Download - Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober
5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 1/33
PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR PADA MATERI
MEMAHAMI DAUR HIDUP BERAGAM JENIS MAKHLUK HIDUPMELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZTION ( TAI )
DI KELAS IV SD NEGERI 1 BUMISARI
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan untuk Memenuhi
Syarat untuk Melakukan Penelitian
oleh
SUTARTI1001580647
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SAYA MINTA Bu Sutarti dan Pak Sugiyatno untuk ketemu langsung dulu,klarifikasi,
terlalu banyak bagian yang sama persis,baik struktur kalimat maupun kesalahannya,
sebelum koreksi dilanjutkan
5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 2/33
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pendidikan di sekolah merupakan sebuah sistem yang meliputi
berbagai hal, diantaranya siswa sebagai subjek belajar, guru sebagai fasilitator
pembelajaran, materi pelajaran, model pembelajaran dan faktor pendukung
lainnya. Dengan demikian pada intinya pendidikan merupakan kegiatan
pembelajaran. Pendidikan merupakan tanggung jawab kita bersama yakni
sekolah, orangtua, dan masyarakat. Guru di sekolah merupakan orang tua yang
sangat berperan di dalam menentukan masa depan bangsa dan negara. Oleh
karena itu bidang pendidikan diyakini menjadi tulang punggung dalam upaya
memajukan bangsa dengan mencetak sumber daya manusia yang handal dan
tangguh, berakhlak mulia, sehat, cerdas, mandiri dan bertanggung jawab.
Namun dalam kenyataannya bidang pendidikan belum dapat berbuat banyak
untuk dapat memenuhi harapan masyarakat.
Banyak indikator yang menunjukkan tentang mutu pendidikan di
Indonesia yang belum tergolong baik. Sepertinya prestasi siswa masih kalah
jauh di banding prestasi siswa dari negara lain, walaupun ada sebagian kecil
prestasi siswa Indonesia yang sangat memuaskan. Faktor yang menyebabkan
mutu pendidikan masih kurang memuaskan dapat dipengaruhi oleh siswa
maupun dari guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran.
Salah satu mata pelajaran di sekolah yang secara langsung ikut
mencerdaskan anak-anak bangsa adalah IPA. Di samping itu IPA merupakan
pelajaran yang mengarahkan siswa untuk menjadi manusia berpikir logis, kritis
dan kreatif. Namun pada kenyatannya masih banyak siswa yang berpikirnya
5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 3/33
belum logis, kritis dan kreatif. Terbukti masih banyak siswa yang tidak lulus
karena nilai IPAnya masih di bawah standar kelulusan.
Belajar dari kenyataan tersebut maka seorang guru harus mengubah
pembelajaran dari cara-cara yang konvensional menjadi pembelajaran yang
bermakna. Guru harus menggunakan model-model pembelajaran yang inovatif.
Guru di kelas dalam proses pembelajaran, berperan sebagai fasilitator yang
harus memahami teknik-teknik pembelajaran dan mampu menciptakan motivasi
belajar siswa.
Motivasi merupakan salah kunci utama untuk memperlancar dan
membangunkan gairah siswa dalam mempelajari sesuatu. Banyak siswa yang
kurang senang belajar IPA atau gagal belajar IPA karena tidak ada motivasi.
Mengapa tidak ada motivasi? karena tidak tahu tujuan dan manfaat belajar,
sikap guru yang kurang mendukung siswa dalam membangkitkan motivasi
belajar dan kondisi lingkungan yang cenderung konsumeritis (bersifat
kebendaan) saja, tetapi lupa bahwa nilai-nilai penting ditentukan oleh
pengetahuan dan pola pikir.
Pada umumnya setiap peserta didik tentu ingin mencapai prestasi
belajar yang maksimal. Dalam kegiatan belajar prestasi belajar adalah hasil
yang dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti serangkaian proses
pembelajaran yang pengukurannnya menggunakan tes. Prestasi belajar
digunakan untuk mengetahui keberhasilan peserta didik dalam mengikuti
serangkaian kegiatan belajar yang biasa diwujudkan dalam bentuk angka atau
nilai.
Pencapaian prestasi belajar pada sekolah dasar SD Negeri 1 Bumisari
masih dibawah rata-rata yaitu 55,67 dengan jumlah siswa mencapai ketuntasan
belajar sebesar 30%, sehingga keadaan sekolah keberadaan posisi prestasi anak
rendah dan sangat memprihatinkan. Rendahnya prestasi belajar tersebut
5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 4/33
mengundang dan menjadi cambuk bagi kita untuk bekerja dan belajar lebih giat
lagi.
