan untuk meningkatkan aktivitas dan partisipasi peserta didik dalam

Page 6: Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober

5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 6/33

 belajar adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI

(Teams Assisted Individualization). TAI merupakan pengembangan antara

  belajar kooperatif dengan belajar individual. TAI (Teams Assisted 

 Individualization) dirancang untuk sebuah pembelajaran kelompok dengan cara

mengatur para siswa belajar dalam kelompok-kelompok dan bertanggung

  jawab dalam pengaturan dan pengecekan secara rutin. Juga melatih untuk 

 bersosialisasi dengan baik, saling membantu memecahkan masalah dan saling

mendorong untuk berprestasi. Melalui cara ini, mengajak siswa untuk 

 berkembang pada individu atau kelompok pengajaran kecil. Hal ini guru hanya

memberi penjelasan singkat dari materi selama guru memberikan pengajaran

secara langsung.

Sehubungan hal tersebut di atas maka perlu adanya penelitian tindakan

kelas di SD Negeri 1 Bumisari. Salah satu alternatif pemecahan masalah

tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI

 pada proses pembelajaran IPA.

B. Perumusan Masalah

Dari uraian di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah :

1. Apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams

 Assisted Individualiztion (TAI) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

di kelas IV SD Negeri 1 Bumisari pada mata pelajaran IPA?

Page 7: Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober

5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 7/33

2. Apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams

 Assisted Individualiztion (TAI) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di

kelas IV SD Negeri 1 Bumisari pada mata pelajaran IPA?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini mempunyai dua tujuan yaitu tujuan umum

dan tujuan khusus yang masing-masing tujuan dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Tujuan Umum penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran IPA di SD Negeri 1 Bumisari.

2. Tujuan Khusus

a. untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV di SD Negeri 1

Bumisari.

 b. untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV di SD Negeri 1

Bumisari.

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai bahan alternatif untuk meningkatkan motivasi

dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan penerapan

 pembelajaran kooperatif tipe TAI.

Page 8: Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober

5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 8/33

 b. Sebagai dasar pemikiran untuk penelitian selanjutnya,

 baik oleh peneliti maupun peneliti yang lainnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

1) Meningkatkan aktivitas siswa dalam

mengikuti pembelajaran IPA sehingga motivasi dan prestasi

 belajarnya meningkat.

2) Meningkatkan kepercayaan diri dalam

 berlatih mengemukakan pendapat dan ide / pikirannya.

3) Meningkatkan pemahaman siswa terhadap

materi pelajaran yang diajarkan oleh guru.

4) Pembelajaran lebih bermakna.

 b. Bagi guru

1) Mengembangkan kreativitas dan inovasi

 pembelajaran yang efektif dan efisien melalui pembelajaran dengan

 pendekatan kooperatif tipe TAI.

2) Meningkatkan profesionalisme guru dalam

melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar.

3) Meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap

 peningkatan mutu pendidikkan.

4) Meningkatkan kemampuan mendesain

 pembelajaran yang bermakna bagi siswanya.

c. Bagi sekolah

Page 9: Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober

5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 9/33

1) Sebagai bahan pertimbangan terhadap

 peningkatan kinerja guru

2) Sebagai upaya peningkatan kualitas

 pengelolaan pengajaran.

3) Meningkatkan mutu sekolah dalam bidang

akademik.

4) Meningkatkan kualitas sumber daya sekolah

khususnya guru.

d. Bagi Peneliti

Menambah wawasan serta ilmu pengetahuan mengenal cara belajar yang

dapat menjadikan siswa lebih aktif dan interaktif.

Page 10: Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober

5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 10/33

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Menurut Winkel (1996: 53), belajar adalah suatu aktivitas

mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif di lingkungan yang

menghasilkan perubahan – perubahan dalam pengetahuan dan pemahaman

dalam nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas.

Sedangakan menurut Slameto (1991: 2), Belajar adalah proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Howard L. Kingsley (1957 : 12) mengatakan bahwa

“learning is the process by which behavior (in the broadersense) in

originated or changed thoruough practice or training”. (belajar adalah

  proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah

melalui praktek atau latihan).Dari pengertian tersebut di atas dapat

dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah

Page 11: Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober

5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 11/33

laku/kegiatan, reaksi terhadap lingkungan dan pada diri seseorang sesuai

dengan aktifitas mental/psikis untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas

tingkah laku yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan

untuk memperoleh pengetahuan.

