shing li t'i shih

71
S H I N G L I T ’I S H I H U R A I A N M E T A F I S I K A oleh: CHI KUNG FU Maret 1937 Alih bahasa oleh : Zen Dharma Desember 1973 Ditulis ulang oleh : Dade Sobarna – Desember 2007 NOT FOR SALE / TIDAK DIPERJUALBELIKAN Exclusively for free forward, distribution, publication & copy as a gift of Dhamma sublime

Upload: dade-sobarna

Post on 06-Jun-2015

816 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

Kitab suci shing li T'i Shih adalah Kitab yang menguraikan Metafisika; mengupas tentang Hakekat Tuhan (TAO), Ilmu mengenal dan membina diri. Sangat bermanfaat bagi yang sedang Siu Tao (membina Ketuhanan).

TRANSCRIPT

S H I N G L I T I S H I HU R A I A N M E T A F I S I K A

oleh:

CHI KUNG FUMaret 1937 Alih bahasa oleh : Zen Dharma Desember 1973 Ditulis ulang oleh : Dade Sobarna Desember 2007Exclusively for free forward, distribution, publication & copy as a gift ofDhamma sublime

NOT FOR SALE / TIDAK DIPERJUALBELIKAN

DAFTAR ISI1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. HALAMAN Artinya TAO.. ...7 Hubungan TAO dengan Manusia. ..8 Ta Tao Sepanjang Masa ...........................9 Tujuan dari TAO .11 Apakah Ada Tumimbal Lahir ? ..12 Mengakhiri Kematian Untuk Hidup Langgeng Dan Abadi ........... .13 Empat Hambatan Untuk Memperoleh Tao ...14 Manusia Mendapat Satu Ialah Suci ....16 Orang Mengikuti TAO Mengapa Difitnah?...........................................................17 Membina TAO Mengapa Mengalami Ujian Hidup? .............................................18 TAO Yang Suci Dan Ghaib 19 Tiga Tingkat Pelajaran Dharma .....20 Bagaimana Membuat Jasa-Jasa? ..... 21 Penyelamatan Tiga Alam .. 22 Bagaimana Menyeberangkan Penghuni Yang Di Tingkat Atas? .... 22 Bagaimana Menyeberangkan Arwah Yang Berada Di Alam Gelap? ...23 Ayam Emas Berkokok Tiga Kali ... 23 Akhir Zaman Stadium Ketiga 24 Mengapa Ada Orang Yang Selalu Dirundung Sakit Dan Selalu Sehat? .. 24 Setelah Siu Too, Apa Yang Didahulukan Agar Mendapat Kemajuan? . .25 Apakah Ada Cara Yang Mudah Untuk Menempuh Kemajuan? . 26 Apakah Arti Prilaku Menanjak Dan Menurun? .. 26 Adakah Jalan Untuk Mengangkat Arwah Dari Orang Yang Meninggal? .. 27 Apakah Buktinya Pengangkatan Arwah-Arwah Itu? ...28 Kemana Meneduhnya Arwah Yang Terbebas? 28 Setelah Mengikuti Ajaran Tao Apakah Perlu Tjiak-Djay (Berpantang)? ... 29 Apakah Faedahnya Mengikuti Ajaran Tao? . 30 Adakah Bukti Hasilnya? 30 Mengikuti Ajaran Ketuhanan, namun Tidak Melaksanakannya..31 Bagaimana Menasehati Orang Yang Tidak Memperbaiki Keburukannya?......... 31 Penjelasan Manunggalnya Tri Dharma 32 Tri Dharma Hakekat Satu, Yang Manakah Tertinggi? 33 Asal Hati Baik Buat Apa Memeluk Agama? . 34 Mengapa Baru Sekarang Diajarkan TAO? ... .35 Mengapa Penganutnya Hanya Rakyat Jelata? . .36 Apakah Orang Suci Dapat Melihat Bentuknya Bahtera Suci? 36 Apakah Semua Ajaran Dapat Dikatakan Bahtera Suci? ... 37 Apakah Penghormatan Pada Malaikat Itu Termasuk Takhayul? .. 37 Apakah Menghormati Malaikat Juga Dapat Mengharap Rezeki? 38 Apakah Artinya Memasang Dupa Dengan Tangan Kiri ?.38

iv

41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84.

Dapatkah Dijelaskan mengenai 1 2 3 Dapat Belajar Kedewaan? 39 Apakah Tidak Lebih Baik Mendapat Penerangan Dulu Baru Menuntut Tao 39 Apa Yang Menyebabkan Kejodohan? ...40 Apakah Atom? 40 Penjelasan Tentang Langit Barat Dan Bumi Timur .41 Sungguhpun Tao Itu Benar, mengapa Banyak Yang Tidak Percaya? .41 Apa Sebabnya Penganut Baru Mulanya Giat Tapi Menjadi Lengah? .42 Apakah Benar Kemajuan TAO Dibarengi Dengan Rintangan 43 Apakah Makna Arti Terkutuk Dan Terhukum Oleh Petir? ... 43 K a r m a 44 Apakah Ada Persamaan Tentang Ngo-Siang, Ngo-Kay Dan Ngo-Hing . . 45 Mengapa Tidak Memantang Sex Yang Dapat Merusak Tubuh ? ... 46 Mengapa Sukar Menghilangkan Kebiasaan Berbahaya (Buruk) 46 Membina Bathin (Siu-Lian) .. 47 Berbalik Meneliti Dan Memeriksa Ke Dalam ...47 W e l a s A s i h 48 Apakah Tujuan dari Perpaduannya Manusia Dan Alam? . . 48 Alam Abadi, Alam Hawa Dan Alam Wujud 49 Bagaimana Dapat Mengetahui Alam Wujud dan Alam Hawa Akan Rusak? . 50 Membedakan Antara Sifat Abadi, Sifat Ether Dan Sifat Wujud . 51 Sesama Manusia Mengapa Ada Yang Suci, Bijak Dan Bodoh? 52 Mengapa Hanya Manusia Yang Terpandai? . 53 Mengapa Sifat Manusia Ada Baik Dan Buruk . 53 Apa Bedanya Roh Dan Sam Huk Tjhit Phik 54 Hati Kemanusiaan Dan Hati Ketuhanan . 54 Diantara Kitab-Kitab, Apa Yang Terbaik? ... 55 Kebijaksanaan Berarti Rohani Kita .. 55 Apa Artinya Usaha Tiga Lima Bagi Pembina Tao? . 56 Bagaiman Yang Dinamakan Sam Hua Tju Ting Ngo Khi Tiao Goan? ... 57 Petikan Kitab Tay Hak . 57 Cara membina Diri .... 58 Mencapai Titik Tengah Harmonis ... 58 T e r b e b a s . 59 Kekosongan: Diri, Hati, Roh Dan Dharma .. 59 Penjelasan Tentang Empat konsepsi 60 Artinya Enam Pintu Selalu Ditutup . 61 Bab Pertama Kitab Ik Keng: Khian Goan Li Tjeng .. 62 Artinya Ik ... 63 Tjiu Tju dan Ik Keng Tentang Hakekat Penciptaan Dari Kelahiran Manusia ... 64 Dasar Dan Kegunaannya, Pangkal Dan Ujungnya .. 64 Membedakan Pri-Ketuhanan dan Pri-Kemanusiaan ... 65 Orang Bijaksana . 65 Orang Dungu . 66 Orang Sesat . 66 v

85. Orang sadar ... 67 86. Mudanya Berbuat Dosa Tapi Pada Hari Tuanya Membina Pri-Kebaikan Dapat Mencapai TAO? 67 87. Seumur Hidupnya Sebagai Vegetarian Dan Menanam Akar Kebaikan, Namun Pada Hari Tuanya Ingkar Pada Pantangan Dan Melanggar Sila Tertentu, Apakah Dapat Juga Mencapai Tao ? . 68 88. Orang Yang Rendah Pengertiannya, Apakah Dengan Menjalankan Tao Dapat Menambah Pengertiannya ? 68 89. Orang Yang Membina Dirinya Pada Tao, Apakah Juga Takut Akan Mati dan Lahir. 69 90. Hati Manusia Penuh Bahaya, Hati Tuhan Sangat Lembut. Hanya Ke-Esaan Sebagai Intisari, Peganglah Tengahnya, Itulah Ajaran Nurani Dari Giauw dan Sun 69

vi

KATA PENGANTAR IAgama adalah merupakan salah satu bidang yang tidak dapat terpisahkan dalam pri kehidupan susila dari umat Tuhan, hidup beragama sudah menjadi kewajiban erat bagaikan hubungan makhluk dengan udara. Negara kita Republik Indonesia menempatkan agama sebagai pokok utama yang diterapkan pada Falsafah Negara sebagai Sila Pertama Ketuhanan Yang maha Esa. Melalui ajaran-ajaran Agama, orang dituntun untuk mengenal asas Ketuhanan, mengerti Ketuhanan dan melaksanakan hidup sesuai dengan titah Tuhan, agar tidak kecewa sebagai umatNya yang berguna. Tidak terhitung banyaknya harta dan tenaga telah dikerahkan untuk keperluan agama demi tujuan satu agar semua manusia menuntut hidup ber-Ketuhanan. Karena itu adalah menjadi kewajiban setiap orang membaktikan diri bagi Ketuhanan. Untuk mana saya ingin kiranya dengan terjemahan ini dapat menambah kepercayaan dan mengerti filsafah Ketuhanan dalam segi metafisika. Sebagaimana oleh Chi Kung Fu penyusun kitab Sing Li Ti Shih ini, telah diterangkan dalam kata pengantarnya, soal-soal metafisika yang diuraikan itu semoga dapat membantu menghilangkan keragu-raguan bahkan menambah pengertian demi mempertebal dan mempermudah menjalankan tata hidup ber-Ketuhanan. Dalam kesempatan ini saya ingin mengetengahkan arti daripada Tao dalam arti keagamaan, tidak lain sama dengan arti Tuhan Yang Maha Esa. Tao dipersamakan dengan Li Hakekat Tuhan (Rational) yang sama pula dengan It SatuEsa. Dalam kitab Tsing Tsing Ching dikatakan: Tao (Tuhan) yang menciptakan langit dan bumi, yang mengedarkan jalannya bulan dan matahari dan yang memelihara segenap alam dengan segala isinya; pada Tao Te Ching bab I diterangkan bahwa Tao itu adalah pokok awalnya langit dan bumi; dan dikukuhkan pula dalam bab XXV bahwa Tao atau Tuhan adalah lebih dulu daripada langit dan bumi. Dalam kitab Chung Yung pelajaran pertama kita diajarkan siapa yang melaksanakan hidupnya menurut kerohanian, itulah Jalan Ketuhanan (Tao), juga pada ajaran Buddha yang sudah tidak asing lagi bagi siapa yang hendak menghapus penderitaanya harus ditempuh dengan Delapan Jalan Kebenaran atau Chung Tao. Jalan Tengah ialah Jalan Ketuhanan. Kiranya jelaslah sudah bahwa istilah Tuhan atau Tao dengan Hakekat Benar atau Rasionil (Li) yang seharusnya dipahami oleh semua umatNya, perlu dikenal, dimengerti dan dilaksanakan. Pelaksanaan mana kalau sesuai dengan ajaran-ajaran agama atau setidak-tidaknya mengikuti pelengkap-pelengkap yang terdapat pada buku ini, bukan saja manusia dapat berasa bahagia dan sejahtera, sampai pun makhlukmakhluk suci juga akan berasa sentausa. Namun penerjemah merasa kekurangan dalam pengetahuan tata bahasa, kiranya banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penerjemahan ini, maka dengan

i

penuh pengharapan mohon sidang pembaca yang budiman suka memperbaikinya hingga mudah dimengerti oleh peminat-peminat sesuai dengan yang dikehendaki oleh sang penyusun. Khusus bagi nama-nama orang karena sukar ditulis dengan ejaan yang disempurnakan, sengaja kami tulis menurut ejaan lama. Desember 1973.

Alih bahasa

ZEN DHARMA

ii

K A T A P E N G A N T A R IIArti daripada Tao sama dengan Hakekat Tuhan, apabila tidak mengerti akan Hakekat Tuhan, kiranya sukar untuk mencapai tujuan Ketuhanan. Karenanya apabila ingin membina diri untuk Ketuhanan, hendaknya terlebih dulu mengerti perihal Hakekat Tuhan. Cara untuk mengerti tiada lain, hanya mencoba mencari tahu atau bertanya apabila menemui keraguan. Akan tetapi sayang sekali bahwasanya orang akan segan dan malu untuk menanya ke bawah, maka kian ragu kian kabur, dan makin kabur dan sesat makin tidak dapat sadar, hingga menyimpang jauh sekali dari Tao (Ketuhanan). Jumlah benih-benih Buddha yang mendapat Ketuhanan sebenarnya banyak sekali, akan tetapi mereka yang benar-benar membina diri bagi Ketuhanan dengan kesadaran hakekat atau hukum Tuhan itu disayangkan jumlahnya hanya kecil sekali. Apakah sebabnya? Tidak lain karena mereka tidak suka menanyakan apa yang mereka ragukan, sungguhpun sudah bertanya, namun tidak mau menyadari. Justru karena inilah saya membuat buku uraian ini untuk mencoba memberikan jawabannya, maka cara dan kata yang digunakan dalam uraian ini sedapat mungkin sederhana dan ringan, agar mudah dimengerti; buku yang hanya terdiri dari beberapa puluh soal ini, saya tidak berani mengatakan semuanya bagus dan sempurna, namun sedikitnya dapat dibuat dasar pegangan. Pokok dari tujuan saya menginginkan pada para Pembina Ketuhanan dapat menggunakan buku ini sebagai pedoman demi menempuh dan menambah kesadaran Hakekat Ketuhanan.

