sistem informasi lokasi wisata bersejarah di kota...
TRANSCRIPT
Sistem Informasi Lokasi Wisata Bersejarah
di KotaYogyakarta dengan Teknologi Augmented Reality
Berbasis Android Platform
Studi Kasus : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kota Yogyakarta
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Peneliti :
Lukas Setyo Windianto(672011109)
T. Arie Setiawan Prasida, S.T., M.Cs.
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
November 2015
1
Sistem Informasi Lokasi Wisata Bersejarah
di Kota Yogyakarta dengan Teknologi Augmented Reality
Berbasis Android Platform
Studi Kasus : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kota Yogyakarta 1)Lukas Setyo Windianto, 2)T. Arie Setiawan Prasida
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email: 1)[email protected],2)[email protected]
Abstract
Yogyakarta is one of citys that has historic sights located in Central Java. There
are six historic tourist sites in the city of Yogyakarta. Travelers from outside the city of
Yogyakarta who want to know the historical and tourist sites want to know the historical
information of the tourist attractions difficulty in finding the location. For ease in
obtaining the information needed an information system applications historical tourist
sites that will be addressed. In building the system, there are five stages by using
Augmented Reality technology. This application development using the Wikitude SDK as
the builder of Augmented Reality technology and the Global Positioning System (GPS).
Produce information system application historic tourist sites by using Augmented Reality
to help tourists in finding information historic tourist sites and historical information on
the city of Yogyakarta.
Keyword : Android, Augmented Reality, Global Positioning System, Wikitude SDK
Abstrak
Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota yang memiliki tempat wisata
bersejarah yang berada di Jawa Tengah. Terdapat enam lokasi wisata bersejarah berada di
Kota Yogyakarta. Wisatawan dari luar kota Yogyakarta yang ingin mengetahui lokasi
wisata bersejarah dan ingin mengetahui informasi sejarah dari tempat wisata kesulitan
dalam mencari lokasi tersebut. Untuk mempermudah dalam mendapatkan informasi
dibutuhkan suatu aplikasi sistem informasi lokasi wisata bersejarah yang akan dituju.
Dalam membangun sistem terdapat lima tahapan dengan menggunakan teknologi
Augmented Reality. Pengembangan aplikasi ini menggunakan Wikitude SDK sebagai
perangkat pembangun Augmented Reality dan teknologi Global Positioning System
(GPS). Dapat membangun aplikasi sistem informasi lokasi wisata bersejarah dengan
menggunakan Augmented Reality yang membantu wisatawan dalam mencari informasi
lokasi wisata bersejarah serta informasi sejarah di Kota Yogyakarta.
Kata Kunci : Android, Augmented Reality, Global Positioning System, Wikitude SDK
1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Program Srudi Teknik Infotmatika, Universitas
Kristen Satya Wacana Salatiga. 2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
2
1. Pendahuluan
Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota yang memiliki tempat wisata
yang bisa dikunjungi. Terdapat 223 lokasi tempat wisata dan 375 tempat rekreasi.
Data tersebut menunjukkan bahwa banyak sekali lokasi wisata yang berada di
Kota Yogyakarta baik wisata yang bersejarah maupun tidak. Secara berurutan,
jumlah kunjungan wisatawan di DIY pada tahun 2008 adalah 6.269.367
wisatawan, 7.884.213 wisatawan tahun 2009, 8.270.988 wisatawan tahun 2010,
9.300.786 wisatawan tahun 2011, dan sebanyak 11.379.640 wisatawan pada tahun
2012 [1]. Dengan data jumlah pengunjung tersebut Kota Yogyakarta merupakan
kota wisata yang dalam setiap tahunnya selalu meningkat jumlah wisatawannya.
Seiring peningkatan jumlah pengunjung, wisatawan luar kota sering menemui
masalah dalam mendapatkan informasi tentang lokasi wisata ketika berkunjung ke
Kota Yogyakarta, pernyataan tersebut di perkuat dengan wawancara dengan staff
dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta. Berdasarkan hasil
wawancara dengan staff IT Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta
ada beberapa lokasi yang untuk kedepannya akan dikembangkan dan merupakan
ciri khas dari Kota Yogyakarta. Informasi tersebut meliputi sejarah serta alamat
dari lokasi wisata, berdasarkan survey yang telah dilakukan kepada 30 wisatawan
secara dengan kriteria usia lebih dari 20 sampai 30 tahun dan pernah mengunjungi
Kota Yogyakarta menghasilkan sebanyak 83,33% responden tidak mengetahui
alamat lokasi serta sejarah dari setiap lokasi wisata di Kota Yogyakarta.
Google Maps merupakan salah satu aplikasi map dari google yang
dijadikan aplikasi bawaan smartphone android. Fungsi utama dari google maps itu
sendiri adalah menampilkan peta lokasi dari user dan menunjukkan arah menuju
ke lokasi yang diinginkan dengan fitur google direction. Selain menggunakan
Google Maps dalam menentukan dan mencari lokasi, terdapat teknologi yang
pada saat ini sedang dikembangkan yaitu Augmented Reality. Augmented Reality
merupakan teknologi pada smartphone yang menggabungkan dunia virtual
dengan dunia nyata. Teknologi Augmented Reality dikehidupan masyarakat
terdengar masih asing, tetapi pada saat sekarang Augmented Reality mulai
dikembangkan. Salah satu manfaat Augmented Reality adalah dalam bidang
navigasi. Teknologi AR dapat menutupi kekurangan Google Maps yang dalam
tampilannya seperti peta biasa [2]. Menggunakan teknologi Augmented Reality,
pengguna dapat mengetahui posisi yang dituju berdasarkan posisi pengguna
smartphone secara real time. Posisi yang dimaksud dalam hal ini adalah depan,
belakang, samping kanan, maupun samping kiri dari pengguna smartphone.