Kenyataan yang dijumpai pada mata pelajaran IPA sebelum dilakukan
tindakan kelas hasil ulangan harian menunjukan nilai rata-rata rendah. Pada
ulangan harian 1 nilai tertinggi 90, nilai terendah 30 dan rata-ratanya 55,67.
Pada ulangan tersebut hanya ada 9 siswa yang dapat dikatakan tuntas belajar
yaitu 30% yang memenuhi KKM 65, sedangkan 21 siswa tidak tuntas belajar.
Pembelajaran yang digunakan guru masih menggunakan metode ceramah, tanya
jawab, dan diakhiri latihan soal. Rendahnya perolehan prestasi belajar IPA
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain materi IPA yang sulit dipahami
karena bersifat teoritis, hafalan, banyak menggunakan bahasa ilmiah dan
penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi.
Berbagai upaya pembaharuan pendidikan telah dilakukan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan disekolah. salah satunya dengan
diberlakukanya Kurikulum 2004 (KBK) di semua jejang pendidikan sekolah.
Dalam KBK salah satu proses pembelajaran yang dilakukan guru adalah
menekankan kepada upaya untuk mengembangkan kreativitas secara optimal.
Hal ini dapat dilihat dari mulai bergesarnya peran guru dari yang semula
mendominasi kelas, kini harus lebih banyak memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berperan aktif dan kreatif di kelas. Diduga peserta didik sekarang
mengalami penurunan kreativitas seperti yang diharapkan dalam KBK. Hal
tersebut dapat dilihat dari data dimana ketuntasan belajar hanya mencapai 30%
5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 5/33
yang memenuhi KKM yaitu 65, sehingga anak menjadi sukar berpartisipasi
dalam kehidupan kesehariannya karena minimnya kreativitas yang dimiliki.
Proses pembelajaran IPA di SD harus dilakukan dengan cara yang
tepat sehingga pencapaian tujuan pembelajaran dapat terpenuhi. Hal ini
disebabkan guru dalam mengajar harus menguasai dan mengembangkan materi
pelajaran, menggunakan metode yang tepat dan bervariasi, serta harus
mengontrol dan mengevaluasi kegiatan peserta didik. Namun pada
kenyataannya banyak guru SD yang dalam proses pembelajaran IPA kurang
memperhatikan variasi cara pembelajaran, sehingga berdampak pada cara
pembelajaran yang bersifat monoton. Hal tersebut disebabkan guru masih
menggunakan pembelajaran konvensional yang selalu menggunakan metode
pembelajaran ceramah yang bersifat klasikal, tanpa pernah diselingi dengan
metode yang lebih membuat siswa aktif dalam pembelajaran. Keadaan tersebut
berpengaruh langsung terhadap menurunnya motivasi peserta didik untuk
belajar IPA dan berdampak pada rendahnya prestasi pembelajaran IPA.
Keberhasilan pendidikan pada umumnya dinilai dari perolehan
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Semua ini dicapai melalui proses
pembelajaran yang efektif, efisien, dan bermakna. Salah satu upaya untuk
menciptakan kondisi tersebut adalah dengan pemilihan model pembelajaran
yang tepat, menarik serta dapat menciptakan dan menumbuhkan motivasi
belajar peserta didik sehingga peserta didik dapat berpartisipasi aktif dalam
kegiatan belajar untuk meningkatkan hasil belajar. Salah satu upaya yang tepat
digunakan untuk meningkatkan aktivitas dan partisipasi peserta didik dalam
5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 6/33
belajar adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI
(Teams Assisted Individualization). TAI merupakan pengembangan antara
belajar kooperatif dengan belajar individual. TAI (Teams Assisted
Individualization) dirancang untuk sebuah pembelajaran kelompok dengan cara
mengatur para siswa belajar dalam kelompok-kelompok dan bertanggung
jawab dalam pengaturan dan pengecekan secara rutin. Juga melatih untuk
bersosialisasi dengan baik, saling membantu memecahkan masalah dan saling
mendorong untuk berprestasi. Melalui cara ini, mengajak siswa untuk
berkembang pada individu atau kelompok pengajaran kecil. Hal ini guru hanya
memberi penjelasan singkat dari materi selama guru memberikan pengajaran
secara langsung.
Sehubungan hal tersebut di atas maka perlu adanya penelitian tindakan
kelas di SD Negeri 1 Bumisari. Salah satu alternatif pemecahan masalah
tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI
pada proses pembelajaran IPA.
