skripsi dian 1 - repository.ipb.ac.id · di tk regency jakarta. pendidikan sd ditempuh pada tahun...
TRANSCRIPT
SKRIPSI
APLIKASI STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DALAM
PENGENDALIAN VOLUME BERSIH SUSU FRISIAN FLAG COKLAT
UHT (ULTRA HIGH TEMPERATURE) DI PT. FRISIAN FLAG
INDONESIA PLANT CIRACAS, JAKARTA
Oleh
DARMASTUTI DIAN PRATIWI
F24102106
2006
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
Darmastuti Dian Pratiwi. F24102106. Aplikasi Statistical Process Control (SPC) Dalam Pengendalian Volume Bersih Susu Frisian Flag Coklat UHT (Ultra High Temperature) Di PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas, Jakarta. Di bawah bimbingan Dr. Ir. Yadi Haryadi, MSc. (2006)
RINGKASAN
Statistical Process Control adalah suatu cara pengendalian proses yang dilakukan melalui cerminan/gambaran statistik pergerakan data diantara rentang batas toleransi penyimpangan tertentu. Metodologi yang dilakukan mencakup pengumpulan dan analisis data kuantitatif. Penentuan dan interpretasi dari pengukuran-pengukuran yang telah dilakukan dapat menjelaskan baik tidaknya suatu proses atau operasi. Tujuan utama pengendalian proses ini adalah untuk peningkatan kualitas proses produksi agar dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan, serta mengurangi kerugian yang dapat dialami produsen. Pengendalian proses yang dikaji selama periode magang di PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas adalah proses pengolahan susu Frisian Flag Coklat UHT (Ultra High Temperature). Salah satu karakteristik mutu dari produk ini adalah volume bersihnya. Kurang cermatnya pengendalian proses pembuatan susu Frisian Flag Coklat UHT menyebabkan parameter mutu tersebut beragam dan sering menyimpang dari spesifikasi. Tujuan dari kegiatan magang ini adalah mengkaji penyimpangan volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT melalui penggunaan bagan kendali, serta menganalisa penyebab-penyebab penyimpangan tersebut. Metode yang dilakukan adalah melalui observasi lapang yang mencakup wawancara dan pengamatan, dilanjutkan dengan studi pustaka, pengambilan data dan analisa. Proses pengambilan dan metode pengukuran contoh yang dilakukan sama seperti pengendalian volume bersih yang dilakukan oleh Departemen Quality Control PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas, Jakarta. Analisis data yang dilakukan adalah dengan menggunakan teknik bagan kendali proses (control chart) X-bar dan R Untuk mengetahui faktor-faktor yang mungkin berpengaruh terhadap variasi volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT digunakan teknik brainstorming dan pembuatan diagram sebab-akibat. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa mutu proses produksi susu Frisian Flag Coklat UHT untuk karakteristik volume bersih belum terkendali secara statistik. Pada bagan kendali X-bar susu Frisian Flag Coklat UHT volume 115 ml line 1 didapatkan CL (Control Limit) nya adalah 114.926 ml dan 2.061 ml untuk bagan kendali R. CL pada line 2 adalah 114.960 ml untuk bagan kendali X-bar dan 1.746 ml untuk bagan kendali R. Pada bagan kendali X-bar susu Frisian Flag Coklat UHT volume 200 ml line 1 didapatkan CL-nya adalah 199.762 ml dan CL pada bagan kendali R adalah 3.179 ml. Sedangkan untuk line 2, CL pada bagan kendali X-bar adalah 198.525 ml dan 2.619 ml untuk bagan kendali R. Hasil analisis diagram sebab-akibat yang diperoleh dari hasil brainstorming menunjukkan bahwa faktor-faktor utama yang berpengaruh terhadap keragaman mutu volume bersih adalah manajemen, metode, mesin, dan manusia. Faktor yang termasuk ke dalam manajemen adalah pengawasan pada
shift 3 sedangkan pada metode adalah sampling. Untuk manusia, faktor-faktornya adalah kekurangtelitian, keterampilan/keahlian serta motivasi dalam bekerja. Mesin terbagi lagi menjadi homogenizer, tegangan listrik, PLC (Process Logic Control), dan outlet valve.
APLIKASI STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DALAM
PENGENDALIAN VOLUME BERSIH SUSU FRISIAN FLAG COKLAT
UHT (ULTRA HIGH TEMPERATURE) DI PT. FRISIAN FLAG
INDONESIA PLANT CIRACAS, JAKARTA
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
DARMASTUTI DIAN PRATIWI
F24102106
2006
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
APLIKASI STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DALAM
PENGENDALIAN VOLUME BERSIH SUSU FRISIAN FLAG COKLAT UHT (ULTRA HIGH TEMPERATURE) DI PT. FRISIAN FLAG
INDONESIA PLANT CIRACAS, JAKARTA
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh DARMASTUTI DIAN PRATIWI
F24102106
Dilahirkan di Jakarta pada tanggal 20 Februari 1985
Tanggal lulus : 21 Juli 2006 Menyetujui,
Bogor, Agustus 2006
Dr. Ir. Yadi Haryadi, MSc. Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dr. Ir. Dahrul Syah, MSc., Agr. Ketua Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 20 Februari
1985. Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara putri
pasangan Drs. Hadi Hardjono dan Rini Gayatri Suryowati.
Penulis memulai pendidikan formalnya pada tahun 1988-1990
di TK Regency Jakarta. Pendidikan SD ditempuh pada tahun
1990-1996 di SD Yasporbi I Jakarta. Pada tahun 1996-1999
penulis melanjutkan pendidikannya di SMP Yasporbi I
Jakarta. Selepas SMP, penulis melanjutkan pendidikannya di SMU Labschool
Rawamangun Jakarta hingga tahun 2002. Pada tahun yang sama penulis diterima
sebagai mahasiswa IPB pada Departemen Teknologi Pangan dan Gizi (yang saat
ini menjadi Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan), Fakultas Teknologi
Pertanian IPB melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru).
Selama kuliah penulis aktif di beberapa organisasi baik di dalam maupun
di luar kampus, yaitu menjadi staf di World Wildlife Fund Indonesia, Cat Fancy
Indonesia, HIMITEPA (Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan), Food
Chat Club, IAAS (International Association of Students in Agricultural and
Related Sciences) Local Committee IPB, dan fgW student Forum. Selain itu,
penulis juga pernah mengikuti berbagai macam kepanitiaan yang diadakan oleh
organisasi-organisasi tersebut. Selama menjadi mahasiswa di IPB penulis
memperoleh beberapa penghargaan yaitu juara pada The 4th National Student
Paper Competition on Food Issues, dan juara menulis Surat Kritik dan Saran
untuk Menteri Pertanian Republik Indonesia. Selain itu penulis juga terpilih dalam
kegiatan Unilever Business Week 2005. Untuk kegiatan akademik, penulis terpilih
menjadi Asisten Praktikum mata kuliah Mikrobiologi Pangan.
Sebagai syarat memperoleh gelar sarjana penulis melakukan kegiatan
magang selama empat bulan di PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas, Jakarta.
Hasil kegiatan tersebut disusun dalam bentuk skripsi dengan judul “Aplikasi
Statistical Process Control (SPC) Dalam Pengendalian Volume Bersih Susu
Frisian Flag Coklat UHT (Ultra High Temperature) di PT. Frisian Flag Indonesia
Plant Ciracas, Jakarta” dengan bimbingan Dr. Ir. Yadi Haryadi, MSc.
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat
serta karunia sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini :
1. Dr.Ir.Yadi Haryadi, M.Sc atas bimbingannya selama penulis menjadi
mahasiswa di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB.
2. Ir. Maya Surjadewi selaku pembimbing lapang yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing dan memberikan perhatian selama penulis
magang di PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas, Jakarta.
3. Bapak Kumpul Gunadi yang telah memberikan kesempatan pada penulis
untuk menyelesaikan tugas akhir di PT. Frisian Flag Indonesia Plant
Ciracas, Jakarta.
4. Dr. Ir. Muhamad Arpah, M.Si dan Ir. Budi Nurtama, M.Agr atas
kesediaannya menguji penulis saat ujian akhir sarjana serta atas saran-
saran yang sangat berharga bagi perbaikan skripsi ini.
5. Keluarga penulis, Papa, Mama, serta Mas Bayu yang selalu mendukung
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu.
6. Tri Pujihartono yang telah memberikan dukungan, perhatian, bantuan,
serta semangat. Terimakasih atas hari-hari yang luar biasa selama magang.
7. Bu Retno, Pak Aryo, Pak Priyo, Pak Thomas, Bu Antie, Pak Hari, Mbak
Wiwik, Pak Bambang, Pak Ananto, Mbak Pungki, Mas Hendra, Pak Erik,
Pak Teguh, Pak Togam, Meneer Ekke, Mr. Sardar, Pak Muhaemin, Pak
Cece, Pak Bahri, serta Pak Iwat yang selalu membantu dan mendukung
penulis selama magang. Terimakasih karena banyak sekali pelajaran yang
dapat penulis peroleh dari semuanya.
8. Zarina dan Dadik atas ketulusannya dalam membantu penulis mengurus
segala hal untuk menyelesaikan skripsi dan juga menyukseskan ujian akhir
sarjana. Herold, Shinta dan Yoga yang telah membantu penulis untuk
mempelajari bahan-bahan kuliah secara komprehensif.
ii
9. Desma, Kak Gembit, Mas Reza, Budiman, serta Yoseph yang telah
memberikan masukan-masukan berharga untuk penyelesaian skripsi ini.
10. Woro, Elvina, Ribka, Randy, Adrinal, Farah, Putra, Nanda, Arti, Kanyaka,
Yudhan, Yulizar, Irene, Alina, Didin, Steisi, Ajeng, Irwan, Tisa, Dora,
Nuy, Novi, Dita, Kak Ivan, Mario, Kak Opik, Juki, Ponde, Agung,
Devina, Nindi, David, Ika, Mas Faisal dan Mas Denny atas dukungan serta
kebersamaannya dengan penulis disaat-saat penulis membutuhkan
penyegaran dalam membuat tugas akhir. Serta seluruh teman-teman D1
(Arvi, Ratry, Inggrid dan tentunya Woro) atas kerjasamanya yang luar
biasa selama penulis menjadi mahasiswa di IPB.
11. Tasya, Epin, Dita, Dewi, Alma, Iyas, Widhi, Fathur, Dicky, VJ, Utiek,
Nissa, Lukman, dan Ika, teman-teman seperjuangan dari SMU Labschool
Rawamangun Jakarta yang selalu mendukung dan menemani penulis.
12. Teman-teman Unilever Business Week 2005, Be’e, Pandu, Aldi, Bondan,
Hendry, Lady, Dinda, Adi, Anjar, Celly, Shinta, Lia, Oche, Achie, Mas
Ferry, Andrew, Neneng, Arya dan Gatot yang tidak pernah berhenti
menyemangati penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, penulis
mengucapkan banyak terimakasih.
Jakarta, Juli 2006
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................
DAFTAR TABEL .........................................................................................
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
I. PENDAHULUAN ......................................................................................
A. LATAR BELAKANG ...........................................................................
B. TUJUAN ................................................................................................
1. Umum .................................................................................................
2. Khusus ...............................................................................................
II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ....................................................
A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN .....................
B. PRODUK YANG DIHASILKAN ........................................................
C. LOKASI PABRIK .................................................................................
1. Tata Letak Pabrik ..............................................................................
2. Tenaga dan Utilitas ............................................................................ D.
D. MANAJEMEN ......................................................................................
1. Struktur Organisasi Perusahaan ........................................................
2. Ketenagakerjaan ...............................................................................
III. TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................
A. MUTU ...................................................................................................
B. PENGENDALIAN PROSES SECARA STATISTIK ..........................
C. BRAINSTORMING ................................................................................
D. DIAGRAM SEBAB-AKIBAT (FISHBONE DIAGRAM) ....................
E. BAGAN KENDALI ..............................................................................
F. KAPABILITAS PROSES ......................................................................
i
iii
vi
vii
vii
1
1
2
2
2
4
4
5
6
6
7
11
11
12
14
14
15
16
17
18
22
iv
IV. PROSES PRODUKSI SUSU FRISIAN FLAG COKLAT UHT
(ULTRA HIGH TEMPERATURE) .......................................................
A. BAHAN BAKU ....................................................................................
1. Susu Segar (Fresh Milk) ...................................................................
2. Skim Milk Powder (SMP) .................................................................
3. Gula (Sukrosa) ..................................................................................
4. Bubuk Coklat (Cocoa Powder) .........................................................
5. Vitamin ..............................................................................................
6. Stabilizer ...........................................................................................
B. PROSES PENGOLAHAN ....................................................................
1. Penerimaan Susu Segar (Fresh Milk) dan Pasteurisasi .....................
2. Persiapan Bahan ................................................................................
3. Mixing ...............................................................................................
4. Sterilisasi ...........................................................................................
5. Pengisian dan Pengepakan ................................................................
V. METODOLOGI ........................................................................................
A. OBSERVASI LAPANG .......................................................................
B. STUDI PUSTAKA ................................................................................
C. PENGUMPULAN DATA .....................................................................
D. TEKNIK ANALISIS DATA ..................................................................
1. Bagan Kendali X-bar dan R ..............................................................
2. Brainstorming ...................................................................................
3. Diagram Sebab-Akibat (Fishbone Diagram) ....................................
4. Kapabilitas Proses .............................................................................
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................
A. OBSERVASI TERHADAP PERMASALAHAN ................................
B. MENEMUKAN FAKTOR MASALAH ...............................................
1. Manusia .............................................................................................
2. Metode ..............................................................................................
3. Mesin .................................................................................................
4. Manajemen ........................................................................................
C. CORRECTIVE ACTION PLANS ...........................................................
23
23
23
24
24
25
25
25
26
26
27
27
28
28
30
30
30
30
32
32
34
34
35
36
36
41
41
42
43
43
44
v
46
46
46
47
49
VII. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................
A. KESIMPULAN ......................................................................................
B. SARAN .................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
LAMPIRAN ....................................................................................................
vi
5
23
24
32
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Produk yang dihasilkan oleh PT. Frisian Flag Indonesia Plant
Ciracas .....................................................................................
Tabel 2. Komposisi kimiawi rataan susu sapi dan variasinya ...............
Tabel 3. Sumber susu segar PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas ..
Tabel 4. Spesifikasi volume bersih liquid carton pack .........................
vii
18
19
21
32
38
38
39
39
45
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Struktur diagram sebab-akibat ................................................
Gambar 2. Diagram alir penggunaan bagan-bagan kendali ......................
Gambar 3. Gambar bagan kendali secara umum ......................................
Gambar 4. Diagram alir pengukuran volume bersih (ml) .........................
Gambar 5. Bagan Kendali X-bar dan R susu Frisian Flag Coklat UHT 115
ml line 1 ..................................................................................
Gambar 6. Bagan Kendali X-bar dan R susu Frisian Flag Coklat UHT 115
ml line 2 ...................................................................................
Gambar 7. Bagan Kendali X-bar dan R susu Frisian Flag Coklat UHT 200
ml line 1 ...................................................................................
Gambar 8. Bagan Kendali X-bar dan R susu Frisian Flag Coklat UHT 200
ml line 2 ..................................................................................
Gambar 9. Diagram Ishikawa variasi volume bersih susu Frisian Flag
Coklat UHT .............................................................................
viii
50
51
52
53
54
55
56
57
58
60
62
63
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Struktur organisasi PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas ...
Lampiran 2. Diagram alir proses penerimaan susu segar dan pasteurisasi ....
Lampiran 3. Diagram alir proses pembuatan susu Frisian Flag Coklat UHT
Lampiran 4. Data carton pack BCCO 115 ml ntuk uji ANOVA ..................
Lampiran 5. Uji ANOVA untuk carton pack BCCO 115 ml .......................
Lampiran 6. Data carton pack BCCO 200 ml untuk uji ANOVA ................
Lampiran 7. Uji ANOVA untuk carton pack BCCO 200 ml .......................
Lampiran 8. Konstanta bagan kendali ...........................................................