Dengan begitu pengguna akan lebih mudah dalam menemukan posisi tempat yang
akan dituju.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diambil kesimpulan bagaimana
merancang dan membangun suatu system informasi wisata bersejarah di kota
Yogyakarta dengan teknologi Augmented Reality dan Google Maps berbasis
Android Platform. Dengan mengkombinasikan teknologi Augmented Reality dan
Google Maps dalam menentukan posisi lokasi yang akan dituju akan lebih mudah.
Sehingga penelitian ini dengan judul “Sistem Informasi Lokasi Wisata Bersejarah
3
di Kota Yogyakarta dengan Teknologi Augmented Reality Berbasis Smartphone
Android” merupakan jalan keluar untuk mengatasi masalah yang sudah
dijelaskan.
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian terdahulu oleh Theofilus Kurniawan yang berjudul
“Perancangan Aplikasi Pencarian Lokasi Bengkel Resmi Nasmoco di Kota
Semarang Dengan Teknologi Augmented Reality Berbasis Android” [3].
Penelitian tersebut telah menghasilkan sistem aplikasi pencarian lokasi yang
menginformasikan tentang tempat bengkel Nasmoco yang berada di kota
Semarang sehingga pengguna tidak kebingungan dengan tempat bengkel yang
berada di kota Semarang. Dalam penelitian tersebut informasi yang disampaikan
sudah cukup menginformasikan lokasi bengkel, dengan menggunakan teknologi
Augmented Reakity maka tampilan dalam mencari lokasi bengkel akan lebih
menarik.
Penelitian yang berikutnya oleh Naufal Tawang yang berjudul
“Membangun Aplikasi Layanan Pencarian Lokasi Kuliner Terdekat Di
Yogyakarta Berbasis Android” [4]. Penelitian tersebut memberi informasi kepada
wisatawan tentang lokasi kuliner yang ada di kota Yogyakarata serta
menunjukkan arah menuju lokasi tersebut serta menampilkan jarak menuju ke
lokasi. Penunjuk arah yang digunakan dalam penelitian ini memanfaatkan google
direction, sehingga user akan lebih mudah dan cepat dalam menuju ke lokasi
kuliner terdekat.
Penelitian ini mengacu terhadap penelitian yang sudah ada, dengan
memanfaatkan teknologi yang digunakan dalam penelitian terdahulu. Penelitian
ini lebih mengutamakan informasi sejarah lokasi wisata yang berada di Kota
Yogyakarta. Selain itu dalam penelitian ini memasukkan teknologi baru yang
memudahkan pengguna dalam mencari dan mendapatkan informasi yang lengkap
tetang lokasi wisata yang berada di Kota Yogyakarta. Dengan memanfaatkan
gabungan teknologi Augmented Reakity yang mempermudah dalam pencarian
lokasi serta google direction dalam menujunjukkan arah lokasi.
Perkembangan smartphone android pada saat sekarang sangatlah
berkembang pesat. Android bukan sekedar hanya untuk perangkat mobile saja,
android merupakan sebuah sistem operasi yang dikemas sedemikianrupa sehingga
dapat digunakan untuk berbagai perangkat yang menggunakan layar. Android
merupakan Operating System yang dapat dikembangkan lagi oleh developers
untuk tujuan tertentu. Sistem Operasi android itu sendiri berjalan diatas kerrnel
Linux, sehingga android menjadi sistem operasi yang terbuka dan dikembangkan
secara bebas. Android versi 1.1 diluncurkan pada tanggal 9 Febuari 2009
merupakan pengembangan untuk HTC Dream. Secara tidak resmi Android 1.1
memiliki code name “Petit Four”. Pada April 2009 semua versi android
selanjutnya diperkenalkan dengan codename. Codename yang digunakan untuk
versi Android dibuat urut secara alfabet dengan menggunakan nama-nama kue
atau makanan ringan yang cukup terkenal, misalnya Cupcake, Donut, Éclair,
Froyo, Gingerbread, Honeycomb, Ice Crean Sandwich, dan lain sebagainya [5].
4
Di dalam smartphone android itu sendiri terintegrasi dengan account
google, sehingga fasislitas yang disediakan oleh google otomatis masuk dalam
smartphone. Salah satu fasilitas google adalah Google Map API merupakan suatu
library interface yang memiliki fungsi untuk menampilkan map pada halaman
web. Google Map API itu sendiri menggunakan bahasa pemrograman Javascript
dalam menampilkan map.
Selain menggunakan google maps dalam penunjuk lokasi, perkembangan
teknologi pada saat sekarang telah mengalami kemajuan. Salah satunya adalah
teknologi Augmented Realityyang dapat dikembangkan sebagai media pencarian
lokasi wisata. Teknologi Augmented Reality yaitu suatu teknologi yang
menambahkan suatu objek maya pada lingkungan nyata. Augmented Reality
semakin diminati karena teknologi ini dapat menampilkan objek-objek virtual
yang tidak kasat mata. Informasi yang diberikan oleh objek virtual tersebut juga
akan membatu pekerjaan pengguna dalam dunia nyata [6]. Augmented Reality
pada android yang pada era sekarang sedang dikembangankan. Augmented Reality
bertujuan memberikan informasi secara akurat, real time, dan lebih interaktif.
