skripsi diajukan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan...
TRANSCRIPT
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENGUKURAN MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA BENDA
KONKRET PADA SISWA KELAS III SEMESTER I
MI NAHDLOTUT THOLIBIN KECAMATAN KANDANGAN
KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
SIGIT ZUNIYANTO
NIM 115-12-078
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH(PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA 2017
1
2
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka Skripsi Saudara:
Nama : Sigit zuniyanto
NIM : 115-12-078
Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI PENGUKURAN MELALUI PENGGUNAAN ALAT
PERAGA PADA SISWA KELAS III SEMESTER I MI
NAHDLOTUT THOLIBIN KECAMATAN KANDANGAN
KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN
2016/2017.
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 8 Maret 2017
Pembimbing,
Jaka Siswanta, M.Pd. NIP. 19710219 200003 1 002
3
SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI
PENGUKURAN MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA BENDA
KONKRET PADA SISWA KELAS III SEMESTER I MI NAHDLOTUT
THOLIBIN
KECAMATAN KANDANGAN KABUPATEN TEMANGGUNG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
DISUSUN OLEH :
SIGIT ZUNIYANTO
NIM : 11512078
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan PGMI Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 17 Maret 2017 dan telah dinyatakan
memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd).
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Achmad Maimun, M.Ag.
Sekretaris Penguji : Jaka Siswanta, M.Pd.
Penguji I : Dr. M. Gufron, M.Ag.
Penguji II : M. Hafidz, M.Ag.
Salatiga, 17 Maret 2017
Dekan FTIK IAIN Salatiga,
Suwardi, M.Pd NIP. 19670121 199903 1 002
KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar No. 02 Telp. (0298) 323706 Website:www.iainsalatiga.ac.id Email:[email protected]
4
PERYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini,
Nama : Sigit Zuniyanto
NIM : 115-12-078
Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan
hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau
temuan lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
Salatiga, 8 Maret 2017
Yang menyatakan,
Sigit Zuniyanto NIM. 115-12-078
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“ SESUATU YANG KITA UCAPKAN HARUS KITA KETAHUI, DAN
YANG KITA KETAHUI TIDAK HARUS KITA UCAPKAN”
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
1.Kedua orang tuaku (Bapak Slamet dan Ibu Sutimah), yang selalu
memberikan bimbingan, mengarahkan dengan penuh kesabaran, selalu
memberi semangat dengan materiil dan spriritual serta selalu
berkorban dan mendoakanku setiap saat.
2. Kakakku (Rochman sulistiyo) yang aku sayangi, yang selalu
membantu dalam segala hal, semoga cepat menemukan jodohnya.
3. Keluarga besarku yang senantiasa membantu dan memberi semangat
dan turut medo’akanku.
4. Wanita yang istimewa setelah Ibuku.
5. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan
ilmunya kepadaku, memfasilitasiku, dan telah memberikan
pelayanan dengan sebaik-baiknya, sehingga menjadikan seperti
sekarang ini.
6. Teman-teman satu jurusan PGMI dan kelas PGMI C angkatan 2012
khususnya.
7. Para pembaca yang budiman.
5
6
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik
dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi
Agung Muhammad SAW yang senantiasa dinanti-nantikan syafaat’a besok
di yaumul qiyamah.
Penulisan skripsi dengan judul “Peningkatan hasil belajar Matematika
materi pengukuran melalui penggunaan alat peraga benda konkret pada
siswa kelas III semester I MI Nahdlotut Tholibin Kecamatan Kandangan
Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2016/2017” ini adalah untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar akademik Sarjana Pendidikan
Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berjalan
dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan (FTIK).
3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
4. Ibu Miftakhur Rif’ah, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Akademik
7
5. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. selaku Desen Pembimbing Skripsi yang
telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya guna memberikan
bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan hingga
akhir penulisan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh karyawan IAIN Salatiga yang telah
memberikan ilmu dan bimbingannya kepada penulis.
7. Bapak Adib muhlisun S.Pd.I, selaku Kepada Sekolah MI Nahdlotut
tholibin kecamatan kandangan kabupaten temanggung yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian.
8. Ibu Khorifah S.Pd.I. selaku wali kelas III MI Nahdlotut tholibin
kecamatan kandangan kabupaten temanggung yang turut membantu
dalam penelitian.
9. Seluruh siswa-siswi kelas III MI Nahdlotut tholibin kecamatan
kandangan kabupaten temanggung yang telah mendukung dan
membantu peneliti dalam melakukan penelitian.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah
memberikan bantuan dan dukungannya hingga penulis dapat
,menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulius menyadari bahwa dalam menyelesaikan lapoan skripsi ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun sangat dibutukan guna menyempurnakan penulisan laporan
8
skripsi ini. Semoga laporan skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada
siapa saja yang membacanya.
Salatiga, Februari 2017
Penulis
9
ABSTRAK
Sigit zuniyanto, 2017. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Pengukuran Melalui Penggunaan Alat Peraga Benda Konkrit pada Siswa Kelas III Semester I MI Nahdlotut Tholibin Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (PGMI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Jaka Siswanta M.Pd.
Latar belakang penelitian ini adalah bahwa di dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran matematika kelas III MI Nahdlotut Tholibin materi Pengukuran para siswa masih mengalami kesulitan karena kurangnya fasilitas yaitu alat peraga yang dapat membantu kelancaran dan peningkatan hasil belajar. Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika materi pengukuran pada siswa kelas III MI Nahdlotut Tholibin setelah menggunakan alat peraga benda konkret.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas, metode yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisa data dilakukan dengan cara memberikan makna terhadap data yang sudah berhasil dikumpulkan, penyajian data yang sudah berhasil dikumpulkan dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan : penggunaan alat peraga benda konkrit dalam pembelajaran matematika kelas III materi pengukuran dapat meningkatkan hasil belajar, hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa pada kegiatan pra siklus hasil belajar siswa memperoleh rata-rata nilai 70.63 dimana ada 12 dari 19 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM atau sekitar 63.16%, pada siklus I siswa memperoleh nilai rata-rata 75.27, 15 dari 19 siswa memperoleh nilai tuntas pada siklus ini atau sebesar 78.94% sedangkan pada siklus II sebanyak 18 dari 19 siswa memperoleh nilai tuntas atau sebesar 94.74% dengan nilai rata-rata 81.53.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................ iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................................. viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 4
D. Hipotesis Penelitian ................................................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 5
F. Definisi Operasional .................................................................................................. 6
G. Metodologi Penelitian ................................................................................................ 10
1. Rancangan Penelitian ........................................................................................... 10
2. Subjek Penelitian Tindakan Kelas ....................................................................... 11
10
11
3. Langkah-Langkah Penelitian ............................................................................... 12
4. Instrument Penelitian ........................................................................................... 15
5. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................... 20
6. Analisa Data Penelitian ....................................................................................... 20
7. Sistematika Penulisan .......................................................................................... 21
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................................. 23
A. Hakikat Hasil Belajar ................................................................................................. 23
1. Pengertian Belajar ................................................................................................ 23
2. Hasil Belajar......................................................................................................... 24
3. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar .......................................................... 28
4. Penilaian Hasil Belajar ......................................................................................... 31
5. Tujuan Belajar ...................................................................................................... 32
B. Hakikat Matematika ................................................................................................... 33
1. Pengertian Matematika ........................................................................................ 33
2. Ruang Lingkup Matematika ................................................................................ 35
3. Tujuan Pendidikan Matematika ........................................................................... 36
C. Materi Pengukuran Waktu, Panjang dan Berat .......................................................... 38
1. Pengertian pengukuran…………………………………………………………. 38
2. Alat Ukur Berat dan Kegunaannya…………………………………………….. 39
3. Alat Ukur Panjang dan Kegunaannya………………………………………….. 41
4. Alat Ukur Waktu dan Kegunaannya…………………………………………… 42
D. ALAT PERAGA…………………………………………………………………… 44
1. Pengertian Alat Peraga…………………………………………………………. 44
12
2. Fungsi Alat Peraga……………………………………………………………... 45
3. Alat peraga benda konkret……………………………………………………... 46
4. Langkah-langkah penggunaan benda konkret sebagai
alat peraga pembelajaran……………………………………………………….. 47
5. Kelebihan dan kekurangan alat peraga benda konkret…………………………. 48
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ........................................................................... 51
A. Gambaran Umum MI Nahdlotut Tholibin…………………………………………. 51
1. Letak Geografis MI Nahdlotut Tholibin……………………………………….. 51
2. Sejarah Singkat MI Nahdlotut Tholibin dan Perkembangannya………………. 52
3. Visi, Misi dan Tujuan MI Nahdlotut Tholibin…………………………………. 53
4. Keadaan Guru dan Siswa MI Nahdlotut Tholibin……………………………... 55
5. Sarana Prasarana MI Nahdlotut Tholibin……………………………………… 56
6. Kurikulum MI Nahdlotut Tholibin…………………………………………….. 58
B. Subyek Penelitian…………………………………………………………………... 62
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I…………………………………………………...... 63
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II……………………………………………………. 68
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................................. 74
A. Analisis Data Persiklus
1. Analisis Data Per Siklus………………………………………………………… 74
2. Analisis Data Siklus I…………………………………………………………… 76
3. Analisis Data Siklus II…………………………………………………………... 80
B. Analisis Data Akhir…………………………………………………………………. 84
BAB V PENUTUP ................................................................................................................ .89
13
A. KESIMPULAN……………………………………………………………………… 89
B. SARAN……………………………………………………………………………… 89
C. PENUTUP…………………………………………………………………………. .. 90
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 92
LAMPIRAN-LAMPIRAN
14
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.1 Daftar Siswa Kelas III MI Nahdlotut Tholibin
Tahun Pelajaran 2016/2017 ..................................................................................... 11
2. Tabel 1.2 Lembar Pengamatan Guru ....................................................................... 15
3. Tabel 1.3 Lembar Pengamatan Siswa ...................................................................... 16
4. Tabel 1.4 Kisi-Kisi Materi Pengukuran ................................................................... 17
5. Tabel 1.5 Butir Soal Siklus I .................................................................................... 17
6. Table 1.6 Butir Soal Siklus II .................................................................................. 18
7. Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ........................................... 37
8. Tabel 3.1 Daftar Nama Guru MI Nahdlotut Tholibin .............................................. 55
9. Tabel 3.2 Data Jumlah Siswa MI Nahdlotut Tholibin ............................................. 56
10. Tabel 3.3 Keadaan Ruang MI Nahdlotut Tholibin .................................................. 57
11. Tabel 3.4 Media Pendukung Pembelajaran MI Nahdlotut Tholibin ........................ 58
12. Tabel 3.5 Daftar Siswa Kelas III MI Nahdlotut Tholibin
Tahun Pelajaran 2016/2017 ..................................................................................... 62
13. Tabel 4.1 Nilai Ulangan Siswa Materi Pengukuran ( Pra siklus ............................. 75
14. Tabel 4.2 Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Siswa pada Per Siklus...................... 75
15. Tabel 4.3 Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus I ................................................. 77
16. Tabel 4.4 Rekapitulasi Ketuntasan Siswa pada Siklus I .......................................... 78
17. Tabel 4.5 Lembar Pengamatan Guru Siklus I .......................................................... 78
18. Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I............................................................. 79
19. Tabel 4.7 Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus II ................................................ 81
20. Tabel 4.8 Rekapitulasi Ketuntasan Siswa pada Siklus II ......................................... 82
15
21. Tabel 4.9 Lembar Pengamatan Guru Siklus II......................................................... 82
22. Tabel 4.10 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II ......................................................... 83
23. Tabel 4.11 Perbandingan Hasil Belajar Siswa
Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ............................................................................. 87
16
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas……………………………...13
17
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 3 Soal post tes Siklus I
Lampiran 4 Soal post tes Siklus II
Lampiran 5 Kunci Jawaban Siklus I
Lampiran 6 Kunci Jawaban Siklus II
Lampiran 7 Dokumentasi
Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 9 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 10 Daftar Nilai SKK
Lampiran 11 Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 12 Daftar Riwayat Hidup
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan mata pelajaran yang wajib ada di setiap
jenjang pendidikan. Mulai dari anak SD sampai SMA bahkan di
perguruan tinggi matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang
harus dikuasai oleh setiap siswa. Matematika adalah mata pelajaran
tentang ilmu hitung yang tentunya sangat berhubungan dengan angka.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari dan
ditempuh oleh siswa (https://www.google.com/search?q=BNSP&ie=utf-
8&oe=utf-8). Mata pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang
dapat melatih siswa untuk berpikir kritis, karena di dalam mata pelajaran
ini para siswa dituntut untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang
berhubungan dengan angka.
Matematika bagi sebagian besar siswa adalah mata pelajaran
yang dianggap sulit karena mata pelajaran ini menuntut siswa untuk
berpikir kritis dan analitis. Hal tersebut tentu menjadi salah satu
tantangan bagi guru agar para siswanya tidak menjadikan mata pelajaran
tersebut menjadi mata pelajaran yang membosankan dan menakutkan,
tetapi sebaliknya matematika adalah mata pelajaran yang menyenangkan
dan menantang.
1
2
Sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dalam dunia
pendidikan, guru hendaknya memiliki strategi atau metode pembelajaran
yang menarik dan variatif agar siswa merasa senang dan tertarik terhadap
pelajaran matematika. Akan tetapi, sebagian besar guru hanya
menerapkan metode ceramah pada pembelajaran matematika, tanpa
adanya contoh konkret langsung sehingga menjadikan mata pelajaran ini
menjenuhkan dan membosankan bagi para siswa. Karena tanpa berusaha
siswa tidak akan bisa menguasai materi tersebut, seperti halnya
tercantum dalam AL-Qur’an surat AR-Ra’d 11
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri (Q.S AR-Ra’d : 11)
Tidak sedikit siswa yang menganggap mata pelajaran ini adalah
mata pelajaran yang sangat sulit untuk ditaklukkan. Apabila siswa
beranggapan bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sulit untuk
dipahami hal ini tentu akan berpengaruh terhadap minat dan motivasi
siswa untuk belajar matematika menjadi rendah, masalah selanjutnya
yang akan timbul adalah hasil belajar matematika siswa juga akan rendah
atau kurang dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang sudah
ditentukan.
3
Berdasarkan survey yang peneliti lakukan pada 18 Agustus 2016
melalui wawancara dengan guru kelas III, bahwa dalam kegiatan
pembelajaran matematika di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nahdlotut
Tholibin khususnya siswa kelas 3, matematika menjadi salah satu mata
pelajaran yang paling ditakuti siswa, hal ini disebabkan karena nilai yang
mereka peroleh rendah dan banyak siswa yang tidak dapat mencapai
KKM yang sudah ditetapkan. Pada sub materi tentang “Pengukuran”
pada bab V semester 1 kelas 3 ini para siswa di MI Nahdlotut Tholibin
juga masih mendapatkan nilai yang dapat dikatakan rendah. Hal ini
disebabkan oleh sebagian besar materi yang dijelaskan guru
menggunakan metode ceramah sehingga kegiatan pembelajaran berjalan
kurang variatif dan membosankan sehingga membuat siswa menjadi
jenuh selain itu kurangnya alat peraga seperti penggaris, mistar atau alat
ukur lainnya baik alat ukur panjang ataupun berat yang dapat menunjang
proses kegiatan pembelajaran matematika di kelas 3 khususnya pada sub
materi “Pengukuran” di Madrasah ini ketersediaannya dapat dikatakan
masih kurang.
“Ketersediaan alat peraga dalam materi ”Pengukuran” yang
jumlahnya masih sedikit itu tentu menjadi salah satu faktor penghambat
bagi kelancaran proses belajar-mengajar, serta siswa tidak dapat dengan
mudah menyerap materi yang disampaikan oleh guru ” ujar guru wali
kelas III MI Nahdlotut tholibin. Berkaitan dengan hal tersebut maka
penulis berpendapat bahwa melalui penggunaan alat peraga benda
4
konkret dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena pada pelajaran
Matematika akan lebih mudah di pahami jika pembelajaran pada materi
pengukuran ini menggunakan alat peraga benda konkret yang tepat.
Penggunaan alat peraga benda konkret ini juga dapat menarik perhatian
peserta didik agar peserta didik tidak sibuk dengan sendirinya maupun
dengan temannya.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka penulis bermaksud
untuk mengadakan kegiatan penelitian dengan judul “ PENINGKATAN
HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENGUKURAN
MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA BENDA KONKRET
PADA SISWA KELAS III SEMESTER I MI NAHDLOTUT
THOLIBIN MALEBO, KECAMATAN KANDANGAN, KABUPATEN
TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka
permasalahan yang akan dibahas dalam kegiatan penelitian ini adalah :
Apakah alat peraga benda konkret dapat meningkatkan hasil belajar
Matematika materi Pengukuran pada siswa kelas III semester I MI
Nahdlotut Tholibin, Kec. Kandangan , Kab Temanggung Tahun
Pelajaran 2016/2017 ?
5
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan penelitian ini adalah
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Matematika materi
pengukuran pada siswa kelas 3 semester I MI Nahdlotut Tholibin setelah
menggunakan alat peraga benda konkret.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah dugaan sementara tentang jawaban atas masalah
penelitian yang akan diuji melalui penelitian. Adapun hipotesis dalam
penelitian ini adalah : Penggunaan alat peraga benda konkret dapat
meningkatkan hasil belajar Matematika materi Pengukuran pada siswa
kelas III semester I MI Nahdlotut Tholibin Kec. Kandangan Kab.
Temanggung tahun pelajaran 2016/2017.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil dari kegiatan penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi
penulis untuk menambah keilmuannya tentang pengaruh alat
peraga benda konkret dalam pembelajaran matematika.
b. Hasil dari kegiatan penelitian ini dapat digunakan untuk
menambah khasanah keilmuan dan memberikan sumbangan bagi
dunia pendidikan.