Lampiran 9. Data volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT 115 ml line 1
Lampiran 10. Data volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT 115 ml line 2
Lampiran 11. Data volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT 200 ml line 1
Lampiran 12. Data volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT 200 ml line 2
1
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Era globalisasi mengakibatkan perubahan yang cukup besar di dalam
dunia usaha termasuk industri manufaktur serta perdagangan barang dan jasa. Era
pasar bebas yang pada prinsipnya tidak ada pembatasan di dalam perdagangan
antar negara, menyebabkan setiap produk yang berupa barang dan jasa dari
berbagai negara dapat masuk ke Indonesia secara bebas, demikian pula
sebaliknya. Hal ini menimbulkan ketatnya persaingan di tingkat produsen
(perusahaan) di dalam menawarkan produknya ke konsumen. Persaingan yang
terjadi bukan hanya dilihat dari seberapa tinggi tingkat produktivitas perusahaan,
namun lebih cenderung ke arah seberapa rendah tingkat harga yang ditawarkan
produsen ke konsumen dengan mutu yang lebih baik.
Untuk menjaga konsistensi mutu produk dan jasa yang dihasilkan dan
sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar, perlu dilakukan pengendalian mutu
(quality control) atas aktivitas proses yang dijalani. Dari pengendalian mutu yang
berdasarkan inspeksi dengan penerimaan produk yang memenuhi syarat dan
penolakan yang tidak memenuhi syarat sehingga banyak bahan, tenaga, dan waktu
yang terbuang, muncul pemikiran untuk menciptakan sistem yang dapat
mencegah timbulnya masalah mengenai mutu agar kesalahan yang pernah terjadi
tidak terulang lagi (Ariani, 1999).
Salah satu teknik kegiatan pengendalian mutu yang dapat digunakan suatu
industri adalah pengendalian mutu secara statistik (Statistical Process Control).
Statistical Process Control adalah suatu cara pengendalian proses yang dilakukan
melalui pengumpulan dan analisis data kuantitatif selama berlangsungnya proses
produksi, serta penentuan dan intrepretasi hasil pengukuran-pengukuran yang
telah dilakukan, sehingga diperoleh gambaran yang menjelaskan baik tidaknya
suatu proses untuk peningkatan mutu produk agar memenuhi kebutuhan dan
harapan pelanggan (Gaspersz, 1998).
Dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, salah satu industri
yang cukup berkembang pesat adalah industri pengolahan susu. Industri
pengolahan susu merupakan jenis usaha yang cukup banyak dilakukan dan
2
jumlahnya semakin bertambah. Hal ini disebabkan karena permintaan konsumen
terhadap produksi susu relatif meningkat dan masyarakat semakin mengerti
pentingnya kebutuhan akan gizi, sehingga keberadaannya sangat penting. Salah
satu industri yang bergerak di bidang pengolahan susu adalah PT. Frisian Flag
Indonesia, Jakarta.
Kegiatan magang di PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas difokuskan
pada pengendalian volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT (Ultra High
Temperature). Produk Frisian Flag Coklat UHT merupakan produk susu UHT
yang paling banyak diproduksi di PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas,
Jakarta. Ketidaktepatan volume bersih produk akan berdampak kerugian terhadap
salah satu pihak, dalam hal ini produsen atau konsumen. Apabila volume bersih
lebih tinggi dari spesifikasi, pihak produsen akan dirugikan dan pihak konsumen
akan diuntungkan, demikian pula sebaliknya.
B. TUJUAN
1. Umum
a. Memberi kesempatan untuk menerapkan ilmu dan keterampilan profesi
yang didapat untuk menganalisa, mengobservasi, serta memecahkan
masalah yang ada di dalam industri pangan.
b. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan kemampuan profesi serta
menambah pengalaman mahasiswa melalui penerapan ilmu, latihan kerja,
dan pengamatan.
c. Melatih ketrampilan, sikap kooperatif, serta kemampuan dalam
berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat luas sebagai suatu
persiapan untuk memasuki dunia kerja nyata.
d. Memperkenalkan dan memberikan gambaran nyata dunia industri beserta
permasalahan yang ada di dalamnya.
2. Khusus
a. Mengaplikasikan bagan kendali untuk mengendalikan volume bersih susu
Frisian Flag Coklat UHT di PT Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas,
Jakarta.
3
b. Mengaplikasikan teknik brainstorming untuk menyusun diagram sebab-
akibat.
c. Menyusun diagram sebab-akibat untuk mengetahui faktor-faktor yang
berpeluang menjadi penyebab ketidaktepatan volume bersih pada susu
Frisian Flag Coklat UHT (Ultra High Temperature) di PT Frisian Flag
Indonesia Plant Ciracas, Jakarta.
d. Menghitung kemampuan proses (process capability) apabila proses sudah
terkendali.
4
II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN
PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas didirikan pada tanggal 5
November 1973, dengan nomor Akte Pendirian : 23 tahun 1973 dengan status
permodalan Indonesia - Hongkong – Amerika. Nama perusahaan pada saat itu
adalah PT. Foremost Indonesia, dan produk yang dihasilkan pertama kali adalah
susu kental manis dengan merek “FOREMOST”. Namun karena ketatnya
persaingan pasar, produk ini kurang diterima pasaran.
Pada tahun 1976 PT. Friesche Vlag Indonesia mengambil alih perusahaan
karena alasan manajemen, dan status permodalan menjadi Indonesia – Belanda,
dengan nama perusahan PT. Foremost Indonesia. Produk yang dihasilkan adalah
susu kental manis dan susu cair siap minum yang terdiri atas susu cair (sterilized
milk) dalam kemasan botol dan carton pack (UHT milk) dengan merek “FRISIAN
FLAG” atau “SUSU BENDERA”. Izin usaha diperoleh dari Departemen
Perindustrian pada tanggal 5 November 1988 dengan Nomor : 433/DJAI/IUT-
I/PMA/XI/88.
PT. Foremost Indonesia, PT. Friesche Vlag, dan PT. Tesori Mulia
merupakan bagian dari Susu Bendera Group. PT. Tesori Mulia merupakan
perusahan yang bergerak dalam bidang distribusi dan pemasaran yang bertugas
untuk mendistribusikan dan memasarkan seluruh produk-produk bermerek susu
bendera.
Pada tanggal 1 September 2003 nama PT. Foremost Indonesia, PT.
Friesche Vlag Indonesia, dan PT. Tesori Mulia berubah menjadi PT. Frisian Flag
Indonesia. Selama perjalanannya, Susu Bendera Group telah mendapatkan
sertifikat ISO 9001: 2000. Dalam pengendalian mutu produk, PT. Frisian Flag
Indonesia menerapkan Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP)
untuk menjamin bahwa hanya produk yang aman dikonsumsi saja yang diterima
konsumen. PT. Frisian Flag Indonesia telah mendapatkan sertifikat HACCP dari
SGS dgn nomor sertifikat BE02/3044HA.
5
PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas memiliki lahan seluas 4.4 ha atau
44000 m2, yang terdiri atas bangunan untuk pengolahan, gudang, kantor, kantin,
mushola, serta tempat parkir.
B. PRODUK YANG DIHASILKAN
PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas menghasilkan berbagai macam
produk susu yang diproduksi hingga saat ini dan produk-produk tersebut hanya
dipasarkan dalam negeri. Produk yang dihasilkan terbagi menjadi dua jenis yaitu
susu kental manis dan susu cair. Susu cair terbagi lagi menjadi dua yaitu susu
steril dan susu UHT (Ultra High Temperature). Macam produk secara
keseluruhan dapat dilihat di Tabel 1.
Tabel 1. Produk yang dihasilkan oleh PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas Merek Produk Jenis produk
Frisian Flag
OMELA
Frisian Flag Coklat
Frisian Flag Full Cream
Frisian Flag Strawberry
Frisian Flag Banana
Yes! Coklat
Yes! Strawberry
Yes! Orange
Yes! Mango
Fristi Vanila
Fristi Coklat
Fristi Strawberry
Susu Kental Manis Full Cream
Susu Kental Manis Coklat
Krimer Kental Manis
Krimer Kental Manis
Susu Steril dan UHT
Susu Steril dan UHT
Susu Steril dan UHT
Susu Steril
Susu steril dalam botol dan UHT
Susu steril dalam botol dan UHT
Minuman susu asam rendah
Minuman susu asam rendah
Susu UHT
Susu UHT
Susu UHT
Sumber : Departemen Quality Control PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas, Jakarta
6
C. LOKASI PABRIK
PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas terletak di jalan Raya Bogor km.
26 Ciracas, Jakarta Timur. Gedung PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas
terdiri dari beberapa bagian, yaitu untuk ruang pengolahan, ruang pengemasan,
ruang pembuatan kaleng, gudang bahan mentah dan produk jadi, ruang generator
(diesel), ruang ketel uap, tempat pengolahan air, tempat pengolahan limbah,
laboratorium, kantor, toilet, kantin, dan lapangan khusus parkir.
1. Tata letak pabrik
Secara garis besar PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas terdiri atas tiga
bangunan utama yaitu dairy building, service dan auxiliary building, serta
storage building. Dairy building adalah bangunan pabrik atau ruang produksi
yang terdiri atas ruang pengolahan, ruang pengemasan, gudang penyimpanan
finished good, dan ruang pengawasan mutu (Quality Control). Ruang
pengolahan terdiri atas ruang penerimaan bahan baku (fresh milk), ruang
pengolahan susu steril, susu UHT, dan susu SKM. Ruang pengemasan terdiri
dari ruang pembuatan kaleng (can making line), ruang pengisian (filling)
untuk botol, combibloc (carton pack), dan SKM, ruang pemberian label
(labeling) untuk susu steril dan SKM, serta ruang pengepakan (packaging).
Gudang penyimpanan dikhususkan untuk produk jadi (finished good) yaitu
susu steril, sedangkan untuk susu UHT dan SKM setelah dikemas dalam
karton langsung dikirim ke Logistic Provider YCH untuk didistribusikan.
Penyimpanan bahan baku (raw material) dilakukan pada ruang terpisah
dengan ruangan penyimpanan produk jadi. Gudang raw material berada pada
bangunan lain (storage building) yang terletak di seberang PT. Frisian Flag
Indonesia.
Service dan auxiliary building terletak dalam satu bangunan, yaitu service
building terletak pada lantai satu dan auxiliary building terletak pada lantai
dua. Service building merupakan bangunan untuk mesin atau peralatan
mekanik. Bangunan ini terdiri atas ruang boiler, ruang genset, ruang suku
cadang atau sparepart, ruang air kompresor dan ruang refrigerasi, sedangkan
auxiliary building terdiri dari kantor utama. Pada lantai satu tersebut juga
7
terdapat kantin, toilet dan loker, laundry, serta mushola. Di bagian depan
pabrik terdapat jalan, lahan parkir, pos satpam, dan taman.
2. Tenaga dan utilitas
Utilitas adalah sarana-sarana yang diperlukan untuk menunjang kegiatan
produksi. Utilitas merupakan sarana yang tidak langsung berhubungan dengan
proses produksi tetapi keberadaannya sangat diperlukan.
a. Pengadaan air
Ketersediaan air bersih merupakan salah satu pertimbangan dalam
penentuan lokasi pabrik. Air digunakan untuk bahan baku produksi, boiler,
sanitasi alat dan ruangan, media pemanas dan pendingin dalam alat
preheater juga alat pasteurisasi. Selain itu air juga digunakan untuk
keperluan toilet seperti wastafel. Kebutuhan air dipenuhi oleh sumur dan
PDAM.
PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas memiliki 4 buah sumur (deep
well) dengan kedalaman 150 meter. Masing-masing sumur dilengkapi
pompa yang diletakkan pada kedalaman 60 meter dengan kapasitas
50m3/jam. Semua kebutuhan air yang digunakan oleh pabrik telah melalui
proses pengolahan (treated water).
Proses pengolahan air yang dilakukan adalah pemompaan air dari
sumur dan kemudian dialirkan ke reservoir yang mempunyai kapasitas 80
m3. Kecepatan aliran air yang masuk ke dalam reservoir adalah 30m3/jam.
Penyimpanan air dalam reservoir bertujuan untuk memisahkan air dengan
partikel yang besar. Setelah itu, air dipompa ke sand filter oleh tiga filter
yang masing-masing mempunyai kecepatan aliran 50m3/jam. Di dalam
sand filter terdapat pasir silika yang berukuran 816 mesh. Pasir silika ini
berfungsi untuk menyaring air dan menghilangkan lumpur yang
mengapung.
Setelah disaring, air disimpan di dalam reservoir lain dengan kapasitas
400m3. Kemudian air dipompa dengan kecepatan aliran 100m3/jam untuk
dilewatkan pada 12 lampu UV yang masing-masing mempunyai daya
1000 MWsec/cm2. Tujuan dilewatkannya air pada lampu UV ini adalah
8
untuk membunuh mikroba yang terdapat pada air. Air yang telah bebas
dari mikroba ini siap digunakan untuk proses produksi, kebutuhan boiler,
refrigerant, sanitasi, dan keperluan toilet. Air yang berasal dari PDAM
langsung dipompa ke reservoir dan bercampur dengan air sumur.
Kemudian air ini dilewatkan ke lampu UV.
b. Pengadaan listrik
PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas menggunakan listrik dari PLN
sebagai sumber energi listrik utama. Energi listrik ini digunakan untuk
menjalankan semua mesin, penerangan, dan peralatan elektronik lainnya.
Listrik dari PLN ini terbagi atas dua gardu yang masing-masing
kapasitasnya sebesar 2.500 A dan 1.650 A, atau sebesar 4.150 kVA.
Sebelum digunakan listrik ini perlu diolah terlebih dahulu.
Listrik dengan daya 4.150 kVA dari gardu milik PLN ini dialirkan ke
MVDP (Main Voltage Distribution Panel). MVDP akan mengalirkan ke
dua buah travo step down yang akan menurunkan tegangan menjadi 380
Volt dialirkan ke dua buah panel LVMDP (Low Voltage Main Distribution
Panel) I dan II.
Dari LVMDP listrik dialirkan ke MCB (Main Circuit Breaker) yang
akan membagi aliran ke dalam sub-MDP (Main Distribution Panel). Sub-
MDP merupakan panel distribusi utama yang melayani beberapa panel
beban seperti lampu, panel AC, panel motor, panel control, dan sebagainya
dengan tegangan 380/220 volt.
Apabila listrik dari PLN terputus, PT. Frisian Flag Indonesia
mengoperasikan tiga unit genset yang berfungsi sebagai cadangan tenaga.
Genset ini mampu menghasilkan tenaga listrik maksimal 1.415 kW, dua
genset menghasilkan tenaga sebesar 500 kW dan satu genset menghasilkan
tenaga sebesar 415 kW. Listrik dari genset ini akan dialirkan ke panel
sinkronisasi. Setelah arus listrik ini stabil maka dialirkan ke panel LVMDP
untuk digunakan.
c. Pengadaan steam/uap
Steam digunakan untuk memanaskan air yang digunakan pada proses
pasteurisasi dan steridial serta untuk pencucian alat secara CIP (Clean In
9
Place). Steam dihasilkan dari empat unit boiler yang masing-masing
berkapasitas 4, 8, 10, dan 12 ton. Boiler ini menghasilkan steam dengan
tekanan 8 bar dan suhu 250-3000C. Keperluan maksimum steam untuk
proses produksi sebesar 25 ton sehingga keperluan tersebut terpenuhi oleh
tiga boiler.
Sumber air yang digunakan pada boiler berasal dari tangki air yang
berkapasitas 3000m3. Air dalam tangki terdiri dari air sumur dan
kondensat. Air kondensat ini merupakan hasil kondensasi steam dari
proses produksi. Sedangkan air sumur yang masuk ke tangki air terlebih
dahulu ditambahkan softener. Softener yang ditambahkan adalah resin S
100 kation. Air ini dipompa ke dalam boiler dengan kecepatan aliran
30m3/jam dan tekanan 10 bar.
d. Pengadaan udara bertekanan
Udara bertekanan digunakan untuk mengoperasikan valve dan untuk
membersihkan debu di bagian alat-alat tertentu.
e. Pengadaan pendingin
Proses pendinginan dilakukan dengan kompresor sebanyak enam unit,
empat unit berdaya 110 kW, satu unit berdaya 90 kW dan satu unit
berdaya 75 kW. Kompresor ini menggunakan amonia sebagai refrigerant.
Sistem pendinginan menggunakan enam unit kondensor yang kapasitas
totalnya berjumlah 5.000.000 kkal/jam.
Dari enam kondensor, empat kondensor mengalirkan amonia ke ice
bank dan satu kompresor lagi mengalirkan amonia ke chiller. Ice bank
akan menghasilkan air dingin bersuhu 0-2oC. Air dingin ini digunakan
untuk proses pendinginan pada pengolahan SKM dan susu UHT. Chiller
akan menghasilkan air dingin bersuhu 2-4oC. Air dingin ini digunakan
untuk sterilisasi, proses produksi dan tangki penyimpanan susu.