Dikarenakan pengguna harus mempunyai smartphone yang memiliki fasilitas
kamera. Ada beberapa metode yang digunakan pada Augmented Reality yaitu
marker based traking dan markerless. Marker based traking biasanya merupakan
ilustrasi hitam dan putih persegi dengan batas hitam tebal dan latar belakang
putih. Dengan metode markerless pengguna tidak perlu lagi menggunakan sebuah
marker untuk menampilkan objek-objek virtual.
Sejarah tentang virtual reality dimulai dari tahun 1957, ketika seorang
penemu yang bernama Morton Heiling, menciptakan simulator yang disebut
Sensorama [7]. Pada tahun 1968, Ivan Sutherland menciptakan head-mounted
display pertama menggunakan layar tembus pandang yang diberi nama The Sword
of Damocles [8]. Pada tahun 1994 Paul Milgram dan Fumio Kishino
mempublikasikan tulisannya berjudul “Taxonomy of Mixed Reality Visual
Displat” [9]. Gambar 1 menjelaskan tentang rangkaian kesatuan antara nyata dan
maya, terdapat Augmented Reality dan Augmented Virtuality diantara lingkungan
nyata dan lingkungan maya.
Gambar 1 Posisi Augmented Reality [7]
Penjelasan Milgram dan Kishino diperkuat lagi oleh penelitian yang
dilakukan oleh Ronald Azuma pada tahun 1997. Pada Tahun 1999 Hirokazu Kato
mengembangkan ARToolKit, sebuah library untuk membaca marker Augmented
Reality. Setelah tahun 2000 perkembangan AR melesat dengan cepat dengan ada
pengembangan yang mengembangkan AR untuk perangkat mobile. Aplikasi AR
pada perangkat mobile antara lain Mosquito Hunt pada tahun 2003 sebuah
permainan ponsel berbasis Augmented Reality, AR-Tenis pada tahun 2005,
Wikitude pada tahun 2008 aplikasi yang menggabungkan GPS, kompas, dan data
dari Wikipedia, dan Layar pada tahun 2009.
5
GPS(Global Positioning System) adalah sistem penentuan lokasi
permukaan bumi dengan penyelarasan satelit [10]. Tiga bagian utama dalam
sistem GPS adalah satelit, stasiun bumi, perangkat penerima. Fungsi dari satelit
adalah memancarkan sinyal-sinyal digital sehingga dapat ditangkap oleh
perangkat penerima bumi. Fungsi dari satelit bumi adalah mengontrol kinerja
satelit GPS yang berada di orbit bumi. Selain mengontrol gerak satelit, stasiun
bumi juga bekerja mengkoreksi data yang akan dipancarkan satelit ke perangkat
penerima. Fungsi dari perangkat penerima adalah menerima sinyal-sinyal dari
satelit GPS dan mengkalkulasi sehingga diperoleh koordinat dari perangkat
tersebut.Smartphone sekarang sudah dilengkapi dengan GPS sebagai perangkat
navigasi.GPS navigasi memiliki peta digital didalamnya dan mempunyai modul
penerima sinyal satelit sehingga koordinat yang diperoleh dapat langsung dilihat
pada layar.
Wikitude merupakan aplikasi Augmented Reality Browser yang dibuat
oleh perusahaan pengembang asal Austria bernama Wikitude GmbH [11].
Wikitude dirilis pada bulan Oktober 2008 dengan segmen pasar smartphone
Android. Aplikasi wikitude menampilkan informasi-informasi di sekitar pengguna
dan menampilkannya dalam viewfinder camera. Aplikasi wikitude mendapat
penghargaan sebagai Best Augmented Reality Browser tiga tahun berturut-turut
pada tahun 2009,tahun 2010,dan tahun 2011. Tidak hanya pada Android saja,
aplikasi wikitude juga terdapat pada BlackBerry OS. Pada BlackBerry OS,
wikitude akan terintegrasi dengan BlackBerry Messenger (BBM) sehingga
pengguna dapat mencari pengguna BBM lainnya dengan menggunakan
Augmented Reality Browser.
Wikitude SDK merupakan library tambahan yang digunakan untuk
membuat teknologi AR pada smartphone berbasis android. Wikitude SDK ini
merupakan teknologi terbaru yang dikeluarkan oleh perusahaan Wikitude GmbH
yang lebih mengutamakan teknologi AR dan mengembangkan teknologi tersebut.
Banyak platform yang mendukung dari Wikitude SDK ini, sehingga programmer
dapat bereksplorasi dalam menggunakan Wikitude SDK.
3. Metode Dan Perancangan Sistem
Metode yang digunakan dalam perancangan program terdiri dari beberapa
tahapan, yaitu : 1) Identifikasi masalah dan pengumpulan data, 2) Perancangan
sistem meliputi perancangan proses (UML), perancangan arsitektur, perancangan
database, perancangan antarmuka, 3) Perancangan aplikasi atau program, 4)
Implementasi dan pengujian sistem, serta analisis hasil pengujian, 5) Penulisan
laporan. Dasar untuk membuat lima tahapan terbuat adalah metode penelitian
yang dilakukan Zainal A. Hasibuan dengan judul Metodologi Penelitian Pada
Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi [12]. Lima tahapan yang
dilakukan dapat dilihat pada Gambar 2.
