survei willingness to pay zakat profesi studi...
TRANSCRIPT
SURVEI WILLINGNESS TO PAY ZAKAT PROFESI
STUDI KASUS : PNS Kota Tangerang Selatan
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat – Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi ( S.E. )
Oleh:
Astika Rahmah Ghanny
( 11140860000069 )
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIEFHIDAYATULLAH 1440/2018
i
SURVEI WILLINGNESS TO PAY ZAKAT PROFESI
STUDI KASUS : PNS Kota Tangerang Selatan
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat – Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi ( S.E. )
Oleh:
Astika Rahmah Ghanny
( 11140860000069 )
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I,
Dr. Arief Mufraini Lc. Msc
NIP. 197701222003
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Kamis, 26 September 2018 telah dilakukan ujian skripsi atas mahasiswa:
Nama : Astika Rahma Ghanny
NIM : 1114086000069
Jurusan : Ekonomi Syariah
Judul Skripsi : Survei Willingness to Pay zakat profesi : Studei Kasus PNS Kota
Tanngerang Selatan
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skrips, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 26 September 2018
1. Yoghi Citra Pratama, M.Si. (_____________________)
NIP.198307120111011011 Ketua
2. Dr.Arief Mufraini Lc. M.si. (_____________________)
NIP.197701222003121001 Sekretaris
3. Dr. Burhanuddin Yusuf, MM.MA (_____________________)
NIP. 195406181981031005 Penguji Ahli
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Astika Rahmah Ghanny
NIM : 1114086000069
Jurusan : Ekonomi Syariah ( Zakat dan Wakaf )
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penelitian skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa isin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata
memangBditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya
siap dikenai sanksi berdasarkan hukum yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta,26 September 2018
Yang Menyatakan
Astika Rahmah Ghanny
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
1. Nama : Astika Rahmah Ghanny
2. Tempat tanggal lahir : Jakarta, 12 Maret 1996
3. Alamat : Jalan Bulak Sari rt 10 rw 08 no. 10 a
4. Agama : Islam
5. Nama ayah : Sarkowi
6. Nama ibu : Rofiah
7. Nomor telepon : 087887615238
8. Email : [email protected]
B. Pendidikan Formal
1. SDI DARUNNAJAH 2002-2008
2. SMPN 235 JAKARTA 2008-2011
3. SMAN86 JAKARTA 2011-2014
4. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014-2018
C. Pendidikan Informal
1. LBPP LIA 2007 - 2013
D. Pengalaman Organisasi
1. Bendahara Umum Senat Universitas 2017
2. Sekertaris Jurusan HMJ Ekonomi syariah 2016
3. BEM Fakultas FEB „UIN JAKARTA 2015
vi
ABSTRACT
This research is aimed to analyze the factors that influence the zakat
profession of Willingness to pay in ASN South Tangerang. This researh also aim
to count the WTP of zakah profession payment with CVM Method with open
ended question and bidding game The data used are primary data by using
Questionarres technique, distributedto 100 respondences. There are 25 variabels
ca be analyzed further. All those variables included more than 0.5, data from
respondents is processed with SMART PLS 3.0 vversion.
The result of this research shows that result 27 variables analyzed with the
model factors of analysis in South Tangerang ASN. Includes „5 factors descision
Attitude, Subjective norms, Behavior, Religiousity has direct effect to Willingenss
to pay interest of ASN. The Value of WTP for paying Zakat Profession are Rp
140.000 Open ended Question and Rp 166.000 for Bidding games.
Keywords : WTP, Zakah Profession, Theory of Planned Behavior
vii
ABSTRAK
Penelitian ini ditujukkan untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi
kesediaan membayar atau WTP ( Willingness to pay) Zakat profesi dengan studi
kasus : ASN Kota Tangerang Selatan. Serta menghitung nilai WTP menggunakan
metode CVM dan menggunakan Open ended Question dan Bidding game dari
kesediaan membayar zakat profesi diluar dari yang ditetapkan. Menggunakan data
primer dengan sebaran kuisioner 100 terdapat faktor yang diteliti dari 5 variabel
Attitude, Religiousity, Subjective norms, Behavior, terhadap WTP. Teknik analisis
data yang digunakan adalah Partial Least Square-Path Modelling Reflective
Multidimensional Construct (Second Order Construct) dengan software
SmartPLS 3.0 dan tingkat signifikansi 5%.
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah 27 faktor mempengaruhi
kesediaan PNS membayar zakat profesi dan besaran nilai WTP untuk Bidding
game adalah Rp 166.000 dan Open ended Question adalah Rp 140.000
Kata kunci: WTP, Theory of Planned Behavior, zakat profesi
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat serta
karunia-Nya sehingga skripsi dengan judul “ SURVEI Willingness to pay Zakat
Profesi : Studi kasus PNS Kota Tangerang Selatan ” dapat terselesaikan dengan
baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program
Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi Syariah
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas dari doa,
bantuan, bimbingan, petunjuk dan saran dari semua pihak. Oleh karena itu,
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Mamah Rofiah dan Ayah Sarkowi terimakasih atas kesabaran dan kasih
sayang kalian kepada Astika bisa sampai menempuh jenjang pendidikan
tinggi. Astika sayang kalian mah pah
2. Saudara kakak Niken Rahmah Ghanny dan adik Alifa Hikmawati serta
adik angkat Oktaviani Agustina dan Dessi Agustina yang sudah
mensupport Astika selama ini
3. Keponakan tante Alfath Kusuma Indarjo yang telah menemani hari –
hari mengerjakan skripsi dan kaka ipar Paraar Wendy Indarjo yang
sedang menyelesaikan studi di Belanda.
4. Dosen PembimbingSkripsi bapak Dr. M. Arief Mufraini, L.c, M. Si.
yang telah sabar membimbing selama pengerjaan skripsi
5. kepada teman sepermainan selama kuliah, suci, rahmi, rina, megisty,
nuyuy, dian dan icha. Terimakasih atas kesabaranya menemani astika
6. kepada Bung Ibnoe Nugraha yang telah dengan sabar membantu
menyemangati menyelesaikan skripsi sampai bisa sidang. Terimakasih
bung, you will be missed
7. kepada Vanya Alverissa yang selama perkuliahan menjadi teman
seorganisasian.
ix
8. Kepada Pramitha Shabrina teman seperjuangan sejak ospek, i love you
mith.
9. Kepada Slamet Ryadi teman seperjuangan perjalana ke Turki, Dubai,
Malaysia, terimakasih atas kesabaran menemani trip nya
10. Kepada team GnD Aulia, Adzkiya, Andi, Pita, Regina yang setia
menemani perjalanan bisnis
11. Kepada teman – teman OMDO Official
12. Kepada adik adik angkat ku, Iqoh, yaumil, Faruq, Nadya Amelita, trace,
hasna, doel, hanath dan adik – adik HMI Kafeis lainnya.
13. Teman –teman KKN Embun 005 Nida, Wawan, ajiz, ilma, mak ratih,
niah, amel, baba, amin, uday, novi. Terimakasih akan kenanagan di
Desa Bojong
Kepada pembaca agar berkenan memberikan saran yang membangun dan
memberikan koreksi pada skripsi ini agar dapat diperbaiki untuk penulis
berikutnya.
Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. v
ABSTRACT ..........................................................................................................vi
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ...........................................................................................vi
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 11
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 11
B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 19
C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 19
D. Rumusan Masalah........................................................................................19
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 19
F. Manfaat Penelitian........................................................................................20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 21
A. Zakat ............................................................................................................ 21
1.Teori Manajemen Zakat ........................................................................ 21
2.Teori Willingness to Pay ........................................................................... 24
3. Teori Planned Behavior............................................................................28
4. Teori Attitude................................. ........................................................30
5. Teori Behavior..........................................................................................31
7. Teori Religiousity.....................................................................................32
8. Penelitian Terdahulu.................................................................................34
B. Kerangka Pemikirsan ................................................................................... 37
C. Hipotesis ...................................................................................................... 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 42
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................ 42
B. Populasi dan Sampel ................................................................................... 42
C. Metode Pengumpulan data ........................................................................... 44
D. Operasional Variabel Penelitian ................................................................... 45
E. Metode Analisis Data ................................................................................... 53
xi
1. SMART PLS .................................................................................. 53
2. CVM ............................................................................................. 54
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ........................................... 62
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................................. 62
B. Analisis Diskusi ............................................................................................... 62
C. Analisis Data dan Pembahasan ........................................................................ 85
1. Hasil Uji Path Diagram .................................................................. 85
2. . Hasil Inner Model ........................................................................ 86
3. hasil uji Hipotesis........................................................................... 89
4. Hasil Uji OuterModel.. ....... ..........................................................91
5. Nilai Willingness to Pay......... ......................................................99
6. Perbandingan dari seg konomi.....................................................102
7. Pembahasan...................................................................................103
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 107
A. Kesimpulan ................................................................................................. 107
B. Saran ........................................................................................................... 109
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 111
LAMPIRAN ........................................................................................................ 114
11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kewajiban zakat bagi setiap individu umat muslim adalah sama wajibnya
sebagaimana menunaikan ibadah sholat fardhu. Kedudukan keduanya baik
sholat fardhu maupun zakat sering disebutkan di dalam Al-quran. Harta yang
wajib dikeluarkan zakatnya memiliki manfaat bukan hanya bagi si penerima
zakat tetapi muzakki juga dapat meningkatkan kepedulian untuk berbagi kepada
sesama.
Secara garis besar zakat terbagi menjadi 2, pertama zakat fitrah dimana
pemungutannya dilakukan pada setiap bulan suci ramadhan hukumnya wajib
dikeluarkan yang bertujuan untuk mensucikan diri dan merupakan zakat per –
individu, kedua zakat maal yang berfokus kepada zakat harta meliputi harta
perniagaan dan harta kekayaan meliputi emas, perak, hasil pertanian, peternakan,
barang tambang, dan harta hasil kerja ( profesi ).
Zakat profesi tergolong baru untuk dilakukan sekarang ini, zakat profesi
adalah zakat yang dikeluarkan dari hasil profesi seperti akuntan, dokter, arsitek,
pengacara, hakim, dsb. Bila telah mencapai nishab maka wajib hukumnya
dikeluarkan zakatnya..
Seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan zaman, zakat juga
sebaiknya mengikuti arus yang sedang terjadi saat ini, dikarenakan banyak sudah
profesi yang mendapatkan penghasilan tinggi maka perlu dipungut zakatnya.
Sementara itu patokan fiqih pada zaman Rasulullah tidak bisa dijadikan tolak
ukur boleh tidaknya diadakan zakat profesi, dikarenakan pada zaman tersebut
12
penghasilan dari seseorang yang bekerja profesi tidak lebih kaya dibanding
pedagang, petani dan peternak.
Zakat profesi merupakan salah satu jenis zakat kontemporer yang
tergolong dalam zakat rumah tangga (Qardhawi, 1993:459 ) menyatakan bahwa
penghasilan yang didapat dari profesi adalah penghasilan atau pendapatan yang
diusahakan melalui keahliannya, baik yang dilakukan sendiri – sendiri maupun
secara bersama – sama. Keahlian yang dilakukan sendiri misalnya guru, dosen,
dokter, dan lain sebagainya. Untuk keahlian yang dilakukan bersama –sama
maka menggunakan sistem upah / gaji.
Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani mengatakan bahwa
keuangan syariah dinilai dapat mendorong pencapaian target pembangunan
yang berkelanjutan pada tahun 2030 ( Sustainable Development Goals), salah
satu tujuan dari SGDs adalah program pemberantasan kemiskinan dan
pengurangan kesenjangan ekonomi, salah satu cara terbaik yag dapat dilakukan
adalah dengan mengelola zakat dan wakaf dengan baik. ( Annual Islamic
Finance Conference , 23 Agustus 2017 ).
Zakat dinilai mampu menjadi salah satu instrumen kebijakan fiskal,
pendapatan zakat jika dioptimalkan dapat meningkatkan APBN dalam anggaran
pengentasan kemiskinan, zakat diperuntukan bagi 8 asnaf sasaranya pun
langsung dapat dimanfaatkan masyarakat, selain itu manfaat zakat jika
terealisasi pengumpulanya mencapai Rp 100 triliun saja atau sekitar 48% dari
total potensi zakat yang ada maka setiap orang miskin di Indonesia akan
mendapatRp 3,4 juta setiap tahun ( Didin H. Ketua Umum Baznas dalam
Lokakarya sinergi pajak dan zakat untuk kesejahteraan umat).
13
Pendayagunaan dana zakat yang menjadi sumber kebijakan fiskal dalam
pendistribusiannya tetap di distribusikan kepada delapan asnaf, jika jumlah
presentase penduduk miskin Indonesia adalah 26,58 juta dari total populasi
261,1juta orang artinya 10 % dari total jumlah penduduk Indonesia adalah
masyarakat miskin, jika 100 juta orang membayar zakat dengan estimasi
penghasilan wajib zakat adalah minimum Rp 3,7 juta setiap orang dikalikan
nishab sebesar 2,5% maka setiap orang wajib bayar zakat Rp 87.000 per tahun
jika dikalikan dengan 100 juta juta penduduk Indonesia saja maka akan
terkumpul Rp 8,7 triliyun per tahun dari zakat profesi saja. ( Yusuf Qardhawi,
2011: 142)
Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia,
mempunyai potensi zakat paling tinggi. Terdapat 217 Triliyun rupiah potensi
zakat yang ada di Indonesia termasuk didalamnya zakat profesi memiliki
potensi Rp 10 Triliyun namun belum semuanya terserap optimal hanya sekitar
1,2% atau dibawah 2 triliyun yang bisa terhimpun. (PUSKABAZNAS , 2017 :
50 ).
Daerah provinsi Banten merupakan daerah dengan penerimaan zakat
tertinggi di Indonesia yaitu senilai Rp 12 Milyar, menurut Bazda Provinsi
Banten. Penerima pemanfaatan zakat di daerah tersebut juga di berikan bantuan
renovasi rumah senilai Rp 17 juta setiap hunian. ( Tribunnews.com, Kamis Juni
2018).
Sementara itu, Ketua Badan Amil Zakat Nasional pada tahun 2016
mengatakan potensi zakat Mal didaerah Tangerang Selatan sebesar Rp 8 Milyar
Rupiah namun pengumpulannya belum optimal ( Kementrian Agama : 2017 ).
14
Tabel 1.1
Jumlah Perolehan Zakat Mal Dari Kecamatan / SKPD se – Tangerang
Selatan Januari 2018 s.d Juli 2018
Bulan Jumlah Perolehan
Januari Rp 314.495.063
Februari Rp 295.466.471
Maret Rp 313.676.907
April Rp 313.835.391
Mei Rp 342.335.070
Juni Rp 236.994.708
Juli Rp 14.452.750
TOTAL Rp 1.594.261.652
Sumber: Badan Amil Zakat Kota Tangerang Selatan
Dari data diatas dapat dilihat bahwa perolehan dana zakat Mal di Kota
Tangerang Selatan menunjukan fluktuatif dari bulan per bulan, dan perolehnnya
baru sebesar Rp 1.594.261.652 yang artinya masih dibawah target pengumpulan
zakat Mal termasuk didalamnya zakat profesi.
Kewajiban untuk membayar zakat profesi bagi seorang muslim yang
mampu telah disepakati oleh umat muslim Internasional pada acara Muktamar
Internasional yang membahas tentang zakat, di Kuwait pada 29 Rajab 1404 H
atau pada 30 April 1984 M. Di Indonesia terdapat UU No. 23 / 2011 mengenai
pengelolaan Zakat Bab IV pasal 4 menyebutkan bahwa hasil pendapatan dan jasa
termasuk harta yang wajib untuk dizakati.
15
Menurut pemberitaan yang beredar, adanya rencana pemerintah memotong
gaji PNS ( Pegawai Negeri Sipil ) muslim membayar zakat. Lewat cara tersebut
uang zakat yang terkumpul diharapkan akan semakin besar pemanfaatannya. (
Koran Sindo : 2018 ).
Adanya rencana peraturan Presiden mengenai pemotongan gaji PNS
untuk zakat dikemukakan pada acara Musyawarah Nasional Forum Zakat ( FOZ )
di Lombok yang berakhir pada Sabtu, Februari 2018 yang dihadiri para pemimpin
lembaga amil zakat di Indonesia.
Menurut Menteri Agama Lukman Hakim Sarifudin, pungutan zakat ASN
muslim sudah tertera dalam UU no. 23 Tahun 2011 tentag pengelolaan zakat.
Lalu turun PP Tahun 14 tahun 2014 tentang pelaksanaan zakat, Inpres 3 tahun
2014 tentang optimalisasi dan Pengumpulan zakat di Kementrian dan Lembaga
Negara, Pemda, BUMN/D, dan terakhir Permenag ( Peraturan Menteri Agama )
no 52 tahun 2014 tentang syarat dan tata cara perhitungan zakat mal.
Sementara itu, data zakat BAZNAS 2017 untuk perolehan zakat tahun
2016 jumlah pengumpulan zakat terbanyak adalah dari zakat mal – penghasilan
individu yaitu sebanyak Rp 2.843.695.144.686 atau sebanyak 56,68% dari total
penerimaan zakat. ( Outlook Zakat BAZNAS 2017)
PNS di Universitas Malikulsaleh Aceh sudah menerapkan prinsip
potong zakat pada PNS yang bekerja sejak tahun 2007 sebesar 2,5 persen dari
gaji yang didapatkan, adapun pemanfaatannya ditunjukan kepada Usaha Mikro
Kecil dan Menengah di Kota Aceh secara total terdapat 400 PNS yang
memenuhi persyaratan gaji untuk diambil zakatnya atau sudah mencapai nishab
( Harian Kompas, 10 Februari 2018 ). Untuk daerah Malang, pemerintah
16
Kabupaten di kota tersebut seja dua tahun lalu atau dari tahun 2016 sudah
melakukan pemotongan zakat bagi PNS sebesar 2,5% ( Detikfinance, Kamis 08
Februari 2018 )
Walikota Bandung Ridwan Kami sudah mengeluarkan surat edaran
terhadap seluruh PNS, Pemimpin perangkat daerah, BUMD, instansi vertikal,
serta para camat dan lurah se-kota Bandung untuk membayar zakat profesi dan
mengoptimalkannya sesuai dengan instruksi yang diedarkan Walikota Bandung
Nomor 001 tahun 2017 yang mulai berlaku sejak tanggal 17 Januari 2017,
adapun sistem pembayarannya dilakukan melalui bendahara gaji atau unit
pengumpulan zakat di lingkungan masing – masing. Setelah itu zakat yang
terkumpul akan diserahkan ke Badan Amil Zakat ( Baznas ) Kota Bandung
(Berita harian newsDetik, Kamis 19 Januari 2017 ).
Di lain sisi kesediaan PNS membayar zakat profesi di lingkungan
Pemkot Sukabumi untuk menunaikan kewjiban membayar zakat penghasilan
masih rendah, hal ini diketahui dari hasil pengumpulan zakat, infaq, dan
shodaqoh oleh BAZNAS kota Sukabumi, padahal sudah ada instruksi dari
Walikota Sukabumi untuk membayar zakat namun pengumpulannya hanya
mencapai Rp 30 juta pertahun dari total perkiraan pengumpulan sebesar Rp 500
juta. ( berita harian Sukabumiekspres.com, Jumat 28 April 2017 ).
Daerah Bojonegoro pun memiliki kasus yang sama, sebanyak 12.000
PNS di Bojonegoro, hanya sekitar 0,8 persen saja yang membayar zakat untuk
penghasilan bulanan menurut Badan Amil Zakat Daerah masih rendahnya
kesediaan membayar zakat PNS dikota tersebut (Berita Harian Bojonegoro,
Selasa 24 Januari 2017).
17
latar belakang penelitian ini adalah adanya fenomena wacana kewajiban
membayar zakat profesi yang menuai pro dan kontra dari berbagai pihak, untuk
mengetahui keinginan dari PNS yang disebut kan sebagai studi kasus atau
saasaran wacana pemerintah mewajibkan pemayaran zakat maka digunakan
penilaian berdasarkan survei kuisioner.
Wali kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany mengatakan bahwa
PNS di Kabupaten Tangerang selatan sudah membayar zakat penghasilan tetapi
sifatnya hanya sukarela saja dan sumber penerimaan BAZNAS Tangsel terbanyak
berasal dari PNS secara keseluruhan total pendapatan sebanyak Rp 1,5 Milyar
meliputi infaq dan sedekah saja karena jika memang harus benar zakat maka harus
2,5 persen yang dikeluarkan ( berita harian Metrotvnews.com, Sabtu 10 Februari
2018 ).