B. Perumusan Masalah
Dari uraian di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
1. Apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams
Assisted Individualiztion (TAI) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
di kelas IV SD Negeri 1 Bumisari pada mata pelajaran IPA?
5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 7/33
2. Apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams
Assisted Individualiztion (TAI) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di
kelas IV SD Negeri 1 Bumisari pada mata pelajaran IPA?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini mempunyai dua tujuan yaitu tujuan umum
dan tujuan khusus yang masing-masing tujuan dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Tujuan Umum penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran IPA di SD Negeri 1 Bumisari.
2. Tujuan Khusus
a. untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV di SD Negeri 1
Bumisari.
b. untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV di SD Negeri 1
Bumisari.
D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan alternatif untuk meningkatkan motivasi
dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan penerapan
pembelajaran kooperatif tipe TAI.
5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 8/33
b. Sebagai dasar pemikiran untuk penelitian selanjutnya,
baik oleh peneliti maupun peneliti yang lainnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
1) Meningkatkan aktivitas siswa dalam
mengikuti pembelajaran IPA sehingga motivasi dan prestasi
belajarnya meningkat.
2) Meningkatkan kepercayaan diri dalam
berlatih mengemukakan pendapat dan ide / pikirannya.
3) Meningkatkan pemahaman siswa terhadap
materi pelajaran yang diajarkan oleh guru.
4) Pembelajaran lebih bermakna.
b. Bagi guru
1) Mengembangkan kreativitas dan inovasi
pembelajaran yang efektif dan efisien melalui pembelajaran dengan
pendekatan kooperatif tipe TAI.
2) Meningkatkan profesionalisme guru dalam
melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar.
3) Meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap
peningkatan mutu pendidikkan.
4) Meningkatkan kemampuan mendesain
pembelajaran yang bermakna bagi siswanya.
c. Bagi sekolah
5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 9/33
1) Sebagai bahan pertimbangan terhadap
peningkatan kinerja guru
2) Sebagai upaya peningkatan kualitas
pengelolaan pengajaran.
3) Meningkatkan mutu sekolah dalam bidang
akademik.
4) Meningkatkan kualitas sumber daya sekolah
khususnya guru.
d. Bagi Peneliti
Menambah wawasan serta ilmu pengetahuan mengenal cara belajar yang
dapat menjadikan siswa lebih aktif dan interaktif.
5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 10/33
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Menurut Winkel (1996: 53), belajar adalah suatu aktivitas
mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif di lingkungan yang
menghasilkan perubahan – perubahan dalam pengetahuan dan pemahaman
dalam nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas.
Sedangakan menurut Slameto (1991: 2), Belajar adalah proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Howard L. Kingsley (1957 : 12) mengatakan bahwa
“learning is the process by which behavior (in the broadersense) in
originated or changed thoruough practice or training”. (belajar adalah
proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah
melalui praktek atau latihan).Dari pengertian tersebut di atas dapat
dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah
5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 11/33
laku/kegiatan, reaksi terhadap lingkungan dan pada diri seseorang sesuai
dengan aktifitas mental/psikis untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
tingkah laku yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan
untuk memperoleh pengetahuan.
Menurut Tim MKDK (1996: 10), pembelajaran adalah usaha sadar guru
untuk membantu siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan
dan minatnya. Sedangkan menurut Wartono (2004: 15), pembelajaran
adalah pengembangan pengetahuan, ketrampilan/sikap baru pada saat
seseorang individu berinteraksi dengan informasi dan lingkungan.
2. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi
Istilah motivasi berasal dari bahasa latin yaitu “ Movere “ yang
berarti mengerjakan . Pengertian motivasi berasal dari kata “ Motif “
yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.
Menurut Mc. Donald (dalam Sardiman, 2003: 73), Motivasi
adalah suatu perubahan tenaga di dalam diri atau pribadi seseorang yang
ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi – reaksi dalam usaha mencapai
tujuan. Sedangkan menurut Morgan (dalam I. Prasetya, dkk. 1994),
motivasi berkaitan dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek -
aspek yaitu: 1) Keadaan yang mendorong tingkah laku (motivating
states). 2) Tingkah laku yang didorong oleh keadaan tersebut (motivated
5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 12/33
behavior ). 3) Tujuan dari tingkah laku tersebut ( gooals or end of such
behavior ).
b. Hakikat motivasi belajar
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal
pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah
laku, pada umumnya dengan beberapa indikator meliputi:
1) adanya hasrat dan keinginan berhasil.
2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
3) adanya harapan dan cita–cita masa depan.
4) adanya penghargaan dalam belajar.
5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
6) adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga
memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.
