sindroma turner
TRANSCRIPT
Latar Belakang
Kelainan ini merupakan suatu sindrom pada wanita seperti yang dilukiskan oleh Henry H.
Turner (1938), yaitu wanita dengan infantilisme, congenital webb neck dan kubitus valgus.
Sejak penemuan Turner ini, banyak ditemukan bentuk varian, terminology dan teori
mengenai kelainan ini. Baru pada tahun 1959 dapat dibuktikan bahwa sindrom ini disebabkan
oleh kelainan kromosom seks. Kelainan inilah yang menyebabkan terjadinya gangguan
pertumbuhan pada gonad.
Istilah disgenesis gonadal mencakup semua kelainan pertumbuhan gonad seperti sindrom
Kleinefelter, true hemaphroditisme, aplasi gonada, sindroma turner dan lain-lain. Oleh karena
itu dirasakan kebutuhan istilah lain untuk sindrom turner dan variannya.
Fenotip sindrom Turner adalah wanita, sedangkan kromosom seksnya tidak lengkap untuk
seorang wanita. Kromosom yang hilang atau rusak pada masa pembentukan atau pembelahan
zigot mungkin Y atau X, sehingga tidak dapat dikatakan apalagi gonad itu sedianya akan
menjadi testis atau ovarium.1
Tujuan
- Untuk menggali informasi lebih dalam mengenai penyakit Sindro Turner, mulai dari
anamnesis, pemeriksaan, diagnosa, etiologi, patofisiologi, terapi serta prognosis.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Anamnesis
Seperti biasa anamnesis yang dilakukan dengan bertanya nama, umur, alamat, pekerjaan,
keluhan utamanya apa, untuk kasus sindrom turner ini jika dihadapkan dengan pasien
anak-anak bisa dilakukan aloanamnesis, kemudian dilanjutkan dengan keluhan tambahan,
riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, kemudian apa gejala yang diderita
1 | P a g e
oleh pasien tersebut ada juga diderita oleh salah satu atau lebih anggota keluarganya dan
lainnya. Untuk kasus sindrom turner pada kasus, didapatkan seorang putri berusia 14
tahun yang dibawa oleh ibunya dengan keluhan belum mendapat menstruasi dan kurang
pandai disekolah.
Komponen anamnesis:
- Riwayat Keluarga
o Tinggi badan kedua orangtuanya?
o Usia pubertas kedua orangtuanya?
o Riwayat keluarga dengan perawakan pendek?
o Riwaya keluarga dengan keterlamabatan perymbuhan dan pubertas?
- Riwayat Anak
o Kapan mulai terjadi keterlambatan pertumbuhan?
o Pengaruh psikologik terhadap pertumbuhannya?
o Riwayat perinatal
Komplikasi kehamilan dan kelhiran
Berat badan lahir
Lympedema
o Riwayat/gejala penyakit kronik
o Riwayat konsumsi obat-obatan
o Riwayat psikologi
2. Pemeriksaan
a. Fisik
Pada pasien sindrom turner dalam hal pemeriksaan fisik dapat dilakukan inspeksi
untuk melihat secara keseluruhan kelainan yang khas pada penderita penyakit ini
seperti terlihat limfedema perider saar lahir, kubitus valgus, dada yang melebar dan
putting susu yang saling menjauh, garis rambut posterior yang pendek dan leher
seperti bersirip, rambut pubis sedikit. Pada kasus yang dibahas, tampak pada
pemeriksaan pasien yang pendek, web neck dan cubitus valgus.
2 | P a g e
b. Penunjang
- Pemeriksaan Laboratorium
o CBC
o Tyroid Stimulating Hormone (TSH)
o FSH, LH
o MRI
o Radiograf untuk melihat sella turcica guna mendeteksi lesi hipofise di
dasar kelenjar hipofise dan dapat mengganggu menstruasi.