Sementara itu Jumlah PNS Kota Tangerang Selatan 5.834 dimana 75%
pendidikan terakhir PNS adalah S1/S2/S3. ( Statistik Bappeda Banten 2016).
Peneliti memilih variabel Behavior, Subjective Norms, Attitude ,
Religiousity terhadap Willingness to pay atau kesediaan membayar zakat profesi
yang lebih khusus sebagai fakor – faktor yang mempengaruhi kesediaan
membayar zakat profesi. Alasan peneliti memilih faktor – faktor tersebut adalah
karena menurut teori dari Willingness to pay dan Theory of Planned Behavior
pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kathrin Bernath ( 2006 ) dan
perhitungan CVM untuk mengukur besaran harga atau biaya yang responden
bersedia untuk bayar. Software yang dipakai adalah SMART PLS 3.0
Pada penelitian kali ini penulis menambahkan variabel Religiousity untuk
menguji apakah variabel Religiousity termauk kedalam teori Planned Behavior
18
yang mempengaruhi kesediaan orang membayar atau Willingness to pay zakat
profesi, serta melihat faktor – faktor yang membentuk kesediaan membayar zakat
profesi serta menghitung besaran nilai WTP karena WTP merupakan nilai
ekonomi yang diartikan sebagai penegukuran jumlah maksimum seseorang
berkeinginan mengorbankan barang dan jasa untuk memperoleh barang dan jasa
lainnya ( Zhao dan King, 2005 : 16). Dalam hal ini barang dan jasa diganti dengan
pembayaran zakat profesi, dimana penulis ingin meneliti besaran kesediaan PNS
membayar zakat profesi diluar dari nilai nishab besar zakat profesi yang
ditetapkan berdasarkan gaji atau pendapatan.
Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini pemerintah dapat
memperoleh informasi relevan terkait dengan adanya wacana pemerintah
membuat kebijakan mewajibkan membayar zakat profesi pada tiap PNS di daerah.
Maka dari itu penulis memutuskan untuk menulis skripsi dengan judul
“Survei Willingness to Pay zakat profesi studi kasus : ASN Kota Tangerang
Selatan ”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah yang hendak
diteliti adalah terkait survei kesediaan membayar zakat profesi yang dapat
mempengaruhi keputusan Muzakki dalam membayar zakat profesi dan besarnya
zakat yang bersedia dikeluarkan.
19
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah datas maka pembatasan masalah yang
hendak diteliti dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Hanya pada PNS di daerah Tangerang selatan
2. Hanya pada PNS yang penerimaanya minimal UMR
3. Hanya pada PNS yang beragama Muslim
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan permasalahan
yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi Willingness to pay zakat
profesi
2. Berapa besaran nilai willingness to pay atau kesediaan membayar
zakat profesi terlepas dari haul dan nishab yang tekah ditetapkan?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti empiris terhadap hal – hal berikut:
1. Besaran nilai WTP zakat profesi
2. Variabel Religiusitas termasuk kedalam Teori of Planned Behavior
atau tidak
3. Survei faktor Wilingness to pay zaat profesi
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti empiris atas hal – hal berikut:
20
1. Kontribusi Teoritis
a. Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah, sebagai bahan
referensi untuk menambah ilmu pengetahuan terkait dengan
Zakat Profesi.
b. Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak –
pihak yang akan melaksanakan penelitian lebih lanjut
mengenai topik ini.
c. Penulis, sebagai sarana untuk menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai pengaruh faktor – faktor yang
diteliti terhadap keputusan membayar zakat profesi
2. Kontribusi Praktis
Pemerintah, sebagai pemegang kebijakan diharapkan dapat
dijadikan informasi untuk rujukan wacana adanya kewajiban
membayar zakat profesi bagi ASN di masa yang akan data.
21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Zakat
1. Teori Manajemen Zakat
Zakat adalah hak Allah berupa harta yang diberikan oleh seseorang ( yang
kaya ) kepada orang – orang fakir. Harta itu disebut dengan zakat karena
didalamnya terdapat penyucian jiwa, pengembangannya dengan kebaikan –
kebaikannya, dan harapan untuk mendapatkan berkah. Hal ini dikarenakan kata
zakat berasal dari kata az – zakkah yang berarti tumbuh suci dan berkah. Allah
SWT. Berfirman “ Ambillah zakat dari mereka guna membersihkan dan
menyucikan mereka” ( Q.S. At- Taubah: 103 )zakat merupakan salah satu dari
lima rukun islam. Karena nilainya yang sangat penting didalam agama Islam,
zakat sangat ditekankan di dalam Alquran. Ada 82 ayat yang menyandingkan kata
zakat dengan kata shalat.
1.1 Zakat Profesi
Pengertian dari zakat profesi adalah buah dari hasil kerja menguras
otak dan keringat yang dilakukan oleh setiap orang. Seperti gaji, upah, insentif
atau nama lainnya yang disamakan dengan profesi. Ruang lingkup kategori dari
zakat profesi berupa semua pendapatan yang dihasilkan dari gaji, upah,
honorarium dan sejenis pendapatan tersebut tidak merupakan suatu pengembalian
modal. (Arief Mufraini, 2006:6)
Pendapatan yang merupakan kategori zakat profesi adalah : (1 ) Gaji, upah,
honorarium dan nama lainnya yang disebut aktva income dari hasil pendapatan
tetap yang mempunyai kesamaan substansi yang dihasilkan oleh orang dari
sebuah unit perekonomian swasta maupun milik pemerintah, didalam sebuah
22
negara Islam terminologi pendapatan disebut dengan u,tiyat ( pemberian ). (2 )
Pendapatan yang dihasilkan dari kerja profesi tertentu ( pasif income ) seperti
dokter, akuntan, dan lain sebagainya. Pendapatan jenis ini dikenal di negara Islam
dengan sebuan mustafaad ( pendapatan tidak tetap ).
Dalam Fatwa MUI no. 3 tahun 2003 mengenai zakat penghasilam
menyatakan bahwa semua bentuk penghasilan wajib dan halal dikeluarkan
zakatnya dengan syarat telah mencapai nishab dalam satu tahun, yaitu senilai
dengan 85 gram emas. Berdasarkan dalam muktmar dalam yang dilaksanakan di
Syiria Damaskus pada tahun 1327 H / 1952 M telah disepakati bersama bahwa
Zakat profesi di qiyaskan dengan kategori aset wajib zakat keuangan yaitu 85
gram emas atau 200 dirham perak dan dengan syarat kepemilikannya telah
melalui kesempurnaan masa haul. Sedangkan untuk pendapatan nisab zakatnya
dapat di qiyas atau dianalogikan dengan zakat hasil perkebunan dan pertanian
yaitu 750 kg beras ( 5 sha) dari benih hasil pertanian dan dalam hal ini tidak di
syaratkan kepemilikan selama satu tahun. Hanya saja setelah keluarnya UU
Nomor 17 Tahun 2000 yang diberlakukan mulai Tahun 2001 tentang Perubahan
Ketiga atas UU Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Pasal 4 Ayat 3 ),
maka kewajiban membayar zakat dari penghasilan profesional jenis ini harus
dikalikan sebesar 2,5% sebagai tarif untuk setiap akhir masa haul. Hal tersebut
dikarenakan UU tersebut tidak secara jelas mendefinisikan penghasilan dari aset
wajib zakat yang dimaksud.
Zakat profesi menurut Yusuf Qardhawi pada studi disertasinya tahun
1960 adalah kata profesi memiliki arti pengetahuan, kepintaran, keahlian, dan
pengetahuan secara istilah profesi adalah pekerjaan atau usaha yang menghasilkan
23
uang atau kekayaan baik pekerjaan atau usaha itu dilakukan sendiri, tanpa
bergantung kepada orang lain, maupun bergantung kepada orang lain seperti
pemerintah, perusahaan swasta, maupun perorangan dengan memperoleh upah,
gaji, atau honorarium.
Penhasilan yang diperoleh dari kerja sendiri itu merupakan peghasilan
profesional murni,seperti penghasilan seorang dokter, insinyur, designer,advokat,
seniman, penjahit dan tenaga pengajar baik guru maupun dosen. Adapun hasil
yang diperoleh dari pekerjaan yang dilakukan dengan pihak lain adalah jenis –
jenis pekerjaan seperti pegawai, buruh, dan sejenisnya. Hasil kerja ini meliputi
upah dan gaji atau penghasilan – penghasilan tetap lainnya yang memiliki nishab.
Menurut Syekh Yusuf Qardhawi bahwa untuk seseorang membayar zakat profesi
tidak harus mencapai haul atau 1 tahun, karena tidak harus menunggu seluruh
upah terkumpul untuk menjadi kaya jika sudah mencapai nishab maka sudah
diwajibkan membayar zakat.
1.2. Presentasi Besarnya Zakat Profesi
Presentasi yang dikeluarkan dari hasil kerja profesi relatif, dengan
ketentuan sebagai berikut : (1) Untuk zakat pendapatan aktif volume presentase
zakat yang dikeluarkan adalah 2,5% dari sisa aset simpanan dan telah mencapai
nisab pada akhir masa haul., (2) untuk zakat pendapatan pasif dari hasil kerja
profesi presentase zakat yang dikeluarkan adalah 10% dari hasil total pendapatan
kotor atau 5%dari pendapatan bersih setelah dipotong pengeluaran untuk
kebutuhan primer di operasional ( Yusuf Qardhawi, 2011:12)
24
1.3 cara menghitung zakat profesi
Berikut adalah cara menghitung zakat profesi yang harus
dikeluarkan : (1) Pendapatan aktif, bagi seorang pekerja atau pegawai menerima
upah, dan kemudian menghitung seluruh upah yang dimiliki setelah mencapai
masa haul, maka apabila telah melampaui nisab, maka pekerja tersebut diwajibkan
mengeluarkan zakatnya. Apabila selama pegawai tersebut menyicil pengeluaran
zakatnya sebelum mencapai masa haul, sehingga tidak perlu lagi membayar zakat
setelah melewati haul agar tidak membayar zakat double., (2) Pendapatan pasif /
tidak tetap, pada perhitungan zakat jenis ini diambil dari pendapatan yang
dihasilkan dari kerja profesi keterampilan seperti penahit, arsitek, designer,
pengacara, dsb. Langkah yang diambil dalam menghitung adalah sebagai berikut :
(2.1) Tentukanlah pendapatan total dalam kurun waktu tertentu ( masa kerja,
musim, masa haul ) disesuaikan dengan karakter bidang profesi yang digarapnya.
Sementara yang terbaik untuk diukur adalah menurut batasan masa haul, (2.2)
Potonglah pendapatan tersebut dengan biaya operasional yang diperlukan untuk
usaha profesi tersebut, (2.3) Potonglah pendapatan tersebut dengan hutang, (2.4)
Potonglah potongan tersebut dengan kebutuhan primer sehari – hari yang
jumlahnya dengan besar atau kecilnya anggota keluarga (2.5) Apabila sisa
pendapatan tersebut sete;ah dipotong dengan keperlun – keperluan pada poin
sbelumya masih tetap melampaui nisab, maka wajib dikeluarkan zakatnya.( Aried
Mufraini, 2014: 81)
2. Teori Willingness to Pay
Adalah harga tertinggi seseorang konsumen yang rela dibayarkan
untuk mendapatkan suatu manfaat baik berupa barang atau jasa, serta menjadikan
25
tolak ukur seberapa besar calon konsumen menghargai barang dan jasa. (Amelia,
2016 : 22)
Willingness to pay merupakan harga maksimum dari suatu barang yang
ingin dibeli oleh konsumen pada waktu tertentu (Zhao dan Kling,2005:17).
Kesediaan membayar bisa diartikan sebagai kesediaan masyarakat untuk
menerima beban pembayaran sesuai dengan besarnya jumlah yang sudah
ditetapkan. Wilingness to pay penting adanya untuk melindungi konsumen dari
bahaya monooli perusahaan yang berkaitan dengan harga serta penyediaan produk
berkualitas ( Grece L, 2014: 23)
Beberapa indikator dalam mempengaruhi kesediaan membayar
menurut (Tamim Ofyar Z,1999: 34 ) yaitu
a. Pihak produsen, yaitu penjelasan mengenai produk
b. Pihak konsumen, yaitu pendapatan yang di hasilkan
c. Sarana dan prasarana
Adapun menurut teori Reasoned atau alasan mengenai tindakan seseorang
didasari oleh perilaku, pengetahuan, sikap dan norma subjektif atau motivasi
mempengaruhi intensitas kesediaan membayar menurut ( Murugadas Ramdaz
2006:24)
Sedangkan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Dwi Poetra
dkk, 2018: 6) faktor kesediaan atau Willingness to pay zakat di Jakarta
dipengaruhi oleh 6 variabel yaitu pengetahuan, sikap, religiusitas, motivasi,
pendapatan, bunga, dan zakat.
Pada penelitian sebelumnya dalam Willingness to Pay perbaikan Kualitas
pelayanan kereta api (Hardiyani,2015: 7) variabel demografi berupa tingkat
26
pendidikan, pendapatan, kepemilikan jumlah tanggungan keluarga mempengaruhi
keputusan seseorang bersedia membayar, dalam studi tersebut menggunakan alat
analisis Contingnet Valuation Metod yaitu metode survei dengan menanyakan
tentang nilai harga dari penduduk terhadap komoditas yang tidka memiliki pasar.
Dalam penelitian The theory of Planned Behavior in Predicting Willingness
to Pay for Abatement Forest Regeneration Finlandia ( Eija Poutadkk, 2010: 20)
pengaruh kesediaan membayar seseorang dipengaruhi oleh environtment attitudes,
theory of planned behavior, and multiple use of forestry.
Sedangkan dilain sisi penelitian yang dilakukan di Kenya dengan judul
penelitian Willingness to pay for improves energy : evidence from Kenya. yang
mempengaruhi kesediaan membayar atau WTP adalah pendapatan, pendidikan,
jenis kelamin, harga barang atau komoditi, lokasi atau demografi.
2.1. Perhitungan CVM
Konsep Contingent Valuaion Method merupakan metode tekhnik survei
yang digunakan untuk menyatakan penduduk tentang nilai atau harga yang
mereka berikan terhadap komoditi yang tersedia di lingkungan. CVM
merupakan salah satu valuasi ekonomi lingkungan, dimana valuasi lingkungan
ini bertujuan untuk memberikan nilai ekonomi pada lingkungan dan sumber
daya. Nilai ekonomi yang dimaksud adalah pengukuran jumlah maksimum
seseorang yang ingin memperoleh suatu barang atau jasa untuk memperoleh
barang dan jasa lainnya
Secara tekhnis, pendekatan CVM dibedakan menjadi dua cara
yaitu, yang pertama adalah dengan menggunakan tekhnik eksperimental
yang kedua adalah tekhnik survei. ( Manurung,2008:9)
27
Untuk mendapatkan nilai WTP maksimum, dapat dilakukan dengan
berbagai cara yaitu:
a. Bidding games. Responden diberi pertanyaan secara berulang
mengenai jumlah pembayaran tertentu. Jumlah pembayaran
dibatasi dengan nilai tertinggi dan terendah dari nilai WTP
b. Closed – Ended referendum. Responden diberi nilai dalam
bentuk rupiah, baik kepada responden yang setuju ataupun yang
tidak setuju
c. Payment Card. Menanyakan suau kisaran nilai yang disajikan
pada sebuah kartu kepada responden
d. Open – ended Question. Responden diberi pertanyaan
mengenai WTP maksimum yang bersedia di bayarkan. Dengan
catatan tidka adanya nilai tawaran lain yang diberikan, sehingga
responden diberikan. Sehingga responden diberikan kebebasan
untuk menyatakan nilai yang ingin dibayarkan.
Menghitung nilai rata – rata WTP ( Michael Hanemann, 2001:42)
Menghitung nilai WTP dihitung dengan cara sebagai berikut yaitu
dihitung mencari nilai rata – rata atau mean
Keterangan :
EWTP = Dugaan rata – rata nilai WTP
Wi = Nilai WTP ke i
N = jumlah Responden
i = responden ke I yang bersedia membayar
28
3. Teori Planned Behavior
Dalam Theory of Planned Behavior dijelaskan bahwa perilaku
yang ditimbulkan oleh individu muncul karena adanya niat untuk berperilaku.
Sedangkan munculnya niat untuk berperilaku ditentukan oleh tiga faktor (
Mustikasari,2007: ), yaitu: ( 1) Behavior Beliefs, yaitu keyakinan individu
akan hasil dari suatu perilaku dan evaluasi atas hasil tersebut, (2) Normative
Beliefs, yaitu keyakinan tentang harapan normatif orang lain dan motivasi
untuk memenuhi harapan tersebut, (3) Control Beliefs , yaitu keyakinan
tentang keberadaan hal – hal yang mendukung atau menghambat perilaku
yang akan ditampilkan dan presepsinya tentang seberapa kuat hal – hal yang
mendukung dan menghambat perilakunya tersebut.
(Acek Izen, 1991: 4) Teori Planned Behavior terdiri dari Attitude,
Behaviour, Subjective norms dimana kesemua variabel tersebut merupakan
variabel psikologis. Teori perilaku terencana atau TPB merupakan
pengembangan dari teori perilaku beralasan atau Theory of Reasoned and
Action). Faktor utama dari suatu perilaku yang ditampilkan individu adalah
intensi untuk menampilkan perilaku tertentu ( Ajzen, 1991 : 2). Terdapat tiga
faktor utama dari suatu perilaku yang ditampilkan individu adalah intensi
untuk menampilkan perilaku, yaitu sikap terhadap suatu perilaku ( Attitude
toward the behavior), noma subjektif tentang suatu perilaku ( subjective
norms), dan kontrol perilaku presepsi (perceived behavioral control ). (Ajzen,
2005: 18).
Keyakinan yang menonjol ini dapat dibedakan menjadi yang
pertama behavior beilef yaitu keyakinan individu akan hasil suatu perilaku
dan evaluasi atas hasil tersebut. Behavior belief yaitu keyakinan individu
29
akan hasil suatu perilaku dan evaluasi atas hasil tersebut. Behavior beilef akan
mempengaruhi sikap terhadap perilaku ( attitude toward behavior). Kedua
adalah normative belief yaitu mengenai kesetujuan dan ata ketidak setujuan
yang berasal dari referen atau orang dan kelompok yang be :rpengaruh bagi
individu ( Significant others). Ketiga adalah control belief yaitu keyakinan
individu tentang keberadaan hal – hal yang mendukung atau menghambat
perilakunya dan presepsinya tentang seberapa kuat hal – hal tersebut
mempengaruhi perilakunya. Control belief membentuk variabel „presepsi
kontrol keperilakuan ( perceived behavioral control ).
Dalam TPB , attitude, subjective nnorms, dan perceived behavioral
control ditentukan melalui keyakina – keyakinan utama. Determinan suatu
perilaku merupakan hasil dari penilaian keyakinan – keyakinan dari individu.
Dalam penelitian yang dilakukan attitude, subjective nnorms, dan
perceived behavioral control terdapat hubungannya dengan Willingness to
pay sehingga intensitas diperjelas dengan intensitas kesediaan membayar atau
Willingness to pay sehingga terdapat korelasi antara Willingness to pay dan
teori TPB ( „Murugadas Ramdas, 2014:2).
Gambar 2.1 : Theory of Planned Behavior dan willingness to pay
Didalam gambar 2.1 dijelaskan bahwa ketiga variabel tersebut
menjelaskan teori kesediaan atau Willigness to pay ( Katrin Bernath, 2007 :4).
Attitude
Willingness to Pay
Behavioral
Subjective
norms
30
Dalam penelitian sebelumnya teori TPB yang terdiri dari tiga variabel
menjelaskan adanya potensi untuk menjabarkan kesediaan membayar
seseorang dengan survei Contingent Valuation Method atau nilai CVM. TPB
sebagai prediksi psikologis menjelaskan kesediaan orang untuk membayar
daam barang non ekonomi ( Kathrin Bernath, 2007 : 4 )
4. Teori Attitude
Attitude adalah gambaran evaluasi, persaan dan kecenderungan yang
konsisten atas suka atau tidak sukanya seseorang terhadap objek atau ide ( Kotler
dan Amstrong, 2001 : 6).
Menurut Schiffman dan Kanuk (2008:248) sikap merupakan
kecenderungan yang dipelajari untuk berperilaku dengan cara yang tetap
menyenangkan atau tidak mennyenangkan terhadap suatu objek tertentu. Ada
empat kategori besar model sikap yang sudah mendapa perhatian. Salah satunya
modelsikap tiga komponen yang terdiri dari bagian, yaitu kognitif meliputi
pengetahuan dan keyakinan mengenai berbagai produk dan jasa. Komponen
afektif memfokuskan pada emosi atau perasaan konsumen terhadap produk atau
jasa tertentu. Komponen konatif yang berhubungan dengan kemungkinan
konsumen akan bertindak dengan cara tertentu.
