ruptur tedon.docx
TRANSCRIPT
-
7/30/2019 ruptur tedon.docx
1/33
BAB I
Pendahuluan
Trauma pada otot merupakan keluhan terbanyak dalam kehidupan
sehari hari ,Terdapat tiga jenis traua pada otot yaitu sprain,strain dan
tears.Dari ketiga ini sangat perlu dibedakan dikarenakan penatalaksanaannya
yang berbeda.Sering sekali pasien datang ke rumah sakit dengan
mengeluhkan bengkak dan sakit,lalu difoto rontgen.Akan tetapi tidak
ditemukan kelainan tulang sama sekali,saat itulah perlu diberi tindakan jika
baru terjadi.
Ketiga cidera pada otot ini bisa dibedakan dari keluhan dan
pemeriksaan fisik,selain itu untuk menegakan diagnosis dapat diperiksa
dengan MRI.Dalam makalah ini terdapat penjelasan khusus tentang tears atau
rupture tendon yang penyebabnya banyak,bukan hanya karena cidera ataupun
trauma,tetapi banyak penyebab sitemik lainnya yang dapat mencetuskan
keluhan ini.
-
7/30/2019 ruptur tedon.docx
2/33
BAB II
Pembahasan
A. Anatomi TendonTendon adalah struktur dalam tubuh yang menghubungkan otot ke
tulang. Otot rangka dalam tubuh bertanggung jawab untuk menggerakkan
tulang, sehingga memungkinkan untuk berjalan, melompat, mengangkat, dan
bergerak dalam banyak cara. Ketika otot kontraksi, tendon menarik tulang
dan menyebabkan terjadinya gerakan.
Tendon terdiri dari jaringan padat dan jaringan ikat fibrosa yang
tersusun secara pararel. Endotendon mengelilingi jaringan tendon dan
epitendon mengelilingi unit tendon keseluruhan. Kedua jaringan ikat
membawa suplai darah instrinsik ke struktur internal tendon. Selubung tendon
terdapat diatas tempat tendon melintasi sendi. Selubung tendon terdiri dari
dua lapisan, lapisan parietal di luar dan lapisan visceral di dalam. Selubung
ini mensekresikan cairan sinovial untuk membantu tendon bergerak. Tendon,
yang berselubung, mesotendonnya membawa suplai darah ekstrinsik ke
-
7/30/2019 ruptur tedon.docx
3/33
tendon. Tendon yang tidak berselubung ditutupi oleh paratendon, yang
memungkinkan tendon untuk bergerak dan memasok suplai darah ekstrinsik.
B. Fungsi tendonSetiap otot biasanya memiliki dua tendon untuk mengikat dua tulang
yang berbeda dengan otot yang melintasi sendi. Hal ini memungkinkan
tendon untuk bertindak sebagai katrol.
Tendon berfungsi sebagai kekuatan untuk tarikan otot ke tulang.
Kontraksi otot menarik tendon, kemudian tulang, sehingga terjadi gerakan.
Tulang-tulang berhubungan pada sendi oleh ligamen dan jaringan ikat
lainnya, sehingga kontraksi tendon menghasilkan gerakan-gerakan tertentu,
tergantung pada otot dan sendi yang terlibat.
C. Proses Penyembuhan TendonPenyembuhan tendon terjadi secara intrinsik maupun ekstrinsik.
Penyembuhan intrinsik didukung oleh suplai intrinsik yang memasok kira-
kira seperempat dari volume tendon.
Penyembuhan ekstrinsik adalah hasil dari stimulasi jaringan
peritendinous untuk berproliferasi dan memasok kebutuhan sel dan kapiler
yang dibutuhkan untuk proses penyembuhan. Proses ini bertanggung jawab
untuk pembentukan adhesi tendon untuk semua struktur yang berdekatan dari
luka menjadi satu dan terbentuk scar. Telah terbukti secara eksperimental
bahwa suplai darah intrinsik tidak cukup untuk mendukung penyembuhan
utama tendon dalam banyak kasus. Penyembuhan tendon di dalam selubung
lebih lama dibandingkan dengan penyembuhan bagian tendon diluar
selubung. Urutan penyembuhan tendon adalah sebagai berikut:2
Fase inflamasi (0-10 hari)
-
7/30/2019 ruptur tedon.docx
4/33
Urutan biologis ini sama dengan penyembuhan luka pada umumnya,
kecuali dalam kasus ini, penyembuhan berlangsung lebih lambat. Bahkan,pada lima sampai tujuh hari setelah terluka, tendon menjadi lebih lemah.
Fase proliferasi (4-21 hari)
Sebuah kalus fibrovascular terbentuk di sekitar tendon dan
menyatukan semua struktur luka menjadi satu bagian.
