ringkasan ppd

47
BAB VII PERKEMBANGAN BAKAT KHUSUS A. PENGERTIAN BAKAT KHUSUS Willian B. Michael (Dalam Sumadi Suryabrata,1991:168) bakat diartikan sebagai berikut; “An aptitude may be defined as a person”s capacity, or hypothetical potential, for acquisitin of a certain more less well defined pattern or behavoir involved in the performance of a task respect to which the individual has llad litter or no previous training.” Bakat didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan sesuatu tugas, yang sedikit sekali atau tidak tergantung pada latihan sebelumnya. Bingham menitik beratkan pada kondisi atau seperangkat sifat-sifat yang dianggap sebagai tanda kemampuan individu untuk menerima latihan, atau seperangkat respon seperti kemampuan berbahasa, musik, dan lain-lain (Dalam Sumadi Suryabrata. 1991:168-169). Bakat atau aptitute merupakan potensi dalam diri seseorang yang dengan adanya rangsangan tertentu memungkinkan orang tersebut mencapai sesuatu tingkat kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan khusus. Pengertian bakat menurut para ahli: 1. William B.Michael “An aptitude may be defined as a person”s capacity, or hypothetical potential, for acquisitin of a certain more less well defined pattern or behavoir involved in the performance of a task respect to which the individual has llad litter or no previous training.” Bakat didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan sesuatu tugas, yang sedikit sekali atau tidak tergantung pada latihan sebelumnya.

Upload: agustina-itin

Post on 25-Jul-2015

195 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ringkasan Ppd

BAB VII

PERKEMBANGAN BAKAT KHUSUS

A. PENGERTIAN BAKAT KHUSUS

Willian B. Michael (Dalam Sumadi Suryabrata,1991:168) bakat diartikan sebagai berikut;

“An aptitude may be defined as a person”s capacity, or hypothetical potential, for acquisitin of a certain more less well defined pattern or behavoir involved in the performance of a task respect to which the individual has llad litter or no previous training.” Bakat didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan sesuatu tugas, yang sedikit sekali atau tidak tergantung pada latihan sebelumnya.

Bingham menitik beratkan pada kondisi atau seperangkat sifat-sifat yang dianggap sebagai tanda kemampuan individu untuk menerima latihan, atau seperangkat respon seperti kemampuan berbahasa, musik, dan lain-lain (Dalam Sumadi Suryabrata. 1991:168-169).

Bakat atau aptitute merupakan potensi dalam diri seseorang yang dengan adanya rangsangan tertentu memungkinkan orang tersebut mencapai sesuatu tingkat kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan khusus.Pengertian bakat menurut para ahli:

1. William B.Michael

“An aptitude may be defined as a person”s capacity, or hypothetical potential, for acquisitin of a certain more less well defined pattern or behavoir involved in the performance of a task respect to which the individual has llad litter or no previous training.” Bakat didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan sesuatu tugas, yang sedikit sekali atau tidak tergantung pada latihan sebelumnya.

2. Bingham

Bingham menitik beratkan pada kondisi atau seperangkat sifat-sifat yang dianggap sebagai tanda kemampuan individu untuk menerima latihan, atau seperangkat respon seperti kemampuan berbahasa, musik, dan lain-lain

3. Guilford

Bakat mencakup tiga demensi psikologis(persetual, psikomotor, dan intelektual).

Yang disebut bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, baikyang bersifat umum maupun yang bersifat khusus ( Conny Semiawan 1987 ).

Page 2: Ringkasan Ppd

Bakat adi umum apabila kemampuan yang berupa potensi tersebut bersifat umum. Misalnya bakat intelektual secara umum, sedangkan bakat khusus apabila kemampuan bersifat khusus. Misalnya bakat akademik, social, dan seni kinestetik. Bakat khusus biasanya disebut talent sedangkan bakat umum (intelektual) biasanya disebut gifted.

Bakat khusus (talent) adalah kemampuan bawaan berupa potensi khusus dan jika memperoleh kesempatan berkembang dengan baik, akan muncul sebagai kemampuan khusus dalam bidang tertentu sesuai potensinya .

B. JENIS-JENIS BAKAT KHUSUS

Ada lima jenis bakat khusus baik yang masih berupa potensi maupun yang sudah terwujud, yaitu :

Conny Semiawan dan Utami Munandar (1987) mengklasifikasikan jenis-jenis bakat khusus, baik yang masih berupa potensi maupun yang sudah terwujud menjadi lima bidang, yaitu:

a. Bakat akademik khususb. Bakat kreatif-produktifc. Bakat senid. Bakat kinestetik/psikomotorike. Bakat sosial

Bakat akademik khusus misalnya bakat untuk bekerja dalam angka-angka (numeric), Logika bahasa, dan sejenisnya.Bakat khusus dalam bidang kreatif – produktif artinya bakat dalam menciptakan sesuatu yang baru misalnya menghasilkan rancangan arsitektur baru, menciptakan teknologi terbaru dan lainnya.Bakat khusus dalam bidang seni, misalnya mampu mengaransemen musik dan sangat dikagumi, menciptakan lagu hanya dalam waktu 30 menit, mampu melukis dengan sangat indah dalam waktu singkat dan sejenisnya.Bakat khusus kinestetik / psikomotorik, misalnya bakat dalam bidang sepak bola, bulu tangkis, tennis, dan keterampilan tekink.Bakat khusus dalam bidang social misalnya sangat mahir melakukan negoisasi, mahir berkomunikasi, dan sangat mahir dalam kepemimpinan.

C. HUBUNGAN ANTARA BAKAT DAN PRESTASIPerwujudan nyata dari bakat dan kemampuan adalah prestasi

(Utami Munandar 1992) karen bakat dan kemampuan sangat menentukan prestasi seseorang. Perlu ditekankan bahwa karena bakat masih bersifat potensial, sesorang yang berbakat belum tentu mampu mencapai prestasi yang tinggi dalam bidangnya jika tidak mendapatkan kesempatan untuk

Page 3: Ringkasan Ppd

mengembangkan bakatnya secara maksimal. Bakat khusus yang memperoleh kesempatan maksimal dan dikembangkan sejak dini serta didukung oleh fasilitas dan motivasi yang tinggi, akan dapat terealisasikan dalam bentuk prestasi unggul. Bakat memang sangat menentukan prestasi seseorang, tetapi sejauh mana bakat itu akan terwujud dan menghasilkan suatu prestasi, masih banyak variabel yang turut menentukan.

D.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN BAKAT KHUSUS

Conny semiawan (1987) dan Utami munandar (1992) menegaskan bahwa Bakat sebagai potensi masih memerlukan pendidikan dan latihan agar suatu kinerja dapat dilakuakan pada masa yang akan datang.

Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus, yaitu:

Faktor internal, yaitu :

a.minat

b.Motif Berprestasi

c.Keberanian mengambil resiko

d.Keuletan dalam menghadapi tantangan

e.kegigihan atau daya juang dalam mengatasi kesulitan

Faktor eksternal, yaitu:

a. Kesempatan maksimal untuk mengembangkan dirib. Sarana dan prasaranac. Lingkungan tempat tinggald. Pola asuh orang tua

Individu yang memiliki bakat khusus dan memperoleh dukungan internal maupun eksternal, yaitu memiliki minat yang tinggi terhadap bidang yang menjadi bakat khususnya, memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, memiliki daya juang tinggi, dan ada kesempatan maksimal untuk mengembangkan bakat khusus, maka akan muncul kemampuan berprestasi.

E. PERBEDAAN INDIVIDUAL DALAM BAKAT KHUSUS

Page 4: Ringkasan Ppd

Perbedaan bakat khusus ini bisa terletak pada jenisnya dan juga pada kualitasnya. Perbedaan dalam jenisnya terlihat dari kemampuan yang ditunjukkan. Misalnya, seseorang memiliki bakat khusus bekerja dengan angaka (numerical aptitude), yang lain lebih menonjol dalam berbahasa (verbal aptitude), sementara yang lainnya memiliki bakat yang menonjol dalam bidang musik.

Sedangkan perbedaan dalam kualitasnya mengandung makna bahwa di antara individu satu dengan yang lain memiliki bakat khusus yang sama, tetapi kualitasnya berbeda. Misalnya antara orang yang sama-sama memiliki bakat khusus bekerja dibidang angka. Orang pertama mimiliki kemampuan yang lebih unggul dibanding kemampuan orang kedua.

Hal ini disebabkan tingkat kecerdasan antara anak yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh gen dari orang tua mereka masing-masing.