5. Teori Subjective Norms
Subjective norms adalah presepsi tekanan sosial seseorang untuk
memenuhi harapan orang lain agar melakukan atau tidak melakukan suatu
perilaku ( Azjen, 2001 : 5). Subjective norms mencerminkan presepsi agar
konsumen melakukan sesuatu yang sesuai dengan harapan orang lain untuk
31
melakukan sesuatu, presepsi tersebut akan memotivasi konsumen untuk
memenuhi harapan orang lain.
Menurut Fishbien dan Ajzen, 2005 : 6) Subjective norms ditentukan
oleh dua faktor atau terdiri dari dua dimensi :
a. Keyakinan normatif
Presepsi atau keyakinan terkait dengan harapan – harapan
yang berasal dari referen atau orang – orang dan kelompok yang
berpengaruh bagi individu.
b. Motivasi untuk memenuhi
Motivasi untuk memenuhi harapan tersebut. Oleh karena itu
norma subjektif dapat dilohat sebagai dinamika antara dorongan –
dorongan yang dipresepsikan individu dari orang – orang
disekitarnya.
6. Perceived Behavioral Control ( Behavior)
Presepsi kontrol perilaku ( perceived behavioral control ) mengacu
pada presepsi seseorang terhadap kemampuan diri sendiri ( Self efiacy ) yang
dimilikinya untuk meakukan suatu perilaku ( Ajzen, 2005 : 5 ). Menurut
Bonne et al (2007 : 48) menggambarkan presepsi kontrol perilaku sebagai
presepsi individu atas kemampuan untuk mengendalikan perilaku mereka.
Ajzen ( 2001 : 5) mendefinisikan presepsi kontrol perilaku sebagai
presesi yang dirasakan seseorang terhadap kemampuannya untuk terlibat
dalam perilaku yang memiliki dua faktor :
a. Perceived power, presepsi mengenai kekuatan yang dimiliki
individu dalam melakukan kontrol atas suatu perilaku
32
b. ‟control beileve ,, seberapa yakin individu akan kemampuan
untu melakukan atua tidak suatu perilaku.
Dengan kata lain kontrol perilaku menunjuk seberapa jauh seseorang
dalam melakukan atau tidaknya suatu perilaku berada di bawah kontrol
individu yang bersangkutan berdasarkan dari pengalaman masa lalu. (
Ajzen, 2005 : 5).
7. Teori Religiousity
Religiousity berasal dari bahasa latin “relegare” yang artinya
mengikat. Menurut Harun Nasution ( 1985 : 6) agama memiliki arti
ikatan – ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi oleh manusia. Agama
merupakan sumber dalam kehidupan dalam bermasyarakat tercermin
dalam sikap individu maupun masyarakat ( Fam et al, 2004 : 7).
Menurut Delener ( 1994 : 6) religiusitas adalah penghayatan dan
pengamalan individu terhadap keercayaan yang dianutnya dan
merupakansalah satu aspek budaya terpenting yang mempengaruhi
perilaku konsumen. Sudah diyakini bahwa agama memiliki peran penting
salah satunya dalam hal ini perilaku konsumsi teruang dalam Theory of
Planned Behavior dan pengaruhnya terhadap intensitas membayar atau
WTP.
Dimensi dalam religiusitas yang dikaitkan dengan prespektif Islam
adalah sebagai berikut ( Ancok, 2011 : 7 )
a. Dimensi keyakinan atau aqidah Islam menyatakan beberapa
tingkat keyakinan muslim terhadap kebenaran ajaran – ajaran
agamanya. Terutama bersifat fundamental dan
33
dogmastik.Dimensi ini menyangkut keimanan terhadap Allah,
para malaikat, Nabi/ Rasul, kitab – kitab Allah. Surga dan neraka
serta Qadha dan Qadar.
b. Dimensi peribadatan ( praktek agama ) „atau syariah
menyatakan seberapa tingkat kepatuhan muslim dalam
menjalankan syariat san kegiatan ritual keagamaan( ibadah )
sebagaimana ditetapkan oleh agamanya. Dimensi ini menyangkut
tentang pelaksanaan shalat puasa, zakat, haji, membaca Al –
Quran, zikir.
c. Dimensi pengalaman atau penghayatan meliputi keyakinan,
pengamalan, dan peribadatan. Dimensi yang menyatakan
seberapa jauh tingkat musim dalam merasakan dan menglami
perasaan – perasaan dan pengalaman – pengalaman religius.
Dimensi ini terwujud dalam perasaa dekat dengan Allah, merasa
tergetar ketika mendengar adzan atau ayat – ayat Allah.
d. Dimensi pengamalan atau akhlak menyatakan seberapa tingkatan
ajaran – ajaran agamanya memotivasi muslim berperilaku, yaitu
bagaimana individu berhubungan dengan dunianya, terutama
denga sesama manusia. Dimensi ini meliputi perilaku tolong –
menolong, kerjasama, menegakan keadilan dan kebenaran
e. Dimens pengetahuan atau ilm menyatakan seberapa tingkat
pengetahuan dan pemahaman muslim terhadap ajaran – ajaran
agamanya, terutama mengenai ajaran – ajarna pook adama dalam
kitab sucinya.
34
8. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian terdahulu
No Nama Peneliti Judul Metode Analisis Hasil Penelitian
1
Khan Md.
Razuddin
dan Sridar
Vaithianthan
2017
A fresh look at
understanding
green consumers
behavior among
young urban
indian
consumers
through the lens
of theory of
planned
behavior
PLS – SEM
Pengaruh dari sikap,
presepsi, norma
subjektif,terhadap
perilaku konsumen
2
Maisarah
Syazwani
Othman
(2011)
Zakah
compliance
intention
behavior on
employment
income among
state
government
servants in
Kelantan
Analisis regresi
berganda
sikap memiliki
pengaruh terhadap
minat kepatuhan
berzakat
3
Yasmeen Al
Balushi dan
Prof. Stuart
Locke dan
Dr, Zakaria
Boulanoar
2017
Islamic
Financial
Decision making
– among SMEs
in the Sultanate
of Oman: An
Adaptation of
theory of
Planned
Behavior
Multiple
regression
Sikap, norma
subjektif, presepsi,
religiusitas,
kesadaran,
berpengaruh terhadap
intensitas
menggunakan produk
keuangan islam
4
Helen Hoka
Osiolo
(2017)
Willingness to
pay for
improved energy
: evidence frim
Kenya
CVM
Besarnya Nilai WTP
US $ 355,92
perbulan, dengan
variabel pendidikan,
pendapatan, jenis
kelamin, lokasi atau
demografi biaya
mempengaruhi
35
kesediaan membayar
5
Hanudin
Amin, Abdul
Rahim Abdul
Rahman, dan
Dzuljasri
Abdul Razak
( 2014 )
Theory Islamic
Consumer An
Empirical Study
pf consumer
behaviour of
Islamic mortage
in Malaysia
SMART PLS
Sikap berperan
penting dalam niat
atau perilaku untuk
melakukan
pembiayaan
perumahan
6
Frode
Alfenes, Atle
G.
Gutteormsen,
D.kk.
Consumers
Willingness to
pay for the
colour of
Salmon
CVM dan Logit
model
Informasi, sikap
mempengaruhi
konsumen memilih
7
Bai – Chen
Xie „dan Wei
Zhao
Willingness to
pay for green
electricity in
Tianjin, China:
Based on the
Cpntingent
Valuation
Method
CVM dan Logit
Faktor yang
mempengaruhi WTP
yaitu adanya
regenerasi dan
lkepercayaan ,
Behavior ,
pendidikan, riwayat
penggunaan dengan
nilai WTP CNY
32,63 perbulan
8
Frod Alenes,
Atle,
Guttorsmen,
Gro Steinne
dan Kari
Kolstad
Consumers
Willingness to
pay for the color
of salmon choice
experiment with
real economic
incentives
Logit
ekonometrik
Gender, age,income,
education influence
wtp
36
9
Muraga
Ramdas dan
Badaruddin
Mohammed
(2014)
Impact of
Tourism on
environmental
atrributes,
environmental
literacy and
Willingness to
pay: A
conceptual and
theoritical
revirew
Kualitatif dan
deskriptif
Menggunakan Theory
Reaction of Action
and Random Utility
Theory dan Theory
Behavioral
10 Icek Zjen
The Theory of
Planned
Behavior
Analissi
Deskriptif
Behavior, Attitude,
Subjective norms
sebagai pembentuk
Intensitas
11
Eija Pouta
dan Mika
Rekola
iThe Theory of
Planned
Behavior in
Prediction
Willingness to
Pay for
Abetment of
Forest
Regeneration
CVM
Attitudes, Behaviorl,
Subjective norms
predict considering
WTP
12
Pancawati
Hardiningsih
2011
Faktor – faktor
yang
mempengaruhi
kemauan
membayar pajak
Convenience
random sampling
Variabel sikap
berpengaruh
signifikan terhadap
kemauan membayar
pajak
37
13
Sevda Birdir,
Ozlem Unal,
Kemal
Birdir, Allan
T. W. ( 2013
)
Willingness to
pay as an
economic
instrument
management :
case from
Mesin, Turkey
CVM dan regresi
Variabel gerografiis (
gender, tingkat
pendapatan, presepsi
pantai )
14
Harun
Tanvermis
(1998)
Willingness to
pay and
willingness to
accept measure
in Turkey: May
WTP and WTA
be indicators to
share the
environmenta;
damage burdens
: case study
CVM dan regresi
Nilai WTP sebesar 2
3 kali 4 kali lebih besr
dibanding nilai yang
ditetapkan, variabel
kebutuhan rumah
tangga, pendaoatan
dan tingkat pekerjaan
15
Eza Ellany
Abduo
Latief, Mohd
Rizal Palil
Factors
analayse of
influencing
paying zakah
income in
Malaysia
Deskritif dan
analisis faktor
denagn SPSS
Hasilnya faktor
religiusitas dan faktor
pembayaran cukai
mempenagaruhi orang
memayar zakat
pendapatan
B. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan fondasi dimana seluruh proyek
penelitian didasarkan. Kerangka pemikiran adalah jaringan asosiasi anar variabel
yang disusun, dijelaskan dan dielaborasi secara logis yang dianggap relevan pada
situasi masalah serta diidentifikasi melalui proses seperti wawancara, pengamatan
dan survei iterattur. Aplikasi yang digunakan untuk mengolah data dalam
38
penelitian ini menggunakan SmartPLS 3.0. pengujian pertama yang diakukan
adalah uji kualitas data, yang terdiri dari uji validitas dan uji realibilitas.
Selanjutnya dilakukan uji analisis jalur atau path analaysis yang bertujuan untuk
mengabalisis hubungan sebab – akibat yang terjadi jika melalui beberapa proses
pengujian, konstelasi hubungan antar variabel tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut:
39
Gambar 2.2 : Kerangka Pemikiran dalam Penelitian
Survei Willingness to Pay Zakat Profesi
Teori Planned Behavior
Teori Willingness to Pay
Attitude Subjective
Norms Behavior Religiusitas
Willingness to pay Zakat
Profesi
Model pengukuran ( Outer Model )
1. Convergent Vaidity
2. Discriminan Validity
3. Reliability
Struktural Model ( InnerModel ):
1. R²
2. q²
3. Godness of Fit
Hipotesis
1. T- Statistik
2. R² Adjusted
40
c. Hipotesis
Berdasarkan kernagka pemikiran sebelumnya , maka dapat
dirumuskan suatu hipotesis yang merupakan dugaan sementara dalam
menguji suatu penelitian yaitu :
1. Hubungan antara Attitude ( X1 ) dan Kesediaan membayar atau
Willingness to pay ( Y )
H01 : Attitude ( X1 ) sebagai faktor dari kesediaan membayar
atau
WTP ( Y)
Ha1 : Attitude ( X1 ) tidak sebagai faktor dari kesediaan
membayar atau WTP ( Y)
2. Hubungan antara Subjectve Norms ( X2) dengan Kesediaan membayar
atau WTP ( Y )
H02 : Subjective Norms ( X2) sebagai faktor dari kesediaan
membayar atau WTP ( Y )
Ha2 : Subjective Norms ( X2) bukan sebagai faktor dari
kesediaan
membayar atau WTP ( Y )
3. Hubungan antara Behavioral ( X3) dengan kesediaan membayar atau
WTP ( Y )
H03 : Behavioral ( X3) sebagai faktor dari kesediaan membayar
atau WTP ( Y )
Ha3 : Behavioral ( X3) bukan sebagai faktor dari kesediaan
membayar atau WTP ( Y )
41
4. Hubungan Religiousity ( X4) dengn kesediaan membayar atau WTP (
Y)
H04 : Religiousity ( X4) sebagai faktor dari kesediaan membayar
atau WTP ( Y)
Ha4 : Religiousity ( X4) bukan sebagai faktor dari kesediaan
membayar atau WTP ( Y )
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini di lakukan di Penelitian ini membahas survei faktor
kesediaan PNS Kota Tangerang Selatan membayar atau Willingness to
Pay zakat profesi. Dalam penelitian kali ini berfokus pada , sikap,
perilaku, norma, regulasi, dan religiusitas sebagai variabel laten eksogen.,
sedangkan kesediaan sebagai variabel laten endogen. Pendekatan yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif , karena data
yang diperoleh diwujudkan dalam bentuk angka mulai dari pengumpulan
data, penafsiran data, serta penampilan hasil penelitian. Penilitian ini
dilakukan kepada PNS di Kota Tangerang Selatan dengan cara
memberikan kuisioner secara langsung menggunakan kertas
B. Populasi dan Metode Penentuan Sampel
Setelah peneliti menentukan ruang lingkup penelitian, langkah
selanjutnya adalah menentukan sampel. populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya ( Sugiono, 2015: 13 ) Dari pendapat
tersebut penulis menjadikan salah satu bahan acuan untuk menentukan
populasi. Populasi yang akan digunakan sebagai penelitian adalah PNS di
wilayah Tangerang Selatan. Tercatat pada tahun 2015 jumlah PNS di Kota
Tangerang Selatan berjumlah 5.242 orang ( Tangselkota.bps.go.id).
43
Menurut ( Sugiono, 2015: 6) sampel merupakan bagian dari julah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam suatu
penelitian, bila populasi besar, peneliti tidak perlu meneliti semua individu
dalam populasi karena akan memerlukan banyak biaya, tenaga dan waktu.
Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan terhadap sampel dan
kesimpulannya akan dapat diberikan untuk populasi. Pada penelitian ini
tekhnik dengan, bilangan sampel sumber data dengan pertimbangan
tertentu ( Sugiyono, 2015 : 6). Sampel yang akan diambil dari populasi
adalah PNS di Kota Tangerang Selatan dengan kualifikasi:
1. Merupakan PNS dengan an honor minimal UMR atau Rp
3.500.000,00 yang muslim
Rumus pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah rumus Slovin ( Umar, 2011:23) yaitu :
n = N/(1+N(e)²)
Keterangan :
N = Jumlah Sampel
N = Populasi
E = presentase kelonggaran ketifak telitian ( 10%)
n = N/(1+N(e)²)
= 5.242/(1+5242(0,1)²)
= 5.242/52,42
n = 98,975
44
n = 98,975 = 100
jadi diketahui berdasarkan perhitungan utuk mengetahui ukuran
sampel dengan tingkat kesalahan 10% adalah sebanyak 100 responden
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini digunakan 2 jenis data yaitu, :
1. Data Primer
Meurut Sugiyono (2015 : 6 ) data primer adalah data asli yang
dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab masalah penelitian secara
khusus. Dalam penelitian pemasaran, data primer diperoleh secara
langsung dari sumbernya. Dalam hal ini, peneliti melakukan
pengumpulan data menggunakan kuisioner „kepada responden.
Kuisioner merupakan tekhnik pegambilan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya ( Sugiyono, 2013 : 6). Dalam penelitian
ini menggunakan kuisoner terttutup yaitu kuisioner dengan jawaban
yag sudah disediakan oleh peneliti sehingga responden tinggal
memilih.
2. Data Sekunder
Menurut Sugiyono ( 2015 : 6) data sekunder adalah data yang
diperoleh dari tangan kedua, artinya data yang tidak diperoleh secara
langsung dari sumbernya, bisa berupa dari buku, jurnal, artikel, badan
statistik, dsb. Dalam penelitian kali ini menggunakan data dari buku,
jurnal dan penelitian terdahulu.
45
D. Operasional Variabel Penelitian
variabel penelitian adalah semua berbentuk apa saja yang ditetpkan
oleh penelitia untuk dielajari sehingga diperoleh informasi mengenai hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya ( Sugiyono, 2015 : 6). Seluruh
variabel dalam penelitian ini akan diukur menggunakan indikator –
indikator tertentu dan selanjutnya akan dijabarkan dalam bentuk
pertanyaan. Pengukuran variabel kali ini menggunakan skala likert atau
ordinal yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapatan
dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (
Sugiyono, 2015: 6) skala yang digunakan adalah 1 – 5 untuk menghindari
pemilihan netral dan mengurangi bias ( Suryani dan Hendrayadi , 2012 : 3)
Tabel 3.1 skala likert
sangat tidak
setuju
Tidak setuju netral Setuju Sangat
setuju
1 2 3 4 5
Sebelum menyebar kuisioner telah dilakukan uji coba instrumen
sebanyak 50 responden dan ditemukan 1 variabel yang tidak valid yaitu
variabel sosial demografi, maka dari itu penulis menghapus variabel sosial
demografi
1. Nilai WTP ( Y)
Willingness to Pay (WTP) pada dasarnyaa adalah presepsi dari
biaya dan besarnya harga dari seseorang individu dan intensitas
komitmen untuk adanya suatu perubahan atau perbaikan. WTP juga
46
bisa diartikan sebagai suatu pengukuran yang menggindikasikan
tendensitas perilaku keuangan terhadap adanya suatu perubahan dan
peningkatan kualitas. (Corrigan J.R.Killing, 2003 : 9)
Terdapat dua dasar pendekatan teori yang ada untuk membuat
estimasi dari nilai WTP. Yang pertama adalah pertanyaan “langsung”,
secara mudah menanyakan kepada individu seberapa banyak atau
berapa kesediaan yang mereka ingin bayar terhadap suatu barang, yang
kedua adalah pendekatan “tidak langsung” menggunakan data yang
bersifat deskriptif penjelasan mengenai produk (Dale
Whittington,1990 : 7).