Maret 1937

Chi Kung Fu

iii

URAIAN

METAFISIKA

1. Artinya TAOAsal mula langit dan bumi adalah suatu keadaan yang tidak termakna, yang sebenarnya tidak tertampak suatu benda apapun. Keadaan tanpa bau dan tanpa suara, sungguh kosong dan mujijad. Oleh Lao Tse dikatakan: Tiada nama itulah permulaanya langit dan bumi, maka digambar (O) lingkaran sebagai lambangnya, ada nama itulah induknya semua benda, dan digambar () guratan sebagai lambangnya. Maha Tao (Ta Tao) tiada bernama, maka terpaksa dinamakan Tao, Ta Tao tiada bercorak wujud, terpaksa digambarkan lingkaran. Lingkaran itu lambangnya ketenangan dari guratan memanjang, sebagai hakekat kekosongan yang merupakan keseluruhannya bentuk Tao. Guratan memanjang () berarti huruf Satu, adalah lambang gerakan dari lingkaran, Satu atau Esa adalah pokok dari segala makhluk atau benda, itulah kegunaanya Tao. Lingkaran bergerak menimbulkan satu, satu memendek menjadi titik, sebaliknya titik memelar panjang menjadi satu. Lingkaran, guratan memanjang, dan titik ( O, , ) pada hakekatnya adalah perubahan yang tiada henti-hentinya dari melar mingkup tenang dan gerak. Apabila dilepas akan memenuhi enam penjuru, itulah Esa atau Satu (), apabila menciut memendek akan tersembunyi pada yang paling jelimetpun, itulah titik ( ). Dikatakan Maha Besar karena tidak ada apapun yang berada diluarnya, dan dikatakan kecil (Maha Lembut) karena tidak ada sesuatu apapun yang tidak terisi olehNya, tiada sesuatu yang tidak tertembus dan tiada sesuatu apapun yang tidak terselubungi olehNya, karena memenuhi langit dan segala isinya, walaupun kosong hampa namun ada kemujijadanNya, maka dikatakan Tuhan dari segala Roh. Di alam asal dinamakan Li (hukum alam, rasionil, atau hakekat), diberikan kepada manusia dinamakan roh. Li tersebut adalah yang menguasai segala tubuh atau benda. Sing atau roh adalah hakekat yang dipunyai oleh segala benda. Tiap-tiap orang semua mempunyainya, hanya mereka tidak sadar memilikinya. Siapapun yang sadar akan adanya itu di dalam tubuhnya akan bahagia pula menjadi orang suci. Orang yang tidak sadar akan hal ini, akan terjerumus ke pintu iblis. Maka ada ujaran yang mengatakan:

Lebih baik mendapat satu titik (petunjuk Ke-Esaan) daripada membaca ribuan buah kitab. Titik yang dimaksud disini artinya menguasai empat pangkal kesucianmerangkap semua kebajikan (Jin Gi Lee Ti) yaitu: 1. Murah hati adalah pangkalnya welas asih. 2. Hati yang mempunyai rasa malu dan jemu adalah pangkal kebenaran.

7

3. Hati yang dapat membedakan benar dan keliru adalah pangkalnya kebijaksanaan. 4. Hati yang dapat merendah dan mengalah adalah pangkalnya kesopanan. Jin Gi Lee Ti yang disusun kanan kiri, atas dan bawah, sedang ditengah-tengah antara empat huruf itu digambarkan salib sebagai penghubung berarti Sin (kepercayaan). Khong Tju mengatakan, apabila manusia tidak mempunyai kepercayaan, entah bagaimana akan jadinya. Salib tersebut ditulis lurus dari atas ke bawah dan mendatar dari kiri ke kanan, lalu merupakan huruf sepuluh dalam aksara Tionghoa. Empat Penjuru dari salib ini selain melambangkan susunan Jin Gi Lee Ti, juga sama pula dengan susunan kata-kata Bilangan di ujung kanan, Bujur di ujung kiri, Hakekat di ujung bawah, dan Lintang di ujung atas, yang membawakan arti sangat luas sekali. Maka Lao Tse bersabda: Ta Tao tiada rupa dapat menciptakan langit dan bumi; Ta Tao tiada perangai dapat mengedarkan matahari dan bulan; Ta Tao tiada nama dapat memelihara segala benda dan makhluk. Sebelum ada langit dan bumi, Tao terlebih dulu telah menegakkan dasarnya, dan setelah ada langit dan bumi, Tao dapat memperluas kegunaanya.

2. Hubungannya Tao Dengan ManusiaDalam Kitab Tiong Yong dikatakan: Bahwa Tao itu tidak dapat ditinggalkan sekejap pun, apabila boleh ditinggalkan maka itu bukan Tao. Tao adalah Li (Hakekat) atau Jalan yang harus dilalui oleh manusia. Manusia mengikuti Jalan Ketuhanan untuk melakukan kebajikan, adalah seumpama kereta api diatas rel, seperti kapal di atas air, dan laksana pesawat terbang di udara. Apabila kereta api meninggalkan relnya, kapal meninggalkan air dan pesawat terbang memisahkan diri dari udara, sudah jelas akan menimbulkan macam-macam bencana; demikian pula apabila manusia meninggalkan Tao/Ketuhanan, akan mendapat tekanan atau hukumannya masyarakat atas ketentuan-ketentuan hukumnya, apabila di Neraka pun akan mendapat peradilannya Giam loo Ong (Malaikat Neraka) yang tidak akan bebas dari tumimbal lahir dengan penjelmaan enam jalan dan empat kelahiran yang mana berputar-putar tidak henti-hentinya di lautan derita. Khong Tju mengatakan: Sampai mati pun melakukan pri kebajikan; seorang budiman (kuntju) tidak takut miskin melainkan takut pada Tao; seorang budiman selalu senang pada Tao (melakukan pri Ketuhanan). Gan Tju mendapat Tao, dipeluknya erat-erat, seumur hidupnya tidak akan dihilangkan. Tjeng Tju mendapat Tao, dipegangnya hati-hati seolah-olah gemetar, hingga tiap hari menilik dirinya tiga kali.

8

Apabila dilihat dari sini, hubungannya antara Tao dan manusia sungguh sangat erat sekali, hanya disayangkan bahwa manusialah yang mengabaikannya, sehingga Khong Tju mengatakan dengan iba hati: Siapakah yang dapat keluar tanpa melewati pintu, mengapa tidak ambil jalan ini?.

3. Ta Tao Sepanjang MasaAyat dalam Too Tek Keng: Ta Tao tidak berupa, mencipta dan membina langit dan bumi, di sini orang dapat kenyataan bahwa Tao adalah sumber asalnya langit dan bumi, Tao lebih dahulu ada daripada langit dan bumi. Dalam Kitab Sejarah disuratkan: Langit terbuka pada masa Tju dan sirna pada masa Sut, bumi terjadi pada masa Thiu dan selam pada masa Yu, manusia lahir pada masa In dan ludas pada masa Sin. Pada mula-mula lahirnya manusia pada masa In itu, sifat asalnya (Sing) sebenarnya baik, karena Thian yang melahirkannya, jadi kekuasaanya ada pada Thian, maka tidak perlu membincangkan Tao pada masa itu. Tao diturunkan pada masa pertengahan, manusia melahirkan manusia, maka kekuasaannya ada pada manusia; Nabi Hok Hi pertama-tama memandang ke atas dan memeriksa ke bawah, tahu akan peredarannya langit dan bumi, maka digambarnya Sian Thian Pat kwa (Delapan Diagram Asal), untuk menyatakan keghaiban yang tersembunyi pada langit dan bumi, inilah permulaanya Tao diturunkan di dunia; selanjutnya Hsuan Yuan Huang Ti menemukan huruf-huruf, mendirikan rumah, membuat pakaian hingga kebudayaan menjadi meluas, pada zaman itulah dinamakan Kesempurnaan Tao; Selanjutnya Giauw, Sun, Bun, Bu, dan Tjiu Kong yang melanjutkan penguasaan Tao, mengajarkan ajaran satu-satunya, Ajaran Nurani, pada masa itu dinamakan Pancaran Hijau, juga merupakan Keutuhannya Tao. Sampai pada Raja-raja Yu dan Li (Dinasti Tjiu) yang terkenal dengan cara-cara lalim dan tirani atas pemerintahannya hingga ketatanegaraan tidak dapat jalan sempurna. Justru pada saat itu peredaran Tao teralih pada masa Pancaran Merah dan terbagilah menjadi Tiga Agama. Lao Tse turun di dunia mengajarkan Taoisme dan memberi petunjuk-petunjuk suci kepada Khong Tju, dan yang belakangan memberi ucapan terkenal: Bagaikan Naga. Pada waktu Lao Tse menuju ke barat memberikan ajaran pada Raja Hu yang membuat keadaan ghaib dengan sinar lembayung memenuhi udara di Kota Hankuan, maka oleh pembesar kota Kuan I Tse dimintanya supaya Lao Tse membuat kitab untuk ditinggalkan. Demikianlah Lao Tse sebagai pendiri dari Agama Tao membuat Kitab Tao Tik Tjing yang berisikan lima ribu huruf .

9

Dalam rangka meluaskan ajarannya, Khong Tju membuat muhibah ke seluruh negara, menyempurnakan Kitab Sanjak (Sie King) dan Kitab kesusilaan (Lee Kie) untuk menyambung karya-karya Nabi yang lalu dan mendidik bagi generasi berikutnya dengan maksud mengembangkan Ajaran Hakekat Tuhan Yang Abadi hingga langgeng selama-lamanya. Keghaiban serta lembut halusnya Ajaran Ta Tao, telah diturunkan pada Kitab Tay Hak dan Tiong Yong seluas-luasnya, maka Khong Tju adalah pendiri dari Agama Jikauw. Ajaran Tao itu oleh Khong Tju diajarkan kepada Tjeng Tju, dan oleh Tjeng Tju kepada Tju Su, lalu oleh Tju Su diturunkan kepada Beng Tju. Setelah Beng Tju, aliran Tao beralih ke Barat, maka terhentilah Ajaran Inti Nurani, maka sepanjang Dinasti Tjin, Han, Tjin, Sui dan Tong yang tertinggal hanya ajaran membaca saja, tidak ada yang luar biasa di daerah ini hingga sampai pada Pemerintahan Yam Song (950-1341 T.M.), dimana kebudayaan makin meningkat dan makmur dimana-mana. Pada masa itu pula lahirnya Pujangga Si I dan orang-orang pandai sebagai Lian, Lok, Kwan, Min. Yaitu: Tjou Tun I, Cheng I, Cheng Hao, Chang Tjai, Tju Hsi dan lain-lain saling menyusul. Ilmu kesusasteraan makin maju, akan tetapi nasib baik belum tiba, Aliran Tao belum kunjung datang, karena pada waktu Beng Tju, Tao telah beralih ke Barat, Buddha Sakyamuni yang melanjutkannya, maka satrawan-sastrawan jaman Song walaupun banyak, mereka hanya menguraikan arti dari Tao saja. Buddha Sakyamuni menurunkan Tao kepada Maha Kasyapa yang menduduki silsilah Pertama bagi Agama Buddha. Maka Tao terbagi jadi tiga agama yang masingmasing berlainan tempatnya dan masing-masing meninggalkan Kitab Ajarannya. Buddha Sakyamuni mengajarkan secara perorangan satu demi satu hingga urutan yang ke-28 adalah Bodhidharma. Pada waktu itu bersamaan dengan Kerajaan Liang Bu Tee di Tiongkok. Bodhidharma dari Barat datang ke Tiongkok, berarti Ajaran Ketuhanan datang kembali di Tiongkok yang sama dengan arti Burung Gagak pulang sarang. Sejak Bodhidharma datang di Tiongkok, Ajaran Ta Tao tetap diajarkan seperti sediakala dalam satu aliran. Bodhidharma sebagai Pendiri Pertama (Guru Pertama), lalu ke-2 Sin Kong, ke-3 Tjeng Chaan, ke-4 Too Sin, ke-5 Hong Jim, dan ke-6 Hui Leng. Sejak Guru ke-6 ini selanjutnya tidak mengajarkan atau menurunkan baju jubah dan mangkok, dan pada saat itu pula timbul apa yang dinamakan Ajaran Selatan Langsung dan Utara Tidak Langsung, yang pada hakekatnya Maha Tao telah ke Aliran Jikauw (Khongkauw), pada saat mana Lak Tjo (Guru ke-6) menurunkan Tao pada Guru ke-7 yang terdiri dari dua orang yaitu: Pik-Tjo dan Ma-Tjo, dan sejak itu Ajaran Tao mulai diajarkan pada khalayak ramai di rumah-rumah tangga. Selanjutnya guru ke-8 adalah Lo-Tjo, ke-9 Oei-Tjo, ke-10 Go-Tjo, ke-11 Hoo-Tjo, ke-12 Wan-Tjo, ke13 dua orang yaitu Ji-Tjo dan Njoo-Tjo, ke-14 Yao-Tjo, ke-15 Ong-Tjo, ke-16 LauwTjo Djing Hi, disinilah batas selesainya Pancaran Merah, maka Tao beralih kepada Pancaran Putih, Buddha Maitreya sebagai pemegang kekuasaannya. Lo-Tjo (Guru ke17) sebagai guru pertama dalam Pancaran Putih ini bertugas menyelamatkan secara 10

umum dan menguraikan ajaran suci secara menyeluruh, selanjutnya Kiong Tiang dan Tju-Hi yang pegang penyelesaian akhir untuk menyelamatkan tiga alam hingga semua ajaran kembali Manunggal. Pada zaman sebelumnya yaitu Sam Tay (2205 S.M), Tao diturunkan pada raja-raja dan menteri-menteri besar saja, seseorang menurunkan kepada seorang saja, itulah Zaman Pancaran Hijau. Setelah zaman Sam Tay, Tao diturunkan ke perguruan, lalu berurut-turut ada tiga agama yang masing-masing mempunyai wilayah sendiri, itulah Zaman Pancaran Merah. Kini sampai pada akhir masa ketiga, kesusilaan makin merosot, timbul juga bencana dahsyat seolah-olah dunia tidak utuh lagi, Ta Tao diajarkan pada semua manusia dan tiap-tiap orang dapat kesempurnaan mencapai Kebuddhaan, inilah masa Pancaran Putih. Dan demikianlah perkembangan Tao sepanjang masa.