(Menurut, Hamzah, 2007)
c. Motivasi berdasarkan sifatnya dibagi :
1) Motivasi Intrinsik
Motivasi Intrinsik adalah motivasi yang timbul dari diri
sendiri tanpa dipengaruhi oleh sesuatu hal apapun dari luar dirinya.
5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 13/33
Strategi untuk menimbulkan motivasi intrinsik adalah: a)
Membangkitkan rasa ingin tahu. b) Membangkitkan semangat
belajar. c) Menggunakan prestasi / inovasi yang beraneka ragam.
2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi Ekstrinsik adalah dorongan untuk mencapai tujuan
belajar dalam diri siswa yang ditimbulkan dari luar. Strategi untuk
menimbulkan motivasi ekstrinsik adalah: a) Memberikan harapan
yang jelas pada pembelajar. b) Balikan yang jelas, misalnya: proses
belajar tidak lepas dari evaluasi. c) Balikan yang segera, misalnya :
tes, evaluasi, dan ulangan harian. d) Balikan yang sering, misalnya:
mengadakan ulangan tiap bab sub pokok bahasan.
d. Fungsi Motivasi Dalam Belajar
1) Mendorong manusia untuk berbuat yakni sebagai
penggerak atau motor yang melepaskan energi;
2) Menetukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang
hendak dicapai;
3) Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang sesuai guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfat bagi tujuan
tersebut.
5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 14/33
3. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Berdasarkan beberapa pendapat ahli tentang prestasi belajar
diantaranya adalah:
1) Menurut Winkel (1990: 102), prestasi belajar
adalah kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam
menyelesaikan tugas.
2) Menurut Poerwadarminto (1996: 796) dalam
kamus bahasa Indonesia, dikatakan bahwa prestasi belajar adalah
hasil yang dicapai atau dikerjakan.
3) Menurut Azwar (1996: 164) prestasi dapat
dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai
raport, indek prestasi studi, angka kelulusan, predikat keberhasilan
dan semacamnya.
Jadi prestasi adalah kemampuan, keterampilan dan sikap
seseorang dalam menyelesaikan tugas yang dioperasionalkan dalam
bentuk indikator-indikator berupa nilai raport, indek prestasi studi angka
kelulusan, predikat keberhasilan, dan semacamnya.
Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil
interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam
5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 15/33
diri individu maupun dari luar individu. Pengenalan terhadap faktor-
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting, artinya dalam
rangka membantu siswa dalam mencapai prestasi belajar sebaik-
baiknya.
b. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Menurut Purwanto (1990: 102) faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar dibagi 2 golongan :
1) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut faktor
individual. Yang termasuk faktor individual antara lain: faktor
kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan
faktor pribadi.
2) Faktor yang ada di luar individual yang kita sebut faktor sosial
antara lain: faktor keluarga, guru dan cara mengajar, lingkungan
dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial.
4. Pembelajaran Kooperatif
Menurut Roger dan David Johnson (dalam Lie 2002:31)
pembelajaran kooperatif adalah kerja kelompok dengan unsur dasar yang
meliputi :
a. Ketergantungan positif.
b. Tanggung jawab perseorangan.
c. Tatap muka.
5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 16/33
d. Komunikasi antar anggota.
e. Evaluasi proses kelompok Pembelajaran kooperatif secara umum
menyangkut teknik pengelompokan yang didalamnya siswa bekerja
secara terarah pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang
umumnya terdiri dari 4 atau 5 orang. Pengelompokan heterogen
merupakan ciri-ciri yang menonjol dalam metode pembelajaran
kooperatif.
Menurut Ibrahim (2000: 6) pembelajaran kooperatif memiliki ciri-
ciri sebagai berikut: 1) Siswa bekerja dalam kelompok secara berkelompok
untuk menuntaskan materi belajarnya, 2) Kelompok dibentuk dari siswa
yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah, 3) Bila mana
mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin
yang berbeda-beda, 4) Penghargaan lebih berorientasi kelompok
ketimbang individu.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat dikatakan bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang memandang
keberhasilan individu diorientasikan dalam keberhasilan kelompok. Dalam
hal ini siswa bekerjasama dalam mencapai tujuan dan berusaha keras
membantu dan mendorong teman-temanya untuk bersama-sama berhasil
dalam belajar. Dalam pembelajaran kooperatif siswa secara bersama-sama
bertanggungjawab atas pembelajaran yang dilakukan. Penekanan
keberhasilan berdasar pada tujuan dan keberhasilan kelompok yang hanya
5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 17/33
dapat dicapai apabila semua anggota kelompok mempelajari dengan baik
materi yang diajarkan.
