masterplan purbalingga

46
PERENCANAAN MASTERPLAN DRAINASE KOTA PURBALINGGA

Upload: gilang-rupaka

Post on 27-Jul-2015

695 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

PERENCANAAN MASTERPLAN DRAINASE KOTA PURBALINGGA

LETAK STASIUN HUJAN

MELENGKAPI DATA CURAH HUJAN YANG HILANG

Tahapan untuk melengkapi data hujan: Jika selisih curah hujan antara stasiun pembanding dengan stasiun

yang kehilangan data kurang dari 10 %, maka harga perkiraan data yang kurang lengkap digunakan cara-cara aritmatika, dengan rumus :

Jika selisih curah hujan antara stasiun pembanding dengan stasiun yang kehilangan data lebih dari 10 %, maka harga perkiraan data yang kurang lengkap digunakan Metode Perbandingan Normal (Ratio Normal Method), dengan rumus :

UJI KONSISTENSI CURAH HUJAN

keterangan :

Hz = Curah Hujan yang diperkirakan

H0 = Curah Hujan hasil pengamatan

Tan α = slope setelah perubahan

Tan α0 = slope sebelum perubahan

=faktor koreksi

KURVA MASSA GANDA

DATA CURAH HUJAN TERKOREKSI STASIUN PURBALINGGA

No TAHUN Stasiun Faktor RI * FK

Purbalingga (RI) Koreksi (FK) (mm/24 jam)

1 1985 112 1 112,0

2 1986 103 1 102,8

3 1987 94 1 94,3

4 1988 122 1 121,5

5 1989 84 1 84,0

6 1990 130 1 130,0

7 1991 170 1 170,0

8 1992 123 1 122,5

9 1993 187 1 187,0

10 1994 114 1 114,0

11 1995 108 1 108,0

12 1996 241 1 241,0

13 1997 94 1 94,3

14 1998 100 0,7 70,2

15 1999 89 0,7 62,0

16 2000 127 0,7 89,0

17 2001 118 1 117,6

18 2002 100 1 100,0

19 2003 99 1 99,0

20 2004 112 1 112,0

21 2005 98 1 98,0

22 2006 119 1 119,0

23 2007 83 1 83,324 2008 128 1 128,0

25 2009 84 1 84

UJI HOMOGENITAS Kumpulan data curah hujan yang telah konsisten perlu dicek

homogenitasnya. Keadaan tidak homogen ini dapat disebabkan karena adanya gangguan-gangguan atmosfer oleh pencemaran atau adannya hujan buatan yang bersifat insidentil

Uji Homogenitas dilakukan dengan memplot harga (N, Tr) pada Grafik Tes Homogenitas. Suatu data curah hujan dikatakan Homogen apabila titik (N, Tr) berada di dalam batas homogenitas data tersebut.

N merupakan banyaknya data curah hujan sedangkan Tr dicari dengan rumus sebagai berikut :

keterangan :

R10 = curah hujan PUH

R = curah hujan tahunan rata-rata dalam suatu kumpulan data

Tr = PUH untuk curah hujan tahunan rata-rata

RUMUS YANG DIGUNAKAN DALAM UJI HOMOGENITAS

MENGHITUNG HOMOGENITAS UNTUK CURAH HUJAN 25 TAHUN

Dari data 25 tahun didapatkan :

R rata-rata = 113,73

Standar deviasi (SR) = 37,32

RT = 113,73 + (0,78 YT – 0,45) 37,32

RT = 96,93 + 29,1 YT

T YT RT

2 0,366513 112,7317

5 1,49994 118,1431

10 2,250367 121,7259

15 2,673752 123,7473

20 2,970195 125,1627

25 3,198534 126,2528

50 3,901939 129,6112

Dengan Persamaan diatas untuk harga T = 10 dihasilkan YT = 2,25 sehingga harga R10 adalah 162,4 mm/hari. Sedangkan untuk RTrata-rata =113,73 mm/ hari dihasilkan YT = 0,57 dan menggunakan persamaan diatas dihasilkan TR = 2,32 , kemudiandihasilkan TR = 2,49

Titik (25 ; 2,49) dimasukan pada grafik homogenitas pada dan ternyata berada di luar daerah homogen yang berarti kumpulan data 25 tahun pada stasiun curah hujan Purbalingga tidak homogen. Oleh sebab itu uji homogenitas ini di coba untuk kumpulan data yang lebih pendek.