4. Tujuan TaoTujuan orang yang mengikuti jalan ketuhanan adalah: menghormat langit dan bumi, membuat upacara sembahyang bagi penghormatan pada para Sin-bing (malaikat), melakukan pekerjaan dengan setia dan dapat mencintai negara, menjunjung tinggi tata susila, berbakti pada orang tua (ayah bunda), memberi penghormatan pada guru, saling percaya diantara kawan, berlaku rukun dan harmonis kepada sesama tetangga, mengubah kebiasaan buruk menjadi kebaikan dan dapat menguraikan ajaran suci dari para nabi untuk melaksanakan penghidupan yang berdasarkan Delapan Kebajikan dan Lima Hubungan Kemanusiaan (Ngo-lun Pat-tik). Melakukan penghidupan luhur dengan taat pada tata kekeluargaan dan Empat Kemurnian (Su-wi kong-siong = sopan santun, kebenaran, kebersihan hidup, dan tahu malu; dan sam-kong ngo-siang), dapat pula berusaha membersihkan batin untuk membina pada Ketuhanan guna kembali kepada roman asal semula. Mengembangkan kebijaksanaan yang tersempurna sehingga dirinya cukup tegak untuk menegakkan orang lain, sendirinya cukup sempurna untuk menyempurnakan orang lain, guna mempertahankan dunia menjadi aman dan damai; mengubah hati sesama manusia menjadi baik dan suci hingga dunia akan menjadi sama rasa dan sama rata. Ajaran Ketuhanan ini tiada latar belakang, tiada organisasi ataupun kegunaan lain dan tidak ada tujuan jahat apapun, juga tidak saling bentrok dengan kepentingan masyarakat. Pendirian Kebaktian Tao ini putih bersih seumpama kristal. Sesuai dengan ujaran Khong Tju: Hanya keagamaan tanpa perbedaan. Dalam lain penyampaian dikatakan: Siapa yang mempelajari bidaah (ilmu yang menyalahi agama), akan berbalik mencelakakan diri sendiri.

11

5. Apakah Ada Tumimbal Lahir?Tumimbal lahir atau Lun-hwee dalam Bahasa Tionghoa dapat diartikan bahwa huruf Lun artinya roda, Hwee artinya pergi dan balik kembali, diumpamakan langit sebagai roda, bumi pun sebagai roda, langit dan bumi saling bergeser, menimbulkan bergilirnya musim panas dan dingin dan berputarnya angin dan hujan, dan perputaran itu dinamakan perputaran besar. Matahari merupakan sebuah roda, bulan pun sebuah roda, bulan dan matahari memberikan penerangan dan berputar tiada henti-hentinya baik malam ataupun siang hari, dan perputaran ini dinamakan perputaran kecil. Dalam perputaran itu apabila sampai pada puncaknya negatif, maka negatif itu akan hilang dan timbul positif. Demikian juga apabila gerakan positif mencapai puncaknya, positif akan hilang dan timbullah negatif, karenanya ada dua kutub, Selatan dan Utara. Pada Kutub Selatan masuk 36 derajat selalu keadaanya kabur tidak terang, itulah puncak negatif. Pada 36 derajat keluar dari Kutub Utara merupakan selalu terang tidak kabur, itulah tandanya positif. Adanya kedua Kutub itu serta berputarnya langit dan bumi, maka segala apa yang berada diantara langit dan bumi, dan dibawahnya bulan dan matahari, tidak satupun luput dari putarannya. Manusia dapat hidup dari hawa saluran Tao diantara langit dan bumi, dan terpelihara dari sari hawanya bulan dan matahari, berarti menggendong negatif dan merangkul positif, tiada sesaatpun yang tidak berada dipelukannya langit dan bumi, dan tiada sesaatpun tidak berada di bawah pancarannya bulan dan matahari, dapatkah kita bebas dari putaran itu? Maka manusia hanya mengikuti saja negatif dan positif, matahari sebagai positif dan bulan sebagai negatif; bulan keluar pada malam hari tergolong pada negatif, mengutamakan ketenangan maka manusia pun ikut bertenang-tenang untuk istirahat; matahari keluar pada siang hari tergolong positif dan mengutamakan gerak, karenanya manusia suka bergerak dan bekerja pada siang hari. Segala benda mengikuti alirannya langit dan bumi, ada kalanya sampai pada puncaknya positif lalu timbul negatif, kalau berputar sampai ke neraka akan menjadi iblis, ada kalanya sampai pada puncaknya negatif lalu timbul positif, apabila berputar di dunia ini akan menjadi manusia. Demikianlah dasar dari timbul dan selamnya negatif dan positif yang menjadi dalil pula dari berputarnya langit dan bumi. Perputaran itu terdiri dari Enam Jalan, yang dilahirkan atas: Kandungan, Telur, Basah lembab, Metamorfose, Hidup dan Mati. Kehidupan manusia terdiri dari Empat Jalan: Kaya, Mulia, Miskin dan Hina. Bila mencapai puncaknya kaya maka timbul miskin, dan sebaliknya apabila miskin sudah memuncak akan timbul kaya. Siapa yang

12

mencapai puncaknya kemuliaan akan timbul kehinaan. Demikian juga sebaliknya, kehinaan apabila sudah memuncak akan timbul kemuliaan. Maka segala apa yang telah sampai pada puncaknya akan terbalik. Manusia kalau sampai pada puncaknya akan berputar menjadi makhluk lain, demikian juga kepuncakan makhluk akan berputar pada manusia. Kehidupan yang dilahirkan atas kandungan atau telur akan berputar kepada kehidupan metamorfose atau kelembaban, dan sebaliknya, hingga kehidupan berputar pada kematian dan kematian berputar pada kehidupan. Berputarnya perbuatan buruk dan perbuatan bajik, berputarnya manusia atau makhluk lain, berputarnya malaikat dan berputarnya setan, sama dengan berputarnya alat-alat arloji yang berputar pergi datang, laksana dalam barisan arwah-arwah tersesat, walaupun anda sebagai pendekar gagah perkasa pun sukar terbebas dari kurungan itu. Dalam Kitab ada ujaran: Apal dalam pembacaan Kim Kong Kem dan mantra Tai Pi Tju, menanam semangka menghasilkan semangka, menanam kacang mendapatkan kacang, apabila tidak mendapat petunjuk Guru Sejati, selamanya akan mengalami berputarnya tumimbal lahir.

6. Mengakhiri Kematian Untuk Hidup Langgeng Dan AbadiPada waktu Kaisar Sun Ti dari Dinasti Tjhing meninggalkan istananya untuk menjalankan kehidupan petapa, beliau membuat syair: Pada sebelum kelahiran saya, siapakah saya ini; sesudah kelahiran saya, siapakah sebenarnya saya; setelah besar dewasa baru tahu akan saya, namun dalam renungan kabur lagi siapakah sebenarnya; datangnya tanpa kesadaran, perginya pun kabur hingga sia-sia perannya di dunia ini, maka lebih baik tidak datang juga tidak pergi, tidak merana juga tidak sedih. Jelaslah bahwa setan takut untuk dilahirkan, tapi apakah dapat tidak terlahir; manusia takut mati tapi mungkinkah tidak mati? Pujangga Chuang Tse pernah berkata: Saya sebenarnya tidak ingin dilahirkan, tapi tiba-tiba terlahir di dunia; sebenarnya saya tidak mau mati, tapi tiba-tiba ajalku sampai. Demikianlah mati dan hidup ataupun tulen dan palsu tidak dapat membedakan, hingga terombang-ambing dalam gelombang mati dan hidup di samudera pahit tiada batasnya (Lautan Purba).

13

Bila ingin mengahiri kematian, harus terlebih dahulu mengakhiri kematian harus terlebih dulu mengakhiri kelahiran. Hendak mengakhiri kelahiran, harus terlebih dulu melampaui kelahiran. Apabila menemukan Sang Guru untuk ditunjukkan Jalan Utama (Ta Tao), berbareng mana tercoretlah namanya di neraka dan terdaftarlah namanya di sorga, dengan mana dapatlah bebas dari kekuasaan Giam Loo Ong (Penguasa Neraka). Dalam hal ini, ajaran Ketuhanan hanya diturunkan pada akhir masa ketiga, kalau tidak, tidak mungkin akan dapat menempuh hidup langgeng abadi. Dalam Kitab suci dikatakan: Biarpun sepatumu yang terbuat dari besi itu menjadi rusakpun tidak akan menemukannya, namun helas, didapatnya tanpa membuang usaha.

7. Empat Hambatan Untuk Memperoleh Tao1. 2. 3. 4. Sukar akan lahir sebagai manusia. Sukar untuk jumpa zaman ketiga. Sukar untuk hidup di tengah sari. Sukar untuk menemui Tao Sejati.

Ujarnya Nabi Lao Tse: Saya sesalkan diriku ini, saya cinta akan diriku ini. Yang menjadi sesalan karena badan raga mempunyai enam kejahatan yakni: mata, kuping,

hidung, lidah, tubuh dan keinginan. Mata yang suka pada keelokan benda, kuping yang suka kemerduan suara, hidung yang suka pada bebauan, lidah yang suka rasa lezat, tubuh yang suka persentuhan, dan keinginan yang suka aneka ragam dan kelobaan.Misalnya harta dan keelokan adalah daya gairah dari luar, sedangkan pengertian dan emosi terbuka dari dalam, maka luar dan dalam saling berhubungan, hingga hati yang berhasrat baik tidak dapat menguasai, sedang yang buruk tidak dapat berhenti, maka terjadilah keadaan derita di dalam neraka yang tidak beralas itu. Bahwasanya manusia adalah makhluk yang tercerdik, roh menggunakan badan raga ini untuk tempat menetapnya, dan sebaliknya badan raga menggunakan roh untuk hidupnya; dalam arti kata lain yang tulen tidak meninggalkan si palsu, yang palsu tidak terpisah dari yang tulen, maka tulen dan palsu tergabung menjadi satu.

14

Dalam kitab Sim King: Sariputra, yang bercorak warna tidak lain adalah kosong dan yang kosong tidak lain dari yang bercorak warna. Menggunakan badan raga ini untuk menyempurnakan roh, karena apabila tanpa badan raga ini, cara bagaimana roh akan dapat disempurnakan, karenanya saya cinta badan raga ini, dan sebab itulah tidak mudah mendapat badan manusia. Apabila tidak mempunyai pengetahuan Tao Yang Luhur, tidak dapat membedakan antara tulen dan palsu, antara berfaedah dan tidak, hingga hidupnya akan sia-sia tanpa arah yang betul. Pada akhir stadium ketiga juga berarti pula permulaannya kesejahteraan Sam Yang, karenanya juga dinamakan bencana dan kesejahteraan jalan berendeng, yakni beralihnya perputaran masa semi hijau, berkembang-merah dan berbuah-putih. Akan tetapi ajaran Tao tidak diturunkan apabila bukan tiba pada masa yang tepat dan tidak diajarkan kepada orang yang bukan bagiannya. Dimisalkan sebagai seorang yang menderita sakit parah, harus mengundang dokter untuk mengobatinya, dan obat akan diberikan sesuai dengan kebutuhan si penderita. Begitu pula Tao diturunkan untuk menyesuaikan bencana. Kini tiba pada saat akhirnya stadium ketiga ini bermunculan macam-macam bencana alam dan berbagai kesukaran yang merupakan mara bahaya yang terdahsyat. Maka hanya dengan Tao Yang Sejati sajalah yang dapat menolong hingga mencapai sejahtera, semua makhluk akan tertolong, karena itu dikatakan sukar jumpa pada zaman stadium ketiga. Tengah sari berarti intisari, huruf A atau Asia, pada tengah-tengahnya huruf A itu terlukis salib putih sebagai simbol pusatnya langit dan bumi, karenanya berarti negara tengah, intisari, tengah asal, sentrum; tengah berarti pokok utama dari langit dan bumi, disitulah nabi demi nabi dilahirkan, juga dinamakan Kerajaan Tuhan, disitulah diturunkannya Tao, maka dikatakan sukar hidup ditengah sari. Pada zaman stadium ketiga ini timbullah segala macam ajaran, namun yang tulen sejati tiada berpintu dua, sedang yang palsu tidak terhitung jumlahnya. Buddha mengatakan: Yang dapat menjamah akarnya akan menjadi Buddha, yang tidak dapat menjamah pokoknya akan sia-sia belaka. Orang yang bukan berbakat kebuddhaan dan ditambah pula banyak budi jasa dari leluhurnya, sungguh sukar akan menemui Tao Sejati, maka dikatakan Tao Sejati sukar dijumpai.

