sidang ketiga puluh lima majelis bahasa brunei...

30
1 SIDANG KETIGA PULUH LIMA MAJELIS BAHASA BRUNEI DARUSSALAM- INDONESIA-MALAYSIA (MABBIM) (Indonesia: Bukittinggi, Sumatera Barat, 20-22 Maret 1996)

Upload: dinhtu

Post on 11-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SIDANG KETIGA PULUH LIMA MAJELIS BAHASA BRUNEI …mabbim.gerbangbahasa.gov.bn/filebase/files/201401/4327173727... · 1. Keputusan Umum Sidang Ke-34 Mabbim 2. Laporan Sidang Ke-9 Pakar

1

SIDANG KETIGA PULUH LIMA

MAJELIS BAHASA BRUNEI DARUSSALAM-

INDONESIA-MALAYSIA

(MABBIM)

(Indonesia: Bukittinggi, Sumatera Barat,

20-22 Maret 1996)

Page 2: SIDANG KETIGA PULUH LIMA MAJELIS BAHASA BRUNEI …mabbim.gerbangbahasa.gov.bn/filebase/files/201401/4327173727... · 1. Keputusan Umum Sidang Ke-34 Mabbim 2. Laporan Sidang Ke-9 Pakar

2

DAFTAR ISI

Pernyataan Bersama

Acara Sidang

Laporan Sidang Ke-35 Mabbim

Lampiran

1. Tata Kerja Majelis

2. Daftar Peserta

3. Sambutan:

a. Menteri Pendidikan danKebudayaan

b. Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Barat

c. Ketua Perutusan Indonesia

d. Ketua Perutusan Brunei Darussalam

e. Ketua Perutusan Malaysia

Page 3: SIDANG KETIGA PULUH LIMA MAJELIS BAHASA BRUNEI …mabbim.gerbangbahasa.gov.bn/filebase/files/201401/4327173727... · 1. Keputusan Umum Sidang Ke-34 Mabbim 2. Laporan Sidang Ke-9 Pakar

3

Pernyataan Bersama

Sebagai tindak lanjut Sidang Ke - 34 Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-

Malaysia (Mabbim), antara Jawatankuasa Tetap Bahasa Melayu (JKTBM), Panitia Kerja

Sama Kebahasaan (Pakersa), dan Jawatankuasa Tetap Bahasa Melayu Brunei Darussalam

(JKTBMBD) yang diadakan pada tanggal 22 -- 24 Maret 1995, di Pulau Pangkor, Perak

Darul Ridzuan, Malaysia, maka Sidang Ke-35 Mabbim telah diadakan pada tanggal 20 --

22 Maret 1996 di Hotel Novotel, Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia. Majelis telah:

(1) meneliti dan mengesahkan Keputusan Umum Sidang Ke-34 Mabbim, (2) meneliti dan

menerima hasil Sidang Ke-9 Pakar Mabbim, dan (3) membincangkan dan mengambil

keputusan tentang hal-hal lain seperti yang terlampir.

Majelis juga mengambil perhatian bahwa Seminar Kebahasaan yang bertemakan

“Peranan Bahasa Kebangsaan dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi”

telah diadakan dalam rangka Sidang Ke-35 Mabbim ini pada tanggal 18--19 Maret 1996 di

Hotel Sedona Bumi Minang, Padang, Sumatera Barat, Indonesia.

t.t.

(HAJI ALIDIN HAJI OTHMAN) Pengerusi

Jawatankuasa Tetap Bahasa Melayu

Brunei Darussalam

(JKTBMBD)

t.t.

(DR. HASAN ALWI) Ketua

Panitia Kerja Sama Kebahasaan

(Pakersa)

t.t.

(HAJI A. AZIZ BIN DERAMAN) Pengerusi

Jawatankuasa Tetap Bahasa Melayu

(JKTBM)

Hotel Novotel,

Bukittinggi, Sumatera Barat,

Indonesia,

22 Maret 1996

Page 4: SIDANG KETIGA PULUH LIMA MAJELIS BAHASA BRUNEI …mabbim.gerbangbahasa.gov.bn/filebase/files/201401/4327173727... · 1. Keputusan Umum Sidang Ke-34 Mabbim 2. Laporan Sidang Ke-9 Pakar

4

I. Acara Sidang

1.1 Seminar Kebahasaan

Senin, 18 Maret 1996 09.00--18.15

Selasa, 19 Maret 1996 08.00--17.15

20.00--23.00

1.2 Sidang Majelis

Rabu, 20 Maret 1996 20.00--23.00

Kamis, 21 Maret 1996 08.00--12.00

14.00--16.00

Jumat, 22 Maret 1996 08.00--11.30

14.00--15.00

19.00--20.00

II. Anggota Sidang

1. Dr. Hasan Alwi (Indonesia, Ketua)

2. Awang Haji Alidin bin Haji Othman (Brunei Darussalam)

3. Tuan Haji A. Aziz bin Deraman (Malaysia)

4. Dr. Dendy Sugono (Indonesia)

5. Dr. Hans Lapoliwa, M.Phil (Indonesia)

6. Dato Paduka Haji Ahmad bin Kadi (Brunei Darussalam)

7. Pengiran Datin Paduka Hajah Mariam

binti Pengiran Haji Matarsat

(Brunei Darussalam)

8. Prof. Dr. Dato’ Hajah Asmah

binti Haji Omar

(Malaysia)

9. Prof. Dr Abdullah Hassan (Malaysia)

10. Drs. Hasjmi Dini (Indonesia)

11. Awang Hanafiah bin Haji Awang Zaini (Brunei Darussalam)

12. Encik Amdun Husain (Malaysia)

III. Pemerhati Sidang

1. Dr. Edwar Djamaris (Indonesia)

2. Dr Yayah B. Lumintaintang (Indonesia)

3. Pengiran Julaihi bin Pengiran

Dato Paduka Othman

(Brunei Darussalam)

Page 5: SIDANG KETIGA PULUH LIMA MAJELIS BAHASA BRUNEI …mabbim.gerbangbahasa.gov.bn/filebase/files/201401/4327173727... · 1. Keputusan Umum Sidang Ke-34 Mabbim 2. Laporan Sidang Ke-9 Pakar

5

4. Prof. Dr. Haji Farid M. Onn (Malaysia)

5. Encik Zubaidi Abas (Malaysia)

6. Puan Atiah Saleh (Malaysia)

7. Mohd Raman Daud (Singapura)

8. Haji Abdul Hamid Ahmad (Singapura)

9. Haji Hashim Yusuf (Singapura)

10. Haji Masuri Salikun (Singapura)

11. Haji Subki Sidek (Singapura)

IV. Pemakalah/Nara Sumber

1. Dr. Sri Sukesi Adimarta (Indonesia, Peninjauan

Keputusan Umum Mabbim)

2. Prof. Dr. Goeswin Agoes (Indonesia, Farmasi)

3. Dr. Bobby Nazief (Indonesia, Multimedia)

4. Mirna Adriani, M.A (Indonesia, Multimedia)

5. Prof. Dr. Zaharin Yusoff (Malaysia, Multimedia)

V. Dokumen

1. Keputusan Umum Sidang Ke-34 Mabbim

2. Laporan Sidang Ke-9 Pakar Mabbim

3. “Keputusan/Hasil Perbincangan dalam Sidang Majelis yang belum ditindak-

lanjuti atau Belum Digarap” (Laporan, Brunei Darussalam, Indonesia dan

Malaysia)

4. “Panduan Penyusunan Istilah Farmasi” (Makalah, Indonesia)

5. “Penggunaan Teknologi Multimedia bagi Perkembangan Bahasa Kebangsaan

Masa Depan” (Makalah, Indonesia)

6. “Tata Kerja Mabbim” (Makalah, Indonesia)

7. “Peninjauan Semula Keputusan Mabbim” (Laporan, Brunei Darussalam)

8. “Menuju ke Arah Penggunaan Alat Elektronik Multimedia dalam Proses

Pengembangan Bahasa Kebangsaan” (Makalah, Brunei Darussalam)

9. “Masalah dan Usul Kelompok Sidang Ke-9 Pakar Mabbim” (Laporan,

Malaysia)

10. “Peninjauan Semula Keputusan Mabbim” (Laporan, Malaysia)

11. “Teknologi Maklumat dan Perkembangan Ilmu dan Bahasa” (Makalah,

Malaysia)

12. “Tata Kerja Mabbim” (Laporan, Malaysia)

Page 6: SIDANG KETIGA PULUH LIMA MAJELIS BAHASA BRUNEI …mabbim.gerbangbahasa.gov.bn/filebase/files/201401/4327173727... · 1. Keputusan Umum Sidang Ke-34 Mabbim 2. Laporan Sidang Ke-9 Pakar

6

13. “Persidangan dan Keputusan” (Bahan Edaran,Malaysia)

