resume jurnal
TRANSCRIPT
![Page 1: Resume Jurnal](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082406/557202fe4979599169a46561/html5/thumbnails/1.jpg)
RESUME JURNAL
Neuronal voltage-gated sodium channel subtypes: Keyroles in inflammatory and neuropathic pain
Resume Oleh : PUTU INDAH SARASWATI - 260110100054
Jurnal ini berjudul tentang Kanal Ion Natrium Teraktivasi Voltase sebagai kunci dari pengaturan
inflamasi dan nyeri neuropatik. Jurnal ini dibuat oleh J. Ekberg, D.J. Adams dan merupakan
jurnal biokimia dan biologi sel internasional. Didalam jurnal ini dibahas mengenai berbagai
struktur, fungsi, dan regulasi dari VGSCs terutama pada subtipe VGSC yang terlibat dalam nyeri
inflamasi dan neuropati
Suatu kanal ion natrium teraktivasi voltase adalah suatu protein membrane yang besar yang
terdiri dari sebuah subunit α yang membentuk pori-pori Natrium dan subunit β terasosiasi yang
memodulasi komponen biofisik pada kanal. Sehingga kanl ion natrium teraktivasi voltase dapat
memediasi munculnya potensial aksi pada sel. Selain itu kanal ion natrium teraktivasi voltase ini
memiliki peranan yang sangat penting dalam memberi rangsangan saraf. Sehingga berbagai
regulasi dari aktivitas kanal ion natrium teraktivasi voltase seperti trasnkripsi, pasca-translasi,
modifikasi, dan pengambilan subtype dari kanal ion natirum teraktivasi voltase yang dapat
disingkat VGSCs dapat menyebabkan perubahan yang signifikan dalam rangsangan saraf. Suatu
nyeri inflamasi dan neuropatik ditandai dengan perubahan dalam komposisi subtype dari VGSC
dan aktivitas di neuron sensorik. Perubahan dari ekspresi subtype VGSC ini dapat menyebabkan
hipereksatibilitas dan pada kondisi tertentu dapat menyebabkan penyakit seperti epilepsi, stroke,
dan nyeri.
Seperti telah dijelaskan bahwa VGSC memiliki 2 jenis subunit yaitu subunit α dan β. Subunit α-
dan β- dari kanal ion natrium berinteraksi melalui domain ekstraselulernya dengan konfigurasi
1α; 2β. Pada subunit α yang berjumlah sekitar 260 kDa terdiri atas lebih dari 1800 asam amino
dengan 4 internal domain homolog, yang masing-masing berisi 6 spanning membrane heliks (S1-
S6). Dalam keadaan terjadinya potensial aksi transit dari kanal ion natrium, melalui 3 keadaan,
yaitu tertutup, terbuka, dan inaktif. Sedangkan aktivasi dari kanal ion natrium teraktivasi voltase
itu sendiri dimediasi oleh heliks S4, dan inaktifasinya dimediasi oleh motif yang ada di sisi
sitoplasma dari saluran loop intraseluler yang menghubungkan domain III dan IV. Sedangkan
![Page 2: Resume Jurnal](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082406/557202fe4979599169a46561/html5/thumbnails/2.jpg)
pada subunit β mengadopsi immunoglobulin yang terlipat dengan intraseluler C-terminus,
dimana 1 membran mencakup domain dan dua ekstraseluler β-sheet.
Terjadinya ekspresi saraf VGSC dimodulasi oleh faktor pertumbuhan saraf (NGF) dan factor
neuropatik glial yang diturunkan (GDNF). Diketahui bahwa faktor-faktor pertumbuhan ini
mengatur tingkat mRNA dari VGSC. Secara umum, fosforilasi meningkatkan amplitudo pada
subtype TTX-R VGSCs, namun memberikan efek berlawanan pada subtype TTX-S . Fosforilasi
dan tambahan β-subunit dapat memodulasi amplitudo serta kinetika transisi antara bagian, bisa
terbuka dan tertutup atau tidak aktif. Selain mengatur sifat biofisik dari kanal ion natrium, β-
subunit juga dapat memodulasi sel tingkat permukaan oleh anchoring kanal ion natrium ke
sitoskeleton.