Sedangkan, air dingin untuk fan cooling ruang operator berasal dari
kondensor yang berbeda.
Prinsip kerja sistem pendingin ini adalah sebagai berikut : kompresor
akan mengkompresi amonia hingga menjadi gas dengan tekanan dan suhu
tinggi. Amonia berwujud gas ini akan dialirkan ke kondensor. Kondensor
10
akan mengkondensasi gas amonia pada kondisi suhu dan tekanan tinggi.
Gas amonia mulai berubah wujud menjadi cair. Selanjutnya amonia yang
masih berwujud cair dan gas dialirkan ke expansion valve. Di expansion
valve, amonia dikondisikan pada tekanan dan suhu rendah sehingga
seluruh amonia menjadi berwujud cair. Amonia cair akan mengalir ke
evaporator. Di evaporator, amonia cair dipaksa menguap dengan
mengambil kalor dari lingkungan. Pertukaran kalor dari lingkungan ke
sistem menyebabkan suhu lingkungan menjadi rendah dan suhu amonia
tinggi. Karena suhu yang tinggi, amonia kembali berubah wujud menjadi
gas dan dialirkan kembali ke kompresor.
f. Penanganan limbah
Setiap pengolahan bahan mentah menjadi produk jadi akan
menghasilkan limbah. Limbah yang dihasilkan harus mengalami perlakuan
pendahuluan sehingga limbah tersebut tidak berbahaya jika dibuang ke
lingkungan. Limbah PT.. Frisian Flag Indonesia terdiri atas limbah padat,
limbah cair, dan limbah gas.
1) Limbah padat
Penanganan terhadap buangan sisa kegiatan domestik, buangan
kegiatan admistrasi dan lumpur ditampung pada tempat pembuangan
sampah yang terletak di belakang perusahaan. Sampah yang akan
dibuang terdiri atas sampah yang bernilai dan tidak bernilai. Sampah
yang bernilai misalnya karton bekas kemasan yang rusak, sisa tin plate
pembuatan kaleng, kemasan carton pack dan botol yang mengalami
defect. Sampah ini dijual kepada pihak luar. Sementara itu sampah
yang tidak bernilai seperti sampah administrasi ditampung pada
penampungan sampah sementara sebelum dibuang ke Tempat
Pembuangan Akhir.
2) Limbah gas
Limbah gas dihasilkan oleh alat dan mesin yang banyak
mengeluarkan gas dan asap. Untuk mengurangi polusi yang
ditimbulkan, cerobong pengeluaran asap dipasang di bagian atap agar
tidak mengganggu lingkungan pabrik dan masyarakat di sekitar pabrik.
11
3) Limbah cair
Limbah cair merupakan limbah yang paling kompleks di antara
ketiga limbah yang dihasilkan oleh proses produksi, baik
komposisinya maupun cara penanganannya. Unit pengolahan limbah
di PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas terdiri atas : 1) Bak
influent yaitu tempat penampungan air limbah yang masuk, 2) Static
Screen yaitu penyaring kasar, 3) Levelling Tank, merupakan tangki
penampung setelah disaring, 4) Contact Tank, merupakan tempat
mereduksi kandungan senyawa organik, 5) Aerator Basin, yaitu tempat
proses aerasi air limbah, 6) Coarse screen yaitu penyaring sebelum
Flotation Unit, 7) Flotation Unit, tempat pemisahan air dan lumpur
yang masih terlarut, 8) Poly Unit, merupakan sistem penambahan poly
elektrolit yaitu suatu bubuk elektrolit yang dapat menggumpalkan
lumpur yang masih terlarut di dalam air limbah, 9) Bak Effluent,
merupakan bak penampung air hasil akhir pengolahan limbah, 10)
Sludge Drying Batch, tempat untuk mengeringkan lumpur hasil
pemisahan flotation unit, 11) Decounter, tempat untuk membuat
lumpur setengah kering.
D. MANAJEMEN
1. Struktur organisasi perusahaan
PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas merupakan perusahaan yang
berbadan hukum perseroan terbatas. Struktur organisasi diterapkan dan
disusun dengan dasar target yang akan dicapai. PT. Frisian Flag Indonesia
Plant Ciracas mempunyai pimpinan yaitu seorang Manajer Pabrik (plant
manager). Dalam melaksanakan tugasnya, Manajer Pabrik dibantu oleh
Kepala Bagian (Head of Department), yang bertanggung jawab atas
departemennya masing-masing. Departemen tersebut adalah : 1) Departemen
Pengolahan (Processing Department), 2) Departemen Pengalengan Susu
Kental Manis (Can Making dan Sweetened Condensed Milk Packing
Department), dan 3) Departemen Permesinan (Engineering Department).
Sementara itu, Departemen Laboratorium dan Pengendalian Mutu (Laboratory
12
and Quality Control Department) berada di bawah Corporate Quality
Management yang membawahi Quality Assurance dan Quality Control Plant
Pasar Rebo dan Ciracas. Struktur organisasi PT. Frisian Flag Indonesia Plant
Ciracas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1.
2. Ketenagakerjaan
Jumlah staff dan karyawan perusahaan adalah 376 orang dan sebagian
besar tenaga kerja adalah Warga Negara Indonesia. Setiap calon karyawan
diseleksi oleh pihak-pihak yang terkait sesuai dengan kedudukan yang akan
diberikan. Sebelum diterima sebagai karyawan tetap terlebih dahulu menjalani
masa percobaan selama tiga bulan.
Gaji karyawan diatur berdasarkan golongan. Gaji minimum per bulan bagi
setiap golongan ditetapkan oleh PT. Frisian Flag Indonesia. Pihak perusahaan
akan mengadakan penilaian untuk kenaikan gaji dua kali dalam setahun, yaitu
pada tiap bulan Juli dan akhir tahun. Penilaian ini berdasarkan prestasi, masa
kerja, dan kecakapan karyawan yang bersangkutan. Selain ketentuan tersebut
kenaikan gaji juga diberikan apabila nilai kerja (job value) di pasar meningkat
atau terjadi angka-angka indeks konsumen yang dikeluarkan pemerintah atas
dasar kemampuan perusahaan.
Karyawan yang telah mencapai usia pensiun (55 tahun) berhak mendapat
uang pesangon atau uang pensiun dari PT. ASTEK. Tunjangan yang biasa
diberikan adalah Tunjangan Hari Raya (THR), Akhir Tahun, dan Asuransi
Kecelakaan selama 24 jam penuh.
Semua karyawan berhak mendapat cuti tahunan selama 12 hari kerja
dengan tetap menerima upah penuh setelah bekerja selama 12 bulan terus
menerus. Cuti tidak dapat dikumpulkan dan harus diambil dalam setahun yang
menjadi haknya untuk digunakan. Karyawan wanita berhak mendapat cuti
hamil sebagaimana diatur dalam undang-undang.
Jumlah jam kerja setiap karyawan adalah 40 jam kerja dalam setiap
minggunya dengan lima hari kerja (1 hari = 8 jam kerja). Untuk administrasi
di kantor, hari dan jam kerja adalah hari Senin – Jumat dari pukul 08.00 –
17.00 WIB, sedangkan untuk karyawan terbagi dalam tiga shift yang bekerja
13
mulai hari Senin – Jumat. Shift malam mulai pukul 23.00-07.00, shift pagi
mulai pukul 07.00-15.00, dan untuk shift sore mulai pukul 15.00-23.00.
Apabila karyawan bekerja melebihi 40 jam kerja maka akan diberi upah
lembur sesuai ketentuan perusahan.
14
III. TINJAUAN PUSTAKA
A. MUTU
Menurut Ariani (1999), istilah mutu sangat penting bagi organisasi atau
perusahaan karena mutu berdampak terhadap reputasi perusahaan, penurunan
biaya, peningkatan pangsa pasar, pertanggungjawaban produk dan dampak
internasional. Secara umum dapat dikatakan bahwa mutu produk atau jasa dapat
diwujudkan bila berorientasi pada kepuasan pelanggan (customer satisfaction).
Apabila diutarakan secara rinci, mutu memiliki dua perspektif, yaitu perspektif
produsen dan perspektif konsumen dimana apabila kedua hal itu disatukan maka
akan tercapai kesesuaian antara kedua sisi yang dikenal sebagai kesesuaian untuk
digunakan konsumen.
ISO 9000 mendefinisikan mutu sebagai derajat dari serangkaian
karakteristik produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan atau harapan yang
dinyatakan (Hoyle, 2001). Sedangkan Philip B. Crosby mendefinisikan mutu
sebagai conformance to requirements dan menekankan bahwa satu-satunya
standar kinerja perusahaan adalah zero defect. Dengan definisi ini Crosby
menitikberatkan kegiatan mutu perusahaan untuk mencoba mengerti harapan-
harapan konsumen, memenuhi harapan-harapan tersebut sehingga perlu
pandangan eksternal mengenai mutu agar penyusunan sasaran mutu lebih realistis
dan sesuai dengan permintaan atau keinginan (Gryna, 2001).
Definisi lain menurut Juran (1988) diacu dalam Juran dan Gryna (1988),
mutu adalah fitness for use (cocok atau layak untuk digunakan). J.M. Juran
menjelaskan arti fitness for use sebagai quality of design (mutu rancangan) dan
quality of conformance (mutu kesesuaian). Quality of design sering disebut
sebagai mutu absolut artinya mutu yang direncanakan atau dirancang. Quality of
conformance merupakan tingkat kesesuaian produk atau jasa terhadap rancangan
yang sudah dibuat. Untuk produk-produk berumur panjang, karakteristik fitness
for use ditambah lagi dengan (1) availabilty, (2) reliability, dan (3)
maintainability. Availability berhubungan dengan prosentase waktu aktif. Produk
disukai konsumen bila prosentase waktu aktif tinggi. Waktu aktif merupakan
waktu aktif produk digunakan dan waktu tunggu produk untuk digunakan.
15
Reliability adalah peluang produk untuk digunakan tanpa kerusakan fungsi
tertentu pada kondisi tertentu dan untuk periode waktu tertentu. Maintainability
adalah tingkat kemudahan untuk merawat (mencegah kerusakan) dan
memperbaiki kerusakan.
B. PENGENDALIAN PROSES SECARA STATISTIK
Pengendalian proses secara statistik merupakan suatu terminologi yang
mulai digunakan sejak tahun 1970-an untuk menjabarkan penggunaan teknik-
teknik statistik dalam memantau dan meningkatkan kinerja proses menghasilkan
produk bermutu. Pada tahun 1950-an sampai 1960-an digunakan terminologi
pengendalian mutu secara statistik yang memiliki pengertian sama dengan
pengendalian proses secara statistik (Gaspersz, 1998).
Menurut Gaspersz (1998), SPC adalah suatu metodologi pengumpulan dan
analisis data kuantitatif, serta penentuan dan intrepretasi dari pengukuran-
pengukuran yang telah dilakukan, yang dapat menjelaskan proses dalam
peningkatan mutu produk untuk memenuhi kebutuhan dan ekspektasi pelanggan.
Menurut Deming (1995), pengendalian proses secara statistik ialah alat yang
digunakan industri dan bisnis untuk mencapai mutu yang diinginkan dari suatu
produk dan jasa.
Menurut Wayworld (2001), pengendalian proses secara statistik adalah
metode pengukuran, pemahaman, dan pengawasan variasi dalam suatu proses
manufacturing. Pengendalian proses secara statistik juga menyediakan alat yang
andal untuk memonitor stabilitas dari variabel proses. Tujuan pengendalian proses
secara statistik adalah : a) menentukan apakah proses dalam keadaan terkendali,
b) menentukan apakah proses berada dalam spesifikasi, dan c) identifikasi
penyebab variasi.
Tujuan utama pengendalian proses secara statistik adalah pengurangan
variasi yang sistematik dalam karakteristik mutu kunci produk. Pengendalian
proses secara statistik akan menstabilkan proses dan mengurangi variasi, sehingga
menghasilkan biaya mutu yang lebih rendah dan mempertinggi posisi dalam
kompetisi yang semakin ketat (Montgomery, 1996).
16
Mengetahui variasi suatu proses dalam menghasilkan output sangat
penting, agar dapat mengambil tindakan-tindakan perbaikan terhadap proses itu
secara tepat. Metode statistik diperlukan untuk mengidentifikasi penyimpangan
dan untuk menunjukkan penyebab dari berbagai penyimpangan, baik itu untuk
proses produksi atau untuk bisnis secara umum sehingga menyebabkan
peningkatan produktivitas (Ryan, 1989).
Pengendalian proses secara statistik berarti proses itu dikendalikan
berdasarkan catatan data yang secara terus menerus dikumpulkan dan dianalisis
agar menghasilkan informasi yang dapat digunakan dalam mengendalikan dan
meningkatkan proses sehingga proses memiliki kemampuan untuk memenuhi
spesifikasi output yang diinginkan (Gaspersz, 1998).
Langkah-langkah pengendalian proses secara statistik dapat diuraikan
sebagai berikut : a) merencanakan penggunaan alat-alat statistik, b) memulai
menggunakan alat-alat statistik, c) mempertahankan atau menstabilkan proses
dengan cara menghilangkan variasi penyebab khusus yang dianggap merugikan,
d) merencanakan perbaikan proses terus-menerus melalui pengurangan variasi
penyebab umum, e) mengevaluasi dan meninjau ulang terhadap penggunaan alat-
alat statistikal tersebut (Gaspersz, 1998).
SPC dapat diterapkan pada setiap proses. Perangkat yang biasa digunakan
dalam SPC diantaranya adalah : a) histogram, b) check sheet, c) diagram Pareto,
d) diagram sebab-akibat, e) stratifikasi, f) scatter diagram, dan g) bagan kendali
(Gaspersz, 1998). Perangkat SPC yang digunakan dalam kegiatan magang ini
adalah diagram sebab-akibat dan bagan kendali.
C. BRAINSTORMING
Tehnik brainstorming digunakan untuk membantu dalam pembuatan
diagram sebab-akibat. Menurut Gaspersz (1998), brainstorming merupakan alat
penunjang lain dalam perbaikan proses. Brainstorming membantu
membangkitkan ide-ide alternatif dalam suatu tim kerja yang bersifat terbuka dan
bebas. Brainstorming dilakukan dengan para pekerja yang mampu mengetahui
faktor-faktor penyebab dari masalah yang terjadi dan setiap pekerja memiliki
kebebasan dalam mengemukakan pendapat, sedangkan peserta lain tidak boleh
17
membantunya. Dalam pelaksanaan brainstorming perlu diperhatikan titik-titik
khusus, diantaranya penataan ruang, ketentuan peraturan yang berlaku,
menggunakan alat tulis, menuliskan ide-ide tersebut, menjaga suasana agar
kondusif, melakukan evaluasi terhadap ide dan kumpulkan ide-ide tersebut
berdasarkan kategori.
Brainstorming dapat berkaitan dengan hal-hal berikut : a) menentukan
penyebab yang digunakan dan/atau solusi suatu masalah, b) memutuskan masalah
apa yang perlu diselesaikan, c) anggota tim merasa bebas untuk berbicara dan
memberikan ide, d) menginginkan untuk menjaring sejumlah besar persepsi
alternatif, dan e) kreativitas merupakan karakteristik outcome yang diinginkan.
Setelah tim melakukan brainstorming dan muncul pendapat-pendapat yang
mungkin menjadi masalah dalam proses kemudian tahap selanjutnya adalah
menyusun diagram sebab-akibat (fishbone diagram) (Gaspersz, 1998).
D. DIAGRAM SEBAB-AKIBAT (FISHBONE DIAGRAM)
Diagram sebab-akibat adalah suatu diagram yang digunakan untuk
menunjukkan faktor-faktor penyebab (sebab) dan karakteristik mutu (akibat) yang
disebabkan oleh faktor-faktor penyebab itu (Gaspersz, 1998). Selain itu Ishikawa
(1982) menyebutkan bahwa diagram sebab-akibat dibuat untuk menggambarkan
dengan jelas macam-macam sebab yang dapat mempengaruhi mutu produk
dengan jalan menyisihkan dan mencarikan hubungannya dengan sebab-akibat.
Diagram sebab-akibat juga disebut diagram Ishikawa dan dikembangkan
oleh Dr. Kaoru Ishikawa. Diagram tersebut juga disebut Fishbone diagram karena
berbentuk seperti kerangka ikan. Untuk membantu dalam pembuatan diagram
sebab akibat biasanya digunakan teknik brainstorming (Ariani, 1999).