Fase Maturasi/Pematangan (28-120 hari)
Orientasi longitudinal dari fibroblas dan fiber dimulai. Pada 45 hari,
kolagen lisis dan pembentukan kolagen mencapai kesetimbangan. Pada 90
hari, pembentukan awal bundel kolagen mulai terlihat dan pada 120 hari
bundel ini tampak seperti yang terlihat pada tendon normal.
D.Jenis jenis Trauma pada otot
Sprain
Sprain adalah cedera pada sendi dan ligamennya.
Terdapat tiga derajat Sprain
Derajat 1.terdapat kerobekan sedikit,disertai tidak terlalu nyeri dan
bengkak ; keadaan sendi dalam keadaan bagus
Derajat 2.Kerusakan yang meluas disertai nyeri dan bengkak yang
sedang,dan sendi mulai tidak stabil
Derajat 3.Ligamen sudah rupture dan tidak ada stabilitas sendi,sangat
nyeri dan bengkak,kerusakan juga terdapat pada jaringan sekitar
-
7/30/2019 ruptur tedon.docx
5/33
Strain
Strain adalah kerusakan pada otot dimana terdapat robekan pada
jaringan otot karena terlalu tertarik.
Terdapat tiga derajat strain
Derajat 1.sedikit jaringan yang robek,cukup nyeri saat ditekan,sakit
dan tetapi range of motion pergerakan sendi masih full dan bagus
Derajat 2.Robek pada otot dan jaringan ,sakit dan pergerakan
terbatas.terlihat bengkak atau bisa terdapat cekungan pada titik cedera
Derajat 3.Pergerakan terbatas sampai tidak ada gerakan,Pada saat awal
cedera sangat sakit lalu akan berkurang.
Tears
Tears adalah robek atau rupture pada otot khususnya terdapat pada
tendon.
-
7/30/2019 ruptur tedon.docx
6/33
D. Definisi Ruptur TendonRuptur adalah robek atau koyaknya jaringan secara paksa. Ruptur
tendon adalah robek, pecah atau terputusnya tendon yang diakibatkan karena
tarikan yang melebihi kekuatan tendon.
E. Etiologi1. Penyakit tertentu, seperti arthritis dan diabetes2. Obat-obatan, seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik
yang dapat meningkatkan resiko ruptur
3. Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputarpada olah raga badminton, tenis, basket dan sepak bola
-
7/30/2019 ruptur tedon.docx
7/33
4. Trauma benda tajam atau tumpul
F. Faktor Resiko1. Umur : 30-40 tahun2. Jenis kelamin : >= 5:13. Obesitas4. Olahraga5. Riwayat ruptur tendon sebelumnya6. Penyakit tertentu artritis, DM
G. Manifestasi Klinis1. Seperti merasa atau mendengar bunyi pop2. Nyeri yang hebat3. Memar4. Terdapat kelemahan5. Ketidakmampuan untuk menggunakan lengan atau kaki
yang terkena
6. Ketidakmampuan untuk memindahkan bidang yangterlibat
7. Ketidakmampuan untuk menanggung beban8. Terdapat deformitas
H. Tempat predileksi Ruptur TendonEmpat daerah yang paling umum tempat terjadinya ruptur tendon :
1. Rotator cuffRotator cuff adalah sekelompok tendon yang menghubungkan
empat otot bahu atas ke tulang. Kekuatan cuff memungkinkan otot untuk
mengangkat dan memutar tulang humerus. Tendon berjalan di bawah
akromion yang sangat rentan untuk mengalami kerusakan. Hal ini dapat
-
7/30/2019 ruptur tedon.docx
8/33
menyebabkan robekan yang mengakibatkan bahu terasa nyeri dan lemah.
Robekan dapat terjadi tiba-tiba oleh karena trauma tunggal atau berkembangsecara bertahap. Ketika tendon atau otot-otot rotator cuff robek, pasien tidak
lagi mampu mengangkat atau memutar lengan nya dengan kekuatan yang
sama seperti sebelum cedera dan / atau merasakan rasa sakit yang signifikan
bila bahu digerakkan. Rasa sakit ini juga sangat umum di malam hari dan
sering menjalar ke lengan.9
Tendo rotator cuff terdiri dari:
Tendo Supraspinatus Tendo Infraspinatus Tendo Teres minor Tendo Subskapularis
Keempat otot biasanya bertindak untuk mengangkat tangan ke atas
dan menjauh dari tubuh yang disebut abduksi.
-
7/30/2019 ruptur tedon.docx
9/33
Patofisiologi
Patogenesis dari ruptur tendo rotator cuff berdasarkan studi histologisbedah dan spesimen otopsi ditemukan adanya perubahan degeneratif pada
tendo. Simmonds menyatakan bahwa kematian sel adalah penyebab dasar
dari perubahan degeneratif. Adanya respon inflamasi dan adanya bagian dari
tendon yang mati mungkin mengalami degenerasi lemak, diikuti dengan
pengapuran atau kerusakan. Pada awal perubahan terjadinya degeneratf
terdapat pemisahan dan pelurusan dari bundel kolagen, dengan perpindahan
dari sel ke dalam ruang intrafascicular. Hal ini mengurangi kekuatan tarikan
tendon. Dengan meningkatnya degenerasi kolagen fasikula yang terpisah
menjadi disorientasi, acellular dan terfragmentasi.