- Analisa Kromosom dan amniosentesis
Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan. Kadang-
kadang, janin dengan sindrom Turner diidentifikasi oleh temuan USG abnormal
(cacat jantung yaitu, kelainan ginjal, hygroma kistik, asites). Meskipun risiko
kekambuhan tidak meningkat, konseling genetik sering direkomendasikan bagi
keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner. Tes, yang
disebut kariotipe atau analisis kromosom, analisis komposisi kromosom individu. Ini
adalah tes pilihan untuk mendiagnosis sindrom Turner. Penyelidikan mikroskopis
dari ovarium hanya menunjukan beberapa goresan jaringan sisa-sisa ovarium, karena
itu ia steril. Pembuatan kariotipe dari penderita menunjukan adanya sebuah
kromosom X saja, sehingga ia hanya memiliki 45 kromosom. Oleh karena wanita
normal disebut juga XX, maka sindroma turner disebut juga XO.
- Pemeriksaan gonadotropin
Pemeriksaan ini penting yang mana kadar gonadotropin plasma, terutama hormone
perangsang folikel (FSH) sangat meningkat diatas kadar control sesuai umur semasa
bayi usia 6-8 tahun, dan pada usia 10-11 tahun.
3. Diagnosis
a. Working Diagnosis
3 | P a g e
Sindrom Turner
Sindrom Turner adalah suatu monosomi kromososm seks. Bayi yang lahir dengan
sindrom turner memiliki 45 kromosom yaitu 22 pasang kromosom somatik dan satu
kromosom seks biasanya 45X/O. Penyakit ini sering dijumpai pada janin yang
mengalami abortus dan terdapat pada sekitar 1 diantara 2500 kelahiran hidup dan
wanita dengan sindrom turner tidak memiliki ovarium. Wanita dengan sindrom turner
memiliki penampilan yang tidak biasa karena kelainan skeletal seperti leher pendek,
dada perisai, puting spasi lebar, Nevi berpigmen banyak.
b. Differential Diagnosis
Sindrom Noonan
Noonan Syndrome (NS) adalah kondisi relatif umum genetik bawaan yang
mempengaruhi baik laki-laki dan perempuan sama. Dulu disebut sebagai versi laki-
laki sindrom Turner namun, penyebab genetik sindrom Noonan dan sindrom Turner
adalah berbeda. Fitur utama termasuk cacat jantung bawaan, perawakan pendek,
masalah belajar, lekukan dada, pembekuan darah terganggu, dan konfigurasi
karakteristik fitur wajah. Sindrom ini dinamai setelah Dr Jacqueline Noonan.
Diperkirakan sindrom noonan terjadi 1 dari 1000 kelahiran. Penyebabnya adalah
mutasi pada gen tertentu. Saat ini para ilmuan tahu dari empat gen yang dapat
menyebabkan sindrom noonan. Mutasi dapat diwariskan dari orang tua yang
membawa gen cacat (autosomal dominan). Atau bisa berkembang karena mutasi baru
pada anak-anak yang tidak mempunyai kecenderungan genetic untuk penyakit ini.
