sakya samanta - metamordesa

2
METAMORDESA, SEBUAH SISTEM PENGELOLAAN AIR YANG SEDERHANA DAN APLIKATIF DI PEDESAAN DAERAH HULU Vempi Satriya Adi Hendrawan 1 , Deddy Febrianto 2 , Khamida Nur Faizah 3 Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Jl. Grafika No. 2 Kampus UGM, Yogyakarta [email protected] 1 , [email protected] 2 Abstrak: Permasalahan kualitas, kuantitas dan manajemen air di pedesaan daerah hulu sudah sepantasnya mendapat perhatian lebih. Daerah hulu yang memiliki sumberdaya air dengan kualitas baik dan jumlah melimpah saat ini belum terkelola dengan baik. Akibatnya sumber daya air tidak digunakan secara efisien dan kualitasnya menurun setelah keluar dari daerah tersebut. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab mengapa kondisi sungai di daerah hilir dan muara kualitasnya lebih buruk jika dibandingkan dearah hulu. Maka dari itu, pengembangan eco village yang menerapkan sistem pengelolaan sumber daya air serta pengelolaan limbah yang terpadu dan berkelanjutan di pedesaan yang berada di hulu sungai sangat perlu dilakukan. Daerah yang dijadikan sasaran pengembangan ini adalah Dusun Braol Desa Campursari Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung Jawa Tengah yang terletak 3 km dari hulu utama Sungai Progo. Daerah ini sangat merepresentasikan kondisi umum pedesaan daerah hulu dengan segala karakteristiknya. Sumber daya air dusun ini disuplai dari sungai, mata air dan sumur. Penduduknya terdiri dari 109 kepala keluarga yang 80% diantaranya bermatapencaharian sebagai petani, dengan wilayah seluas 3,5 ha yang berupa pemukiman serta 22 ha yang berupa lahan pertanian. Kurangnya pengetahuan akan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya air, mengakibatkan penggunaan air di desa ini sangat tidak efisien baik dari segi kuantitas maupun energinya. Selain itu, masyarakat yang belum terbiasa dengan penggunaan septic tank serta fasilitas pengolahan limbah cair mengakibatkan penurunan kualitas air yang melewati daerah tersebut. Hal ini terus terakumulasi hingga ke daerah hilir. Berdasarkan data yang dirilis oleh Pusat Pengelolaan Ekoregion Jawa Kementerian Lingkungan Hidup, diketahui bahwa kualitas air sungai Progo di sumbernya sangat baik, namun demikian kualitas ini telah mengalami penurunan di bagian hilir yang berjarak 12 km dari hulu. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka penyusun mendesain sebuah sistem instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang akan diletakkan secara berdampingan dengan kolam perikanan desa yang berada di sebelah timur dusun. Output dari IPAL yang mengandung banyak zat organik dialirkan ke kolam perikanan agar kandungannya menurun dan kemudian dialirkan kembali ke saluran. Sedangkan untuk mengatasi penggunaan saluran air sebagai jamban, penyusun mendesain fasilitas WC sederhana di tempat yang sama dengan suplai air dari kamar mandi umum yang telah ada. Suplai air tersebut dilakukan dengan sistem perpipaan yang menggunakan energi gravitasi. Pertimbangan penyusun untuk tetap membangun fasilitas-fasilitas tersebut di tempat yang sama dengan sebelumnya adalah agar tidak mengubah pola yang sudah ada dari masyarakat di daerah tersebut. Dengan konsep yang sederhana tersebut diharapkan sistem ini dapat menyatu dengan pemikiran dan kebiasaan masyarakat. Dengan demikian, sistem tersebut dapat berkelanjutan dan masyarakat berkomitmen untuk menjaga keberlangsungannya. Pada akhirnya penyusun berharap sistem ini dapat benar – benar diterapkan, tidak hanya di satu atau dua desa, akan tetapi di semua desa di daerah hulu. Kata kunci: Hulu, berkelanjutan, aplikatif Abstract: Quality, quanty, and water resources management problem from the village in the upstream area appropriately need more attention.The upstream that supply water resource with good quality and abundant, actually didn’t well managed yet. As result, water resource not used efficiently and degraded in quality after flowing over from there. That is one of the reason, how down stream and could have worse quality than upstream. Therefore, eco village development which applies integrated and sustainable water resources and wastewater management system of the village in the upstream area is needed necessarily. Selected target area to develop this named dusun Braol, Desa Campursari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, is located 3 kilometers away from main upstream of Progo watershed. This area represents general condition of the village in the upstream area with every of their caracteristic so much. Water resources in this place supplied from the river, spring, and well. The population consist of 109 householder that 80% of it work as farmer, with around 3.5 acres area as residential and 22 acres area as farming field.Lacks of knowledge to handle and use water resources have consequences of inefficient water utilization in the village from quantity side nor energy use. Furhter more, society in upstream which uncommon with the utilization of septic tank an liquid waste processing facility result in water

Upload: vempi-satriya

Post on 14-Sep-2015

20 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

METAMORDESA, SEBUAH SISTEM PENGELOLAAN AIR YANG SEDERHANA DAN APLIKATIF DI PEDESAAN DAERAH HULU

TRANSCRIPT

  • METAMORDESA, SEBUAH SISTEM PENGELOLAAN AIR YANG

    SEDERHANA DAN APLIKATIF DI PEDESAAN DAERAH HULU Vempi Satriya Adi Hendrawan

    1, Deddy Febrianto

    2, Khamida Nur Faizah

    3

    Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada

    Jl. Grafika No. 2 Kampus UGM, Yogyakarta

    [email protected], [email protected]