Menurut Slavin tipe-tipe dalam pembelajaran kooperatif antara lain
:
a. Teams Assisted Individualization (TAI)
Tipe ini mengkombinasikan belajar kooperatif dengan belajar individu.
Tiap anggota kelompok akan diberi soal-soal bertahap yang harus
dikerjakan sendiri terlebih dahulu. Setelah itu mengecek hasil kerjanya
dengan anggota lain. Bila seorang siswa telah mampu mengerjakan
soal pada satu tahap maka siswa yang bersangkutan dapat mengerjakan
soal pada tahap berikutnya.
b. Student Teams – Achievement Divisions (STAD)
Tipe pembelajaran ini merancang siswa dalam bentuk kelompok
dengan beranggotakan 4-5 orang yang dicampur baik jenis kelamin,
etnik dan kemampuan. Siswa dalam kelompok saling memotivasi,
mendorong dan membantu dalam menyelesaikan latihan/tugas dan
memahami suatu pelajaran.
c. Teams-Games-Tournament (TGT)
Dalam tipe ini siswa setelah belajar dalam kelompoknya masing-
masing anggota kelompok yang setingkat kemampuannya akan
5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 18/33
dipertemukan dalam suatu perbandingan/tournament yang dikenal
dengan “tournament table”, yang diadakan tiap akhir unit pokok
bahasan atau akhir pekan. Skor yang didapat akan memberikan
konstribusi pada rata-rata skor kelompok.
d. Cooperative Integrated and Composition (CIRC)
Sejenis dengan TAI hanya lebih ditekankan pada pengajaran membaca,
menulis dan tata bahasa.
e. Jigsaw II
Seperti pada STAD dan TGT siswa dikelompok, tiap anggota
kelompok diberi tugas yang berbeda satu dengan yang lainnya dari
sebuah team yang akan dibahas. Selanjutnya mereka
mendiskusikannya dan saling mengajarkan satu dengan yang lainnya.
Sehingga mereka saling memahami materi secara keseluruhan.
Pemberian tes diberikan dengan materi menyeluruh.
5. Tipe TAI (Teams Assisted Individualization)
Menurut Slavin dalam pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan
pengembangan antara belajar koopertaif dengan belajar individual. TAI
dirancang untuk sebuah pembelajaran kelompok dengan cara mengatur para
siswa belajar dalam kelompok-kelompok dan bertanggung jawab dalam
pengaturan dan pengecekan secara rutin. TAI juga melatih untuk
bersosialisasi dengan baik, saling membantu memecahkan masalah dan
5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 19/33
saling mendorong untuk berprestasi. Pembelajaran kooperatif tipe TAI
mengajak siswa untuk berkembang pada individu atau kelompok pengajaran
kecil. Hal ini guru hanya memberi penjelasan singkat dari materi selama
guru memberikan pengajaran secara langsung.
Menurut Slavin, langkah-langkah pembelajaran tipe TAI adalah
sebagi berikut :
a. Guru menginformasikan kepada siswa tentang sistem
pembelajaran kooperatif tipe TAI.
b. Pembuatan kelompok-kelompok belajar yang terdiri
dari 4-5 orang siswa dengan kemampuan heterogen.
c. Para siswa membaca lembar petunjuk dan meminta
teman sekelompok atau guru untuk membantu bila perlu. Kemudian
mereka memulai dengan keterampilan memecahkan masalah.
d. Masing-masing siswa mengerjakan soal, misalnya 4
soal pertama dengan menggunakan praktek keterampilannya sendiri dan
kemudian meminta seorang teman sekelompok untuk memeriksa
jawabannya. Bila keempat jawaban soal tersebut benar, siswa tersebut
boleh meneruskan pada praktek ketrampilan berikutnya. Bila ada yang
salah maka siswa tersebut harus mencoba soal berikutnya dengan bentuk
yang sama dan seterusnya sampai mendapatkan empat jawaban yang
benar. Jika ada siswa yang mengalami kesulitan di tingkat ini,
disarankan untuk meminta bantuan kelompok mereka sebelum meminta
pada guru.
5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 20/33
e. Bila siswa sudah mendapatkan empat jawaban yang
benar, siswa tersebut akan ikut tes formatif yang menyerupai praktek
ketrampilan terakhir. Pada saat tes formatif ini siswa bekerja sendiri
sampai selesai. Seorang teman sekelompok menandai tes tersebut untuk
menunjukkan bahwa siswa tersebut telah lulus dan berhak untuk ikut tes
unit.
f. Siswa menyelesaikan tes unit yang merupakan tes
terakhir untuk menentukan keberhasilan.
Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe TAI mempunyai
kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan pembelajaran tipe TAI antara lain :
a. Guru akan terlibat secara minimal dalam pengaturan dan
pengecekan rutin.
b. Guru akan menggunakan paling sedikit separuh waktunya
mengajar dalam kelompok-kelompok kecil.
c. Membantu siswa yang mengalami kesulitan.
d. Menyuburkan hubungan antara pribadi yang positif
diantara siswa yang berasal dari latar belakang yang berbeda.
e. Pelaksanaan program sederhana.
f. Siswa akan termotivasi pada hasil secara teliti dan cepat.
g. Para siswa dapat mengecek pekerjaan satu sama lain.
Kelemahan pembelajaran tipe TAI :
5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 21/33
a. Bila interaksi dengan teman kurang terarah membuat kelas
menjadi gaduh.
b. Pembahasan materi memerlukan waktu relatif lebih lama
dan kelengkapan alat atau media.
c. Memerlukan kesabaran anggota lain dalam suatu
kelompok untuk membantu siswa yang lemah.
B. Kerangka Berpikir
Melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI diharapkan dapat
meningkatkan kemandirian belajar siswa. Dengan meningkatnya kemandirian
belajar siswa diharapkan dapat berpengaruh terhadap peningkatan prestasi
belajar siswa yang diperolehnya.
Model pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan pengembangan
antara belajar kooperatif dengan belajar individual. TAI dirancang untuk sebuah
pembelajaran kelompok dengan cara mengatur para siswa belajar dalam
kelompok-kelompok dan bertanggung jawab dalam pengaturan dan pengecekan
secara rutin. Juga melatih untuk bersosialisasi dengan baik, saling membantu
memecahkan masalah dan saling mendorong untuk berprestasi. Melalui cara ini,
mengajak siswa untuk berkembang pada individu atau kelompok pengajaran
kecil.
Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, guru dituntut menyajikan
materi dan mengelola siswa dalam KBM senantiasa menyenangkan dan tidak
membosankan dengan model pembelajaran yang variatif. Penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI akan menjadi solusi terbaik bagi guru agar
5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 22/33
tercipta KBM yang diinginkan. Secara skematis, kerangka berfikir dapat
ditunjukan di bawah ini.
Gambar 1. Skema Kerangka Berfikir
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka di atas, maka dapat diasumsikan hipotesis
tindakan penelitian ini adalah melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI
dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa mata pelajaran IPA
pada materi memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup di kelas IV SD
Negeri 1 Bumisari.
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Guru:Belum Menggunakan Pendekatan
Model Pembelajaran Kooperastif tipe TAI
Guru :Menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI
Siswa:Motivasi dan prestasi belajar
siswa Rendah
Siklus I:Hasil Motivasi... dan Prestasi
rata-rata ...
Siklus II:
Hasil Motivasi...dan Prestasirata-rata...
Tindakan
Siswa :Motivasi dan prestasi
belajar meningkat
5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 23/33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Bumisari
Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga karena letaknya strategis.
Adapun alasan pemilihan tempat dikarenakan pada SD Negeri 1 Bumisari
ditemukan adanya motivasi dan prestasi rendah.
2. Waktu penelitian
Penelitian dilakukan pada semester gasal bulan Nopember-
Desember tahun pelajaran 2011/2012.
3. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
dalam dua siklus, apabila belum berhasil akan dilanjutkan kesiklus
berikutnya, masing – masing siklus dilaksanakan dua kali pertemuan
waktunya 2 x 40 menit, dan dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang
ingin dicapai dengan menggunakan pembelajaran koopeeratif tipe TAI.
Penelitiann tindakan kelas ini berkolaborasi dengan guru kelas IV SD
5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 24/33
Negeri 1 Bumisari, sehingga penelitian ini tidak mengganggu tugas pokok
guru dalam melakukan proses pembelajarannya. Dengan berkolaborasi
dengan guru kelas IV SD Negeri 1 Bumisari, peneliti dapat memperoleh
informasi masalah – masalah yang timbul dalam proses belajar mengajar di
kelas, mengapa timbul masalah demikian, apa saja penyebab masalah
tersebut dan sampai ditemukan pemecahannya. Dengan demikian kualiatas
proses belajar mengajar jadi lebih efektif, dan ditingkatkan serta juga dapat
meningkatkan pula prestasi belajar.