GRAFIK UJI HOMOGENITAS

MENGHITUNG HOMOGENITAS UNTUK CURAH HUJAN 15 TAHUN

Dari data 15 tahun didapatkan :

Dari tabel 5.16 didapatkan

R rata-rata = 107,02

Standar deviasi (SR) = 39,85

RT = 107,02 + (0,78 YT – 0,45) 39,85

RT = 89,08 + 31,08 YT

T YT RT

2 0,366513 112,7317

5 1,49994 118,1431

10 2,250367 121,7259

15 2,673752 123,7473

20 2,970195 125,1627

25 3,198534 126,2528

50 3,901939 129,6112

Dengan Persamaan diatas untuk harga T = 10 dihasilkan YT = 2,25 sehingga harga R10 adalah 159,01 mm/hari. Sedangkan untuk RTrata-rata =107,02 mm/ hari dihasilkan YT = 0,57 dan menggunakan persamaan diatas juga dihasilkan TR = 2,32 , kemudian dihasilkan TR = 2,5

Titik (15 ; 2,5) dimasukan pada grafik homogenitas pada dan ternyata berada di dalam daerah homogen yang berarti kumpulan data 15 tahun pada stasiun curah hujan Purbalingga ini homogen. Kumpulan data ini yang dipakai dalam perhitungan selanjutnya.

GRAFIK UJI HOMOGENITAS

DATA HUJAN YANG TELAH KONSISTEN DAN HOMOGEN

No TAHUNPurbalingga Bojongsari Trenggiling Kalimanah BP

Karang

KemiriPanican

(mm/24 jam) (mm/24 jam) (mm/24 jam) (mm/24 jam) (mm/24 jam) (mm/24 jam)

1 1995 108 106 165 92 152 125

2 1996 241 241 241 172 241 241

3 1997 94 94 90 60 83 144

4 1998 70 100 100 72 96 105

5 1999 62 92 67 64 67 70

6 2000 89 123 57 87 123 126

7 2001 118 130 82 61 134 134

8 2002 100 139 137 187 139 101

9 2003 99 115 100 71 81 100

10 2004 112 109 180 86 129 90

11 2005 98 105 80 79 175 110

12 2006 119 119 105 85 126 126

13 2007 83 83 83 98 63 89

14 2008 128 73 30 73 62 73

15 2009 84 23 196 62 91 52

*Hasil siatas merupakan hasil Pengujian untuk semua stasiun dengan cara sama

METODE THIESSEN

Cara ini diperoleh dengan membuat poligon yang memotong tegak lurus pada tengah-tengah garis penghubung dua stasiun. Dengan demikian tiap stasiun penakar akan terletak pada suatu wilayah poligon tertutup (Loebis, Joesron.1987). Metode ini memberikan proporsi luasan daerah pengaruh pos penakar hujan untuk mengakomodasi ketidakseragaman jarak. Diasumsikan bahwa variasi hujan antara pos satu dengan yang lainya adalah linier dan bahwa sembarang pos dianggap dapat mewakili kawasan terdekat (Suripin, 2004).

POLIGON THIESSEN STASIUN HUJAN

Garis Penghubung antar stasiunGaris Pemotong tegak lurus untuk membentuk poligon

HASIL POLIGON THIESSEN STASIUN HUJAN

LUAS AREA TIAP STASIUN BERDASARKAN METODE THIESSEN

No Nama Stasiun Luas Area ( Ha)

1 Purbalingga 2852,8

2 Bojongsari 1392,7

3 Trenggiling 1575,8

4 Kalimanah BP 1523,8

5 Karang Kemiri 1935,9

6 Panican 379,6

Luas Total 9660,6

CURAH HUJAN TIAP STASIUN

No TAHUNPurbalingga Bojongsari Trenggiling

Kalimanah

BP

Karang

KemiriPanican

(mm/24 jam) (mm/24 jam) (mm/24 jam) (mm/24 jam) (mm/24 jam) (mm/24 jam)

1 1995 108 106 165 92 152 125

2 1996 241 241 241 172 241 241

3 1997 94 94 90 60 83 144

4 1998 70 100 100 72 96 105

5 1999 62 92 67 64 67 70

6 2000 89 123 57 87 123 126

7 2001 118 130 82 61 134 134

8 2002 100 139 137 187 139 101

9 2003 99 115 100 71 81 100

10 2004 112 109 180 86 129 90

11 2005 98 105 80 79 175 110

12 2006 119 119 105 85 126 126

13 2007 83 83 83 98 63 89

14 2008 128 73 30 73 62 73

15 2009 84 23 196 62 91 52

Persamaan metode Thiessen sebagai berikut:

keterangan :

P = curah hujan daerah (mm)

Pi = curah hujan tiap titik pengamatan (mm)

Ai = luas daerah yang mewakili tiap titik (Ha) (Suripin, 2004).