6
Gambar 2 Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian pada Gambar 2 dapat dijelaskan sebagai berikut: 1)
Tahap pertama: analisis kebutuhan dan pengumpulan data, yaitu melakukan
analisis terhadap apa saja yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian dan
mengumpulkan data. Data diperoleh dari proses wawancara dari Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Yogyakarta serta pengambilan data informasi
sejarah, setelah data diperoleh maka dianalisis kebutuhan dalam penyampaian
informasi lokasi wisata serta sejarah lokasi wisata. 2) Tahap kedua: perancangan
sistem meliputi perancangan proses (UML), meliputi use case diagram, dan class
diagram. Tambahan perancangan yang lain yaitu perancangan database meliputi
tabel-tabel yang digunakan dalam menyimpan data serta penentuan hubungan
relasinya dan perancangan design aplikasi yang akan dibuat serta fungsi apa saja
yang akan dipasang pada aplikasi. Perancangan sistem pada aplikasi ini user
berperan penuh dalam menjalankan aplikasi, hal ini dapat ditunjukkan dalam use
case diagram aplikasi ini. Dalam pembuatan database aplikasi ini, database
dimasukkan langsung kedalam aplikasi pencarian lokasi. Database tersebut
berisikan informasi lokasi wisata berdasarkan latitude dan longitude dari masing-
masing lokasi wisata bersejarah. Terdapat beberapa fungsi dari aplikasi ini yaitu
pencarian lokasi menggunakan teknologi Augmented Reality, menggunakan
google direction sebagai penunjuk arah, penanda lokasi, dan pengambilan foto
atau video. 3) Tahap ketiga: perancangan aplikasi atau program, yaitu merancang
aplikasi sesuai dengan kebutuhan sistem berdasarkan perancangan yang sudah
dilakukan. Pembuatan aplikasi terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian pertama
berupa API yang melayani proses request dan response. Perancangan aplikasi ini
akan disesuaikan dengan perancangan sebelumnya dengan memasukkan beberapa
lokasi wisata bersejarah serta informasi sejarah di masing-masing lokasi.
Teknologi AR digunakan dalam pencarian lokasi wisata bersejarah yang telah
ditetapkan berdasarkan latitude dan longitude dari database yang telah dibuat.
Proses request terjadi ketika user menekan objek AR pada layar smarphone ketika
kamera melakukan scanning, lalu proses response berjalan dan menampilkan
7
informasi lokasi wisata yang telah dipilih. 4) Tahap keempat: implementasi dan
pengujian sistem serta analisis hasil pengujian, yaitu mengimplementasikan
aplikasi yang sudah dirancang, kemudian diuji dan dianalisis apakah terdapat
error pada aplikasi dan apakah aplikasi sesuai dengan perancangan. Pada tahapan
ini aplikasi lokasi wisata bersejarah dalam proses uji coba dilakukan dan fungsi
pencarian lokasi wisata dengan teknologi AR berjalan. Fungsi-fungsi lain yang
dimasukkan ke dalam aplikasi akan diuji coba. Dalam proses uji coba dilakukan
beberapa perbaikan dalam pencarian lokasi serta beberapa fungsi tambahan
sebagai penunjang aplikasi sistem informasi lokasi wisata. 5) Tahap kelima:
penulisan laporan, yaitu mendokumentasikan proses penelitian dan proses
perancangan aplikasi dari tahap awal sampai akhir. Dokumentasi dilakukan
dengan penulisan jurnal serta penulisan laporan tentang aplikasi sistem informasi
lokasi wisata bersejarah di Kota Yogyakarta.
Perancangan aplikasi ini disesuaikan dengan perancangan arsitektur pada
Gambar 3 dan juga menggunakan UML (Unified Modelling Language) yaitu
sebuah standar dalam perancangan dan dokumentasi perangkat lunaksebagai
metode pengembangan aplikasi [3].
Gambar 3 Arsitektur Preancangan
Gambar 3 menjelaskan arsitektur aplikasi sistem informasi lokasi. Aplikasi
yang terpasang pada ponsel android dijalankan dan mendapatkan lokasi dari
satelit GPS. Setelah lokasi ponsel ditemukan, maka aplikasi akan mengambil data
yang telah disimpan pada aplikasi lalu ditampilkan. Penentuan arah dalam
melakukan pencarian lokasi wisata menggunakan sensor kompas yang terdapat
pada smartphone. Kompas ini bekerja ketika user melakukan pencarian lokasi
Device
menerima lokasi
dari satelit gps
Data lokasi
dimasukkan
dalam aplikasi
Aplikasi Menampilkan
AR Objek Lokasi wisata
8
menggunakan kamera, arah kompas di tujukan berdasarkan titik yang dibentuk
dari longitude dan latitude dari lokasi wisata.
Pada penelitian ini, metode penelitian yang digunakan dalam perancangan
sistem yaitu model prototyping. Pemilihan model prototyping dikarenakan belum
diketahuinya sistem akan dibuat. Metode ini memungkinkan pengembang dan
narasumber dapat saling berinteraksi selama proses pembuatan sistem. Bagan
mengenai prototype model dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Bagan Prototype Model [13]
Proses atau tahapan dalam penyelesaian masalah pada prototyping model
yaitu : 1) Pengumpulan kebutuhan di mana pihak developer mencari tahu
kebutuhan user, tujuan umum dan gambar bagian-bagian yang akan dibutuhkan
berikutnya. 2) Pengkodean sistem merupakan suatu tahap di mana jika
prototyping sudah disepakati maka prototype tersebut akan diterjemahkan ke
dalam bahasa pemrograman yang sesuai, pada bagian ini implementasi dan
pengembangan sistem dalam bentuk nyata dilakukan. Pengujian sistem dilakukan
bila sistem sudah dibentuk menjadi suatu perangkat lunak, maka pada tahap
selanjutnya adalah menguji sistem tersebut dengan variabel-variabel real sesuai
dengan kebutuhan user. Tahap ini sering juga disebut testing, sehingga kesalahan-
kesalahan kerja pada sistem dapat dihindari. 3) Evaluasi sistem merupakan suatu
tahap dimana client akan mengevaluasi kerja sistem yang sudah selesai, apakah
sesuai dengan yang diharapkan. Apabila sistem tidak sesuai dengan yang
diharapkan oleh user maka sistem akan dibangun ulang maupun diperbaiki
melalui tahap pengkodean sistem dan selanjutnya. Perulangan ketiga proses ini
terus berlangsung hingga semua kebutuhan terpenuhi.