F. UPAYA PENGEMBANGAN BAKAT KHUSUS REMAJA DAN IMPLIKASINYA BAGI PENDIDIKAN

Agar dapat mewujudkan bakat khususnya secara optimal, para remaja memerlukan progam pendidikan khusus sesuai dengan bakatnya yang biasa dikenal dengan istilah pendidikan berdiferensi. Selain dengan progam tersebut, individu yang meiliki bakat khusus juga memerlukan dukungan secara optimal dari lingkungan untuk mengembangkan bakat khususnya tersebut.

Ada sejumlah langkah yang perlu dilakukan umtuk mengembangkan bakat khusus individu, yaitu sebagai berikut :

1. Mengembangkan situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan bagi anak untuk mengembangkan bakat khususnya.

2. Berupaya menumbuhkembangkan minat dan motif berprestasi tinggi dikalangan anak remaja, baik dalam lingkungan keluarga maupun sekolah.

3. Meningkatkan kegigihan dan daya juang pada diri anak dan remaja dalam menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan.

4. Mengembangkan program pendidikan berdiferensi disekolah guna memberikan pelayanan yang lebih efektif.

Bila semua aspek diatas dapat terpenuhi maka, pengembangan anak yang mempunyai bakat khusus akan bisa berkembang secara optimal, dan memberikan prestasi yang memuaskan terhadap orang tua lingkungan social serta lingkungan pendidikan.

Page 5: Ringkasan Ppd

BAB VIII

PERKEMBANGAN HUBUNGAN SOSIAL

A. PENGERTIAN HUBUNGAN SOSIAL

Hubungan sosial diartikan sebagai cara-cara individu bereaksi terhadap orang-orang di sekitarnya dan bagaimana pengaruh hubungan itu terhadap dirinya. Hubungan sosial ini menyangkut juga penyesuaian diri terhadap lingkungan, seperti makan dan minum sendiri, berpakaian sendiri, menaati peraturan, membangun komitmen bersama dalam kelompok atau organisasinya, dan sejenisnya.

Syamsu Yusuf menyatakan bahwa Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagao proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama.

Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirsakan sejak usia enam bulan, disaat itu mereka telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai mampu membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain, seperti marah (tidak senang mendengar suara keras) dan kasih sayang. Sunarto dan Hartono (1999) menyatakan bahwa:

Hubungan sosial (sosialisasi) merupakan hubungan antar manusia yang saling membutuhkan. Hubungan sosial mulai dari tingkat sederhana dan terbatas, yang didasari oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa dan bertambah umur, kebutuhan manusia menjadi kompleks dan dengan demikian tingkat hubungan sosial juga berkembang amat kompleks.

B.PENGARUH HUBUNGAN SOSIAL TERHADAP TINGKAH LAKU

Hubungan sosial individu dimulai sejak individu berada di lingkungan rumah bersama keluarganya.

Pengalaman hubungan sosial yang amat mendalam adalah melalui sentuhan ibu kepada bayinya.Pada bulan kedua, bayi mulai mengenal wajah orang di sekitarnya dan mulai bisa tersenyum sebagai suatu cara menyatakan perasaan senangnya.Sekitar bulan keenam, bayi mulai mengenal orang-orang di sekitarnya dan membedakan dengan orang-orang yang asing baginya.Setelah berumur tujuh bulan, bayi mulai aktif mengadakan kontak dengan orang lain, yaitu dengan menunjukkan kemampuan sederhana, misalnya mengangkat tangannya untuk minta digendong atau menangis minta perhatian.Pada akhir tahun pertama, kontak antara orang tua dan

Page 6: Ringkasan Ppd

bayi sudah cukup jauh sehingga sudah dapat diajak bermain.Pada masa prasekolah, kira-kira umur 18 bulan, keinginan untuk mengeksplorasi lingkungan semakin besar sehingga tidak jarang menimbulkan masalah yang berkaitan dengan kedisiplinan.Jean Piaget mengatakan bahwa permulaan kerjasama dan konformisme (penyesuaian) sosial semakin bertambah pada saat anak mencapai usia 7 sampai 10 tahun dan mencapai puncak kurva pada saat anak berada di antara umur 9 sampai 15 tahun.Konformisme semakin bertambah dengan bertambahnya usia karena pada masa remaja sudah semakin berkembang keinginan mencari dan menemukan jati dirinya sehingga konformisme semakin berbenturan dengan upaya mencapai kemandiriran.

C. PERKEMBANGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA

Ada tiga pengertian interaksi menurut para ahli, yaitu:

Menurut Thibaut dan Kelley (1979), interaksi adalah peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu sama atau berkomunikasi satu sama lain.

Menurut Chaplin (1979), interaksi merupakan hubungan sosial antara beberapa individu yang bersifat alami yang individu-individu itu saling mempengaruhi satu sama lain secara serempak.

Menurut Homans, interaksi adalah suatu kejadian ketika suatu aktivitas atau sentimen yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran (reward) atau hukuman (punishment) dengan menggunakan suatu aktivitas atau sentimen oleh individu lain yang menjadi pasangannya

Jadi dapat disimpulkan bahwa interaksi adalah hubungan timbal balik antar dua orang atau lebih dan masing-masing orang didalamnya memainkan perananan secara aktif.

D. JENIS-JENIS INTERAKSI

Shaw membedakan interaksi menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Interaksi verbal, terjadi jika dua orang atau lebih melakukan kontak satu sama lain dengan menggunakan alat-alat artikulasi yang prosesnya terjadi dalam bentuk saling tukar menukar percakapan satu sama lain.

2. Interaksi fisik, terjadi jika dua orang atau lebih melakukan kontak dengan menggunakan bahasa-bahasa tubuh.

3. Interaksi emosional, terjadi jika individu melakukan kontak satu sama lain dengan melakukan curahan perasaan.

Page 7: Ringkasan Ppd

Nichols membedakan interaksi menjadi dua, yaitu:

1. Interaksi dyadic, terjadi manakala hanya ada dua orang yang terlibat di dalamnya atau lebih dari dua orang tetapi arah interaksinya hanya terjadi dua arah.

2. Interaksi tryadic, terjadi manakala individu yang terlibat di dalamnya lebih dari dua orang dan pola interaksi menyebar ke semua individu yang terlibat.

E. POLA INTERAKSI REMAJA-ORANG TUA

Jersild, Brook, dan Brook mengatakan bahwa interaksi antara remaja dan orang tua dapat digambarkan sebagai drama tiga tindakan (three-act-drama), yaitu:

1. Drama tindakan pertama (the first act drama), interaksi remaja dengan orang tua berlangsung sebagaimana yang terjadi pada interaksi antara masa anak-anak dengan orang tua.

2. Drama tindakan kedua (the second act drama), disebut dengan “perjuangan untuk emansipasi”. Pada masa ini, remaja juga memiliki perjuangan yang kuat untuk mrmbebaskan dirinya dari ketergantungan dengan orang tuanya sebagaimana pada masa anak-anak untuk mencapai status dewasa.

3. Drama tindakan ketiga (the third act drama), remaja berusaha menempatkan dirinya berteman dengan orang dewasa dan berinteraksi secara lancar dengan mereka.

Fontana menambahkan adanya aspek objektif dan subjektif dalam interaksi remaja dan orang tua. Aspek objektif adalah keadaan nyata dari peristiwa yang terjadi pada saat interaksi antara remaja dan orang tua berlangsung. Aspek subjektif adalah keadaan nyata yang dipersepsi oleh remaja pada saat interaksi berlangsung. Remaja cenderung menggunakan aspek subjektifnya ketika berinteraksi dengan orang tuanya.

Jadi interaksi remaja-orang tua merupakan hubungan timbal balik secara aktif antara remaja dengan orang tuanya yang terwujud dalam kualitas hubungan yang memungkinkan remaja untuk mengembangkan potensi dirinya.

F. PERSEPSI TENTANG INTERAKSI REMAJA-ORANG TUA

Fontana mengemukakan konsep yang berkaitan dengan kualitas interaksi remaja-orang tua, yaitu:

1. Persepsi remaja mengenai partisipasi dan keterlibatan dirinya dalam keluarga. Aspek ini mengandung indikator-indikator sebagai berikut:persepsi remaja mengenai sikap saling menghargai dan keterlibatan dirinya dalam membicarakan dan memecahkan masalah dalam keluarga.

Page 8: Ringkasan Ppd

2. Persepsi remaja mengenai keterbukaan sikap orang tua .Asoek ini mengandung indikator : persepsi remaja mengenai toleransi orang tua terhadap perbedaan pendapat serta kehadiran orang tua dirumah dan keakraban hubungan antara orang tua dan remaja.