VI. Agenda

1. Peninjauan Putusan Sidang ke-34 Mabbim

2. Peninjauan Putusan Sidang ke-9 Pakar Mabbim

3. Pembahasan Peninjauan Hasil Keputusan Mabbim

4. Pembahasan Makalah Panduan Penyusunan Istilah Farmasi

5. Pembahasan Makalah Multimedia

6. Pembahasan Tata Kerja Mabbim

7. Lain-lain:

7.1 Jadwal dan tempat Sidang Ke-10 Pakar Mabbim dan Sidang Ke-36

Mabbim serta tema Seminar Kebahasaan Sidang Ke-36 Mabbim

7.2 Rencana Kerja Mabbim

7.3 Peringatan 25 tahun Mabbim

7.4 Rampak Serantau

7.5 Risalah Seminar Kebahasaan

7.6 Isu Seminar Kebahasaan Sidang Ke-35 Mabbim

VII. Perbincangan dan Keputusan Umum

1 Meneliti dan mengesahkan Keputusan Umum Sidang Ke-34 MABBIM

1.1 Majelis telah meneliti dan mengesahkan Keputusan Umum Sidang

Ke-34 Mabbim yang diadakan tanggal 22--24 Maret 1995 di Pulau

Pangkor, Perak Darul Ridzuan, Malaysia dengan catatan berikut.

a. Pembetulan rumusan (halaman 1)

…., maka Sidang Ke-34 Mabbim telah diadakan di Ipoh pada

20--21 Mac 1995, dan di Pulau Pangkor, Perak Darul Ridzuan,

Malaysia pada 22--24 Mac 1995.

diubah menjadi

…., maka Sidang Ke-34 Mabbim telah diadakan pada 22-24 Mac

1995, di Pulau Pangkor, Perak Darul Ridzuan.

b. Pembetulan nomor urut pemerhati (halaman 6)

6. Encik Anwar Ridhwan (Malaysia)

6. Haji Hamdan Yahya (Malaysia)

Page 7: SIDANG KETIGA PULUH LIMA MAJELIS BAHASA BRUNEI …mabbim.gerbangbahasa.gov.bn/filebase/files/201401/4327173727... · 1. Keputusan Umum Sidang Ke-34 Mabbim 2. Laporan Sidang Ke-9 Pakar

7

diubah menjadi

7. Haji Hamdan Yahya (Malaysia)

c. Pembetulan nomor urut bidang kedokteran (halaman 10, kolom

keenam)

… Perubatan 4/Kedokteran

diubah menjadi

… Perubatan5/Kedokteran

1.2 Majelis bersepakat bahwa Sidang Ke-36 Mabbim dan seterusnya

terdiri atas dua kegiatan, yaitu

a. Seminar Kebahasaan (2 hari)

b. Sidang Majelis (4 hari)

1.3 Majelis memberi perhatian agar surat undangan untuk Sidang Mabbim

hendaklah berupa undangan menghadiri Sidang Majelis selama 5--6

hari.

2. Meneliti dan menerima laporan Sidang Ke-9 Pakar Mabbim

2.1. Majelis menerima hasil Sidang Ke-9 Pakar Mabbim yang diadakan

pada tanggal 18--22 September 1995 di Bandung, Indonesia.

2.2 Majelis telah membahas usul dan masalah yang dikemukakan oleh

kelompok-kelompok bidang ilmu. Majelis bersepakat untuk tetap

mempertahankan keputusan yang ada, iaitu:

(a) Setiap kelompok pakar subbidang ilmu hanya dibenarkan

mengikuti Sidang Pakar sebanyak 2 kali saja.

(b) Senarai istilah yang tidak dapat diselesaikan dalam Sidang Pakar

hendaklah disempurnakan di masing-masing negara dan

hasilnya dipertukarkan melalui Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa/Dewan Bahasa dan Pustaka.

(c) Setiap kelompok subbidang ilmu hanya mengikutsertakan paling

banyak dua orang pakar bagi setiap negara dalam suatu Sidang

Pakar.

(d) Pakar-pakar hendaklah menentukan dan mengusahakan sendiri

bahan-bahan rujukan dalam bidang mereka.

Page 8: SIDANG KETIGA PULUH LIMA MAJELIS BAHASA BRUNEI …mabbim.gerbangbahasa.gov.bn/filebase/files/201401/4327173727... · 1. Keputusan Umum Sidang Ke-34 Mabbim 2. Laporan Sidang Ke-9 Pakar

8

(e) Bahan-bahan yang akan dibicarakan dalam Sidang Pakar

hendaklah dikirimkan kepada Sekretariat/Urus Setia tuan

rumah Sidang pakar yang bersangkutan.

2.3 Bagi Kelompok Ekonomi

Majelis menaruh perhatian terhadap usul Kelompok Ekonomi untuk

mengadakan pertemuan di luar Sidang Pakar yang dijadwalkan.

Pertemuan telah dilaksanakan tanggal 26--29 Desember 1995 di Jakarta.

2.4. Bagi Kelompok Pertanian/Perhutanan

(a) Majelis menyetujui usul pemisahan Kelompok Pertanian/

Perhutanan menjadi kelompok Pertanian dan Kelompok

Perhutanan. Pada Sidang Ke-10 Pakar Mabbim kelompok ini

sudah terpisah menjadi dua kelompok.

(b) Majelis setuju untuk mengikutsertakan Kelompok Pertanian dan

kelompok Perhutanan dalam Sidang pakar masing-masing

sebanyak dua kali.

3. Pembahasan Peninjauan Hasil Keputusan Mabbim

3.1 Majelis telah membahas Laporan tentang Peninjauan Hasil Keputusan

Mabbim berdasarkan dokumen yang disediakan Brunei

Darussalam, Indonesia, dan Malaysia. Majelis bersepakat bahwa:

3.1.1 Keputusan-keputusan Mabbim pada umumnya telah

dilaksanakan.

3.1.2 Penyebaran informasi tentang Mabbim ke dunia internasional

perlu diusahakan melalui internet.

3.2 Majelis setuju supaya masing-masing negara melanjutkan penyusunan

kamus tata nama pribumi sebagai berikut.

Indonesia:

(i) Keris

(ii) Pertanian

(iii) Tenunan

(iv) Perkapalan

Brunei Darussalam

(i) Keris

(ii) Buah-buahan

(iii) Tenunan

Malaysia

(i) Keris

Page 9: SIDANG KETIGA PULUH LIMA MAJELIS BAHASA BRUNEI …mabbim.gerbangbahasa.gov.bn/filebase/files/201401/4327173727... · 1. Keputusan Umum Sidang Ke-34 Mabbim 2. Laporan Sidang Ke-9 Pakar

9

(ii) Perkapalan

(iii) Tenunan

3.3 Majelis setuju supaya masing-masing negara melanjutkan penyusunan

istilah umum untuk keperluan komunikasi di kalangan masyarakat

umum bidang kedokteran.

4. Pembahasan Makalah Panduan Penyusunan Istilah Farmasi

4.1 Majelis telah membahas dan menerima makalah “Panduan Penyusunan

Istilah Farmasi”.

4.2 Majelis mengambil perhatian terhadap usul yang dikemukakan untuk

mengumpulkan nama-nama tumbuhan/herba dengan penjelasan tentang

nama daerah, nama Latin, khasiatnya, dan daerahnya.

5. Pembahasan Makalah Penggunaan Teknologi Multimedia

5.1 Majelis telah membahas dan menerima makalah Indonesia yang

berjudul “Penggunaan Teknologi Multimedia bagi Perkembangan

Bahasa Kebangsaan Masa Depan”, makalah Malaysia yang berjudul

“Teknologi Maklumat dan Perkembangan Ilmu dan Bahasa” serta

menerima makalah Brunei Darussalam yang berjudul “Menuju ke

Arah Penggunaan Alat Elektronik Multimedia dalam Proses

Pengembangan Bahasa Kebangsaan”.

5.2 Majelis mengambil perhatian bahwa:

a. bahasa Indonesia/Melayu dapat dikomputerkan mulai sekarang

b. bahasa untuk perisian komputer perlu dilengkapi.

c. data bahasa elektronik dapat dihubungkan melalui internet.

6. Perubahan Tata kerja Mabbim

Majelis telah membahas dan menerima dokumen Tata Kerja Mabbim yang

disiapkan pihak Brunei Darussalam, Indonesia, dan Malaysia dengan

perbaikan seperti pada lampiran (Lampiran I).

7. Lain-lain

7.1 Membicarakan tanggal dan tempat Sidang Ke-10 Pakar Mabbim dan

Sidang Ke-36 Mabbim serta tema Seminar Kebahasaan.

7.1.1 Majelis bersetuju untuk menyelenggarakan Sidang Ke-10 Pakar

Mabbim pada tanggal 9--13 September 1996 di Brunei

Darussalam.

7.1.2 Majelis bersetuju untuk menyelenggarakan Sidang Ke-36

Mabbim pada tanggal 3--8 Maret 1997 di Brunei Darussalam.

Page 10: SIDANG KETIGA PULUH LIMA MAJELIS BAHASA BRUNEI …mabbim.gerbangbahasa.gov.bn/filebase/files/201401/4327173727... · 1. Keputusan Umum Sidang Ke-34 Mabbim 2. Laporan Sidang Ke-9 Pakar

10

7.1.3 Majelis bersepakat menetapkan “Peranan Media Massa dalam

Peningkatan Mutu Penggunaan Bahasa Melayu/-Indonesia”

sebagai tema Seminar Kebahasaan Mabbim yang akan

diadakan di Brunei Darussalam.

7.1.4 Majelis bersepakat untuk membahas 11 buah makalah dan

mengadakan 1 diskusi panel pada Seminar Kebahasaan yang

akan datang.