Variabel dependen nya adalah nilai dari WTP yang ditawarkan,
dalam hal ini agara dapat mengetahui perubahan dan pengaruh dari
variabel TPB ( Theory Planned Behavior ) terhadap perubahan nilai
WTP. Dalam pengisian WTP digunakan instrumen close ended
question yang akan digunakan sebagai instrumen pada kuisioner dan
payment card untuk mengukur perubahan grafik nilai WTP yang
dipengaruhi oleh Variabel TPB (Katrin Bernath,2007 : 8)
Yang akan dimasukan kedalam instrumen berupa pertanyaan :1)
anda sudah membaca instruksi pengisian kuisioener WTP dan
mengerti; 2) anda bersedia membayar sessuai dengan harga yang
diterapkan (Rp 93.700/ besarnya zakat profesi perbulan;3) responden
bersedia membayar lebih dari yang ditetapkan; 4) responden tidak
bersedia membayar lebih dari harga produk. Dan disesuaikan dengan
topik penelitian dimana semua pertanyaan diukur dengna
47
menggunakan skala ordinal (likert), 1 sampai 5. Jawaban yang
didapatkan dibuat skor yaitu: nilai ( 1) sangat tidak setuju, (2) tidak
setuju, (3)netral, dan (4) setuju, (5) sangat setuju
2. Attitude (X2)
Dalam analisis TPB, sikap atau attitude adalah tujuan dari
perilaku. Ini mengartikan bahwa sikap terhadap perilaku adalah
sebagai bentuk interpretasi dan kelanjutan dari sebuah perilaku
individu yang baik maupun yang tidak baik dalam suatu pekerjaan
(Khan Md. Raziuddin, 2018 : 11). Dalam konteks pengaruh dari WTP
terhadap TPB telah dilakukan pada penelitian sebelumnya dan
tersignifikasi dan sebagai interpretasi dari perilaku ( Ajzen dan Driver,
1992:15) terdapat empat instrumen instrumen penting dalam
pengukuran sikap yaitu: 1) seberapa penting objek yang diteliti; 2)
responden harus bersedia membayar objek yang diteliti;3) responden
mengeri bahwa objek yang harus dibayar sesuai dengan subjek yang
bertanggung jawab; 4) menghargai atas pilihan dari suatu objek dan
disesuaikan dengan topik penelitian dimana semua pertanyaan diukur
dengna menggunakan skala ordinal (likert), 1 sampai 5. Jawaban yang
didapatkan dibuat skor yaitu: nilai ( 1) sangat tidak setuju, (2) tidak
setuju, (3)netral, dan (4) setuju, (5) sangat setuju
3. Subjective Norms ( X3 )
norma subjektif di artikan sebagai penilaian indivisu terhadap
preferensi pada perilaku ( Werner, 2004:16) . subjektif norms juga
48
didefinisikan presepsi seseorang apakah lingkungan sosial masyarakat
secara dekat berhubungan dengan mereka, berfikir baik dan buruk
seseorang terhadap perilaku. Dimensi yang ada adalah mempunyai
efek langsung terhadap norma subjektif yaitu motivasi terselubung
yang memenuhi perilaku( Pouta, Attitude behavior framework , 2003 :
14) norma subjektif mencerminkan presepsi agar konsumen
melakukan sesuatu sesuai dengan harapan orang lain. disesuaikan
dengan topuk penelitian dimana semua pertanyaan diukur dengan
menggunakan skala ordinal (Likert), 1 sampai 4 Jawaban yang
didapatkan dibuat skor yaitu: ( 1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju,
(3)netral, dan (4) setuju, (5) sangat setuju
4. Perceived behavioral control (X5)
Perceived behavioral control adalah seberapa pentig individu
memilih menggunakan perasaan dan suka atau tidak sukadan
melakukan tindakan dan penialain mengenai seberapa baik sebuah
objek terdapa situasi ( Bandura,1992 : 6, dikutip dalam The Theory of
Planed Behavior oleh Icek Ajze, 1991 : 18) Dan disesuaikan dengan
topuk penelitian dimana semua pertanyaan diukur dengan
menggunakan skala ordinal (Likert), 1 sampai 4. Jawaban ya ng
didapatkan dibuat skor yaitu: ( 1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju,
(3)netral, dan (4) setuju, (5) sangat setuju
5. Religiousity (X4)
Religiusitas merupakan ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi
oleh manusia. Agama dan sikap individu menurut masyarakat ( Fam et
49
al, 2004: 7) . dalam kehidupan individu, agama berfungsi sebagai suatu
nilai yang memuat norma – norma tertentu dan membentuk sistem
nilai pada diri individu tersebut ( Jalaluddin, 2010: 10). Dan
disesuaikan dengan topuk penelitian dimana semua pertanyaan diukur
dengan menggunakan skala ordinal (Likert), 1 sampai 5. Jawaban yang
didapatkan dibuat skor yaitu : ( 1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju,
(3)netral, dan (4) setuju, (5) sangat setuju
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
1 Dimensi WTP
pengertian
willingness to pay atau kesediaan membayar
adalah kesediaan individu untuk membayar
terhadap suatu kondisi lingkungan atau penilaian
terhadap sumberdaya alam dan jasa alami dalam
rangka memperbaiki kualitas lingkungan. Dalam
WTP dihitung seberapa jauh kemampuan setiap
individu secara agregat untuk membayar atau
mengeluarkan uang dalam rangka memperbaiki
kondisi lingkungan
Likert 1-5
referensi
Katrin Bernath dan Anna Roschewitz, Recreational
benefits of Urban Forest : Explaining visitors,
wilingness to pay in the context of the theory of
planned behavior, Switzerland 2007
dimensi
Yusuf Qardhawi Fiqih al zakkh, studi zakat profesi
penerapan nishab zakat, dan The theory of planned
behavior in wilingness to pay for abatemen forest
regeneration, Eija Pouta, University of Helinski
Finland
A1 sudah mengetahui skema pengisian WTP dan
memahami
A2 Bersedia membayar objek sesuai harga yang
ditetapkan
A3 bersedia membayar objek lebih dari harga yang
ditetapkan
50
A4 bersedia membayar objek kurang dari harga yang
ditetapkan
2 Dimensi Attitude ( Sikap )
pengertian
sikap adalah konsep yang paling khusus dan saat
penting untuk memahami konsumen, dan
merupakan penilaian terhadap suatu objek dan cara
merasakan sesuatu
Likert 1-5
referensi
Impact of Tourism 'on environmetal attributes,
environmental literacy and willingness to pay : A
conceptual and theoritical review, Penang Jaya
Malaysia : 2014
Dimensi
On environmental concearn Willingness to pay and
postmaterialist values, environtment and Behavior,
Europe Union ( 2002)
A5 kognitif ( permasalahan atau kasus yang dihadapi)
A6 Respons emosional
A7 tujuan
3 dimensi Subjective Norm ( Norma Subjektif )
pengertian
penilaian individu terhadap perilaku dan seberapa
dekat lingkungan sosial memengaruhi perilaku
Likert 1-5
referensi
Recreational benefits of Urban Forest : Explaining
Visitors Willingness to pay in the context of theory
of Planned Behavior, Swiss Federal Research
Institute Switezrland 2007
dimensi
Ajzen Peterson, 1992 . The Theory of Planned
Behavior. Organization Behavior and Human
Decision Process 50, 179 - 211
A8 lingkungan teman dan keluarga harus membayar
A9
pengaruh lingkungan tetangga dan orang - orang
cakupan luas
4 dimensi Perceived Behavioral Control
pengertian
presepsi adalah proses yang timbul karena adanya
sensasi, yaitu aktivitas merasakan penyebab
keadaan emosi yang menggembirakan. Atau
tanggapan terhadap suatu objek
Likert 1-5
referensi Ajzen Icek, 1991 The theory of Planned Behavior,
University of Massachussets adt Amrerst
dimensi Ajzen Icek, 1991 The theory of Planned Behavior,
University of Massachussets adt Amrerst
A10 Pengalaman
A11 pengetahuan
51
5 dimensi Sosial ekonomi Demografi
pengertian
adalah persebaran teritorial dan komposisi
penduduk serta perubahannya dan sebab - sebab
perubahan, yang biasanya timbul karena fertilitas,
moralitas
referensi Estimating the Willingness to pay for Benefit of
AES using the Contingent Valuation Method
dimensi
Estimating the supply of environmental benefits by
agriculture: A fench casestudy, Enviromental and
resourche economics
A12 Level pendidikan
A13 Jumlah anggota keluarga
A14 pendapatan
A15 umur
Tabel 3.2
Operasional Penelitian 2
NO VARIABEL ITEM INDIKATOR SKALA
1 WTP( Y)
Y_1 bersedia membayar zakat profesi
Likert 1 - 5
Y_2 membayar zakat profesi tanpa paksaan
Y_3 bersedia membayar zakat sesuai dengan nishab yang ditentukan
Y_ 4 bersedia membayar zakat profesi dari potongan pendaoatan
y_5 Tidak ragu dalam membayar zakat profesi
2 Attitude ( X 1 )
S_1 Membayar zakat profesi memberikan dampak positif
Likert 1 - 5
S_2 suka membayar zakat profesi
S_3 membayar zakat profesi memberikan manfaat
S_4 memberikan kesan baik bagi kehiidupan
S_5 menghargai adanya kewajiban membayar zakat profesi
52
NO VARIABEL ITEM INDIKATOR SKALA
S_6 tidak berfikir dua kali membayar zakat profesi
S_7 memahami tujuan kepada siapa membayar zakat profesi
3 Subjective norms (X2)
NS_1 Berhati - hati agar jangan lupa membayar zakat profesi
Likert 1 - 5
NS_2 keluarga memberi masukan pentingnya membayar
NS_3 memberikan dorongan dari keluarga
NS_4 teman membayar zakat profesi
NS_5 teman terdekat memberikan saran
NS_6 adanya faktor luar mempengaruhi membayar zakat contoh regulasi
NS_7 adanya pengaruh regulasi ikut mempengaruhi membayar zakat profesi
NS_8 memotivasi dan saran dari teman dan orang terdekat
4 Behavioral (X3)
B_1 Tidak ada keraguan dalam membayar zakat profesi
Likert 1 – 5
B_2 adanya pengetahuan yang dimiliki
B_3 pengetahuan kewajiban membayar
B_4 yakin dalam membayar zakat profesi
B_5 memiliki pengetahuan bahwa membayar zakat profesi merupakan kewajiban
5 Religiousity (X4)
R_1 meyakini adanya Allah dna Rasul –nya
Likert 1 – 5
R_2 melaksanakan ibadah
R_3 mendukung kegiatan yang bersifat keagamaan
R_4 mempertimbangkan aspek kewajiban berzakat mal
R_5 mengetahui bahwa Allah memerintahkan memnayar zakat profesi
53
NO VARIABEL ITEM INDIKATOR SKALA
R_6 merasa puas dan meningkatkan iman setelah embayar zakat profesi
E. Metode Analisis Data
Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah dengan menggunakan pendekatan dua metode yang pertama Partial
Least Square (PLS) untuk mengolah data kualitatif dan perhitungan WTP
menggunakan tehknik Valuasi Kontingensi (Contingent Valuation Method, CVM)
adalah perhitungan secara langsung, dalam hal ini langsung menanyakan
kesediaan membayar atau ( Willingness to pay ) kepada masyarakat dengan titik
berat preferensi individu menilai suatu benda dengan penekanannya pada nilai
uang (Hanley dan Spash, 1993 : 17). Metode ini memungkinkan semua nilai
komoditas yang tidak diperdagangkan di pasar dapat diestimasi nilai
ekonominya.
1. SMART PLS
menggunakan PLS adalah model persamaan Structural Equation Modeling
(SEM) yang berbasis komponen atau varian. PLS merupakan pendekatan
alternatif yang bergeser dari pendekatan SEM berbasis kovarian menjadi berbasis
varian (Ghozali, 2015:6). Menurut Ghozali (2015:5), PLS merupakan metode
analisis yang powerfull, karena tidak didasarkan pada banyak asumsi. SEM yang
berbasis kovarian umumnya menguji kausalitas atau teori sedangkan PLS lebih
bersifat predictive model. Contohnya dalam pendekatan PLS data tidak harus
terdistribusi normal dan sampel yang tersedia tidak harus besar.
Selain ini PLS dapat digunakan untuk mengkonfimasi teori dan dapat juga
menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel laten. PLS dapat sekaligus
54
menganalisis konstruk yang dibentuk dengan indikator reflektif dan formatif.
Tujuan PLS adalah membantu untuk tujuan prediksi dari peneliti (Ghozali,
2015:7). Model formalnya mendefinisikan variabe laten adalah linier agregat dari
indikator-indikatornya. We1ght estimate untuk menciptakan komponen skor
variabel laten didapat berdasarkan bagaiman inner model (model pengukuran
yaitu hubungan antar variabel laten) dan outer model (model pengukuran yaitu
hubungan indikator dengan konstruknya) dispesifikasi. Hasilnya adalah residual
variance dari variabel dependen. Estimasi parameter yang didapat dengan PLS
dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu, pertama, adalah weight estimate yang
digunakan untuk menciptakan skor variabel laten. Kedua, mencerminkan estimasi
jalur (path estimate) yang menghubungkan variabel laten dan antar variabel laten
dengan indikatornya (loading). Ketiga, berkaitan dengan means dan lokasi
parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dalan variabel laten. Untuk
memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses literasi 3 tahap dan
setiap tahap literasi menghasilkan estimasi. Tahap pertama, menghasilkan weight
estimate, tahap kedua menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer model,
dan tahap ketiga menghasilkan estimasi means dan lokasi (Ghozali, 2015)
2. CVM ( Contingent Valuation Method)
Metode CVM telah banyak digunakan untuk menghitung nilai WTP
dalam suatu produk barang dan jasa, hal ini dikarenakan dalam suatu teori WTP
harga suatu barang di tanyakan langsung kepada konsumen sejauh mana
konsumen bersedia membayar. Menurut Hanley dan Spash,1993: 4),
implementasi CVM dapat dipandang menjadi enam tahap pekerjaan, yaitu:
1) Membangun pasar hipotesis;
2) Memunculkan nilai tawaran‟;
3) Menduga nilai rata – rata WTP;
55
4) Menduga nilai kurva
5) Agregasi data dan;
6) Evaluasi
Cara – cara perhitungan WTP terdiri dari metode tawar – menawar (bidding game),
metode referendum tertutup , metode kartu pemayaran (payment card), dan metode
pertanyaan terbuka (open ended question). Dalam penelitian kali ini metode yang
digunakan adalah metode dengan pertanyaan terbuka yaitu menanyakan langsung
kepada konsumen berapa besar zakat produktif yang mereka bersedia
mengeluarkannya dan mengguakan payment card dikarenakan untuk mengurangi bias
pada data. Penulis menilai metode ini lebih efektif karena lebih mengetahui langsung
keinginan Muzakki terhadap sejauh mana mereka ingin membayar zakat profesi tanpa
di batasi oleh penulis.
3. Nilai willingness to pay Muzakki membayar zakat profesi
Secara statistik untuk mencari nilai rata – rata dari contih sampel
menggunakan rumus berikut (Walpole:1997)
Keterangan :
EWTP = Dugaan rata – rata nilai WTP
Wi = Nilai WTP ke i
N = jumlah Responden
I = responden ke I yang bersedia membayar
56
4. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian
dalam bentuk tabulasi sehingga dapat mudah dipahami dan
diiterpretasikan. Deskriptif sifatnya menggambarkan atau
mendeskripsikan suatu kondisi. Statistik deskriptif berfungsi
mempelajari tata cara pengumpulan, pencatatan, penyusunan, dan
penyajian data penelitian dalam bentuk tabel frekuensi atau grafik, dan
selanjutnya diakukan pengukuran nilai-nilai statistiknya seperti rata-
rata (mean).
5. Uji Kualitas Data
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan dalam kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang
akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2009:42). Pengujian
ini dilakukan dengan menggunakan pearson correlation. Pedoman
suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansi di bawah 0,05
atau pearson correlation> r-tabel maka butir pertanyaan itu
dikatakan valid.
2. Uji Model Pengukuran atau Outer Model
Suatu konsep dan model penelitian tidak dapat diuji dalam
suatu model prediksi hubungan relasional dan kausal jika belum
melewati tahap purifikasi dalam model pengukuran (Hartono dan
Abdilah, 2014:58). Model pengukuran digunakan untuk menguji
validitas konstruk dan reliabilitas instrumen. Uji validitas
57
dilakukan untuk mengukur kemampuan instrumen penelitian
mengukur apa yang seharusnya diukur (Cooper dan Schindler,
2006 dalam Hartono dan Abdilah, 2014:58). Dalam PLS, uji
konstruk dapat dilakukan dengan melakukan uji Convergent
Validity, Discriminat Validity, dan Average Variance Extracted
(AVE). Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi alat
ukur dalam mengukur konsistensi responden dalam menjawab
instrument. Instrument dikatakan andal jika jawaban seseorang
terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji
realibilitas dalam PLS dapat menggunakan metode composite
reliability dan cronbach`s alpha (Hartono dan Abdilah, 2014:62).
a. Convergent Validity
Model pengukuran dengan model reflektif indikator dinilai berdasarkan
korelasi antara item score atau component score dengan construct score
yang dihitung dengan software smartP LS. Ukuran reflektif dikatakan
tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan konstruk yang ingin diukur.
Namun demikian untuk 60 penelitian tahap awal dari pengembangan
skala pengukuran nilai loading 0,50 sampai 0,60 dianggap cukup (Chin,
1998 dalam Ghozali, 2015:74).
b. Discriminant Validity
Model pengukuran dengan reflektif indikator dinilai berdasarkan cross
loading pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item
pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka akan
menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada blok yang
lebih baik daripada ukurna blok lainnya. Metode lain untuk menilai
discriminant validity adalah membandingkan nilai square root of
58
Average Variace Extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antar
konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar AVE setiap konstruk lebih
besar daripada nilai korelasi antar konstruk dengan konstruk lainnya
dalam model, maka dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang
baik. Pengukuran ini dapat digunakan untuk mengukur reabilitas
component score variabel laten dan hasilnya lebih konservatif
dibandingkan dengan composite reliability. Direkomendasikan nilai AVE
harus lebih besar dari 0,50 (Fornnel dan Larcker, 1981 dalam Ghozali,
2015:75).
c. Reliability
Mengukur suatu konstruk dapat dievaluasi dengan dua macam ukuran
yaitu Composite Reliability dan Cronbach`s Alpha (Ghozali, 2015:75).
Composite reliability mengukur nilai sesungguhnya reliabilitas suatu
konstruk dan lebih baik dalam mengestimasi konsistensi internal suatu
konstruk (Salisbury et al, 2002 dalam Hartono dan Abdillah, 2014:62).
Cronbach`s Alpha mengukur batas bawah nilai reliabilitas suatu
konstruk. Konstruk dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi jika
mempunyai Composite Reliability di atas 0,70 dan mempunyai
Cronbach`s Alpha di atas 0,60.
3. Uji Model Struktural atau Inner Model
Inner model (inner relation, structural model dan
substantive theory) menggambarkan hubungan antara variabel
laten berdasarkan pada teori substantif. Model struktural dievaluasi
dengan menggunakan R-square untuk konstruk dependen, Stone-
59
Geissersquare test untuk predictive relevance dan uji t serta
signifikan dari koefisien parameter jalur struktural.
a. R-Square
Dalam menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat
Rsquare untuk setiap variabel laten dependen. Interprestasinya
sama dengan interpretasi pada regresi. Perubahan nilai R-
square dapat 62 digunakan untuk menilai pengaruh variabel
laten independen tertentu terhadap variabel laten dependen
apakah mempunyai pengaruh yang substantif (Ghozali,
2015:78). Nilai R-square 0,75, 0,50, 0,25 dapat disimpulkan
bahwa model kuat, moderat dan lemah, hasil dari PLS R-square
mempresentasikan jumlah variance dari konsruk yang
dijelaskan oleh model (Ghozali, 2015:78).
b. Q-Square
Q-Square mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan
oleh model juga estimasi parameternya. Nilai Q-Square > 0
menunjukkan model memiliki predictive relevance,
sebaliknya jika nilai Q-Square < 0 menunjukkan model
kurang memiliki predictive relevance (Chin, 1998 dalam
Ghozali, 2015:79). Besaran Q-Square memiliki nilai dengan
rentang 0 < Q2 < 1, dimana semakin medekati 1 berarti model
semakin baik. Besaran Q 2
ini setara dengan korfisien
determinasi total pada analisis jalur (path analysis). Nilai Q-
Square 0,02, 0,15, 0,35 dapat disimpulkan bahwa nilai
60
predictive relevance lemah, moderate dan kuat. Perhitungan
Q-Square dilakukan dengan rumus:
Q 2
= 1- (1-R12 ) (1-R2
2 ) ..... (1-Rp
2 )
Dimana R12 , R2
2 , .... Rp
2 adalah R-Square variabel endogen.
c. Goodness of Fit (GoF)
GoF untuk overall fit index dapat digunakan kriteria goodness
of fit index yang dikembangkan oleh Tenenhaus et al (2014)
dalam Ghozali (2015:82) dengan sebutan GoF Index. Index ini
dikembangkan untuk mengevaluasi model pengukuran dan
model struktural dan disamping itu menyediakan pegukuran
sederhana untuk keseluruhan dari prediksi model . Nilai GoF
index ini diperoleh dari average communalities dikalikan
dengan nilai R2
model. Nilai GoF ini terbentang antara 1-0
dengan interprestasi nilai ini adalah 0,1 (GoF Kecil), 0,25
(GoF Moederat) dan 0,36 (GoF Besar) (Wetzels et al, 2009
dalam Yamin, 2011:22). Formula GoF Index yaitu:
GoF = √Com x R2
Com bergaris atas adalah average communalities dan R2
bergaris atas adalah rata-rata model R2 .
C. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis)
untuk menganalisis pola antar hubungan variabel dengan tujuan untuk
mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung seperangkat
variabel eksogen dengan variabel endogen (Ridwan dan Kuncoro,
61
2013:2). Seluruh pengujian dan analisis data menggunakan bantuan
smartPLS 3.