3. Persepsi remaja mengenai kebebasan dirinya untu melakukan eksplorasi lingkungan. Aspek ini mengandung indikator: persepsi mengenai dorongan orang tua untuk mengembangkan rasa ingin tau serta perassaan aman dan bebas untuk mengadakan eksplorasi dalam rangka mengungkapkan pikiran dan perasaannya.

G. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA

Karakteristik menonjol dari perkembangan sosial remaja,yaitu :

a. Berkembangnya Kesadaran akan Kesunyian dan Dorongan akan Pergaulan

Kesadaran akan kesunyian menyebabkan remaja berusaha mencari kompensasi dengan mencari hubungan dengan orang lain atau berusaha mencari pergaulan.

b. Adanya Upaya Memilih Nilai-Nilai Sosial

Ketika berhadapan dengan nilai-nilai sosial tertentu, remaja mungkin menyesuaikan diri dengan nilai-nilai tersebut atau menolaknya. Ini berarti bahwa reaksi terhadap keadaan tertentu akan berlangsung menurut norma-norma tertentu pula.

c. Meningkatnya Ketertarikan pada Lawan Jenis

Hubungan sosial yang tidak terlalu menghiraukan perbedaan jenis kelamin pada masa-masa sebelumnya, kini beralih ke arah hubungan sosial yang dihiasi perhatian terhadap perbedaan jenis kelamin. Keinginan membangun hubungan sosial dengan jenis kelamin lain dapat dipandang sebagai suatu yang berpangkal pada kesadaran akan kesunyian.

d. Mulai Cenderung Memilih Karier Tertentu

Remaja akan memiliki kecenderungan untuk memilih karier tertentu meskipun dalam pemilihan karier itu masih mengalami kesulitan.

H. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN HUBUNGAN SOSIAL

Proses sosialisasi individu terjadi di tiga lingkungan utama ,yaitu:

1. Lingkungan Keluarga

Page 9: Ringkasan Ppd

Ada sejumlah faktor dari dalam keluarga yang sangat dibutuhkan oleh anak dalam proses perkembangan sosialnya yaitu, kebutuhan akan rasa aman, dihargai, disayangi, diterima, dan kebebasan untuk menyatakan diri. Dengan kata lain, yang sangat dibutuhkan oleh remaja dalam perkembangan sosialnya adalah iklim keluarga yang kondusif yang mengandung 3 unsur, yaitu:

Karakteristik khas internal keluarga yang berbeda dari keluarga lainnya Karakteristik khas itu dapat mempengaruhi perilaku individu dalam keluarga itu

(termasuk remajanya). Unsur kepemimpinan dan keteladanan kepala keluarga, sikap, dan harapan individu

dalam keluarga tersebut.

Ada4 tahap proses penyesuaian diri yang harus dilalui oleh anak selama membangun hubungan sosialnya, yaitu:

Anak dituntut agar tidak merugikan orang lain serta menghargai dan menghormati hak orang lain.

Anak dididik untuk menaati peraturan-peraturan dan menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok.

Anak dituntut untuk lebih dewasa di dalam melakukan interaksi sosial berdasar asas saling memberi dan menerima.

2. Lingkungan Sekolah

Kehadiran di sekolah merupakan perluasan lingkungan sosialnya dalam proses sosialisasinya dan sekaligus merupakan faktor lingkungan baru yang sangat menantang atau bahkan mencemaskan dirinya.

3.Lingkungan Masyarakat

Sebagaimana dalam lingkungan keluarga dan sekolah, maka iklim kehidupan dalam masyarakat yang kondusif juga sangat diharapkan kemunculannya bagi perkembangan hubungan sosial remaja. Toenggoel P. Siagian (1985) menegaskan bahwa, “Masa remaja adalah masa untuk menentukan identitas dan menentukan arah, tetapi masa yang sulit ini menjadi bertambah sulit oleh adanya kontradiksi dalam masyarakat. Justru dalam periode remaja diperlukan norma dan pegangan yang jelas dan sederhana.”

Dengan demikian, iklim kehidupan masyarakat memberikan urutan penting bagi variasi perkembangan hubungan sosial remaja.

I.PERBEDAAN INDIVIDUAL DALAM PERKEMBANGAN SOSIAL

Perbedaan lingkungan dapat menimbulkan perbedaan sikap sosial pada individu. Secara psikologis, sikap ini dapat dipelajari dengan tiga cara, yaitu:

Page 10: Ringkasan Ppd

Meniru orang yang lebih berprestasi dalam bidang tertentu Mengombinasikan pengalaman Pengalaman khusus dengan emosional yang mendalam.

J. UPAYA PENGEMBANGAN HUBUNGAN SOSIAL REMAJA DAN IMPLIKASINYA BAGI PENDIDIKAN

Melihat masa remaja sangat potensial dan dapat berkembang ke arah positif  maupun negatif maka intervensi edukatif dalam bentuk pendidikan, bimbingan, maupun pendampingan sangat diperlukan untuk mengarahkan perkembangan potensi remaja tersebut agar berkembang ke arah positif dan produktif.

Dalam konteks bimbingan orang tua terhadap remaja, Hoffman (1989) mengemukakan tiga jenis pola asuh orang tua, yaitu:

Pola asuh bina kasih (induction), adalah pola asuh yang diterapkan orang tua dalam mendidik anaknya dengan senantiasa memberikan penjelasan yang masuk akal terhadap setiap perilaku dan keputusan yang diambil bagi anaknya.

Pola asuh unjuk kuasa (power assertion), adalah pola asuh yang diterapkan orang tua dalam mendidik anaknya dengan senantiasa memaksakan kehendaknya untuk dipatuhi oleh anak meskipun sebenarnya anak tidak dapat menerimanya.

Pola asuh lepas kasih (love withdrawal), adalah pola asuh yang diterapkan orang tua dalam mendidik anaknya dengan cara menarik sementara cinta kasihnya ketika anak tidak menjalankan apa yang dikehendaki orang tuanya, tetapi jika anak sudah mau melaksanakan apa yang dikehendaki orang tuanya maka cinta kasihnya itu dikembalikan seperti sediakala.

Untuk dapat membantu perkembangan kepribadian peserta didik secara maksimal, ada 5 kompetensi yang seharusnya dipenuhi oleh seorang guru, yaitu:

Kompetensi profesional (professional competency) Kompetensi pribadi (personal competency) Kompetensi moralitas (morality competency) Kompetensi religiusitas (religiousity competency) Kompetensi formal (formal competency)

Page 11: Ringkasan Ppd

BAB IX

PERKEMBANGAN KEMANDIRIAN

A. PENTINGNYA KEMANDIRIAN BAGI PESERTA DIDIK

Pentingnya kemandirian bagi perserta didik, dapat di lihat dari situasi kompleksitas

kehidupan dewasa ini, yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kehidupan

peserta didik, fenomena yang terjadi sudah mendunia di kalangan pendididik yang memerlukan

Adanya pemerhati dari kalangan pendidik. fenomena tersebut kita bisa lihat seperti : tawauran

antar pelajar, penyalah gunaan obat- obatan, perlaku menyimpang dan kebiasaan belajar yang

kurang baik seperti ( menyontek, membolos , dan mencari soal – soal ujian ) hal itu

tidakmencerminkan anak tersebut tidak mandiri dalam hal belajar. Sunaryo Kartadinata dalam

hariannya menyebutkan beberapa gejala yang berhubungan dengan permasalahan kemandirian

yang perlu mendapat perhatian dunia pendidikan, yaitu :adanya pemerhati dari dunia pendidik.

Gejala – gejala tersebut merupakan bagian kendala utama dalam mempersiapkan

individu – individu yang mengarungi kehidupan masa mendatang yang semakin komplek dan

penuh tantangan, oleh sebab itu, upaya yang harus di lakukan sekolah untuk mengembangkan

kemandirian peserta didik, di antaranya adalah :

a.       Mengembangkan proses belajar mengajar yang demokratis, yang memungkinkan anak

merasa di hargai

b.      Mendorong anak untuk berpartisipasi aktif dalam mengambil keputusan dan dalam

berbagai kegiatan sekolah

c.       Memberi kebebasan kepada anak untuk mengkplorasikan lingkungan, mendorong rasa

ingin tahu mereka.

d.      Menerima positif tanpa syarat kelebihan dan kekurangan anak, tidak membeda – bedakan

anak satu dengan yang lain

e.       Menjalin hubungan yang harmonis dan akrab dengan anak.