Robek sebagian biasanya terjadi sebagai akibat erosi dangkal dibawah
permukaan tendon supraspinatus di dekat insersi. Ini dapat menyebabkan
tendon melengkung selama abduksi lengan. Robekan parsial kemudian
menjadi komplit karena stres. Robekan lengkap dapat kecil atau besar,
dengan penampilan yang bervariasi: ruptur baru memiliki tepi yang tidak
teratur, namun ruptur yang lama terkesan lebih lembut, dengan tepi teratur.
-
7/30/2019 ruptur tedon.docx
10/33
EtiologiCodman dan Akerson berpendapat bahwa perubahan degeneratif dan
robek mungkin terjadi karena trauma, meskipun mereka tidak yakin apakah
penuaan pada tendon sebelum ruptur berkontribusi terhadap terjadinya
degenerasi tersebut. Pendapat lain menyimpulkan bahwa ruptur cuff biasanya
terjadi karena trauma pada tendon yang sudah mengalami degenerasi.
Meyer mengatakan bahwa ruptur cuff terjadi akibat gesekan.Keyes,
DePalma, Galeri dan Bennett'dan Moseley mengatakan bahwa adanya
jaringan granulasi vaskular yang merupakan reaksi terhadap trauma dapat
melemahkan tendon, sehingga kerusakan terjadi karena adanya stres.
Lindblom, pada tahun 1939, mengatakan bahwa terdapat hubungan
antara degenerasi rotator cuff dan iskemia. Pada mayat yang diautopsi,
supraspinatus dan tendo bisep dekat pusat insersi relatif avaskular. Kemudian
investigasi melaporkan temuan serupa, terdapat daerah avaskular di di daerah
supraspinatus sesuai dengan Codman ini disebut "zona kritis". Iskemia di
zona ini dapat mengakibatkan perubahan selular dan memunculkan sel-sel
inflamasi, yang mengakiatkan pelepasan lisosim dan kerusakan dari jaringan
ikat.
Rathburn dan Macnab mencatat bahwa iskemia meningkat ketika
caput humeri menekan pembuluh darah supraspinatus selama adduksi lengan.
Saat degenerasi berlangsung, sedikit trauma saja dapat menyebabkan ruptur
tendon.
-
7/30/2019 ruptur tedon.docx
11/33
Gejala Klinis
Dalam kasus, biasanya pria lebih dari 40 melakukan aktifitas dan
terluka bahunya ketika mengangkat ataumenarik benda berat atau pada jatuh
dengan lengan terulur. Pasien merasakan sensasi seperti robek disertai oleh
rasa nyeri yang berat. Gerakan bahu menjadi terbatas. Rasa sakit secara
bertahap berkurang namun berulang antara 8 dan 12 jam kemudian secara
progresif biasanya di atas deltoid, yang diperburuk oleh pergerakan lengan.
Pasien sulit untuk tidur menghadap sisi yang terkena. Beberapa pasien
mengatakan adanya sensasi seperti bunyi klik pada bahunya. Pada kasus
lain, dilaporkan terjadi kelemahan bukan nyeri. Dalam beberapa kasus tidak
ada riwayat cedera. Trauma kecil pada pasien yang lebih tua dapat
mengganggu tendon yang sudah parah kerusakannya, sehingga menyebabkan
sedikitnya gejala yang terlihat.
Gejala-gejala dapat berlangsung dalam hitungan hari atau tahun, dapat
terjadi resmisi dan kambuh. Ketika pasien diminta untuk mengabduksikan
lengan, pasien hanya mampu mengangkat bahu, dan bahu terasa nyeri.
Dengan bantuan pasin mungkin dapat mengangkat lengan horisontal dan
menahannya, tapi dengan sedikit tekanan oleh pemeriksa lengan akan turun
-
7/30/2019 ruptur tedon.docx
12/33
ke samping. Jika rasa sakit mengganggu tes ini dapat dihilangkan dengan
infiltrasi bius lokal.
Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan khusus ini berguna untuk menegakan diagnosis yang
akurat.
The painfull arc
penderita berdiri dan melakukan gerakan abduksi sendi bahu biasa
didapatkan nyeri daerah abduksi 45-160 derajat dilakukan secara aktif dan
pasif
Neers impingement sign
: penderita duduk, stabilkan scapula dengan satu tangan pemeriksa
melakukan ekstensi maksimal setelah itu pemeriksa melakukan gerakan
flexi,abduksi dan rotasi internal sendi bahu.