Pada dasarnya diagram sebab-akibat dapat digunakan untuk
mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah, membantu membangkitkan
ide-ide untuk solusi suatu masalah dan membantu dalam penyidikan atau
pencarian fakta lebih lanjut. Fungsi diagram sebab-akibat juga dikemukakan oleh
Montgomery (1996) yaitu berperan dalam memusatkan perhatian operator, bagian
produksi dan pimpinan dalam masalah mutu. Diagram sebab-akibat yang
dikembangkan dengan baik biasanya memajukan tingkat pemahaman teknologi
18
proses tersebut. Menurut Dahlgaard et al. (1998), dalam menganalisis masalah
atau efek, penyebab utama yang sering teridentifikasi diantaranya adalah mesin
(machinery), bahan (material), metode (methods), manusia (men), manajemen
(management), dan lingkungan (milieu/environment). Struktur diagram sebab-
akibat dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Struktur diagram sebab-akibat (Ishikawa, 1982)
E. BAGAN KENDALI
Bagan kendali pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Walter Andrew
Shewhart dari Bell Telephone Laboratories, Amerika Serikat, pada tahun 1924
dengan maksud untuk menghilangkan variasi tidak normal melalui pemisahan
variasi yang disebabkan oleh penyebab khusus (special causes variation) dari
variasi yang disebabkan oleh penyebab umum (common causes variation)
(Gaspersz, 2001).
Menurut Deming (1995), bagan kendali adalah suatu display grafik dari
suatu karakteristik mutu yang telah dihitung atau diukur dari suatu contoh produk
terhadap nomor contoh atau waktu. Pada dasarnya bagan kendali digunakan untuk
mengetahui apakah suatu proses berada dalam keadaan terkendali secara statistik
dan menentukan kapabilitas proses, yang selanjutnya digunakan untuk
mengendalikan proses secara terus-menerus (Gaspersz, 2001).
Menurut Gaspersz (2001), bagan kendali dapat digunakan sesuai
kebutuhan seperti ditunjukkan melalui diagram alir penggunaan bagan-bagan
kendali dalam Gambar 2.
MUTU
FAKTOR UTAMA FAKTOR UTAMA
FAKTOR UTAMA FAKTOR UTAMA
SEBAB AKIBAT
19
Gambar 2. Diagram alir penggunaan bagan-bagan kendali (Gaspersz, 2001)
Data variabel menunjukkan karakteristik mutu yang mempunyai dimensi
kontinyu yang dapat mengambil nilai-nilai kontinyu dalam kemungkinan yang
tidak terbatas, seperti : panjang, kecepatan, volume, volume, dan lain-lain. Data
atribut hanya memiliki dua nilai yang berkaitan dengan YA atau TIDAK, seperti :
sesuai atau tidak sesuai, berhasil atau gagal, lulus atau tidak lulus, hadir atau tidak
hadir, dan lain-lain (Gaspersz, 1998).
Bagan kendali X-bar (rata-rata) dan R (Range) digunakan untuk memantau
proses yang mempunyai karakteristik berdimensi kontinyu, sehingga bagan
kendali X-bar dan R sering disebut sebagai bagan kendali untuk data variabel.
Bagan kendali X-bar menjelaskan tentang apakah perubahan-perubahan telah
terjadi dalam ukuran titik pusat (central tendency) atau rata-rata dari suatu proses.
Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor-faktor seperti peralatan yang dipakai,
Tentukan karakteristik mutu sesuai keinginan pelanggan
Apakah data variable?
Apakah data atribut berbentuk proporsi atau
persentase?
Apakah data atribut berbentuk banyaknya
ketidaksesuaian?
Apakah proses homogen atau proses batch seperti
industri kimia, dll?
Apakah ukuran contoh konstan?
Apakah ukuran contoh konstan?
Ya
Tidak Tidak
Ya Ya
Gunakan bagan
kendali individual :
X-MR
Gunakan bagan
kendali : X-bar, R
Gunakan bagan
kendali : p atau np
Gunakan bagan
kendali : p
Gunakan bagan
kendali : c atau u
Gunakan bagan
kendali : u
Ya Tidak Tidak Tidak Ya Ya
20
peningkatan suhu secara gradual, perbedaan metode yang digunakan dalam shift,
material baru, tenaga kerja baru yang belum dilatih, dan lain-lain. Sementara itu
bagan kendali R (Range) menjelaskan tentang apakah perubahan-perubahan telah
terjadi dalam ukuran variasi, dengan demikian berkaitan dengan perubahan
homogenitas produk yang dihasilkan melalui suatu proses. Hal ini mungkin
disebabkan oleh faktor-faktor seperti bagian peralatan yang hilang, minyak
pelumas mesin yang tidak mengalir dengan baik, kelelahan pekerja, dan lain-lain
(Gaspersz, 2001). Menurut Tapiero (1996), bagan kendali X-bar digunakan untuk
mengetahui tingkat mutu proses rata-rata, sedangkan bagan kendali R digunakan
untuk mengetahui kisaran atau keragaman mutu.
Menurut Gaspersz (2001), pembuatan bagan kendali individual X dan MR
(Moving Range = rentang bergerak) diterapkan pada proses yang menghasilkan
produk relatif homogen, misalnya dalam cairan kimia, kandungan mineral dalam
air, makanan, dan lain-lain.
Bagan kendali p digunakan untuk mengukur proporsi ketidaksesuaian
(penyimpangan atau sering disebut cacat) dari parameter-parameter dalam
kelompok yang sedang diinspeksi. Dengan demikian bagan kendali p digunakan
untuk mengendalikan proporsi dari parameter-parameter yang tidak memenuhi
syarat spesifikasi mutu atau proporsi dari produk yang cacat yang dihasilkan
dalam suatu proses. Proporsi yang tidak memenuhi syarat didefinisikan sebagai
rasio banyaknya parameter yang tidak memenuhi syarat dalam suatu kelompok
terhadap total banyaknya parameter dalam kelompok itu. Parameter-parameter itu
dapat mempunyai beberapa karakteristik mutu yang diperiksa atau diuji secara
simultan oleh pemeriksa. Jika parameter-parameter itu tidak dapat memenuhi
standar pada satu atau lebih karakteristik mutu yang diperiksa, maka parameter-
parameter itu digolongkan sebagai tidak memenuhi syarat spesifikasi atau cacat
(Gasperz, 2001).
Bagan kendali c didasarkan pada titik spesifik yang tidak memenuhi syarat
dalam suatu produk, sehingga suatu produk dapat saja dianggap memenuhi syarat
meskipun mengandung satu atau beberapa titk spesifik yang cacat (Gaspersz,
2001).
21
Menurut Gaspersz (1998), pada dasarnya setiap bagan kendali memiliki :
1) sumbu x yang melambangkan nomor contoh, 2) sumbu y yang melambangkan
karakteristik output, 3) garis tengah atau central line, 4) sepasang batas
pengendali. Satu batas pengendali ditempatkan di atas garis tengah yang dikenal
sebagai Batas Pengendali Atas (BPA) atau Upper Control Limit (UCL) dan yang
satu lagi ditempatkan di bawah garis tengah yang dikenal sebagai Batas
Pengendali Bawah (BPB) atau Lower Control Limit (LCL). Secara umum bagan
kendali dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Gambar bagan kendali secara umum (Muhandri dan Kadarisman, 2005)
Menurut Deming (1995), kegunaan bagan kendali adalah : 1)
meningkatkan produktivitas, 2) mencegah produk cacat, 3) mencegah pengaturan
proses yang tidak perlu, 4) memberikan informasi tentang proses, dan 5)
memberikan informasi tentang kapabilitas proses.
Proses terkendali secara statistik dicirikan oleh bagan kendali yang semua
titik-titik contohnya berada dalam batas-batas pengendalian (diantara batas
pengendali atas dan batas pengendali bawah). Dengan demikian apabila nilai-nilai
yang ditebarkan pada bagan kendali jatuh diluar batas pengendali, maka dapat
dinyatakan bahwa proses berada dalam keadaan tidak terkendali secara statistik
(Gaspersz, 1998).
Menurut Montgomery (1996), bila proses terkendali, hampir semua titik
contoh akan berada di antara kedua batas pengendali. Titik yang berada di luar
UCL
CL
LCL
Nomor Contoh
K A R A K T E R I S T I K
22
batas pengendali menandakan bahwa proses tidak terkendali, dalam hal ini perlu
diadakan penyelidikan untuk menemukan penyebabnya dan perbaikan pada proses
untuk menghilangkan penyebab tersebut.
F. KAPABILITAS PROSES
Kapabilitas proses adalah kemampuan proses dalam menghasilkan produk
yang diinginkan. Jika proses memiliki kapasitas yang baik, proses itu akan
menghasilkan produk yang berada dalam batas-batas spesifikasi dan sebaliknya.
Apabila kapabilitas proses tidak dapat memenuhi spesifikasi yang diinginkan,
perlu dibuat perubahan baik pada batas spesifikasi atau pada proses itu sendiri
(Gaspersz, 1998).
Untuk menganalisis kapabilitas proses dibutuhkan Indeks kapabilitas
proses (Cp) dan Indeks performansi Kane (Cpk). Indeks kapabilitas proses (Cp)
adalah rasio perbandingan antara rentang spesifikasi dengan rentang proses. Nilai
Cp digunakan untuk mengindikasi jumlah produk cacat atau yang harus
dikerjakan ulang (rework) dalam satuan part per million. Indeks performansi
Kane (Cpk) adalah indeks yang mengukur kecenderungan pergerakan grafik ke
arah tengah (central tendency) dilihat dari spesifikasinya. Semakin tinggi nilai Cp
dan Cpk, berarti proses tersebut semakin mampu untuk memenuhi spesifikasi atau
keinginan konsumen (Fryman, 2002).
Kriteria yang digunakan untuk penilaian adalah sebagai berikut : 1) Cp >
1.33, maka proses memiliki kapasitas baik, 2) 1.00 < Cp < 1.33, maka proses
dianggap baik namun perlu pengendalian apabila Cp telah mendekati 1.00, 3) Cp
< 1.00, maka proses dianggap tidak baik (Gasperz, 1998).
Kriteria yang digunakan untuk penilaian Cpk : 1) Cpk > 1.33, maka proses
masih mampu memenuhi batas spesifikasi bawah / atas, 2) 1.00 < Cpk < 1.33,
maka proses masih mampu memenuhi batas spesifikasi bawah / atas, dan 3) Cpk <
1.00, maka proses tidak mampu memenuhi batas spesifikasi atas / bawah
(Gasperz, 1998).
23
IV. PROSES PRODUKSI SUSU FRISIAN FLAG COKLAT UHT (ULTRA
HIGH TEMPERATURE)
A. BAHAN BAKU
Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan susu Frisian Flag
Coklat UHT (Ultra High Temperature) terbagi menjadi beberapa jenis antara lain
bahan baku utama, bahan baku tambahan, dan bahan baku penolong. Bahan baku
utama adalah susu segar (fresh milk), gula (sukrosa), dan bubuk coklat (cocoa
powder). Bahan baku tambahan yang digunakan adalah Skim Milk Powder (SMP)
dan vitamin. Bahan baku penolong yang digunakan adalah air dan stabilizer.
1. Susu segar (fresh milk)
Susu didefinisikan sebagai air susu ambing hewan sehat yang tidak
ditambahi atau dikurangi suatu apapun. Susu diperoleh dari hasil sekresi
normal kelenjar susu pada hewan sehat secara teratur dan sekaligus
(Hadiwiyoto, 1982).
Susu merupakan sumber protein yang sangat tinggi (3,5%) dengan kadar
lemak 3,0-3,8%. Komposisi rataan susu sapi dan variasinya dapat dilihat pada
Tabel 2. Susu ternyata miskin akan mineral, khususnya besi, tetapi merupakan
sumber fosfor yang baik dan sangat kaya akan kalsium. Disamping itu susu
mengandung vitamin A yang larut dalam lemak dalam jumlah yang tinggi
(Winarno, 1993).
Tabel 2. Komposisi kimiawi rataan susu sapi dan variasinya
Komponen Rataan (%) Variasi (%)
Protein 3,60 2,90-5,00
Lemak 3,70 2,50-6,00
Gula 4,80 3,60-5,50
Mineral 0,70 0,60-0,90
Air 87,20 85,8-89,5
Sumber : Hadiwiyoto, 1994.
24
PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas memperoleh susu segar dari
beberapa pemasok yang dikirim rutin setiap hari. Pemasok-pemasok tersebut
antara lain seperti yang terlihat pada Tabel 3. Susu tersebut biasanya diangkut
dengan mobil tanki yang dilengkapi dengan jaket insulator dengan volume
tanki 8000-15000 liter.
Tabel 3. Sumber susu segar PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas No Sumber Susu Segar
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
GKSI Jawa Barat (Lembang)
GKSI Jawa Timur
Hasil Karya Sapi Perah
KUD Pasir Jambu
KUD Sarwa Mukti
KBPS Pengalengan
UPS – GKSI Sukabumi
GKSI Boyolali
GKSI Jatim Blitar
KPPC Sinar Mulya
Koperasi Produksi Susu dan Usaha Peternak
Koperasi Andiri Luhur Semarang
Sumber : Departemen Quality Control PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas, Jakarta 2. Skim Milk Powder (SMP)
Skim Milk Powder (SMP) atau susu skim adalah bagian susu yang
tertinggal sesudah krim diambil sebagian atau seluruhnya. Susu skim
mengandung semua zat makanan dari susu kecuali lemak dan vitamin-vitamin
yang larut dalam lemak (Buckle et al., 1987). Susu skim digunakan oleh PT.
Frisian Flag Indonesia plant Ciracas untuk mengatur jumlah Total Padatan
Terlarut di dalam produk.
3. Gula (sukrosa)
Gula adalah suatu istilah umum yang sering diartikan bagi setiap
karbohidrat yang digunakan sebagai pemanis, tetapi dalam industri pangan
25
biasanya digunakan untuk menyatakan sukrosa, gula yang diperoleh dari bit
atau tebu (Buckle et al., 1987). PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas
menggunakan sukrosa pada produk susu Frisian Flag Coklat UHT sebagai
pemanis.
4. Bubuk coklat (cocoa powder)
Bubuk coklat digunakan sebagai flavor dan penambah rasa dalam produk
susu Frisian Flag Coklat UHT. Flavor adalah sensasi yang sangat kompleks
yang diciptakan oleh aroma dan rasa, juga dipengaruhi oleh respon taktil serta
suhu (Heath dan Reineccius, 1986). Selain itu bubuk coklat juga berperan
meningkatkan kadar Total Padatan Terlarut di dalam produk.
5. Vitamin
Vitamin adalah suatu kelompok senyawa organik yang tidak termasuk
dalam golongan protein, karbohidrat, maupun lemak, dan terdapat dalam
jumlah kecil dalam bahan makanan tapi sangat penting peranannya bagi
beberapa fungsi tertentu tubuh untuk menjaga kelangsungan kehidupan serta
pertumbuhan (Winarno, 1992). Vitamin yang ditambahkan untuk produk
Frisian Flag Coklat UHT adalah vitamin A-asetat, B1, B3, Ca-pantotenat, B6,
C, D3, E, asam folat, dan K.
6. Stabilizer
Stabilizer adalah substansi yang mencakup gum, pati, dekstrin, turunan
protein, dan bahan tambahan pangan lain yang dapat menstabilkan dan
mengentalkan makanan dengan cara mengikat air untuk menambah viskositas
dan membentuk gel. Susu coklat, jeli, pudding dan salad dressing adalah
contoh-contoh makanan yang mengandung stabilizer dan pengental seperti
gum arab, Carboxymethyl cellulose (CMC), karagenan, pektin, amilosa, dan
gelatin (Potter dan Hotchkiss, 1995). Stabilizer yang digunakan pada susu
Frisian Flag Coklat UHT mengandung Carboxymethyl Celullose (CMC).
26
B. PROSES PENGOLAHAN
Susu Frisian Flag Coklat UHT merupakan salah satu produk yang berbahan
dasar susu segar. Sesuai dengan namanya susu UHT merupakan produk susu yang
berbentuk cair yang diproses melalui pemanasan dengan suhu yang tinggi.
Pengolahan susu segar menjadi susu UHT memberikan keuntungan, salah satunya
adalah mempunyai umur simpan yang panjang, yaitu kurang lebih satu tahun.
Proses produksi susu Frisian Flag Coklat UHT ditangani oleh Departemen
Pengolahan bagian UHT, mulai dari penerimaan susu segar sampai menjadi
produk akhir susu Frisian Flag Coklat UHT.