Menurut Tim MKDK (1996: 10), pembelajaran adalah usaha sadar guru

untuk membantu siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan

dan minatnya. Sedangkan menurut Wartono (2004: 15), pembelajaran

adalah pengembangan pengetahuan, ketrampilan/sikap baru pada saat

seseorang individu berinteraksi dengan informasi dan lingkungan.

2. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi

Istilah motivasi berasal dari bahasa latin yaitu “  Movere “ yang

 berarti mengerjakan .  Pengertian motivasi berasal dari kata “  Motif “

yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.

Menurut Mc. Donald (dalam Sardiman, 2003: 73), Motivasi

adalah suatu perubahan tenaga di dalam diri atau pribadi seseorang yang

ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi – reaksi dalam usaha mencapai

tujuan. Sedangkan menurut Morgan (dalam I. Prasetya, dkk. 1994),

motivasi berkaitan dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek -

aspek yaitu: 1) Keadaan yang mendorong tingkah laku (motivating 

 states). 2) Tingkah laku yang didorong oleh keadaan tersebut (motivated 

Page 12: Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober

5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 12/33

behavior ). 3) Tujuan dari tingkah laku tersebut ( gooals or end of such

behavior ).

 b. Hakikat motivasi belajar  

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal

 pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah

laku, pada umumnya dengan beberapa indikator meliputi:

1) adanya hasrat dan keinginan berhasil.

2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

3) adanya harapan dan cita–cita masa depan.

4) adanya penghargaan dalam belajar.

5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

6) adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga

memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.

(Menurut, Hamzah, 2007)

c. Motivasi berdasarkan sifatnya dibagi :

1) Motivasi Intrinsik  

Motivasi Intrinsik adalah motivasi yang timbul dari diri

sendiri tanpa dipengaruhi oleh sesuatu hal apapun dari luar dirinya.

Page 13: Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober

5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 13/33

Strategi untuk menimbulkan motivasi intrinsik adalah: a)

Membangkitkan rasa ingin tahu. b) Membangkitkan semangat

 belajar. c) Menggunakan prestasi / inovasi yang beraneka ragam.

2) Motivasi Ekstrinsik  

Motivasi Ekstrinsik adalah dorongan untuk mencapai tujuan

 belajar dalam diri siswa yang ditimbulkan dari luar. Strategi untuk 

menimbulkan motivasi ekstrinsik adalah: a) Memberikan harapan

yang jelas pada pembelajar. b) Balikan yang jelas, misalnya: proses

 belajar tidak lepas dari evaluasi. c) Balikan yang segera, misalnya :

tes, evaluasi, dan ulangan harian. d) Balikan yang sering, misalnya:

mengadakan ulangan tiap bab sub pokok bahasan.

d. Fungsi Motivasi Dalam Belajar  

1) Mendorong manusia untuk berbuat yakni sebagai

 penggerak atau motor yang melepaskan energi;

2) Menetukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang

hendak dicapai;

3) Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang sesuai guna mencapai tujuan, dengan

menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfat bagi tujuan

tersebut.

Page 14: Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober

5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 14/33

3. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Berdasarkan beberapa pendapat ahli tentang prestasi belajar 

diantaranya adalah:

1) Menurut Winkel (1990: 102), prestasi belajar  

adalah kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam

menyelesaikan tugas.

2) Menurut Poerwadarminto (1996: 796) dalam

kamus bahasa Indonesia, dikatakan bahwa prestasi belajar adalah

hasil yang dicapai atau dikerjakan.

3) Menurut Azwar (1996: 164) prestasi dapat

dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai

raport, indek prestasi studi, angka kelulusan, predikat keberhasilan

dan semacamnya.

Jadi prestasi adalah kemampuan, keterampilan dan sikap

seseorang dalam menyelesaikan tugas yang dioperasionalkan dalam

 bentuk indikator-indikator berupa nilai raport, indek prestasi studi angka

kelulusan, predikat keberhasilan, dan semacamnya.

Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil

interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam

Page 15: Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober

5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 15/33

diri individu maupun dari luar individu. Pengenalan terhadap faktor-

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting, artinya dalam

rangka membantu siswa dalam mencapai prestasi belajar sebaik-

 baiknya.

b. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Menurut Purwanto (1990: 102) faktor yang mempengaruhi

 prestasi belajar dibagi 2 golongan :

1) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut faktor 

individual. Yang termasuk faktor individual antara lain: faktor 

kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan

faktor pribadi.

2) Faktor yang ada di luar individual yang kita sebut faktor sosial

antara lain: faktor keluarga, guru dan cara mengajar, lingkungan

dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial.

4. Pembelajaran Kooperatif 

Menurut Roger dan David Johnson (dalam Lie 2002:31)

 pembelajaran kooperatif adalah kerja kelompok dengan unsur dasar yang

meliputi :

a. Ketergantungan positif.

 b. Tanggung jawab perseorangan.

c. Tatap muka.

Page 16: Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober

5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 16/33

d. Komunikasi antar anggota.

e. Evaluasi proses kelompok Pembelajaran kooperatif secara umum

menyangkut teknik pengelompokan yang didalamnya siswa bekerja

secara terarah pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang

umumnya terdiri dari 4 atau 5 orang. Pengelompokan heterogen

merupakan ciri-ciri yang menonjol dalam metode pembelajaran

kooperatif.

Menurut Ibrahim (2000: 6) pembelajaran kooperatif memiliki ciri-

ciri sebagai berikut: 1) Siswa bekerja dalam kelompok secara berkelompok 

untuk menuntaskan materi belajarnya, 2) Kelompok dibentuk dari siswa

yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah, 3) Bila mana

mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin

yang berbeda-beda, 4) Penghargaan lebih berorientasi kelompok 

ketimbang individu.

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat dikatakan bahwa

  pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang memandang

keberhasilan individu diorientasikan dalam keberhasilan kelompok. Dalam

hal ini siswa bekerjasama dalam mencapai tujuan dan berusaha keras

membantu dan mendorong teman-temanya untuk bersama-sama berhasil

dalam belajar. Dalam pembelajaran kooperatif siswa secara bersama-sama

  bertanggungjawab atas pembelajaran yang dilakukan. Penekanan

keberhasilan berdasar pada tujuan dan keberhasilan kelompok yang hanya

Page 17: Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober

5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 17/33

dapat dicapai apabila semua anggota kelompok mempelajari dengan baik 

materi yang diajarkan.

Menurut Slavin tipe-tipe dalam pembelajaran kooperatif antara lain

:

a. Teams Assisted Individualization (TAI)

Tipe ini mengkombinasikan belajar kooperatif dengan belajar individu.

Tiap anggota kelompok akan diberi soal-soal bertahap yang harus

dikerjakan sendiri terlebih dahulu. Setelah itu mengecek hasil kerjanya

dengan anggota lain. Bila seorang siswa telah mampu mengerjakan

soal pada satu tahap maka siswa yang bersangkutan dapat mengerjakan

soal pada tahap berikutnya.

 b. Student Teams – Achievement Divisions (STAD)

Tipe pembelajaran ini merancang siswa dalam bentuk kelompok 

dengan beranggotakan 4-5 orang yang dicampur baik jenis kelamin,

etnik dan kemampuan. Siswa dalam kelompok saling memotivasi,

mendorong dan membantu dalam menyelesaikan latihan/tugas dan

memahami suatu pelajaran.

c. Teams-Games-Tournament (TGT)

Dalam tipe ini siswa setelah belajar dalam kelompoknya masing-

masing anggota kelompok yang setingkat kemampuannya akan

Page 18: Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober

5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 18/33

dipertemukan dalam suatu perbandingan/tournament yang dikenal

dengan “tournament table”, yang diadakan tiap akhir unit pokok 

  bahasan atau akhir pekan. Skor yang didapat akan memberikan

konstribusi pada rata-rata skor kelompok.

d. Cooperative Integrated and Composition (CIRC)

Sejenis dengan TAI hanya lebih ditekankan pada pengajaran membaca,

menulis dan tata bahasa.

e. Jigsaw II  

Seperti pada STAD dan TGT siswa dikelompok, tiap anggota

kelompok diberi tugas yang berbeda satu dengan yang lainnya dari

sebuah team yang akan dibahas. Selanjutnya mereka

mendiskusikannya dan saling mengajarkan satu dengan yang lainnya.