-
7/30/2019 ruptur tedon.docx
13/33
Dalam pemeriksaan pada robekan keseluruhan tendon pada rotator cuff
dengan dilihat dari abduksi paradox dan drop arm test cukup.Akan tetapi jika
kerobekan atau bagian otot yang lemah dapat dilakukan beberapa cara (jobe dan
Jobe 1983)
1.Supraspinatus dengan the empty can test
Pasien berdiri dan melakukan abduksi 90 derajat lalu forward flexi 30
derajat dilanjutkan endorotasi sampai ibu jari menghadap kebawah.lalu
pemeriksa berdiri di belakang pasien dan memberikan tahanan kea rah
bawah,jika ada kelemahan di salah satu ketika diberikan tahanan menunjukan
kerobekan pada tendon supraspinatus
2.Infraspinatusresisted external rotation
Pasien berdiri dengan posisi anatomi lalu siku ditekukan sebesar 30
derajat .lalu lakukan endorotasi,setelah itu diberi perintah untuk melawan tahanan
dari pemeriksa ketika pasien menggerakan kearah luar.jika ada kelemahan salah
satu menunjukan kelainan dan kemungkinan ruptur pada tendon infraspinatus.
-
7/30/2019 ruptur tedon.docx
14/33
3.Subscapularisthe liftoff test
Pasien posisi berdiri dan diperintahkan meletakan tangan yang yang
dikeluhakan ke posisi istirahat,dimana dorsum palmar menempel di daerah
lumbal.lalu diberi petunjuk menggerakan kea rah luar.lalu diberi tahanan.Jika
dalam tindakan ini pasien tidak dapat melakukan ,menunjukan adanya kelainan
atau rupture pada subscapularis
Pain Ablasion Test
Kelemahan yang persisten saat abduksi lengan setelah anestesi lokal
yang disuntikkan ke dalam ruang subacromial untuk menghilangkan rasa
sakit dan mencegah spasme otot, menunjukkan adanya ruptur supraspinatus.
Namun, ini bukan tes definitif karena kadang-kadang seorang pasien dengan
ruptur rotator cuff dapat mempertahankan kekuatan abduksi.
-
7/30/2019 ruptur tedon.docx
15/33
Roentgenografi
Codman tahun 1934 menulis bahwa Roentgenogramspolos biasanya
menunjukan gambaran normal dengan ruptur tidak melibatkan insersi tendon
pada tulang. Hal ini memang benar untuk ruptur akut, dan roentgenografi saat
ini digunakan dalam kasus-kasus terutama untuk menyingkirkan lesi lain dan
akibat trauma. Sebagian besar roentgenographi yang abnormal didapatkan
pada kasus ruptur yang lama dengan gambaran :
Kista dengan diameter hingga 1 cm di dua pertigabagian atas leher humerus, dibawah insersi tendo rotator cuff atau
di sendi, tanpa bukti adanya osteoarthritis.
Depresi antara permukaan artikular di caput humeridan tuberositas mayor humeri.
Sclerosis atau atrofi tuberositas mayor Pembentukan tulang tidak teratur pada margin
lateral atau dibawah permukaan akromion.
Perubahan konveksitas yang normal di permukaanbawah akromion.
Sclerosis dibawah permukaan akromion. Kista subcortical di akromion. Penyempitan interval antara caput humeri dan
bagian bawah akromion, yang biasanya 7 sampai 14 mm dalam
standar pandangan anteroposterior.
Arthrography
Injeksi udara atau media opaque ke sendi glenohumeral sebelum
roentgenografi, direkomendasikan oleh Codman tetap tidak diperoleh hasil
yang memuaskan. Beberapa tahun kemudian Oberholzer, berhasil
menggunakan udara sebagai media kontras dalam mempelajari dislokasi
kronis pada sendi.
-
7/30/2019 ruptur tedon.docx
16/33
Arthrogram dapat menunjukan diagnosis ruptur rotator cuff lengkap
dengan menunjukkan hubungan langsung antara rongga glenohumeral danbursa subacromial. Bahkan mungkin menunjukan ukuran ruptur oleh
seberapa cepat kontras mengisi rongga atau dengan membaca tekanan intra-
artikular.
Diagnosis ruptur rotator cuff sebagian sulit dengan arthrography.
Hasil negatif palsu dapat terjadi jika prosedur ini dilakukan oleh seseorang
yang belum terbiasa dengan teknik ini.
Artroskopi
Penggunaan Artroskopi relatif baru. Media dimasukkan baik ke
posterio sendi glenohumeral atau ke dalam ruang subacromial. Adanya ruptur
rotator cuff dan ukurannya baik parsial maupun lengkap dapat terlihat.
Arthroscopy dapat membantu dalam perencanaan operasi dan memilih
pendekatan bedah.
Penatalaksanaan
Ruptur tendo rotator cuff unik karena pengobatan tanpa operasi adalah
pengobatan pilihan utama dalam cedera tendon kebanyakan. Lebih dari 90%
-
7/30/2019 ruptur tedon.docx
17/33
dari cedera tendon yang terjadi secara kronis dan alami, dan 33% -90% dari
gejala cedera kronis hilang tanpa operasi.