7.2 Rencana Lima Tahun (1998-2003)

7.2.1 Majelis bersepakat agar ketiga anggota Mabbim menyusun

rencana kerja lima tahun (1998--2003) Mabbim. Rencana itu

akan dibahas pada Sidang Ke-36 Mabbim di Brunei

Darussalam.

7.2.2 Majelis bersetuju untuk mengadakan pertukaran rencana

kerja lima tahun sebelum dibicarakan dalam Sidang Ke-36

Mabbim.

7.2.3 Majelis bersepakat agar bidang Perikanan, Penternakan, dan

Kedokteran Hewan diberi prioritas utama dalam rencana

kerja lima tahun yang akan datang ditambah bidang

teknik/kejuruteraan.

7.3 Peringatan 25 Tahun Mabbim

7.3.1 Majelis bersetuju untuk mengadakan peringatan 25 Tahun

Mabbim pada tanggal 29 Desember 1997 di masing-masing

negara anggota.

7.3.2 Majelis bersetuju untuk mengadakan peringatan 25 Tahun

Mabbim secara bersama-sama di Malaysia bertepatan

penyelenggaraan Sidang Ke-37 Mabbim di Malaysia.

7.4 Rampak Serantau

Majelis bersetuju untuk mengekalkan format Rampak Serantau seperti

terbitan pertama oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Brunei Darussalam.

7.5 Risalah Seminar Kebahasaan

7.5.1 Majelis bersetuju menyeragamkan format risalah/prosiding

Seminar Kebahasaan.

7.5.2 Majelis bersetuju menjadikan tema Seminar Kebahasaan sebagai

judul risalah/prosiding seminar kebahasaan.

Page 11: SIDANG KETIGA PULUH LIMA MAJELIS BAHASA BRUNEI …mabbim.gerbangbahasa.gov.bn/filebase/files/201401/4327173727... · 1. Keputusan Umum Sidang Ke-34 Mabbim 2. Laporan Sidang Ke-9 Pakar

11

7.5.3 Majelis bersetuju agar setiap risalah/prosiding seminar

diterbitkan sebanyak 500 eksemplar.

7.6 Isu Seminar Kebahasaan

Majelis mengambil perhatian dan merekam isu-isu yang timbul dalam

Seminar Kebahasaan Ke-4 yang berlangsung di Padang pada tanggal 18-

-19 Maret 1996 sebagai berikut.

a. Perkembangan bahasa kebangsaan, khususnya bahasa Indonesia,

sangat pesat sehingga perlu dilakukan penanganan secara

sungguh-sungguh.

b. Dalam pembentukan istilah, terutama yang berupa bentuk

gabungan, sedapat mungkin digunakan bentuk dasar unsur-unsur

gabungan tersebut.

c. Pembentukan kata atau nama yang terdiri atas unsur-unsur yang

tidak transparan cenderung tidak berterima di kalangan pemakai

bahasa.

d. Dalam perencanaan bahasa perlu diperhatikan dimensi

permerolehan bahasa (language acquisition) dan dimensi

pembinaan citra (image building) baik yang bersifat internal

maupun yang bersifat eksternal.

e. Usaha pengembangan bahasa kebangsaan mendorong pembinaan

minda kreatif, sedangkan kecenderungan memakai bahasa asing

alih-alih bahasa kebangsaan cenderung mengakibatkan minda

tertawan.

f. Dalam rangka pembinaan bahasa kebangsaan perlu diusahakan

sarana yang baik seperti kamus dan tesaurus.

8. Penghargaan

Majelis menyatakan penghargaan kepada Pemerintah Republik Indonesia, Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan (Prof. Dr. Ing Wardiman Djojonegoro),

Gubernur/Kepala daerah Tingkat I Propinsi Sumatera Barat (Drs. H Hasan Basri

Durin), dan Direktur Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

(Prof. Dr. Edi Sedyawati), atas arahan dan sambutan pada Sidang Ke-35 Mabbim.

Page 12: SIDANG KETIGA PULUH LIMA MAJELIS BAHASA BRUNEI …mabbim.gerbangbahasa.gov.bn/filebase/files/201401/4327173727... · 1. Keputusan Umum Sidang Ke-34 Mabbim 2. Laporan Sidang Ke-9 Pakar

12

Lampiran 1

TATAKERJA

MAJLIS BAHASA BRUNEI DARUSSALAM-INDONESIA-MALAYSIA

Untuk mencapai tujuan yang tercantum dalam Piagam Mabbim dan untuk menjalankan

fungsinya dengan sebaik-baiknya, ketiga-tiga negara anggota bersetuju menerima tata kerja

berikut:

I. Keanggotaan

Majelis beranggotakan Jawatankuasa Tetap Bahasa Melayu Brunei Darussalam

(JKTBMBD), Panitia Kerja Sama Kebahasaan (Pakersa), dan Jawatankuasa Tetap

Bahasa Melayu, (JKTBM).

II. Tugas

Majelis mempunyai tugas sebagai berikut:

(1) menentukan tata kerja dan pelaksanaan kerja Majelis;

(2) menyusun pelbagai pedoman dan panduan yang berkaitan dengan pembinaan

dan pengembangan bahasa;

(3) mempertimbangkan dan mengesahkan daftar induk istilah hasil sidang pakar

yang disusun menurut keputusan Majelis;

(4) mempertimbangkan dan mengambil keputusan tentang usul sidang pakar yang

berkaitan dengan pelaksanaan kerja yang bersangkutan; dan

(5) merencanakan kegiatan kebahasaan lain yang sesuai dengan semangat Piagam

Majelis.

III. Persidangan

(1) Sidang Majelis

(a) Majelis bersidang sekali setahun di negara anggota secara bergilir

dengan jarak waktu sepuluh hingga dua belas bulan dan lamanya kira-

kiranya lima hari.

(b) Tempat dan waktu Sidang Majelis ditentukan pada sidang sebelumnya.

(c) Sidang Majelis diselenggarakan dan dipimpin oleh ketua

perwakilan/Perutusan tuan rumah.

(d) Bahasa pengantar Sidang Majelis ialah bahasa kebangsaan/bahasa

resmi negara anggota.

(e) Sidang Majelis mengesahkan hal yang berkenaan dengan garis haluan

bahasa, hasil Sidang Pakar, serta rencana kerja Majelis selanjutnya.

Page 13: SIDANG KETIGA PULUH LIMA MAJELIS BAHASA BRUNEI …mabbim.gerbangbahasa.gov.bn/filebase/files/201401/4327173727... · 1. Keputusan Umum Sidang Ke-34 Mabbim 2. Laporan Sidang Ke-9 Pakar

13

2. Sidang Pakar

(a) Sidang Pakar mempersiapkan, mengolah, dan menyusun tata istilah

bidang ilmu menurut “Panduan Penyusunan Daftar Istilah” sesuai

dengan arahan Majelis.

(b) Sidang pakar bersidang sekali setahun di negara anggota secara

bergilir dengan jarak waktu sepuluh hingga dua belas bulan dan

lamanya kira-kira lima hari.

(c) Tempat dan waktu Sidang Pakar ditentukan pada Sidang Majelis.

(d) Sidang Pakar diselenggarakan dan dipimpin oleh anggota Panitia Kerja

Sama Kebahasaan/Jawatankuasa Tetap Bahasa Melayu.

(e) Bahasa pengantar Sidang Pakar ialah bahasa kebangsaan/bahasa rasmi

negara anggota.

IV. Peserta Sidang

(1) Peserta Sidang Majelis

(a) Peserta Sidang Eksekutif terdiri dari Ketua Perwakilan/Perutusan,

Sekretaris/Setiausaha, dan sebanyak-banyaknya dua orang anggota

Panitia Kerja Sama Kebahasaan/Jawatankuasa Tetap Bahasa Melayu.

(b) Majelis dapat mengundang nara sumber untuk menyumbangkan

kepakarannya yang diperlukan.

(c) Majelis dapat mengundang peserta sidang yang tidak menjadi anggota

eksekutif dan/atau wakil rasmi yang menghadiri Sidang Majelis atas

undangan penyelenggara Sidang Majelis sebagai pemerhati.

2) Peserta Sidang Pakar

Peserta Sidang Pakar terdiri dari para pakar bidang ilmu yang diikutsertakan.

V. Bahan Persidangan

(a) Bahan persidangan disiapkan oleh Jawatankuasa Tetap/Panitia negara anggota

penyelenggara.

(b) Jawatankuasa Tetap/Panitia negara anggota lain mengirimkan bahan

persidangan selambat-lambatnya dua bulan sebelum Sidang Majelis

berlangsung.

(c) Bahan seminar dan Rampak Serantau diusahakan sudah diterima oleh Panitia

Penyelenggara agar dua bulan sebelum Sidang Majelis berlangsung.

Page 14: SIDANG KETIGA PULUH LIMA MAJELIS BAHASA BRUNEI …mabbim.gerbangbahasa.gov.bn/filebase/files/201401/4327173727... · 1. Keputusan Umum Sidang Ke-34 Mabbim 2. Laporan Sidang Ke-9 Pakar

14

VI. Keputusan Majelis

(a) Pernyataan Bersama yang ditandatangani oleh para Ketua

Perutusan/Perwakilan.