CURAH HUJAN THIESSEN

No TAHUN

Purbaling

ga

Bojongsar

i

Trenggilin

g

Kalimanah

BP

Karang

KemiriPanican

Curah

Hujan

Thiessen

(P x A) (P x A) (P x A) (P x A) (P x A) (P x A)Ʃ(P x A)/Ʃ

A

1 1995 308102 147626 260007 139626 294257 47450 124

2 1996 687525 335641 379768 261454 466552 91484 230

3 1997 268876 130914 141822 91428 160680 54662 88

4 1998 200362 139270 157580 108952 185846 39858 86

5 1999 176731 128128 104791 97279 129221 26599 69

6 2000 254013 171302 90451 131839 238116 47936 97

7 2001 335489 181051 129058 93439 259411 50866 109

8 2002 285280 193585 215885 284951 269090 38340 133

9 2003 282427 160161 157580 107733 156808 37960 93

10 2004 319514 151804 283644 131047 249731 34164 121

11 2005 279574 146234 126064 120380 338783 41756 109

12 2006 339483 165731 165459 128913 243923 47830 113

13 2007 237733 115594 130791 149332 121962 33784 82

14 2008 365158 101667 47274 111237 120026 27711 80

15 2009 239635 32032 308857 94476 176167 19739 90

METODE DISTRIBUSI FREKUENSI

Metode NormalMetode Log NormalMetode PearsonMetode Log Pearson IIIMetode Gumbel

METODE NORMAL

keterangan :

YT = perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang tahunan

Yrata-rata = nilai rata-rata varian

S = deviasi standar

KT = faktor frekuensi merupakan fungsi dari peluang(Suripin,2004)

TABEL FAKTOR FREKUENSI (NILAI KT) UNTUK MENGHITUNG DISTRIBUSI NORMAL DAN LOG NORMAL

No Periode Ulang, T(tahun) Peluang KT

1 1,001 0,999 -3,05

2 1,005 0,995 -2,58

3 1,010 0,990 -2,33

4 1,050 0,950 -1,64

5 1,110 0,900 -1,28

6 1,250 0,800 -0,84

7 1,330 0,750 -0,67

8 1,430 0,700 -0,52

9 1,670 0,600 -0,25

10 2,000 0,500 0

11 2,500 0,400 0,25

12 3,330 0,300 0,52

13 4,000 0,250 0,67

14 5,000 0,200 0,84

15 10,000 0,100 1,28

16 20,000 0,050 1,64

17 50,000 0,020 2,05

18 100,000 0,010 2,33

19 200,000 0,005 2,58

20 500,000 0,002 2,88

21 1000,000 0,001 3,09

HASIL PERHITUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI DENGAN METODE NORMAL

Periode(tahun) KT XT=Xrata+KT x SD

2 0 108

5 0,84 140

10 1,28 157

20 1,64 171

25 1,74 175

50 2,05 187

METODE LOG NORMAL

keterangan :

YT = perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang tahunan

Yrata-rata = nilai rata-rata varian

S = deviasi standar

KT = faktor frekuensi merupakan fungsi dari peluang (dari tabel faktor frekwensi)

HASIL PERHITUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI DENGAN METODE LOG NORMAL

Periode

(tahun) KT log Xrata-rata KT x S

log XT=log

Xrata + KT

x S XT

2 0 2,015330187 0 2,02 104

5 0,84 2,015330187

0,10490881

4 2,12 132

10 1,28 2,015330187 0,15986105 2,18 150

20 1,64 2,015330187

0,20482197

1 2,22 166

25 1,74 2,015330187

0,21684091

7 2,23 171

50 2,05 2,015330187

0,25602746

3 2,27 187

METODE PEARSON

Keterangan :K adalah variabel standar untuk X yang

besarnya tergantung koefisien kemencengan G. tabel memperlihatkan harga K untuk berbagai nilai kemencengan G.