Sehingga mereka saling memahami materi secara keseluruhan.

Pemberian tes diberikan dengan materi menyeluruh.

5. Tipe TAI (Teams Assisted Individualization)

Menurut Slavin dalam pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan

 pengembangan antara belajar koopertaif dengan belajar individual. TAI

dirancang untuk sebuah pembelajaran kelompok dengan cara mengatur para

siswa belajar dalam kelompok-kelompok dan bertanggung jawab dalam

  pengaturan dan pengecekan secara rutin. TAI juga melatih untuk 

 bersosialisasi dengan baik, saling membantu memecahkan masalah dan

Page 19: Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober

5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 19/33

saling mendorong untuk berprestasi. Pembelajaran kooperatif tipe TAI

mengajak siswa untuk berkembang pada individu atau kelompok pengajaran

kecil. Hal ini guru hanya memberi penjelasan singkat dari materi selama

guru memberikan pengajaran secara langsung.

Menurut Slavin, langkah-langkah pembelajaran tipe TAI adalah

sebagi berikut :

a. Guru menginformasikan kepada siswa tentang sistem

 pembelajaran kooperatif tipe TAI.

 b. Pembuatan kelompok-kelompok belajar yang terdiri

dari 4-5 orang siswa dengan kemampuan heterogen.

c. Para siswa membaca lembar petunjuk dan meminta

teman sekelompok atau guru untuk membantu bila perlu. Kemudian

mereka memulai dengan keterampilan memecahkan masalah.

d. Masing-masing siswa mengerjakan soal, misalnya 4

soal pertama dengan menggunakan praktek keterampilannya sendiri dan

kemudian meminta seorang teman sekelompok untuk memeriksa

 jawabannya. Bila keempat jawaban soal tersebut benar, siswa tersebut

 boleh meneruskan pada praktek ketrampilan berikutnya. Bila ada yang

salah maka siswa tersebut harus mencoba soal berikutnya dengan bentuk 

yang sama dan seterusnya sampai mendapatkan empat jawaban yang

  benar. Jika ada siswa yang mengalami kesulitan di tingkat ini,

disarankan untuk meminta bantuan kelompok mereka sebelum meminta

 pada guru.

Page 20: Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober

5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 20/33

e. Bila siswa sudah mendapatkan empat jawaban yang

 benar, siswa tersebut akan ikut tes formatif yang menyerupai praktek 

ketrampilan terakhir. Pada saat tes formatif ini siswa bekerja sendiri

sampai selesai. Seorang teman sekelompok menandai tes tersebut untuk 

menunjukkan bahwa siswa tersebut telah lulus dan berhak untuk ikut tes

unit.

f. Siswa menyelesaikan tes unit yang merupakan tes

terakhir untuk menentukan keberhasilan.

Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe TAI mempunyai

kelebihan dan kelemahan.

Kelebihan pembelajaran tipe TAI antara lain :

a. Guru akan terlibat secara minimal dalam pengaturan dan

 pengecekan rutin.

 b. Guru akan menggunakan paling sedikit separuh waktunya

mengajar dalam kelompok-kelompok kecil.

c. Membantu siswa yang mengalami kesulitan.

d. Menyuburkan hubungan antara pribadi yang positif  

diantara siswa yang berasal dari latar belakang yang berbeda.

e. Pelaksanaan program sederhana.

f. Siswa akan termotivasi pada hasil secara teliti dan cepat.

g. Para siswa dapat mengecek pekerjaan satu sama lain.

Kelemahan pembelajaran tipe TAI :

Page 21: Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober

5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 21/33

a. Bila interaksi dengan teman kurang terarah membuat kelas

menjadi gaduh.

 b. Pembahasan materi memerlukan waktu relatif lebih lama

dan kelengkapan alat atau media.

c. Memerlukan kesabaran anggota lain dalam suatu

kelompok untuk membantu siswa yang lemah.

B. Kerangka Berpikir

Melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI diharapkan dapat

meningkatkan kemandirian belajar siswa. Dengan meningkatnya kemandirian

  belajar siswa diharapkan dapat berpengaruh terhadap peningkatan prestasi

 belajar siswa yang diperolehnya.