(b) Lampiran Pernyataan Bersama yang berupa keputusan, rumusan, dan bahan

dokumentasi.

(c) Butir lain yang berkenaan dengan Sidang Majelis, seperti daftar nama

perutusan/perwakilan dan jadwal acara sidang.

(d) Keputusan dan persetujuan Majelis yang perlu disebarkan disusun menurut

versi negara anggota masing-masing.

(e) Keputusan Majelis yang penting dilaporkan dan diminta persetujuan Menteri

yang bersangkutan di negara anggota masing-masing.

(f) Ucapan Ketua Perutusan/Perwakilan sebagai lampiran.

Page 15: SIDANG KETIGA PULUH LIMA MAJELIS BAHASA BRUNEI …mabbim.gerbangbahasa.gov.bn/filebase/files/201401/4327173727... · 1. Keputusan Umum Sidang Ke-34 Mabbim 2. Laporan Sidang Ke-9 Pakar

15

Lampiran 2

DAFTAR PESERTA

A. Perutusan Indonesia

1. Dr. Hasan Alwi

2. Dr. Dendy Sugono

3. Dr. Hans Lapoliwa, M. Phil.

4. Drs. Hasjmi Dini

B. Perutusan Brunei Darussalam

1. Aw. Haji Alidin bin Haji Othman

2. Dato Paduka Haji Ahmad bin Kadi

3. Pengiran Datin Paduka Hajah Mariam binti Pengiran Haji Matarsat

4. Awang Hanafiah bin Haji Awang Zaini

C. Perutusan Malaysia

1. Tuan Haji A. Aziz bin Deraman

2. Prof. Dr. Dato‘ hajah Asmah binti Hajo Omar

3. Prof. Dr. Abdullah hassan

4. Encik Amdun Husain

D. Pemerhati Indonesia

1. Dr. Edwar Djamaris

2. Dr. Yayah B. Lumintaintang

E. Pemerhati Brunei Darussalam

1. Pengiran Julaihi bin Pengiran Dato Paduka Othman

F. Pemerhati Malaysia

1. Prof. Dr. Haji Farid M. Onn

2. Puan Noresah Baharom

3. Encik Zubaidi Abas

4. Puan Atiah Saleh

G. Pemerhati Singapura

1. Mohd. Raman Daud

2. Haji Abdul Hamid Ahmad

3. Haji hashim Yusuf

4. Haji Masuri Salikun

5. Haji Subki Sidek

Page 16: SIDANG KETIGA PULUH LIMA MAJELIS BAHASA BRUNEI …mabbim.gerbangbahasa.gov.bn/filebase/files/201401/4327173727... · 1. Keputusan Umum Sidang Ke-34 Mabbim 2. Laporan Sidang Ke-9 Pakar

16

H. Pemakalah/Nara Sumber

1. Dr. Sri Sukesi Adiwimarta (Indonesia, Peninjauan Keputusan

Umum Mabbim)

2. Prof. Dr. Goeswin Agoes (Indonesia, Farmasi

3. Dr. Bobby Nazief (Indonesia, Multimedia)

4. Mirna Adriani, M.A. (Indonesia, Multimedia)

5. Prof. Dr, Zaharin Yusoff (Malaysia, Multimedia)

Page 17: SIDANG KETIGA PULUH LIMA MAJELIS BAHASA BRUNEI …mabbim.gerbangbahasa.gov.bn/filebase/files/201401/4327173727... · 1. Keputusan Umum Sidang Ke-34 Mabbim 2. Laporan Sidang Ke-9 Pakar

17

Lampiran 3

SAMBUTAN

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PADA

PEMBUKAAN SIDANG KE-35 MAJELIS BAHASA

BRUNEI DARUSSALAM-INDONESIA-MALAYSIA (MABBIM)

SUMATERA BARAT, 18 MARET 1996

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pertama-tama saya mengajak hadirin untuk memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT,

yang berkat rahmat dan karunia-Nya kita dapat berkumpul dalam acara pembukaan Sidang

Ke-35 Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia (MABBIM) ini. Selanjutnya,

selamat datang dan selamat bertemu lagi di ranah Minanag ini, saya ucapkan kepada para

utusan dari negara-negara sahabat, Brunei Darussalam, malaysia, dan Singapura. Atas nama

pemerintah dan masyarakat Indonesia saya menyambut hangat kehadiran saudara-saudara

serumpun dalam Majelis ini guna lebih meningkatkan lagi kerjasama pengembangan bahasa

kita.

Seperti kita ketahui bersama, wadah kerjasama kebahasaan serumpun ini diwujudkan

dalam dua bentuk forum, yaitu Sidang Pakar dan Sidang Majelis. Sidang Pakar diikuti oleh

para pakar bidang ilmu tertentu dalam rangka mencari, mengkaji, dan menyepakati

peristilahan bidang ilmu yang bersangkutan. Dengan demikian, dapatlah diharapkan bahasa

kebangsaan setiap negara anggota MABBIM benar-benar menjadi sarana komunikasi yang

sangkil dan mangkus, termasuk dalam pengembangan dan penyebarluasan ilmu pengetahuan

dan teknologi.

Sidang Majelis, yang diikuti oleh utusan resmi negara anggota MABBIM dan utusan

Singapura sebagai peninjau atau pemerhati (Observer), mengemban tugas ganda, yaitu

melakukan penilaian terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dan sekaligus

merencanakan langkah-langkah berikutnya. Sejak tahun 1993 kegiatan utama MABBIM

makin dilengkapi dengan Seminar Kebahasaan dan Kesastraan yang penyelenggaraannya

dikaitkan dengan Sidang Majelis. Seminar ini diharapkan dapat merupakan wahana bagi

upaya pemasyarakatan istilah hasil MABBIM. Di samping itu, seminar diharapkan juga

sebagai forum untuk memperoleh masukan dan umpan balik terhadap kegiatan MABBIM.

Itulah sebabnya peserta yang diundang menghadiri seminar ini terutama adalah mereka yang

selama ini tidak terlibat dalam kegiatan MABBIM atau mereka yang latar belakang

pendidikannya bukan bahasa atau sastra.

Hadirin yang terhormat

Sebagai bangsa serumpun yang menhuni suatu kawasan strategis yang menjadi

perhatian dunia, kita dihadapkan pada tantangan dan permasalahan yang mempengaruhi

proses pembangunan bangsa kita masing-masing, dan yang mempunyai implikasi terhadap

pengembangan sumberdaya manusia, termasuk di dalamnya dalam bidang kebahasaan.

Tantangan yang maksud ialah:

Page 18: SIDANG KETIGA PULUH LIMA MAJELIS BAHASA BRUNEI …mabbim.gerbangbahasa.gov.bn/filebase/files/201401/4327173727... · 1. Keputusan Umum Sidang Ke-34 Mabbim 2. Laporan Sidang Ke-9 Pakar

18

Pertama, dalam memasuki era pasar dan investasi bebas Asia-Pasifik tahun 2020,

salah satu aspek yang perlu dipersiapkan adalah peningkatan kemampuan bangsa-bangsa

serumpun untuk bersaing dalam berbagai bidang terhadap bangsa lain yang lebih maju di

kawasan Asia pasifik. Kenyataan menunjukkan bahwa tingkat kualitas sumberdaya manusia

kita masih perlu dikembangkan agar mempunyai ketangguhan dan saing untuk menghadapi

era 2020 maupun era peduniaan secara kesluruhan.

Kedua, kenyataan menunjukkan bahwa di penghujung abad ini, kita dihadapkan pada

masalah global dengan semakin terbatasnya sumber-sumber kekayaan alam di satu pihak dan

semakin tingginya kebutuhan umat manusia di pihak lain. Akibat dari kesenjangan global

itu, ketegangan antara negara atau bangsa sering diwarnai dengan kompetisi untuk

mendapatkan sumber-sumber alam tersebut. Hanyalah bangsa yang memiliki keunggulan

dalam kualitas sumberdaya manusianya yang dapat memenangkan kompetisi global itu.

Karena dengan keunggulan kualitas SDM inilah dapat dipersiapkan keunggulan lain berupa

keunggulan di Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) dan bidang ekonomi.

Ketiga, masyarakat dunia secara keseluruhan saat ini dihadapkan pada masalah

semakin melebarnya kesenjangan antara kelompok negara yang miskin dalam penguasaan

Iptek di lain pihak. Akibatnya, negara yang memiliki pengusaan Iptek yang lebih baik dapat

memanfaatkan semua sumber daya yang terdapat di negara yang miskin dengan penguasaan

itu. Jepang, misalnya, saat ini telah menginventasikan lebih dari 50 persen modalnya di

negara-negara berkembang yang kaya dengan sumberdaya alam. Dengan demikian kekayaan

alam suatu negara dapat menjadi sumber kesejahteraan bagi negara lain yang memiliki

penguasaan Iptek yang lebih tinggi. Hanyalah bangsa yang menaruh perhatian pada

pengembangan dimensi keunggulan yang akan dapat bertahan dalam era pergulatan ekonomi

dan kompetisi global.

Untuk menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan tersebut, upaya utama yang

harus ditempuh oleh bangsa-bangsa serumpun adalah pengembangan sumberdaya manusia

yang berkualitas, yang menekankan pada penguasaan Iptek. Iptek merupakan prasyarat

untuk kemajuan suatu bangsa. Sementara Iptek itu sendiri hanya dapat dikuasai dan

dikembangkan oleh sumberdaya manusia yang berkualitas.