Nyeri itu sendiri dapat diklasifikasikan sebagai inflamasi / neuropatik. Nyeri inflamasi
disebabkan oleh cedera jaringan atau peradangan dan dapat dikurangi dengan obat seperti non-
steroid anti-inflamasi (NSAIDs), sedangkan kerusakan langsung pada saraf menyebabkan nyeri
neuropatik, yang refraktur terhadap rezim nyeri normal. Secara signifikan, baik daerah nyeri
inflamasi dan neuropatik ditandai dengan perubahan dalam komposisi subtipe VGSC dan
ekspresi dalam neuron sensorik.
Nyeri inflamasi itu sendiri dapat ditandai dengan peningkatan dari subtype TTX-R pada
kanal ion Na+ dan terjadinya peningkatan parallel pada ekspresi Nav1.8 di dalam neuron
ganglion akar dorsal. Mediator inflamasi lainnya juga menyebabkan terjadinya fosforilasi Nav1.8
dan terjadinya peningkatan amplitude dari Na+, sehingga fosforilasi menyebabkan pergeseran
hiperpolarisasi. Penurunan neurotrophins pada Nav1.8 dan Nav1.9 menyebabkan terjadinya
penurunan transkripsi mRNA. Penurunan transkripsi mRNA inilah yang dapat menyebabkan
rangsangan nyeri neuropatik. Namun, Lai et al, telah menemukan bahwa ternyata dengan
antisense knockdown dari Nav1.8 terbukti dapat melemahkan perilaku nyeri neuropatik. Pada
Nav1.9 yang diidentifikasi sebagai nociceptors, regulasi dari Nav1.9 itu sendiri dapat
mempengaruhi rangsangan saraf DRG dan berkontribusi untuk berbagai jenis rasa sakit.
Mengingat adanya efek depolarisasi yang disebabkan oleh Nav1.9 pada pontensial membrane
istirahat, regulasi dari Nav1.9 dapat menggeser potensial membrane lebih dekat ke ambang
aktivasi subtype VGSC dan merangsang hipereksitabilitas. Selain itu, G-protein yang jalurnya
![Page 3: Resume Jurnal](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082406/557202fe4979599169a46561/html5/thumbnails/3.jpg)
ditambah, yang dikenal untuk bertindak sebagai hilir meditors inflamasi, mengatur Nav1.9 untuk
meningkatkan rangsangan saraf
KESIMPULAN
Regulasi aktivitas VGSC dalam neuron sensorik sangat kompleks karena adanya
beberapa subtipe VGSC dan jalur regulasinya. Sedangkan peran yang tepat dari masing-masing
subtipe Nav pada daerah nyeri masih harus dijelaskan, studi terakhir subtipe spesifik KO telah
meningkatkan pemahaman tentang peran penting dari subtipe VGSC untuk berbagai penyebab
nyeri. Akibatnya, ada peningkatan kebutuhan untuk menemukan inhibitor selektif / modulator
subtipe Nav sebagai agen terapi yang potensial. Strategi terapi alternatif dapat meliputi
mengganggu interaksi protein-protein yang mengubah aktivitas VGSC. Dengan demikian,
identifikasi jalur regulasi, seperti yang terlibat dalam penyisipan dan pengambilan (omset), dapat
mengarah pada pengembangan terapi baru menargetkan nyeri neuropatik dan inflamasi. Strategi-
strategi ini juga dapat melibatkan penggunaan pendekatan molekuler, seperti mengganggu RNA
pendek (siRNA) untuk secara khusus membungkam pengkodean gen subtipe Nav atau protein
regulasinya.