Model pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan pengembangan

antara belajar kooperatif dengan belajar individual. TAI dirancang untuk sebuah

  pembelajaran kelompok dengan cara mengatur para siswa belajar dalam

kelompok-kelompok dan bertanggung jawab dalam pengaturan dan pengecekan

secara rutin. Juga melatih untuk bersosialisasi dengan baik, saling membantu

memecahkan masalah dan saling mendorong untuk berprestasi. Melalui cara ini,

mengajak siswa untuk berkembang pada individu atau kelompok pengajaran

kecil.

Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, guru dituntut menyajikan

materi dan mengelola siswa dalam KBM senantiasa menyenangkan dan tidak 

membosankan dengan model pembelajaran yang variatif. Penggunaan model

 pembelajaran kooperatif tipe TAI akan menjadi solusi terbaik bagi guru agar 

Page 22: Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober

5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 22/33

tercipta KBM yang diinginkan. Secara skematis, kerangka berfikir dapat

ditunjukan di bawah ini.

Gambar 1. Skema Kerangka Berfikir 

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas, maka dapat diasumsikan hipotesis

tindakan penelitian ini adalah melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI

dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa mata pelajaran IPA

 pada materi memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup di kelas IV SD

 Negeri 1 Bumisari.

Kondisi Awal

Kondisi Akhir 

Guru:Belum Menggunakan Pendekatan

Model Pembelajaran Kooperastif tipe TAI

Guru :Menggunakan model

 pembelajaran kooperatif tipe TAI

Siswa:Motivasi dan prestasi belajar 

siswa Rendah

Siklus I:Hasil Motivasi... dan Prestasi

rata-rata ...

Siklus II:

Hasil Motivasi...dan Prestasirata-rata...

Tindakan

Siswa :Motivasi dan prestasi

 belajar meningkat

Page 23: Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober

5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 23/33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Bumisari

Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga karena letaknya strategis.

Adapun alasan pemilihan tempat dikarenakan pada SD Negeri 1 Bumisari

ditemukan adanya motivasi dan prestasi rendah.

2. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada semester gasal bulan Nopember-

Desember tahun pelajaran 2011/2012.

3. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan

dalam dua siklus, apabila belum berhasil akan dilanjutkan kesiklus

  berikutnya, masing – masing siklus dilaksanakan dua kali pertemuan

waktunya 2 x 40 menit, dan dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang

ingin dicapai dengan menggunakan pembelajaran koopeeratif tipe TAI.

Penelitiann tindakan kelas ini berkolaborasi dengan guru kelas IV SD

Page 24: Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober

5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 24/33

 Negeri 1 Bumisari, sehingga penelitian ini tidak mengganggu tugas pokok 

guru dalam melakukan proses pembelajarannya. Dengan berkolaborasi

dengan guru kelas IV SD Negeri 1 Bumisari, peneliti dapat memperoleh

informasi masalah – masalah yang timbul dalam proses belajar mengajar di

kelas, mengapa timbul masalah demikian, apa saja penyebab masalah

tersebut dan sampai ditemukan pemecahannya. Dengan demikian kualiatas

 proses belajar mengajar jadi lebih efektif, dan ditingkatkan serta juga dapat

meningkatkan pula prestasi belajar.

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Bumisari yang

  berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki –laki dan 16 siswa

  perempuan dengan latar belakang pendidikan yang heterogen. Bukan hanya

siswa yang terlibat dalam penelitian ini tetapi juga guru kelas IV SD Negeri 1

Bumisari.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

angket, lembar observasi dan tes. Angket motivasi siswa digunakan untuk 

mengetahui sejauh mana perkembangan motivasi belajar siswa. Lembar 

observasi digunakan untuk mencatat aktivitas guru dalam mengajar dengan

 pembelajaran serta lembar observasi siswa digunakan untuk mencatat aktivitas

siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Sedangkan tes digunakan untuk 

Page 25: Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober

5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 25/33

mengetahui sejauh mana peningkatan prestasi belajar siswa dari penelitian

tindakan kelas yang dilakukan.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Tekhnik pengumpulan data dilakukan dengan cara:

1. Observasi

Menurut Sudijono (1996: 76) observasi adalah cara menghimpun

  bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan

 pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena. Observasi

sebagai alat evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkah laku individu

atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi

yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.