Setiap analisis yang dipilih untuk memecahkan permasalahan
statistik tidak lepas dari asumsi yang harus ditaati agar kesimpulan
yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan. Dasar yng digunakan
untuk menguji hipotesis ini adalah nilai yang terdapat pada Path
Coefficient unuk menguji model struktural. Diagram jalur memberikan
secara eksplisit hubungan kausalitas antar variabel. Model bergerak
dari kiri ke kanan dengan implikasi prioritas hubungan kausal variabel
yang bergerak ke sebelah kiri. Setiap nilai menggambarkan jalur dan
koefisien jalur (Ghozali, 2013:250). Nilai t-statistik dibandingkan
dengan t-tabel yang ditentukan dalam penelitian ini dimana diketahui
df didapat dari jumlah sampel dikurangu dua df = (n-2) dan
signifikansi sebesar 0,05. Teknik analisis jalur (path analysis) ini akan
digunakan dalam pengujian besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh
koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausalitas antar
variable Attitude (X1), Subjective Norms (X2), Behavioral X3),
Religiousity (X4 ) terhadap kesediaan membayar atau WTP (Y).
62
BAB IV
ANALISI DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Adanya wacana pemerintah mengenai kewajiba membayar zakat
profesi yang di peruntukan bagi PNS di Indonesia menyebabkan pro
kotra, salah satu Kota dengan perolehan zakat yang paling tinggi adalah
Povinsi Banten, sementara Kota Tagerang Selatan pun memiliki potensi
penerimaan zakat yang besar sekitar 8 milyar ( Baznas Tangsel, 2018).
Potensi perolehan zakat profesi diperikirakan mencapai Rp 8 triliyun, dan
adanya wacana dari pemerintah untuk mengamil zakat profesi dari PNS
menimbulkan pro dan kontra. untuk itu penulis berinisiatif melakukan
penelitian mengenai faktor – faktor PNS bersedia membayar zakat
profesi dan survei akan besaran kesediaan membayar zakat profesi
melalui teori Willingness to pay.
B. Analisis dan Diskusi
1. Deskripsi Responden
Responden dalam penelitian ini adalah PNS kota Tangerang Selatan
yang beragama Islam dan memiliki pendapatan minimal UMR.
Berdasarkan 100 responden, berikut ini adalah deskripsi mengenai
identitas responden dalam penelitian ini yang terdiri dari jenis
kelamin, usia, serta pendidikan terakhir yang ditempuh.
a. Responden berdasarkan jenis kelamin
Dari hasil penyebaran kuisioner, peneliti memperoleh data
responden berdasarkan jenis kelamin sebagai berikut.
63
Tabel. 4.1 : Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Keterangan Jumlah Presentase
Laki – Laki 45 45 %
Perempuan 55 55%
Total 100 100%
Berdasarkan hasil dari 100 responden, dapat dilihat dari tabel 4.1 diatas
menunjukkan bahwa sebanyak 45 persen atau 45 orang adalah responden laki –
laki sedangkan 55 responden atau 55% adalah perempuan. Pada penelitian kali
ini, jumlah PNS yang menjadi responden didominasi oleh perempuan, selaras
dengan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan,
dimana jumlah perempuan mendominasi yaitu sebesar 55%.
b. Responden berdasarkan usia
Dari hasil penyebaran kuisioner, peneliti memperoleh data responden berdasarkan
usia sebagai berikut :
Tabel 4.2 :Responden Berdasarkan Usia
Usia
Keterangan Jumlah Presentase
18 – 25 7 7%
25 – 30 42 42%
31 – 40 28 28%
>40 13 13%
Total 100 100%
64
Berdasarkan hasil dari 100 responden, dapat dilihat dari tabel 4.2 dapat diketahui
bahwa sebagian besar responden berusia 25 – 30 tahun sebagai mayoritas
responden yaitu sebesra 42%. Hal ini dapat diartikan yang menjadi mayoritas
responden adalah PNS yang berusia 25 tahun sampai dengan 30 tahun. Sisanya
berusia 18 – 25 tahun sejumlah 7 responden atau 7%, setelah itu 31 – 40 tahun
sejumlah 28 responden atau 28%, dan > 40 tahun yaitu 13 orang atau 13%.
c. Responden berdasarkan pangkat atau golongan
Dari hasil penyebaran kuisioner, peneliti memperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4.3 Tingkat Golongan
Tingkat Golongan
Keterangan Jumlah Presentase
Golongan I 18 18%
Golongan II 41 41%
Golongan III 21 21%
Golongan IV 19 19%
Total 100 100%
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa dari 100 responden, jumlah
responden dari Golongan 2 adalah mayoritas responden dengan jumlah 41
responden dan presentase 41%, sementa ra diurutan ke dua terdapat Golongan III
dengan jumlah 21 dengan presentase 21%, kemudian pada golongan IV dengan
Jumlah 19 responden atau 19% yang disusul dengan Golongan I dengan jumlah
18 orang dengan presentase 18%.
65
d. Responden berdasarkan tingkat pendidikan formal
Dari hail penyebaran kuisioner penulis mendapatkan data untuk tingkat
pendidikan responden adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Tingkat Pendidikan Terakhir
Tingkat Pendidikan Terakhir
Keterangan Jumlah Presentase
SMA 14 14%
S1 46 46%
S2 17 17%
S3` 3 3%
Total 100 100%
Berdasarkan dari data diatas, data yang diperoleh responden lulusan S1
adalah responden terbanyak yaitu 46 orang atau 46%, lalu responden lulusan S2
sebanyak 17 responden atau 17%, lalu disusul dengan responden lulusan SMA
sebanyak 14 responden atau 14%, kemudian yang terakhir yaitu responden
dengan lulusan S3 sebanyak 3 orang atau 3%.
2. Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi variabel dalam penelitian ini terdiri dari Subjective Norms,
attitude, Behavior, Religiousity, dan willingness to pay. Data variabel –
variabel tersebut diperoleh dari hasil penyebaran angket, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
66
0
10
20
30
40
50
60
70
80
TOTAL SS TOTAL S TOTAL N TOTAL TS TOTAL STS
MEMBAYAR ZAKAT PROFESI SEBAGAI HAL BAIK DILAKUKAN
a. Attitude
Gambar 4.1
Attitude 1
Sumber: Data Primer yang diolah, 2018
Berdasarkan gamar 4.1 diagram diatas menunjukan untuk zakat profesi
merupakan hal yang baik dilakukan responden terpenuhi, 3% responden
menyatakan sangat setuju bahwa zakat profesi merupakan hal baik yang
dilakukan, sebanyak 72% responden setuju bahwa zakat profesi merupakan
hal yang baik dilakukan, 18% menyatakan netral, 2% menyatakan tidak
setuju, dan 5% menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini mengindikasikan
bahwa zakat profesi merupakan kegiatan yang baik untuk dilakukan sehingga
menjadi alasan utama PNS membayar zakat profesi.
67
Gambar 4.2
Attitude 2
Sumber: Data primer yang dioleh 2018
Berdasarkan data 4.2 diagram diatas, sebanyak 32% responden
netral terhadap suka akan kegiatan membayar zakat profesi, sebanyak 40 %
responden setuju akan kegiatan membayar zakat profesi, kemudian dilain sisi
sebanyak 33% responden sangat setuju akan kegiatan membayar zakat profesi,
sebanyak 4% tidak setuju, dan 1 % sangat tidak setuju. Hal ini mengindikasikan
bahwa responden setuju terhadap adanya kegiatan membayar zakat profesi.
0
10
20
30
40
50
TOTAL SS TOTAL S TOTAL N TOTAL TS TOTAL STS
Menyukai kegiatan membayar zakat profesi
kategori
68
Gambar 4.3
Attitude 3
Sumber: Data Primer yang diolah 2018
Berdsarkan gambar 4.3 diagram diatas, 10% menyatakan sangat setuju
zakat profesi merupakan kegiatan yang bermanfaat. 68% responden menyatakan
setuju bahwa membayar zakat profesi merupakan kegiatan yang bermanfaat. 20%
menyatakan netral. 2% responden menyatakan tidak setuju bahwa zakat profesi
merupakan kegiatan yang tidak bermanfaat. Hal ini mengindikasikan bahwa zakat
profesi kegiatan yang bermanfaat dan menjadi salah satu indikasi faktor PNS
bersedia membayar zakat profesi.
0
50
100
TOTAL SS TOTAL SS TOTAL N TOTAL TS TOTAL STS
MEMBAYAR ZAKAT PROFESI MERUPAKAN KEGIATAN YANG
BERMANFAAT
MEMBAYAR ZAKAT PROFESI MERUPAKAN KEGIATAN YANGBERMANFAAT
69
Gambar 4.4
Attitude 4
Sumber: Data Primer diolah 2018
Berdasarkan data pada gambar 4.4 diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 4%
responden menyatakan sangat setuju, 38% setuju, 48% netral, 10% tidak setuju.
Hal ini mengindikasikan bahwa membayar zakat profesi memberi kesan baik bagi
kehidupan dan menjadi faktor kesediaan seseorang membayar zakat profesi.
Gambar 4.5
Attitude 5
Sumber: Data primer yang dioleh 2018
0
20
40
60
TOTAL SS TOTAL S TOTAL N TOTAL TS TOTAL STS
Menghargai Adanya Kewajiban Membayar Zakat Profesi
Menghargai Adanya Kewajiban Membayar Zakat Profesi
0
20
40
60
Total SS Total S Total N Total TS Total STS
Membayar Zakat Profesi Memberikan Kesan Baik Bagi Kehidupan
Membayar Zakat Profesi Memberikan Kesan Baik Bagi Kehidupan
70
Berdasarkan gambar 4.4 diagram diatas, 22% menyatakan sangat setuju bahwa
responden menghargai adanya kewajiban membayar zakat profesi, 56%
menyatakan setuju, 12% menyatakan netral, 10% menyatakan tidak setuju. Hal ini
mengindikasikan bahwa responden menyetujui bahwa kebajiban membayar zakat
profesi perlu dihargai dan menjadi faktor kesediaan membayar zakat profesi.
Gambar 4.6
Attitude6
Sumber : Data primer yang diolah 2018
Berdasarkan gambar 4.6 diagram diatas sebesar 1% sangat setuju, 49%
setuju, 47% netral, 3% tidak setuju terhadap tidak akan berfikir ulang untuk
membayar zakat profesi. Hal ini mengindikasikan bahwa menjadi zalah satu
faktor Muzakki bersedia membayar zakat profesi.
0
10
20
30
40
50
60
Total SS Total S Total N Total TS Total STS
Muzakki termasuk tidak akan berfikir ulang untuk membayar zakat profesi
Muzakki termasuk tidak akan berfikir ulang untuk membayar zakat profesi
71
Gambar 4.7
Attitude 7
Sumber : Data primer yang diolah 2018
Berdasarkan data pada diagram 4.7 diatas dapat dilihat bahwa 66%
responden sangat setuju, 26% setuju, 6% netral, 2% tidak setuju bahwa tujuan dari
adanya membayar zakat profesi untuk diberikan kepada 8 asnaf dan hal ini
mengindikasikan bahwa Zakat Profesi ditunjukan kepada 8 asnaf dan menjadi
faktor kesediaan membayar Muzakki PNS.
b. Subjective Norms
Gambar 4.8
Subjective Norms 1
3.
4.
5.
0
20
40
60
80
Total SS Total S Total N Total TS Total STS
Memahami Bahwa Tujuan Membayar Zakat Profesi Untuk Diberikan Kepada 8 Asnaf
Memahami Bahwa Tujuan Membayar Zakat Profesi Untuk Diberikan Kepada 8 Asnaf
0
10
20
30
40
Total SS Total S Total N Total TS Total STS
Keluarga Mengingatkan Kewajiban Membayar Zakat Profesi
Keluarga Mengingatkan Kewajiban Membayar Zakat Profesi
72
Sumber : Data Primer Yang diolah 2018
Berdasarkan data pada Gambar 4.8 diatas dapat dilihat bahwa 20% menyatakan
sangat setuju, 35% menyatakan setuju, sebanyak 30% netral, 5% tidak setuju, 3%
sangat setuju.
Gambar 4.9
Subjective Norms 2
Sumber : Data Primer yang diolah 2018
Berdasarkan gambar 4.9 diatas dapat dilihat bahwa 46% menyatakan sangat
setuju, 48% menyatakan setuju, 2% menyatakan netral, 4% menyatakan tidak
setuju.
0
10
20
30
40
50
60
Total SS Total S Total N Total TS Total STS
Series 1
Series 1
73
Gambar 4.10
Subjective Norms 10
Sumber: Data primer yang diolah 2018
Berdasarkan data pada Gambar 4.10 dapat dilihat bahwa sebanyak 20% sangat
setuju, 22% setuju, 42% netral, 16% tidak setuju akan indikator keluarga
memebri motivasi untuk membayar zakat profesi.
Gambar 4.11
Subjective Norms 11
Sumber : Data Primer yang diolah 2018
0
20
40
60
Total SS Total S Total N Total TS Total STS
Keluarga memberi Motivasi Untuk Membayar Zakat Profesi
Keluarga memberi Motivasi Untuk Membayar Zakat Profesi
0
10
20
30
40
50
60
Total SS Total SS Total N Total TS Total STS
Teman Banyak Membayar ZakaT Profesi
Teman Banyak Membayar ZakaT Profesi
74
Berdasarkan data pada Gambar 4.11 diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 44%
sangat setuju, 50% setuju, 4% netral, 2% tidak setuju akan adanya teman banyak
yang membayar zakat profesi.
Gambar 4.12
Subjective Norms 12
Sumber : Data Primer yang diolah 2018
Berdasarkan data pada gambar 4.12 diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 21%
menyatakan sangat setuju, 20% menyatakan setuju, 51% menyatakan netral, 4%
menyatakan tidak setuju, 4% menyatakan sangat tidak setuju terhadap teman
berpendapat bahwa sebaiknya membayar zakat profesi
0
10
20
30
40
50
60
Total SS Total S Total N Total TS Total STS
Teman Berpendapat Sebaiknya Membayar Zakat Profesi
Teman Berpendapat Sebaiknya Membayar Zakat Profesi
75
Gambar 4.13
Subjective Norms 13
Sumber: Data Primer yang diolah 2018
Berdasarkan gambar pada diagram 4.12 dapat dilihat bahwa 65% sangat
setuju, 10% setuju, 5% netral, 15% tidak setuju, 5% sangat tidak setuju. Hal ini
mengindikasikan bahwa adanya faktor dari pemerintah mengeluarkan regulasi
zakat profesi membuar Muzakki PNS bersedia membayar zakat profesi.
Gambar 4.13
Subjective Norms 13
Sumber : Data Primer yang diolah, 2018
Berdasarkan perolehan data pada gambar 4.13 diatas dapat dilihat bahwa
sebanyak 15% sangat setuju, 27% setuju, 53% netral, 5% tidak setuju akan
0
50
100
Total SS Total S Total N Total TS Total STS
Adanya Regulasi Dari Pemerintah Membuat Saya Ingin Membayar Zakat Profesi
Adanya Regulasi Dari Pemerintah Membuat Saya Ingin Membayar ZakatProfesi
0
20
40
60
Total SS Total S Total N Total TS Total STS
Mengikuti Pendapat Keluarga Mengenai Kewajiban Membayar Zakat Profesi
Mengikuti Pendapat Keluarga Mengenai Kewajiban Membayar Zakat Profesi
76
keluarga berpendapat bahwa zakat profesi merupakan hal yang wajib dibayarkan,
namun dilihat dari jumlah data responden setuju maka mengindikasikan indikator
ini merupakan salah satu faktor kesediaan membayar zakat profesi.
c.Behavioral
Gambar 4.13
Behavioral 13
Sumber : Perolehan Data Primer 2018
Berdasarkan data diagram 4.13 dilihat perolehan sebanyak 10% menyatakan
Sangat setuju, 35% menyatakan setuju, 45% menyatakan netral, 3% menyatakan
tidak setuju, 2% menyatakan setuju. Hal ini mengindikasikan bahwa PNS tidak
ragu membayar zakat profesi dan menjadi salah satu indikator faktor dalam
kesediaan membayar atau WTP.
0
10
20
30
40
50
Total SS Total S Total N Total TS Total sts
Tidak Ragu Membayar Zakat Profesi
Tidak Ragu Membayar Zakat Profesi
77
Gambar 4.14
Behavioral 14
Sumber : Data Primer yang diolah 2018
Berdasarkan data pada gambar 4.14 diatas dapat dilihat bahwa 70% responden
sangat setuju, 24 % setuju, 4% netral, 2% tidak setuju akan mengetahui bahwa
zakat profesi adalah hal yang penting dilakukan.
Gambar 4.15
Behavioral 15
Sumber : Data Primer yang diolah 2018
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Total SS Total S Total N Total TS Total STS
Mengetahui Bahwa Zakat Profesi Hal yang penting dilakukan
Mengetahui Bahwa Zakat Profesi Hal yang penting dilakukan
0%
100%
200%
300%
400%
500%
Total SS Total S Total N Total TS Total sts
Mengetahui Zakat Profesi Merupakan Perintah yang harus dilakukan
Mengetahui Zakat Profesi Merupakan Perintah yang harus dilakukan
78
Berdasarkan perilehan data diatas dapat dilihat pada gambar 4.15 bahwa sebanyak
72% menyatakan sangat setuju, 28% menyatakan setuju
Gambar 4.16
Behavioral 16
Sumber : Data Primer yang diolah 2018
Berdasarkan data gambar 4.16 menunjukan bahwa total Sangat setuju
sebanyak 46%, setuju 44% netral 10% yang menunjukan bahwa responden
meyakini adanya kewajiban membayar zakat profes.
Gambar 4.17
Behavioral 17
Sumber : data primer yang diolah 2018
0
20
40
60
Total SS Total S Total N Total TS Total STS
Meyakini adanya Kewajiban Membayar zakat Pofesi
Meyakini adanya Kewajiban Membayar zakat Pofesi
0%
200%
400%
600%
Total ss Total S Total N Total TS Total STS
Yakin dan memahami bahwa akan pembayaran zakat profesi
Yakin dan memahami bahwa akan pembayaran zakat profesi
79
Berdasarkan data gambar 4.17 dapat dilihat bahwa perolehan sangat setuju
sebesar 73%, setuju 27%. Hal ini mengindikasikan bahwa responden yakin dan
memahami kewajiban zakat profesi.
d.Religiousity
Gambar 4.18
Religiousity 18
Sumber: Data primer yang diolah 2018
Berdasarkan perolehan data pada gambar 4.18 dapat dilihat bahwa total sangat
setuju sebanyak 97% dan setuju 3% hal ini mengindikasikan bahwa PNS memiliki
ketaatan pada perintah agama yang sangat tinggi.
0
50
100
150
Total SS Total S Total n Total TS Total STS
Selalu Memperhatikan Setiap Perintah Allah
Selalu Memperhatikan Setiap Perintah Allah
80
Gambar 4.19
Religiousity 19
Sumber: Perolehan data primer 2018
Berdasarkan data diatas 4.19 dapat dilihat bahwa sebanyak 98%sangat setuju
melakukan rukun islam dan sebanyak 2% setuju menjalankan rukun islam.
Gambar 4.20
Religiousity 20
Sumber : data primer yang diolah 2018
0
50
100
150
Total SS Total S Total N Total TS Total STS
Melaksanakan rukun Islam
Melaksanakan rukun Islam
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Total SS Total S Total N Total TS Total sts
Zakat Profesi diyakini merupakan bagian dari penyucian harta
Zakat Profesi diyakini merupakan bagian dari penyucian harta
81
Berdasarkan perolehan data pada diagram 4.20 diatas dapat dilihat bahwa
sebanyak 5% sangat setuju, 40% setuju, 30% netral dan 5% tidak setuju. Dapat
dijelaskan bahwa zakat profesi diyakini sebagai bagian dari penyucian harta
Gambar 4.21
Religiousity 21
Sumber: Data primer yang diolah 2018
Berdasarkan perolehan data Gambar. 21 diatas dapat dilihat bahwa perolehan
Sangat setuju sebesar 89%, setuju sebesari 11% .
Gambar. 22
Religiousity 22
Berdasarkan perolehan data Gambar.22 dapat dilihat bahwa sangat setuju 15%,
setuju 45%, netral sebesar 17%, tidak setuju 13% dari indikator Zakat profesi
memiliki efek jangka panjang di akhirat kelak.
0
100
Total SS Total S Total N Total TS Total STS
Meyakini bahwa Membayar Zakat Profesi Akan Diberikan Ganjaran Pahala Oleh Allah
Meyakini bahwa Membayar Zakat Profesi Akan Diberikan Ganjaran PahalaOleh Allah
0
50
Total SS Total S Total N Total TS Total STS
Zakat Profesi memiliki efek jangka panjag di akhirat
Zakat Profesi memiliki efek jangka panjag di akhirat
82
Gambar. 23
Religiousity 23
Sumber: Data primer yang diolah 2018
e. Willingness to pay
Gambar. 24
WTP 1
Sumber : Perolehan data primer, 2018
Berdasarkan perolehan data diatas Gambar.24 dapat dilihat bahwa jumlah
Sangat Setuju sebesar 72%, sementara setuju 5%, Netal 3%, Tidak Setuju 6%,
0
50
100
Total SS Total S Total N Total TS Total STS
Merasa puas dan kemanan bertambah setelah membayar zakat profesi
Merasa puas dan kemanan bertambah setelah membayar zakat profesi
0
50
100
Total SS Total S Total N Total TS Total STS
Saya Bersedia membayar zakat profesi
Saya Bersedia membayar zakat profesi
83
Sangat Tidak Setuju 8%. Mengindikasikan bahwa PNS setuju membayar zakat
profesi dan menjadikan faktor kesediaan membayar zaat profesi.