TABEL NILAI K UNTUK DISTRIBUSI PEARSON DAN LOG PEARSON

Koefisien G

Interval Kejadian (Recurrence interval), tahun (periode ulang)

1,0101 1,25 2 5 10 25 50 100

presentase peluang terlampaui (Percent chance of being exceeded)

99 80 50 20 10 4 2 1

3 -0,667 -0,636 -0,396 0,42 1,18 2,278 3,152 4,051

2,8 -0,714 -0,666 -0,384 0,46 1,21 2,275 3,114 3,973

2,6 -0,769 -0,696 -0,368 0,499 1,238 2,267 3,071 2,889

2,4 -0,832 -0,725 -0,351 0,537 1,262 2,256 3,023 3,8

2,2 -0,905 -0,752 -0,33 0,574 1,284 2,24 2,97 3,705

2 -0,99 -0,777 -0,307 0,609 1,302 2,219 2,192 3,605

1,8 -1,087 -0,799 -0,282 0,643 1,318 2,193 2,848 3,499

1,6 -1,197 -0,817 -0,254 0,675 1,329 2,163 2,78 3,388

1,4 -1,318 -0,832 -0,225 0,705 1,337 2,128 2,706 3,271

1,2 -1,449 -0,844 -0,195 0,732 1,34 2,087 2,626 3,149

1 -1,588 -0,852 -0,164 0,758 1,34 2,043 2,542 3,022

0,8 1,733 -0,856 -0,132 0,78 1,336 1,993 2,453 2,891

0,6 -1,88 -0,857 -0,099 0,8 1,328 1,939 2,359 2,755

0,4 -2,029 -0,855 -0,066 0,816 1,317 1,88 2,261 2,615

0,2 -2,178 -0,85 -0,033 0,83 1,301 1,818 2,159 2,472

0 -2,326 -0,842 0 0,842 1,282 1,751 2,051 2,326

-0,2 -2,472 -0,83 0,033 0,85 1,258 1,68 1,945 2,178

-0,4 -2,615 -0,816 0,066 0,855 1,231 1,606 1,834 2,029

-0,6 -2,755 -0,8 0,099 0,857 1,2 1,528 1,72 1,88

-0,8 -2,891 -0,78 0,132 0,856 1,166 1,448 1,606 1,733

-1 -3,022 -0,758 0,164 0,852 1,128 1,366 1,492 1,588

-1,2 -2,149 -0,732 0,195 0,844 1,086 1,282 1,379 1,449

-1,4 -2,271 -0,705 0,225 0,832 1,041 1,198 1,27 1,318

-1,6 -2,388 -0,675 0,254 0,817 0,994 1,116 1,166 1,197

-1,8 -3,499 -0,643 0,282 0,799 0,945 1,035 1,069 1,087

-2 -3,605 -0,609 0,307 0,777 0,895 0,959 0,98 0,99

-2,2 -3,705 -0,574 0,33 0,752 0,844 0,888 0,9 0,905

-2,4 -3,8 -0,537 0,351 0,725 0,795 0,832 0,83 0,832

-2,6 -3,889 -0,49 0,368 0,696 0,747 0,764 0,768 0,769

-2,8 -3,973 -0,469 0,384 0,666 0,702 0,712 0,714 0,714

-3 -7,051 -0,42 0,396 0,636 0,66 0,666 0,666 0,667

HASIL PERHITUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI DENGAN METODE PEARSON

Return Period

(year) Table G G x Si x= Xrata+ GxSi

Rth 2,7184^lnx

(mm/hari)

2 -0,36 -0,101247 4,582945931 98

5 0,51 0,143433248 4,827626177 125

10 1,26 0,354364494 5,038557424 154

20 1,891 0,531827983 5,216020913 184

25 2,26 0,635606156 5,319799086 204

50 3,02 0,849349819 5,533542749 253

METODE LOG PEARSON III

Keterangan K adalah variabel standar untuk X yang besarnya tergantung koefisien kemencengan G. tabel nilai K untuk Distribusi (tabel sama dengan metode Pearson) memperlihatkan harga K untuk berbagai nilai kemencengan G.