6
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1. Meningkatkan minat belajar siswa dalam belajar matematika
2. Mendorong siswa supaya lebih aktif dalam kegiatan belajar-
mengajar
3. Meningkatkan hasil belajar
b. Bagi Guru
1. Memacu guru untuk lebih variatif dalam menggunakan atau
menerapkan metode pembelajaran
2. Memacu guru untuk meningkatkan kualitas pengelolaan
kegiatan belajar-mengajar
c. Bagi Sekolah
1. Menambah wawasan sekolah dalam mewujudkan visi dan
misi sekolah
2. Meningkatkan prestasi sekolah
F. Definisi Operasional
1. Hasil Belajar
Belajar merupakan proses menghasilkan penyesuaian tingkah
laku. Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan
bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. ( Menurut
Agus Suprijono, 2011:7 ). Jadi hasil belajar merupakan perubahan
tingkah laku siswa baik dari aspek kognitif, afektif maupun
7
psikomotorik yang merupakan timbal balik dari proses belajar
mengajar yang telah dilakukan. Dari ke tiga aspek tersebut dalam
konteks evaluasi hasil belajar yang paling ditekankan ialah aspek
kognitif, karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam
menguasai materi pembelajaran. Dalam hasil belajar Matematika
materi pengukuran bertujuan untuk meningkatkan nilai hasil belajar
yang mana diukur dengan nilai ketuntasan kelulusan minimal
(KKM), sehingga siswa dapat menerapkan materi pengukuran
tersebut dalam kehidupan sehari-hari, karena materi pengukuran ini
tidak lepas dari kebutukan manusia.
2. Matematika
Kata matematika berasal dari bahasa latin, manthanein atau
mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari,” sedang
dalam bahasa belanda, matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti,
yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran (Depdiknas, 2001 : 7).
Belajar matematika merupakan suatu syarat cukup untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Karena dengan
belajar matematika, kita akan belajar bernalar secara kritis, kreatif
dan aktif.
3. Alat Peraga
Alat peraga disebut juga media pembelajaran. Heinich dalam Sri
Anitah (2011:97), media merupakan alat saluran komunikasi. Media
berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
8
“Medium” yang secara harfiah berarti perantara, yaitu perantara
sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver).
Dengan kata lain alat peraga sebagai alat bantu pembelajaran yang
digunakan guru dalam proses belajar mengajar agar siswa lebih
cepat dalam menangkap materi pembelajaran.
4. Alat Peraga Benda Konkret
Menurut Nana Sudjana (1989:76) alat peraga mempunyai
pengertian sebagai berikut; alat peraga berasal dari bahasa latin
merupakan bentuk jamak dari medium yang berati perantara yang
dipakai untuk menunjukan alat peraga diartikan sebagai perantara
atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Alat peraga
adalah segala alat fisik yang dapat dijadikan peran serta perangsang
peserta didik untuk belajar, seperti ; buku, film, bingkai, alat-alat
rumah tangga dan lain sebagainya. Oleh karena itu, alat peraga
tersebut dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan,
Kastolani (2014:8).
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa
“benda” adalah benda umum (segala sesuatu yang berwujud atau
berjasad). Sedangkan kata “kongkrit” berarti barang-barang nyata
(tidak abstrak); sesuatu yang nyata yang dapat dilihat dengan mata,
yang berujud benda tiga dimensi.
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa alat peraga
benda kongkrit adalah alat yang digunakan oleh guru dalam proses
9
pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan
dapat tercapai secara optimal. Benda – benda kongkrit yang
digunakan adalah benda – benda yang relevan dengan materi
Pengukuran, yaitu benda – benda yang berbentuk jam dinding, buku,
kertas, penggaris, timbangan.
5. Langkah-langkah penggunaan benda konkret sebagai alat peraga
pembelajaran
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam penggunaan
alat peraga benda konkret dalam proses pembelajaran. (Sriyono dkk,
1992:124) Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Langkah pertama guru harus mempersiapkan alat peraga yang
tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
2. Mempersiapkan kelas, peserta didik dipersiapkan terlebih
dahulu agar daya tarik terhadap materi yang akan diajarkan
melalui alat peraga tersebut
3. Langkah penyajian, setelah dipersiapkan barulah guru
mendemonstrasikan kegunaan dari alat peraga benda konkret
yang telah dipersiapkan oleh guru, contoh;
a. Guru mempraktikkan atau mendemonstrasikan cara
mengukur berat, panjang dan waktu menggunakan alat
peraga benda konkret yang ada.
10
b. Guru mengajarkan kepada siswa dalam menentukan sebuah
ukuran benda (berat dan panjang) maupun menentukan
sebuah waktu.
c. Guru menjelaskan kegunaan alat peraga benda konkret pada
kehidupan sehari-hari.
4. Aktifitas lanjutan; aktifitas lanjutan ini dapat berupa tanya
jawab guna mengetahui sejauh mana pemahaman siswa
terhadap materi yang telah didemonstrasikan oleh guru.
G. Metodologi Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Dalam kegiatan penelitian ini peneliti menggunakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah
Classroom Action Research (CAR) dan di Indonesia dikenal dengan
sebutan PTK. Namanya sendiri sebetulnya sudah menunjukkan isi
yang terkandung di dalamnya. Menurut Arikunto, Suhardjono, dan
Supardi (dalam Mulyasa, 2011 : 10-11) ada tiga kata yang
membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian pula yang
dapat diterangkan, yaitu sebagai berikut :
a. Penelitian, adalah kegiatan mencermati suatu objek,
menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh
data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu
dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
11
b. Tindakan, adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk
rangkaian siklus kegiatan.
c. Kelas, adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama
menerima pelajaran yang sama dari seseorang guru. Kelas
bukan wujud ruangan tetapi sekelompok siswa yang sedang
belajar.
Dengan demikian PTK adalah suatu penelitian yang
dilakukan di dalam kelas, yang menjadi subjek yaitu peserta didik
dengan materi yang telah dipilih untuk diteliti.
2. Subjek Penelitian Tindakan Kelas
Basrowi dan Suwandi (2008:25) Penerapan PTK dalam
penelitian ini didasarkan pada temuan permasalahan dalam bentuk
problem pembelajaran yaitu tingkat pemahaman siswa pada mata
pelajaran Matematika yang masih rendah dan adanya keinginan
guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika dengan melakukan kegiatan penelitian.
Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas III MI
Nahdlotut Tholibin yang berjumlah 19 siswa, laki-laki 12 siswa
dan perempuan 7 siswa dan guru yang mengampu mata pelajaran
Matematika kelas III. Adapun daftar siswa kelas III sebagai
berikut;
12
Tabel 1.1
Daftar Siswa Kelas III MI Nahdlotut Tholibin
Tahun Pelajaran 2016/2017
Nomor Absen
Nama Siswa Jenis
Kelamin 1 Ahmad Faiz L
2 Ahmad Faza Maghfur L
3 Bahrul Ulum L
4 Bunga Cinta Indahyani P
5 Cindy Elly Rahmawati P
6 Dimas Bima L
7 Dwi Nur Ramadhani P
8 Muhammad Anif L
9 Muhammad Athif Chilmi L
10 Muhammad Sofiyul Huda L
11 Muhammad Zidan Saputra L
12 Naisya Aulia P
13 Qurotun Nada Sumaya P
14 Reza Adhanur H L
15 Syiva Ariyani P
16 Vian Andika L
17 Wulan Septiyana P
18 Zaki Agib L
19 Muhammad Risky L
3. Langkah-langkah Penelitian
Arikunto (2006 : 20), mengemukakan bahwa tahap-tahap
dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan
penting, yaitu meliputi : planning (rencana), action (tindakan),
13
observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Adapun skema
dan penjelasan untuk masing-masing tahapan, sebagai berikut:
Gambar 1.1
Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas
a. Perencanaan Tindakan (Planning)
Merupakan bagian awal yang harus dilakukan peneliti
sebelum seluruh rangkaian kegiatan dilakukan. Ada empat kegiatan
dalam tahap perencanaan yaitu : 1) menentukan target kompetensi,
2) mendesain pembelajaran yaitu membuat skenario pembelajaran
SIKLUS I Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan SIKLUS II
Pengamatan
Perencanaan
14
dengan penerapan pemanfaatan lingkungan alam sekitar sekolah dan
pendekatan keterampilan proses (silabus, RPP, alat pembelajaran),
3) mendesain alat tes, dan 4) membuat jadwal pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan (Action)
Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa
penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang
tertulis pada RPP dan perencanaan tindakan. Kegiatan pembelajaran
terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup.
c. Pengamatan (Observation)
Observasi hasil tindakan dilakukan selama pelaksanaan
tindakan dengan catatan guru mengikuti teknik pengajaran yang
dirancang peneliti. Instrumen observasi menggunakan pedoman
observasi yang berisikan indikator yang didesain berdasarkan fokus
penelitian. Dalam hal ini berisi indikator yang mewakili data. Tujuan
pedoman tersebut untuk mendiskripsikan hal-hal yang terjadi dalam
proses penelitian tindakan. Di samping itu peneliti juga
menggunakan alat bantu rekam yaitu kamera dan video untuk
menambah validitas data. Pemantauan terfokus pada kegiatan siswa
dan kegiatan guru yaitu mencatat apa yang dilihat, didengar, dan
diamati selama proses pembelajaran berlangsung dalam bentuk
catatan lapangan.
15
d. Refleksi (Reflection)
Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tindakan
seberapa jauh tingkat perubahan perilaku siswa sebelum dan sesudah
dilakukan tindakan khususnya dalam tingkat pemahaman siswa.
Dengan refleksi akan diperoleh masukan yang dapat untuk
memperbaiki tindakan berikutnya. Adapun bahan yang direfleksikan
adalah hasil dari langkah perencanaan, pelaksanaan tindakan dan
pengamatan (observasi). Kemudian hasil catatan tersebut
didiskusikan bersama-sama antara peneliti dan guru (pola
kolaboratif). Hasil yang dicapai dibandingkan dengan target yang
telah ditetapkan sebelumnya.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah :
1. Lembar observasi, alat yang digunakan untuk mengamati secara
langsung kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran.
Berikut ini daftar pengamatan Guru dan Siswa :
Tabel 1.2
Lembar Pengamatan Guru
Kegiatan Hasil B C K
Mengucapkan salam Melakukan presensi kehadiran siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran Melakukan tanya jawab tentang materi yang terkait
Penggunaan alat peraga pembelajaran
16
Menguasai materi pembelajaran Menjelaskan jalannya pembelajaran dengan menggunakan alat peraga
Penguasaan alat peraga pembelajaran Guru membimbing siswa untuk memperhatikan contoh alat peraga benda konkret
Memberi siswa kesempatan untuk bertanya Guru dan siswa membuat kesimpulan materi
Mengucap salam penutup Keterangan ;
B = baik
C = cukup
K = kurang
Tabel 1.3
Lembar Pengamatan Siswa
Kegiatan Hasil
B C K Siswa menjawab salam Siswa menjawab presensi yang dilakukan guru
Siswa bertanya tentang materi yang terkait Siswamengamati alat peraga yang dibawa guru
Siswa memperhatikan penjelasan guru Siswa menjawab pertanyaan dari guru Siswa mengerjakan tugas dari guru Siswa ikut menyimpulkan materi Siswa menjawab salam
Keterangan ;
B = baik
C = cukup
K = kurang
17
2. Soal tertulis, digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif
berupa nilai yang menggambarkan pencapaian target
kompetensi dalam mata pelajaran matematika materi
pengukuran. Berikut tabel kisi-kisi materi dan soal ;
Tabel 1.4
Kisi-kisi Materi Pengukuran
Tabel 1.5
Butir soal Siklus I
No Butir Soal Butir Jawaban 1 Alat untuk mengukur
berat adalah... a. Penggaris c. Timbangan b. Jam d. Meteran
2 Pak budi akan mengukur tinggi pohon, maka alat yang di butuhkan pak budi adalah...
a. Timbangan c. Jam b. Meteran d. Tali
3 10 menit sama dengan berapa....detik?
a. 60 c. 600 b. 6000 d. 60000
4 Seorang penjahit a. Timbangan c. Meteran
No Materi Indikator No Butir Soal
1 Menentukan alat ukur untuk mengukur panjang benda, berat benda dan waktu.
Siswa dapat memilih alat ukur yang sesuai untuk mengukur suatu benda
1,2,4
2 Menaksir panjang suatu benda
Siswa dapat mengukur panjang suatu benda
7,10
3 Menaksir berat benda Siswa dapat mengukur berat suatu benda
6,9
4 Menaksir waktu perjalanan dari rumah ke sekolah dan belajar di sekolah
Siswa dapat mengukur waktu kegiatan sehari-hari
8
5 Membaca tanda waktu pada jam penuh dan setengahan
Siswa dapat membaca tanda waktu penuh dan tengahan
3,5
18
mengukur panjang kain dengan...
b. Weker d. Jam
5 Jarum pendek menunjukkan angka 7 lebih sedikit, jarum panjang menunjukkan angka 2, maka jam menunjukkan pukul...
a. 7 lebih 20 menit b. 8 kurang 10 menit c. 7 lebih 10 menit d. 6 lebih 50 menit
6 4 kg + 6 ons = ... gram a. 4600 c. 4060 b. 4006 d. 404
7 10 cm + 3cm= ....mm a. 103 c. 1300 b. 130 d. 13000
8 Setengah jam sebelum pukul 14.30 adalah pukul...
a. 14.15 c. 13.45 b. 15.00 d. 14.00
9 Sekantung beras beratnya 5kg lebih 5 ons, berat beras tersebut sama dengan ....gram
a. 5500 c. 505 b. 5050 d. 55
10 Tinggi kakak 2 tahun yang lalu 145 cm, sekarang tinggi kakak menjadi 167 cm, berapakan selisih tinggi kakak?
a. 18 c. 12 b. 13 d. 22
Tabel 1.6
Butir soal Siklus II
No Butir Soal Butir Jawaban 1 10 cm + 2 m + 15 cm =
…..cm a. 235 c. 220 b. 210 d. 225
2 Timbangan adalah alat untuk mengukur berat, sedangkan jam alat untuk mengukur waktu, alat yang digunakan untuk mengukur tinggi adalah…..
a. Jam b. Timbangan c. Meteran d. Weker
3 15 menit + ½ jam = menit a. 50 c. 30 b. 45 d. 55
4 Tukang kayu ingin mengukur suatu benda agar mengetahui panjang dan
a. Timbangan b. Meteran c. Jam
19
lebarbenda tersebut, alat apa yang di perlukan oleh tukang kayu tersebut…..
d. Weker
5 1 jam + 5 menit + 60 detik = ….menit
a. 66 c. 70 b. 67 d. 75
6 Berat ani 27 kg, sedangkan berat budi 29 kg, mereka akan menaiki lift yang kapasitasnya 150 kg, berapakah berat benda yang tersisa agar bisa dinaiki oleh orang lain?
a. 90 kg b. 104 kg c. 94 kg d. 84 kg
7 Doni mempunyai kayu sepanjang 120cm, doni ingin membagi kayu tersebut menjadi 4 bagian sama panjangnya,berapakah doni bisa memotong agar kayu sama panjang?
a. 30 cm c. 25 cm b. 40 cm d. 35 cm
8 Jam masuk sekolah ani 07.00 wib, jarak tempuh dari rumah ke sekolah 15 menit,jam berapakah ani berangkat dari rumah agar tidak telat dan pas waktu masuk?
a. 06.40 b. 06.15 c. 06.30 d. 06.45
9 Budi belanja 10 kg gandum, 5kg gula, 3kg beras, 10 ons the, berapa jumlah berat belanjaan budi?
a. 18kg 10 ons b. 8kg 20 ons c. 20kg 8 ons d. 10kg 18 ons
10 Tinggi toni 3 tahun yang lalu 125cm,tinggi toni sekarang 148cm, berapakah peningkatan tinggi toni?
a. 27cm b. 33cm c. 23cm d. 28cm
3. Pedoman Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dapat
membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Instrumen
yang akan peneliti kumpulkan dalam teknik dokumentasi adalah
RPP, nilai siswa sebelum penerapan Alat Peraga dan foto atau
20
gambar selama proses belajar mengajar berlangsung sebagai tanda
bukti konkret dalam pelaksanaan penelitian
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan
kelas ini adalah :
1. Metode Observasi, metode observasi ini digunakan untuk
mengamati proses pembelajaran matematika dalam kegiatan
penelitian tindakan kelas.
2. Tes tertulis, tes ini dilakukan terhadap siswa untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam mata pelajaran Matematika dan untuk
mendapatkan data kuantitatif dari siswa dalam materi pengukuran.
3. Dokumentasi, metode ini digunakan untuk mengamati gambaran
mengenai Madrasah, letak geografis, sarana prasarana yang
digunakan dan mendapatkan informasi mengenai jumlah siswa,
jumlah staff pengajar, struktur organisasi dan mata pelajaran yang
diajarkan di Madrasah tersebut, selain itu metode ini juga
digunakan untuk merekam kegiatan siswa dan guru dalam proses
pembelajaran berupa foto dan gambar hidup (Hartiny, 2010 : 93).
6. Analisis Data Penelitian
Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan
membandingkan antara skor nilai tiap siklus dengan KKM yang
telah ditentukan oleh sekolah yakni sebesar 70. Oleh karena itu
setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya atau mencapai KKM jika
21
nilai perolehan siswa ≥ 70. Sebaliknya siswa dikatakan belum
tuntas belajarnya atau belum mencapai KKM jika nilai perolehan
siswa < 70.
Selanjutnya, untuk menentukan akhir perbaikan melalui siklus-
siklus digunakan tolok ukur kriteria ketuntasan klasikal. Adapun
KKM yang dipilih sebesar 85% (Trianto, 2009: 241).
Adapun rumus presentase ketuntasan klasikal sebagai berikut
(Djamarah, 2000 : 226) :
P = 𝐹𝑁 x 100 %
Keterangan:
P = Persentase
𝐹= Jumlah siswa yang tuntas belajar
𝑁= Jumlah semua siswa
7. Sistematika Penulisan
1. Bagian awal terdiri dari : Sampul, Lembar berlogo, Judul,
Persetujuan pembimbing, Pengesahan kelulusan, Pernyataan
keaslian tulisan, Motto, Halaman persembahan, Kata pengantar,
Abstrak, Daftar isi, Daftar tabel, Daftar gambar, dan Daftar
lampiran.
2. Bagian inti terdiri dari :
BAB I, Pendahuluan. Pada bab ini berisi Latar belakang,
Rumusan masalah, tujuan penelitian, Hipotesis penelitian,
22
Manfaat penelitian, Definisi operasional, Metodologi penelitian,
dan Sistematika penulisan.