15

8. Manusia Mendapat Satu, Ialah SuciBergeraknya Alam Tiada Puncak (Bu kik), timbullah ke-Esaan, Satu yang menjadi pokok lalu tersebar ke berlaksa-laksa macam yang mendapat disekitar semesta. Langit apabila mendapat Satu lalu bersih, bumi mendapat Satu lalu sejahtera, manusia apabila mendapat Satu lalu suci. Maka kaum Buddhis mengatakan: memurnikan hati untuk mengetahui roh asalnya, segala benda kembali manunggal; Kaum Taois mengatakan: membina bathin untuk menggembleng roh asalnya, maka peluklah yang asal untuk menjaga Satu; Kaum Khongkauw mengatakan: simpanlah nurani untuk memelihara roh asalnya, maka peganglah erat-erat pertengahannya untuk Manunggal Satu. Satu ialah Li Rationil kebenaran suci, manusia mendapat rationil alam bagi kesempurnaannya roh, mendapat ke-Esaannya Tuhan bagi kesempurnaannya Lahir, maka selagi di alam asal, roh itu murni dan bulat sempurna. Keseluruhannya hanya rationil Tuhan, tanpa minum makan juga tanpa pikir dan keinginan, hanya mengikuti pernafasannya sang induk bagi menyalurnya hawa, sehingga sampai saatnya dilahirkan bersuaralah tangis sang bayi, pertanda masuknya kedua hawa melalui mulut dan hidungnya; apa yang semulanya satu lalu menjadi dua. Karena di alam asal memang hanya satu roh, sampai di dunia lalu tertambah satu jiwa, karenanya roh dan jiwa terbagi dua, dan masing-masing kehilangan satu. Roh kehilangan satu Khian (istilah Pat-Kua) lalu berubah menjadi Li artinya pisah, apabila pisah lalu terpencar dan terpencar menimbulkan kosong. Se-titik roh suci apabila dari kedudukannya Tao (sarira/sialitju), kedudukan asal itu menjadi kosong. Apabila setitik roh itu tersebar pada mata lalu dapat melihat warna, tersebar ke telinga lalu dapat mendengar suara, tersebar ke hidung lalu dapat membau, tersebar ke mulut lalu dapat berbicara dan makan minum, tersebar pada kaki dan tangan lalu dapat bergerak, tersebar pada kulit lalu tahu akan sakit dan gatal, tersebar pada poripori lubang bulu lalu tahu tentang rasa panas dan dingin, tersebar pada isi perut lalu tahu tentang lapar dan kenyang, apabila tersebar pada hati lalu timbul enam nafsu, dan tersebar pada pikiran lalu mempunyai tujuh perangai. Dengan demikian orang telah terombang-ambing seolah-olah dalam hidup sampai matinya itu seperti terjadi dalam mabuk atau mimpi saja. Dengan tidak mengerti akan hal itu maka makin hari makin merosotlah keadaannya, dan disitulah sebabnya selalu diliputi oleh ketidakamanan. Demikian pula apabila jiwa kehilangan satu, Khun berubah menjadi Kham artinya perangkap atau rintangan. Apabila setitik roh tujuh perangai ini terjebak

16

dalam perangkapnya enam nafsu dan atau tenggelam dalam kesukaan minuman keras dan paras elok, atau terbenam pada kemurkaan harta dan temperamen, mereka akan memasuki pada Putaran Roda Empat Kelahiran dari Enam Jalan, dan tidak mungkin akan dapat kembali ke alam asal. Apabila langit kehilangan satu, tentu akan mengganggu pula letaknya bintang dan planet, demikian juga apabila bumi kehilangan satu, akan terjadi keringnya lautan dan gugurnya gunung-gunung. Begitu pun apabila manusia kehilangan satu, lalu akan masuk ke perangkapnya Putaran Roda Tumimbal Lahir. Roh adalah kebenaran suci atau dikatakan juga Li; huruf Li itu apabila kehilangan satu (satu guratan dibagian atas) lalu menjadi huruf Mai (Pendam). Sebaliknya apabila huruf Mai itu diberi satu, lalu menjadi huruf Li yang artinya rationil atau kebenaran suci. Ujaran kuno mengatakan: Yang mempunyai Kebenaran Suci dapat mengembara di seluruh dunia, akan tetapi yang tidak mempunyai Li sejengkal saja akan sukar melangkahkan kakinya.

9. Orang Mengikuti Tao Kenapa Difitnah ?Kata Peribahasa: Nada tinggi sukar diikuti dengan harmonis, mengikuti ajaran Tao sampai pada puncak, lalu datanglah tentangan, demikian juga membina pri-budi baik juga timbul fitnahan. Akan tetapi bahwasannya Tao itu Maha Besar dan Li (Kebenaran suci) itu lembut halus, bagi orang-orang awam sukar dapat dimengertinya maka dengan sendirinya tibul macam-macam kesangsian lalu tersiarlah macam-macam fitnahan. Khong Tju bersabda: Orang lain tidak mengetahui kebaikannya tapi tetap tidak kecewa, bukankah ia seorang budiman?

Tao tanpa fitnahan tak akan berkembang.Buddha mengatakan: Setelah menerima satu fitnahan, dapatlah mengurangi sebagian dosanya. Pada waktu Khong Tju mengajarkan pri-Ketuhanan, sambutan dari orang-orang itupun hanya fitnahan saja. Akan tetapi kelak kemudian hasil dari prilaku Ketuhanan itu akan dipetik di Sorga, dan namanya akan selalu tertinggal di dunia dengan klenteng-klentengnya tersebar di seluruh dunia sebagai penghargaannya.

17

10. Membina Tao Mengapa Mengalami Ujian Hidup ?Jalan untuk mengikuti Tao arahnya naik, sedang jalan yang licin mudah tergelincir ke dunia iblis, dan jalan yang mendaki akan mencapai sorga. Peribahasa kuno mengatakan: Membina Tao (berprilaku Ketuhanan) diumpamakan memanjat tiang tinggi, naiknya sukar tapi turunnya mudah. Wa-Hut (Buddha Hidup) mengatakan: Ajaran Besar adakalanya menemui kesuraman besar dan kecemerlangan besar. Tao Sejati pun perlu dengan ujian sejati guna tahu bathin sejati. Kata-kata peribahasa: Batu Kumala apabila tidak digosok tidak akan menjadi barang yang berguna, emas apabila tidak digemblengpun tidak akan berharga. Oleh Kaum Taois dikatakan: mengolah dengan lunak dan menggembleng dengan keras. Kaum Khong Tju mengatakan : dibelah dipahat dan digosok pula yang artinya diuji dan diuji kembali untuk membuktikan tekadnya. Pada saat Khong Tju menemui kesukaran di Negara Tin Chai, beliau bersabda: Apabila tidak mendaki gunung tinggi tidak akan tahu bahayanya jatuh tergelincir, apabila tidak sampai di tepi jurang yang curam tidak akan tahu bahayanya terbenam di dalamnya, dan apabila tidak sampai pada lautan besar tidak akan tahu ngerinya ombak dan badai; bunga iris tumbuh di hutan belukar walaupun tiada manusia disekitarnya toh tetap semerbak baunya. Orang budiman membina pri Ketuhanan dan banyak budinya tidak akan jadi hina karena mengalami derita susah. Setelah Khong Tju terbebas dari penderitaan tersebut diatas, memperingatkan pada murid-muridnya: Penderitaan di Negara Thin Chai adalah keuntunganku, yang juga keuntungan bagi murid-muridku semua; harus diketahui bahwa dalam keadaan yang kritis merangsang itulah awalnya kebangkitan, bukankah disitu letaknya sukses? Beng Tju bersabda: Tuhan memberikan tugas besar pada orang tertentu, tentu terlebih dahulu dipersusah tekadnya, dipayahkan tulang ototnya, diperlapar tubuhnya dan dikuras (dikosongkan) badannya; itulah ujian yang mana Tuhan menghendaki kesempurnaannya. Dapat dimisalkan seperti pemilihan bupati pada kantor gubernuran, bagi si calon diberikan syarat-syarat tertentu, tidak setiap orang berhak mengikuti ujiannya. Khong Tju mengatakan: Kayu lapuk tidak dapat diukir, tembok dari tanah kotoran tidak dapat diplester. Orang yang bakat Kebuddhaannya mendalam akan diuji oleh Tuhan, apabila bukan tepat pada orangnya tidak akan berhasil atas ujiannya.

18

11. Tao Yang Suci Dan GhaibLi atau Kebenaran Suci adalah penguasa langit, bumi dan segala isinya, sungguh halus seolah-olah kosong dan tenang diam, sungguh ghaib namun nyata, sungguh agung dan suci. Keagungan mana dinamakan Penguasa dari segala makhluk. Karena Ia yang melahirkan langit dan bumi serta mencipta dan memelihara semua benda maka dinamakan Induknya segala benda dan bagi kehormatanNya diberi nama Lao Boo. Di Kitab Syair bagian Ta Ya ada diujarkan:Kerajaan In (1766 S.M) tidak sampai kehilangan kepercayaan rakyatnya, karena mereka dapat menyesuaikan kepada Tuhan. Di bagian Siao Ya juga diujarkan: Wei Huang Shang Ti yang artinya Tuhan yang Maha Tinggi, Tuhan adalah satu-satunya Yang Agung dan Suci. Langit, bumi, matahari dan bintang sampaipun segala apa saja, kesemuanya adalah Tuhan yang menguasai bagi hidup dan matinya; kalau tidak, dunia ini sudah lama berhenti berputar dan segala apa akan ludas. Sekarang kemajuan ilmiah serta pengetahuan materialistis telah maju demikian rupa, makanya Tuhan, anggapnya segala keadaan wajar yang ada itu timbullah kelompok orang yang tidak percaya akan ada adalah hasil penemuannya manusia, segala hasil karya modern itu adalah tehnik manusia melulu; akan tetapi mereka tidak tahu bahwa segala fenomena itu siapa yang membuat; tehnik yang dimiliki manusia itu siapa yang memberikannya? Orang hanya mengata-kan itulah kejadian alam. Pendapat yang sedemikian itu nyatalah belum sempurna dan belum memperoleh unsur sebenarnya. Apakah Li atau kebenaran suci itu dapat dipercaya, dan roh itu juga dapat dipercaya? Umumnya kalau orang menampak sinar lalu timbul pengertian tentang adanya matahari yang kalau menampak, orang lalu tahu adanya benda. Kelihatan anak cucu lalu tahu adanya leluhur. Demikian juga kalau menampak langit bumi dan segala isinya, tentu tahu juga adanya Yang Maha Kuasa yang menjadi Sang Pencipta. Seseorang yang minum air seharusnya mengingat pada sumbernya. Demikian juga kita harus mengingat kembali pada stadium In Hua (masa kelahiran manusia yang pertama). Ayah menurunkan anak turun temurun tidak henti-hentinya, lalu kita tahu adanya leluhur. Akan tetapi siapakah yang leluhur asalnya yang memberikan roh kita pergi datang? Kita tahu adanya ayah bunda yang melahirkan kita, akan tetapi sayangnya tidak tahu adanya Lao Boo yang melahirkan roh suci pada kita. Sungguh sayang, kerohanian manusia kian hari kian pudar, prilaku manusia pun kian merosot, karena orang telah melupakan pokok pangkalnya, sehingga seolah-olah terombang ambing dalam hidup sampai mati. Apa yang dapat dilihat ia katakan ada, akan tetapi yang oleh mata kepalanya tak dapat melihatnya ia anggap tidak ada. Pengertian begini seumpama seperti ikan yang hanya kenal pada sebangsanya yang

19

berada di air. Dan manusia yang hidup diliputi hawa ini hanya melihat bentuk badan saja. Demikianlah fungsi dari dua yang besar itu tidak ada taranya, akan tetapi pengetahuan manusia hanya terbatas.

12. Tiga Tingkat Pelajaran DharmaPelajaran Dharma terdiri dari: Tingkat Tinggi, Tingkat Tengah dan Tingkat Bawah; karenanya ada perbedaan antara Langsung, Bertahap dan Kewujudan. Pelajaran Dharma juga terbagi antara Cabang dan Pokok, Pudar dan Nyata; secara langsung mengajarkan kesadaran kerohanian dan ajaran hati Ilahi. Walaupun dengan hanya setitik dapat mencapai Kebuddhaan, dengan tindak selangkah dapat langsung melampaui atmosfir menuju keabadian, maka dinamakan Ajaran Langsung. Siapapun yang memperolehnya langsung dapat Kesempurnaan sebagai Buddha atau nabi. Itulah Khasiat sejati yang diturunkan sejak dulu kala. Khong Tju mengatakan: Apabila pada pagi hari orang memperoleh Tao, walaupun sore harinya mati pun puas. Demikianlah hebatnya dharma tertinggi. Bersemedi memutar roda dharma atau memutar microcosmos atau mengolah nafas, sampaipun menggembleng sampai titik dingin untuk timbul positif dan titik panas untuk timbul negatif. Sungguhpun beruntung berhasil mencapai kesempurnaan, akan tetapi kesempurnaan mana tidak dapat bebas dari atmosfir. Tindakan mana mulai dari keyakinan lalu pengertian dan dari pengertian lalu ke pelaksanaan; dari pelaksanaan sampai kenyataan. Itulah pemutaran kekosongan dari tingkat bertahap, maka siapapun yang membina pada tingkat ini, kesempurnaan-nya hanya mencapai pada tingkat orang saleh dan kedewaan saja, maka dinamakan Tingkat Tengah. Adapula yang membina dengan cara pembacaan puja puji dengan dibarengi tetabuhan, berbuat kebaikan dengan memperbaiki jalan dan jembatan, atau berlaku dermawan dengan memberi pertolongan pada si miskin atau penderita kemalangan. Tindak laku yang sedemikian itu hanya rumus beredarnya perputaran; misalnya pada kelahiran sekarang berbuat kebajikan, kelahiran mendatang akan menikmati rejeki baik, namun apabila timbunan kebajikan dan rejekinya sudah habis, mereka akan masih tetap turun pada putarannya. Dalam kitab ada diujarkan: kalau ingin bertanya sebab musabab dari kelahiran lampau, lihat saja apa yang diperoleh pada kelahiran sekarang; kalau tanya apa yang akan diterima pada kelahiran mendatang, lihat saja karya apa yang dilakukan pada kelahiran sekarang. Diumpamakan seperti anak panah yang dilepaskan ke arah angkasa, setelah daya tenaganya habis maka dengan

20

sendirinya akan menurun. Maka siapapun yang melakukan cara ini hasilnya akan menjadi orang bajik atau orang baik, namun tidak mungkin mencapai Kebuddhaan, karenanya dinamakan Tingkat bawah.