Perancangan proses pada penelitian ini menggunakan UML (Unified
Modelling Language)dengan beberapa proses yang dapat dijelaskan sebagai
berikut. Use Case diagram menggambarkan fungsionalitas dari sebuah sistem
yang menjelaskan keseluruhan kerja sistem secara garis besar dan
merepresentasikan interaksi antar aktor dengan sistem yang dibuat.
9
Melihat Data Lokasi
Melihat Petunjuk Arah
Scan Lokasi Wisata Pilih Lokasi Wisata
<<extend>>
<<extend>>
<<include>>
Melihat Foto Lokasi
Melihat Petunjuk ArahMelihat Sejarah Lokasi
Melihat Event
Create Delete
Mengelola ToDoUpdate
Create
Delete
Melihat Important Number
<<extend>><<extend>>
<<extend>>
<<extend>>
<<extend>>
Share Mengambil Moment
<<extend>>
Create
UpdateDelete
User
Menandai Lokasi
<<extend>>
<<extend>>
<<extend>>
<<extend>>
Gambar 5 Use Case Diagram User
Gambar 5 menunjukkan use case diagram aplikasi dimana user dapat
mencari lokasi wisata yang kemudian memilih lokasi wisata yang diinginkan.
Setelah user memilih lokasi wisata yang diinginkan, user juga dapat melihat
semua informasi secara detail dari lokasi wisata. Use Case diagram tersebut
menunjukkan user memegang kendali penuh dalam mengoperasikan aplikasi ini.
User dapat mengakses semua fitur yang terdapat dalam aplikasi yang sedang
dijalankan.
Class diagram merupakan diagram yang digunakan untuk menampilkan
beberapa kelas didalam sistem yang sedang dikembangkan. Class diagram
merupakan gambaran sistem serta relasi yang ada didalam sistem tersebut.
10
Gambar 6 Class Diagram Aplikasi
Gambar 6 menunjukkan class diagram aplikasi dan dapat diilustrasikan
dalam struktur kelas-kelas dan hubungan antar kelas yang ada. Terlihat pada
skema tersebut user mengontrol semua jalannya aplikasi. Terdapat satu database
yang digunakan untuk menyimpan data lokasi dari setiap lokasi wisata. Informasi
database tersebut yang akan dimunculkan pada objek AR serta akan menjadi
penunjuk lokasi wisata.
4. Hasil dan Pembahasan
Perancangan sistem yang sudah dilakukan akan dilanjutkan ke dalam
pengimplementasian ke bentuk aplikasi dengan pengkodean program. Pengkodean
program menggunakan bahasa Java yang menggunakan tools Eclipse.
Halaman utama dari aplikasi menjadi tampilan utamayang ditunjukkan
pada Gambar 7 dan tampilan menu dari aplikasiyang berisikan tujuh tombol
yaituHistory of Jogja,Place, Scan Area, Event, Gallery, Extra,danAbout.
11
Gambar 7 Tampilan Utama Aplikasi
Tombol History Jogja akan menampilkan sejarah dari Kota Yogjakarta.
Menu Home merupakan menu utama dari aplikasi yang akan otomatis terbuka
ketika user pertamakali membuka aplikasi ini.
Pada menu berikutnya terdapat menu Place yang ditunjukkan pada
Gambar 8. Menu ini berisikan informasi dari masing-masing lokasi wisata
bersejarah.Terdapat informasi sejarah berdirinya lokasi wisata tersebut. Selain
informasi mengenai lokasi wisata terdapat juga fungsi google direction yang
memanfaatkan fasilitas google maps dalam menunjukkan arah menuju ke lokasi
wisata yang terdapat pada aplikasi sesuai keinginan user.
Gambar 8 Tampilan Menu Place
12
Pada menu kedua adalah Scan Area, ketika user menekan tombol Scan
Area secara otomatis aplikasi membuka camera kemudian user akan me-scan area
disekitarnya untuk mendapatkan titik lokasi wisata. Objek AR dari lokasi wisata
berupa kotak berwarna biru yang berisikan keterangan alamat dari lokasi wisata
tersebut, yang akan muncul berdasarkan latitude dan longitude dari setiap lokasi
yang dijadikan sebagai point of interest dari setiap lokasi dan ditunjukkan pada
Gambar 9.
Gambar 9 Objek AR
Tampilan Objek AR yang terdapat pada Gambar 8 dijelaskan pada Kode Program
1.
Kode Program 1 Menampilkan Objek AR 1. var markerLocation = new AR.GeoLocation(poiData.latitude, poiData.longitude,
poiData.altitude);
2. this.markerDrawable_idle = new AR.ImageDrawable (World.markerDrawable_idle,
2.5, {
3. zOrder: 0,
4. opacity: 1.0,
5. onClick: Marker.prototype.getOnClickTrigger(this, poiData)
6. });
7. this.markerObject = new AR.GeoObject(markerLocation, {
8. drawables: {
9. cam: [this.markerDrawable_idle, this.markerDrawable_selected,
10.this.titleLabel, this.descriptionLabel],
11.indicator: this.directionIndicatorDrawable
12. }
13. });
Kode Program 1 menjelaskan bagaimana menampilkan objek AR pada
layar kamera. Baris 1 sampai baris ke 6 merupakan kode program untuk membuat
marker, marker tersebut berdasarkan koordinar longitude dan latitude dari suatu
tempat. Baris 7 sampai baris ke 13 merupakan kode program untuk menampilkan
objek AR pada kamera berdasarkan objek marker yang telah ditentukan.