Proses produksi susu Frisian Flag Coklat UHT dibagi menjadi beberapa
tahapan utama, yaitu penerimaan susu segar dan pasteurisasi, persiapan bahan,
mixing, sterilisasi, pengisian (filling) dan pengepakan (packaging).
1. Penerimaan susu segar (fresh milk) dan pasteurisasi
Susu segar yang telah lolos uji dari Departemen Quality Control (QC)
diterima dari mobil tanker menggunakan flexible pipe dipompa menuju
deaerator (air eliminator) secara otomatis. Fungsi deaerator tersebut adalah
menghilangkan gelembung atau busa karena dapat mengganggu proses pada
tahap berikutnya. Selain itu deaerator juga berfungsi untuk menstabilkan arus
susu yang akan masuk ke proses selanjutnya. Pengujian susu segar meliputi
uji alkohol, uji total solid, densitas (volume jenis), suhu, dan mutu
organoleptik. Susu dengan uji alkohol 77 % (-) digunakan untuk proses liquid,
sedangkan susu dengan uji alkohol 70 % (-) digunakan untuk proses susu
kental manis. Hal ini disebabkan untuk proses liquid diperlukan susu segar
dengan mutu yang lebih baik. Susu segar ini kemudian mengalami
penyaringan sebanyak dua kali, pertama susu segar dilewatkan pada strainer
yang bertujuan menyaring partikel dengan ukuran besar yang terbawa dalam
susu seperti senar sikat serta benda logam lainnya. Sedangkan penyaring yang
kedua memiliki ukuran 190μm dengan tujuan menyaring partikel kecil seperti
bulu.
Susu yang lolos penyaringan kemudian mengalami pendinginan pada plate
cooler sampai suhu 4oC, selanjutnya susu disimpan dalam dua buah raw milk
27
storage tank yang masing-masing berkapasitas 60 ton. Maksimum lama
penyimpanan sementara yang diizinkan pada storage tank adalah : 1) susu
dengan suhu < 6oC disimpan maksimal 24 jam, 2) susu dengan suhu 6-10oC
disimpan maksimal 12 jam, dan 3) susu dengan suhu > 10oC disimpan
maksimal 6 jam.
Susu segar sebelum digunakan dipasteurisasi pada suhu 90oC selama 30
detik menggunakan Plate Heat Exchanger (PHE). Setelah itu susu segar
melewati dua tahap homogenisasi. Homogenisasi tahap pertama dengan
tekanan 20 bar dan tahap kedua menggunakan tekanan 150 bar. Setelah
homogenisasi, susu tersebut didinginkan menggunakan plate cooler hingga
suhu 6oC kemudian disimpan dalam pasteurized milk storage tank. Maksimal
lama penyimpanan susu pasteurisasi yang diizinkan adalah 24 jam. Susu
pasteurisasi ini kemudian digunakan untuk pembuatan susu Frisian Flag
Coklat UHT. Diagram alir proses penerimaan susu segar dan pasteurisasi
dapat dilihat pada Lampiran 2.
2. Persiapan bahan
Bahan baku untuk membuat susu Frisian Flag Coklat UHT selain susu
segar (fresh milk), terdiri atas Skim Milk Powder (SMP), gula (sukrosa), bubuk
coklat (cocoa powder), vitamin, dan stabilizer. Skim Milk Powder (SMP), gula
(sukrosa), dan bubuk coklat (cocoa powder) disimpan di dumper dalam
bentuk sack atau karung. Sedangkan vitamin dan stabilizer disimpan di
ruangan tersendiri bersuhu 16oC yang dilengkapi dengan timbangan.
Stabilizer perlu dipersiapkan secara terpisah di stabilizer tank
menggunakan bantuan air panas 90oC untuk melarutkan bahan-bahan tersebut.
Stabilizer tank dilengkapi dengan agitator dan pompa transfer untuk
mentransfer stabilizer yang telah larut ke dalam mixing tank.
3. Mixing
Bahan-bahan seperti SMP, gula dan bubuk coklat dimasukkan dari dumper
ke blender kemudian turun ke mixing tank yang dilengkapi agitator. Bahan-
bahan tersebut disirkulasi dari mixing tank ke blender dan juga sebaliknya
28
menggunakan pompa sirkulasi hingga larut. Hal ini dilakukan dengan tujuan
menyempurnakan pelarutan bahan-bahan karena blender mempunyai jalur
yang sempit dan dilengkapi dengan motor. Di dalam mixing tank ditambahkan
air panas pada suhu 90oC untuk membantu pelarutan.
Setelah bahan-bahan tersebut selesai disirkulasi lalu ke dalam mixing tank
ditambahkan campuran dari stabilizer tank yang berisi stabilizer yang telah
larut. Setelah itu dilakukan proses pengadukan di dalam mixing tank
menggunakan agitator tanpa proses sirkulasi.
Dari mixing tank campuran bahan-bahan tersebut dipompa ke deaerator
dan strainer, lalu ke filter dengan ukuran lubang 300 μm. Setelah itu dipompa
ke plate cooler untuk didinginkan hingga suhu 6oC, dan dialirkan ke standard
tank yang nantinya akan dicampur dengan susu pasteurisasi dan vitamin.
4. Sterilisasi
Campuran susu dan coklat dari standard tank dipompa menuju balance
tank menggunakan pompa transfer yang selanjutnya dialirkan ke unit
sterilisasi. Unit sterilisasi meliputi koil dan homogenizer. Koil merupakan
tubular heat exchanger yang bertujuan untuk mensterilkan susu dengan cara
pemanasan hingga suhu 142oC selama 4 detik. Homogenizer digunakan untuk
menyeragamkan ukuran partikel susu hasil mixing. Homogenisasi dengan
homogenizer ini mempunyai dua tahap. Tahap pertama menggunakan tekanan
30 bar, dan tahap kedua menggunakan tekanan 250 bar.
Setelah dihomogenisasi, susu mengalami pendinginan hingga suhu 28oC
dengan alat cooling tower. Susu yang telah disterilisasi ini selanjutnya
ditampung dalam aseptic tank yang berkapasitas 12 ton.
5. Pengisian dan pengepakan
Susu yang ditampung di dalam aseptic tank kemudian dialirkan ke mesin
pengisi untuk selanjutnya dikemas dalam carton pack dengan mesin
Combiblock dengan sistem pengemasan aseptis. Susu yang dikemas dalam
carton pack memiliki volume 200 ml dan 115 ml. Kapasitas mesin
Combiblock adalah 12000 pack/jam.
29
Carton pack untuk mengemas susu UHT harus melalui beberapa tahap
sebelum proses pengisian. Pertama carton pack mengalami proses bottom
sealing dengan pemanasan, lalu dedusting yang dilengkapi dengan sistem
vakum untuk menghilangkan debu-debu kecil di dalam carton pack,
dilanjutkan dengan pemanasan menggunakan steam bersuhu 120oC, sterilisasi
dengan H2O2, dan terakhir dikeringkan dengan pemanasan suhu 90oC sebelum
menuju proses pengisian.
Setelah dikemas, carton pack diberi kode di bagian atas kemasan. Sistem
pengkodean meliputi bulan dan tahun kadaluwarsa, tanggal produksi, asal
tangki, dan urutan penggunaan tangki. Untuk produk susu UHT carton pack
rasa cokelat memiliki umur simpan sekitar 1 tahun. Carton pack terdiri dari
enam lapisan, lapisan tersebut berurutan dari bagian dalam yaitu polietilen,
bonding agent, aluminium foil, polietilen, board, dan polietilen.
Susu dalam kemasan tersebut kemudian dibawa oleh conveyor menuju
downstream. Downstream ini meliputi buffer table, mesin penempel sedotan,
divider machine, plastic wrapping machine dan mesin perekat karton.
Diagram alir pembuatan susu Frisian Flag Coklat UHT dapat dilihat pada
Lampiran 3.
30
V. METODOLOGI
A. OBSERVASI LAPANG
Observasi lapang dilakukan untuk mempelajari proses produksi susu
Frisian Flag Coklat UHT (Ultra High Temperature) dan sistem pengendalian
mutu, serta hubungannya dengan pengendalian proses secara statistik untuk
menentukan ruang lingkup permasalahan yang akan dikaji. Observasi lapang ini
mencakup pengamatan proses produksi serta wawancara terhadap karyawan PT.
Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas yang berhubungan dengan proses produksi
susu Frisian Flag Coklat UHT serta pengendalian mutunya.
B. STUDI PUSTAKA
Studi pustaka dilakukan untuk membandingkan kondisi aktual yang ada di
perusahaan dengan literatur yang berhubungan dengan ilmu yang telah dipelajari.
Studi pustaka juga bertujuan untuk membantu analisis dalam pemecahan masalah
yang dihadapi.
C. PENGUMPULAN DATA
Data yang dikumpulkan adalah data primer yang diambil langsung dari
contoh produk susu Frisian Flag Coklat UHT. Data diperoleh melalui tahap
pengambilan dan pengukuran sampel.
Sampel susu Frisian Flag Coklat UHT yang diambil adalah hasil akhir
proses produksi setelah dikemas di dalam kemasan kotak combibloc, sebelum
ditempeli sedotan dan sebelum dikemas ke dalam kardus. Frekuensi pengambilan
sampel dilakukan setiap 4 jam sekali sebanyak 11 sampel untuk tiap line. Selama
observasi untuk penelitian ini diambil 2 (dua) line produksi susu Frisian Flag
Coklat UHT sehingga jumlah total sampel yang diambil per hari adalah 132 buah
sampel (66 sampel tiap line).
Karakteristik sampel yang diukur adalah volume bersihnya. Pengukuran
dilakukan melalui tahap penimbangan susu Frisian Flag Coklat UHT yang telah
dikemas dengan kemasan kotak combibloc dikurangi volume rata-rata 10 kemasan
kotak combibloc kosong yang diambil dari tempat penyimpanan kemasan kotak
31
combibloc yang akan masuk ke dalam filling. Penentuan pengambilan sebanyak
10 kemasan kotak combibloc kosong diuji sebelumnya menggunakan uji ANOVA
(O’Mahony, 1986). Sebanyak 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45 dan 50 kemasan
kotak combibloc kosong ditimbang sebanyak 2 kali ulangan, selanjutnya masing-
masing hasilnya dirata-rata. Data 10 kemasan kotak combibloc kosong susu
Frisian Flag Coklat UHT 115 ml dapat dilihat pada Lampiran 4 dan data 10
kemasan kotak combibloc susu Frisian Flag Coklat UHT 200 ml dapat dilihat
pada Lampiran 6. Selanjutnya data tersebut diuji menggunakan uji ANOVA
dengan software SPSS versi 11.0. Hasil uji ANOVA dapat dilihat pada Lampiran
5 untuk kemasan kotak combibloc susu Frisian Flag Coklat UHT 115 ml dan
Lampiran 7 untuk kemasan kotak combibloc susu Frisian Flag Coklat UHT 200
ml. Hasil uji ANOVA pada Lampiran 5 dan Lampiran 7 menunjukkan bahwa
jumlah sampel kotak combibloc tidak berpengaruh nyata pada rata-rata bobot
kotak combibloc. Hal ini berarti bahwa bobot kotak combibloc adalah seragam.
Berapapun jumlah kotak yang diambil sebagai sampel akan mendapatkan bobot
yang sama. Namun demikian dalam kajian ini diambil 10 kotak combibloc.
Jumlah 10 buah kemasan kotak combibloc kosong diambil berdasarkan ketentuan
Deperindag nomor 31/DJPDN/Kep/XI/1999 (Deperindag, 1999).
Penimbangan dilakukan menggunakan timbangan digital sehingga
diperoleh bobot bersih susu Frisian Flag Coklat UHT berupa gram. Bobot (gram)
yang diperoleh tersebut kemudian dibagi dengan bobot jenis susu Frisian Flag
Coklat UHT seperti yang tertera pada Tabel 4 untuk mendapatkan angka volume
bersihnya dalam satuan ml sesuai dengan yang tertera pada label. Daftar bobot
jenis tersebut diperoleh berdasarkan spesifikasi dari Departemen Quality Control
PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas, Jakarta. Bendera Cair Coklat (BCCO)
merupakan kode PT. Frisian Flag Indonesia untuk susu Frisian Flag Coklat UHT.
Pengukuran volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT (Ultra High
Temperature) dapat dilihat pada Gambar 4.
32
Ditimbang sampel susu yang telah dikemas dengan combibloc (Wa)
Ditimbang 10 combibloc kosong lalu hasilnya dirata-rata (Wb)
Volume bersih (ml) = Wa (g) – Wb (g)
Bobot jenis susu
Gambar 4. Diagram alir pengukuran volume bersih (ml)
Tabel 4. Spesifikasi volume bersih liquid carton pack No. Deskripsi Bobot
Jenis
Volume bersih
(ml)
Bobot bersih (g)
1. BCCO cartonpack 36 x
115 ml Active Care
1.068 115 122.8
2. BCCO cartonpack 36 x
200 ml Active Care
1.068 200 213.6
Sumber : Departemen Quality Control PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas, Jakarta
D. TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisa data yang dilakukan adalah : 1) Bagan kendali X-bar dan R,
2) Brainstorming, 3) Diagram sebab-akibat (fishbone diagram) dan 4) Kapabilitas
proses apabila proses sudah terkendali. Data yang diperoleh diolah menggunakan
software Minitab 14.12 (Anonim, 2006 a).
1. Bagan kendali X-bar dan R
Menurut Ishikawa (1982), langkah-langkah untuk membuat bagan kendali
X-bar dan R adalah :
Langkah 1. Kumpulkan data. Data dan cara pengambilannya harus sama
dengan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang.
Langkah 2. Masukkan data ke dalam subgrup. Data tersebut harus dibagi ke
dalam subgrup dengan kondisi:
a. Data yang diperoleh dari kondisi teknik yang sama harus
membentuk satu subgrup.
33
b. Sebuah subgrup tidak boleh memasukkan data dari lot atau
sifat yang berbeda.
Jumlah sampel dalam sebuah subgrup menentukan ukuran
subgrup dan digambarkan dengan n, jumlah subgrup
dilambangkan dengan k.
Langkah 3. Catat data pada lembaran data.
Langkah 4. Cari nilai rata-rata (X) yaitu jumlah x dibagi dengan n (ukuran
subgrup).
Langkah 5. Cari kisaran R (selisih x terbesar dan x terkecil) untuk tiap
subgrup.
Langkah 6. Hitung harga rata-rata total (X-bar), yaitu harga X keseluruhan
dibagi k (jumlah subgrup).
Langkah 7. Hitung harga rata-rata R yaitu jumlah R seluruh subgrup dibagi
dengan k.
Langkah 8. Hitung batas-batas pengendalian.
Bagan kendali X-bar :
Garis pusat CL (Control Limit) = X-bar
Batas kendali atas UCL (Upper Control Limit) = X-bar + A2 R
Batas kendali bawah LCL (Lower Control Limit) = X-bar – A2 R
Bagan kendali R :
Garis pusat CL (Control Limit) = R
Batas kendali atas UCL (Upper Control Limit) = D4 R
Batas kendali bawah LCL (Lower Control Limit) = D3 R
Angka-angka koefisien A2, D3 dan D4 yang digunakan dalam perhitungan
dapat dilihat pada Lampiran 8.
Langkah 9. Susun bagan kendali.
Langkah 10. Gambar titik-titik X-bar dan R untuk setiap subgrup pada garis
vertikal yang sama.
Langkah 11. Tulis informasi yang diperlukan.
34
2. Brainstorming
Menurut Gaspersz (1998), langkah-langkah dalam melakukan
brainstorming adalah sebagai berikut :
a. Menyatakan masalah secara jelas.
b. Semua anggota kelompok harus berpikir dan memberikan ide dan tidak
boleh mengkritik atau mengomentari serta langsung dicatat.
c. Setiap anggota kelompok menyiapkan suatu ranking dari ide-ide atau
respon yang diterima.
d. Memprioritaskan untuk memilih ide-ide terbaik dari berbagai ide-ide
terbaik dari berbagai ide atau respon yang dikemukakan.
3. Diagram sebab-akibat (fishbone diagram)
Menurut Gaspersz (1998), langkah-langkah dalam pembuatan diagram
sebab-akibat dapat dikemukakan sebagai berikut :
a. Mulai dengan pernyataan masalah-masalah utama yang penting dan
mendesak untuk diselesaikan
b. Tuliskan pernyataan masalah itu pada “kepala ikan”, yang merupakan
akibat (effect). Tuliskan pada sisi sebelah kanan dari kertas (kepala ikan),
kemudian gambarkan “tulang belakang” dari kiri ke kanan dan tempatkan
pernyataan masalah itu dalam kotak.
c. Tuliskan faktor-faktor penyebab utama (sebab-sebab) yang mempengaruhi
masalah kualitas sebagai “tulang besar”, juga ditempatkan dalam kotak.