13. Bagaimana Membuat Jasa-JasaBatin yang selalu berpijak pada Tao (Ketuhanan), itulah sifat budi kebajikan. Kalau dilakukannya pada kemanusiaan, itulah kewajaran dari moralitas. Apabila sesorang hanya mempunyai dasar Tao akan tetapi tiada berprilaku kebajikan, ia tentu akan menemui goda rintangan. Khong Tju mengatakan: Apabila tidak mempunyai kebajikan luhur, maka keluhuran Ketuhanannya pun tidak kekal. Tik tjia, tik ya, kata tik yang pertama artinya kebajikan dan yang kedua artinya memperoleh. Jadi diartikan bahwa perbuatan bajik itu memperoleh hasil; berbuat jasa sama dengan mempertegak kebajikan. Orang harus menolong sesama orang dan berbuat yang berguna pada segala urusan; harus ada hati untuk menolong bencana dan kemalangan; harus taat pada ajaran yang diberikan oleh tiga nabi, serta dipraktekkan sesungguhnya, misalnya mencetak buku-buku-Ketuhanan, mendirikan rumah-rumah ibadat, menyebarkan ajaran suci seluas-luasnya untuk membuka kebijaksanaan umat seumumnya; dengan mengajar seseorang hingga orang itu mencapai kesempurnaan, maka ia akan mendapat jasa bajik yang luar biasa besarnya. Orang yang sudah berbuat jasa-jasa terhadap luar dengan sempurna, dengan sendirinya jasa-jasa dalamnya bulat sempurna pula. Bagi umumnya, orang harus suka menolong pada yang menderita atau dalam keadaan memaksa, atau beramal pada segala yang tertimpa bencana dan bahaya, walaupun mengeluarkan uang sendiri ataupun beramai-ramai dengan uangnya orang banyak untuk menolong siapa saja, kapan saja, dan dimana saja guna kebaikan umum. Terhadap kaum tua membicarakan tentang welas asih, dan pada kaum muda berujar tentang bakti, pada saudara tua berujar ramah, pada saudara muda membicarakan hormat, pada suami istri menuturkan kerukunan, pada kawan-kawan membincangkan tentang kejujuran, pada kaum pejabat membincangkan tentang kesetiaan, dan selalu merubah yang buruk menjadi baik, mendidik yang bodoh menjadi pintar, itulah jasa yang benar-benar luhur. Sedikitpun tidak mempunyai pamrih untuk mencari-cari nama, dan sama sekali tidak menunjukkan rupa jahat dengan kata-kata buruk. Karena kalau berkeinginan mencari nama, maka itu bukan jasa baik, dan orang yang menasehati orang lain dengan sifat kasar juga bukan lakunya orang yang membina Tao.

21

14. Penyelamatan Tiga AlamTao Yang Maha Besar menyelamatkan roh-roh asal dalam rangka yang luas sekali. Pada Tingkat Atas dapat menyeberangkan para dewa yang ada di angkasa dan planetplanet, pada Tingkat Tengah menyeberangkan makhluk-makhluk yang berada di alam manusia, dan pada Tingkat Bawah menyeberangkan arwah-arwah yang berada di alam gelap.

15. Bagimana Menyeberangkan Penghuni Yang Di Tingkat Atas ?Dewasa ini berada di masa akhir zaman tahap ketiga, dan ke Tiga Buddha yang berkewajiban menjadi juru pengaturnya. Orang yang dahulu telah membina diri dan juga yang telah melatih pernafasan, akan tetapi belum juga menemui karunia Tuhan terangkat ke alam abadi; dan juga para anak-anak bakti dan pejabat-pejabat setia ataupun wanita suci , mereka berhak meningkat menjadi malaikat di alam halus. Akan tetapi kalau tidak memperoleh Jalan Ketuhanan tetap sukar dapat lolos dari penderitaan perputarannya tumimbal lahir, karenanya tidak dapat kembali ke Alam Asal. Sekarang kita berada diakhir zaman stadium ketiga, Ketuhanan yang menjadi Juru Penyelamat; karenanya para dewa dari alam hawa sering mengikuti para Buddha berkunjung ke tempat-tempat ibadat atau mengunjukkan kesuciannya di mana saja untuk mencari orang-orang yang berbakat baik pada kelahiran lampau untuk menjadi penanggung dan perantara guna mendapat ajaran Ketuhanan. Dengan demikian ia dapat kembali ke Alam Asal agar selamanya bebas dari tumimbal lahir; oleh karena itu cara penyeberangannya dewa di alam angkasa ada lebih rumit daripada di alam manusia.

22

16. Bagaimana Menyeberangkan Arwah Yang Berada Di Alam Gelap ?Bakti dan merendah hati adalah pokok bagi manusia. Ujar pada Hauw King (Kitab Bakti): Melakukan Tao untuk menegakkan diri bagi keharuman nama generasi mendatang hingga menjadi cemerlangnya nama ibu bapak, itulah tujuan Tao. Apabila kita tidak ingin mengurangi kebaktian kita pada Tao, kita seharusnya melakukan hormat dan kebaktian yang sesungguhnya pada mereka waktu masih hidup, dan melakukan jasa kebaktian untuk mengangkat arwah mereka setelah wafat agar selamanya terbebas dari penderitaan tumimbal lahir, dan menikmati kebahagiaan di Alam Abadi. Namun bagaiman caranya bagi seorang anak cucu apabila ingin mengangkat arwah-arwah dari tujuh tingkat leluhur dan sembilan keturunannya? Jalan satusatunya harus melakukan Tao (Siu Tao) dengan telaten, berbuat jasa dan kebajikan, dengan amal yang nyata hingga memperoleh hasil. Maka ad ucapan: Seorang anak mendapat kesempurnaan, berarti sembilan keturunannya menerima kebahagiaan; seorang anaknya mendapat kesempurnaan, berarti tujuh tingkat leluhurnya meningkat kesempurnaannya.

17. Dalam Ujar-Ujar Suci Sering Dikatakan Ayam Emas Berkokok Tiga KaliEmas adalah salah satu dari lima unsur (ngo hing) yang letaknya di barat, maka dikatakan See Hong King Sin Kim. Ayam adalah sama dengan urutan Yu pada perhitungan Cap Ji Ki. Yu adalah salah satu dari 12 hitungan waktu yang kedudukannya ada di Barat. Maka matahari keluar pada waktu Bao dan terbenam pada waktu Yu, dalam arti kata lain matahari keluar dari timur dan terbenam di barat. Ternyatakata Ayam Emas adalah simbol perubahan dari barat, dan barat itu tergolong pada emas, sedang emas itu warnanya putih. Maka dalam kekuasaan Pik Yang, cahaya putih adalah Kim Kong Tjo Su yang memegang kekuasaan. Tentang arti kata berkokok tiga kali ialah pada akhir zaman stadium ketiga, telah tiga kali turun di dunia. Berkokok berarti bernyanyi atau menyebarkan Tao, dan Tao

23

baru terlihat kenyataannya. Maka pada waktu ayam emas berkokok tiga kali adalah pertanda tersebarluasnya Tao yang turun berbarengan dengan adanya bencana

18. Akhir Zaman Stadium KetigaLamanya perhitungan dari pembukaan langit dan pembentukkan bumi sehingga memasuki berakhirnya langit dan bumi memakan waktu satu Goan. Satu Goan itu terdiri dari 12 Hui, yang masing-masing dinamakan Tju, Thiu, In, Bao, Sin, Su, Ngo, Bi, Sin, Yu, Sut, dan Hay. Dan tiap-tiap Hui adalah 10.800 tahun. Karena terjadinya perubahan pada alam sekitarnya maka timbul masa-masa jaya dan nahas. Pada dewasa ini telah memasuki berakhirnya Ngo Hui, dan sebagai awalnya Bi Hui, maka dalam perhitungan telah memasuki stadium ketiga. Pada stadium pertama adalah masanya Cahaya Hijau, dikala masanya nabi Hok Hi. Stadium kedua dinamakan Cahaya/Pancaran Merah yang berada pada masanya Bun Ong. Stadium ketiga dinamakan masa Pancaran Putih yang berada pada masa peralihannya Ngo Hui kepada Bi Hui. Pada setiap stadium disitu datang dalam tempo yang bersamaan antara bencana dan Tao. Maka dianjurkan: orang memeluk Tao untuk dapat menyelamatkan orang baik, sedangkan yang buruk akan mengalami bencana. Ditilik kembali sejak manusia dilahirkan pada masa In Hui hingga sekarang sudah 60.000 tahun lamanya,

orang masih selalu rindu pada keduniawian hingga mengalami hidup tumimbal lahir sampai melupakan roh asalnya, hingga tidak tahu dari mana asalnya, juga tidak tahu mencari jalan pulang. Maka dalam keadaan yang makin tersesat mereka makinterjerumus, dan makin rusak hingga kehidupan masyarakat telah terancam pada puncaknya bahaya, yang akan menimbulkan bencana besar yang belum pernah dialami oleh manusia sebelumnya. Keadaan ini yang dinamakan Bencana Pada Akhir Stadium Ketiga.

19.

Mengapa Ada Orang Yang Selalu Dirundung Sakit Dan Ada Yang Selalu Sehat ?

Karena badan manusia itu terdiri dari darah daging maka tidak dapat terhindar dari kemalangan. Namun penyakit berat timbulnya karena hasil dari imbalan yang diperolehnya, sedangkan penyakit kecil timbulnya karena sendirinya kurang hatihati, maka disuruhlah iblis menebarkan penyakit oleh pengamat neraka, dan oleh

24

penguasa diturunkanlah malaikat untuk menebarkan bencana yang semuanya bekerja menurut perintah. Penyakit manusia tidak hanya terbatas kurang hati-hati pada perubahan iklim saja atau karena berlebih-lebihnya enam nafsu dan tujuh perangai atau karena makan, minum, sex dan sebagainya, akan tetapi perasaan loba yang tidak ada batasnya atau karena tidak terkabul niatnya, itu adalah lebih berbahaya. Ada peribahasa: Apabila hati aman walaupun tinggal di rumah gubuk pun terasa sentausa, demikian juga kalau batinnya tenteram walaupun hanya makan sayurpun rasanya enak. Ujar dalam Kitab: Kekayaan memperkaya rumah, kebajikan memperkaya diri, hati lapang mempergemuk badan. Makanya seorang budiman setiap ucapannya sangat rasionil, mengerjakan sesuatu jangan sampai menimbulkan kesalahan, selain mengusahakan dengan penuh tenaga, juga tunduk pada Kehendak Tuhan. Harus diketahui bahwa Tuhan tidak mau merebut nasib manusia, dan manusia tidak dapat memaksa pada apa yang diberikan oleh Tuhan. Maka seorang budiman selalu puas atas nasibnya. Pada zaman Sam Kok di kota Lok Yang timbul bencana paceklik besar, semua rakyat menderita kelaparan, hanya ada seorang yang tampangnya berseri-seri seperti biasa; ia menjawab atas pertanyaanya Tjoo Tjho, Saya sudah berpantang makan (Tjiak Djay) selama 30 tahun. Disitulah kenyataanya bahwa seseorang yang membina diri (Siu Too) dengan sesungguhnya, hendaknya berpantang pada daging, arak, bawang merah atau bawang putih, agar darah dan nafasnya bersih hingga mengurangi penyakit.

20. Setelah Siu Too, Apa Yang Didahulukan Agar Mendapat Kemajuan ?Kalau ingin mendapat kemajuan, seharusnya terlebih dahulu meneguhkan kepercayaannya, karena Keyakinan adalah induk daripada siu too (membina diri), dan sumber dari jasa kebaikan. Apabila orang tidak menaruh kepercayaan, pertanyaan nujumnya pun tidak mujarab. Apalagi bagi orang siu too. Perlu diketahui bahwa tiaptiap manusia mempunyai roh, demikian juga dewa dan lain sebagainya, bedanya hanya sadar dan sesaat saja. Kepala orang berbentuk bundar dan kakinya persegi, ini adalah simbol dari langit dan bumi; menghembus dan menghisap adalah sama dengan pertanda Im Yang (negatif dan positif), kedua mata sama dengan matahari dan bulan, lima isi perut sama dengan lima unsur, sedangkan perasaan girang, marah, sedih dan senang mengunjukkan persamaan dengan angin, petir, awan, dan hujan; Welas, kebenaran, peradatan dan kebijaksanaan sama dengan Goan, Heng, Li, dan Tjeng. Tuhan melahirkan anak bayi adalah sama dengan terciptanya langit dan bumi; demikian juga Kaisar Giauw, Sun, Khong Tju dan Beng Tju, tidak ada bedanya dengan rakyat biasa, hanya barangsiapa yang mengerti akan kebenaran suci mereka akan

25

dapat menjadi Buddha atau dewa; akan tetapi siapa yang menentang kebenaran suci akan menjadi iblis. Maka siapa yang membina pri-Ketuhanan dikatakan Tao, itulah rasionil yang tidak dapat dirubah lagi.