BAB II, Landasan Teori. Pada bab ini berisi kajian yang
membahas tentang teori-teori atau landasan dari permasalahan
yang ada di dalam penelitian yaitu Hakikat hasil belajar, Hakikat
Matematika, Materi pengukuran waktu panjang dan berat, dan
Alat peraga
BAB III, Pelaksanaan Penelitian. Pada bab ini berisi
tentang gambaran umum MI Nahdlotut tholibin, keadaan lokasi,
keadaan gedung, keadaan guru, keadaan peserta didik, visi dan
misi, subjek penelitian, dan objek penelitian. Pada bab ini juga
berisi tentang deskripsi pelaksanaan siklus I (Rencana,
Pelaksanaan, Pengumpulan data/pengamatan, Refleksi),
(Deskripsi pelaksanaan siklus II (Rencana, Pelaksanaan,
Pengumpulan data/pengamatan, Refleksi).
Bab IV, Hasil Penelitian dan Pembahasan. Pada bab ini
dianalisis hasil penelitian yang telah dilakukan. Bab ini terdiri
atas (1) Deskripsi hasil belajar per siklus dan (2) Pembahasan.
Bab V, Penutup. Pada bab ini terdiri atas Kesimpulan dan
Saran.
3. Bagian akhir terdiri dari : Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran,
dan Riwayat hidup penulis.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Hasil Belajar
1. Pengertian belajar
Menurut Slemato dalam buku Hamdani (2010: 20) belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Sementara menurut Morgan belajar adalah perubahan perilaku yang
bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman (Agus Suprijono,
2009: 3).
Hilgard dalam Pasaribu dan Simandjutak (1983: 59) mengatakan
bahwa belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap
lingkungan, perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila
disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang seperti
kelelahan atau disebabkan obat-obatan. Sementara belajar dapat
didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar
merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua
konsep ini menjadi terpadu dalam satu kegiatan dimana terjadi
23
24
interaksi antara guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat
pembelajaran berlangsung Ahmad Susanto (2012: 1). Sedangkan
Skinner Dimyati dan Mudjiono (2002: 9) berpandangan bahwa belajar
adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi
lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang dilakukan
secara terus menerus yang terjadi karena adanya interaksi/hubungan
timbal balik antara individu yang satu dengan individu yang lainnya
maupun dengan lingkingannya, belajar juga meliputi 3 ranah yaitu
ranah afektif, kognitif dan psikomotorik.
2. Hasil belajar
a. Pengertian hasil belajar
Makna hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi
pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek, kognitif, afektif dan
psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Secara sederhana,
yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang
diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu
sendiri merupakan suatu proses dari seorang yang berusaha untuk
memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai
25
dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi.
Sebagaimana dikemukakan oleh Ahmad Susanto dalam Sunal (1993:
94), bahwa evaluasi merupakan proses penggunaan informasi untuk
membuat pertimbangan seberapa efektif suatu program telah
memenuhi kebutuhan siswa. Selain itu, dengan dilakukannya
evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan feedback atau tindak
lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa
(2012:5). Dengan kata lain hasil belajar merupakan suatu perubahan
yang dapat dilihat setelah melakukan kegiatan belajar, perubahan
tersebut bisa menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa hasil
belajar merupakan kemampuan yang diperoleh peserta didik melalui
proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan baik, sehingga
peserta didik akan mengalami perubahan-perubahan ke arah yang
lebih baik. Misalnya dari yang semula tidak bisa menjadi bisa.
Pengukuran hasil belajar ini dapat dilaksanakan melalui tes atau
pemberian pertanyaan-pertanyaan setelah selesainya materi
pelajaran, yang bertujuan untuk meningkatkan daya ingat siswa.
Melalui tes ini kemampuan dari masing-masing siswa dapat terlihat,
apakah sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan atau belum, dan
dapat menunjang hasil belajar itu sendiri.
26
b. Macam-macam hasil belajar
1) Pemahaman Konsep
Pemahaman menurut Bloom dalam Ahmad Susanto
(2012:6) diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari
materi atau abahan yang dipelajari. Pemahaman menurut bloom
ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap
dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada
siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti
apa yang ia baca, yang dilihat, yang dalami, atau yang ia rasakan
berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.
Dorothy J. Skeel dalam Nursid Sumaatmadja (2005:2-3),
menyebutkan bahwa konsep adalah sesuatu yang tergambar
dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan atau suatu pengertian.
Jadi konsep ini merupakan sesuatu yang telah melekat dalam
hati seseorang yang tergambar dalam pikiran, gagasan, atau
suatu pengertian. Orang yang telah memiliki konsep berarti
orang tersebut telah memiliki pemahaman yang jelas tentang
suatu konsep atau citra mental tentang sesuatu Ahmad Susanto
(2012: 6-8). Pemahaman konsep tersebut bisa dilihat melalui
kinerja yang telah dilakukan oleh orang tersebut, tidak menutup
27
kemungkinan kalau seseorang itu sudah memahami konsep
maka pekerjaan akan terkonsep dan tertata rapi.
2) Keterampilan Proses
Usman dan Setiawati (1993: 77) mengemukakan bahwa
ketrampilan proses merupakan ketrampilan yang mengarah
kepada pembangunan kemampuan mental, fisik dan sosial yang
mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dari
dalam individu siswa. Indrawati (1993: 3) merumuskan bahwa
keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan
ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotorik) yang
dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip
atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada
sebelumnya, atau untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu
penemuan (falsifikasi) Ahmad Susanto (2012:9). Peserta didik
diharapkan dapat aktif dan trampil dalam proses pembelajaran
apapun.
3) Sikap
Menurut Sardiman (1996: 275), sikap merupakan
kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode,
pola dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa
individu-individu maupun objek-objek tertentu. Sikap menunjuk
28
pada perbuatan perilaku ataupun tindakan seseorang siswa
Ahmad Susanto (2012:11). Pada dasarnya untuk menciptakan
peserta didik agar berfikir positif dengan dasar-dasar yang sudah
dimiliki pada diri peserta didik, sebagai modal dalam kehidupan
yang sebenarnya.
3. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat
digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan faktor
ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar
individu (Slameto,1987:42).
a. Faktor intern
Faktor intern yang berpengaruh terhadap belajar dibagi menjadi
tiga faktor yaitu:
1) Faktor jasmaniah
Terdiri dari (a) faktor kesehatan, kesehatan adalah
keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh
terhadap belajarnya. (b) Faktor cacat tubuh, cacat tubuh adalah
sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna
mengenai tubuh/badan.
29
2) Faktor psikologis
(Syaiful Bahri Djamarah, 2011: 190) Berpendapat bahwa
sekurang-kurangnya ada 7 faktor yang tergolong ke dalam faktor
psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu adalah:
a) inteligensi, intelegensi besar pengaruhnya terhadap
kemajuan belajar.
b) perhatian, untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik,
maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan
yang dipelajarinya.
c) minat, minat besar pengaruhnya terhadap belajar.
d) bakat, bakat itu mempengaruhi belajar.
e) motif, dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang
dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik.
f) kematangan, belajarnya akan lebih berhasil jika anak sudah
siap (matang).
g) kesiapan, kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses
belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada
kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.
3) Faktor kelelahan
Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya
tubuh akan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh.
30
Kelelahan jasmani terjadi karena terjadi kekacauan substansi
sisa pembakaran di dalam tubuh sehingga darah tidak /kurang
lancer pada bagian-bagian tertentu. Kelalahan rohani dapat
terlihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat
dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Agar siswa
belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi
kelelahan dalam belajarnya. Sehingga perlu diusahakan kondisi
yang bebas dari kelelahan.
b. Faktor ekstern
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dibagi
menjadi tiga faktor yaitu:
1) Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari
keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota
keluarga suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan.
2) Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi
siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu
31
sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan
tugas di rumah.
3) Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga
berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena
keberadaanya siswa dalam masyarakat. Faktor masyarakat ini
mencakup tentang kegiatan siswa dalam masyarakat, media,
teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat, yang
semuanya mempengaruhi belajar anak (Slameto, 1987: 56-72).
Faktor masyarakat atau lingkungan sangat berpengaruh besar
dalam proses pembelajaran, karena berbagai karakter
masyarakat yang berbeda dapat berpengaruh besar dalam dunia
pendidikan peserta didik, lingkungan yang baik tentunya akan
mendorong dan mendukung peserta didik lebih bersemangat
dalam belajar apapun.
4) Penilaian hasil belajar
Penilaian merupakan proses memberikan atau menetukan nilai
kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Proses
pemberian nilai tersebut dalam bentuk interpretasi yang diakhiri dengan
judgment. Interpretasi dan judgment merupakan tema penilaian yang
mengimplikasikan adanya suatu perbandingan antara kriteria dan
32
kenyataan dalam konteks situasi tertentu. Atas dasar itu maka dalam
kegiatan penialaian selalu ada objek/program, ada kriteria, dan ada
interpretasi/judgment. Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian
nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria
tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah
hasil belajar siswa (Nana Sudjana, 1989:26).
Penilaian hasil belajar merupakan salah satu cara untuk
mengukur seberapa kemampuan peserta didik dalam menangkap materi
yang telah diajarkan oleh guru, dengan hasil tersebut guru bisa
mengevaluasi bagaimana pembelajaran tersebut berlangsung.
5) Tujuan belajar
Kastolani (2014: 66-67) menyebutkan bahwa secara umum tujuan
belajar adalah:
a. Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan pemilikan pengetahuan dan
kemampuan berfikir. Kemampuan pengembangan berpikir
membutuhkan adanya bahan pengetahuan, dan kemampuan berpikir
dapat memperluas pengetahuan.
b. Penanaman konsep dan keterampilan
Artinya bahwa penanaman konsep atau merumuskan konsep
memerlukan suatu keterampilan baik keterampilan jasmani yang
33
dapat dilihat dan dialami sehingga menitikberatkan pada
keterampilan gerak atau penampilan anggota tubuh seorang yang
sedang belajar, atau keterampilan ruhani yang menyangkut
persoalan-persoalan penghayatan dan keterampilan berpikir secara
kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau
konsep.
c. Pembentukan sikap
Adalah guru harus bertindak bijak dalam menumbuhkan
sikap mental, perilaku dan pribadi siswa, ia harus cakap dalam
mengarahkan motivasi dan berpikir bahwa pribadi guru harus dipakai
sebagai uswah (Sardiman, 2000: 26-28). Adapun tugas dari seorang
guru adalah membimbing serta mangarahkan anak didik dalam
pembentukan sikap maupun peserta didik baik dalam sekolah, di
rumah, maupun di lingkungan masyarakat.
B. Hakikat Matematika
1. Pengertian Matematika
Ruseffendi (1988:29) dalam buku M Karso dkk (2011:
1.39) menyatakan bahwa matematika adalah pola pikir, pola
mengorganisasikan pembuktian yang logik; matematika adalah
bahasa, bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan
dengan cermat, jelas, dan akurat representasinya dengan simbol
34
dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai arti dari bunyi;
matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi.
Herman Hudojo (1990:4), mengatakan bahwa
matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara
berfikir. Karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk
kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan
IPTEK sehingga matematika perlu dibekalkan kepada setiap
peserta didik sejak SD, bahkan sejak TK. Namun matematika
yang ada pada hakekatnya merupakan suatu ilmu yang cara
bernalarnya dekduktif formal dan abstrak, harus diberikan
kepada anak-anak sejak SD yang cara berfikirnya masih dalam
tahap operasi konkrit. Oleh karena itu kita perlu berhati-hati
dalam menanamkan konsep-konsep matematika tersebut. Di satu
pihak siswa SD berfikirnya masih sangat terbatas, artinya
berfikirnya dengan dikaitkanya dengan benda-benda kongkrit
atau gambar-gambar konkrit, dipihak lain matematika itu objek-
objek penelaahnya abstrak, artinya hanya ada dalam pemikiran
manusia sehingga matematika itu hanyalah suatu hasil karya dari
kerja otak manusia.
Dari uraian Ashari dan Herman Hudojo bahwa
matematika itu sebagai suatu ilmu yang berfungsi pula untuk
35
melayani ilmu pengetahuan. Dengan perkataan lain, matematika
juga untuk melayani kebutuhan ilmu pengembangan
operasionalnya. Matematika disebut ilmu dekduktif. Sebab
dalam matematika tidak menerima generalisasi yang
berdasarkan observasi, eksponen, coba-coba (induktif) seperti
halnya ilmu pengetahuan umum. Kebenaran generalisasi dalam
matematika harus dapat dibuktikan secara deduktif. Dalam
matematika terlihat adanya unsur keteraturan dan ketetapan.
2. Ruang lingkup Matematika
M Karso dkk (2011:1.56) menyebutkan bahwa ruang
lingkup ilmu matematika adalah berupa pola pikir dalam
kehidupan masyarakat secara logis atau mempunyai pola pikir
yang deduktif. Pola pikir deduktif adalah cara atau metode yang
digunakan dalam matematika untuk mencari kebenaran. Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa ruang lingkup ilmu matematika
adalah membantu manusia dalam memahami dan menguasai
persoalan sosial, ekonomi dan alam. Dalam materi pengukuran,
nantinya siswa dapat mengkaitkan materi pengukuran tersebut
dengan kehidupan sehari-hari, yang mana materi pengukuran ini
tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari.
36
3. Tujuan pendidikan Matematika
Pendidikan Matematika sebagai bidang studi yang
diberikan pada jenjang pendidikan di lingkungan persekolahan,
bukan hanya memberikan bekal pengetahuan saja, tetapi juga
memberikan bekal nilai dan sikap serta keterampilan dalam
kehidupan peserta didik di masyarakat, bangsa dan dan Negara
dalam berbagai karakteristik. M Karso dkk (2011:1.89) ada
beberapa tujuan pendidikan Matematika yang menggambarkan
bahwa pendidikan Matematika merupakan bentuk pengetahuan,
keterampilan nilai dan sikap yang memungkinkan anak
berpartisipasi dalam kelompoknya, baik itu keluarga teman
bermain, sekolah masyarakat yang luas, bangsa dan Negara.
Tujuan pendidikan Matematika dikembangkan atas dasar
pemikiran suatu disiplin ilmu, sehingga tujuan pendidikan
nasional dan tujuan pendidikan institusional menjadi landasan
pemikiran mengenai tujuan pendidikan ilmu nasional.
Tujuan utama pembelajaran Matematika di SD ialah agar
siswa trampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika
dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, untuk mencapai tahap
keterampilan tersebut harus melalui langkah-langkah benar yang
37
sesuai dengan kemampuan dan lingkungan siswa. (Heruman,
2010:4).
4. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika Kelas III
SD/MI
Departemen Pendidikan Nasional (2004:168), Standar
kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Matematika
kelas III dalam struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan:
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Bilangan
1. Melakukan operasi
hitung bilangan sampai
tiga angka
1.1.Menentukan letak bilangan
pada garis bilangan
1.2.Melakukan penjumlahan
dan pengurangan tiga angka
1.3.Melakukan perkalian yang
hasilnya bilangan tiga
angka dan pembagian
bilangan tiga angka
1.4.Melakukan operasi hitung
campuran
1.5.Memecahkan masalah
38
perhitungan termasuk yang
berkaitan dengan uang
Geometri dan Pengukuran
2. Menggunakan
pengukuran waktu,
panjang, dan berat
dalam pemecahan
masalah
2.1.Memilih alat ukur sesuai
dengan fungsinya (meteran,
timbangan, atau jam)
2.2.Menggunakan alat ukur
dalam pemecahan masalah
2.3.Mengenal hubungan
antarsatuan waktu,
anatarsatuan panjang dan
antar satuan berat
C. Materi pengukuran waktu, panjang dan berat
a. Pengertian pengukuran
Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu
besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai
satuan. Sesuatu yang diukur dinyatakan dengan angka disebut
besaran, sedangkan pembanding dalam suatu pengukuran disebut
satuan. Pengukuran juga dapat diartikan sebagai penentuan besaran,
39
dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standaratau satuan
ukur. Pengukuran tidak terbatas kuantitas fisik, tetapi juga dapat
diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa
dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau indeks
kepercayaan konsumen.
b. Alat Ukur Berat dan Kegunaannya
Alat yang digunakan untuk mengukur berat suatu benda
dinamakan timbangan. Timbangan yang digunakan ada bermacam-
macam. Di bawah ini beberapa timbangan yang biasanya digunakan:
(LKS Matematika SD/ MI kelas III):
1) Timbangan rumah tangga
Timbangan rumah tangga digunakan untuk menimbang
bahan makanan, buah dan sayur. Timbangan ini juga sering
digunakan oleh pedagang buah.
2) Timbangan badan
40
Timbangan badan digunakan untuk mengukur berat
badan seseorang.
3) Timbangan kodok
Timbangan kodok digunakan untuk menimbang
belanjaan pembeli, seperti bahan makanan, beras dalam juklah
sedikit, bawang merah, bawang putih, dan lain-lain. Timbangan
ini sering juga disebut dengan timbangan bebek.
4) Neraca
Neraca digunakan untuk mengukur/ menimbang
benda-benda yang sangat ringan dan berharga, misalnya
emas.
5) Timbangan barang
41
Timbangan barang digunakan untuk menimbang
benda-benda yang berat, misalnya sekarung beras, gandum,
gula, dan lain-lain.
Karena ada bermacam-macam bentuk dan jenis alat ukur
berat, maka penggunaannya disesuaikan dengan jenis dan berat
benda yang akan di ukur.
c. Alat Ukur Panjang dan Kegunaannya
Alat ukur panjang digunakan untuk mengukur panjang atau
tinggi benda. Berikut ini beberapa contoh alat ukur panjang (LKS
Matematika untuk SD/MI kelas III):
1) Penggaris
Penggaris dapat digunakan untuk mengukur panjang
benda seperti pensil, buku tulis, dan penghapus. Alat ini
biasanya digunakan dalam proses pembelajaran.
2) Roll meter
42
Roll meter ada dua jenis yaitu roll meter kecil dan roll
meter besar. Roll meter digunakan untuk mengukur panjang dan
lebar tanah.
3) Meteran saku
Meteran saku biasanya digunakan oleh tukang bangunan
atau tukang kayu saat membuat rumah. Meteran saku digunakan
untuk mengukur bangunan atau kayu.