Faktor-faktor penyebab atau kategori-kategori utama dapat dikembangkan
melalui stratifikasi ke dalam pengelompokan dari faktor-faktor manusia,
mesin, peralatan, material, metode kerja, lingkungan kerja, pengukuran,
dan lain-lain, atau stratifikasi melalui langkah-langkah aktual dalam
proses. Faktor-faktor penyebab atau kategori-kategori dapat dikembangkan
melalui brainstorming.
d. Tuliskan penyebab-penyebab sekunder yang mempengaruhi penyebab-
penyebab utama (tulang-tulang besar), serta penyebab-penyebab sekunder
itu dinyatakan sebagai “tulang-tulang berukuran sedang”.
35
e. Tuliskan penyebab-penyebab tersier yang mempengaruhi penyebab-
penyebab sekunder (tulang-tulang berukuran sedang), serta penyebab-
penyebab tersier itu dinyatakan sebagai “tulang-tulang berukuran kecil”.
f. Tentukan item-item yang penting dari setiap faktor dan tandailah faktor
penting tertentu yang kelihatannya memiliki pengaruh nyata terhadap
karakteristik mutu.
4. Kapabilitas proses
Rumus untuk menentukan kapabilitas proses adalah (Gaspersz, 1998) :
σ = R / d2
CP = (USL – LSL) / 6 σ
CPk = min (CPL, CPU), dimana
CPL = (X-bar – LSL) / 3 σ
CPU = (USL – X-bar) / 3 σ
Nilai d2 dapat dilihat pada Lampiran 8.
Keterangan :
Cp = Indeks kapabilitas proses (Process Capability Index)
Cpk = Indeks performansi Kane (Kane Performance Index)
USL = Batas spesifikasi atas (Upper Spesification Limit)
LSL = Batas spesifikasi bawah (Lower Spesification Limit)
CPL = Indeks performansi bawah (Lower Performance Index)
CPU = Indeks performansi atas (Upper Performance Index)
σ = Simpangan baku
36
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. OBSERVASI TERHADAP PERMASALAHAN
PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas selama ini belum pernah
mengaplikasikan Statistical Process Control dalam kegiatan produksinya. Sebagai
langkah awal, dilakukan pengaplikasian Statistical Process Control untuk
menganalisa data volume bersih pada produk susu Frisian Flag Coklat UHT.
Volume bersih produk harus sesuai dengan spesifikasi perusahaan agar
konsumen maupun produsen tidak dirugikan. Apabila volume bersih kurang dari
spesifikasi, konsumen akan dirugikan, sedangkan apabila lebih dari spesifikasi
maka akan terjadi give away. Give away adalah banyaknya produk berlebih yang
diberikan kepada konsumen berdasarkan standar yang tertera dalam label. Give
away yang sangat besar akan menimbulkan pembengkakan biaya produksi yang
seharusnya tidak perlu terjadi. Selain itu pengukuran variasi volume bersih dapat
berfungsi untuk melihat kinerja karyawan apakah dapat menghasilkan produk
sesuai spesifikasi perusahaan atau tidak. Sebelum Statistical Process Control
diaplikasikan, PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas hanya mengambil data
dengan mengambil 4 (empat) carton pack per shift untuk dilihat apakah produksi
saat itu sesuai dengan spesifikasi atau tidak tanpa pengolahan data lebih lanjut
sehingga data tidak dapat dianalisis.
Tahap awal analisis performa volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT
dilaksanakan dengan melakukan observasi secara langsung di PT. Frisian Flag
Indonesia Plant Ciracas, Jakarta. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data
faktual/informasi faktual tentang proses produksi susu Frisian Flag Coklat UHT
dan permasalahan yang sering terjadi, khususnya untuk permasalahan yang
mempengaruhi volume bersih produk. Dalam tahap ini, tehnik dasar pengendalian
mutu yang digunakan adalah bagan kendali X-bar dan R. Bagan kendali X-bar
(rata-rata) dan R (range) digunakan untuk memantau proses yang mempunyai
karakteristik berdimensi kontinyu, sehingga bagan kendali X-bar dan R sering
disebut bagan kendali untuk data variabel.
Data volume bersih yang diolah pada penelitian ini merupakan data hasil
pengukuran dan data tersebut berdimensi kontinyu, maka sudah seharusnya data
37
ini diolah menggunakan bagan kendali X-bar dan R. Produk diambil setiap 4 jam
sekali sehingga subgrupnya adalah 4 jam sekali. Ukuran subgrup (n) adalah 11
carton pack. Pada produk susu Frisian Flag Coklat UHT 115 ml jumlah
subgrupnya (k) adalah 52, sedangkan untuk produk susu Frisian Flag Coklat UHT
200 ml jumlah subgrupnya (k) adalah 22.
Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada Gambar 5 dan Gambar 6 untuk
susu Frisian Flag Coklat UHT volume 115 ml, serta Gambar 7 dan Gambar 8
untuk susu Frisian Flag Coklat UHT volume 200 ml. Gambar 5 sampai dengan
Gambar 8 memperlihatkan bahwa volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT
volume 115 ml dan 200 ml baik line 1 dan line 2 belum terkendali secara statistik.
Untuk produk susu Frisian Flag Coklat UHT volume 115 ml line 1 berada
pada UCL (Upper Control Limit) 115.514 ml sampai LCL (Lower Control Limit)
114.318 ml dengan CL (Control Limit) 114.926 ml. Pada line 2, UCL 115.458 ml
dan LCL 114.463 ml dengan CL 114.960 ml. Untuk produk susu Frisian Flag
Coklat UHT volume 200 ml line 1 berada pada UCL 200.669 ml sampai LCL
198.856 ml dengan CL 199.762 ml. Pada line 2, didapatkan UCL 199.271 ml dan
LCL 197.778 ml dengan CL 198.525 ml.
Berdasarkan keempat bagan kendali tersebut, dapat dilihat bahwa banyak
titik yang berada di luar batas kendali atas maupun batas kendali bawah. Selain itu
juga terdapat beberapa pola random yang ditunjukkan oleh titik-titik merah di
dalam kisaran batas kendali atas dan bawah. Hal ini menunjukkan bahwa proses
pembuatan susu Frisian Flag Coklat UHT belum memenuhi kriteria proses yang
terkendali secara spesifik karena masih mengandung variasi penyebab khusus
(special-causes variation) dan variasi penyebab umum (common-causes
variation). Variasi adalah ketidakseragaman dalam sistem produksi atau
operasional sehingga menimbulkan perbedaan dalam mutu pada output
(barang/jas yang dihasilkan).
38
Subgrup
Vo
lum
e (
ml)
51464136312621161161
116
115
114
113
__X=114.926
UC L=115.514
LC L=114.338
Subgrup
Kis
ara
n v
olu
me
(m
l)
51464136312621161161
4
3
2
1
0
_R=2.061
UC L=3.596
LC L=0.527
111
11
11
2
2
22
22
1
5666
1
6
1
55
1
1
1
51
1
1
1
Bagan Kendali X-bar dan R BCCO 115 ml line 1 (21 Februari - 2 Mei 2006)
Gambar 5. Bagan Kendali X-bar dan R susu Frisian Flag Coklat UHT 115 ml
line 1
Subgrup
Vo
lum
e (
ml)
51464136312621161161
116.0
115.5
115.0
114.5
114.0
__X=114.960
UC L=115.458
LC L=114.463
Subgrup
Kis
ara
n v
olu
me
(m
l)
51464136312621161161
3
2
1
0
_R=1.746
UC L=3.045
LC L=0.446
1
111
655
1
1
1
4
1
66666
1
5
1
1
1
Bagan Kendali X-bar dan R BCCO 115 ml line 2 (21 Februari - 2 Mei 2006)
Gambar 6. Bagan Kendali X-bar dan R susu Frisian Flag Coklat UHT 115 ml
line 2
39
Subgrup
Vo
lum
e (
ml)
21191715131197531
200.5
200.0
199.5
199.0
198.5
__X=199.762
UC L=200.669
LC L=198.856
Subgrup
Kis
ara
n v
olu
me
(m
l)
21191715131197531
6.0
4.5
3.0
1.5
0.0
_R=3.179
UC L=5.546
LC L=0.813
1
1
6
5
1
1
Bagan Kendali X-bar dan R BCCO 200 ml line 1 (2 Maret - 8 Mei 2006)
Gambar 7. Bagan Kendali X-bar dan R susu Frisian Flag Coklat UHT 200 ml
line 1
Subgrup
Vo
lum
e (
ml)
21191715131197531
200
199
198
197
196
__X=198.525
UC L=199.271
LC L=197.778
Subgrup
Kis
ara
n v
olu
me
(m
l)
21191715131197531
8
6
4
2
0
_R=2.619
UC L=4.568
LC L=0.669
11
1
1
5
1
1
11
1
Bagan Kendali X-bar dan R BCCO 200 ml line 2 (2 Maret - 8 Mei 2006)
Gambar 8. Bagan Kendali X-bar dan R susu Frisian Flag Coklat UHT 200 ml
line 2
40
Menurut Anonim (2006 a), suatu proses yang menunjukkan keadaan tidak
terkendali jika memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Satu atau beberapa titik berada diluar batas kendali
2. Sembilan titik berurutan berada pada sisi yang sama dari garis tengah
3. Enam titik berurutan naik atau turun
4. Empat belas titik berurutan bergantian naik dan turun
5. Dua dari tiga titik berurutan berada pada posisi > 2 standar deviasi dari
garis tengah pada sisi yang sama
6. Empat dari lima titik berurutan berada pada posisi > 1 standar deviasi dari
garis tengah pada sisi yang sama
7. Lima belas titik berurutan berada dalam posisi ≤ 1 standar deviasi dari
garis tengah
8. Delapan titik berurutan berada pada posisi > 1 standar deviasi dari garis
tengah
Variasi penyebab khusus (special-causes variation) adalah kejadian-
kejadian diluar sistem yang mempengaruhi variasi dalam sistem. Penyebab khusus
ini mengambil pola-pola non acak (non random patterns) sehingga dapat
diidentifikasi/ditemukan, sebab mereka tidak selalu aktif dalam proses tetapi
memiliki pengaruh yang lebih kuat pada proses sehingga menimbulkan variasi.
Dalam konteks pengendalian proses sehingga menimbulkan variasi. Dalam
konteks pengendalian proses statistikal menggunakan bagan kendali atau kontrol
(control chart), jenis variasi ini sering ditandai dengan titik-titik pengamatan yang
melewati atau keluar dari batas-batas pengendalian yang didefinisikan (defined
control limit) (Gaspersz, 1998).
Variasi penyebab umum (common-causes variation) adalah faktor-faktor
di dalam sistem atau yang melekat pada proses yang menyebabkan timbulnya
variasi dalam sistem serta hasil-hasilnya. Penyebab umum sering disebut juga
sebagai penyebab acak (random causes) atau penyebab sistem (system causes).
Karena penyebab umum ini selalu melekat pada sistem, untuk menghilangkannya
harus ditelusuri elemen-elemen pada sistem itu dan hanya pihak manajemenlah
yang mengendalikan sistem itu. Dalam konteks pengendalian proses statistikal
dengan menggunakan bagan kendali atau kontrol (control chart), jenis variasi ini
41
sering ditandai dengan titik-titik pengamatan yang berada dalam batas-batas
pengendalian yang didefinisikan (defined control limits) (Gaspersz, 1998).
Variasi penyebab umum selalu terjadi pada proses produksi. Tantangannya
adalah bagaimana memperkecil variasi tersebut. Dengan mengecilnya variasi
penyebab umum (tanpa adanya variasi penyebab khusus) maka kemampuan
proses produksi untuk menghasilkan produk yang lebih homogen akan lebih
terjamin.
Pada dasarnya semua proses menampilkan variasi, namun manajemen
harus mampu mengendalikan proses dengan cara menghilangkan variasi penyebab
khusus dari proses itu, sehingga variasi yang melekat pada proses hanya
disebabkan oleh variasi penyebab umum.
B. MENEMUKAN FAKTOR MASALAH
Penyebab variasi volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT dapat dicari
melalui tehnik brainstorming untuk mengidentifikasi permasalahan yang hasilnya
dapat dilihat pada diagram Ishikawa (Gambar 9). Identifikasi permasalahan
dimaksudkan untuk mengenali sumber permasalahan. Brainstorming diikuti oleh
Plant Manager, QA Manager, Processing Manager (Processing Liquid and
Packing), Production Manager (Sweet Condensed Milk), Production Manager
(Can Making), Engineering Manager, Supervisor, Foreman dan Operator.
Brainstorming ini dipimpin oleh QC Manager Plant Ciracas. Untuk membuat
diagram Ishikawa, pertama-tama ditentukan dahulu akibat (effect) yang
merupakan “kepala ikan” pada sisi sebelah kanan kertas. Akibat yang
dimaksudkan disini adalah variasi volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT.
Faktor penyebab variasi volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT
digolongkan ke dalam empat faktor utama sebagai “tulang besar” yaitu manusia,
mesin, metode dan manajemen.
1. Manusia
Manusia membawa peran yang sangat penting pada produk yang
dihasilkan. Kekurangtelitian pekerja dalam mengukur volume bersih dapat
disebabkan oleh jumlah pekerja yang relatif sedikit sehingga menyebabkan
beban kerja menjadi banyak atau menjadi sering lembur. Jam kerja yang
42
berupa shift juga mempengaruhi kinerja dimana saat shift 3 (23.00 – 07.00
WIB) terdapat kemungkinan karyawan akan lebih mengantuk dibandingkan
dengan shift 1 dan 2 dimana hal ini mempengaruhi ketelitian dan awareness
dalam bekerja.
Ketika mesin filling start up (baru mulai berjalan) selalu membutuhkan
waktu untuk stabil. Sehingga frekuensi pengecekan volume bersih di awal
start lebih diperketat. Biasanya hal ini terjadi ketika pergantian produk atau
setelah CIP (Clean In Place). Apabila setelah ditransfer lalu proses filling
langsung dilanjutkan, maka aliran produk ke dalam kaleng tidak akan stabil
sehingga mempengaruhi volume bersih di dalamnya.
Pengetahuan pekerja dapat ditentukan dari lama bekerja, latihan yang
diberikan, dan tingkat pendidikannya. Semakin lama ia bekerja, semakin
banyak pengalamannya dan semakin terampil dalam pekerjaannya. Pendidikan
yang cukup akan membantu pekerja untuk cepat memahami segala hal yang
menyangkut pekerjaannya, sehingga memudahkan dalam penanganan
masalah-masalah yang terjadi.
Reward dapat menimbulkan semangat untuk bekerja lebih optimal.
Reward dapat berupa bonus atau komisi. Reward dapat diberikan kepada
individu yang dapat memenuhi target tanpa mengesampingkan mutu produk
yang dihasilkan.
Kenyamanan dalam bekerja dapat berpengaruh pada kegiatan
pengendalian volume bersih. Apabila suasana bekerja tidak nyaman akan
mengakibatkan pekerja kurang termotivasi sehingga kurang maksimalnya
perhatian dalam bekerja.
2. Metode
Selain sampling oleh Departemen Quality Control, operator juga
mengambil empat buah sampel tiap jamnya untuk menyesuaikan volume
bersih aktual dengan setting mesin. Apabila volume bersih saat sampling
tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi, maka operator akan mengeset mesin
hingga sesuai dengan spesifikasi. Frekuensi sampling serta jumlah sampelnya
43
sebaiknya diperbanyak sehingga apabila terjadi ketidaksesuaian, maka
langsung dapat dilakukan penyesuaian terhadap setting mesin.
3. Mesin
Mesin/peralatan yang berpengaruh terhadap variasi volume bersih adalah
homogenizer, tegangan listrik, outlet valve dan PLC (Process Logic Control).