Anak-anak yang memiliki satu orang tua dengan sindrom noonan memiliki peluang
50 persen mengalami gangguan ini. Sindrom noonan gejalanya bisa termasuk
anyaman pada leher, perawakan pendek, langit-langit mulut melengkung tinggi, dan
kelainan jantung juga pembuluh darah. Anak laki-laki bisa memiliki testis yang tidak
berkembang atau tidak turun, pada anak perempuan, indung telur kemungkinan tidak
aktif atau berhenti bekerja. Pubertas kemungkinan terlambat dan kemandulan bisa
terjadi.1
4. Etiopatogenesis
Sindroma Turner biasanya disebabkan oleh hilangnya kromosom X. Kelainan ini
ditemukan pada 1 diantara 3.000 bayi baru lahir. Gadis yang menderita gangguan ini
4 | P a g e
tidak mengembangkan karakter seksual sekunder pada masa pubertas dan terbelakang
ovarium yang menyebabkan kemandulan dikemudian hari. Selain itu, perempuan
menderita sindrom Turner lebih rentan terhadap penyakit jantung, ginjal dan masalah
tiroid . Biasanya sindrom ini ditemukan saat gadis kecil karena kurangnya pertumbuhan,
yang mengarah dokter untuk melakukan tes baterai. Namun, tes genetis sindrom Turner
dapat dilakukan sebelum kelahiran jika gangguan dicurigai. Tes genetika ini melibatkan
menganalisis sel-sel dari cairan ketuban atau plasenta. Biasanya ini dilakukan jika dokter
sindrom Turner tersangka ketikamelakukan USG janin. Genetik pengujian untuk sindrom
Turner menggunakan sel-sel plasenta atau cairan ketuban biasanya 99 persen akurat. Jika
diagnosisdikonfirmasikan dengan pengujian genetika, maka bayi akan diletakkan di
bawah perawatan spesialis segera setelah ia lahir. Kemudian setelah bayi lahir,
diagnosisdikonfirmasi lebih lanjut hanya setelah dilakukan tes darah. Tes darah ini
dikenalsebagai karotype dan memeriksa jumlah kromosom dari perempuan. Seorang
gadismenderita sindrom Turner akan memiliki 45 kromosom bukan 46 kromosom.
Komposisi yang biasa adalah 44 kromosom autosom dan 2 kromosom X. Namun, pada
anak perempuan menderita sindrom Turner, yang sebagian atau seluruh dari salah satu
kromosom X hilang atau cacat. Kromosom X adalah kromosom seks. Monosomi X
seperti halnya dengan sindrom turner ini mungkin terjadi karena adanya nondisjunction
diwaktu ibunya membentuk sel telur, kemungkinan lain disebabkan karena hilangnya
sebuah kromosom kelamin selama mitosis setelah zigot XX atau XY terbentuk.
Kemungkinan terakhir ini didukung oleh tingginya frekuensi mozaik yang dihasilkan dari
kejadian setelah terbentuk zigot pada penderita sindrom turner. BUKU GENETIKA
MANUSIA. Faktor risiko sindrom Turner tidak dikenal. Nondisjunctions meningkat
dengan usia ibu, seperti untuk sindrom Down, tapi efek yang tidak jelas untuk sindrom
Turner. Hal ini juga diketahui jika ada hadiah predisposisi genetik yang menyebabkan
kelainan, meskipun sebagian besar peneliti dan dokter yang mengobati wanita Turner
setuju bahwa ini adalah sangat tidak mungkin. Saat ini tidak ada penyebab dikenal untuk
sindrom Turner, meskipun ada beberapa teori seputar subjek. Satu-satunya fakta yang
solid yang dikenal saat ini, adalah bahwa selama konsepsi sebagian atau seluruh
kromosom seks kedua tidak ditransfer ke janin.1
5 | P a g e
Gambar 1. Salah satu kromosom yang hilang pada sindrom turner
Xtunggal adalah berasal dari ibu pada 75% penderita 45X. Mekanisme hilangnya kromosom
belum diketahui, dan resiko terhadap sindrom ini tidak meningkat sejalan dengan usia ibu.
Adalah mungkin bahwa gen yang tertinggal pada fenotif turner adalah gen terkait –X yang
lolos inaktivasi. Ovarium janin normal berisi sekitar 7 juta oosit dan oosit ini mulai
menghilang dengan cepat pada umur kehamilan 5 bulan. Pada saat lahir hanya ada 3 juta,
pada menarche ada 400.000, pada menopause tinggal 10.000. Bila tidak ada 1 kromosom X
maka proses ini akan lebih cepat terjadi dan akan lenyap pada usia 2 tahun.2
5. Epidemiologi
Sindroma turner terdapat kira-kira satu dalam 3000 kelahiran hidup. Lebih dari 90%
mengalami abortus spontan. Perkiraan kasar untuk sindroma turner dewasa dalam
populasi umum adalah 1 tiap 5000.2
6. Gejala Klinis
Banyak variasinya dan terpenting ialah:
1) Perawakan pendek (short stature)
Waktu lahir anak sudah pendek dan pada pertumbuhan selanjutnya biasanya
berada di bawah persentil ketiga. Bila dewasa umumnya tidak lebih tinggi dari
150cm.