Hadirin yang terhormat,

Dikaitkan dengan apa yang saya kemukakan di atas, maka seminar Kebahasaan dan

Kesastraan yang kita selenggarakan bersama Sidang Ke-35 Majelis Bahasa kali ini sungguh

tepat, karena mengambil tema “Peranan bahasa Kebangsaan dalam Pengembangan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi“. Dengan tema tersebut para peserta seminar berupaya mencari

jawaban tentang hakekat kaitan bahasa dengan pengembangan Iptek. Kalau kita sudah

meyakini bahwa Iptek hanya dapat dikuasai oleh sumberdaya manusia yang berkualitas,

maka sesungguhnya penguasaan dan pengembangan Iptek tersebut memerlukan suatu

medium, yaitu bahasa. Disinilah kita melihat benang merah kaitan antara bahasa dan

keunggulan suatu bangsa.

Dari sudut pandang lain kita mengetahui bahwa pada dasawarsa abad XX ini Iptek

memperlihatkan perkembangan yang amat pesat. Perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi, misalnya, mengakibatkan Iptek dapat menjangkau berbagai kawasan di muka

bumi ini dalam waktu yang relatif amat singkat. Penyebarluasan perkembangan Iptek ke

Page 19: SIDANG KETIGA PULUH LIMA MAJELIS BAHASA BRUNEI …mabbim.gerbangbahasa.gov.bn/filebase/files/201401/4327173727... · 1. Keputusan Umum Sidang Ke-34 Mabbim 2. Laporan Sidang Ke-9 Pakar

19

berbagai penjuru dunia itu menggunakan bahasa sebagai sarana, terutama bahasa Inggris. Di

samping bermuatan Iptek, bahasa tersebut juga berkembang dan dipakai secara luas dalam

pergaulan antarabangsa karena bahasa ini juga merupakan bahasa ekonomi, perdagangan,

kuangan, dan sebagainya.

Di sisi lain, pada era penduniaan informasi dan budaya yang kita alami sekarang ini,

berbagai perubahan lingkungan kawasan regional berlangsung dengan cepat dan kompleks

juga berpengaruh terhadap bahasa. Perubahan tersebut mempengaruhi persepsi, wawasan

dan sikap masyarakat, termasuk yang berkaitan dengan kesadaran dan kecintaan berbahasa

nasional sebagai salah satu perwujudan identitas bangsa kita masing-masing. Meningkat

perubahan tersebut terjadi secara berkelanjutan maka upaa pembinaan bahasa pun perlu

dilakukan secara berkelanjutan pula.

Khusus yang berkaitan dengan masalah Iptek, ternyata bahasa bangsa-bangsa

serumpun belum mampu menampung semua muatan konsep Iptek yang masuk ke dalam

masyarakat kita. Sebagai akibatnya, kosakata dan peristilahan asing, termasuk pola pikir

yang mendukungnya, memberikan pengaruh yang tidak sedikit pula pada sebagian warga

masyarakat kita dalam berbahasa. Pengaruh itu jelas terlihat di tempat-tempat umum, seperti

pada papan nama, iklan, kain rentang, dan papan petunjuk. Pengaruh seperti itu juga kita

saksikan dalam pertemuan-pertemuan resmi dan bahkan dalam dunia pendidikan. Atas dasar

kenyataan inilah saya mengajak para pakar dan pembina bahasa untuk lebih meningkatkan

lagi kinerjanya dalam mengembangkan bahasa agar di satu sisi tetap dapat digunakan secara

mantap oleh masyarakat penuturnya, dan di sisi lain sejalan dengan perkembangan dan dapat

dipergunakan sebagai abahasa Iptek. Persoalan inilah yang saya harapkan dapat dikaji

dengan mendalam dalam forum Seminar nanti.

Hadirin yang terhormat,

Apabila kita menengok perjalanan sejarah kerjasama kebahasaan ini, wadah

kerjasama dimulai oleh Malaysia dan Indonesia pada tahun 1972 dengan mengukuhkan

berdirinya Majelis Bahasa Indonesia-Malaysia (MBIM). Dalam perkembangan selanjutnya,

mulai tahun 1985 Brunei Darussalam – setelah cukup lama menjadi peninjau – turut pula

bergabung menjadi Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia (MABBIM).

Pada tahun itu pula, Singapura turut menjadi peninjau pada setiap persidangan majelis hingga

saat ini.

Berkat kerjasama itu kita telah menjadikan ejaan masing-masing bahasa sebagai

sistem yang dikembangkan berdasarkan tinjauan yang matang. Kita telah mengaitkan

pandangan dan sikap keilmuan di dalam bahasa dengan kepraktisan dan keperluan nyata di

dalam berbahasa. Dasar pemikiran yang kurang lebih sama kita kembangkan di dalam

menata sistem peristilahan bagi masing-masing bahasa.

Secara umum, kita telah memadukan dan menyerasikan upaya pembinaan dan

pengembangan bahasa, sesuai dengan keperluan yang dihadapi. Saya menganggap hal ini

penting. Tidak sedikit ihwal yang melibatkan orang banyak – misalnya dunia pendidikan—

memerlukan keterpaduan dan keserasian seperti itu. Para pemikir dan pengatur kebijakan

harus mempertimbangkan apa yang sesungguhnya menjadi keperluan, dan bukan dirasakan

penting namun ternyata tidak diperlukan. Usaha apa pun yang tidak memperhatikan

keperluan hanya akan menghasilkan kemubaziran semata.

Page 20: SIDANG KETIGA PULUH LIMA MAJELIS BAHASA BRUNEI …mabbim.gerbangbahasa.gov.bn/filebase/files/201401/4327173727... · 1. Keputusan Umum Sidang Ke-34 Mabbim 2. Laporan Sidang Ke-9 Pakar

20

Kita harus mempertimbangkan masak-masak apa yang menjadi keperluan masyarakat

pendukung dan pemakai bahasa. Tanpa memperhitungkan keperluan tersebut, istilah yang

dibentuk, misalnya, yang menampung konsep dan pemikiran asing mungkin akan terbenam

dalam bahasa kebangsaan kita karena tidak diterima oleh masyarakat. Pertimbangan

keilmuan memang amat perlukan, tetapi pertimbangan kepraktisan dan keserasian dengan

ihwal lain pun tak dapat kita lupakan.

Hadirin yang saya hormati,

Dalam forum yang terhormat ini perkenankanlah saya menyampaikan beberapa

pengalaman dan kebijakan kami dalam pengembangan dan pembinaan abahasa Indonesia.

Sejak Sumpah Pemuda 1928, perkembangan Bahasa Indonesia telah melampaui tahap-tahap

pertumbuhan yang pesat. Setelah Indonesia merdeka, perkembangan bahasa Indonesia

semakin pesat lagi mengiringi pesatnya kemajuan pembangunan di segala bidang yang

berhasil kami capai. Stidaknya ada lima hal yang menandai perkembangan pesat bahasa

Indonesia selama 51 tahun kemerdekaan kami, yaitu:

Pertama, bahasa Indonesia telah berperan penting sebagai alat pemersatu dan

sekaligus telah menjadi ciri identitas atau jatidiri bangsa. Peran pemersatu bangsa tersebut

bersifat horizontal maupun vertikal. Secara horizontal, bahasa Indonesia telah pun berhasil

mempersatukan lebih dari 350 suku bangsa yang biasa bertutur dengan menggunakan bahasa

daerah masing-masing yang tercatat berjumlah 665 bahasa di seluruh Indonesia. Secara

vertikal, bahasa Indonesia telah berperan penting menjadi wahana komunikasi antara para

pemimpin dengan masyarakat, antara pemerintah dengan rakyat, antara pusat dengan daerah.

Dengan ungkapan lain, bagi bangsa Indonesia, upaya pembinaan dan pengembangan

abahasa mempunyai arti yang amat besar dalam rangka memelihara dan memupuk integritas

dan identitas bangsa. Dengan bahasa Indonesia bangsa kami yang terdiri atas berbagai

kelompok etnik dan mendiami beribu pulau serta yang memeluk agama yang berbeda dapat

dipersatukan. Kami menyadari pula bahwa dengan menjadikan bahasa Indonesia sebagai

bahasa nasional, maka bangsa kami telah berhasil mewujudkan salah satu jatidiri dan

sekaligus identitias nasional kami.