Sebaliknya, pada ruptur akut, seperti yang terjadi pada trauma, tidak
atau mungkin diperbaiki dengan operasi tergantung pada beratnya robekan.
Jika robekan adalah kurang dari 50% dari ketebalan cuff atau kurang
dari 1 cm, jaringan mati dapat dibuang dengan athroskopi. Sebuah sayatan
kecil dibuat dan alat yang disebut arthroscope di masukkan ke dalam sendi.
Melalui itu, ahli bedah dapat melihat dan membuang jaringan mati tanpa
melakukan bedah terbuka.
2. Biceps
Tendo biseps merupakan struktur yang menghubungkan otot bisep ke
tulang. Terdapat tendon biseps proksimal pada sendi bahu, dan tendon biseps
distal di siku.
-
7/30/2019 ruptur tedon.docx
18/33
Ruptur tendo biseps adalah trauma yang terjadi pada tendon biseps
menyebabkan terpisahnya tendo dari tulang. Tendo biseps normalnya
terhubung kuat ke tulang. Ketika terjadi ruptur tendo biseps, tendo ini
terlepas, otot tidak dapat menarik tulang, dan gerakan tertentu dapat melemah
atau terasa nyeri.
Terdapat dua jenis ruptur tendo biseps:
1. Ruptur tendo biseps proksimalRuptur tendo biseps proksimal adalah trauma yang terjadi pada
tendon biseps di sendi bahu. Jenis cedera adalah jenis yang paling umumdari cedera tendo biseps. Umumnya sering terjadi pada pasien usia lebih
dari 60 tahun, dan biasaya meunjukkan gejala minimal.
Ruptur tendo biseps melibatkan salah satu dari dua ujung tendon
biseps. Kondisi ini biasanya terjadi pada orang tua dan disebabkan oleh
perubahan degeneratif dalam tendo biseps yang menyebabkan kegagalan
struktur. Kebanyakan pasien terlebih dahulu merasakan nyeri bahu
menetap dengan impingement syndrome atau rotator cuff tear. Ruptur
-
7/30/2019 ruptur tedon.docx
19/33
tendon biseps proksimal juga dapat terjadi selama kegiatan ringan, dan
beberapa pasien mungkin mengalami beberapa nyeri setelah terjadi rupturtendon.
Tendo biseps proksimal dapat ruptur pada pasien muda dengan
kegiatan seperti angkat berat atau olahraga melempar, tapi kejadian ini
cukup jarang terjadi.
2. Ruptur tendo biseps distalTendon biseps distal terdapat di sekitar sendi siku. Trauma yang
terjadi biasanya disebabkan oleh angkat berat atau olahraga yang
dilakukan oleh pria paruh baya. Kebanyakan pasien dengan ruptur tendo
bisep distal perlu menjalani operasi untuk memperbaiki tendo yang robek.
Ruptur tendo biseps distal pada sendi siku lebih jarang terjadi.
Presentasenya kurang dari 5% dari ruptur tendo biseps. Trauma ini juga
biasanya ditemukan di pasien usia paruh baya, meskipun tidak selalu.
-
7/30/2019 ruptur tedon.docx
20/33
Biasanya terdapat tendinosus, atau perubahan degeneratif dalam tendo,
yang merupakan prodisposis terjadinya ruptur tendo.
Pada ruptur tendo biseps distal penting diketahui bahwa tanpa
perbaikan dengan bedah, pasien yang mengalami ruptur tendo biseps
distal lengkap akan mengalami kehilangan kekuatan pada siku. Kekuatan
akan mempengaruhi kemampuan untuk menekuk siku, melawan tahanan,
dan kemampuan untuk memutar lengan (misalnya, memutar gagang pintu
atau obeng).
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan saat ini menekankan pada keputusan pasien
mengenai pilihan pengobatan, dengan mempertimbangkan usia, tingkat
aktivitas, kebutuhan pribadi, dan kondisi komorbid. Ruptur parsial dapat
diobati secara konservatif atau dengan pembedahan.
Konservatif, pengobatan nonsurgical pada ruptur tendo biseps
terdiri dari istirahat, penguatan dan latihan gerak, dan penggunaan obat
anti-inflammatory drugs (NSAIDs). Es diberikan untuk beberapa hari
pertama pengobatan, kemudian diikuti oleh terapi panas.
Pembedahan melibatkan reattaching bagian tendon yang robek
ke tulang (tenodesis) atau memotong tendon untuk menghasilkan robekan
yang lengkap dan dilakukan terapi seperti pada ruptur lengkap. Robekan
pada tendo m.biseps caput longum biasanya dirawat secara konservatif
karena cedera menyebabkan perubahan fungsional yang minimal. Namun,
atlet atau individu yang sangat aktif lainnya tidak dapat mentolerir setiap
hilangnya fungsi dan akan meminta untuk dilakukan tenodesis. Ruptur
tendon biseps distal ditatalaksana dengan tenodesis menggunakan logam
stitch (jahitan) jangkar.