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Bumisari yang
berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki –laki dan 16 siswa
perempuan dengan latar belakang pendidikan yang heterogen. Bukan hanya
siswa yang terlibat dalam penelitian ini tetapi juga guru kelas IV SD Negeri 1
Bumisari.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
angket, lembar observasi dan tes. Angket motivasi siswa digunakan untuk
mengetahui sejauh mana perkembangan motivasi belajar siswa. Lembar
observasi digunakan untuk mencatat aktivitas guru dalam mengajar dengan
pembelajaran serta lembar observasi siswa digunakan untuk mencatat aktivitas
siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Sedangkan tes digunakan untuk
5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 25/33
mengetahui sejauh mana peningkatan prestasi belajar siswa dari penelitian
tindakan kelas yang dilakukan.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Tekhnik pengumpulan data dilakukan dengan cara:
1. Observasi
Menurut Sudijono (1996: 76) observasi adalah cara menghimpun
bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena. Observasi
sebagai alat evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkah laku individu
atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi
yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.
2. Tes Prestasi
1. Pre- tes
Pre tes yaitu tes yang dilaksanakan sebelum materi pelajaran
dimulai. Maksud dari tes ini adalah untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan peserta didik terhadap materi yang akan diberikan.
Kemampuan awal ini merupakan dasar untuk kelanjutan materi yang
akan dipelajari oleh peserta didik.
2. Pos- tes
Pos tes yaitu tes yang diberikan setiap guru selesai
menyampaikan materi. Maksud dari tes ini adalah untuk penjagaan
5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 26/33
sejauh mana daya serap peserta didik terhadap materi yang telah
diberikan.
3. Angket (Kuisioner)
Angket merupakan daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh
orang yang akan dievaluasi. Angket pada penelitian ini digunakan untuk
mengukur perkembangan motivasi belajar siswa.
E. Analisis Data
1. Prestasi Belajar
Untuk mengetahui prestasi belajar siswa digunakan data kuantitatif
dengan menggunakan presentase dan mencari rata-rata (X). Menurut
Sudjana (1995: 109) untuk mencari nilai rata-rata (X) digunakan rumus :
N
X X
Σ=
Keterangan:
X : rata-rata
X Σ : jumlah seluruh skor
N : banyaknya siswa
Untuk menghitung ketuntasan belajar siswa, maka menggunakan rumus:
N
xS TB
%1005,6≥Σ=
5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 27/33
2. Lembar Observasi Guru dan Lembar Observasi Siswa
Observasi guru digunakan dengan tujuan untuk mengamati kegiatan
guru pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif berlangsung. Adapun penyusunan pedoman penilaian:
a. Kriteria Penskoran
1 = Kurang baik
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
b. Penilaian
100 xSM
R NP =
NP = Nilai persen yang dicari
R = Skor yang dicari
SM = Skor Maksimum
100 = Bilangan tetap
c. Kriteria ketuntasan pembelajaran
< 60% = Pengolahan pembelajaran kurang
60%-69% = pengolahan pembelajaran cukup baik
70% - 84% = Pengolahan pembelajaran baik
85% - 100% = Pengolahan pembelajaran sangat baik
3. Angket Motivasi Siswa
5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 28/33
Data motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA bertujuan
mengetahui motivasi belajar siswa. Adapun penyusunan pedoman
penskoran adalah menggunakan 4 skala. (lihat lampiran)
F. Indikator Keberhasilan
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila :
1. Peningkatan motivasi belajar pada materi memahami daur hidup
beragam jenis makhluk hidup dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI sekurang – kurangya perolehan rata-rata motivasi
belajar siswa dari siklus I ke siklus II dalam kategori baik.
2. Peningkatan prestasi belajar pada materi memahami daur hidup
beragam jenis makhluk hidup dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI Sekurang – kurangya 85 % jumlah siswa telah
memenuhi KKM mata pelajaran IPA yaitu 65.
G. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian action research yang dilakukan
dikelas. Menurut metode Kemmis dan Mc Taggart (dalam Zuriah, 2003: 72)
prosedur PTK yang digunakan yaitu mekanisme siklus, dengan prosedur
penelitian sebagai berikut : a) Perencanaan ( Planning), b) Tindakan (acting ), c)
Pengamatan (Observing), dan d) refleksi (reflecting).
Pelaksanaan
Tindakan (Acting )
5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 29/33
Secara rinci, prosedur penelitian dalam setiap siklus adalah :
I. Persiapan
a. Peneliti
dan praktisi (guru) menetapkan langkah-langkah model pembelajaran
kooperatif tipe STAD pada pembelajaran IPA .
b. Membuat
soal pre- tes
c. Membuat
perencanaan pengajaran yang akan dilakukan
d. Membuat
dan melengkapi alat dan media pembelajaran
e. Membuat
lembar observasi
f. Membuat
soal pos- tes
g. Mendesai
n alat evaluasi.