Gambar. 25
WTP 25
Sumber : Perolehan data primer yang diolah 2018
Berdasarkan perolehan data pada Gambar.25 diperoleh data bahwa
sebanyak 61% sangat setuju, 12% setuju, 7% netral, 12% tidak setuju, 8% sangat
tidka setuju. Mengindikasikan bahwa PNS bersedia membayar zakat profesi tanpa
paksaan.
Gambar. 26
WTP 26
0
20
40
60
80
Total SS Total S Total N Total TS Total sts
Saya akan membayar Zakat Profesi Tanpa Paksaan
Saya akan membayar Zakat Profesi Tanpa Paksaan
84
Sumber : Perolehan data primer yang diolah 2018
Berdasarkan hasil perolehan data diatas Gambar.26 diperoleh bahwa sangat
setujus sebanyak 14%, setuju 46%, netral 7%, tidak setuju 21%, sangat tidak
setuju 2%. Maka dapat dilihat bahwa responden setuju membayar zakat sesuai
nishab.
Gambar. 26
WTP 26
Sumber : Perolehan data primer 2018
Berdasarkan perolehan data pada Gambar. 26 presentase 15% sangat
setuju, 65% setuju, 23% netral, 7% tidak setuju. Hal tersebut mengindikasikan
0
20
40
60
Total SS Total S Total N Total TS Total STS
Saya akan membayar zakat Profesi sesuai Nishab yang telah ditetapkan
Saya akan membayar zakat Profesi sesuai Nishab yang telah ditetapkan
0
20
40
60
80
Total SS Total S Total N Total TS Total STS
Saya bersedia membayar zakat profesi sesuai besaran pendapatan yang diperoleh
Saya bersedia membayar zakat profesi sesuai besaran pendapatan yang diperoleh
85
bahwa responden bersedia membayar zakat profesi sesuai dengan pendapatan
yang diperoleh.
Gambar.27
WTP 27
Sumber: Perolehan data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan perolehan data pada Gambar. 27 dapat diperoleh bahwa 27% sangat
setuju, 25% setuju, 43% netral 5% tidak setuju.
C. Analisis Data dan Pembahasan
1. Hasil Uji Path Diagram
Hasil uji path diagram menggambarkan kontruk task identity yang
valid dan tidak valid, dimana bila konstruk bernilai diatas 0,7 maka
konstruk tesebut dikatakan valid namun bila konstruk dibawah 0,7
maka konstruk tersebut dikatakan tidak valid.
Pada konstruk diatas dapat dilihat bahwa variabel Attitude, Behavior, subjective
norms dan religiousity merupakan variabel reflektif dari Theory Planned
0
10
20
30
40
50
Total SS Total S Total N Total TS Total STS
Bersedia membayar zakat profesi erdasarkan perolehan potongan gaji
Bersedia membayar zakat profesi erdasarkan perolehan potongan gaji
86
Behavior kemudian diasumsuikan membentuk suaru teori yaitu teori kesediaan
atai Willingness to pay.
Gambar 4.28
Berdasarkan Gambar 4.28 diatas adalah bentuk konstruk menurut Ghazali
( 2015:109) mengatakan bahwa analisis faktor konfirmatori adalah menguji
dimensional pada suatu konstruk, dikarenakan pada penelitian ini menggunakan
Second Order Confirmatory maka digunakan kosntruk pengujian dua jenjang,
yang pertama ke arah variabel Theory of Planned Behavior kemudian kepada
variabel laten Willingness to pay.
2. Evaluasi Model Struktural ( Inner Model)
a. R-Square
Nilai R-Square dugunakan untuk menjelaskn pengaruh
variabel laten eksogen terhadap variabel laten endogen apakah
87
memiliki pengaruh susbtantive. ( Ghazali, 2015) Nilai R-
Square 0.67, 0.33, 0.19 dapat disimpulkan bahwa model kuat,
moderate, dan lemah. ( Chin, 1998) Hasil dari nilai R- Square
uji pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 4.6 Hasil Uji R- Square
Konstruk R-Square
Attitude 0,871
Willingness to pay 0,678
Behavior 0,728
Religiousity 0,848
Subjective norms 0,776
Dapat dilihat dari hasil uji R-Square bahwa seluruh nilai
variabel memiliki nilai yang kuat pada variabel Attitude sebesar
0.871, artinya sebesar 87,1% variabel yang dapat menjelaskan
variabel WTP sebesar 817,1% sementara sisanya 12,9%
dijelaskan oleh variabel yang lain. kemudian variabel Behavior
memiliki nilai sebesar 0.728, atau sekitar 72,8% mampu
menjelaskan variabel WTP dna sisanya 27,2 % dijelaskan oleh
variabel lainnya, kemudian pada variabel Religiousity memiliki
nilai R-square sebesar 0.848 artinya sebesar 84.8% mampu
menjelaskan variabel WTP sementara sisa hasilnya yaitu 15,2%
dijelaskan oleh variabel lainnya. variabel Subjective norms
sebesar 0.77 6 atau sekitar 77,6% mampu menjelaskan WTP
dan sisanya sebesar 22.4% dijelaskan oleh variabel lainnya. dan
88
variabel dependent sebesar 0,678 dimana 67,8% mampu
menjelaskan adanya dipengaruhi oleh variabel Subjective
norms, attitude, behavior, dan religiousity sisanya 32,2%
dipengaruhi oleh variabel lainya. Q- Square Predictie
Relevance
b. Hasil Q- Square
Q-Sqaure mengukur seberapa baik nilai observasi
dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya.
Suatu model dianggap mempunyai nilai Predictive relevace
jika nilai Q-Square yang lebih besar dari 0 ( nol ). Besaran
Q- Square memiliki nilai 0.02, 0.15, 0.35 yang artinya
bahwa model lemah, moerate, dan kuat. ( Hair, 2015: 7).
Untuk hasil dari nilai Q- Square adalah sebagai berikut.
Tabel 4.7 Hasil Uji Q- Square
Konstruk Q- Square
Attitude 0,447
Bheavior 0,439
Religiousity 0,514
Subjective Norms 0,386
Willingness to Pay ( WTP) 0,384
Hasil perhitungan pada uji Blindfolding dapat dilihat bahwa hasil
nilai Q-Square memiliki nilai observasi diatas 0,35 untuk semua
variabel, yaitu Attitude 0,447 kategori observasi kuat, Behavior
0,439 kategori observasi kuat, Religiousity sebesar 0,514 kategori
89
observasi penelitian yang kuat, Subjective Norms sebesar 0,386
kategori observasi penelitian yang kuat, dan Willingness to pay
sebesar 0,386 kategori observasi penelitian yang kuat.dengan
demikian dapat di simpulkan bahwa untuk semua variabel memiliki
nilai observasi yang kuat.
3. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji Path Coefficient
Hasil uji hipotesis dilakukan untuk melihat
pengruh suatu knstruk terhadap konstruk lainnya dengan
melihat koefisien parameter dan nilai T- statistik (
Ghozali, 2015:78). Dasar yang digunakan dalam menguji
hipotesis adalah nilai yang terdapat dalam Path Coeficient
untuk menguji model struktural. Hasil hipotesis yang
diajukan, dapat dilihat dari besarnya T- Statistik
dibandingkan dengan nilai t – tabel yang ditentukan dalam
penelitian ini adalah sebesar 1,9844 dimana diketahui
nilai df sebesar 98 ( jumlahsampel dikurangi dua :100- 2)
dan α sebesar 0.05 ( two tailed). Batasan untuk menerima
dan menolak hipotesis yang diajukan adalah ± 1,9844,
dimana apabila nilai – statstik berada pada rentang nilai –
1,9844 maka hipotesis akan ditolak atau dengan kata lain
menerima hipotesis nol ( H0).
90
Tabel 4.8 hasil Path Coeficient
Konstruk T-Statistik p. value
Attitude 36.2 0.0
Willingness to pay 13.2 0.0
Behavior 18,7 0.0
Religiousity 39.9 0.0
Subjective norms 22,9 0.0
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa pembentuk attitude sebesar 36,2>1,98.
Kemudian Willllingness to Pay berpengaruh signifkman dengn nilai
Tstatistik 13,2> 1,98 yang berarti Theory Planned Behavior merupakan
dimensi pembentuk konstruk Willingness to pay, kemudian pembentuk
Behavior dengan nilai T- Statistik sebesar 18.7 > 1.98 maka signifkkan
bahwa merupakan konstruk pembentuk Theory of Planned Behavior,
selanjutnya Religiousity mempengaruhi signifikan sebagai dimensi konstruk
dari Theory of Planned Behavior dengan nilai T- Statistik sebesar 37.811 >
1,98 dengan demikian maka Religiousity merupakan kosntruk dari Theory
lanned behaior dan berpengaruh signifikan terhadap Willingness to pay ,
dan Subjective Norms memiliki nilai T – statistk sebesar 22,9> 1,98 maka
secara signifikan mempengaruhi sebagai dimensi pembentuk dari Theory of
Planned behavior dan mempengaruhi Willlingness to pay zakat profesi.
Dari tabel 4.8 dapat disimpulkan pula bahwa untuk perolehan nilai
T- Statistik sebesar 39,9 dan memiliki nilai tertinggi artinya Responden di
wilayah Kota Tangerang Selatan memiliki nilai religiusitas yang tinggi
91
dibanding variabel lainnya, sementara untuk norma memiliki nilai terendah
yaitu sebesar 22,9.
4. Hasil Uji Outer Model
a. Uji Outer Loading
Pada uji outerloading untuk mengukur hasil hipotesis setiap
indikator yang terdapat didalam variabel dan melihat faktor
pembentuk dari Willingness to pay secara detail karena dilihat per –
indikator dan melihat signifikasi per – indikator. Menurut Chin (
1998dalam Ghozali,2015:78) untul penelitian tahap awal dari
pengembnagan skala pengukuran nilai loading 0,5 sampai 0,6
dianggap cukup memadai. Dalam penelitian ini akan digunakan
batas loading factor 0,5.
Tabel 4.9 Hasil Outer Loading
Attitude Willingness
to pay
Behavior Religiousity Subjective
norms
B_1 0.75
B_2 0.86
B_3 0.82
B_4 0.80
B_5 0.79
NS_1 0.71
NS_2 0.67
NS_3 0.82
NS_4 0.71
92
Attitude Willingness
to pay
Behavior Religiousity Subjective
norms
NS_5 0.50
NS_6 0.60
NS_7 0.59
NS_8 0.61
R_1 0.71
R_2 0.77
R_3 0.69
R_4 0.79
R_5 0.74
R_6 0.76
A_1 0.73
A_2 0.82
A_3 0.73
A_4 0.80
A_5 0.68
A_6 0.71
Y_1 0.81
Y_2 0.89
Y_3 0.82
Y_4 0.75
Y_5 0.66
93
Original
Sample
(O)
Sample
Mean
(M)
Standard
Deviation
(STDEV)
T Statistics
(|O/STDEV|)
P
Values
B1 <- behavior 0.746 0.736 0.063 11.791 0.000
B1 <- Theory of Planned
Behaviour
0.689 0.680 0.063 10.893 0.000
B2 <- behavior 0.856 0.853 0.031 27.436 0.000
B2 <- Theory of Planned
Behaviour
0.710 0.704 0.059 11.934 0.000
B3 <- behavior 0.823 0.822 0.032 25.707 0.000
B3 <- Theory of Planned
Behaviour
0.696 0.691 0.057 12.293 0.000
B4 <- behavior 0.800 0.791 0.056 14.318 0.000
B4 <- Theory of Planned
Behaviour
0.716 0.700 0.084 8.477 0.000
B5 <- behavior 0.793 0.792 0.034 23.423 0.000
B5 <- Theory of Planned
Behaviour
0.610 0.602 0.073 8.417 0.000
NS1 <- subjective norms 0.797 0.796 0.041 19.590 0.000
NS1 <- Theory of Planned
Behaviour
0.706 0.696 0.071 9.926 0.000
NS2 <- subjective norms 0.766 0.766 0.049 15.538 0.000
NS2 <- Theory of Planned 0.668 0.663 0.064 10.447 0.000
94
Behaviour
NS3 <- subjective norms 0.811 0.815 0.032 25.546 0.000
NS3 <- Theory of Planned
Behaviour
0.815 0.815 0.036 22.534 0.000
NS4 <- subjective norms 0.781 0.782 0.040 19.401 0.000
NS4 <- Theory of Planned
Behaviour
0.713 0.709 0.059 12.084 0.000
NS5 <- subjective norms 0.505 0.468 0.168 3.004 0.003
NS5 <- Theory of Planned
Behaviour
0.469 0.437 0.159 2.947 0.003
NS6 <- subjective norms 0.684 0.668 0.083 8.203 0.000
NS6 <- Theory of Planned
Behaviour
0.605 0.587 0.092 6.599 0.000
NS7 <- subjective norms 0.794 0.781 0.064 12.430 0.000
NS7 <- Theory of Planned
Behaviour
0.589 0.573 0.104 5.653 0.000
NS8 <- subjective norms 0.771 0.750 0.092 8.344 0.000
NS8 <- Theory of Planned
Behaviour
0.605 0.585 0.123 4.936 0.000
R1 <- religiousity 0.780 0.777 0.035 22.585 0.000
R1 <- Theory of Planned
Behaviour
0.708 0.704 0.046 15.298 0.000
R2 <- religiousity 0.805 0.796 0.050 15.951 0.000
R2 <- Theory of Planned 0.775 0.762 0.068 11.472 0.000
95
Behaviour
R3 <- religiousity 0.839 0.833 0.034 24.425 0.000
R3 <- Theory of Planned
Behaviour
0.689 0.679 0.071 9.666 0.000
R4 <- religiousity 0.838 0.834 0.038 22.087 0.000
R4 <- Theory of Planned
Behaviour
0.795 0.790 0.043 18.603 0.000
R5 <- religiousity 0.795 0.794 0.026 30.489 0.000
R5 <- Theory of Planned
Behaviour
0.735 0.734 0.035 21.180 0.000
R6 <- religiousity 0.801 0.790 0.061 13.178 0.000
R6 <- Theory of Planned
Behaviour
0.761 0.747 0.076 9.961 0.000
S1 <- Attitude 0.734 0.728 0.074 9.964 0.000
S1 <- Theory of Planned
Behaviour
0.666 0.660 0.083 8.033 0.000
S2 <- Attitude 0.825 0.819 0.041 19.883 0.000
S2 <- Theory of Planned
Behaviour
0.733 0.724 0.068 10.709 0.000
S3 <- Attitude 0.728 0.715 0.091 7.967 0.000
S3 <- Theory of Planned
Behaviour
0.700 0.688 0.100 6.971 0.000
S4 <- Attitude 0.801 0.784 0.073 10.903 0.000
S4 <- Theory of Planned 0.728 0.706 0.094 7.766 0.000
96
Behaviour
S5 <- Attitude 0.676 0.659 0.101 6.690 0.000
S5 <- Theory of Planned
Behaviour
0.666 0.647 0.101 6.579 0.000
S6 <- Attitude 0.715 0.708 0.059 12.173 0.000
S6 <- Theory of Planned
Behaviour
0.684 0.675 0.063 10.781 0.000
S7 <- Attitude 0.773 0.766 0.057 13.593 0.000
S7 <- Theory of Planned
Behaviour
0.726 0.718 0.062 11.674 0.000
Y1 <- Willingness to Pay 0.809 0.801 0.058 13.844 0.000
Y2 <- Willingness to Pay 0.894 0.894 0.025 36.411 0.000
Y3 <- Willingness to Pay 0.817 0.820 0.027 30.360 0.000
Y4 <- Willingness to Pay 0.749 0.728 0.094 7.994 0.000
Y5 <- Willingness to Pay 0.655 0.642 0.100 6.557 0.000
Pada tabel 4.9 hail pengolahan dengan menggunakan SMARTPLS dapat
dilihat nilai outer model atau korelasi antar konstruk dengan variabel
menunjukkan bahwa semua loading factor memiliki nilai diatas 0,5 sehingga
indikator untuk semua variabel tidak ada yang dieleminasi dari model dan
menunjukan tiap indikator signifikan terhadap konstruknya atau menunjukkan
nilai seluruh variabel dinyatakan valid.
Dibawah ini akan dijelaskan masuk mana sebuah variabel yang ada yaitu :
1. Membayar zakat profesi adalah merupakan hal yang baik dilakukan ( Attitude
_1) -> dengan nilai „outer loading 0,7
97
2. Menyukai membayar zakat profesi ( Attitude_2) -> kesediaan dengan nilai outer
loading 0,8
3. Membayar zakat profesi merupakan hal yang bermanfaat ( Attitude_3) -> dengan
nilai outer loading 0,7
4. Membayar zakat profesi memberikan kesan baik bagi diri saya ( Attitude_4) ->
dengan nilai outer loading 0,80
5. Menghargai adanya kewajiban membayarzakat profesi ( Attitude_5) -> dengan
nilai outer loading 0,7
6. Keluarga sselalu mengingatkan pentingnya membayar zakat profesi 9
(Subjective Norms _1) -> dengan nilai outer loading 0,71
7. Keluarga memberikan saran dan masukan mengenai zakat profesi (Subjective
Norms_2) -> dengan nilai outer loading 0,67
8. Keluarga memotivasi dengan membayar zakat profesi (Subjective Norms _3) ->
dengan nilai outer loading 0,82
9. Teman atau lingkungan banyak yang membayar zakat profesi (Subjective Norms
_4) -> dengan nilai outer loading 0.71
10. Adanya regulasi membuat saya patuh membayar zakat profesi (Subective Norms
_5) -> dengan nilai outer loading 0,5
11. Adanya peraturan dari pemerintah membuat zaya ingin membayar zakat profesi
(Subjective Norms_6) -> dengan nilai outer loading 0,6
12. Saya akan mengikuti pendapat keluarga dan teman – teman untuk membayar
zakat profesi (Subjective Norms_ 8) -> dengan nilai outer loading 0,6
13. Saya tidak ragu untuk membayar zakat profesi (Behavior _1) -> dengan nilai
outer loading 0,7
98
14. Mengetahui secara sadar bahwa zakat profesi hal penting dilakukan (Behavior _
2) -> dengan nilai outer loading 0,7
15. Mengetahui bahwa zakat profesi hal yang penting untuk dijalankan
(Behavior_3)-> dengan nilai outer loading 0,7
16. Tidak main – main dengan pembayaran zakat profesi (Behavior _4) -> dengan
nilai outer loading 0,7
17. Secara sadar paham dan mengetahui bahwa zakat profesi wajib dibayarkan
(Behavior _5)-> dengan nilai oute loading 0,8
18. Saya selalu memperhatikan setiap perintah Allah dalam hal menunaikan
kewajibannya (Religiousity _1) -> dengan nilai outer loading 0,78
19. Saya akan membayar zakat profesi tanpa paksaan (Religiousity _2) -> dengan
nilai outer loading 0,81
20. Mengetahui zakat profesi wajib dilakukan dengan tujuan penyucian harta
(Religiousity _3) -> dengan nilai outer loading 0,84
21. Bersedia membayar zakat profesi sesuai dengan nishab yang ditetapkan
(Religiousity _4) -> dengan nilai outer oading 0,84
22. Bersedia membayar gaji yang dipotong dari zakat profesi (Religiousity _5) ->
dengan nilai outer loading 0,79
23. Puas dengan meningkatknya keimanan dan ketakwaan dengan membayar zakat
profesi ( Religiousity_6) -> dengannilai outer loading 0,80
24. Saya bersedia membayar zakat profesi ( Willingness Y_1) -> dengannilai outer
loading 0,81
25. Bersedia membayar zakat profesi sesuai dengan nishab (Willingness Y_ 3)
dengan nilaiouter loading 0,82
99
26. Bersedia membayar zakat profesi sesuai dengan pendapatan yang di peroleh
Willingness) Y_4) dengan nilaiouter loading 0,75
27. Bersedia membayar zakat profesi dipotong dair gaji ( Willingness Y_5)) ->
denga nnilai outer loading 0,66
Dari 27 indikator variabel, telah di temukan sebanyak hanya 27 indikator
dari 5variabel yang dapat dijadikan sebagai faktor dari kesediaan orang membayar
zaat profesi (Attitude_1), ( subjective norms_2), (Behavior_3), (Religiousity_4), (
Willingness to pay_5) .
b. Hasil Discriminant Validity
Discriminant validity digunakan untuk memastian bahwa setiap
konsep dari masing – masing variabel laten berbeda denga variabel laten
lainnya. Odel mempunyai discriminant validity yang baik jika setiap nila
loading yang lain terhadap variabel laten lainnya. Hasil pengujian
discriminant validity diperoleh sebagai berikut.