Ruptur pada musculotendinous junction atau ruptur dalam corpus
tendon dilakukan pembedahan (tendinoplasty) dengan perangkat
-
7/30/2019 ruptur tedon.docx
21/33
augmentation ligamentatau dengan metode lipat sederhana/menyelipkan.
Setelah operasi, lengan dipertahankan dalam posisi membungkuk selama4 sampai 5 hari.
3. QuadricepsRuptur tendon quadriceps relatif jarang terjadi dan biasanya terjadi
pada pasien yang lebih tua dari 40 tahun. Terdapat hubungan yang kuat
dengan adanya penyakit sistemik dan perubahan degeneratif sebelumnya
dalam mekanisme ekstensor lutut. Ruptur paling sering terjadi secaraunilateral. Ruptur tendon bilateral sangat berkorelasi dengan penyakit
sistemik, tetapi telah dilaporkan terjadi juga pada pasien sehat yang tidak
memiliki faktor predisposisi.6
-
7/30/2019 ruptur tedon.docx
22/33
Ruptur tendon patela lebih jarang daripada ruptur quardiceps dan
cenderung terjadi pada pasien yang berumur kurang dari 40 tahun. Dalam
kasus yang jarang terjadi, ruptur tendon quardiceps parsial terjadi pada atlet
muda bersamaan dengan jumpers knee. Jumpers knee ini biasanya
melibatkan tendon patela. Meskipun dalam 25% kasus, tendon quardiceps
terlibat . Untuk mendapatkan hasil terbaik, diagnosis dini dan complete repair
quadriceps sangat penting. Jika intervensi tertunda, perbaikan lebih sulit dan
hasilnya akan kurang memuaskan. Sebuah gambar yang menggambarkan
ruptur tendon :
-
7/30/2019 ruptur tedon.docx
23/33
Magnetic Resonance Imaging (MRI) scan ruptur tendon quadriceps
lengkap dan tidak lengkap. JR Am J Roentgenol. Nov 1992, 159 (5) :1031-4
Etiologi
Ruptur tendon quardiceps biasanya terjadi selama kontraksi, cepat
eksentrik dari otot quardiceps, dengan kaki tertanam dan lutut fleksi sebagian.
Cedera ini biasanya terjadi selama jatuh. Mekanisme lain cedera termasuk
pukulan langsung, luka, dan penyebab iatrogenik.6
Banyak kondisi telah dilaporkan untuk berkontribusi terhadap
terjadinya degenerasi tendon quardiceps, antaralain:
Hiperparatiroidisme Gagal ginjal kronis Gout Obesitas Leukemia Rheumatoid arthritis Diabetes mellitus Lupus eritematosus sistemik (SLE) Infeksi Penyakit metabolik
-
7/30/2019 ruptur tedon.docx
24/33
Penyalahgunaan steroid
Tumor Imobilisasi Gerakan berulang
Patofisiologi
Ruptur tendon quardiceps biasanya terjadi pada 0-2 cm distal dari
kutub patela, melalui jaringan patologis. Berbagai kondisi sistemik dapat
menyebabkan gangguan suplai vaskular tendon dan dapat mengganggu
struktur tendon. Diabetes dapat menyebabkan perubahan arteriosclerotic
dalam pembuluh tendon. Nekrosis fibrinoid tendon terlihat dengan sinovitis
kronis. Hiperparatiroidisme menyebabkan kalsifikasi dystrophic dan resorpsi
tulang subperiosteal pada tempat insersi tendon. Obesitas menyebabkan
perubahan degeneratif lemak pada tendon dan meningkatkan kekuatan pada
tendon. Degenerasi lemak, degenerasi fibrinoid, dan kolagen menurun terlihat
pada penuaan normal.
Kannus dan Jozsa meneliti perubahan histopatologi pada 891 kasus
ruptur tendon, sekitar 97% dari perubahan patologis yang degeneratif.
Perubahan degeneratif termasuk tendinopathy hipoksia degeneratif,
degenerasi mukoid, tendolipomatosis, dan tendinopathy calcification. Dalam
82 tendon quardiceps, tendolipomatosis adalah jenis yang paling umum dari
degenerasi, terlihat di hampir setengah dari tendon (lihat gambar di bawah).
Tidak ada tanda-tanda sel inflamasi yang terihat pada sediaan. Pada 62% dariruptur tendon, terlihat perubahan patologis dari suplai darah tendon, termasuk
penyempitan pembuluh darah dan trombosis. Temuan ini menunjukan
penurunan aliran darah yang menyebabkan hipoksia lokal dan gangguan
aktivitas metabolik, merupakan faktor kunci dalam degenerasi tendon.7
-
7/30/2019 ruptur tedon.docx
25/33
Tendolipomatosis. Perubahan histopatologi sebelum ruptur tendon
spontan. Sebuah studi terkontrol dari 891 pasien. J Bone Join Surg Am.