HASIL PERHITUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI DENGAN METODE LOG PEARSON III

Return Period

(year) Table G G x Si

lnx=ln Xrata+

GxSi

Rth 2,7184^lnx

(mm/hari)

2 -0,132 -0,0371239 4,64706903 104

5 0,78 0,219368496 4,903561426 135

10 1,336 0,37573886 5,05993179 158

20 1,447 0,406956685 5,091149615 163

25 1,993 0,560514632 5,244707562 190

50 2,453 0,689885797 5,374078727 216

METODE GUMBEL

keterangan :

XTr = nilai hujan perkiraan

Xrata-rata = nilai hujan rata-rata

YTr = reduced variate, sebagai fungsi periode ulang (tabel reduced variate, YTr)

Yn = reduced mean yang tergantung dari jumlah sampel ( tabel reduced mean, Yn)

Sn = reduced Standar deviasi yang tergantung dari jumlah sampel ( tabel Reduced Standar Deviasi, Sn )

Sx = standar deviasi

TABEL REDUCED MEAN, YN

N 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 0,4952 0,4996 0,5035 0,507 0,51 0,5128 0,5157 0,5181 0,5202 0,522

20 0,5236 0,5252 0,5268 0,5283 0,5296 0,5309 0,532 0,5332 0,5343 0,5353

30 0,5362 0,5371 0,538 0,5388 0,5396 0,5403 0,541 0,5418 0,5424 0,5436

40 0,5436 0,5442 0,5448 0,5453 0,5458 0,5463 0,5468 0,5473 0,5477 0,5481

50 0,5485 0,5489 0,5493 0,5497 0,5501 0,5504 0,5508 0,5511 0,5515 0,5518

60 0,5521 0,5524 0,5527 0,553 0,5533 0,5535 0,5538 0,554 0,5543 0,5545

70 0,5548 0,555 0,5552 0,5555 0,5557 0,5559 0,5561 0,5563 0,5565 0,5567

80 0,5569 0,557 0,5572 0,5574 0,5576 0,5578 0,558 0,5581 0,5583 0,5585

90 0,5586 0,5587 0,5589 0,5591 0,5592 0,5593 0,5595 0,5596 0,5598 0,5599

100 0,56 0,5602 0,5603 0,5604 0,5606 0,5607 0,5608 0,5609 0,561 0,5611

TABEL 5.36 REDUCED STANDARD DEVIATION, SN

N 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 0,9496 0,9676 0,9833 0,9971 1,0095 1,0206 1,0316 1,0411 1,0493 1,0565

20 1,0628 1,0696 1,0754 1,0811 1,0864 1,0915 1,0961 1,1004 1,1047 1,108

30 1,1124 1,1159 1,1193 1,1226 1,1255 1,1285 1,1313 1,1339 1,1363 1,1388

40 1,1413 1,1436 1,1458 1,148 1,1499 1,1519 1,1538 1,1557 1,1574 1,159

50 1,1607 1,1623 1,1638 1,1658 1,1667 1,1681 1,1696 1,1708 1,1721 1,1734

60 1,1747 1,1759 1,177 1,1782 1,1793 1,1803 1,1814 1,1824 1,1834 1,1844

70 1,1854 1,1863 1,1873 1,1881 1,189 1,1898 1,1906 1,1915 1,1923 1,193

80 1,1938 1,1945 1,1953 1,1959 1,1967 1,1973 1,198 1,1987 1,1994 1,2001

90 1,2007 1,2013 1,202 1,2026 1,2032 1,2038 1,2044 1,2049 1,2055 1,206

100 1,2065 1,2069 1,2073 1,2077 1,2081 1,2084 1,2087 1,209 1,2093 1,2065

HASIL PERHITUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI DENGAN METODE GUMBEL

th Xrata YTr Yn YTr-Yn Sn

((YTr-Yn)/

Sn)*Sx Rth

2 108,2229 0,3665 0,5128 -0,1463 1,0206 -5,492815176 102,7300784

5 108,2229 1,5 0,5128 0,9872 1,0206 37,06430035 145,2871939

10 108,2229 2,251 0,5128 1,7382 1,0206 65,26050129 173,4833949

20 108,2229 2,97 0,5128 2,4572 1,0206 92,25526624 200,4781598

25 108,2229 3,199 0,5128 2,6862 1,0206 100,8530426 209,0759361

50 108,2229 3,9 0,5128 3,3872 1,0206 127,1719998 235,3948933

REKAP DISTRIBUSI FREKUENSI

No PUH

Distribusi Frekuensi (mm/hari)

Normal Log Normal Pearson IIILog

Pearson IIIGumbel

XT = Xrata-rata +

KT.S

log XT = log

Xrata-rata +

KT.S

XT = Xrata-

rata + K.S

log XT =

log Xrata-

rata + K.S

XT = Xrata-

rata +

(Sx(Ytr -

Yn)/Sn)