21. Apakah Ada Cara Yang Mudah Untuk Menempuh Jalan Kemajuan?Cara menyimpan hati Ketuhanan untuk memelihara rohani dari kaum Khong Tju adalah yang mudah bagi pemeluk baru, karena apabila hati tersimpan pada kebaikan tentu akan mendatangkan kerezekian, sebaliknya apabila disimpan pada keburukan tentu akan mendatangkan kecelakaan, dan kalau hatinya tersimpan pada ketenangan tentu akan menjamin panjang usia. Oleh para budiman diistilahkan waktu tengah, yang diartikan setiap saat tersimpan pada Hian Kwan, itulah kesempurnaan bagi menyimpan hati untuk memelihara rohani. Bukankah Beng Tju pernah mengatakan bahwa bedanya orang biasa dengan orang budiman hanya masalah menyimpan hati saja. Seorang Budiman menyimpan hatinya tertumpu pada welas asih dan kesopanan, orang welas asih dapat mencintai sesamanya, orang bijaksana dapat berguna pada sesamanya dan yang sopan dapat menghormat orang lain. Orang yang cinta sesamanya akan selalu dicintai orang dan orang yang menghormat orang lain akan senantiasa dihormati orang baik dimana saja. Bagi kita yang belajar Ketuhanan hendaknya mempertebal cita-cita itu.

22. Apakah Arti Prilaku Menanjak Dan Menurun?Perlu kiranya diketahui bahwa Triratna dari manusia yaitu Semangat, Hawa dan Sari, sampai pada apa yang mata dapat melihat, telinga dapat mendengar atau yang terluap di luar itulah keduniaan. Maka yang dapat menerima masuk ialah orang suci; tetapi yang terluap ke luar adalah prilaku lancar, namun yang dapat menerima ke dalam ialah prilaku menanjak. Beng Tju bersabda: Ajaran Ketuhanan itu tidak lain hanya mencari hatinya yang terlepas itu saja.

26

Cara menyimpan dan memelihara adalah kemurnian hati menuju ke dalam untuk mawas diri. Api yang terlepas dengan sendirinya akan menurun. Lidah dililitkan ke atas akan menaikan air kehidupan dari sumbernya, apabila banyak yang naik, harus ditelan ke bawah langsung masuk ke Tan Tian, disana akan bertemu dengan Api Kehidupan yang berada di ginjal kanan, demikianlah air akan berubah menjadi hawa. Jika hawa dan semangat cukup penuh, walaupun payah tidak terasa letih. Setelah masuk, yang di depan turun dan yang dibelakang naik, terus menerus tidak berhenti hingga sari-nya penuh, dan tidak akan memikirkan birahi lagi, dan diubah menjadi hawa. Sehingga ketika hawanya penuh maka tidak memikirkan makan dan diubah menjadi semangat sampai penuh, tidak memikirkan akan tidur, diubah pula menjadi kosong, kosong mujijad tidak pernah pudar, yang mengisi seluruh alam suci, itulah yang oleh kaum Taois dinamakan Mengedarkan Microcosmos, sementara kaum Buddhis mengatakan memutar Cakra Dharma. Oleh kaum Khong Tju dibilang apabila orang ingin bersih dan mengalirkan kebenaran suci, gunakanlah cara menanjak tadi. Hendaknya mesti diketahui bahwa orang biasa melakukan pernafasan yang depan naik sedangkan yang belakang turun. Tapi kebalikannya, orang suci melakukan pernafasan yang depan turun dan yang belakang naik.

23. Adakah Jalan Untuk Mengangkat Arwah Dari Orang yang Telah Meninggal ?Ada ketentuan bagi Buddhisme pada dahulu kala, apabila seorang anak memperoleh kesempurnaan tertinggi, pengaruhnya besar sekali hingga dapat mengangkat sampai tujuh tingkat leluhurnya. Pada masa permulaan dari pembebasan umum, telah ditetapkan oleh Tuhan Yang Maha Mulia bahwa pembebasan itu untuk yang hidup, bukan bagi yang mati. Akan tetapi kemudian atas permohonan dari Sam Koan Tay Tee dan Tee Tjong Ko Hut, baru diijinkan membebaskan makhluk-makhluk dari kedua alam terang dan gelap (dunia dan neraka). Oleh karenanya didirikanlah kuil-kuil dan klenteng-klenteng untuk keperluan pembebasan arwah, dan siapa yang memperoleh Tao dan dapat pulang ke alam baka akan menantikan kedudukannya. Bagi yang telah melakukan jasa-jasa dan kebajikan akan diberi kenaikan tingkat, akan tetapi bagi yang jasa dan kebajikannya tidak cukup, akan mengulangi lagi kehidupannya guna membina kebajikan. Bagi mereka itu ada kalanya menjelma pada tempat kejayaan untuk menikmati rezeki yang baik. Mengenai bakti pada umumnya dapat dibagi atas dua katagori, yaitu orang awam dan orang suci. Kebaktian orang awam atau kebiasaan masyarakat umumnya; berbakti pada orang tua itu merawatnya dengan baik dan penuh hormat pada masa hidupnya, dan melakukan tata cara penguburan dengan penuh peradatan, serta melakukan sembahyang dengan khidmat

27

dan hormat. Akan tetapi hal itu hanya dapat dilakukan dengan tidak melampaui batas kemampuannya masing-masing. Sekalipun demikian mereka tidak dapat memunakan segala dosa yang telah diperbuat oleh ayah bundanya guna dapat terbebas dari peredaran tumimbal lahir, supaya tidak menjelma pada keluarga Li atau Chang, baik menjadi laki-laki atau perempuan. Maka bakti yang sedemikian itu hanya bakti kecil yang tidak besar artinya. Lain daripada apa yang dinamakan kebaktian anak yang setulusnya, mereka dapat mengenang budi dan jerih payahnya ibu bapak yang sukar dibalas itu. Apabila ingin membebaskan arwah ibu bapak yang sukar dibalas itu, tidak lain daripada siu too (membina diri). Lagipula dalam ajaran Tao ada soal kenaikan tingkat, siapa yang berbuat enam puluh empat jasa kebaikan dapat kenaikan satu tingkat; mengangkat satu tingkat leluhur sama dengan tujuh tingkat (generasi); apabila mengangkat anak cucu dinamakan pengangkatan berbudi yang hanya dapat dilakukan oleh yang mempunyai jasa-jasa dan kebajikan besar saja. Peraturan mana mengalami perubahan pula pada tahun Kaktju (1924 T.M). Syaratnya bagi yang akan mengangkat arwah ibu bapaknya harus sekeluarga siu too, dan kalau ingin mengangkat papa mama (kakek nenek) besarnya harus menurut ketentuan tingkat dua diatas dan demikian seterusnya.

24. Apakah Buktinya Pengangkatan Arwah-Arwah Itu ?Seratus hari setelah arwah itu diangkat dapat datang ke tempat ibadat, membuat kesaksian untuk memberikan nasehat dan lain sebagai- nya, menguraikan pula segala kesengsaraan yang dialami selagi berada dibawah kekuasaannya Giam Kun, tentang berputarnya roda tumimbal lahir, lalu dengan cara apa telah dapat terbebas dan kisah naik ke Alam Sukawati menikmati segala kenikmatan, juga segala sesuatu yang belum terselesaikan, atau segala sesuatu yang belum sempat memberikan pesan pada saat menghadapi kematiannya. Semua diuraikan dengan jelas pada tempat suci itu, mungkin melalui salah seorang yang berada di situ.

25. Kemana Meneduhnya Arwah Yang Terbebas ?Arwah yang telah dibebaskan (melalui pengangkatan oleh keluarga- nya) segera terhapus namanya dari neraka dan sementara itu terdaftarlah namanya di Sukawati, maka kembali ke tempat pembinaan diri di Alam Abadi. Setelah membina diri selama seratus hari guna mengembalikan sifat positif murni dari tubuhnya, Tuhan 28

akan memerintahkan Sam Kwan Tay Tee untuk menetapkan kedudukannya sesuai dengan jasa amalnya pada masa hidup dan jasa serta kebajikan dari anak cucunya. Maka kedudukan suci itu ditetapkan berdasarkan atas hasil dari jasa kebajikan dalam melakukan pembinaan diri dari mana masing-masing hingga ada sebutan dewa, buddha, nabi, dan orang saleh.

26. Setelah Mengikuti Ajaran Tao Apakah Perlu Tjiak Djay (Berpantang Makan) ?Setelah kita menganut ajaran Tao yang utama harus dapat melakukan pantangan dan makan sebagai vegetarian, karena roh kita asalnya memang benar-benar murni, tidak akan manda bercampur baur dengan segala kekotoran. Apabila ada kekotoran yang merembas, ia akan sendirinya kalut; karena itu orang yang membina diri pada Ketuhanan selalu suka kebersihan dan berdaya membuang kotoran sebagai pangkalnya memurnikan kembali roh asalnya. Dimisalkan lima rempah-rempah yang berbau keras merangsang (bawang putih, bawang merah, bawang buntut, kucai, dan sebagainya), tiga macam daging (daging dari binatang berkaki empat, burung dan ikan), seharusnya dipantang semua. Mengapa? Karena bau dan rasanya lima rempahrempah tersebut di atas sangat keras dan tidak baik, apabila dimakan akan melenyapkan sifat asal dari isi perut kita; tiga jenis daging dari yang berasal dari ikan, unggas, dan binatang berkaki empat itu tergolong pada negatif kotor, dan apabila dimakan akan merusak tubuh yang bersifat positif. Maka sebaiknya harus menjauhkan dari negatif untuk memelihara positif. Tuhan Yang Maha Tinggi senantiasa suka kehidupan sebagai lambang kebaikan. Karenanya orang yang berpri-Ketuhanan harus berdasarkan Nurani Tuhan. Jangan tamak bagi keperluan makan hingga membunuh dan menyembelih secara semenamena yang akibatnya akan menimbun dosa. Terhadap makanan yang berbau menyengat dan amis, walaupun tidak dapat sekaligus dipantang, sebaiknya dikurangi tahap demi tahap, misalnya dibiasakan pada hari-hari tertentu, yang akan lambat laun menjadi kebiasaan sampai pada tingkat berpantang menyeluruh selama-lamanya.

29

27. Apakah Faedahnya Mengikuti Ajaran Tao ?Orang yang menganut Tao mendapat petunjuk pintu surga, dan terbukalah kebijaksanaanya; apabila melangsungkan hidupnya dengan memeluk Tao erat-erat, ia akan dapat menghimpun seluruh dosa yang lampau dan akan mendapat kelancaran dalam hidupnya, bahkan terhindar dari segala mara bahaya, sampai kepada matinya pun aman terbebas dari berputarnya roda tumimbal lahir yang dikuasai Giam Kun. Selanjutnya akan mendapat faedah yang besar sekali, semoga para penganut Tao melaksanakannya dengan kesadaran untuk membuktikan hasilnya.

28. Adakah Bukti Hasilnya ?Apabila manusia dalam hidupnya dapat membina dirinya pada Ajaran Tao, disetiap saat menimbun kebajikan hingga menggerakkan hati Tuhan. Orang yang beramal sedemikian rupa dalam hidupnya akan terhindar dari mara bahaya, bahkan kemelut yang dihadapinya berbalik menjadi kejayaan; bukti-bukti dari terhindarnya bahaya itu sangat banyak sekali, demikian juga apabila meninggal dunia dapat bebas dari putaran tumimbal lahir; bukan saja rohnya dapat memberi kesaksian di ruang kebaktian, tapi juga dalam kematiannya itu mayatnya akan menunjukkan gejalagejala: Misalnya para guru atau sesepuh dari Buddhisme dan Taoisme mayatnya tinggal lemas, itulah tanda dari kesempurnaan amalnya, namun persentasinya memang kecil sekali, dan itulah kenyataan bahwa orang yang membina banyak jumlanya, tapi yang mencapai kesempurnaan hanya sedikit sekali. Dalam Ajaran Ketuhanan ini, bagi siapa yang sudah mendapat petunjuk, baik yang besar atau kecilpun jasanya, apabila meninggal akan membawakan wajah berseri seperti hidup, karena tidak melewati empat pintu lagi, walaupun pada musim dingin tidak akan kaku, atau menjadi bau dimusim panas, sampai beberapa hari pun tidak berubah, bahkan berbau wangi memenuhi kamarnya. Kecuali yang imannya kurang teguh atau yang ingkar dari Ketuhanan akan lain keadaanya, pada umumnya baik tua maupun muda semua baik-baik keadaanya. Sedang badan raga yang ditinggalkan menunjukkan demikian baik, apalagi roh asalnya tentu sudah naik ke Alam Suci, yang mana tidak perlu diragukan lagi.

30

29. Mengikuti Ajaran Ketuhanan, Namun Tidak Melaksanakan, Apakah Berdosa ?Orang yang mengikuti ajaran Ketuhanan tentunya mempunyai tujuan berKetuhanan, baru timbul keinginan mengikutinya. Tujuan itu tentunya ingin menempuh keselamatan guna terhindar dari mara bahaya serta dapat mengakhiri kematian untuk hidup langgeng selamanya. Dengan adanya tujuan itu baru timbul gairah mengikuti Ajaran Tao. Apabila orang ingin terhindar dari mara bahaya, seharusnya terlebih dahulu mengerti dahulu asal sebabnya bahaya itu, karena bahaya diturunkan bukan tanpa arti, pada hakekatnya adalah atas perbuatan dosa dari mereka sendiri. Maka kalau ingin terhindar dari mara bahaya seharusnya terlebih dalu bertobat pada segala dosa dan kejahatan yang telah dibuatnya pada masa lampau. Dan kalau hendak menghapus dosa dan kejahatan, terlebih pula harus taruh hormat pada guru dan mengutamakan Tao, tekun melatih diri untuk merubah keburukan menjadi kebaikan hingga sesuai dengan Hakekat Tuhan, barulah dapat tertolong dari bencana dan mencapai tujuan mengikuti Tao seperti tujuan semula. Sebaliknya apabila ingkar dari Tao, dosanya bukannya kurang malahan datangnya bencana akan bertubi-tubi sampai penuh dan tak dapat dielakkan lagi. Bukan saja tidak dapat terhindar dari mara bahaya, bahkan tidak dapat mencapai kehidupan langgeng, terlebih lagi tidak dapat bebas dari penderitaan neraka. Dengan demikian ternyata bahwa dosa adalah yang menjadi sebab dari mara bahaya, dan mara bahaya itulah akibat dari perbuatan dosa. Orang mengikuti Tao harus melaksanakan dengan sesungguhnya, kalau tidak maka segala niatnya tidak terhimpas dan berarti dosa; bukankah dosa itu dari akibat perbuatannya sendiri?