4) Meteran pita/ pita meteran
Meteran pita disebut juga metlin. Metlin digunakan oleh
penjahit atau pedagang kain untuk mengukur panjang dan lebar
kain.
d. Alat Ukur Waktu dan Kegunaannya
Apabila seseorang ingin mengukur waktu biasanya
digunakan jam. Alat ukur waktu selain jam yaitu stopwatch. Berikut
ini beberapa contoh alat ukur waktu yang sering kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari (LKS Matematika SD/MI Kelas III):
43
1) Jam dinding
Jam dinding dipasang di dinding sebagai alat
petunjuk waktu bagi keluarga.
2) Jam tangan
Jam tangan dipakai manusia setiap saat sehingga
manusia dapat melihat waktu dengan cepat.
3) Jam weker
Jam beker biasanya diletakkan di kamar tidur
sehingga kita dapat melihat waktu saat bangun tidur.
4) Stopwatch
44
Stopwatch biasanya digunakan untuk mengetahui
kecepatan, misalnya untuk mengukur kecepatan lari
seseorang.
Jam yang menggunakan jarum sebagai petunjuk
waktunya adalah jam analog. Sedangkan jam yang menggunakan
angka sebagai petunjuk waktunya adalah jam digital. Untuk
mengetahui waktu yang lebih lama, misalnya hari, tanggal,
minggu, bulan, tahun biasa digunakan kalender atau tanggalan.
D. ALAT PERAGA
1. Pengertian Alat Peraga
Alat peraga disebut juga media pembelajaran. Heinich dalam Sri
Anitah (2011), media merupakan alat saluran komunikasi. Media
berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
“Medium” yang secara harfiah berarti perantara, yaitu perantara sumber
pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver).
Sugiarto dan Hidayah (2005) media pembelajaran dapat
diklasifikasikan sebagai berikut: media objek fisik, media grafis/visual,
media proyeksi, media audio, dan media audio visual.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa alat
peraga atau media pengajaran merupakan segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran,
45
perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar pada diri siswa.
2. Fungsi Alat Peraga
Mengajar menggunakan alat peraga akan lebih mudah
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Informasi
yang didapat akan lebih kuat tertanam pada pikiran siswa. Hal ini
membuktikan pula bahwa alat peraga sangat penting peranannya dalam
keberhasilan dari sebuah proses pembelajaran. Jadi penggunaan alat
peraga harus benar-benar sesuai dengan materi pembelajaran.
Fungsi dari alat peraga adalah memvisualisasikan sesuatu yang
tidak dapat dilihat atau sukar dilihat, sehingga nampak jelas dan dapat
menimbulkan pengertian atau meningkatkan persepsi seseorang (R.M.
Soelarko, 1995)
Ada enam fungsi pokok dari alat peraga dalam proses belajar
mengajar yang dikemukakan oleh Nana Sudjana (2002:27), Pertama
penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar bukan
merupakan fungsi tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai
alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
Kedua penggunaan alat peraga merupakan bagian yang integral dari
keseluruhan situasi mengajar. Ketiga alat peraga dalam pengajaran
penggunaanya integral dengan tujuan dan isi pelajaran. Keempat alat
46
peraga dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan atau bukan
sekedar pelengkap. Kelima alat peraga dalam pengajaran lebih
diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu
siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru. Keenam
penggunaan alat peraga dalam pengajaran diutamakan dalam
mempertinggi mutu belajar mengajar.
Berdasarkan Nana Sujana dan R.M. Sularko tersebut alat peraga
berfungsi sebagai alat bantu untuk memvisualisasikan sesuatu untuk
mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. Alat peraga
berfungsi juga untuk mempercepat dan membantu siswa dalam
menangkap pengertian yang diberikan guru dalam proses belajar
mengajar.
3. Alat peraga benda konkret
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa
“benda” adalah benda umum (segala sesuatu yang berwujud atau
berjasad). Sedangkan kata “kongkrit” berarti barang-barang nyata (tidak
abstrak); sesuatu yang nyata yang dapat dilihat dengan mata, yang
berujud benda tiga dimensi.
Alat peraga merupakan media pengajaran yang mengandung
atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari (Estiningsih,
1994:7). Fungsi utamanya adalah untuk menurunkan keabstrakan
47
konsep agar siswa mampu menangkap arti konsep tersebut. Sebagai
contoh, benda-benda konkret di sekitar siswa. Dengan adanya alat
peraga siswa dapat mengetahui bangun datar.
Menurut Sudjana (1989:76) alat peraga adalah suatu alat bantu
untuk mendidik atau mengajar supaya apa yang diajarkan mudah
dimengerti anak didik.
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa alat peraga
benda konkret adalah alat yang digunakan oleh guru dalam proses
pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan
dapat tercapai secara optimal. Benda – benda konkret yang digunakan
adalah benda – benda yang relevan dengan materi yang diajarkan, yaitu
benda – benda yang berbentuk jam dinding, buku, kertas, penggaris.
4. Langkah-langkah penggunaan benda konkret sebagai alat peraga
pembelajaran
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam penggunaan alat
peraga benda konkret dalam proses pembelajaran. (Sriyono dkk,
1992:124) Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1) Langkah persiapan guru, pertama-tama guru harus mempersiapkan
alat peraga yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang di
harapkan. Juga diketahui kegunaan dari alat peraga tersebut
48
2) Mempersiapkan kelas, peserta didik dipersiapkan terlebih dahulu
agar daya tarik terhadap materi yang akan diajarkan melalui alat
peraga tersebut
3) Langkah penyajian, setelah dipersiapkan barulah guru
mendemonstrasikan kegunaan dari alat peraga benda konkret yang
telah dipersiapkan oleh guru, contoh;
a) Guru mempraktikkan atau mendemonstrasikan cara mengukur
berat, panjang dan waktu menggunakan alat peraga benda
konkret yang ada.
b) Guru mengajarkan kepada siswa dalam menentukan sebuah
ukuran benda (berat dan panjang) maupun menentukan sebuah
waktu.
c) Guru menjelaskan kegunaan alat peraga benda konkret pada
kehidupan sehari-hari.
4) Aktifitas lanjutan; aktifitas lanjutan ini dapat berupa tanya jawab
guna mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi
yang telah didemonstrasikan oleh guru.
5. Kelebihan dan kekurangan alat peraga benda konkret
Penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar bukan
merupakan fungsi tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai
alat bantuuntuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. Alat
49
peraga dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan atau bukan
sekedar pelengkap.. Dengan peragaan dapat memperbesar minat dan
perhatian siswa untuk belajar. Alat peraga dapat menumbuhkan
pemikiran yang teratur dan berkesinambungan. Memberikan
pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta
membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar yang lebih
sempurna.
Adapun kelebihan dan kekurangan penggunaan alat peraga
dalam pengajaran yaitu:
Kelebihan penggunaan alat peraga yaitu
1. Menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran menjadi
lebih menarik.
2. Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih
mudah memahaminya.
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak
akan mudah bosan.
4. Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti :
mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan dan
sebagainya.
50
Kekurangan alat peraga yaitu:
1. Mengajar dengan memakai alat peraga lebih banyak menuntut
guru.
2. Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan
3. Perlu kesediaan berkorban secara materiil
(https://malikha92.wordpress.com/2013/01/13/kelebihan-
kelemahan-alat-peraga-matematika.)
Alat peraga dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat
proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap
pengertian yang diberikan guru.Penggunaan alat peraga dalam proses
pembelajaran harus dioptimalisasi.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Nahdlotut Tholibin
1. Letak Geografis MI Nahdlotut Tholibin
Sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang berciri khas
islam, secara geografis letak MI Nahdlotut Tholibin memiliki lokasi yang
cukup strategis. Madrasah ini berlokasi di RT 02/RW 02 Dusun Ketuwon
Wetan Desa Malebo Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung. MI
Nahdlotut Tholibin terletak 300 meter dari jalan raya Malebo-Gemawang
yang menghubungkan antara kecamatan Kandangan dan kecamatan
Gemawang. Jangkauan dari MI Nahdlotut Tholibin ini sangat mudah
karena setiap hari kendaraan baik umum maupun pribadi lalu-lalang
melintas di depannya.
Selain ditinjau dari segi transportasi yang cukup strategis, MI
Nahdlotut Tholibin ini juga mempunyai letak yang kondusif untuk
menimba ilmu pengetahuan baik ilmu umum maupun agama, karena jauh
dari keramaian yang dapat mendukung para siswanya untuk belajar
dengan tenang, nyaman dan giat. Adapun untuk batas-batas dari MI
Nahdlotut Tholibin adalah :
a. Sebelah Utara : Dusun Karanganyar
b. Sebelah Selatan : Desa Malebo
c. Sebelah Barat : Dusun Ketuwon Kulon
d. Sebelah Timur : Jalan Raya
51
52
2. Sejarah Singkat MI Nahdlotut Tholibin dan Perkembangannya
Awal mula berdirinya MI Nahdlotut Tholibin adalah dimulai dari
pembangunan gedung madrasah diniyyah yang digunakan oleh anak-anak
dusun setempat untuk menimba ilmu agama pada sore hari. Melihat
antusiasme masyarakat untuk memajukan anak-anak di dusun ketuwon
wetan ini, para pemuka masyarakat kemudian memiliki inisiatif untuk
menjadikan gedung madrasah tersebut tidak hanya digunakan untuk
menimba ilmu agama pada sore hari, tetapi juga pada pagi hari yang tidak
hanya digunakan untuk menimba ilmu agama tetapi juga ilmu umum.
Untuk memperoleh izin dari pemerintah agar juga dapat dijadikan
sebagai lembaga pendidikan formal yaitu Madrasah Ibtidaiyah, para
pemuka masyarakat kemudian berjuang dengan sekuat tenaga sehingga SK
pendirian Madrasah tersebut dapat diturunkan oleh pemerintah.
Pada awal berdirinya sebagai lembaga pendidikan formal yang
dibuka mulai tahun ajaran 2011/2012, jumlah siswa yang bersekolah di
Madrasah Ibtidaiyah ini dapat dikatakan cukup banyak karena
memperoleh sekitar 19 siswa. Seiring dengan bertambahnya usia MI
Nahdlotut Tholibin ini jumlah siswanya dari tahun ke tahun semakin
meningkat, karena anak-anak yang menuntut ilmu di MI tersebut tidak
hanya anak-anak penduduk dusun setempat tetapi juga tidak sedikit anak-
anak yang berasal dari desa lain.
53
3. Visi, Misi dan Tujuan MI Nahdlotut Tholibin
a. Visi
Unggul dalam Prestasi, Religius, dan Berakhlakul Karimah.
Indikator :
1.) Unggul dalam Prestasi
a) Naik kelas diatas 95 % secara normatif
b) Mendapat Nilai bagus dalam setiap Ulangan Semester
c) Masuk 3 Besar dalam setiap Perlombaan Non-akademik Tingkat
Kecamatan
2.) Religius
a) Hafal doa-doa shalat dan Hafal doa-doa harian sesuai tingkatan
b) Hafal Al-Qur’an surat-surat pendek (Juz ‘Ama)
c) Terbiasa shalat berjamah
3) Berakhlaqul Karimah
a) Terbiasa mengucapkan salam dan berjabat tangan dengan
sesama warga madrasah
b) Terbiasa menghargai dan menghormati kepada sesama warga
madrasah
b. Misi
1) Menyelenggarakan Pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif dan Menyenangkan dalam mencapai prestasi akademik.
2) Melaksanakan Les mata pelajaran UN mulai kelas IV.
54
3) Melaksanakan Kegiatan Ekstra-Kurikuler dalam mencapai prestasi
non-akademik
4) Melaksanakan Program Pembiasaan sebelum pelajaran dimulai
5) Membiasakan shalat Dhuha berjamaah pada jam istirahat.
6) Menumbuhkembangkan budaya akhlakul karimah pada seluruh
warga madrasah.
c. Tujuan
1) Tujuan Umum : Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut.
2) Tujuan Khusus MI Nahdlotut Tholibin :
a) Peserta didik 100% Naik kelas dengan nilai rata-rata 8.00.
b) Mendapatkan Kejuaraan (masuk 3 Besar) dalam setiap
perlombaan Tingkat Kecamatan.
c) Peserta didik Hafal doa-doa shalat sesuai tingkatan, terbiasa
berdoa sebelum dan sesudah mengerjakan pekerjaan dan terbiasa
Shalat Dhuha.
d) Tertanamnya Pembiasaan Akhlakul karimah pada Pendidik,
Tenaga Kependidikan dan Peserta didik.
e) Peserta didik terbiasa menghargai dan menghormati kepada
sesama warga madrasah.
f) Terciptanya Lingkungan Madrasah yang Harmonis dan Agamis.
55
4. Keadaan Guru dan Siswa MI Nahdlotut Tholibin
a. Keadaan Guru
Sebagai lembaga pendidikan formal yang berada di bawah
naungan Kementrian Agama Kantor Kabupaten Temanggung, MI
Nahdlotut Tholibin yang masih dalam taraf perkembangan ini sudah
memiliki guru yang sesuai dengan jumlah kelasnya. Para guru di MI
Nahdlotut Tholibin juga sebagian besar sudah berijazah sarjana (S1).
Pada tahun ajaran 2016/2017 ini MI Nahdlotut Tholibin sudah memiliki
kelas hingga tingkat 6. Berikut ini nama-nama guru yang mengajar di
MI Nahdlotut Tholibin :
Tabel 3.1 Daftar Nama Guru MI Nahdlotut Tholibin
No Nama Guru Jabatan Ijazah Terakhir
1 Adib Muhlisun, S.Pd.I Kepala MI S1
2 Fenti Nur Afifah, S.Pd.I Guru Kelas S1
3 Hawin Khusnia, S.E Guru Kelas S1
4 Anas Khoiron N, S,Pd.I Guru Kelas S1
5 Minarni, S.Pd.I Guru Kelas S1
6 Tabi’in Guru Penjaskes SMA
7 Korifah, S.Pd.I Guru Kelas S1
b. Keadaan Siswa
Dari tahun ke tahun jumlah siswa MI Nahdlotut Tholibin
mengalami peningkatan yang cukup signifikan, hal tersebut dilatar
belakangi oleh masyarakat yang ingin menyekolahkan mereka di
56
lembaga pendidikan tersebut karena penyelenggaraan pendidikan di MI
Nahdlotut Tholibin yang sangat menarik yaitu memadukan antara ilmu
pengetahuan umum dan agama, selain itu kegiatan ekstrakurikuler yang
juga berjalan dengan baik. Berikut ini data jumlah siswa MI Nahdlotut
Tholibin pada tahun ajaran 2016/2017
Tabel 3.2 Data Jumlah Siswa MI Nahdlotut Tholibin
No Kelas
Tahun Pelajaran
2016/2017
Jumlah L P
1 I 23 11 12
2 II 26 15 11
3 III 19 12 7
4 IV 18 12 6
5 V 10 4 6
6 VI 20 9 11
Jumlah 116
5. Sarana Prasarana MI Nahdlotut Tholibin
Sarana Prasarana merupakan fasilitas pendukung bagi kelancaran
proses belajar-mengajar. Sebagai madrasah yang baru saja berdiri, MI
Nahdlotut Tholibin memiliki sarana prasarana yang cukup lengkap dan
cukup memenuhi standar sarana prasarana.
Seiring dengan semakin perkembangannya, MI Nahdlotut Tholibin
juga berusaha untuk meningkatkan sarana prasarana yang dimiliki. Berikut
57
ini sarana-prasarana yang terdapat dalam MI Nahdlotut Tholibin secara
lebih rinci :
a. Keadaan Ruang MI Nahdlotut Tholibin
Tabel 3.3 Keadaan Ruang MI Nahdlotut Tholibin
No Nama Ruangan Jumlah Satuan Kondisi
1 Ruang Kelas/ Belajar 6 (6 x 7) M2 Baik
2 Ruang Kepala Sekolah 3 x 4 M2 Baik
3 Ruang Guru 6 x 5 M2 Baik
4 Ruang Perpustakaan 5 x 3 m M2 Baik
5 UKS 2 x 2 m M2 Cukup
6 WC GURU 1 (2 x 3) m M2 Baik
7 WC MURID 2 ( 2 x 2m) M2 Baik
b. Media Pendukung Pembelajaran
Media adalah alat yang dapat membantu atau mendukung untuk
memperlancar proses kegiatan pembelajaran. Sebagai lembaga
pendidikan yang masih dalam taraf merintis MI Nahdlotut Tholibin
sudah memiliki cukup banyak media pendukung pembelajaran.
Diantara media pendukung pembelajaran yang ada di MI Nahdlotut
Tholibin adalah sebagai berikut :
58
Tabel 3.4 Media Pendukung Pembelajaran MI Nahdlotut Tholibin
No Nama Barang Jumlah Keadaan
1 Komputer 6 Baik
2 Laptop 3 Baik
3 Printer 3 Cukup Baik
4 LCD 1 Baik
5 Sound System 2 Cukup Baik
6 Televisi 1 Baik
7 DVD Player 1 Baik
8 Alat Peraga IPA 8 Baik
9 KIT IPA 3 Baik
10 Alat Peraga Matematika 4 Cukup Baik
11 Alat Peraga IPS 5 Baik
6. Kurikulum MI Nahdlotut Tholibin
Kurikulum yang dilaksanakan di MI Nahdlotut Tholibin adalah
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dimana kurikulum tersebut
diatur sendiri oleh lembaga pendidikan MI Nahdlotut Tholibin. Berikut ini
rincian kurikulum yang dilaksanakan di MI Nahdlotut Tholibin :
Kurikulum MI Nahdlotut Tholibin
Tingkat / Kelas ALOKASI
III VI I II IV V
A. Mata
pelajaran 1
Pendidikan
Agama 3 3 2 2 2 3
59
Islam
Umum 2
Pend.