B. PENGERTIAN KEMANDIRIAN

Ada tiga pengertian kemandirian menurut para ahli, yaitu :

Page 12: Ringkasan Ppd

a. Menurut Chaplin , Kemandirian atau Otonomi adalah kebebasan individu manusia untuk

memilih, untuk menjadi kesatuan yang bisa memerintah, menguasai, dan menetukan

dirinya sendiri.

b. Menurut Erikson, Kemandirian adalah usaha untuk melepaskan diri dari orang tua

dengan maksud untuk menemukan dirinya melalui proses mencari identitas ego, yang

merupakan perkembangan ke arah individualis yang mantap dan berdiri sendiri .

c. Menurut Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih (2007) Perkembangan Peserta Didik: Pada

anak pengertian atau istilah kemandirian sering kali dikaitkan dengan kemampuan anak

untuk melakukan segala sesuatu berdasarkan kekuatan sendiri tanpa bantuan orang

dewasa.

C.BENTUK-BENTUK KEMANDIRIAN

Robert Havighurst, membedakan kemandirian atas empat bentuk, yaitu :

a. Kemandirian emosi, yaitu kemampuan mengontrol emosi sendiri dan tidak

tergantungnya kebutuhan emosi orang lain.

b. Kemandirian ekonomi, yaitu kemampuan mengatur ekonomi sendiri

dan tidak tergantungnya kebutuhan ekonomi pada orang lain.

c. Kemandirian intelektual, yaitu kemampuan untuk mengatasi berbagai

masalah yang di hadapi

d. Kemandirian sosial, yaitu kemampuan untuk mengadakan interaksi

dengan orang lain dan tidak tergantung pada aksi orang lain.

D.TINGKAT DAN KARAKTERISTIK KEMANDIRIAN

Sebagai satuan dimensi psikologis yang kompeks,kemandirian dalam

perkembangannya memiliki tingkatan-tingkatan.Perkembangan kemandirian seseorang

berlangsung secara bertahap sesuai dengan tingkat perkembangan kemandirian tersebut.Lovinger

(1988) mengemukakan tingkatan kemandirian dan karakteristiknya yaitu:

  1.Tingkat pertama adalah tingkat imfulsif dan melindungi diri.

    Ciri-cirinya:

         a. Peduli terhadap control dan keuntungan yang dapat diperoleh dari interaksinya dengan

orang    lain.

Page 13: Ringkasan Ppd

        b. Mengikuti aturan yang spontanistik dan hedonistik.

        c. Berfikir tidak logis dan tertegun pada cara berfikir tertentu (stereotype)

        d. Cenderung melihat kehidupan sebagai zero-sum games.

        e. Cenderung menyalahkan dan mencela orang lain serta lingkungan

2.Tingkat kedua,adalah tingkat konfermistik.

                Ciri-ciri nya:

a.       Peduli terhadap penampilan diri dan penerimaan social.

b.       Cenderung berpikir stereotype dan klise.

c.        Peduli akan konformitas terhadap aturan eksternal

d.       Bertindak dengan motif yang dangkal untuk memperoleh pujian.

e.        Menyamakan diri dalam ekspresi emosi dan kurangnya intropeksi.

f.        Perbedaan kelompok didasarkan cirri-ciri eksternal.

g.        Takut tidak diterima dikelompok.

h.       Tidak sensitive terhadap individual.

i.         Merasa berdosa jika melanggar aturan.

3.Tingkat tiga adalah tingkat sadar diri.

      Ciri-ciri nya :

a.       Mampu berpikir alternative.

b.       Melihat harapan dan berbagai kemungkinan dalam situasi.

c.        Peduli untuk mengambil manfaat dari kesempatan yang ada.

d.       Menekankan pada pentingnya memecahkan masalah.

e.        Memikirkan cara hidup.

f.        Penyesuaian situasi dan peranan.

4.Tingkat empat,adalah tingkat seksama.

      Ciri-cirinya:

a.       Bertindak atas dasar nilai-nilai internal.

b.       Mampu melihat diri sebagai pembuat pilihan dan pelaku tindakan.

c.        Mampu melihat keragaman emosi,motif,dan pespektif diri sendiri maupun orang lain.

d.       Sadar akan tanggung jawab.

Page 14: Ringkasan Ppd

e.        Mampu melakukan kritik dan penilaian diri.

f.        Memiliki tujuan jangka panjang.

g.        Cenderung melihat peristiwa dalam konteks social.

h.       Peduli akan hubungan mutualistik.

5.Tingkat lima,adalah tingkat individualitas.

       Ciri-cirinya:

a.       Peningkatan kesadaran individualitas.

b.       Kesadaran akan konflik emosional antara kemandirian dan ketergantungan.

c.        Menjadi lebih toleran terhadap diri sendiri dan orang lain.

d.       Mengenal eksistensi perbedaan individual.

e.        Mampu bersikap toleran terhadap pertentangan dalam kehidupan.

f.        Membedakan hidup internal dengan hidup luar diri.

g.        Mengenak kompleksitas diri.

h.       Peduli akan perkembangan dan masalah-masalah social.

6.Tingkat enam,adalah tingkat mandiri.

     Ciri-cirinya:

a. Memiliki pandangan hidup sebagai suatu keseluruhan.

b.Perkembangan kemandirian dan penyesuaian peserta didik.

c. Cenderung berpikir realistis dan objektif terhadap diri sendiri dan orang lain.

d.       Peduli terhadap pandangan abstrak seperti keadilan social.

e.        Mampu  mengintergrasikan nilai-nilai yang bertentangan.

f.        Toleransi terhadap ambiguitas.

g.        Peduli terhadap pemenuhan diri.

h.       Ada keberanian untuk menyelesaikan konflik internal.

i.         Responsif terhadap kemandirian orang lain.

j.         Sadar akan adanya ketergantungan dengan orang lain.

k.       Mampu mengekspresikan perasaan dengan penuh keyakinan dan keceriaan.

Page 15: Ringkasan Ppd

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN REMAJA

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kemandirian adalah :a. Gen atau keturunan orang tua.Kebanyakan orang tua dengan sikap kemandirian tinggi

akan menurunkan sifat kemandiriannya kepada anaknya.b. Pola asuh orang tua akan mempengaruhi perkembangan kemandirian anak remajanya. c. Sistem pendidikan disekolah yang tertata dengan baik akan memperlancar perkembangan

kemandirian remaja.d. Sistem kehidupan dimasyarakat yang aman serta ada penghargaan bagi para remaja yang

berprestasi akan mendorong dan merangsang perkembangan kemandirian remaja.

F. UPAYA PENGEMBANGAN KEMANDIRIAN REMAJA DAN IMPLIKASINYA BAGI

PENDIDIKAN

Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk pengembangan kemandirian remaja adalah:

a. Penciptaan partisipasi dan keterlibatan remaja dalam keluarga yang dapat diwujudkan

dengan saling menghargai dan terlibat dalam segala pemecahan masalah dalam keluarga

b. Penciptaan keterbukaan yang dapat diwujudkan dari toleransi antar sesame, kehadiran

serta keakraban hubungan dengan remaja.

c. Penciptaan kebebasan untuk mengeksplorasi lingkungan

d. Penerimaan positif tanpa syarat yang dapat diwujudkan dengan menerima kekurangan

dan kelebihan dari diri remaja dan tidak membedakan serta menghargai antar sesama.

e. Empati dan penciptaan kehangatan hubungan dengan remaja yang dapat diwujudkan

dengan interaksi yang baik antar sesame serta saling menghargai.

Page 16: Ringkasan Ppd

BAB X

PERKEMBANGAN BAHASA

A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN BAHASA

Laura E Berk, menyatakan bahwa perkembangan bahasa adalah suatu kemampuan manusia yang paling kompleks dan mengagumkan. Berdasarkan hasil-hasil penelitian maka para ahli psikologi perkembangan mendefinisikan perkembangan bahasa sebagai kemampuan individu dalam menguasai kosakata, ucapan, gramatikal, dan etika pengucapannya dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan perkembangan unsur kronologisnya.

B. TAHAPAN PERKEMBANGAN BAHASA

Menurut Berk, perkembangan keterampilan bahasa pada individu dibagi atas empat kelompok, yaitu:

1. Fonolog, yaitu yang berkenaan dengan bagaimana individu memahami dan menghasilkan bunyi pembicaraan bahasa

2. Semantik, yaitu yang merujuk kepada makna kata atau cara yang mendasari konsep-konsep yang diekspresikan dalam kata-kata atau kombinasi kata

3. Tata bahasa (grammar), yaitu penguasaan kosakata yang kemudian dan memodifikasikannya kedalam cara-cara yang bermakna. Pengetahuan tentang grammar meliputi dua aspek, yaitu: aturan yang mengatur bagaimana kata-kata disusun kedalam kalimat yang dapat dipahami(sintak) dan morfologi yaitu aplikasi gramatikal yang meliputi jumlah, pribadi, gender.