    2

    Abstrak: Permasalahan kualitas, kuantitas dan manajemen air di pedesaan daerah hulu sudah sepantasnya

    mendapat perhatian lebih. Daerah hulu yang memiliki sumberdaya air dengan kualitas baik dan jumlah melimpah

    saat ini belum terkelola dengan baik. Akibatnya sumber daya air tidak digunakan secara efisien dan kualitasnya

    menurun setelah keluar dari daerah tersebut. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab mengapa kondisi sungai

    di daerah hilir dan muara kualitasnya lebih buruk jika dibandingkan dearah hulu. Maka dari itu, pengembangan

    eco village yang menerapkan sistem pengelolaan sumber daya air serta pengelolaan limbah yang terpadu dan

    berkelanjutan di pedesaan yang berada di hulu sungai sangat perlu dilakukan. Daerah yang dijadikan sasaran

    pengembangan ini adalah Dusun Braol Desa Campursari Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung Jawa

    Tengah yang terletak 3 km dari hulu utama Sungai Progo. Daerah ini sangat merepresentasikan kondisi umum

    pedesaan daerah hulu dengan segala karakteristiknya. Sumber daya air dusun ini disuplai dari sungai, mata air dan

    sumur. Penduduknya terdiri dari 109 kepala keluarga yang 80% diantaranya bermatapencaharian sebagai petani,

    dengan wilayah seluas 3,5 ha yang berupa pemukiman serta 22 ha yang berupa lahan pertanian. Kurangnya

    pengetahuan akan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya air, mengakibatkan penggunaan air di desa ini

    sangat tidak efisien baik dari segi kuantitas maupun energinya. Selain itu, masyarakat yang belum terbiasa dengan

    penggunaan septic tank serta fasilitas pengolahan limbah cair mengakibatkan penurunan kualitas air yang

    melewati daerah tersebut. Hal ini terus terakumulasi hingga ke daerah hilir. Berdasarkan data yang dirilis oleh

    Pusat Pengelolaan Ekoregion Jawa Kementerian Lingkungan Hidup, diketahui bahwa kualitas air sungai Progo di

    sumbernya sangat baik, namun demikian kualitas ini telah mengalami penurunan di bagian hilir yang berjarak 12

    km dari hulu. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka penyusun mendesain sebuah sistem instalasi

    pengolahan air limbah (IPAL) yang akan diletakkan secara berdampingan dengan kolam perikanan desa yang

    berada di sebelah timur dusun. Output dari IPAL yang mengandung banyak zat organik dialirkan ke kolam

    perikanan agar kandungannya menurun dan kemudian dialirkan kembali ke saluran. Sedangkan untuk mengatasi

    penggunaan saluran air sebagai jamban, penyusun mendesain fasilitas WC sederhana di tempat yang sama dengan

    suplai air dari kamar mandi umum yang telah ada. Suplai air tersebut dilakukan dengan sistem perpipaan yang

    menggunakan energi gravitasi. Pertimbangan penyusun untuk tetap membangun fasilitas-fasilitas tersebut di tempat

    yang sama dengan sebelumnya adalah agar tidak mengubah pola yang sudah ada dari masyarakat di daerah

    tersebut. Dengan konsep yang sederhana tersebut diharapkan sistem ini dapat menyatu dengan pemikiran dan

    kebiasaan masyarakat. Dengan demikian, sistem tersebut dapat berkelanjutan dan masyarakat berkomitmen untuk

    menjaga keberlangsungannya. Pada akhirnya penyusun berharap sistem ini dapat benar benar diterapkan, tidak hanya di satu atau dua desa, akan tetapi di semua desa di daerah hulu.

    Kata kunci: Hulu, berkelanjutan, aplikatif

    Abstract: Quality, quanty, and water resources management problem from the village in the upstream area

    appropriately need more attention.The upstream that supply water resource with good quality and abundant,

    actually didnt well managed yet. As result, water resource not used efficiently and degraded in quality after flowing over from there. That is one of the reason, how down stream and could have worse quality than upstream.

    Therefore, eco village development which applies integrated and sustainable water resources and wastewater

    management system of the village in the upstream area is needed necessarily. Selected target area to develop this

    named dusun Braol, Desa Campursari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, is located 3

    kilometers away from main upstream of Progo watershed. This area represents general condition of the village in

    the upstream area with every of their caracteristic so much. Water resources in this place supplied from the river,

    spring, and well. The population consist of 109 householder that 80% of it work as farmer, with around 3.5 acres

    area as residential and 22 acres area as farming field.Lacks of knowledge to handle and use water resources have

    consequences of inefficient water utilization in the village from quantity side nor energy use. Furhter more, society

    in upstream which uncommon with the utilization of septic tank an liquid waste processing facility result in water

  • quality degradation. Things are accumulated into the downstream.Based upon data released by Pusat Pengelolaan

    Ekoregion Jawa Kementerian Lingkungan Hidup, discovered the water quality of Progo watershed is very well

    since the source, but within 12 kilometers in the downstream occurs degradation. To solve this problem, we design a

    system of wastewater treatment plant that placed beside the village fishery pools in the east of the village. The

    output of that plant which contains so much of organic substances, will be streamed to the fishery pool so the

    organic substances of the water decreased. Then, the water will be streamed back to the irrigation channel. As to

    overcome the problem of the use of water channel as a latrine, we design a simple toilet facility in the same place as

    before. The water for the toilet facility is supplied from the public bathroom bin. The supply is done by pipe with the

    gravitation energy. Our consideration to build the facilities in the same place as before is in order to not disrupt the

    lifestyle that has been settled in the society. With this simple concept, we hopes that this system can blend with the

    thought and the lifestyle of the village society. Then the system can became a sustainable one and the village people

    have the commitment to keep its sustainability. In the end, we hope that this system can be truly realized, not only in

    one or two villages, but in all village in the upstream.

    Keyword: Upstream, sustainable, applicative.