Pemeliharaan mesin/peralatan merupakan salah satu faktor yang juga
mempengaruhi variasi volume bersih. Pemeliharaan mencakup kalibrasi PLC,
pengecekan homogenizer, outlet valve, pengecekan pelumas, dan pembersihan
filler. PLC berpengaruh terhadap pengukuran volume bersih produk di dalam
mesin yang akan dikeluarkan melalui outlet valve. Homogenizer berpengaruh
terhadap homogenitas produk sehingga apabila terjadi kerusakan atau
ketidakstabilan kinerja pada homogenizer akan berpengaruh terhadap ukuran
partikel produk. Apabila ukuran partikel produk tidak stabil akan berpengaruh
signifikan terhadap volume bersih dimana filling machine disetting
berdasarkan volumetrik, bukan beratnya. Kebocoran dan kontaminasi yang
mungkin terjadi pada outlet valve dapat mengakibatkan kestabilan aliran
produk terganggu, sehingga harus diadakan pengecekan dan pembersihan rutin
terhadap outlet valve. Pelumas mempengaruhi kinerja mesin secara
keseluruhan sehingga pengecekan pelumas secara rutin perlu diperhatikan.
Tegangan listrik sangat mempengaruhi kinerja mesin tersebut. Apabila
tegangan listrik tidak stabil, maka hal ini akan sangat berpengaruh terhadap
kestabilan kinerja filling machine. PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas
belum mempunyai sumber listrik cadangan yang mampu mengatasi
ketidakstabilan tegangan listrik. Genset hanya digunakan ketika aliran listrik
dari PLN putus. Selain itu juga dibutuhkan stabilizer agar aliran listrik
cenderung stabil.
4. Manajemen
Awareness pekerja saat shift 3 relatif lebih rendah dibandingkan shift
lainnya. Awareness tersebut dapat ditingkatkan dengan pengawasan dari pihak
44
manajemen dimana pada shift 3 tersebut pihak manajemen tidak berada di
dalam pabrik.
C. CORRECTIVE ACTION PLANS
Penerapan Statistical Process Control dalam pengontrolan volume bersih
untuk selanjutnya agar Departemen Quality Control dapat dengan cepat dan
mudah dalam mengontrol parameter mutu tersebut. Selain itu perlu diadakannya
pelatihan SPC untuk karyawan PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas sehingga
lebih memahami aplikasi dari SPC tersebut dan meningkatkan ketelitian operator.
Mesin timbangan untuk mengukur volume bersih dipindah ke tempat yang
tidak terpengaruh AC (Air Conditioner) sehingga pengukuran volume bersih akan
lebih akurat. Selain itu pengawasan pada shift 3 dari pihak manajemen
ditingkatkan agar awareness operator semakin tinggi.
Setelah proses terkendali secara statistik, kapabilitas proses perlu dihitung
untuk mengetahui tingkat kemampuan proses dalam menghasilkan produk yang
sesuai dengan keinginan konsumen. Kapabilitas proses tidak dianalisis pada
penelitian ini karena data pada bagan kendali belum terkendali secara statistik.
Sehingga konstanta yang terdapat pada Lampiran 6 hanya digunakan untuk
menghitung bagan kendali dan tidak digunakan untuk menghitung kapabilitas
proses.
Penerapan Gugus Kendali Mutu (GKM) adalah sebagai syarat untuk
mengimplementasikan Total Quality Management (TQM). GKM adalah suatu
kelompok karyawan, dari area kerja yang sama atau mempunyai cara kerja yang
berbeda tapi mempunyai keterkaitan persoalan yang sama, yang melakukan
pertemuan secara teratur mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan
persoalan untuk pemeliharaan, perbaikan dan atau peningkatan mutu (Anonim,
2006 b). Apabila GKM sudah terlaksana, TQM dapat diterapkan dengan baik.
TQM adalah pendekatan manajemen dalam organisasi yang berfokus kepada
mutu, mencakup partisipasi seluruh anggotanya dan bertujuan untuk kesuksesan
jangka panjang melalui kepuasan konsumen, keuntungan dari seluruh anggota
organisasi, serta keuntungan bagi masyarakat (Hoyle, 2001).
45
Homogenizer
Sedikit
Frekuensi
Jumlah sampel
45
Gambar 9. Diagram Ishikawa variasi volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT
Kenyamanan dalam bekerja
Reward
Motivasi
Jumlah pekerja
Jam kerja (shift)
Ketelitian
Pengalaman/ lama bekerja
Pelatihan Pendidikan
Keterampilan/ keahlian
Sampling
Pelumas
Kebocoran
PLC
Kestabilan
Cleaning Pengecekan
Outlet valve
Kalibrasi
Tegangan listrik
Variasi volume
bersih susu Frisian
Flag Coklat UHT
Mesin
Manusia Metode
Kontaminasi
Pengecekan Stabilizer
Manajemen
Pengawasan pada shift 3
Kurang
Pengecekan
46
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis bagan kendali Xbar-R, dapat disimpulkan bahwa
mutu proses produksi susu Frisian Flag Coklat UHT untuk karakteristik volume
bersih belum terkendali secara statistik. Hasil analisis diagram sebab akibat yang
diperoleh dari hasil brainstorming menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap keragaman mutu utama volume bersih adalah manajemen,
metode, mesin, dan manusia. Faktor yang termasuk ke dalam manajemen adalah
pengawasan pada shift 3 sedangkan pada metode adalah sampling. Untuk
manusia, faktor-faktornya adalah kekurangtelitian, keterampilan/keahlian serta
motivasi dalam bekerja. Mesin terbagi lagi menjadi homogenizer, tegangan listrik,
PLC, dan outlet valve.
B. SARAN
1. Menerapkan Statistical Process Control (SPC) dalam mengambil data agar
Departemen Quality Control dapat dengan cepat dan mudah dalam
mengontrol mutu.
2. Perlu diadakannya pelatihan SPC untuk meningkatkan ketelitian operator.
3. Mesin timbangan dipindah ke tempat yang tidak terkena pengaruh angin
secara langsung yang berasal dari AC.
4. Setelah proses terkendali secara statistik, kapabilitas proses perlu dihitung
untuk mengetahui kemampuan proses dalam menghasilkan produk sesuai
dengan spesifikasi.
5. Pengawasan pada shift 3 perlu ditingkatkan sehingga awareness pekerja akan
semakin tinggi.
6. Penerapan Gugus Kendali Mutu (GKM) untuk implementasi Total Quality
Management (TQM).
47
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006 a. Meet Minitab Release 14 for Windows®. http://www.minitab.com, Minitab-Making Statistics and Process Improvement Easier [10 Juni 2006].
Anonim. 2006 b. Pelatihan Gugus Kendali Mutu. http://www.semarang.go.id/
pemerintah/dinas/disnakertrans/distran/PELATIHAN%20GUGUS%20KENDALI%20MUTU.htm. [26 Juli 2006].
Ariani, D.W. 1999. Manajemen Kualitas. Universitas Atma Jaya Yogyakarta,
Yogyakarta.
Buckle, K.A., Edwards, R.A., Fleet dan Wooton, M. 1987. Ilmu Pangan (Terjemahan). Universitas Indonesia, Jakarta.
Dahlgaard, J.J., Kristensen, K., dan Kanji, G.K. 1998. Fundamentals of Total
Quality Management. Chapman and Hall, London. Deming, W.E. 1995. Control Chart as a Tool in Statistical Quality Control.
http://www.deming.eng.clemson.edu, Continuous Quality Improvement Server Home Page. [6 Juni 2006].
Deperindag. 1999. Pedoman Pengawasan Barang Dalam Keadaan Terbungkus
(Nomor 31/DJPDN/Kep/XI/1999). Direktorat Metrologi, Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Departemen Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia, Jakarta.
Fryman, M. A. 2002. Quality and Process Improvement. Delmar, Thomson
Learning, Inc., New York. Gaspersz, V. 1998. Statistical Process Control, Penerapan Teknik-teknik
Statistikal dalam Manajemen Bisnis Total. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Gaspersz, V. 2001. Metode Analisis Untuk Peningkatan Kualitas. PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta. Gryna, F.M. 2001. Quality Planning and Analysis, From Product Development
Through Use, Fourth Edition. McGraw-Hill Irwin, New York. Hadiwiyoto, S. 1982. Teknik Uji Mutu Susu dan Hasil Olahannya. Universitas
Gadjah Mada Press, Yogyakarta. Hadiwiyoto, S. 1994. Pengujian Mutu Susu dan Hasil Olahannya. Universitas
Gadjah Mada Press, Yogyakarta.
48
Heath, H.B., dan Reineccius, G. 1986. Flavor Chemistry and Technology. Van Nostrand Reinhold Company, New York.
Hoyle, D. 2001. ISO 9000, Quality Systems Handbook. Butterworth Heinemann,
Oxford. Ishikawa, K. 1982. Guide to Quality Control. Asian Productivity Organization,
New York. Juran, M. 1988. The Quality Function. Di dalam : J.M. Juran dan F.M. Gryna
(eds). Juran’s Quality Control Handbook. McGraw-Hill, New York. Montgomery, D.C. 1996. Introduction to Statistical Quality Control, Third
Edition. John Willey and Son, Inc., New York. Muhandri, T., dan Kadarisman, D. 2005. Sistem Jaminan Mutu Industri Pangan.
Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
O’Mahony, M. 1986. Sensory Evaluation of Food, Statistical Methods and
Procedures. Marcel Dekker, Inc., New York. Potter, N.N., dan Hotchkiss, J.H. 1995. Food Science, Fifth Edition. Chapman and
Hall, New York. Ryan, T.P. 1989. Statistical Methods for Quality Improvement. John Willey and
Son, Inc., New York. Tapiero, C.S. 1996. The Management of Quality and Its Control. Chapman and
Hall, London. Wayworld. 2001. Statistical Process Control – A Wayworld Tutorial.
http://www.wayworld.com, Wayworld Inc. [8 Juni 2006].
Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Winarno, F.G. 1993. Pangan, Gizi, Teknologi dan Konsumen. PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
49
50
Lampiran 1. Struktur Organisasi PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas
Operational Director
Plant Manager
R & D QA Manager
QC Manager Ps. Rebo
QC Manager Ciracas
Staff to Plant Manager
Secretary
Processing Manager (Proc, Liq. & Packing)
Engineering Manager Production Manager (SCM Packing)
Production Manager (Can Making)
Administrator Administrator Administrator
Supervisor Supervisor Supervisor
Foreman Foreman Foreman
Operator Operator Operator
51
Lampiran 2. Diagram Alir Proses Penerimaan Susu Segar dan Pasteurisasi
Susu segar T 4-8oC
Deaerasi
Disaring (strainer)
Disaring (filter 190 μm)
Didinginkan (plate cooler) T 4oC
Ditampung (raw milk storage tank) T < 10oC
Preheating (I) T 60-65oC
Disaring (separator)T 65oC, 5000 rpm
Dipasteurisasi T 90oC, 30 detik
Preheating (II) T 70-75oC
Precooling (I) T 70-75oC
Dihomogenisasi (tahap I 20 bar, tahap II 150 bar)
Didinginkan T 6oC
Ditampung (pasteurized milk tank) T 6-10oC
Precooling (II) T 60-65oC
Susu pasteurisasi
52
Lampiran 3. Diagram Alir Proses Pembuatan Susu Frisian Flag Coklat UHT
Vitamin Susu Pasteurisasi
Deaerasi
Disaring (strainer)
Mixing (T 90oC)
Blender
Disaring (filter 300 μm)
Didinginkan (plate cooler) T 6oC
Distandardisasi T < 14oC
Disterilisasi T 142oC, 4 detik
Dihomogenisasi (Tahap I 30 bar, tahap II 250 bar)
Filling T 28oC
Packaging
Air (T 90oC) Gula SMP Cocoa powder
Stabilizer Air (T 90oC)
Mixing stabilizer (T 90oC)
Didinginkan T 28oC
Disemprot dengan H2O2
Dikeringkan T 90oC
Preheating T 120oC
Carton pack
Bottom sealing
Dedusting
Susu Frisian Flag Coklat UHT
Ditampung (aseptic tank) T 28oC
53
Lampiran 4. Data Carton Pack BCCO 115 ml Untuk Uji ANOVA
Jumlah carton
pack BCCO
115 ml
Ulangan ke- Rata-rata
5 1 6.65
5 2 6.642
10 1 6.641
10 2 6.653
15 1 6.643
15 2 6.644
20 1 6.641
20 2 6.643
25 1 6.64
25 2 6.646
30 1 6.64
30 2 6.64
35 1 6.64
35 2 6.643
40 1 6.64
40 2 6.64
45 1 6.64
45 2 6.643
50 1 6.643
50 2 6.643
54
Lampiran 5. Uji ANOVA Untuk Carton Pack BCCO 115 ml
Sumber
keragaman
Jumlah
kuadrat
Derajat
bebas
Kuadrat
tengah
F-hitung Taraf signifikansi
Sleeves
Galat
Total
0.00009177
0.0001171
882.533
9
9
20
0.0000102
0.00001301
.784 .639
55
Lampiran 6. Data Carton Pack BCCO 200 ml Untuk Uji ANOVA
Jumlah carton
pack BCCO
200 ml
Ulangan ke- Rata-rata
5 1 8.884
5 2 8.862
10 1 8.85
10 2 8.838
15 1 8.845
15 2 8.832
20 1 8.84
20 2 8.851
25 1 8.851
25 2 8.837
30 1 8.842
30 2 8.853
35 1 8.845
35 2 8.851
40 1 8.852
40 2 8.839
45 1 8.845
45 2 8.845
50 1 8.847
50 2 8.845
56
Lampiran 7. Uji ANOVA Untuk Carton Pack BCCO 200 ml
Sumber
keragaman
Jumlah
kuadrat
Derajat
bebas
Kuadrat
tengah
F-hitung Taraf signifikansi
Sleeves
Galat
Total
0.001548
0.0006091
1565.624
9
9
20
0.0001720
0.00006767
2.542 .090
57
Lampiran 8. Konstanta Bagan Kendali
Ukuran
sampel
(n)
Bagan kendali R Bagan kendali X-bar
Simpangan baku proses
D3 D4 A2 d2 c4 d3
2 0 3.269 1.880 1.128 0.7979 0.853
3 0 2.574 1.023 1.693 0.8862 0.888
4 0 2.282 0.729 2.059 0.9213 0.880
5 0 2.114 0.577 2.326 0.9400 0.864
6 0 2.004 0.483 2.534 0.9515 0.848
7 0.076 1.924 0.419 2.704 0.9594 0.833
8 0.136 1.864 0.373 2.847 0.9650 0.820
9 0.184 1.816 0.337 2.970 0.9693 0.808
10 0.223 1.777 0.308 3.078 0.9727 0.797
11 0.256 1.744 0.285 3.173 0.9754 0.787
12 0.283 1.717 0.266 3.258 0.9776 0.778
13 0.307 1.693 0.249 3.336 0.9794 0.770
14 0.328 1.672 0.235 3.407 0.9810 0.763
15 0.347 1.653 0.223 3.472 0.9823 0.756
16 0.363 1.637 0.212 3.532 0.9835 0.750
17 0.378 1.622 0.203 3.588 0.9845 0.744
18 0.391 1.608 0.194 3.640 0.9854 0.739
19 0.403 1.597 0.187 3.689 0.9862 0.734
20 0.415 1.585 0.180 3.735 0.9869 0.729
21 0.425 1.575 0.173 3.778 0.9876 0.724
22 0.434 1.566 0.167 3.819 0.9882 0.720
23 0.443 1.557 0.162 3.858 0.9887 0.716
24 0.451 1.548 0.157 3.895 0.9892 0.712
25 0.459 1.541 0.153 3.931 0.9896 0.708
Sumber : Fryman (2002)
46
58
Lampiran 9. Data Volume Bersih Susu Frisian Flag Coklat UHT 115 ml line 1 (ml)
subgrup sampel ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 115.599 115.365 115.908 114.719 115.730 114.953 115.206 115.094 115.777 114.822 115.440 2 115.234 115.047 114.906 114.682 115.318 114.831 115.159 115.318 115.281 115.843 115.412 3 115.637 115.187 114.934 116.067 115.393 115.103 115.094 114.841 115.309 114.897 114.9444 114.232 113.558 115.562 114.794 114.597 114.822 114.794 114.588 114.635 114.316 114.401 5 115.730 115.262 116.479 115.918 116.011 114.232 114.888 116.105 115.543 115.075 115.637 6 114.794 115.262 115.449 114.232 114.888 115.262 115.543 114.981 115.262 113.951 115.075 7 115.899 116.039 115.206 114.054 114.719 116.255 116.086 114.616 115.899 114.167 115.871 8 115.140 115.187 115.777 115.000 114.888 115.281 116.124 115.655 115.281 115.112 114.513 9 115.140 113.212 124.129 122.172 123.408 124.298 122.734 123.961 122.069 123.951 123.361