2. Tes Prestasi

1. Pre- tes

Pre tes yaitu tes yang dilaksanakan sebelum materi pelajaran

dimulai. Maksud dari tes ini adalah untuk mengetahui sejauh mana

  pengetahuan peserta didik terhadap materi yang akan diberikan.

Kemampuan awal ini merupakan dasar untuk kelanjutan materi yang

akan dipelajari oleh peserta didik.

2. Pos- tes

Pos tes yaitu tes yang diberikan setiap guru selesai

menyampaikan materi. Maksud dari tes ini adalah untuk penjagaan

Page 26: Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober

5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 26/33

sejauh mana daya serap peserta didik terhadap materi yang telah

diberikan.

3. Angket (Kuisioner)

Angket merupakan daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh

orang yang akan dievaluasi. Angket pada penelitian ini digunakan untuk 

mengukur perkembangan motivasi belajar siswa.

E. Analisis Data

1. Prestasi Belajar 

Untuk mengetahui prestasi belajar siswa digunakan data kuantitatif 

dengan menggunakan presentase dan mencari rata-rata (X). Menurut

Sudjana (1995: 109) untuk mencari nilai rata-rata (X) digunakan rumus :

 N 

 X  X 

Σ=

Keterangan:

X : rata-rata

 X Σ : jumlah seluruh skor 

 N : banyaknya siswa

Untuk menghitung ketuntasan belajar siswa, maka menggunakan rumus:

 N 

 xS TB

%1005,6≥Σ=

Page 27: Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober

5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 27/33

2. Lembar Observasi Guru dan Lembar Observasi Siswa

Observasi guru digunakan dengan tujuan untuk mengamati kegiatan

guru pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran

kooperatif berlangsung. Adapun penyusunan pedoman penilaian:

a. Kriteria Penskoran

1 = Kurang baik 

2 = Cukup

3 = Baik 

4 = Sangat Baik 

 b. Penilaian

100 xSM 

 R NP =

 NP = Nilai persen yang dicari

R = Skor yang dicari

SM = Skor Maksimum

100 = Bilangan tetap

c. Kriteria ketuntasan pembelajaran

< 60% = Pengolahan pembelajaran kurang

60%-69% = pengolahan pembelajaran cukup baik 

70% - 84% = Pengolahan pembelajaran baik 

85% - 100% = Pengolahan pembelajaran sangat baik 

3. Angket Motivasi Siswa

Page 28: Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober

5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 28/33

Data motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA bertujuan

mengetahui motivasi belajar siswa. Adapun penyusunan pedoman

 penskoran adalah menggunakan 4 skala. (lihat lampiran)

F. Indikator Keberhasilan

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila :

1. Peningkatan motivasi belajar pada materi memahami daur hidup

 beragam jenis makhluk hidup dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe TAI sekurang – kurangya perolehan rata-rata motivasi

 belajar siswa dari siklus I ke siklus II dalam kategori baik.

2. Peningkatan prestasi belajar pada materi memahami daur hidup

 beragam jenis makhluk hidup dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe TAI Sekurang – kurangya 85 % jumlah siswa telah

memenuhi KKM mata pelajaran IPA yaitu 65.

G. Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian action research yang dilakukan

dikelas. Menurut metode Kemmis dan Mc Taggart (dalam Zuriah, 2003: 72)

  prosedur PTK yang digunakan yaitu mekanisme siklus, dengan prosedur 

 penelitian sebagai berikut : a) Perencanaan ( Planning), b) Tindakan (acting ), c)

Pengamatan (Observing), dan d) refleksi (reflecting).

Pelaksanaan

Tindakan (Acting )

Page 29: Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober

5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 29/33

Secara rinci, prosedur penelitian dalam setiap siklus adalah :

I. Persiapan

a. Peneliti

dan praktisi (guru) menetapkan langkah-langkah model pembelajaran

kooperatif tipe STAD pada pembelajaran IPA .

 b. Membuat

soal pre- tes

c. Membuat

 perencanaan pengajaran yang akan dilakukan

d. Membuat

dan melengkapi alat dan media pembelajaran

e. Membuat

lembar observasi

f. Membuat

soal pos- tes

g. Mendesai

n alat evaluasi.