2) Webbed Neck
Merupakan lipatan kulit berbentuk segitiga (triangular skin fold) yang terbentang
dari telinga sampai ke akromion. Batas rambut biasanya rendah sekali, kadang-
kadang sampai scapula.
3) Kelainan wajah
6 | P a g e
Muka biasanya agak aneh, tampak lebih tua dari umurnya. Ujung mata agak
miring kebawah (anti mongoloid) dengan lipatan epikantus. Jarak interorbital agak
kecil. Telinga besar dan rendah (low set) dan kadang-kadang disertai cacat.
Pertumbuhan dagu dan rahang bawah kurang sempurna sehingga tampak kecil.
Hal ini juga akan mengakibatkan gangguanpertumbuhan gigi. Langit-langit
melengkung tinggi.
4) Kelainan rangka.
Hampir pada semua tipe ditemukan dada berbentuk perisai (shield-like chest)
dengan puting susu yang letaknya berjauhan. Kadang-kadang ditemukan pektus
ekskavatus, pigeon chest, gabungan beberapa tulang rusuk atau spina bifida,
skoliosis, cubitus valgus, kelainan pergelangan tangan (Madrlung’s deformity) dan
kelainan lutut. Sering tampak jari tangan dan kaki yang pendek dan kecil,
sindaktili dan haluks valgus.
5) Kelainan kulit.
Webbing di tempat lain seperti di jari dan aksila. Sering ditemukan keloid dan nevi
pigmentosa. Kadang-kadang ditemukan vitiligo. Cafeaulait spots dan
neorofibromatosis Von Rlexklingshausen. Kuku sering kecil dan tipis
(hipoplastik), letaknya dalam dengan pinggir kulit lebar.
6) Sistim kardiovaskular.
Kira-kira 25% dari kumpulan kasus Wilkins disertai koarktasio aorta. Walaupun
jarang, kadang-kadang ditemukan pula stenosis subaortik. Defek septum dan
dekstrokardia, yang mungkin tidak ada hubungan langsung dengan sindrom ini.
Hemangioma multipel dan leangiektasia pada usus pernah ditemukan. Limfedema
sering di temukan pada bayi yang mempunyai sindrom Bonnevie-Uhrlich. Sering
pula ditemukan hipertensi dengan sistolik berkisar antara 135-150 mmHg dan
diastolic 90-110 mmHg, tetapi tidak didapatkan kecenderungan untuk naik. Tidak
ditemukan kelainan ginjal, kecuali kadang-kadang didapatkan kelainan bawaan
seperti horse shoe kidney.
7) Kelainan mata.
Ptosis, strabismus, koloboma, katarak kongenital dan retinitis pigmentosa dan
kadang-kadang buta warna.
8) Kelainan intelegensia
Sekitar ¼ - 1/3 dari penderita mempunyai kelemahan daya pikir. Terutama mereka
yang mempunyai webbed neck. Di rumah sakit jiwa ditemukan 0,05% dari
7 | P a g e
penderita wanita. Walaupun demikian didapatkan pula penderita yang cukup
cerdas.
9) Kelainan pubertas.
Karena kelainan gonad. Anak tidak akan mengalami masa pubertas. Gejala seks
sekunder yang karakteristik seperti pertumbuhan payudara, rambut aksila dan
pubis serta perubahan labia minora tidak timbul atau hanya sedikit sekali. Semua
hal ini sebagai akibat tidak adanya respons gonad untuk membuat estrogen.