13
Halaman pencarian memanfaatkan library dari Wikitude SDK. User akan
memperoleh nama Point Of Interest yang sedang disorot dan jarak antara lokasi
user berada dan lokasi Point Of Interest tersebut. Ketika user menyentuh objek
AR maka objek AR akan berubah warna dan akan muncul pop-up keterangan
alamat dan akan hilang ketika user menekan tombol “OK”yang ditunjukkan pada
Gambar 10, dan saat user melakukan pencarian lagi akan muncul panah biru yang
menunjukkan ke objek AR yang telah di sentuh. Objekpanah biru tersebut sebagai
navigasi arah yang akan hilang jika objek AR yang tadi disentuh kembali.
Gambar 10 Keterangan Objek AR
Kode Program 2 Menampilkan Pop Up 1. Marker.prototype.setSelected(marker, poiD);
2. alert(poiD.description);
3. try {
4. World.onMarkerSelected(marker);
5. } catch (err) {
6. alert(err);
7. }
Tampilan Keterangan objek AR yang terdapat pada Gambar 10 dijelaskan
pada Kode Program 2. Kode Program 2 merupakan baris untuk menampilkan pop
up keterangan alamat dari objek AR yang telah dipilih, dimana keterangan lokasi
ditampung oleh objek yang telah diinisialisasikan lalu kemudian dipanggil untuk
ditampilkan.
Kode Program 3 Pemanggilan Database 1. requestDataFromLocal: function requestDataFromLocalFn(lat, lon) {
2. var poisNearby = Helper.bringPlacesToUser(myJsonData, lat, lon);
3. World.loadPoisFromJsonData(poisNearby);
Kode Program 3 di atas merupakan kode program yang digunakan untuk
memanggil database. Database berupa JSON yang dipanggil dengan kode
program javascript. Database yang digunakan untuk menampilkan informasi pada
aplikasi berisikan ID, LocationName, Longitide, dan Latitude berfungsi untuk
14
inisialisasi dari setiap lokasi, sedangkan longitude dan latitude berfungsi sebagai
point of interest dari setiap titik lokasi. Masing-masing lokasi memiliki koordinat
berbeda sehingga tidak akan terjadi penumpukan titik di satu lokasi.
LocationName berfungsi untuk menampung informasi alamat dari lokasi wisata
bersejarah di Kota Yogyakarta. Database dimasukkan langsung kedalam aplikasi
sehingga ketika me-load data tidak menggunakan koneksi internet, koneksi
internet akan terjadi ketika terjadi proses pencarian lokasi. Pencarian tersebut
mengandalkan sensor kompas pada smartphone yang berfungsi untuk
menunjukkan arah dimana titik koordinat berada, pada kondisi ini koneksi
internet dibutuhkan.
Terdapat juga menu Event pada Gambar a, pada menu ini user dapat
melihat semua eventyang berada di kota Yogyakarta selama satu tahun penuh.
Setiap event sudah dikelompokkan di setiap bulan, ketika user membuka salah
satu pilihan pada bulan tertentu maka semua event pada bulan tersebut yang
terlihat pada Gambar b.
a b
Gambar 11 (a)Tampilan Menu Event, (b)Tampilan Event pada Bulan
Menu berikutnya adalah Galleryyang ditunjukkan pada Gambar a. Pada
menu ini terdapat semua gambar dari semua lokasi wisata bersejarah di Kota
Yogyakarta. Menu tersebut hanya menampilkan foto-foto sesuai dengan nama
lokasi yang disediakan.Jika user ingin mengganti foto, user dapat menggeser foto
yang berada dibawahnya untuk ditampilkan ke ukuran yang lebih besar seperti
pada Gambar b.
15
a b
Gambar 12 (a)Tampilan Menu Gallery, (b)Tampilan foto pada Gallery
Pada menu terakhir terdapat menu Extra pada Gambar 13, pada menu ini
terdapat empat pilihan submenu. Pada pilihan pertama yaitu ToDo List, pada
fungsi ini user dapat menulis jadwal kegiatan yang akan dilakukan ketika
berwisata di lokasi wisata bersejarah yang telah dipilih. Ketika user telah
melakukan kegiatan tersebut maka user dapat memilih “Done” untuk menghapus
kegiatanyang telah dilakukan.
Gambar 13 Tampilan Menu Extra
Pilihan kedua dari menu Extra adalah Important Call Number, pada
fasilitas ini user dapat melihat daftar nomer telepon penting yang berada di Kota
16
Yogyakarta, seperti nomer telepon polisi, rumah sakit, bandara, dan lain
sebagainya. User juga dapat menambah daftar telepon yang ingin ditambahkan
serta dapat menghapus dari daftar list telepon.
Terdapat juga fasilitas Take Photo and Video pada menu Extra. Pada
pilihan ini user dapat mengabadikan moment penting ketika berwisata di lokasi
wisata. Pada pilihan ini foto dan video yang telah diambil masuk ke dalam
gallerysmartphone dengan default name folder Hello camera.