Di samping sebagai faktor pemersatu (integrator) bangsa, bahasa Indonesia juga

berkaitan dengan pengembangan jatidiri (identitas) bangsa. Penuturan bahasa Indonesia

merupakan perwujudan dan sekaligus pembinaan jatidiri. Bangga akan kemampuan diri dan

bangsa—termasuk bahasa nasionalnya—akan menumbuhkan wawasan kebangsaan dan

jatidiri sebagai bangsa yang besar, yang memungkinkan kami berdiri sama tinggi duduk

sama rendah dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Kedua, jumlah penutur yang bertambah amat cepat. Jika pada akhir tahun 1920-an

penutur asli bahasa Melayu di Indonesia kurang dari 1,5 juta orang atau hanya 4,9 persen dari

tiga puluh juta penduduk Nusantara; maka menurut data tahun 1990, jumlah penutur bahasa

Indonesia melonjak dengan amat tajam. Dari penduduk usia lima tahun ke atas terpilah

dalam tiga kelompok, yaitu (a) mereka yang memakai bahasa Indonesia sebagai bahasa

sehari-hari telah mencapai 25 juta orang atau 15 persen; (b) orang yang dapat berbahasa

Indonesia tetapi tidak memakainya sebagai bahasa sehari-hari berjumlah 107 juta atau 68

persen; dan (c) mereka yang belum dapat memahami bahasa Indonesia hanya tinggal 17

persen atau 27 juta orang. Kami merencanakan pada tahun 2010 nanti, semua orang di

Page 21: SIDANG KETIGA PULUH LIMA MAJELIS BAHASA BRUNEI …mabbim.gerbangbahasa.gov.bn/filebase/files/201401/4327173727... · 1. Keputusan Umum Sidang Ke-34 Mabbim 2. Laporan Sidang Ke-9 Pakar

21

Indonesia di atas lima tahun (sekitar 215 juta orang), sudah dapat berbahasa Indonesia

dengan berbagai tingkat kemahiran.

Ketiga, perkembangan jumlah kosakata yang digunakan juga menunjukkan lonjakan

yang menakjubkan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memuat lebih dari 50.000

tambahan lema dibandingkan dengan Kamus E. St. Harahap, 45 tahun sebelumnya.

Perkembangan jumlah kosakata tersebut meliputi semua sektor kehidupan.

Keempat, meskipun pada awalnya yang banyak ragu (skeptis) ternyata bahasa

Indonesia telah mampu mengungkap pengertian dan istilah di semua aspek kehidupan

nasional, baik ekonomi, sosial, sains, politik, maupun budaya. Dengan demikian bahasa

Indonesia telah menjadi wahana utama pengembangan sektor-sektor tersebut. Perkembangan

ini nampak lebih nyata pada dua-tiga dasa warsa terakhir, pada saat bangsa kami secara

terencana dan berkesinambungan melaksanakan pembangunan nasional, yang mencakup

semua aspek kehidupan tersebut.

Kelima, bahasa Indonesia telah dipelajari di 29 negara di dunia. Di negara-negara

tersebut bahasa Indonesia dijadikan mata-pelajaran baik di tingkat pendidikan menengah

maupun pendidikan tinggi. Bahkan ada di kawasan tertentu dari negara sahabat yang

mewajibkan siswanya mempelajari bahasa Indonesia, di samping bahasa Inggris sebagai

bahasa asing.

Hadirin yang terhormat,

Salah satu kebijakan yang kami kembangkan dalam pembinaan bahasa sehingga

mencapai keberhasilan tersebut ialah dengan meningkatkan kesadaran dan kebanggaan

masyarakat kami untuk menggunakan bahasa nasionalnya. Untuk itu kami menggunakan

berbagai jalur atau sasaran strategis yang diharapkan secara mangkus dapat mencapai tujuan

pembinaan tersebut. Sasaran yang dimaksud adalah:

Pertama, jalur media massa. Mengingat perannya yang amat penting dalam

pemasyarakatan bahasa, media massa kami upayakan pemanfaatannya semaksimal mungkin.

Sebagai ilustrasi misalnya, media elektronik yang dapat menjangkau sasaran masyarakat

yang sangat luas, bahkan sampai ke masyarakat bawah, merupakan sarana ampuh yang dapat

mempengaruhi masyarakat dalam berpikir dan berbahasa, bahkan dalam bertindak. Oleh

karena itu, pengelola radio dan televisi, baik pemerintah maupun suasta perlu memiliki

kesadaran yang tinggi serta kepedulian untuk ikut mendukung dan berperaserta secar aktif

dalam usaha pemasyarakatan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dengan demikian, para

penyusun berita, penyiar, reporter, dan siapa saja yang mendapat kesempatan untuk berbicara

di televisi atau radio harus berupaya menjaga kerapian bahasa yang digunakan.

Media massa cetak (surat kabar, majalah, dan sebagainya) juga memiliki peran yang

sama pentingnya dengan media elektronik di dalam pemasyarakatan bahasa Indonesia yang

baik dan benar ini. Mengingat pengaruhnya yang juga sangat besar bagi masyarakat

pembaca dan pengaruh ini dapat “mengalahkan“ hasil pengajaran abahasa Indonesia di

sekolah, maka para wartawan, penulis berita, dan anggota redaksi media massa cetak perlu

lebih ditingkatkan lagi kepedulian mereka dalam menggunakan bahasa Indonesia yang benar

dan baik.

Page 22: SIDANG KETIGA PULUH LIMA MAJELIS BAHASA BRUNEI …mabbim.gerbangbahasa.gov.bn/filebase/files/201401/4327173727... · 1. Keputusan Umum Sidang Ke-34 Mabbim 2. Laporan Sidang Ke-9 Pakar

22

Kedua, sasaran lingkungan kerja dan tempat-tempat umum. Pemakaian bahasa yang

benar dan baik harus pula tercermin di tempat-tempat kerja. Seberapa jauh tingkat

pelaksanaannya, antara lain dapat diamati melalui corak bahasaIndonesia yang digunakan

dalam rapat, pertemuan, surat-menyurat, dan sebagainya. Untuk itu, penyuluhan bahasa

Indonesia bagi para pejabat dan karyawan kantor terus kami tingkatkan. Penertiban bahasa

juga kami lakukan bagi duni periklanan dan papan-papan namayang terpampang di tempat-

tempat umum. Suatu hasil yang menggembirakan ilah, pada tahun lalu upaya penertiban

tersebut berhasil kami laksanakan Jakarta. Untuk itu, kami melakukan koordinasi dengan

berbagai pihak, lembaga pemerintah maupun lembaga-lembaga profesi, seperti: pemerintah

daerah, perhimpunan real estat, perhimpunan periklanan, dan sebagainya.

Ketiga, jalur pendidikan. Generasi muda sebagai generasi penerus, perlu mendapat

perhatian khusus dalam upaya pembinaan bahasa. Dalam hal itu, guru mempunyai peran

yang amat penting, bahkan amat strategis. Keteladanan para guru dalam hal ketertiban dan

kebernalaran penggunaan bahasa Indonesia merupakan persyaratan pokok dan utama agar

murid-murid benar-benar dibimbing dan dipersiapkan ke arah pembudayaan disiplin nasional

dan berpikir secara logis dan sistematis melalui penggunaan bahasa Indonesia.

Di sisi lain, aspresiasi sastra di kalangan generasi muda, khususnya pelajar dan

mahasiswa, juga kami tingkatkan dalam upaya memahami, menghayati, dan menghargai

karya sastra dalam rangka memperkukuh ketahanan budaya nasional. Untuk itu, kami terus

meningkatkan kegiatan kesastraan di sekolah, seperti bengkel sastra dan lomba karya cipta

sastra, termasuk pementasannya.

Itulah beberapa catatan tentang pengalaman dan kebijakan yang kami lakukan dalam

rangka mengembangkan dan membina bahasa Indonesia sebagai bahasa kesatuan kami. Di

samping sebagai bahan pertimbangan bagi saudara-saudara serumpun, kami juga

mengundang masukan bagi lebih meningkatkan lagi upaya kami tersebut.

Hadirin yang terhormat,

Demikianlah, beberapa masukan sumbang saran yang dapat saya sampaikan dalam

forum yang berbahagia ini. Akhirnya, sekali lagi saya berharap Sidang Majelis dan Seminar

dapat berjalan dengan lancar dan menghasilkan gagasan, pemikiran, dan kesepakatan

sebagaimana kita harapkan bersama. Dengan harapan-harapan seperti itu, serta dengan

memohon izin Allah SWT dengan “bismillahirrahmanirrahim“ saya nyatakan Sidang Ke-

35 Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia (MABBIM) serta Seminar

Kebahasaan dan Kesastraan ini secara resmi dibuka.

Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Prof. Dr-Ing. Wardiman Djononegoro

Page 23: SIDANG KETIGA PULUH LIMA MAJELIS BAHASA BRUNEI …mabbim.gerbangbahasa.gov.bn/filebase/files/201401/4327173727... · 1. Keputusan Umum Sidang Ke-34 Mabbim 2. Laporan Sidang Ke-9 Pakar

23

Lampiran 5

LAPORAN KETUA PERUTUSAN INDONESIA

PADA PEMBUKAAN SEMINAR KEBAHASAAN KE-4

DAN

SIDANG KE-35

MAJELIS BAHASA BRUNEI DARUSSALAM-INDONESIA-MALAYSIA

HOTEL SEDONA, PADANG, 19 MARET 1996

Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,

Bapak Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I Propinsi Sumatera Barat, Hasan Basri Durin

Pimpinan Muspida Propinsi Sumatera barat

Ketua Perutusan Brunei Darussalam, Awang Hj. Alidin bin Haji Othman

Ketua Perutusan Malaysia, Tuan Hj. A. Aziz Deraman

Ketua Perutusan Pemerhati Singapura, Mohd. Raman Daud

Para peserta Seminar Kebahasaan dan Sidang Majelis, serta

Para undangan dan hadirin yang mulia.