Gambar 2. Webbed Neck Gambar 3. Edem & Dekibitus Valgus
Selama kehamilan sindrom turner dapat hidrops total atau hanya pembengkakan setempat
yang pada ultrasonografi mungkin salah diinterpretasikan sebagai ensefalokel. Kelebihan
cairan dijaringan-jaringan adalah akibat maturasi yang terlambat pada system drainase
limfatik.Banyak penderita dengan sindrom turner dapat dikenali pada saat lahir karena
edema khas pada dorsum tangan dan kaki, dan lipatan kulit longgar pada tekuk leher.
Berat badan lahir sangat rendah dan panjang badan badan yang kurang adalah lazim.Lima
belas persen kasus disertai koarktasio aorta. Pada masa kanak-kanak gambaran klinis
yang sering didapat adalah perawakan pendek, juga didapatkan garis rambut belakang
rendah, jarak antara kedua putting susu menjauh dan pada pergelangan tangan terdapat
deformitas madelung. Manisfestasi klinis pada orang dewasa adalah amenore primer dan
infertilitas. Pada sindrom turner, ovarium berkembang normal selama pertengahan
pertama masa kehamilan, kemudian ovarium mengalami regresi sehingga hanya tinggal
beberapa jaringan ovarium. Pengobatan dengan hormone pertumbuhan dibuat secara
8 | P a g e
genetika bermanfaat dalam mengatasi perawakan pendeknya, dan terapi estrogen
hendaknya segera dimulai pada saat muncul tanda-tanda pubertas. Perlu ditekankan
bahwa tingkat kecerdasan sindrom turner adalah normal.3
7. Penatalaksanaan
1. Segi psikologi
Terhadap anak harus diyakinin sedemikian rupa sehingga ia mempunyai perasaan
seperti anak wanita lainnya yang seumur. Untuk itu perlu diberikan hormon kelamin
dan terhadap orangtua perlu diberikan keyakinan bahwa terapi hormonal ini di
perlukan.
2. Terapi hormon
Dimulai kalau sudah akil-balik. Sebaiknya lebih dahulu dilakukan pemeriksaan kadar
gonodotropin penderita. Diberikan hormon estrogen terus menerus selama 6-9 bulan
sehingga timbul pertumbuhan payudara, vagina dan uterus. Sesudah masa ini,
estrogen dapat diberikan secara siklik, yaitu selama 21hari dan 2-5 hari kemudian
akan timbul menstruasi. Kalau respons terhadap estrogen kurang baik, dapat
ditambahkan progesteron selama minggu ketiga dari siklus tersebut.
Data menunjukan pengobatan dengan hormone pertumbuhan rekombinan saja atau
bersama dengan steroid anabolik meningkatkan kecepatan tinggi badan.Banyak gadis
dapat mencapai tinggi badan 150 cm atau lebih dengan memulai pengobatan dini. Terapi
yang dibutuhkan untuk penderita sindroma Turner adalah terapi hormon, dimana
diberikan hormon pertumbuhan (Growth hormon) untuk pertumbuhan tinggi badan
maksimal sebelum usia puber, yang diberikan beberapa kali dalam seminggu melalui
suntikan. Selain itu juga diberikan hormon estrogen untuk perkembangan seksualnya,
biasanya diberikan saat usia puber dan diteruskan sampai usia menopause. Terapi
pergantian dengan estrogen terindikasi tetapi ada sedikit kesepakatan tentang usia optimal
memulai pengobatan. Kesiapan psikologis penderita harus diperhitungkan. Pertumbuhan
yang baik yang dicapai oleh gadis yang diobati dengan hormone pertumbuhan,
memungkinkan memulai pergantian estrogen pada usia 12-13 tahun. Premarin 0,3-0625
mg yang diberikan setiap hari selama 3-6 bulan biasanya efektif untuk menginduksi