Pilihan terakhir pada menuExtra adalah Save Location, pada fungsi ini
user dapat menyimpan lokasi favorituser. Terdapat juga fungsi look at map untuk
melihat lokasi yang sudah ditandai user dalam tampilan peta.
Menu terakhir pada tampilan utama menu aplikasi adalah About. About
berisikan creator dari aplikasi yang telah dibuat. Tampilan About merupakan pop-
up yang berisikan identitas creator aplikasi.
Aplikasi yang telah dirancang dan dibangun harus diuji terlebih dahulu.
Aplikasi tersebut segera diperbaiki ketika ada masalah atau kerusakan yang
muncul saat aplikasi dalam proses pengujian. Pengujian aplikasi dilakukan dengan
dua tahapan. Tahap pertamayaitu pengujian alfa dengan metode Black-Box, yaitu
pengujian fungsional tanpa memperhatikan alur eksekusi program namun cukup
memperhatikan apakah setiap fungsi berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Hal
yang diuji dan hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1Hasil Pengujian Aplikasi (Blackbox)
No Module yang
diuji
Data input /
Kondisi
Hasil yang
diharapkan
Hasil Uji Status
1 Menampilkan
Objek AR
Melakukan
scanning pada
menu Scan Area
Menampilkan
objek AR
berwarna biru
Menampilkan
objek AR
berwarna biru
Valid
2 Menampilkan
direction
Menekan
tombol direction
pada menu
Place
Menampilkan
google direction
Menampilkan
direction
Valid
3 Menampilkan
Event setiap
bulan
Memilih bulan
pada menu
Event
Menampilkan
Eventpada bulan
yang dipilih
Menampilkan
Event pada
bulan yang
dipilih
Valid
4 Menampilkan
foto di menu
Gallery
Menekan salah
satu lokasi
wisata pada
menu Gallery
Menampilkan foto
lokasi wisata
bersejarah
Menampilkan
foto lokasi
wisata
bersejarah
Valid
5 Menambahkan
list To do
Menekan
tombol plus
pada menu To
Do List
List To do
bertambah.
List To do
bertambah
Valid
6 Menampilkan
hasil foto
Menekan
tombol Take a
Picture
Menampilkanfoto
yang telah diambil
Menampilkan
foto yang telah
diambil
Valid
17
7
8
9
Menampilkan
hasil video
Menyimpan
Lokasi
Menampilkan
pop-up about
Menekan
tombol Record
a video
Menekan
tombol Save
pada menu Save
Location
Menekan menu
about
Menampilkanvide
o yang telah
diambil
Menyimpan lokasi
yang telah
ditandai
Muncul pop-up
about
Menampilkanvi
deo yang telah
diambil
Menyimpan
lokasi yang
telah ditandai
Muncul pop-up
about
Valid
Valid
Valid
Berdasarkan pengujian alfa pada Tabel 1, didapatkan hasil kalau aplikasi
berjalan tanpa masalah dan sudah sesuai dan memenuhi tujuan penelitian. Tahap
kedua adalah pengujian beta dengan cara pengisian kuisioner kepada 30
responden yang sebelumnya telah mencoba aplikasi sistem informasi lokasi
wisata bersejarah di Kota Yogyakarta. Kriteria responden yang dipilih adalah
masyarakat umum yang berasal dari luar Kota Yogyakarta dan berusia 20 - 30
tahun serta pernah mengunjungi Kota Yogyakarta. Skala Likert adalah skala yang
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang maupun
kelompok mengenai sebuah peristiwa atau fenomena sosial, berdasarkan definisi
operasional yang digunakan oleh peneliti [14]. Aspek penilaian dari 21 kategori
pernyataan yang akan diujikan pada wisatawan yang sudah mengacu pada
indikator keberhasilan perancangan sistem informasi, yang terdiri dari 2 aspek
yaitu tampilan, dan fungsionalitas. Skor 1 yaitu Sangat Buruk, 2 Buruk, 3 Cukup,
4 Baik dan 5 Sangat Baik.Hasil penilaian kuesioner yang telah diisi 30
responden, dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 1Hasil kuesioner pengujian
No Pernyataan
Skor Jawaban
5 4 3 2 1
1 Menu dan submenu aplikasi sudah sesuai 3 15 12 0 0
2 Aplikasi mudah di pahami 5 17 8 0 0
3 Tampilan pencarian lokasi menggunakan kamera
mudah dioperasikan
7 15 8 0 0
4 Tampilan gallery sudah baik 5 10 10 5 0
5 Tampilan menu place sudahbaik 5 15 10 0 0
6 Tampilan daftar event mudah dipahami 3 17 10 0 0
7 Tampilan daftar menu extra sudah baik 5 15 5 5 0
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Tampilan To Do List di menu extra mudah dipahami
Tampilan Important Telephone Number mudah
dipahami
Tampilan Take Photo and Video mudahdipahami
Tampilan Save Location mudahdipahami
Informasi daftar Event sudah cukup lengkap
Pembuatan daftar To Do List pada menu extra
membantu dalam mengingat kegiatan
Nomer pada Important Telephone Number bisa
dihubungi
Pengambilan foto dan video pada Take Photo and
Video mudah di operasikan
Penyimpanan lokasi pada Save Location mudah
dipahami
1
1
3
3
3
1
2
5
5
14
15
15
12
20
15
10
15
11
15
14
12
15
7
14
15
10
14
0
0
0
0
0
0
0
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
18
17
18
19
20
21
Respon pada aplikasi sudah baik(proses pencarian
lokasi, informasi lokasi wisata bersejarah,
petunjukarah)
Pemberian keterangan jalan pada tampilan objek
pencarian lokasi membantu user dalam menemukan
alamat lokasi
Google direction yang terdapat pada aplikasi
membantu user dalam menuju lokasi wisata bersejarah
Daftar menu event memberi informasi lebih pada user
untuk lebih mengenal Kota Yogyakarta
Fasilitas menu extra cukup membantu user
Jumlah
2
2
10
6
7
84
15
20
15
15
10
306
13
8
5
9
10
224
0
0
0
0
3
16
0
0
0
0
Total Skor
630
Berdasarkan hasil yang didapatkan dari Tabel 2, dilakukan perhitungan
dengan skala likert.