4. Pragmatik , yaitu menuju pada sisi komunikatif dari bahasa, yang berkenaan dengan bagaimana menggunakan bahasa dengan baik ketika berkomunikasi dengan orang lain.

Tahap perkembangan bahasa dapat dibedakan kedalam tahap-tahap berikut, yaitu:

1. Tahap pralinguistik atau meraban (0,3-1 tahun)2. Tahap holofrastik atau kalimat satu kata (1-1,8 tahun)3. Tahap kalimat dua kata (1,8-2 tahun)4. Tahap pengembangan tata bahasa awal (2-5 tahun)5. Tahap pengembangan tata bahasa lanjutan (5-10 tahun)6. Tahap kompetensi lengkap (11 tahun- dewasa)

Page 17: Ringkasan Ppd

C.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN BAHASA

Berbahasa terkait erat dengan kondisi pergaulan. Oleh sebab itu, perkembangannya

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor itu adalah:

a. Umur Anak

Manusia bertambah umur akan semakin matang pertumbuhan fisiknya, bertambah

pengalaman, dan meningkatkan kebutuhannya. Bahasa seseorang akan berkembang sejalan

dengan pertambahan pengalaman dan kebutuhannya. Faktor fisik akan ikut mempengaruhi

sehubungan semakin sempurnanya pertumbuhan organ bicara, kerja otot-otot untuk melakukan

gerakan-gerakan dan isyarat. Pada masa remaja perkembangan biologis yang menunjang

kemampuan berbahasa telah mencapai tingkat kesempurnaan, dengan dibarengi oleh

perkembangan tingkat intelektual anak akan mampu menunjukkan cara berkomunikasi dengan

baik.

b. Kondisi Lingkungan

Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil yang cukup besar dalam

berbahasa. Perkembangan bahasa di lingkungan perkotaan akan berbeda dengan di lingkungan

pedesaan. Begitu pula perkembangan bahasa di daerah pantai, pegunungan, dan daerah-daerah

terpencil dan di kelompok sosial yang lain.

c. Kecerdasan Anak

Untuk meniru lingkungan tentang bunyi atau suara, gerakan, dan mengenal tanda-tanda,

memerlukan kemampuan motorik yang baik. Kemampuan motorik seseorang berkorelasi positif

dengan kemampuan intelektual atau tingkat berpikir. Ketepatan meniru, memproduksi

perbendaharaan kata-kata yang diingat, kemampuan menyusun kalimat dengan baik, dan

memahami atau menangkap maksud suatu pernyataan pihak lain, amat dipengaruhi oleh kerja

pikir atau kecerdasan seorang anak.

d. Status Sosial Ekonomi Keluarga

Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu menyediakan situasi yang baik

bagi perkembangan bahasa anak-anak dan anggota keluarganya. Rangsangan untuk dapat ditiru

Page 18: Ringkasan Ppd

oleh anak-anak dari anggota keluarga yang berstatus sosial tinggi berbeda dengan keluarga yang

berstatus sosial rendah. Hal ini akan lebih tampak perbedaan perkembangan bahasa bagi anak

yang hidup di dalam keluarga terdidik dan tidak terdidik. Dengan kata lain pendidikan keluarga

berpengaruh pula terhadap perkembangan bahasa.

e. Kondisi Fisik

Kondisi fisik disini dimaksudkan kondisi kesehatan anak. Seseorang yang cacat yang

terganggu kemampuannya untuk berkomunikasi seperti bisu, tuli, gagap, atau organ suara tidak

sempurna akan menganggu perkembangan berkomunikasi dan tentu saja akan menganggu

perkembangannya dalam berbahasa.

D. PENGARUH KEMAMPUAN BERBAHASA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

Kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir saling berpengaruh satu sama lain. Bahwa

kemampuan berpikir berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa dan sebaliknya, kemampuan

berbahasa berpengaruh terhadap kemampuan berpikir. Seseorang yang rendah kemampuan

berpikirnya akan mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat yang baik, logis, dan sistematis.

Hal ini akan berakibat sulitnya berkomunikasi.

Bersosialisasi berarti melakukan konteks dengan yang lain. Seseorang menyampaikan ide

dan gagasannya dengan berbahasa dan menangkap ide dan gagasan itu merupakan proses

berpikir yang abstrak. Ketidaktepatan menangkap arti bahasa akan berakibat ketidaktepatan dan

kekaburan persepsi yang diperolehnya. Akibat lebih lanjut adalah bahwa hasil proses berpikir

menjadi tidak tepat benar. Ketidaktepatan hasil pemrosesan pikir ini diakibatkan

kekurangmampuan dalam bahasa.

E. PERBEDAAN INDIVIDUAL DALAM KEMAMPUAN DAN PERKEMBANGAN

BAHASA

Menurut Chomsky (Woolflok,dkk.,1984:70) anak dilahirkan ke dunia telah memiliki

kapasitas berbahasa. Akan tetapi seperti dalam bidang yang lain, faktor lingkungan akan

Page 19: Ringkasan Ppd

mengambil peranan yang cukup menonjol, dalam mempengaruhi perkembangan bahasa anak

tersebut. Mereka belajar makna kata dan bahasa sesuai dengan apa yang mereka dengar, lihat,

dan mereka hayati dalam hidupnya sehari-hari. Perkembangan bahasa anak akan terbentuk oleh

lingkungan yang berbeda-beda.

Bahasa berkembang dipengaruhi oleh faktor lingkungan, karena kekayaan lingkungan akan

merupakan pendukung bagi perkembangan peristilahan yang sebagian besar dicapai dengan

proses meniru. Dengan demikian, remaja yang berasal dari lingkungan yang berbeda juga akan

berbeda-beda pula kemampuan dan perkembangan bahasanya.

F. UPAYA PENGEMBANGAN BAHASA REMAJA DAN IMPLIKASINYA DALAM

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

Pertama, anak perlu melakukan pengulangan (menceritakan kembali) pelajaran yang telah

diberikan dengan kata dan bahasa yang disusun oleh murid-murid sendiri. Dengan cara ini

senantiasa guru dapat melakukan identifikasi tentanh pola dan tingkat kemampuan bahasa murid-

muridnya.

Kedua, berdasar hasil identifikasi itu guru melakukan pengembangan bahasa murid

dengan menambahkan perbendaharaan bahasa lingkungan yang telah dipilih secara tepat dan

benar oleh guru. Cerita murid tentang isi pelajaran yang telah diperkaya itu diperluas untuk

langkah-langkah selanjutnya, sehingga para murid mampu menyusun cerita lebih komprehensif

tentang isi bacaan yang telah dipelajari dengan menggunakan pola bahasa mereka sendiri.

Perkembangan bahasa yang menggunakan model pengekspresian secara mandiri, baik lisan

maupun tertulis, dengan mendasarkan pada bahan bacaan akan lebih mengembangkan

kemampuan bahasa anak dan membentuk pola bahasa masing-masing. Dalam penggunaan model

ini guru harus banyak memberikan rangsangan dan koreksi dalam bentuk diskusi atau

komunikasi bebas. Dalam pada itu sarana perkembanangan bahasa seperti buku-buku, surat

kabar, majalah, dan lain-lain hendaknya disediakan di sekolah maupun di rumah.

Page 20: Ringkasan Ppd

BAB XI

PERKEMBANGAN NILAI, MORAL, DAN SIKAP

A. PENGERTIAN NILAI, MORAL, DAN SIKAP

Ada tiga pengertian nilai menurut para ahli, yaitu:

1. M.Z.Lawang , mendefinisikan nilai sebagai gambaran mengenai apa yang diinginkan,yang pantas,berharga,dan dapat memengaruhi perilaku sosial dari orang yang bernilai tersebut .

2. Hendropuspito ,mendefinisikan nilai sebagai segala sesuatu yang dihargai masyarakat karena mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan kehidupan manusia .

3. Kimball Young ,mendefinisikan nilai sebagai asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang dianggap penting dalam masyarakat .

Jadi dapat disimpulkan definisi nilai adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya dan memungkinkan individu atau kelompok sosial membuat keputusan mengenai apa yang dibutuhkan atau sebagai sesuatu yang ingin dicapai .

Ada tiga pengertian moral menurut para ahli, yaitu :

1. IMAM SUKARDI , Moral adalah suatu kebaikan yang disesuaikan dengan ukuran - ukuran tindakan yang diterima oleh umum, meliputi kesatuan sosial atau lingkungan tertentu .