Desember 1991, 73 (10) :1507-25
Manifestasi Klinis
Pasien biasanya datang dengan nyeri lutut akut, pembengkakan, dan
kehilangan fungsi setelah tersandung atau jatuh Mungkin tidak ada riwayat
nyeri lutut sebelumnya. Namun, pasien yang lebih muda dengan jumpers
knee biasanya memiliki riwayat nyeri kronis, aktivitas yang berhubungan
patela yang diperburuk dengan melompat atau berlutut. Anamnesis pasien
tentang riwayat penyakit sistemik, penggunaan steroid, infeksi, tumor, atau
operasi sebelumnya. Mungkin ada riwayat terdengar suara pop pada saat
cedera.
Pada pemeriksaan fisik harus dicatat adanya obesitas. Pasien dengan
ruptur yang baru mengalami kesulitan berjalan. Biasanya, terlihat
pembengkakan yang jelas di suprapatellar ecchymosis, dan lembek. Hati-hati
dalam mengevaluasi luka. Mungkin ada cacat teraba di daerah suprapatellar
dan di dasar patela , namun pembengkakan pada awalnya mungkin
mengaburkan temuan ini.
-
7/30/2019 ruptur tedon.docx
26/33
Dilakukan tes secara menyeluruh, ekstensi aktif melawan gravitasi
adalah aspek yang paling penting dari pemeriksaan. Hal ini dapat membuatcacat lebih jelas. Ruptur tidak lengkap, pasien mungkin dapat melakukan
ekstensi lutut sepenuhnya pada posisi terlentang tetapi bukan dari posisi
tertekuk. Periksa lutut kontralateral untuk menyingkirkan adanya ruptur
bilateral.
Jika pasien tidak terlihat dalam fase akut, mendiagnosis ruptur
menjadi lebih sulit, dan dapat tida terlihat. Pasien dengan adanya kerusakan
pada tendo quardiceps, terutama pasien lanjut usia, dan yang diidentifikasi
memiliki riwayat dan yang telah dirawat karena stroke, radiculopathy, dan
myelopathy.
Nyeri dan pembengkakan menurun dari waktu ke waktu, dan fungsi
motorik quardiceps dapat meningkat. Pasien mungkin kesulitan berjalan,
sering menekuk lutut dan kesulitan untuk menaiki tangga.
Hasil pemeriksaan neurologis normal kecuali terdapat penurunanfungsi motorik quardiceps dan refleks patela negatif. Lutut ekstensi aktif
melawan gravitasi merupakan komponen kunci dari pemeriksaan fisik.
-
7/30/2019 ruptur tedon.docx
27/33
Penatalaksanaan
Konservatif
Pengobatan konservatif diindikasikan untuk ruptur parsial.
Immobilisasi lutut dalam ekstensi penuh selama 3-6 minggu. Kaki
diangkat lurus mulai di akhir fase imobilisasi. Jika tidak ada rasa
ketidaknyamanan, hal ini dapat dilakukan selama 10 hari, setelah itu
imobilisasi dapat dihentikan. Kemudian latihan Range-of-motion (ROM)
dimulai untuk meningkatkan kekuatan quardiceps, yang dilakukan sampai
kekuatan kaki yang terluka sama dengan kaki kontralateral.
Pembedahan
Perbaikan bedah pada awal terjadinya ruptur tendo quardiceps
memberikan hasil yang terbaik. Banyak teknik telah dijelaskan untuk
perbaikan ruptur tendo quardiceps.
-
7/30/2019 ruptur tedon.docx
28/33
4.
Achilles
Ruptur tendon achilles biasanya terjadi pada pria sehat berusia antara
30 dan 50 tahun yang tidak memiliki cedera atau masalah pada kaki yang
terkena sebelumnya. Mereka yang menderita cedera ini biasanya "weekend
warriors" yang aktif secara intermitten.
Kebanyakan kerusakan Achilles terjadi di kaki kiri dalam substansi
tendoachilles, kira-kira 2-6 cm di atas insersi tendon calcanealis.
Mekanisme yang paling umum dari cedera termasuk fleksi plantar
tiba-tiba, dorsiflexi tiba-tiba dari kaki, dan dorsofleksi yang terlalu keras dari
kaki yang plantar fleksi. Mekanisme lain termasuk trauma langsung dan lebih
jarang, atrisi tendon akibat peritenonitis jangka panjang dengan atau tanpa
tendinosis.
-
7/30/2019 ruptur tedon.docx
29/33
Populasi lain yang berisiko untuk ruptur tendo Achilles adalah orang
dengan kondisi buruk, orang-orang lanjut usia, pengguna antibiotik
fluorokuinolon dan kortikosteroid, dan orang dengan latihan yang berlebih.