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Rasa syukur dan bahagia patut kita panjatkan ke hadirat Allah Swt. Yang telah

melimpahkan karunia-Nya kepada kita semua sehingga pada hari ini kita dapat berkumpul di

ruangan ini dalam keadaan sehat walafiat untuk mengawali dua kegiatan Majelis Bahasa

Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia (Mabbim), yaitu Seminar Kebahasaan tanggal 18—

19 Maret 1996 di Padang (di hotel ini) dan Sidang Ke-35 tanggal 20—22 Maret 1996 di

Bukitinggi.

Selaku tuan rumah dan penyelenggara kedua kegiatan itu, pertama-tama saya ingin

menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Prof. Dr-Ing. Wardiman Djononegoro, atas

kesediaannya untuk menyampaikan sambutan dan sekaligus membuka secara resmi kedua

kegiatan tersebut. Kepada Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I Propinsi Sumatera Barat, saya

menyampaikan terima kasih dan penghargaan uang khusus bukan saja atas diizinkannya

kegiatan ini dilaksanakan di Sumatera barat, melainkan juga atas kesediaannya untuk

menyampaikan sambutan pada acara pembukaan ini. Ucapan selamat datang disertai dengan

ucapan terima kasih saya sampaikan kepada seluruh peserta Seminar Kebahasaan dan Sidang

Majelis, baik yang datang dari Brunei Darussalam, Malaysia, dan Singapura, maupun para

peserta yang berasal dari Indonesia sendiri.

Page 24: SIDANG KETIGA PULUH LIMA MAJELIS BAHASA BRUNEI …mabbim.gerbangbahasa.gov.bn/filebase/files/201401/4327173727... · 1. Keputusan Umum Sidang Ke-34 Mabbim 2. Laporan Sidang Ke-9 Pakar

24

Bapak Menteri dan hadirin sekalian,

Seminar Kebahasaan yang akan berlangsung selama dua hari ini dikuti oleh kurang

lebih 150 peserta. “Peranan Bahasa Kebangsaan dalam Pengembangan Iptek“ yang menjadi

tema seminar ini diharapkan menggambarkan adanya kesinambungan dengan tema-tema

seminar serupa sebelumnya. Dalam hubungan itu, ingin saya laporkan bahwa tema Seminar

I tahun 1993 di Indonesia )di Cisarua, Bogor) adalah “Perkembangan Bahasa dan

Transformasi Budaya“. Kedua seminar berikutnya yang berturut-turut diadakan di Brunei

Darussalam 1994 dan Malaysia 1995 adalah “Strategi Pemasyarakatan Istilah Sains Asas

Serantau“ dan “Peranan bahasa Kebangsaan dalam Pembangunan Luar Bandar“.

Kesinambungan tema seminar itu diharapkan mampu makin memantapkan rentangan

benang merah yang menuju ke arah tercapainya cita-cita Mabbim, yaitu selai meningkatkan

semangat kebersamaan dan persaudaraan serta mengadakan kerja sama kebahasaan di antara

anggota agar menjadi alat komunikasi yang andal untuk berbagai keperluan, termasuk untuk

penyebarluasan dan pengembangan Iptek modern. Dalam rangka itu, pada seminar kali ini

para peserta akan secara bersama-sama menyimak dan membahas sebelas makalah dan

sebuah diskusi panel.

Setelah seminar ini, Sidang Ke-35 Mabbim yang akan diadakan di Bukittinggi pada

tanggal 20—22 Maret 1996, akan melakukan evaluasi terhadap kegiatan dan prestasi

Mabbim selama ini, di samping tentu saja menyepakati rencana dan langkah-langkah

berikutnya. Yang mengikuti sidang majelis ini jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan

dengan mereka yang mengikuti seminar ini karena Sidang Majelis hanya diikuti oleh

perutusan resmi ketiga negara Mabbim ditambah dengan perutusan Singapura yang berstatus

sebagai peninjau atau pemerhati. Sementara itu, Mastera yang baru saja terbentuk pada

bulan Agustus 1995 di Kuala Lumpur, juga akan memanfaatkan kesempatan Sidang Majelis

nanti untuk membicarakan rencana kerja yang lebihrinci dan terarah.

Bapak Menteri dan hadirin sekalian,

Izinkanlah saya menggunakan kesempatan ini untuk memperkenalkan para

pemakalah dari Indonesia untuk seminar ini dan anggota perutusan Indonesia untuk Sidang

majelis.

A. Hasan Alwi

Dendy Sugono

Hans Lapoliwa

Hasjmi Dini

B. Prof. Dr. Anton M. Moeliono

Prof. Dr. Mien A. Rifai (Kantor Menristek)

Drs. Willie Koen (Penerjemah & Editor Independen)

Dr. Liek Wilardjo

Prof. Dr. Amran Halim (Panelis)

C. Drs. Andi Mappi Sammeng

Page 25: SIDANG KETIGA PULUH LIMA MAJELIS BAHASA BRUNEI …mabbim.gerbangbahasa.gov.bn/filebase/files/201401/4327173727... · 1. Keputusan Umum Sidang Ke-34 Mabbim 2. Laporan Sidang Ke-9 Pakar

25

Akhirnya, saya mohon kesediaan Pak Menteri untuk pada waktunya nanti

menyampaikan sambutan dan sekaligus membuka secara resmi Seminar Kebahasaan dan

Sidang Ke-35 Mabbim ini.

Atas perhatian Bapak Menteri dan para hadirin, saya ucapan terima kasih.

Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Padang, 18 Maret 1996

Page 26: SIDANG KETIGA PULUH LIMA MAJELIS BAHASA BRUNEI …mabbim.gerbangbahasa.gov.bn/filebase/files/201401/4327173727... · 1. Keputusan Umum Sidang Ke-34 Mabbim 2. Laporan Sidang Ke-9 Pakar

26

UCAPAN KETUA PERWAKILAN BRUNEI DARUSSALAM

TUAN AHAJI ALIDIN BIN HAJI OTHMAN

SIDANG KE-35 MABBIM

Tetamu Kehormat

Yang Berbahagia

Tuan Haji Abdul Aziz Deraman

Ketua Perwakilan Malaysia dan anggota-anggota Perwakilan Malaysia

Yang Berbahagia

Dr. Hasan Alwi

Ketua Perwakilan Indonesia dan anggota-anggota Perwakilan Indonesia

Yang Mulia/Berhormat

Ketua Perwakilan Singapura Sdr. Mohd. Ramon Daud

Hadirin-Hadirat yang dihormati sekalian

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh dan Selamat Sejahtera.

Alhamdulillah, syukur ke hadrat Allah Subhanahu Wataala kerana hanya dengan limpah

kurnia dan rahmatNya, kita dapat berkumpul dalam Sidang Ke-35 ini.

Terlebih dahulu saya beserta rombongan Brunei Darussalam mengucapkan SELAMAT

HARI RAYA kepada semua anggota perwakilan, para pserta seminar serta hadirin sekalian.

Saya selaku ketua delegasi negara Brunei Darussalam dengan perasaan tulus ikhlas sukacita

merakamkan ucapan terima kasih dan setinggi-tinggi penghargaan kepada pihak Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Indonesia selaku tuan rumah atas sambutan kepada

delegasi Negara Brunei Darussalam dan juga tahniah kerana dapat mengungkayahkan Sidang

ini.

Inilah kali kedua saya ikut serta dalam sidang ini, kali pertama pada tahun 1984. Ketika itu

Brunei Darussalam masih menjadi pemerhati. Kini MABBIM sudah pun berusia 20an,

Negara Brunei Darussalam mengikuti kegiatan kebahasaan, semasa majlis masih bernama

MBIM iaitu sebagai pemerhati sehinggalah diterima sebagai ahli penuh pada 4 November

1985. Ini bererti sudah hampir 11 tahun Brunei Darussalam menjadi ahli penuh majlis ini.

Mengimbas kembali majlis kebahasaan yang sudah berusia 24 tahun ini, Negara Brunei

Darussalam telah ikut menumpang dewasa bersama kedewasaan MABBIM ini yang telah

menghasilkan ratusan ribu istilah dalam pelbagai bidang ilmu yang kebanyakannya telah

dimasyarakatkan. Bagi Brunei Darussalam pemasyarakatan istilah berkenaan dengan

menerbitkan buku-buku istilah adalah merupakan usaha murni dalam memperkaya dan

memperkenalkan bahasa. Dari itu, usaha mencipta istilah perlu ditingkatkan dalam

menandingi era pembangunan manusia sejagat.

Page 27: SIDANG KETIGA PULUH LIMA MAJELIS BAHASA BRUNEI …mabbim.gerbangbahasa.gov.bn/filebase/files/201401/4327173727... · 1. Keputusan Umum Sidang Ke-34 Mabbim 2. Laporan Sidang Ke-9 Pakar

27

Dalam meniti abd ke-21 yang akan menjelang beberapa tahun lai kita harus membulatkan

muafakat untuk menyanjung misi majlis ini iaitu mewujudkan kesepakatan dalam aspek

kebahasaan, untuk meningkatkan semangat kerjasama dan persaudaraan antara negara

anggota bagi membina dan mengembangkan bahasa kebangsaan dan bahasa rasmi negara

anggota agar bahasa yang sama-sama kita cintai ini dapat dipermajukan, diperkembangkan

demi mencapai taraf yang sama dengan bahasa moden yang lain. Kita juga harus punya

perancangan yang lebih mencabar pada abad ke-21 dengan harapan agar status quo majlis ini

tetap agung dan unggul.