2. MARIA ASSUMPTA , Moral adalah aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia .

3. SONNY KERAF , Moral menjadi tolak ukur yang dipakai masyarakat untuk menentukan baik buruknya tindakan manusia sebagai manusia, mungkin sebagai anggota masyarakat atau sebagai orang dengan jabatan tertentu atau profesi tertentu .

Ada tiga pengertian sikap menurut para ahli, yaitu:

1. Soekidjo Notoatmojo mendefinisikan Sikap sebagai reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek .

2. Gordon Allport mendefinisikan sikap sebagai semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu.

3. Louis Thurstone mendefinisikan sikap sebagai suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan.

Page 21: Ringkasan Ppd

B. HUBUNGAN ANTARA NILAI, MORAL, DAN SIKAP

Nilai merupakan dasar pertimbangan bagi individu untuk sesuatu, moral merupakan perilaku yang seharusnya dilakukan atau dihindari, sedangkan sikap merupakan kecenderungan individu untuk merespon terhadap suatu objek atau sekumpulan objek sebagai perwujudan dari sistem nilai dan moral yang ada di dalam dirinya. Sistem nilai mengarahkan pada pembentukan nilai-nilai moral tertentu yang selanjutnya akan menentukan sikap individu sehubungan dengan objek nilai dan moral tersebut. Dengan sistem nilai yan dimiliki individu akan menentukan perilaku mana yang harus dilakukan dan yang harus dihindarkan, ini akan tampak dalam sikap dan perilaku nyata sebagai perwujudan dari sistem nilai dan moral yang mendasarinya.

C. KARAKTERISTIK NILAI, MORAL DAN SIKAP REMAJA

Salah satu karakteristik remaja yang sangat menonjol berkaitan dengan nilai adalah bahwa remaja sudah sangat diperlukan sebagai pedoman, pegangan, atau petunjuk dalam mencari jalannya sendiri untuk menumbuhkan identitas diri menuju kepribadian yang semakin matang. Remaja mulai mampu berfikir abstrak dan mampu memecahkan masalah-masalah yang bersifat hipotesis maka pemikiran remaja terhadap suatu permasalahan tidak hanya lagi terikat pada waktu, tempat, dan situasi, tetapi juga pada sumber moral yang menjadi dasar hidup mereka. Perkembangan pemikiran moral remaja dicirikan dengan mulai tumbuh kesadaran akan kewajiban mempertahankan kekuasaan dan pranata yang ada karena dianggap sebagai suatu yang bernilai, walau belum mampu mempertanggujawabkan secara pribadi.

Remaja mulai mencapai tahapan berfikir operasional formal. Pada akhirnya remaja akan memasuki tahap pascakonvensional,yaitu orisinalitas remaja sudah semakin jelas.

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN NILAI, MORAL, DAN SIKAP

o Faktor lingkungan keluarga

Dalam lingkungan keluarga ini pertama kalinya dimulai perkembangan nilai, moral, dan sikap. Hal ini didorong oleh keinginan kuat dari para orang tua yang menginginkan anaknya tumbuh dan berkembang menjadi seorang individu yang menjunjung nilai-nilai yang luhur, mampu membedakan antara sikap yang baik dan buruk,memiliki nilai-nilai yang terpuji serta berbudipekerti yang luhur.Bila didalam keluarga tersebut mengajarkan nilai-nilai serta moral dan sikap yang bai, maka didalam jiwa anak tersebut akan tertanam nilai-nilai,moral dan sikap yang baik pula.

o Faktor lingkungan sekolah

Page 22: Ringkasan Ppd

Dalam faktor lingkungan sekolah ini,para remaja khususnya dididik oleh para guru.Dalam lingkungan sekolah ini, para murid juga diajarkan tentang nilai-nilai ,moral dan sikap yang baik.Bahkan dalam kurikulum pendidikan ditambahkan tentang pelajaran yang dapat menumbuhkembangkan nilai,moral dan sikap yang baik dari para remaja, sehingga para remaja tersebut memiliki budi pekerti yang baik.

o Faktor lingkungan masyarakat

Faktor lingkungan masyarakat merupakan faktor yang berpengaruh sangat besar dalam perkembangan nilai, moral, dan sikap para remaja khususnya.Karena dalam lingkungan masyarakat ini para remaja bukan hanya bertemu dengan keluarga ataupunteman sekolah,tetapi seluruh masyarakat dengan berbagai macam latarbelakang sosial ekonominya.Oleh sebab itu,dalam lingkungan masyarakat hendaknya seorang remaja harus bisa menjadi individu yang memiliki nilai-nilai luhur,moralitas tinggi,dan sikap dan perilaku yang terpuji.

E. PERBEDAAN INDIVIDUAL DALAM NILAI, MORAL DAN SIKAP

Nilai, moral dan sikap banyak berkaitan dengan dengan bagian-bagian kehidupan dalam segala kelompok sosial tertentu.Sistem nilai, moral, dan sikap individu dalam suatu kelompok sosial tertentu dipengaruhi oleh struktur budaya dari kelompok sosial itu sendiri.Hal inilah yang menyebabkan sistem nilai, moral dan sikap antar individu dalam suatu kelompok sosial dengan kelompok sosial lainnya berbeda-beda.

Dalam teori perkembangan (kohlberg) mengatakan bahwa setiap individu dapat mencapai tingkat perkembangan moral yang paling tinggi,tetapi kecepatan pencapaiannya berbeda-beda antara satu individu dengan individu lainnya.

F. UPAYA PENGEMBANGAN NILAI, MORAL, DAN SIKAP SERTA IMPLIKASINYA BAGI PENDIDIKAN

Pengembangan nilai, moral dan sikap pertama tama dimulai dilingkungan keluarga,dimana para orang tua mempunyai dorongan dan harapan yang kuat agar anaknya memiliki nilai, moral dan sikap yang dapat dijunjung tinggi.Oleh sebab itu ada beberapa faktor yang dapat dikembangkan untuk membantu perkembangan moral, nilai dan sikap remaja kearah yang lebih baik lagi, yaitu:

a. Suatu keluarga harus memiliki standar moral yang jelas,yang dapat dipakai sebagai ukuran tertentu untuk berperilaku dan bersikap.

Page 23: Ringkasan Ppd

b. Setiap anggota keluarga harus konsisten mentaati standar moral yang telah disepakati oleh seluruh anggota keluarga.

c. Suri tauladan moral harus ditunjukkan oleh orang tua dan orang dewasa lainnnya dalam keluarga.

Upaya pengembangan nilai, moral dan sikap dapat dikembangan dilingkungan sekolah. Guru dapat memberikan pendidikan budi pekerti kepada para murid,dengan menanamkan nilai-nilai luhur, moral yang tinggi serta bersikap yang baik, diharapkan para anak didik dapat memiliki budi pekerti yang baik.

Page 24: Ringkasan Ppd

BAB XII

KEBUTUHAN DAN PEMENUHANNYA

A. PENTINGNYA KEBUTUHAN BAGI PERILAKU MANUSIA

Maslow mengungkapkan bahwa manusia dimotivasikan oleh sejumlah kebutuhan dasar yang bersifat sama untuk seluruh spesies tidak berubah dan berasal dari sumber genetis atau naluriah.Kebutuhan merupakan aspek intrinsik kodrat manusia yang tidak dimatikan oleh kebudayaan ,kebutuhan itu dapat dengan mudah ditekan tidak bersifat jahat, melainkan netral atau justru baik.

Menurut maslow, suatu sifat dapat dipandang sebagai kebutuhan dasar jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Kehadirannya mencegah timbulnya penyakitb. Pemulihannya menimbulkan penyakitc. Dalam situasi tertentu, sangat komleks dan orang dapat memilih d. Kebutuhan tidak aktif, lemah, dan secara fungsional tidak terdapat pada orang yang tidak

sehat

B. TEORI KEBUTUHAN INDIVIDU

Teori kebutuhan menurut Abraham H Maslow, yaitu:

a. Kebutuhan fisiologis, merupakan kebutuhan yang paling mendasar dan paling kuat untuk mempertahankan dirinya secara fisik.

b. Kebutuhan rasa aman, merupakan kebutuhan yang lebih tinggi setelah kebutuhan fisioligis.

c. Kebutuhan rasa memiliki dan kasih sayang, merupakan sesuatu yang hakiki dan sangat berharga dalam kehidupan manusia .

d. Kebutuhan penghargaan, merupakan kebutuhan yang penting yang tumbuh dan berkembang dari penghargaan yang wajar dari orang lain, bukan karena kedudukan atau kemasyuran.

e. Kebutuhan rasa ingin tahu, merupakan suatu roses pencarian makna yang mengandung hasrat memahami, menyusun, mengatur dan merencanakan.

f. Kebutuhan estetik, kebutuhan seseorang akan keindahan dalam diri dan lingkungan sekitar.

g. Kebutuhan pertumbuhan

Page 25: Ringkasan Ppd

h. Kebutuhan aktualisasi diri, merupakan kebutuhan mendalam pada individu untuk mengembangkan dan menggunakan kemampuan secara penuh.