Tabel 4.5 : Cross Loading
Attitude Theory of Planned Behaviour
behavior religiousity subjective norms
B1 0.63 0.69 0.75 0.64 0.50
B1 0.63 0.69 0.75 0.64 0.50
B2 0.69 0.71 0.86 0.55 0.51
B2 0.69 0.71 0.86 0.55 0.51
B3 0.68 0.70 0.82 0.54 0.51
B3 0.68 0.70 0.82 0.54 0.51
B4 0.66 0.72 0.80 0.72 0.45
B4 0.66 0.72 0.80 0.72 0.45
B5 0.61 0.61 0.79 0.54 0.33
B5 0.61 0.61 0.79 0.54 0.33
NS1 0.62 0.71 0.47 0.61 0.80
NS1 0.62 0.71 0.47 0.61 0.80
NS2 0.58 0.67 0.44 0.56 0.77
100
Attitude Theory of Planned Behaviour
behavior religiousity subjective norms
NS2 0.58 0.67 0.44 0.56 0.77
NS3 0.75 0.82 0.58 0.74 0.81
NS3 0.75 0.82 0.58 0.74 0.81
NS4 0.66 0.71 0.42 0.64 0.78
NS4 0.66 0.71 0.42 0.64 0.78
NS5 0.38 0.47 0.36 0.42 0.50
NS5 0.38 0.47 0.36 0.42 0.50
NS6 0.42 0.60 0.46 0.58 0.68
NS6 0.42 0.60 0.46 0.58 0.68
NS7 0.48 0.59 0.31 0.47 0.79
NS7 0.48 0.59 0.31 0.47 0.79
NS8 0.49 0.61 0.33 0.51 0.77
NS8 0.49 0.61 0.33 0.51 0.77
R1 0.58 0.71 0.66 0.78 0.55
R1 0.58 0.71 0.66 0.78 0.55
R2 0.75 0.77 0.65 0.81 0.58
R2 0.75 0.77 0.65 0.81 0.58
R3 0.52 0.69 0.46 0.84 0.62
R3 0.52 0.69 0.46 0.84 0.62
R4 0.71 0.79 0.68 0.84 0.64
R4 0.71 0.79 0.68 0.84 0.64
R5 0.57 0.74 0.55 0.79 0.71
R5 0.57 0.74 0.55 0.79 0.71
R6 0.66 0.76 0.61 0.80 0.65
R6 0.66 0.76 0.61 0.80 0.65
S1 0.73 0.67 0.44 0.54 0.64
S1 0.73 0.67 0.44 0.54 0.64
S2 0.82 0.73 0.78 0.51 0.55
S2 0.82 0.73 0.78 0.51 0.55
S3 0.73 0.70 0.47 0.60 0.68
S3 0.73 0.70 0.47 0.60 0.68
S4 0.80 0.73 0.71 0.65 0.49
S4 0.80 0.73 0.71 0.65 0.49
S5 0.68 0.67 0.58 0.53 0.60
S5 0.68 0.67 0.58 0.53 0.60
S6 0.71 0.68 0.66 0.62 0.49
S6 0.71 0.68 0.66 0.62 0.49
S7 0.77 0.73 0.64 0.66 0.54
S7 0.77 0.73 0.64 0.66 0.54
Y1 0.66 0.70 0.59 0.60 0.67
Y2 0.72 0.73 0.57 0.62 0.69
101
Attitude Theory of Planned Behaviour
behavior religiousity subjective norms
Y3 0.69 0.68 0.52 0.57 0.64
Y4 0.55 0.62 0.40 0.47 0.75
Y5 0.54 0.47 0.31 0.30 0.50
Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa beberapa nilai faktor loading untulk setiap
indikator dari masing masing laten memiliki nilai faktor loading yang lebih besar
jikadihubungkan dengan variabel latennya. Hal ini berarti bahwa setiap variabel
laten memiliki discirminant validity yang baik.
c. Hasil Reliability
Kriteria Reliability dapat dilhat dar nilai composite
reliability dan cronbach alpha dari masing – masin konstru. Konstruk
dikatakan memiliki rebilitas yang tinggi mempunyai composite reliability
diatas 0,7 dan mempunya cronbach alpha diatas 0,6.
Tabel 4.6 : Composite Reliabilit dan Cronbach Alpha
Konstruk Cronbach’s Alpha Composite
Reliability
Attitude 0,87 0,96
Willingness to pay 0,85 0,89
Behavior 0,86 0,90
Religiousity 0,89 0,92
Subjective Norms 0,88 0,91
102
Berdasarkan tabel 5.1 Cronbachs alpha pada Attitude sebesar 0,87.,
Willingness to pay 0.85, Behavior 0.86, Religiousity 0.89, Subjective
Norms 0.88 „sehingga menunjukan tingkat konsistensi jawaban responden
selama dalam setiap konstruk memiliki reliabilitas yang baik. Composite
Reliability Attitude sebesar 0.90, Willingness to pay sebesar 0.89, Behavior
0.90, Religiousity 0.92, Subjective Norms 0.91. yang berarti semua
variabel memiliki nilai Composite reliability diatas 0.7 dapat disimpulkan
semua konstruk memenuhi kriteria reliabilitas.
d. Average Varian Extraced ( AVE )
Untuk menilai validitas dari konstruk dengan
melihat nilai AVE, dipersyaratkan model yang baik jika AVE masing –
masing kosntruk nilainya diatas 0,5.
Tabel 4.5 : Hasil uji AVE
Konstruk Average Varians
attititude 0.6
Willingness to pay 0.9
Behavior 0.6
Religiousity 0.7
Subjective norms 0.6
103
Hasil output AVE menunjukkan bahwa setiap variabel memiliki
konstruk dengan nilai AVE diatas 0,5 yaitu pada variabel religiiousity nilai
AVE nya adalah 0,7, kemudian pada variabel kemudian pada variabel
attitude hasilnya menunjukan nilai AVE nya 0,6, kemudian pada variabe l
norma subjektif 0,6 , kemudian pada variabel behavior nilai AVE nya
sebesar 0,6, kemudian pada variabel independen yaitu willingness to pay
memiliki nilai 0,6.
5. Nilai Willingness to Pay Zakat profesi
a. Perhitungan dengan metode Bidding game
Adalah sebuah perhitungan dengan cara melakukan pembuatan kartu
yang berisi penawaran kepada kostumer untuk memilih kartu dengan
biaya mana yang akan dipilih. Untuk zakat profesi kartu yang
ditawarkan adalah dimulai dari angka Rp 0 sampai dengan > Rp
200.000
Tabel 4.8 : Hasil nilai Bidding game
penawaran frekuensi Jumlah
Rp0 5 0
Rp50,000 1 Rp50,000
Rp60,000 1 Rp60,000
Rp65,000 1 Rp65,000
Rp100,000 9 Rp900,000
Rp105,000 5 Rp525,000
Rp115,000 7 Rp805,000
Rp120,000 17 Rp2,040,000
Rp135,000 3 Rp405,000
104
Rp150,000 1 Rp150,000
Rp155,000 15 Rp2,325,000
Rp160,000 2 Rp320,000
Rp170,000 1 Rp170,000
Rp180,000 1 Rp180,000
Rp195,000 1 Rp195,000
> Rp 200000 30 Rp6,000,000
Jumlah Rp14,190,000
Mean Rp141,900
Nilai Rata - Rata WTP > Rp 141900
Berdasarkan hasil dari perhitungan dengan metode kartu
atau Bidding game perhitungan yang dihasilkan adalah sebanyak 5
responden memilih angka Rp 0 sehingga tidak ingin membayar,
sebanyak 1 orang memilih Rp 50.000, sebanyak 1 responden
memilih Rp 60.000, sebanyak 1 responden memilih Rp 65 ribu,
sebanyak 9 orang memilih Rp 100.000, sebanyak 5 orang memilih
Rp 105.000, sebanyak 7 orang memilih Ro 155.000, sebanyak 17
responden memilih Rp 120.000, sebanyak Rp 135.000 dipilih oleh
3 responden, 1 orang memilih Rp 150.000, sebanyak Rp 155.000
dipilih oleh 15 responden, sebnayak Rp 160.000 dipilih 2 orang,
sebanyak Rp 170.000 dipilih 1 orang, sebanyak Rp 180.000 dipilih
1 orang berdasarkan perhitungan rataan maka diperoleh hasil
berupa Rp 141.900 atau dibulatkan menjadi Rp 140.000 sebagai
dugaan kesediaan membayar atau Willingness to Pay zakat profesi
dari metode Bidding game
b. Nilai Rataan Willingness to Pay metode Open Ended Questions
Menghitung dugaan nilai kesediaan membayar zakat profesi
menggunakan metode open ended question yaitu memerikan
105
jawaban bebas kepada konsumen atas uang yang bersedia mereka
bayar tanpa ada penawaran dari penulis. Responden yang dipilih
adalah sejumlah 100 responden. Berikut rumus untuk menghitung
nilai rataan WTP
n = jumlah responden
Wi = besarnya WTP yang dibayarkan
WTP == jumlah nilai WTP
Berdasarkan data yang diperoleh maka perhitungan nilai wtp adalah
sebagai berikut : Rp80,000 + Rp300,000 + Rp155,000 +Rp250,000
+Rp190,000 + Rp150,000 + Rp120,000 + Rp100,000 +Rp562,500
+Rp147,500 +Rp100,000 + Rp100,000 + Rp150,000 + Rp450,000 + Rp
200.000 + Rp100,000 + Rp100,000 + Rp100,000 + Rp200,000 + Rp675,000
+ Rp 0 + Rp 0 + Rp 0 + Rp300,000 +Rp250,000 + Rp165,000 + Rp220,000 +
Rp170,000 +Rp120,000 + Rp201,000 + Rp155,000 +Rp230,000 +
Rp400,000 + Rp200,000 + Rp150,000 + Rp220,000 + Rp100,000 +
Rp450,000 + Rp115,000 + Rp65,000 + Rp100,000 + Rp300,000
+Rp100,000 + Rp350,000 +Rp220,000 + Rp138,000 +Rp100,000
+Rp200,000 + Rp100,000 +Rp60,000 + Rp30,000 + Rp150,000 + Rp10,000
+ Rp250,000 + Rp 100,000 + Rp300,000 + Rp250,000 + Rp165,000 +
Rp220,000 + Rp170,000 + Rp120,000 + Rp201,000 +Rp155,000 +
Rp230,000 + Rp400,000 + Rp200,000 +Rp30,000 + Rp60,000 + Rp120,000
106
+ Rp130,000 +Rp125,000 + Rp140,000 + Rp200,000 + Rp150,000 +
+Rp123,000 +Rp67,000 +Rp80,000 + Rp267,000 + Rp123,000 + Rp145,000
+ Rp86,000 +Rp123,000 +Rp90,000 + Rp67,000 +Rp100,000 + Rp0 +
Rp219,000 +Rp45,000 + Rp100,000 +Rp87,000 +Rp77,000 + Rp145,000 +
Rp150,000 + Rp167,000 +Rp250,000 + Rp256,000 + Rp143,000
+Rp120,000 +Rp146,000 + Rp180,000 + Rp100,000
100
= Rp 166,374 atau dibulatkan menjadi Rp 166.000
Jadi, nilai dugaan dari WTP zakat profesi adalah Rp 166,000.
6. Perbandingan Dari Segi Nilai Ekonomi
Pengaruh ekonomi dari nilai kesediaan membayar atau WTP (
Willingness to pay ) berupa jika Nishab wajib zakat 85 gram emas atau setara
dengan Rp 3.500.000 dan telah dibagi dengan 12 bulan dan dikalikan dengan
2,5% maka wajib zakat minimal Rp 87.500,00 pertahun setiap individu. jika
dugaan WTP adalaj Rp 166,000 maka terdapat kelebihan dari wajib zakat
profesi dari target yang ditetapkan.
Tabel 4.9
Estimasi Nilai Ekonomi Willingness to Pay
Wajib Minimum Zakat
Profesi
Nilai WTP Bidding Game Nilai WTP Open Ended
Question
Rp 87.000 Rp 140.000 Rp 166.000
107
Rp 87.000 x 5.242 (
Populasi PNS Tangsel )
= Rp 456.054.000
Rp 140.000 X 5.242 (
Populasi ) = Rp
733.880.000
Rp 166.000 X 5.242 (
Populasi) = Rp 870.172.000
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diperoleh bahwa nilai WTP melampaui dari
batas diwajibkannya zakat profesi yaitu estimasi perolehan awal pertahun zakat
profesi jika sesuai dengan batas Nishab adalah sebesar Rp 456.054.000 kemudian
berdasarkan penelitian estimasi nilai kesediaan membayar responden yaitu sebesar
Rp 733.880.000 ( Bidding game) dan Rp 870.000.000 ( Open Ended Question).
7. Pembahasan
1. Interpretasi Atas Faktor yang Telah Dibentuk
Setelah melakukan faktoring, maka langkah selanjutnya adalah
menginterpretasikan faktor yang telah terbentuk. Hal ini dilakukan untuk
mewakili variabel – variabel anggota faktor. menurut ( Zaini Hasan,
2011:3) mengatakan bahwa pemberian nama dan konsep setiap faktor
ditentukan berdasarkan makna umum yang tercakup didalamnya.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa faktor Sikap
secara signifikan berpengaruh terhadap kesediaa membayar zakat
profesi, menurut ( Kotler, 2005: 12) sikap merupakan sebuah perilaku
atas apa yang disukai dan tidak disukai. Seorang individu akan bersedia
untuk menampilkan suatu perilaku tertentu ketikamenilai secara positif.
Jika seseorang menilai bahwa membayar zakat pofesi merupakan hal
yang positif maka akan meningkatkan kesediaanya untuk membayar
108
zaat profesi. Dalam hal ini sikap merupakan salah satu faktor penentu
penyebab seorang bersedia membayar zakat profesi.
Faktor Subjective norms juga mempengaruhi kesediaan reponden
membayar zakat, faktor dai norma subjektif terbagi menjadi dua yaitu
dipengaruhi secara internal dan eksternal (Icek Ajzen, 1991 : 6).
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa adanya pengaruh dari inernal
yaitu keluarga dan eksternal masyarakat luar berpegaruh terhadap
kesediaan responden membayar zaka profesi. namun terdapat indikator
yang tidak menjdi faktor responden bersedia membayar zakat profesi
yaitu adanya indikator regulasi tidak mempengaruhi responden
membayar zakat profesi.
Faktor behavioral menjadi salah satu penentu seseorang bersedia
membayar zkat profesi, jika dilihat dari seluruh indikator menjadi
penentu kesediaan rang membayar zakat dan tidak ada indikator yang
tidak valid sehingga menyimpulkan bahwa indikator pada variabel
Behavioral menjadi faktor kesediaan orang membayar zakat.
Mendukung penelitian sebelumya yang juga mengui kesediaan
membayar emnggunakan variabel Behavioral( Bandura,1992 : 9) bahwa
variabel pada behavioral menjadi faktor penentu kesediaan orang
membayar.
Faktor Religiousit merupakan salah satu variabel yang yseuruh
indikatornya signifikan mempengaruhi kesediaan membayar zakat
profesi. menurut ( Jallaludin, 2010: 10) mengatakan religiusitas sebagai
suatu keadaan yag ada didalam individu yang mendorongnya untuk
bertingkah laku sesuai keadaaanya. Maka. Seluruh indikator pada
109
variabel Religiusitas berpegaruh kepada kesediaan reponden membayar
zakat profesi
Faktor kesediaan membayar memiliki 5 indikator yang
berpengaruh terhadap kesediaan membayar. Menurut teori kesediaan
dalam Willingness to pay 9 (Katrhine bernath, 2011:5) mengatakan
bahwa Teori Planned Behavior ikut mempengaruhi kesedian
membayar. Terbukti seluruh variabel terdapat indikator yang valid
berpengaru terhadap keputusan membayar zakat profesi
Besarnya nilai WTP jika dilihat dari metode CVM dengan cara
memberikan penawaran membuka kartu atau Bidding game maka
dihasilkan dugaan sementara bahwa besarnya kesediaan membayar
zakat profesi adalah sebesar Rp 140.000,00
Sementara menghitung dugaan kesediaan membayar dengan
menggunakan metode Open Ended Question menghasilkan biaya
nilaiWTP responden untukmembayar zakat profesi sebesar Rp
166.000,00 hal ini mengindikasikan bahwa kesediaan masyarakat
membayar zakat profesi melebihi dari batas minimal membayar zakat
profesi yaitu Rp 87.000. survei mengenai nilai WTP juga dilakukan
oleh ( Sevda Birdir, 2012:7) yang menghasilkan ditemukannya
kesediaan membayar lebih dari yang ditetapkan dan terbukti dari
penelitian ini.
110
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan dari data mengenai faktor –
faktr yang mempengaruhi kesediaan membayar zakat profesi maka dapat
ditarik kesimpulan dari 5 variabel yang di ambil
111
Faktor dari variabel Attitude terdiri dari Membayar zakat profesi
adalah merupakan hal yang baik dilakukan ( Attitude _1) -> nilaiouter
loading 0,73; Menyukai membayar zakat profesi ( Attitude_2) ->
dengan nilai outer loading 0,82; Membayar zakat profesi merupakan
hal yang bermanfaat (Attitude_3) ->dengan nilai outer loading „‟0,73;
Membayar zakat profesi memberikan kesan baik bagi diri saya (
Attitude_4) ->dengan nilai outer loading 0,80; menghargai adanya
kewajibn amembayar zakat profesi (Attitude_5) -> dengan nilai outer
loading 0,68 Tidak ragu untuk membayar zakat profesi (Attitude_6) -
> kesediaan dengan nilaiouter loading 0,71; Memahami tujuan dari
membayar zakat profesi (Attitude_7) -> dengan nilai outer loading
0,77
Faktor dari variabel Subective Norms terdiri dari Keluarga sselalu
mengingatkan pentingnya membayar zakat profesi 9 (Subjectve
Norms _1) -> kesediaan dengandengan nilai outer loading 0,80;
Keluarga memberikan saran dan masukan mengenai zakat profesi
(Sujective Norms_2) -> kesediaan dengannilai outer loading 0,77;
Keluarga memotivasi dengan membayar zakat profesi (Subjective
Norms_3) -> kesediaan dengandengan nilai outer loading 0,81 Teman
atau lingkungan banyak yang membayar zakat profesi (Subjective
Norms_4) -> kesediaan dengan nilainilai outer loading 0,78 ; teman
saya memberikan pendapat sebaiknya membayar zakat profesi
(Subjective Norms_5) -> dengan nilaiouter loading 0.50 ; adanya
regulasi membayar zakat membuat zaya ingi membayar zakat profesi (
Subjective Norms_6) -> dengan nilai outer loading 0,68; Adanya
112
regulasi atau pengaruh eksternal membuat saya ingi; membayar zakat
profesi ( Subjective Norms _7) ->dengan nilaiouter loading 0,79 :
Saya akan mengikuti pendapat keluarga dan teman – teman untuk
membayar zakat profesi (Subjective Norms_ 8) -> dengan nilai outer
loading 0,77
Faktor dari Variabel Behavior terdiri dari Saya tidak ragu untuk
membayar zakat profesi (Behavior_1) -> dengan nilai outer loading
0,75 ; Mengetahui secara sadar bahwa zakat profesi hal penting
dilakukan ( Behavior _ 2) -> dengan nilai outer loading 0,86 ;
Mengetahui bahwa zakat profesi hal yang penting untuk dijalankan
(Behavior_3)-> dengan nilai outer loading 0,82;Tidak main – main
dengan pembayaran zakat profesi ( Behavior_4) -> dengan nilai outer
loading 0,80 ;Secara sadar paham dan mengetahui bahwa zakat profesi
wajib dibayarkan (Behavior _5)-> kese diaan dengan nilai faktor
loading 0,79
Faktor dari Variabel Willingness to Pay yakni Saya bersedia
membayar zakat profesi ( Willingness( Y) _1) ->dengan nilai outer
loading 0,81; Saya akan membayar zakat profesi tanpa paksaan (
Willingness(Y)_2)dengan nilai outer loading 0,89 ; Bersedia
membayar zakat profesi sesuai dengan nishab ( Willingness ( Y)_ 3)
dengan nilaiouter loading 0,82; Bersedia membayar zakat profesi
sesuai dengan pendapatan yang di peroleh ( Willingness(Y)_4)
dengan dengan nilai outer loading 0,75; bersedia membayar zakat
profesi dipotong dari gaji ( Willingness ( Y) _5 -> dengan nilai outer
loading 0,66
113
Nilai Willingness to Pay zakat profesi dari metode permainan
kartu atau Bidding game sebesar Rp 140.000
Nilai dari Willingness to Pay zakat profesi dari metode
Open Ended Question sebesar Rp 166.000
Variabel religiusitas sebagai bagian dari Teori Planned
Behavior.