Kwarganeg
araan
2 2 5 5 4 2
3 Bahasa
Indonesia 6 7 8 9 7 7
4 Matematika 7 8 5 6 6 8
5
Ilmu
Pengetahua
n Alam
5 6 - - 3 6
6
Ilmu
Pengetahua
n Sosial
4 4 - - 3 4
7
Seni
Budaya dan
Ketrampilan
2 2 4 4 5 2
8
Pendidikan
Jasmani
OR.Kes
4 4 4 4 4 4
B. Muatan
Lokal 9
Bahasa
Daerah 2 2 2 2 2 2
1
0
Bahasa
Inggris 2 4 2 2 2 4
60
1
1 TIK 2 2 2 2 2 2
1
2 BTQ 2 2 2 2 2 2
Jumlah 35 44 3
2
3
4 38 42
C.
Pengembangan 1
English For
Kids
Diri 2 Pramuka 4 4 4 4 4 4
Ekstrakurikuler 3 Pencak Silat 3 2 2 2
4 Seni Baca
Alqur'an 2
5 Seni Musik 2 2 2
6 Seni Lukis
7 Seni Tari 2 2
Jumlah jam/kelas/minggu 6 6 6 6 6 6
Jumlah jam Pelajaran Umum dan
Ekstra /kelas/minggu 51 52
D. Mata
Pelajaran 1
Yanbu`a/
Juz Amma 4
Keislaman/
dinniyah 2
Tahaji/
Khot/Imla` 2 2
61
3 Hafalan/Ma
hfudlot 2 2
4
Bahasa
Arab/
Nahwu/Sho
rof
4 2 2
5 Fiqih 2 2
6 Aqidah
Akhlaq 2 2
7 Alqur'an
Hadits / 2
8 Tajwid 1 2
9 Tarikh/SKI 2
1
0
Ke-NU-an/
Aswaja 1 2
1
1
Pendalaman
Materi
UAN
2
Jumlah jam/kelas/minggu 20 20
Jumlah jam/kelas/minggu 71 71
Pembiasaan
Sholat
Berjamaah/
Wiridan
8
62
Jumlah Jam Pelajaran Total
/kelas/minggu 79 79
B. Subyek Penelitian
Subyek dalam kegiatan penelitian ini adalah siswa kelas III MI Nahdlotut
Tholibin yang berjumlah 19 siswa dengan rincian 12 siswa laki-laki dan 7
siswa perempuan. berikut data rinci siswa kelas III MI Nahdlotut Tholibin
tahun ajaran 2016/2017 :
Tabel 3.5 Daftar Siswa Kelas III MI Nahdlotut Tholibin
Tahun Pelajaran 2016/2017
Nomor Absen
Nama Siswa Jenis Kelamin
1 Ahmad Faiz L
2 Ahmad Faza Maghfur L
3 Bahrul Ulum L
4 Bunga Cinta Indahyani P
5 Cindy Elly Rahmawati P
6 Dimas Bima L
7 Dwi Nur Ramadhani P
8 Muhammad Anif L
9 Muhammad Athif Chilmi L
10 Muhammad Sofiyul Huda L
11 Muhammad Zidan Saputra L
12 Naisya Aulia P
13 Qurotun Nada Sumaya P
14 Reza Adhanur H L
15 Syiva Ariyani P
63
16 Vian Andika L
17 Wulan Septiyana P
18 Zaki Agib L
19 Muhammad Risky L
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 25 Agustus
2016 di kelas III MI Nahdlotut Tholibin tahun pelajaran 2016/2017. Adapun
urutan pelaksanaan pada siklus I adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan Siklus I
Kegiatan perencaan yang dilaksanakan pada siklus I meliputi:
a. Membuat rencana pelaksaan pembelajaran
b. Menyiapkan alat peraga pembelajaran
c. Menyiapkan alat evaluasi pembelajaran
d. Menyiapkan instrumen observasi guru dan siswa
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
a. Kegiatan awal
1) Berdo’a dan melakukan pengecekan kehadiran siswa
2) Memotivasi siswa :
a) Melakukan tanya jawab materi yang lalu tentang pengukuran.
b) Melakukan tanya jawab materi yang akan disampaikan untuk
mengetahui pemahaman siswa tentang pengukuran; berat,
panjang dan waktu.
64
3) Menyiapkan pembelajaran :
Menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar
yang akan dicapai tentang pengukuran berat, panjang dan waktu.
4) Melakukan Penataan Ruang dan Fasilitas Belajar :
a) Guru menata ruang untuk mengkondisikan siswa agar
terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar
b) Guru menyiapkan fasilitas belajar yang akan digunakan
dalam kegiatan belajar mengajar berupa peraga benda
konkret timbangan, penggaris dan jam yang telah disiapkan
oleh guru.
5) Menentukan cara – cara pengorganisasian siswa agar siswa dapat
berpartisipasi dalam perbaikan pembelajaran :
a) Guru mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua
siswa dapat memerhatikan dengan jelas apa yang
didemonstrasikan.
b) Guru mengemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa
dalam materi pengukuran.
c) Guru mengemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan
oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal
yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.
d) Guru memperkenalkan alat peraga benda konkret yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran.
65
e) Guru memulai demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang
merangsang siswa untuk berpikir, melalui pertanyaan-
pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong
siswa untuk tertarik memerhatikan alat peraga benda konkret
yang didemonstrasikan.
f) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif
memikirkan materi pengukuran lebih lanjut melalui alat peraga
benda konkret yang sesuai dengan yang dilihat dari proses
demonstrasi.
a. Kegiatan Inti
Eksplorasi
1) Guru menggali informasi pemahaman siswa dengan melakukan
tanya jawab tentang pengukuran berat, panjang dan waktu.
2) Siswa mencari informasi materi tentang pengukuran berat, panjang
dan waktu.
3) Guru menjelaskan pengukuran berat, panjang dan waktu.
4) Siswa mengamati penjelasan guru tentang pengukuran berat, panjang
dan waktu.
Elaborasi
1) Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan.
2) Dengan bimbingan guru siswa melakukan persiapan pengamatan
terhadap demonstrasi benda konkret pengukuran berat, panjang dan
waktu.
66
3) Siswa melakukan pengamatan terhadap benda konkret pengukuran
berat, panjang dan waktu dari timbangan, penggaris dan jam yang
sudah di siapkan oleh guru.
4) Guru menugasi siswa mencatat hasil yang diperoleh dalam
pengamatan pengukuran berat, panjang dan waktu melalui benda
konkret pada saat guru melakukan demonstrasi.
5) Guru meminta beberapa siswa untuk melaporkan hasil pengamatan
pengukuran berat, panjang dan waktu dari benda konkret yang ada di
depan kelas.
6) Guru memberi motivasi kepada siswa agar berpartisipasi aktif pada
saat pembelajaran berlangsung.
Konfirmasi
1) Guru menugasi siswa mengerjakan soal pengukuran; berat, panjang
dan waktu.
2) Guru dan siswa melakukan diskusi untuk memantapkan pemahaman
siswa tentang pengukuran berat, panjang dan waktu.
b. Kegiatan Akhir
1) Guru mengevaluasi hasil pekerjaan siswa.
2) Guru melakukan tindak lanjut dalam bentuk perbaikan dan
pengayaan.
3) Guru memberikan PR untuk memantapkan pemahaman tentang
pengukuran berat, panjang dan waktu.
4) Guru mengakhiri perbaikan pembelajaran dengan berdo’a bersama.
67
i. Pengamatan Siklus I
Peneliti dibantu oleh guru kelas untuk melakukan pengamatan
terhadap jalannya pembelajaran materi pengukuran dengan menggunakan
alat peraga, yang mencakup:
a. Mengamati aktivitas siswa, perhatian siswa situasi dan kondisi kelas
pada saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan alat peraga
b. Mengamati aktivitas guru pada saat proses pembelajaran pengukuran
berlangsung serta keterampilan guru mengajar
c. Menggali atau melakukan tes hasil belajar siswa setelah menggunakan
alat peraga dengan melakukan penilaian.
ii. Refleksi Siklus I
Berdasarkan pelaksanaan siklus I dan pengamatan yang dilakukan
peneliti ditemukan indikator kelemahan dan kekurangan dari guru maupun
siswa, maka dilakukan refleksi dari hasil pelaksanaan pembelajaran siklus
1. Setelah diadakan pembelajaran siklus 1, ternyata terdapat beberapa
kekurangan di antaranya:
1. Terdapat beberapa siswa yang belum memperoleh nilai tuntas.
2. Guru belum maksimal dalam menggunakan alat peraga sehingga
pembelajaran kurang menarik bagi siswa.
3. Masih ada beberapa siswa belum berani bertanya tentang
pengukuran berat, panjang dan waktu.
68
4. Guru belum optimal memberi bimbingan pada siswa yang
mengalami kesulitan sehingga belum memahami konsep materi
pengukuran berat, panjang dan waktu.
5. Banyak siswa yang belum mampu menyelesaikan tugas dari guru.
Hasil Pengamatan Siklus I menunjukkan hasil yang belum
memuaskan, dengan digunakannya alat peraga pada siklus II maka
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Bahkan dalam
kegiatan pembelajaran pada siklus I belum berhasil mencapai presentasi
ketuntasan belajar siswa, maka peneliti akan memperbaiki kembali pada
pembelajaran siklus II.
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Menindak lanjuti kekurangan pada siklus I maka pelaksanaan siklus II
dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 1 September 2016 di kelas III MI
Nahdlotut Tholibin tahun pelajaran 2016/2017.
Adapun urutan pelaksanaan pada siklus II adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan Siklus II
Kegiatan perencanaan yang dilaksanakan pada siklus II yaitu
membuat rencana pelaksanaan pembelajaran serta melakukan
pembimbingan terhadap para siswa yang masih memperoleh nilai dibawah
standar KKM selain itu guru juga mengoptimalkan alat peraga benda
konkret.
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
1) Kegiatan awal
69
a) Berdo’a dan melakukan pengecekan kehadiran siswa
b) Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran dengan menyanyi bersama-sama tentang satuan
panjang.
c) Memotifasi siswa :
1) Melakukan tanya jawab materi yang lalu tentang pengukuran
berat, panjang dan waktu dengan benda-benda di sekitar kelas
2) Melakukan tanya jawab materi yang akan disampaikan untuk
mengetahui pemahaman siswa tentang materi pengukuran berat,
panjang dan waktu.
d) Menyiapkan pembelajaran :
1) Guru telah menyiapkan beberapa benda konkret yang dapat
diukur dengan satuan berat, panjang dan waktu.
2) Untuk menarik perhatian siswa guru menjelaskan tujuan
pembelajaran dan kompetensi dasar yang akan dicapai tentang
pengukuran berat panjang dan waktu.
3) Guru memberikan contoh sebuah benda berupa tas sekolah dan
buku untuk mengetahui berat mana antara keduanya
4) Menjelaskan kegunaan alat-alat pengukuran berat, panjang, dan
waktu yaitu timbangan, penggaris dan jam dinding.
e) Melakukan Penataan Ruang dan Fasilitas Belajar :
1) Guru membentuk kelumpok siswa agar mempraktikkan alat
peraga dengan langsung di dalam kelas, seperti ; menimbang
70
sepatu dan tas sekolah, mengukur panjang meja dan panjang
kursi, menentukan waktu pada saat kegiatan sehari-hari.
2) Guru menyiapkan fasilitas belajar yang akan digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar berupa peraga benda konkret
timbangan, penggaris dan jam yang telah disiapkan oleh guru.
f) Menentukan cara – cara pengorganisasian siswa agar siswa dapat
berpartisipasi dalam perbaikan pembelajaran :
1) Guru mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa
dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
2) Guru mengemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
3) Guru mengemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh
siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang
dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.
4) Guru memperkenalkan alat peraga benda konkret yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran.
5) Guru memulai demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang
merangsang siswa untuk berpikir, melalui pertanyaan-pertanyaan
yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk
tertarik memerhatikan demonstrasi.
6) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif
memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari
proses demonstrasi itu.
71
2) Kegiatan Inti
Eksplorasi
a) Guru menjelaskan materi pengukuran dengan menggunakan alat
peraga benda konkrit timbangan, penggaris dan jam.
b) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa secara lisan dan
memberikan kesempatan kepada siswa tersebut untuk
mendemonstrasikan menggunakan alat peraga benda konkrit
timbangan, penggaris dan jam.
c) Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.
d) Guru membagi siswa dalam 4 kelompok.
Elaborasi
a) Guru memberikan lembar soal kelompok.
b) Siswa berdiskusi untuk menyelesaikan soal-soal pada lembar soal
dengan menggunakan alat peraga yang sudah disiapkan guru.
c) Guru berkeliling untuk memotifasi, memfasilitasi dan membimbing
siswa sekaligus melakukan penilaian proses.
Konfirmasi
a) Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk mendemonstrasikan
hasil diskusinya di depan kelas.
b) Kelompok yang lain memberi tanggapan
c) Memberikan penghargaan bagi kelompok yang berpresentasi
d) Guru memberi soal evaluasi secara individu
e) Guru bersama siswa membahas aoal evaluasi
72
f) Siswa mengumpulkan tugas dan guru menilainya
3.) Kegiatan Akhir
a) Guru bersama siswa merangkum dan menyimpulkan tentang materi
pengukuran berat, panjang dan waktu yang telah dipelajari.
b) Guru melakukan tindak lanjut dalam bentuk perbaikan dan
pengayaan.
c) Guru memberikan PR untuk memantapkan pemahaman tentang
pengukuran berat, panjang dan waktu.
d) Guru mengakhiri perbaikan pembelajaran dengan berdo’a bersama.
3. Pengamatan Siklus II
Hasil Pengamatan Siklus II menunjukkan peningkatan hasil
pembelajaran. Pada pembelajaran ini berjalan dengan baik menggunakan
alat peraga pembelajaran, dan siswa aktif dalam mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru. Peneliti dibantu oleh guru kelas untuk melakukan
pengamatan terhadap jalannya pembelajaran materi pengukuran
menggunakan alat peraga yang mencakup:
a. Mengamati aktivitas siswa, perhatian siswa situasi dan kondisi kelas
pada saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan alat peraga
pendidikan.
b. Mengamati aktivitas guru pada saat proses pembelajaran pengukuran
berlangsung serta keterampilan guru mengajar.
73
c. Mengamati hasil belajar siswa setelah menggunakan alat peraga
dengan melakukan penilaian.
4. Refleksi Siklus II
Berdasarkan pelaksaan siklus II dan pengamatan yang dilakukan
peneliti sudah memperoleh banyak peningkatan dalam pembelajaran
dengan metode demonstrasi tentang pengukuran; berat, panjang dan
waktu. Maka dilakukan refleksi dari hasil pelaksanaan pembelajaran siklus
II. Setelah diadakan pembelajaran siklus II, ternyata dalam proses
pembelajaran mengalami peningkatan di antaranya:
1. Hampir semua siswa memperoleh nilai.
2. Keaktifan siswa mulai berkembang dibuktikan dengan berani
bertanya kepada guru apabila ada hal-hal yang belum diketahui
walaupun ada salah satu siswa yang berkebutuhan khusus.
3. Semua siswa antusias dalam pembelajaran sehingga suasana kelas
lebih aktif dan menyenangkan.
Pada siklus II ini pembelajaran lebih baik dibanding pada siklus I,
hal ini dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar pada siklus II
dibanding pada siklus II. Dalam siklus II ini dapat dikatakan mengalami
keberhasilan yang diharapkan dalam pembelajaran pengukuran berat,
panjang dan waktu dengan menggunakan alat peraga benda konkret pada
kelas III semester 1 MI Nahdlotut Tholibin, sehingga dari hasil belajar ini
dapat sebagai acuan untuk pembelajaran di kelas III selanjutnya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Analisis Data Persiklus
1. Analisis Data Per Siklus
Sebagian besar proses kegiatan belajar-mengajar di kelas III
MI Nahdlotut Tholibin dilaksanakan oleh guru dengan metode
ceramah dan penugasan. Guru sebagai subyek pembelajaran hanya
bertindak sebagai penyampai materi, sedangkan siswa sebagai obyek
pembelajaran bertindak sebagai pendengar. Hal tersebut tentunya
menjadikan proses kegiatan belajar-mengajar kurang variatif dan
terkesan monoton. Selain itu, hal tersebut juga menjadikan siswa
jenuh dan mudah bosan dengan materi pelajaran yang diajarkan.
Sebelum diadakan kegiatan pada siklus-siklus penelitian,
terlebih dahulu diadakan tindakan pra siklus untuk mengetahui
sejauh mana kemampuan siswa dalam mata pelajaran matematika
khususnya dalam materi pengukuran. Tindakan pra siklus ini
dilaksanakan pada hari selasa tanggal 18 agustus 2016. Dari
pengamatan pada fase pra siklus tersebut diperoleh data nilai siswa
kelas III MI Nahdlotut Tholibin sebagai berikut:
74
75
Tabel 4.1 Nilai Ulangan Siswa Materi Pengukuran ( Pra siklus )
No Nama KKM Nilai Keterangan 1 Ahmad Faiz 70 70 T 2 Ahmad Faza Maghfur 70 68 TT 3 Bahrul Ulum 70 65 TT 4 Bunga Cinta Indahyani 70 75 T 5 Cindy Elly Rahmawati 70 78 T 6 Dimas Bima 70 65 TT 7 Dwi Nurramadhani 70 75 T 8 Muhammad Anif 70 70 T 9 Muhammad Athif Chilmi 70 70 T 10 Muhammad Sofiyul Huda 70 70 T 11 Muhammad Zidan Saputra 70 75 T 12 Naisya Aulia 70 65 TT 13 Qurotun Nada Sumaya 70 75 T 14 Reza Adhanur H 70 68 TT 15 Syiva Ariyani 70 80 T 16 Vian Andika 70 60 TT 17 Wulan Septiyana 70 75 T 18 Zaki Agib 70 78 T 19 Muhammad Risky 70 60 TT Jumlah 1342 Rata-rata Kelas 70.63
Tabel 4.2 Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Siswa pada Per Siklus
No Uraian Hasil 1 Rata-rata Nilai Kelas 70.63 2 Prosentase Ketuntasan 63.16%
Berdasarkan data hasil nilai siswa matematika pada materi
pengukuran yang dapat dilihat dari data nilai dan data rekapitulasi
nilai ulangan harian siswa matematika siswa kelas III MI Nahdlotut
Tholibin pada materi pengukuran di atas, dapat disimpulkan bahwa
kondisi awal kemampuan siswa pada mata pelajaran Matematika
materi pengukuran belum semua siswa dapat mencapai KKM karena
76
KKM yang ditentukan pada mata pelajaran matematika adalah 70.