C. KEBUTUHAN REMAJA DALAM PERKEMBANGANNYA

Menurut Garrison, ada tujuh kebutuhan khas remaja, yaitu:

a. Kebutuhan akan kasih sayangb. Kebutuhan akan keikutsertaan dan diterima dalam kelompok c. Kebutuhan untuk berdiri sendirid. Kebutuhan untuk berprestasie. Kebutuhan akan pengakuan dari orang lainf. Kebutuhan untuk dihargaig. Kebutuhan untuk memperoleh falsafah hidup yang utuh

Kebutuhan-kebutuhan psikologis yang pokok akan mengarahkan tercapainya rasa aman, kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah:

a. Kebutuhan untuk menerima afeksi dari kelompok atau individu, yang meliputi menerima rasa kasih sayang, menerima pujian serta menerima penghargaan dan apresisai

b. Kebutuhan untuk memberikan sumbangan kepada kelompoknyac. Kebutuhan untuk memahamid. Kebutuhan untuk mempelajari dan menyelidiki sesuatu

D. KONSEKUENSI KEBUTUHAN REMAJA YANG TIDAK TERPENUHI

Bagi remaja yang kebutuhannya tidak terpenuhi akan mengalami kekecewaan, ketidakpuasan, bahkan frustasi dan akan menggangu pertumbuhan dan perkembangannya.

Ada dua komponen kunci mengenai terjadinya frustasi pada individu, yaitu:

a. Adanya suatu kebutuhan , dorongan, atau kecenderungan untuk bertindakb. Adanya rintangan atau halangan yang menghambat individu dalam upaya mencapai

tujuan guna memenuhi kebutuhan atau dorongan yang ada dalam diri

Oleh sebab itu, jika kebutuhan remaja tidak terpenuhi maka akan timbul kesulitan-kesulitan yang menyebabkan timbulnya perasaan kecewa, marah, frustasi, dan tingkah laku negatif lainnya.

E. UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN REMAJA DAN IMPLIKASINYA BAGI PENDIDIKAN

Menurut maslow ada sejumlah kondisi yang merupakan prasyarat dan sekaligus menjadi intervensi edukatif dalam rangka pemuasan kebutuhan dasar manusia, yaitu:

Page 26: Ringkasan Ppd

a. Kemerdekaan untuk berbicarab. Kemerdekaan untuk melakukan apa saja sepanjang tidak merugikan dirinya dan orang

lainc. Kemerdekaan untuk mengeksplorasi lingkungand. Kemerdekaan untuk mempertahankan atau untuk membela dirie. Adanya kejujuran, keadilan, kewajaran, dan ketertiban

Kondisi-kondisi diatas berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan dasar yang harus dipertahankan ,karena tanpa kondisi kepuasan dasar mustahil akan terpenuhi atau paling tidak akan terancam pemenuhannya.

Pendidikan seksual di sekolah dan terutama di dalam keluarga harus mendapatkan perhatian. Progaram bimbingan keluarga, dan program bimbingan perkawinan dapat dilakukan secara periodik oleh setia organisasi ibu-ibu dan organiasasi wanita pada umumnya. Sekolah sekali-sekali perlu mendatangkan ahli atau dokter untuk memberikan penjelasan tentang masalah-masalah remaja, khususnya masalah seksual. Selain itu perlu juga diadakan program bimbingan keagamaan karena yang mampu untuk mengendalikan hawa nafsu pada dasarnya adalah rasa keimanan pada Allah SWT.

Untuk mengembangkan kemampuan hidup bermasyarakat dan mengenalkan berbagai norma sosial, amat penting dikembangkan kelompok-kelompok remaja untuk berbagai urusan, seperti kelompok olah raga, kelompok seni musik, kelompok koperasi, kelompok belajar, dan semacamnya. Pada kesempatan sekolah menyelenggarakan acara-acara tertentu seperti perpisahan sekolah, ada baiknya anak-anak ditugasi untuk ikut mengurus atau dimasukkan sebagai panitia penyelenggara.

Page 27: Ringkasan Ppd

BAB XIII

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA

A. PENGERTIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN

Robert J Havighust, mengatakan bahwa tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu yang jika berhasil akan menimbulkan kebahagiaan dan membawa kearah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan berikutnya.

Tiga tujuan yang bermanfaat bagi individu dalam menyelesaikan tugas perkembangan, yaitu:

1. Petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan masyarakat dari mereka

2. Memberikan motivasi bagi setiap individu untuk melakukan apa yang diharapkan dari kelompok sosial sepanjang hidupnya

3. Menunjukkan kepada setiap individu tentang apa yang mereka hadapi dan tindakan yang akan dilakukan.

Tiga macam bahaya yang potensial yang dapat menghambat dalam penyelesaian tugas perkembangan, yaitu:

1. Harapan-harapan yang kurang tepat2. Melangkah tahap-tahap tertentu dalam perkembangan sebagai akibat dari

kegagalan 3. Adanya krisis yang dialami individu karena melewati satu tingkatan ke tingkatan

yang lain.

Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja yang disertai oleh berkembangnya kapasitas intelektual, stres dan harapan-harapan baru yang dialami remaja membuat mereka mudah mengalami gangguan baik berupa gangguan pikiran, perasaan maupun gangguan perilaku. Stres, kesedihan, kecemasan, kesepian, keraguan pada diri remaja membuat mereka mengambil resiko dengan melakukan kenakalan (Fuhrmann, 1990).

B. JENIS TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA

Tugas-tugas perkembangan remaja yang harus diselesaikan remaja adalah:

Page 28: Ringkasan Ppd

1. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebayanya baik pria maupun wanita.

2. Mencapai peran sosial pria dan wanita3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakannya secara efektif4. Mencari kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya5. Mencapai jaminan kebebasan ekonomis6. Memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan7. Persiapan untuk memasuki kehidupan berkeluarga8. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep yang penting untuk

kompetensi kewarganegaraan9. Mencapai dan mengharapkan tingkah laku sosial yang bertanggung jawab 10. Memperoleh suatu himpunan nilai-nilai dan sistem etika sebagai pedoman tingkah

laku.

C. TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA BERKENAAN DENGAN KEHIDUPAN BERKELUARGA

Tugas perkembangan remaja berkenaan dengan kehidupan berkeluarga menitik-beratkan pada masa remaja fase kedua yaitu fase adolesens.Pada masa fase adolesens tugas perkembangan remaja yang berkaitan dengan kehidupan berkeluarga merupakan tugas yang sangat penting dan harus dapat diselesaikan dengan baik meskipun dirasakan sangat berat.

Dari sekian banyak masalah penyesuaian diri dalam kehidupan berkeluarga, ada empat unsur utama yang paling penting, yaitu:

1. Penyesuaian dengan pasangan2. Penyesuaian seksual3. Penyesuaian keuangan4. Penyesuaian dengan pihak keluarga masing-masing

Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri remaja dalam kehidupan berkeluarga, yaitu:

1. Faktor penting yang mempengaruhi penyesuaian terhadap pasangan adalah:a. Konsep tentang pasangan yang idealb. Pemenuhan kebutuhanc. Kesamaan latar belakang hidupd. Kesesuaian minate. Kesesuaian kepentingan bersama f. Kepuasan nilaig. Konsep peran

Page 29: Ringkasan Ppd

h. Perubahan dalam pola hidup2. Faktor penting yang mempengaruhi penyesuaian seksual adalah:

a. Sikap terhadap penggunaan alat kontrasepsib. perilaku seksualc. pengalaman seksual masa lalud. dorongan seksuale. pengalaman seksual martial awal

3. Faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri dengan pihak keluarga pasangan ialah:

a. seterotipe tradisionalb. keinginan untuk mandiric. fanatisme keluargad. mobilitas sosiale. anggota keluarga berusia lanjut,f. bantuan keuangan untuk keluarga pasangan.

ada sejumlah kriteria keberhasilan penyesuaian kehidupan berkeluarga dan perkawinan, yaitu :Kebahagiaan pasangan suami istri,Hubungan yang baik antara anak dan orang tuaPenyesuaian yang baik dari anak-anak ,Kemampuan untuk memperoleh kepuasan dari perbedaan pendapat,Kebersamaan ,Penyesuaian yang baik dalam masalah keuangan danPenyesuaian yang baik dari pihak keluarga pasangan.