Tendinosis merupakan manifestasi tahap akhir dari masalah ini,
ditandai dengan degenerasi mukoid dari tendoachilles sendiri, dengan sedikiti
respon inflamasi dan gejala ditandai dengan rasa penuh atau nodularity pada
posterior tendoachilles.
-
7/30/2019 ruptur tedon.docx
30/33
Penatalaksanaan8
1. Fase AkutRehabilitasi Program
Terapi Fisik
Terapi fisik tidak diindikasikan untuk fase akut, tetapi akan
menjadi terapi penting pada fase rehabilitasi. Pengobatan (nonoperatif vs
operatif) ditentukan bedasarkan kondisi pasien, dengan penekanan khusus
pada manfaat dan risiko dari setiap prosedur.
Bedah Intervensi
Terdapat kontroversi mengenai apakah terlebih dahulu dilakukan
tindakan konservatif atau langsung dengan rekonstruksi pada tendon yang
ruptur. Terdapat manfaat dan risiko yang berbeda untuk setiap
pendekatan.
Menurut Kahn et al, pasien dengan terapi nonoperatif memiliki
resiko rerupture sekitar 3 kali lebih tinggi dibandingkan mereka yang
diobati dengan operasi, namun pasien memiliki risiko minimal untuk
-
7/30/2019 ruptur tedon.docx
31/33
komplikasi lainnya. Tercatat komplikasi akibat perbaikan bedah terbuka
termasuk infeksi dalam (1%), fistula (3%), nekrosis kulit atau tendon(2%), rerupture (2%), dan komplikasi kecil lainnya.
Terapi Konservatif
Laporan presentase kejadian rerupture pada pasien yang diterapi
secara konservatif mencapai 40%. Dalam protokol baru dengan periode
imobilisasi yang pendek, tingkat rerupture tampaknya jauh lebih sedikit
dan sebanding dengan tingkat rerupture untuk ruptur tendon yang
diperbaiki pembedahan
Bedah Percutaneous
Ma dan Griffith melaporkan pada 18 perbaikan tendon
menggunakan jahitan perkutan. Melalui luka tusuk, jahitan yang melewati
ujung distal dan proksimal, sementara pergelangan kaki diatur menjadi
equinus maksimal. Jahitan itu kemudian dipotong pendek, diikat
menggunakan surgons knot. Jahitan dibersihkan dan dibalut kering
dengan perban steril. Setelah itu, pasien dipasang gips selama 4 minggu.
Bedah Terbuka
Rekonstruksi terbuka dilakukan dengan menggunakan pendekatan
medial longitudinal. Insisi medial memiliki keuntungan yaitu visualisasi
yang lebih baik dari tendon plantaris, serta menghindari cedera pada saraf
Sural. Insisi midline jarang digunakan karena tingkat komplikasi yang
tinggi terjadinya luka dan adhesi.
Setelah pemasangan tourniquet dan palpasi tempat ruptur, insisi
dibuat melalui kulit dan lemak subkutan untuk menciptakan paratenon.
Paratenon tersebut kemudian dibagi secara longitudinal untuk
mengekspos ujung ruptur yang diirigasi dan didebridement. Ujung
kemudian dijahit dengan jahitan heavy nonabsorbable menggunakan
-
7/30/2019 ruptur tedon.docx
32/33
modifikasi Kessler, Krackow, atau teknik Bunnell, dan tidak boleh terlalu
rapat.
Secara umum, perawatan dianjurkan untuk individu muda dan
atlet yang sering menggunakan tendo Achilles dengan aktivitas yang
relatif tinggi. Perbaikan operasi dari ruptur tendon Achilles telah
dilaporkan memiliki resiko rerupture yang lebih rendah, meningkatkan
kekuatan otot pasca operasi, dan kembali melakukan kegiatan seperti
sebelumnya dibandingkan dengan pengobatan nonoperative. Komplikasi
luka kadang-kadang memang terjadi setelah perawatan operasi dan
mungkin termasuk infeksi, drainase, pembentukan sinus, dan
pengelupasan kulit.
Pengobatan nonoperative biasanya diindikasikan untuk pasien
yang sudah berusia lanjut dan / atau tidak aktif, serta bagi mereka yang
memiliki penyakit sistemik atau integritas kulit yang buruk. Pasien
dengan diabetes, berhubungan masalah penyembuhan luka, penyakit
pembuluh darah, neuropati, atau komorbiditas sistemik yang serius
dianjurkan untuk memilih pengobatan nonoperative karena terdapatnya
risiko yang signifikan dari terapi operatif.
-
7/30/2019 ruptur tedon.docx
33/33
Medikamentosa
Tidak ada terapi medis diindikasikan untuk kondisi ini. Obat
hanya diresepkan untuk mengurangi rasa nyeri seperti acetaminophen,
berbagai obat anti-inflammatory drugs (NSAIDs), atau narkotika,
tergantung pada pilihan dokter.