30. Bagaimana Menasehati Orang Yang Tidak Memperbaiki keburukannya ?Ajaran Ketuhanan itu ialah mengajarkan orang dengan Hakekat Ketuhanan, mendidiknya dengan segala kebaikan guna merubah keburukan. Apabila orang telah memasuki Ajaran Tao, segala kebiasaan yang tidak baik dan kesukaan-kesukaan yang tidak benar harus dihapus sebersih-bersihnya dengan memberikan gambaran baik buruk per-buatannya secara sabar dan telaten; adakalanya memberikan peringatan dan tuntunan sesuai dengan suasana atau juga dididik secara langsung atau contohcontoh lain yang pokoknya mencapai kesadaran serta perbaikan

31

31. Penjelasan Manunggalnya Tri DharmaTri Dharma itu sebenarnya diciptakan atas Satu Hakekat, walaupun didirikan terpisah dengan ajaran yang berlainan, akan tetapi apabila diteliti sebenarnya memang Satu Hakekat. Maka Tri Dharma itu didirikan sesuai dengan zaman dan berkembang sesuai dengan peredarannya pula, namun kesemuanya hanyalah menyiarkan

Ketuhanan guna menolong hati manusia, mengubahnya dari keburukan menjadi kebaikan saja.Taoisme menggunakan kehampaan sebagai pokok dasarnya yang mengutamakan memelihara kemujijatan halus untuk kembali pada Alam Tiada Puncak (Bu-Kik). Buddhisme berdasarkan ketenangan sebagai pokoknya, mengutamakan memandang balik ketenangannya guna menghapus bermacam-macam nafsu. Konfusianisme berdasarkan mencemerlangkan kecermerlangan bajik, dan mengutamakan membersihkan nafsu pribadi hingga mencapai kesempurnaan Hakekat Tuhan. Hakekat Tuhan adalah yang tersempurna, yang sama pula dikatakan hening tenang. Hening tenang pun sama dengan Tiada Puncak, dan Tiada Puncak ialah Hakekat Sebenarnya. Pusat dari Tiga Ajaran semuanya lahir dari Satu Hakekat Tiada Puncak (Bu-kik It Li) dan pula Sang Buddha mengatakan segala apa kembali manunggal atas usaha mencemerlangkan pikiran guna menemukan rohnya. Taoisme mengajarkan memeluk yang asal dan menjaga tunggal atas pembinaan hati guna menggembleng rohnya. Kong Tju mengajarkan pegang teguh guna menembus Keesaan dengan mengusahakan menyimpan hati guna memelihara rohnya. Ketiga agama tersebut walaupun cara mengajarnya berlainan, akan tetapi yang utama dipentingkan hanya Satu atau Esa bagi pokoknya, dimulainya dari kerohanian; dari sini dengan diawali Hakekat Ke-Esaan menjadi Tri Dharma, seperti juga tubuh manusia terbagi jadi Tiga Mustika yaitu mani, hawa dan semangat (tjeng khi sin). Ajaran Tiga Agama itu sekarang sudah manunggal sebagai menandai akhir penyempurnaan, sebagai kembali pada asal pokoknya yaitu roh mujijat yang

cemerlang kembali manunggal.

32

32. Adapun Tri Dharma Hakekat Satu, Yang Manakah Yang Tertinggi, Adakah Pilihan Bagi Penganutnya ?Sungguhpun Tri Dharma berpokok Hakekat Satu Tiada Puncak, tentunya tiada perbedaan tinggi rendah, akan tetapi dalam kebiasaan Buddha Dharmalah yang tertinggi. Mengapa? Karena dalam sejarah dari pimpinan agama kebanyakan dari orang-orang Buddhis, seperti dituliskan dalam kitab, mulainya keadaan semesta samar-samar, telah ditentukan bahwa Sepuluh Buddha memimpin agama, yang duluan pada pra-sejarah telah dipimpin oleh Tujuh Buddha, (terbukti tujuh Buddha yang terdapat di Feng Yang), dan Tiga Buddha lainnya ialah Jian Teng (Buddha Dipankaraa), Sakyamuni dan Maitreya yang memegang pimpinan. Buddha Dipankara telah memimpin selama 1500 tahun. Sakyamuni yang dilahirkan pada Tjiu Ling Ong tahun Kak-in Si-gwee tanggal 8, dari kaum Ksatrya, ayahnya adalah Raja Suddhodana dari Kavilavastu dan ibunya ialah Dewi Maya, sejak usia dua puluh sembilan tahun Beliau mulai memasuki kehidupan pertapaan, dan mendapat petunjuknya Buddha Dipankara, lalu mengajarkan Dharma selama 45 tahun dan meninggalkan banyak kitab-kitab untuk menyelamatkan dunia. Ajarannya langsung dan singkat mengarah pada pokoknya, menunjukkan pada benih Buddha guna menghapus segala kekotoran untuk kembali ke alam keabadian, maka Beliau adalah pendiri dari Agama Buddha. Lao Tse dari kaum keluarga Li bernama Erl dengan alias Pik Yang dan dapat julukan pula Lao Tan, dilahirkan di negeri Tjho pada tahun Ting-su dari Tjiu Ting Ong; ayahnya dari kaum Han bernama Khian alias Guan Pit dan ibunya Tjing Hu yang mengandungnya selama delapan puluh satu tahun, karena dilahirkan di bawah pohon Li maka kaum asalnya dirubah menjadi Li. Setelah peristiwa bersejarah dari Khong Tju yang mengunjingi-nya untuk menanyakan tentang peradatan, lalu menunggang kerbau hijau menuju kota Ham Kok Kwan memberi ajaran suci pada Raja Tartar I-Hi. Ajarannya hanya sederhana Cuma memelihara Hati = pikiran = batin, dan caranya thiu kham tian li (istilah pelajaran Pat Kua) untuk menghapus segala sifat kebendaan kepada keabadian; adapun air dan api saling menolong untuk menempa Kim-tan atau Pil Khasiat. Lao Tse telah meninggalkan pusaka yaitu kitabkitab Tao Tik Cing dan Ching Ching Ching sebagai buku pendidik dunia, Maka beliau adalah pendiri dari Taoisme. Adapun Ajaran Kong Tju menjurus ke ilmu pendidikan dan tata negara yang duaduanya sangat sempurna, sungguhpun dimulainya dari tata keduniaan, akan tetapi tidak terlengket (kemelekatan) pada kebendaan, maka dari keduniawian itu dapat memasuki keabadian (Ketuhanan) yang mana telah dipahami pada umumnya hingga tidak perlu penjelasan lebih jauh.

33

Sebagai kesimpulan semua tujuan dari ajaran agung Tri Dharma itu ialah Metafisika sebagai pokoknya, pendidikan moralitas sebagai pemaknaan sifat-sifat Ketuhanan; apabila dasar kerohaniannya sudah dimengerti, moralitas dengan sendirinya berjalan baik, sesuai dengan apa yang dinamakan mengerti dasarnya dengan sempurna akan dapat menggunakannya dengan sebaik-baiknya. Apabila akarnya telah kuat, dahan dengan sendirinya akan subur. Sangat disayangkan bahwa Buddhisme telah kehilangan Ajaran Tanda Hati, dan bagai Taoisme pun hilang ajaran Pil Khasiatnya, hingga hanya tertinggal pembacaan kitab dan manteranya saja untuk menyambung kehidupannya, demikian juga konfusianisme telah kehilangan Ajaran Hati Metafisika sehingga penganutpenganutnya yang cendekiawan itu hanya dapat mengutip kata-kata pada ayat-ayat tertentu, namun apabila ditanya soal Ti tji ting tjing (tahu berhenti mantap dan tenang) dan cara menerima serta balik mendengar, juga tentang caranya mengartikan hakekat kerohanian serta memelihara dan mengikuti roh untuk menjalankan Ketuhanan, dikhawatirkan yang mengerti hanya sedikit sekali, sehingga Ajaran Tiga Nabi itu hampir hilang. Maka bagi ajaran Ketuhanan seharusnya ketiga agama itu sebaiknya sama-sama dipelajari, tanpa berat sebelah. Melakukan tata susila dari Konfusianisme, menggunakan cara usahanya Taoisme dan menjaga dengan baik silasila dari Buddhisme, siapa yang dapat melaksanakannya akan mendapat hasil sedikitdikitnya sehat dan panjang umur, atau yang dapat melaksanakan secara optimal akan memperoleh Kesempurnaan Sejati, karenanya patut dapat perhatian khusus dari para penganut.

33. Asal Hati Baik, Buat Apa memeluk Agama?Tiap manusia memang asalnya dari benih baik, maka sekali mendengar Ajaran Tao, tentu dengan senang hati ingin melakukannya dengan sepenuh tenaga. Setiap orang yang baik budi, tiada sesaatpun tidak memikirkan akan kebaikan dunia. Namun pada saat ini pribadi manusia di dunia telah merosot sedemikian rupa seolah-olah hati manusia telah diliputi kelicikan dan bahaya yang sudah menjulang setinggi langit, hingga menimbulkan bermacam-macam keburukan. Maka bagi para budiman yang selalu memikirkan Ketuhanan, mereka senantiasa berdaya untuk menolong dunia, dan justeru pada dewasa ini Ajaran Ketuhanan (Thian Too) beredar, bukankah itu ada sesuatu hal yang menggembirakan untuk ikut melaksanakannya? Lagi pula tujuan ber-Ketuhanan yang utama ialah untuk mengakhiri kematian sekali ini, guna hidup langgeng selama-lamanya yang berarti kembali pada asal mulanya, hingga tidak menemui kesusahan dalam tangannya Giam Loo Ong (Raja El maut) lagi, dengan demikian tidak jatuh pada perputarannya roda tumimbal lahir. Kalau dimisalkan hanya berbaik hati saja, hasilnya akan Cuma menjadi orang bajik di dunia

34

fana yang akan menitis kembali bagi kenikmatan pada titisan mendatang. Perlu diketahui bahwa rezeki itu akan ada batas akhirnya, apabila tempo akhirnya sudah tiba, apakah yang akan terjadi, itulah satu tanda tanya lagi; maka kalau dibandingkan dengan orang yang mengikuti Ketuhanan dan mendapatkan petunjuknya sang guru yang dapat bebas dari putaran roda tumimbal lahir guna menikmati segala kejayaan, sungguh jauh sekali bedanya. Coba kita meneliti apa yang Nabi Khong Tju katakan pada Keburukan Kampung dalam satu kalimat Penjahat Kebajikan dan dibandingkan dengan kesadaran pada kalimat Apabila pada pagi hari mengerti Tao, walaupun sore harinya meninggal dunia pun puas. Dari perbandingan antara dua kata-kata dari dua kalimat di atas, kiranya kita dapat mengerti apa bedanya antara hanya hati baik dan mengikuti Ketuhanan (Tao).

34. Mengapa Baru Sekarang Diajarkan Tao ?Bahwasanya Tao itu ada kala terang dan suram, karenanya pada dulu kala belum tiba masanya atau masih dalam rangka masa suram, maka orang yang mengetahuinya pun sedikit jumlahnya. Sekarang justeru dalam akhir masa ketiga, karenanya disiarkan secara luas. Faktor-faktor perluasan dewasa ini ialah karena pada akhir-akhir ini kesusilaan manusia kian menipis, hati manusia sudah tidak luhur seperti sedia kala, Ajaran Tiga Agama hampir musnah, hingga akhlak manusia merosot, kian hari kian parah keadaanya hingga terjadi bencana besar yang belum pernah terjadi sebelumnya. Karena itu akhir-akhir ini di mana-man terjadi bencana alam misalnya air bah, kekeringan, kebakaran, peperangan, wabah dan lain-lain yang datangnya bertubi-tubi. Segala mala petaka diatas terjadi karena perbuatan buruk manusia, akan tetapi tidak semua manusia buruk, di samping mana bakat-bakat kebaikan tidak menjadi pudar, seumpama permata dan batu tidak semuanya hancur, oleh karena itu para nabi, dewa, malaikat dan buddha yang selalu mengandung belas kasihan telah memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk menurunkan Ajaran Tao ke dunia guna menolong benih-benih baik. Permohonan mana untung sekali telah dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Esa, maka baru diturunkan Tao untuk secara luas menolong umatNya, dimana-mana memberikan isyarat hingga manusia dan dewa saling bantu menguraikan Tao yang tujuannya menggugah hati manusia supaya menjauhkan sebab-sebab bencana, agar sama-sama jalan pada jalan kesadaran menuju tercapainya Tepi Bahagia. Demikian jerih payahnya para buddha dan dewa yang ingin merubah dunia fana menjadi Sukawati, maka itulah sebabnya Tao diturunkan untuk menolong secara luas.