D. IMPLIKASI TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA BAGI PENDIDIKAN

tugas perkembangan itu membawa implikasi yang berbeda dalam penyelanggaraan pendidikan, yaitu dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan nonakademik berkenaan dengan penyesuaian peran sosial, pemahaman terhadap kondisi fisik dan psikologis, serta pemahaman dan penghayatan peran jenis kelamin.

Tugas-tugas perkembangan remaja harus dapat diselesaikan dengan baik, karena akan membawa implikasi penting bagi penyelenggaraan pendidikan dalam rangka membantu remaja tersebut, yaitu sebagai berikut :1. Sekolah dan perguruan tinggi perlu memberikan kesempatan melaksanakan kegiatan-kegiatan nonakademik melalui berbagai perkumpulan, misalnya perkumpulan penggemar olahraga sejenis, kesenian, dan lain-lain.2. Apabila ada remaja putra atau putri bertingkah laku tidak sesuai dengan jenis kelaminnya, mereka perlu dibantu melalui bimbingan dan konseling. Demikian juga, apabila seorang wanita lebih mementingkan studi dan kariernya daripada menaruh perhatiannya menjadi seorang ibu, hendaknya sekolah turut membantunya agar mereka mampu menerima peranannya sebagai

Page 30: Ringkasan Ppd

wanita.3. Siswa yang lambat perkembangan jasmaninya diberi kesempatan berlomba dalam kegiatan kelompoknya sendiri. Perlu diberikan penjelasan melalui bidang studi biologi dan ilmu kesehatan bahwa pada diri remaja sedang terjadi perubahan jasmani yang bervariasi. Kepada siswa juga diberikan kesempatan untuk bertanya jawab tentang perkembangan jasmani itu.4. Pemberian bantuan kepada siswa untuk memilih lapangan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan keinginannya, sesuai dengan sistem kemasyarakatan yang dianutnya, dan membantu siswa mendapatkan pendidikan yang bermanfaat untuk memepersiapkan diri memasuki pekerjaan. Semua ini hendaknya dilakukan oleh semua personil sekolah, terutama perugas bimbingan dan konseling, yaitu guru pembimbing atau konselor sekolah.

Page 31: Ringkasan Ppd

BAB XIV

PENYESUAIAN DAN PERMASALAHANNYA

A. PENGERTIAN PENYESUAIAN DIRI

Pengertian tentang penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu:

1. Penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation )Penyesuaian diri cenderung diartikan sebagai usaha mempertahankan diri secara fisik (self-maintenance atau survival).

2. Penyesuaian diri sebagai konformitas(conformity)Dalam sudut pandang ini individu selalu diarahkan kepada tuntutan konformitas dan terancam akan tertolak dirinya manakala perilakunya tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku

3. Penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan(mastery)Penyesuaian diri dimaknai sebagai usaha penguasaan(mastery) yakni kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisasikan respon dalam cara tertentu sehingga konflik dan kesulitan tidak terjadi

B. PENYESUAIAN DIRI YANG BAIK

Individu yang mempunyai kemampuan penyesuaian diri yang baik jika mampu melakukan respon-respon yang matang, efisien, memuaskan, dan sehat.

Dengan demikian individu dipandang mempunyai penyesuaian diri yang baik adalah yang telah belajar bereaksi dengan lingkungannya dan dirinya dengan cara-cara yang matang, efisien, memuaskan, dan sehat serta dapat mengatasi konflik mental, frustasi, serta kesulitan pribadi dan gangguan psikosomatik yang mengganggu tujuan-tujuan moral, sosial, agama dan pekerjaan.

C. PROSES PENYESUAIAN DIRI

Ada tiga unsur yang terlibat dalam proses penyesuaian diri yaitu:

a. Motivasi dan proses penyesuaian diriRespon penyesuaian diri dapat dipandang sebagai suatu organisme untuk mereduksi dan menjauhi ketegangan dan untuk memelihara

Page 32: Ringkasan Ppd

keseimbangan.kualitas respon ditentukan oleh kualitas motivasi,dan hubungan individu dengan lingkungan.

b. Sikap terhadap realitas dan proses penyesuaian diriSikap yang sehat terhadap realitas dan kontak yang baik terhadap realitas sangat diperlukan bagi proses penyesuaian diri yang sehat.

c. Pola dasar proses penyesuaian diri

Tujuan proses penyesuaian diri adalah:

1. Memiliki dorongan keinginan kuat untuk memperoleh makna dari kehidupan2. Memiliki kemampuan menerima dan menilai kenyataan lingkungan diluar dirinya 3. Memiliki kemampuan bertindak secara dimanis4. Memiliki rasa hormat pada sesama manusia5. Memiliki kesanggupan bertindak secara terbuka

D. KARAKTERISTIK PENYESUAIAN DIRI REMAJA

a. Penyesuaian diri remaja terhadap peran dan identitasnyaPenyesuaian diri remaja secara khas berupaya untuk dapat berperan sebagai subyek yang kepribadiannya memang berbeda dengan anak-anak ataupun orang dewasa.

b. Penyesuaian diri remaja terhadap pendidikanPada dasarnya penyesuaian diri remaja secara khas berjuang ingin meraih sukses dalam studi, tetapi dengan cara-cara yang menimbulkan perasaan bebas dan senang, terhindar dari tekanan dan konflik, ataubahkan frustasi.

c. Penyesuaian diri remaja terhadap seksPenyesuaian diri remaja dalam konteks ini adalah ingin memahami kondisi seksual dirinya dan lawan jenisnya serta mampu bertindak untuk menyalurkan dorongan seksual yang dapat dimengerti dan dibenarkan oleh norma sosial dan agama.

d. Penyesuaian diri remaja terhadap waktu luangUpaya penyesuaian diri remaja adalah melakukan penyesuaian antara dorongan kebebasan dan inisiatif dan kreativitasnya dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.

e. Penyesuaian diri remaja terhadap penggunaan uangPerjuangan penyesuaian diri remaja adalah berusaha untuk mampu bertindak secara proporsional,melakukan penyesuaian antara kelayakan pemenuhan kebutuhannya dengan kondisi ekonomi keluarga.

f. Penyesuaian diri remaja terhadap kecemasan, konflik, dan frustasi

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES PENYESUAIAN REMAJA

Ada lima faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri remaja, yaitu:

Page 33: Ringkasan Ppd

a. Kondisi fisikAspek-aspek yang berkaitan dengan kondisi fisik adalah hereditas dan konstitusi fisik, sistem utama tubuh dan kesehatan fisik.

b. Kepribadian Unsur-unsur kepribadian yang penting pengaruhnya terhadap penyesuaian diri remaja adalah:kemampuan dan kemauan untuk berubah, pengaturan diri, realisasi diri, dan intelegensi.

c. Proses belajarUnsur-unsur yang penting dalam proses belajar adalah :belajar dan kemauan belajar, pengalaman remaja, serta latihan dan determinasi diri

d. Lingkungan Faktor lingkungan sebagai variabel yang berpengaruh terhadap penyesuaian diri meliputi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

e. Agama dan budaya

F. DINAMIKA PENYESUAIAN DIRI REMAJA

Ada sejumlah faktor psikologi dasar yang memiliki pengaruh kuat terhadap dinamika penyesuaian diri, yaitu:

a. Kebutuhan Kebutuhan ini bersifat internal.

b. Motivasi Motivasi yang dimiliki seorang remaja dapat membuat penyesuaian diri remaja tersebut menjadi lebih baik lagi.

c. Persepsi (perception)Dalam hal ini,persepsi diartikan sebagai cara individu untuk menginterprestasikan informasi yang diperoleh yang didasarkan pada pemahaman individu itu sendiri.

d. Kemampuan (capacity)Perkembangan kemampuan remaja dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik mempengaruhi proses penyesuaian diri remaja.

e. Kepribadian Kedinamisan kepribadian remaja akan mewarnai proses penyesuaian diri remaja tersebut.

G. IMPLIKASI PROSES PENYESUAIAN DIRI REMAJA BAGI PENDIDIKAN

Proses penyesuaian diri remaja membawa implikasi imperaktif yang penting bagi intervensi pendidikan. Intervensi edukatif yang dapat dilakukan adalah :

a. Dalam lingkungan keluarga diciptakan interaksi edukatif antara orang tua dan remajanya

b. Orang tua hendaknya jangan menimbulkan stimulus yang negatif untuk remaja

Page 34: Ringkasan Ppd

c. Hindari perkembangan identifikasi menyilang pada remajad. Perlu menciptakan kegiatan yang bersifat edukatif dan didalamnya menuntut

kemampuan remaja untuk melakukan interaksi.