Berdasarkan data di atas dari 19 siswa hanya 12 atau 63.16% siswa
yang dapat mencapai KKM sedangkan 7 atau 36.84% siswa lainnya
belum mencapai KKM sedangkan nilai rata-rata kelas 70.63. Dengan
hasil pengamatan kondisi awal siswa terhadap pembelajaran
Matematika materi pengukuran, maka peneliti menyusun dan
melaksanakan serangkaian perencanaan tindakan kelas guna
mengatasi hambatan-hambatan tersebut, yang diakhiri pada sebuah
kegiatan analisis atau refleksi.
Pelaksanaan tindakan kelas disesuaikan dengan rencana
pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya. Pelaksanaan
tindakan ini menggunakan alat peraga untuk meningkatkan hasil
belajar siswa melalui tahapan-tahapan yang telah disiapkan.
2. Analisis Data Siklus I
Pelaksanaan Siklus I dalam kegiatan pembelajaran Matematika
dengan materi pengukuran dilaksanakan dengan menggunakan alat
peraga berupa timbangan, penggaris dan jam. Guru memberikan soal
kepada siswa, secara bergantian siswa kemudian mempraktekkan
pengukuran berat dengan alat peraga tersebut. Dalam hal ini peneliti
bertindak sebagai observer (pengamat). Pengamatan dibantu oleh
guru kelas III untuk menilai aspek-aspek yang terdapat pada lembar
observasi guru dan lembar observasi siswa. Pelaksanan pembelajaran
untuk siklus I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 25 Agustus
77
2016 di kelas III MI Nahdlotut Tholibin dengan jumlah siswa 19
siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan.
Proses belajar mengajar berpedoman pada rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan dan menggunakan
instrumen penilaian berupa post test lembar pengamatan guru dan
siswa. Berikut data hasil belajar siswa pada siklus I.
Tabel 4.3 Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus I
No Nama KKM Nilai Keterangan 1 Ahmad Faiz 70 75 T 2 Ahmad Faza Maghfur 70 70 T 3 Bahrul Ulum 70 68 TT 4 Bunga Cinta Indahyani 70 80 T 5 Cindy Elly Rahmawati 70 85 T 6 Dimas Bima 70 65 TT 7 Dwi Nur Ramadhani 70 80 T 8 Muhammad Anif 70 75 T 9 Muhammad Athif Chilmi 70 78 T 10 Muhammad Sofiyul Huda 70 75 T 11 Muhammad Zidan Saputra 70 80 T 12 Naisya Aulia 70 71 T 13 Qurotun Nada Sumaya 70 80 T 14 Reza Adhanur H 70 72 T 15 Syiva Ariyani 70 85 T 16 Vian Andika 70 68 TT 17 Wulan Septiyana 70 80 T 18 Zaki Agib 70 78 T 19 Muhammad Risky 70 65 TT Jumlah 1430 Rata-rata 75.27
78
Tabel 4.4 Rekapitulasi Ketuntasan Siswa pada Siklus I
No Uraian Hasil 1 Rata-rata nilai kelas 75.27 2 Prosentase ketuntasan 78.94%
Dari hasil pelaksanaan penelitian pada siklus I yang terdapat
pada tabel diatas, dapat diperoleh data bahwa sebanyak 15 siswa atau
78.94% sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan 4
siwa atau 21.06% belum mencapai kriteria minimal (KKM)
Sedangkan rata-rata kelas mencapai 75.27.
Selama proses pembelajaran dalam siklus I berlangsung
peneliti mengamati secara seksama proses pembelajaran tersebut.
Pengamatan yang diamati dalam siklus I ini meliputi: pengamatan
terhadap guru selama melaksanakan proses pembelajaran, dan
pengamatan terhadap siswa selama mengikuti proses pembelajaran.
Berikut tabel pengamatan terhadap guru dan siswa dengan
menggunakan alat peraga dalam proses pembelajaran
a. Hasil Pengamatan Guru Siklus I
Tabel 4.5 Lembar Pengamatan Guru Siklus I
Kegiatan Hasil
B C K Mengucapkan salam √ Melakukan presensi kehadiran siswa √ Menyampaikan tujuan pembelajaran √ Melakukan tanya jawab tentang materi yang terkait
√
Penggunaan alat peraga pembelajaran √ Menguasai materi pembelajaran √
79
Menjelaskan jalannya pembelajaran dengan menggunakan alat peraga
√
Penguasaan alat peraga pembelajaran √ Guru membimbing siswa untuk memperhatikan contoh alat peraga benda konkret
√
Memberi siswa kesempatan untuk bertanya √ Guru dan siswa membuat kesimpulan materi √ Mengucap salam penutup √
Keterangan:
B = Baik C = Cukup K = Kurang
Berdasarkan tabel di atas menyebutkan bahwa hasil penilaian
pengamatan terhadap guru pada siklus I diperoleh keterangan bahwa
nilai kategori B (baik) sebanyak 3 poin, kategori C (cukup) sebanyak
6 poin dan kategori K (kurang) sebanyak 3 poin.
b. Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I
Kegiatan Hasil
B C K Siswa menjawab salam √ Siswa menjawab presensi yang dilakukan guru
√
Siswa bertanya tentang materi yang terkait √ Siswamengamati alat peraga yang dibawa guru
√
Siswa memperhatikan penjelasan guru √ Siswa menjawab pertanyaan dari guru √ Siswa aktif dalam penugasan √ Siswa ikut menyimpulkan materi √ Siswa menjawab salam √
Keterangan:
B = Baik C = Cukup K = Kurang
80
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
penilaian pengamatan terhadap siswa pada siklus I diperoleh
keterangan bahwa nilai kategori B (baik) sebanyak 2 poin, kategori
C (cukup) sebanyak 4 poin dan kategori K (kurang) sebanyak 3 poin.
3. Analisis Data Siklus II
Setelah melaksanakan kegiatan penelitian pada Siklus I,
peneliti kemudian melanjutkan kegiatan penelitian pada siklus II.
Pelaksanaan kegiatan penelitian pada siklus II ini berselang selama
satu minggu dari kegiatan penelitian siklus I, selama satu minggu
tersebut para siswa diberikan kesempatan oleh guru untuk lebih
memahami tentang alat peraga pembelajaran benda konkret.
Pelaksanaan penelitian pada siklus II ini masih menggunakan tata
cara yang sama seperti pelaksaanaan penelitian pada siklus
sebelumnya, dimana peneliti bertindak sebagai observer atau
pengamat. Pada siklus II ini kegiatan pembelajaran matematika pada
materi pengukuran juga dilaksanakan dengan menggunakan metode
percobaan oleh siswa, yakni guru menggunakan alat peraga benda
konkret berupa timbangan, penggaris dan jam, karena masih
mempelajari materi pengukuran. Kemudian siswa melaksanakan
percobaan untuk menimbang berat benda, mengukur panjang benda,
menghitung waktu dengan menggunakan alat peraga tersebut secara
bergantian. Kegiatan pengamatan dalam penelitian pada siklus 2 ini
dibantu oleh guru kelas III untuk menilai aspek-aspek yang terdapat
pada lembar observasi guru dan lembar observasi siswa. Pelaksanan
81
pembelajaran untuk siklus 2 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 1
September 2016 di kelas III MI Nahdlotut Tholibin dengan jumlah
siswa 19 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 7 siswa
perempuan.
Dalam kegiatan belajar-mengajar pada siklus II ini guru
berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
telah dipersiapkan sebelumnya dan menggunakan instrumen
penilaian berupa post test, lembar pengamatan guru, dan siswa.
Berikut data hasil belajar siswa pada siklus II.
Tabel 4.7 Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus II
No Nama KKM Nilai Keterangan 1 Ahmad Faiz 70 80 T 2 Ahmad Faza Maghfur 70 78 T 3 Bahrul Ulum 70 75 T 4 Bungacintaindahyani 70 85 T 5 Cindy Elly Rahmawati 70 95 T 6 Dimas Bima 70 72 T 7 Dwi Nur Ramadhani 70 85 T 8 Muhammad Anif 70 75 T 9 Muhammad Athif Chilmi 70 80 T 10 Muhammad Sofiyul Huda 70 80 T 11 Muhammad Zidan Saputra 70 90 T 12 Naisya Aulia 70 80 T 13 Qurotun Nada Sumaya 70 95 T 14 Reza Adhanur H 70 75 T 15 Syiva Ariyani 70 85 T 16 Vian Andika 70 80 T 17 Wulan Septiyana 70 90 T 18 Zaki Agib 70 85 T 19 Muhammad Risky 70 68 TT Jumlah 1553 Rata-rata 81.74
82
Tabel 4.8 Rekapitulasi Ketuntasan Siswa pada Siklus II
No Uraian Hasil 1 Rata-rata nilai kelas 81.74 2 Prosentase ketuntasan 94.74%
Berdasarkan data dari tabel di atas tentang hasil nilai belajar
dan rekapitulasi siswa pada mata pelajaran matematika materi
pengukuran dapat diperoleh hasil bahwa sebanyak 18 siswa atau
94.74% sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan 1
siswa atau 5.26% belum mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM) Sedangkan rata-rata kelas mencapai 81.74.
Selama proses pembelajaran dalam siklus II ini berlangsung
peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dengan seksama.
Pengamatan yang dilakukan juga masih sama seperti pada siklus I
yaitu meliputi : pengamatan terhadap guru selama melaksanakan
proses pembelajaran, dan pengamatan terhadap siswa selama
mengikuti proses pembelajaran. Berikut tabel pengamatan terhadap
guru dan siswa dengan menggunakan alat peraga dalam proses
pembelajaran pada siklus II
c. Hasil Pengamatan Guru Siklus II
Tabel 4.9 Lembar Pengamatan Guru Siklus II
Kegiatan Hasil
B C K Mengucapkan salam √ Melakukan presensi kehadiran siswa √ Menyampaikan tujuan pembelajaran √
83
Melakukan tanya jawab tentang materi yang terkait
√
Penggunaan alat peraga pembelajaran √ Menguasai materi pembelajaran √ Menjelaskan jalannya pembelajaran dengan menggunakan alat peraga
√
Penguasaan alat peraga pembelajaran √ Guru membimbing siswa untuk memperhatikan contoh alat peraga benda konkret
√
Memberi siswa kesempatan untuk bertanya
√
Guru dan siswa membuat kesimpulan materi
√
Mengucap salam penutup √
Keterangan:
B = Baik C = Cukup K = Kurang
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan hasil penilaian
pengamatan terhadap guru pada siklus I diperoleh keterangan bahwa
nilai kategori B (baik) sebanyak 9 poin, kategori C (cukup) sebanyak
3 poin dan kategori K (kurang) sebanyak 0 poin.
d. Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
Tabel 4.10 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II
Kegiatan Hasil
B C K Siswa menjawab salam √ Siswa menjawab presensi yang dilakukan guru
√
Siswa bertanya tentang materi yang terkait √ Siswa mengamati alat peraga yang dibawa guru
√
Siswa memperhatikan penjelasan guru √ Siswa menjawab pertanyaan dari guru √
84
Siswa aktif dalam penugasan √ Siswa ikut menyimpulkan materi √ Siswa menjawab salam √
Keterangan:
B = Baik C = Cukup K = Kurang
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan hasil penilaian
pengamatan terhadap siswa pada siklus I diperoleh keterangan
bahwa nilai kategori B (baik) sebanyak 5 poin, kategori C (cukup)
sebanyak 4 poin dan kategori K (kurang) sebanyak 0 poin
B. Analisis Data Akhir
Setelah dilakukan refleksi dan analisis maka peneliti
mengadakan pembahasan yang berdasarkan pada hasil penelitian
dari tindakan pra siklus, siklus I dan Siklus II yang membahas
tentang perolehan hasil post test yang diperoleh selama
pembelajaran. Tindakan penelitian ini dilakukan melalui 2 tahapan
yaitu tahap, siklus I dan siklus II yang diawali dengan tindakan pra
siklus. Pembahasan hasil penelitian ini meliputi hasil tes
pengamatan siswa maupun guru. Dilihat dari ketuntasan belajar
siswa sebelum menggunakan Alat Peraga benda konkret dan setelah
menggunakan Alat Peraga benda konkret.
Tahap tindakan pertama adalah pra siklus. Pada tahap ini
peneliti mengambil nilai dari hasil ulangan harian siswa. Dari nilai
tersebut menunjukkan bahwa dari sebanyak 19 siswa terdapat 7
siswa yang belum mencapai KKM. Setelah dilakukan evaluasi pada
85
pra siklus peneliti mencoba menggunakan alat peraga benda konkret
sehingga diperoleh hasil pada siklus I terdapat 4 siswa yang belum
mencapai KKM, sedangkan pada siklus II terdapat 1 siswa yang
belum mencapai KKM. Pada siklus I perbaikan pembelajaran
difokuskan pada materi penggunaan alat peraga benda konkret,
mengenalkan kepada siswa tentang benda yang ada disekitar sekolah
dan rumah. Alat peraga ini diterapkan pada pertengahan
pembelajaran digunakan untuk mempermudah siswa memahami cara
kerja dan fungsi alat peraga. Beberapa siswa belum paham dengan
fungsi dan cara alat peraga benda konkret yang ada sehingga dalam
tindakan siklus I ini masih terdapat beberapa siswa bermain sendiri
dan masih gaduh di dalam kelas ketika teman-teman yang lain
sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini
menunjukkan bahwa pembelajaran harus diperbaiki dan dilanjut
dengan siklus II.
Pada tindakan siklus II ini proses pembelajaran lebih baik
dibandingkan dengan siklus I. Siswa sudah memahami bagamaina
cara penggunan alat peraga benda konkret. Pembelajaran pada siklus
ini siswa diajarkan mengenai cara kerja benda konkret, pada
pembelajaran ini siswa sudah mulai paham cara penggunaan contoh
benda konkret. Terlihat dari siswa merasa senang dan aktif selama
proses pembelajaran dilakukan sehingga hasil pembelajaran dan nilai
rata-rata siswa menunjukkan adanya peningkatan. Hal tersebut
dibuktikan dengan tercapainya hasil peningkatan belajar siswa
86
secara klasikal sebesar 94.74% yang pada kondisi awal hanya
63.16%. Menunjukkan bahwa dari 19 siswa masih ada 1 siswa yang
tidak tuntas KKM. Hal ini disebabkan oleh faktor yang ada pada diri
siswa yang kurang aktif dan memperhatikan dalam proses
pembelajaran. Mengenai hal ini siswa membutuhkan perhatian dan
pengawasan yang lebih dari guru maupun dari orang tua agar dapat
menjadikan anak itu tidak mengulangi kegiatan yang dapat
merugikan tersebut saat proses pembelajaran dan guru dapat
menambah jam belajar agar siswa tersebut tidak ketinggalan materi.
Proses pembelajaran tersebut hendaknya guru harus
mengeluarkan kemampuan terbaiknya untuk memunculkan variasi
pada penggunaan metode,strategi, maupun alat peraga yang
disesuaikan dengan materi agar proses pembelajaran lebih variatif
dan menyenangkan bagi siswa. Serta motivasi siswa selama proses
pembelajaran agar siswa tidak merasa jenuh dan merasa di
perhatikan oleh gurunya. Tercapainya tujuan pembelajaran serta
hasil belajar yang telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) disebabkan oleh beberapa faktor yaitu diperbaikinya proses
belajar mengajar yang dilaksanakan berdasarkan hasil evaluasi pada
tindakan pra siklus, refleksi siklus I dan penyempurnaan penerapan
alat peraga benda konkret yang selanjutnya dilaksanakan pada siklus
II. Hal ini membantu siswa agar lebih aktif dalam berlangsungnya
proses pembelajaran.
87
Berdasarkan hasil penelitian, terhadap hasil belajar siswa
yang diketahui bahwa jumlah persentase ketuntasan belajar
Matematika siswa selalu mengalami kanaikan.Perbandingan
peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.11 Perbandingan Hasil Belajar Siswa
Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
No Tahap Hasil Belajar Rata-
rata Nilai
Tuntas % Tidak Tuntas
%
1 Pra siklus
70.63 12 63.16 7 36.84
2 Siklus I 75.27 15 78.94 4 21.06 3 Siklus II 81.74 18 94.74 1 5.26
Berdasarkan tabel perbandingan hasil belajar siswa, dapat
dinyatakan bahwa hasil evaluasi pembelajaran dari pra siklus, siklus
I dan siklus II, dapat dijelaskan adanya peningkatan hasil belajar dari
setiap tindakan. Banyak siswa yang berhasil untuk memenuhi
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hampur semua mengalami
peningkatan pada setiap siklusnya. Persentase ketuntasan pada pra
siklus 63.16% (12 siswa), pada siklus I sebanyak 78.94% (15 siswa),
dan pada siklus II sebanyak 94.74% (18 siswa).
Peningkatan hasil belajar tersebut dipengaruhi faktor-faktor
yang ada pada diri siswa dan dari luar yang peneliti upayakan
dengan maksimal agar tujuan penelitian dapat tercapai. Beberapa
siswa yang hasil belajarnya masih rendah dikarenakan beberapa
faktor yaitu internal dari anak itu sendiri dan eksternal dari luar diri
88
sendiri. Faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar meliputi
kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar dan ketekunan.
Hasil belajar Matematika kelas III ini didukung dengan adanya
perhatian dan keaktifan siswa. Siswa yang tuntas dalam belajar
adalah siswa yang memperhatikan, mendengarkan, aktif bertanya
dan merespon serta antusias saat proses pembelajaran berlangsung
maupun saat diadakannya tes/evaluasi. Keaktifan dan perilaku siswa
yang semakin baik akan membawa perubahan yang berdampak
positif bagi peningkatan hasil belajar Matematika.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa penelitian
tindakan kelas yang dilaksanakan di Kelas III MI Nahdlotut
Tholibin Tahun Pelajaran 2016/2017 telah berhasil mencapai
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 85 %. Sehingga
hipotesis tindakan yang menyatakan “penggunaan Alat Peraga benda
konkret dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi
pengukuran pada siswa kelas III semester I MI Nahdlotut Tholibin
Tahun Pelajaran 2016/2017” dapat diterima.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga benda konkret dapat
meningkatkan hasil belajar Matematika materi pengukuran pada
siswa kelas III Semester I MI Nahdlotut Tholibin Desa Malebo,
Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran
2016/2017. Hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan hasil
belajar mulai dari pra siklus dengan rata-rata 70.63 meningkat
menjadi rata-rata 75.27 pada siklus I dan meningkat menjadi rata-
rata 81.53 pada siklus II. Untuk angka ketuntasan hasil belajar siswa
pada pra siklus sebanyak 12 anak atau sebesar 63.16% meningkat
menjadi 15 anak atau sebesar 78.94% pada siklus I dan menjadi 18
anak atau sebesar 94.74% pada siklus II. Jadi angka ketuntasan
belajar dari pra siklus sampai siklus II meningkat sebanyak 6 anak
atau sebesar 31.58%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
tersebut telah memenuhi KKM kelas 85% yang menunjukkan
adanya peningkatan hasil belajar.