10 114.700 115.543 115.262 114.794 114.981 115.356 114.419 114.794 115.169 114.700 114.888 11 114.532 113.577 116.236 114.335 113.493 113.624 114.036 114.841 114.363 113.642 114.466 12 116.011 114.878 115.356 115.524 115.833 115.496 115.300 114.335 115.318 115.094 115.140 13 112.491 113.483 113.624 114.298 114.064 114.691 113.942 113.511 112.706 113.830 114.747 14 114.944 117.556 114.878 114.813 114.963 114.981 116.863 114.522 117.285 116.957 116.489 15 114.981 115.440 114.607 114.738 115.262 115.543 114.944 115.478 115.075 115.328 115.730 16 115.674 114.429 115.468 115.712 115.131 115.122 116.049 115.150 115.028 115.983 115.515 17 114.888 115.824 115.918 115.356 115.730 115.543 115.637 115.730 115.356 115.262 115.169 18 114.232 112.172 112.547 113.015 113.296 113.764 114.981 112.266 112.734 113.483 114.045 19 115.449 114.139 113.858 115.356 115.637 114.326 116.011 114.981 115.169 117.322 115.63720 115.599 114.579 116.760 114.775 116.217 114.728 116.189 115.281 116.798 115.684 115.384 21 115.272 114.560 116.348 115.197 114.766 115.955 115.047 114.785 114.419 116.011 115.178 22 114.916 114.831 114.476 115.206 116.723 115.702 115.037 114.700 114.775 115.318 115.674 23 115.009 115.131 115.243 114.541 114.991 115.243 115.197 113.979 115.899 115.000 114.991 24 115.730 115.543 116.292 114.700 115.449 114.607 116.105 114.419 115.637 115.262 115.730 25 116.292 115.169 114.700 115.918 114.419 115.730 115.262 115.075 115.824 114.981 115.356 26 115.946 118.024 113.820 115.384 115.000 117.743 115.122 114.963 115.318 117.603 115.646
46
59
Lampiran 9 (lanjutan). Data Volume Bersih Susu Frisian Flag Coklat UHT 115 ml line 1 (ml)
subgrup sampel ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
27 114.588 115.215 114.953 114.869 114.766 114.813 115.506 115.122 115.103 113.998 115.272 28 115.309 114.588 115.412 115.112 115.206 115.253 115.599 114.850 115.206 114.457 115.187 29 115.449 114.401 115.880 115.655 115.215 114.485 115.215 115.796 115.815 115.665 114.44830 116.199 115.169 115.356 116.386 114.419 115.262 115.449 114.981 116.292 115.637 114.513 31 114.981 115.449 115.730 114.232 115.075 114.607 116.105 115.730 113.483 114.981 115.262 32 114.878 115.197 115.393 115.094 115.169 116.030 115.674 114.672 115.047 115.899 115.581 33 114.288 112.622 115.562 114.288 114.195 114.326 114.813 113.090 113.558 115.665 114.026 34 115.449 115.824 115.918 115.262 114.700 115.730 114.794 114.888 115.169 114.981 114.513 35 116.386 114.700 113.577 112.921 113.764 113.296 114.981 115.824 114.607 113.015 114.232 36 115.356 114.045 113.670 113.202 112.828 113.858 113.015 113.296 113.764 114.139 113.015 37 114.991 114.551 114.082 115.899 114.522 114.747 114.719 115.562 114.579 115.674 113.390 38 115.187 113.886 115.562 116.770 115.356 114.485 115.197 115.272 115.281 113.699 115.506 39 115.178 114.944 114.981 114.551 114.569 115.281 114.925 114.944 115.440 114.569 114.813 40 114.569 114.738 115.281 115.393 114.757 114.504 114.551 115.506 114.757 115.253 114.579 41 114.981 114.513 114.888 114.981 115.262 114.232 115.075 115.356 114.888 114.888 114.981 42 114.410 114.747 115.169 114.766 115.356 115.534 115.019 114.485 113.830 114.757 114.766 43 115.000 115.122 114.476 114.869 115.309 114.532 114.532 115.581 115.243 114.532 114.981 44 115.262 114.045 116.854 114.607 113.951 113.109 113.858 114.326 115.075 114.794 115.543 45 115.356 114.700 115.262 115.824 116.854 114.981 113.764 115.543 115.449 114.419 114.88846 114.878 115.384 114.813 114.045 114.981 115.000 114.054 115.712 115.796 114.644 114.841 47 114.597 114.054 114.401 114.747 114.766 114.597 115.037 114.991 114.551 114.597 114.803 48 114.307 114.934 115.187 114.541 114.972 114.597 114.373 114.953 114.850 115.178 114.466 49 113.876 114.363 112.088 113.933 113.493 115.112 115.581 112.603 113.474 114.082 113.446 50 114.232 113.970 113.596 114.326 114.906 114.757 113.596 114.298 114.139 114.223 114.232 51 113.315 115.037 117.191 112.669 113.502 115.047 113.942 115.290 113.390 112.725 114.785 52 114.110 113.642 113.174 113.942 114.747 115.515 114.532 113.923 113.661 112.547 114.934 53 114.139 114.794 114.513 115.449 114.513 116.105 114.419 113.951 114.607 114.794 115.262
47
60
Lampiran 10. Data Volume Bersih Susu Frisian Flag Coklat UHT 115 ml line 2 (ml)
subgrup sampel ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 114.476 115.084 114.925 115.646 115.009 116.339 115.758 115.684 116.292 114.167 115.056 2 114.457 113.521 114.728 115.552 114.242 114.457 115.178 115.318 115.206 114.569 114.560 3 115.524 114.841 115.796 115.496 115.440 114.757 115.215 113.268 115.206 114.803 113.9514 114.419 115.730 115.075 115.262 115.543 114.139 115.169 114.513 115.824 115.262 115.637 5 116.199 114.794 115.169 116.667 115.637 114.888 115.262 114.232 114.794 115.918 115.543 6 116.479 114.663 115.047 115.702 115.890 114.607 115.552 115.740 114.794 115.000 114.719 7 114.813 114.813 114.298 116.124 114.775 114.139 114.363 116.845 114.831 114.831 114.860 8 115.131 115.496 113.212 115.356 115.300 114.579 113.586 115.908 115.056 114.925 114.448 9 114.438 115.543 114.139 115.075 115.262 116.105 114.888 115.918 115.730 115.824 116.573
10 115.440 114.597 114.026 114.120 114.822 114.541 114.326 115.215 115.234 115.449 114.466 11 114.616 115.037 115.646 115.290 115.674 115.365 114.831 114.766 115.665 115.983 115.019 12 115.272 116.910 115.037 116.124 116.948 116.919 115.665 115.665 115.309 115.665 115.356 13 114.981 115.637 114.888 115.356 115.543 116.011 115.356 115.637 115.262 114.794 115.169 14 114.981 114.326 115.637 113.015 114.607 114.139 114.981 113.390 113.483 114.794 114.139 15 114.794 116.011 115.169 115.637 115.075 115.169 115.075 115.449 114.607 115.075 115.075 16 115.496 115.346 114.878 114.785 115.037 115.169 115.403 115.712 114.869 115.122 115.281 17 115.871 115.983 114.981 114.494 115.000 114.485 116.152 115.702 114.794 115.000 115.365 18 115.974 115.178 115.777 114.532 114.738 114.082 115.852 115.618 114.101 115.524 115.955 19 114.888 114.916 114.972 115.094 114.981 115.824 116.517 115.843 115.243 115.290 114.85020 114.139 116.292 114.981 115.075 114.045 114.888 116.199 115.075 116.386 113.951 114.232 21 115.169 114.045 115.637 115.356 115.543 114.326 115.075 114.888 115.543 115.169 114.888 22 113.961 113.652 114.813 113.886 113.717 112.303 113.867 113.408 114.635 115.365 114.785 23 114.728 114.841 114.429 115.515 116.199 114.532 114.888 115.599 114.897 115.197 114.803 24 115.665 113.764 115.094 115.655 114.831 115.599 114.738 113.923 114.934 115.506 114.831 25 115.880 115.393 115.318 115.328 115.787 115.702 115.150 115.581 115.225 115.272 115.150 26 116.199 115.169 113.951 115.356 116.199 114.139 114.513 115.543 114.700 113.670 114.139
48
61
Lampiran 10 (lanjutan). Data Volume Bersih Susu Frisian Flag Coklat UHT 115 ml line 2 (ml)
subgrup sampel ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
27 114.232 115.730 115.543 115.262 114.888 116.011 115.730 114.139 114.981 114.607 115.637 28 115.028 115.833 115.103 115.346 114.588 115.440 115.243 115.066 115.627 115.309 115.852 29 114.906 114.279 114.860 114.026 114.466 113.942 114.672 114.045 114.691 115.094 114.74730 116.479 116.199 116.011 115.169 116.386 114.981 114.513 115.075 116.105 116.292 116.199 31 115.169 114.045 115.075 114.513 115.543 114.326 115.449 115.262 114.888 113.951 114.139 32 114.139 113.296 113.015 114.045 114.700 114.419 113.858 113.390 113.109 114.607 114.232 33 114.906 114.700 114.944 114.419 114.728 114.532 115.861 115.037 115.019 114.429 115.206 34 115.084 115.824 115.861 116.760 115.871 114.279 114.719 114.963 115.749 114.560 115.337 35 115.159 115.346 114.551 114.738 114.906 114.569 114.579 114.541 114.569 114.579 114.757 36 115.272 115.159 114.551 114.953 115.281 114.569 114.579 115.300 115.346 115.178 115.253 37 114.232 114.888 114.419 114.794 114.607 114.139 115.449 115.356 114.045 114.888 114.513 38 115.356 115.300 114.579 116.236 115.871 115.824 114.129 115.974 114.279 115.684 113.605 39 115.122 115.056 115.234 115.169 115.112 115.403 115.215 115.122 115.159 115.066 115.084 40 115.140 114.813 115.234 115.140 114.551 115.234 114.560 114.532 115.169 114.738 115.234 41 114.232 114.981 116.199 115.169 114.419 113.202 115.169 114.794 115.543 115.169 114.326 42 113.858 114.700 114.981 114.607 113.951 114.700 113.858 114.607 115.169 114.326 114.139 43 115.122 115.384 115.375 115.112 114.860 115.506 115.487 115.122 114.963 115.206 114.766 44 114.438 115.337 113.577 114.148 114.560 114.888 114.625 114.560 115.075 114.981 113.689 45 114.335 114.391 114.803 114.785 114.616 114.953 114.148 114.925 114.335 114.485 114.92546 114.279 115.571 114.569 115.047 115.075 114.654 115.009 114.448 113.624 114.419 114.934 47 114.429 115.009 114.560 115.552 115.590 115.272 114.270 114.934 114.429 114.448 114.860 48 115.815 114.185 114.635 115.037 114.522 114.476 114.775 115.927 115.787 115.365 114.588 49 114.972 114.522 114.401 114.597 114.785 114.747 115.178 113.624 112.725 113.165 114.616 50 114.794 113.670 114.888 113.764 113.858 114.139 113.390 114.513 114.326 113.764 114.419 51 114.700 114.232 113.483 114.139 115.356 114.045 113.483 113.202 114.513 114.888 114.232 52 116.096 115.281 115.684 115.534 115.524 116.433 115.328 115.300 116.011 115.515 115.197
49
62
Lampiran 11. Data Volume Bersih Susu Frisian Flag Coklat UHT 200 ml line 1 (ml)
subgrup sampel ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 200.178 201.358 198.689 201.489 202.097 201.152 201.292 199.419 199.532 198.886 198.670 2 198.989 199.747 199.157 198.071 198.652 198.474 199.504 199.607 199.120 199.672 200.300 3 199.204 199.429 202.594 199.270 201.873 199.110 198.333 197.809 199.045 198.876 199.1394 199.644 201.030 200.122 200.103 201.498 200.468 199.466 201.536 200.309 201.404 203.268 5 201.199 199.260 198.689 201.404 199.663 202.603 199.654 201.049 200.328 200.627 201.732 6 201.554 201.142 200.009 200.908 198.989 199.204 199.335 199.972 200.562 199.391 200.843 7 200.225 198.914 200.964 201.517 199.279 199.522 200.702 200.478 199.457 200.946 201.545 8 198.343 199.691 201.208 200.131 198.343 199.345 199.438 200.225 199.270 199.326 200.253 9 199.448 196.704 199.410 196.255 197.640 199.232 197.968 198.418 197.603 198.717 199.513
10 202.434 201.779 199.532 199.438 200.094 200.655 198.689 201.311 200.468 201.217 200.749 11 201.030 199.438 200.468 200.749 197.846 201.311 200.187 199.157 200.375 198.221 198.408 12 199.064 200.562 200.375 198.034 199.157 197.940 198.315 199.438 199.064 198.408 199.906 13 199.101 199.766 201.976 198.558 198.305 202.537 199.691 198.193 199.953 200.346 200.318 14 199.251 199.429 198.146 198.989 199.316 198.305 198.614 200.693 199.972 199.410 198.633 15 199.092 198.904 198.586 198.174 198.998 199.232 199.354 198.361 198.081 199.054 198.043 16 196.713 201.479 201.751 200.403 201.704 203.258 198.539 198.895 201.367 199.429 198.446 17 199.354 200.927 202.004 201.685 202.434 200.169 198.109 199.448 198.493 201.526 202.519 18 199.157 199.813 200.000 201.217 200.375 201.124 199.906 198.221 199.813 197.753 199.532 19 199.438 199.157 200.187 199.906 200.655 199.064 200.281 199.438 199.625 200.094 199.53220 200.880 200.581 200.112 200.543 201.245 199.775 197.678 200.674 200.693 200.403 198.221 21 199.139 199.036 199.897 200.084 199.476 199.270 199.213 199.663 199.888 199.494 199.504 22 198.483 199.298 199.410 200.215 198.436 199.485 198.408 199.148 198.530 199.185 198.567
50
63
Lampiran 12. Data Volume Bersih Susu Frisian Flag Coklat UHT 200 ml line 2 (ml)
subgrup sampel ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 197.612 197.463 199.363 199.541 199.176 198.642 197.912 197.762 197.987 197.706 198.305 2 198.839 198.745 198.979 198.343 199.092 198.961 198.745 197.706 199.728 199.401 198.567 3 199.663 199.448 200.028 199.419 200.524 199.485 199.588 200.122 198.418 201.873 199.0454 197.725 198.240 198.549 197.978 196.788 196.910 197.537 197.978 197.172 198.867 197.949 5 199.307 198.989 197.434 199.841 199.448 199.082 199.157 198.352 197.313 199.026 199.888 6 199.551 200.037 199.485 199.504 198.549 199.991 199.298 201.283 199.101 199.345 199.232 7 195.487 196.798 196.751 196.330 197.519 198.155 197.566 196.536 196.910 197.537 195.805 8 196.713 197.556 197.725 197.631 197.481 198.277 198.577 197.669 197.697 197.228 198.109 9 198.380 199.036 198.502 197.640 198.446 199.485 198.268 199.232 197.640 198.202 199.532
10 199.625 200.468 200.000 196.348 199.532 199.813 197.378 200.843 200.094 196.816 200.000 11 199.064 200.187 199.438 199.719 200.749 198.408 198.127 199.157 198.502 198.970 199.251 12 200.655 198.502 198.970 198.127 198.408 198.689 198.970 198.502 197.940 199.345 199.157 13 196.657 198.998 198.708 197.846 196.742 197.182 198.268 197.959 196.966 197.144 199.082 14 197.228 199.026 198.951 198.596 198.493 197.865 197.228 197.715 196.760 198.165 199.026 15 198.577 197.425 197.472 198.071 198.820 198.614 197.884 197.640 197.509 198.277 198.914 16 195.047 196.507 196.367 196.283 195.880 195.393 196.367 196.470 195.712 196.049 196.695 17 197.556 197.622 199.026 198.577 197.640 199.167 198.577 199.232 199.260 198.577 197.640 18 199.064 198.408 205.056 199.813 197.566 200.281 199.625 199.157 198.408 199.719 199.813 19 199.906 199.438 199.251 200.562 200.375 200.843 198.315 199.064 200.281 199.906 199.15720 199.139 199.934 198.699 198.839 198.343 199.672 199.476 198.755 198.474 199.569 197.790 21 196.910 196.966 199.373 198.043 199.036 199.382 198.539 198.474 199.288 198.567 199.663 22 197.463 198.352 198.586 199.429 198.539 197.622 197.584 199.148 199.129 198.539 198.914