35

35. Sungguhpun Tao Diajarkan Atas Metafisika, Mengapa Penganutnya Hanya Rakyat Jelata ?Berhubung dengan penyesuaian tiap peredaran dan tiap masa berlainan, yang mana pada masa sebelum zaman yang dinamakan Sam Tay, Tao hanya diajarkan kepada kaum raja-raja saja. Dan setelah Sam tay, Tao diajarkan pada para kaum Cendekiawan, selanjutnya sampai pada dewasa ini untuk menyesuaikan peredaran zaman, Tao diajarkan pada khalayak ramai , peredaran zaman mana bukan menjadi wewenang rakyat biasa, terutama peraturan Tao tidak membedakan corak, suasana atau politik, juga tidak membenarkan digunakannya secara menggelap atau bertopeng, karenanya terbuka untuk umum semuanya.

36. Apakah Orang Dapat Melihat Bentuknya Bahtera Suci ?Apa yang dinamakan Bahtera Suci atau Bahtera Buddha itu hanyalah perumpamaan saja, pada hakekatnya ialah Tao yang tidak terlihat corak wujudnya. Mengapa dinamakan Bahtera Suci? Tidak lain karena manusia di dunia ini dalam hidup dan matinya selalu terombang-ambing seperti mabok dan mimpi yang mengakibatkan tumimbal lahir yang tidak henti-hentinya dalam enam jalan dari empat kelahiran. Sebagai akibat dari sebab-sebab yang telah ditanam dapat digambarkan sebagai gelombang mengejar ombak yang tiada batas akhirnya, dan tiada jalan terbebas dari segala macam penderitaan. Keadaan demikian bukankah sama dengan laut derita? Apabila orang sudah Siutoo (berpri-Ketuhanan) kiranya akan dapat mengerti bahwa keduniaan itu hanya kosong hampa, keadaan yang kaya dan mulia itu hanya seperti bayangan busa; anak istri adalah belenggu dari cinta kasih; benda adalah kosong dan kosong adalah benda, hendaknya sedikitpun tidak menjadi aral perintang, bukankah seperti naik bahtera suci untuk menyeberangi laut derita menuju Pantai Bahagia?

36

37. Apakah Semua Ajaran Yang Terdapat Sekarang Ini Dapat Dikatakan Bahtera Suci ?Sekarang ini banyak terdapat bermacam-macam ajaran, akan tetapi tak dapat semuanya dinamakan Bahtera Suci, namun walaupun bukan Bahtera Suci, kira-kira juga termasuk ajaran Ketuhanan. Semuanya bertujuan mengajar baik, maka ada yang menggunakan cara semedi, menghafal kitab, memainkan alat senjata ataupun menggunakan mantera dan lain sebagainya. Cara-cara yang digunakan sekian banyak itu, tidak lain hanya berbeda antara benar dan tidak benar. Keadaan mana dapat diumpamakan dengan pribahasa Sebuah roda apabila diluncurkan dimana saja dapat dilalui, kalau menemukan pintu yang benar akan dapat menjadi buddha, tapi kalau tidak tepat akan mengalami derita dan kecewa. Tergantung pada pandangan seseorang bagaimana; Khong Tju bersabda: Belajarlah, selidikilah, pikirlah, analisalah, lalu lakukan dengan tekun.

38. Apakah Melakukan Penghormatan Pada Malaikat Itu Termasuk Takhayul?Menghormat adalah keluar dari iman, apa saja yang baik bagi kita, patut dihormati. Tuhan menurunkan Tao mengajarkan Hakekat Ke-Esaan, menunjukkan Kehendak Tuhan yang sebenarnya, agar manusia tahu bahwa ke-Esaanlah asal pokok dari segala; Tuhanlah Yang Termulia sebagai pencipta, maka dinamakan Tuhan Tiada Yang Melahirkan. Tiada Yang Melahirkan adalah induk dari segala roh mujijat, dan juga yang menciptakan badan raga ini. Manusia di dunia umumnya lupa akan roh asalnya,lupa pula pada jalan asalnya, hingga hidup dan mati dalam tumimbal lahirnya mengalami penuh derita. Tuhan Yang Maha Tinggi (Lao Boo) yang senantiasa memikirkan kita, maka menurunkan Tao untuk menolong semua makhluk agar manusia semua mengikuti Jalan Terang dapat mengembalikan roh asalnya pada tempat asalnya lagi. Maka bagi orang yang menuntut Tao bagi kebaikan diri dan rohnya bolehkah berlaku sombong dan congkak? karena itu mereka menghormat pada malaikat untuk menyatakan terima kasihnya atas budi pertolongannya. Maka perbuatan yang ditunjukkan atas dasar keimanan itu bukanlah takhayul.

37

39. Apakah Menghormati Malaikat Juga Dapat Mengharap Rezeki?Apabila ingin menghormati malaikat untuk mengharap rezeki, seharusnya berdaya mencegah segala kesalahan dan merobahnya menjadi kebaikan, kalau tidak, orang berdosa pada Tuhan, tiada tempat memohon ampun, terutama orang yang siu too (melakukan ajaran Ketuhanan), hanya mengutamakan Too, tentang untung dan rezeki itu adalah urusan kedua. Cobalah kita lihat para raja dari zaman dahulu yang mempunyai rezeki yang berlimpah-limpah itu sekarang bagaimana? Maka tepat sekali kata-kata dari Go Tjo (Patriach ke 5): Manusia hanya mengharap rezeki, tidak memikirkan kesesatan atas rohnya sendiri demikian rupa, mana ada rezeki yang diharapkan?

40. Apakah Artinya Memasang Batang Dupa Dengan Tangan Kiri dan Menancapkannya Pertama Di Tengah?Tangan kiri diartikan baik, karena tidak memegang pisau, tidak memukul orang, maka menggunakannya yang baik untuk memasang hio; tentang terlebih dulu menancapkan tengah, diartikan dalam Tao ialah: Tengah adalah pokok sebagai Ajaran Ke-Esaan, Tengah berarti tidak miring tidak mendoyong. Esa berarti tunggal tiada keduanya, itulah dasarnya Tao. Maka apabila menyajikan Hio terlebih dulu menancapkan tengah berarti aku; dapat diumpamakan dalam satu kota, apabila kita berada di pintu timur, letaknya kota ada di sebelah barat kita; apabila kita berada di pintu selatan, kota letaknya di utara kita; akan tetapi letak kota yang sebenarnya tidak berubah, yang menjadikan tiba-tiba di timur dan mendadak di barat, hanya perubahan gerak kita. Diriku termasuk tengah, apa saja baik di atas langit maupun di bawah tanah dan segala benda semuanya berpangkal pada diriku yang mengunjukannya. Selain langit dan bumi, manusiapun besar; berada di manapun tengah, karenanya orang tidak boleh merasai dirinya kecil (rendah diri) dan tidak boleh merasa besar (sombong).

38

41. Dapatkah Dijelaskan Kata-kata Pribahasa Mengenai 1, 2, 3, Dapat Belajar Kedewaan ?Lao Tse mengatakan: Tao menciptakan satu, satu melahirkan dua, dua melahirkan tiga, dan tiga melahirkan semua benda. Arti dari Satu adalah ghaib dan lembut sangat sempurna; apabila manusia mendapat itu bukankah ia akan menjadi orang saleh atau suci? Maka arti tengah dari kata-kata Pegang selalu Tengah ialah Satu. Satu atau Esa ini adalah Pelajaran Nurani yang diajarkan berturut-turut dari para nabi. Kalau ingin mengetahui asal pokoknya Satu ini, seharusnya menuntut Tao dengan penuh keimanan. Setelah menuntut Tao akan dapat mengerti asal mula dari Satu itu. Ada Pribahasa: Menguraikan Tao tidak meninggalkan tubuh, menempa besi tidak meninggalkan landasan, maka para pujangga mengatakan: Balik mencari pada diri sendiri akan memperolehnya. Yang dinamakan Satu ialah rohnya sendiri, pada masih di langit dinamakan Li (Hakekat Tuhan), berada pada manusia ialah roh; roh adalah satu, hawa ialah dua, diri ialah tiga, maka siapa yang mengenal 1,2,3, boleh belajar kedewaan. Adapun Tao itu meliputi semua, siapa yang dalam gerak-geriknya sesuai dengan Sang Pencipta, dialah Tao Sejati.

42. Apakah Tidak Lebih Baik Mendapat Penerangan Terlebih Dulu Baru Menuntut Tao ?Bahwasanya manusia pada zaman ini hatinya sudah tidak luhur lagi, benar dan serong keduanya terpijak pada dirinya, maka harus dibuktikan bakat kebuddhaannya dan melihat kecerdasannya, yang dapat membedakan antara tulen dan palsu, baru boleh diajarkan sesuatu; kalau terlebih dulu diberi penjelasan, bagaimana dapat menelitinya, lagi pula ajaran suci walau para rosul zaman dulu-dulu pun tidak memberikannya secara sembarangan kepada khalayak umum. Maka ada ucapan: Tao tidak diturunkan pada bukan waktunya, dan tidak diajarkan pada orang yang bukan semestinya. Walaupun dikatakan bahwa sekarang adalah masa penyelamatan umum, namun seharusnya terlebih dulu ada kesungguhan minat untuk dibuktikan keimanannya, demikian baru dapat diberikan ajaran, kalau tidak siapa berani mendahului kehendak alam?

39

43. Apa Yang Menyebabkan Kejodohan?Membicarakan sesuatu yang mengenai kejodohan (gaya gabung), sebaiknya dimulai dari bibit-bibit pokok pada kehidupan sebelumnya; kalau diketahui bahwa orang itu memang benih buddha, hendaknya sifat asalnya tentu cemerlang (bukan dungu), apabila sekali mendengar tentang Tao serta merta kepercayaanya akan timbul, begitu mendengar lalu percaya, setelah percaya lalu suka melaksanakannya, itulah yang dikatakan jodoh dengan buddha. Yang dinamakan ganjaran atau kedudukan ialah: orang yang mempunyai jodoh apabila mendapat Tao tentu setiap saat memegangnya erat-erat dalam sanubarinya seolah-olah khawatir berada di belakang orang lain, maka selalu diusahakan mengumpulkan budi dan jasa tanpa ayal. Orang yang berlaku demikian tentu akhirnya akan mendapat Kesempurnaan. Setelah mendapat kesempurnaan lalu mendapat kedudukan sesuai dengan jasa amalnya. Akan tetapi ada sesuatu hal, bahwa tahu sesuatu, tapi tidak mau mempela-jari atau melaksanakan, orang sedemikian dibilang tidak ada jodoh; adapula yang suka belajar, tapi tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh, karenanya tidak dapat ganjaran. Pribahasa mengatakan: Dikala muda tidak suka belajar, sampai hari dewasanya tidak memperoleh kepandaian; dikala dewasa tidak suka belajar, pada hari tuanya akan mengalami kesusahan. Hendaknya jangan menganggap bahwa hari ini tidak usah belajar karena masih ada hari esok, tahun ini tidak belajar karena masih ada tahun lain. Ketahuilah bahwa jalannya hari dan bulan sedemikian cepat, sekejap pun tidak menanti kita. Maka apa yang harus dikerjakan namun tidak dikerjakan, tentu akan menimbulkan sesal dikemudian hari. Bukankah seorang bijaksana tidak berbuat halhal yang sesal, seandainya terlanjur sesal, dapatkah diburu?

44. Apakah Atom Itu ?Pada permulaan peredaran masa In Hui, keadaan primitif sedemikian rupa, sehingga tidak ada perbedaan antara hewan dan manusia yang makan dan minum darah dan bertempat tinggal di gua atau di atas pohon, tidak mempunyai pengertian mengurus tata dunia, walaupun ada manusia tapi seperti juga tidak ada. Tuhan menampak keadaan dunia yang tidak selayaknya, maka diutuslah para Benih Buddha dari langit Barat turun ke Bumi Timur. Benih Buddha itu juga dinamakan atom. Selanjutnya Yu Chao-Sze membuat istana, Sui Jen-Sze menemukan api, Hou Chi 40

mengajar rakyat bercocok tanam, Sen Nung-Sze mencicipi rumput untuk obat, Hsuan Yuan-Sze merencanakan pakaian dan topi, Chiang Shieh membuat huruf, Ling Lun membuat alat musik dan setelah mana menetapkan irama dan perpaduan musik hingga kebudayaan lambat laun berkembang. Untuk ditilik asal mulanya tidak lain ialah berkembangnya roh mujijat.

45. Penjelasan Tentang Langit Barat dan Bumi TimurArtinya langit barat diambil dari kiasan bahwa barat itu termasuk warna putih, dan putih itu adalah warna dasar, seumpama roh (watak) manusia, memang tidak terjangkit sedikitpun kotoran, putih murni tanpa cacat. Adapun perangai yang dimilikinya itu, dikarenakan terjangkit pada kehidupan di dunia ini. Maka dari itu apabila akan kembali ke asal pokoknya seharusnya berusaha menyimpan hatinya untuk memelihara rohnya, dari mana ia semula datang dan disana pula ia harus pergi. Bumi dinamakan Bumi Timur; timur adalah permulaan, sebagai musim semi berarti murah hati yang berarti pula yang dapat menciptakan segala benda. Maka ada Pribahasa mengatakan: Berbuat di timur dan hasilnya di barat atau dalam istilah lain dikatakan: Dari Langit Barat dilahirkan ke Bumi Timur, dan pula dari Bumi Timur kembali ke Langit Barat.

46. Sungguhpun Tao Itu Benar, Mengapa Banyak Yang Tidak Percaya ?Soal ini dikarenakan: pertama, tergantung kepada kebajikan leluhur dan kedua atas dasar ba