B. SARAN
Dari penelitian yang dilakukan dan dari uraian yang penulis
paparkan sebelumnya, agar proses pembelajaran Matematika materi
89
90
pengukuran menggunakan alat peraga lebih efektif dan lebih
memberikan hasil yang maksimal, maka disampaikan saran sebagai
berikut :
1. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru
hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai
metode pembelajaran, walaupun dalam taraf yang sederhana.
Dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru,
memperoleh konsep dan ketrampilan, sehingga siswa berhasil
dalam proses pembelajaran.
2. Dalam proses pembelajaran Matematika terutama materi
pengukuran, guru bisa mencoba menggunakan alat peraga
benda konkret agar memudahkan siswa dalam memahami
materi, karena alat peraga benda konkret ini siswa dapat
praktik langsung sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai
siswa secara keseluruhan.
3. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai penerapan
alat peraga benda konkret, agar kekurangan-kekurangan yang
ada bisa diperbaiki.
C. PENUTUP
Dengan mengucapkan Alhamdulillahirobbil’alamin, penulis
memanjatkan rasa syukur kehadirat Allah swt, yang senantiasa
memberikan petunjuk dan Ridho-Nya, sehingga penulis
menyelesaikan penelitian ini. Dimana penulis berupaya dengan
91
sungguh-sungguh agar penelitian ini tersusun dengan baik. Namun
benar kiranya kata pepatah tak ada gading yang tak retak, penulis
menyadari bahwa penelitian ini tidak urung masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran,
kritik dan masukan yang membagun dari pembaca sangat penulis
harapkan.
Akhirnya penulis mengharap semoga penelitian ini memberikan
manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Amin Ya Robbal ‘Alamin
DAFTAR PUSTAKA
Anitah W,Sri. (2010). Strategi Pembelajaran SD. Jakarta : Universitas Terbuka
Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka cipta
Departemen Agama RI. (2004). Standar Kompetensi. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional
Djamarah (2000). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri. (2006). Strategi Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
PT Rineka Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri. (2011). Psikolog Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta
Dimiyati dan Mudjiono, (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka
Cipta
Hamdani. (2010). Strategi Belajar Menagajar. Bandung: Pustaka Setia
Hudojo, Herman. (1990). Strategi Mengajar Belajar Matematika. Malang:
IKIP Malang
https://www.google.com/search?q=BNSP&ie=utf-8&oe=utf-8 (di akses pada
hari kamis, 1 september 2016 jam 18.20 )
https://malikha92.wordpress.com/2013/01/13/kelebihan-kelemahan-alat-peraga-
matematika/ (di akses pada hari rabu, 21 september 2016 jam 14:15)
Ismunanto. (2011). Ensiklopedia matematika. Jakarta : penerbit khusus buku-
buku ensiklopedia
M Karso , dkk (2011). Pendidikan Matematika 1. Jakarta : Universitas Terbuka
Pasaribu dan Simandjutak. (1983). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito
Slameto. (1987). Belajar dan Fakto-Faktor yang Mempengaruhinya. Salatiga:
Rineka Cipta
Susanto, Ahmad. ( 2012). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.
Surabaya: Pustaka Pelajar.
Suwardi dan M. Basrowi. (2008). Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor:
Ghalia Indonesia
Sams, Rosma Hartiny. (2010). Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Yogyakarta: Teras
Sriyono, dkk. (1992). Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sudjana, Nana (2002). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Pustaka
Pelajar.
Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.
Surabaya: Pustaka Pelajar
Suyadi. (2010). Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Diva Press
Sriyanti, dkk. (2009). Teiru-teori Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga press
Usman dan Lilis Setiawati. (1993). Upaya Optimalisasi Kegiatan “Belajar
Mengajar”. Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya.
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) Siklus I
Sekolah : MI Nahdlotut Tholibin Temanggung
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Smester : III / 1
Alokasi waktu : 2 X 35 Menit
A. Standar Kompetensi
2. Menggunakan pengukuran waktu, panjang, dan berat dalam
pecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
2.1 Memilih alat ukur sesuai dengan fungsinya (meteran,timbangan
dan jam)
2.2 Menggunakan alat ukur dalam pecahan masalah
2.3 Mengenal hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang
dan antarsatuan berat
C. Indikator
2.1.1. Mengidentifikasi alat ukur berdasarkan fungsi berat, panjang,
dan waktu
2.2.1. Menyelesaikan masalah pengukuran berat
2.2.2. Menyelesaikan masalah pengukuran panjang
2.2.3. Menyelesaikan masalah pengukuran waktu
2.3.1. Menentukan kesetaraan antar satuan berat
2.3.2. Menentukan kesetaraan antar satuan panjang
2.3.3. Menentukan kesetaraan antar satuan waktu
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menentukan alat ukur berdasarkan fungsinya
2. Siswa mampu menyelesaikan masalah pengukuran berat
3. Siswa mampu menyelesaikan masalah pengukuran panjang
4. Siswa mampu menyelesaikan masalah pengukuran waktu
5. Siswa mampu menentukan kesetaraan antar satuan waktu
6. Siswa mampu menentukan kesetaraan antar satuan panjang
7. Siswa mampu menentukan kesetaraan antar satuan berat
E. Materi Pembelajaran
e. Pengertian pengukuran
Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu
besaran yang diukur dengan alat ukur yang di gunakan sebagai
satuan. Sesuatu yang diukur dinyatakan dengan angka disebut
besaran, sedangkan pembanding dalam suatu pengukuran disebut
satuan. Pengukuran juga dapat di artikan sebagai penentuan
besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu
standaratau satuan ukur. Pengukuran tidak terbatas kuantitas
fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua
benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian,
atau indeks kepercayaan konsumen.
f. Alat Ukur Berat dan Kegunaannya
Alat yang digunakan untuk mengukur berat suatu benda
dinamakan timbangan. Timbangan yang digunakan ada
bermacam-macam. Di bawah ini beberapa timbangan yang
biasanya digunakan: (LKS Matematika SD/ MI kelas III).
5) Timbangan rumah tangga
Timbangan rumah tangga digunakan untuk
menimbang bahan makanan, buah dan sayur. Timbangan ini
juga sering digunakan oleh pedagang buah.
6) Timbangan badan
Timbangan badan digunakan untuk mengukur berat
badan seseorang.
7) Timbangan kodok
Timbangan kodok digunakan untuk menimbang
belanjaan pembeli, seperti bahan makanan, beras dalam
juklah sedikit, bawang merah, bawang putih, dan lain-lain.
Timbangan ini sering juga disebut dengan timbangan
bebek.
8) Neraca
Neraca digunakan untuk mengukur/ menimbang
benda-benda yang sangat ringan dan berharga, misalnya
emas.
9) Timbangan barang
Timbangan barang digunakan untuk menimbang
benda-benda yang berat, misalnya sekarung beras,
gandum, gula, dan lain-lain.
Karena ada bermacam-macam bentuk dan jenis alat ukur
berat, maka penggunaannya disesuaikan dengan jenis dan berat
benda yang akan di ukur.
g. Alat Ukur Panjang dan Kegunaannya
Alat ukur panjang digunakan untuk mengukur panjang atau
tinggi benda. Berikut ini beberapa contoh alat ukur panjang (LKS
Matematika untuk SD/MI kelas III):
1) Penggaris
Penggaris dapat digunakan untuk mengukur panjang benda
seperti pensil, buku tulis, dan penghapus. Alat ini biasanya
digunakan dalam proses pembelajaran.
2) Roll meter
Roll meter ada dua jenis yaitu roll meter kecil dan roll meter
besar. Roll meter digunakan untuk mengukur panjang dan lebar
tanah.
3) Meteran saku
Meteran saku biasanya digunakan oleh tukang bangunan atau
tukang kayu saat membuat rumah. Meteran saku digunakan untuk
mengukur bangunan atau kayu.
4) Meteran pita/ pita meteran
Meteran pita disebut juga metlin. Metlin digunakan oleh
penjahit atau pedagang kain untuk mengukur panjang dan lebar kain.
h. Alat Ukur Waktu dan Kegunaannya
Apabila seseorang ingin mengukur waktu biasanya digunakan
jam. Alat ukur waktu selain jam yaitu stopwatch. Berikut ini
beberapa contoh alat ukur waktu yang sering kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari (LKS Matematika SD/MI Kelas III):
1) Jam dinding
Jam dinding dipasang di dinding sebagai alat petunjuk waktu
bagi keluarga.
2) Jam tangan
Jam tangan dipakai manusia setiap saat sehingga manusia
dapat melihat waktu dengan cepat.
3) Jam weker
Jam beker biasanya diletakkan di kamar tidur sehingga kita
dapat melihat waktu saat bangun tidur.
4) Stopwatch
Stopwatch biasanya digunakan untuk mengetahui kecepatan,
misalnya untuk mengukur kecepatan lari seseorang.
Jam yang menggunakan jarum sebagai petunjuk waktunya
adalah jam analog. Sedangkan jam yang menggunakan angka
sebagai petunjuk waktunya adalah jam digital. Untuk mengetahui
waktu yang lebih lama, misalnya hari, tanggal, minggu, bulan, tahun
biasa digunakan kalender atau tanggalan.
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Diskusi
4. Tanya jawab
5. Tugas
G. Media, Alat, Dan Sumber Belajar
1. Media
• Timbangan duduk
2. Alat /Bahan
• Papan tulis
• Kapur
3. Sumber Belajar
• Buku paket
• Buku LKS
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
c. Kegiatan awal
6) Berdo’a dan melakukan pengecekan kehadiran siswa
7) Memotifasi siswa :
c) Melakukan tanya jawab materi yang lalu tentang
pengukuran.
d) Melakukan tanya jawab materi yang akan
disampaikan untuk mengetahui pemahaman siswa
tentang pengukuran berat, panjang dan waktu.
8) Menyiapkan pembelajaran :
Menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar
yang akan dicapai tentang pengukuran berat, panjang
dan waktu.
9) Melakukan Penataan Ruang dan Fasilitas Belajar :
c) Guru meneta ruang untuk mengkondisikan siswa agar
terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar
d) Guru menyiapkan fasilitas belajar yang akan
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar berupa
peraga benda konkret timbangan, penggaris dan jam
yang telah disiapkan oleh guru.
10) Menentukan cara – cara pengorganisasian siswa agar
siswa dapat berpartisipasi dalam perbaikan
pembelajaran:
g) Guru mengatur tempat duduk yang memungkinkan
semua siswa dapat memerhatikan dengan jelas apa
yang didemonstrasikan.
h) Guru mengemukakan tujuan apa yang harus
dicapai oleh siswa dalam materi pengukuran.
i) Guru mengemukakan tugas-tugas apa yang harus
dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan
untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari
pelaksanaan demonstrasi.
j) Guru memperkenalkan alat peraga benda konkret
yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
k) Guru memulai demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan
yang merangsang siswa untuk berpikir, melalui
pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki
sehingga mendorong siswa untuk tertarik
memerhatikan alat peraga benda konkret yang
didemonstrasikan.
l) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
secara aktif memikirkan materi pengukuran lebih
lanjut melalui alat peraga benda konkret yang sesuai
dengan yang dilihat dari proses demonstrasi.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
• Guru menggali informasi pemahaman siswa dengan
melakukan tanya jawab tentang pengukuran berat, panjang dan
waktu.
• Siswa mencari informasi materi tentang pengukuran berat,
panjang dan waktu.
• Guru menjelaskan pengukuran berat, panjang dan waktu.
• Siswa mengamati penjelasan guru tentang pengukuran berat,
panjang dan waktu.
Elaborasi
• Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan.
• Dengan bimbingan guru siswa melakukan persiapan
pengamatan terhadap demonstrasi benda konkret pengukuran
berat, panjang dan waktu.
• Siswa melakukan pengamatan terhadap benda konkret
pengukuran berat, panjang dan waktu dari timbangan,
penggaris dan jam yang sudah di siapkan oleh guru.
• Guru menugasi siswa mencatat hasil yang diperoleh dalam
pengamatan pengukuran berat, panjang dan waktu melalui
benda konkret pada saat guru melakukan demonstrasi.
• Guru meminta salah beberapa siswa untuk melaporkan hasil
pengamatan pengukuran berat, panjang dan waktu dari benda
konkret yang ada di depan kelas.
• Guru memberi motivasi kepada siswa agar berpartisipasi aktif
pada saat pembelajaran berlangsung.
Konfirmasi
• Guru menugasi siswa mengerjakan soal pengukuran berat,
panjang dan waktu.
• Guru dan siswa melakukan diskusi untuk memantapkan
pemahaman siswa tentang pengukuran berat, panjang dan
waktu.
3. Kegiatan Penutup
• Guru mengevaluasi hasil pekerjaan siswa.
• Guru melakukan tindak lanjut dalam bentuk perbaikan dan
pengayaan.
• Guru memberikan PR untuk memantapkan pemahaman
tentang pengukuran berat, panjang dan waktu.
• Guru mengakhiri perbaikan pembelajaran dengan berdo’a
bersama.
I. Penilaian Hasil Belajar
- Penilaian Tertulis
• Latihan soal
Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat dan benar !
1. Alat untuk mengukur berat adalah c. Penggaris c. Timbangan d. Jam d. Meteran
2. Pak budi akan mengukur tinggi pohon, maka alat yang di butuhkan pak budi adalah... c. Timbangan c. Jam d. Meteran d. Tali
3. 10 menit sama dengan berapa....detik? c. 60 c. 600 d. 6000 d. 60000
4. Seorang penjahit mengukur panjang kain dengan... c. Timbangan c. Meteran d. Weker d. Jam
5. Jarum pendek menunjukkan angka 7 lebih sedikit, jarum panjang menunjukkan angka 2, maka jam menunjukkan pukul... e. 7 lebih 20 menit f. 8 kurang 10 menit g. 7 lebih 10 menit h. 6 lebih 50 menit
6. 4 kg + 6 ons = ... gram c. 4600 c. 4060 d. 4006 d. 404
7. 10 cm + 3cm= ....mm c. 103 c. 1300 d. 130 d. 13000
8. Setengah jam sebelum pukul 14.30 adalah pukul…… c. 14.15 c. 13.45 d. 15.00 d. 14.00
9. Sekantung beras beratnya 5kg lebih 5 ons, berat beras tersebut sama dengan ....gram c. 5500 c. 505 d. 5050 d. 55
10. Tinggi kakak 2 tahun yang lalu 145 cm, sekarang tinggi kakak menjadi 167 cm, berapakan selisih tinggi kakak? c. 18 c. 12 d. 13 d. 22
Jawaban
1. C 2. B 3. C 4. C 5. C 6. A 7. B 8. D 9. A 10. D
Pedoman Penskoran
Nilai = benar X 10
Temanggung, 22 Agustus 2016
Guru Kelas III Peneliti
Khorifah, S.Pd.I. Sigit zuniyanto
NIM: 115-12-078
Mengetahui,
Kepala MI Nahdlotut tholibin
Adib muhlisun, S.Pdi
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Siklus II
Sekolah/Madrasah : MI Nahdlotut Tholibin
Kelas/Semester : III/I
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Pengukuran
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
2. Menggunakan pengukuran waktu, panjang dan berat dalam
pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
2.1 Memilih alat ukur sesuai dengan fungsinya (meteran,timbangan dan
jam)
2.2 Menggunakan alat ukur dalam pecahan masalah
2.3 Mengenal hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan
antar satuan berat
C. Indikator
2.1.1. Mengidentifikasi alat ukur berdasarkan fungsi berat, panjang, dan
waktu
2.2.1. Menyelesaikan masalah pengukuran berat
2.2.2. Menyelesaikan masalah pengukuran panjang
2.2.3. Menyelesaikan masalah pengukuran waktu
2.3.1. Menentukan kesetaraan antar satuan berat
2.3.2. Menentukan kesetaraan antar satuan panjang
2.3.3. Menentukan kesetaraan antar satuan waktu
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menentukan alat ukur berdasarkan fungsinya
2. Siswa mampu menyelesaikan masalah pengukuran berat
3. Siswa mampu menyelesaikan masalah pengukuran panjang
4. Siswa mampu menyelesaikan masalah pengukuran waktu
5. Siswa mampu menentukan kesetaraan antar satuan waktu
6. Siswa mampu menentukan kesetaraan antar satuan panjang
7. Siswa mampu menentukan kesetaraan antar satuan berat
E. Materi Pembelajara
a. Pengertian pengukuran
Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu
besaran yang diukur dengan alat ukur yang di gunakan sebagai
satuan. Sesuatu yang diukur dinyatakan dengan angka disebut
besaran, sedangkan pembanding dalam suatu pengukuran disebut
satuan. Pengukuran juga dapat di artikan sebagai penentuan besaran,
dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standaratau satuan
ukur. Pengukuran tidak terbatas kuantitas fisik, tetapi juga dapat
diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa
dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau indeks kepercayaan
konsumen.
b. Alat Ukur Berat dan Kegunaannya
Alat yang digunakan untuk mengukur berat suatu benda
dinamakan timbangan. Timbangan yang digunakan ada bermacam-
macam. Di bawah ini beberapa timbangan yang biasanya digunakan:
(LKS Matematika SD/ MI kelas III).
1) Timbangan rumah tangga
Timbangan rumah tangga digunakan untuk menimbang bahan
makanan, buah dan sayur. Timbangan ini juga sering digunakan oleh
pedagang buah.
2) Timbangan badan
Timbangan badan digunakan untuk mengukur berat badan
seseorang.