II. Pelaksanaan Tindakan

Perencanaan

(planning )

Pengamatan(observing )

Refleksi

( Reflecting )

Page 30: Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober

5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 30/33

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan kegiatan

 pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan. Adapun kegiatan tersebut,

meliputi :

 No Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik  

1. Apersepsi :

- Membangkitkan

motivasi, memberi

 pengantar, menjelaskan

tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai

- Memperhatikan

 penjelasan guru

- Menggali

kemampuan awal dengan

 berdiskusi antar anggota

kelompok 

2. Kegiatan inti :

- Membagi peserta

didik dalam kelompok yang

terdiri dari 4-5 peserta didik 

setiap kelompok.

- Membagi materi

dan kuis pendek kepada

setiap kelompok 

- Memberi

instruksi untuk bekerja samadalam belajar dan saling

membantu dalam belajar 

dalam kelompok tersebut.

- Melaksanakan

 pembelajaran kooperatif tipe

TAI.

- Membuat skor  

individu dan skor kelompok 

untuk diumumkan untuk 

menentukan ketuntasan

 belajar - Membuat

kesimpulan

- Merespon penjelasan

guru,

- Menjalankan

instruksi guru dengan bekerja

sama dalam kelompok untuk 

memecahkan masalah yang

dihadapi.

- Menjalankan proses

 pembelajaran yang sudahdirencanakan dengan model

  pembelajaran kooperatif tipe

TAI.

- Bersama guru

membuat kesimpulan

3. Penutup :

- Guru membagi

materi dan instruksi untuk 

tugas selanjutnya

- Merespon penjelasan

guru.

III. Observasi

Page 31: Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober

5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 31/33

Dalam tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan

menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Observasi oleh peneliti

dan observer terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar 

observasi yang telah dipersiapkan. Mekanisme observasi adalah:

 No Obyek Pengamatan Prosedur Pengamatan

1. Aktivitas peserta didik Aktivitas peserta didik diukur 

menggunakan lembar pengamatan oleh

observer dan untuk mempermudah

 pengamatan, tiap kelompok diberi nomor 

kelompok 

2. Partisipasi peserta didik Partisipasi anak didik diukur oleh observer 

dengan menggunakan lembar observasi

yang meliputi :

- Mengajukan pertanyaan

- Menyampaikan pendapat

- Mengajukan sanggahan

- Mengerjakan tugas

Pengisian lembar observasi dengan

menggunakan tanda pada kolom observasi

yang sesuai

IV. Refleksi

Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan dianalisis.

Berdasar hasil analisis data tersebut, peneliti dan guru berkolaborasi

melakukan refleksi tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Pada tahap ini, peneliti dan guru dapat mengetahui keberhasilan

 pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dan mengetahui kelemahan/kendala

yang dihadapi pada siklus I. Tahap selanjutnya adalah membuat

rencana/rancangan tindakan berikutnya.

Page 32: Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober

5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 32/33

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A& Supriyono, W. 1991. Psikologi Belajar . Rineka Cipta. Jakarta

Arikunto, S. 1993. Manajemen Penelitian. Jakarta.: Rineka Cipta.

Djamarah, S.B. 2002. Psikologi Belajar . Rineka Cipta. Jakarta

Ibrahim : 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : University Press Unesa.

Lie, A. 2002. Cooperative Learning Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta : Grasindo.

 Nasution. S. 2000. Didaktik Asas - asas Mengajar . Bumi Aksara. Jakarta

 Ngalim, P. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Pasaribu, I.L, Simanjuntak. 1983. Proses Belajar Mengajar . Tarsito. Bandung

Page 33: Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober

5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 33/33

Poerwadarminto, WJS. 1996. Kamus Umum Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Prasetya, I, dkk. 1994. Teori Belajar, Motivasi dan Keterampilan. Departeman

Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. Jakarta

Slameto.2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : RinekaCipta.

Slavin, RE. 1995.  Kooperatif Learning, Theory, Reseach and Practice. Allyn &

Baron. USA.

Sudijono, A. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja. Grafindo

Persada.

Sudjana, N. 1990. Teori-teori Belajar untuk Pengajaran. Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia. Jakarta

Sukidin, dkk. 2002.   Manajemen penelitian tindakan kelas. Insan Cendekia.

Bandung

Uno, Hamzah B. 2007. Teori Motivasi dan Pengukuran. Bumi Askara. Jakarta

Wasty Soemanto. 1990. Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta

Winkel. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Gramedia.