1 2 108 104 98 104 103

2 5 140 132 125 135 145

3 10 157 150 154 158 173

4 20 171 166 184 163 200

5 25 175 171 204 190 209

6 50 187 187 253 216 235

METODE HASPER DAN WENDUWEN

Untuk 1< t ≤ 24 , maka

Untuk 0< t ≤ 1 , maka

Keterangan :

t = durasi hujan (jam)

R = curah hujan menurut Hasper- Weduwen (mm)

Xt= curah hujan harian maksimum yang terpilih (mm)

HASIL PERHITUNGAN CURAH HUJAN BERDASARKAN METODE HASPER WEDUWEN

DURASI  CURAH HUJAN

  2 5 10 20 25 50

5 0,083333 79,80511 94,45675 101,7886 107,5825 109,2256 113,7549

10 0,166667 88,71265 112,1041 125,0394 135,9209 139,1205 148,2167

20 0,333333 95,95352 128,3115 147,8765 165,3718 170,7094 186,3937

40 0,666667 100,8387 140,3555 165,8556 189,7782 197,2991 220,032

60 1 102,7301 145,2872 173,4834 200,4782 209,0759 235,3949

120 2 104,7807 150,8164 182,2276 213,0087 222,9619 253,8907

240 4 105,8721 153,8399 187,0979 220,1139 230,8811 264,629

Jumlah 8,25 678,6928 925,1713 1083,369 1232,254 1279,273 1422,312

Untuk menentukan intensitas hujan menurut Hasper-Weduwen digunakan rumus sebagai berikut :

keterangan :

R = curah hujan menurut Hasper-Weduwen

t = durasi hujan (jam)

HASIL PERHITUNGAN INTENSITAS BERDASARKAN METODE HASPER WEDUWEN

DURASIINTENSITAS HUJAN UNTUK PUH

2 5 10 20 25 50

5 957,6613 1133,481 1221,463 1290,99 1310,707 1365,059

10 532,2759 672,6246 750,2363 815,5256 834,7232 889,3002

20 287,8606 384,9346 443,6294 496,1155 512,1282 559,181

40 151,258 210,5332 248,7834 284,6674 295,9486 330,0481

60 102,7301 145,2872 173,4834 200,4782 209,0759 235,3949

120 52,39033 75,40818 91,11382 106,5044 111,4809 126,9453

240 26,46802 38,45999 46,77449 55,02847 57,72028 66,15724

Jumlah 82,26579 2660,729 2975,484 3249,309 3331,784 3572,086

METODE VAN BREEN

keterangan :R = curah hujan (mm)t = waktu (jam)

HASIL PERHITUNGAN CURAH HUJAN BERDASARKAN METODE HASPER WEDUWEN

DURASI  CURAH HUJAN

  2 5 10 20 25 50

5 0,083333 14443,16 25620,12 34701,2 44646,82 48071,53 59326,98

10 0,166667 10010,7 16754,61 22060,67 27766,39 29712,18 36054,46

20 0,333333 7794,472 12321,85 15740,41 19326,18 20532,5 24418,2

40 0,666667 6686,358 10105,47 12580,28 15106,07 15942,66 18600,07

60 1 6316,986 9366,68 11526,9 13699,37 14412,72 16660,7

120 2 5947,615 8627,888 10473,53 12292,67 12882,77 14721,32

240 4 5762,929 8258,491 9946,837 11589,32 12117,8 13751,63

Jumlah 8,25 56962,22 91055,12 117029,8 144426,8 153672,2 183533,4

Untuk menentukan intensitas hujan menurut Van Breen digunakan rumus sebagai berikut :

keterangan :

R = curah hujan menurut Van Breen

t = durasi hujan (jam)

HASIL PERHITUNGAN INTENSITAS BERDASARKAN METODE VAN BREEN

DURASIINTENSITAS HUJAN UNTUK PUH

2 5 10 20 25 50

5 173317,9 307441,5 416414,4 535761,8 576858,4 711923,7

10 60064,2 100527,7 132364 166598,3 178273,1 216326,8

20 23383,42 36965,56 47221,23 57978,53 61597,5 73254,6

40 10029,54 15158,21 18870,42 22659,11 23913,99 27900,11

60 6316,986 9366,68 11526,9 13699,37 14412,72 16660,7

120 2973,807 4313,944 5236,763 6146,333 6441,385 7360,66

240 1440,732 2064,623 2486,709 2897,329 3029,449 3437,908

Jumlah 6904,511 475838,2 634120,4 805740,8 864526,5 1056864