3) Timbangan kodok
Timbangan kodok digunakan untuk menimbang belanjaan
pembeli, seperti bahan makanan, beras dalam juklah sedikit, bawang
merah, bawang putih, dan lain-lain. Timbangan ini sering juga
disebut dengan timbangan bebek.
4) Neraca
Neraca digunakan untuk mengukur/ menimbang benda-
benda yang sangat ringan dan berharga, misalnya emas.
5) Timbangan barang
Timbangan barang digunakan untuk menimbang benda-
benda yang berat, misalnya sekarung beras, gandum, gula, dan lain-
lain.
Karena ada bermacam-macam bentuk dan jenis alat ukur
berat, maka penggunaannya disesuaikan dengan jenis dan berat
benda yang akan di ukur.
c. Alat Ukur Panjang dan Kegunaannya
Alat ukur panjang digunakan untuk mengukur panjang atau
tinggi benda. Berikut ini beberapa contoh alat ukur panjang (LKS
Matematika untuk SD/MI kelas III):
5) Penggaris
Penggaris dapat digunakan untuk mengukur panjang benda
seperti pensil, buku tulis, dan penghapus. Alat ini biasanya
digunakan dalam proses pembelajaran.
6) Roll meter
Roll meter ada dua jenis yaitu roll meter kecil dan roll meter
besar. Roll meter digunakan untuk mengukur panjang dan lebar
tanah.
7) Meteran saku
Meteran saku biasanya digunakan oleh tukang bangunan atau
tukang kayu saat membuat rumah. Meteran saku digunakan untuk
mengukur bangunan atau kayu.
8) Meteran pita/ pita meteran
Meteran pita disebut juga metlin. Metlin digunakan oleh
penjahit atau pedagang kain untuk mengukur panjang dan lebar kain.
d. Alat Ukur Waktu dan Kegunaannya
Apabila seseorang ingin mengukur waktu biasanya digunakan
jam. Alat ukur waktu selain jam yaitu stopwatch. Berikut ini
beberapa contoh alat ukur waktu yang sering kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari (LKS Matematika SD/MI Kelas III):
5) Jam dinding
Jam dinding dipasang di dinding sebagai alat petunjuk waktu
bagi keluarga.
6) Jam tangan
Jam tangan dipakai manusia setiap saat sehingga manusia
dapat melihat waktu dengan cepat.
7) Jam weker
Jam beker biasanya diletakkan di kamar tidur sehingga kita
dapat melihat waktu saat bangun tidur.
8) Stopwatch
Stopwatch biasanya digunakan untuk mengetahui kecepatan,
misalnya untuk mengukur kecepatan lari seseorang.
Jam yang menggunakan jarum sebagai petunjuk waktunya adalah
jam analog. Sedangkan jam yang menggunakan angka sebagai petunjuk
waktunya adalah jam digital. Untuk mengetahui waktu yang lebih lama,
misalnya hari, tanggal, minggu, bulan, tahun biasa digunakan kalender
atau tanggalan.
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi
4. Penugasan
G. Media, Alat Pembelajaran, Sumber Belajar
1. Media dan alat pembelajaran
Alat ukur panjang : penggaris dan meteran saku
Alat ukur berat : Timbangan badan, timbangan kodok dan
timbangan rumah tangga
Alat ukur waktu : Jam tangan, jam dinding, stopwatch
2. Sumber Belajar
Buku ajar matematika kelas 3
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Kegiatan awal
1) Berdo’a dan melakukan pengecekan kehadiran siswa
2) Memotifasi siswa :
a) Melakukan tanya jawab materi yang lalu tentang
pengukuran.
b) Melakukan tanya jawab materi yang akan
disampaikan untuk mengetahui pemahaman siswa
tentang pengukuran berat, panjang dan waktu.
3) Menyiapkan pembelajaran :
Menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar
yang akan dicapai tentang pengukuran berat, panjang
dan waktu.
4) Melakukan Penataan Ruang dan Fasilitas Belajar :
a) Guru meneta ruang untuk mengkondisikan siswa agar
terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar
b) Guru menyiapkan fasilitas belajar yang akan
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar berupa
peraga benda konkret timbangan, penggaris dan jam
yang telah disiapkan oleh guru.
5) Menentukan cara – cara pengorganisasian siswa agar
siswa dapat berpartisipasi dalam perbaikan
pembelajaran:
a) Guru mengatur tempat duduk yang memungkinkan
semua siswa dapat memerhatikan dengan jelas apa
yang didemonstrasikan.
b) Guru mengemukakan tujuan apa yang harus
dicapai oleh siswa dalam materi pengukuran.
c) Guru mengemukakan tugas-tugas apa yang harus
dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan
untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari
pelaksanaan demonstrasi.
d) Guru memperkenalkan alat peraga benda konkret
yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
e) Guru memulai demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan
yang merangsang siswa untuk berpikir, melalui
pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki
sehingga mendorong siswa untuk tertarik
memerhatikan alat peraga benda konkret yang
didemonstrasikan.
f) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
secara aktif memikirkan materi pengukuran lebih
lanjut melalui alat peraga benda konkret yang sesuai
dengan yang dilihat dari proses demonstrasi.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
• Guru menggali informasi pemahaman siswa dengan
melakukan tanya jawab tentang pengukuran berat, panjang dan
waktu.
• Siswa mencari informasi materi tentang pengukuran berat,
panjang dan waktu.
• Guru menjelaskan pengukuran berat, panjang dan waktu.
• Siswa mengamati penjelasan guru tentang pengukuran berat,
panjang dan waktu.
Elaborasi
• Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan.
• Dengan bimbingan guru siswa melakukan persiapan
pengamatan terhadap demonstrasi benda konkret pengukuran
berat, panjang dan waktu.
• Siswa melakukan pengamatan terhadap benda konkret
pengukuran berat, panjang dan waktu dari timbangan,
penggaris dan jam yang sudah di siapkan oleh guru.
• Guru menugasi siswa mencatat hasil yang diperoleh dalam
pengamatan pengukuran berat, panjang dan waktu melalui
benda konkret pada saat guru melakukan demonstrasi.
• Guru meminta salah beberapa siswa untuk melaporkan hasil
pengamatan pengukuran berat, panjang dan waktu dari benda
konkret yang ada di depan kelas.
• Guru memberi motivasi kepada siswa agar berpartisipasi aktif
pada saat pembelajaran berlangsung.
Konfirmasi
• Guru menugasi siswa mengerjakan soal pengukuran berat,
panjang dan waktu.
• Guru dan siswa melakukan diskusi untuk memantapkan
pemahaman siswa tentang pengukuran berat, panjang dan
waktu.
3. Kegiatan Penutup
• Guru mengevaluasi hasil pekerjaan siswa.
• Guru melakukan tindak lanjut dalam bentuk perbaikan dan
pengayaan.
• Guru memberikan PR untuk memantapkan pemahaman
tentang pengukuran berat, panjang dan waktu.
• Guru mengakhiri perbaikan pembelajaran dengan berdo’a
bersama.
I. Penilaian Hasil Belajar
- Penilaian Tertulis
• Latihan soal
Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat dan benar !
1. 10 cm + 2 m + 15 cm = …..cm a. 235 c. 220 b. 210 d. 225
2. Timbangan adalah alat untuk mengukur berat, sedangkan jam alat untuk mengukur waktu, alat yang digunakan untuk mengukur tinggi adalah…. a. Jam c. Meteran b. Timbangan d. weker
3. 15 menit + ½ jam = …..menit a. 50 c. 30 b. 45 d. 55
4. Tukang kayu ingin mengukur suatu benda agar mengetahui panjang dan lebarbenda tersebut, alat apa yang di perlukan oleh tukang kayu tersebut….. a. Timbangan c. Jam b. Meteran d. weker
5. 1 jam + 5 menit + 60 detik = ….menit a. 66 c. 70 b. 67 d. 75
6. Berat ani 27 kg, sedangkan berat budi 29 kg, mereka akan menaiki lift yang kapasitasnya 150 kg, berapakah berat benda yang tersisa agar bisa dinaiki oleh orang lain? a. 90 kg c. 94 kg b. 104 kg d. 84 kg
7. Doni mempunyai kayu sepanjang 120cm, doni ingin membagi kayu tersebut menjadi 4 bagian sama panjangnya,berapakah doni bisa memotong agar kayu sama panjang? a. 30 cm c. 25 cm b. 40 cm d. 35 cm
8. Jam masuk sekolah ani 07.00 wib, jarak tempuh dari rumah ke sekolah 15 menit,jam berapakah ani berangkat dari rumah agar tidak telat dan pas waktu masuk? a. 06.40 c. 06.30 b. 06.15 d. 06.45
9. Budi belanja 10 kg gandum, 5kg gula, 3kg beras, 10 ons the, berapa jumlah berat belanjaan budi? a. 18kg 10 ons c. 20kg 8 ons b. 8kg 20 ons d. 10kg 18 ons
10. Tinggi toni 3 tqhun yang lalu 125cm,tinggi toni sekarang 148cm, berapakah peningkatan tinggi toni? a. 27cm c. 23cm b. 33cm d. 28cm
Jawaban
1. D 2. C 3. B 4. B 5. A 6. C 7. A 8. D 9. A 10. C
Temanggung, 29 Agustus 2016
Guru Kelas III Peneliti
Khorifah, S.Pd.I. Sigit zuniyanto
NIM: 115-12-078
Mengetahui,
Kepala MI Nahdlotut tholibin
Adib muhlisun, S.Pdi
Lampiran 3
Soal post tes Siklus I
Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat dan benar !
11. Alat untuk mengukur berat adalah
e. Penggaris c. Timbangan
f. Jam d. Meteran
12. Pak budi akan mengukur tinggi pohon, maka alat yang di butuhkan pak budi
adalah...
e. Timbangan c. Jam
f. Meteran d. Tali
13. 10 menit sama dengan berapa....detik?
e. 60 c. 600
f. 6000 d. 60000
14. Seorang penjahit mengukur panjang kain dengan...
e. Timbangan c. Meteran
f. Weker d. Jam
15. Jarum pendek menunjukkan angka 7 lebih sedikit, jarum panjang menunjukkan
angka 2, maka jam menunjukkan pukul...
i. 7 lebih 20 menit
j. 8 kurang 10 menit
k. 7 lebih 10 menit
l. 6 lebih 50 menit
16. 4 kg + 6 ons = ... gram
e. 4600 c. 4060 f. 4006 d. 404
17. 10 cm + 3cm= ....mm
e. 103 c. 1300
f. 130 d. 13000
18. Setengah jam sebelum pukul 14.30 adalah pukul……
e. 14.15 c. 13.45
f. 15.00 d. 14.00
19. Sekantung beras beratnya 5kg lebih 5 ons, berat beras tersebut sama dengan
....gram
e. 5500 c. 505
f. 5050 d. 55
20. Tinggi kakak 2 tahun yang lalu 145 cm, sekarang tinggi kakak menjadi 167 cm,
berapakan selisih tinggi kakak?
e. 18 c. 12
f. 13 d. 22
Lampiran 4
Soal post tes Siklus II
Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat dan benar !
11. 10 cm + 2 m + 15 cm = …..cm c. 235 c. 220 d. 210 d. 225
12. Timbangan adalah alat untuk mengukur berat, sedangkan jam alat untuk mengukur waktu, alat yang digunakan untuk mengukur tinggi adalah…. c. Jam c. Meteran d. Timbangan d. weker
13. 15 menit + ½ jam = …..menit c. 50 c. 30 d. 45 d. 55
14. Tukang kayu ingin mengukur suatu benda agar mengetahui panjang dan lebarbenda tersebut, alat apa yang di perlukan oleh tukang kayu tersebut….. c. Timbangan c. Jam d. Meteran d. weker
15. 1 jam + 5 menit + 60 detik = ….menit c. 66 c. 70 d. 67 d. 75
16. Berat ani 27 kg, sedangkan berat budi 29 kg, mereka akan menaiki lift yang kapasitasnya 150 kg, berapakah berat benda yang tersisa agar bisa dinaiki oleh orang lain? c. 90 kg c. 94 kg d. 104 kg d. 84 kg
17. Doni mempunyai kayu sepanjang 120cm, doni ingin membagi kayu tersebut menjadi 4 bagian sama panjangnya,berapakah doni bisa memotong agar kayu sama panjang? c. 30 cm c. 25 cm d. 40 cm d. 35 cm
18. Jam masuk sekolah ani 07.00 wib, jarak tempuh dari rumah ke sekolah 15 menit,jam berapakah ani berangkat dari rumah agar tidak telat dan pas waktu masuk? c. 06.40 c. 06.30 d. 06.15 d. 06.45
19. Budi belanja 10 kg gandum, 5kg gula, 3kg beras, 10 ons the, berapa jumlah berat belanjaan budi? c. 18kg 10 ons c. 20kg 8 ons d. 8kg 20 ons d. 10kg 18 ons
20. Tinggi toni 3 tqhun yang lalu 125cm,tinggi toni sekarang 148cm, berapakah peningkatan tinggi toni? c. 27cm c. 23cm d. 33cm d. 28cm
Lampiran 5
Kunci Jawaban
Siklus I
11. C 12. B 13. C 14. C 15. C 16. A 17. B 18. D 19. A 20. D
Lampiran 6
Kunci Jawaban
Siklus II
11. D 12. C 13. B 14. B 15. A 16. C 17. A 18. D 19. A 20. C
Lampiran 7
Dokumentasi Penelitian
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Sigit Zuniyanto Dosen PA : Drs. Sumarno Widjadipa,M.Si.
NIM : 11512078 Fakultas/Jurusan : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
/PGMI
NO NAMA KEGIATAN PELAKSANAAN STATUS SKOR
1 OPAK 2012 di selenggarakan oleh STAIN SALATIGA
05-07 September 2012
Peserta 3
2 Orientasi Dasar Keislaman (ODK) oleh STAIN Salatiga
10September 2012 Peserta 2
3 Seminar “Entrepreneurship and Perkoperasian “2012 MAPALA MITAPASA dan KSEI
11September 2012 Peserta 2
4 Achievment Motivation Training`oleh JQH dan LDK
12 September 2012 Peserta 2
5 User Educationoleh UPT Perpustakaan STAIN Salatiga
13 September 2012 Peserta 2
6 Peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW tahun 1434 H oleh KSEI
27 Januari 2013 Peserta 2
7 Seminar Pendidikan HMJ Tarbiyah STAIN Salatiga
2 mei 2013 Peserta 2
8 Seminar dan pelatihan praktek kewirausahaan dengan teman ENTREPRENEURS IS THE WAY OF LIVE oleh KPI
16 april 2014 Peserta 2
9 Ngabuburit dan dialog lintas agama salatiga bhineka tunggal ika oleh SMC
28 Juni 2015 Panitia 3
10 Workshop Entrepreneurship yang bertema “ Menanamkan nilai-nilai jiwa kewirausahaan mahasiswa kreatif dan inovatif ” oleh KSEI Dan SSC STAIN Salatiga
22 agustus 2014 Peserta 2
11 Seminar Regional dengan tema Membumikan “Peran dan Tantangan Pemuda dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN” oleh HMI Komisariat Karnoto Zarkasyi
22 April 2015 Peserta 4
12 SK HMJ PGMI Masa Bakti 2015 Pengurus (Devisi
Sains dan
4
Olahraga) 13 Seminar Nasional dengan tema
peranan technopreneur dalam mendukung program pemerintah melalui ekonomi kreatif oleh KOPMA FATAWA IAIN Salatiga
15 April 2015 Peserta 8
14 Pesantren Kilat Ramadhan di masjid Istikomah pendem salatiga
18 juni-16 juli 2015 Pengajar 4
15 Pengakraban Mahasiswa Baru PGMI IAIN Salatiga tahun 2015 oleh HMJ PGMI
5 September 2015 Panitia 3
16 Training Makalah dan Motivasi oleh LDK Fathir AR-Rasyid IAIN Salatiga
12 September 2015 Peserta 2
17 Epistimologi Tafsir Kontemporer; Integrasi dalam Metode Penafsiran AL-Quran oleh HMJ IAT IAIN Salatiga
25 September 2015 Peserta 8
18 Seminar Nasional dengan tema perbankan Syari’ah di Indonesia: antara teori dan praktek kreatif oleh HMJ HES
4 november 2015 Peserta 8
19 Seminar Nasional dengan tema pendidikan karakter untuk melahirkan pemimpin masa depan oleh HMJ PGMI
17 November 2015 Panitia 8
20 Dalam acara “Are You Ready To Face AEC?” oleh UKWS Salatiga
12 maret 2016 Peserta 2
21 Seminar Nasional dengn tema Nasionalisme sebagai benteng dalam menghadapi proxy war di Indonesia oleh MENWA Yon 953 – K IAIN Salatiga
16 Mei 2016 Peserta 8
22 Seminar Nasional dengn tema Metodologi penafsiran kontemporer al-qur’an dalam problematika kemanusiaan oleh HMJ IAT
23 Mei 2016 Peserta 8
23 Seminar Nasional dengan tema Indonesia Budayaku Indonesia Warisanku (Salatiga Kota Pusaka) oleh HMJ PGMI IAIN Salatiga
2 JUNI 2016 Peserta 8
24 Ngaji Akbar Jurnalistik dan Seminar Nasional Literatasi Islam bertajuk “Membangun Budaya Literasi Islam di Era
6, 10 dan 26 Juni 2016
Peserta 8
Informasi Digital” oleh YAYASAN WAKAF LITERASI ISLAM INDONESIA (WALI)
Jumlah 105
Salatiga, 7 Maret 2017
Wakil Dekan
Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama
Achmad Maimun, M.Ag
NIP. 19700510 199803 1 003
Lampiran 12
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Sigit zuniyanto
TTL : Temanggung, 14 Juni 1994
Alamat : Ketuwon RT/02/RW02, Desa Malebo, Kecamatan Kandangan,
KabupatenTemanggung
Agama : Islam
Janis Kelamin : Laki-laki
RowayatPendidikan : SD Negeri 2 Kandangan Tahun 2006
SMP Muh 5 Kandangan Tahun 2009
MAN TemanggungTahun 2012
IAIN SalatigaTahun 2017
Pengalaman Organisasi :
Sekretaris pemuda DSN. Ketuwon periode 2013-2017
Pengurus (Devisi Sains dan Olahraga) HMJ PGMI 2015