pubertas. Dukungan psikologis pada gadis-gadis penderita ini merupakan komponen
penting pada penanganan. Sindrom turner yang memiliki cabang di Amerika dan Canada
dengan Negara-negara lain memberikan isitem dukungan yang berharga pada penderita-
9 | P a g e
penderita ini dan keluarganya disamping yang diberikan oleh dokternya. NELSON hal
1993. Untuk memastikan diagnosa pasti, maka harus dilakukan pemeriksaan kromosom,
yang diambil dari darah. Pemeriksaan ini bisa dilakukan di laboratorium yang
menyediakan pemeriksaan kromosom. Kelainan ini juga dpaat diketahui saat dalam
kandungan, jika gejalanya sangat nyata, dan dokter kandungna mungkin akan melakukan
pemeriksaan lebih lanjut seperti mengambil sedikit jariangan plasenta atau cairan
amnion.3,4
8. Komplikasi
Defek jantung congenital dapat menyertai monosomi kromosom seks, pengidap sindrom
turner beresiko tinggi mengalami fraktur tulang semasa kanak-kanak, dan osteoporosis
pada orang dewasa karena kurnagnya estrogen, dan sebagian individu mungkin
memperlihatkan ketidakmampuan belajar.4
9. Pencegahan
Untuk pencegahan sendiri dapat dilakukan konseling untuk mengetahui lebih jelas dan
lebih dini, tapi hingga sekarang belum ada metode khusus yang dapat mencegah
sindroma Turner. Namun, kelainan ini dapat dideteksi, bahkan sejak dalam kandungan,
atau saat anak-anak, sehingga dapat ditangani lebih dini dan lebih baik, untuk mencegah
komplikasi yang mungkin terjadi.5
10. Prognosis
Pertumbuhan badan tidak akan normal
Tanda kedewasaan jasmani dapat dicapai
Kehidupan seksual bisa normal, tetapi penderita tetap mandul.5
10 | P a g e
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sindroma Turner adalah kelainan kromosom di mana semua atau bagian dari salah satu
kromosom seks tidak ada (manusia tidak terpengaruh memiliki 46 kromosom, dimana 2
adalah kromosom seks). Khas perempuan memiliki 2 kromosom X, tapi dalam sindrom
Turner, salah satu kromosom seks hilang atau memiliki kelainan lainnya. Sindrom Turner ini
dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan, meskipun risiko kekambuhan
tidak meningkat.
Saran
Prenatal diagnosis dan konseling genetik sangat direkomendasikan bagi keluarga yang
memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner.
11 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
1. BUKU SAKU PATOFISIOLOGI, 3ed .Sindrom turner. Jakarta: EGC, 2009 hal 63.
Warburton, D., Kline, J. dan Stein, I. Monosomi X: anomali kromosom yang terkait
dengan usia ibu muda Lancet i, 167 -169.
2. Behrman E. Richard, Kliegman E. Robert, Arvin M. Ann. Ilmu kesehatan anak
Nelson. 15ed. Patogenitas Sindrom turner. Jakarta: EGC, 2000 hal 1992.
3. Hull David, Johnston I. Derek. Dasar-dasar pediatric. 3ed. Sindrom Turner. Jakarta:
EGC, 2008 hal 18, Nelson hal 1992-1993.
4. Robert J. Gorlin, Meyer Michael Cohen, Raoul C. M. Hennekam (2001). Syndromes
of the head and neck. Oxford University Press. ISBN 978-0-19-511861-2.Page.57-61.
5. Frank J. Domino (2006). The 5-Minute Clinical Consult. Lippincott Williams &
Wilkins. ISBN 978-0-7817-6334-9.Page.1274.
6. Phil Foreman (2009). Education of Students with an Intellectual Disability: Research
and Practice. Information Age Publishing. ISBN 978-1-60752-214-0.Page.29
12 | P a g e