Total skor :
0 + 32 + 672 + 1224 + 420 = 2348
Maka rumus perhitungan yang digunakan adalah :
Y : Nilai Tertinggi, Y = Skor tertinggi x total skor keseluruhan
Y = 5 x 630 = 3150
X : Nilai Terendah, X = Skor terendah x total skor keseluruhan
X = 1 x 630 = 630
Penyelesaian akhir yang didapat adalah sebagai berikut :
Jumlah skor keseluruhan / Y * 100%
2348 / 3150 * 100% = 74,53%
Berdasarkan penghitungan dari Tabel 2 dengan menggunakan skala likert,
dari 30 responden yang telah mencoba aplikasi sistem informasi lokasi wisata
bersejarah di Kota Yogyakarta menghasilkan persentase 74,53 %.
Hasiltersebutmenyatakan aplikasi yang telah dibuat ini termasuk ke dalam
kategoribaik yang memiliki range persentase 60% sampai dengan 79,99%.
Dengan demikian hasil tersebut masyarakat khususnya dari luar Kota Yogyakarta
terbantu dengan aplikasi sistem informasi lokasi wisata bersejarah di Kota
Yogyakarata yang memberikan informasi sejarah tempat dari masing-masing
lokasi wisata.
5. Simpulan dan Saran
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan aplikasi sistem informasi lokasi wisata bersejarah di Kota
Yogyakarta menggunakan teknologi Augmented Reality dan GPS membantu
wisatawan dari luar Kota Yogyakarta untuk menemukan lokasi wisata bersejarah
di Kota Yogyakarat. Wisatawan memperoleh informasi sejarah dari masing-
masing lokasi wisata, sehingga wisatawan akan lebih mengenal Kota Yogyakarta.
Dengan menggunakan library wikitude dalam membuat Augmented Reality.
19
Saran yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian yang bertujuan untuk
pengembang aplikasi ke depan adalah memperbanyak fasilitas tambahan pada
aplikasi, sehingga aplikasi lebih banyak informasi dan berguna juga untuk saran
promosi lokasi wisata. Selain dari segi fasilitas dari segi tampilan aplikasi perlu
dilakukan perbaikan untuk menambah daya tarik user dalam mengoperasikan
aplikasi yang berada di-smartphone.
6. Daftar Pustaka
[1] Fernando, Marpaung, 2014, Jogja Istimewa, Museum Tetap
Sepi,http://puspar.ugm.ac.id/webpuspar/?p=916. Diakses tanggal 8 Juli
2015.
[2] Sulistianto, Widy, 2012, Aplikasi Mobile GISBerbasis Android Lokasi
Perguruan Tinggi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Yogyakarta :
Fakultas Teknik Informatika UPN “Veteran”
[3] Kurniawan, Theofilus, 2013, Perancangan Aplikasi Pencarian Lokasi
Bengkel Resmi Nasmoco di Kota Semarang Dengan Teknologi Augmented
Reality Berbasis Android, Salatiga :Fakultas Teknologi Informasi UKSW.
[4] Tawang, Naufal, 2012, Membangun Aplikasi Layanan Pencarian Lokasi
Kuliner Terdekat Di Yogyakarta Berbasis Android, Yogyakarta : Sekolah
Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer AMIKOM.
[5] Amadeo, Ron, 2012, A History of Pre-Cupcake Android Codenames.
http://www.androidpolice.com/2012/09/17/a-history-of-pre-cupcake-
android-codenames/. Diakses tanggal 8 Juli 2015.
[6] Azuma, Ronald, 1997, A Survey of Augmented Reality, Presence:
Teleoperators and Virtual Environments 6:355-385 [7] Wahyu, Reza, 2012, Masa Lalu, Kini, dan Masa Depan Teknologi
‘AugmentedReality’,http://tekno.kompas.com/read/2012/05/02/00265964/masa.lalu.kini.dan.masa.depan.teknologi.augmented.reality. Diakses tanggal 10 Oktober 2015
[8] Sutherlan, Ivan. E, 1968, A Head-Mounted Three-Dimensional Display, Proceedings of AFIPS 68: 757-764
[9] Milgran, Paul dan Kishino, Fumio, 1994, Taxonomy of Mixed Reality Visual Displays, IEICE Transactions on Information and Systems E77-D: 1321-1329
[10] Garmin, 2013, Tentang GPS, http://garmin.co.id/ . Diakses tanggal 17 Oktober 2015
[11] Wikitude, 2013, Augmented Reality SDK for Mobile Developer – iOS, Android and BB10, http://www.wikitude.com/developer/ . Diakses tanggal 18 Oktober 2015
[12] Hasibuan, Zainal A. 2007. Metodologi Penelitian Pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi : Konsep, Teknik, dan Aplikasi. Jakarta : Ilmu Komputer Universitas Indonesia.
[13] Pressman, Roger S. 2001. Rekayasa Perangkat Lunak.Edisi ke-2. Yogyakarta: Andi.
[14] Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung : Alfabeta.