II. Pelaksanaan Tindakan
Perencanaan
(planning )
Pengamatan(observing )
Refleksi
( Reflecting )
5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 30/33
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan kegiatan
pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan. Adapun kegiatan tersebut,
meliputi :
No Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik
1. Apersepsi :
- Membangkitkan
motivasi, memberi
pengantar, menjelaskan
tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai
- Memperhatikan
penjelasan guru
- Menggali
kemampuan awal dengan
berdiskusi antar anggota
kelompok
2. Kegiatan inti :
- Membagi peserta
didik dalam kelompok yang
terdiri dari 4-5 peserta didik
setiap kelompok.
- Membagi materi
dan kuis pendek kepada
setiap kelompok
- Memberi
instruksi untuk bekerja samadalam belajar dan saling
membantu dalam belajar
dalam kelompok tersebut.
- Melaksanakan
pembelajaran kooperatif tipe
TAI.
- Membuat skor
individu dan skor kelompok
untuk diumumkan untuk
menentukan ketuntasan
belajar - Membuat
kesimpulan
- Merespon penjelasan
guru,
- Menjalankan
instruksi guru dengan bekerja
sama dalam kelompok untuk
memecahkan masalah yang
dihadapi.
- Menjalankan proses
pembelajaran yang sudahdirencanakan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe
TAI.
- Bersama guru
membuat kesimpulan
3. Penutup :
- Guru membagi
materi dan instruksi untuk
tugas selanjutnya
- Merespon penjelasan
guru.
III. Observasi
5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 31/33
Dalam tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan
menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Observasi oleh peneliti
dan observer terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar
observasi yang telah dipersiapkan. Mekanisme observasi adalah:
No Obyek Pengamatan Prosedur Pengamatan
1. Aktivitas peserta didik Aktivitas peserta didik diukur
menggunakan lembar pengamatan oleh
observer dan untuk mempermudah
pengamatan, tiap kelompok diberi nomor
kelompok
2. Partisipasi peserta didik Partisipasi anak didik diukur oleh observer
dengan menggunakan lembar observasi
yang meliputi :
- Mengajukan pertanyaan
- Menyampaikan pendapat
- Mengajukan sanggahan
- Mengerjakan tugas
Pengisian lembar observasi dengan
menggunakan tanda pada kolom observasi
yang sesuai
IV. Refleksi
Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan dianalisis.
Berdasar hasil analisis data tersebut, peneliti dan guru berkolaborasi
melakukan refleksi tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Pada tahap ini, peneliti dan guru dapat mengetahui keberhasilan
pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dan mengetahui kelemahan/kendala
yang dihadapi pada siklus I. Tahap selanjutnya adalah membuat
rencana/rancangan tindakan berikutnya.
5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 32/33
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A& Supriyono, W. 1991. Psikologi Belajar . Rineka Cipta. Jakarta
Arikunto, S. 1993. Manajemen Penelitian. Jakarta.: Rineka Cipta.
Djamarah, S.B. 2002. Psikologi Belajar . Rineka Cipta. Jakarta
Ibrahim : 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : University Press Unesa.
Lie, A. 2002. Cooperative Learning Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta : Grasindo.
Nasution. S. 2000. Didaktik Asas - asas Mengajar . Bumi Aksara. Jakarta
Ngalim, P. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Pasaribu, I.L, Simanjuntak. 1983. Proses Belajar Mengajar . Tarsito. Bandung
5/14/2018 Sutarti79 Purbalingga Review 26 Oktober - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sutarti79-purbalingga-review-26-oktober 33/33
Poerwadarminto, WJS. 1996. Kamus Umum Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Prasetya, I, dkk. 1994. Teori Belajar, Motivasi dan Keterampilan. Departeman
Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. Jakarta
Slameto.2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : RinekaCipta.
Slavin, RE. 1995. Kooperatif Learning, Theory, Reseach and Practice. Allyn &
Baron. USA.
Sudijono, A. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja. Grafindo
Persada.
Sudjana, N. 1990. Teori-teori Belajar untuk Pengajaran. Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. Jakarta
Sukidin, dkk. 2002. Manajemen penelitian tindakan kelas. Insan Cendekia.
Bandung
Uno, Hamzah B. 2007. Teori Motivasi dan Pengukuran. Bumi Askara. Jakarta
Wasty Soemanto. 1990. Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta
Winkel. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Gramedia.