Sebagaimana yang kita ketahui menjelang abad ke-21 teknologi maklumat akan semakin

canggih dan setentunya akan mencabar kewibawaan kita dalam menangani penciptaan dan

pemasyarakatan istilah dalam pelbagai bidang ilmu.

Dalam perkembangan teknologi masa ini, komputer mengambil peranan dalam bidang

pendidikan dan sosio-ekonomi sesebuah negara untuk bergerak maju. Untuk

mengimplementasikan komputer berteraskan bahasa Melayu, usaha mencipta istilah-istilah

dalam bidang berkenaan harus diperluaskan, agar usaha untuk menjadikan bahasa Melayu

sebagai bahasa ilmu, bahasa perhubungan khususnya di rantau ini dapat direalisasikan.

Dalam kesempatan ini izinkan saya memperkenalkan anggota perwakilan Brunei Darussalam

dalam persidangan ini, mereka terdiri daripada:

Dato Paduka Haji Ahmad bin Kadi

Pengiran Datin Paduka Hajah Mariam binti Pengiran Haji Matarsat

Pg. Julaihi bin Pg. Dato Paduka Othman

Aw. Haji Abd. Ghani bin Haji Md. Yusof

Aw. Haji Jalil bin Haji Mail

Aw. Hanafiah bin Haji Awang Zaini

Page 28: SIDANG KETIGA PULUH LIMA MAJELIS BAHASA BRUNEI …mabbim.gerbangbahasa.gov.bn/filebase/files/201401/4327173727... · 1. Keputusan Umum Sidang Ke-34 Mabbim 2. Laporan Sidang Ke-9 Pakar

28

UCAPAN ALU-ALUAN KETUA PERWAKILAN MALAYSIA

Y. BHG. HAJI A. AZIZ DERAMAN

PENGERUSI JAWATANKUASA TETAP BAHASA MELAYU

(JKTBM)

Yang Terhormat, ....

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Yang Berbahagia, Dr. Hasan Alwi

Ketua Perwakilan Indonesia dan Anggota Perwakilan

Yang Berbahagia, Awang Haji Alidin b. Haji Othman

Ketua Perwakilan Brunei Darussalam dan Anggota Perwakilan

Yang Dihormati .....

Ketua Perwakilan Pemerhati serta Anggota Perwakilan dari Singapura

Para Undangan, para peserta Seminar Kebahasaan, serta hadirin yang saya muliakan.

Assalamulaikum wr. wr.

Pada saat yang berbahagia ini, saya berasa amat bersyukur ke hadrat Allah s.w.t. kerana

memperkenankan kita bertemu dan seterusnya melanjutkan tali silaturrahim antara kita. Bagi

pihak Jawatankuasa Tetap Bahasa Melayu, Malaysia, dan rakan-rakan dari malaysia yang

ikut serta dalam pertemuan ini. Saya mengucapkan berbanyak-banyak terima kasih, dan

setinggi-tinggi penghargaan kepada Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa selaku tuan

rumah bagi Seminar Kebahasaan Ke-4 Mabbim, dan Sidang Ke-35 Mabbim, yang bersusah-

payah mengatur pelbagai acara di Ranah Minang yang permai ini. Dalam suasana yang

indah begini, diharapkan kita akan memperoleh kejayaan yang lebih tinggi, dan meraih

kesepakatan yang lebih bererti.

Hari ini, usia kerjasama kebahasaan kita sudah hampir menjangkau sesuku abad. Sudah

dewasa. Namun demikian, dalam era pengglobalan kini dan masa muka, dalam zaman

ledakan maklumat dan lonjak ganda yang melaju seperti kilat, dunia kita terasa begitu

sempit. Untuk menjamin agar bangsa kita tidak ketinggalan waktu. Seminar hari ini yang

bertemakan “Peranan Bahasa Kebangsaan dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi“ ternyata amat relevan.

Hadirin yang dimuliakan,

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjelang abad ke-21 ini ternyata amat

pesat, dan pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan kita terus meningkat.

Kepesatan dan peningkatan perkembangan sains dan teknologi itu, akan merubah cara hidup

kita; dan mahu tidak mahu, kita terpaksa mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi

itu kepada bangsa kita pula. Maklumat akhir ilmu pengetahuan dan teknologi dari sudut kita,

Page 29: SIDANG KETIGA PULUH LIMA MAJELIS BAHASA BRUNEI …mabbim.gerbangbahasa.gov.bn/filebase/files/201401/4327173727... · 1. Keputusan Umum Sidang Ke-34 Mabbim 2. Laporan Sidang Ke-9 Pakar

29

ialah menjadikan bangsa kita hidup lebih sejahtera. Oleh sebab itu, bangsa kita mesti

diperkaya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Amat disayangkan, buat masa kini sebahagian besar daripada ilmu pengetahuan dan

teknologi itu dimiliki bahasa asing—terutamanya bahasa Inggeris. Memang, untuk menimba

ilmu pengetahuan dan teknologi moden itu, kita mengembangkannya kepada bangsa kita

sendiri, tidak ada wadah dan tidak ada wahana yang lebih ampuh daripada bahasa

kebangsaan kita sendiri. Tidak ada negara maju yang menjadi maju melalui bahasa asing.

Hal ini wajar sahaja, kerana pada umumnya segala pesan dalam bahasa asing tidak meresap

ke dalam jiwa kita, dan tidak merembes ke dalam hati kita. Lihat sahaja negra yang

menjadikan bahasa asing sebagai bahasa kebangsaan mereka. Bagaimana keadaan mereka?

Hadirin yang mulia,

Sehubungan dengan itu, tugas kita dalam konteks kerjasama melalui Mabbim ini ialah terus

berusaha menjadikan bahasa kita sentiasa cekap, dan dapat pula mengungkapkan apa saja,

dengan lancar. Di samping itu, kita akan berusaha agar masyarakat kita dapat menggunakan

bahasa kebangsaan kita dengan baik dan benar.

Jika dilihat dari aspek ini, kegiatan kita yang sekarang ini lebih tetumpu kepada hal-hal

peristilahan, mungkin dapat difikirkan perubahan cara kerja kita agar hasilnya terus

meningkat dan penyebarannya lebih meluas. Selain itu, mungkin pula kita dapat menangani

hal-hal kebahasaan yang lain, agar kaedah kebahasaan yang digunakan dapat diragamkan,

walaupun ragamnya tidak dapat disamakan. Dalam hal ini, jaringan kerjasama kebahasaan

antara kita dari tiga negara anggota Mabbim, mungkin dapat dilaksanakan secara sepakat

dengan negara luar, atau dengan institusi luar yang kini ghairah mengajar, mempelajari, dan

meneliti bahasa dan bimbingan kita. Mereka sebenarnya, sedang menunggu perhatian dan

bimbingan kita.

Yth. Bapak Menteri ...., dan hadirin sekalian,

Sehubungan dengan Sidang Ke-35 Mabbim, yang diawali dengan seminar ini, saya selaku

Ketua Perwakilan Malaysia berasa yakin bahawa kerjasama kebahasaan antara tiga negara ini

dapat dilaksanakan dengan penuh bijaksana, dan dimanfaatkan hasilnya dengan sebaik-

baiknya.

Setakat ini, selain daripada mengadakan Sidang Eksekutif, Sidang Pakar, dan juga Seminar

Kebahasaan, kita turut menerbitkan jurnal Rampak Srantau, dan melalui Rampak Srantau,

para ilmuan dan pakar negara masing-masing dapat bersama-sama menyalurkan makalah

mereka dalam upaya kerjasama meningkatkan dan mencanggihkan penggunaan bahasa kita

dalam pelbagai bidang ilmu, di samping dapat bertukar pengetahuan dan pengalaman.

Diharapkan para ilmuan dari ketiga-tiga negara akan dapat memanfaatkan jurnal ini sebaik-

baiknya demi kepentingan bahasa kita bersama.

Sebelum mengakhiri ucapan ini izinkan saya memperkenalkan anggota perwakilan Malaysia

dalam pertemuan pada pagi ini. Mereka terdiri daripada:

Page 30: SIDANG KETIGA PULUH LIMA MAJELIS BAHASA BRUNEI …mabbim.gerbangbahasa.gov.bn/filebase/files/201401/4327173727... · 1. Keputusan Umum Sidang Ke-34 Mabbim 2. Laporan Sidang Ke-9 Pakar

30

Prof. Dato‘ Dr. Asmah Hj. Omar

Prof. Abdullah Hassan

Prof. Dr. Farid M. Onn

Prof. Dr. Hj. Amat Juhari Moain

Prof. Dr. Shaharir Mohd. Zin

Encik Amdun Husain

Encik Zubaidi Abas

Akhir kata, bagi pihak perwakilan Malaysia, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih

dan penghargaan atas keramahan dan kesantunan penerimaan teman-teman dari Pakersa

(Panitia Kerjasama Kebahasaan Indonesia) selaku tuan rumah yang mengendalikan seminar

ini, dan Sidang Mabbim di Bukittinggi nanti

Sekian, Wabillah hitaufiq wal hidayah.

Wassalamualaikum wr. wr.