Jadi, dapat disimpulakan bahwa faktor Attitude, Behavior, Subjective Norms,
Religiousity, mempengaruhi PNS membayar zakat profesi dan besarnya niilai
dugaan kesediaan orang membayar zakat profesi adalah Rp 140.000,00 atau Rp
166.000,00
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah di uraikan diatas, maka penulis mencoba
menyampaikan saran yang diharrapkan membantu dan bermanfaat diantaranya :
1. Penelitian ini dilakukan utuk mengetahui faktor – faktor yang
mempengaruhi kesediaan membayar zakat profesi bagi PNS di
Kota Tangerang Selata. Penelitian ini dapat digunakan pada
pihak pemerintah sebagai acuan adanya rencana mebuat
peraturan kewajiban membayar zakat profesi
2. Bagi pemerintah dapat mengetahui di angka berapa masyarakat
terutama PNS bersedia membayar zakat profesi sehingga
diharapkan pemungutan uang zakat profesi melebih target dari
yang ditetapkan
114
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Qadir. “ Zakat: Dalam Dimensi Mahdah dan Solusi”, Srigunting,Jakarta,
2001
Ajzen, Icek.(1998). Attitude, Personality and Behavior. Dorsey Press, Chicago, IL
Ajzen, Icek. (1991). Theory of Planned Behavior. Organization Behavior and
Human Decision Process, Vol. 50, pp 179-211
Ajzen, Icek. (2002). Perceived Behavioral Control, Self – Efficiency, Locus of
Control The Theory of Planned Behavior. Journal of Applied Social
Psychology, 32,4,pp. 665-683
Ajzen, Icek, ( 2005). Attitude, Personality and Behavior ( 2th ed). Mc Graw –
Hill, England
Ancok, Suroso. “ Psikologi Islam” . Cet. 1 2015
Baryah, Oneng Nurul, “ Total Quality Management Zakat”, Wahana Kardofa,
Jakarta, 2012
Chen Xie, Bai, ( 2018). Willingness to pay for green electricity in Tianjin, China:
Baesd on the Contingent Valuation Method. Journal Energy Policy pp 114
Corrigen J.R.Killing “ Willingness to Pay Theory”. 2003
Delener, “ Religiousity in Psyhcology Economics”. 1994
Fauzia, Ika Yunia dan Abdul KADIR Ryadi. “ Prinsip Dasar Ekoomi Islam:
Prespektif Maqashid Shariah, Prenadamedia Group
Hanley and Spash,” Theoritical Economy Issue:. Economic Journal1993
Hoka, Helen ( 2017). Willingness to pay for improved energy: Evidence from
Kenya. Journal Renewable Energy. Pp 104 – 112.
Jalaluddin. Psikologi Agama. RAJAGRAFINDO Persada. 2012
Ramdas, Murugadas. (2014).Impact of Tourism on environtmental attributes,
environtmental literacy and Willingness to pay: Aconceptual and
theoritical review.Journal Social and behavioral science pp 378- 391.
Daniel, Haile(2009). Estimating the Willingness to Pay for the Benefit of AES
Using the Contingent Valuation Method.Journalof Natural Resources
Policy Research
Greece, L. “ Willingness to Pay for Public goods product”., 2014
115
Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi analisis Multivariate dengan program IBM
SPSS21, Edisi 7. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013
Ghozali, Imam. ( 2015). Konsep, Tekni dan Aplikasi menggunakan program
SmartPLS 3.0. Edisi 2. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro
Hardiyani, “ Perbaikan Kualias Layana Kereta api “, Ekonomi Journal. 2015
Hafidhuddin Dindin, “Panduan Zakat Bersama K.H. Didin Hafdidhuddin”, ( Cet
ii)
Harun Nasution, “ Religiusitas dalam pengamilan keputusan konsumen”.,
Psikologi Islam. 1985
Kamaruddin, Andi Martina dkk. “Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Keputusan Berzakat Profesi” . Vol. 12 No. 2., Jurnal Eksekutif 2015
Bernath, Kathrine (2008).Recreational benefits of Urban Forests: Explaining
visitors‟ Willingness to Pay in the context of the Theory of Planned
behavior. Journal of Environtmental Management 89 ( 2008) vol. 155-166
Kotler, Philip. (2008). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga
Kotler, Philip dan G., Amstrong ( 2001). Dasar – dasar prmasaran., Jilid 1., Edisi
Kesembilan, Jakarta: Indeks
Manurung, Sitorus. “ Tehknik CVM dalam menggunakan eksperimental”. 2008
Mufraini, M. Arief. “Metodologi Penelitian Bidang Studi Ekonomi Islam”, UIN
Jakarta, Pres, Jakarta, 2013
Md., Raziuddin. “ Theory of Planned Behaviour on Economic Prspective”. 2018
Mufraini, M. Arief. “ Akuntansi Manajemen Zakat”, UIN Jakarta, Pres, Jakarta,
2014
Mustikasari, “ Theory of Planed Behavior dalam Wtp”., 2007
Saad, Ram Al Jaffri dan Roszaini Haniffa. “ Determinants of Zakah ( Islamixc
Tax) Compliance Behavior”., Vol. 5. Journal ISLAMIC Accountig and
Bussiness Research, 2014
Santoso, Anang Arief, “ Zaka Sebagai Kebijakan Alternatif Anti Kesenjangan dan
Anti Kemiskinan”, ( Jurnal Ekonomi Syariah “ Muamalah” Vol. 1, No. 1
Agustus 2002
116
Schiffman, Leon dan Leslie Lazar Kanuk, “ Perilaku Konsumen”, PT. Macana
Jaya Cemerlang, Klaten, 2008.
Sugiyono, ( 2015). Metode penelitian pendidikan ( pendekatan Kuantitatif dan
Kualitatif dan RnD). Bandung: Alfabeta.
Simamora, Bilson (2004). Panduan Riset perilaku konsumen, Jakarta: Gramedia
Pustaka
Ofyar, Tamim. “Nilai Estimasi Transportasi Publik,. 1997
Qardhawi, Yusuf. Alih bahasa Salma Haru, et al. “Hukum Zakat”( Pustaka Litera
antar nusa dan Mizan: Jakarta, 1998)
Yamin, Sofyan dan Kurniawan, Heri (2011) Generasi Baru Mengolah Data
Penelitian denga Partial Least Square Path Modeling. Jakarta. Penerbit
Salemba Infotek
Yzer, “ Willingness to pay in Theoritical Review”. 2014
Wibisono, Yusuf. “ Mengelola Zakat Indonesia”, Prenadamedia Grup, Jakarta,
2015
Zhao d.kk. “Willingness to Pay for Public transport China”, Beijing, 2015
117
Lampiran 1 : Kuisioner Penelitian
KUISIONER PENELITIAN
SURVEI WILLINGNESS TO PAY ZAKAT PROFESI
( Studi pada PNS Kota Tangerang Selatan)
Petunjuk penisian : berilah tanda Check List atau tanda silang pada pilihan
jawaban yang ada:
A. Profil Responden
1. Jenis kelamin :
o Pria
o Wanita
2. Usia :
o 18 – 25 tahun
o 25 – 30 tahun
o 30 – 35 tahun
o > 35 tahun
3. Pangkat / tingkatan jabatan
o Golongan I
o Golongan II
o Golongan III
o Golongan IV
4. Pendidikan terakhir
o SMA
o S1
118
o S2
o S3
B. Pengetahuan Zakat Profesi
1. Apakah anda mengetahui apa itu zakat profesi sebelumnya?
o Iya
o Tidak
2. Sudah kah anda membayar zakat profesi?
o Sudah
o Belum
C. Pertanyaan penelitian
Berilah respon pertanyaan dalam tabel dengan memberikan tanda
check list atau silang pada kolom yang sesuai dengan presepsi
Saudara/ i mengenai pertanyaan tersebut. Skala respon sebagai berikut
:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : tidak setuju
S : Setuju
SS : Sangat setuju
Adapun pengisian pada kolom terakhir mengeni besaran nilai zakat
profesi yang ingin dikeluarkan silahkan memilih kolom pilihan dengan
cara memberikan tanda lingkaran, dan mengisi nominal zakat profesi
yang di inginkan saudara/i
119
1. Attitude
No Pertanyaan SS S TD STS
1 Membayar zakat profesi adalah
merupakan hal yang baik dilakukan
2 Saya suka membaar zakat profesi
3 Membayar zakat profesi merupakan
suatu hal yang bermanfaat
4 Membayar zakat profesi memberikan
kesan baik bagi hidup saya
5 Saya menghargai adanya kewajiban
membayar zakat profesi
6 Saya termasuk orang yang tidak
berfikir dua kali untuk mengeluarkan
zakat profesi
7 Saya memahami tujuan dari membayar
zakat profesi untuk diberikan kepada 8
asnaf ( fakir, miskin, amil muallaf,
gharrim, fisabilillah ibnussabil)
2. Norma Subjektif
No Pertanyaan SS S TD STS
1 Keluarga saya selalu mengingatkan
akan membayar zakat profesi
2 Keluarga saya memberikan masukan
120
kepada saya bahwa petingnya
membayar zakat profesi
3 Keluarga saya selalu memotivasi saya
akan manfaat membayar zakat profesi
4 Teman saya banyak yang membayar
zakat profesi
5 Teman saya berpendapat sebaiknya
membayar zakat profesi
6 Adanya regulasi mengenai kewajiban
membayar zakat dari pemerintah
membuat saya ingin membayar zakat
profesi
7 Dengan adanya peraturan dari
pemerintah mengenai kewajiban
membayar zakat profesi membuat saya
ingin membayar zakat profesi
8 Saya akan mengikuti pendapat keluarga
dan teman saya untuk membayar zakat
profesi
3. Perceived Behavioral Control
No Pertanyaan SS S TD STS
1 Saya tidak ragu untuk membayar zakat
profesi
121
2 Saya mengetahui bahwa membayar
zakat itu hal yang penting dilakukan
3 Saya mengetahui bahwa zakat profesi
merupakan perintah yang harus
dijalankan
4 Saya yakin adanya kewajiban
membayar zakat profesi
5 Saya tahu dan paham bahwa membayar
zakat merupakan hal yang wajib
dilakukan
4. Religiousity
No Pertanyaan SS S TS STS
1 Saya selalu memperhatikan setiap
perintah Allah dalam hal menunaikan
kewajiban
2 Saya melakukan sholat, puasa, dan
zakat karena merupakan termasuk
rukun iman dalam Islam
3 Saya mengetahui bahwa membayar
zakat profesi merupakan hal yang wajib
untuk dilakukan karena merupakan
bagian dari penyucian harta
4 Saya memahami dan yakin bahwa
122
membayar zakat akan diberikan pahala
oleh Allah
5 Saya yakin bahwa membayar zakat
profesi tidak akan mengurangi harta di
dunia, akan menambah pahala di
akhirat
6 Saya merasa puas secara iman karena
membayar zakat profesi menambah
iman saya
7. Willingness
No Pertanyaan SS S TS STS
1 Saya bersedia membayar zakat profesi
2 Saya akan membayar zakat profesi
tanpa paksaan
3 Saya bersedia membayar zaat profesi
sesuai dengan nishab yang telah
ditetapkan
4 Saya bersedia membayar zakat profesi
sesuai dengan besaran pendapatan yang
saya peroleh
123
5 Saya bersedia membayar zakat profesi
yang dipotong dari gaji saya
8. Jika anda memiliki pilihan untuk membayar zakat profesi, berapakah
biaya yang anda ingin keluarkan? Silahkan lingkari
Rp0 Rp 5 ribu Rp 10 ribu Rp 15ribu Rp 20 ribu
Rp 25 ribu Rp 30 ribu Rp 53 ribu Rp 40 ribu Rp 45 ribu
Rp 50 ribu Rp 55 ribu Rp 60 ribu Rp 65 ribu Rp 70 ribu
Rp 75 ribu Rp 80 ribu Rp 85 ribu Rp 90 Ribu Rp 95 ribu
Rp 100 Ribu Rp 105 ribu Rp 110 ribu Rp 115 ribu Rp 120 ribu
Rp 125 ribu Rp 125 ribu Rp 130 ribu Rp 145 ribu Rp 150 ribu
Rp 155 ribu Rp 160 ribu Rp 165 ribu Rp 170 ribu Rp 175 ribu
Rp 180 ribu Rp 185 ribu Rp 190 ribu Rp 195 ribu Rp 200 ribu
Rp > 200 Ribu
9. Diluar dari biaya zakat yang diwajibkan dikeluarkan yaitu Ro
93.750,00 perbulan, berapakah estimasi biaya zakat yang anda
bersedia dan pantas untuk keluarkan dari gaji anda ? Silahkan tulias
angka nominal dibawah ini
Rp .........................
124
Lampiran 2 : Tabulasi Data Responden
W
T
1
W
T
2
W
T
3
W
T
4
W
T
5
A
1
A
2
A
3
A
4
A
5
A
6
A
7
S
N
1
S
N
2
S
N
3
S
N
4
S
N
5
S
N
6
S
N
7
S
N
8
B
1
B
2
B
3
B
4
B
5
R
1
R
2
R
3
R
4
R
5
R
6
5 5 4 3 2 5 4 5 3 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 3 3 3 3 5 4 5 5 4 5
5 5 4 3 2 4 4 5 4 3 5 5 3 3 4 4 3 2 2 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5
5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 3 5 5 4 4 4 3 3 4 4 4 5 5 4
4 5 3 4 2 4 4 5 4 4 4 3 3 3 3 4 5 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4
4 5 4 3 3 4 4 5 3 3 3 4 4 4 4 4 5 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4
4 5 4 4 5 4 4 5 3 4 4 3 3 3 3 4 5 2 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 5
4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 3 3 3 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4
4 5 3 4 3 4 4 5 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3
3 4 5 4 2 4 4 5 4 5 5 5 3 3 5 4 4 4 3 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5
4 5 1 1 1 1 4 5 1 1 1 4 5 5 4 4 4 5 4 5 1 5 1 4 5 4 5 5 1 2 1
5 5 3 5 4 4 4 2 4 4 3 4 4 3 3 3 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
5 5 4 5 3 4 4 5 4 4 4 3 2 2 4 4 5 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4
5 4 3 5 3 4 4 3 4 3 4 4 2 2 3 4 5 2 2 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4
3 5 4 5 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 5 3 3 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4
3 5 2 5 3 5 4 4 4 3 5 3 4 3 3 5 5 4 3 3 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4
4 5 3 5 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 5 5 4 4 5 5 3 3 3 3 4 4 4 3 5 5
5 5 3 5 3 4 4 2 4 4 3 4 3 4 3 5 5 2 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4
5 5 3 5 4 4 4 2 4 4 3 4 3 2 3 4 5 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4
5 4 4 5 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 5 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5
5 4 3 5 3 4 4 4 3 3 5 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 2 5 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3 3 4 5 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3
4 5 2 5 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 5 4 4 3 4 4 3 5 3 4 4 4 5 4 5
4 5 2 5 3 4 2 4 4 3 3 4 2 2 2 4 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3
4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4
5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 5 2 2 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3
125
3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 5 2 2 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4
4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 5 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3
4 5 4 4 3 4 4 4 4 5 3 5 3 3 3 4 4 3 4 2 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5
5 1 2 5 2 4 3 4 2 2 3 2 3 2 2 4 4 2 3 3 2 2 2 2 3 1 3 3 1 3 3
5 4 4 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4
5 4 4 5 2 4 2 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 5 4 5 5 4 5
5 3 4 4 2 4 3 4 4 3 5 5 3 3 4 4 5 2 2 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5
5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 3 5 5 4 4 4 3 3 4 4 4 5 5 4
4 3 3 4 2 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4
3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4
4 4 4 4 5 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 5 2 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 5
5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 3 3 3 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4
5 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 5 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3
5 5 5 3 2 4 4 4 4 5 5 5 3 3 5 4 4 4 3 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5
5 1 1 4 1 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1
5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
5 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 2 2 4 5 5 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4
3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 2 2 3 4 5 2 2 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4
3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 5 5 3 3 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4
3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 5 3 4 3 3 5 5 4 3 3 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4
5 3 3 5 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 5 5 4 4 5 5 3 3 3 3 4 4 4 3 5 5
3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 2 5 2 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4
3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 2 5 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4
3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 5 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5
4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 5 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 2 4 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 5 4 4 4 4 4 3
3 3 2 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 5 3 4 4 4 3 4 4 3 5 5 4 4 4 5 4 5
3 2 2 4 3 2 5 2 4 3 3 4 2 2 5 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3
3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4
126
3 4 4 3 4 4 5 4 3 4 4 3 3 3 4 3 5 2 2 3 4 4 3 3 5 4 4 3 3 3 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 5 3 5 2 2 4 3 4 3 3 5 4 4 3 3 3 4
4 4 4 4 4 4 5 4 4 2 4 3 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 3 4 5 4 4 3 3 4 4
4 3 4 3 3 3 4 4 4 5 3 5 3 3 3 4 5 3 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5
1 1 2 2 2 4 3 2 2 2 3 2 3 2 4 3 5 2 3 4 2 2 2 2 5 1 3 3 1 3 4
4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 5 3 3 4 3 4 4 4 5 4 3 3 4 3 4
3 4 4 3 2 4 2 4 3 3 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 3 3 3 3 5 5 4 5 5 4 4
3 3 4 3 2 4 3 3 4 3 5 5 3 3 5 4 5 2 2 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4
3 5 5 5 5 3 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 3 5 5 4 4 4 3 5 4 4 4 5 5 4
3 3 3 4 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 5 3 4 4 3 5 3 4 4 4 5 3 4 3 4 4 4
4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 5 4 4 3 3 5 4 4 4 3 5 3 4 4 3 4 5
3 4 4 3 5 3 3 3 3 4 4 3 3 3 5 3 4 2 3 5 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4
4 4 4 3 4 3 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4
3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 5 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 5
4 5 5 4 2 2 4 2 4 5 5 5 3 3 5 3 3 4 3 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4
1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 2 2 2 1 5 2 2 5 1 2 4
3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 3 4
4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 2 2 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 5 3 4 5 4 3 4
3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 2 2 3 3 4 2 2 4 4 3 3 4 4 3 4 5 4 3 4
3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4
3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 5 3 4 3 3 3 3 4 3 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4
5 3 3 5 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 5 4 4 5 5 3 3 3 5 4 4 5 3 5 5
3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 2 3 2 3 5 4 4 3 3 4 4 4 5 3 3 4
3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 2 3 2 3 3 3 5 4 3 4 3 4 4 4 5 3 3 4
3 4 4 3 2 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 3 3 3 3 4 5 4 5 5 4 5
3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 5 5 3 3 4 4 3 2 2 3 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5
3 5 5 5 5 3 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 3 3 5 5 4 4 4 3 3 4 4 5 5 5 4
3 3 3 4 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 5 3 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4
4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 5 4 4 4 4 4 3 4 5 3 4 4
127
3 4 4 3 5 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 4 4 4 4 3 3 5 3 4 5
4 4 4 3 4 3 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4
3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 5 4 3 3
4 5 5 4 2 2 4 2 4 5 5 5 3 3 5 3 3 4 3 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5
1 1 1 1 1 3 2 1 1 1 2 3 4 5 2 4 5 1 4 5 4 2 2 1 2 2 2 5 1 2 1
3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 3 4
4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 2 2 4 4 3 3 3 3 3 4 3 5 3 3 4 5 4 3 4
3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 2 2 3 4 4 2 2 3 4 3 3 5 3 3 4 5 4 3 4
3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4
3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 5 3 4 3 3 4 3 4 3 3 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4
5 3 3 5 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 5 4 4 5 5 3 3 5 3 4 4 5 3 5 5
3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 2 3 2 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4
3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 2 3 2 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 5 3 3 4
3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5
4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4
3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 5 3 4 4 5 4 4 3
3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 5 5 4 5